I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki matapencaharian dalam sektor pertanian. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Peranan sektor pertanian dalam hal menyediakan pangan, bahan baku industri, meningkatkan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani telah menunjukan kemampuan sektor ini sebagai salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Berbicara
mengenai
pembangunan
nasional,
Indonesia
sebenarnya
mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang pasar produk agribisnis yang ada baik lingkup nasional maupun internasional. Dilihat dari sisi penawaran sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara agribisnis yang memiliki daya saing tinggi. Menurut Saragih (1998), ada paling tidak tiga argumen yang mendasari pernyataan ini. Pertama, agribisnis Indonesia masih berada pada fase bertumbuh dan masih bisa terus tumbuh dimasa yang akan datang. Kedua, Indonesia memiliki sumberdaya alam yaitu lahan yang luas dan subur, sinar matahari, plasma nutfah yang beragam yang merupakan sumberdaya dasar pengembangan agribisnis. Ketiga, beberapa negara pesaing Indonesia yang secara tradisional manguasai agribisnis internasional, di masa yang akan datang akan kesulitan untuk mengembangkan agribisnis, terutama karena kesulitan lahan. Berdasarkan kondisi tersebut sebenarnya secara relatif Indonesia dapat menjadi produsen terbesar beberapa komoditas agribisnis terpenting. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berpeluang untuk menguasai pasar internasional. Hal ini dikarenakan komoditas perkebunan pada umumnya merupakan komoditas ekspor. Alasan lain yang menunjang pernyataan tersebut adalah bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam banyak komoditas perkebunan. Beberapa komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, kakao, karet dan kopi bahkan mempunyai peluang untuk menjadi produsen dan eksportir terbesar di dunia. Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas penting dalam subsektor perkebunan. Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ketiga terbesar
1
dunia dalam produksi kopi setelah negara Brazil dan Vietnam. Kopi merupakan komoditas yang memiliki potensi dan prospek yang sangat baik untuk dikembangkan baik di dalam maupun di luar negeri. Jawa Barat merupakan salah satu daerah produsen kopi di Indonesia. Pada mulanya di tahun 1911, Jawa Barat dikenal sebagai penghasil kopi yang memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Daerah produsen kopi yang ada di Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung. Potensi daerah tersebut dapat dilihat pada data rekapitulasi luas areal dan produksi kopi Kabupaten Bandung. Tabel 1.1. Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Kopi Kabupaten Bandung Luas Areal (Ha) No Kecamatan Produksi (Ton) TBM TM TT/TR Jumlah 1 Ibun 817,44 262,00 0,00 1079,44 419,20 2 Kertasari 574,50 323,00 0,00 897,50 516,80 3 Banjaran 59,00 38,00 2,00 99,00 41,80 4 Cicalengka 98,88 26,00 0,00 124,88 36,40 5 Cileunyi 17,50 9,00 0,00 26,50 12,60 6 Cilengkrang 35,00 15,00 0,00 50,00 22,50 7 Majalaya 0,00 1,00 0,00 1,00 1,00 8 Nagreg 19,00 13,00 0,00 32,00 13,00 9 Cimaung 220,00 98,00 42,00 360,00 147,00 10 Cikancung 200,70 58,00 0,00 258,70 87,00 11 Baleendah 0,00 4,00 0,00 4,00 4,00 12 Ciparay 0,20 0,20 0,00 0,40 0,20 13 Rancaekek 0,00 13,50 13,00 26,50 12,15 14 Arjasari 98,00 83,00 14,00 195,00 116,20 15 Kutawaringin 5,00 57,56 1,10 63,66 86,34 16 Ciwidey 191,40 227,00 9,00 427,40 363,20 17 Pangalengan 1.067,00 897,00 0,00 1.973,00 1.435,20 18 Katapang 0,00 3,00 3,00 6,00 2,55 19 Cangkuang 6,00 21,00 0,00 27,00 21,00 20 Paseh 1.220,50 244,00 3,00 1.467,50 390,40 21 Pacet 382,00 107,95 0,00 489,95 172,72 22 Pasirjambu 313,50 83,00 0,00 396,50 132,80 23 Cimenyan 22,50 1,00 0,00 23,50 1,50 24 Rancabali 505,00 122,00 0,00 627,00 183,00 Jumlah 5862,12 2707,21 87,10 8656,43 4218,56 Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Barat 2009 Kabupaten Bandung terdiri dari 24 Kecamatan yang memiliki areal dalam penanaman kopi. Salah satu kecamatan yang memiliki luas areal yang besar dan
2
produksi kopi yang tinggi adalah kecamatan Pangalengan. Kecamatan Pangalengan memiliki luas areal penanaman kopi sebesar 1.973 Ha dengan produksi sebesar 1.435 ton. Pangalengan dikenal sebagai penghasil utama kopi arabika yang ada di Jawa Barat. Beberapa desa di Kecamatan Pangalengan mengandalkan kopi sebagai lapangan kerja bagi warganya yang mayoritas bekerja dalam sektor pertanian. Salah satu desa yang menghasilkan produksi kopi tinggi dan berkelanjutan adalah desa Margamulya. Desa Margamulya berada pada ketinggian kurang lebih 1500 meter dpl yang merupakan daerah pegunungan dengan suhu terendah 15oC dan suhu tertinggi 35oC. Kelembaban udara sekitar 60,7% dengan iklim daearah B. Tanahnya termasuk bereaksi masam dengan pH yang berkisar antara 4,8 sampai dengan 5,6. Tanah di desa Margamulya termasuk tanah pegunungan dengan tanah datar sekitar 60%, curam 10%, bukit 20%, dan landai 10%. Tanah yang ada di Desa Margamulya sangat cocok ditanam komoditas kopi. Produksi kopi arabika di Desa Margamulya hampir setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Dengan produksi yang baik maka sistem pemasaran yang dilakukan haruslah efisien dan efektif sehingga petani, lembaga pemasaran dan konsumen mendapat kepuasan yang optimum. Menurut Kotler (1994), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain sehingga mendapatkan kepuasan. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran kopi arabika menjadi salah satu komponen penting dalam peningkatan usaha agribisnis sehingga kegiatan pemasaran sangat penting untuk diperhatikan dan diteliti lebih lanjut. 2. Perumusan Masalah Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas utama yang ditanam petani di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan. Produksi kopi terbesar yang dihasilkan adalah kopi arabika. Kopi arabika memiliki umur produksi yang lebih cepat dibanding jenis kopi lain, tanaman lebih pendek, dan produksi yang lebih banyak. Pertumbuhan hasil produksi kopi yang tinggi dipengaruhi oleh pemasaran yang baik. Pemasaran merupakan media bagi perkembangan usahatani kopi dengan 3
adanya
kondisi pemasaran yang efisien dan adil bagi petani sebagai produsen,
lembaga pemasaran dan juga kepuasan bagi konsumen. Aspek pemasaran lebih banyak ditentukan oleh peranan lembaga pemasaran. Saluran pemasaran yang terdiri dari banyak lembaga pemasaran cenderung akan memberikan marjin yang tinggi sehingga terjadi peningkatan harga di tingkat konsumen. Hal yang menjadi permasalahan juga dalam pemasaran yang terkadang dilupakan adalah keuntungan yang didapat bagi petani selaku produsen. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui: 1. Bagaimana saluran pemasaran dan besarnya margin pemasaran kopi arabika yang terjadi di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung? 2. Berapa besarnya farmer’s share petani kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung? 3. Bagaimana tingkat monopoli pada setiap saluran pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung? 4. Bagaimana tingkat monopoli pada setiap lembaga pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung? 5. Bagaimana efisiensi pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangelengan, Kebupaten Bandung? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian mengenai “Analisis Pemasaran Kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung”. 3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui saluran pemasaran dan besarnya margin pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 2. Mengetahui besarnya farmer’s share petani kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 3. Mengetahui tingkat monopoli pada setiap saluran pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 4. Mengetahui tingkat monopoli pada setiap lembaga pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
4
5. Mengetahui efisiensi pemasaran kopi arabika di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis, dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penelitian di bidang sosial ekonomi pertanian sekaligus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat sarjana (S1) di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan produk kopi arabika khususnya dalam bidang pemasaran. 3. Bagi petani dan lembaga pemasaran, dapat berguna dalam pengambilan langkah-langkah yang tepat bagi pengembangan usahatani kopi arabika khususnya dalam bidang pemasaran. 4. Bagi pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi, pembanding dan tambahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
5