I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi menjadi produsen gula dunia karena dukungan agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja. Disamping itu prospek pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2-4,7 juta ton/tahun. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dan industri yang saat ini masih terus menjadi masalah karena masih terjadi kekurangan produksi dalam negeri, sementara kebutuhan gula masyarakat Indonesia terus meningkat. Pesatnya perkembangan kebutuhan gula sementara peningkatan produksi relatif belum seimbang menjadikan Indonesia sebagai importir gula baik untuk gula kristal mentah (raw sugar) maupun gula industri (refined sugar) (Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Berdasarkan Angka Sementara tahun 2011 dari Direktorat Jenderal Perkebunan, luas areal tebu di Indonesia cenderung meningkat selama tahun 20002011 hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1. Perkebunan Rakyat (PR) mendominasi luas areal tebu, diikuti oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Besar Negara (PBN). Tahun 2011 luas areal tebu Indonesia mencapai 457.615 ha atau hanya meningkat sebesar 0,77% dibandingkan tahun sebelumnya.
Gambar 1.1. Perkembangan Luas Areal Tebu Indonesia Tahun 2000-2011. Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011.
1
Areal perkebunan tebu di luar Jawa meliputi industri gula di Sumatera dan Sulawesi dengan luasan pada 10 tahun terakhir berkisar antara 105-115 ribu ha. Meskipun pemerintah selalu mendorong pengembangan areal tebu ke depan ke luar Jawa, namun hingga saat ini belum ada pengelolaan perkebunan tebu untuk industri gula baru. Provinsi Lampung merupakan sentra industri gula di Sumatera dengan 5 PG meliputi sekitar 34-39% dari total luasan area tebu Indonesia (Mulyadi dkk, 2009). Sentra produksi utama tebu pada tahun 2011 terdapat di 5 (lima) provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Jawa Barat dan D.I. Yogyakarta dengan total kontribusi sebesar 98,9% terhadap total produksi gula di Indonesia. Jawa Timur berada di peringkat pertama dengan kontribusi sebesar 69,57% terhadap total produksi gula, sedangkan provinsi lain memberikan kontribusi kurang dari 20%. Data kontribusi masing-masing provinsi sentra produksi tebu dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Provinsi Sentra Produksi Tebu Rakyat Tahun 2011 Provinsi Jawa Timur Jawa Tengah Lampung Jawa Barat D.I. Yogyakarta Lainnya Jumlah
Kontribusi (%) 69,57 17,54 6,73 3,80 1,26 1,10 100,00
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011.
Mulai tahun 2010 target swasembada konsumsi ditingkatkan menjadi swasembada gula nasional. Untuk memenuhi sasaran pencapaian Swasembada Gula Nasional tersebut dilakukan upaya terpadu sektor on farm dan off farm. Program peningkatan produktivitas tebu dan rendemen gula di sektor on farm melalui intensifikasi dan perluasan areal tebu. Sedangkan di sektor off farm melalui revitalisasi PG dan pembangunan PG baru (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013). Penggunaan benih unggul bermutu dengan varietas sesuai tipe wilayah, penerapan teknis budidaya sesuai standar teknis, pengendalian Organisme Penganggu Tanaman 2
(OPT), dukungan sarana dan prasarana perkebunan, serta pemberdayaan petani dan kelembagaannya sangat menentukan keberhasilan pencapaian peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tebu (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2011, Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi tebu nasional dengan menempati urutan ketiga sebagai provinsi sentra produksi tebu dengan memberikan kontribusi sebesar 6,73%. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan tebu yang berlokasi di Provinsi Lampung yaitu di Distrik Bungamayang, namun dalam jangka waktu tahun 20082012 produksi tebu sendiri di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) cenderung mengalami penurunan yang dapat dilihat pada gambar 1.2.
Produksi (ton)
1600000 1200000
Series1 Linear (Series1)
800000 400000 0
Tahun
Gambar 1.2. Produksi Tebu PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun 2008-2012. Sumber: PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), 2014.
Aspek produksi merupakan salah satu aspek paling penting dalam suatu perusahaan. Besar kecilnya penerimaan dan keuntungan yang diterima oleh suatu perusahaan tergantung pada seberapa besar suatu produk mampu dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitasnya itu sangat penting karena salah satu upaya yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan daya saing perusahaan tersebut. Peningkatan produksi dapat diketahui dengan mampertimbangkan jumlah input yang
3
digunakan dalam kegiatan produksi yang digunakan secara efisien. Untuk melihat perkembangan produksi, produktivitas, serta penggunaan input dalam produksi tebu dan gula dari tahun ke tahun, maka dilakukan analisis terhadap trend sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero). Peningkatan produksi dan melaksanakan kegiatan produksi yang efisien penting dilakukan oleh setiap perusahaan, namun sebelum upaya-upaya peningkatan produksi tersebut dirumuskan maka terlebih dahulu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksinya agar produksi yang diperoleh tinggi dan kegiatan produksi yang dilakukan berjalan secara efisien dan menguntungkan.
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka luang lingkup permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : a.
Bagaimana trend produksi, produktivitas dan penggunaan input produksi tebu dan gula di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) ?
b.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tebu di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) ?
c.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) ?
d.
Berapa besar keuntungan produksi gula dan tetes di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) ?
3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah : a.
Mengetahui trend produksi, produktivitas dan penggunaan input produksi tebu dan gula di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero).
b.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tebu di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero).
4
c.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero).
d.
Mengetahui keuntungan produksigula dan tetes di Distrik Bungamayang PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero).
4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memberikan informasi untuk:
a.
Peneliti, dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan pola pikir dan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Gadjah Mada.
b.
Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) untuk memaksimalkan usahanya.
c.
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan menjadi bahan acuan untuk dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut.
5