“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30)
EDISI DES 2015
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Desember adalah bulan yang signifikan dalam kalender internasional terutama karena merupakan bulan penutup tahun, tetapi bagi kita Umat Kristiani maknanya lebih daripada itu karena pada bulan ini kita merayakan Hari Natal, hari peringatan Kelahiran Kristus. Natal mengingatkan kita pada peristiwa kelahiran di kandang Betlehem, gembala-gembala di padang, malaikat Tuhan dan balatentara surga yang memuji Allah: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkehendak baik”. Karena itu Natal selalu diidentikkan dengan damai, seperti yang sering kita dengar atau sampaikan: “Salam Damai Natal”. Namun, sungguh ironis dan tragis bahwa dalam menyambut Natal ini kita dikejutkan oleh banyaknya masalah dan peristiwa terorisme yang mengguncang dunia. Banyak korban berjatuhan dan oran-orang hidup dalam kecemasan dan ketidakpastian. Pesan Damai Natal dengan demikian menjadi lebih relevan dan perlu lebih luas disebarluaskan. Semoga para pemimpin dunia memanfaatkan momentum natal ini untuk mempromosikan “damai di bumi”. Sudah menjadi tradisi kita bahwa di awal bulan ini KKI disibukkan dengan berbagai persiapan menyambut Natal. Ada latihan koor, persiapan liturgi, konsumsi, acara anak-anak dan sebagainya. Banyak hal dan kegiatan perlu dilakukan dan banyak tenaga diperlukan. Marilah kita membantu dengan cara kita masing-masing untuk menyukseskan perayaaan Natal kita tahun ini. Inilah waktunya kita memberikan makna kepada KKI sebagai keluarga besar kita karena kebanyakan acara bulanan kita saat ini terpusat pada kegiatan-kegiatan wilayah. Inilah kesempatan kita untuk bekerja sama tidak hanya dalam wilayah sendiri tetapi dengan wilayah-wilayah yang lain yang bernaung di bawah satu panji Keluarga Katolik Indonesia Melbourne. Keluarga merupakan tema Pesan Natal bersama KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) dan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia). Dalam Pesan Natal ini kita diajak untuk hidup bersama sebagai Keluarga Allah. Bahwa selain keluarga inti kita masing-masing, kita hidup bersama keluarga-keluarga lainnya dalam sebuah keluarga besar umat manusia yang mendiami bumi yang menjadi rumah kita bersama. Dan di bumi ini kita hidup bersama ciptaan-ciptaan lainnya. Kita hidup berdampingan dengan komunitas-komunitas lain dan hendaknya semua kita bersama-sama bukan hanya membina keharmonisan antara kita tetapi juga bersama-sama menjaga keharmonisan kita dengan alam dan lingkungan hidup kita. Artikel Natal chaplain kita Pater Bonifasius Buahendri SVD “Natal & Keluarga” kembali menekankan tentang hubungan keluarga dan Natal. Yesus dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Natal adalah waktu yang mempererat hubungan antar anggota keluarga. Hal ini dapat kita lihat dalam tradisi mudik Natal di mana orang yang tinggal dan bekerja jauh dari keluarganya akan mengambil cuti atau liburan agar dapat berkumpul bersama keluarganya. Natal adalah “saat berahmat untuk kita bersyukur atas anugerah sebuah keluarga dalam kehidupan kita” karena ketika berbicara tentang kasih sejati tak ada yang dapat menyamai kasih keluarga.
MISA KKI Minggu, 3 Jan 2016 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.15 Minggu, 10 Jan 2016 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC Pukul: 11.00 Minggu, 17 Des 2016 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 24 Jan 2016 St. Paschal 98-100 Albion Rd Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church 631 Bourke Street Melbourne VIC Pukul: 18.00
Semoga perayaan Natal tahun ini meningkatkan kasih dalam keluarga kita masing-masing dan dalam keluarga besar KKI kita serta mempererat hubungan kita dengan komunitas-komunitas lainnya. Marilah kita bersama-sama merayakannya dalam Upacara Natal dan Perayaan Ekaristi Malam Natal pada tangga 24 Desember 2015 di gereja St Pascal’s Box Hill. Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.
1
Pesan Natal Bersama Tahun 2015 PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah” Saudara-saudari umat Kristiani Indonesia, Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Kita kembali merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus, Sang Juruselamat. Perayaan kedatangan-Nya selalu menghangatkan dan menguatkan pengharapan kita. Dalam perayaan ini kita menghayati kembali peristiwa kelahiran Yesus yang diwartakan dengan penuh sukacita oleh para malaikat kepada para gembala di padang Efrata, komunitas sederhana dan terpinggirkan pada zamannya (bdk. Luk. 2:8-12). Kiranya warta gembira para malaikat itu tetap menggema dalam kehidupan kita sampai saat ini dalam keadaan apapun. Pada kesempatan istimewa ini, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak Anda semua untuk mensyukuri kehadiran Sang Juruselamat dengan merenungkan pesan tentang “Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah.” Kita masing-masing ada dalam keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Sementara itu keluarga kita berada bersama keluarga-keluarga lainnya dalam sebuah keluarga besar umat manusia. Namun juga kita sadari bahwa keluarga besar umat manusia mendiami bumi yang menjadi rumah kita bersama. Di bumi yang satu ini, kita ditempatkan oleh Tuhan bersama seluruh ciptaan lainnya. Di situlah kita hidup bersama sebagai keluarga Allah. Kitab Kejadian 9:16 yang kita jadikan pijakan renungan mengatakan: “Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi”. Ayat ini menyatakan bahwa Allah membarui perjanjian-Nya, perjanjian keselamatan dengan seluruh ciptaanNya. Pelangi di awan menjadi lambang pengharapan kita. Peristiwa Natal mengingatkan kita kembali untuk ‘hidup sebagai keluarga Allah,’ yang dituntun oleh pelangi kasih-Nya yang meneguhkan iman dan menguatkan harapan. Hidup bersama sebagai keluarga Allah mengandung pesan utama bahwa kita adalah satu keluarga. Sebagai anggota keluarga, kita masing-masing mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik; bukan hanya tanggung jawab untuk keselamatan manusia, tetapi juga untuk keutuhan seluruh ciptaan. Bagaimana mewujudkan tanggungjawab itu dalam perutusan kita sebagai warga negara dan bangsa Indonesia? Pertamatama, kita umat kristiani Indonesia dipanggil untuk berteguh hati melaksanakan tujuan Allah hadir di dunia, yaitu menciptakan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Kita bertanggungjawab mewujudkan keluarga Allah yang damai, rukun, adil dan saling menerima dalam keberagaman. Kita perlu membangun kesadaran bersama bahwa setiap makhluk ciptaan Allah memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, hak hidup yang harus dilindungi, dan hak-hak orang perorangan serta bersama yang harus dipenuhi dan diwujudkan. Demikian pula, kita diingatkan bahwa umat kristiani tidak hidup sendiri sebagai komunitas tertutup di dunia ini. Gereja hidup berdampingan dengan komunitas-komunitas lain. Perbedaan pandangan dan cara menjalani kehidupan, seringkali menimbulkan gesekan-gesekan bahkan konflik antar kelompok, golongan, ras/suku dan agama, sehingga hubungan antar umat dan antar warga menjadi kurang harmonis. Tidak sedikit orang menguras habis alam demi meraup keuntungan. Hal itu menyebabkan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan alam terganggu. Menjadi tugas kita bersama untuk memperbaiki relasi yang rusak itu. Kita harus mengupayakan terwujudnya bumi yang satu ini sebagai “rumah kita bersama”.
2
Sebagai warga bangsa kita juga diingatkan untuk bijaksana dalam menyikapi bentuk-bentuk gangguan sosial yang dapat mengancam persaudaraan, perdamaian, dan keamanan di Negara kita. Berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di negeri kita, membangkitkan kesadaran dan niat baik kita untuk bersikap bijaksana. Penutupan dan pengrusakan rumahrumah ibadah, termasuk yang mengakibatkan korban jiwa masih terjadi akibat perilaku kekerasan sekelompok orang yang bertindak atas nama agama. Di samping itu, kerusakan lingkungan terjadi, termasuk yang mengakibatkan musibah asap di berbagai wilayah Indonesia. Semua itu membuat relasi antar umat manusia dan alam menjadi terganggu, bahkan sudah makin rusak. Kita juga harus menjadi semakin bijaksana memperlakukan alam “Ibu Pertiwi” yang darinya kita semua memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari. Kita dipanggil untuk menegaskan kembali ketetapan hati kita untuk melindungi dan mempertahankan keutuhan ciptaan di tengah budaya serakah yang melahirkan kemiskinan, ketidak-adilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan. Kita perlu mengembangkan hidup sederhana dan jujur di tengah pengaruh globalisasi keserakahan dan ketidakpedulian ini.} Dengan mengembangkan semangat hidup sederhana ini, umat kristiani Indonesia berupaya: mengendalikan diri dan berani mengatakan cukup; menyatakan kesediaan untuk hidup berbagi; dan berani berjuang bersama menentang segala sistem dan struktur yang menghalangi serta mengurangi hak orang lain untuk memperoleh kecukupan dalam hidupnya. Dalam semangat kelahiran Yesus kita diajak untuk menanam, menyiram dan memelihara kehidupan semua makhluk ciptaan di bumi pertiwi ini, supaya semua makhluk dapat hidup bersama sebagai keluarga Allah dengan damai, adil dan bercukupan.
SELAMAT NATAL 2015 DAN TAHUN BARU 2016 Jakarta, 18 November 2015 Atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Pdt. Dr. Henriette Tabita Lebang Ketua Umum Pdt. Gomar Gultom, M.Th. Sekretaris Umum
Konferensi Waligereja Indonesi Mgr. Ignatius Suharyo Ketua Mgr. Anton Subianto Bunyamin, OSC. Sekretaris Jenderal
Sumber: Mirifica news 16 November 2015.
“NATAL & KELUARGA” Pater Boni Buahendri, SVD Chaplain KKI Melbourne PENDAHULUAN Waktu berjalan begitu cepat. Kita sudah berada dipenghujung sebuah tahun dan Natal sudah di jenang pintu. Banyak cara orang Kristen mempersiapkan Natal. Sebagai misal, pada akhir tahun seperti ini, biasanya setiap keluarga bersiapsiap menyambut Natal. Ada yang bergegas ke kampung halaman atau kota kelahiran untuk merayakan Natal atau cara lainnya. Namun perlu diakui juga bahwa karena sejumlah alasan tertentu, tidak semua keluarga bisa menyelenggarakan Natal bersama di rumah. Sejumlah orang merayakannya jauh dari orang tua dan keluarga karena alasan sekolah atau pekerjaan. Ada juga karena alasan politik (seperti akhir-akhir ini, para pengungsi asal Suriah), terpaksa merayakan Natal di kemah pengungsian di perbatasan Turki dan Libanon. Sebuah perayaan Natal ditengah ketakutan politik dan cuaca musim dingin di padang gurun, yang sudah tiba.
3
KELUARGA Natal sebenarnya adalah Tuhan Yesus sendiri yang hadir di tengah-tengah keluarga, yakni keluarga Yusuf dan Maria. Yesus memilih sebuah keluarga untuk menjadi tempat di mana Dia hadir, itu adalah sebuah peristiwa yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Tuhan mengerti bahwa sesungguhnya seorang anak harus dibesarkan di dalam sebuah keluarga yang menyambut dan mengasihinya. Di dalam keluarga, Tuhan Yesus diterima, dibesarkan dalam kasih dan akhirnya menjadi seorang dewasa dalam iman. Bahkan dikatakan di dalam firman Tuhan bahwa Tuhan makin hari makin bertumbuh, dalam sebuah keluarga. Dua tahun terakhir, keluarga masih menjadi tema utama pesan Natal Gereja untuk umat Kristiani di seluruh dunia. Sebagai contoh, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) kembali mengeluarkan pesan bersama untuk menyambut Natal. Tahun lalu, 2014, tema yang dipilih adalah “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga” dan tahun ini, 2015, bertemakan “Hidup bersama sebagai keluarga Allah” Dalam perayaan pesan Natal tersebut, PGI dan KWI mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Putra Allah menjadi manusia. Dialah Sang Immanuel; Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan sederhana dan saleh, yakni Maria dan Yusuf. Melalui keluarga kudus tersebut, Allah mengutus Putra Tunggal-Nya ke dalam dunia yang begitu dikasihi-Nya. Ia datang semata-mata untuk menyelamatkan manusia dari kekuasaan dosa. Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, tetapi akan memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16-17). NATAL DAN KELUARGA Sebuah kisah sekaligus hasil penelitian singkat dikalangan anak muda Kristiani di Eropa tepatnya Jerman, pasti menggugah kita semua. Kisa itu bertemakan: Keluarga adalah yang terpenting saat Natal. Bagi orang Jerman terutama anak muda, Natal tak lepas dari hadiah, pohon Natal dan berkumpul di Pasar Natal. Tapi dalam dua dekade terakhir, bagi generasi muda Jerman, kumpul bersama keluarga adalah yang terpenting. Dikisahkan bahwa jika “Feliks Muller, mencium aroma kayu manis dan anggur hangat, baginya masa Natal sudah dimulai. Dia mengatakan “dengan keluarga mengelilingi meja tinggi di pojok Pohon Natal, minum anggur hangat kaya rempah, makan kentang, mengobrol, itu adalah masa-masa paling indah bagi saya di sepanjang tahun ini. “Lain lagi kata Rebekka: “bagi saya, Natal berarti makan dengan keluarga. Kita semua duduk di meja dan dikelilingi lampu Pohon Natal. Biasanya kita tidak punya banyak waktu untuk bersama-sama. Tapi saat Natal, itu berbeda.” Sekali lagi dalam 20 tahun terakhir, “Natal sangat berarti bagi banyak anak muda di Jerman,” kata Martina Gille dari Institut Pemuda Jerman (DJI), “terutama karena ada acara keluarga.” Lulusan sosiolog sejak pertengahan 1980-an itu bekerja sama dengan anak-anak muda dan mengamati apa yang penting bagi hidup mereka. “Selama 20 tahun terakhir, kami mengamati peningkatan nilai-nilai tradisional di kalangan remaja dan dewasa-muda,” kata Gillespie. Alih-alih hanya memikirkan diri mereka sendiri, mereka kembali memikirkan arti pentingnya keluarga. Pekerjaan merupakan hal penting bagi generasi muda di Jerman. Banyak orang muda yang usai menjalani pelatihan kerja akan mendapat kontrak kerja jangka tetap. “Di samping pekerjaan, pegangan lain dalam hidup yang cukup penting adalah keluarga”, tambah Gille. KESIMPULAN 1. Sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Masing-masing kita merencanakan perayaan Natal dengan cara kita sendiri. Ada yang merayakannya di Melbourne dan ada juga yang bergegas dan pulang ke tanah air Indonesia, untuk merayakan Natal bersama sanak keluarga. Gunakanlah kesempatan langkah “kumpul keluarga” sekali setahun ini, sebagai saat berahmat untuk kita bersyukur atas anugerah sebuah keluarga dalam kehidupan kita. “When it comes to a true love, nobody could replace a family”. 2. Kita hidup di tanah rantau jauh dari keluarga. Kita hidup di Australia yang sangat sekular dan individual. Saat Natal adalah saat yang bagus untuk kita merenung dan melihat kembali nilai-nilai tradisional nan luhur “rasa kekeluargaan” yang tidak mungkin terhapus dari kepribadian kita sebagai orang Asia, orang timur dan orang Indonesia. 3. Kita diajak untuk menghadiri perayaan Natal bersama di kelompok-kelompok kategorial, wilayah-wilayah atau perayaan Natal KKI di Gereja St. Pascal, 100 Albion Rd. Box Hill – Vic., Kamis 24 Desember 2015. All are welcome.
4
4. Semoga semakin tahun, KKI Melbourne akan menjadi “home away” untuk kita semua, di mana setiap orang merasa dicintai, diterima, dihargai, didengarkan dan merasa at home sebagai sebuah keluarga. Selamat Hari Raya Natal dan Tahun Baru!
Tradisi Natal di Australia dan Indonesia Rufin Kedang Tidak dapat disangkal bahwa Natal membawa kegembiraan bagi penduduk dunia di berbagai belahan bumi. Natal yang pertama-tama mempunyai makna keagamaan, dirayakan juga dengan bermacam-macam cara yang lain. Tetapi di sini kita hanya membicarakan perayaan natal di tempat kediaman kita Australia dan di tanah air kita Indonesia. Di Australia sejak awal Desember orang mulai memasang pohon natal dan menghiasi rumah mereka dengan pernak-pernik natal serta lampu-lampu hiasan berwarna-warni yang gemerlapan di waktu malam. Christmas Carols diadakan di taman-taman kota dan suburbs; dua Christmas Carols yang paling terkenal adalah Carols by Candlelight di Sydney Myer Music Bowl, Melbourne dan Carols in the Domain di Sydney. Selama bulan ini juga pusat-pusat belanja menjadi lebih ramai dengan kumandang lagu-lagu natal dan ana-anak yang gembira untuk difoto bersama Santa Claus. Acara pada hari Natal adalah berkumpul dengan keluarga, bertukar kado dan makan bersama. Karena Natal adalah waktu musim panas di Australia, makanan ala Inggris seperti ham, daging kalkun dan ayam dhidangkan dingin dengan salad dan sayur-sayuran. Tidak ketinggalan puding dan kue natal. BBQ makanan laut seperti prawns, lobster, oyster dan crayfish digemari orang juga. Makanan Asia dan mediterania juga populer karena banyaknya imigran atau keturunan imigran yang berasal dari tempat-tempat tersebut. Masih menjadi bagian dari perayaan natal di Australia adalah hari sesudah natal yang dikenal dengan nama Boxing Day. Pada hari ini anggota keluarga dan sanak saudara masih saling berkunjung dan membuka kado. Banyak orang berebutan berbelanja karena ada diskon besar-besaran di pusat belanja besar seperti Myers. Lomba kapal layar yang terkenal yaitu Sydney Hobart Yacht Race dimulai pada hari ini. Suasana perayaan terus berlangsung karena Natal di Australia adalah bagian dari summer holiday. Di Indonesia mudik natal telah menjadi tradisi tahunan, khususnya dari kota-kota dengan mayoritas penduduk beragama Kristen seperti Manado, Kupang, Ambon dan Jayapura. Menjelang natal, bandara dan pelabuhan laut di kota-kota ini dijubeli penumpang yang bersia-siap pulang ke kampung halamannya untuk merayakan natal bersama dengan keluarga dan sanak saudara mereka. Juga di Jawa dan Sumatra, dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, Dinas Lalu Lintas menambah armada angkutan untuk mengangkut penumpang pulang ke kampung halamannya. Bagi penganut Katolik di Indonesia inti perayaan natal adalah Liturgi dan Misa Natal pada malam tanggal 24 Desember. Di Jawa perayaan natal sarat dengan budaya Jawa seperti seperti pertunjukan wayang kulit dengan tema Kelahiran Kristus. Di Bali orang memasang “penjor” yaitu hiasan janur pada batang bambu untuk menghiasi gereja. Mereka datang ke gereja dengan pakaian khas Bali seperti kebaya, selendang dan kain kamen. Upacara Natal dengan warna lokal juga terdapat di tempat-tempat lain di Indonesia. Di banyak tempat sejak minggu pertama Desember orang mulai membersihkan makam keluarga sebagai tanda hormat kepada mereka yang telah berpulang. Tradisi Sinterklas dan Si Piet Hitam populer di Manado dan Ambon. Di Manado rangkaian perayaan natal ditutup dengan acara Kunci Taon atau Kuncikan biasanya dengan keramaian dan pawai keliling kota. Di Flores, Natal identik dengan meriam bambu yang diledakkan nyaris di tiap sudut kota pada malam Natal. Orkes suling yang kini diganti dengan band fanfare berkeliling memainkan lagu-lagu Natal. Di Ambon, Natal diwarnai bunyi sirene kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan serentak pada tengah malam 24 Desember. Momen ini juga identik dengan pertemuan keluarga besar. Tradisi unik lainnya ada di Papua. Warga Papua memiliki tradisi pesta barapen atau bakar batu, yakni sebuah ritual kuliner lokal untuk mengolah daging babi sebagai ungkapan kebahagiaan Natal. Selain itu, di banyak tempat dipasang dekorasi bertema kelahiran Yesus, lengkap dengan lagu-lagu Natal yang diputar 24 jam. Ini hanyalah beberapa contoh tradisi natal di Indonesia, tentu saja masih banyak lagi tradisi natal di tempat-tempat lain di Indonesia yang perlu kita ketahui juga.. Selamat Hari Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.
5