GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Fika Azmi
[email protected] STIE Bank BPD Jateng Abstract This research aims to examine internal and external factors that influence Murabaha Financing on Islamic banking In Indonesia. This research used five independent variables, that is Deposit Third Party Fund, Non Performing Financing, Murabaha Margin, Inflation and Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS). The population in this research are all Islamic banks, Islamic Business Unit (UUS), and Sharia Rural Banks (BPRS) in Indonesia. The sample consisted of three banks that are determined by purposive sampling technique. The criteria used that foreign Islamic bank that issued quarterly financial statements in the year 2010-2014. The hypothesis was tested using multiple regression analysis. The results of this research shows that Deposit Third Party Fund and Murabaha Margin have asignificant positive effect on Murabaha Financing. While the Non Performing Financing, Inflation and Bank Indonesia Certificates Sharia have no significant effect on Murabaha Financing. Keywords : Deposit Third Party Fund, Murabaha. Non Performing Financing, Inflation PENDAHULUAN Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang dijalankan dengan menggunakan sistem nilai Islam yang bebas dari kegiatan spekulatif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan, berprinsip pada keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah juga bekerja berdasarkan pada larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba. Aspek keadilan merupakan titik kunci dalam segala hal yang berkaitan dengan kegiatan bank syariah dan harus dipertanggung jawabkan kinerjanya baik di dunia maupun di akhirat. Ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh bank syariah dalam menjalankan bisnis secara syariah, membuktikan bahwa bank syariah telah teruji keberadaannya pada saat krisis
keuangan global. Inilah salah satu keunggulan yang dapat dibuktikan oleh keberadaan bank syariah. Secara spesifik, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perbankan syariah diharuskan telah memastikan dengan jelas transaksi yang akan dilakukan. Sistem keuangan syariah hanya membolehkan memberikan pembiayaan berdasarkan akad yang jelas dengan nilai pembiayaan yang wajar. Antonio (2001) mengemukakan bahwa upaya mendorong pengembangan bank syariah dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia pada saat ini sangat menantikan suatu sistem perbankan syariah yang sehat dan terpercaya untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan perbankan syariah tersebut ditujukan untuk
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
53
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional. Salah satu kegiatan operasional perbankan syariah adalah memberikan pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mendefinisikan pengertian mengenai pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah; transaksi sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah muntahiya bittamlik; transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah. Salam. dan Istishna’; transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh; dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah. Berdasarkan data Bank Indonesia pembiayaan Murabahah mengambil peranan yang sangat signifikan dalam portofolio pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah di Indonesia. Sampai dengan Desember 2014 dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 199,33 triliun, porsi dari pembiayaan Murabahah adalah sebesar Rp. 111,37 triliun (58,88%). Sedangkan porsi pembiayaan dengan skema Mudharabah hanya sebesar Rp. 14,354 triliun (7,2%) dan untuk pembiayaan Musyarakah sebesar Rp. 49,387 triliun (24,78%). Sisanya terbagi ke dalam pembiayaan Qardh, Ijarah, dan Istishna dengan total alokasi sebesar Rp. 18,218 triliun (9,14%). Ini berarti, sebagian besar skema pembiayaan yang dibiayai oleh bank syariah di Indonesia adalah pembiayaan dengan skema Murabahah. Akad Murabahah merupakan perjanjian pembiayaan dari pemilik dana
kepada penerima dana, dimana diawal perjanjian akad telah disepakati porsi pembiayaan dan margin keuntungan antara kedua belah pihak. Jenis akad ini, penerima dana telah menyepakati besaran margin yang bersifat tetap sampai akhir periode dan akan dibayarkan setiap bulannya bersamaan dengan porsi pembayaran pokok pinjamannya. Dari definisi tersebut, muncul kekhawatiran bagi pihak bank, karena margin Murabahah bersifat tetap sampai akhir periode, maka besaran tingkat margin yang akan dibayarkan oleh nasabah akan sama mulai dari tahun pertama sampai berakhirnya jangka waktu pembiayaan. Ini berarti selain resiko persaingan usaha yang dihadapi oleh bank syariah, mereka juga menghadapi resiko potensial loss yang mungkin akan diterima jika ternyata tingkat suku bunga dikemudian hari lebih besar daripada tingkat margin yang sudah ditetapkan di awal masa pembiayaan. Selain itu ada pula resiko inflasi yang mungkin akan dihadapi oleh bank syariah mengingat sifatnya yang fixed tersebut. Jika terjadi inflasi, bank syariah tidak bisa secara sepihak mengubah margin yang disepakati kedua belah pihak, sehingga kemungkinan kerugian yang dialami bank syariah akibat inflasi akan tinggi. Memperhatikan fungsi pokok perbankan sebagai lembaga yang mempunyai fungsi intermediasi keuangan, dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan/pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Pembiayaan yang paling besar disalurkan oleh perbankan syariah adalah pembiayaan murabahah, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan murabahah yang
54
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
disalurkan ke masyarakat oleh perbankan syariah. Penelitian ini menguji faktorfaktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor yang relatif dapat dikendalikan oleh perusahaan. Artinya kemampuan pengelolaan manajemen perusahaan menjadi kunci pengendalian faktor ini. Faktor internal dalam penelitian ini adalah Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Margin Murabahah. Selain faktor internal, pembiayaan murabahah juga banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Jika faktor internal dapat dikendalikan sepenuhnya oleh perusahan, maka faktor eksternal tidak dapat diprediksi atau dikendalikan. Perusahaan hanya bisa mengambil kebijakan untuk menyesuaikan kondisi tersebut. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
perkembangan perekonomian suatu negara. Kegiatan usaha bank syariah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu penghimpunan, penyaluran dan jasa perbankan. Penghimpunan terdiri dari Prinsip Mudharabah (Tabungan, Deposito, Obligasi), Prinsip Wadi’ah Yad Dhamanah (Giro, Tabungan), Prinsip Ijarah (Obligasi). Kegiatan Penyaluran terdiri dari Pola Bagi Hasil (Mudharabah, Musyarakah), Pola Jual Beli (Murabahah, Salam, Istishna), Pola Sewa (Ijarah, Ijarah wa Iqtina). Sedangkan Jasa Perbankan terdiri dari Jasa Keuangan (Wakalah, Kafalah, Ujr, Qardh, Sharf, Rahn), Jasa Non Keuangan (Wadi’ah yad amanah), Jasa Keagenan (Mudharabah, Muqayyadah). Bank syariah sebagai lembaga intermediasi memiliki fungsi untuk menghimpun dana masyarakat dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana. Penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan, salah satunya dengan memberikan pembiayaan (financing) atau yang di bank konvensional disebut dengan kredit atau pinjaman.Pembiayaan menurut Muhamad (2002), secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. Alokasi dana (pembiayaan) menurut Muhammad (2002) mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Tujuan dari investasi dalam
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan mendasar diantara keduanya adalah prinsip-prinsip dalam melakukan transaksi keuangan/operasional. Salah satu prinsip dalam operasional perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Prinsip ini tidak berlaku di perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga. Keberadaan perbankan syariah diharapkan dapat mendorong
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
55
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
pembiayaan menurut Rose dan Kolari (1995) adalah untuk memperoleh pendapatan utama dalam jenis pendapatan bunga (margin Murabahah), memaksimalkan keuntungan, penetrasi pasar, mengembangkan jasa bank lainnya, mengembangkan aktifitas ekonomi, dan melakukan fungsi moneter. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah merupakan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk penyediaan dan pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli barang sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah yang pembayarannya dilakukan dengan cara angsuran. Tujuan dari pembiayaan Murabahah adalah sebagai intermediator keuangan yang sangat berperan demi menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebagai alat intermediator dana, pembiayaan Murabahah mampu melancarkan pembangunan nasional dengan menyalurkan dananya ke berbagai proyek penting di berbagai sektor usaha yang dikelola oleh pemerintah. Disamping itu juga dapat digunakan oleh pengusaha-pengusaha swasta dan kalangan masyarakat yang membutuhkan untuk kelangsungan usaha dan memenuhi kebutuhannya dengan cara menyediakan fasilitas pembiayaan bagi pengusaha yang pada saat memerlukan tambahan barang modal ketika tidak mempunyai dana yang cukup. Bank syariah mempunyai peranan untuk membantu para nasabahnya yang ingin memajukan kegiatan usahanya (Perwataatmadja dan Antonio, 1992). Simpanan Dana PihakKetiga (DPK) Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (Simpanan DPK) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank dari seluruh dana yang dikelola oleh bank syariah (Dendawijaya, 2005). Simpanan/DPK menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1) disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.” Pada bank syariah, penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan terbagi atas dua prinsip, yaitu prinsip wadiah dan Mudharabah. Prinsip wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki, dimana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai peminjam. Sementara Mudharabah terbagi menjadi Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah. Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.Deposito Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
56
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
antara penyimpan dana dengan bank yang bersangkutan. Non Performing Financing (NPF) Not Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan yang bermasalah yaitu pembiayaan yang tidak tertagih. Besarnya NPF mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan/kredit yang dijalankan oleh bank. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan yang buruk ini (RoseKolari, 1995) antara lain karakter buruk peminjam, adanya praktek kolusi dalam pencairan pembiayaan, kelemahan manajemen, pengetahuan dan ketrampilan, dan perubahan kondisi lingkungan. Untuk menekan atau meminimalkan tingkat NPF diperlukan analisis pembiayaan yang ketat. Semakin ketat kebijakan kredit/analisis pembiayaan yang dilakukan manajemen bank (semakin ditekan tingkat NPF) akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan oleh masyarakat turun. Hal ini disebabkan karena waktu proses pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yang mendalam, bahkan ada calon nasabah yang merasa privasi pribadinya terganggu (merasa tidak dipercaya) karena adanya analisis karakter yang mendalam, sehingga calon nasabah merasa lebih baik meminjam (pindah) ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis pembiayaan/kebijakan kredit. Margin Murabahah Margin Murabahah adalah persentase margin yang dibebankan kepada nasabah atas pembiayaan Murabahah yang diterima. Metode Penentuan Margin menurut Muhammad (2005) adalah sebagai berikut: 1. Mark-up pricing adalah penentuan tingkat harga dengan melakukan markup biaya produksi komoditas yang bersangkutan.
ISSN 2088 - 6594
Target-Return Pricing adalah harga jual produk yang bertujuan mendapatkan tingkat return atas besarnya modal yang diinvestasikan. Dalam bahasan keuangan dikenal dengan return on investment (ROI). Dalam hal ini perusahaan akan menentukan berapa return yang akan diharapkan atas modal yang diinvestasikan. 3. Received-Value Pricing adalah penentuan harga dengan tidak menggunakan variabel harga sebagai harga jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing dimana perusahaan melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk meningkatkan kepuasan pembeli. 4. Value Pricing adalah kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang berkualitas tinggi. Dengan ungkapan ono rego ono rupo, artinya: barang yang baik pasti harganya mahal. Inflasi Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum yang terjadi secara terus menerus dan melibatkan beberapa barang kebutuhan pokok. Inflasi disebabkan oleh uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, sehingga permintaan akan barang meningkat. Jika permintaan barang meningkat, maka harga akan naik. Untuk mengatasi terjadinya inflasi, Bank Indonesia biasanya memberikan stimulus kepada perbankan agar menyimpan uangnya di Bank Indonesia untuk dapat mengendalikan uang yang beredar di masyarakat. Dengan adanya kebijakan tersebut, perbankan akan cenderung menyimpan dananya di Bank Indonesia daripada menyalurkan pembiayaan ke masyarakat. Disatu sisi kebijakan tersebut dapat meredam terjadinya inflasi. Disisi 2.
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
57
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
lain jika suku bunga Bank Indonesia terlalu tinggi maka penyaluran dana kepada masyarakat akan berkurang, sehingga investasi akan terhambat. Jika investasi berjalan lambat, maka roda perekonomian akan terganggu yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun yang berarti pertumbuhan ekonomi akan melemah. Sertisikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008). SBIS diterbitkan menggunakan akad Ju’alah yaitu janji untuk memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan salah satu instrumen yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada perbankan untuk menyimpan dananya jika terdapat kelebihan likuiditas. Dalam keadaan ekonomi yang buruk, instrumen ini menjadi pilihan perbankan untuk menyimpan dana dibandingkan menyalurkan kredit yang berisiko tinggi. Hal ini berakibat pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat akan berkurang. Perbankan akan lebih memilih menyimpan dananya di SBIS meskipun dengan return yang rendah tetapi dengan risiko yang kecil.
terikat. Metode ini dilakukan pada persamaan regresi yang diperoleh dari hubungan masing-masing variabel DPK, ekuitas, NPF dan prosentase bagi hasil secara individual (partial) terhadap variabel jumlah pembiayaan. Hasil regresi dengan pengujian SPSS, diketahui bahwa variabel DPK mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan. variabel ekuitas dan NPL mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan. Dan variabel margin mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan. Penelitian Siregar (2004) menunjukkan bahwa variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana. Artinya, kenaikan DPK akan menyebabkan kenaikan penyaluran dana bank syariah dan sebaliknya penyaluran dana akan turun bila jumlah DPK turun. Variabel NPF ditemukan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran dana. Artinya, kenaikan NPF akan menyebabkan penyaluran dana akan berkurang atau sebaliknya menurunnya jumlah NPF akan menaikan jumlah penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat. Donna dan Dumairy (2006) meneliti variabel-variabel yang berpengaruh pada permintaan dan penawaran pembiayaan Mudharabah pada perbankan syariah Indonesia. Data yang digunakan yaitu data bulanan statistik perbankan syariah dan data lain yang bersumber dari Bank Indonesia. Data tersebut meliputi data pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, total Dana Pihak Ketiga, indikator IMA (Investasi Mudharabah Antar bank) dalam bentuk nisbah dan persentase terhadap Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, modal yang disetor per aset dan indeks harga perdagangan besar. Berdasarkan hasil
Telaah Penelitian Sebelumnya Pratin dan Adnan (2005) menguji sejauh mana hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, dan Prosentase bagi hasil terhadap besarnya pembiayaan pada Perbankan syariah di Indonesia studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode tahun 2001-2004. Uji t digunakan untuk mengetahui perubahan masing-masing variabel bebas yang dapat menjelaskan perubahan variabel
58
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
estimasi dan analisis dengan regresi yang menggunakan Prosedur Iterasi Cochrane-Orcut yang dikombinasi dengan AECH dapat disimpulkan bahwa jumlah Mudharabah yang diminta dipengaruhi secara negatif oleh tingkat bagi hasil dan secara positif oleh ekspektasi profit. Jumlah Mudharabah yang ditawarkan dipengaruhi secara positif oleh tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, dan modal. Hipotesis 1. Hubungan Simpanan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah Secara teknis yang dimaksud simpanan adalah seluruh dana yang dihasilkan dari produk penghimpunan dana pada perbankan syariah, seperti giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan dan deposito Mudharabah. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2002). Dalam perbankan syariah, pemberian kredit dikenal dengan pembiayaan. Menurut Siamat (1993) dan Karim (2004) salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan. Semakin besar sumber dana simpanan maka bank akan mempunyai potensi yang lebih besar dalam menyalurkan pembiayaan. Menurut data statistik Bank Indonesia, pembiayaan Murabahah merupakan jenis pembiayaan terbesar yang disalurkan oleh perbankan syariah. Sehingga dapat
diprediksi bahwa semakin besar dana simpanan yang dihimpun maka semakin besar pembiayaan Murabahah yang disalurkan. H1 : Simpanan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap pembiayaan Murabahah. 2.
Hubungan Non Performing Financing terhadap Pembiayaan Murabahah Besarnya NPF mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan/kredit yang dijalankan oleh bank. Menurut Rose dan Kolari, faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan yang buruk antara lain karakter buruk peminjam, praktek kolusi dalam pencairan pembiayaan, kelemahan manajemen, pengetahuan dan ketrampilan, dan perubahan kondisi lingkungan. Untuk menekan atau meminimalkan tingkat NPF ini perlu dilakukan analisis pembiayaan. Semakin ketat analisis pembiayaan yang dilakukan manajemen bank akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan Murabahah oleh masyarakat turun. Hal ini disebabkan karena waktu proses pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yang mendalam, bahkan ada calon nasabah yang merasa privasi pribadinya terganggu karena adanya analisis karakter yang mendalam, sehingga calon nasabah merasa lebih baik meminjam ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis pembiayaan/kebijakan kredit. Menurut Rose dan Kolari (1995), Antonio (2001), dan Muhamad (2002), pengendalian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja perbankan, sehingga semakin rendah tingkat
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
59
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
NPF maka akan semakin kecil jumlah pembiayaan Murabahah yang disalurkan oleh bank. H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif terhadap pembiayaan Murabahah.
akan semakin mahal. Jika harga mahal, maka mereka akan kesulitan untuk menjual produknya, sehingga akan kesulitan untuk membayar hutangnya ke bank. Dari hal tersebut, maka bank akan lebih memilih untuk menahan dananya untuk menghindari resiko pembiayaan bermasalah. H4 : Inflasi berpengaruh negative terhadap pembiayaan Murabahah.
3.
4.
60
Hubungan Margin Murabahah terhadap pembiayaan Murabahah Menurut Antonio (2001), Muhamad (2002), dan Karim (2004) tingkat margin keuntungan berpengaruh terhadap jumlah permintaan pembiayaan bank syariah. Bila tingkat margin keuntungan lebih rendah dari ratarata suku bunga perbankan nasional, maka pembiayaan syariah semakin kompetitif. Siamat (1993) dan Suyatno (2001) berpendapat bahwa tingkat suku bunga akan berpengaruh terhadap jumlah kredit di pasar perbankan. Dengan demikian, semakin rendah tingkat margin yang diambil oleh bank syariah, maka akan semakin besar pembiayaan yang diminta oleh masyarakat dan akan semakin besar pula pembiayaan Murabahah yang disalurkan oleh bank. H3 : Margin Murabahah berpengaruh negatif terhadap pembiayaan Murabahah. Hubungan Inflasi terhadap pembiayaan Murabahah Penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang yang beredar terlalu banyak. Hal ini menyebabkan hargaharga barang akan semakin mahal. Akibatnya, masyarakat enggan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli barang. Selain itu, pelaku usaha akan kesulitan menentukan harga karena bahan pokok untuk berproduksi harganya mahal, sehingga harga produk pun
5.
Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap pembiayaan Murabahah SBIS merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berdasarkan prinsip syariah dengan tujuan untuk menyerap kelebihan likuiditas dalam sistem perbankan syariah, semakin tinggi dana SBIS yang disimpan di Bank Indonesia, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan semakin kecil, sehingga mencegah terjadinya inflasi. Tetapi akibatnya, investasi sektor riil akan terganggu karena ketatnya kebijakan bank dalam menyalurkan pembiayaan. Dari sisi moneter, turunnya SBIS kurang menguntungkan bagi perekonomian karena akan meningkatkan jumlah uang beredar. Namun di sisi lain, hal ini justru menguntungkan bank syariah karena diharapkan dana yang tidak disimpan dalam SBIS akan digunakan untuk memberikan pembiayaan produktif dan menggerakkan sektor riil. H5 : Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan Murabahah.
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penilitan ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 2007). Data dalam penelitian ini berupadata panel yaitu kombinasi antara data runtut waktu (time series) dan data silang tempat (cross-section). Ciri khusus data runtut waktu adalah berupa urutan numerik dimana interval antar observasi atas sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap. Sedangkan data silang tempat adalah suatu unit analisis pada suatu titik waktu tertentu dengan observasi atas sejumlah variabel (Kuncoro, 2001). Data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggabungan dari data time series dan cross section. Data diperoleh dari laporan keuangan triwulanan tahun 2010 sampai 2014 yaitu sebanyak 60 data dari tiga bank sampel.
kriteria Bank Umum Syariah Nasional Devisa (BUSN Devisa) serta mengeluarkan laporan keuangan triwulanan periode 2010-2014. Alasan pemilihan BUSN Devisa adalah adanya persyaratan CAR minimum sebesar 8% dan kontinuitas tingkat kesehatan bank pada BUSN Devisa. Sedangkan pemilihantiga bank syariah adalah karena sampai pada tahun 2010 terdapat empat Bank Syariah, namun yang dapat diambil dan memenuhi kriteria purposive sampling adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sedangkan Bank Negara Indonesia Syariah baru berganti status sebagai bank umum syariah pada 2010 sehingga belum tersedia data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel Penelitian Berdasarkan pendahuluan dan telaah teori yang telah dipaparkan, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi minat utama studi atau merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah Pembiayaan Murabahah. Data pembiayaan Murabahah diperoleh dari laporan keuangan triwulanan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 2. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia, yang meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
61
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat berupa Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah. Data Simpanan Dana Pihak Ketiga diperoleh dari Laporan Keuangan triwulanan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. b. Non Performing Financing Non Performing Financing merupakan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan. NPF dapat digolongkan menjadi NPF Gross dan NPF Net. NPF Gross adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah yang meliputi kurang lancar, diragukan dan macet dengan pembiayaan yang disalurkan. Sementara NPF Net merupakan perbandingan antara pembiayaan dalam kategori macet dengan pembiayaan yang disalurkan. NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPF Net. Pembiayaan bermasalah NPF = Total Pembiayaan
ISSN 2088 - 6594
a.
c.
62
Margin Murabahah Margin Murabahahmerupakan keuntungan bank dari akad Murabahah yang dinyatakan dalam bentuk persentase tertentu yang ditetapkan oleh bank syariah. Keuntungan tersebut merupakan selisih
d.
e.
antara harga pokok dan harga yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah. Penetapan margin Murabahah ditentukan dengan mempertimbangkan referensi yang ditetapkan oleh rapat ALCO (Assets and Loans Committee) (Pratin dan Adnan, 2005). Data margin Murabahah diperoleh dari Laporan Keuangan Triwulanan periode 2010 sampai dengan 2014. Inflasi Inflasi di Indonesia didasarkan pada persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dilaporkan secara bulanan oleh Bank Indonesia. Dalam penelitian ini, inflasi diukur dengan membagi inflasi selama tiga bulan, karena data penelitian ini menggunakan data triwulanan. Data inflasi yang digunakan adalah data periode sebelumnya (t-1), untuk dapat mengukur seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pembiayaan Murabahah. Data inflasi diperoleh dari website www.bi.go.id. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Data SBIS dalam penelitian ini adalah jumlah dana SBIS yang disajikan dalam Neraca Laporan Keuangan Triwulanan periode 2010 sampai dengan 2014. Jumlah dana SBIS dalam penelitian ini adalah dana SBIS periode sebelumnya (t-1).
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
TeknikAnalisis Analisis Regresi Berganda Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21.Persamaanregresi yang dibentuk adalah sebagai berikut : Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana : Y = variabel pembiayaan Murabahah b = koefisien regresi X1 = variabel Simpanan/DPK X2 = variabel NPF X3 = variabel Margin Murabahah X4 = variabel Inflasi
ISSN 2088 - 6594
X5 = variabel Bank Syariah e = residual
Sertifikat Indonesia
HASILPENELITIANDAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Asumsi Klasik Dalam model regresi ini dilakukan uji asumsi klasik agar model tersebut valid dan tidak bias. Asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah bebas multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan data terdistribusi normal (Gujarati, 1995). Jika pada hasil pengujian terdapat pelanggaran terhadap asumsi klasik, maka menyebabkan hasil estimasi menjadi tidak akurat sehingga memerlukan pengobatan sebelum model tersebut digunakan untuk pengujian hipotesis. Dari uji asumsi klasik yang dilakukan, tidak terdapat multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas serta data terdistribusi secara normal.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasilujiregresiberganda dengan SPSS versi 21 adalah sebagai berikut: Tabel1.HasilAnalisisRegresi Linier Berganda
Hasil Uji Koefesien Determinasi (Adjusted R2) Hasil koefesien determinasi antara variabel Simpanan DPK, NPF, Margin Murabahah, Inflasi dan SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah dapat dilihat hasilnya pada tabel 2 berikut:
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
63
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted Std. Error of the R Square Estimate a .973 .946 .941 2328670.40569 1 a. Predictors: (Constant), SBIS, NPF, Inflasi, Margin, DPK b. Dependent Variable: Murabahah Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,941 hal ini berarti 94,1% variasi Pembiayaan Murabahah bisa dijelaskan oleh lima variabel bebas yaitu Simpanan DPK, NPF, Margin Murabahah, Inflasi dan SBIS. Sedangkan sisanya sebesar 5,9%
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Hasil Uji F Hasil uji-F tentang kalayakan (fitness) model analisis statistik regresi liner berganda yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan pada table 3: Tabel 3. Hasil Uji-F
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 188,642. Karena (Fhitung = 188,642) > (Ftabel = 2,37) dan nilai [pvalue (Sig.) = 0,000)] < 0,05, maka Variabel-variabel Simpanan DPK, NPF, Margin Murabahah, Inflasi dan SBIS secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel pembiayaan Murabahah (Y) pada perbankan syariah. Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS maka di peroleh hasil uji–t, yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.HasilUji –t Variabel
64
t hitung
t table
Simpanan DPK (X1)
14,263
1,671
NPF (X2)
-1,630
1,671
Margin Murabahah (X3)
3,124
1,671
Inflasi (X4)
0,775
1,671
SBIS (X5)
-0,956
1,671
Sig. (pvalue) 0,000 < 0,05 0,109> 0,05 0,003< 0,05 0,442> 0,05 0,343 > 0,05
Hubungan Positif Signifikan Negatif Tidak Signifikan Positif Signifikan Positif Tidak Signifikan Negatif Tidak Signifikan
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t menunjukkan bahwa: 1. Simpanan DPK Nilai t hitung variabel Simpanan DPK adalah sebesar (14,263) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung (14,263) > ttabel (1,671) dan/atau nilai pvalue (Sig. = 0,000) < 0,05 maka Hipotesis 1 diterima yaitu Simpanan DPK berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. Nilai beta yang positif menunjukkan bahwa Simpanan DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan Murabahah. 2. Non Performing Financing (NPF) Nilai t hitung variabel Non Performing Financing adalah sebesar (│1,630│) dengan nilai signifikansi sebesar 0,109. Karena nilai thitung (│1,630│) < ttabel (1,697) dan/atau nilai pvalue (Sig. = 0,109) > 0,05, maka Hipotesis 2 ditolak yaitu Non Performing Financing (NPF) berpengaruhtidak signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. 3. Margin Murabahah Nilai t hitung variabel Margin Murabahah adalah sebesar (│3,124│) dengan nilai signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai thitung (│3,124│) > ttabel (1,671) dan/atau nilai pvalue (Sig. = 0,003) < 0,05 serta arah yang positif, maka mengindikasikan adanya pengaruh positifyang signifikan antara Margin Murabahah dan Pembiayaan Murabahah.Sehingga Hipotesis 3 dinyatakan ditolak. 4. Inflasi Nilai t hitung variabel Inflasi adalah sebesar (│0,775│) dengan nilai signifikansi sebesar 0,442. Karena nilai thitung (│0,775│) < ttabel (1,671) dan/atau nilai pvalue
(Sig. = 0,442) > 0,05, maka Hipotesis 4 ditolak yaitu tingkat Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. SBIS Nilai t hitungvariabelSBIS adalah sebesar (│0,956│) dengan nilai signifikansi sebesar 0,343. Karena nilai thitung (0,956) < ttabel (1,671) dan/atau nilai pvalue (Sig. = 0,343) > 0,05, maka SBIS tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah. Sehingga Hipotesis 5 dinyatakan ditolak.
5.
PEMBAHASAN Pembiayaan Murabahah yang disalurkan oleh tiga bank syariah dalam penelitian ini mempunyai rata-rata sebesar Rp 13,46 triliun. Jumlah penyaluran tertinggi terdapat pada Triwulan ke-4 tahun 2014 di Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 33,71 Triliun atau sebesar 70,07% dari total pembiayaan yang disalurkan. Dalam periode ini, total pembiayaan yang disalurkan adalah sebesar Rp 48,10 triliun dengan jumlah aset yang dimiliki sebesar Rp 66,94 triliun. Proporsi pembiayaan Murabahah yang disalurkan terhadap aset yang dimiliki adalah sebesar 50,35%. Sedangkan jumlah pembiayaan Murabahah terendah terdapat pada Triwulan pertama tahun 2011 di Bank Mega Syariah yaitu sebesar Rp 2,74 triliun. Pada periode ini, keseluruhan pembiayaan yang disalurkan adalah sebesar Rp 3,02 triliun. Sehingga 90,77% dari total pembiayaan yang disalurkan adalah pembiayaan Murabahah. 1.
Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) Berpengaruh Positif terhadap Pembiayaan Murabahah
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
65
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Simpanan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan Murabahah. Hubungan positif mengandung arti bahwa perubahan pembiayaan Murabahah adalah searah dengan perubahan Simpanan DPK.Semakin besar Simpanan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun, maka semakin besar pembiayaan Murabahah yang disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan simpanan dana nasabah di bank syariah kemungkinan besar akan disalurkan untuk pembiayaan Murabahah. Pada saat ini, pembiayaan dengan akad Murabahah masih memiliki porsi terbesar dari pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Hal ini disebabkan karena margin Murabahah ditetapkan diawal akad sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan dan menjauhkan dari risiko ketidakpastian yang dapat terjadi pada jenis pembiayaan lain seperti dalam pembiayaan dengan sistem Bagi Hasil. Koefisien regresi variabel Simpanan DPK terhadap pembiayaan Murabahah adalah sebesar 0,904, yang menunjukkan kekuatan pengaruh variabel Simpanan DPK terhadap variabel Pembiayaan Murabahah. Arti dari koefisien regresi 0,904 tersebut adalah jika variabel bebas yang lain dianggap tetap (tidak ada perubahan) dan variabel Simpanan DPK ditingkatkan sebesar 1% daripada sebelumnya, maka akan diikuti oleh kenaikan variabel Pembiayaan Murabahah sebesar 0,904%. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Siregar (2004) dan Patin dan Adnan (2005) yang menemukan bahwa simpanan
DPK berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan.
66
2.
Non Performing Financing (NPF) Tidak Berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan Murabahah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat NPF di bank syariah masih berada pada kisaran yang normal. Data NPF ketiga bank sampel dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan bahwa tingkat NPF masih dibawah 5%. Bank Indonesia menyatakan bahwa NPF dibawah 5% masih berada pada kondisi yang baik. Hal ini berarti manajemen bank syariah belum menjadikan tingkat NPFsebagai acuan dalam penyaluran pembiayaan Murabahah karena tingkat NPF masih dalam kategori normal. Pengaruh negatif meskipun tidak signifikan menunjukkan bahwa NPF yang kecil akan meningkatkan pembiayaan Murabahah. Hal ini berarti bahwa ketatnya pengendalian NPF yang dilakukan oleh manajemen bank dengan melakukan seleksi ketat terhadap setiap pengajuan pembiayaan tidak membuat nasabah terganggu. Bank syariah juga mampu mengendalikan manajemen resiko terhadap setiap penyaluran pembiayaan.
3.
Margin Murabahah berpengaruh Positif terhadap Pembiayaan Murabahah Hubungan positif mengandung arti bahwa perubahan pembiayaan Murabahah adalah searah dengan perubahan Margin Murabahah. Semakin tinggi Margin Murabahah
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
maka semakin besar permintaan pembiayaan Murabahah, demikian juga sebaliknya jika Margin Murabahah kecil maka pembiayaan Murabahah akan semakin kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan Murabahah merupakan pembiayaan yang paling diandalkan oleh bank syariah. Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli dengan perjanjian diawal, sehingga resiko gagal bayar kemungkinannya kecil karena ada jaminan barang yang diperjualbelikan. Karena pembiayaan Murabahah dapat menghasilkan return yang pasti, maka bank syariah cenderung untuk menyalurkan pembiayaannya pada skema Murabahah. Koefisien beta (koefisien regresi) variabel Margin Murabahah adalah 0,142. Koefisien regresi ini merepresentasikan kekuatan pengaruh variabel Margin Murabahah terhadap variabel Pembiayaan Murabahah. Arti dari koefisien regresi 0,164 tersebut adalah jika variabel bebas yang lain dianggap tetap (tidak ada perubahan) dan variabel Margin Murabahah ditingkatkan sebesar 1% daripada sebelumnya, maka akan diikuti oleh kenaikan variabel Pembiayaan Murabahah sebesar 0,142%. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa Margin Murabahah berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.
ekonomi yang tidak baik. Hal ini mengakibatkan perekonomian sebuah negara akan terganggu. Terjadinya inflasi disebabkan oleh uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, sehingga hargaharga barang meningkat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan Murabahah yang disalurkan oleh perbankan syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniawan (2001) yang menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap penyaluran dana kredit usaha kecil. Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli untuk kebutuhan konsumtif. Nasabah mengangsur dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan, baik mengenai harga pokok dan margin yang ditentukan. Jumlah angsuran akan selalu tetap sampai jangka waktu selesainya angsuran, sehingga terjadinya inflasi tidak akan mempengaruhi nasabah untuk mengajukan pembiayaan Murabahah. Dari sisi bank syariah, terjadinya inflasi akan menyebabkan masalah tersendiri, mengingat angsuran yang diterima oleh bank selalu tetap sampai akhir masa pinjaman. Bank syariah membutuhkan analisa yang lebih mendalam dalam menghadapi inflasi, dimana konsep dasar bank syariah menganggap bahwa uang bukanlah komoditas tetapi hanya sebagai alat pembayaran. 5.
4.
Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus yang merefleksikan kondisi
Sertifikat Bank Indonesia Syariah tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah Jika bank syariah menghadapi kelebihan likuiditas, Bank Indonesia menyediakan instrumen berupa
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
67
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
SBIS yang dapat dibeli oleh bank syariah dengan hasil berupa bonus. Bonus yang tinggi akan menarik bank syariah untuk menanamkan dananya di SBIS. Tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SBIS tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan Murabahah. Bonus yang tinggi tetap menjadi daya tarik bank syariah. Akan tetapi alokasi pembiayaan Murabahah tidak berpengaruh terhadap bonus tinggi yang dihasilkan dari SBIS. Alokasi untuk menanamkan dana ke SBIS, mungkin dialokasikan dari pembiayaan lain seperti Mudharabah atau Musyarakah yang relatif mempunyai resiko lebih tinggi.
perbankan syariah, sehingga diperlukan strategi khusus untuk menarik minat nasabah untuk menyimpan dananya ke bank. Berbagai inovasi seperti pelayanan yang memudahkan transaksi bagi nasabah harus menjadi perhatian utama perbankan syariah. Hal ini mengingat hubungan DPK yang signifikan terhadap pembiayaan Murabahah dengan beta yang sangat dominan yaitu 90,4%. Penetapan tingkat margin Murabahah diusahakan mengacu pada tingkat suku bungayang ada di pasar perbankan. Meskipun ada kenaikan tingkat margin, selama masih mengacu pada tingkat ratarata pasar perbankan maka kenaikan ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan. Mengingat, pasar perbankan syariah dimasa depan akan semakin kompetitif, bank syariah hendaknya tidak hanya mengandalkan nasabah yang emosial tetapi juga nasabah yang rasional yaitu nasabah yang menyimpan dana untuk memperoleh keuntungan. Rasio NPF sebagai salah satu indikator kinerja perbankan yang sehat perlu diupayakan tingkat NPF yang lebih rendah dari 5%. Manajemen risiko perbankan syariah perlu dikelola oleh sumber daya yang handal dan kompeten. Disamping dengan kebijakan kredit/analisis pembiayaan yang ketat atau wajar, dalam rangka mewujudkan tingkat NPF yang rendah ini perlu dipupuk dan dijaga integritas dan dedikasi manajemen bank serta ditingkatkan usaha pembinaan nasabah/calon nasabah untuk memperkecil munculnya moral
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Margin Murabahah, Inflasi dan SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah pada perbankan syariah di Indonesia. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan margin Murabahah berpengaruh positif terhadap pembiayaan Murabahah. Artinya, semakin besar Simpanan Dana Pihak Ketiga dan Margin Murabahah maka akan semakin besar pembiayaan Murabahah yang disalurkan. Sedangkan Non Performing Financing (NPF), Inflasi dan SBIS tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah. Dari kesimpulan diatas, beberapa implikasi yang dapat diterapkan pada ketiga bank sampel khususnya dan bank syariah pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga menjadi kunci beroperasinya
68
2.
3.
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
hazard. Bank juga harus lebih berhati-hati dalam pengelolaan, khususnya pengucuran kredit, misalnya dengan tidak melanggar Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau legal lending limitseperti yang sering terjadi di masa lalu, sehingga operasi bank menjadi sehat dan bank bisa menjalankan fungsi intermediasinya dengan lebih baik.
akan datang. Keterbatasan tersebut adalah Sampel bank syariah yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga bank umum yaitu Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Pada saat ini terdapat 11 bank syariah yang beroperasi di Indonesia. Sehingga hasil penelitian kurang dapat mewakili kondisi perbankan syariah secara keseluruhan. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menambahkan sampel bank syariah, dengan tujuan hasil penelitian dapat digeneralisir bagi semua perbankan syariah yang ada di Indonesia.
Saran Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. S. 2001, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan. Kedua, Jakarta: Ghalia Indonesia. Donna, D.R dan Dumairy, 2006, Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia, Jurnal Sosiosains, Vol. XIX, No. 4 Gujarati, D, 1999, Ekonomika Dasar, EdisiPertama, Terjemahan oleh Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Karim, Adiwarman A, 2005, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, M, 2001, Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Kurniawan, S, 2001, Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Kredit Usaha Kecil oleh Bank di Indonesia, Skripsi, Program Studi Ekonomi Pembangunan FE UII, Yogyakarta.
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....
69
GRADUASI Vol. 34, No. 1, Maret 2015
ISSN 2088 - 6594
Mahardian, Pandu, 2008, Analisis PengaruhRasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002-Juni 2007), Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. http.//eprints.undip.ac.id Mawardi, Wisnu, 2005,Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (StudiKasuspada Bank Umumdengan Total AsetKurangdari 1 Triliun),JurnalBisnisStrategi ,Vol 14,No. 1, pp. 83-94. Muhammad, 2002,Bank Syariah : Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan, Ancaman. Yogyakarta: Ekonisia. Muhammad, 2005,Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Perwataatmadja, Karnaendan M. Syafii Antonio, 1992, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Pratin dan Akhyar Adnan. 2005, Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah, Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi khusus on Finance, Hal 35-52. Rose, Peter, S. dan Kolari, J. W, 1995, Financial Institution: Understanding and managing financial services. USA: Richard D.Irwin, Inc. Sekaran, U, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Siamat, D, 1993, Manajemen Bank Umum, Jakarta: Intermedia Siregar, N, 2004, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia. http://library.usu.ac.id Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Suyatno, T, 2001, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
70
Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah.....