ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Kontribusi Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Kemampuan Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa SMP Kelas VIII di Wilayah Kecamatan Golewa
Konstantinus Dua Dhiu Pendidikan Anak Usia Dini, STKIP Citra Bakti
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mengetahui kontribusi motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa SMP kelas VIII. Penelitian ini menggunakan pendekatan expost facto dengan teknik korelasional. Sampel penelitian sebanyak 70 orang siswa/i SMP yang diambil dengan teknik sample random sampling. Data mengenai motivasi belajar, presepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru dan prestasi belajar IPS dikumpulkan dengan kuesioner model skala likert. Kemudian data dianalisis dengan teknik analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Hasil analisis data menemukan sebagai berikut. (1) kontribusi motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 33,1% dengan persamaan regresi Ŷ = 33,647 + 0,288 X1.R1y= 0,576 dengan nilai F= 33,678 pada signifikan 0,00 (ã < 0,01). (2) kontribusi persepsi siwa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestasi belajar IPS sebesar 64,8 % dengan persamaan regresi Ŷ = 28, 362 + 0,387X2. R2y = 0,805 dengan nilai F= 125,449 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01). (3) Kontribusi secara bersamasama motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestrasi belajar IPS sebesar 65,1 % dengan persamaan regresi Ŷ = 28,691 + 0,416X1 + 0,039X2. Ry12 = 0,807 dengan nilai F = 62,516 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar, persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi secarfa signifikan terhadap motivasi belajar IPS pada siswa SMP Kelas VIII di wilayah Kecamatan Golewa. Kata kunci: Motivasi Belajar, Kemampuan Pedagogik dan Prestasi Belajar IPS
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 57
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Abstract The purpose of this research was to identity the contribution of learning motivation and students perception on teachers pedagogic ability upon students social science learning achievements of grade eight Junior High School. This research used ex post facto approach by using correlation technique. The research sample of 70 Junior High School students was taken using random sampling tecnique. The data of learning motivation, students perception on teachers pedagogic ability and students social science learning achievement collected by questionnaire likert scale model. Then the data were analyzed by using simple regression analysis technique and fold regression. The results of data analysis found as follows (1) the contribution of learning motivation upon learning achievements of students is 33,1% with the regression equation Ŷ = 33,647 + 0,288 X1.R1y= 0,576 with the value of F= 33,678 on significant level 0,00 (ã < 0,01). (2) the contribution of students perception on teachers pedagogic ability upon students learning achievements on the social scince subject is 64,8 % with the regression equation Ŷ = 28, 362 + 0,387X2. R2y = 0,805 with the value of F= 125,449 on significant level 0,00 (ã < 0,01). (3) the collective contribution together of learning motivation and students perception on teachers pedagogic ability upon students learning achievements on the social scince subject is 65,1 % with the regression equation Ŷ = 28,691 + 0,416X1 + 0,039X2. Ry12 = 0,807 with the value of F = 62,516 on significant level 0,00 (ã < 0,01). Thus it can be concluded that the learning motivation, students perception on teachers pedagogic ability are contributing significantly upon learning motivation on the social science of grade eight Junior High School students distric in Golewa. Keywords: Learning motivation, Teachers Pedagogic Ability, The social Science Learning Achievements.
PENDAHULUAN Dalam proses peningkatan mutu pendidikan salah satu diantaranya tergantung kepada kualitas dan profesionalisme mengajar guru, sebab posisi dan peranan guru sebagai penggerak dalam pendidikan (proses belajar mengajar) mempunyai pengaruh kuat terhadap keberhasilan siswa. Dapat dikatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dipindahkan dari peningkatan profesionalisme mengajar guru itu sendiri. Sebagai tenaga profesi, guru memiliki tugas yang begitu kompleks, yaitu tugas profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan. Tugas profesi yaitu mendidik, mengajar, dan melatih; tugas kemanusiaan diantranya menjadi orang tua, sebagai partner yang baik, sebagai tempat memecahkan masalah bagi siswa; sedangkan tugas kemasyarakatan profesi guru dintaranya adalah mendidik dan mengajar masyarakat agar menjadi warga negara yang baik. Di lembaga pendidikan formal seperti sekolah, guru berperan sebagai pemimpin kegiatan kerja yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dimana ia harus merencanakan, melaksanakan, mengorganisir dan mengawasi kegiatan proses belajar mengajar. Guru harus dapat memilih dan menetapkan metode mengajar yang tepat sesuai dengan lingkungan dan kondisi yang ada pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Bantuan dan bimbingan guru baik secara individual maupun kelompok kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan bagian penting tugas guru sebagai JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 58
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
pemimpin. Hal demikian karena pada hakikatnya mengajar adalah membimbing kegiatan siswa yang sesuai dengan pernyataan “teaching is guidance of learning activities”. Dalam pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor. 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berahklak mulia, kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat, kompetensi profesional adalah kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Sebagai organisasi formal yang bukan sekedar kumpulan orang dan bukan pula hanya sekedar pembagian kerja, di dalamnya terdapat keterikatan individu yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerja sama antara kepala sekolah, guru, pegawai, siswa dan orang-orang yang ada di instansi yang terikat erat dengan proses pendidikan. Semua unsur tersebut secara bersama-sama ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya walaupun dalam kegiatan setiap personil melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing tetapi secara keseluruhan pekerjaan mereka disahkan pada pencapaian tujuan pendidikan secara luas. Untuk mencapai tujuan dimaksud diperlukan pola mengajar guru yang memungkinkan semua komponen dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan optimal. Guru sebagai sumber daya manusia yang memiliki peran sangat strategis dan menentukan keberhasilan program pendidikan. Guru sebagai human faktor merupakan unsur penting yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam pelaksanaan pendidikan dan interaksi sehari-hari di sekolah. Sebagai profesi, kemampuan menjadi guru membutuhkan kriteria khusus seperti penguasaan ilmu, seni dan keterampilan. Ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar keguruan dan materi bidang studi sangat perlu dikuasai oleh guru agar ia dapat melaksanakan tugasnya. Dengan demikian ia akan menjadi guru yang profesional. Secara garis besar ada tiga tingkatan kualitas profesi guru sebagai tenaga profesional kependidikan. Pertama adalah tingkatan capable Personal, maksudya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecapakan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif. Tingkat kedua adalah guru sebagai inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 59
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Tingkat ketiga adalah guru sebagai developer, guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas prospektifnya. Kunci keberhasilan pendidikan dari sekian banyak faktor adalah guru dan siswa sebagai pelakunya. Dari sisi guru artinya kemampuan dan profesonalitas sangat dibutuhkan guna mentransfer pengetahuan sedangakan dari sisi siswa adalah dibutuhkan kemauan dan kegigihan dalam melakukan aktivitas belajar karena sesungguhnya kelebihan pada manusia itu ialah daya akal dan daya kehidupan dalam arti peradaban, sehingga manusia mampu menciptakan dunia kehidupannya sendiri dan menetapkan nilai-nilai luhur yang ingin dicapai lengkap dengan pilihan strategi guna mencapai cita-cita hidupnya. Kemampuan yang demikian itu tidak dimiliki oleh binatang, apalagi tumbuh-tumbuhan dan benda mati. Bagi binatang dan mahkluk hidup lain di dunia ini, hidup dan kehidupan adalah sama, keduanya berada dalam kekuasaan alam, yang berjalan secara pasti. Guna menjalani kehidupannya, manusia diperintahkan sebagai khalifah dan pengelola di muka bumi, dan memanfaatkan semua yang ada untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya sehingga menjadi sosok yang berkualitas. Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan secara positif menuju ke kedewasaan. Adanya proses belajar, menyebabkan manusia senantiasa dapat mengembangkan dirinya serta mengaktualisasikan segala kemampuan yang dimilikinya. Baik yang diperoleh melalui lingkungan pendidikan yang terdapat dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sebagaimana diketahui, kegiatan belajar merupakan kegiatan pertama dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak ditentukan oleh bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik. Belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang mana perubahanperubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Kegiatan belajar terjadi jika pengalaman mengakibatkan perubahan yang relatif permanen pada tingkah laku serta pengetahuan seseorang. Seseorang dinyatakan telah memiliki pengalaman belajar apabila perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat dari proses pembelajaran. Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran bertujuan menghasilkan perubahanperubahan yang besifat positif sehingga dapat menuju ke kedewasaan. Perubahan tersebut menunjukan adanya hasil belajar. Prestasi belajar inilah yang menjadi inti dari proses pembelajaran. Dengan pernyataan lain prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang ditunjukan seseorang setelah mendapatkan bimbingan dan latihan yang dibimbing oleh guru sebagai fasilitatornya. Fakta di lapangan ditemukan adanya guru-guru yang tidak memiliki interaksi kondusif dan menyenangkan dengan siswa sehingga berdampak kepada semakin menjauhnya siswa dari guru tersebut. Persoalan ini menjadi pemicu lahirnya antipati siswa terhadap guru dan menurunya motivasi siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran tertentu yang JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 60
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
tingkat hubungannya kurang hamonis antara guru dengan siswa. Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis akan membahas lebih lanjut dalam bentuk penelitian tentang kontribusi motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun rumusan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah motivasi belajar berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS? 2. Apakah persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS? 3. Secara bersama-sama apakah motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS? Berdasarkan kajian tentang teori motivasi, teori perseps siswa atas kemampuan pedagogik guru dan teori belajar dapat dirumuskan hipotesis penelitan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS. 2. Persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS. 3. Secara bersama-sama motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi terhadap prestasi belajar IPS. Tujuan penelitian korelasi antara motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa ini adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa SMP di wilayah Kecamatan Golewa. METODE PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mengetahui kontribusi motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa SMP kelas VIII. Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto dengan teknik korelasional. Sampel penelitian diambil dengan teknik sample random sampling. Data mengenai motivasi belajar, persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru dan prestasi belajar IPS dikumpulkan dengan kuesioner model skala likert. Kemudian data dianalisis
dengan teknik analisis regresi sederhana dan regresi ganda
dengan bantuan SPSS. Dalam paradigma ini terdapat dua variabel bebas, yaitu “Motivasi Belajar” (X1) dan variabel “Kemampuan Pedagogik Guru” (X2) dan satu variabel terikat yaitu, variabel “Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial” (Y).
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 61
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
X1 Y X2
Gambar 1. Kontelasi Hubungan antara Variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data dengan teknik regresi sederhana dan regresi ganda ditemukan hasil sebagai berikut. 1) Nilai R1y = 0,576 dengan nilai F= 33,678 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01) dengan persamaan regresi Ŷ = 33,647 + 0,288. Dengan demikian berarti regresi adalah signifikan. Kontribusi X1 terhadap Y sebesar 33,1%. Dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut. Model Summary ModeI 1
R .576
R Square .331
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.321
3.03057
a. Predictors: (Constant), Motivasi ANOVAb Model
Sum of Squares 1 Regression 309.307 Residual 624.536 Total 933.843 a. Predictors (Constant), Motivasi
df 1 68 69
Mean Square 309.307 9.184
F 33.678
Sig .000a
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Coefficientsa Model
Understandardized Coefficients B Std Error 33.647 2.011 .288 .050
1 (Constant) Motivasi a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Mean Square
t
Sig
Beta .576
16.728 5.803
.000 .000
2) Nilai R2y = 0,805 dengan nilai F= 125,449 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01) dengan persamaan regresi Ŷ 28,362 + 0,387. Dengan demikian berarti regresi adalah signifikan. Kontribusi X2 terhadap Y sebesar 64,8%. Dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 62
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Model Summary Model 1
R .805a
R Square .648
Adjusted R Square .643
Std. Error of the Estimate 2.19712
a. Predictors: (Constant), Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Pedagogoik Guru ANOVAb Model
Sum of df Mean Square F Sig Squares 1 Regression 605.584 1 605.584 125.449 .000a Residual 328.259 68 4.827 Total 933.843 69 a. Predictors (Constant), Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Pedagogoik Guru b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Coefficientsa
Model
Understandardized Coefficients B Std Error 28.362 1.520 Siswa .387 .035
1 (Constant) Persepsi terhadap Kemampuan Pedagogoik Guru
Mean Square Beta .805
t
18.662 11.200
Sig
.000 .000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar 3) Secara bersama-sama nilai Ry12 = 0,807 dengan nilai F= 62,516 pada ignifikansi 0,00 (ã < 0,01) dengan persamaan regresi Ŷ = 28,691 + 0,416 X1 + 0,039 X2. Kontribusi X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y sebesar 65,1%. Dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut. Model Summary Model 1 a.
R .807a
R Square .651
Adjusted R Square .641
Std. Error of the Estimate 2.20521
Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Pedagogoik Guru
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 63
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
ANOVAb
Model
1
a.
Sum of df Mean Square F Sig Squares Regression 608.026 2 304.013 62.516 .000a Residual 325.817 67 4.863 Total 933.843 69 Predictors (Constant), Motivasi Belajar Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Pedagogoik Guru
b.
Dependent Variable: Prestasi Belajar Coefficientsa Model
Understandardized Coefficients B Std Error 1 (Constant) 26.691 1.594 Persepsi Siswa .416 .053 terhadap -.039 .055 Kemampuan Pedagogoik Guru, Motivasi Belajar a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Mean Square Beta .864 -.078
t
17.995 7.838 -.709
Sig
.000 .000 .481
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar, persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru berkontribusi secarfa signifikan terhadap motivasi belajar IPS pada siswa SMP Kelas VIII di wilayah kecamatan Golewa. Dengan kata lain makin tinggi motivasi belajar dengan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru, maka makin tinggi pula prestasi belajar IPS pada siswa SMP. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berarti teori-teori yang digunakan untuk merumuskan hipoitesis penelitian didukung oleh data lapangan. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan penelitian yang menjawab tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kontribusi Motivasi Belajar Siswa dan Kemampuan Pedagogik Guru terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa. Dari uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui kontribusi tersebut dihasilkan temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Terdapat kontribusi yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa atas Kemampuan Pedagogik Guru secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa.
Berdasarkan perhitungan didapat temuan kontribusi
motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 33,1% dengan persamaan regresi Ŷ = 33,647 + 0,288 X1.R1y= 0,576 dengan nilai F= 33,678 pada signifikan 0,00 (ã < 0,01). 2.
Terdapat kontribusi yang signifikan antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa. kontribusi persepsi siwa atas kemampuan pedagogik JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 64
ISSN: 2355-5106
Vol. 3, No. 1, MARET 2016
guru terhadap prestasi belajar IPS sebesar 64,8 % dengan persamaan regresi Ŷ = 28, 362 + 0,387X2. R2y = 0,805 dengan nilai F= 125,449 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01). 3.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kemampuan Pedagogik Guru terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa. Kontribusi secara bersama-sama motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pedagogik guru terhadap prestrasi belajar IPS sebesar 65,1 % dengan persamaan regresi Ŷ =
28,691 + 0,416X1 +
0,039X2. Ry12 = 0,807 dengan nilai F = 62,516 pada signifikansi 0,00 (ã < 0,01). Adapun beberapa saran yang bisa peneliti sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut. 1. Jika guru ingin meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa SMP, yang harus diperhatikan adalah motivasi belajar dan persepsi siswa atas kemampuan pefagogik guru. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan pedagogik guru khususnya dengan sering membaca buku tambahan untuk menambah wawasannya. 2.
Prestasi Belajar IPS Siswa dapat ditingkatkan apabila sekolah mengetahui baik atau kurangnya Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru.
3.
Hendaknya para guru, kepala sekolah, para lembaga pendidikan, serta para orang tua senantiasa memberi motivasi kepada siswa/putranya agar mempunyai semangat belajar, berprestasi dan kompetensi untuk meraih kesuksesan yang setinggi-tingginya.
DAFTAR PUSTAKA Balitbang SMK Negeri 1 Samarinda, http://guruvalah.com.
Hubungan
Prestasi
Dengan
Minat,
2003,
Hasan, Ani M. 2003. Pengembangan Profesionalisme Guru Di Abad Pengetahuan: Malang) Richard, Denny. 1997. Sukses Memotivasi Juru-Jurus Meningkatkan Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Usman, M. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 65