GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGURANGI PRAKTIK EARNINGS MANAGEMENT DI PERUSAHAAN GO-PUBLIC Oleh: Yuni Pristiwati Noer Widianingsih1 STIE Swasta Mandiri Surakarta
ABSTRACT This study investigates the application of corporate governance to reduce earnings management on go-public firms.The results show that the proportion of independent commissioners has significant effect on earnings management; larger proportion of independent commissioners in the boards is associated with lower level of earnings management. Size of commissioners and leadership of independent commissioners have insignificant impact on earnings management. The proportion of independent director impacts significantly to the earnings management, larger proportion of independent director results on lower level of earnings management. Further size of director is positively associated with lower level of earnings management. Yet, audit committee is negatively associated with earnings management. This research provides evidences that effective board of commissioners, audit committee and board of directors are reducing earnings management. Keywords: corporate governance, earnings management.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Isu mengenai corporate governancedi Indonesia mengemuka setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998. Survey yang dilakukan oleh Price Waterhouse Coopers tahun 1999 terhadap investor internasional di Asia menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat pertama dalam hal buruknya standar auditing, akuntabilitas terhadap shareholder serta standar pengungkapan dan transparansi (FCGI: 2006). Penerapan corporate governance
1
sangat penting karena diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas pengungkapan pelaporan keuangan perusahaan sehingga dapat mengurangi tindakan kecurangan dalam pengungkapan pelaporan tersebut. Salah satu metode yang umum digunakan dalam pengungkapan oleh manajemen adalah dengan earnings management atau manajemen laba. Perusahaan melakukan earningsmanagement untuk tujuan pelaporan keuangan bagi pihak eksternal (Matsuura, 2008:64).
Staff Pengajar di STIE Swastamandiri Surakarta
82
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 Penelitian mengenai hubungan penerapan corporate governance dan earnings management sudah banyak dilakukan di beberapa negara, di antaranya penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari perusahaan Amerika oleh Dechow dan Dichev (2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki independent board dapat mengurangi earnings management. Sedangkan penelitin Klein (2002) menunjukkan bahwa audit committee dan earnings management mempunyai hubungan non linear negatif serta adanyahubungan positif antara board of directors dengan earnings management. Jaggi et al. (2009) melakukan penelitian dengan mengambil sampel dari perusahaan di Hongkong. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa adanya hubungan negatif antara independent nonexecutive directors dan earnings management. Sedangkan penelitian di negara berkembang juga telah dilakukan oleh Shen dan Chih (2002) yang menemukan bahwa penerapan corporate governance dapat mengurangi earnings management. Penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap earnings managemet juga sudah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian tersebut diantaranya dilakuan oleh Prabowo dan Simpson (2009) mengenai hubungan boards leadership, komposisi dewan direksi dan kinerja dari perusahaan dengan kendali keluarga (family control). Hasil penelitian menunjukkan bahwa direktur independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Murhadi (2009) mengenai pengaruh corporate governance terhadap praktik earnings management disimpulkan bahwa CEO Duality dan pemegang saham
ISSN 2088 - 6594 kendali berpengaruh signifikan terhadap earnings management sedangkan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap earnings management. Nasution dan Setiawan (2007) meneliti mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari ukuran dan komposisi dewan komisaris serta keberadaan komite audit berpengaruh terhadap earnings management. Veronica dan Utama (2005) meneliti pengaruh praktik corporate governance yang terdiriproporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini adalah proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Dari gambaran penelitian sebelumnya menunjukkan masih banyaknya perbedaan hasil penelitian, hal ini sebabkan karena adanya perbedaan lingkungan institusional dari masing – masing negara (Jaggi et al., 2009).Lingkungan institusional di Amerika secara umum dikarakteristikkan dengan adanya proteksi secara legal yang cukup besar terhadap investor (La Porta et al., 1999). Sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia perlindungan terhadap investor secara legal masih belum efektif dilakukan (Durnev dan Kim, 2003) serta karakteristik dalam pengelolan perusahaan masih bersifat personal network system (Jaggi et al., 2009). Penelitian ini selanjutnya akan mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu akan diteliti mengenai pengaruh corporate governance yang meliputi jumlah dewan komisaris,
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
83
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 independensi dewan komisaris, kepemimpinan komisaris independen, jumlah komite audit jumlah dewan direksi serta independensi dewan direksi terhadap earnings management. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakahpenerapancorporate governance yang terdiridaridewankomisaris, dewandireksidankomite audit berpengaruhdalammengurangipraktikearn ings management yang dilakukanolehperusahaango public?” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuanpenelitianiniadalahsebaga iberikut: 1. Untukmengetahuipengaruhjumlahdew ankomisarisdalammengurangipraktike arnings management 2. Untukmengetahuipengaruhindependen sidewankomisarisdalammengurangipr aktikearnings management. 3. Untukmengetahuipengaruhkepemimpi nandewankomisarisindependendalam mengurangiearnings management. 4. Untukmengetahuipengaruhjumlahdew andireksidalammengurangiearnings management. 5. Untukmengetahuipengaruhindependen sidewandireksidalammengurangiearni ngs management. 6. Untukmengetahuipengaruhindepedens ikomiteaauditdalammengurangiterhad apearnings management . 2. KerangkaTeoritisdanPengembanga nHipotesis 2.1. Agency Theory dan Corporate governance Agency Theory menekankan kepentingan para pemegang saham (shareholders) dan para pengelola perusahaan. Gunarsih (2003) mengungkapkan bahwa penerapan 84
ISSN 2088 - 6594 corporate governance diperlukan untuk mengurangi konflik keagenan antara pengelola dan pemilik serta untuk menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan tersebut. Alison (2006) mendefinisikan corporate governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Sedangkan Cadbury Committee (1992) menyatakan bahwa corporate governance merupakan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan serta stakeholders internal maupun eksternal yang memperhatikan hak dan kewajiban dari masing – masing pihak tersebut. 2.2. Corporate governance dan Earnings Management Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia dijalankan oleh Dewan Komisaris dan Direksi (two-tier system) yang mempunyai wewenang dantanggung jawab sesuai dengan fungsinya masingmasing (KNKG: 2006). Dewan Komisaris dan Dewan Direksi tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan corporate governance secara efektif. Beberapa penelitian mengenai penerapan praktik corporate governance menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan nilai ekonomis dan produktifitas perusahaan serta mengurangi risiko sistematis
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 keuangan (Javed dan Iqbal: 2007). Penelitian Dechow et al. (1996) dan Klein (2002) menunjukkan adanya hubungan antara buruknya praktik corporate governance dengan buruknya kualitas pelaporan keuangan termasuk kecurangan pelaporan keuangan dan earnings management. 2.3. PengembanganHipotesis 2.3.1. Dewan Komisaris dan Earnings Management a. Jumlah Dewan Komisaris Penelitian Xie et al.(2003)mengindikasikan bahwa semakin besar jumlah corporate boards akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat earnings management. Hasil ini sama dengan penelitian Yermarck dan Eisenberg (1996), yang menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah corporate boards akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang semakin baik. Berbeda dengan penelitian Beasley (1996) yang menemukan hubungan positif antara jumlah corporate board dengan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan. Meskipun masih ada perbedaan hasil penelitian yang sudah dilakukan tersebut, akan tetapi penelitian tersebut telah memberikan bukti bahwa ada pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap earnings management. Sehingga perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1a:Ada pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap earnings management. b. Independensi Dewan Komisaris Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan efektifitas monitoring yang dilakukan oleh independent corporate board(Klein, 2002; Fama dan Jensen, 1983). Dechow et al. (1996) menyatakan bahwa
ISSN 2088 - 6594 independensi dari corporate board akan mengurangi kecurangan dalam pelaporan keuangan. Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa independensi dari corporate board dapat mengurangi konflik antara shareholder dan manajer.Oleh karena itu perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1b:Ada pengaruh independensi dewan komisaris terhadap earnings management c. Kepemimpinan Dewan Komisaris Penelitian Coles et al. (2000) menunjukkan bahwa kepemimpinan independen berhubungan dengan superior accounting earnings. Berbeda dengan penelitian Schimd dan Zimmermann (2008) yang menyatakan bahwa struktur kepemimpinan independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Meskipun masih ada perbedaan hasil penelitian yang sudah dilakukan tersebut.Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1c: Ada pengaruh kepemimpinan dewan komisaris terhadap earnings management. 2.3.2. Jumlah Komite AuditdanEarnings Management Penelitian Klein (2002) menemukan bukti adanya hubungan antara komite audit independen dengan rendahnya discretionaryaccrual sebagai proksi dari earnings management. Hasil penelitian Xie et al. (2003) tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah komite audit dengan earnings management yang diukur dengan discretionary accruals. Jaggi dan Leung (2006) juga menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit maka memiliki tingkat earnings
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
85
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 management rendah. Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam akan tetapi penelitian tersebut telah memberikan bukti adanya pengaruh antara jumlah komite audit terhadap earnings management. H1d: Ada pengaruh jumlah komite audit terhadap earnings management. 2.3.3.
Dewan Direksi dan Earnings Management a. Jumlah Dewan Direksi Jumlah dewan direksi merupakan faktor penting untuk mendukung efektifitas kinerja dari corporate board (TSE, 1994). Akan tetapi hasil penelitian mengenai efektifitas jumlah dewan direksi masih beragam. Jensen (1993) berpendapat bahwa besarnya jumlah corporate board akan mengurangi efektifitas dalam melaksanakan monitoring untuk melakukan koordinasi dan menyelesaikan masalah. Sedangkan Dalton et al. (1999) menyatakan besarnya jumlah dewan direksi akan mampu menciptakan efektifitas lingkungan dari corporate board. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2a: Ada pengaruh jumlah dewan direksi terhadap earnings management b. Independensi Dewan Direksi Penelitian mengenai independensi dewan direksi sudah dilakukan sebelumnya, diantaranyadilakukan oleh Fama dan Jensen (1983), yang menyatakan mengenai pentingnya independensi dari board of corporate dalam mengawasi kegiatan manajerial. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Jaggi
86
ISSN 2088 - 6594 dan Leung (2006) yang menemukan bukti dalam penelitiannya mengenai efektifitas dari independent corporate board. Klein (2002) memberikan bukti empiris bahwa adanya board independence dapat mengurangi earnings management. Beberapa penelitian tersebut telah memberikan bukti bahwa ada pengaruh antara independensi dewan direksi terhadap earnings management. Sehingga hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H2b: Ada pengaruh independensidewan direksi terhadap earnings management 3. MetodeRiset 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) tahun 2008 dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data tersebut diakses melalui website BEI di www.bei.co.id. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 59 perusahaan manufaktur (lampiran 2)
3.2 Perumusan Variabel dan Pengukurannya 3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earnings management yang diwakili oleh discretionary accruals (Klein, 2002 ; Jaggi dan Leung, 2006). Discretionary accrual yang digunakan adalah total discretionary accrual (TDA) dan dihitung berdasarkan modified Jones model (Jaggi dan Leung, 2006).
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Total accrual yang dihitung dengan Model Jones (1991) menggunakan perubahan revenue dan property, plant dan equipment. Persamaan tersebut adalah:
Persamaan tersebut untuk mengestimasi besarnya α0, α1 dan α2. Estimasi ini kemudian digunakan untuk menghitung besarnya non discretionary accrual dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Notasi: TA : Total accruals yang merupakan selisih antara net income dengan operating cash flows, ∆REV : perubahan revenue, ∆AR : perubahan account receivable, PPE : property plant and equipment, AT : total asset,dan : error. it 3.2.2
Variabel Independen Variabel independen yang digunakan adalahsebagaiberikut: a. Jumlah dewan komisaris (KSIZE) digunakan jumlah dewan komisaris. b. Independensi dewan komisaris (KIND)digunakan proporsi jumlah komisaris independen dari total komisaris. c. Kepemimpinan dewan komisaris (KLEAD) digunakan variabel dummy, jika ketua komisaris adalah komisaris independen maka diberi skor 1, jika tidak diberi skor 0. d. Jumlah dewan direksi (DSIZE) digunakan jumlah dewan direksi. e. Independensi dewan direksi (DIND) digunakan proporsi jumlah direktur
independen dari total jumlah dewan direksi. f. Komite audit (AUDIT) digunakan jumlah komite audit. 3.3 3.3.1
Teknik dan Model Analisis Analisis Regresi Berganda Metode Analisis yang akan digunakan adalah Analisis Regresi Berganda(Analisis Multiple Regression). Persamaan yang digunakan adalah:
Notasi: TDA : Discretionary accrual, KSIZE : Jumlah dewan komisaris, KIND : Proporsi jumlah komisaris independen dibagi total jumah komisaris, KLEAD : Variabel dummy, jika ketua komisaris adalah komisaris independen diberi skor 1 dan jika ketua komisaris bukan komisaris independen maka diberi skor 2, DSIZE : Jumlah dewan direksi,
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
87
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 DIND
: Proporsi jumlah direktur independen dibagi total jumlah direktur, AUDIT : Jumlah komite audit, Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan apakah telah memenuhi asumsi klasik atau tidak maka dilakukan pengujian yaitu uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. 3.3.2 Uji Hipotesis Kesimpulan dari hasil uji hipotesis ditentukan dengan tanda (+/-) dari variabel independen sedangkan signifikansinya ditentukan dengan koefisien variabel yang bersangkutan berdasarkan pada uji F, koefisien determinan (R2) dan uji t. 4. Analisis Data 4.1. Statistik Deskriptif Tabel 1a menyajikan statistik deskriptif dari variabel yang digunakan. Data dari semua variabel yang digunakan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3.Jumlah rata – rata dewan komisaris 5 orang dengan jumlah minimum 2 orang dan maksimum 10 orang. Jumlah ini sudah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Undang – undang Perseroan Terbatas2. Rata – rata proporsi komisaris independen adalah 37,8% (hampir 88% dari 59 perusahaan sampel memiliki proporsi komisaris independen diatas 30%). Jumlah ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mengikuti peraturan pasar modal 3 yang mensyaratkan jumlah minimal komisaris independen sekurang – kurangnya 30% 2
Undang – UndangNomor 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat 3 yaitu “DewanKomisaristerdiriatas 1 (satu) orang anggotaataulebih.” 3 PeraturanPencatatanEfek No 1-Aangka 1-a
88
ISSN 2088 - 6594 dari jumlah komisaris (PT Unilever tbk memiliki proporsi jumlah komisaris independen 80%, lihat lampiran 3). Prosentase kepemimpinan komisaris independen menunjukkan angka yang relatif kecil yaitu hanya sebesar 15,3%. Rata – rata jumlah dewan direksi adalah 5 orang dengan jumlah minimum 2 orang dan maksimum 12 orang. Jumlah dewan direksi tersebut sudah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Undang – Undang Perseroan terbatas4. Rata – rata proporsi direktur independen masih relatif kecil yaitu 7,8%. Prabowo dan Simpson (2009) menyatakan bahwa proporsi jumlah direktur independen di Indonesia adalah rendah yaitu dua per tiga dari jumlah direktur independen di perusahaan Amerika Serikat dan Taiwan serta setengah dari jumlah direktur independen di perusahaan Kanada. Rata – rata jumlah komite audit terdiri dari 3 orang. Jumlah tersebut telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam surat edaran yang dikeluarkan Bappepam5. Variabel discretionary accrual yang merupakan proksi dari earnings management mempunyai korelasi pada tingkat signifikansi 1% dengan komisaris independen sebesar 45,5%, dengan direktur independen sebesar 67,7%. Sedangkan korelasi discretionary accrual
4
Undang – UndangNomor 40 Tahun 2007 pasal 92 ayat 4 yaitu “Perseroan yang kegiatanusahanyaberkaitandenganmenghim pundan/ataumengeloladanamasyarakat, Perseroan yang menerbitkansuratpengakuanutangkepadama syarakat, atau Perseroan Terbuka wajibmempunyai paling sedikit 2 (dua) orang anggotaDireksi.” 5 SE-03/PM/2000 yang menghimbau agar emitendanperusahaan public mempunyaikomite audit.Anggotakomite audit sekurang – kurangnya 3 orang yang diangkatdandiberhentikanolehkomisaris
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 dengan jumlah komite audit hanya sebesar 24% pada tingkat signifikansi 10%. 4.2. Analisis Regresi Berganda Tabel 1b merupakan hasil analisis regresidengan menggunakan variabel independen yaitu jumlah komisaris (KSIZE), komisaris independen (KIND), kepemimpinan komisaris (KLEAD), komite audit (AUDIT), jumlah direktur (DSIZE) dan direktur independen (DIND) serta discretionary accrual sebagai variabel dependen. Hasil analisis regresi tersebut diatas selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas.Hasil uji asumsi klasik secara keseluruhan menunjukkan bahwa model persamaan yang digunakan telah memenuhi syarat asumsi klasik yaitu data yang digunakan berdistribusi normal, tidak terjadi masalah multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas (lampiran 4). 5. PembahasandanKesimpulan 5.1.Pembahasan Persamaan 1 (tabel 1b)menunjukkan nilai F sebesar 4,872 yang berarti bahwa secara simultan jumlah komisaris (KSIZE), komisaris independen (KIND) dan kepemimpinan komisaris (KLEAD) berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Besarnyanilai R2 adalah 21%, menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris, komisaris independen dan kepemimpinan komisaris berpengaruh sebesar 21% terhadap discretioanary accrual. Nilai t menunjukkan bahwa komisaris independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap earnings management pada tingkat signifikansi 1% dengan nilai t sebesar -3,477. Tanda negatif menunjukkan hubungan negatif
ISSN 2088 - 6594 antara komisaris independen dengan earnings management. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya komisaris independen dapat mengurangi prakting earnings management. Hasil ini konsisten dengan penelitian Dechow et al. (1996) yang menyatakan bahwa independensi dari corporate board akan mengurangi kecurangan dalam pelaporan keuangan. Sedangkan variabel jumlah komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management dengan nilai t=-0,190. Tanda negatif menunjukkan hubungan negatif antara jumlah komisaris dengan earnings management. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah komisaris dapat mengurangi earnings management. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Xie et al. (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah corporate boards akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat earnings management. Akan tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian Beasley (1996) yang menemukan hubungan positif antara jumlah corporate board dengan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan. Variabel kepemimpinan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management dengan besarnya nilai t = -0,444 dan signifikansi 0,659. Tanda negatif menunjukkan bahwa dengan adanya kepemimpinan komisaris independen dapat mengurangi praktik earnings management. Hasil ini konsisten dengan penelitian Peasnel etal. (2000) yang menyatakan keberadaan komisaris independen diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengawasan dan mengupayakan meningkatkan kualitas dari laporan keuangan. Hasil ini sama dengan penelitian Schimd dan Zimmermann (2008) yang menyatakan bahwa struktur kepemimpinan independen
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
89
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan Coles et al. (2000) menunjukkan bahwa kepemimpinan independen berhubungan dengan superior accounting earnings. Persamaan 2(tabel 1b) menunjukkan bahwa nilai F turun menjadi 4,369 ketika variabel jumlah komite audit dimasukkan dalam persamaan meskipun tidak mengurangi tingkat signifikansinya. Nilai R2 naik menjadi 24,5% yang menunjukkan bahwa jumlah komite audit menambah kontribusi sebesar 3,5% terhadap besarnya discretionary accrual. Uji t menunjukkan hasil yang konsisten dengan persamaan 1 dimana variabel komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap besarnya earnings management sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya earnings management termasuk variabel jumlah komite audit. Persamaan 3 (tabel 1b)menunjukkan nilai F sebesar 25,047 dengan signifikansi 0,000 yang berarti secara simultan jumlah dewan direksi dan direksi independen berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Hasil ini lebih baik dari persamaan 1 dan 2. Nilai R2 sebesar 47,2% menunjukkan jumlah dewan direksi dan direksi independen berpengaruh sebesar 47,2% terhadap discretionary accrual. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah direksi dan independensi dewan direksi mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan jumlah komisaris, independensi komisaris dan kepemimpinan komisaris independen terhadap besarnya earnings management. Persamaan 3 juga menunjukkan direksi independen berpengaruh signifikan terhadap earnings management pada tingkat signifikansi 1% dengan nilai t = 6,990. Tanda negatif menunjukkan bahwa adanya direksi independen dapat
90
ISSN 2088 - 6594 mengurangi praktik earnings management. Penelitian ini konsisten dengan Fama dan Jensen (1983) yang menyatakan pentingnya independensi dari board of corporate dalam mengawasi kegiatan manajerial. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Jaggi dan Leung (2006) yang menemukan bukti dalam penelitiannya mengenai efektifitas dari independent corporate board danKlein (2002) memberikan bukti empiris bahwa adanya board independence dapat mengurangi earnings management. Sedangkan jumlah direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management dengan nilai = 1,230 dan signifikansi 0,224. Meskipun begitu antara jumlah dewan direksi dan earnings management mempunyai hubungan positif dimana semakin banyak jumlah direksi akan mendorong terjadinya earnings management. Hasil ini konsisten dengan penelitian Jensen (1993) yang menyatakan bahwa besarnya jumlah corporate board akan mengurangi efektifitas dalam melaksanakan monitoring untuk melakukan koordinasi dan menyelesaikan masalah salah satunya adalah mendorong adanya tindakan earnings management. Sedangkan Dalton et al. (1999) menyatakan besarnya jumlah dewan direksi akan mampu menciptakan efektifitas lingkungan dari corporate board. Persamaan 4 (tabel 1b)menunjukkan nilai F sebesar 11,890 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti bahwa secara keseluruhan atribut dewan komisaris, komite audit dan dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap earnings management pada tingkat signifikansi 1%. Meskipun nilai F mengalami penurunan dibandingkan dengan persamaan 3 akan tetapi nilai R2 mengalami kenaikansebesar 10,6%. Nilai
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 R2 sebesar 57,8% yang berarti secara keseluruhan variabel corporate governance yang terdiri dari jumlah dewan komisaris, komisaris independen, kepemimpinan komisaris, komite audit, jumlah dewan direksi, direksi independen berpengaruh sebesar 57,8% terhadap earnings management. Nilai t pada persamaan 4 menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan adalah komisaris independen, direksi independen dan komite audit. Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap earnings management pada tingkat signifikansi 5% dengan nilai t sebesar -2,164 dan signifikansi 0,035. Komite audit berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 5% dengan nilai t = -2,074 dan signifikansi 0,043. Tanda negatif menunjukkan bahwa adanya komite audit dapat mengurangi earnings management. Direksi independen juga berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 1% dengan nilai t = -6,373 dan signifikansi 0,000. 5.2.Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah : a. Jumlah dewan komisaris, komisaris independen dan kepemimpinan komisaris independen berpengaruh signifikanmengurangipraktikearnings management b. Jumlah dewan direksi dan direktur independen berpengaruh signifikan mengurangipraktikearning management. c. Jumlah dewan komisaris, adanya komisaris independen, kepemimpinan komisaris independen, jumlah dewan direksi, direktur independen dan jumlah komite audit berpengaruh signifikan mengurangipraktikearnings management.
ISSN 2088 - 6594 6. ImplikasidanKeterbatasan 6.1. Implikasi Hasildaripenelitianinimengimpli kasikanadanyapengaruhjumlahkomisaris,i ndependensikomisaris, kepemimpinankomisarisindependen, jumlah audit, jumlahdewandireksi, independensidewandireksiterhadapearnin gs management. Denganadanyakeberadaandanindependens idaridewankomisaris, komite audit dandewandireksitersebutdiharapkanbiasm eningkatkankualitaspelapoankeuangan yang ditunjukkandengansemakinmenurunnyatin gkatdiscretionary accrualyang merupakanproksidariearnings management. 6.2.
Keterbatasandan Saran Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan yang mempegaruhi hasil dari penelitian, yaitu: a. Besarnya earnings management berdasarkan perhitungan discretionary accrual yang menggunakan total discretionary accrual (TDA) berdasarkan modified Jones model. b. Atribut dari variabel dewan komisaris hanya menggunakan jumlah, proporsi dan kepemimpinan komisaris independen. c. Atribut dari komite audit hanya menggunakan jumlah dari komite audit. d. Atribut dari dewan direksi hanya menggunakan jumlah dan proporsi direktur independen. Saran bagi penelitian selanjutnya berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besarnya earnings management ditentukan dari beberapa metode perhitungan discretionary accrual antara lain current discretionary
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
91
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012 accrual dengan menggunakan model lain seperti Performance-Adjusted Current Discretionary Accrual (PACDA), Heally Model, DeAngelo Model, Industry Model atau CrossSectional Model. b. Menambah atribut dari variabel dewan komisaris misalnya kompetensi,
ISSN 2088 - 6594 pengalaman dan jumlah rapat yang dilakukan. c. Menambah atribut dari komite audit misalnya kompetensi dan jumlah rapat yang dilakukan. d. Menambah atribut dari dewan direksi misalnya kompetensi, pengalaman dan jumlah rapat yang dilakukan.
Daftar Pustaka Alison. 2006. PerananDewanKomisarisdanKomite Audit dalamRangkaImplementasi Corporate Governance.http://www.reindo.co.id. Aljifri, Khaled. 2007. Measurement and Motivations of Earnings Management: A Critical Perspective. Journal of Accounting – Business & Management 14 (2007) 75-95. Bartov, E., Gul, F. and Tsui, J. 2001. Discretionary accruals models and audit qualifications. Journal of Accounting and Economics 30: 421-452. Beasley, M., 1996. An Empirical Analysis of The Relation Between The Board of Director Composition and Financial Statement fraud. The Accounting Review 71 (4), 443–464.
Cadbury Committee Report, 1992. Report of the Cadbury Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance (GCC,London). Coles, J., &Hesterly, W. 2000. Independence of the Chairman and Board Composition: Firm Choices and Shareholder Value. Journal of Management, 26(2), 195-214. Dalton, D., et al. 1999. Meta-Analytic Reviews of Board Composition, Leadership Structure, and Financial Performance.Strategic Management Journal, 19(3), 269-290. Dechow, P., Sloan, R., dan Sweeney, A., 1995. Detecting earnings management.The Accounting Review 70 (April): 193–225. Dechow, P., Sloan, R., dan Sweeney, A.,1996. Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by the SEC. Contemporary Accounting Research 13 (1), 1–36. Dechow, P., Dichev, I., 2002. The quality of accruals and earnings: The role of accrual estimation errors. The Accounting Review 77, 35–60. Durnev, A., & Kim, E. 2003. To Steal or Not to Steal: Firm Attributes, Legal Environment, and Valuation. William Davidson Working Paper Number 554. 92
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Fama, E., and M. Jensen. 1983. Agency problems and residual claims. Journal of Law and Economics 26 (June): 327-349. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2006.FCGI Publication 2006. www.fcgi.or.id/en/aboutgc.shtml. Fransis, J., LaFond, R., Olsson, P.M., Schipper, K. 2005.The market pricing of accruals quality.Journal of Accounting and Economics39: 259-327. Ghozali, Imam. 2001. AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UniversitasDiponegoro. Gujarati, Damodar N. 2004. Basic econometric.FourthEdition.International.Edition. New York: McGraw Hill Companies. Gunarsih, Tri. 2003. RisetEmpirisDalam Corporate Governance. Seminar Sehari : Issues Application & Research In Corporate GovernanceDalamRangka Launching PusatStudi Corporate Governance FE UTY. Healy, P. and J. Wahlen. 1999. A Review of The Earnings Management Literature & Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons 13 : 365-383. Jaggi, B and Leung.S 2007. Impact of Family Dominance on Monitoring of Earnings Management by Audit Committees: Evidence from Hong Kong. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, Elsevier, Vol 16, Issue 1, pp 27-50.
Jaggi, B., Leung, S., danGul, F. 2009. Family Control, Board Independence and Earnings Management: Evidence Based on Hong Kong Firms. Journal Account Public Policy.http://www.elsevier.com/locate/jaccpubpol. Jensen, M., and W. Meckling. 1976. Theory of the firm: Management behavior, agency costs, and ownership structure. Journal of Financial Economics 3:305-360. Jensen, M.C. (1993). The Modern Industrial revolution, Exit, and the Failure of Internal Control System.Journal of Finance, Vol. 48.July , hal.831-880. Jones, J., 1991. Earnings management during import relief investigations.Journal of Accounting Research 29 (Autumn), 193–228. Klein, A., 2002. Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings Management. Journal of Accounting and Economics 33 (3) : 375–400. KomiteNasionalKebijakan Governance.2006. PedomanUmum Good Governance Indonesia. Jakarta. www.governance-indonesia.or.id.
Corporate
La Porta, R., F. Lopez De Silanes, and A. Shleifer. 1999. Corporate ownership around the world. Journal of Finance (April): 471-517.
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….
93
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Matsuura, S. 2008.On The Relation Between Real Earnings Management And Accounting Earnings Management: Income Smoothing Perspective.Journal of International Business. Murhadi, Werner. 2009. StudiPengaruhGood Corporate Governance TerhadapPraktikEarnings Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. JurnalManajemendanKewirausahaan, Vol.11, No. 1, Maret 2009: 1-10. Nasution, MarihotdanSetiawan, Doddy. TerhadapManajemenLaba di SimposiumNasionalAkuntansi X.
2007.Pengaruh Corporate IndustriPerbankan
Governance Indonesia.
Peasnell, K., Pope, P., Young, S., 2000. Accrual management to Meet Earnings Targets: UK Evidence pre- and post-Cadbury. The British Accounting Review 32 (4), 415–445.
Prabowo, M.Agung. dan Simpson, John. 2009. Combined leadership in two-tier sytem? Board Structure, Family Control and Firm Performance of Indonesian Listed Firms. http://www.apjfs.org/2009/cafm2009/07_03_Combined%20Leadership Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10, Mengolah Data StatistiksecaraProfesional. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, KelompokGramedia, Jakarta. Schmid, M., & Zimmermann, H. 2008. Should Chairman and Ceo Be Separated? Leadership Structure and Firm Performance in Switzerland.Schmalenbach Business Review, 60(April), 182 - 204. Schipper, K., 1989, Commentary on earnings management. Accounting Horizons (December), 91-102. TSE Committee on Corporate Governance in Canada (TSE). 1994. Where Were the Directors? Toronto. Xie, B., Davidson III, W.N., DaDalt, P.J., 2003. Earnings management and corporate governance: The roles of the board and the audit committee. Journal of Corporate Finance9 : 295–316.RESS. Yermack, D. 1996. Higher Market Valuation of Companies with a Small Board of Directors.Journal of Financial Economics, 40(2), 185-211. Widianingsih, Yuni. 2011. Pengaruh Corporate GovernaceTerhadap Earnings Management. 2011. TesisUniversitasSebelasMaret. Surakarta. .Undang – UndangNomor 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat 3. Perseroan Terbatas.
94
Penerapan Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik ….