“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30)
EDISI Agustus 2017
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Selamat bertemu kembali dalam Warta KKI Edisi Agustus 2017 ini. Meskipun kita masih berada dalam siklus winter, mudah-mudahan kita tidak terlalu kedinginan lagi dan semoga cuaca mulai lebih bersahabat dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu. Harap semua kita tetap menjaga kebugaran supaya musim dingin ini dapat kita lewati dengan kondisi badan yang senantiasa sehat walfiat. Bulan Agustus adalah bulan yang istimewa bagi kita orang Indonesia karena pada tanggal 17 bulan ini di tahun 2017 ini tanah air kita merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72. Seperti biasa di seluruh penjuru Indonesia dari desa terpencil sampai ke kota-kota besar berbagai acara dan kegiatan diadakan untuk menyambut hari peringatan kemerdekaan ini. Masyarakat Indonesia di Melbourne juga tidak ketinggalan merayakan peringatan hari bersejarah ini. Ada pertandingan-pertandingan, pertunjukan seni budaya dan kegiatan-kegiatan lain dengan puncak acaranya yaitu Upacara Bendera pada tanggal 17 Agustus jam 9.15 di KJRI Melbourne. Sebagai refleksi singkat menyambut HUT Kemerdekaan ini marilah kita mengenang sejenak beberapa tokoh Katolik dalam perjalanan sejarah RI. Adalah Mgr Albertus Soegijapranata SJ yang mendorong kita umat Katolik Indonesia dengan semboyan “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”. Karena jasa-jasanya untuk RI di masa revolusi dan awal kemerdekaan, Presiden Sukarno menetapkan Sogijapranata sebagai pahlawan nasional pada tanggal 26 Juli 1963 saat jenasahnya masih dalam penerbangan dari Belanda ke Indonesia. Tiga pahlawan nasional dengan latar belakang Katolik yang tidak asing lagi bagi kebanyakan kita adalah Ignatius Slamet Riyadi, Agustinus Adi Sucipto dan Yosaphat Sudarso. Sebaliknya nama Tjilik Riwut mungkin masih agak asing bagi kita. Beliau pun adalah seorang pahlawan nasional berlatar belakang Katolik, seorang putra Dayak dari suku Dayak Ngaju. Tjilik Riwut (1918 – 1987) lahir di Kasongan, Kalimantan Tengah dan meninggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan adalah gubernur pertama Kalimantan Tengah. Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1998 sebagai wujud penghargaan atas perjuangannya pada masa kemerdekaan dan pengabdiannya membangun Kalimantan (Tengah).
MISA KKI Minggu, 3 Sept 2017 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.15 Minggu, 10 Sept 2017 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC Pukul: 11.00 Minggu, 17 Sept 2017 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 24 Sept 2017 St. Paschal 98-100 Albion Rd Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC
Di bulan ini juga kita bersiap sedia menyambut perayaan HUT ke-30 KKI Melbourne. Sungguh luarbiasa bahwa KKI telah tumbuh dan berkembang selama tiga dasawarsa. Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas rahmat dan berkatNya untuk KKI dan semua anggotanya termasuk mereka yang telah mendahului kita beristirahat dalam damai Tuhan. Untuk menyambut HUT ke-30 KKI kita semua diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiataan yang diadakan oleh panitia perayaan. Tim Special Event telah mengumumkan daftar acara kegiatan-kegiatan yang dapat Anda baca di sini.
Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church 631 Bourke Street Melbourne VIC Pukul: 18.00
Dalam edisi ini juga Anda dapat membaca ringkasan Anjuran Apostolik Paus Fransiskus, Amoris Laetitia (Sukacita Kasih) yang diumumkan di Vatikan di bulan April 2016 yang lalu. Amoris Laetitia adalah kelanjutan dari Sinode Para Uskup mengenai keluarga yang diadakan pada tahun 2014-2015. Fokusnya adalah cinta kasih dalam membina hidup keluarga. Selain itu juga ada Surat Paus untuk Keluarga Katolik Sedunia dan Do Paus Fransiskus Bagi Keluarga. Juga sumbangan tulisan Franciscus Suryana “Berjumpa” yang dapat menjadi bahan refleksi kita bersama. Selamat membaca dan sampai jumpa dalam kegiatan-kegiatan KKI.
1
Ini 10 Inti Seruan Paus dalam Amoris Laetitia Belum lama ini, Paus Fransiskus menerbitkan Anjuran Apostolik terbaru, yang disebut Amoris Laetitia atau Sukacita Kasih. Dokumen itu menekankan pentingnya ikatan kasih sayang dalam membangun keluarga harmonis. Paus menunjuk Uskup Agung Wina, Austria, yang orangtuanya bercerai, Kardinal Christoph Schönborn OP untuk mengumumkan anjuran apostlik itu di Vatikan pada Jumat, 8 April 2016 lalu. Amoris Laetitia adalah rangkuman dan keputusan pada dua Sinode Para Uskup sedunia tentang keluarga di Vatikan pada 2013 dan 2015. Dua sinode itu membahas berbagai topik sensitif soal keluarga dan perkawinan. Misalnya, sikap Gereja terhadap pernikahan pasangan yang bercerai dan isu pernikahan lagi, juga peran perempuan dan kaum awam dalam Gereja. Berdasarkan pertimbangan dua sinode itu, Amoris Laetitia diyakini sebagai jawaban sekaligus solusi kompromistis dalam menanggapi upaya kaum reformis. Nilai-nilai dalam Amoris Laetitia adalah suara mayoritas peserta sinode yang melihat tantangan keluarga dan masalahmasalah yang dihadapi guna mencari solusi yang realistis. Uskup Agung Wina, Austria, yang orangtuanya bercerai, Kardinal Christoph Schönborn OP ditunjuk Paus Fransiskus untuk mengumumkan anjuran apostlik Amoris Laetitia di Vatikan pada Jumat, 8 April 2016 lalu. Dokumen setebal 255 halaman yang terdiri dari 325 paragraf ini, memuat nilai-nilai penting kekristenan, seperti penegasan Bapa Suci mengenai karakter dasar para rohaniwan. Bapa Suci berharap, pelayan pastoral harus setia mendampingi dan mengarahkan umat bertumbuh lebih baik. Cara yang ia tawarkan adalah pastoral kehadiran dan sikap belaskasih dalam pelayanan. Ada juga ulasan tentang pernikahan dan keluarga. Paus secara khusus mengambil sikap tegas dan selalu berpijak pada hukum dan norma fundamental Gereja. Ia menghimbau keluarga perlu membangun ikatan kasih sayang yang kokoh di antara sesama anggota keluarga. Tujuannya, tak ada permusuhan dalam keluarga. Paus menandaskan, Gereja Katolik hanya mengakui pernikahan antara laki-laki dan perempuan. “Tak ada dasar dalam rencana Tuhan bagi pernikahan sesama jenis,” demikian pernyataan Paus dalam Amoris Laetitia yang ditanda tanganinya 19 Maret 2016, pada Hari Perayaan St Yusuf. Berikut adalah 10 seruan ini dalam anjuran apostolik itu: Pertama, memahami setiap keluarga dan individu: Paus menekankan perlunya Gereja memahami setiap keluarga dan individu dengan segala kompleksitas mereka. Ia menegaskan, Gereja perlu bertemu mereka di mana mereka berada. Imam hendaknya menghindari penilaian-penilaian yang tidak mempertimbangkan kompleksitas dari berbagai situasi. Kedua, pentingnya hati nurani: Paus menyatakan, hati nurani berperan penting dalam membuat keputusan moral. Ketiga, terkait umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi: Menurut Paus, mereka perlu secara penuh diintegrasikan ke dalam Gereja. Mereka tidak diekskomunikasikan. Perlakuan demikian, kata dia, karena mereka masih bagian dari Gereja. Keempat, sungguh-sungguh menjadi Kristiani: Paus mengajak semua anggota keluarga untuk secara baik menjalani kehidupan Kristiani. Seruan Paus ini banyak berisi tentang refleksi tentang Injil dan ajaran Gereja tentang cinta kasih, keluarga dan anak-anak. Kelima, terkait orang yang hidup dalam dosa. Paus mengatakan, kita tidak seharusnya bicara lagi soal orang yang hidup dalam dosa. Menurutnya, tidak bisa sekedar mengatakan bahwa mereka yang hidup dalam situasi yang tidak wajar atau kondisi khusus seperti single mother perlu dimengerti, dihibur dan diterima. Keenam, adaptasi dengan situasi setempat. Ia mengatakan, apa yang bisa dilakukan di satu tempat belum tentu bisa dilakukan di tempat lain. Setiap negara atau daerah bisa mencari solusi yang baik yang sesuai dengan kebudayaan dan peka terhadap tradisi dan kebutuhan setempat.
2
Ketujuh, posisi Gereja tegas soal perkawinan: Ajaran tradisional tentang perkawinan itu tegas, tapi Gereja hendaknya tidak membebani umat dengan ekspektasi yang tidak realistis. Para calon imam dan imam perlu dilatih dengan lebih baik untuk memahami kompleksitas kehidupan berkeluarga. Kedelapan, pendidikan seks dan seksualitas: Anak-anak harus dididik soal seks dan seksualitas. Seks harus selalu dipahami sebagai berkah atas kehidupan baru. Kesembilan, Gay dan lesbian hendaknya dihormati: Perkawinan sejenis tidak diperbolehkan, tapi Paus mengatakan bahwa ia ingin menegaskan kembali bahwa gay dan lesbian harus dihormati martabatnya dan diperlakukan dengan baik. Kesepuluh, menerima semua orang: Gereja harus membantu keluarga dan mengerti ketidaksempurnaan mereka dan bahwa mereka dicintai Allah dan bisa membantu orang lain untuk mengalami kasih itu. Aria/Katoliknews 14/04/2016 oOo Berikut adalah isi surat Paus Fransiskus yang ditujukan kepada keluarga Katolik di seluruh dunia menjelang Sinode Para Uskup yang membahas peranan keluarga dalam konteks evangelisasi pada tahun 2014.
Paus Menulis Surat Kepada Keluarga Katolik di Seluruh Dunia Paus Fransiskus menulis surat kepada keluarga-keluarga Katolik dalam rangka sinode di Vatikan pada Oktober mendatang. “Keluarga-keluarga yang terhormat, melalui surat ini, saya berharap surat ini sampai ke rumah Anda. Surat ini berisi tentang sebuah peristiwa yang akan berlangsung di Vatikan pada Oktober mendatang. Ini adalah Pertemuan Umum Luar Biasa dari Sinode Uskup, yang membahas tema “Tantangan Pastoral bagi Keluarga dalam Konteks Evangelisasi.” Dalam suratnya, yang diterjemahkan ke dalam 8 bahasa termasuk Arab, Jerman dan Polandia, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa “Gereja dipanggil untuk mewartakan Injil dengan menghadapi kebutuhan pastoral yang baru dan mendesak yang dihadapi keluarga.” Paus Fransiskus menjelaskan sinode mendatang sebagai “pertemuan penting” yang “akan melibatkan semua Umat Allah – uskup, imam, religius pria dan wanita, serta umat awam dari Gereja-gereja partikular di seluruh dunia – yang semuanya aktif berpartisipasi dalam persiapan untuk pertemuan melalui saran-saran praktis dan dukungan doa.” Paus Fransiskus meminta keluarga-keluarga berdoa untuk pertemuan di Vatikan tersebut, yang menekankan panggilan dan misi Gereja dalam masyarakat Anda, tantangan pernikahan, kehidupan keluarga, pendidikan anak-anak, dan peran keluarga dalam kehidupan Gereja.” “Karena itu saya meminta Anda berdoa kepada Roh Kudus, sehingga Roh Kudus dapat menerangi Bapa-Bapa Sinode dan membimbing mereka dalam tugas penting mereka. Seperti yang Anda ketahui, Sinode Luar Biasa ini akan dilanjutkan setahun kemudian dengan Sidang Biasa, yang juga akan memilih tema tentang keluarga. Dalam konteks itu, juga akan ada Pertemuan Dunia tentang Keluarga yang berlangsung di Philadelphia pada September 2015,” lanjut Paus. “Semoga kita semua berdoa bersama sehingga melalui acara ini Gereja akan terus melakukan perjalanannya dan mengadopsi sarana pastoral yang diperlukan untuk membantu keluarga menghadapi tantangan saat ini dengan cahaya dan kekuatan yang berasal dari Injil.” “Dalam perjalanan Anda sebagai sebuah keluarga, Anda berbagi begitu banyak momen indah: makanan, istirahat, pekerjaan rumah tangga, rekreasi, doa, perjalanan dan ziarah, serta waktu saling mendukung … Namun, jika tidak ada cinta maka tidak ada sukacita.”
3
“Cinta otentik datang kepada kita dari Yesus. Dia menawarkan kepada kita firman-Nya, yang menerangi jalan kita, ia memberi kita roti hidup yang mendukung kita dalam perjalanan kita,” katanya. “Keluarga yang terhormat, doa untuk Sinode Para Uskup akan menjadi harta berharga yang memperkaya Gereja. Saya berterima kasih, dan saya meminta Anda untuk berdoa juga bagi saya, sehingga saya dapat melayani Umat Allah dalam kebenaran dan cinta,” kata Paus menutup suratnya. 27/02/2014 (dari UCAN Indonesia) Sumber: UCA New
DOA BAGI KELUARGA (oleh Paus Fransiskus) Yesus, Maria dan Josep, di dalam kalian kami melihat keindahan cinta sejati. Kapada kalian kami menaruh kepercayaan. Keluarga Kudus Nasaret, bantulah supaya keluarga kami juga dapat menjadi tempat komunitas doa, sekolah injil yang sejati dan Gereja Rumah Tangga. Keluarga Kudus Nasaret, semoga tidak ada lagi keluarga-keluarga yang mengalami kekerasan, penolakan dan pemisahan: semoga mereka yang telah terlanjur menjadi korban dan terluka dapat menemukan penghiburan dan penyembuhan. Keluarga Kudus Nasaret, semoga Sinode Para Uskup mendatang ini membuat kami sekali lagi menjadi lebih peka akan kesucian dan martabat, dan keindahannya dalam rencana Allah. Yesus,Maria dan Josep... dengarkanlah doa-doa kami ini dengan murah hati. Amin. diterjemahkan oleh : Pst. Albertus Sujoko MSC (dari Berita Katolik)
Berjumpa (Franciscus Suryana) Setiap perjumpaan selalu membawa kesan. Entah kesannya enak atau malah menyebalkan. Enak kalau setelah perjumpaan kita belajar sesuatu yang baru atau bisa melepaskan uneg-uneg kita. Menyebalkan jikalau sehabis bertemu kita jadi dongkol atau malah sakit hati karena komentar teman bicara kita. Tapi pernah tidak kita bertanya kapan yah kita terakhir kali berjumpa dengan Tuhan? Mungkin pikiran kita bertemu Tuhan itu ya dalam doa atau waktu beribadah di Gereja. Tapi uniknya seringkali Tuhan itu berjumpa dengan kita kala kita bertemu atau berinteraksi dengan sesama. Entah dengan pasangan hidup atau anak cucu. Entah dengan rekan kerja di kantor. Entah dengan karyawan di tempat usaha. Atau malah dengan seseorang yang sama sekali tidak kita kita kenal sebelumnya. Ordo Yesuit punya suatu prinsip yang berbunyi: “Finding God in all things”. Yang kira-kira artinya bahwa ketemu Tuhan itu bisa di saat apa saja termasuk saat kita bertemu dengan sesama. Mungkin saja pertemuan tidak sengaja dengan mantan teman SMA punya makna tertentu. Mungkin saja Tuhan mau mengajarkan sesuatu saat perjumpaan kita dengan sesama yang menjengkelkan. Mungkin saja perjumpaan dengan sahabat yang sedang berduka membuat hati sahabat menjadi ceria. Dari sini saya pikir mungkin ada baiknya kalau kita mulai merefleksi interaksi kita dengan sesama yang tentunya paling mudah dimulai di rumah, misalnya dengan pasangan hidup, anak, cucu atau teman serumah/se-flat. Kita bertanya pesan apa yang Tuhan mau sampaikan saat interaksi. Bisa jadi perjumpaan yang kita alami membawa makna yang mendalam atau kegembiraan untuk kehidupan kita atau rekan yang kita temui. Semoga. Salam, Franciscus Suryana Warga lingkungan St. Yohanes
4
Pengumuman Tim Special Event dalam rangka:
PERINGATAN ULANG TAHUN KKI KE 30 - JADWAL PERLOMBAAN Dalam rangka memperingati ulang tahun KKI yang ke-30 di tahun 2017 ini, akan diadakan beberapa perlombaan untuk memperebutkan piala bergilir. 1. Perlombaan basket 3 on 3 junior category (subject to weather forecast) -> Minggu, 6 Agustus 2017, setelah misa di St. Martin DePores Church. 2. Perlombaan mazmur (1 orang per wilayah atau kategorial, tidak ada batasan umur) -> Minggu, 13 Agustus 2017, 30 menit sebelum misa dilanjutkan setelah misa di St. Joseph Church. 3. Perlombaan tarik tambang (1 tim per wilayah atau kategorial, 1 tim terdiri dari 5 pria dan 5 wanita, tidak ada batasan umur) -> Minggu, 27 Agustus 2017, setelah misa di St. Paschal Chapel. 4. Perlombaan basket 3 on 3 kategori dewasa (subject to weather forecast) -> Minggu, 3 September 2017, setelah misa di St. Martin DePores Church. 5. Perlombaan Quiz Kitab Suci -> Minggu, 10 September 2017, setelah misa di St. Joseph Church. 6. Perlombaan tenis meja -> Sabtu, 16 September 2017, from 12.30pm onwards di Pro Fit Badminton, 86-102 Whiteside Rd, Clayton South VIC 3169. 7. Perlombaan badminton -> Sabtu, 16 September 2017, from 12.30pm onwards di Pro Fit Badminton, 86-102 Whiteside Rd, Clayton South VIC 3169.
Warta KKI diterbitkan oleh pengurus Keluarga Katolik Indonesia setiap akhir bulan. Sumbangan tulisan, naskah, dan berita seputar kegiatan KKI anda, bisa di kirim lewat email ke Bpk Rufin Kedang di
[email protected] Deadline penerimaan tulisan/naskah tanggal 15 setiap bulannya.
5