“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) Saudara-saudari seiman yang dikasihi Kristus! Musim dingin telah tiba di awal bulan Juni ini dengan hujan, angin dan cuaca dingin khas Melbourne, tepat seperti kata orang, winter has come with a vengeance. Semoga semua kita sehat dan tetap menjalankan tugas dan kegiatan harian kita tanpa halangan yang berarti di musim dingin ini. Dan kita tidak perlu cemas karena sesudah musim dingin akan tiba musim semi dengan cuaca yang lebih bersahabat. Kita yang tinggal di Melbourne sebenarnya beruntung karena dengan pergantian empat musim setahun, suasana alam sekitar dan hidup kita menjadi lebih bervariasi. Kita baru saja melewati bulan Mei, bulan Rosario di mana kita secara khusus berdoa Rosario baik secara pribadi maupun dalam kelompok, entah per wilayah atau kelompok-kelompok lain dalam KKI Melbourne. Pada penutupan bulan Mei yang lalu yang kebetulan jatuh pada hari Minggu, saya berkesempatan ikut dalam sebuah kelompok kecil berziarah ke Our Lady of Ta Pinu di Bacchus Marsh dan berdoa rosario di kapel KKI di sana. Pengalaman ziarah tersebut saya sharingkan di sini dengan para pembaca lewat sebuah artikel singkat. Sesudah sekian waktu kita menunggu keputusan Bapa Uskup Agung Melbourne mengenai chaplain KKI, akhirnya kita mendapat berita gembira yang disampaikan lewat pengumuman ketua KKI Melbourne sdr Prabudi pada tanggal 5 Mei yang lalu dalam milis KKI. Berikut ini adalah teks lengkapnya: ROMO BONE RESMI MENJADI CHAPLAIN KKI Pada tgl 20 April yang lalu, Uskup Agung Melbourne, Mgr Denis Hart, telah mengeluarkan surat resmi menunjuk Romo Bonifasius Buahendri SVD untuk menjadi Chaplain KKI untuk 3 tahun ke depan. Kontrak kerja untuk Chaplain KKI dilakukan antara SVD Australia bersama dengan Keuskupan Agung Melbourne. Romo Bone akan dibantu oleh tim imam dari SVD di Melbourne dalam pelayanan untuk komunitas kita. Selamat bekerja untuk Romo Bone. Romo Bone juga memperkenalkan misi pelayanan pastoral dalam 4 pilar yaitu memperteguh sumber ajaran kita lewat pengenalan kitab suci, pelayanan untuk keluarga muda, pengembangan iman untuk anak anak, dan pembinaan kaum muda katolik Indonesia. Kita bersyukur atas berita gembira ini, apalagi Romo Bonifasius praktis telah menjalankan tugas pelayanan sebagai chaplain kita sejak Romo Wahyu meninggalkan Melbourne setahun yang lalu.
EDISI Juni 2015
MISA KKI Minggu, 5 Juli 2015 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 12 Juli 2015 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC Pukul: 11.00 Minggu, 19 Juli 2015 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 26 Juli 2015 St. Paschal 98-100 Albion Rd Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church
631 Bourke Street Beberapa tulisan dapat Anda ikuti dalam warta KKI edisi Juni ini selain sharing ziarah Melbourne VIC ke Ta Pinu yang disebutkan di atas. Pertama tulisan Ketua KKI sdr Prabudi Darmawan Pukul: 18.00 yang berjudul “Make Great Choice” yang berisi informasi kegiatan KKI dan ajakan bagi warga KKI untuk aktif berpartisipasi dalam kepengurusan dan kegiatan-kegiatan KKI, khususnya kepengurusan KKI periode 2015 - 2018. Kedua, tulisan Ivan Ciputra Halim yang menggugah mengenai awal mula keterlibatan dan komitmennya dalam Mudika/KKI. Ivan, mantan ketua Mudika, belum lama ini pulang for good dan bekerja di Malang membantu bisnis ayahnya. Bagus sekali bahwa Ivan tetap menjalin kontak dengan KKI dan mau menyumbang untuk KKI. Tulisan ketiga berjudul “Talenta” adalah sumbangan sdr Franciscus Suryana yang berisi refleksi dan ajakan untuk merenungkan makna talenta seperti yang disampaikan dalam Injil Matius. Selamat membaca dan semoga berguna. 1
MAKE GREAT CHOICE – KKI
Oleh Prabudi Darmawan, Ketua KKI Melbourne Periode 2012 -2015 If you seek enlightenment for yourself simply to enhance yourself and your position, you miss the purpose; if you seek enlightenment for yourself to enable you to serve others, you are with purpose. …demikian menurut Dalai Lama. Berikut saya rangkumkan pengamatan saya dalam 3 tahun terakhir ini selama berada di KKI. Di bawah ini adalah beberapa, daftar aktifitas di wilayah wilayah dan kategorial sangat banyak dan beragam, dan dinamis: · MISA KKI: Setiap bulannya tidak kurang ada 10 misa reguler yang dipimpin Chaplain KKI, 4 di antaranya adalah misa hari minggu di Laverton, Boxhill, Port Melbourne dan St Francis. Misa misa ini diasuh oleh banyak orang, Arie, Melia, Heru, Michel, Arman, Swan, Yovi, Edwina diantaranya. Misa di Boxhill sudah bukan lagi menjadi benchmark dari kegiatan KKI. KKI sekarang sangat berbeda dengan 10 tahun yang lalu. · Yang unik dari Misa St Francis KKI: it’s the oldest church in Melbourne and we’re there. Setelah habis misa ada acara ramah tamah, yang konsisten menyiapkan hidangan sesudah misa yang “gratis namun lezat” (atau “lezat namun gratis”) adalah dari wilayah St Paulus. Tim yang tangguh Edwina dan her beloved Srilankan quiet achiever Premit serta Ella and sister. · Misa di luar hari Minggu ada 6: misa Jumat pertama KTM di Camberwell, misa Sabtu pertama mudika, misa Sabtu pertama di wilayah Benediktus, misa Sabtu kedua di wilayah st Maria, misa vigil Sabtu ketiga di wilayah Theresia, misa Sabtu ke-empat PDKKI. Acungan jempol proficiat untuk para koordinator misa-misa ini. Anda semua membawa umat untuk selalu mengenang Yesus dan mengenalNya lebih dekat. · Sekolah Minggu: Di setiap misa hari Minggu KKI ada pelayanan sekolah minggu untuk anak anak, sekarang ini dikoordinir oleh tim dari Mudika dan AIKA. Yang menarik dari kegiatan sekolah minggu ini adalah temanya selalu dikaitkan dengan tema misa pada hari itu. All of you have done a great job. · Di bawah KKI, ada juga pelayanan pastoral melalui Komisi Keluarga dan sakramental, menyelenggarakan baptisan bayi dan orang dewasa, kursus persiapan perkawinan, rekoleksi dan retret, dan pendampingan orang muda. Siapa yang tidak kenal Oom Richard dan Tante Leelian bersama tim Komisi Keluarga, Roy dan Nur. Retret retret bertema khusus juga dilakukan secara berkala oleh PDKKI, Mudika dan KTM setiap tahunnya. And they were mostly excellent retreats. · Selain aktifitas di atas, ada juga kegiatan lain seperti KONSER MUSIK menyambut Paskah yang dilaksanakan dengan sukses 2 bulan lalu. Ada tiga Uskup Melbourne yang hadir dan sangat terkesan dengan kualitas konser yang dibawakan. Mengadakan konser seperti ini tidaklah mudah, dan KKI membuktikannya melalui tangan dingin Ratna, didukung oleh Robin, Swan, Andi, Maggi, dan Christian, serta seluruh penyanyinya. · Acara acara besar Paskah, Natal dan Perayaan 17 Agustus, Hut KKI dll. Semuanya dilaksanakan secara berkala setiap tahun. Dalam event event tersebut, umat KKI biasanya nemplok tumpah ruah. Karena sekarang ini umatnya sudah tersebar, kita bisa tetap berkumpul sebagai keluarga dalam event event khusus ini. Koordinasi dari tim Melia dan Theresa sangat efektif dalam menjalankan kegiatan ini. · Pelayanan untuk kegiatan sosial orang tua dan orang orang yang sedang menderita sakit pun kita adakan secara berkala, paling kurang setahun 2 kali. Surprising melihat banyak sekali umat senior yang tinggal di Melbourne. Kita sangat berhutang dengan efisiensi dari tim yang dipimpin Paulus Ang dan Oom Chandra/Tante Poppy.
2
· Penggalangan dana untuk kegiatan kegiatan sosial dilakukan melalui penyaluran sumbangan ke GOTAUS. Tim Sosial KKI terus merangsang hasrat umat untuk menyumbang melalui sarana ini. Dana GOTAUS ini sudah mendapatkan persetujuan dari Uskup Melbourne. KKI adalah bagian tidak terpisahkan dari Keuskupan Agung Melbourne. Pak Yanto dan Lia Tanamas selalu siap berdiri di depan saya dan Matius setiap kali pengumpulan dana ini sudah due. · Komunikasi antar umat dilakukan via email, i-miki, website dan facebook, berikut Warta KKI yang sudah hadir sejak abad yang lalu dan terus setia hadir untuk para pembacanya setiap bulan. Konsistensi yang gigih dari para moderator, editor dan penulis yang tergabung dalam tim Infokom KKI.Tim yang bekerja di belakang layar komputer kita ini sangat kompeten, Hanny San, Eric, Yoga, Adrian, Kevin, Oom Rufin, Oom Ben Sugiya dan Pak Istas, juga para editor dan percetakan, Edy Lianto dan Cipto. · Pemasukan KKI diperoleh melalui Sumbangan kolekte. Secara keseluruhan, pemasukan melalui kolekte ini mengalami kenaikan. Umat yang hadir di Misa St Francis dan di Laverton sekarang ini sangat banyak. Jumlah kolekte dari kedua misa tsb secara konsisten terus naik. Perlu diketahui, KKI membayar uang sewa gereja di masing masing misa, fee-nya bervariasi antara $100 sampai dengan $250 untuk setiap misanya. O ya, masa pakai gereja saja musti bayar. He..he... emang yang bayar listriknya siapa? Kita bersyukur bahwa dana yang dikumpulkan ini selalu mencukupi kebutuhan KKI dan untuk biaya operasional Chaplain. Kita tidak pernah mengalami defisit, tapi juga tidak pernah cuan banyak. Saya tidak pernah pusing dengan keuangan ini, Matius dan tim bendahara bekerja keras untuk memastikan kita tidak pernah ketinggalan kereta. · Dalam aturan Gereja Katolik, setiap misa ada tema dan tidak sembarang lagu boleh dinyanyikan. Di setiap misa terutama yang besar seperti Paskah, aturan dan urutan tatacara misa musti jelas. Nah, ada tim Liturgi yang bekerja di situ. Saya selalu teringat Tante Lusi Hadi yang dengan detail menyusun urutan misa. I can tell you, it’s more difficult than Calculus. Tim yang efektif ini termasuk juga Andi Miharja, Linda, Ray, Rudy Pangestu. Kalau mereka sudah bilang tata cara misa nya harus seperti “A”, ya lebih baik lakukan “A”. Please don’t argue. · AIKA alias Anak Indonesia Katolik di Australia, adalah kelompok kategorial anak anak kelahiran atau yang besar di Australia. They speak English when they meet. Dibentuk di bawah naungan KKI dimulai dari wilayah st Yohanes 2.5 tahun yang lalu. Sekarang ini melewati pertumbuhan yang organik mereka mengadakan pertemuan reguler setiap bulan. You know what they will do after that.. anak Indo atau Asia yang lahir di sini kadang disebut banana, kulitnya kuning tapi isinya putih, luarnya Asia hatinya Australia. · Ngomong tentang anak anak muda, ada juga Mudika yang kebanyakan anggotanya adalah international students dan juga professional muda. Mereka punya acara yang unik-unik, kayak nonton bareng, kongkow kongkow dalam iman, very talented choir team practising almost weekly. Oya, mereka juga pasang banyak Misdinar di misa misa St Francis setiap minggunya. Kalau anda ke St Francis hari minggu biasa, hampir dipastikan misdinarnya ada yang dari indo. · PDKKI adalah kelompok anak anak muda yang sangat vibrant, katolik dan karismatik. Gebrakan besar pengurus PDKKI yang baru adalah acara bersama dengan Fr Rob Galea, penyanyi dan pastor yang sangat berkarisma. Ini baru langkah awal, kita tunggu action mereka berikutnya. · Bagi yang belum kenal, tim Bible Sharing SVD membimbing umat KKI yang mau belajar kitab suci dan sharing pengalaman spiritualnya. Mereka berkumpul setiap hari Sabtu pertama di rumah SVD di Box Hill. Sekarang ini pelayan utamanya adalah Oom Frans Lasut. Beliau ini salah satu Oom favorit saya dan sudah saya kenal sejak lama di Melbourne, very frank like his name and inspiring. Kelompok bible study ini sudah bertambah besar, tidak exclusive dan anda semua bisa hadir. · Kelompok Kategorial yang lain adalah Keluarga Tritunggal Mahakudus atau KTM yang di koordinasikan melalui pelayan utamanya Anna Munanto dan Didit. KTM kadang berada di luar KKI kadang ada di dalam KKI, tergantung dari konteks apa yang dijadikan subjectnya. Kontribusi anggota KTM dalam KKI sangat besar dan memberi warna yang khas dengan cell groupnya dan dengan cara yang unik mendekatkan anggotanya kepada Kristus.
3
· Umat KKI dilayani dan dibagi melalui 8 wilayah dari barat sampai ke timur. Ini dia para koordinatornya Ari, Jefry, David Gunawan, Edwina, Ella, Oom Richard Oei, Budi Pranoto, Eko, Caesar, David, Danny, dan Evelyn, yang dengan konsisten berkoordinasi dengan pengurus KKI dalam pelayanan mereka yang sungguh sungguh. Tidak penting seberapa besar wilayah yang anda pimpin. You are there with Purpose. Seperti anda baca dalam list di atas, kegiatan kegiatan KKI di atas adalah bagian dari tanggungjawab pengurus untuk melakukan koordinasi, memberikan fasilitas, memotivasi para pelayannya, mengatur administrasi dengan keuskupan, memiliki asuransi untuk mengcover seluruh kegiatan kegiatan di atas. Tidak ada yang glamour dengan tugas tugas itu. Saya kadang mendengar keluhan dari umat mengenai KKI yang kurang bergairah, kurang responsive dan memperhatikan kebutuhan umat. Saya rekomendasikan, majulah dan jadikan diri anda sebagai alat. KKI bukanlah saya semata, tapi didukung oleh tim pengurus inti (Matius, Robin, Natalia, Yudo dan Linda), para pengurus wilayah dan kategorial dan tentunya ada Anda sendiri. Anda yang menentukan hidup dan berkembangnya KKI. We are here not to enhance ourself and position, but to help others, with a Purpose. Terima kasih kepada anda semua umat KKI, pengurus wilayah, PDKKI, Mudika, KTM, AIKA, Bible Study SVD untuk terus aktif menggereja dan memberikan waktu anda untuk kebesaran Tuhan dalam masa 3 tahun terakhir. Tidak semua nama anda disebut, tapi kita semua tahu, KKI terus berkembang karena anda semua. Saya bersyukur kita telah secara resmi mendapatkan Chaplain Pastor Bone untuk 3 tahun ke depan. Chaplain yang sangat well organized, di dalam misa kadang terasa seperti ke-nabi-an, memiliki visi yang sama dengan KKI, sangat concerned dengan pertumbuhan iman umat, akomodatif, dan suka makanan Indonesia, especially ikan teri. Saya berharap, siapa pun yang menjadi Ketua, sebaiknya yang sudah berpengalaman dalam pengurus KKI, bisa bekerjasama dengan Chaplain, dan tentunya yang selalu berusaha untuk menjadi seorang Katolik. Yang terakhir ini paling susah. Menjadi pengurus tidaklah susah. Memang berat, tapi selalu ada momen momen yang menyenangkan, selalu ada harapan, ada bantuan. Saya tidak pernah merasa ditinggal sendiri. Terima kasih kepada anda semua. Jangan ragu untuk mencalonkan diri anda dan aktif terlibat dalam kepengurusan KKI yang baru periode 2015-2018 dan menerima panggilan ini. Semoga Tuhan memberkati kita semua. Prabudi Darmawan – Ketua KKI Melbourne periode 2012-2015
4
MELAYANI: BUKANLAH HAL YANG ‘TIDAK MASUK AKAL’ DAN ‘TIDAK LAYAK’ UNTUK DIJALANI SEMUA ORANG Oleh: Ivan Ciputra Halim Perjalananku bersama kelompok kategorial Mudika Melbourne dimulai saat retret PUZZLE (9-12 April 2012). Masih segar dalam ingatanku saat itu, aku datang ke retret sendirian tanpa mengenal siapa-siapa kecuali 1-2 orang saja. Tapi ada peribahasa yang bilang: ‘tak kenal maka tak sayang’, dan sungguh ternyata retret itu merupakan media yang sangat tepat dalam membukakan jalan bagiku untuk bisa mulai mengenal teman-teman baru dan komunitas Mudika ini dengan lebih dalam. Setelah retret itu, aku mulai menyempatkan diri untuk mengikuti berbagai acara Mudika seperti latihan choir tiap Senin malam, datang ke Misa Mudika, hingga mengikuti acara Mudika Australia Conference (MAC) 2012 di Sydney (a.k.a KOMKIA saat ini). Tak disangka lewat acara MAC, aku bisa mengenal lebih banyak teman-teman Indonesia Katolik dari seluruh penjuru Australia. Bulan demi bulan berjalan, semua aktivitas yang kujalani di Mudika terlihat berjalan mulus dan menyenangkan. Namun, suatu malam di bulan September 2012 tiba-tiba saat tidur aku mendapatkan suatu mimpi yang mencekam: melihat Yesus berjalan sambil membawa salib yang besar. Setelah terbangun aku pun sedikit gelisah dan terbingung akan arti mimpi itu. Akhirnya kuputuskan untuk tidak menceritakan mimpi itu ke siapa pun saat itu sampai tibalah waktu beberapa minggu kemudian ketika aku mendengar sosok ibuku yang begitu sehat dan ceria mendadak koma setelah mengalami malapraktik dari seorang dokter di Beijing, China. Begitu mendengar berita ini langsung kuputuskan saat itu juga untuk melakukan perjalanan darurat ke sana demi menjenguk ibuku. Sungguh takdir berkata lain, sehari setelah aku sampai di Beijing, ibuku menghembuskan napas terakhir. Aku hanya bisa menangis hingga tetes air mata yang terakhir dan secara perlahan aku sadar akan makna mimpiku melihat Yesus yang berjalan sambil membawa salib itu: Tuhan ingin aku agar tetap sabar, tegar, dan tabah. Kejadian ini merupakan momen terburuk dalam hidup aku. Sungguh saat itu pikiranku sebagai manusia biasa yang lemah hanya bisa berkata, ‘Ini tidak masuk akal, tidak adil, bagaimana mungkin ini bisa terjadi pada keluargaku?’. Hari demi hari kulewati dengan penuh kesedihan dan kehampaan, sampai akhirnya tibalah misa arwah mengenang satu bulan kepergian ibuku. Di tengah misa, Romo Harry membacakan satu ayat yang sungguh mulai membangkitkan hidupku, yang berbunyi: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"-Ayub 1:21- Lewat ayat ini dan homili yang disampaikan Romo Harry, pelan-pelan aku menjadi sadar bahwa Tuhan-lah yang selalu menjadi empunya kehidupan ini dan aku percaya jika Dia mengizinkan cobaan berat ini datang kepadaku pasti Dia juga telah memiliki rencana yang sungguh amat baik untuk diri dan keluargaku (meski terkadang jalan-nya kelihatan tidak masuk akal namun percayalah bahwa rencana-Nya yang indah akan datang pada waktu-Nya). Beberapa bulan setelah kehilangan ibuku, aku kembali ke Melbourne untuk melanjutkan studi Master of Commerce hingga akhir 2013 di Deakin University. Selain belajar aku juga mencoba untuk kembali ikutan kegiatan-kegiatan Mudika lagi dan mulai aktif mengikuti misa-misa KKI Melbourne. Pernah di sela-sela ikut kegiatan Mudika dan KKI ini, ada yang menawarkan untuk bantu tugas misdinar di St. Francis Church yang benar-benar sedang membutuhkan misdinar baru saat itu. Mendengar tawaran itu, awalnya aku merasa kurang pede, takut, nervous, dan bahkan merasa tidak layak. Namun salah satu sahabatku bilang: ‘you’ll never know if you never try Ivan, it is normal that you will feel unworthy to serve God as an altar boy for the first time. But believe me, once you’ve already served as an altar boy for many times, you will be able to feel more of God’s peace and joy during the mass.’Dalam hati aku cuman bilang: ‘Oh wow, sungguh menginspirasi banget ini anak. Bolehlah aku coba untuk belajar menjadi misdinar.’ Dan apa yang sahabatku bilang sungguhlah benar, ada suatu perasaan damai dan sukacita yang sungguh amat luar biasa datang dari-Nya setiap kali melayani sebagai petugas misdinar di misa.
5
Satu pelajaran berharga kupetik dari pengalaman ini: terkadang manusia pernah merasa tidak layak/pantas untuk memulai melayani Tuhan dan sesama, namun percayalah, di tengah perasaan ketidaklayakan kita itulah sebenarnya Tuhan ingin menyalurkan karya dan kasih-Nya lewat setiap dari pribadi kita masing-masing. Lewat segala talenta dan bakat yang Tuhan berikan, Tuhan ingin setiap dari kita untuk menjadi alat perpanjangan berkat dan rahmat-Nya bagi dunia ini. Waktu terus berjalan cepat sekali di Melbourne, tak terasa Oktober 2013 adalah peringatan setahun kepergian ibuku dan saat kelulusan aku dari Deakin. Sungguh suatu kepuasan tersendiri bisa menyelesaikan studiku dengan lancar selama 4 tahun di Deakin sekaligus aku merasa bersyukur sekali bisa menggenapi salah satu impian dari ibuku sebelum wafat. Setelah lulus, tantangan memperoleh TR (temporary residence) dan mencari pekerjaan memberikan sebuah cerita menarik bagi hidupku di tahun 2014. Perjalanan memperoleh TR dan mencari kerja tidaklah mulus. Saat berjuang memperoleh TR, aku sempat mengalami kegagalan di tes IELTS pertama dan sewaktu mencari kerja, banyak kriteria/persyaratan yang ternyata tidaklah sesuai dengan diriku. Namun benar, tak disangka rencana Tuhan datang tepat pada waktu-Nya. 10 hari sebelum izin tinggalku habis di Australia, akhirnya aku bisa memperoleh TR dengan lancar setelah sukses menjalani tes IELTS kedua. Berkali-kali mencari kerja dan tak kunjung dapat membuatku hampir menyerah. Di saat aku hampir menyerah inilah Tuhan berusaha membukakan jalan bagiku melalui cara-Nya yang tidak pernah kuduga dan hampir ‘tidak masuk akal’. Sambil mencari kerja, aku masih memiliki banyak waktu luang yang bisa kugunakan untuk tetap aktif di kegiatan-kegiatan Mudika, termasuk membantu persiapan retret True Love 2014 saat itu. Masih segar dalam ingatanku, saat itu adalah hari pertama acara retret 2014 berjalan. Dalam perjalanan pagi hari menuju ke lokasi acara, tiba-tiba aku mendapat panggilan misterius secara berulang-ulang. Awalnya tak kuhiraukan panggilan itu, namun saat ketiga kalinya akhirnya kuangkat telepon itu dan langsung orang itu memperkenalkan diri: ‘Ivan ya?, saya.... dulu ikut Mudika beberapa tahun lalu. Aku tahu kamu lagi mau retret tapi saya dengar kamu lagi cari kerja jadi langsung masuk saja 3 minggu lagi ke kantor saya. Kita lagi butuh orang. Will contact you soon, selamat mengikuti retret’. Setelah berbincang singkat, kututup telepon itu dan aku mulai menangis terharu bersyukur kepada Tuhan. Lagi-lagi, terkadang rencana indah Tuhan itu datang secara ‘tidak masuk akal’ dan di luar pemahaman manusia. Orang-orang di sekitar kita bisa dipakai olehNya untuk mewartakan kabar gembira kepada kita. Setelah menjalani dunia kerja dengan tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan Mudika dan KKI di tahun 2014, tibalah saatnya diriku berjumpa lagi dengan ayah dan ciciku yang kebetulan sedang berkunjung untuk berlibur sekaligus menghadiri wisudaku di Melbourne. Di saat pertemuan inilah, ayahku dengan tegas memintaku untuk pulang for good ke Indonesia secepatnya. Mendengar hal ini perasaanku bercampur antara sedih dan kagum dengan penuh rasa hormat. Sedih karena harus meninggalkan Melbourne (termasuk Mudika dan KKI) secepatnya, namun aku juga kagum dan menghargai ayahku yang dengan jujur berani mengemukakan bahwa keluarga memerlukan kehadiranku. Butuh waktu satu bulan bagiku untuk menjalani proses discernment dalam menentukan waktu yang tepat untuk pulang for good, dan akhirnya dengan segala pertimbangan aku memutuskan untuk pulang for good sesaat setelah retret 2015 ini. Aku sadar bahwa keluarga adalah sebuah fondasi dan prioritas utama dalam hidupku. Sebab ada tertulis: ‘(1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. (2) Hormatilah ayah dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: (3) supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.’ –Efesus 6: 1-3- Aku percaya bahwa di saat rencana Tuhan kelihatan ‘tidak masuk akal’ di mata manusia dan ketika rencana-Nya berusaha sangat keras untuk mengalahkan keegoisan kita adalah momen di mana Tuhan memmberikan jalan yang lebih terang dalam hidup ini. Saat ini aku sudah berada di Malang. Namun aku merasa bersyukur selama 3 tahun di Melbourne kemarin bisa memperoleh banyak pelajaran, pengalaman suka-duka, serta membina relasi yang lebih dalam lagi dengan Tuhan dan sesama. Aku percaya bahwa Mudika dan juga khususnya KKI Melbourne ini adalah milik Tuhan. Tanpa kehadiranku di Melbourne, aku percaya bahwa hanya lewat dan oleh kuasa-Nya Yang Maha Besar saja Mudika dan KKI Melbourne ini bisa terus tumbuh seiring perkembangan zaman serta selalu menjadi garam dan terang bagi dunia di sekitarnya. Tuhan memberkati.
6
Talenta Oleh Franciscus Suryana Seringkali kita mendengar keluh kesah dari rekan, saudara atau bahkan pasangan hidup atau anak kita bahwa mereka merasa tidak punya bakat apa-apa. Tidak jarang pula kita sendiri merasa iri akan bakat atau kemampuan orang lain. Padahal kalau kita mau jujur sebenarnya diri kita masing-masing sudah dikaruniai talenta oleh Tuhan. Menemukan talenta apa yang kita miliki memang tidak mudah. Waktu saya bersekolah dulu saya beranggapan talenta yang paling penting adalah kemampuan matematika. Teman-teman sekolah saya sampai mengambil les privat untuk meningkatkan kemampuan matematika mereka dengan harapan untuk mendapatkan nilai ulangan yang bagus (atau malah yang tertinggi) di sekolah. Yang menarik, tidak semua yang les privat ternyata memperoleh nilai matematika yang bagus. Nah di sini saya mulai berpikir bahwa mungkin tidak semua orang diberi talenta matematika. Lama-kelamaan saya mulai menyadari bahwa setiap manusia itu dikaruniai talenta yang unik dan berbeda satu sama lain. Talenta ini bermacammacam bentuknya. Kemampuan bahasa, olah raga, seni dan memasak adalah beberapa contoh talenta. Sekarang pertanyaannya adalah apa yang mesti kita perbuat dengan talenta ini. Dalam Injil Matius Yesus mengajarkan kita untuk melipatgandakan talenta yang telah dianugerahkan kepada kita. Janganlah kita menyembunyikan talenta itu ke dalam lubang di dalam tanah. Terjemahannya kira-kira begini. Kalau kita punya talenta memasak, jadilah kita pemasak hidangan yang lezat, paling tidak untuk keluarga kita. Kalau kita diberi talenta di bidang seni lukis, bagaimana kalau kita menghasilkan suatu karya lukisan yang siapa tahu bisa memberikan keteduhan batin kepada orang yang menonton lukisan itu. Kalau kita punya talenta mengajar, salurkanlah talenta itu dengan menjadi guru yang membantu anak-anak kita sendiri dalam belajar. Intinya kita kembangkan talenta kita supaya menghasilkan buah yang berlimpah dan bukan hanya terpendam di dalam tanah. Kan mengembangkan talenta yang kita miliki adalah salah satu bentuk pengamalan ajaran Yesus. Sebagai refleksi marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri: Sudahkah saya mengenal dan melipatgandakan talenta saya? Salam, Franciscus Suryana Penulis adalah warga lingkungan St Yohanes
7
Ziarah ke Our Lady of Ta Pinu, Bacchus Marsh Oleh Rufin Kedang Hari Minggu 31 Mei 2015. Cuaca pagi itu dingin, hujan dan berangin, tetapi Betty (istri) dan saya telah siap untuk drive ke Bacchus Marsh yang kira-kira 70 km jauhnya dari tempat tinggal kami. Dua minggu sebelumnya sdr Ansel Pegu mengajak kami untuk menutup bulan Maria dengan berdoa Rosario bersama di Marian Centre, Our Lady of Ta Pinu Bacchus Marsh. Ajakan yang kami terima dengan senang hati, apalagi akhir bulan Mei tahun ini jatuh pada hari Minggu, bukan pada hari kerja. Dan Ansel juga berusaha mencari pastor yang tidak bertugas melayani umat pada hari Minggu itu untuk kami ajak memimpin perayaan misa. Beruntung sekali, Romo Philip Koten SVD bersedia. Our Lady of Ta Pinu, Bacchus Marsh, adalah tempat yang tidak asing lagi bagi warga KKI Melbourne. Paling kurang setahun sekali kita mengadakan ziarah ke sana, yaitu acara Jalan Salib pada bulan puasa. Dan lebih dari itu di bukit All Nations Marian Centre ini KKI juga mempunyai rumah doa (oratory) yang dibangun secara gotong royong oleh warga KKI. Tanggal 1 December 2013 adalah hari pemberkatan Rumah Doa KKI yang dipimpin oleh Mgr Greg Bennet, Vicar General Archdiocese of Melbourne, didampingi oleh chaplain KKI saat itu Romo Wahyu O Carm, dan Romo Wenz MGL. Rumah Doa KKI ini didedikasikan kepada Santa Perawan Maria Bunda Rahmat Ilahi ( Virgin Mary Mother of Divine Grace ). Rumah Doa KKI yang terletak antara rumah doa Polandia dan Vietnam adalah salah satu dari 12 oratories di All Nations Marian Centre ini. Pada acara pemberkatan itu Ketua KKI sdr Prabudi Darmawan dalam sambutannya antara lain mengajak warga KKI untuk memanfaatkan rumah doa yang kita bangun bersama ini, yaitu dengan datang dan berdoa di sini bersama keluarga atau teman-teman. Dan ke sanalah kami datang pada pagi hari Minggu tanggal 31 Mei yang baru lalu. Ketika kami tiba, kebanyakan teman sudah ada dan romonya bukan Romo Phillip melainkan Romo Michael Loke SVD. Rupanya Romo Philip cedera otot lengannya jadi tidak bisa datang, tetapi syukurlah Romo Michael siap menggantikannya. Romo Michael merasa senang juga dan terkesan karena baru pertama kali ini dia ke Ta Pinu Bacchus Marsh. Selain rombongan kami, kebetulan ada juga sepasang suami istri yang datang pagi itu membawa bunga untuk diletakkan di patung Yesus dan Maria di rumah doa. Mereka adalah keluarga Indonesia yang baru pindah dari Adelaide ke Melbourne. Kami bergabung dan acara dimulai dengan doa Rosario lalu disusul dengan Perayaan Ekaristi. Inti homili hari itu adalah per Mariam ad Jesum, melalui Bunda Maria kita datang kepada Yesus. Rumah doa kita bukan tempat yang besar dan luas, jadi dengan jumlah dua puluhan hanya ada 10 orang yang bisa duduk di dalam dan sisanya duduk di veranda rumah doa. Tetapi itu tidak menjadi soal, acara berjalan dengan baik. Sesudah misa kami beramah tamah sambil menikmati makan siang yang enak masakan ibu Vony. Jam 2.30 pm acara selesai, time to go home. Semua peserta ziarah ke Ta Pinu hari itu merasa senang dengan acara misa dan doa, dan ingin mengadakan lagi kegiatan yang serupa di waktu yang akan datang. Pesan ketua KKI untuk memanfaatkan rumah doa sungguh tepat. Tidak perlu dalam rombongan besar, cukup dua-tiga keluarga datang bersama untuk berdoa. Pada hari itu saya juga melihat beberapa keluarga Vietnam dan India datang berdoa di rumah doa mereka masing-masing. Per Mariam ad Jesum!
Warta KKI diterbitkan oleh pengurus Keluarga Katolik Indonesia setiap akhir bulan. Sumbangan tulisan, naskah, dan berita seputar kegiatan KKI anda, bisa di kirim lewat email ke Bpk Rufin Kedang di
[email protected] Deadline penerimaan tulisan/naskah tanggal 15 setiap bulannya.
8