GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
CORPORATE GOVERNANCE DAN AUDIT QUALITY SEBAGAI PENDETEKSI EARNINGS MANAGEMENT PERUSAHAAN PADA SAAT IPO Sri Hutami Retnoningrum
[email protected] Politeknik Pratama Mulia Surakarta Abstract This paper examines thecorporate governance, audit quality,can to detectthe earning management when initial public offering happens to the company in Indonesian Stock Exchange. Coporate governance is represented by board of directors, managerial ownership and the existence of audit committee. Audit quality is represented by a auditors which does audit to the emiten financial report. The big auditors is represented by a Big Four Auditor’s and a small auditorsis non-Big Four Auditor’s. This research uses secondary data from prospectus of the company and the short prospectus publised by Indonesian Stock Exchange. The result of this research can prove that the existence of committee audit can decrease earning management practice, while other variables are board of directors is significant positive associated with earnings management. two variable proved did not influence earning managementpractic is managerial ownership and size KAP. The implementation of corporate governance should be able to decrease earning management practice but the fact that it has not had effective effect when Initial Public Offering happens to the company. Key words : corporate governance, audit quality, earning management, PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menghadapi masa-masa tertentu yang mengharuskan melakukan ekspansi atau inovasi demi pertumbuhan . Pada saat ini dibutuhkan biaya yang sangat besar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh tambahan dana, yaitu : menggunakan laba yang ditahan, melakukan pinjaman kepada kreditur, dan menawarkan saham kepada investor. Jika menggunakan laba yang ditahan ternyata masih kurang, perusahaan dapat melakukan peminjaman kepada kreditur dengan biaya modal yang tinggi atau menjual kepemilikan sahamnya kepada investor. Kelebihan jika menggunakan
dana dari penjualan saham adalah biaya modal yang rendah dan memperoleh publikasi secara tidak langsung. Perusahaan ketika pertama kali menjual sahamnya kepada investor di pasar perdana disebut dengan InitialPublic Offering (IPO). Perusahaan yang melakukan IPO disebut perusahaan go public dan ditambahkan tbk dibelakang nama perusahaan yang artinya terbuka. Perusahaan yang melakukan IPO harus membuat prospectus.Prospectus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospek perusahaan di masa datang, dan
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
1
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkaan emiten (Tandelilin, 2010). Prospectus berisi informasi akuntansi dan non akuntansi.Informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi modal. Informasi non akuntansi adalah informasi selain yang bersifat keuangan misalnya underwriter, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, prosentase saham yang ditawarkan, dan informasi lain yang mendukung (Tandelilin,2010; Nugroho, 2011). Investor tidak bisa mendapatkan informasi tentang perusahaan sebelum IPO, prospectus merupakan satu-satunya alat yang digunakan untuk memperoleh informasi.Kurangnya informasi yang dimiliki oleh investor bila dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh manajer sebagai bagian dari perusahaan, mengenai kondisi perusahaan menimbulkan asimetri informasi antara manajer dengan investor. Asimetri informasi antara pihak manajemen yang bertindak sebagai agen dan investor yang bertindak sebagai principal, akan memberikan keleluasaan dan kesempatan kepada pihak manajemen untuk melakukan earnings management. Manajemen mempunyai kesempatan lebih besar untuk melakukan earnings manajemenpada waktuperusahaan sebelum IPO dan saat melakukan IPO, karena disebabkan keterbatasan investor akan informasi tentang kinerja perusahaan (Friedlan, 1994; Gumanti, 2001). Telaah terhadap earnings managemen pada saat perusahaan go public menjadi penting karena dua hal. Pertama, Teoh 2
ISSN 2088 - 6594
et.al (1998), membuktikan bahwa investor tidak dapat mendeteksi earnings management pada saat perusahaan IPO. Akibatnya, terjadi kesalahan alokasi dana dari perusahaan perusahaan yang berprospektif tinggi ke perusahaan yang yang berprospektif rendah. Kedua, kesenjangan informasi antara perusahaan dengan investor pada saat IPO mempertinggi probabilitas bagi perusahaan untuk menaikkan laba. Earnings management yang dilakukan perusahaan dapat bersifat efisien dan dapat bersifat oportunis (Scott, 2000).Earnings management yang bersifat efisien diyakini mampu meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi privat, sedangkan jika bersifat oportunis digunakan untuk memaksimalkan kepentingan pribadi.Earnings management yang bersifat oportunis akan mengakibatkan pengambilan keputusan investasi yang salah oleh investor. Banyak sekali penelitian yang sudah dilakukan untuk membuktikan adanya earnings management pada saat perusahaan melakukan IPO. Penelitian yang tidak dapat membuktikan adanyaearnings management pada saat IPO (Irawan dan Gumanti, 2008) dan penelitian yang dapat membuktikan adanya earnings management pada saat IPO (Chan et al, 2003, Amin, 2007; Zaluki, 2008; Chang et al, 2010). Banyaknya penelitian yang membuktikan adanya earnings management pada saat IPO membuktikan bahwa ketika menjual sahamnya pertama kali ke pasar manajemen akan berusaha untuk menyajikan kinerja lebih tinggi dari yang sebenarnya.
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
Manajer melakukan earnings management ketika melakukan IPO dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian empiris dahulu menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi earnings managementantara lain; corporate governance (Siregar dan Utama, 2006; Spohr, 2004; Palestin, 2008; Wedari, 2009; Sentyantomo, 2011), kualitas audit (Baker et al, 1998; Zhou and Randal, 2001; Assih, 2005; Venkataraman et al, 2008; Prawitt, 2009; Francis and Michael, 2009; Chin et al, 2011), Corporate governance merupakan seperangkat mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang dibuat manajemen ketika terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengawasan (Larcker et al, 2007). Adanya sistem corporate governance di perusahaan diyakini akan membatasi praktek earnings management (Siregar dan Utama, 2006). Jika pelaksanaan corporate governance semakin tinggi maka semakin kecil earnings management yang oportunis (berhubungan negatif).Earnings management tersebut efisien, maka yang terjadi adalah sebaliknya (berhubungan positif). Penelitian terdahulu tentang corporate governance dalam hal dewan direksi masih terdapat konflik, Iqbal dan Strong (2010) sudah membuktikan adanya pengaruh negative antara dewan direksi dengan earnings management.Hasil berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan Widyaningdyah (2001) dan Al Abbas (2009).Dalam penelitian tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap earnings management (Palestin, 2008; Antonia, 2008)
ISSN 2088 - 6594
membuktikan bahwa ada pengaruh negative antara kepemilikan manajerial dengan earnings management.Penelitian yang dilakukan (Widyaningdyah, 2001; Wedari, 2009; Siregar dan Utama, 2006; Setyantomo, 2011) menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap earnings management. Pengaruh faktor komite audit terhadap earnings management juga memunculkan konflik. Hasil penelitian (Xie et al, 2003; Wedari, 2009) menemukan bukti bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negative terhadap earnings management, sebaliknya Siregar dan Utama (2006) tidak menemukan hubungan antara keberadaan komite audit dengan earnings management. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh faktor kualitas audit terhadap earnings management memberikan hasil yang berbeda. Devond and Jimbalvo (1998) dan Prawitt et al.(2009) menemukan bukti bahwa ada hubungan antara kualitas audit dengan earnings management, sedangkan (Widyaningdyah, 2001; Assih, 2005; Gerayli, 2011; Chi et al, 2011) hasilnya tidak terbukti adanya hubungan tersebut. Agar investor tidak terjebak untuk melakukan kesalahan investasi, maka sebaiknya mengetahui faktor – faktor apa saja yang bisa digunakan untuk mendeteksi earnings management pada saat perusahaan melakukan IPO. Banyak faktor yang bisa mendeteksi earnings management, tetapi dalam penelitian ini hanya saya batasi pada corporate governance dan kualitas audit.
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
3
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Masalah Hasil penelitian terdahulu yang meneliti hubungan antara unsur corporate governance dengan earnings management pada saat perusahaan melakukan IPO belum mencapai sebuah kesepakatan dan masih bertolak belakang antara satu dengan yang lain seperti dijelaskan dalam latar belakang diatas. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh corporate governance terhadap earnings management pada saat IPO karena pada penelitian terdahulu hanya meneliti hubungan antara unsur – unsur corporate governance yang diduga mempengaruhi earnings management pada perusahaan yang sudah go public. Pada waktu perusahaan melakukan IPO adalah saat yang rawan, apakah manajemen perusahaan mengambil sifat oportunistik dengan melakukan earnings management atau akan bersikap efisien. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah penerapan praktik corporate governance berpengaruh terhadap earningsmanagement pada saat perusahaan melakukan IPO ? 2. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap earnings management pada saat perusahaan melakukan IPO ? 2. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini obyek penelitian saya adalah perusahaan manufaktur yang go public antara tahun 2009 sampai tahun 2013. Perusahaan manfaktur memiliki karakteristik earnings yang khas dibandingkan laporan keuangan jenis perusahaan lainnya.
4
ISSN 2088 - 6594
C. Tinjauan Teori 1. Agency Theory Konsep Agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995:569) dalam Widyaningdyah (2001) adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Agency theory berasumsi bahwa masingmasing individu termotivasi oleh kepentingan sendiri-sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara kepentingan principal dan kepentingan agent.Pihak principal termotivasi untuk menyejahterakan diri sendiri dengan provitabilitas yang selalu meningkat.Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi dan bonus. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.Asimetri
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut sebagai manajemen laba.(Widyaningdyah,2001) 2. Earnings Management Menurut Scott (2010) earnings management adalah tindakan manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan kepentingan pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode akuntansi. Scott (2010) juga mendefinisikan earnings management sebagai intervensi manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Menurut Schipper (1989) dalam Sulistyanto (2008,49) earnings management adalah intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan – keuntungan pribadi. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa earnings management merupakan aktivitas manajerial untuk “mempengaruhi “ dan mengintervensi laporan keuangan dengan sengaja tetapi masih dalam batasan yang diperbolehkan oleh prinsip – prinsip akuntansi dengan tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan
ISSN 2088 - 6594
keuangan bagi keuantungan pihak manajer. Manajer dalam melakukan earnings management dapat digolongkan sebagai kecurangan atau tidak bisa dilihat dari motivasinya.Jika dalam melakukan intervensi terhadap laporan keuangan masih menggunakan standar atau aturan yang diperbolehkan dalam praktik akuntansi yang lazim maka bukan dianggap sebagai kecurangan. Sebaliknya, jika dalam melakukan earnings management digunakan untuk mengambil keuantungan bagi dirinya sendiri dengan memanfaatkan ketidaktahuan orang lain akan informasi mengenai perusahaan yang sesungguhnya dianggap sebagai kecurangan.(Sulistyanto, 2008). 3. Corporate Governance Konsep Corporate Governance berkembang seiring dengan tuntutan publik yang menginginkan terwujudnya kehidupan bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggung jawab.Tuntutan ini sebagai jawaban atas maraknya kasus penyimpangan korporasi yang terjadi, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga dinegara maju.Penyimpangan justru terjadi sebagai akibat penerapan manajemen modern, bahwa terjadi pemisahan tanggung jawab antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan atau dikenal dengan teori agensi. Di Indonesia corporate governance dimulai tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang dibentuk berdasarkan keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/ M.EKUIN/08/1999 mengeluarkan pedoman penerapan corporate governance bagi perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi.
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
5
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
Sejak pedoman corporate governance dikeluarkan pada tahun 1999 dan selama proses pembahasan telah terjadi perubahan – perubahan yang mendasar, baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Walaupun peringkat penerapan corporate governance di dalam negeri masih sangat rendah, namun semangat penerapan corporate governance di kalangan usaha dirasakan ada peningkatan.Ketika terjadi krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997 – 1999 di mana di Indonesia berkembang menjadi krisis multidimensi yang berkepanjangan mendorong disempurnakannya pedoman corporate governance. Secara definitive corporate governance diartikan sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu menciptakan nilai tambah (valueadded) untuk semua stakeholder-nya (Sulistyanto,2008). Corporate governance merupakan seperangkat mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang dibuat manajer ketika terjadi pemisahan kepemilikan dan pengendalian (Larcker et al., 2007). 4. Hubungan Corporate Governance dan Earning Management Salah satu kegagalan dunia untuk menciptakan kehidupan bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggung jawab adalah earnings management.Upaya untuk merekayasa informasi ini telah menjadi faktor yang menyebabkan laporan keuangan, tidak lagi mencerminkan nilai fundamental suatu perusahaan.Laporan keuangan yang seharusnya menjadi media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder menjadi kehilangan makna. Laporan 6
ISSN 2088 - 6594
keuangan tidak lagi secara obyektif menginformasikan apa yang telah dilakukan dan dialami perusahaan, sebab aktivitas rekayasa manajerial ini dimanfaatkan manajer untuk menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang pernah dilakukannya. Oleh sebab itu earningas management sebenarnya merupakan alat bagi manajer untuk mewujudkan kemauan dan keinginan pribadi, laporan keuangan merupakan media bagi manajer untuk mengekspresikan kemauan dan keinginan itu. METODE PENELITIAN A. Teknik Analisis Prosedur analisis data dan pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut: a. Setelah seluruh data tercatat maka langkah pertama adalah menghitung deskretionary accruals. b. Seluruh variabel, baik dependen maupun independen dimasukkan dalam sel analisis. c. Sebelum dilakukan pengujian kekuatan pengaruh independent variabel terhadap dependent variabel, dilakukan terlebih dahulu pengujian untuk membuktikan bahwa pada tahun yang diamati telah terindikasi earnings management. Variabel DAt diuji dengan menggunakan uji t. Jika thitung ˃dari (+)t-tabel atau t-hitung ˂ (-) t-tabel maka pada tahun tersebut terindikasi adanya tindakan earnings management. d. Model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y = Discretionary accruals ‘b0 = Konstan X1 = jumlah dewan direksi X2 = kepemilikan manajerial X3 = komite audit X4 = ukuran KAP ‘b1 – b6= koefisien regresi ‘e = kesalahan penggangu e.
Pengujian asumsi klasik 1) Uji normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak.Dalam pengujian normalitas menggunakan uji statistic one sampel kolmogorov-smirnov. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005) 2) Uji multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari: nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). 3) Uji heteroskedasitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji yang digunakan adalah uji Glejser dan melihat grafik
ISSN 2088 - 6594
scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. 4) Uji autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian menggunakan Durbin-Watson untuk mendeteksi masalah autokorelasi B. Definisi operasional variabel dan metode pengukuran a. Dewan Direksi Dewan komisaris diukur dengan menggunakan ukuran dewan direksi dalam perusahaan yaitu jumlah total anggota dewan direksi dalam perusahaan, satuan yang digunakan adalah nominal. b. Struktur kepemilikan manajerial Struktur kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan suara oleh manajemen perusahaan. Dihitung dengan membandingkan kepemilikan suara oleh manajemen dan total suara perusahaan, hasilnya dalam bentuk prosentase. c. Komite audit Komite audit diukur dengan menggunakan jumlah keseluruhan komite audit perusahaan, hasil pengukuran dalam nilai nominal. d. Ukuran KAP Ukuran KAP mengikuti penelitian yang dilakukan Widyaningdyah (2001).Auditor dibagi menjadi 2, auditor besar (termasuk Big 4) atau auditor kecil (tidak termasuk Big 4). KAP yang termasuk Big 4 adalah afiliasi dari KAP
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
7
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
di Amerika yang ada di Indonesia NDAit = Non Discretionary Accruals (Herusetya,2009). Ukuran KAP adalah perusahaan i pada tahun t variabel dummy, jika termasuk Big 4 maka nilai = 1, sedangkan jika tidak nilai ISI KARANGAN = 0. A. Hasil uji klasik e. Earnings Management Untuk memastikan bahwa data yang Dalam penelitian ini earnings akan diuji memenuhi syarat management diukur dengan proxy ekonometrik, maka harus dilakukan uji discretionaryaccrual (DA).Penggunaan asumsi klasik. Uji asumsi klasik DA sebagai proxy earnings management diterapkan untuk setiap model regresi mengacu pada penelitian Healy (1985) yang dipakai untuk menguji hipotesis dan Dechow et al. (1996).Selain itu yang telah dirumuskan sebelumnya. pengukuran dengan DA saat ini telah 1. Uji normalitas data dipakai secara luas untuk menguji Uji normalitas bertujuan untuk menguji earnings management hypothesis. Model apakah dalam model regresi, variabel yang digunakan untuk menghitung DA pengganggu atau residual mempunyai adalah sebagai berikut : distribusi normal (Ghozali, 2009: 107). DAit = TAit – NDAit Penelitian ini menggunakan analisis Keterangan : statistic Kolmogorov-smirnov test untuk DAit = Discretionary Accruals menguji normalitas data. Hasil statistik perusahaan i pada tahun t untuk uji normalitas disajikan dalam TAit = Total Accruals i pada tahun t tabel berikut: Tabel 1 Uji normalitas data Unstandardized Residual N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
37 0 0,5965 0,177 0,147 -0,177 1,079 0,195
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa signifikansi (Asym Sig) lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis diterima diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model 8
regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna.Model regresi yang baik tidak boleh mengandung multikolinearitas yang dapat menyebabkan koefisien korelasi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.Penelitian ini mendeteksi
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
uji statistik mengenai multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi. Hasil
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Nilai Tolerance Dewan Direksi 0,875 Kepemilikan Manajerial 0,944 Komite Audit 0,981 Size KAP 0,885 Sumber : hasil pengolahan data
Nilai VIF 1.143 1.060 1.020 1.129
Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari 10. Pada tabel 2 diatas, nilai tolerance semua variabel > 0,1 dan nilai VIF sebesar < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi di atas tidak terdapat masalah multikolinearitas.
Variabel Dewan Direksi
Keputusan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mengalami heterokedastisitas. Pengujian dilakukan dengan uji Park. Hasil uji Park dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3 Uji Heterokedastisitas Signifikansi Keputusan 0,126 Tidak terjadi heterokedastisitas
Kepemilikan Manajerial 0,545 Komite Audit 0,464 Size KAP 0,647 Sumber : hasil pengolahan data Pengujian statistic dengan uji Park pada tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi semua variabel bebas lebih besar dari 0,05 artinya dalam model regresi tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (Ghozali, 2009: 79).Deteksi adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson.Jika nilai Durbin Watson di atas d1 maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
9
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Tabel 4.Hasil Uji Autokorelasi Model
R
R Square
1
0,517a 0,267
Adjusted R Std Error of the Durbin-Watson Square Estimate 0,175 0,63277 2,086
a. Predictors: (Constant), Dewan Direksi, Komite Audit, kepemilikan manajerial, Size KAP b. Dependent variable : Discretionary Accrual Sumber: Data Sekunder yang diolah. Pada hasil perhitungan statistic tabel 4 diperoleh angka Durbin Watson sebesar 2,086 sedangkan nilai batas atas (du) menurut tabel statistic adalah 1,625.Artinya angka Durbin Watson berada di atas nilai batas atas (du) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.
variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengaruh dewan direksi, kepemilikan manajerial, komite audit, size KAP, terhadap earnings management. Dengan menggunakan metode ordinary least Square (OLS) didapatkan hasil sebagai berikut:
B.Hasil uji hipotesis 1. Uji regresi berganda Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih Tabel 5 Hasil Regresi Berganda Model
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std Beta t
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) DewanDireksi Kep manajerial Komite Audit Size KAP
-1,026 0,185 0,492 -0,602 -0,035
0,012 0,025 0,705 0,042 0,879
0,384 0,079 1,287 0,285 0,225
0,381 0,060 -0,323 0,025
-2,669 2,353 0,382 -2,114 -0,154
0,875 0,944 0,981 0,885
1,143 1,060 1,020 1,129
Dependent variabel :Discretionary accrual Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk sebuah persamaan sebagai berikut:
10
Y = -1,026 + 0,185 X1 + 0, 492 X2 – 0,602 X3 - 0,035 X4
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Dari hasil analisis dapat disimpulkan dengan nilai signifikansi yang diatas bahwa dewan direksi mempunyai 0,05. pengaruh yang signifikan positif 2 Uji Determinasi sedangkan komite audit mempunyai Pengujian fungsi regresi suatu sampel pengaruh yang signifikan negatif dalam menaksir nilai aktual dapat diukur terhadap earnings management. Variabel dari goodness of fit (Ghozali, 2009: 14). kepemilikan manajerial dan Size KAP Hasil statistik untuk pengujian kelayakan tidak berpengaruh significant terhadap model dijabarkan dalam tabel berikut ini: praktek earnings management, ditandai Tabel 6 Hasil uji determinasi R R Square Adjusted R Square Std Error of the Estimated .517(a) .267 .175 .63277 Sumber : Hasil pengolahan data Penentuan kelayakan model dapat dilihat discretionary accrual dapat dijelaskan dari koefisien determinasi (R2).Koefisien oleh variasi dari dewan direksi, determinasi pada intinya mengukur kepemilikan manajerial, komite audit, seberapa jauh kemampuan model dalam size KAP. Sisanya sebesar 73,3% dapat menerangkan variasi variabel dijelaskan oleh faktor lain di luar model dependen.Nilai koefisien determinasi penelitian. Standar error of estimate adalah antara nol dan satu. Kelemahan (SEE) sebesar 0,63277, artinya semakin mendasar penggunaan koefisien kecil nilai SEE akan membuat model determinasi adalah bias terhadap jumlah regresi semakin tepat dalam variabel independen yang dimasukkan memprediksi variabel dependen. kedalam model. Para peneliti 3. Uji statistik F menganjurkan untuk menggunakan nilai Uji spesifikasi model atau uji linearitas 2 adjusted R pada saat mengevaluasi mempunyai tujuan untuk mengetahui model regresi terbaik (Ghozali, 2009: apakah model yang dikembangkan 14). memenuhi fungsi linear. 2 Pada model regresi diatas nilai R Berikut adalah hasil uji spesifikasi model adalah 0,267, artinya 26,7% variasi dengan menggunakan bantuan SPSS: Tabel 7 Hasil uji ANOVA Model Regression Residual Total
Sum of squares
df
mean square F
4,668 12,813 17,480
5 32 36
1,167 0,400
Sig.
2,914 0,037a
a. Predictors:(Constant), dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial,size KAP b. Dependent Variable: DACC ( Discretionary Accrual) sumber : hasil pengolahan data
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
11
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Dari hasil uji spesifikasi model didapatkan nilai spesifikasi ANOVA sebesar 0,037 < 5% menunjukkan bahwa model fit yang artinya bahwa secara keseluruhan atau secara bersama-sama dewan direksi, kepemilikan manajerial, komite audit, size KAP memiliki
kemampuan yang prediktif dalam memprediksi earnings management. 4 Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengujian hipotesis: Tabel 8 Ringkasan hasil uji hipotesis
Variabel
Koefisien Beta
Sig
Keterangan
Dewan direksi Kep manajerial Komite audit Size KAP
0,381 0,060 -0,323 -0,025
0,025 0,705 0,042 0,879
signifikan positif tidak signifikan signifikan negatif tidak signifikan
Sumber : Hasil pengolahan data Dalam tabel 8 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan perangkat spss didapakan hasil bahwa variabel dewan direksi dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap earnings management. Variabel kepemilikan manajerial dan size KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management. C. Pembahasan 1. Dewan direksi Dewan direksi berpengaruh signifikan positif terhadap earnings management. Artinya dengan adanya jumlah dewan direksi yang semakin besar akan memicu konflik internal dalam perusahaan, sehingga akan disibukkan dengan koordinasi antar anggota dan melalaikan kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan. Manajemen perusahaan akan mempunyai kesempatan untuk melakukan earnings management. 12
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis awal yang menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh signifikan negatif terhadap earnings management, yang berarti pula bertentangan dengan hasil penelitian Igbal dan Strong (2010) dan Al Abbas (2009). 2. Kepemilikan Manajerial Hasil uji regresi menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh significant negative terhadap earnings management. Dilihat dari nilai signifikansi 0,705 > 0,05, dan unstandardized coefficients beta positif 0,492 maka H2 tidak didukung oleh hasil penelitian ini. Hasil penelitian yang tidak mendukung hipotesis ini terjadi karena manajemen mempunyai motif-motif lain yang bersifat pribadi, misalnya motif bonus. Bonus menjadi salah satu motivasi dalam pelaksanaan praktek earnings management, artinya jika
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
manajemen berhasil membukukan laba besar akan mendapat bonus dari perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Palestin (2008) dan Antonia (2008). 3. Komite Audit Komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap earnings management pada saat perusahaan IPO. Dari hasil uji hipotesis tersebut berarti bahwa hipotesis ketiga didukung hasil penelitian. Keberadaan komite audit akan memperkecil praktek earnings management, sehingga kualitas laporan keuangan yang dihasilkan lebih baik. Hasil penelitian ini mendukung pendapat dari Wedari (2004) yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap praktek earnings management. 4. Kualitas Audit Hasil uji statistik menunjukkan nilai 0,879 > 0,05 artinya bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management yang dilakukan perusahaan ketika IPO. Audit yang dilakukan oleh KAP yang besar tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut bebas dari earnings management. Hasil penelitian ini tidak mendukung pendapat dari Prawit et,all (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kualitas audit dengan earnings management perusahaan pada saat IPO. Dengan tidak terbuktinya hipotesis awal dapat penulis berikan alasan karena perusahaan lebih memikirkan bagaimana memberikan informasi yang lebih baik pada investor tanpa mempertimbangkan bahwa auditor yang melakukan audit atas laporan
ISSN 2088 - 6594
keuangan adalah auditor berkualitas yang ditunjukkan dengan auditor big five. KESIMPULAN Penelitian empiris yang dilakukan peneliti berhasil menemukan bukti-bukti bahwa tidak semua variabel independen yang diuji mempunyai pengaruh terhadap praktik earnings management pada saat perusahaan melakukan Initial Public Offerings. Praktik Corporate governance yang terdiri dari jumlah dewan direksi dan keberadaan komite audit terbukti yang mendukung hipotesis .Variabel yang lain yaitu, kepemilikan manajerial dan size KAP terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings managemenpada saat perusahaan melakukan IPO. Kepemilikan manajerial belum mampu menjalankan peran sebagai mekanisme corporate governance di Indonesia karena masih sedikit perusahaan yang menerapkan pembagian kepemilikan kepada manajemen perusahaan. Variabel independen kualitas audit dalam hal ini diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan yang melakukan IPO. Ukuran KAP ini dibagi dua, yaitu KAP besar yang dikenal dengan Big Four dan KAP kecil yaitu selain KAP Big Four. Ternyata audit yang dilakukan oleh KAP Big Four tidak menjamin bahwa perusahaan yang melakukan IPO mengurangi praktek earnings management, keinginan untuk terlihat oleh investor bahwa kinerja perusahaan bagus lebih penting dari pada penerapan corporate governance yang lebih baik.
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
13
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
SARAN Setelah mengetahui proses dan hasil penelitian, dapat diperbaiki dengan halhal berikut ini: 1. Sampel penelitian sebaiknya diperbanyak dengan cara memperpanjang jangka waktu penelitian. Dengan sampel yang lebih banyak diharapkan mampu menjelaskan variasi dengan lebih baik. 2. Penelitian tentang earnings management ini sangat luas, banyak
ISSN 2088 - 6594
sekali variabel yang mempengaruhi, sehingga nilai adjusted R square kecil. Penelitian dimasa depan harus mampu menemukan variabel lain yang mampu memprediksi variasi dengan lebih besar. 3. Pengukuran variabel komite audit dan dewan direksi disarankan untuk menggunakan proksi lain seperti kompetensi dan latar belakang Pendidikan.
DAFTAR REFERENSI Aharony, J., C.J. Lin, and M.P. Loeb. 1993. Initial public offerings, accounting choice, and earnings management. Contemporary Accounting Research 10 (1): 61 – 81. Al Abbas, M. 2009. Corporate governance and earnings management: an empirical study of saudi market. The Journal of American Academy of Business, Cambridge 15(1): 301 – 310. Amin, A. 2007.Pendeteksian earnings management, underpricing dan pengukuran kinerja perusahaan yang melakukan kebijakan initiap public offering (IPO) di Indonesia.Simposium Nasional Akuntansi X. Antonia, E. 2008.Analisis pengaruh reputasi auditor, proporsi dewan komisaris independen, leverage, kepemilikan managerial dan proporsi komite audit independen terhadap manajemen laba.Tesis.Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Assih, P. 2005. The effect of audit quality to the earnings management around the monetary crisis.Jurnal Akuntansi dan Bisnis 10 (2):82-90. Francis, J.R. and M. D. Yu. 2009. Big 4 office size and audit quality. The Accounting Review 84 (5): 1521 -1552. Gerayli, M.S., A. M. Yanesari, and A. R. Ma’atoofi. 2011. Impact of audit quality on earnings management: evidence from Iran. International Research Journal of Finance and Economics 66 :
14
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Gumanti, T.A. 2001.Earnings management dalam penawaran saham perdana di bursa efek Indonesia.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4 (2): 165 – 183. Iqbal, A. and N. Strong. 2010. The effect of corporate governance on earnings management around UK rights issues. International Journal of Managerial Finance 6 (3) : 168 – 189. Nugroho, G.A. 2011. Pengaruh struktur kepemilikan dan leverage terhadap earnings management pada perusahaan yang melakukan ipo di bursa efek indonesia.Skripsi. Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Palestin, H.S. 2008.Analisis pengaruh struktur kepemilikan, praktik corporate governance dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba ( studi empiris pada p.t. bursa efek indonesia).Skripsi.Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Prawitt, D.F., J.L.Smith, and D. A.Wood. 2009. Internal audit quality and earnings management. The Accounting Review 84 (4):1225 – 1280. Setyantomo, Y.Y. 2011.Analisis pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba.Skripsi.Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Siregar, S.V. and S. Utama. 2006. Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap pengelolaan laba (earnings management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol 9 (3): 307 – 326. Sulistyanto, H.S. 2008.Manajemen Laba ; Teori dan model empiris. Grasindo. Jakarta. Tandelilin, E. 2010.Portofolio dan Investasi, teori dan aplikasi.Kanisius.Yogyakarta. Teoh, S.H., I. Welch, and T.J.Wong. 1998. Earnings management and the long – run market performance of initial public offering. The Journal of Finance 53 (6): 1935 – 1974. Venkataraman, R., J. P.Weber, and M. Willenborg. 2008. Litigation risk, audit quality, and audit fee: Evidance from IPO. The Accounting Review 83 (5): 1315 – 1345. Wasilah. 2005. Hubungan antara informasi asimetri dan praktek perataan laba di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2 (1): 1 – 23. Wedari, T.S. 2009. Mekanisme good corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. Tesis.Tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..
15
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Widyaningdyah, A.U. 2001. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan go public di indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan 3(2):89 – 101. Xiong, Y., H. Zhou, and S. Varshney. 2010. The economic profitability of pre-IPO earnings management and IPO underperformance. Jurnal Economic Financial 34: 229-256. Zaluki, N.A.A. 2008. Post –IPO operating performance and earnings management. International Business Research 1 (2): 39 – 48.
16
Corporate Governance Dan Audit Quality Sebagai…..