BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Pada bagian kajian teori dan haasil penelitian yang relavan ini, penulis akan megkaji teori-teori yang berkaitan dengan Media Pembelajaran, Media Pembelajaran LCD Proyektor, Minat Belajar, Hasil Belajar dan beberapa penelitian yang relavan lainnya. 1.
Pengertian Media Pembelajaran a.
Pengertian Media Media bagi masyarakat umum akan dituju pada media cetak, media elektronik, maupun media hiburan. Namun bagi praktisi pendidikan atau orang yang berkecimpung di dunia pendidikan ketika berbicara tentang media akan langsung tertuju pada media pembelajaran. Menurut Arsyad (2010: 3 dan 4) berasal dari bahasa Latin medius yang memiliki arti tengah, perantara, atau pengantar. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Menurut Anitah (2009: 124) mendefinisikan media merupakan perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu sumber pesan dengan penerima pesan. Dari kedua pendapat tersebut sama-sama menyebutkan bahwa yang dimaksud media merupakan sebuah sarana atau alat penghubung. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas Djamarah dan Zain (2010: 121) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan. Dan menurut Sumantri dan Permana (2001: 152) menyatakan secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media selain sebagai sebuah alat perantara tetapi juga memiliki suatu tujuan yaitu menyampaikan pesan dari pengirim menuju penerima. 7
8 Dari pendapat-pendapat ahli tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media adalah suatu perantara atau penghubung yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan (sumber pesan) ke penerima pesan. Dengan adanya media, pesan yang disampaikan dapat mudah diterima oleh penerima pesan sehingga pesan yang disampaikan dapat utuh sepenuhnya efektif dan efisien dalam penyampaiannya. b. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Rahardjo (1984: 48) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, adapun pesan yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran dengan tujuan terjadinya proses belajar. Menurut Hamdani (2011: 90) secara singkat menyatakan media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dari kedua pendapat tersebut sama-sama menyebutkan bahwa yang dimaksud media pembelajaran merupakan sebuah wadah atau alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Sukiman (2012: 29) secara lebih detail menyatakan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Kemudian Anitah (2008: 1) menemukakan
bahwa
media
pembelajaran
berarti
sesuatu
yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Pada pendapat ini ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran memiliki tujuan untuk mengantarkan pesan dalam proses pembelajaran.
9 Dari pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat atau wadah untuk membantu dalam proses pembelajaran baik itu digunakan di dalam maupun di luar kelas dalam rangka komunikasi dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah penyampaian pesan oleh pendidik kepada peserta didik secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan
ketertarikan
peserta
didik
dalam
proses
kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan dengan hal di atas, hasil penelitian Maharesti, Wiwit. (2014) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru dapat meningkatkan prestasi dari siswa. c.
Jenis – jenis Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran dibagi menjadi 2 kategori, yakni media pembelajaran by design dan media pembelajaran non by design. Media pembelajaran by design yakni media pembelajaran yang secara khusus dibuat dan dirancang untuk kegiatan pembelajaran, media pembelajaran ini biasanya telah diproduksi secara komersil sehingga mudah
ditemukan
di
pasaran,
pendidik
tinggal
memilih
dan
memanfaatkannya. Contoh: gambar, bagan, poster, peta, film, LCD Proyektor, dan masih banyak lagi. Media pembelajaran non by design yakni segala sesuatu di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran tanpa dibuat dan dirancang khusus sebagai media pembelajaran, media pembelajaran ini oleh Rahardjo (1984: 64) dan Anitah (2009: 127) disebut media pembelajaran by utilization. Contoh: koran, peristiwa, pasar, museum, lingkungan, taman budaya, pengadilan, dll. d. Fungsi Media Pembelajaran Media
pembelajaran
memiliki
fungsi
yang
sangat
besar,
dikarenakan media pembelajaran adalah suatau wadah atau alat yang
10 digunakan oleh guru (sumber) untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik (penerima). Menurut Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan motivasi yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2010: 15). Menurut Riyana (2012: 13) menemukakan secara umum fungsi media mempunyai kegunaan antara lain: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
e.
Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan dapat membuat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat memaksimalkan fungsi dari media pembelajaran itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya pertimbangan yang matang dalam pemilihannya. Pertimbangan pemilihan media menurut Rahardjo (1984: 63-64) dalam pemilihan media pembelajaran yang harus diperhatikan adalah: 1) Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran 2) Familiaritas media pembelajaran, dan 3) Adanya sejumlah media pembelajaran lain sebagai pembanding.
11 Menurut Munadi (2013: 185) mengemukakan dasar pemilihan media untuk pembelajaran adalah: 1) Karakteristik siswa 2) Tujuan belajar 3) Sifat bahan ajar 4) Pengadaan media 5) Sifat pemanfaatan media. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa terdapat tiga hal dasar dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat, yaitu : karakteristik siswa (peserta didik), materi pelajaran, dan alokasi waktu. Pendidik (guru) harus terlebih dahulu mengenali karakteristik para peserta didik, baik dari segi daya pikir dan daya tangkapnya, hal ini untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk peserta didik, sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam pemilihan media pembelajaran pendidik harus mampu menyesuaikan alokasi waktu dengan baik, waktu pembelajaran pagi tidak bisa disamakan dengan waktu pembelajaran siang, durasi pembelajaran yang lama tidak bisa disamakan dengan durasi pembelajaran yang pendek, perlu juga dilihat mata pelajaran sebelumnya apakah termasuk yang ringan atau berat, maka dari itu pendidik diharapkan mampu menyesuaikan alokasi waktu dengan media pembelajaran yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dengan media pembelajaran yang tepat. 2.
Pengertian Media Pembelajaran LCD Proyektor a.
Pengertian LCD Proyektor LCD (Liquid Crystal Display) merupakan penggabungan antara Note Book atau laptop dengan LCD proyektor sebagai hardwarenya, kemudian program yang sudah didesain dan tersusun di dalam laptop
12 sebagai softwarenya. LCD (Liquid Crystal Display) termasuk ke dalam kategori media audio visual gerak, karena dapat menyajikan berbagai tampilan informasi berupa audio, visual diam, maupun gabungan audio visual gerak. LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. LCD proyektor adalah perangkat yang dapat menampilkan gambar dalam ukuran besar dan biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam presentasi. Input dari LCD proyektor berasal dari komputer dan disambungkan melalui kabel data berupa USB sehingga akhirnya dapat tampil di layar yang berukuran besar. Pada prinsipnya proyektor LCD sama dalam bentuk perangkat elektroniknya dengan komputer biasa, perbedaannya hanya pada monitor (display) saja. Alat ini dapat digunakan dalam
ruangan untuk
menampilkan program yang diperlukan. Keuntungan dari proyektor LCD ini adalah layar pada monitor dapat ditampilkan kedalam bentuk gambar atau layar yang lebih besar seperti proyektor pada umumnya. b. Karakteristik LCD Proyektor Setiap proyektor memiliki karakteristik berbeda-beda bila ditinjau dari teknologinya. Liquid Crystal Display disebut juga teknologi transmisife, yakni meneruskan cahaya. Sebab cahaya yang masuk pada Liquid Crystal Display setelah melalui proses penyaringan menggunakan
13 cermin Dichroic akan diteruskan secara langsung ke layar proyektor. Cermin Dichroic atau disebut juga Dichroic Mirror memisahkan warna menurut gelombangnya. Ada tiga warna dasar yang dihasilkan oleh cermin tersebut yaitu merah, biru, dan hijau. Ketiga warna ini dihasilkan dengan tiga cermin yang masing-masing menyaring warna berbeda. Teknologi Liquid Crystal Display sudah dianggap cukup stabil dan biaya panelnya cukup rendah, sehingga memungkinkan menggunakan tiga panel Liquid Crystal Display sekaligus dalam satu proyektor. Hal ini membuat gambar yang dihasilkan proyektor memiliki warna yang cukup bagus. Begitu pula halnya dengan cahaya yang sudah sangat baik.
c.
Pemanfaatan LCD dalam Media Pembelajaran Pemanfaatan LCD, banyak digunakan untuk presentasi siswa maupun pemberian materi oleh pengajar , teknologi LCD ini ternyata memiliki banyak kekurangan apabila tidak dipergunakan secara wajar, wajar disini mempunyai arti penggunaan LCD digunakan se-efisien mungkin, artinya tidak semua pengajar menjadi bergantung pada LCD dan menggunakanya
setiap
saat.
Harus
ada
keseimbangan
dalam
penggunaanya, karena ternyata banyak murid kesulitan dalam memahami materi pelajaran terutama untuk mata pelajaran yang menggunakan dasar teori hitungan. Teknologi LCD ini sebenarnya sangatlah membantu dalam proses pembelajaran karena memudahkan semua pihak, baik pengajar maupun murid. Untuk dapat memanfaatkan media LCD dalam proses pembelajaran dengan hasil optimal, dapat dilakukan dengan cara berikut : 1) Dengan alat penunjuk Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi bukan layar.
14 2) Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan. 3) Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay) Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat ditumpangkan pada lembar pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan penyajian tersebut. 4) Menghidupkan dan mematikan Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa pada layar. Berkaitan dengan hal di atas, hasil penelitian Taufiq, Muhammad Afwan. (2014) dan hasil penelitian Wulandhari, Rulia Dewi. (2015) membuktikan bahwa penggunaan Media Pembelajaran LCD Proyektor memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran siswa. d. Kelebihan LCD Proyektor Kelebihan dari media LCD (Liquid Crystal Display) itu sebagai berikut: 1) Mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar, teks, video, dan animasi. 2) Dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronik lainnya seperti computer, televisi, kamera, VCD/DVD player dan lain-lain. Dengan kelebihan LCD Proyektor yang diuraikan di atas, guru dapat menyampaikan materi tanpa harus menuliskan terlebih dahulu di papan tulis, guru dapat menekankan materi pembelajaran dan memiliki waktu
15 yang lebih untuk berinterkasi dengan siswa. e.
Kekurangan LCD Proyektor Kekurangan dari media LCD (Liquid Crystal Display) itu sebagai berikut: 1) Karena kelebihan pada media pembelajaran LCD Proyector guru memanfaatkan untuk menggantikan peran mereka. Sehingga banyak guru
lupa
memberikan
penjelasan/kesimpulan
pada
materi
pembelajaran. 2) Banyak materi hasil copy paste tanpa mempertimbangkan karakteristik siswa.
3.
Pengertian Minat Belajar a.
Pengertian Minat Banyak hal yang menjadi faktor dalam suatu proses pembelajaran, salah satunya adalah minat. Tanpa adanya suatu minat maka siswa tidak akan mengikuti suatu proses pembelajaran dengan baik, karena siswa tmerasa kurang tertarik dengan proses pembelajaran tersebut. Menurut Witherington (Sutarno,2006: 82) menyatakan bahwa “Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal, atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”. Menurut Doyles Fryer (Nurkancana & Sunartana,1986: 229) berpendapat bahwa, “minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”. Secara singkat penulis merumuskan bahwa pengertian minat lebih kepada perasaan individu objek, aktivitas,dan situasi. Dengan kata lain minat merupakan suatu kecenderungan objek atau suatu kegiatan yang digemari dengan perasaan senang dan aktif dalam berbuat. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan
16 proses belajar yang dilandasi oleh perasaan senang dan tertarik dalam proses pembelajaran tersebut sehingga siswa dapat berperan aktif sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan dengan hal di atas, hasil penelitian Noviyanti, Yohana Budi. (2014) menunjukkan bahwa minat belajar siswa memiliki pengaruh yang psositif terhadap hasil belajar siswa. b. Macam – macam Minat Minat memiliki banyak macamnya hal itu didasarkan oleh sudut pandang dan karakteristinya. Anita (2009: 204) menyatakan ada dua macam minat (interest) yaitu personal (individu) dan situasional, yang penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Personal Interest Personal interest merupakan aspek yang lebih enduring (tahan lama) pada diri seseorang, misalnya kecenderungan enduring untuk tertarik atau menikmati subjek-subjek seperti bahasa, sejarah, atau matematika, atau aktifitas-aktifitas seperti olah raga, musik atau film. Siswa dengan minat individual pada belajar secara umum berusaha mencari informasi baru dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap sekolah. 2) Situasional Interest Situasional interest adalah aspek yang berumur lebih pendek dari aktifitas, teks, atau materi yang membangkitkan dan mempertahankan perhatian siswa. Secara singkat penulis menyimpulkan bahwa minat personal dan situsional sama-sama penting dalam proses kegiatan belajar. Baik minat personal maupun minal situsional sama-sama membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran dan membuat siswa menjadi memiliki hasil belajar yang tinggi.
17 c.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat, menurut Elisabet B Hurlock (1980: 116) aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan minat seseorang, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Kedua aspek tersebut dapat dijelaskan penulis sebagai berikut : 1) Aspek Kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya siswa akan menganggap bahwa sekolah adalah tempat untuk mereka belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan sebagai
tempat
untuk
memperoleh
kesempatan
bergaul
dan
bersosialisasi dengan teman sebaya. 2) Aspek Afektif Aspek afektif ini dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang dilakukan. Aspek ini juga berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru, teman sebaya, dan sebagainya. Siswa yang mempunyai
pengaruh
baik
dengan
guru
biasanya
akan
mengembangkan sikap yang positif. Sebaliknya, jika siswa pernah mendapatkan
pengalaman
yang
buruk
dengan
guru
dapat
menimbulkan sikap yang negatif dan bahkan melemahkan minat siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan faktorfaktor yang mempengaruhi minat yaitu adanya kebutuhan yang timbul dari diri seseorang itu sendiri atas dasar kesadaran diri. Ada pula yang timbul karena motif tertentu misalnya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik atau nilai yang tinggi. Serta ada pula yang memiliki minat karena faktor emosional. Selain dapat ditumbuhkan, minat juga dapat berkembang. Perkembangan minat diiringi oleh dua aspek yaitu aspek kognitif yang
18 berpengaruh dengan rasa keingintahuan (curiousity) dan aspek afektif yang brepengaruh dengan pengalaman pribadi seseorang. d. Pengertian Belajar Makna belajar yang sebenarnya tidak hanya tentang belajar di sekolah atau di lembaga pendidikan, tetapi juga belajar di lingkungan sosial atau pun kehidupan sehari-hari. Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar merupakan hasil dari proses pengalaman atau latihan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 10) mengemukakan bahwa “belajar adalah kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai”. Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010: 11) menjelaskan bahwa belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi belajar merupakan proses aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan baru yang berdampak pada perubahan individu yang berupa perkembangan kepribadian dan perubahan tingkah laku, yakni berupa kecakapan (kompetensi), keterampilan, sikap, pengetahuan,
perilaku,
kebiasaan,
pengertian,
penghargaan,
dan
penyesuaian diri. Adapun proses belajar itu sendiri dapat melalui pengamatan,
mendengarkan,
membaca,
meniru,
pelatihan,
serta
pengalaman. Proses belajar ini akan dilakukan oleh manusia seumur hidup dan tanpa mengenal batasan usia.
e.
Tujuan Belajar Tujuan belajar merupakan hasil dari proses belajar yang ditandai dengan tercapainya tugas-tugas belajar meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap baru yang dicapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu
19 deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Bloom dalam Azwar (2007: 60) menjelaskan tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Ranah kognitif, meliputi: a) Pengetahuan b) Pemahaman c) Penerapan d) Analisis e) Sistesis f)
Evaluasi
2) Ranah afektif, meliputi: a) Kemampuan menerima b) Kemampuan menanggapi c) Berkeyakinan d) Penerapan kerja e) Ketelitian 3) Ranah psikomotorik, meliputi: a) Gerakan tubuh b) Koordinasi gerak c) Komunikasi non verbal d) Perilaku bicara.
f.
Minat Belajar Minat belajar merupakan suatu dorongan yang mengarahkan siswa untuk lebih giat lagi dalam melakukan pembelajaran. Minat belajar berperan sangat penting danmempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku siswa. Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan berbeda dengan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.
20 Menurut W.S Winkel (2004: 188) “Minat belajar adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Menurut Slameto (2003: 180), “Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan belajar pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Di bawah ini merupakan ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar menurut Slameto (2003: 58), antara lain: 1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. 2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. 4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. 5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Minat memiliki pengaruh yang besar bagi siswa, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab dianggap tidak menarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengaruh antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukkan pada siswa tentang bagaimana pengetahuan atau kecakapan
21 tertentu
mempengaruhi
dirinya,
melayani
tujuan-tujuannya,
dan
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.
4.
Pengertian Hasil Belajar a.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk penilaian dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Slameto (2003: 2), “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”, Menurut Nana (2005: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses dan pengalaman belajar dan ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Tipe Hasil Belajar Hasil belajar memiliki klasifikasi berdasarkan ranahnya, menurut Benjamin Bloom pada tahun 1956 yang secara garis besar klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
22 2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotoris, yaitu gerakan refleks,
ketrampilan
gerakan
dasar,
kemampuan
perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut merupakan objek penilaian dalam hasil belajar, diantara ranah tersebut ranah kognitiflah yang sering dinilai oleh guru di sekolahan karena berkaitan dengan kemampuan para siswa menguasai isi pelajaran. Dalam penelitian ini, indicator untuk hasil belajar adalah nilai ulangan Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X SMK 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017.
c.
Penilaian Hasil Belajar Evaluasi atau penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang bias dipakai untuk mengetahui keberhasilan siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian juga berarti suatu proses yang mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar dari peserta didik atau suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Ini membuktikan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut hasil belajar saja melainkan juga menyangkut semua proses belajar dan mengajar. Pengertian lebih luas menyatakan bahwa evaluasi tidak hanya menyangkut hasil belajar anak didik tetapi juga masalah metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.
23 Pada dasarnya evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan berencana serta berkesinambungan. Maka dari itu, tidak heran jika ragamnya begitu banyak, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Berikut ini merupakan ragam evaluasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006: 143): 1) Pre tes dan post tes Pre tes ini oleh pendidik diberikan secara rutin ketika akan memulai materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi pengetahuan peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari. Evaluasi ini berlangsung singkat dan tidak harus terdapat instrumen tertulis. Pos tes merupakan kegiatan evaluasi yang lakukan pada akhir penyampaian materi pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana penyerapan materi pelajaran oleh peserta didik. 2) Evaluasi prasyarat Evaluasi prasyarat bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran lama yang telah diajarkan sebagai dasar dari materi pelajaran yang baru. 3) Evaluasi diagnostik Evaluasi diagnostik bertujuan untuk mencari bagian yang masih belum dikuasai oleh peserta didik. Instrumen evaluasi ini dititik beratkan pada pembahasan tertentu yang dipandang membuat peserta didik mengalami kesulitan. 4) Evaluasi formatif Merupakan evaluasi terstruksi pada akhir pelajaran untuk memperoleh umpan balik guna membuat pengajaran remedial pada bagian yang dirasa sulit oleh peserta didik.
24 5) Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik pada akhir periode pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Jadi, proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru. Guru perlu untuk mengenal karakteristik dari berbagai jenis media pembelajaran dan mengenali karakteristik kelas tempatnya mengajar. Di samping itu, guru juga harus kreatif dan mampu memilih jenis media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar. Jenis media pembelajaran yang dipilih perlu disesuaikan dengan kompetensi dasar, pengalaman belajar, materi ajar, serta strategi pembelajaran yang telah dirancang. Salah satu jenis media pembelajaran
tersebut adalah LCD proyektor, penggunaan LCD proyektor
dirasakan mampu membantu dalam penyampaian proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor yang sesuai dalam proses pembelajaran diharapkan akan menjadikan proses pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga, penggunaan media pembelajaran LCD proyektor (X1) diperkirakan akan
25 berpengaruh positif terhadap hasil belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo. 2.
Pengaruh yang positif antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Minat belajar merupakan suatu sikap sadar yang disertai rasa senang sehingga menimbulkan perhatian, konsentrasi, serta rasa ingin tahu yang tinggi terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya minat yang tinggi pada suatu mata pelajaran tertentu tentu akan membuat siswa memberikan perhatian yang lebih besar terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dimungkinkan pencapaian hasil belajarnya juga akan lebih tinggi dibanding siswa lain yang memiliki minat lebih rendah dari mata pelajaran tersebut. Keberadaan minat dirasa penting, karena dengan adanya minat pada diri siswa akan membangkitkan motivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya sehingga akan mendorong ia untuk belajar dengan giat. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia akan merasa enggan untuk belajar, dan ia tidak akan memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dihafalkan dan disimpan didalam ingatan siswa. Oleh karena itu, adanya minat belajar (X2) yang besar pada siswa dimungkinkan berpengaruh positif terhadap hasil belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo.
3.
Pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor oleh guru dan adanya minat belajar siswa sama-sama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Ketepatan dan kreativitas guru dalam memilih dan mengaplikasikan jenis media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang
26 ketertarikan siswa terhadap bahan pelajaran. Selain itu, media pembelajaran LCD proyektor dapat digunakan untuk membantu guru, yaitu dalam memberikan informasi atau isi pelajaran sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Minat belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk menekuni mata pelajaran yang diminatinya tersebut agar mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan demikian dua faktor tersebut yaitu penggunaan media pembelajaran LCD proyektor (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama
akan
berpengaruh positif terhadap
hasil
belajar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo. Adapun model kerangka berpikir antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
X1 Y X2 Gambar. 2.1. Kerangka Berpikir Penjelasan: X1 : Media pembelajaran LCD Proyektor X2 : Minat belajar siswa Y : Hasil Belajar Siswa
27 C. Hipotesis Adapun hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo.
2.
Terdapat pengaruh yang positif antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo.
3.
Terdapat pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo.