GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP NON PERFORMING LOAN(NPL) BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH KARISIDENAN SURAKARTA Huriyah – Erniyawati Mustaqomah Akuntansi, Politeknik Pratama Mulia Surakarta
[email protected] [email protected] Akuntansi, Politeknik Pratama Mulia Surakarta
ABSTRACT This research is earried out in order to test the influence of the application of the internal control system which consist of element of organizational structure in which it separates responsibility, authority systems and registration procedure, healthy practices, and the competent staffs to the Non Performing Loan in Bank Perkreditan Rakyat (BPR) at the area of Surakarta Residency (Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, and Boyolali). Samples which are used in this research consist of 34 BPR. Variacle which is used in this research is dependent variable which consist of organizational structure which separates responsibility, authotity system and registration procedure, healthy practice and the competent staffs, and independent variable i.e: Non Performing Loan. Dependent variable data is obtained from financial report which was published by Bank Indonesia in 2013 which consist of 4 trimester. By using double regression analysis and hypothesis which uses statistic to test the partial regression coefficient and F statistic to test the influence simultancously with 5% trust level, the rsearcher getys result that the application of the internal control system does not influence Non Performing Loan of BPR at the area of Surakarta residency. Key Word: Systems, Internal Control Systems, Non Performing Loan 1.PENDAHULUAN BPR merupakan salah satu tulang punggung penting dalam pembangunan nasional, yang memiliki peran penting sejalan dengan program Pemerintah untuk mendukung dan mengembangkan UMKM (Usaha Kecil Mikro Menengah) sebagai salah satu tulang punggung perekonomian.Oleh karena itu kinerja dan kesehatan BPR sangat penting untuk menjaga kesehatan sector perbankan yang berpengaruh pada pertumbuhan sektor UMKM. Keberlanjutan suatu bank sangat dipengaruhi oleh banyaknya kredit yang disalurkan kepada debitur para suatu periode, karena kredit merupakan tulang punggung penghasilan bank.Kredit yang
disalurkan tersebut harus memperhatikan kualitas kredit tersebut untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko kredit bermasalah atau yang sering disebut dengan Non Performing Loan. Persyaratan pemberian kredit yang dilakukan di BPR memang tidak serumit bank umum. Hal ini juga membuka peluang timbulnya kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). NPL gross BPR di Eks Surakarta cukup tinggi pada bulan Agustus 2013 tercatat sebesar 6,44 persen, (www. suara merdeka.com, 21 Agustus 2013), yang kemudian turun pada bulan Oktober 2013 menjadi 6,35 persen. Kondisi ini menyebabkan beberapa BPR di Eks Karesidenan Surakarta mendapat surat
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
65
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 teguran dari Bank Indonesia. (www.tempo.co/topik/masalah/111/kredi t macet, 8 Oktober 2013). Aturan Bank Indonesia maksimal NPL adalah 5 persen dari total kredit yang diberikan. Apabila suatu lembaga keuangan mengalami NPL dalam jumlah yang tinggi jelas sekali akan membahayakan lembaga keuangan tersebut, sehingga perlu berhati-hati dalam melempar kredit ke nasabah. Menurut Kasmir (2008: 121) agar kredit yang disalurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit yang baik, perlu dilakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit. Pemisahan ini dilakukan agar masing-masing fungsi dapat bekerja dengan baik dan memperkecil terjadinya penilaian yang tidak obyektif dengan berbagai sebab yang berpotensi terjadinya penyimpangan yang akhirnya akan menyebabkan kredit yang disalurkan bermasalah. Untuk mencengah terjadinya kredit bermasalah perlu memperhatikan system pengendalian intern yang terkait dengan pemberian kredit.Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001:166). Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan Masalah: a. Apakah terdapat pengaruh negarif secara parsial antara unsure-unsur SPI dengan NPL? b. Apakah terdapat pengaruh negatif secara simultan antara unsure-unsur SPI dengan NPL? Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan menemukan bukti empiris untuk menguji pengaruh penerapan Sistem
66
ISSN 2088 - 6594 Pengendalian Intern Terhadap Non Performing Loan di wilayah Karesidenan Surakarta. 2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR didefinisikan sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Kasmir,2008:36). Kredit Pemberian kredit, dalam pengertian sebagai cash loan, merupakan salah satu bentuk usaha yang_ dapat dilakukan oleh sebuah bank. Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:114) hal-hal yang selalu ingin diketahui bank sebelum menyalurkan dananya dalam bentuk kredit maupun pembiayaan berdasar prinsip syariah adalah: perizinan dan legalitas; karakter; pengalaman dan manajemen; kemampuan teknis; pemasaran; social; agunan dan keuangan. Kolektibilitas Kredit Resiko pemberian kredit yang paling tidak disukai bank adalah apabila terjadi kredit bermasalah.Hal ini umumnya terjadi karena kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit bersama bunganya seperti yang telah dituangkan sebelumnya dalam perjanjian kredit.Sehubungan dengan adanya resiko kredit bermasalah tersebut, maka bank membagi peringkat kreditnya ke dalam beberapa kategori kolektibilitas sebagaimana yang dituangkan oleh Bank Indonesia. Adapun kategori kolektibilitas kredit tersebut adalah sbb: Kredit lancar, yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan pengenbalian pokok pinjaman maupun bunganya; Kredit dalam perhatian khusus (special mentioned), yaitu kredit
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 yang mengalami penundaan pembayaran pokok pinjaman bunga dan atau bunganya selama 1 sampai 2 bulan dari waktu yang dijanjikan; Kredit kurang lancar, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang dijanjikan; Kredit diragukan, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan bunga telah mengalamipenundaan selama 6 bulan atau 2 kali dari jadwal yang telah di janjikan; Kredit Macet (Non Performing Loan), yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejakjatuh tempo menurut jadwal yang telah dijanjikan. Dalam pengertian sehari-hari, istilah Kredit bermasalah disebut juga non performing loan (NPL) adalah kredit yang kategori kolektibilitasnya diluar kolektibilitas kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus.Berarti kredit bermasalah mencakup kredit kurang lancar, diragukan dan macet. (Boy Leon dan Sonny Ericson,2007:94) Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah : a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap
ISSN 2088 - 6594 kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. d. Mutu karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya. Menurut (Mulyadi, 2001:167) untuk menciptakan pengendalian intern dalam perusahaan, perlu dibentuk struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut : a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh tahap suatu transaksi. Hal ini dimaksudkan agar selalu terjadi pengecekan intern (internal check) dalam pelaksanaan suatu transaksi, sehingga kekayaan perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi terjamin ketelitian dan keandalannya. c. Untuk menciptakan pengendalian intern dalam perusahaan, unsur yang dirancang adalah Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar Otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut, oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
67
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 Untuk menciptakan pengendalian intern, perlu dirancang berbagai metode untuk merekayasa Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah : a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. d. Perputaran jabatan (Job rotation) e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya g. Pembentukan organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. Untuk menciptakan pengendalian intern dalam perusahaan, perlu diperoleh mutu karyawan yang sesuai dengan tanggungjawabnya.Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh : a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Efektivitas pengendalian intern dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian intern. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai
68
ISSN 2088 - 6594 pentingnya perusahaan.
pengendalian
intern
Pengendalian Intern pada Perkreditan Tujuan utama dalam pengendalian intern pada kredit adalah untukmemberikan arahan kegiatan pemberian kredit agar dapat mengurangi kegagalanperkreditan dan mengurangi terjadinya kredit macet.Risiko kredit yang tinggiyakni terjadinya kemacetan kredit pada saat jatuh tempo dapat dikurangi denganmenjalankan pengendalian intern secara efektif.Sedangkan kredit macet adalahsuatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atauseluruh kewajibannya kepada bank atau pihak yang memberi pinjaman sepertiyang telah diperjanjikan. Kredit macet tidak hanya dialami oleh bank namun perusahaan nonbankpun bisa mengalaminya.Bedanya, bank selalu mendapatkan pantauan dari BI,sedangkan perusahaan nonbank tidak.Di bank sebuah pinjaman dapatdigolongkan macet jika nasabah sudah tidak lagi membayar bunga dan atauangsurannya lebih dari enam bulan sesuai dengan ketentuan BI.Sedangkan dalamdunia bisnis selain bank, jangka waktu tunggakan lebih dari tiga bulan sudah bisa dianggap macet, tergantung pada kebijakan perusahaan. Kegagalan kredit dapat terjadi akibat oleh banyak hal, namun menurut Kasmir (2008:91), hal ini dapat dikurangidengan menerapkan prinsip 5C. Analisis kapasitas ( capacity ) akan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kredit macet akibat hilangnya kemampuan bayar debitur. kapasitas ini adalah kemampuan debitur untuk dapatmenghasilkan pendapatan. Modal ( capital) yang dimiliki dan ditanamkan padasuatu usaha, akan dapat mencerminkan keseriusan debitur dalam menjalankan usahanya. Jaminan
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 (collateral ) dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi kerugian yang terjadi akibat kredit macet. Jaminan ini diharapkan memiliki cukup nilai jika diuangkan, sehingga kerugian yang terjadi dapat ditutupi. Kondisi (condition) ekonomi, baik secara mikro (seputar usaha) maupun makro (keseluruhan yang mempengaruhi usaha) harus menjadi perhitungan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Hal penting lainnya yaitu kepribadian (character ) dari debitur. Karakter adalah satu hal yang tidak mudah diketahuidalam jangka waktu yang relatif pendek, untuk itu harus menggali informasi calon debiturnya dari biodata dan lingkungan sekitarnya. 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian yang terdahulu yang pernah dilakukan terkait dengan system pengendalian intern antara lain; penelitian yang dilakukan oleh Michael Manove, A. Jorge Padilla dan Marco Pagano (2001)yang berjudul Collateral versus screening: a model of lazy banks menyimpulkan bahwa strategi pemberian kredit berpengaruh positif terhadap Non Performance Loan. Penelitian lain yang dilakukan Jhony P.Chen (2003) yang berjudul Non Performng Loan Securilization in the people’s republic of China dengah hasil penelitian bahwa strategi pemberian kredit berpengaruh negatif terhadap NPL (Non Performng Loan). Dimana strategi pemberian kredit yang baik dinilai mampu menurunkan nilai NPL dalam hal ini strategi pemberian kredit dan NPL (Non Performng Loan) memiliki arah yang berlawanan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Budi Prijanto dan Dessy Puspitasari (2005) meneliti tentang efektivitas struktur pengendalian internal terhadap prosedur pemberian kredit investasi, studi kasus pada PT. Bank Eksekutif Internasional (persero) tbk
ISSN 2088 - 6594 cabang Kelapa Gading. Hasilnya menunjukkan pengendalian internal terhadap prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Eksekuif Internasional (persero) tbk cabang Kelapa Gading dinilai baik, hal ini tercermin dari dengan ditetapkannya suatu pedoman sebagai suatu acuan bagi karyawan Bank Eksekuif dalam proses permohonan kredit, yang berisi serangkaian prosedur yang harus dilakukan dalam proses permohonan kredit calon nasabah. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Annisa Handayani (2012) yang berjudul SPI dalam menunjang efektivitas pemberian kredit usaha kecil dan menengah pada PT Bank Negara Indonesia Tbk Kanwil Surabaya membuktikan bahwa SPI pada Bank BNI Tbk Kanwil Surabaya telah sesuai dengan teori-teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif. Hipotesis Menurut Kasmir (2008: 121) agar kredit yang disalurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit yang baik, perlu dilakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit. Pemisahan ini dilakukan agar masing-masing fungsi dapat bekerja dengan baik dan memperkecil terjadinya penilaian yang tidak obyektif dengan berbagai sebab yang berpotensi terjadinya penyimpangan yang akhirnya akan menyebabkan kredit yang disalurkan bermasalah. Untuk mencengah terjadinya kredit bermasalah perlu memperhatikan system pengendalian intern yang terkait dengan pemberian kredit.Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
69
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktavia Linda KD (2011) menunjukkan bahwa efektifitas SPI berpengaruh negative dan signifikan terhadap kualitas kredit. Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesa sebagai berikut: H1 :Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara parsial berpengaruh secara negative terhadap NPL H2 :Sistem wewenang dan prosedur pencatatan secara parsial berpengaruh secara negative terhadap NPL H3 : Praktek yang sehat secara parsial berpengaruh secara negative terhadap NPL H4 : Karyawan yang berkualitas secara parsial berpengaruh secara negative terhadap NPL 3. METODE PENELITIAN A. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan data sekunder yaitu Laporan Keuangan BPR Konvensional di wilayah Karesidenan Surakarta yang dipublikasi oleh Bank Indonesia serta dari perpustakaan berupa telaah literatur yang terdiri berbagai jurnal, buku-buku dan beberapa referensi lainnya, yang kedua, data primer yaitu data tentang Sistem Pengendalian Intern yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada Pimpinan (manajer) BPR atau Kepala Bagian Kredit yang dilakukan dengan mendatangi langsung BPR yang ada di wilayah Karesidenan Surakarta, yang terdiri Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, dan Sragen. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pimpinan atau Kepala Bagian Kredit BPR. Alasan pemilihan Responden tersebut
70
ISSN 2088 - 6594 dikarenakan peneliti menganggap bahwa mereka terlibat langsung dengan pemberian kredit pada BPR. Alasan pemilihan lokasi karena BPR diwilayah Karesidenan Surakarta memiliki NPL diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu 5%. Populasi yang ada sebanyak 72 BPR yang terbagi dalam wilayah: Surakarta 11 BPR; Sukoharjo 17 BPR; Karanganyar 14 BPR; Boyolali 7 BPR; Klaten 17 BPR dan Sragen 6 BPR. Dari jumlah populasi yang ada peneliti menggunakan sampel sebanyak 40 BPR. Dari kuesioner yang dikirimkan sebanyak 40 buah, respon yang diperoleh berjumlah 35 buah responden. Dari pengisian tersebut terdapat 1 buah kuesioner yang ternyata merupakan cabang dari Semarang sehingga tidak dapat digunakan karena tidak tersedianya Laporan Keuangan yang dipublikasi BI untuk Wilayah Karesidenan Surakarta. Sehingga tingkat respon dalam penelitian ini sebesar 85%. Tabel 1 menyajikan sampel dan tingkat pengembalian. B.Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Kuesioner yang dikirimkan pada responden berisi instrument-instrumen yang digunakan untuk mengukur variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi struktur organisasi; system wewenang dan prosedur pencatatan; praktek yang sehat; dan karyawan yang berkualitas. Non Performing Loan Non performing loan diukur dengan menggunakan rasio dengan rumus sbb: NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit Dari perhitungan yang dilakukan ratarata NPL BPR di Wilayah Karesidenan Surakarta pada tahun 2013 sebesar 10,96 %
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 Stuktur Organisasi Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam organisasi tersebut terdapat pemisahan fungsi dan tanggungjawab dalam pemberian kredit serta para karyawannya bekerja sesuai dengan job diskrpsinya. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah 1= Tidak pernah dilaksanakan sampai 5 = Selalu dilaksanakan. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Pengukuran variable sistem wewenang dan prosedur pencatatan digunakan untuk mengetahui apakah setiap kegiatan yang dilakukan terutama dalam proses pemberian kredit diketahui dan mendapat persetujuan dari pejabat yang terkait. Variabel ini diukur dengan menggunakan 7 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah 1= Tidak pernah dilaksanakan sampai 5 = Selalu dilaksanakan. Praktek yang Sehat Praktek yang sehat merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengetahui apakah BPR tersebut telah melaksanakan praktek yang sehat terkait dalam pemberian kredit. Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah 1= Tidak pernah dilaksanakan sampai 5 = Selalu dilaksanakan. Karyawan yang Berkualitas Pengukuran variable karyawan yang berkualitas digunakan untuk mengetahui kualitas para karyawan BPR, apakah mereka bekerja sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimilikinya. Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah 1= Tidak pernah dilaksanakan sampai 5 = Selalu dilaksanakan.
ISSN 2088 - 6594
C. Model penelitian Struktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab Sistemfungsional wewenang dan
NPL
prosedur pencatatan Praktek yang Sehat Karyawan yang Berkualitas
D. Metode analisis data a. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh SPI terhadap NPL dengan persamaan rumus: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +€ Dimana: Y = Non Performing Loan X1 = Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab X2 = Sistem wewenang dan prosedur pencatatan X3 = Praktek yang sehat X4 = Karyawan yang Berkualitas Β0 = Konstanta € = Error HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Kelayakan Data Uji Validitas dan Reliabilitas Analisis data ini akan dilakukan penggabungan dari setiap item pertanyaan yang diajukan pada system pengendalian intern. Item-item pertanyaan tersebut disatukan dalam satu tabel kemudian dilakukan uji pendahuluan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun hasil untuk kedua uji tersebut adalah sebagai berikut: a. Uji Validitas Menguji validitas setiap butir skor maka skor-skor yang dihasilkan dari kuesioner dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
71
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir mana yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Adapun dalam penelitian ini skor yang dihasilkan dari variabel bebas yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional, system wewenang, praktek yang sehat, karyawan yang berkualitas. Keputusan mengenai valid tidaknya setiap butir pertanyaan adalah dengan membandingkan antara nilai r hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai r tabel (95%). Ketentuannya ;adalah sebagai berikut: r hitung < r tabel (tidak valid) r hitung > r tabel (valid) Hasil dari perhitungan uji validitas yang dilakukan terhadap variabel struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab, system wewenang, Praktek yang Sehat, Karyawan yang berkualitas menunjukkan hasil r hitung > rtabel sebesar 0,4438, ini berarti ke empat variabel independen valid. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya untuk mengetahui apakah instrument dapat dipergunakan lebih lanjut atau tidak, maka kuesioner terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui kehandalannya. Bila alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama hasil yang diperoleh konsisten, alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan mengunakan rumus product moment dari Pearson. Untuk mengetahui hasil dari perhitungan uji reliabilitas, maka dapat diuraikan tabel sebagai berikut :
ISSN 2088 - 6594
Tabel 1 Rangkuman Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Struktur Organisasi Sistem Wewenang Praktek yang sehat Karyawan yang berkualitas
r tabel 0,60
Status Reliabel
0,856
0,60
Reliabel
0,853
0,60
Reliabel
0,864
0,60
Reliabel
Dari hasil tersebut menunjukkan koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha) adalah reliabel, artinya untuk semua pertanyaan dapat diandalkan/reliabel karena melebihi ambang batas lebih besar dari Nunnally 0,60 (Imam Ghozali, 2002: 132). B. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
b.
72
Alpha 0,798
Stand ardize d Unstandardized Coeffi Coefficients cients Model 1 (Cons tant)
B
Std. Error
Beta
68.558 46.942
X1
.378
X2
1.468
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolera nce VIF
1.460 .155 .057
.257 .799
.638 1.568
-1.485
1.216 -.245 -1.222 .232
.769 1.301
X3
-.060
.859 -.015 -.069 .945
.666 1.502
X4
-.549
1.004 -.143 -.547 .589
.449 2.226
a. Dependent Variable: NPL
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 Berdasarkan tabel 2 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y (NPL) = 68,558+0,378X1- 1,485X2 0,060X3 - 0,549X3 Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa dengan nilai constan sebesar 68,558 maka menggambarkan bahwa jika variable independen semua dalam keadaan konstan maka variable dependen akan mengalami kenaikan sebesar 68,558. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diketahui X1 (struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional) bernilai positif 0,378, yang artinya apabila X1 (struktur organisasi) naik dengan anggapan variable lain konstan, maka akan diikuti dengan kenaikan sebesar 0,378. Pada X2 (sistem wewenang) bernilai negative yaitu -1,485 yang artinya apabila X2 naik dengan anggapan variable yang lain konstan, maka akan diikuti dengan penurunan sebesar 1,485. Pada X3 (praktek yang sehat) memiliki nilai negative 0,060 yang artinya apabila X3 (praktek yang sehat) naik dengan anggapan variable lain konstan maka akan diikuti dengan penurunan sebesar 0,060. Pada X4 (karyawan yang berkualitas) memiliki nilai negative 0,549 yang artinya apabila X4 (karyawan yang berkualitas) naik dengan anggapan variable lain konstan maka akan diikuti dengan penurunan sebesar 0,549. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan X1 (struktur organisasi) akan meningkatkan NPL, sedangkan peningkatan X2 (system wewenang), X3 (praktek yang sehat), X4 (Karyawan yang berkualias) akan menurunkan NPL.
ISSN 2088 - 6594 Tabel 3 Hasil uji F Hitung terhadap Nilai NPL ANOVAb Sum of Mean Square Squar s Df e F
Model
1 Regressi 423.20 on 2
4
Sig.
105.80 .85 .503 a 1 4
Residual 3592.9 123.89 29 45 5 Total
4016.1 33 47 a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: NPL Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansinya adalah sebesar 0,503. Karena tingkat probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variable struktur organisasi (X1), system wewenang (X2), praktek yang sehat (X3) dan karyawan yang berkualitas (X4) secara bersamasama tidak berpengaruh signifikan terhadap NPL. Tabel 4 Uji Hipotesis Parsial Coefficientsa Standar dized Unstandardized Coeffic Coefficients ients Model
B
Std. Error
Beta
1 (Con stant 68.558 46.942 )
Collinearity Statistics T
Toler Sig. ance VIF
1.460 .155
X1
.378
1.468
.057
.257 .799 .638 1.568
X2
-1.485
1.216
-.245 -1.222 .232 .769 1.301
X3
-.060
.859
-.015 -.069 .945 .666 1.502
X4
-.549
1.004
-.143 -.547 .589 .449 2.226
a.Dependen t Variable:NP l
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
73
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 Dari hasil uji t, pada table 4 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. X1 mempunyai nilai koefisien regresi sebasar 0,378 menunjukkan bahwa X1 berpengaruh positif terhadap NPL, yang artinya apabila X1 naik dengan anggapan variabel lain konstan , maka akan diikuti dengan kenaikan NPL sebesar 0,378. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,799. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan X1 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap NPL. 2. X2 mempunyai nilai koefisien regresi sebasar -1,485 menunjukkan bahwa X2 berpengaruh negatif terhadap NPL, yang artinya apabila X2 naik dengan anggapan variabel lain konstan , maka akan diikuti dengan penurunan NPL sebesar 1,485. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,232. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan X2 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NPL. 3. X3 mempunyai nilai koefisien regresi sebasar -0,06 menunjukkan bahwa X3 berpengaruh negatif terhadap NPL, yang artinya apabila X3 naik dengan anggapan variabel lain konstan, maka akan diikuti dengan penurunan NPL sebesar 0,06. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,945. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05. Sehingga dapat b. disimpulkan X3 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NPL. 4. X4 mempunyai nilai koefisien regresi sebasar -0,549 menunjukkan bahwa X4 berpengaruh negatif terhadap NPL, yang artinya apabila X4 naik dengan anggapan variabel lain konstan, maka akan diikuti dengan penurunan NPL sebesar 0,549. Hasil
74
ISSN 2088 - 6594 perhitungan uji t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,589. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan X4 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NPL. 5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ada beberapa hal yang dapat disimpulkan: 1. Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan positif antara struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab terhadap Non Performing Loan. 2. Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan negatif antara system otorisasi dan prosedur pencatatan terhadap Non Performing Loan. 3. Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan negatif antara praktek yang sehat terhadap Non Performing Loan. 4. Tidak terdapat pengaruh secara parsial dan negative antara karyawan yang berkualitas terhadap Non Performing Loan. 5. Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara SPI dengan indikator struktur organisasi, system wewenang dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat dan karyawan yang berkualitas terhadap Non Performing Loan. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Sebagian dari BPR tidak mau ikut terlibat dalam pengisian kuesioner ini. Mereka menganggap NPL merupakan suatu yang rahasia, sehingga sebagian BPR sangat tertutup untuk memberikan informasi. Mereka mempunyai
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014 persepsi akan mempengaruhi image BPR terkait apabila nilai NPLnya tinggi.. 2. Dalam pengisian kuesioner ini merupakan persepsi dari responden yang belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Kecenderungan responden memilih pilihan yang dianggap baik. 3. Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini kurang hanya separo (35 BPR) dari total populasi yang berjumlah 72 BPR kemungkinan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
ISSN 2088 - 6594 Saran 1. Bagi Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Karesidenan Surakarta. Dari hasil penelitian menunjukan hasil bahwa SPI tidak berpengaruh terhadap tinggi NPL maka BPR perlu memperhatikan faktor-faktor lain diluar SPI yang akan mempengaruhi timbulnya kredit bermasalah, mis. kebiijakan-kebijakan personal diluar SOP yang telah ada dan telah dijalankan. 2. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis perlu mempertimbangkan variablevariabel yang lain diluar unsureunsur SPI.
Daftar Referensi Annisa Handayani. 2012. SPI Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah pada PT Bank Negara Indonesia Tbk Kanwil Surabaya, http: Ejournal.Unesa.ac.id/index.php/jurnal-akuntansi/artikel. Budi Prijanto dan Dessy Puspitasari.2005. Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Terhadap Prosedur Pemberian Kredit Investasi, studi kasus pada PT. Bank Eksekutif Internasional (persero) Tbk Cabang Kelapa Gading.Proceeding Seminar Nasional PESAT. http://hdl.handle.net/123456789/3142 Boy Leon dan Sonny Ericson.2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank & Non Bank.PT Grasindo Jakarta Jhony P.Chen. 2003.Non Performing Loan Securilization in the people’s Republic of China. http: Economics.Standford.edu/files/theses_2004/Chen.pdf. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT RajaGrafindo Persada. Edisi Revisi 8. Jakarta Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat Oktavia Linda KD. 2011.Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Kredit BPR di Kota Pati. http: //e print. Undip.ac.id Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua. Salemba Empat Jakarta
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..
75
GRADUASI Vol. 33 Edisi November 2014
ISSN 2088 - 6594
Suara Merdeka. 2013. Kredit Bermasalah BPR di Solo Masih Tinggi. http//www.Suara Merdeka.com Michael Manove, A. Jorge Padilla dan Marco Pagano. 2001, Collateral versus Screening: a model of lazy banks” RAND Journal of Economics Vol.32, No.4, Winter 2001 Tempo.Co. 2013.Kredit Macet Bank Perkreditan Rakyat di Solo Tinggi”.Tempo.Co 8 Oktober 2013. http//www.tempo.co/topic/masalah/111/Kredit Macet
76
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern…..