GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Peran Moderasi Pengetahuan Produk Dan Keinovativan Pelaku Bisnis Dalam Pengaruh Dimensi Pertimbangan Pada Niat Menjadi Nasabah Bank Syariah, Studi Pada Pengusaha Kecil Dan Menengah Di Surakarta Andri Nurtantiono Abstract This study objective to analyze the influence of Attitude, Subjective Norm and Perceived Behavior Control The Intention Of Becoming Customer moderated by Knowledge Products And Innovation. The problems posed and formulated is: Do Attitudes, Subjective Norms and Control of the perceived behavior of the business together and the partial effect on the intention to customers of Islamic banks in the city of Surakarta, whether the moderating effect of product Knowledge Attitude, Subjective Norms and Perceived Behavior Control of Intention to be a customer, and whether the level of business innovation moderate the effect of Attitude, Subjective Norm and Perceived Behavioral Control of Intention to customers. Data analysis was performed with the Multiple Regression and Interactions Test to analyze the influence of moderating variables the level Product Knowledgeand Innovation, showed that (1) Attitude, Subjective Norms and Perceived Behavioral Control affect a customer's intent, (2) Partially, attitude does not significantly influence the intention to customers of Islamic banks in the city of Surakarta. While variable Subjective Norms and Behavioral Control of perceived intention to significantly affect customers, (3) Products Knowledge of good do not moderate the influence of attitude on intention as a customer, Subjective Norm's intentions as a customer and Perceived behavior control to intention as a customer, (4) Rate of Innovation moderating effect only on Subjective Norms and Perceived Behavioral Control of intention to become a customer. Keywords: Attitude, Subjective Norm, Perceived Behavior Control, Intention To be the Customer, Product Knowledge, Innovation A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Theory of Planned Behavior (TPB) dari Fishbein dan Ajzen merupakan teori yang mencoba melakukan prediksi minat atau niat, dimana menurut Fishbein dan Ajzen, tindakan individu merupakan realisasi niat individu yang bersangkutan. Menurut Ajzen (Raharso dkk, 2008), niat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sikap pada tindakan dan norma subyektif
yang menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang diangggap penting akan mempengaruhi perilakunya serta persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut. Raharso dkk (2008) dengan penelitian berjudul Menjadi Nasabah Bank Syariah:Aplikasi Theory of Planned Behavior di Kalangan Pengusaha Kecil di Kota Bandung berhasil membuktikan
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
1
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
bahwa niat untuk menjadi nasabah bank syariah secara nyata dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan oleh konsumen. Variabel sikap memiliki pengaruh yang lebih dominan dalam mempengaruhi niat konsumen untuk menjadi nasabah bank syariah. Jika produk merupakan produk baru, niat akan lebih diperkuat jika pengetahuan produk dan tingkat inovasi dari konsumen cukup tinggi. Sebagaimana dikemukakanNukhet Harmancioglu etal(2009) bahwa pengetahuan produk baru (new product knowledge) meningkatkan rangsangan terhadap niat beli dan perilaku beli. Harmancioglu et al (2009) dalam penelitian berjudul Impulse Purchase of new Products : an Empirical Analysis menemukan bahwa Pengetahuan Produk Baru (New Product Knowledge) mampu meningkatkan rangsangan terhadap niat beli dan perilaku beli dari konsumen. Chiou (1998) yang menyelidiki pengaruh relatif sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan pada niat pembelian konsumen ketika konsumen yang berbeda memiliki tingkat pengetahuan produk (subyektif dan obyektif) dan perhatian terhadap informasi perbandingan sosial, mendapatkan hasil bahwa sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan dalam prediksi niat bervariasi ketika konsumen memiliki berbagai tingkat pengetahuan produk subjektif dan perhatian terhadap informasi perbandingan sosial. Pengetahuan subyektif dalam penelitian Chiou memoderasi hubungan antara kontrol perilaku yang dirasakan dan niat pembelian.
ISSN 2088 - 6594
yang berakar dari kepribadian individu yang mencerminkan derajat adopsi produk dari mereka dan ide-ide yang baru untuk pengalaman mereka. Penelitian Choo et al(2004) tentang pengaruh moderasi dari variabel inovasi pada pembeli produk olahan baru, diperoleh hasil bahwa pada kelompok inovator tinggi, sikap memiliki efek positif terhadap niat untuk membeli, tetapi tidak pada kelompok inovator rendah.Sedang untuk norma subyektif memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk membeli baik kelompok inovator tinggi maupun kelompok inovator rendah. Dan meskipun sikap dan norma subyektif sama-sama berpengaruh terhadap niat perilaku (niat membeli), tetapi pengaruh norma subyektif terhadap niat perilaku lebih kuat dibandingkan dengan sikap untuk kelompok inovator rendah. Hasil yang lain adalah bahwa niat untuk membeli memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pembelian pada kelompok inovator tinggi, tetapi tidak untuk kelompok inovator rendah. 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada Theory Planned of Behavior beserta kemungkinan keterlibatan variabel pengetahuan tentang produk (Product Knowledge) dan Tingkat Inovasi dari Konsumen (Consumer Innovation) yang memoderasi hubungan antara dimensi pertimbangan Niat (Sikap,Norma Subyektif dan Persepsi terhadap Kontrol Yang Dirasakan) terhadap Niat itu sendiri, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis dalam Pengaruh Dimensi Pertimbangan Pada Niat Menjadi Nasabah Bank Syariah.
Sedangkan tingkat inovasi, sebagaimana disampaikan Hirschman et al (Manzano,2009) merupakan konstruk 2
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
B. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Theory of Planned Behavior Theory of Planned Behavior (TPB)dari Fishbein dan Ajzen, menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau niat seseorang untuk bertindak. Faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap pada tindakan dan norma subyektif mengangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang diangggap penting akan mempengaruhi perilakunya serta persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut. 2. Sikap Sikap diartikan sebagai kekuatan sejumlah keyakinan (belief) yang dipegang seseorang terhadap berbagai aspek suatu obyek dan evaluasi yang ia berikan terhadap tiap keyakinan dari obyek tersebut. Hal ini berarti bahwa konsumen memandang suatu produk terdiri dari banyak atribut dan konsumen membentuk keyakinan terhadap masingmasing atribut tersebut (Suprapti, 2010). Jika keyakinan ini semakin baik atau positif maka dia akan mendekati suatu obyek, dan jika keyakinan ini buruk atau negatif, maka dia akan menghindari atau menjauhi obyek tersebut. Nurtantiono (2011) membuktikan bahwa pelaku bisnis yang mau menjadi nasabah bank syariaah mempunyai sikap positif terhadaap bank syariah. 3. Norma Subyektif Norma subyektif menurut Suryani (2008) adalah keyakinan konsumen terkait dengan norma-norma yang berhubungan dengan obyek sikap. Norma-norma ini berasal dari orang-orang disekitar
ISSN 2088 - 6594
konsumen yang dianggap penting (important others)dan memberikan pengaruh terhadap persepsi konsumen, sebagaimana dikatakan Engel dkk (1994) bahwa Norma subyektif ini berkaitan dengan apa yang dipikirkan oleh important others, yang harus dilakukan oleh seseorang atau konsumen sehubungan dengan perilaku tertentu. Nurtantiono (2011) membuktikan bahwa Keyakinan Normatif dan Motivasi tertinggi untuk menjadi nasabah bank syariah beraqsal dari orang lain yaitu Pemuka Agama. Norma Subyektif ini dipergunakan sebagai salah satu dasar perilaku, karena perilaku seseorang terkadang lebih dipengaruhi oleh tekanan dari lingkungan sosial ketimbang oleh sikap pribadi dari orang tersebut. Setiap orang dapat dipastikan pernah mengalami situasi dimana dalam mengerjakan sesuatu bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena pengaruh sosial. 4. Kontrol Perilaku yang dirasakan Kontrol keperilakuan yang dirasakan merupakan kondisi di mana orang percaya atau yakin suatu tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan (Dharmmesta, 1998). Semakin tinggi kendala realistis yang dihadapi semakin tinggi kontrol keperilakukannya, demikian pula sebaliknya semakin rendah kendala realitas yang ada semakin rendah pula kontrol keperilakuannya. Ajzen dalam Dharmmesta (1998) telah menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dirasakan dapat berpengaruh pada niat atau secara langsung pada perilaku itu sendiri. Niat berperilaku konsumen yang dipengaruhi oleh variabel sikap, norma
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
3
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
subjektif, dan “kontrol keperilakuan yang dirasakan” oleh konsumen diperlihatkan Raharso dkk (2008) dimana variabel sikap memiliki pengaruh yang lebih dominan dalam mempengaruhi niat berperilaku konsumen, dan Tjahyono dan Hari (2008) dengan obyek minat berwirausaha dikalangan mahasiswa, dimana Sikap dan . persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya secara signifikan, sedang untuk norma subyektif tidak berpengaruh secara signifikan. Wijaya (2008) juga memperlihatkan hal yang sama, meskipun untuk kontrol keperilakuan yang dirasakan (efikasi diri) tidak berpengaruh secara signifikan. Atas dasar itulah, maka kemudian peneliti menghipotesiskan bahwa : H1 :
H2 :
H3 :
H4 :
Sikap,Norma subjektif dan kontrol keperilakuan yang dirasakan dari pelaku bisnis secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta Sikap berpengaruh positif terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta Norma Subjektif dari pelaku bisnis berpengaruh positif terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta Secara parsial Kontrol keperilakuan yang dirasakan dari pelaku bisnis berpengaruh negatif terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta
5. Pengetahuan Produk Pengetahuan produk berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang obyek, atribut 4
ISSN 2088 - 6594
dan manfaatnya. Obyek (Objects) dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribute (Attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Sedangkan Manfaat (Benefits) adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. Menurut Chiou (1998), Pengetahuan Produk dibedakan dalam dua konstruk. Yang pertama adalah pengetahuan:obyektif yaitu informasi akurat tentang kelas produk yang disimpan dalam memori jangka panjang, dan yang kedua adalah pengetahuan subyektif yaitu persepsi orang tentang apa atau berapa banyak mereka tahu tentang kelas produk. Menurut Ziamou dan GreganPaxton (Harmancioglu, 2009) untuk produk yang sangat inovatif, bagaimanapun, individu umumnya tidak memiliki pengetahuan yang ada, dan dengan demikian menghadapi kesulitan dalam mencoba untuk menyederhanakan proses kognitif mereka. Harmancioglu (2009) memperkirakan bahwa rangsangan membeli produk baru dari beberapa konsumen dipengaruhi oleh karakteristik individu dan pengetahuan mereka sebelumnya. Hal ini terutama berlaku untuk produk yang sangat inovatif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan terhadap produk oleh konsumen (Produk Knowledge) sangat diperlukan khususnya terhadap produk baru, agar produk yang ditawarkan tidak kemudian menjadi produk gagal, tidak dikenal oleh konsumen ataupun hanya segelintir orang saja yang mau mengadopsinya.. Fenomena di atas, memberikan dasar bagi peneliti bahwa pemahaman yang baik dari individu atau masyarakat dalam hal ini pelaku bisnis terhadap produk Bank Syariah perlu sehingga mampu
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
memunculkan niat untuk menjadi nasabah dari Bank syariah tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka dapat dibuat hipotesis : H5:
Pengaruh sikap terhadap niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang tinggi daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang rendah
Menurut Engel dkk (1994), salah satu kemungkinan bahwa kepemimpinan opini sebagai sumber norma subyektif dapat terjadi ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang cukup untuk membuat pilihan yang terinformasi secara memadai, produknya kompleks dan sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan kriteria yang obyektif, Sehingga menurut Engel pengalaman orang lain berfungsi sebagai percobaan yang seolah dilakukan sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga : H6:
Pengaruh Norma Subyektif terhadap niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang tinggi.
Kontrol perilaku yang juga diartikan sebagai kepercayaan diri seorang konsumen untuk melakukan sesuatu hal, juga dipengaruhi oleh pengetahuan dia terhadap produk yang akan dia beli, semakin dia tidak mengenal maka kontrol perilakunya akan tinggi, demikian pula jika dia semakin mengetahui ada indikasi kontrol perilakunya semakin rendah. Hal ini diperkuat Chiou. JS (1998) bahwa Pengaruh kontrol perilaku dirasakan pada
ISSN 2088 - 6594
niat perilaku akan kuat ketika konsumen mempunyai pengetahuan produk subjektif yang rendah daripada ketika konsumen memiliki pengetahuan subyektif yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga bahwa : H7:
Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat menjadi nasabah akan lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat pengetahuan produk yang tinggi.
6. Inovasi Konsumen
.
Beberapa definisi mengenai inovasi diberikan oleh para ahli, misalnya Cotte dan Wood (Park et al, 2010): inovatif konsumen dianggap sebagai kecenderungan untuk rela merangkul perubahan dan mencoba hal baru, Rogers dan Shoemaker (Park et al, 2010) sejauh mana seorang individu relatif lebih awal dalam mengadopsi suatu inovasi daripada yang lain, Roehrich (Park et al, 2010)dan membeli produk baru lebih sering dan lebih cepat daripada yang lain. Midgley dan Dowling (Manzano,2009) mendefinisikan inovasi bawaan atau bakat inovasi sebagai derajat seorang individu menerima ide-ide baru dan mengambil keputusan inovatif yang terlepas dari pengalaman orang lain dan menjadikan dirinya sebagai pengadopsi yang pertama Im (2003) mengatakan bahwa konsumen inovator memainkan peran penting dalam difusi dan adopsi akhir produk baru. Oleh karena itu,tidaklah mengherankan bahwa banyak penelitian telah berupaya untuk mengidentifikasi variabel yang berguna untuk membagi konsumen ke dalam inovator dan
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
5
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
pengadopsi akhir. Hasil penelitian Manzano et al(2009) misalnya mengungkapkan inovatif konsumen sebagai kunci untuk membangun meningkatkan adopsi e-banking baik secara langsung dan mempunyai peran yang efektif dalam mengurangi risiko yang dipersepsikan oleh konsumen dalam menggunakan saluran internet dalam konteks jasa keuangan. Sehubungan dengan adanya kemungkinan bahwa tingkat inovasi mampu memoderasi antara sikap, norma subyektif, persepsi kontrol yang dirasakan terhadap niat berperilaku. didukung oleh Chooet al (2004) yang meneliti tentang pengaruh moderasi dari variabel inovasi pada pembeli produk olahan baru, dimana diperoleh hasil bahwa pada kelompok inovator tinggi, sikap memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk membeli, tetapi tidak pada kelompok inovator rendah. Sedang untuk norma subyektif memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk membeli baik kelompok inovator tinggi maupun kelompok inovator rendah. Dan meskipun sikap dan norma subyektif sama-sama berpengaruh terhadap niat perilaku (niat membeli), tetapi pengaruh norma subyektif terhadap niat perilaku lebih kuat dibandingkan dengan sikap untuk kelompok inovator rendah.. H8:
H9:
6
Pengaruh sikap terhadap niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah Pengaruh Norma Subyektif terhadap niat menjadi nasabah
ISSN 2088 - 6594
akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi Berkaitan dengan kontrol perilaku yang dirasakan, dimana Kontrol keperilakuan merupakan kondisi dimana individu percaya bahwa suatu perilaku mudah atau sulit untuk dilakukan. Jika individu percaya bahwa perilaku itu sulit maka semakin tinggi kontrol keperilakuan yang dirasakan, dan jika perilaku itu dipercaya mudah bagi individu maka semakin rendah tingkat kontrol keperilakuan yang dirasakan dari seorang individu, maka menurut hemat peneliti hubungan antara tingkat inovasi individu dengan kontrol perilaku yang dirasakan akan berbanding terbalik, yaitu pada mereka yang termasuk kelompok inovator tinggi, kontrol perilaku yang dirasakannya adalah rendah, dan pada kelompok inovator rendah, kontrol perilaku yang dirasakan adalah tinggi. Hal ini disebabkan karena seorang inovator adalah mereka yang punya kecenderungan untuk mengikuti perubahan dan mencoba hal baru yang tentu saja mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan seorang yang hanya mengikuti dan mengadopsi hal-hal yang sudah biasa terjadi (tingkat inovasinya rendah). Dengan demikian hipotesis yang dibangun adalah : H10:
Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan pada niat menjadi nasabah akan lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi.
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
7. KERANGKA PEMIKIRAN
Pengetahuan Produk
Inovatif pelaku Bisnis
Sikap Norma Subyektif Kontrol perilaku yang dirasakan
Gambar. Kerangka Pemikiran
C. METODE PENELITIAN 1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil menengah di Surakarta, dengan sampel berjumlah 100 pengusaha.Sampel diambil dengan menggunakan metode Non probability sampling, dimana dengan metode ini tidak semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Jenis Non probability sampling yang digunakan adalah Convenience sampling yaitu mengumpulkan informasi dari anggota populasi yang paling mudah didekati dan didapatkan (Sekaran, 2000). 2. Indikator Pengukuran Indikator dalam pengukuran Sikap pelaku bisnis terhadap niat menjadi nasabah adalah: (1) Bank menerapkan prinsip syariah dalam transaksi perbankan, (2) Memberikan keuntungan dengan bagi hasil, (3) Pelayanan yang cepat, mudah dan ramah dari karyawan, (4) Adanya jaminan bahwa menyimpan di Bank
Niat pelaku bisnis menjadi nasabah Bank Syariah
syariah adalah aman, (5) Lokasi atau tempat dimana Bank berada adalah lokasi yang strategis, aman dan suasana didalamnya menarik, nyaman dan menyenangkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raharso (2008)danChiou (1998) untuk Norma Subyektif indikatornya adalah bahwa pengaruh Norma Subyektif berasal dari Keluarga dekat, Teman-teman atau sahabat, Rekan Bisnis, Pemuka Agama setempat dan Orang–orang penting lainnya Dengan mengadaptasi dari Chiou (1998), indikator yang digunakan untuk variabel Kontrol perilaku yang dirasakan adalah (1) “Saya lebih banyak melakukan kontrol atau pengendalian diri dalam bertindak, termasuk untuk tidak mudah menjadi nasabah bank syariah, (2) ”Menjadi nasabah bank syariah merupakan keputusan yang tidak mudah dan perlu banyak pertimbangan. Indikator Pengetahuan Produk diadaptasi dari Hynes,N and Lo,S (2006), Chiou (1998) danChoo, et al
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
7
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
(2004).Indikator yang digunakan untuk variabel Pengetahuan Konsumen adalah Seberapa baik pelaku bisnis mengetahui perbankan syariah dibandingkan orang lain. Sedangkan indikator Inovasi Konsumenmengadaptasi dari Hongphisanvivat dan Rogers dan Shoemaker(Chooet al,2004) yaitu “Seberapa awal pelaku bisnis menjadi nasabah produk perbankan dibandingkan orang lain”. Niat menjadi Nasabah menggunakan indikator ”Apakah subjek akan benar-benar menjadi nasabah beberapa waktu ke depan (Ajzen & Fishbein dalam Chiou, 1998). 3. Teknik Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan dengan instrumen berupa kuesioner isian baik yang bersifat tertutup maupun terbuka.Kuesioner tertutup diukur dengan menggunakan Skala Likert(Sekaran,2006) yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 4 titik (Setuju = 4, Cukup Setuju= 3, Kurang Setuju = 2, Tidak Setuju = 1), Sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi tertentu sebagai dukungan terhadap pernyataan secara tertutup. 4. Analisis Data Untuk menguji Hipotesis maka digunakan alat analisis Regresi Linear Berganda sebagai berikut :Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Djarwanto dan Pangestu, 2000). Dengan didahului Uji Asumsi Klasik yaitu Uji Mutikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji Normalitas, kemudian dilakukan Uji t dan Uji F. Uji t (t test) dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel 8
ISSN 2088 - 6594
independen secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan Uji F digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi secara keseluruhan memiliki pengaruh yang signifikan. Terakhir dilakukan Uji Interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen), dimana.perkalian antara variabel independen tersebut dianggap sebagai variabel moderating (Ghozali,2006). D. PEMBAHASAN 1. DESKRIpsi Data Responden dalam penelitian ini adalah para pelaku bisnis yang mempunyai usaha di daerah Surakarta dimana mayoritas reponden berumur 30 s.d 34 tahun yaitu sebanyak 34 %, dengan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki sebanyak 67 %. Adapun tingkat pendidikan mayoritas masih berpendidikan SLTA sebanyak 37 %, D3 dan S1 hampir berimbang, sedangkan untuk latar belakang agama, 90 % beragama Islam dan sisanya beragama Kristen dan Protestan. Besarnya penghasilan karena sasarannya adalah usaha kecil dan menengah jumlah terbanyak pada kisaran sampai.dengan Rp.5 000.000 mencapai 81 % dari total responden, dengan lama usaha atau usia bisnis yang mereka jalankan mayoritas masih terbilang muda, yaitu sebanyak 35 % adalah berusia 1 s.d 5 tahun dan 44 % berusia 6 s.d 10 tahun. Skala usaha yang kecil dan penghasilan yang tidak terlampau banyak
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
serta lama bisnis yang masih muda, menyebabkan tidak semua memanfaatkan jasa perbankan, hanya 85 % yang menjadi nasabah bank. Jumlah responden yang mempunyai pengetahuan tentang bank syariah lebih baik atau dikategorikan tinggi jumlahnya hanya 42 % yang berarti lebih sedikit daripada mereka yang tingkat
ISSN 2088 - 6594
pengetahuan tentang bank syariahnya rendah. Dan apakah responden merupakan orang dengan tingkat keinovasian yang tinggi atau rendah yang mengindikasikan tentang seberapa cepat mereka dibanding orang lain mau menerima atau mencoba produk baru, diketahui bahwa 58 % adalah kelompok dengan tingkat Inovasi yang cenderun g rendah.
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang dirasakan terhadap Niat menjadi nasabah. Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang dirasakan terhadap Niat menjadi nasabah. Variabel bebas/parameter
Variabel Dependen = Niat menjadi nasabah Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Konstanta
5,244
1,728
Sikap (S)
5,574E-02
0,055
Norma Subyektif (NS)
0,183
Kontrol Perilaku yang dirasakan (KP)
-0,808
R.Square
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
3,035
0,00 3
0,075
1,018
0,31 1
0,034
0,415
5,331
0,00 0
0,103
-0,506
-7,836
0,00 0
: 0,674
Adj. R.Square : 0,664 F.Hitung
: 66,309
Sig. F
: 0,000
Keterangan : Data Primer diolah, 2012
Dari hasil analisis regresi didapat nilai adjusted R2sebesar 66,40 % dan nilai F hitung sebesar 66,309 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, berarti Hipotesis
pertama (H1) yaitu Sikap,Norma subjektif dan kontrol keperilakuan yang dirasakan dari pelaku bisnis secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
9
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta dapat diterima. Hasil ini memperkuat penelitian Raharso dkk (2008), yang berhasil membuktikan bahwa niat untuk menjadi nasabah bank syariah secara nyata dipengaruhi oleh variabel Sikap, Norma Subjektif, dan “Kontrol keperilakuan yang dirasakan oleh konsumen. Demikian pula Thompson and Paris (1999), dengan sumbangan sebesar 54%, Theory of Reason Action (Teori Tindakan Beralasan) dapat digunakan untuk memprediksi Niat Berperilaku di kalangan usaha kecil. Tjahyono dan Hari (2008) dan Wijaya (2008) menyimpulkan hal yang sama yaitu bahwa Sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan yang dirasakan (efikasi diri) berpengaruh secara signifikan pada niat mahasiswa untuk berwirausaha. Secara parsial, diketahui bahwa variabel Sikap tidak signifikan karena nilainya di atas 0,05 yaitu 0,311. Dengan demikian Hipotesis kedua (H2) yaitu Sikapberpengaruh positif terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta ditolak atau tidak terbukti. Sedangkan variabel Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang dirasakan signifikan pada 0,05. Hal ini berarti bahwa Norma Subyektif berpengaruh positif terhadap Niat menjadi nasabah, sedangkan Kontrol Perilaku yang dirasakan berpengaruh negatif terhadap Niat menjadi nasabah. Dengan demikian H3 dan H4 dapat diterima atau terbukti. Dengan hasil pengujian ini berarti pengaruh norma subyektif semakin besar atau tinggi maka semakin tinggi pula niat menjadi nasabah bank syariah, demikian
10
ISSN 2088 - 6594
pula sebaliknya semakin sedikit atau rendah pengaruh norma subyektif yang ada akan semakin sedikit atau rendah niat menjadi nasabah bank syariah. Sedangkan untuk Kontrol perilaku yang dirasakan berpengaruh secara negatif terhadap niat menjadi nasabah, yang artinya bahwa semakin tinggi kontrol perilaku dari seseorang yang dalam hal ini pelaku bisnis, maka keinginan atau niat melakukan sesuatu termasuk niat menjadi nasabah bank syariah semakin rendah, demikian pula sebaliknya jika kontrol perilaku dari seseorang yang dalam hal ini pelaku bisnis semakin rendah, maka keinginan atau niat melakukan sesuatu termasuk niat menjadi nasabah bank syariah semakin tinggi. Sikap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta. Hal ini berarti bahwa sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam hal ini kepercayaan dan keyakinan para pelaku bisnis yang positif terhadap bank syariah tidak serta merta menjadikan mereka berinisiatif mau menjadi nasabah syariah, hal ini perlu dukungan referensi (norma subyektif) dan juga kontrol perilaku yang tidak menghambat pengambilan keputusan mereka terhadap produk baru, atau bahkan faktor lain diluar ketiganya, mengingat sumbangan ketiga faktor ini hanya sebesar 0,664 atau 66,40 %, yang berarti sebanyak 33,60 % dijelaskan oleh faktor lain. Hasil pengujian ini sedikit berbeda dengan Raharso dkk (2008) dimana variabel sikap justru memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan dalam mempengaruhi niat konsumen untuk menjadi nasabah bank syariah. Marhaini (2008) juga memperoleh kesimpulan dimana sikap berperilaku bersama dengan
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
norma subyektif berpengaruh terhadap minat berperilaku, dengan pengaruh yang lebih besar pada variabel norma subyektif, demikian pula dengan Tjahyono dan Hari (2008) secara parsial untuk Sikap dan . kontrol keperilakuan yang dirasakan berpengaruh secara signifikan, sedang untuk norma subyektif tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan jika dibandingkan dengan Thompson and Paris (1999) dan Wijaya (2008) hasilnya sangat bertolak belakang dan sama sekali tidak mendukung, karena Thompson dan Paris menyimpulkan bahwa Sikap mampu menjadi prediksi yang baik dari niat berperilaku,namun untuk norma subyektif kurang mampu untuk menjadi prerdiktor bagi niat berperilaku, demikian pula Wijaya (2008) hanya Efikasi diri (Kontrol perilaku yang dirasakan) yang secara
ISSN 2088 - 6594
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku atau intensi berwirausaha. 2. Peranan Produk
Moderasi
Pengetahuan
Hasil Moderated Regression Analysis selengkapnya diperlihatkan dalam tabel 2 dimana model 1 menunjukkan peranan Moderasi Pengetahuan Produk dalam Pengaruh Sikap terhadap Niat Menjadi Nasabah, model 2 menunjukkan peranan Moderasi Pengetahuan Produk dalam Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Menjadi Nasabah, dan model 3 menunjukkan peranan Moderasi Pengetahuan Produk dalam Pengaruh Kontrol Perilaku yang Dirasakan terhadap Niat Menjadi Nasabah.
Tabel 2. Peranan Moderasi Pengetahuan Produk Variabel
Model 1
Model 2
Model 3
Beta Standardized Coefficients
t- Value
Beta Standardized Coefficients
t- Value
Beta Standardized Coefficients
t- Value
Sikap (S)
0,064
0,354
0,072
0,978
0,070
0,950
Norma Subyektif (NS)
0,408
5,174*
0,435
2,288*
0,396
5,031*
Kontrol Perilaku yang dirasakan (KP)
-0,492
7,388*
-0,495
-7,249*
-0,330
-1,911
Pengetahuan Produk (PP)
0,041
0,087
0,097
0,426
0,240
1,308
S*PP
0,025
0,048
-
-
NS*PP
-
-
-0,050
-0,155
KP*PP
-
-
-
-
-0,216
-1,023
Adj R2
0,661
0,661
0,665
F
39.608
39,621
40,256
Keterangan : Dependent Variable : Niat menjadi nasabah, *p < 0,05, **p < 0,01 Sumber : Data primer yang diolah.
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
11
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
Pada
ISSN 2088 - 6594
tabel
, terlihat pada nilai signifikansi uji t statistik, pada ketiga model, nilai moderasi Pengetahuan Produk tidak signifikan, dengan demikian baik H5, H6 dan H7ditolak atau tidak terbukti. Berdasarkan ketiga analisis di atas yang ternyata ditemukan bahwa Pengetahuan Produk tidak memoderasi pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol perilaku yang dirasakan terhadap Niat berperilaku menunjukkan bahwa pengaruh sikap, norma subyektif ataupun kontrol perilaku yang dirasakan terhadap
2
niat menjadi nasabah tidak tergantung oleh tinggi rendahnya pengetahuan produk, yang berarti pula meskipun seseorang atau dalam hal ini pelaku bisnis mengetahui banyak tentang perbankan syariah dan sistem yang digunakan tidak menjamin bahwa mereka mau menjadi nasabah bank syariah. Hasil Penelitian ini menjadi bertolak belakang dengan penelitian Harmancioglu et al (2009) yang menemukan bahwa Pengetahuan Produk Baru (New Product Knowledge) mampu meningkatkan rangsangan terhadap niat beli dan perilaku beli dari konsumen.
3. Peranan Moderasi Inovasi Konsumen. Tabel 3. Peranan Moderasi Inovasi Konsumen Variabel
Model 1 Beta
Model 2 t- Value
Standardized Coefficients
Beta
Model 3 t- Value
Standardized Coefficients
Beta
t- Value
Standardized Coefficients
Sikap (S)
-0,186
-0,927
0,057
0,785
0,062
0,844
Norma Subyektif (NS)
0,405
4,911*
-0,077
-0,369
0,399
4,931
Kontrol Perilaku yang dirasakan (KP)
-0,490
-7,381*
-0,465
-7,05*
-0,007
-0,034*
Inovasi Konsumen (IK)
-0,687
-1,328
-0,659
-2.,59*
0,518
2,372*
S*IK
0,864
1,381
-
-
-
-
NS*IK
1,065
2,514*
-
-
KP*IK
-
-
-0,570
-2,407*
Adj R2
0,664
0,679
0,677
F
40,178
42,892
42,569
Keterangan : Dependent Variable : Niat menjadi nasabah, *p < 0,05, **p < 0,01 Sumber : Data primer yang diolah.
12
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Pada tabel 3, terlihat pada nilai signifikansi uji t statistik, pada model 1, ditemukan bahwa nilai moderasi Inovasi Konsumen tidak signifikan, dengan demikian maka H8 ditolak atau tidak terbukti. Sedangkan pada model 2 dan 3, diketahui bahwa nilai moderasi Inovasi Konsumen signifikan pada 0,05yang berarti H9 dan H10 diterima atau terbukti. Dengan hasil pengujian tersebut di atas yang menemukan bahwa tingkat inovasi dari pelaku bisnis memoderasi pada pengaruh Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang dirasakan terhadap niat menjadi nasabah, berarti 1)Pengaruh Norma Subyektif terhadap niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi, 2) Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan pada niat menjadi nasabah akan lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi. Choo et al (2004) memberikan hasil yang mendukung pada kesamaan pengaruh variabel norma subyektif terhadap niat perilaku yang dimoderasi oleh tingkat inovasi, dimana pengaruh norma subyektif terhadap niat perilaku lebih kuat dibandingkan dengan sikap untuk kelompok inovator rendah. Sedangkan pada Sikap tidak ditemukan adanya pengaruh moderasi dari tingkat inovasi dari pelaku bisnis, yang berarti pengaruh Sikap terhadap niat menjadi nasabah tidak tergantung apakah pelaku bisnis tingkat inovasinya rendah
atau tinggi.Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Choo et al (2004) dan Manzano et al (2009). Penelitian Choo et al (2004) tentang pengaruh moderasi dari variabel inovasi pada pembeli produk olahan baru, yang diperoleh hasil bahwa pada kelompok inovator tinggi, sikap memiliki efek positif terhadap niat untuk membeli, meskipun hal ini tidak terjadi pada kelompok inovator rendah, sedang Manzano et al (2009) mengungkapkan bahwa inovatif konsumen sebagai kunci untuk membangun meningkatkan adopsi e-banking baik secara langsung dan mempunyai peran yang efektif dalam mengurangi risiko yang dipersepsikan oleh konsumen dalam menggunakan saluran internet dalam konteks jasa keuangan. Melihat fenomena dimana Pengetahuan Produk tidak memoderasi pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang Dirasakan terhadap Niat menjadi nasabah bank syariah, menurut hemat peneliti ada faktor-faktor lain diluar pengetahuan produk, yang mampu menumbuhkan niat beli seperti misalnya nama baik dari produk baru ataupun produk baru tersebut bisa memberikan kemanfaatan yang lebih kepada pengguna. Dalam hal respon dan animo pelaku bisnis terhadap perbankan syariah faktor ini perlu dipertimbangkan mengingat bahwa 85 nasabah atau 85 % telah menjadi nasabah bank lain, dan mereka telah merasakan pelayanan dan manfaat dari bank-bank tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan alasan dari para pelaku bisnis yang telah menjadi nasabah bank konvensional.
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
13
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Tabel 4. Alasan Menjadi Nasabah Bank Konvensional Alasan
Jumlah
Persentase
12
14
5
15
40
47
3
4
Referensi teman Referensi keluarga Pelayanan yang berkualitas Bunga lebih tinggi Banyak hadiah
4
Akses dan Jaringan luas Lain-lain
5 12
14
9 11________________________________________________________
Pelayanan yang berkualitas menjadi alasan yang cukup besar (47%) bagi pelaku bisnis untuk tetap menjadi nasabah bank konvensional.Referensi Keluarga (15%) dan teman (14%) serta Akses dan jaringan yang luas (14%) menduduki peringkat berikutnya. Sedangkan Alasan lain-lain sebanyak 9% menjawab aman, transaksi lebih mudah dan bunga lebih tinggi, tidak ada biaya administrasi, sudah lama jadi nasabah bank konvensional, bantuan usaha awalnya dari BRI serta
beberapa menjawab menabung dengan aman.
hanya
ingin
Sedangkan pelaku bisnis yang tidak mau menjadi nasabah bank syariah karena belum memahami apa itu Bank Syariah dan sistem yang digunakan mencapai 39 % yaitu 27 % adalah mereka yang belum paham benar mengenai Bank syariah dan 12 % tidak tahu sama sekali tentang Bank Syariah, seperti dalam tabel berikut ini :
Tabel 5. Ketidakmauan menjadinasabah bank Syariah
14
Alasan
Jumlah Persentase
Bagi Hasil kurang menguntungkan
15
20
Belum ada rencana membuka rekening baru/pindah bank
10
13
Belum tahu banyak tentang Bank Syariah
20
27
Tidak tahu tentang Bank Syariah
9
12
Belum tertarik berhubungan dengan bank
15
20
Kurang tertarik dengan Bank Syariah
3
4
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Perbedaan Agama
2
3
Tidak ada keluarga yang jadi nasabah bank syariah
1
1
Persepsi pelaku bisnis terhadap bank syariah mayoritas mengatakan bahwa bank syariah adalah bank yang menggunakan prinsip syariah Islam, dan yang memprihatinkan justru ada yang berpendapat bahwa bank syariah adalah
bank hanya untuk orang Islam.Kesan lainlain dengan jumlah yang paling sedikit berpendapat : 1) tidak ada beda dengan bank konvensional, 2) bank yang masuk program penjaminan pemerintahdan 3) karyawan yang ramah.
Tabel 6. Kesan Terhadap bank Syariah Kesan
Jumlah
Bagi Hasil
34
Prinsip Syariah Islam
47
Bank Orang Islam
11
Lain-lain
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil berkaitan dengan Peran Moderasi Pengetahuan Produk Dan Keinovativan Pelaku Bisnis Dalam Pengaruh Dimensi Pertimbangan Pada Niat Menjadi Nasabah Bank Syariah, Studi Pada Pengusaha Kecil Dan Menengah Di Surakartaadalah sebagai berikut : 1) Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang Dirasakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Niat menjadi nasabah, yang berarti niat untuk menjadi nasabah bank syariah secara nyata dipengaruhi oleh variabel Sikap, Norma subjektif, dan Kontrol keperilakuan yang dirasakan oleh konsumen, 2) Secara
8
parsial, Sikap tidak berpengaruh positif terhadap niat menjadi nasabah bank syariah di Kota Surakarta. Sedangkan Norma Subyektif berpengaruh secara positif terhadap niat menjadi nasabah. Untuk Kontrol Perilaku yang dirasakan juga berpengaruh tetapi berpengaruh negatif terhadap Niat menjadi nasabah, hal ini berarti bahwa sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam hal ini kepercayaan dan keyakinan para pelaku bisnis yang positif terhadap bank syariah tidak serta merta menjadikan mereka berinisiatif mau menjadi nasabah syariah, hal ini perlu dukungan referensi (norma subyektif) dan juga kontrol perilaku yang tidak menghambat pengambilan keputusan mereka untuk mau menjadi nasabah, 3) Pengetahuan produk tidak memoderasi
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
15
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang Dirasakan terhadap niat menjadi nasabah. Hal ini berarti bahwa pengaruh sikap, norma subyektif ataupun kontrol perilaku yang dirasakan tidak tergantung oleh tinggi rendahnya pengetahuan produk, yang berarti pula meskipun seseorang atau dalam hal ini pelaku bisnis mengetahui banyak tentang perbankan syariah dan system yang digunakan tidak menjamin bahwa mereka mau menjadi nasabah bank syariah, 4) Tingkat Inovasi dari pelaku bisnistidak memoderasi pengaruh Sikap terhadap Niat Berperilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh Sikap terhadap Niat Menjadi nasabah tidak tergantung apakah pelaku bisnis seseorang yang mempunyai tingkat Inovasi yang tinggi atau rendah dan 5) Tingkat Inovasi memoderasi Pengaruh Norma subyektif dan Kontrol Perilaku yang dirasakan terhadap Niat Berperilaku, sehingga dengan demikian disimpulkan bahwa a) Pengaruh Norma Subyektif terhadap niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi, b) Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan pada niat menjadi nasabah akan lebih kuat
ISSN 2088 - 6594
ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang rendah daripada ketika pelaku bisnis memiliki tingkat inovasi yang tinggi. 2. Saran Dengan melihat pada simpulan tersebut, peneliti melihat bahwa Bank syariah perlu melakukan suatu langkah yang mampu menunjukkan bahwa meskipun produk baru, mereka tidak kalah dengan produk lama, bahkan ada nilai lebih yang bisa diperoleh jika mereka mau menjadi nasabah. Sosialisasi dengan menggunakan Leader Opinion atau Other Importantharus dilakukan mengingat bahwa 39.% dari pelaku bisnis tidak memahami secara baik apa itu sistem syariah, bagaimana sistem bagi hasil itu sebenarnya, dan keuntungan apa yang bisa diperoleh dari sistem ini. Langkah ini perlu menjadi pertimbangan mengingat bahwa 58 % responden memiliki tingkat inovasi yang rendah, dengan pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, dan diperlukan pengaruh referensi atau Norma Subyektif supaya niat menjadi nasabah akan menjadi lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA Chiou,JS, (1998), The Effects of Attitude, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control on Consumers” Purchase Intention : The Moderating Effects of Product Knowledge and Attention to Social Comparison Information, Proc.National Science Council, 9, 298 - 308 Choo, HJ; Jae-EC and Dawn TP, 2004, Antecedents to new food product purchasing behavior among innovator groups in India, European Journal of Marketing, 38, 608-625. Dharmmesta, BS., 1998, Theory of Planned Behavior dalam Penelitian Sikap, Niat dan Perilaku Konsumen. Kelola Gajah Mada University Business. 18, 85-103.
16
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Djarwanto,PS dan Pangestu,S, 2000, Statistik Induktif, BPFE UGM, Yogyakarta Engel, JF, Roger DB dan Paul WM, 1994, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara, Jakarta Ghozali,I, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Harmancioglu, N; R. Zachary F and Joseph M, 2009, Impulse of New Product: an Empirical Anaysis, Journal of Product & Brand Management 18, 27-37. Im,S, Barry LB and Charlotte M, 2003, An Empirical Study of Innate Consumer Innovativeness, Personal Characteristics, and New-Product Adoption Behavior,Journal of the Academy of Marketing Science, 31, 61-73. Manzano, JA; Charlos LN, Carla RM and Silvia SB, 2009, The Role of Consumer Innovativeness and Perceived Risk in Online banking Usage, International Journal of bank Marketing, 27, 53-75. Marhaini, 2008, Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Komputer Merek Acer (Studi Kasus:Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara),Jurnal Manajemen Bisnis, 1, 89 - 96. Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syari’ah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Nurtantiono, Andri, 2011, Analisis Sikap Pelaku Bisnis Terhadap Bank Syariah di Kota Surakarta, Graduasi Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 26, 61. Park,JE ;Jun Y and Joyce XZ, 2010,Consumer innovativeness and shopping styles, , Journal of Consumer Marketing, 27, 437–446. Raharso,S, Tintin S dan Sholihati A, 2008, Menjadi Nasabah Bank Syariah:AplikasiTheory of Planned Behavior di Kalangan Pengusaha Kecil di Kota Bandung, Jurnal Bisnis dan Manajemen,8. 59 – 70. Sekaran,U, 2006,. Research Methods For Business, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Suprapti, NWS, 2010, Perilaku Konsumen, Pemahaman Dasar dan Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran, Udayana University Press, Denpasar. Tjahyono, HK dan Hari A, 2008, Kajian Niat Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Menjadi Wirausaha, Utilitas Jurnal Manajmeen dan Bisnis, 15, 46 - 53. Thompson, KE and Paris P, 1999, Predicting Behaviour Intention in A Small Business Context, Journal of Marketing Practice Applied Marketing Science, 5, 89 - 96. Wijaya,T ,2008, Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 10, 93-104.
Peran Moderasi Pengetahuan Produk dan Keinovativan Pelaku Bisnis .....
17