RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) SKRIPSI
OLEH : Ahmad Afif Mauludi NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) SKRIPSI
OLEH : Ahmad Afif Mauludi NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Skripsi, Juni 2016 Ahmad Afif Mauludi. NIM: 1111101000051 Rancangan Sistem Informasi Berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Lampung Tahun 2015-2016 201 Halaman+(xxii), 38 Tabel, 38 Bagan, 17 Gambar, 16 Lampiran. ABSTRAK Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss merupakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis perilaku yang penting untuk diterapkan pada perusahaan untuk mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan pemanfaatan panas bumi yang melaksanakan program tersebut. Dalam melaksanakan program tersebut secara manual, PT PGE mengalami banyak masalah berhubungan dengan keakuratan dan kecepatan informasi yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan Sistem informasi baru berbasis website untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan daya saing perusahaan. Kegiatan penelitian dilakukan di PT. PGE Ulubelu pada bulan Mei 2015-Mei 2016 guna membuat rancangan sistem informasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan operational reseach dengan pendekatan kualitatif. Pengembangan sistem dilakukan menggunakan siklus hidup pengembangan sistem, yang terdiri dari investigasi, analisis dan perancangan sistem. Investigasi sistem menggunakan analisis PIECES dan analisis sistem dilakukan berdasarkan komponen sistem informasi berbasis komputer pada sistem lama dan mencari kebutuhan pada sistem baru. Tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi menggunakan beberapa cara, yaitu dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Rancangan proses dibuat menggunakan DFD, sedangkan rancangan data menggunakan ERD. Rancangan berbasis website dibuat dalam bahasa PHP dan Yii Framework, menggunakan database MySQL dan Webserver Apache, dibantu dengan software Adobe Dreamweaver dan Photoshop. Uji coba sederhana dilakukan untuk menguji kesesuaian fungsi rancangan yang telah dibuat. Perancangan sistem informasi berbasis website ini menghasilkan sebuah website yang digunakan untuk membantu mempermudah pelaporan, mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan oleh manajemen terkait keselamatan kerja. Sistem informasi ini memiliki keunggulan dapat memberikan informasi yang lebih akurat, cepat dan tepat dari sistem sebelumya. Namun masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan terkait fitur dalam berbagai macam hal termasuk sistem pendukung pengambilan keputusan. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Melanjutkan pengembangan sistem sampai tahap implementasi dan pemeliharaan sistem, sehingga dapat diketahui dampak positif dari sistem baru yang telah dirancang; 2. Melakukan perancangan website dengan mengkombinasikan PHP bersama bahasa pemograman lain seperti JavaScript, C+++, Perl dan bahasa pemograman lain untuk menghasilkan website dengan tampilan dan fungsi yang lebih dinamis dan variatif. Daftar bacaan: 81 (1970-2015) Kata kunci: Sistem Informasi, Website, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Observasi, Nearmiss, Laporan K3. ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH Thesis, June 2016 Ahmad Afif Mauludi. SIN: 1111101000051 Design of Website Based Information System on Occupational Safety Observation and Nearmiss Reporting Programs in PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu Area Lampung Years of 2015-2016 201 Pages+(xxii), 38 Tables, 38 Charts, 17 Images, 16 Attachments. ABSTRACT Occupational safety observation and nearmiss reporting programs are Occupational Safety and Health (OSH) programs based on behavior that necessary to be applied in every industry to prevent and reduce accident at work. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu area is one of the utilization industry of geothermal power that implements the programs. In implementing the programs manually, PT. PGE experienced many problems that associated with the accuracy and performance of information produced. Therefore, it is needed a new design of information system based on website that can resolve the implementing issue and increase company’s competitiveness. The research activities were conducted at PT. PGE Ulubelu area in May 2015 until May 2016 in order to make the new information system design based on website. The researcher was conducted the research using operational research with qualitative approach. This research is a system development activity using a system life development cycle which consists of system investigation, analysis and design activities. System investigation was conducted on the old information system using PIECES analysis. System analysis was conducted using observation and analysis methods on the old information system and the new information system requirements based on computer-based information system components. The data collection techniques were interview, observation and study of document methods in order to get the informations needed. New system process and data designs were created using DFD and ERD. Website design was created using PHP and Yii Framework with MySQL as the database management system and Apache as the webserver. The design phase was supported by other applications, like Adobe dreaweaver and photoshop. For the completion, a simple trial was conducted to test the compatibility of design functions. This system information design activity produced a website to assisst the implementation of reporting, information access and management’s decision making that associated with occupation safety. This new information system can produce information better than old information system (more accurate, fast and timely). However this new information system need some improvement, especially in decision support system. Suggestions are given for future research: 1. Complete the system development until the implementation system and maintenance system phases then anaylize the results of system development that has been designed; 2. Design the website information system using combination of PHP and any other programming languages like Javascript, C+++ or Perl to create a website with more dynamics and variative functions and displays. References: 81 (1970-2015) Keywords: Information System, Website, Occupational Safety and Health, Observation Program, Nearmiss Reporting, OSH Report
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI
Penguji III,
NIP. 19760219 200710 1 002
v
LEMBAR PERYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Srata Satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentua nyang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2016
Ahmad Afif Mauludi 1111101000051
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ahmad Afif Mauludi
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 Agustus 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 22 tahun
No. HP
: +6281212210762
Alamat
: Jl. Jambu I No. 23 B, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan – Banten 1541
E-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan: 1. TKIT Aulia Bintaro Jaya
: 1996 - 1997
2. RA Salman ITB Ciputat
: 1997 - 1999
3. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
: 1999 - 2005
4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta : 2005 - 2008 5. SMAN 68 Jakarta
: 2008 - 2011
6. S1 Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta
: 2011 - sekarang
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tulisan ini kupersembahankan untuk Kedua Orang Tuaku. . . . Seluruh Keluarga dan Sahabatku. . . . In memoriam Hasanah Putri (Nov’1993-Des’2015). . . .
dan kamu di masa depan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016. Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada : 1. Kedua Orang Tuaku, Arif Darmawan dan Sri Lintang Rosi Aryani, serta seluruh keluarga yang telah mendoakan, memberikan kesempatan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Riastuti Kusuma Wardani, S.KM., M.KM, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Dewi Utami Iriani, Ph.D, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
ix
6. Kepada seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM, Ibu DR. Iting Shofwati, S.T., M.KKK, Bapak Aang Subiyakto, M.Kom, selaku penguji sidang yang memberikan banyak masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas skripsi ini. 7. Bapak Jatmiko Prio Atmojo selaku Peneliti bidang Geothermal di PT. Pertamina Persero dan Bapak Wilmar Napitupulu selaku Manager HSSE di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) yang telah membantu memberikan izin, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Widodo Suwanto selaku Manager Fungsi HSSE PT. PGE Area Ulubelu, Lampung. 9.
Bapak Febriardi, Bapak Agung Galunggung, Bapak Andri dan Ibu Karinta Utami selaku Pengawas Fungsi HSSE dan Seluruh staff PT. PGE Area Ulubelu, Lampung yang telah banyak memberikan informasi, ilmu, saran dan masukan dalam skripsi ini.
10. Faris Muhammad Z., Ruditho Priyandi, Meitama Arief B., Ridanti Lenggo Geni dari “Bukan 5cm”. Galih Trias Farobi, Ausof Ali Athiyah, Mukti Arif, Widyanfri WPS, Nida Karima, dari “AUO”. Sukma Mardhiyah P., Ikna Qonita, Niekha Zoelienna Ilyas dari “Saturn” selaku sahabat dan teman seperjuangan. 11. Rekan-rekan All About Safety, Situ Gintung Jogging Club, NoTC, 9cm, Persekutuan Pengendalian Tembakau Tangerang Selatan, Dreamdelion Sehat dan berbagai komunitas lain. 12. Rekan-rekan mahasiswa/i kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 13. Rekan-rekan kerja di PT. AWT dan PT. GMI yang mendukung dan memberikan kesempatan untuk terus melanjutkan skripsi ini. 14. Kepada teman lainnya yang turut menyemangati dan mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, aamiin. PENULIS
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI .............................................................. v LEMBAR PERYATAAN ............................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv DAFTAR BAGAN ........................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xix DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xx DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... xxi DAFTAR SIMBOL ...................................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang....................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 8 C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 9 D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9 1.
Tujuan Umum .................................................................................................... 9
2.
Tujuan Khusus ................................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 10
xi
1.
Bagi Peneliti ..................................................................................................... 10
2.
Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ...................................... 10
3.
Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu ................. 11
F.
Ruang Lingkup .................................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 13 A. Observasi Keselamatan Kerja .............................................................................. 13 B. Pelaporan Nearmiss ............................................................................................. 16 C. Sistem Informasi .................................................................................................. 19 D. Website ................................................................................................................ 37 E. Kerangka Teori .................................................................................................... 44 BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ............................................ 46 A. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 46 B. Definisi Istilah ..................................................................................................... 49 BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................. 51 A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 51 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 51 C. Metode Penelitian ................................................................................................ 51 1.
Metode Investigasi dan Analisis Sistem .......................................................... 52
2.
Metode Perancangan Sistem ............................................................................ 57
BAB V HASIL ............................................................................................................... 59 A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu ................. 59 1.
Profil Perusahaan ............................................................................................. 59
2.
Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................ 60
3.
Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................................... 61
4.
Proses Produksi Perusahaan ............................................................................. 62
xii
5.
Program K3 Perusahaan ................................................................................... 62
B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 66 1.
Karakteristik Informan ..................................................................................... 66
2.
Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ........................................................ 67
3.
Hasil Analisis Sistem Informasi ...................................................................... 74
4.
Rancangan Sistem Informasi Baru................................................................... 99
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................ 147 A. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 147 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 148 1.
Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ................................. 148
2.
Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi ............................................... 159
3.
Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru .................................. 172
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 192 A. Simpulan ............................................................................................................ 192 B. Saran .................................................................................................................. 194 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 196 LAMPIRAN ................................................................................................................. 201
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja ................................................................................ 14 Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe ......................................................... 34 Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer ............................................................................................ 44 Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone ........................................................................................ 44 Tabel 3.1 Definisi Istilah .......................................................................................................................... 49 Tabel 4.1 Informan Penelitian ................................................................................................................. 53 Tabel 4.2 Pengumpulan data ................................................................................................................... 54 Tabel 4.3 Daftar Dokumen ...................................................................................................................... 55 Tabel 4.4 Triangulasi Teknik .................................................................................................................. 56 Tabel 4.5 Triangulasi Sumber ................................................................................................................. 56 Tabel 5.1 Karakteristik Informan ........................................................................................................... 67 Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Servis .................................................................................................. 67 Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama ............................................................................ 74 Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru ............................................................................. 77 Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer .......................................................................... 79 Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop ............................................................................... 79 Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone ...................................................................... 80 Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website ................................................ 89 Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru ........................................................ 91 Tabel 5.10 Administrasi Akun ............................................................................................................... 110 Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ................................................................. 110 Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss .............................................................................................. 110 Tabel 5.13 Pencarian Laporan .............................................................................................................. 111 Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru ............................................................................... 116 Tabel 5.15 Hasil Uji Coba Proses Administrasi Akun ........................................................................ 144
xiv
Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ....................................... 144 Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss ................................................................... 145 Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan .................................................................................... 146 Tabel 6.2 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru .................................................. 159 Tabel 6.3 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru ................... 160 Tabel 6.4 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 162 Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Komputer pada Sistem Informasi Baru ................................................................................................. 163 Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru .................................................................. 164 Tabel 6.7 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Smartphone pada Sistem Informasi Baru ........................................................................... 165 Tabel 6.8 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .. 166 Tabel 6.9 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ................ 167 Tabel 6.10 Perbandingan Output Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .................. 170
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan......... 18 Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi ................................................................................................. 20 Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer ............................................................... 22 Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970) ............................................................. 27 Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral .......................................................... 29 Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe .......................................................... 30 Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem ..................................................................................... 31 Bagan 2.8 Kerangka Teori ....................................................................................................................... 45 Bagan 3.1 Kerangka Pikir ....................................................................................................................... 48 Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015................................................... 61 Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu............................................................................... 62 Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. ................................................. 83 Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang .................................................. 86 Bagan 5.5 Format Input “login” ........................................................................................................... 101 Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru” ................................................................... 102 Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja” ...................................................... 103 Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss” ...................................................................................... 104 Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut” ................................................................................ 105 Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan” ................................................................................... 105 Bagan 5.12 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website .................................................................................................... 107 Bagan 5.13 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu ......................................................................... 109 Bagan 5.14 Diagram detail proses 1 (Administrasi akun)................................................................... 112
xvi
Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja) ................... 113 Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan Nearmiss) ................................................ 115 Bagan 5.17 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan) ................................................................ 116 Bagan 5.18 Format Ouput “informasi registrasi” ............................................................................... 117 Bagan 5.19 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja” ........................................................... 118 Bagan 5.20 Format Ouput “laporan nearmiss” ................................................................................... 118 Bagan 5.21 Format Ouput “laporan tindak lanjut” ............................................................................ 119 Bagan 5.23 Format Ouput “hasil rangkuman” ................................................................................... 120 Bagan 5 24 Format Ouput “laporanku” ............................................................................................... 121 Bagan 5.25 Diagram ERD Sistem Baru ................................................................................................ 122 Bagan 5.26 Bentuk Tidak Normal......................................................................................................... 124 Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1 st NF) ................................................................... 125 Bagan 5.28 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2 nd NF) ...................................................................... 126 Bagan 5.29 Bentuk Normalisasi Tahap 3rd NF ................................................................................... 127
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) .................................... 60 Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu ................................. 76 Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website. .......................................... 130 Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website” .............................................................................. 131 Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru” ........................................................ 132 Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi” ...................................................................... 133 Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun” ............................................................................. 133 Gambar 5.8 Halaman “Login”............................................................................................... 134 Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja” ..................................... 135 Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja” ............................... 136 Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja” ......................... 137 Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss” ...................................................................... 138 Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss” .................................................. 139 Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss” ............................................. 140 Gambar 5. 15 Pencarian Laporan ......................................................................................... 141 Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan .................................................................................... 142 Gambar 5. 17 Laporanku ....................................................................................................... 143
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan ........................................................... xxii Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan ....................................................... xxiii Lampiran 3: Pedoman Wawancara...................................................................................... xxiv Lampiran 4: Pedoman Observasi .......................................................................................... xxx Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen ............................................................................ xxxii Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................ xxxiv Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian ......................................................... xxxv Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara ............................................................................ xxxvi Lampiran 9: Hasil Observasi ................................................................................................. xliv Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen ................................................................................... xlvi Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama........................................... xlviii Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru.......................... xlix Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................................................................................................... l Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................................................................................................................. lvii Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ................................................................................................ lix Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi ...................................................................................... lxvi
xix
DAFTAR SINGKATAN
APD
= Alat Pelindung Diri
DBMS
= Database Management System
DFD
= Data Flow Diagram
ERD
= Entity-Relation Diagram
HTML
= Hyper-Text Markup Language
INTERNET = International Network K3
= Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PHP
= PHP Hypertext Preprocessor
PIC
= Person In Charge
PJ Program = Penanggung Jawab Program PT. PGE
= PT. Pertamina Geothermal Energy
SMK3
= Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SDLC
= System Development Life Cycle/ Siklus Hidup Pengembangan Sistem
SQL
= Structured Query Language
UIN
= Universitas Islam Negeri
xx
DAFTAR ISTILAH
Checklist
= Lembar periksa
Database
= Basis data/tempat penyimpanan
Hardware
= Perangkat Keras
Incident
= Nearmiss/Hampir Celaka
Input
= Masukan
Interface
= Penghubung
Nearmiss
= Hampir celaka
Observer
= Pengamat
Output
= Keluaran
Proccess
= Proses/Pengolahan
Software
= Perangkat Lunak (Aplikasi Komputer)
User Interface
= Penghubung antar mesin dengan pengguna
xxi
DAFTAR SIMBOL
DATA FLOW DIAGRAM (DFD) Model : Gane-Sarson No
Simbol 01
Keterangan Entitas Luar Merupakan sumber atau tujuan aliran data atau ke sistem
02
Proses Proses atau fungsi yang mentransformasikan data secara umum
03
Aliran Data Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya Data store Merupakan komponen yang berfungsi untuk menyimpan data atau file
04
ENTITY-RELATION DIAGRAM (ERD) No 01
Simbol
Keterangan Entitas Suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai
02
Atribut Elemen dari entitas yang berfungsi mendeskripsikan karakter dari entitas
03
Relasi Menggambarkan hubungan diantara sejumlah entitas yang berbeda
04
Garis Merupakan penghubung antar relasi dengan entitas, entitas dengan atribut maupun relasi dengan atribut,
xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Program observasi keselamatan kerja merupakan bagian dari program keselamatan berbasis perilaku yang muncul pada tahun 1980-an dan berkembang mulai tahun 1990-an. Sebelum tahun 1990 hanya 45 perusahaan yang menerapkan, namun pada pertengahan tahun 1990-an penerapan telah dilakukan lebih dari 400 perusahaan diberbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Filipina, Puerto Rico, Jamaica, Suriname dan Mexico (Krause, 1997). Penerapan program berbasis perilaku yang terkenal adalah DuPont STOP Program, Safety Performance Solutions (SPS) dan Behavioral Science Technology (BST). Program observasi keselamatan merupakan program yang banyak dikembangkan oleh DuPont dalam DuPont STOP Program (Byrd, 2007). Dalam penerapan program observasi, perusahaanperusahaan di Indonesia mengadopsi program yang dikembangkan oleh DuPont, menggabungkan program-program tersebut atau merancang sendiri program sejenis dengan menggunakan prinsip-prinsip program berbasis perilaku dan disesuaikan dengan iklim dari perusahaan. Program observasi keselamatan kerja, yang disebut juga program pengamatan perilaku dan kondisi tidak aman, merupakan program keselamatan kerja yang dapat diterapkan untuk menurunkan angka kecelakaan dengan
1
2
mengendalikan penyebab langsung kecelakaan (Gunawan, 2013). Hal tersebut dibuktikan bahwa beberapa perusahaan yang mengimplementasikan program observasi keselamatan kerja, mengalami penurunan rata-rata accident rate sebesar 26% dari tahun sebelumnya. Penurunan accident rate tersebut lebih besar dibanding program berbasis perilaku lainnya seperti program dari BST, yaitu BAPP (Behavioral Advance Performance Process) technology yang menurunkan accident rate sebesar 25% dan program “DO-IT” (Define, Observe, Intervene, and Test) dari SPS, yang menurunkan accident rate sebesar 22% (Byrd, 2007). Penerapan observasi perlu dilakukan sehingga pihak manajemen dapat menganalisis sebab munculnya perilaku dan kondisi tidak aman tersebut sehingga dapat memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan sistem sebelum timbul kasus yang lebih parah (Gunawan, 2013). Bird dan Germain (1990) mengkategorikan “perilaku dan kondisi tidak aman” serta nearmiss, menjadi hal yang dapat dipelajari untuk mencegah kecelakaan tanpa harus menunggu adanya kejadian kecelakaan. Dalam sumber lain, perilaku dan kondisi tidak aman sangat berhubungan erat dengan nearmiss atau kejadian hampir celaka (Heni, 2011). Menurut Heni (2011) dalam accident triangle ratio, diperlihatkan bahwa setiap 50.000 – 100.000 perilaku dan kondisi tidak aman akan mengakibatkan 5.000-10.000 nearmiss atau kejadian hampir celaka, 500-1.000 cedera ringan, 50-100 cedera berat dan satu kali kecelakan fatal. Perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss disebut juga dengan “accident precursor”, yaitu hal yang dapat mengindikasikan kemungkinan akan terjadinya kecelakaan (Gnoni dkk., 2013). Oleh karena itu
3
dalam penerapannya untuk mencegah kejadian kecelakaan, program observasi keselamatan kerja tidak terpisahkan dari pelaporan nearmiss. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmis, merupakan program yang mengikutsertakan peran pekerja, sehingga efektif untuk meningkatkan kepedulian dan perilaku pekerja terhadap penerapan bekerja secara aman dengan senang hati dan sukarela (Gunawan, 2013). Keikutsertaan pekerja untuk mengendalikan penyebab kecelakaan tidak hanya dapat menanggulangi penyebab langsung dari kecelakaan, namun dapat pula sekaligus menanggulangi penyebab tidak langsung dan menciptakan budaya keselamatan kerja yang baik (Heni, 2011). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung sistem informasi pelaksanaan program K3 (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi manajemen berbasis komputer dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan akses langsung terhadap informasi yang cepat, tepat dan akurat sehingga pihak manajemen dapat melakukan pengambilan keputusan yang akurat tepat pada waktunya, menurunkan biaya manajemen dan hirarki dalam pekerjaan menjadi lebih efisien (Laudon dan Laudon, 2012). Sejalan dengan hal tersebut, penelitian sebelumnya tentang perancangan sistem
4
informasi K3 oleh Putri, Santoso dan Choiri (2014) menunjukkan bahwa pengelolaan K3 menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat meningkatkan kinerja pengelolaan informasi, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan serta menurunkan biaya administrasi. Sistem informasi yang sering digunakan pada saat ini secara umum adalah sistem informasi berbasis website, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatkan jumlah website serta penggunaan internet dunia dan juga Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya. Peningkatan jumlah website dunia 67% pada tahun 2011; 101% pada tahun 2012; dan 44% pada tahun 2014. Sedangkan peningkatan pengguna internet di dunia yaitu, 29,4% penduduk pada tahun 2010; 32,5% pada tahun 2011; 35,5% pada tahun 2012; 37,9% pada tahun 2013; dan 40,4% pada tahun 2014. Peningkatan di pengguna Indonesia sendiri yaitu 10,92% penduduk pada tahun 2010; 12,28% pada tahun 2011; 15,36% pada tahun 2012; 15,52% pada tahun 2013; dan 16,72% pada tahun 2014 (Internet Live Stats, 2015a;b). Indonesia menempati urutan ke-13 dari 198 negara pengguna internet pada tahun 2014 (Internet live Stats, 2015). Sistem informasi berbasis website memiliki keuntungan dengan file dan basis data (database) yang terpusat dan hanya memerlukan instalasi di server sehingga mudah dalam melakukan proses perawatan dan pemutakhiran (update). Selain itu penggunaan website mudah diakses dari jarak jauh (internet) dengan menggunakan browser, sehingga tidak harus melalukan instalasi terlebih dahulu pada semua perangkat keras yang ingin digunakan (ESSII TECH, 2014).
5
Penggunaan website dapat memudahkan pihak pengambil keputusan untuk mengakses informasi yang mutakhir dimana saja dan kapan saja. Pelaksanaan program K3 dengan sistem informasi berbasis website dapat dilaksanakan disemua perusahaan, tidak terkecuali pada perusahaan panas bumi. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis risiko, PT Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan panas bumi yang memiliki risiko tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja (Alfiah, 2012). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kategori insiden yang dibagi menjadi lima berdasarkan hirarki, yaitu kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman, nearmiss, first aid, accident dan fatality Berdasarkan Laporan kejadian kecelakaan kerja (insiden) di PT PGE tahun 2013, diketahui bahwa terdapat 28 kondisi tidak aman, 13 perilaku tidak aman, tiga nearmiss dan dua first aid (PT PGE Ulubelu, 2014). Dari laporan tersebut diketahui bahwa terdapat dua insiden yang masuk dalam kategori first aid, dimana kategori tersebut mendekati kategori accident atau kecelakaan. Dalam rangka mempertahankan tujuan pengelolaan K3 di PT. PGE Area Ulubelu yaitu zero accident, diperlukan adanya usaha pengendalian terhadap penyebab kecelakan agar tidak terjadi kejadian yang lebih parah. Dalam rangka mencegah kejadian kecelakaan tersebut PT. PGE Area ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di area kerjanya. PT. PGE Area Ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss yang diadaptasi dari kategori perilaku dan kondisi tidak aman oleh Bird dan Germain (1990). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kebijakan
6
untuk menggunakan metode manual yang memanfaatkan media kartu untuk menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss. Kartu tersebut diletakkan pada berbagai tempat di masing-masing fungsi sehingga pengguna dapat mengambil kartu, mengisi kartu tersebut dan memasukan kartu tersebut pada kotak yang terdapat didekat tempat pengambilan kartu. Kartu terisi yang berada dikotak dikumpulkan secara berkala seminggu. Pada beberapa kasus, terdapat laporan yang langsung ditindak lanjuti atau dilakukan kegiatan perbaikan. Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi informasi yang akan dicantumkan dalam laporan K3 setiap bulannya. Berdasarkan pengamatan pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015 melalui wawancara dengan staff HSSE dan Observasi, peneliti mendapatkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. Kekurangan tersebut terdapat baik pada masukan, proses maupun keluaran. Kekurangan yang terdapat pada masukan, yaitu banyak data yang tidak dapat diserap dengan baik yang dapat mengurangi akurasi data. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengguna yang tidak tahu bagaimana mendapatkan kartu program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss, kartu yang habis ketika dibutuhkan, maupun tidak mengembalikan hasil masukan tersebut ketempat yang tepat. Dalam proses terdapat kekurangan yaitu pengelolaan data menjadi informasi yang lambat, kartu yang tidak kembali, pengisian kartu yang tidak lengkap dan duplikasi data. Hal ini berpengaruh
7
terhadap keluaran informasi yang tidak akurat, tidak tepat dan tidak cepat sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan yang dihasilkan. Sejalan dengan fakta tersebut, Mulyanto (2009) menyatakan bahwa terjadinya duplikasi data merupakan salah satu kesalahan fatal karena penerapan sistem informasi dengan metode manual. Sistem informasi berbasis komputer dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pihak manajemen untuk mengambil keputusan (Mulyanto, 2009). Selain karena terdapat masalah pada sistem informasi yang telah diterapkan, pengembangan sistem informasi berbasis komputer juga menjadi salah satu indikator yang diperlukan untuk menghadapi persaingan bisnis yang berdaya saing dunia (Fatta, 2007). Hal tersebut diperkuat dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer oleh perusahaan di negara maju, seperti Amerika, Jepang, Australia, Jerman, Inggris dan negara maju lainnya (Indrajit, 1999). Penerapan keselamatan kerja dan teknologi sistem informasi merupakan dua aspek persaingan yang dilakukan oleh perusahaan dengan daya saing mendunia. PT. Pertamina Geothermal Energy, sebagai salah satu pemanfaatan panas bumi yang memiliki daya saing dunia, dapat meningkatkan daya saing dengan menerapkan Sistem informasi berbasis website untuk program keselamatan kerja. Sistem informasi berbasis website dipilih karena kemudahan dalam pengembangan, perawatan, pengguna yang semakin banyak, dan dapat digunakan pada banyak perangkat keras. Pengembangan sistem informasi berbasis website juga dipilih karena terdapat jaringan internet di sekitar area PT. PGE Area Ulubelu untuk mengakses sistem informasi tersebut. Dari uraian yang
8
telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk mengembangkan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT PGE Area Ulubelu Tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada staff HSSE dan observasi, penerapan sistem informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu masih mengalami beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain adalah pengumpulan data yang seringkali tidak lengkap dan manajemen data yang lambat. Kekurangan pada masukan dan proses tersebut dapat berpengaruh terhadap keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut. Informasi yang dihasilkan oleh sistem tidak akurat, tidak lengkap dan lambat, sehingga dapat mengakibatkan pengambilan keputusan oleh manajemen yang tidak tepat pula. Informasi akurat, lengkap dan tepat waktu dapat mendukung organisasi dengan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Dalam menghadapi persaingan bisnis, sebuah perusahaan berdaya saing dunia harus selalu melakukan inovasi-inovasi agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan dunia lainnya. Dua aspek inovasi penting yang diterapkan oleh perusahaan dengan daya saing dunia adalah Keselamatan Kerja dan Sistem Informasi berbasis komputer. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bertujuan untuk merancang sistem informasi berbasis website yang dapat mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan manajemen yang tepat dan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam aspek keselamatan kerja dan teknologi.
9
C. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu 2015? 2. Bagaimana gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015? 3. Bagaimana merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Merancangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015-2016. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya hasil investigasi sistem informasi berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015.
10
b. Diketahuinya hasil analisis sistem informasi berupa gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015. c. Merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2016. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah, peneliti dapat mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang telah didapatkan selama ini di kampus. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadikan peneliti sebagai salah satu orang yang berkontribusi secara positif di perusahaan. Selain itu bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi tambahan untuk melakukan penelitian terkait implementasi SMK3 melalui program K3, terutama program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta pengembangan sistem informasi dalam rangka pengelolaan K3. 2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi prodi kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai salah satu wadah penerapan ilmu yang telah diberikan kepada mahasiswa melalui penelitian, salah satu pintu untuk
11
membuka kerjasama dengan instansi tempat penelitian dan sebagai tambahan referensi dan kekayaan intelektual di perpustakaan. 3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Manfaat yang diharapkan bagi PT. PGE Area Ulubelu dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan berkelanjutan dalam rangka menerapkan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan, terutama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta berkontribusi dalam meningkatkan iklim dan budaya keselamatan di perusahaan. F. Ruang Lingkup Penelitian ini merupakan penelitian studi operasional menggunakan pendekatan kualitatif untuk merancang sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Tahun 2015-2016. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2015 sampai dengan Mei 2016. Data didapatkan dengan cara observasi, wawancara dan telaah dokumen. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem yang terbatas pada perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah website karena memiliki kelebihan dalam penggunaan yang dapat diakses dimana saja tanpa harus melakukan instalasi terlebih dahulu. Tujuan perancangan sistem didapatkan dengan mengumpulkan informasi dari sisi kinerja, kualitas informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi dan pelayanan
12
dari sistem informasi program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss yang telah berjalan di perusahaan. Perancangan sistem menggunakan metodologi Siklus Hidup Pengembangan Sistem “Waterfall” yang disusun oleh O’brien dan Marakas. Rancangan output dan input menggunakan tabel dan diagram. Rancangan proses menggunakan Data Flow Diagram
(DFD). Database akan diterjemahkan dengan ERD (Entity-
Relation Diagram). Rancangan user interface (tampilan) dalam bentuk website. Website akan dibuat dengan bahasa pemograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dengan bantuan Yii Framework, aplikasi penyimpanan data (database) menggunakan MySQL dan web server menggunakan Apache dalam sebuah aplikasi XAMPP. Pengembangan sistem yang disusun oleh O’brien dan Marakas, terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Namun pada penelitian ini, aktivitas pengembangan yang dilakukan terbatas hanya pada aktivitas investigasi ssitem, analisis sistem dan perancangan sistem. Aktivitas Implementasi dan perawatan sistem belum dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Walau aktivitas pengembangan sistem yang dilakukan hanya sampai pada aktivitas perancangan sistem, hasil rancangan berupa prototype akan tetap diuji coba secara sederhana untuk mengetahui kesesuaian fungsinya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Observasi Keselamatan Kerja Observasi secara bahasa merupakan peninjauan secara cermat atau mengamati sesuatu. Sedangkan keselamatan kerja merupakan aktivitas pemeliharaan terhadap lingkungan kerja supaya bebas dari potensi bahaya atau kejadian yang dapat mencederai pekerja (IAPA, 2007). Program observasi keselamatan kerja adalah program pengamatan yang memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali perilaku berisiko pada suatu tempat kerja (Hill dkk., 2015). Program keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan sebagai upaya
untuk melakukan pengelolaan keselamatan kerja di
lingkungannya (OHSAS 18001, 2007). Penerapan observasi keselamatan kerja pada umumnya menggunakan kartu yang berisi lembar periksa (checklist) sebagai media untuk memudahkan pengamat (observer) menentukan kategori observasinya (tabel 2.1) (Pearlman, 2013). Namun seiring berjalannya teknologi, metode kartu banyak digantikan oleh aplikasi perangkat lunak yang lebih menghemat biaya (Yates, 2015; Luria dan Morag, 2011). Adapun aspek kategori observasi keselamatan kerja secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990).
13
14
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja
Perilaku Tidak Aman Mengoperasikan peralatan tanpa kewenangan Gagal memperingatkan
Gagal untuk mengamankan Beroperasi dengan kecepatan yang tidak tepat Membuat peralatan keamanan tidak dapat digunakan Melepas peralatan keamanan Menggunakan peralatan yang cacat
Menggunakan peralatan secara tidak tepat Gagal untuk menggunakan APD dengan tepat Mengangkut dengan tidak tepat Salah menempatkan Mengangkat dengan tidak tepat
Posisi yang salah untuk bekerja Memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi Bersenda gurau Dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan (Sumber: Bird dan Germain, 1990)
Kondisi Tidak Aman Barier atau pengaman yang tidak memadai Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak layak atau tidak memadai Peralatan atau material yang cacat Proses yang tersendat/macet Sistem peringatan yang tidak memadai Bahaya api dan ledakan Housekeeping yang buruk, tempat kerja yang berantakan Kondisi lingkungan berbahaya (gas, debu, asap, uap) Paparan kebisingan Paparan radiasi Paparan suhu tinggi atau rendah Pencahayaan yang kurang atau berlebihan Ventilasi yang tidak memadai
Perilaku dan kondisi tidak aman merupakan dua variabel yang turut dinilai dalam pelaporan kecelakaan kerja (Kementrian Tenaga Kerja RI, 1998) Penerapan observasi keselamatan kerja dikembangkan berdasarkan prinsip
15
keselamatan kerja (National Association of Safety Professionals, 2014), yaitu: 1. keselamatan adalah tanggung jawab moral, 2. keselamatan adalah budaya bukan sekedar program, 3. manajemen memiliki tanggung jawab paling besar dalam keselamatan 4. pekerja harus dilatih untuk bekerja scecara aman 5. selamat merupakan sebuah kondisi untuk bekerja 6. semua kecelakaan dapat dicegah 7. program keselamatan harus dirancang secara spesifik dengan audit berkala dan tindakan perbaikan 8. keselamatan merupakan bisnis yang baik, dengan pengelolaan keselamatan dapat mengurangi kompensasi akibat kecelakaan dan kesakitan. Observasi keselamatan kerja tidak hanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau pengawas, namun dapat dilakukan oleh semua populasi perusahaan termasuk melibatkan pekerja untuk menjadi pengamat (Luria dan Morag, 2011). Beberapa manfaat program observasi keselamatan kerja adalah (Reese dan Eidson, 2006): 1. Untuk mengukur efektivitas dari pelatihan dan kemampuan mendeteksi pelanggaran dengan melihat penerapan observasi yang dilakukan. 2. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya praktek kerja tidak aman dan penggunaan alat pelindung diri yang kurang.
16
3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan diamati. 4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman, namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang melakukan observasi keselamatan dengan baik. 5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang lebih aman B. Pelaporan Nearmiss Nearmiss atau kejadian hampir celaka merupakan salah satu kategori kecelakan yang tidak menimbulkan cedera, kerusakan atau kerugian apapun (Friend dan Kohn, 2007). Nearmiss dikenal juga dengan istilah ‘incident’, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat melukai manusia, menimbulkan kerusakan pada alat dan berhentinya proses (IAPA, 2007). Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nearmiss merupakan salah satu jenis kecelakaan yang tidak menimbulkan adanya cedera dan kerugian baik bagi pekerja maupun perusahaan. Sebuah contoh dari nearmiss adalah ketika kegiatan perawatan terdapat kunci ingrris jatuh yang hampir mengenai pekerja, pekerja tidak mendapatkan cedera dan kunci inggris serta lingkungan tempat kunci inggris jatuh tidak mengalami kerusakan.
17
Pelaporan nearmiss merupakan usaha yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Pelaporan nearmiss yang detail dapat merepresentasikan tujuan strategi manajemen risiko dalam mengidentifikasi risiko lebih cepat dalam potensi yang kecil pada tempattempat yang spesifik (Fabiano dan Currò, 2012). Pelaporan Nearmiss merupakan salah satu hal yang diterapkan untuk memenuhi aspek pelaporan internal pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pemerintah RI, 2012). Menurut Nasional Safety Coucil (2013) terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus menerapkan sistem pelaporan nearmiss, yaitu: 1. Untuk mendapatkan data yang cukup untuk melakukan analisa data, studi korelasi, kecenderungan (trend) dan pengukuran kinerja (dengan perkembangan penurunan nearmiss). 2. Menyediakan kesempatan bagi pekerja untuk “berpartisipasi”, sebagai komponen dasar dalam keberhasilan suatu sistem manajemen keselamatan.
18
3. Menciptakan budaya terbuka, dimana setiap orang berbagi dan berkontribusi dalam bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya sendiri dan teman kerjanya. 4. Dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan terkait keselamatan yang berimbang dengan indikator kinerja keselamatan lainnya. Hubungan perilaku dan kondisi tidak aman dengan kejadian nearmiss dapat terlihat pada bagan di bawah ini: Accident Precursor Kejadian Nearmiss Perilaku Tidak Aman Kecelakaan Waktu Kondisi Tidak Aman
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan. (Sumber: Gnoni dkk., 2013)
Bagan diatas menjelaskan bahwa perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss merupakan suatu kejadian yang akan mengarahkan kepada kejadian kecelakaan atau disebut dengan accident precursor (Gnoni dkk., 2013).
19
C. Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sebuah set dari elemen-elemen, entitas-entitas atau komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuannya (Stair dan Reynolds, 2010). O'Brien dan Marakas (2010) mendefinisikan sistem sebagai sebuah set dari entitas yang saling berhubungan, mempunyai batasan yang jelas, bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses perubahan yang terorganisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sistem merupakan suatu perangkat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui mekanisme masukan, proses dan keluaran yang dihasilkan oleh entitas-entitas yang saling berhubungan. 2. Pengertian Sistem Informasi Sebelum
mengenal
mengenai
Sistem
Informasi,
peneliti
akan
memperdalam informasi mengenai data dan Informasi. Data merupakan sebuah representasi dunia nyata yang mewakili sebuah objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009). Informasi merupakan suatu hasil pengolahan data yang menghasilkan suatu makna bagi penggunanya (McLeod, 1996).
20
Data
Pengolahan
Informasi
Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi (Mulyanto, 2009)
Informasi yang baik dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Data dan informasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu akurasi/presisi, tipe data, usia, rentang waktu, tingkat keringkasan, kelengkapan, kemudahan akses sumber data dan relevansi (Alter, 1992). Sistem informasi memilik hubungan yang sangat erat dengan data dan informasi. Sistem informasi secara teknis dapat diartikan sebagai komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung organisasi (Laudon dan Laudon, 2006). Sistem informasi memiliki peran sebagai pendukung operasi dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk strategi yang unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan Marakas, 2010). Tujuan dari sistem informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang tepat (Rainer dan Turban, 2008). Sistem informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan
21
menggunakan alat bantu pengambil keputusan. Dalam teori sistem informasi tidak harus menggunakan komputer, namun kenyataannya sitem informasi tidak lepas dari kebutuhan akan komputer, karena penggunaan komputer dapat menangani sistem informasi yang kompleks. Sistem informasi berbasis komputer termasuk di dalamnya adalah sistem informasi berbasis website (Mulyanto, 2009). Dalam Sistem Informasi dikenal pula istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM merupakan suatu sistem infomasi berbasis komputer yang yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa (McLeod, 1996). Pihak manajemen menggunakan SIM untuk mendapatkan laporan-laporan yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Berikut merupakan keuntungan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer (National Safety Council, 2001): 1) Ketersediaan data yang lebih baik 2) Pengambilan keputusan menjadi lebih baik 3) Eliminasi terhadap duplikasi 4) Peningkatan komunikasi dan kualitas data 5) Data terstandardisasi 6) Peningkatan akurasi data 7) Terdapat kemampuan analitis 8) Mengurangi biaya
22
3. Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer Sistem informasi berbasis komputer memiliki komponen-komponen yang membentuk sistem, komponen tersebut terdiri dari sumber daya manusia, perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (aplikasi dan prosedur), data dan jaringan untuk melakukan aktivitas masukan, pengolahan, keluaran, penyimpanan dan pengendalian untuk mengubah data menjadi informasi (bagan 2.3) (O'Brien dan Marakas, 2010).
Pengendalian Performa Sistem
Input
Proses
Output
Penyimpanan Data
Jaringan
Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer (Sumber: O'Brien dan Marakas, 2010)
a. Input Input atau masukan merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem baik dalam bentuk perawatan maupun sinyal. Perawatan merupakan suatu yang dimasukan sehingga sistem dapat beroperasi, sedangkan sinyal
23
merupakan suatu yang akan diproses sehingga suatu sistem menghasilkan keluaran (O'Brien dan Marakas, 2010). b. Proses Proses atau pengolahan merupakan komponen yang melakukan perubahan dari masukan menjadi suatu keluaran yang diinginkan (O'Brien dan Marakas, 2010). c. Output Output atau keluaran merupakan hasil dari proses sistem, keluaran dapat berupa masukan bagi sistem lainnya atau merupakan sebagai sisa pembuangan (O'Brien dan Marakas, 2010). d. Data Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (O'Brien dan Marakas, 2010). Data dalam sistem informasi berbasis komputer diolah dengan menggunkan basis data. Basis data (data base) merupakan sebuah file yang mengkordinasi filefile data yang saling berhubungan dan memiliki pentingan yang sama sehingga mempermudah pengolahan data. Dalam implementasi basis data, dikenal istilah Sistem Manajemen Basis Data (Database Manajemen Sistem/DBMS). Sistem Manajemen Basis Data merupakan aplikasi perangkat lunak pengelolaan basis data (Rainer dan Cegielski, 2010). Dalam pengelolaan data, Sistem Manajemen Basis Data memiliki
24
kelebihan dibanding dengan pengelolaan file secara trasidisional, diantaranya sebagai berikut (Mulyanto, 2009): 1. Mengurangi duplikasi data yang sering terjadi pada pengelolaan data secara tradisional 2. Menjaga konsistensi dan integrasi data 3. Meningkatkan keamanan data 4. Dapat menghemat pengeluaran perusahaan karena data digunakan bersama-sama oleh semua unit fungsional 5. Menanggulangi permasalahan yang sering terjadi antara pengguna dan data karena database berada di bawah seorang database administrator 6. Meningkatkan kemudahan akases pengguna akhir 7. Meningkatkan produktivitas pemograman e. Sumber Daya Manusia Merupakan manusia yang menjalankan sistem tersebut, baik sebagai pengelola (administrator) maupun pengguna (klien) (O'Brien dan Marakas, 2010). f. Jaringan Jaringan merupakan suatu yang menghubungkan semua komponenkomponen yang terdapat dalam suatu sistem informasi berbasis komputer, sehingga semua dapat saling berhubungan dan berjalan dengan baik. Jaringan dapat berupa intranet, internet atau ekstranet (O'Brien dan Marakas, 2010).
25
g. Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan program atau instruksi pengolahan informasi untuk menjalankan suatu sistem informasi. Perangkat lunak dapat dikategorikan menjadi program, aplikasi perangkat lunak dan prosedur. Program dalam sistem informasi berbasis komputer berupa Operating System (OS), seperti Microsoft, Linux, Mac. Aplikasi perangkat lunak seperti web browser, sistem manajemen basis data dan microsoft office. Prosedur merupakan instruksi operasional yang digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan suatu sistem, seperti petunjuk pengisian form atau petunjuk penggunaan suatu aplikasi perangkat lunak (O'Brien dan Marakas, 2010). h. Perangkat Keras Perangkat keras merupakan mesin dalam bentuk fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi, seperti komputer, monitor, disk drive, pinter dan scanner (O'Brien dan Marakas, 2010). 4. Pengembangan Sistem a. Alasan-alasan Perlu Dikembangkan Berikut merupakan alasan mengapa suatu sistem dalam sebuah organisasi harus diganti atau dikembangkan: 1) Adanya permasalahan yang timbul pada sistem, baik permasalahan karena ketidakberesan sistem sehingga operasi tidak sesuai dengan rencana maupun kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat sehingga dibutuhkannya sistem baru.
26
2) Untuk memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat. Perencanaan dan strategi yang tepat dan cepat diperlukan. Kesempatan tersebut dapat didukung oleh pengembangan sistem sehingga informasi lebih cepat diperoleh untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan. 3) Adanya
instruksi
dari
pimpinan
atau
pemerintah
untuk
mengembangkan sistem. Pengembangan sistem dilakukan dengan harapan terdapat peningkatan kinerja, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan dalam sebuah sistem (Marakas, 2006). b. Siklus pengembangan sistem Sistem memiliki metodologi pengembangan yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cyle/SDLC) yang pertama kali dicetuskan oleh Royce (1970). Lalu dikembangkan oleh beberapa ahli sistem informasi seperti O'Brien dan Marakas (2010).
27
1) Systematic Life Development Cycle Royce (1970)
Kebutuhan Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Analisis Perancangan Program Pengkodean Uji coba Operasi
Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem oleh Royce (1970), merupakan metode siklus hidup pengembangan sistem berbasis komputer yang pertama kali diperkenalkan. Metode pengembangan sistem ini dikenal juga dengan teori waterfall. Teori waterfall menurut Royce (1970) terbagi menjadi tujuh tahap, yaitu kebutuhan sistem, kebutuhan perangkat lunak, analisis, perancangan, pengkodean, uji coba, dan operasi. a) Kebutuhan sistem dan kebutuhan perangkat lunak Merupakan tahapan untuk mendokumentasikan kebutuhan produk yang akan dikembangkan.
28
b) Analisis Merupakan tahapan untuk membentuk model, skema dan prosedur. c) Perancangan Merupakan tahap merancang produk yang akan dibuat, dalam hal ini ditekankan pada perancangan perangkat lunak. d) Pengkodean Tahap pengembangan, pembuktian dan integrasi dari perangkat lunak. e) Uji coba Tahap penelusuran terhadap sistem untuk menemukan kekurangan atau kesalahan dalam tahap pengkodean. f) Operasi Tahap instalasi, migrasi sistem lama ke sistem baru dan perawatan sistem secara utuh.
29
2) Systematic Life Development Cycle Bary Boehm (1988)
Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral (Boehm, 1988)
Model spiral merupakan model pengembangan
yang
menggabungkan tahapan perancangan dan protoype. Model spiral memiliki prinsip dasar untuk berfokus pada evaluasi terusmenerus untuk mengurangi kesalahan dalam setiap tahap pengembangannya (Maheshwari dan Jain, 2012). Secara garis besar model spiral terdiri dari empat aktivitas, yaitu menentukkan objek yang akan dikembangkan, identifikasi dan penyelesaian masalah, pengembangan dan uji coba, serta perencanaan untuk siklus berikutnya (Boehm, 1988).
30
3) Systematic Life Development Cycle Protoype
Identifikasi Kebutuhan Akhir Pengguna Pengembangan Prototipe Siklus pembuatan prototipe Revisi Prototipe
Pelihara sistem yang diterima
Siklus Pemeliharaan
Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe
Metode prototipe merupakan pengembangan sistem dengan pendekatan
aktivitas
pengembangan
prototipe.
Prototipe
merupakan sistem dalam versi yang belum lengkap sehingga dikembangkan sampai prototipe tersebut menjadi sebuah sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai (Maheshwari dan Jain, 2012).
31
4) Systematic Life Development Cycle O’Brien dan Marakas (2010) Metode pengembangan sistem oleh O’Brien dan Marakas (2010),
merupakan
perkembangan
sistem
terkini
yang
dikembangkan dari metode Royce (1970). Metode ini dinilai lebih sederhana dan tidak memiliki tahapan yang tumpang tindih. Secara garis besar siklus hidup pengembangan sistem oleh O'Brien dan Marakas (2010) terdiri lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem.
Investigasi Sistem Analisis Sistem Perancangan Sistem Implementasi Sistem Pemeliharaan Sistem Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem (O'Brien dan Marakas, 2010)
32
a) Investigasi Sistem Investigasi disebut juga sebagai inisiasi awal atau perencanaan dimana sistem dinilai dan diperoleh tujuan pengembangan sistem, baik dari segi performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis (Marakas, 2006). b) Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penilaian terhadap kebutuhan sistem sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk analisis sistem dan spesifikasi alat pendukung yang telah terdapat pada perusahaan. Analisis kebutuhan terdiri dari kebutuhan user interface, kebutuhan pengolahan/proses, kebutuhan penyimpanan dan kebutuhan pengendalian (O'Brien dan Marakas, 2010). Cooper (1998) menyatakan bahwa dalam mengembangkan suatu sistem, seseorang harus mengetahui informasi yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna, tipe dari pengambilan keputusan yang dapat didukung oleh informasi tersebut, seberapa cepat informasi dibutuhkan, seberapa cepat informasi akan kadaluarsa, cara yang lebih baik untuk mendapatkan informasi, bagaimana data disimpan dan diproses dan apakah sistem yang telah digunakan serta pengembangan yang dapat dilakukan. c) Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah proses menerjemahkan kebutuhankebutuhan pengguna dalam sebuah rancangan secara fisik.
33
Rancangan tersebut mencakup rancangan user interface (tampilan), rancangan basis data, rancangan input, rancangan output dan rancangan pengolahan/proses (O'Brien dan Marakas, 2010). Dalam rancangan proses, terdapat beberapa pemodelan yang dapat digunakan, pemodelan tersebut adalah (Mulyanto, 2009): (1) Diagram Alir Data/Data Flow Diagram (DFD), yaitu perangkat pemodelan yang digunakan untuk menunjukan aliran data di dalam sistem. (2) Diagram E-R/Entity-Relationship Diagram (ERD), yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data. (3) State Transtiton Diagram (STD), yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan
transisi dari sebuah sistem yang
menghasilkan sistem baru. (4) Tabel Keputusan (Decision Table), suatu tabel yang digunakan dalam peorgram apabila terdapat banyak sekali kondisi yang harus diselesaikan. d) Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan aktivitas pengujian dan pengoperasian sistem oleh pengguna. Implementasi sistem baru dapat berperan untuk memberikan saran perbaikan terhadap sistem
34
baru dan memberikan pendapat mengenai pencapaian tujuan pengembangan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010). e) Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan sistem merupakan langkah terakhir dalam pengembangan sistem. aktivitas pada pemeliharaan termasuk pada evaluasi dan modifikasi sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi (O'Brien dan Marakas, 2010). Berikut merupakan perbandingan dari metode siklus hidup pengembangan sistem waterfall, spiral dan prototipe.
Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe Fitur Spesifikasi Kebutuhan
Model Spiral
Waterfall
Prototipe
Hanya pada permulaan
Sering berubah
Sangat mudah dimengerti
Tidak mudah dimengerti
Sangat tinggi Ya Kompleks Setiap tahap
Tinggi Ya Kompleks Tidak ada
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan Kemungkinan sukses Tahap tumpang tindih Waktu penerapan Fleksibilitas
Hanya pada permulaan Sangat mudah dimengerti Rendah Tidak Sederhana Hanya pada permulaan Hanya pada permulaan Kecil Tidak Panjang Kaku
Tinggi
Tinggi
Tinggi Ya Tergantung Proyek Fleksibel
Kontrol biaya Kontrol sumber daya
Ya Ya
Ya Ya
Sedang Ya Pendek Sangat fleksibel Tidak Tidak
Kebutuhan untuk mudah mengerti Biaya Siklus berulang Kerumitan sistem Analisa risiko
Sumber: (Maheshwari dan Jain, 2012)
35
c. Analisis PIECES Analisis PIECES merupakan sebuah instrumen untuk melakukan investigasi sistem berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994).
1) Performa Performa merupakan aspek yang memiliki fokus pada bagaimana proses berjalan dan waktu respon dari proses sebuah sistem. Proses berjalan dapat dinilai selama periode dimana suatu sistem tersebut berjalan dan waktu respon dapat dinilai dari waktu rata-rata antara mulai proses sampai dihasilkannya suatu informasi yang diinginkan dari suatu sistem tersebut. 2) Informasi Informasi merupakan aspek yang memiliki fokus pada nilai informasi dihasilkan dari sebuah sistem. Nilai dari informasi tersebut dapat dinilai dari terlalu sedikit atau terlalu banyaknya informasi,apakah informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, informasi yang relevan, informasi yang konsisten, informasi yang akurat dan pengelolaan data menjadi informasi yang baik dan teratur. 3) Ekonomi Ekonomi merupakan aspek yang berfokus pada biaya yang digunakan dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat dinilai dari
36
keseimbangan antara kemampuan suatu sistem dengan biaya yang dikeluarkan. 4) Control (Kontrol) Kontrol merupakan aspek yang berhubungan dengan keamanan data dan informasi dari sebuah sistem. kontrol dapat dinilai dari privasi data yang terlindungi dan pembatasan akses untuk orang-orang yang tidak berkepentingan. 5) Efisiensi Efisiensi merupakan aspek yang berhubungan dengan pengurangan terhadap energi yang digunakan untuk melakukan sesuatu, secara matematis efisiensi dapat dinyatakan sebagai pembagian antara keluaran dengan masukan. Dalam konteks sistem hal ini dapat dinilai dari bagaimana informasi yang dihasilkan cukup serta waktu melaksanakan pekerjaan dan usaha yang dikeluarkan dapat berkurang. 6) Servis Servis merupakan aspek yang fokus dengan bagaimana pelaksana sistem atau pengguna terlibat dalam sistem tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari kemudahan sistem untuk dimengerti, dipahami dan digunakan oleh pengguna.
37
D. Website 1. Pengertian Internet Sebelum mengenal website, kita harus mengenal Internet yang menghubungkan jaringan website. Internet atau international network merupakan rangkaian jaringan tersebesar di dunia di mana semua jaringan yang berada pada semua organisasi dihubungkan dengan suatu jaringan terbesar sehingga dapat saling berkomunikasi (Mulyanto, 2009). Internet sangat menarik karena dengan internet pengguna dapat memperoleh akses mengenai berbagai sistem dimanapun ia berada. Pengguna baik perusahaan maupun individu dapat mengakses berbagai bentuk data, seperti tulisan, gambar, video dan suara. Perubahan dalam akses informasi ini menjadi salah satu
keuntungan
bagi
profesional
bidang
keselamatan
untuk
menggunakannya dalam aktivitas K3. Pada tingkat pemerintahan (amerika) dapat ditemukan website seperti www.osha.gov atau www.epa.gov (National Safety Council, 2001). 2. Pengertian Website World Wide Web (WWW) atau Website merupakan halaman-halaman berisikan informasi yang berada pada tingkat dunia berbasis hypertext yang memungkinkan pengguna untuk mencari berbagai macam informasi di dunia selama terhubung dengan internet (National Safety Council, 2001). Website inilah tempat dimana pengguna dapat berinteraksi langsung dengan informasi dalam bentuk teks, gambar, video maupun suara. Terdapat tiga macam jenis website secara umum, yaitu (Nugroho, 2012):
38
a. Website statis Website statis merupakan website yang dibentuk melalui pengetikan kode-kode HTML secara manual menjadi suatu halaman web. Isi web statis tidak dimaksudkan untuk di edit atau di perbaharui secara berkala. Contoh dari website ini adalah website promosi yang terpisah dari website utama. b. Website dinamis Website dinamis merupakan website yang dapat diperbaharui dengnan mudah baik isi maupun tampilan website oleh pengurus website. Halaman website ini secara umum terbagi menjadi dua, yaitu halaman website yang dapat dibuka oleh pengunjung dan halaman website yang hanya dapat dibuka oleh pengurus website. Contoh dari halaman ini adalah halaman berita atau blog. c. Website interaktif Website interaktif merupakan pengembangan dari website dinamis. Website ini memungkinkan komunikasi dua arah antara pengunjung dan pengurus website ataupun pengujung lainnya. Contoh website ini adalah facebook dan twitter. 3. Kelebihan dan kekurangan website Kelebihan dari website terdapat pada file dan database yang terpusat dan hanya perlu melakukan instalasi di server, hal tersebut memudahkan pengembang untuk melakukan prose update dan perawatan. Website dapat dengan mudah diakses dari jarak jauh melalui browser tanpa harus melakukan
39
instalasi perangkat lunak pada setiap komputer atau alat lain seperti telepon genggam pintar, sehingga dalam pengoperasian aplikasi berbasis website tidak membutuhkan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu, cukup dapat menjalankan browser. Kekurangan website juga terdapat pada kelebihannya, aplikasi berbasis website tidak dapat digunakan bila tidak terdapat koneksi internet untuk melakukan akses dari jarak jauh. Selain itu keamanan data dan file rentan (ESSII TECH, 2014). Namun dengan koneksi internet yang sudah dapat diperoleh dimana saja dan keamanan perangkat lunak berbasis website yang semakin canggih, sehingga kekurangan terhadap perangkat lunak berbasis website tersebut dapat ditanggulangi. 4. Perangkat perancangan Website Dalam
melakukan
perancangan
website
membutuhkan beberapa
perangkat, berikut merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk membangun sebuah website: a. HTML HTML merupakan singkatan dari HyperText Markup Language, adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menulis web. HTML dirancang untuk dapat digunakan pada sebuah platform tertentu. Dokumen HTML merupakan dokumen teks biasa, namun disebut markup language karena mengandung tanda tertentu yang dapat menentukan tampilan teks pada suatu dokumen lainnya (Setiawan, 2012).
40
b. PHP PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan sebuah bahasa pemograman berupa script yang digunakan untuk pengembangan web dengan pendekatan tipe hybird yang memiliki kemampuan lebih daripada template asli (HTML) karena mengijinkan untuk menempelkan blok-blok script pemograman. Kemampuan tersebut bertujuan untuk menawarkan manfaat untuk merancangan struktur berorientasi halaman yang dapat digabungkan dengan kemampuan bahasa pemograman yang lainnya seperti bahasa C, Java dan Perl (Simarmata, 2010). PHP berfungsi membuat sebuah website menjadi lebih menarik, dinamis dan interaktif. Selain untuk proses dalam website, PHP juga dapat berguna
untuk
membangun
rancangan
User
Interface.
Dengan
menggunakan PHP proses update dan pemeliharaan sebuah website akan menjadi lebih mudah (Sidik, 2012). Keunggulan PHP, yaitu (Dwiartara, 2011): 1. Gratis 2. dapat digunakan pada berbagai platform 3. mendukung banyak database 4. dapat membuat berbagai jenis format file seperti word, excel, gambar, flash dan lain-lain
41
c.
MySQL MySQL merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak pengolah data atau database management system (DBMS) yang cukup dikenal oleh masyarakat dan dapat diakses oleh beberapa user dalam satu waktu serta memiliki dasar SQL (Structured Query Language) sebagai dasar untuk mengakses databasenya. Sebagai sebuah sistem database MySQL terdiri dari server dan client. Server database akan menerima permintaan client untuk menampilkan atau menyimpan data. Client dapat berupa PHP yang akan melakukan permintaan kepada MySQL server untuk menampilkan atau menyimpan data yang berasal dari pengguna melalui PHP. Terdapat banyak perangkat database untuk PHP, namun MySQL merupakan perangkat yang paling disarankan. Berikut merupakan keuntungan dari MySQL (Nugroho, 2012): 1) Merupakan aplikasi gratis 2) Terdapat versi komersial, digunakan jika ingin memberikan dukungan teknis 3) Biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding merek lainnya 4) Tersedia di banyak platform 5) Menggunakan standar penulisan SQL ANSI
d. Website Server Website server atau web server merupakan tulang punggung dari web yang akan menerima permintaan dari pengguna yang akan mengakses website dari sebuah browser seperti google chrome, mozilla firefox, dan
42
internet explorer. Server akan melakukan proses terhadap permintaan pengguna (menggunakan http://) sehingga akan ditampilkan kembali sesuai dengan permintaan pengguna dalam bentuk halaman yang umumnya berbentuk dokumen HTML (Solichin, 2009). Sebuah perangkat lunak website server yang cukup dikenal adalah Apache. Apache digunakan karena merupakan web server yang sangat efektif bila berpasangan dengan PHP. Berbeda dengan MySQL server, webserver berhubungan dengan perintah-perintah dalam website dan terpisah dari permintaan pengelolaan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemograman, MySQL merupakan database yang mengelola data, sedangkan webserver merupakan perangkat yang mengeksekusi script PHP dan menampilkannya kepada pengguna dan melalui webserver php dapat mengolah data dan menyimpan data tersebut ke dalam database (Dwiartara, 2011). e. XAMPP XAMPP merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang berisi paket instalasi Apache, PHP dan MySQL sehingga memudahkan seorang perancang perangkat lunak berbasis website untuk melakukan instalasi dan konfigurasi, perancangan, serta operasi perangkat lunak berbasis website melalui tiga alat perancangan website tersebut (Solichin, 2009).
43
f. Yii Framework Merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk membuat kerangka PHP. Aplikasi ini memiliki fitur MVC, DAO/ActiveRecord, I18N/L10N caching, autentikasi dan pengaturan akses kontrol, scaffolding, uji coba, dll. Aplikasi ini digunakan untuk mengurangi waktu pengembangan secara signifikan (Yii Software LLC, 2015). Yii Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah Yii2. g. Dreamweaver Dreamweaver merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk mendesain dan mengembangkan sebuah website yang responsive. Aplikasi perangkat lunak ini merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Adobe System, Inc (Adobe, 2015a). h. Photopshop Photoshop merupakan sebuah aplikasi untuk mengedit, merekayasa gambar atau membuat suatu desain yang rumit dan detail. Aplikasi perangkat lunak ini juga merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Adobe System, Inc (Adobe, 2015b). 5. Perangkat Penggunaan Website a.
Perangkat lunak Perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses dan menggunakan website adalah web browser. Web browser yang digunakan dapat berupa: Google Chrome, Firefox, Internet Explorer, Opera dan Safari (Kulkarni dkk., 2009).
44
b. Perangkat Keras Perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengakses website dapat berupa komputer atau smartphone. Komputer dengan spesifikasi minimum pada tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer Komponen Spesifikasi Minimum Prosesor VGA RAM Hard Disk Drive OS
NIC/LAN CARD PSU Keyboard, Mouse/Touchpad
3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2) 256 MB 1 GB 40 GB Windows XP SP 2/Mac 1.06/Linux: Ubuntu 10.04, Debian 6, OpenSuse 11.3, Fedore 14 YA YA YA
Sumber : (Brinkmann, 2012) Sedangkan smartphone memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut: Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone Komponen Spesifikasi Minimum Prosesor Resolusi RAM Memory OS Jaringan Internet/Wifi
1 GHz 480x320 pixel 1 GB 2 GB internal Android 4.0 ICS/IOS 3G/YA
Sumber : (Brinkmann, 2012)
E. Kerangka Teori Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh peneliti pada sub-bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa tahapan pengembangan suatu sistem meliputi investigasi sistem, analisis sistem, rancangan sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010). Dalam tahapan
45
investigasi sistem digunakan salah satu analisis yang dinamakan analisis PIECES yang terdiri dari performa, informasi, ekonomi, kontrol efisiensi dan servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Kerangka teori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Investigasi Sistem - Performa - Informasi - Ekonomi - Kontrol - Efisiensi - Servis
Analisis Sistem Sistem lama dan Kebutuhan Sistem Baru - Input (data, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan) - Proses - Ouput
Perancangan Sistem -
Output Input Proses Database User Interface
Implementasi Sistem
Bagan 2.8 Kerangka Teori (O'Brien dan Marakas, 2010; Wetherbe dan Vitalari, 1994)
Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan & Perbaikan berkelanjutan
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan sistem informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss dengan merancang sistem informasi berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dalam sistem dan kebutuhan perolehan informasi yang lebih cepat dan tepat sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan. Perancangan sistem ini dilaksanakan pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss karena kedua program tersebut merupakan program yang terintegrasi dan secara aktif dapat menanggulangi permasalahan keselamatan kerja dan mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan terlebih dahulu. Metodologi pengembangan sistem mencakup kegiatan investigasi sistem, analisis sistem, rancangan sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem. Kegiatan implementasi dan pemeliharaan sistem tidak dilakukan pada penelitian ini karena memiliki lingkup yang luas serta membutuhkan waktu yang panjang, sehingga kegiatan pengembangan hanya dilakukan sampai Perancangan sistem. Tahap investigasi dilakukan pada sistem lama untuk mengetahui aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis. Tahap kedua, yaitu analisis sistem, dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem informasi
46
47
lama dan kebutuhan sistem informasi baru yang akan dirancang. Analisis sistem informasi tersebut dibagi berasarkan input, proses dan output. Analisis input akan dianalisis berdasarkan komponen sistem informasi berbasis komputer oleh O’brien dan Marakas, yaitu data, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan. Tahap berikutnya, adalah perancangan sistem. Perancangan sistem merupakan langkah mentransformasikan hasil analisis sistem dalam bentuk fisik, yang terdiri dari rancangan input dan output, rancangan proses, rancangan database, serta rancangan user interface secara fisik. Perancangan sistem akan menghasilkan keluaran berupa rancangan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss. Proses pengembangan sistem pada penelitian ini tidak sampai pada tahap implementasi sistem, oleh karena itu untuk mengetahui kesesuaian fungsi rancangan, maka rancangan akan dilakukan uji coba sederhana berdasarkan skenario pada masing-masing proses.
Kerangka pikir digambarkan sebagai berikut:
Investigasi Sistem -
Performa Informasi Ekonomi Kontrol Efisiensi Servis
Analisis Sistem Sistem lama dan Kebutuhan Sistem Baru - Input (data, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan) - Proses - Ouput
Perancangan Sistem -
Input Proses Output Database User Interface Uji Coba Rancangan
Bagan 3.1 Kerangka Pikir
48
B. Definisi Istilah Tabel 3.1 Definisi Istilah No
Istilah Investigasi Sistem
1
a
Performa
b
Informasi
c
Ekonomi
d
Kontrol
e
Efisiensi
f
Servis
Definisi Kegiatan mengumpulkan data berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis pada sistem informasi lama Merupakan aspek yang menggambarkan apakah sistem berespons cepat atau lambat, bagaimana total waktu sistem melakukan proses dan apakah sistem mengalami gangguan dalam prosesnya Merupakan aspek yang menggambarkan apakah informasi akurat, konsisten, disajikan dengan baik serta data yang ada mudah untuk diolah dengan baik dan teratur. Aspek yang menggambarkan apakah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan sistem sudah sesuai dengan apa yang diharapkan Aspek yang menggambarkan keamanan data dari akses orang yang tidak berkepentingan Aspek yang menggambarkan besarnya upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan sistem informasi Aspek yang menggambarkan bagaimana penggunaan suatu sistem oleh pengguna
Cara Ukur Wawancara, observasi, telaah dokumen
Instrumen Pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah dokumen
Hasil Gambaran sistem lama dalam aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis
49
Tabel 3.1 Definisi Istilah (lanjutan) No
Istilah Analisis Sistem
2
a
Input
b
Proses
c
Output Perancangan Sistem
3 a
Rancangan Input
b
Rancangan Proses
c
Rancangan Output
d
Rancangan Database
e
Rancangan User Interface
f
Uji Coba Rancangan
Definisi Kegiatan menganalisis data mengenai sistem lama dan kebutuhan sistem yang diinginkan pengguna dari hasil investigasi berdasarkan input, proses dan output. Kegiatan analisis sistem lama dan kebutuhan sistem baru dalam aspek data, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan. Kegiatan analisis proses pada sistem lama dan kebutuhan proses sistem baru. Kegiatan analisis output pada sistem lama dan kebutuhan output sistem baru. Kegiatan mentransformasikan hasil analisis sistem dalam bentuk fisik Kegiatan merancang input sistem baru dalam bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem Kegiatan merancang proses sistem baru dalam bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem Kegiatan merancang Output sistem baru dalam bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem Kegiatan merancang database sistem baru dalam bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem Kegiatan merancang user interface sistem baru dalam bentuk fisik dengan mempertimbangkan hasil analisis sistem Kegiatan mencoba hasil rancangan secara sederhana sehingga dapat diketahui berjalan atau tidaknya rancangan sesuai dengan fungsinya
Cara Ukur
Instrumen
Hasil
Wawancara, Observasi, Telaah Dokumen
Pedoman wawancara, Pedoman observasi, pedoman telaah dokumen
Hasil analisis sistem informasi lama serta kebutuhan pengguna akan sistem informasi baru
Telaah Dokumen
Dokumen hasil analisis sistem
Rancangan sistem informasi baru berbasis website dalam bentuk fisik berdasarkan pada hasil analisis
50
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional research dengan pendekatan kualitatif. Penelitian operasional research merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan secara ilmiah, bagaimana merancang dan menjalankan sistem terbaik dengan optimum serta menyelesaikan masalahmasalah yang rumit pada sebuah organisasi (Taha, 2007). Dalam penelitian ini akan dirancang suatu sistem informasi berbasis website, yang mendukung pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di perusahaan. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu, Lampung dengan waktu pelaksanaan dari bulan Mei 2015 sampai dengan Mei 2016. C. Metode Penelitian Terdapat dua metode yang digunakan pada penelitian ini. Metode pertama merupakan metode untuk mengumpulkan data menggunakan pendekatan kualitatif, yang dilakukan pada tahap investigasi dan analisis sistem untuk mendapatkan gambaran sistem lama dan kebutuhan akan sistem baru. Sedangkan metode berikutnya terdapat pada perancangan sistem. Pada
51
52
perancangan sistem dilakukan aktivitas perancangan sehingga menghasilkan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss. 1. Metode Investigasi dan Analisis Sistem Tahap invetigasi dan analisis sistem pada penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang mencari jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu keadaan terjadi, bukan sekedar apa, di mana, dan bilamana, sedangkan studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang suatu individu, satu kelompok atau satu organisasi dan sebagainya dalam waktu tertentu (Kaswandani dan Sastroasmoro, 2014). Investigasi sistem bertujuan untuk mengetahui gambaran performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis pada sistem lama. Sedangkan analisis sistem bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem lama secara utuh dan kebutuhan sistem informasi baru sebagai dasar untuk membuat rancangan sistem informasi baru berbasis website. a. Informan Penelitian Pemilihan informan penelitian ini diambil dengan menggunakan jenis pengambilan sampel non-probability sampling yaitu metode purposive sampling. Non-probability sampling dipilih untuk mendapatkan informasi yang memadai secara terperinci untuk menjawab pernyataan penelitian (Kaswandani dan Sastroasmoro, 2014). Purposive sampling dipilih dengan pertimbangan untuk mendapatkan subyek yang paling
53
mengerti dengan situasi yang ada sehingga dapat mempermudah peneliti untuk mencapai tujuan penelitian (Sugiyono, 2008). Penelitian kualitatif lebih mengutamakan jumlah subyek yang sedikit namun terfokus daripada sekedar jumlah subyek yang banyak (Kaswandani dan Sastroasmoro, 2014). Berikut merupakan informan dalam penelitian ini: 1) Informan utama Informan utama dalam penelitian ini adalah penanggung jawab dan pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta pengambil keputusan yang diperoleh dari hasil program tersebut yaitu petugas fungsi HSSE, pengawas fungsi HSSE dan Manajer fungsi HSSE di PT PGE Area Ulubelu. 2) Informan pendukung Informan pendukung dalam penelitian ini adalah manajer departemen dan staff pada masing-masing fungsi Tabel 4.1 Informan Penelitian No.
Kategori Informan 1 Informan Utama
Informan 2 Pendukung
Jabatan Pengawas fungsi HSSE Petugas Lapangan fungsi HSSE Manajer fungsi HSSE Staff fungsi Engineering Staff fungsi Operasi Staff fungsi Pemeliharaan Staff fungsi ICT Staff fungsi Humas dan Pemerintahan Staff fungsi SCM
54
b. Instrumen Instrumen dalam penelitian yang mengunakan pendekatan kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, alat perekam suara, kamera, laptop dan alat tulis. c. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini didapatkan dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan cara wawancara dan Observasi. Wawancara ditujukan kepada informan yang telah ditentukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan didukung dengan alat berupa perekam suara dan alat tulis. Proses observasi menggunakan lembar observasi dan didukung dengan kamera. Sedangkan data sekunder didapatkan dengan cara telaah dokumen perusahaan dengan menggunakan daftar dokumen yang terdapat pada pedoman telaah dokumen. Tabel 4.2 Pengumpulan data No
Sumber Data Primer Wawancara
Observasi
√
√
Sekunder Telaah dokumen √
√
√
√
Data 1 Investigasi sistem 2 Analisis sistem
Instrumen
pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, dokumen 1-11 pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, dokumen 1-11, dokumen hasil investigasi sistem
55
Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam daftar dokumen sebagai berikut: Tabel 4.3 Daftar Dokumen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Dokumen yang Dibutuhkan Daftar Program K3 Pedoman Program Observasi Keselamatan Kerja Pedoman Program Pelaporan Nearmiss Dokumen Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja Dokumen Formulir Program Pelaporan Nearmiss Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja yang telah terisi Formulir Program Pelaporan Nearmiss yang telah terisi Hasil pengolahan data Program Observasi Keselamatan Kerja Hasil pengolahan data Program Pelaporan Nearmiss Anggaran Dana Program K3 Pedoman Pengendalian Dokumen
d. Validasi Data Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data. Teknik triangulasi data merupakan teknis validitas data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data maupun sumber data yang ada (Sugiyono, 2008). Jenis triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik dapat dilihat pada tabel 4.4.
56
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik No
Data Wawancara
1. Investigasi Sistem Performa Informasi Ekonomi Kontrol Efisiensi Servis 2. Analisis Sistem
Sumber Data Observasi Telaah Dokumen
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Triangulasi teknik terdiri dari wawancara, observasi dan telaah dokumen, sedangkan triangulasi sumber (tabel 4.5) dibagi berdasarkan jabatan informan penelitian pada tabel 4.1. Tabel 4.5 Triangulasi Sumber
No
Data
1. Investigasi Sistem Performa Informasi Ekonomi Kontrol Efisiensi Servis 2. Analisis Sistem
Pengawas Fungsi HSSE √ √ √ √ √ √ √
Informan/Sumber Data Petugas Staff Manajer Lapangan Fungsi HSSE Fungsi HSSE Lain √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
e. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dan analisis data pada penelitian ini dilakukan setelah tahap pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan telaah
57
dokumen. Data yang telah dikumpulkan akan disusun dalam bentuk transkrip data. Kemudian data yang telah disusun akan diolah dan disajikan dalam bentuk narasi dan matriks. 2. Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem, merupakan kegiatan membuat rancangan output dan input, rancangan proses, rancangan data dan rancangan user interface. a. Rancangan output dan input menggunakan gambar dan tabel. Pemodelan rancangan input dan output akan dibuat menggunakan aplikasi perangkat lunak yii frame workphotoshop dan microsoft office, namun pada penerapannya, rancangan input dan output akan dituangkan kedalam bahasa pemograman website dalam bentuk PHP. b. Rancangan proses dengan menggunakan Flow Chart untuk melihat alur sistem secara keseluruhan dan Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan hubungan dan proses perpindahan dan pengolahan data. (Mulyanto, 2009). DFD dipilih karena menggunakan diagram alir yang memudahkan pengguna yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. Rancangan proses ini dalam penerapannya akan dituangkan dalam bahasa pemrograman website berupa PHP. c. Rancangan data menggunakan database yang digambarkan dengan EntityRelation Diagram (ERD). ERD dipilih karena umum digunakan, sederhana, serta menggunakan diagram yang mudah dimengerti sehingga sistem mudah untuk dipahami oleh pengguna. Rancangan database ini dalam
58
penerapannya akan dituangkan dalam bahasa pemrograman website berupa PHP. Database management system yang digunakan adalah MySQL. MySQL dipilih karena menggunakan bahasa SQL yang compatible dengan bahasa PHP serta webserver Apache. MySQL merupakan freeware yang sering digunakan, serta dalam proses pengaturannya dapat dilakukan secara mudah menggunakan aplikasi XAMPP. d. Rancangan user interface merupakan rancangan input dan output yang telah dituangkan dalam sebuah aplikasi website. Website dirancang dengan bahasa pemograman PHP dan web server berupa Apache. PHP dipilih karena merupakan bahasa pemograman web yang direkomendasikan untuk pemula. Apache dipilih karena compatible dalam mengeksekusi bahasa PHP. Apache juga merupakan freeware yang sering digunakan, serta dalam proses pengaturannya dapat dilakukan secara mudah menggunakan aplikasi XAMPP. Yii Framework dipilih karena merupakan salah satu framework pengembangan website terbaik dan menjadi prioritas berbagai programmer di dunia. Yii Framework memungkinkan programmer untuk membuat sistem informasi yang rumit, menarik, ringan dan memiliki keamanan yang terjamin. e. Uji Coba Sistem informasi akan dilakukan melalui langkah-langkah skenario yang akan dibuat berdasarkan sub-sistem yang terdapat pada sistem informasi baru program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss berbasis website untuk mengetahui kesesuaian fungsi dari rancangan yang telah dibuat.
BAB V HASIL
A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu 1. Profil Perusahaan PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT PGE) Area Ulubelu dalam melaksanakan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber daya panas bumi (geothermal) yang selalu berusaha menempatkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Perusahaan yang terintegrasi. PT. PGE Area Ulubelu merupakan bagian dari PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) yang mulai beroperasi secarak komersial sejak tahun 2012 dengan kapasitas produksi mencapai 110 MW. Saat ini PT. PGE Area Ulubelu turut berkontribusi terhadap 20% pembangkitan listrik di Provinsi Lampung. PGE Area Ulubelu mulai melakukan suplai uap secara komersial untuk PLTP Unit 1 sebesar 55 MW sejak 16 September 2012 dan unit 2 sebesar 55 MW sejak 23 Oktober 2012, melalui Pernjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dengan PLN (Persero). PGE Area Ulubelu terus mengembangkan kapasitas pembangkitan melalui rencana pengoperasian PLTP unit 3&4 sebesar 2x55 MW yang akan dioperasikan oleh PT. PGE Area Ulubelu tahun 2016 dan 2017. Lokasi Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu secara administratif terletak di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Berada di 90 km arah selatan kota Bandar Lampung pada elevasi 700 m hingga 1100 m
59
60
diatas permukaan laut. Suhu lingkungan sekitar 23-26oC dengan curah hujan antara 1500 sampai 2300 mm per tahun. Luas daerah PT. Pertamina Geothermal Energy adalah 92.064 Ha.
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Sumber : (PT PGE Ulubelu, 2014)
2. Visi dan Misi Perusahaan PT. Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) secara umum memiliki visi sebagai World Class Geothermal Energy Enterprise. Untuk mencapai visi tersebut, PT Pertamina Geothermal Energy melakukan usaha pengembangan energi Geothermal secara optimal yang berwawasan lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi Stake Holder.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
General Manager PT. PGE Area Ulubelu
Engineering
Operasi
HSSE
Pemeliharaan
Keuangan
ICT
HRD & GA
Humas & Pemerintahan
Legal Counsel
Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015 Sumber :(PT PGE Ulubelu, 2014)
PT. Pertamina Gothermal Energy (PT.PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu area PT. PGE di area Ulubelu, Tanggamus, Lampung, yang dipimpin oleh seorang General Manager. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari General Manager dibantu oleh beberapa departemen yang disebut dengan “fungsi”. PT. PGE Area Ulubelu sendiri memiliki 10 fungsi, yaitu fungsi enginering, operasi, HSSE (Health, Safety, Security and Environment), Pemeliharaan, Keuangan, ICT (Information Computer Technology), HRD & GA (Human Resources Development and General Affairs), Hubungan Masyarakat dan Pemerintahan, Legal Counsel dan SCM (Suply Chain Managements).
61
SCM
4. Proses Produksi Perusahaan
Reservoir (Under Ground)
Sumur Produksi
Separator
Masyarakat
PLTP
Sumur Reinjeksi
Fluida Cair & Uap Fluida Uap Fluida Cair Listrik
Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu Sumber :(PT PGE Ulubelu, 2014)
Gambar 5.2 menunjukan proses produksi PT. PGE Area Ulubelu secara umum. Fluida akan naik dan keluar melalui sumur produksi lalu dialirkan ke separator untuk dipisahkan antara uap dan air, uap akan diteruskan ke PLTP untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Sisa fluida akan direinjeksikan kembali melalui sumur reinjeksi, sehingga proses produksi dikenal dengan nama close system. 5. Program K3 Perusahaan a. Kebijakan K3 PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu telah berupaya menerapkan SMK3, salah satunya dapat dilihat dari upaya membangun dan memelihara komitmen. Hal tersebut dapat tercermin dalam kebijakan K3LL dan Pengamanan yang dimiliki perusahaan. Kebijakan tersebut memiliki isi sebagai berikut:
62
63
1) Mematuhi dan melaksanakan ketentuan peraturan perundangnaundangan serta persyaratan terkait yang berlaku bagi perusahaan. 2) Mengoptimalkan kualitas dan kuantitas pasokan uap dan listrik yang berwawasan lingkungan sesuai komitmen kepada pelanggan dengan mengutamakan aspek K3LL dan pengamanan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya. 3) Memastikan kondisi kerja yang aman, sehat dan mencegahmenanggulangi terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akbiat kerja dan pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara dan tanah). 4) Komitmen untuk melaksanakan konservasi sumber daya, efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, pengurangan serta pemanfaatan
limbah
B3
dan
Non-B3,
perlindungan
keanekaragaman hayati, pencegahan kerugian dan senantiasa melakukan upaya peningkatan berkelanjutan terhadap sistem manajemen mutu, keehatan dan keselamatna kerja dan lingkungan disetiap aspek. 5) Mengoptimalkan program Corporate Social Responsibility guna menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan harmonis dengna stakeholder (perusahaan, pelanggan, pekerja, mitra kerja, instansi pemerintah, institusi terkait dan masyarakat sekitar) serta mendukung peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat.
64
6) Secara aktif mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kepada seluruh stakeholder Kebijakan ditandatangani langsung oleh General Manager PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu pada tanggal 2 (dua) April 2015. Kebijakan tidak dapat dilampirkan karena merupakan dokumen rahasia perusahaan. b. Prosedur observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss Program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss merupakan
perwujudan
dari
pelaksanaan
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No. 3 Tahun 1998. Dalam PP dan Permenaker tersebut perusahaan harus menetapkan prosedur dan melaksanakan pelaporan kejadian perilaku tidak aman, kondisi tidak aman dan nearmiss di perusahaan. Prosedur program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu terdapat pada dokumen TKO nomor B-015/PGE2541/2015-S0 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juni 2015. Dalam prosedur tersebut dijelaskan bahwa kegiatan observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss diperlukan untuk mengetahui dan mencegah suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan suatu dampak besar, kecelakaan berat, bahkan fatality atau kematian dari suatu pekerjaan tertentu.
65
Prosedur ini merupakan dokumen petunjuk pelaksanaan observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss yang berlaku di seluruh fungsi PT. PGE Area Ulubelu. Namun, prosedur tidak dapat dilampirkan karena merupakan dokumen rahasia perusahaan. Pada prosedur ini dilakukan pelaksanaan program observasi dan pelaporan nearmiss dengan metode manual menggunakan kartu. Sebelum program ini berlangsung, telah dilaksanakan pelatihan dan penyampaian informasi yang juga akan terus diulang dan diberikan kepada para pegawai dan pekerja di PT. PGE Area Ulubelu. Bila seorang pegawai ingin melapor, kartu tersebut bisa didapatkan oleh pelapor dari nearmiss box yang terdapat disekitar area kerja maupun ruang HSSE. Kartu yang telah diisi lalu dimasukan ke dalam nearmiss box atau langsung diserahkan ke fungsi HSSE. Kartu terisi akan diinput ole penanggung jawab program ke dalam komputer secara berkala dan dibuatkan laporannya sesuai dengan kebutuhan. Kejadian yang membutuhkan tindakan segera akan langsung ditindaklanjuti sehinga kejadian dapat segera diperbaiki dan tidak terulang di masa yang akan datang. Apabila terdapat data dalam kartu yang kurang jelas atau membutuhkan penjelasan, PJ program akan melakukan klarifikasi dengan memanggil pelapor yang mengisi kartu sehingga hal yang terdapat didalam kartu bisa dipahami dan ditindaklanjuti. Setiap bulan, akan diberikan oleh fungsi HSSE hadiah kepada pelapor terbanyak dan terbaik sebagai apresiasi mematuhi
66
prosedur yang telah ditetapkan oleh fungsi HSSE untuk berperan aktif menjaga keselamatan kerja di perusahaan. B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Informan Informan penelitian ini diambil berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana informan dianggap mengetahui situasi yang terjadi berkaitan dengan objek penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam penelusuran dan memahami objek yang sedang diteliti. Informan tersebut adalah sebagai berikut: a. Informan utama Informan utama dalam penelitian ini adalah penanggung jawab dan pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta pengambil keputusan yang diperoleh dari hasil program tersebut yaitu petugas fungsi HSSE, pengawas fungsi HSSE dan Manajer fungsi HSSE di PT PGE Area Ulubelu. b. Informan pendukung Informan pendukung dalam penelitian ini adalah manajer departemen dan staff pada fungsi lain (tabel 5.1).
67
Tabel 5.1 Karakteristik Informan No 1
2
Kategori Informan Informan Utama
Informan Pendukung
Informan F KU
Jabatan Pengawas fungsi HSSE (Penanggung Jawab Program) Pengawas fungsi HSSE
D
Petugas Lapangan fungsi HSSE
MR
Petugas Lapangan fungsi HSSE
WS DYS
Manajer fungsi HSSE Staff fungsi Engineering
BAP
Staff fungsi Operasi
EW MZ DPZ NE
Staff fungsi Pemeliharaan Staff fungsi ICT Staff fungsi Humas dan Pemerintahan Staff fungsi SCM
2. Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama
Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Servis No Aspek 1. Performa
2. Informasi 3. Ekonomi
4. Kontrol
5. Efisiensi 6. Servis
Sistem Lama Belum berjalan dengan baik, masih lambat. Belum konsisten menghasilkan informasi antara satu hari sampai satu bulan. Informasi yang ada belum cukup sesuai dengan yang dibutuhkan Membutuhkan biaya yang cukup besar dengan pengeluaran Rp 2.000.000 per 1000 lembar kartu pada sekali cetak, setiap 3 bulan. Sistem berjalan diawasi dari pihak manajer sampai pengawas, terdapat prosedur, keamanan data cukup terjamin. Efisiensi masih rendah, hasil yang diharapkan masih jauh dari upaya yang telah dilakukan. Sistem lama sudah cukup mudah untuk dimengerti dan dilaksanakan oleh pengguna.
68
Tabel 5.2 merupakan hasil investigasi sistem lama berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis. a.
Aspek Performa Sistem Informasi Lama Performa pada sistem informasi lama belum berjalan dengan baik dan lambat, hal tersebut didapatkan dari hasil wawancara kepada seorang pengawas fungsi HSSE, yaitu: “..saat ini sistem sudah ada dan berjalan, namun masih belum berjalan dengan baik, data-data belum dapat lengkap kami peroleh. Perolehan informasi masih lambat karena kesibukan masing-masing personil juga.”. Begitupula menurut manajer fungsi HSSE yang mengatakan: “..butuh banyak waktu yang digunakan untuk mengurusi program tersebut untuk mendapatkan informasi..” Berdasarkan hasil observasi, sistem dapat dikatakan lambat, karena memiliki aktivitas pekerjaan yang terpisah-pisah, hal tersebut menyebabkan proses dalam sistem informasi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan input kembali ke dalam komputer dan mengolah laporan satu persatu sehingga menghasilkan sebuah informasi. Berdasarkan hasil observasi, waktu diperlukan untuk menghasilkan informasi masih belum konsisten, antara satu hari sampai satu bulan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, aspek performa dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan
69
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum berjalan dengan baik dan masih lambat. b. Aspek Informasi Sistem Informasi Lama Informasi yang didapatkan dari sistem informasi lama belum cukup atau belum memenuhi apa yang diinginkan, hal tersebut diketahui dari wawancara dengan manajer fungsi HSSE, dikatakan: “informasi belum cukup, butuh banyak waktu yang digunakan untuk mengurusi program tersebut untuk mendapatkan informasi..”. Menurut pengawas fungsi HSSE informasi yang saat ini digunakan baru sebatas kuantitas, berapa banyak kasus yang terjadi pada jangka waktu tertentu. Data yang masuk seringkali belum sempat untuk dilakukan pengolahan dan banyak juga kejadian yang belum terlaporkan. Dari hasil observasi dan telaah dokumen, waktu untuk mendapatkan informasi masih belum konsisten, bisa cepat, bisa lambat, hal itu terjadi karena kesibukan penanggung jawab program yang berbeda-beda sepanjang tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen, aspek informasi dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum cukup sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
70
c. Aspek Ekonomi Sistem Informasi Lama Anggaran untuk program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss, dapat dilihat dalam dokumen ABO (Anggaran Biaya Operasi) PT. PGE Area Ulubelu. Diketahui bahwa dibutuhkan uang sejumlah RP. 2.000.000 untuk menerbitkan 1000 lembar kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss. Anggaran tersebut secara rutin dikeluarkan setiap tiga bulan. Dokumen anggaran tidak dapat dilampirkan karena merupakan rahasia perusahaan. Berdasarkan hasil telaah dokumen tersebut, aspek ekonomi yang digunakan pada sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengadaan kartu. d. Aspek Kontrol Sistem Informasi Lama Kontrol sistem cukup baik dari pihak manajer fungsi HSSE, manajer ikut berperan dalam pelaksanaan, ikut mengawasi dan juga melaporkan hasil temuannya. Kontrol data juga dinilai cukup baik dengan membatasi autoritas untuk melihat dokumen yang ada di fungsi HSSE PT. PGE Area Ulubelu, seperti yang dikatakann oleh penanggung jawab program, yaitu: “..kemanan baik. data-data selalu masuk ke kami, walau belum semua masuk dokumen atau ditindaklanjuti. tapi kami simpan di laci dan dikunci. Hanya yang berkepentingan yang dapat melihat..”.
71
Berdasarkan hasil telaah dokumen sistem dikatakan memiliki kontrol yang baik, karena telah memiliki pedoman pelaksanaan program pada dokumen prosedur NO. B-015/PGE254-1/2015-S0 tentang “Pelaporan Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman”. Dari hasil observasi, dokumen-dokumen hasil temuan juga disimpan dengan baik pada sebuah ordner (dokumen fisik) atau pada sebuah folder (dokumen elektrik). Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen dan observasi, aspek kontrol dalam sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu telah berjalan dengan baik dengan keamanan yang cukup terjamin. e. Aspek Efisiensi Sistem Informasi Lama Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa hasil yang didapatkan dari program ini belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari upaya yang dilakukan tidak sebanding dengan hasilnya yang hanya sedikit. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengawas fungsi HSSE, yaitu: “..kami telah menyusun sistemnya, membuat dokumen prosedur, mensosialisasikan, menyediakan sumber daya, namun dalam pelaksanaannya belum dapat kami terapkan dengan baik, karena data kurang memadai dan memerlukan waktu yang banyak untuk verifikasi dan sebagainya..”.
72
Sumber daya berupa kartu,
banyak yang terbuang setiap
pengadaannya, karena tidak semua habis digunakan. Usaha yang sia-sia juga dapat terlihat dari tidak digunakannya kembali kotak nearmiss atau nearmiss box. Padahal berdasarkan hasil observasi, masih terdapat nearmiss box di beberapa tempat yang hanya menggantung dan tidak memiliki fungsi sebagaimana semestinya. Pengisian yang tidak lengkap juga memakan waktu kerja, baik pelapor maupun penanggung jawab program, karena waktu tersebut digunakan untuk berdiskusi terkait variabel-variabel yang tidak terisi pada kartu. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, aspek efisiensi dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih jauh dari apa yang diharapkan, karena usaha tidak berbanding lurus dengan hasil. Sistem informasi lama masih memiliki efisiensi yang rendah. f.
Aspek Servis Sistem Informasi Lama Pelaksanaan sistem oleh pengguna diketahui cukup sederhana dan mudah untuk dipahami serta dilakukan, seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengawas fungsi operasi, yaitu: “..cukup mudah dimengerti oleh kalangan pekerja...”. Namun karena beberapa hal, seperti jauhnya lokasi pengambilan kartu dari tempat pekerjaan, waktu kerja yang sibuk, lupa dan lain sebagainya,
73
sehingga banyak pekerja yang tidak melaporkan kejadian nearmiss atau unsafe act dan unsafe condition. Berdasarkan hasil observasi, pekerja dan pekarya fungsi operasi, pemeliharaan, dan engineering lebih banyak memiliki waktu di lapangan daripada di kantor sepanjang waktu jam kerja. Sehingga mereka kesulitan bila harus kembali untuk mengambil kartu bila tidak membawanya sebelum berangkat ke lapangan. Selain itu bila sudah membawa ke lapangan, belum tentu ada kejadian seperti yang dikatakan oleh salah seorang staff fungsi humas dan pemerintah, yaitu: “..tidak setiap orang ingat bawa kartu ketika ke lapangan, atau sudah bawa ternyata tidak ada kejadian, jadi sia-sia..”. Berdasarkan observasi, sistem informasi lama ini belum banyak mendukung pekerjaan pihak manajemen dan penanggung jawab program. Justru menambahkan beban penanggung jawab dan pihak manajemen yang belum dapat menghasilkan keputusan berkaitan dengan keselamatan kerja dari hasil sistem informasi ini. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, aspek servis dari sistem informasi lama sudah cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan sistem yang cukup mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh pengguna.
74
3. Hasil Analisis Sistem Informasi a. Input 1) Input Sistem Informasi Lama a) Data Data yang terdapat pada sistem informasi lama masih belum lengkap. Seperti yang dikatan oleh salah satu pengawas HSSE, yaitu: “data belum lengkap, sedikit yang dapat kami tindak lanjuti menjadi sebuah informasi, terkadang dari lapangan juga banyak yang tidak terlaporkan atau tercatat.” Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen data yang digunakan pada laporan hanya berupa berapa jumlah kejadian perilaku tidak aman, kondisi tidak aman dan nearmiss pada rentang waktu tertentu. Masukan juga belum sesuai, terdapat data yang kurang tepat seperti isi variabel yang salah, maupun variabel tidak diisi.
b) Sumber Daya Manusia
Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama No 1. 2. 3.
Sumber Daya Manusia Pelapor Penanggung Jawab Program Manajer fungsi HSSE
75
Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah pelapor, yaitu orang yang melaporkan kejadian, pelapor tersebut dapat merupakan admin, pengawas, petugas lapangan dan manajer pada semua fungsi di PT. PGE Area Ulubelu. Sumber daya manusia kedua adalah Penanggung Jawab Program, merupakan sumber daya manusia yang melakukan input dan pengolahan data terhadap laporan kejadian dari pelapor. Penanggung Jawab Program ini merupakan salah satu Pengawas fungsi HSSE yang ditunjuk untuk membuat dan mengelola Sistem Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss. Sumber daya manusia yang ketiga adalah manajer fungsi HSSE, yaitu sumber daya manusia yang bertugas untuk menerima laporan, melakukan pemeriksaan dan membuat keputusan terkait dengan keselamatan kerja. c) Perangkat Keras Berdasarkan hasil observasi, perangkat keras yang digunakan dalam pelaksanaan sistem lama adalah kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss (lampiran 7), nearmiss box serta komputer untuk melakukan pengolahan data.
76
Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu
d) Perangkat Lunak Berdasarkan hasil observasi, perangkat lunak yang digunakan adalah microsoft word dan mircrosoft excel untuk mengolah data dan membuat laporan. e) Jaringan Berdasarkan hasil observasi, tidak dibutuhkan jaringan internet pada sistem lama, namun dalam pendistribusian data dan informasi, penanggung jawab program dibantu dengan jaringan intranet/lokal koneksi menggunakan topologi star. 2) Kebutuhan Input Sistem Informasi Baru a) Data Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas dan manajer HSSE data yang pada sistem baru adalah data yang akan menghasilkan output yang akurat, cepat dan tepat waktu. Data tersebut diolah menjadi informasi yang akan ditulis dalam
77
laporan. Sistem informasi baru harus dapat mengurangi bahkan meniadakan data yang salah dan tidak diisi, sehingga menghasilkan informasi yang yang akurat dan lengkap. Cara-cara sistem informasi mengurangi dan meniadakan kekurangan pada sistem informasi yang lama akan dihasilkan pada rancangan sistem informasi.
b) Sumber Daya Manusia
Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru No 1. 2. 3. 4.
Sumber Daya Manusia Pelapor Penanggung Jawab Program Manajer fungsi HSSE Petugas pemeliharaan website dan jaringan
Status Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Sumber daya yang dibutuhkan pada sistem baru adalah pelapor, penanggung jawab program, manajer fungsi HSSE, dan petugas pemeliharaan website dan jaringan. Pelapor merupakan seluruh karyawan PT. PGE Area Ulubelu yang melaporkan kejadian unsafe act dan unsafe condition atau nearmiss. Penanggung Jawab Program merupakan pengawas fungsi HSSE yang bertanggung jawab pada program ini. Manajer fungsi HSSE merupakan sumber daya yang melakukan pengawasan dan
78
pengambilan
keputusan
terkait
keselamatan
berdasarkan
informasi yang dihasilkan dari sistem. Petugas pemeliharaan website dan jaringan merupakan staff yang ditunjuk untuk melakukan pemeliharan terhadap website dan jaringan dan bekerjasama dengan Penanggung Jawab Program dalam rangka melakukan pemeliharaan jaringan dan website, termasuk mengelola akun dan keamanan yang terdapat pada website. Berdasarkan hasil observasi, telah terdapat staff yang memiliki kemampuan sebagai personil yang dapat ditunjuk sebagai petugas pemeliharaan jaringan dan website, yaitu staff pada fungsi ICT sehingga PT. PGE Area Ulubelu tidak perlu untuk melakukan penambahan personil baru, hanya perlu mengoptimalkan sumber daya manusia dengan menambahkan deksripsi kerja pada personil yang ditunjuk. c) Perangkat Keras Perangkat keras yang dibutuhkan pada sistem baru adalah komputer dan seperangkat alat untuk konkesi internet seperti perangkat wifi atau kabel koneksi internet. Berdasarkan hasil observasi, telah terdapat perangkat komputer (Bagan 5.4) pada masing-masing fungsi PT. PGE Area Ulubelu dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
79
Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer di PT. PGE Area Ulubelu Komponen Prosesor
Spesifikasi Minimum 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2)
VGA RAM Hard Disk Drive OS NIC/LAN CARD PSU Keyboard, Mouse/Touchpad
4 GB 4 GB 40 GB Windows 8 Pro 32 bit (6.2, Build 9200) YA YA YA
Untuk perangkat laptop, masing-masing pengawas memiliki fasilitas laptop dengan spesifikasi minimum yang terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop di PT. PGE Area Ulubelu (ASUS S400CA) Komponen Prosesor
Spesifikasi Minimum Intel® Core™ i7 3517U@1,7Ghz
VGA RAM
Integrated Intel® HD Graphics 4000 *2 DDR3 1600 MHz SDRAM, OnBoard Memory 2 GB 2.5" SATA 500GB 5400RPM Microsoft Windows 8 Pro 32 bit YA YA YA
Hard Disk Drive OS NIC/LAN CARD PSU Keyboard, Mouse/Touchpad
Untuk perangkat smartphone, memiliki spesifikasi minimum pada tabel 5.7.
80
Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone di PT. PGE Area Ulubelu (lenovo A6000) Komponen Prosesor Resolusi RAM Memory OS Jaringan Internet/Wifi
Spesifikasi Minimum Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53 720 x 1280 pixels (~294 ppi pixel density) 1 GB Internal 8 GB; MicroSD 32 GB Android OS, v4.4.4 (KitKat) YA
Berdasarkan observasi, ditemukan perangkat lunak untuk mengakses website pada masing-masing perangkat tersebut. d) Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan pada sistem baru adalah, web browser dan jaringan internet. Berdasarkan hasil observasi terdapat web browser baik pada komputer, laptop, maupun smartphone. Web browser yang banyak ditemukan yaitu, internet explorer, mozilla firefox dan google chrome pada komputer dan laptop. Pada smartphone web browser yang ditemukan berupa “web browser” bawaan smartphone dan google chrome for smartphone e) Jaringan Dibutuhkan jaringan internet pada sistem baru ini. Berdasarkan hasil observasi, terdapat jaringan internet nirkabel atau “wifi” yang merupakan fasilitas kantor dan juga jaringan 3G untuk provider XL dan Simpati. Berdasarkan hasil wawancara
81
dengan staff ICT, walau jaringan internet mampu mencapai kecepatan 10 Mbps, namun internet fasilitas kantor di batasi sebanyak 1 (satu) Mbps untuk setiap pengguna. b. Proses 1) Proses Sistem Informasi Lama PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu menggunakan metode manual dengan kartu untuk melaksanakan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss. Tahapan-tahapan dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut: 1) Semua pekerja dan pekarya pada masing-masing fungsi wajib melaporkan nearmiss, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman baik yang dialami sendiri maupun yang disaksikan kepada fungsi HSSE. 2) Semua pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan atau membutuhkan kartu observasi keselamatan kerja dan nearmiss dapat mengambil kartu di ruang fungsi HSSE pada salah satu pengawas fungsi HSSE. 3) Pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan kejadian mengisi kartu sesuai dengan kejadian yang dialami ataupun disaksikan. 4) Pekerja dan pekarya yang telah mengisi kartu sesuai dengan kejadian wajib mengembalikan kartu kepada salah satu pengawas fungsi HSSE.
82
5) Bila diperlukan fungsi HSSE akan melakukan pemanggilan terhadap pelapor untuk menanyakan lebih jelas tentang kejadian nearmiss atau kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman. 6) Kartu yang telah berisi laporan akan disimpan oleh penanggung jawab program, yaitu salah satu pengawas fungsi HSSE. 7) Laporan akan diinput dan diolah sehingga dapat diketahui jenis kejadian dan ditentukan status serta tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kejadian nearmiss atau tindakan dan kondisi tidak aman. Tindak lanjut merupakan keputusan yang dibuat dari hasil rapat internal fungsi HSSE. 8) Setelah ditentukan status dan tindak lanjut, fungsi HSSE akan menunjuk fungsi atau individu yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut yang belum dilakukan akan diberi status “OPEN” dan tindak lanjut yang sudah dilakukan dengan akan diberi statsu “CLOSE”. 9) Semua laporan akan diolah dan dimasukan dalam laporan bulanan, triwulanan maupun laporan tahunan. 10) Laporan-laporan pada jangka waktu tertentu tersebut akan diperiksa dan ditanda tangani oleh manajer fungsi HSSE sebelum diterbitkan ke fungsi lain atau diteruskan ke pihak atasan.
Berikut merupakan flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. Flow Chart Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss yang sedang berjalan (sistem lama) Pelapor Penanggung jawab program Manajer fungsi HSSE Mulai Kartu yang telah diisi
Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Nearmiss
Memeriksa data dalam kartu
Pengisian Kartu Kartu terisi data tidak lengkap
Kartu terisi data lengkap
Kartu terisi data lengkap
Kartu yang telah diisi Arsip
Memanggil pelapor
Memenuhi panggilan fungsi HSSE
Memberikan keterangan lebih lanjut
Kartu dengan data yang telah lengkap Menginput dan mengolah data
Menentukan status “OPEN” dan tindak lanjut
Menentukan tindak lanjut
Menunjuk Penanggung Jawab tindak lanjut (PIC)
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss
Hasil tindak lanjut dan status “CLOSE” Arsip Membuat laporan sesuai jangka waktu
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss
Memeriksa dan menyetujui laporan
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss dipublikasikan
Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. Sumber: Dokumen prosedur PT. PGE Area Ulubelu NO. B-015/PGE254-1/2015-S0
83
84
2) Kebutuhan Proses Sistem Informasi Baru Sistem baru diharapkan dapat membantu pekerjaan dan mempersingkat waktu kerja sistem, seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengawas fungsi HSSE yaitu: “..membantu program ini supaya dapat berjalan lebih baik..”. Untuk alur sistem baru sesuai dengan kebutuhan, yaitu mengadopsi dari sistem lama dan ditransformasikan media dan pengolahan datanya menggunakan website. Sistem akan dibuat sesederhana mungkin, namun diharapkan dapat mempercepat alur data dan perolehan informasi terkait kondisi dan tindakan tidak aman serta nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. Alur sistem baru adalah sebagai berikut: 1) Semua pekerja dan pekarya pada masing-masing fungsi wajib melaporkan nearmiss, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman baik yang dialami sendiri maupun yang disaksikan kepada fungsi HSSE. 2) Semua pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan dapat membuka website observasi keselamatan kerja dan nearmiss. 3) Semua pekerja dan pekarya yang telah membuka website dapat langsung memilih menu melaporkan kondisi dan situasi tidak aman atau nearmiss sesuai kejadian. Setelah memilih menu, pekerja dan pekarya yang ingin melaporkan mengisi formulir
85
yang terdapat dalam website sesuai dengan kejadian dan melakukan “submit”. Bila pengisian tidak sesuai atau data kurang, maka formulir tidak akan bisa di “submit”. 4) Penanggung jawab program dan seluruh pengawas serta manajer fungsi HSSE akan mendapatkan informasi bahwa ada laporan yang “submit” pada perangkat masing-masing. 5) Penanggung jawab program akan menentukan status dan tindak lanjut berdasarkan keputusan fungsi HSSE. Status, penanggung jawab dan batas waktu tertentu untuk tindak lanjut akan diinput langsung di website oleh penanggung jawab. Akan ada sistem pengingat bila tindak lanjut masih “OPEN” melebihi batas waktu yang telah ditentukan. 6) Hasil olahan data dari database dalam website akan dimasukan dalam laporan bulanan, triwulanan maupun laporan tahunan. 7) Laporan-laporan pada jangka waktu tertentu tersebut akan diperiksa dan ditanda tangani oleh manajer fungsi HSSE sebelum diterbitkan ke fungsi lain atau diteruskan ke pihak atasan.
Berikut merupakan flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang.
Flow Chart Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss yang akan dirancang (sistem baru) Pelapor Penanggung jawab program Manajer fungsi HSSE Mulai
Data base
Website Observasi Keselamatan Kerja dan Nearmiss
Mengisi Form pada website
Mendapatkan data hasil submit
Mendapatkan data hasil submit
Menenetukan status “OPEN”dan tindak lanjut
Pengolahan data oleh website
Menentukan tindak lanjut
Menunjuk Penanggung Jawab tindak lanjut (PIC) Submit Hasil tindak lanjut dan status “CLOSE”
Data base
Pengolahan data oleh website
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss
Mendapatkan hasil pengolahan oleh web
Memeriksa dan menyetujui laporan
Membuat laporan sesuai jangka waktu
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss
Laporan Program Observasi Keselamatan dan Nearmiss dipublikasikan
Arsip
Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang
86
87
c.
Output 1. Output Sistem Informasi Lama Output pada sistem informasi lama dari Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu berupa data tabel dalam bentuk dokumen Microsoft Excel. Berdasarkan hasil observasi oleh peneliti, output
dari sistem
informasi program ini belum lengkap dan sebagian besar masih berupa kumpulan data masukan yang belum diolah menjadi sebuah informasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara oleh salah satu staf fungsi HSE terkait dengan informasi dan data yang dihasilkan, “..belum lengkap, sedikit yang dapat kami tindak lanjuti menjadi sebuah informasi, terkadang dari lapangan juga banyak yang tidak terlaporkan atau tercatat”. Output dari sistem informasi berupa informasi yang belum sesuai dengan
kebutuhan,
yaitu
akurat,
cepat
dan
tepat
waktu,
mengakibatkan belum dapat digunakannya keluaran sistem informasi lama untuk pertimbangan pengambilan keputusan yang baik oleh pihak manajemen terkait Keselamatan Kerja. 2. Kebutuhan Output Sistem Informasi Baru Berdasarkan hasil telaah wawancara kepada staff HSSE dan telaah dokumen, output pada sistem informasi baru setidaknya harus dapat
88
menggambarkan jumlah dan jenis kejadian yang terjadi dalam suatu waktu (harian, bulanan, triwulan tahunan) dan suatu tempat, jumlah laporan yang dikirim oleh pelapor dan mengenali status tindak lanjut yang belum atau telah dilakukan. Output harus dapat terintegrasi dengan masukan dan proses dalam sebuah aplikasi berbasis website, sehingga pengolahan data menjadi informasi menjadi lebih akurat, lebih lengkap dan lebih cepat untuk dilakukan. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung keluaran informasi yang lebih baik, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pihak manajemen
dalam mengambil
keputusan terkait dengan keselamatan kerja. Output akan dikatakan akurat karena terdapat verifikasi pada saat masukan dan rekaputalasi dihasilkan berdasarkan rumus pada tabel 5.8.
89
Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website No 1.
Nama Rumus Rumus Berdasarkan Waktu Harian Jumlah Kejadian Harian = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) pada rentang hari tertentu Bulanan Jumlah Kejadian Bulanan = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) pada bulan tertentu
Triwulan
Jumlah Kejadian Triwulanan = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) pada tiga bulan pertama/kedua/ketiga/keempat
Tahunan
Jumlah Kejadian Tahunan = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) pada tahun tertentu
2.
Berdasarkan Tempat Kejadian
Jumlah Kejadian berdasarkan Tempat = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) pada tempat dan rentang hari tertentu
3.
Berdasarkan Pelapor
Jumlah Kejadian berdasarkan Pelapor = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) berdasarkan pelapor dan rentang hari tertentu
4.
Berdasarkan Status Tindak Lanjut
Jumlah Kejadian berdasarkan Status Tindak Lanjut = ∑Kejadian (Kondisi Tidak Aman/Perilaku Tidak Aman/Nearmiss) belum/sudah ditindaklanjuti pada rentang hari tertentu
Keterangan
Misal, kejadian kondisi tidak aman: Tanggal 1 – 15 Juni 2016 Jumlah kejadian: 4 Misal, kejadian kondisi tidak aman: Januari 2016 : 5 Februari 2016: 6 Maret 2016: 4 Misal, kejadian kondisi tidak aman: Triwulan Pertama Tahun 2016: Januari+Februari+Maret = 15 Misal, kejadian kondisi tidak aman: Tahun 2013: 27 tahun 2014: 26 tahun 2015: 20 Misal: kejadian kondisi tidak aman, Tanggal 1-15 Juni 2016 Jumlah Kejadian di Tempat A: 1 Tempat B: 3 Tempat C: 1 Misal: kejadian kondisi tidak aman, Tanggal 1-15 Juni 2016 Pelapor yang melaporkan : Afif: 2 Joko: 1 Febri: 1 Misal: kejadian kondisi tidak aman, Tanggal 1-15 Juni 2016 Status tindak lanjut: Sudah: 2 Belum: 1
Output dapat dikatakan lengkap karena memenuhi aspek berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajemen yaitu berdasarkan
90
waktu (harian, bulanan, triwulan, tahunan), tempat kejadian, nama pelapor dan status tindak lanjut yang dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru Tabel dan Diagram Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram
Jumlah
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Harian Periode 1-15 Januari 2016 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Tanggal Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
Tabel Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Harian Periode 1-15 Januari 2016
Nearmiss Diagram Diagram Pelaporan Nearmiss Harian Periode 1-15 Januari 2016
Tanggal
15-Jan-16
14-Jan-16
13-Jan-16
12-Jan-16
11-Jan-16
9-Jan-16
10-Jan-16
8-Jan-16
7-Jan-16
6-Jan-16
5-Jan-16
4-Jan-16
3-Jan-16
2-Jan-16
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1-Jan-16
Nama Output Berdasarkan Waktu Harian: (Contoh: Periode Tanggal 1-15 Juni 2016)
Jumlah
No 1.
91
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Pelaporan nearmiss harian Periode 1-15 Januari 2016
Bulanan (Contoh: Tahun 2015)
Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Bulanan Periode Tahun 2015
Jumlah
No
6 5 4 3 2 1 0
Bulan Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
92
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Bulanan Periode tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 5 5 4 5 4 2 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 3 4 1 2 5 1 3 5 27 25
Nearmiss Diagram Diagram Pelaporan Nearmiss Bulanan Periode Tahun 2015 2.5 2 Jumlah
No
1.5 1 0.5 0
Bulan
93
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Pelaporan Nearmiss Bulanan Periode tahun 2015 Jumlah Kejadian Nearmiss
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Triwulan (Contoh: Triwulan I-IV Tahun 2015)
1 2 0 1 1 2 1 2 0 0 0 1 11
Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram DiagramPelaporan Observasi Keselamatan Kerja Triwulanan Periode Tahun 2015 15 Jumlah
No
10 5 0 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan
Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
Tabel
Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Triwulanan Periode tahun 2015 Triwulan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah
Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 13 12 2 1 3 4 9 8 27 25
94
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Nama Output
Tabel dan Diagram Nearmiss Diagram
Jumlah
Diagram Pelaporan Nearmiss Triwulanan Periode Tahun 2015 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan
Tabel Tabel Pelaporan Nearmiss Trilwulanan Periode tahun 2015 Triwulan
Jumlah Kejadian Nearmiss
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah
Tahunan: Periode Tahun 2013-2015
3 4 3 1 11
Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Tahunan Periode tahun 2013-2015
Jumlah
No
35 30 25 20 15 10 5 0 2013
2014 Tahun
Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
2015
95
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) No
Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Tahunan Periode tahun 2013-2015 Tahun 2013 2014 2015 Jumlah
Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 22 21 30 24 27 25 79 70
Nearmiss Diagram
Jumlah
Diagram Pelaporan Nearmiss Tahunan Periode Tahun 2016 14 12 10 8 Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun
Tabel Tabel Pelaporan Nearmiss Tahunan Periode tahun 2013-2015 Jumlah Kejadian Nearmiss
Tahun Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Jumlah
Berdasarkan Tempat Kejadian (Contoh: Periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015)
Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram
Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Jumlah
2.
10 12 11 46
6 4 2 0 Kantor Kantor Cluster Cluter Cluster Cluster Cluster Cluster Cluster Cluster lama Baru A B C D K I R1 R2 Tempat Kejadian Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
96
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Tempat Kejadian Kantor lama Kantor Baru Cluster A Cluter B Cluster C Cluster D Cluster K Cluster I Cluster R1 Cluster R2 Jumlah
Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 3 3 2 1 3 4 4 4 2 1 1 2 2 3 2 2 5 2 3 3 27 25
Nearmiss Diagram
Diagram Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 3.5 3 Jumlah Kejadian
No
2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kantor Lama Kantor Baru Cluster A
Cluster C
Cluster D
Cluster R1
Tempat Kejadian
Tabel Tabel Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Tempat Kejadian Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Tempat Kejadian Kantor Lama Kantor Baru Cluster A Cluster C Cluster D Cluster R1 Jumlah
Jumlah Kejadian Nearmiss 3 2 2 1 1 1 11
97
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) Tabel dan Diagram Observasi Keselamatan Kerja (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram Diagram Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 5 4 3 2 1 0
Nama Pelapor Perilaku Tidak Aman
Kondisi Tidak Aman
Tabel Tabel Hasil Observasi Keselamatan Kerja Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Nama Pelapor Hendra Joko Widodo Febri Bambang Wirawan Agung Hendro Diki Saji Indra Jumlah
Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman 2 2 2 1 4 4 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 1 1 27 25
Nearmiss Diagram Diagram Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Jumlah kejadian
Nama Output Berdasarkan Pelapor (Contoh: Periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015)
Jumlah Laporan
No 3.
3 2 1 0 Joko
Widodo
Febri
Karinta
Andri
Nama Pelapor
Diki
Saji
98
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) No
Nama Output
Tabel dan Diagram Tabel Tabel Pelaporan Nearmiss Berdasarkan Nama Pelapor Periode Tanggal 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 Jumlah Kejadian Nearmiss
Nama Pelapor Joko Widodo Febri Karinta Andri Diki Saji Jumlah
4.
Berdasarkan Status Tindak Lanjut (Contoh: Periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015)
2 2 2 1 1 2 1 11
Observasi Keselamatan Kerja dan Nearmiss (Perilaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman) Diagram
Status Tindak Lanjut Perilaku Tidak Aman
2
25
Sudah
Belum
Status Tindak Lanjut Kondisi Tidak Aman
4
21
Sudah
Belum
99
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru (Lanjutan) No
Nama Output
Tabel dan Diagram
Status Tindak Lanjut Laporan Nearmiss
1
10
Sudah
Belum
Tabel Jenis Kejadian Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman Nearmiss
Sudah
Status Tindak Lanjut Belum 25 21 10
2 4 1
Untuk tabel, keluaran hanya terlihat pada tanggal, bulan, tahun, tempat, pelapor yang terdapat suatu kejadian untuk meringkas panjang tabel. Output bisa didapatkan begitu pelapor melaporkan kejadian (real time), sehingga informasi sudah ada ketika dibutuhkan. Output pada sistem informasi baru diharapkan dapat jauh lebih baik daripada sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu sesuai dengan kebutuhan, yaitu akurat, lengkap, cepat dan tepat waktu. 4. Rancangan Sistem Informasi Baru Rancangan sistem informasi baru merupakan rancangan sistem informasi yang dibuat berdasarkan hasil investigasi dan analisis sistem informasi. Input
100
yang digunakan akan ditambah dan diganti sesuai dengan kebutuhan sistem informasi baru, seperti penambahan SDM dalam rangka pemeliharaan website dan mengganti kartu dengan aplikasi berbasis website. Selain dua hal itu sistem informasi baru tidak membutuhkan terlalu banyak penambahan dengan memaksimalkan fungsi sarana dan prasarana yang telah ada di PT. PGE Area Ulubelu. Sistem informasi lama memiliki proses dengan pengerjaan yang terpisahpisah, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu serta rentan dengan terjadinya kesalahan dalam setiap pengerjaannya. Proses pada sistem informasi baru diharapkan akan memangkas tenaga dan waktu serta mengurangi terjadinya kesalahan. Hal tersebut dikarenakan input, proses dan output dalam sistem informasi baru akan dilaksanakan secara terintegrasi dalam sebuah aplikasi berbasis website. Output yang diharapkan dari sistem informasi baru merupakan output yang dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu sistem informasi baru akan menyediakan informasi cepat dan akurat serta dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Sistem Informasi baru juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sistem informasi dalam aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah rancangan sistem informasi baru dalam bentuk website yang dibagi menjadi rancangan input, proses, output, data, user interface dan uji coba sebagai berikut:
101
a.
Rancangan Input Rancangan input merupakan filling form yang terdapat pada halaman website. Rancangan input terbagi menjadi lima, yaitu input login, input registrasi, input formulir observasi keselamatan kerja, input formulir nearmiss dan input formulir tindak lanjut. 1) Rancangan input “login” nama input sumber tujuan fungsi media format
: login akun : pelapor, pj program, manajer hsse, pml : keamanan data : mendata seluruh pengguna, memberikan hak akses sesuai jenis akun : website :
LOGIN
akun
:
password
: masuk
Bagan 5.5 Format Input “login”
2) Rancangan input “pendaftaran pengguna baru” nama input sumber
: pendaftaran pengguna baru : pelapor, PIC
102
tujuan fungsi media frekuensi
: keamanan data : mendata seluruh pengguna : website : setiap pendaftaran pengguna baru
PENDAFTARAN PENGGUNA BARU id_akun : akun
:
password
:
nama_pengguna
:
fungsi_pengguna
:
e-mail_pengguna
:
no_hp_pengguna
:
nama_institusi
: daftar
Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru”
3) Rancangan input “Formulir observasi keselamatan kerja” nama input sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: Formulir observasi keselamatan kerja : pelapor : mendapatkan data kejadian : tempat pelapor mengisi dan submit laporan : website : setiap melapor observasi keselamatan kerja :
103
FORMULIR OBSERVASI KESELAMATAN KERJA id_akun id_laporan_1 jns_usact
: : :
Scroll list
jns_uscon
:
Scroll list
jns_kjd
:
tgl_kjd
:
jam_kjd
:
tmpt_kjd
:
akv_kjd
:
desk_kjd
:
lkh_kor
:
gmb
: unggah_gambar simpan
Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja”
4) Rancangan input “formulir nearmiss” nama input sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: formulir nearmiss : pelapor : mendapatkan data kejadian : tempat pelapor mengisi dan submit laporan : website : setiap melapor nearmiss :
104
FORMULIR NEARMISS id_akun id_laporan_2
: :
jns_kjd
:
tgl_kjd
:
jam_kjd
:
tmpt_kjd
:
akv_kjd
:
desk_kjd
:
lkh_kor
:
gmb
: unggah_gambar simpan
Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss”
5) Rancangan input “formulir tindak lanjut” nama input sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: formulir tindak lanjut : pj program, manajer fungsi hsse : mendapatkan data tindak lanjut : tempat pj program dan manajer fungsi hsse mengisi dan submit tindak lanjut : website : setiap tindak lanjut :
105
FORMULIR TINDAK LANJUT: ID LAP laporan obskesja/nearmiss rek_tl :
pic
:
tgl_limit_tl
:
status_tl
: simpan
Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut”
6) Rancangan input “pencarian laporan” nama input sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: pencarian laporan : database file obskesja/nearmiss : mendapatkan rangkuman laporan : tempat pj program dan manajer fungsi hsse mencari dan mendapatkan laporan : website : setiap pencarian laporan : PENCARIAN LAPORAN
Jns_laporan
:
Dari_tgl
:
Sampai_tgl
: submit
Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan”
106
b. Rancangan Proses Rancangan proses pada sistem baru digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram, DFD dibagi menjadi beberapa diagram, yaitu diagram konteks, diagram nol, dan diagram detail. 1) Diagram konteks Diagram
konteks
menggambarkan
sistem
dalam
suatu
lingkungan sistem dan hubungan antar entitasnya. Selain itu diagram konteks merupakan suatu diagram yang memperlihatkan daerah objek studi dan aliran data yang digunakan dalam level selanjutnya. Berikut merupakan diagram konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja (obskesja) dan Pelaporan Nearmiss berbasis website:
107
login
Isi_biodata Isi_nearmiss Form_nearmiss Laporanku Portal_pelapor
Info_reg
Form_biodata
Form_obskesja
Isi_obskesja
Pelapor
Form_tl_obskesja
PJ Program
Login Form_biodata Verifikasi_biodata laporan Isi_tl_nearmiss Form_tl_nearmiss Portal_PJ Isi_tl_obskesja Cari_laporan
Sistem Informasi Program Observasi keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website
Isi_tl_obskesja Laporan Cari_laporan login Form_tl_obskesja Isi_tl_nearmiss Form_tl_nearmiss
Manajer
Portal_manajer
Form_tl
Form_tl_nearmiss
login
Portal_pic
Isi_tl
Isi_tl_nearmiss
PIC
Bagan 5.11 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website
2) Diagram nol Diagram nol menggambarkan keseluruhan proses yang terdapat dalam sistem informasi program observasi keselamatan kerja (obskesja) dan pelaporan nearmiss berbasis website. Dalam diagram ini terdapat tiga proses, yaitu pemeriksaan akun, pengisian laporan dan pengisian tindak lanjut. Setiap proses berhubungan dengan beberapa entitas. Adapun terminator yang terdapat dalam diagram ini terdiri dari lima entitas, yaitu entitas Pelapor, PJ program,
108
Manajer Fungsi HSSE, Person In Charge serta Petugas Pemeliharaan Website dan Data. Namun untuk entitas petugas pemeliharaaan website dan data tidak dimasukan ke dalam proses karena berada diluar program yang akan dibuat. Adapun proses pemeliharaan langsung dilakukan melalui “phpmyadmin”, sebuah halaman dimana seluruh data disimpan. Entitas Pelapor yang melihat kejadian unsafe act dan unsafe condition atau nearmiss, akan mengisi formulir di website sesuai dengan jenis kejadian. Sebelum mengisi formulir, pelapor harus melakukan login akun atau registrasi akun bila belum memiliki akun. Formulir terisi akan dikirim ke database “file laporan”. Formulir terisi bisa dibuka oleh akun yang mempunyai hak akses, yaitu PJ program, Manajer Fungsi HSSE dan Person in Charge (PIC). PJ program, Manajer Fungsi HSSE dan PIC akan menerima laporan dan mengisi
“formulir
tindak
lanjut”
melalui
e-mail
untuk
menindaklanjuti kejadian sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya proses ini dapat dilihat pada diagram nol pada bagan di 5.13.
109
Form_biodata Portal_PJ Login
PJ Program
1.0 Administrasi Akun
Verifikasi_biodata
Info_reg login Portal_pelapor
Pelapor
Isi_biodata Portal_manajer
Portal_PIC
login Form_tl_obskesja
Form_obskesja
2.0 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Isi_tl_obskesja Isi_tl_obskesja Form_tl_obskesja
Isi_obskesja Form_tl_obskesja Isi_tl_obskesja
Login Cari_laporan Form_nearmiss
Form_tl_nearmiss Isi_tl_nearmiss
3.0 Pengisian Laporan Nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_tl_nearmiss Isi_tl_nearmiss Form_tl_nearmiss
Manajer PIC
Cari_laporan laporan
4.0 Pencarian Laporan laporan
Laporanku
Bagan 5.12 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu
110
Tabel 5.10 Administrasi Akun No. Proses Nama Proses Deskripsi
Input Output
1.0 Administrasi Akun Proses melakukan administrasi akun, pendaftaran akun dan login untuk memberikan hak akses akun sesuai jenis akun login, isi_biodata, verifikasi_biodata portal_pelapor, portal_PJ, portal_PIC, portal_manajer, form_biodata, info_reg,
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 1.0, yaitu proses administrasi akun. Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja No. Proses Nama Proses Deskripsi Input Output
2.0 Pengisian Hasil Obskesja (Observasi keselamatan Kerja) Proses melakukan pengisian hasil observasi keselamatan kerja isi_obskesja, isi_tl_obskesja Form_obskesja, form_tl_obskesja
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 2.0, yaitu proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss No. Proses Nama Proses Deskripsi Input Output
3.0 Pengisian Laporan Nearmiss Proses melakukan pengisian laporan nearmiss isi_nearmiss, isi_tl_nearmiss Form_neamriss, form_tl_nearmiss
Tabel 5.10 merupakan tabel yang berisi detail proses 3.0, yaitu proses pengisian laporan nearmiss.
111
Tabel 5.13 Pencarian Laporan No. Proses Nama Proses Deskripsi Input Output
4.0 Pencarian Laporan Proses melakukan pencarian laporan cari_laporan Laporan, laporanku
Tabel diatas merupakan tabel yang berisi detail proses 4.0, yaitu proses pencarian laporan. 3) Diagram Detail Pada bagian ini, proses dalam sistem akan dijabarkan menjadi bagian yang lebih detail. Berikut merupakan diagram detail dalam sistem ini: a) Diagram Detail Proses 1 Diagram detail proses 1 menggambarkan proses pemeriksaan akun. Semua entitas terminator wajib login ke dalam sistem melalui halaman login. Untuk melakukan login, pengguna diharuskan menginput akun dan password yang telah dibuat saat pendaftaran akun baru. Apabila pengguna lupa dengan akun dan password yang telah dibuat, pengguna dapat mengklik menu bantuan untuk menghubungi staff fungsi ICT atau petugas pemeliharaan website dan jaringan. diagram detail proses administrasi akun dapat dilihat pada bagan 5.14.
112
Verifikasi_biodata
1.1 Pendaftaran Akun Baru
Form_biodata
Portal_PJ Program login
Isi_biodata
Isi_biodata
Form_biodata
PJ Program
File_biodata
Portal biodata
Isi_biodata
Isi_biodata
Pelapor
Portal_PIC
login
PIC
1.2 Login Portal_Manajer login
Manajer login
Bagan 5.13 Diagram detail proses 1 (Administrasi akun)
b) Diagram Detail Proses 2 Diagram detail proses 2 menggambarkan proses pengisian
hasil
observasi
keselamatan kerja. Untuk
melakukan pengisian laporan, pelapor diwajibkan untuk login terlebih dahulu. Setelah itu pelapor akan masuk ke dalam portal pelapor dan memilih menu formulir observasi keselamatan kerja. Setelah diisi oleh pelapor maka hasil observasi akan langsung diisi tindak lanjutnya oleh PJ program, Manajer dan PIC secara bertahap. Tindak lanjut berisi rekomendasi tindak lanjut, penanggung jawab dalam
113
melakukan tindak lanjut/PIC, tanggal batas pelaksanaan tindak lanjut serta status dari tindak lanjut. PIC akan melaksanakan tindak lanjut serta menutup kegiatan tindak lanjut. Sedangkan verifikasi merupakan proses verifikasi status setiap tahap pengisian dilakukan melalui otomatisasi. Bagan 5.15 berikut merupakan diagram detail proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja
Pelapor
Isi_obskesja Form_obskesja
2.1 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja Isi_obskesja Isi_obskesja
Isi_tl_obskesja
Form_tl_obskesja Isi_tl_obskesja Isi_obskesja Form_tl_obskesja Isi_obskesja
2.2 Pengisian Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja
File_Obskesja
Isi_obskesja
Isi_obskesja
PJ Program
Isi_tl_obskesja
PIC
Form_tl_obskesja
Manajer
2.3 Verifikasi
Bagan 5.14 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja)
c) Diagram Detail Proses 3 Diagram detail proses 3 menggambarkan proses pengisian laporan nearmiss. Untuk melakukan pengisian
114
laporan, pelapor diwajibkan untuk login terlebih dahulu. Setelah itu pelapor akan masuk ke dalam portal pelapor dan memilih menu formulir nearmiss. Setelah diisi oleh pelapor maka laporan akan langsung diisi tindak lanjutnya oleh PJ program, Manajer dan PIC secara bertahap. Tindak lanjut berisi rekomendasi tindak lanjut, penanggung jawab dalam melakukan tindak lanjut/PIC, tanggal batas pelaksanaan tindak lanjut serta status dari tindak lanjut. PIC akan melaksanakan tindak lanjut serta menutup kegiatan tindak lanjut. Sedangkan verifikasi merupakan proses verifikasi status setiap tahap pengisian dilakukan melalui otomatisasi. Diagram detail proses pengisian laporan nearmiss, dapat dilihat pada bagan 5.16.
115
2.1 Pengisian Hasil Observasi Form_nearmissobskesja Nearmiss Isi_nearmiss
Pelapor
Isi_nearmiss Isi_nearmiss
PJ Program
File_nearmiss
Isi_nearmiss
Form_tl_nearmiss
Isi_nearmiss
Isi_tl_nearmiss Isi_nearmiss Form_tl_nearmiss Isi_nearmiss
Isi_tl_nearmiss
2.2 Pengisian Tindak Lanjut Nearmiss
Isi_tl_nearmiss
PIC
Form_tl_nearmiss
Manajer
2.3 Verifikasi
Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan Nearmiss)
d) Diagram Detail Proses 4 Diagram detail proses 4 menggambarkan proses pencarian laporan. Untuk melakukan pencarian, pengguna harus melakukan login terlebih dahulu. Pencarian ada dua proses, yaitu proses pencarian laporan personal dan laporan kumulatif. Laporan personal merupakan rangkuman dari seluruh laporan yang dilaporkan oleh masing-masing akun pada
waktu
tertentu.
Sedangkan
laporan
kumulatif
merupakan rangkuman laporan dari semua akun yang masuk
116
pada waktu tertentu, detailnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
4.1 Pencarian Laporan Personal
Laporanku
Pelapor
laporan laporan
File_laporan
laporan laporan
Manajer
laporan Cari laporan
4.1 Pencarian Laporan Kumulatif (Rangkuman Laporan)
Cari laporan
PJ Program
laporan
Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan)
c.
Rancangan Ouput Rancangan output dapat berupa narasi, gambar, maupun tabel yang berisi informasi hasil olahan data yang masuk ke dalam sistem. Jenisjenis rancangan output yang terdapat pada sistem baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rancangan Ouput output “informasi registrasi” output “hasil observasi keselamatan kerja” output “laporan nearmiss” output “tindak lanjut” output “ringkasan” output “laporanku”
117
Detail masing-masing rancangan dapat dilihat pada rincian dibawah ini: 1) Rancangan output “informasi registrasi” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: laporan output registrasi akun : sistem : konfirmasi registrasi : menampilkan hasil registrasi : website : setiap registrasi :
KONFIRMASI REGISTRASI AKUN SELAMAT! ANDA BERHASIL MELAKUKAN REGISTRASI AKUN id_pelapor: xxx Akun: xxx Password: xxx Harap ingat baik-baik akun dan password anda, serta jagalah kerahasiaan akun Anda!
Bagan 5.17 Format Ouput “informasi registrasi”
2) Rancangan output “hasil observasi keselamatan kerja” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: hasil observasi keselamatan kerja : sistem : mendapatkan hasil observasi keselamatan kerja : menampilkan hasil laporan unsafe act dan unsafe condition : website : setiap melihat hasil observasi keselamatan kerja :
118
HASIL OBSERVASI KESELAMATAN KERJA: ID LAP id_laporan : id_akun : tgl_kjd : tmpt_kjd : akv_kjd : jns_kjd : jns_usact : jns_uscon : desk_kjd : lkh_kor : gambar tindak lanjut Bagan 5.18 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja”
3) Rancangan output “laporan nearmiss” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: laporan nearmiss : sistem : mendapatkan laporan nearmiss : menampilkan hasil laporan nearmiss : website : setiap melihat laporan nearmiss :
LAPORAN NEARMISS : ID LAP id_akun : jns_kjd : tgl_kjd : tmpt_kjd : akv_kjd : dskrps_kjd : lkh_kor : gambar tindak lanjut Bagan 5.19 Format Ouput “laporan nearmiss”
119
4) Rancangan output “tindak lanjut” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: tindak lanjut : sistem : mengetahui hasil tindak lanjut : menampilkan hasil tindak lanjut, monitoring tindak lanjut : website : setiap melihat tindak lanjut :
LAPORAN TINDAK LANJUT: ID LAP laporan nearmiss/obskesja rek_tl : pic : tgl_limit_tl : status_tl : edit Bagan 5.20 Format Ouput “laporan tindak lanjut”
5) Rancangan output “rangkuman laporan” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: rangkuman laporan : sistem : mengetahui rangkuman informasi : menampilkan rangkuman informasi : website : setiap melihat rangkuman :
120
HASIL RANGKUMAN kembali merangkum jenis_rangkuman tgl_dari tgl_sampai id_pelapor
: : : jumlah_laporan
status_tl diagram pie fungsi_pelapor diagram pie jml_kjd harian diagram batang bulanan diagram batang tahunan diagram batang tmpt_kjd diagram batang akv_kjd diagram pie kembali keatas Bagan 5.21 Format Ouput “hasil rangkuman”
121
6) Rancangan output “laporanku” nama output sumber tujuan fungsi media frekuensi format
: laporanku : sistem : mengetahui laporan yang telah di-submit : menampilkan rangkuman laporan yang telah di-submit : website : setiap melihat “laporanku” :
LAPORANKU jenis_pencarian jml_lap unsafe nearmiss no id_laporan
: : : : jns_kjd kembali
Bagan 5 22 Format Ouput “laporanku”
tgl_kjd
d. Rancangan Data Rancangan database terdiri dari ERD (Entity Relationship Diagram), normalisasi dan kamus data. 1) Entity Relationship Diagram (ERD)
tgl_lap
jns_kjd
id_lap_2
jns_kjd
tmpt_kjd
id_akun
id_lap_1
tgl_kjd
akv_kjd
Formulir Obskesja
tmpt_kjd
Formulir Nearmiss
mengisi
jns_usact
akv_kjd lkh_kor
jns_unscon
id_akun
desk_kjd
gmb lkh_kor
desk_kjd
password
gmb
tgl_tl
nama_pengguna
id_akun
fungsi_pengguna
akun
e-mail_pengguna
pic
rek_tl id_tl
akun
tgl_limit_tl
password id_akun
status_tl
Formulir Tindak Lanjut
mengisi
hak_akses
Pengguna
Bagan 5.23 Diagram ERD Sistem Baru
122
no_hp_pengguna
id_akun
memiliki
Biodata
123
Keterangan: a) Entitas biodata memiliki hubungan one to one dengan entitas pengguna, artinya banyak pengguna hanya memiliki satu biodata. b) Entitas Formulir Observasi Keselamatan Kerja memiliki hubungan one to many. Artinya satu pengguna dapat melaporkan kejadian unsafe act dan unsafe condition lebih dari satu kali. c) Entitas Formulir Nearmiss memiliki hubungan one to many. Artinya satu pengguna dapat melaporkan kejadian nearmiss lebih dari satu kali. d) Entitas Formulir Tindak Lanjut memiliki hubungan one to many dengan entitas pengguna. Artinya satu formulir dapat diakses oleh banyak pengguna. Dalam hal ini pengguna entitas Formulir Tindak Lanjut adalah penanggung jawab program dan Manajer Fungsi HSSE 2) Normalisasi Normalisasi akan dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap tidak normal (unnormal), normalisasi tahap 1, normalisasi tahap 1 dan normalisasi tahap 3.
a) Bentuk Tindak Normal (UnF) Berikut merupakan bentuk tidak normal dari data pada sistem baru:
*id_akun akun password nama_pengguna fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna *id_laporan_1 *id_laporan_2 tgl_lap tmpt_kjd akv_kjd jns_kjd_obskesja jns_kjd_nearmiss jns_usact jns_uscon con_lain desk_kjd lkh_kor gmb *id_tl rek_tl pic tgl_limit_tl status_tl Bagan 5.24 Bentuk Tidak Normal
Bentuk tidak normal diatas merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak mengikuti format tertentu, dapat saja tidak lengkap dan
terduplikasi, data dikumpulkan sesuai apa adanya dan sesuai keadaannya.
b) Bentuk Normalisasi Pertama (1st NF) Berikut bentuk normalisasi tahap pertama pada sistem baru:
formulir_obskesja *id_laporan_1 **id_akun **akun password nama_pengguna fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna jns_kjd_obskesja tgl_lap tmpt_kjd akv_kjd jenis_usact jenis_uscon desk_kjd lkh_kor gmb rek_tl tgl_limit_tl status_tl nama_pic fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna
formulir_nearmiss *id_laporan_2 **id_akun **akun password nama_pengguna fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna jns_kjd_nearmiss tgl_lap tmpt_kjd akv_kjd desk_kjd lkh_kor gmb rek_tl tgl_limit_tl status_tl nama_pic fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna
Bagan 5.25 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1st NF)
Pada tahap ini setiap atribut pada entitas hanya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu maka kandidat tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas sendiri. c) Bentuk Normalisasi Kedua (2nd NF) Berikut merupakan bentuk normalisasi tahap kedua:
biodata_pengguna
•*id_akun •akun •password •nama_pengguna •fungsi_pengguna •e-mail_pengguna •no_hp_pengguna form_obskesja • *id_laporan_1 • **id_akun • jns_kjd_obskesja • tgl_lap • tmpt_kjd • akv_kjd • jenis_usact • jenis_uscon • desk_kjd • lkh_kor • gmb • rek_tl • nama_pic • fungsi_pic • e-mail_pic • no_hp_pic • tgl_limit_tl • status_tl • tgl_limit_tl • status_tl • verifikasi
form_nearmiss • *id_laporan_2 • **id_akun • jns_kjd_nearmiss • tgl_lap • tmpt_kjd • akv_kjd • desk_kjd • lkh_kor • gmb • rek_tl • nama_pic • fungsi_pic • e-mail_pic • no_hp_pic • tgl_limit_tl • status_tl • verifikasi
Bagan 5.26 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2nd NF)
d) Bentuk Normalisasi Tahap 3rd Berikut merupakan bentuk normalisasi tahap ketiga:
biodata_pengguna • • • • • • •
*id_akun akun password nama_pengguna fungsi_pengguna e-mail_pengguna no_hp_pengguna
form_obskesja •*id_laporan_1 •**id_akun •jns_kjd_obskesja •tgl_lap •tmpt_kjd •akv_kjd •jenis_usact •jenis_uscon •desk_kjd •lkh_kor •gmb •rek_tl •***id_pic •tgl_limit_tl •status_tl •tgl_limit_tl •status_tl •verifikasi
form_nearmiss
• • • • • • • • • • • • • •
*id_laporan_2 **id_akun jns_kjd_nearmiss tgl_lap tmpt_kjd akv_kjd desk_kjd lkh_kor gmb rek_tl ***id_pic tgl_limit_tl status_tl verifikasi
Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap 3rd NF ***id_pic merupakan foreign key dari id_akun
3) Kamus Data Berikut merupakan Kamus Data pada Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis data: a) Kamus Data Pemeriksaan Akun Nama Arus Data Alias Bentuk Data Arus Data Deskripsi
Periode Konten
: : : : :
Administrasi Registrasi dan Login Form Registrasi & Login Entitas Pengguna Registrasi dan pemeriksaan akun untuk masuk ke dalam sistem dan memberikan hak akses sesuai jenis akun : Selama menggunakan sistem : akun, password, id_akun
b) Kamus Data Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja dan Tindak Lanjut Nama Arus Data Alias Bentuk Data Arus Data Deskripsi Periode Konten
: Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja dan Tindak Lanjut : Hasil Obkesja : Formulir : Entitas Pelapor dan PJ Program : Proses pengisian laporan observasi keselamatan kerja dan tindak lanjut : Selama melakukan pelaporan unsafe act dan unsafe condition serta Tindak Lanjut : id_akun, id_laporan_1, jns_kjd_obskesja, tgl_lap, tmpt_kjd, akv_kjd, jenis_usact, jenis_uscon, desk_kjd, lkh_kor, gmb, rek_tl, id_pic, tgl_limit_tl, status_tl, verifikasi
c) Kamus Data Pengisian Laporan Nearmiss dan Tindak Lanjut Nama Arus Data Alias Bentuk Data Arus Data Deskripsi Periode Konten
: Pengisian Laporan Nearmiss dan Tindak Lanjut : Laporan Nearmiss dan Tindak Lanjut : Formulir : Entitas Pelapor dan PJ Program : Proses pengisian laporan nearmiss dan tindak lanjut : Selama menggunakan melakukan laporan nearmiss dan tindak lanjut : id_akun, id_laporan_2, jns_kjd_nearmiss, tgl_lap, tmpt_kjd, akv_kjd, desk_kjd, lkh_kor, gmb, rek_tl, id_pic, tgl_limit_tl, status_tl, verifikasi
d) Kamus Data Pencarian Laporan Nama Arus Data Alias Bentuk Data Arus Data Deskripsi Periode Konten
: : : : : : :
Pencarian Laporan Pencarian Laporan Formulir Entitas Pelapor, PJ Porgram dan Manajer Proses melakukan pencarian laporan Selama melihat rangkuman hasil laporan tgl_lap, jns_lap
4) Rancangan Database Rancangan database merupakan rancangan yang terdapat pada MySQL. Rancangan database ini dapat dilihat melalui alamat: http://localhost/phpmyadmin/index.php.
Alamat
web
dapat
diakses setelah mengaktifkan webserver apache dan MySQL
pada aplikasi XAMPP. Berikut merupakan tampilan database sistem informasi baru secara garis besar:
Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website.
Tampilan database sistem informasi baru secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 14. e.
Rancangan User Interface Rancangan user interface merupakan rancangan yang berhubungan langsung dengan pengguna. Rancangan User Interface (UI) pada perangkat lunak sistem informasi baru dibagi menjadi berdasarkan prosesnya,
yaitu
administrasi
akun,
pengisian
hasil
observasi
keselamatan kerja, pengisian laporan nearmiss, dan pencarian akun.
Rancangan ini diadopsi dari format kartu pada sistem informasi lama dan menggunakan bahasa Indonesia agar cepat dan mudah dipahami oleh pengguna. 1) Administrasi Akun Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan rangkaian dalam proses 1.0, “Administrasi akun”, yamg terdiri dari “halaman utama”, halaman “pendaftar baru”, halaman “info registrasi”, halaman “verifikasi akun”, dan halaman “login”.
Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website”
Gambar 5.4 merupakan tampilan awal, atau halaman utama dari aplikasi berbasis website. Pengguna dapat menekan menu “Daftar”
untuk melakukan registrasi pada halaman “Pendaftaran Pengguna Baru”.
Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru”
Gambar 5.5 merupakan tampilan halaman “Pendaftaran Pengguna Baru”. Terdapat variabel “Nama Akun”, “Password”, “Nama Lengkap”, “Fungsi”, “E-mail”, “Nomor Handphone” dan “Nama Institusi” untuk disi oleh pengguna baru yang ingin mendaftar.
Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi” Gambar 5.6 merupakan tampilan Halaman “Info Registrasi” yang berisi hasil registrasi yang telah dilakukan oleh pengguna.
Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun”
Gambar 5.7 merupakan tampilan Halaman “Verifikasi Akun” yang berfungsi untuk memverifikasi akun dan menentukan hak akses. Halaman ini hanya dapat diakses oleh PJ Program atau Admin.
Gambar 5.8 Halaman “Login”
Gambar 5.8 merupakan tampilan Halaman “Login” yang berfungsi sebagai gerbang masuk. Login terdiri dari variabel input “username” dan “password”, kedua variabel tersebut didapatkan dari registrasi akun.
2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan rangkaian dalam proses 2.0, “Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja”, yamg terdiri dari halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”, halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja”.
Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”
Gambar 5.9 merupakan tampilan Halaman “Formulir Observasi Kerja” yang digunakan untuk melakukan input terhadap hasil Observasi Keselamatan Kerja. Pada halaman ini terdapat beberapa variabel, yaitu “Jenis Perilaku/Kondisi Tidak Aman”, “Jenis
kejadian”, “Tanggal laporan”, “Waktu laporan” “Tempat Kejadian”, “Deskripsi Kejadian”, “Aktivitas saat Kejadian”, “Langkah Koreksi”, dan Fitur untuk melakukan unggahan gambar. Setelah pelapor menginput dan menyimpan data, maka akan terkirim notifikasi otomatis ke e-mail PJ Program bahwa terdapat input hasil observasi keselamatan kerja untuk ditindaklanjuti.
Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”
Gambar diatas merupakan tampilan Halaman “Hasil Input Observasi
Keselamatan
Kerja”.
Merupakan
halaman
yang
memberikan informasi mengenai hasil observasi keselamatan kerja yang baru saja diinput.
Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja”
Gambar 5.11 merupakan tampilan Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja”. Merupakan halaman tindak lanjut yang diisi oleh PJ Program dan Manajer, serta dilakukan oleh Person in Charge (PIC). Setiap tingkatkan hasil input akan mendapatkan status tindak lanjut yang berbeda-beda. Setiap update oleh masingmasing tingkatan, maka akan terkirim secara otomatis e-mail kepada tingkatan atau pengguna pada alir selanjutnya untuk segera menindaklanjuti laporan. Urutan tindak lanjut adalah PJ Program, Manajer HSE, PIC lalu kembali ke PJ Program.
3) Pengisian Laporan Nearmiss Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan rangkaian dalam proses 3.0, “Pengisian Laporan Nearmiss”, yamg terdiri dari halaman “Formulir Nearmiss”, halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”, halaman “Tindak Lanjut “Laporan Nearmiss”.
Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss”
Gambar 5.12 merupakan tampilan Halaman “Formulir Nearmiss” yang digunakan untuk melakukan input terhadap Laporan Nearmiss. Pada halaman ini terdapat beberapa variabel, yaitu “Jenis kejadian”, “Tanggal laporan”, “Waktu laporan” “Tempat Kejadian”, “Aktivitas saat Kejadian”, “Jenis Perilaku/Kondisi Tidak Aman”, “Deskripsi Kejadian”, “Langkah Koreksi”, dan Fitur untuk melakukan unggahan
gambar. Setelah pelapor menginput dan menyimpan data, maka akan terkirim notifikasi otomatis ke e-mail PJ Program bahwa terdapat input laporan nearmiss untuk ditindaklanjuti.
Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”
Gambar 5.13 merupakan tampilan Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”. Merupakan halaman yang berisi informasi mengenai laporan nearmiss yang telah diinput.
Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss”
Gambar 5.14 merupakan tampilan Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss”. Serupa dengan Tindak Lanjut Hasil Observasi Keselamatan Kerja, halaman tindak lanjut ini diisi oleh PJ Program dan Manajer, serta dilakukan oleh Person in Charge (PIC). Setiap tingkatkan hasil input akan mendapatkan status tindak lanjut yang berbeda-beda. Setiap update oleh masing-masing tingkatan, maka akan terkirim secara otomatis e-mail kepada tingkatan atau pengguna pada alir selanjutnya untuk segera menindaklanjuti laporan. Urutan tindak lanjut adalah PJ Program, Manajer HSE, PIC lalu kembali ke PJ Program.
4) Pencarian Laporan Rangkaian userinterface pada sub-bagian ini merupakan rangkaian dalam proses 4.0, “Pencarian Laporan”, yang terdiri dari halaman “Pencarian Laporan”, halaman “Rangkuman Laporan” dan halaman “Laporanku”.
Gambar 5. 15 Pencarian Laporan
Gambar 5.15 merupakan tampilan Halaman “Pencarian Laporan”. Halaman ini digunakan untuk mencari daftar laporan dalam rentang tanggal, waktu atau tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan
Gambar 5.16 merupakan tampilan Halaman “Rangkuman Laporan”. Halaman ini digunakan untuk menampilkan daftar laporan yang dicari pada halaman “Pencarian Laporan” dalam bentuk tabel dan grafik. “Rangkuman laporan” terdiri dari beberapa macam laporan berdasarkan waktu, tempat kejadian, pengguna dan status
tindak lanjut, sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam analisis sistem.
Gambar 5. 17 Laporanku
Gambar 5.17 merupakan tampilan Halaman “Laporanku”. Merupakan halaman yang digunakan untuk menampilkan laporan yang telah diinput oleh sebuah akun yang itu sendiri. f.
Uji Coba Rancangan Uji coba rancangan dilakukan untuk menilai kesesuaian fungsi perangkat lunak program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss berbasis website. Uji coba dilakukan dengan skenario sebagai berikut:
1) Administrasi Akun
Tabel 5.15 Hasil Uji Coba Proses Administrasi Akun No 1. 2.
Jenis Pengguna
Kegitan/Skenario Membuka halaman Utama Melakukan pendaftaran Akun Muncul Informasi Registrasi Verifikasi Akun Log in Log Out
3. 4. 5. 6.
Hasil Uji Coba Berhasil Gagal X X
Pengguna Biasa Pengguna Biasa Pengguna Biasa
X
PJ Program Seluruh Pengguna Seluruh Pengguna
X X X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem informasi berbasis website pada proses administrasi akun berhasil berfungsi sebagaimana mestinya. 2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja No 1.
2.
3.
Kegitan/Skenario Membuka Formulir Observasi Keselamatan Kerja Membuka Hasil input Observasi Keselamatan Kerja Membuka Tindak Lanjut Keselamatan Kerja
Jenis Pengguna Pengguna Biasa, PIC
Hasil Uji Coba Berhasil Gagal X
Pengguna Biasa, PIC
X
PJ Program
X
Manajer
X
PIC
X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem informasi berbasis website pada proses Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja berhasil berfungsi sebagaimana mestinya. 3) Pengisian Laporan Nearmiss Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss No
Kegitan/Skenario
1.
Membuka Formulir Laporan Nearmiss Membuka Hasil input Laporan Nearmiss Membuka Tindak Lanjut Nearmiss
2.
3.
Jenis Pengguna Pengguna Biasa, PIC
Hasil Uji Coba Berhasil Gagal X
Pengguna Biasa, PIC
X
PJ Program
X
Manajer
X
PIC
X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem informasi berbasis website pada proses Pengisian Laporan Nearmiss berhasil berfungsi sebagaimana mestinya.
4) Pencarian Laporan
Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan No 1. 2. 3.
Kegitan/Skenario Pencarian Daftar Laporan Daftar Laporan Laporanku
Jenis Pengguna PJ Program, Manajer PJ Program, Manajer Pengguna Biasa
Hasil Uji Coba Berhasil Gagal X X X
Skenario pada proses ini dilakukan dengan langkah sebagai yang terdapat pada baris dalam variabel “kegiatan/skenario”. Setelah uji coba sesuai skenario, dapat diketahui bahwa rancangan sistem informasi berbasis website pada proses Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja berhasil berfungsi sebagaimana mestinya.
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 1.
Data yang didapatkan melalui wawancara dapat dipengaruhi oleh kejujuran dan motivasi dari informan. Wawancara juga dilaksanakan secara paralel disela-sela kesibukan masing-masing personil terhadap pekerjaannya, sehingga pada beberapa personil terdapat pertanyaanpertanyaan yang tidak sempat ditanyakan. Namun kekurangan dalam hal ini dapat diminimalisasi dengan menggunakan metode triangulasi dan matriks, sehingga data-data yang diperlukan dapat disatukan untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang baik.
2.
Sistem informasi berbasis website yang dirancang pada penelitian ini belum dapat menerima input data kombinasi bila terjadi lebih dari satu jenis kejadian dalam satu waktu, input harus kembali dilakukan pada laporan yang berbeda untuk jenis kejadian yang berbeda dalam satu waktu yang sama. Output laporan sistem ini belum dapat memisahkan hasil kejadian antara institusi satu dengan instusi lainnya, seperti PGE Area Ulubelu sebagai pemberi kerja, Perusahaan B sebagai main construction, dan perusahaan C sebagai sub-construction, sehingga belum dapat dilakukan evaluasi kejadian pada masing-masing institusi dalam satu tempat kerja yang sama. Evaluasi yang dapat dilakukan
147
adalah evaluasi pada seluruh kejadian yang terdapat pada wilayah kerja perusahaan pemberi kerja tanpa melihat asal institusinya. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama a.
Aspek Performa Sistem Informasi Lama Performa merupakan aspek yang memiliki fokus pada bagaimana proses berjalan dan waktu respon dari proses sebuah sistem. Proses berjalan dapat dinilai selama periode dimana suatu sistem tersebut berjalan dan waktu respon dapat dinilai dari waktu rata-rata antara mulai proses sampai dihasilkannya suatu informasi yang diinginkan dari suatu sistem tersebut (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Setiap tahapan sistem pada Sistem informasi lama dilakukan dengan aktivitas yang terpisah. Setiap aktivitas yang terpisah tersebut memiliki hambatan karena kesibukan personil pengelola informasi pada pekerjaan lain di luar sistem informasi program ini, sehingga waktu untuk menghasilkan informasi untuk program ini menjadi semakin lama. Sistem informasi lama juga belum memiliki konsistensi waktu dalam penyediaan informasi, hal tersebut dilihat dari penyediaan informasi yang fluktuatif dengan rentang satu hari sampai satu bulan. Diperlukan suatu sistem informasi baru yang dapat merangkum aktivitas sistem sehingga waktu untuk menghasilkan informasi menjadi lebih cepat dan konsisten.
Menurut Wibowo (2005), dalam penelitiannya mengenai evaluasi sistem administrasi akademik mahasiswa perguruan tinggi dengan menggunakan Metode Analisis PIECES Framework, terdapat tiga hal yang dapat menjadi penilaian dalam aspek performa sebuah sistem yaitu periode waktu, respon sistem dan ancaman terhadap sistem. Periode waktu merupakan proses yang dibutuhkan suatu data menjadi informasi tidak memakan waktu yang lama dan konsisten, sehingga untuk menghasilkan suatu keluaran harus dapat dilakukan dengan segera dan terjadwal. Respon sistem termasuk pada data error, baik pada saat memasukan data, saat pengolahan menjadi informasi, dan saat penyediaan informasi itu sendiri. Respon sistem juga termasuk pada hambatan sistem (delay) atau ada tidaknya proses hang. Sedangkan ancaman terhadap sistem merupakan kesalahan yang mungkin terjadi bukan karena hal yang terjadi di dalam sistem, namun penunjang sistem atau sarana prasarana dari sistem itu sendiri (Wibowo, 2005). Ketiga hal yang telah disebutkan, baik waktu, respon sistem dan perlindungan terhadap ancaman, belum terpenuhi dalam sistem informasi lama, sehingga aspek performa dari sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum berjalan dengan baik dan masih lambat. Performa yang buruk akan menyebabkan proses dan keluaran informasi yang tidak tepat waktu, sehingga manajemen tidak bisa mengambil keputusan terkait dengan tidak lanjut kejadian dengan
cepat dan mencegah kejadian yang lebih parah terjadi (Heni, 2011; Hill, dkk., 2015). Dibutuhkan adanya sistem informasi baru yang dapat menyelesaikan masalah dari aspek performa tersebut. b. Aspek Informasi Sistem Informasi Lama Informasi merupakan aspek yang memiliki fokus pada nilai informasi dihasilkan dari sebuah sistem. Nilai dari informasi tersebut dapat dinilai dari terlalu sedikit atau terlalu banyaknya informasi, apakah informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, informasi yang relevan, informasi yang konsisten, informasi yang akurat dan pengelolaan data menjadi informasi yang baik dan teratur (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi lama belum dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen untuk membantu pengambilan keputusan terkait kebijakan fungsi HSSE, karena hasil akhir masih hanya berupa kumpulan data dan belum menjadi informasi yang dapat digunakan untuk analisis pengambilan keputusan. Data yang tidak sepenuhnya diolah menjadi informasi juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, karena tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah informasi yang baik. Informasi yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi haruslah akurat, relevan, tepat waktu dan cukup (Fatta, 2007). Akurat berarti bisa menggambarkan sesuai dengan kondisi aktual. Relevan adalah informasi yang didapat merupakan informasi yang mutakhir. Tepat waktu adalah tepat waktu pada saat dibutuhkan dan memiliki konsistensi. Sedangkan cukup memiliki arti, informasi yang
dihasilkan tidak berlebih dan tidak kurang untuk mendukung pihak manajemen dalam pengambilan keputusan (Fatta, 2007). Salah satu fungsi penting sistem informasi lain yang harus dipertimbangkan adalah data yang mudah diolah dan diklasifikasian kembali (Wibowo, 2005). Berdasarkan unsur tersebut, pada sistem informasi baru padaprogram observasi keselamatan kerja, telah terdapat sistem pengklasifikasian bahaya, namun belum terdapat pada pelaporan nearmiss dan beberapa unsur di dalamnya, seperti “tempat” dan “aktivitas pekerjaan”. Sistem pengklasifikasian dapat pula mengurangi error yang terdapat pada saat memasukan data, proses pengolahan data menjadi informasi dan penyajian informasi. Sistem informasi dengan terkomputerisasi dapat menciptakan sistem informasi terintegrasi dan informasi yang termutakhirkan (Wibowo, 2005). Selain kecepatan dan ketepatan, informasi dari pengelolaan data yang mengalami redudansi juga dapat diminimalisasi dengan menerapkan sistem informasi berbasis komputer (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Berkaitan dengan aspek informasi, penggunaan sistem informasi berbasis komputer akan menyediakan data yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik, eliminasi terhadap duplikasi, peningkatan komunikasi dan kualitas data, data terstandardisasi, peningkatan kualitas data dan meningkatkan kemampuan analitis (National Safety Council, 2001).
Aspek informasi dari sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dapat dikatakan belum cukup sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, yaitu akurat, relevan, tepat waktu dan cukup. Aspek informasi yang buruk akan berdampak pada akurasi manajemen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan tindak lanjut. Keputusan yang tidak akurat mengakibatkan tindakan lanjut yang dilakukan tidak menyelesaikan masalah untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali atau bahkan lebih parah (Heni, 2011). Oleh karena itu perusahaan membutuhkan sistem informasi baru berbasis komputer dengan keuntungankeuntungan yang dapat menyelesaikan masalah sistem informasi pada aspek informasi. c.
Aspek Ekonomi Sistem Informasi Lama Ekonomi merupakan aspek yang berfokus pada biaya yang digunakan dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat dinilai dari keseimbangan antara kemampuan suatu sistem dengan biaya yang dikeluarkan (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Biaya yang digunakan pada sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss mencapai Rp 8.000.000 dalam waktu satu tahun untuk
pengadaan
terkomputerisasi
kartu. secara
Berbeda
dengan
menyeluruh,
walau
sistem sistem
baru
yang
informasi
terkomputerisasi pada awal pengaplikasian membutuhkan biaya besar, namun pada periode waktu berjalan akan menghemat pengeluaran dari
sisi biaya operasional karena tidak perlu melakukan pengadaan kartu kembali (Wibowo, 2005). Aspek ekonomi yang terdapat pada sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu dinilai masih membutuhkan biaya operasional, berupa pengadaan kartu yang cukup besar, sehingga dibutuhkan pergantian sistem informasi yang dapat menghemat biaya operasional dari program tersebut. d. Aspek Kontrol Sistem Informasi Lama Kontrol merupakan aspek yang berhubungan dengan keamanan data dan informasi dari sebuah sistem. kontrol dapat dinilai dari privasi data yang terlindungi dan pembatasan akses untuk orang-orang yang tidak berkepentingan (Wetherbe dan Vitalari, 1994). PT. Pertamina Geothermal Area Ulubelu telah memiliki dan mematuhi pedoman pelaksanaan program pada dokumen NO. B-015/PGE254-1/2015-S0. Dokumen tersebut berisikan prosedur program termasuk pada penyimpanan data dan informasi serta otoritas yang boleh mengakses data dan informasi sesuai dengan hak dan kewenangannya. Pengendalian akses dengan password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting dalam melaksanakan
aspek kontrol suatu sistem informasi
(Wibowo, 2005). Keamanan data atau kontrol tidak boleh terlalu lemah maupun terlalu kuat (Fatta, 2007). Keamanan data yang terlalu lemah dapat
menimbulkan masukan data yang tidak diolah dengan cukup, kejahatan terhadap data, data diakses oleh orang tidak berwenang, data tersimpan berlebihan dan tidak konsisten, terjadi kesalahan pada saat masukan, proses dan penyediaan informasi. Sedangkan keamanan data yang terlalu kuat dapat menimbulkan prosedur yang birokratis dan memperlambat sistem serta pengendalian terlalu ketat yang mengganggu kenyamanan para pengguna dalam hal melakukan akses (Fatta, 2007). Keamanan informasi sendiri terdiri dari empat elemen penting, yaitu confidentiality, intregrity, authentication dan availability, serta dua elemen lain yang penting dalam penggunaan sistem informasi yang terkomputerasi, yaitu access control dan non-repudiation (Raharjo, 1999). Confidential merupakan usaha untuk menjaga informasi dari orang-orang yang tidak mengakses, integrity menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi, authentication merupakan metode untuk memastikan bahwa pengakses atau pemberi informasi benar-benar orang tersebut, availabilty merupakan ketersediaan ketika informasi dibutuhkan, access control merupakan bagaimana pengaturan akses terhadap informasi, dan nonrepudiation merupakan hal yang menghindari penyangkalan seseorang terhadap sebuah transaksi (Raharjo, 1999). Sebagian besar elemen pada aspek kontrol dalam sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu telah berjalan dengan baik, yaitu
memiliki
elemen
confidentiality,
intregrity,
authentication
dan
availability yang berjalan dengan baik. Sehingga pada sistem informasi baru, elemen-elemen dalam aspek kontrol tersebut harus ditingkatkan kembali serta ditambah dengan elemen aspek kontrol dalam sistem berbasis komputer, yaitu elemen access control dan non-repudiation yang baik pula. Keamanan ini akan membantu untuk mencegah orangorang yang tidak berkepentingan mengakses informasi dari sistem informasi ini (Raharjo, 1999). e.
Aspek Efisiensi Sistem Informasi Lama Efisiensi merupakan aspek yang berhubungan dengan pengurangan terhadap energi yang digunakan untuk melakukan sesuatu, secara matematis efisiensi dapat dinyatakan sebagai pembagian antara keluaran dengan masukan. Dalam konteks sistem hal ini dapat dinilai dari bagaimana informasi yang dihasilkan cukup serta waktu melaksanakan pekerjaan dan usaha yang dikeluarkan dapat berkurang (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Sistem informasi lama telah memakan banyak usaha, terkait dengan waktu, sumberdaya manusia, biaya serta sarana dan prasarana untuk melaksanakan program tersebut, namun hasil yang diharapkan belum dapat dimaksimalkan, terutama berkaitan dengan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sumber daya berupa kartu, banyak yang terbuang setiap pengadaannya, karena tidak semua habis digunakan. Kotak tempat pengumpulan kartu yang tidak lagi
digunakan, kotak tersebut hanya digunakan pada awal pengaplikasian saja, namun sekarang kartu tersebut langsung diserahkan kepada penanggung jawab program. Pengisian yang tidak lengkap juga memakan waktu kerja, baik pelapor maupun penanggung jawab program, karena waktu tersebut digunakan untuk berdiskusi terkait variabel-variabel yang tidak terisi pada kartu. Waktu yang terbuang merupakan salah satu hal menunjukan aspek efisiensi yang rendah (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Pada penelitian sebelumnya biaya operasional seperti kertas, tinta, tenaga
kerja
dapat
dihemat
dengan
sistem
informasi
yang
terkomputerisasi (Wibowo, 2005). Sistem informasi terkomputerisasi lebih efisien dan efektif, kinerja semakin cepat dan praktis, pengguna juga tidak memiliki hambatan dalam memproses hal yang berhubungan dengan informasi yang dihasilkan oleh Sistem. Sistem komputerisasi mengurangi pemborosan material, tenaga dan waktu serta proses, akses dan pemutakhiran informasi menjadi lebih cepat. Suatu sistem dikatakan tidak efisien ketika banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumberdaya, alat atau komputer, data diinput dan disalin berlebihan, data diproses berlebihan, data dihasilkan kurang atau berlebihan serta usaha dan penggunaan material yang terlalu berlebihan (Fatta, 2007). Aspek efisiensi dari sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih jauh dari apa yang diharapkan, yaitu masih memerlukan usaha
besar untuk mendapatkan hasil yang kurang maksimal dari berbagai aspek, seperti tenaga atau waktu. Efisiensi akan mengoptimalkan hasil pekerjaan dari semua pihak, baik pelapor, PJ Program, PIC maupun manajemen yang melakukan pengambilan keputusan. Dibutuhkan sistem informasi baru terkomputerisasi yang dapat meningkatkan aspek efisiensi sistem. f.
Aspek Servis Sistem Informasi Lama Servis merupakan aspek yang fokus dengan bagaimana pelaksana sistem atau pengguna terlibat dalam sistem tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari kemudahan sistem untuk dimengerti, dipahami dan digunakan oleh pengguna (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Sistem informasi lama yang telah berjalan cukup mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh pengguna. Walau disebutkan cukup mudah, namun penggunaan sistem lama mudah dimengerti hanya dari sisi pengguna pertama (masukan) dan pengelola, sedangkan sistem masih belum mendukung secara penuh untuk pengguna terakhir (pengambil keputusan), hal ini berhubungan dengan hasil informasi yang belum sesuai dengan kriteria informasi yang baik. Layanan atau servis dikatakan buruk bila sistem informasi menghasilkan informasi yang tidak akurat, tidak konsisten dan tidak terpercaya serta sistem tidak mudah dipelajari, digunakan dan tidak konsisten (Fatta, 2007). Sistem informasi baru dianjurkan harus sepenuhnya online, karena masih banyak terdapat kesalahan dan hambatan yang mungking terjadi
dengan pelaksanaan sistem informasi semi-online (Wibowo, 2005). Dengan sistem informasi yang terkomputerisasi, akses oleh pengguna terhadap media dan informasi akan lebih mudah daripada sistem lama yang dilakukan dengan manual. Sistem baru dibuat dengan desain yang mudah dipahami dan nyaman untuk digunakan oleh pengguna. Untuk meningkatkan aspek servis, keputusan yang dibuat pada saat merancang sistem informasi baru ikut melibatkan pihak pengguna dan pengembang, bukan hanya pihak manajemen saja seperti yang telah dilakukan pada sistem informasi lama. Apek servis dari sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu sudah cukup baik, sistem informasi ini memiliki aspek servis yang baik untuk pihak pengguna pertama, namun belum banyak membantu pekerjaan pengguna lain, seperti penanggung jawab program dan pihak manajemen. Sistem informasi lama perlu diubah menjadi sistem informasi baru yang terkomputerasi dan sepenuhnya online yang dapat dimengerti, dipahami dan digunakan oleh semua pihak, baik pengguna pertama, pihak manajemen maupun penanggung jawab program dalam melaksanakan tugasnya terkait dengan program ini. Aspek servis yang baik akan membantu manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan untuk melakukan tindak lanjut akan sebuah kejadian.
2. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi a. Input 1. Data
Tabel 6.1 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru Data No 1. 2. 3.
Aspek Akurasi Kelengkapan Tepat Waktu
Sistem Informasi Lama Belum Tercapai Belum Tercapai Belum Tercapai
Kebutuhan Sistem Informasi Baru Tercapai Tercapai Tercapai
Data yang dibutuhkan adalah data yang memiliki aspek akurasi tinggi, kelengkapan dan tepat waktu (Alter, 1992).
Data yang baik akan
emndukung tujuan dari sistem informasi yaitu mendapatkan informasi yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang tepat (Rainer dan Turban, 2008). Sistem informasi lama memiliki data yang belum memenuhi aspek data yang baik, sehingga dapat mengakibatkan tujuan sistem informasi tidak tercapai, informasi yang buruk dan kesalahan dalam pengambilan keputusan (Laudon dan Laudon, 2006). Berbeda dengan sistem informasi lama, sistem informasi baru dapat mencapai akurasi, kelengkapan dan tepat waktu. Hal tersebut dikarenakan manajemen data berbasis komputer memiliki keuntungan dapat meningkatkan kualitas data, menambah akurasi, mengurangi redudansi dan menstandarkan data (Mulyanto, 2009). Kualitas data yang
baik dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang akurat untuk melakukan tindak lanjut terkait dengan keselamatan kerja.
2. Sumber Daya Manusia
Tabel 6.2 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru No 1 2 3 4
Sumber Daya Manusia Sistem Lama Sistem Baru Pelapor Pelapor Penanggung Jawab Program Penanggung Jawab Program Manajer fungsi HSSE Manajer fungsi HSSE Petugas pemeliharaan website dan jaringan
Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan pada sistem informasi lama adalah Pelapor, Penanggung Jawab Program dan Manajer Fungsi HSSE. Sedangkan pada sistem informasi baru, sumber daya manusia harus ditambahkan dengan petugas pemeliharaan website dan jaringan. Walaupun secara kasat terlihat ada penambahan sumber daya manusia pada sistem, namun aktualnya tidak diperlukan penambahan sumber daya manusia pada perusahaan, melainkan penambahan tugas kepada salah satu fungsi, yaitu fungsi ICT, yang memiliki tanggung jawab terhadap pemeliharaan website dan jaringan, sehingga dengan adanya sistem informasi baru tidak menambah pengeluaran perusahaan dalam segi penambahan pengeluaran gaji untuk karyawan baru. Perusahaan hanya perlu melakukan peningkatkan kapasitas salah satu personil ICT dengan
mengikutsertakannya dalam pelatihan pemeliharaan website dan jaringan. Pada penelitian sebelumnya oleh Andriani (2010) menunjukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keandalan dan ketepatwaktuan dari suatu laporan, sehingga dengan melakukan peningkatan terhadap penggunaan teknologi informasi dan dibarengi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, akan menghasilkan suatu sistem informasi yang menghasilkan sistem pelaporan yang lebih baik. Perubahan sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru yang terkomputerisasi secara menyeluruh dengan berbasis website akan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia
sehingga
dapat
meningkatkan
keterandalan
dan
ketepatwaktuan informasi dari program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. Sumber daya manusia yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program, harus diikutsertakan dalam sebuah pelatihan berdasarkan perannya masing-masing. Pelatihan dan pengembangan sumber daya akan membentuk sumber daya manusia yang kompeten dalam melaksanakan perannya (Hamid, 2014). Pelapor hendaknya diberikan pelatihan untuk melakukan pengisian hasil observasi dan pelaporan nearmiss, sehingga dapat melaporkan sesuai dengan keinginan dan menambah akurasi data yang dibutuhkan. Pelapor dan sumberdaya
lain juga ditekankan untuk mengetahui fungsi, manfaat dan kebijakan perusahaan
terkait
dengan
pelaksanaan
program
observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss ini sesuai dengan perannya masing-masing. Disampaikan juga kepada sumber daya manusia akan manfaat bagi perusahan dan diri pribadi bila ikut berperan serta aktif dalam melaksanakan program ini. Selain pelatihan dapat juga ditambahkan penempelan poster yang berisi informasi terkait program diseluruh area PT. PGE Area Ulubelu.
3. Perangkat Keras
Tabel 6.3 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru No 1 2 3 4
Perangkat Keras Sistem Informasi Lama Baru Kartu Observasi Keselamatan Kerja Perangkat Komputer dan Pelaporan Nearmiss Nearmis Box Perangkat Internet Perangkat Komputer Kabel LAN
Perangkat keras yang digunakan pada sistem informasi lama adalah kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss, nearmiss box, Komputer dan Kabel LAN. Sedangkan pada sistem informasi baru, kartu observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta nearmiss box tidak digunakan kembali. Perangkat kabel LAN juga
ditingkatkan dengan memasang perangkat Internet yang memperluas jaringan, dari lokal menjadi Inter-lokal (Wimatra dkk., 2008). Penerapan sistem informasi baru, tidak akan menambah beban yang signifikan bagi pengeluaran perusahaan, terutama untuk pengadaan barang dan biaya operasional. Hal tersebut dikarenakan perangkat keras seperti komputer yang sudah tersedia dan dapat digunakan untuk mengakses sistem informasi baru, serta keberadaan perangkat dan jaringan internet yang telah tersedia pada saat penerapan sistem informasi lama. Penerapan sistem informasi baru akan memaksimalkan potensi perangkat keras yang telah ada di PT. PGE Area Ulubelu. Penghematan secara jangka panjang dapat dilihat langsung, dengan berkurangnya biaya untuk pengadaan kartu serta nearmiss box dan perawatannya.
Tabel 6.4 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Komputer pada Sistem Informasi Baru Komponen Prosesor VGA RAM Hard Disk Drive OS
NIC/LAN CARD PSU Keyboard, Mouse/Touchpad
Spesifikasi Minimum 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2) 256 MB 1 GB 40 GB Windows XP SP 2/Mac 1.06/Linux: Ubuntu 10.04, Debian 6, OpenSuse 11.3, Fedore 14 YA YA YA
Perangkat dimiliki 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2) 4 GB 4 GB 40 GB Windows 8 Pro 32 bit (6.2, Build 9200)
YA YA YA
Spesifikasi pada perangkat komputer telah melampaui batas minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya utnuk pengadaan perangkat keras berupa komputer.
Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru Komponen Prosesor VGA RAM Hard Disk Drive OS
NIC/LAN CARD PSU Keyboard, Mouse/Touchpad
Spesifikasi Minimum Perangkat Dimiliki 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 Intel® Core™ i7 3517U (SSE2) 256 MB Integrated Intel® HD Graphics 4000 *2 1 GB DDR3 1600 MHz SDRAM, OnBoard Memory 2 GB 40 GB 2.5" SATA 500GB 5400RPM Windows XP SP 2/Mac Microsoft Windows 8 Pro 32 1.06/Linux: Ubuntu 10.04, bit Debian 6, OpenSuse 11.3, Fedore 14 YA YA YA YA YA YA
Spesifikasi pada perangkat laptop/notebook telah melampaui batas minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya untuk pengadaan perangkat keras berupa laptop/notebook.
Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Smartphone pada Sistem Informasi Baru Spesifikasi
Komponen Prosesor Resolusi RAM Memory OS Jaringan Internet/Wifi
Spesifikasi Minimum 1 GHz 480x320 pixel 1 GB 2 GB Android 4.0 ICS/IOS 3G/YA
Perangkat Dimiliki Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53 720 x 1280 pixels (~294 ppi pixel density) 1 GB Internal 8 GB; MicroSD 32 GB Android OS, v4.4.4 (KitKat) YA
Spesifikasi pada perangkat smartphone telah melampaui batas minimum spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem informasi baru (Kulkarni dkk., 2009; Brinkmann, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi baru pada Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu tidak memerlukan tambahan waktu dan biaya untuk pengadaan perangkat keras berupa smartphone. Keuntungan lain dari sistem informasi berbasis website adalah, sistem informasi dapat diakses dari salah satu perangkat keras tersebut, sehingga pengguna tidak perlu memiliki ketiga perangkat
keras yang telah dipaparkan . Tentunya perangkat keras tersebut harus dilengkapi oleh perangkat lunak berupa web browser untuk mengaksesnya. 4. Perangkat Lunak
Tabel 6.7 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru No 1 2 3
Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama Baru Microsoft Excel Web Browser Microsoft Word Microsoft Word Microsoft Outlock Microsoft Outlock
Perangkat lunak yang digunakan pada sistem baru berupa web browser dan microsoft office tidak sulit untuk ditemukan dan dipasang, karena perangkat keras abad ke-20 sudah memiliki web browser dan microsoft office yang terinstall secara otomatis sejak pertama pembelian (Emerson, 2013). Perangkat-perangkat keras di PT. PGE Area Ulubelu juga telah memiliki perangkat-perangkat lunak tersebut sehingga tidak lagi memerlukan waktu untuk melakukan instalasi. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadap pemutakhiran terakhir web browser yang tersedia, karena web browser yang tidak mengalami pemutakhiran akan menyebabkan penurunan performa dari sebuah sistem informasi berbasis website (Startup Nation, 2007; Chan, Holznagel dan Krantz, 2010).
Selain ketersediaan perangkat, perangkat-perangkat lunak tersebut telah familiar digunakan oleh pegawai PT. PGE Area Ulubelu sehariharinya, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam hal pengoperasian dan pemanfaatan perangkat pada saat pelaksanaan sistem informasi baru.
5. Jaringan
Tabel 6.8 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru Jaringan Sistem Informasi No Lama Baru 1 Local Area Network Internet (LAN)/Intranet
Internet di PT. PGE Area Ulubelu sendiri telah tersedia sebelum pelaksanaan sistem informasi baru ini dibuat, sehingga tidak diperlukan persiapan dan perubahan khusus dalam hal jaringan pada saat transisi pelaksanaan sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru. Internet belum digunakan pada sistem informasi lama, karena penyebaran informasi yang masih bersifat lokal dan hanya dibutuhkan LAN atau intranet. Sebelumnya internet hanya digunakan untuk meneruskan laporan atau informasi kepada pihak pusat atau site lain di luar PT. PGE Area Ulubelu.
Sistem informasi menggunakan internet memiliki keuntungan bahwa sistem yang dapat diakses dari berbagai perangkat lunak dan perangkat keras (Wimatra dkk., 2008). Perubahan jaringan LAN menjadi internet ini mendukung perangkat keras seperti smartphone dapat ikut mengakses sistem informasi pada program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. b. Proses Proses pada sistem informasi lama masih menggunakan sistem manual dan memiliki aktivitas yang terpisah-pisah, sehingga dapat berpotensi menimbulkan terhambatnya proses dan error yang lebih besar daripada sistem informasi yang memiliki integrasi pada setiap aktivitasnya (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi baru dengan sistem informasi berbasis komputer yang terintegrasi akan meningkatkan akurasi dan mempersingkat waktu pengolahan data menjadi informasi. Penerapan sistem informasi baru memotong tiga proses yang terdapat pada sistem informasi lama, pemotongan proses tersebut terjadi pada saat proses masukan dan proses pengelolaan. Pada proses masukan, data tidak terisi pada variabel yang dibutuhkan akan diminimalisasi sampai tidak ada, karena pada sistem informasi baru terdapat “required system” yang mengharuskan pelapor untuk menuliskan informasi-informasi yang terdapat label “required”, dengan hal tersebut penanggung jawab tidak perlu lagi melakukan proses
pemanggilan kembali pelapor untuk melakukan pengisian data pada variabel-variabel yang dibutuhkan. Pemotongan proses pada pengolahan atau manejemen data terjadi pada saat melakukan input, pengolahan data menjadi informasi dan pengarsipan yang terdapat pada sistem informasi lama. Penerapan sistem informasi baru akan mengintegrasikan ketiga aktivitas website secara terotomatisasi. Input data tidak perlu dilakukan kembali oleh penanggung jawab program, karena data yang diinput oleh pelapor sudah langsung masuk ke dalam database server. Pengolahan data menjadi informasi langsung terjadi secara otomatisasi dalam platform tersebut, sehingga penanggung jawab program tidak perlu melakukan kelola data secara manual seperti pada sistem informasi lama. Proses pengarsipan berulang-bulang yang dilakukan pada sistem informasi lama juga tidak diperlukan dalam sistem informasi baru karena semua data dan informasi yang masuk dan terdapat pada sistem langsung secara otomatis masuk ke dalam database server. Pemotongan proses tersebut merupakan pembuktian bahwa sistem informasi baru dapat memiliki aspek performa (kecepatan) dan memiliki tingkat error minimum yang lebih baik dari sistem informasi yang lama. Integrasi pekerjaan dan waktu yang lebih cepat tersebut tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan perangkat lunak untuk analisis, yaitu meningkatkan produktivitas, komunikasi yang lebih efektif dengan pengguna, serta
dapat mengintegrasikan pekerjaan yang telah dilaksanakan dari awal sampai akhir (Fatta, 2007). Pemotongan proses dapat dilihat pada diagram alir Bagan 5.3 dan Bagan 5.4 di bagian hasil penelitian. Keamanan data dalam proses pengolahan dijamin karena database hanya dapat dibuka oleh PJ Program dan Petugas pemeliharan website berdasarkan hak akses yang telah dibuat untuk memenuhi aspek confidentiality (Raharjo, 1999). Yii Framework yang digunakan juga merpakan salah satu kerangka perancang website dengan aspek keamanan terjamin (Yii Software LLC, 2015). c. Output
Tabel 6.9 Perbandingan Output Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru No 1. 2. 3.
Aspek Akurasi Kelengkapan Tepat Waktu
Output Informasi Kebutuhan Sistem Sistem Informasi Lama Informasi Baru Belum Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai
Output pada sistem informasi lama masih belum sesuai dengan tujuan sistem informasi dalam mendukung perusahaan untuk mengambil keputusan (Laudon dan Laudon, 2006). Sistem informasi baru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi baru harus memenuhi kriteria informasi
yang baik, yaitu akurat, lengkap dan tepat waktu (Fatta, 2007). Informasi yang baik tersebut dapat dicapai melalui perubahan sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru yang berbasis komputer secara menyeluruh (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi baru berbasis komputer memiliki keuntungan menghasilkan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu (National Safety Council, 2001). Output dikatakan akurat, karena terdapat verifikasi dari awal masukan dengan menyediakan pilihan-pilihan terkait kolom yang diisi, proses yang terintegrasi, sampai keluaran berdasarkan rumus. Dikatakan lengkap karena “rangkuman laporan” pada sistem baru telah memenuhi informasi yang dibutuhkan berdasarkan analisis kebutuhan output sistem baru, yaitu kebutuhan akan informasi berdasarkan waktu, tempat, pengguna dan status tindak lanjut. Dikatakan tepat waktu, karena dapat memunculkan informasi pada saat yang dibutuhkan, baik harian, bulanan, triwulan maupun tahunan. Keluaran berbentuk tabel dan diagram, tabel diperlukan untuk informasi terperinci, sedangkan diagram lebih ringkas untuk mengambil keputusan secara cepat. Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan pada bagian output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek informasi dan servis (Wetherbe dan Vilatari, 1994). Output juga dikatakan akurat karena menggunakan rumus yang benar dalam menghasilkan informasi. Informasi yang akurat akan membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan untuk tindak lanjut terkait keselamatan kerja.
3. Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru a. Rancangan Input 1) Rancangan input “login” Rancangan input login merupakan formulir isian untuk masuk ke halaman yang sesuai dengan hak aksesnya. Hak akses dibuat salah satunya untuk menentukan otoritas pengguna, memberi batasan kepada pengguna sesuai dengan wewenang dan jenis pekerjaannya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat aspek kontrol dalam sistem informasi berbasis komputer (Raharjo, 1999). Hak akses dalam sistem informasi baru ini dibagi menjadi empat jenis otoritas, yaitu pengguna biasa, PJ Program, manajer dan person in charge (PIC). Pengguna biasa merupakan pengguna yang memiliki akses untuk pengisian hasil observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss, melihat hasil input masing-masing akun dan melihat biodata masingmasing akun. PJ Program merupakan pengguna yang memiliki akses terhadap biodata semua akun, hasil pengisian observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss semua akun, pengisian tindak lanjut, hasil tindak lanjut, pencarian laporan dan rangkuman laporan. Manajer merupakan manajer HSE yang memiliki akses terhadap pengisian hasil observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss, hasil pengisian observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss
semua akun, pengisian tindak lanjut, hasil tindak lanjut, pencarian laporan dan rangkuman. Sedangkan PIC merupakan pengguna yang memilik akses terhadap pengisian observasi kecelakaan kerja dan pelaporan nearmiss, hasil input akun yang menjadi tanggung jawabnya, hasil tindak lanjut dan biodata. Fitur login juga dibuat untuk memenuhi beberapa elemen penting dari keamanan informasi yaitu confidentiality, authentication, availability access control dan non-repudiation (Raharjo, 1999). 2) Rancangan input “pendaftaran pengguna baru” Rancangan input pendaftaran pengguna baru merupakan formulir isian untuk mendaftarkan diri sebagai pengguna dalam sistem informasi berbasis website. Rancangan input ini berisikan isian untuk nama akun, password, nama pengguna, fungsi pengguna, e-mail pengguna, nomor hp pengguna, institusi pengguna. Setelah menyimpan pengguna akan mendapatkan id akun dan menunggu proses verifikasi dari PJ Program. Rancangan input pendaftaran pengguna baru ini dibuat untuk memenuhi aspek kontrol, terutama pada authentikasi dan pembagian otoritas. Pengendalian akses dengan password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi (Wibowo, 2005).
Akun disarankan untuk menggunakan nama panggilan dari pengguna untuk memudahkan pengguna dalam melakukan login (Wetherbe and Vitalari, 1994). Bila terdapat pengguna dengan nama panggilan sama, maka sistem akan memperingatkan pengguna yang akan mendaftar untuk menambahkan nomor yang mudah diingat dibelakang namanya, contoh “Agus11” atau “Agus22”. Walau pembedaan nama ini akan menambah waktu untuk verifikasi bila terdapat pengguna yang ingin menggunakan nama yang sama, nama akun haruslah berbeda satu pengguna dengan pengguna lain karena sangat mempengaruhi aspek confidentiality dan authentication dari keamanan data (Raharjo, 1999). 3) Rancangan input “formulir observasi keselamatan kerja” Rancangan input formulir observasi keselamatan kerja merupakan formulir isian bagi pengguna untuk melaporkan hasil observasi keselamatan kerja. Rancangan input ini berisikan isian meliputi, jenis unsaface act atau unsafe condition, jenis kejadian, tanggal kejadian, waktu kejadian, tempat kejadian, aktivitas kejadian, deskripsi kejadian, langkah koreksi dan gambar. Rancangan input ini juga sangat berkaitan dengan pertimbangan pada aspek servis bagi pengguna, yaitu kemudahan untuk menggunakan perangkat dalam sistem informasi itu sendiri. Jenis kejadian observasi kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu, perilaku tidak aman (unsafe act) dan tindakan tidak aman (unsafe condition) berdasarkan pembagian oleh
Bird dan Germain (1990). Pilihan jenis perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman diletakkan pada awal untuk memberikan pilihan kepada pelapor yang bingung untuk mengkelompokan apakah hal yang dilihatnya merupakan kondisi tidak aman atau perilaku tidak aman. Setelah pelapor melakukan pemilihan sistem akan mendeteksi jenis pilihan itu apakah merupakan kondisi tidak aman atau perilaku tidak aman sehingga sistem informasi baru berbasis komputer dapat meningkatkan akurasi data (National Safety Council, 2001). Khusus untuk perilaku tidak aman, sistem akan memperingatkan untuk tidak melaporkan nama pelaku dan opsi unggahan gambar ditiadakan untuk melindungi pelaku dari diskriminasi dan mencapai salah satu tujuan dalam pelaksanaan program ini, yaitu “budaya keselamatan” dan bukan budaya “kambing hitam” (Byrd, 2007). Rancangan input formulir observasi keselamatan kerja pada sistem informasi baru dibuat berdasarkan model pada sistem informasi lama untuk memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem informasi baru. Perilaku adaptasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas individual pada saat menggunakan sistem informasi baru dengan cara yang lebih produktif (Beaudry dan Pinsonneault, 2005). 4) Rancangan input “formulir laporan nearmiss” Rancangan input formulir laporan nearmiss merupakan formulir isian bagi pengguna untuk melaporkan kejadian nearmiss. Rancangan input ini berisikan isian meliputi, jenis kejadian, tanggal kejadian,
tempat kejadian, aktivitas kejadian, deskripsi kejadian, langkah koreksi dan gambar. Rancangan input ini juga sangat berkaitan dengan pertimbangan pada aspek servis bagi pengguna, yaitu kemudahan untuk menggunakan perangkat dalam sistem informasi itu sendiri. Rancangan input formulir nearmiss pada sistem informasi baru dibuat juga dibuat berdasarkan model pada sistem informasi lama, dengan tujuan yang sama, yaitu memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem informasi baru sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat tersebut (Beaudry dan Pinsonneault, 2005). 5) Rancangan input “formulir tindak lanjut” Tindak lanjut dalam sistem informasi ini terdiri dari lebih dari satu kegiatan, yaitu tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut itu sendiri. Rancangan input formulir tindak lanjut merupakan formulir isian bagi PJ Program dan Manajemen untuk memberikan rekomendasi tindak tindakan korektif. Rancangan input ini berisikan isian meliputi hasil dari isian formulir observasi kerja atau nearmiss yang diisi oleh pengguna pertama, serta isian rekomendasi tindakan korektif, person in charge, tanggal batas melakukan tindakan korektif, dan status tindak lanjut. Input formulir tindak lanjut, merupakan format baru yang dibuat pada sistem informasi baru. Pada informasi lama, tindak lanjut hanya dilakukan secara lisan, langsung kepada
person in charge dan baru disimpan secara tertulis ketika berbentuk laporan. Tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut merupakan hal yang wajib dilakukan oleh institusi dalam mengelola keselamatan kerja (Pemerintah RI, 2012). Pada formulir tindak lanjut, terdapat tanggal limit untuk pelaksanakan tindakan korektif, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan tindakan korektif haruslah dilakukan dengan segera (Pemerintah RI, 2012). Person in Charge atau PIC dipilih sesuai dengan siapa dan dimana kejadian nearmiss, tindakan tidak aman atau kondisi tidak aman terjadi, untuk melibatkan semua pihak dalam mengelola kegiatan keselamatan di institusi tersebut (Luria dan Morag, 2011). Penilaian kefektifan tindakan korektif akan dilakukan oleh pihak manajemen keselamatan sehingga dapat melakukan peningkatan pengelolaan keselamatan yang berkelanjutan (Hyatt, 2006). 6) Rancangan input “pencarian laporan” Rancangan input pencarian laporan merupakan halaman yang berisi isian jenis kejadian dan rentang tanggal kejadian. Rancangan input ini disediakan untuk memudahkan pengguna, terutama penanggung jawab program, dalam mencari laporan berdasarkan tanggal tertentu yang biasa digunakan untuk membuat laporan, baik laporan mingguan, bulanan maupun tahunan. Penyediaan fitur
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi pada aspek performa, informasi, efisiensi dan servis. Peningkatan ketiga aspek tersebut, terdapat pada periode waktu, ketepatan waktu. Dimana informasi pada sistem infromasi baru dapat langsung diakses dan didapatkan pada waktu yang segera, terjadwal dan tepat waktu. Hal menjadikan keluaran informasi pada sistem informasi baru memiliki syarat sebagai informasi yang baik, yaitu relevan, konsisten/tepat waktu, akurat dan cukup (Wetherbe dan Vitalari, 1994, Fatta, 2007). Fitur pencarian memudahkan pengguna untuk mencari data sesuai keperluannya dan tidak membuang waktu untuk mencari data tersebut (Fajar, 2013). b. Rancangan Proses Rancangan proses dalam penelitian ini dibuat dalam Data Flow Diagram (DFD). DFD merupakan perangkat pemodelan yang dibuat untuk menunjukan aliran data dan bagian-bagian yang mengalirkan data di dalam sistem (Mulyanto, 2009). DFD pada sistem informasi baru ini dibagi secara berjenjang, yaitu diagram konteks, diagram nol dan diagram detail. Diagram konteks merupakan diagram yang memberikan secara keseluruhan semua sistem informasi baru secara lebih sederhana dengan menampilkan seluruh entitas yang terlibat, yaitu Pelapor, PJ Program, manajer dan Person in Charge. Diagram nol memberikan informasi mengenai empat sub-sistem yang terdapat pada sistem informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss, yaitu administrasi akun, pengisian formulir observasi keselamatan kerja, pengisian fomulir nearmiss dan pencarian laporan. Sedangkan diagram detail, merupakan diagram yang memberikan informasi lebih detail pada masing-masing sub-sistem, lengkap dengan entitasnya. Proses pada sistem informasi baru dibuat dengan berbagai diagram yang lebih detail dari sistem informasi lama, untuk memudahkan pengguna dalam memahami alur sistem informasi baru secara lebih detail. Hal senada juga disampaikan oleh Vie Jr. (2000), yang menyatakan bahwa DFD memiliki keuntungan mudah untuk dimengerti secara umum, dapat menyediakan keseluruhan sistem lengkap dengan batasan dan hubungan dengan sistem lain, serta dapat menyediakan proses secara detail dari komponen-komponen sistem. c. Rancangan Ouput 1) Rancangan output “informasi registrasi” Rancangan output informasi registrasi akun dibuat untuk menyampaikan informasi kepada pengguna bahwa pengguna telah berhasil melakukan pendaftaran. Pemberian informasi mengenai pendaftaran ini disediakan agar pengguna dapat melihat kembali hasil input pada saat registrasi, sehingga bila ada kesalahan dalam input, data dapat segera diperbaiki melalui bantuan admin (Sakur, 2005). Pemberian informasi ini juga bertujuan untuk mengingatkan kembali pengguna untuk mencatat atau menyimpan informasi-informasi yang
ada guna kepentingan dikemudian hari, seperti kasus gagal login, pengguna lupa password ataupun kasus pencurian akun. Informasi registrasi rentan untuk hilang atau terekspos orang lain bila dilakukan pada komputer yang digunakan bersama orang lain di rumah atau di tempat kerja, sehingga dibutuhkan penyimpanan data pribadi oleh diri sendiri (Putranto, 2010). Rancangan ini dibuat dengan tujuan agar pengguna mengerti, memahami dan mudah menyelesaikan sesuatu bila terjadi masalah terhadap akun dan juga menjaga keamanan
akun pribadinya, sehingga aspek servis dan
kontrol dari sistem informasi baru dapat terpenuhi. 2) Rancangan output “Hasil input observasi keselamatan kerja” Rancangan hasil input laporan observasi keselamatan kerja dibuat untuk menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai hasil input observasi keselamatan kerja yang telah dibuat. Pada rancangan ini, output yang ditampilkan merupakan detail masing-masing laporan yang diinput. Halaman ini disediakan sebagai salah satu hal yang bertujuan untuk memenuhi aspek sistem informasi dalam aspek informasi dan servis, terutama untuk penanggung jawab program dan manajer (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Rancangan output ini dibuat untuk memenuhi aspek informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan cukup (Fatta, 2007).
Laporan observasi keselamatan kerja, terdiri dari perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990). Adapun beberapa manfaat dari pelaksanaan program observasi keselamatan adalah mengukur efektivitas pelatihan kemampuan mendeteksi pelanggaran, mendeteksi terdapatnya tindak praktek atau kondisi tidak aman, sebuah cara untuk lebih memahami praktek kerja yang benar, kesempatan untuk mengapresiasi pekerja, dan untuk mengarahkan perbaikan prosedur kerja yang lebih aman (Reese dan Edison, 2006). Observasi keselamatan kerja penting untuk dilakukan dan ditinjau laporannya oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam menjaga keselamatan dan mencegah potensi terjadinya kecelakan kerja. 3) Rancangan output “Hasil input laporan nearmiss” Rancangan output hasil input laporan nearmiss dibuat untuk menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai hasil pelaporan nearmiss yang telah dibuat. Pada rancangan ini, output yang ditampilkan merupakan detail masing-masing laporan yang diinput. Halaman ini juga disediakan sebagai hal yang bertujuan untuk memenuhi aspek sistem informasi dalam aspek informasi dan servis untuk penanggung jawab program dan manajer (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Rancangan output ini juga dibuat untuk memenuhi aspek informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan cukup (Fatta, 2007).
Laporan nearmiss memiliki tujuan untuk mendapatkan data yang cukup sehingga dapat mengurangi kejadian nearmiss, menyediakan ruang bagi semua pihak dalam berpartisipasi dalam keselamatan kerja, menciptakan budaya keselamatan yang terbuka ,dan
salah satu
indikator keselamatan kerja perusahaan (National Safety Council, 2013). Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Oleh karena itu penerapan pelaporan nearmiss sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka membantu manajemen mengambil keputusan untuk menjaga keselamatan kerja dan mencegah kecelakaan kerja. 4) Rancangan output “Hasil input tindak lanjut” Tindak lanjut dalam sistem informasi ini terdiri dari lebih dari satu kegiatan, yaitu tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut itu sendiri. Rancangan output tindak lanjut dibuat untuk menyampaikan informasi kepada pengguna, terutama PJ Program, mengenai tindak lanjut yang harus dikerjakan atau sudah selesai. Pada rancangan ini, output yang ditampilkan merupakan detail masingmasing tindak lanjut yang akan maupun sudah dilaksanakan. Tindak lanjut yang muncul pada halaman PIC merupakan tindakan korektif
yang akan dilaksanakan dan dapat diurutkan berdasarkan kebutuhan. Tindakan korektif yang hampir melewati masa limit atau sudah dikerjakan akan muncul pada halaman yang dapat dibuka oleh PJ Program dan Manajer. Rancangan output ini dibuat untuk memenuhi aspek performa, informasi, efisiensi dan servis dari sistem informasi baru. Tindakan evaluasi dan tindak lanjut akan dilaksanakan oleh PJ Program dan Manajer
setelah
tindakan
korektif
telah
diimplementasikan.
Pelaksanaan tindakan korektif, evaluasi dan tindak lanjut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu institusi dalam pelaksanaan SMK3 (Pemerintah RI, 2012). Tindakan korektif merupakan tindakan resolusi atau perbaikan terhadap situasi atau perilaku yang dapat mengarahkan atau mengulangi kejadian kecelakaan, tindakan evaluasi merupakan tindakan untuk mengetahui bahwa tindakan korektif telah dijalankan dengan baik atau belum, dan tindak lanjut merupakan langkah lanjutan oleh pihak manajemen keselamatan kerja untuk mengetahui keefektifan tindakan korektif yang selama ini telah dilaksanakan (Hyatt, 2006). 5) Rancangan output “rangkuman laporan” Rancangan output rangkuman laporan dibuat untuk menampilkan informasi laporan kepada PJ Program dan Manajer yang berisikan rangkuman laporan-laporan dalam rentang waktu tertentu dalam bentuk tabel maupun grafik. Dalam rancangan ini, terdapat fungsi
untuk melakukan penyaringan dan pengurutan terhadap informasi sehingga dapat memudahkan pengguna memilah informasi yang dibutuhkan (Fajar, 2013). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aspek informasi, efisiensi dan servis dari sistem informasi baru (Wetherbe dan Vilatari, 1994). Ringkasan diperlukan untuk tingkat manajemen, terutama tingkat manajemen lebih tinggi, untuk membantu manajer yang memiliki kesibukan luar biasa untuk memahami isi laporan (Sukoco, 2007). Hal tersebut sesuai dengan peran sistem informasi sebagai pendukung operasi dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk strategi yang unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan Marakas, 2010). Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan pada bagian output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek informasi dan servis (Wetherbe dan Vilatari, 1994). 6) Rancangan output “laporanku” Rancangan output pencarian dibuat untuk menampilkan informasi laporan pengguna yang berisikan daftar laporan-laporan hasil input masing-masing pengguna itu sendiri. Rancangan ini dibuat supaya pengguna dapat melihat kembali hasil input yang selama ini mereka lakukan. Daftar data yang telah masuk, merupakan fitur umum yang biasa disediakan oleh sebuah website penyedia informasi (Fajar, 2013).
d. Rancangan Data Rancangan data terdiri dari diagram Entity-Relation Diagram (ERD), Normalisasi, Kamus data dan rancangan database. ERD merupakan sebuah perangkat pemodelan yang menggambarkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data (Mulyanto, 2009). ERD pada sistem informasi baru menggambarkan data-data yang terdapat pada masing-masing entitas sehingga dapat membantu pada saat melakukan perancangan database. Normalisasi database merupakan suatu pendekatan sistematis untuk meminimalkan terjadinya redudansi data pada suatu database, sehingga suatu database dapat bekerja secara optimal (Kusrini, 2007). Normalisasi database terdiri dari 6 tahap, namun normalisasi database pada sistem informasi ini hanya dilakukan sampai pada empat tahap, yaitu tahap tidak normal, tahap 1, tahap 2 dan tahap 3. Karena setelah tahap 3 tidak ada lagi ditemukan adanya anomali-anomali data. Hal tersebut didukung oleh pernyataan bahwa, normalisasi database dapat dilakukan minimal sampai tahap 3 untuk mendapatkan database relasional yang berisi data sesuai kebutuhan, memiliki sedikit redudansi, mengefisiensikan pemutakhiran dan menghindari kehilangan data secara tidak sengaja (Kusrini, 2007). Kamus data merupakan deksripsi terperinci mengenai seluruh elemen data yang terdapat pada Data Flow Diagram (DFD). Selain memberikan deksripsi terperinci tersebut, kamus data memiliki fungsi untuk
menyediakan informasi mengenai beberapa item data yang bersangkutan dan mengurangi kelebihan data (Amsyah, 2005). Rancangan database pada sistem informasi ini menggunakan database berbasis website. Rancangan database berbasis website memiliki keuntungan akses terhadap database yang cepat, familiar dengan pengguna website, menggunakan protokol HTTP yang dapat dijalankan berbagai jenis komputer dan sistem operasi, serta menggunakan bahasa HTML yang memilik tampilan menarik dan mudah dikembangkan (Supriyanto dan Muhsin, 2012). e. Rancangan User Interface Rancangan user interface atau tampilan antar muka, merupakan rancangan yang secara langsung berhubungan dengan pengguna dalam rangka menggunakan sistem informasi berbasis website. Rancangan harus diatur dengan baik supaya pengguna tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem informasi tersebut (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Rancangan ini merupakan suatu hal penting dalam memenuhi aspek servis sebuah sistem informasi. Rancangan sistem informasi menggunakan Bahasa Indonesia sehingga mempermudah pemahaman pekerja yang sebagian besar berbahasa Indonesia. 1) Administrasi Akun Proses pada administrasi akun terdiri dari beberapa halaman, yaitu “halaman utama”, halaman “pendaftar baru”, halaman “info
registrasi”, halaman “verifikasi”, dan halaman “login”. Halamanhalaman merupakan userinterface yang menghubungkan jalannya proses administrasi akun dengan pengguna. Pada halaman utama, halaman terdapat menu-menu yang dapat dipilih oleh pengguna. Seperti menu “tentang kami”, “hubungi kami”, “daftar” dan “login”. Pengaturan main menu tersebut dilakukan untuk mendapatkan posisi pandanga yang nyaman (Oneto dan Sudarman, 2008). Menu, termasuk “login” diletakan disebelah kanan atas, karena tempat tersebut merupakan tempat yang umum untuk sebuah login panel (Oneto dan Sudarman, 2008).Panel menu pada halaman utama, memiliki panel yang berbeda-beda tergantung dari jenis otoritasnya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat aspek kontrol dalam sistem informasi berbasis komputer (Raharjo, 1999). Pada proses administrasi akun, terdapat halaman “login” yang berisikan “username” dan “password”. Pengendalian akses dengan password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi (Wibowo, 2005). Elemen penting dari aspek keamanan yang dapat dipenuhi dari userinterface yang telah dibuat adalah confidentiality, authentication, availability access control dan non-repudiation (Raharjo, 1999).
2) Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja Proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja dilakukan sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat dalam proses ini adalah, halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”, dan halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja. Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, memiliki variabel yang dibuat mirip dengan variabel yang terdapat pada kartu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat tersebut (Beaudry dan Pinsonneault, 2005). Jenis kejadian observasi dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990). Halaman “Hasil input Observasi Keselamatan Kerja” dibuat agar pengguna dapat melihat kembali hasil input pada formulir, sehingga bila ada kesalahan dalam input, data dapat segera diperbaiki saat itu juga (Sakur, 2005). Halaman “Tindak Lanjut” merupakan halaman yang dibuat untuk memudahkan PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut. Tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut merupakan hal yang wajib dilakukan oleh institusi dalam mengelola keselamatan kerja (Pemerintah RI, 2012). Pada formulir tindak lanjut,
terdapat tanggal limit untuk pelaksanakan tindakan korektif, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan tindakan korektif haruslah dilakukan dengan segera (Pemerintah RI, 2012). 3) Pengisian Laporan Nearmiss Sama
halnya
dengan
proses
“Pengisian
hasil
observasi
keselamatan kerja”, Proses “Pengisian Laporan Nearmiss” juga dilakukan sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat dalam proses ini adalah, halaman “Formulir Laporan Nearmiss”, halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”, dan halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss. Variabel pada pengisian “Formulir Laporan Nearmiss” juga disamakan dengan yang terdapat dengan kartu, dengan alasan alasan yang sama, yaitu memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat tersebut (Beaudry dan Pinsonneault, 2005). Namun pada formulir ini, jenis kejadian memiliki kategori yang sangat luas. Untuk saat ini kategori terdapat delapan kategori jenis kejadian “hampir celaka” yang diadopsi dari kategori kecelakaan menurut Bird dan Germain (1990). Halaman “Tindak lanjut” juga dibuat sama seperti pada proses “Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja”. Halaman ini juga hanya bisa dibuka oleh PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan
tugasnya, yaitu menetapkan tindakan korektif serta melakukan tindakan evaluasi dan tindak lanjut dalam mengelola keselamatan kerja (Pemerintah RI, 2012). 4) Pencarian Laporan Userinterface yang terlibat dalam proses ini adalah, halaman “Pencarian Laporan”, halaman “Rangkuman Laporan”, halaman “Laporanku”. User interface “Pencarian Laporan” memiliki fungsi utama untuk memudahkan pengguna untuk mencari data sesuai keperluannya dan tidak membuang waktu untuk mencari data tersebut (Fajar, 2013). Rangkuman laporan terdiri dari laporan berdasarkan waktu, tempat kejadian, pengguna dan status tindak lanjut. Waktu dibagi menjadi harian, bulanan dan tahunan. Waktu harian diperlukan guna tindak lanjut cepat terhadap kejadian kondisi tidak aman dan nearmiss tertentu (Byrd, 2007). Waktu bulanan dan tahunan serta laporan berdasarkan variabel lain merupakan laporan yang dibutuhkan dalam analisis kebutuhan sistem baru. Khusus laporan triwulan, dapat dilihat pada laporan harian pada rentang tiga bulan. Laporanku dapat digunakan oleh pelapor untuk melihat sejauh mana tindak lanjut telah dilakukan dari laporannya. Hal ini dapat memicu pelapor mengetahui apakah laporannya ditindaklanjuti oleh pihak manajemen dan memicu motiviasi pelapor untuk terus ikut berpartisipasi (Gunawan, 2013). Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan
pada bagian output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek informasi dan servis (Wetherbe dan Vilatari, 1994). f. Uji Coba Rancangan Uji coba rancangan dilakukan pada masing-masing proses yang terdapat pada sistem informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website, terdapat uji coba pada Proses Administrasi Akun, Proses Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja, Proses Pengisian Laporan Nearmiss dan Proses Pencarian Laporan. Uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi telah berjalan dengan baik atau tidak (Zen, 2015). Pada uji coba ini aplikasi telah berhasil terlaksana dengan baik sesuai dengan fungsinya.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Aspek performa, informasi, ekonomi dan efisiensi dari sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu masih memiliki banyak masalah. Seperti akurasi data dan informasi yang rendah, performa yang rendah, ekonomi yang berpotensi menimbulkan pemborosan dan efisiensi yang kecil. Untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan kualitas sistem informasi program, diperlukan adanya sistem informasi baru yang dapat memperbaiki masalah tersebut, yaitu dengan sistem informasi berbasis website. Dua aspek dalam sistem informasi lama, yaitu kontrol dan servis sudah berjalan cukup baik, namun masih diperlukan beberapa tambahan untuk memenuhi aspek pada sistem Informasi baru berbasis website. 2. Sistem informasi lama pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss yang masih memiliki banyak masalah akan digantikan oleh sistem informasi baru berbasis website yang dapat mengintegrasikan semua aktivitas dalam sistem. Sistem informasi baru tersebut dibuat guna memenuhi kebutuhan pengguna, terutama pihak manajemen dengan mengurangi kesalahan pada saat masukan, proses dan input. Sistem informasi baru dapat mempercepat pengelolaan data menjadi informasi, mengurangi duplikasi data, memberikan informasi yang termutakhir dan
192
tepat waktu, mengurangi biaya serta waktu operasional, mengamankan data, memaksimalkan sumber daya yang terdapat pada sistem informasi lama dan menyediakan sistem yang mudah diakses dan digunakan. Sistem informasi baru menyediakan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu. 3. Rancangan sistem informasi baru berbasis website ini terdiri dari rancangan input, proses, output, data, user interface dan uji coba rancangan. Terdapat tujuh rancangan baik pada rancangan input maupun output menggunakan aplikasi microsof word. Rancangan proses dibuat dengan diagram alir berupa Data Flow Diagram (DFD), yang terdiri dari diagram konteks, diagram nol dan diagram detail. Terdapat empat subsistem dalam proses ini, yaitu Administrasi Akun, Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja, Pengisian Pelaporan Nearmiss dan Pencarian Laporan. Rancangan data dibuat menggunakan Entity-Relation Diagram (ERD), Normalisasi, Kamus Data dan Database dibuat menggunakan MySQL. Bahasa pemograman yang digunakan pada perancangan user interface dan fungsi program adalah PHP dibantu sebuah kerangka kerja berupa YiiFramework. Terdapat enam fitur pada menu utama dan 14 user interface yang dibuat untuk menghubungkan sistem dengan pengguna. Setelah uji coba, rancangan ini dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan semestinya.
B. Saran 1. Kegiatan pengembangan sistem informasi berbasis website pada penelitian ini hanya dilaksanakan sampai pada tahap perancangan. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, penelitian dapat dilanjutkan sampai pada tahap implementasi sehingga dapat diketahui apakah terdapat perubahan positif pada aspek sistem informasi baru dibandingkan aspek sistem informasi yang lama. Untuk melanjutkan pada tahap implementasi, pada penelitian ini telah dilaksanakan uji coba sederhana mengenai kesesuaian fungsi rancangan sistem informasi melalui skenario pada masing-masing proses, sehingga dapat diketahui apakah perangkat lunak berbasis website berjalan sesuai dengan fungsinya. 2. Proses perancangan website pada penelitian ini, bahasa pemograman yang digunakan hanyalah PHP dengan kerangka kerja YiiFramework. Padahal dalam perancangan sebuah website yang dinamis, banyak unsur-unsur yang bisa dipadukan dengan bahasa pemograman PHP, seperti Javascript, C+++, Perl dan bahasa pemograman lainnya. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat memadukan bahasa pemograman yang lain sehingga fungsi dan tampilan dari website dapat memiliki fungsi dan tampilan yang lebih baik dan variatif. Tampilan dan fungsi yang variatif diharapkan
dapat
membantu
penelitian
selanjutnya
dalam
menyempurnakan hal yang terdapat pada keterbatasan rancangan penelitian ini.
3. Kepada intitusi yang akan menerapkan sistem informasi berbasis website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss, disarankan untuk menguatkan komitmen dan kebijakan program observasi keselamatan dan kehatan kerja untuk mendorong penerapan program. Intitusi juga disarankan untuk memastikan bahwa akses internet dan perangkat yang dibutuhkan bisa didapatkan dan digunakan diseluruh area intitusi untuk memaksimalkan fungsi dari program ini. Melakukan pelatihan terkait penggunaan program dan fungsi ini secara berkala, terutama untuk para pegawai tetap dan kontraktor yang bekerja di lapangan. Pelatihan dapat diisi dengan materi mengenai program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta cara untuk menggunakan aplikasi berbasis website yang telah dirancang. Pelatihan tersebut dapat dibarengi dengan penempelan poster terkait informasi program observasi dan nearmiss, aplikasi berbasis website (URL, cara akses) dan cara penggunaan sebagai penguat (reinforcement) dalam perubahan perilaku karyawan untuk mengimplementasikan program berbasis perilaku ini. Perusahaan dalam menjalankan sistem informasi baru ini disarankan untuk selalu memastikan bahwa program berbasis website selalu dirawat dan diperbaharui serta menyediakan sumber daya manusia khusus yang terdiri dari tim ahli Sistem Informasi, Teknik Informasi dan Keselamatan Kerja untuk menangani program ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adobe. 2015a. Product Description "Dreamweaver" [Online]. Tersedia di: http://www.adobe.com/sea/products/dreamweaver.html [Diakses pada 4 Oktober 2015]. Adobe. 2015b. Product Description "Photoshop" [Online]. Tersedia di: http://www.photoshop.com/products/photoshop [Diakses pada 4 Oktober 2015]. Alfiah, S. 2012. PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI AREA LAHEDONG TAHUN 2012. Skripsi, Universitas Indonesia. Alter, S. 1992. Information System : A Management Perspevtive, The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc. Amsyah, Z. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Andriani, W. 2010. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kab. Pesisir Selatan). Jurnal Akutansi & Manajemen, 5. Beaudry, A. & Pinsonneault, A. 2005. Understanding User Responses to Information Technology: A Coping Model of User Adaptation. MISQ, 29, pp. 493-524. Bird, F. E. & Germain, G. L. 1990. Practical Lost Control Leadership, Georgia, Institute Publishing. Boehm, B. W. 1988. A Spiral Model of Software Development and Enhancement. Brinkmann, M. 2012. Web Browser System Requirements Overview [Online]. Tersedia di: http://www.ghacks.net/2012/05/21/web-browser-system-requirements-overview/ [Diakses pada 5 Oktober 2015]. Byrd, H. 2007. A Comparison of Three Well Known Behavior Based Safety Programs: DuPont STOP Program, Safety Performance Solutions and Behavioral Science Technology. Rochester Institute of Technology. Chan, M. L., Holznagel, F. & Krantz, M. 2010. 20 Thins I Learned About Browsers and the Web. In: Chan, M. L., Holznagel, F. & Krantz, M. (eds.). www.20thingsilearned.com: Google Chrome Team. Cooper, D. 1998. Integrating Management Information System. Improving Safety Culture : A Practical Guide. John Wiley & Sons Ltd. Dwiartara, L. 2011. Menyelam & Menaklukan Samudra PHP. ilmy website. Emerson, K. 2013. Beginning Windows 8 and Microsoft Office 2013. In: Emerson, C. & Urban, S. (eds.). Kansas: Compare Computer L.L.C. ESSII TECH. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Program Desktop dan Web Based [Online]. Tersedia di: http://essiitech.com/portfolio/kelebihan-dan-kekurangan-program-desktopdan-web-based [Diakses pada 31 Maret 2015].
196
Fabiano, B. & Currò, F. 2012. From a survey on accidents in the downstream oil industry to the development of a detailed near-miss reporting system. Process Safety and Environmental Protection, 90, 357-367. Fajar, R. 2013. Fitur Umum Sebuah CRUD yang Wajib Dikuasai Pemula [Online]. Tersedia di: https://www.codepolitan.com/fitur-umum-sebuah-crud-yang-wajib-dikuasai-pemula/ [Diakses pada 11 Mei 2016]. Fatta, H. A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. In: Triyuliana, A. H. (ed.). Yogyakarta: Penerbit ANDI. Friend, M. A. & Kohn, J. P. 2007. Fundamentals of Occupational Safety and Health. Fourth ed. United Kingdom: Government Institute. Gnoni, M. G., Andriulo, S., Maggio, G. & Nardone, P. 2013. ‘‘Lean occupational’’ safety: An application for a Near-miss Management System design. Safety Science, 53, 96-104. Gnoni, M. G. & Lettera, G. 2012. Near-miss management systems: A methodological comparison Journal of Loss Prevention in the Process Industries, xxx, 1-8. Gunawan, F. A. 2013. Safety Leadership Kepemimpinan Keselamatan Kerja, Jakarta, Dian Rakyat. Hamid, Sanusi. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan, Yogyakarta, Deepublish. Heni, Y. 2011. Improving Our Safety Culture, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Hill, R. H., Pastor, F. A., Cagle, D. W. & Carlin, G. B. 2015. Management Safety Observations—A tool to maintain a strong safety culture. JCHAS, 785, 1-5. Hyatt, N. 2006. Incident Investigation and Accident Prevention in the Process and Allied Industries. 1 ed. Amerika: CRC Press. IAPA 2007. Glosary of Occupational Health and Safety Terms. Ilmu Website. 2016. Belajar PHP Redirect Halaman [Online]. Tersedia di: http://www.ilmuwebsite.com/redirect-halaman [Diakses pada 7 Mei 2016]. Indrajit, Richardus Eko. 1999. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta, STMIK Perbanas Renaissance Center. Internet Live Stats. 2015a. Indonesia Internet Users [Online]. Tersedia di: http://www.internetlivestats.com/internet-users/indonesia/ [Diakses pada 31 Maret 2015]. Internet Live Stats. 2015b. Internet users in the world [Online]. Tersedia di: http://www.internetlivestats.com/internet-users/#trend [Diakses pada 31 Maret 2015]. Jones, S., Kirchsteiger, C. & Bjerke, W. 1999. The importance of near miss reporting to further improve safety performance. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 12, 59-67. Kaswandani, N. & Sastroasmoro, S. 2014. Penelitian Kualitatif. In: Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (eds.) Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5 ed. Jakarta: Sagung Seto.
Kementrian Tenaga Kerja RI. 1998. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. Krause, T. R. 1997. The Behavior-Based Safety Process: Managing Involvement for an InjuryFree Culture, United State of America, John Wiley & Sons. Kulkarni, A., John, J. S., Thampi, Y. J., Udaykumar, S., Prasad, G. & Halarnkar, V. 2009. Web Browsers. National Institute of Technology Karnataka Surakhtal. Kusrini 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. In: Triyuliana, A. H. (ed.). Yogyakarta: CV. Andi Offset. Laudon, K. & Laudon, J. 2006. Managing the Digital Firm. In: 9th (ed.) Management Information Systems. Prentice Hall. Laudon, K. C. & Laudon, J. P. 2012. Management Information Systems: Managing The Digital Firm. In: Swendsen, E. (ed.) 12th ed. New Jershey: Pearson Prentice Hall. Luria, G. & Morag, I. 2011. Safety management by walking around (SMBWA): A safety intervention program based on both peer and manager participation. Accident Analysis and Prevention, 45, 248-257. Maheshwari, S. & Jain, D. C. 2012. A Comparative Analysis of Different types of Models in Software Development Life Cycle. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, 2, 285-290. Marakas, G. M. 2006. System Analysis Design : An Active Approach, New York, McGrawHill/Irwin. McLeod, R. 1996. Sistem Informasi Manajemen Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Prenhallindo. Mulyanto, A. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Nasional Safety Coucil. 2013. Near Miss Reporting Systems. Tersedia di: http://www.nsc.org/WorkplaceTrainingDocuments/Near-Miss-Reporting-Systems.pdf [Diakses pada 13 April 2015]. National Association of Safety Professionals. 2014. Safety Principles: Eight Principles of a Safe Workplace [Online]. Tersedia di: http://www.naspweb.com/safetyprinciples.php [Diakses pada 30 Maret 2015]. National Safety Council 2001. Accident Prevention Manual for Business & Industry : Administration & Programs, United States of America, National Safety Council. Nugroho, Y. P. 2012. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS : PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG). S2, Universitas Diponegoro. Budiani, Ninuk. 2000. Data Flor Diagram : Sebagai Alat Bantu Desain Sistem. Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Departemen Keuangan. O'Brien, J. A. & Marakas, G. M. 2010. Introduction to Information Systems, New York, McGraw-Hill Irwin. OHSAS 18001 2007. OHSAS 18001:2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Persyaratan.
Oneto, E. & Sudarman 2008. Joomla : Cara Cepat & Mudah Membuat Website MediaKita Pearlman, L. 2013. Safety Observation Programs: How to Drive Insight from Observations [Online]. Tersedia di: http://ehsjournal.org/http:/ehsjournal.org/laurencepearlman/safety-observation-programs-how-to-drive-insight-from-observations/2013/ [Diakses pada 30 Maret 2015]. Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT PGE Ulubelu 2014. Laporan K3 Tahun PT PGE Area Ulubelu. PT PGE Ulubelu. PT PGE Ulubelu 2014. Pemantauan Lingkungan Area Geothermal Ulubelu - Lampung Triwulan IV (Oktober - Desember 2014). Ulubelu: PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu. Putranto, B. P. 2010. Lindungi Data Penting Anda dengan Software Nan Ampuh. Jakarta: Elex Media Komputindo. Putri, T. L. K., Santoso, P. B. & Choiri, M. 2014. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Health & Safety Environment Dengan Menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Makro VBA (Studi Kasus: PT. Beierdofr Indonesia Malang). Raharjo, B. 1999. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Bandung: PT. Insan Komunikasi/Infonesia. Rainer, R. K. & Cegielski, C. G. 2010. Introduction to Information System, New Jersey, Wiley Plus. Rainer, R. K. & Turban, E. 2008. Introduction to Information Systems. Reese, C. D. & Eidson, J. V. 2006. Handbook of OSHA Construction Safety and Health, Florida, Taylor & Francis Group. Royce, W. W. 1970. Managing The Development Of Large Software Systems. Proceedings IEEE WESCON, 1-9. Sakur, S. B. 2005. Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi. Setiawan, F. A. 2012. Pemograman Internet, Yogyakarta, Graha Ilmu. Sidik, B. 2012. Pemograman Web PHP, Bandung, Penerbit Informatika. Simarmata, J. 2010. Rekayasa Web, Yogyakarta, Penerbit ANDI. Solichin, A. 2009. Pemrograman Web dengan PHP dan MySQL. Universitas Budi Luhur. Stair, R. & Reynolds, G. 2010. Principles of Information Systems. Boston: Course Technology. Startup Nation 2007. 11 Steps to create successful Web Site. StartupNation. Sugiyono 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta. Sukoco, B. M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Jakarta, Erlangga. Supriyanto, W. & Muhsin, A. 2012. Teknologi Informasi Perpustakaan. Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Taha, H. A. 2007. Operations Research: An Introduction. In: Stark, H. (ed.) 8th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Vie Jr., D. S. L. 2000. Understanding Data Flow Diagram, Texas, Integrated Concept, Inc. Wetherbe, J. C. & Vitalari, N. P. 1994. Systems Analysis and Design: Best Practices. West Publishing Company. Wibowo, S. A. 2005. Evaluasi Sistem Administrasi Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Metode Analisis PIECES Framework (Studi Kasus pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang). S-1, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Wimatra, A., Simanullang, P., Sunardi & Saputro, R. 2008. Dasar-dasar komputer: Guidance for Cadets. Medan: Akademik Teknik Keselamatan Penerbangan Medan. Yates, W. D. 2015. SAFETY PROFESSIONAL’S REFERENCE & STUDY GUIDE, Florida, Taylor & Francis Group. Yii Software LLC. 2015. Yii Framework Description [Online]. Tersedia di: http://www.yiiframework.com/ [Diakses pada 5 Oktober 2015].
Zen, Setia P. 2015. Sistem Informasi Sekolah. Tangerang Selatan, Pustaka Alvabet.
LAMPIRAN
201
Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Yth. Calon Informan Penelitian Di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Lampung
Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: nama : Ahmad Afif Mauludi NIM
: 1111101000051
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Rancangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir/Skripsi. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan dan kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga, serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut atau tidak tanpa ada paksaan apapun. Apabila anda memahami dan menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi informan dan bersedia untuk diwawancarai lebih lanjut. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i menjadi informan saya ucapkan terima kasih. Peneliti, Ahmad Afif Mauludi
xxii
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi informan penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Afif Mauludi, dengan judul “Rancangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Demikian secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Ulubelu,
xxiii
201
Lampiran 3: Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA Investigasi dan Analisis Sistem
Judul penelitian “Rancangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015”
No. Informan
:
Tanggal wawancara : Pewawancara
:
A. Identitas Informan Inisial Informan Jabatan Informan
: :
B. Pendahuluan 1. Memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian, serta menjelaskan bahwa kerahasiaan informasi terjamin 3. meminta kesediaan calon informan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi informan 4. melakukan kontrak wawancara, menawarkan durasi wawancara 15-30 menit
xxiv
C. Pertanyaan Wawancara Setelah calon wawancara menandatangi lembar persetujuan menjadi informan, calon informan resmi menjadi informan dan selanjutnya akan diwawancarai oleh peneliti dengan merekam isi pembicaraan. Pengawas HSSE No.
Pertanyaan Investigasi Sistem
Performa 1. Bagaimana menurut anda sistem yang terdapat pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang berjalan saat ini? (probing: kekuatan dan kelemahan, waktu) Informasi 2. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang dihasilkan dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing: kebutuhan perusahaan dan personal) Ekonomi 3. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan program program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? Berapa anggaran dana yang disediakan? Kontrol 4. Bagaimana menurut anda kontrol yang ada pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang ada pada saat ini? (probing: keamanan data, data hilang) Efisiensi 5. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan sistem dari program observasi
xxv
Jawaban
Pengawas HSSE No.
Pertanyaan
Jawaban
keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding dengan hasil yang didapat? Servis 6. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh pengguna saat diterapkan dilapangan? (probing: penerapan mudah/sulit oleh pengguna) Analisis Sistem 1. Bagaimanakah alur sistem informasi pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing: input, output, user interface, alur proses dan pengolahan data) 2. Bagaimana menurut anda dengan adanya sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? 3. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website yang anda butuhkan?
Petugas Lapangan HSSE No.
Pertanyaan Investigasi Sistem
Performa 1. Bagaimana menurut anda sistem yang terdapat pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang berjalan saat ini? (probing: kekuatan dan kelemahan, waktu) Informasi 2. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang dihasilkan dari program observasi keselamatan dan
xxvi
Jawaban
Petugas Lapangan HSSE No.
Pertanyaan pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing: kebutuhan perusahaan dan personal)
Kontrol 5. Bagaimana menurut anda kontrol yang ada pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang ada pada saat ini? (probing: keamanan data, data hilang) Efisiensi 6. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan sistem dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding dengan hasil yang didapat? Servis 7. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh pengguna saat diterapkan dilapangan? (probing: penerapan mudah/sulit oleh pengguna) Analisis Sistem 1. Bagaimanakah alur sistem informasi pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing: input, output, user interface, alur proses dan pengolahan data) 2. Bagaimana menurut anda dengan adanya sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? 3. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website yang anda butuhkan?
xxvii
Jawaban
Manajer fungsi HSSE No.
Pertanyaan
Jawaban
Investigasi Sistem Informasi 1. Bagaimana menurut anda informasi dan data yang dihasilkan dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini? (probing: kebutuhan
perusahaan,
pekerjaan
personal,
pengambilan keputusan) Ekonomi 2. Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan program program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? Berapa anggaran dana yang disediakan? Kontrol 3. Bagaimanakah kontrol yang dilakukan oleh anda sebagai pihak manajemen dalam program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang telah berjalan pada saat ini? Efisiensi 4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan sistem dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding dengan hasil yang didapat? Analisis Sistem 1. Bagaimana menurut anda dengan adanya pengembangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss?
xxviii
Manajer fungsi HSSE No.
Pertanyaan
Jawaban
2. Bagaimanakah sistem informasi berbasis website yang anda butuhkan, terutama sebagai pihak manajemen dan pengambil keputusan?
Staff fungsi lain No.
Pertanyaan
Jawaban
Investigasi Sistem Efisiensi 1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan sistem dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding dengan hasil yang didapat? Servis 2. Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh pengguna saat diterapkan dilapangan?
(probing:
penerapan mudah/sulit oleh pengguna) Analisis Sistem 1. Bagaimanakah menurut anda mengenai pelaksanaan program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? 2. Bagaimana
menurut
anda
dengan
adanya
pengembangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? 3. Kebutuhan seperti apakah yang anda inginkan dari pengembangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss?
xxix
Lampiran 4: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI
Pedoman ini merupakan pedoman untuk melakukan observasi dalam rangka melakukan penelitian “Pengembangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015” Cara melakukan observasi: 1. Membuat daftar informasi yang akan dilakukan observasi 2. Menentukan tempat observasi 3. Bila memungkinkan observasi akan disertai dengan foto atau rekaman dalam bentuk lain 4. Daftar observasi dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan temuan yang terdapat di lapangan, informasi dan tempat akan langsung di tambah pada tabel observasi di bawah daftar informasi yang telah dibuat sebelumnya 5. Hasil observasi dicatat dan rangkumannya akan dimasukan ke dalam tabel observasi Tabel Observasi No.
Informasi
1. Ketersediaan perangkat keras penunjang perangkat lunak
Tempat Seluruh fungsi PT. PGE Area Ulubelu
berbasis website 2. Ketersediaan Internet
Seluruh fungsi PT. PGE Area Ulubelu
3. Ketersediaan Web Browser
Seluruh fungsi PT. PGE Area Ulubelu
4. Pelaksanaan program observasi dan pelaporan nearmiss dengan
Seluruh fungsi PT. PGE Area Ulubelu
sistem manual 5. Pengelolaan data program
Fungsi HSE
observasi keselamatan dan
xxx
Catatan
No.
Informasi
Tempat
pelaporan nearmiss dengan sistem manual 6. Waktu yang diperlukan dalam
Fungsi HSE
mendapatkan informasi pada program observasi dan pelaporan nearmiss
xxxi
Catatan
Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen PEDOMAN TELAAH DOKUMEN
Berikut merupakan pedoman telaah dokumen untuk penelitian Pengembangan Sistem Informasi berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Tahun 2015” Cara melakukan telaah dokumen 1. Membuat daftar dokumen yang diperlukan untuk informasi 2. Meminta dokumen yang memiliki informasi sesuai dengan dokumen yang dibutuhkan kepada instansi 3. Bila informasi sudah didapatkan maka peneliti melakukan check pada tabel daftar dokumen 4. Dokumen yang berisi informasi tersebut ditulis nomor dokumen dan judul dokumennya, jumlah dokumen pada satu informasi dapat lebih dari satu, sesuai dengan kecukupan informasi yang diperlukan. 5. Dokumen dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan temuan yang terdapat di lapangan, informasi dan tempat akan langsung di tambah pada tabel daftar dokumen di bawah daftar informasi yang telah dibuat sebelumnya 6. Hasil telaah dokumen dicatat dan rangkumannya di tulis pada bagian catatan tabel daftar dokumen Tabel Daftar Dokumen No
Dokumen yang Dibutuhkan
Checklist
1 Daftar Program K3 2 Pedoman Program Observasi Keselamatan Kerja 3 Pedoman Program Pelaporan Nearmiss 4 Dokumen Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja
xxxii
Nomor
Judul
Dokumen
Dokumen
Catatan
No
Dokumen yang Dibutuhkan
Checklist
5 Dokumen Formulir Program Pelaporan Nearmiss 6 Hasil pengolahan data Program Observasi Keselamatan Kerja 7 Hasil pengolahan data Program Pelaporan Nearmiss 8 Anggaran Dana Program K3 9 Pedoman Pengendalian Dokumen Profil Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan
xxxiii
Nomor
Judul
Dokumen
Dokumen
Catatan
Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss KARTU OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS PT. PGE Area Ulubelu
Kartu Observasi Keselamatan Kerja
Kartu Pelaporan Nearmiss
xxxiv
Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian
xxxv
Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara
MATRIKS HASIL WAWANCARA
No Pertanyaan 1 Bagaimana menurut anda sistem yang terdapat pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang berjalan saat ini?
F “saat ini sistem sudah ada dan berjalan, namun masih belum berjalan dengan baik, data-data belum dapat lengkap kami peroleh. Perolehan informasi masih lambat karena kesibukan masingmasing personil juga”
KU “sistem yang ada pada saat ini, kita masih pada tahap menumbuhkan kesadaran pekerja akan nearmiss, unsafe act dan unsafe condition.. dengan melaporkannya ke kami.. sistemnya sudah baik namun pelaksanaannya belum dapat mendukung kita untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.”
xxxvi
D “bagus, tapi masih banyak yang tidak mau melakukan karena malas mengisi, atau ada kejadian diabaikan saja, itu salah satu kekurangannya.. Untuk mengolahnya saya tidak terlalu mengerti, itu coba tanyakan ke pengawas yang dikantor.”
MR “sistem masih perlu perbaikan. Masih banyak yang mengabaikan, padahal sudah ada hadiah dan sebagainya, serta sosialisasi.. tapi di lapangan masih belum banyak yang tertarik untuk melaporkan nearmiss, perilaku ataupun kondisi tidak aman itu..”
No Pertanyaan 2 Bagaimana menurut anda informasi dan data yang dihasilkan dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini?
No Pertanyaan 3 Bagaimana anggaran dana untuk melaksanakan program program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss? Berapa anggaran dana yang disediakan?
F “data belum lengkap, sedikit yang dapat kami tindak lanjuti menjadi sebuah informasi, terkadang dari lapangan juga banyak yang tidak terlaporkan atau tercatat.”
KU “informasi yang kami gunakan masih sebatas kuantitas, misalnya berapa banyak kejadian nearmiss, perilaku tidak aman atau kondisi tidak aman pada waktu dan tempat tertentu. Biasanya di laporan bulanan, triwulan atau tahunan.”
F “anggaran untuk program ini, mungkin untuk pembuatan kartu. Estimasinya sebesar 2 juta untuk 1000 kartu, dapat dilihat di ABO di 3 bulan lalu. ABO itu Anggaran Biaya Operasional. Minta mas A**** untuk di tracking.”
D “saya kurang begitu ngerti mas, tapi kayaknya dari yang saya lihat dilapangan..belum begitu banyak yang berubah karena program tersebut. Tapi sudah lebih baik dari pertama kali saya kerja disini..”
KU WS “bisa dilihat di ABO, “Lihat di ABO.” coba tanya mas A****”
xxxvii
MR -
WS “informasi belum cukup, butuh banyak waktu yang digunakan untuk mengurusi program tersebut untuk mendapatkan informasi, terutama lewat investigasi kejadian dan tindak lanjut.”
No Pertanyaan 4 Bagaimana menurut anda kontrol yang ada pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss yang ada pada saat ini?
F “kemanan baik. data-data yang ada selalu masuk ke kami, walau belum semua masuk dokumen atau ditindaklanjuti. tapi kami simpan di laci dan dikunci. Hanya yang berkepentingan yang dapat melihat”
No Pertanyaan 5 Bagaimanakah upaya yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan sistem dari program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss, dibanding dengan hasil yang didapat?
F “..kami telah menyusun sistemnya, membuat dokumen prosedur, mensosialisasikan, menyediakan sumber daya, namun dalam pelaksanaannya belum dapat kami terapkan dengan baik, karena data kurang memadai dan memerlukan waktu yang banyak untuk verifikasi dan sebagainya..
KU “data-data baik yang sudah diolah maupun belum ada di penanggung jawab program.”
KU “usaha banyak tapi, ya hasil belum maksimal, karena tadi, kami disini masih pada tahap menumbukan awareness atau kesadaran pekerja. Tidak hanya kecelakaan saja, tapi juga nearmiss, unsafe act dan unsafe condition. Setiap safety talk kami selalu mengingatkan untuk para pekerja dan pekarya untuk melaporkan kalau ada kejadian, sudah pakai hadiah, tapi ya masih sedikit data yang kami dapatkan..” xxxviii
D “Semua datadata dilaporkan dan dikumpulkan pada pengawas HSSE..”
MR -
D “sudah sering itu diumumkan pas ada safety talk.. tiap bulan, tapi belum banyak yang melaksanakan, ya.. karena jauh juga, kalau dilapangan.. mau lapor, lagi kerja, terus pulang, besok mau lapor sudah lupa akhirnya ga lapor lapor.”
WS “saya ikut dalam pelaksanaan program, ikut mengawasi, ikut melaporkan dan menjadikan hasil temuan sebagai dokumen dalam program observasi rutin.”
MR “sudah sering disosialisasikan kepada semuanya.... Kadang dilapangan susah juga, kalau harus ambil kartu dulu.”
WS “hasil belum maksimal, karena informasi yang didapat belum memenuhi aspek yang diperlukan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan safety.”
DYS “sudah sering ada sosialisasi itu dari HSSE tiap bulan, tapi paling yang lapor itu itu aja terus.”
BAP “sudah banyak yang dilakukan, terutama oleh HSSE dan kami pengawas, tapi keadaan di lapangan seringkali terlalu banyak pekerjaan, sehingga lupa.”
EW “hasilnya pasti positif kalau berjalan dengan baik, namun sekarang masih banyak yang tidak menggunakan.”
No Pertanyaan 6 Bagaimana menurut anda penggunaan sistem oleh pengguna saat diterapkan dilapangan?
F “menurut saya cukup sederhana, ambil kartu di kami atau dulu di kotak nearmiss, lalu isi sesuai dengan kategori dan kejadiannya, lalu kembalikan lagi ke kami kartunya, sehingga dapat kami tindak lanjuti.”
MZ “usahanya banyak, sampai memberikan hadiah, itu seperti snack-snack dan voucher untk belanja, lumayan.. tapi banyak yang belum tertarik, saya juga belum pernah ikut.. karena rasanya belum pernah lihat kejadian”
KU “mudah kok, ambil kartu di sini, atau personil HSSE lain, seperti form mini contreng sesuai dengan kategori, lalu kembalikan lagi ke kami. Kadang juga kami langsung tanyai.. bila perlu.”
xxxix
DPZ “banyak, segala macam imingiming hadiah, penghargaan apalah itu.. tapi belum banyak yang laksanain.”
D “cukup gampang alurnya, ambil kartu di pengawas HSSE, isi sesuai kejadian, lalu balikin lagi. Tapi kadang banyak yang abaikan dan kalau sudah di lapangan tidak sempat balik lagi.”
NE “sosialisasi tiap acara bulanan dari HSSE, hasilnya untuk lebih jaga keselamatan.”
MR “cukup mudah, tapi kadang merepotkan kalau sedang dilapangan, harus kembali dulu ke kantor, keburu lupa atau capek seusai kerja.”
DYS “bagi admin mungkin cukup mudah karena lokasinya di kantor, tapi jarang ada kejadian sih.. bagi pekerja lapangan mungkin banyak ya tapi untuk melaporkan mungkin sudah lelah ya..”
No 7
Pertanyaan Bagaimanakah alur sistem informasi pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss pada saat ini?
BAP “cukup mudah dimengerti oleh kalangan pekerja, namun waktu untuk mengisinya saja yang seringkali tidak sempat.”
EW “dilapangan area kantor mudah, tapi kadang yang kerjanya jauh-jauh di cluster mungkin susah, balik sudah sore.”
F “alurnya dapat dilihat pada TKO tentang pelaporan nearmiss, secara mudahnya, kartu tersebut diambil ke saya, atau staff HSSE lain, lalu diisi dan dikembalikan lagi.”
MZ “belum tahu karena belum pernah coba, tapi dari penjelasan cukup sedehana.. dari formatnya di pelaporan nearmiss.. mungkin orang-orang malas untuk menjabarkan kembali kejadian, kalau misal lebih mudah seperti hanya contreng-contreng checklist saja seperti program observasi mungkin lebih mudah.”
KU “dulu menggunakan kotak, namun sekarang tidak lagi karena kurang efektif, sehingga alur menggunakan kotak kami ganti langsung mengambil kartu ke kami.”
xl
D “Ambil kartu di pengawas HSSE, isi sesuai kejadian dan kembalikan lagi ke mereka.”
MR -
DPZ “tidak setiap orang ingat bawa kartu ketika ke lapangan, atau sudah bawa ternyata tidak ada kejadian, jadi siasia.”
WS -
NE -
DYS “Pas ada kejadian atau setelahnya, secepatnya lapor dan ambil kartu di fungsi HSSE de.. kita isi sesuai kejadiannya, lalu kembalikan lagi.”
BAP -
EW “kalau lihat ada kejadian nearmiss, kondisi tidak aman atau perilaku tidak aman.. bisa ambil kartu di fungsi HSSE.. nanti di kartu ada nearmiss dan observasi, isi data diri sesuai form, lalu isi sesuai kejadiannya.. setelah semua lengkap kembalikan lagi ke fungsi HSSE. Kadang yang lapor langsung di panggil atau ditanyai kejadian supaya lebih jelas.”
No Pertanyaan 8 Bagaimana menurut anda dengan adanya sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss?
F “bagus, apalagi dapat membantu program ini supaya dapat berjalan lebih baik. Tapi jangan terlalu merumitkan, lebih baik adopsi dari sistem yang sudah ada, lalu transformasikan.”
KU “menurut saya bagus, tapi.. coba di check dulu, takutnya disini banyak yang tidak mengerti cara menggunakan website atau smartphone.. tapi bila memungkinkan dan membuat sistem berjalan lebih baik silahkan lanjutkan.”
xli
MZ “isi kejadian di kartu.. kartunya ambil di HSSE, lalu balikin lagi”
D “bagus... semoga bisa lebih mudah”
DPZ -
MR “menurut saya menarik dan bagus juga untuk dikembangkan, mungkin dengan sistem itu akan lebih banyak yang menggunaan..”
NE -
WS “bagus itu, nanti bisa diterapkan ya dsini”
DYS “ide yang bagus, karena sekarang orang-orang mulai banyak kenal website..”
BAP “patut untuk dicoba, karena moderenisasi penting untuk kemajuan.”
EW “menurut saya baik.. karena memanfaatkan teknologi terkini.”
No Pertanyaan 9 Bagaimanakah sistem informasi berbasis website yang anda butuhkan?
F “sistemnya dapat ditransformasikan dari sistem yang sudah ada baik dari input dan hasilnya disesuaikan sehingga tidak perlu banyak-banyak mempelajari lagi.. dokumendokumen kami yang ada dipelajari untuk membangun website itu...”
MZ DPZ “bagus, sistem dengan komputerisasi “keren itu jon.. biasanya dapat memudahkan berjalannya bisa dibuka di suatu sistem.. terutama kecepatan. Disini smartphone ya?” juga sudah ada jaringan internet dengan 1 MB/User sehingga sangat memungkinkan untuk akses website baik melalui laptop, komputer atau smartphone”
KU “sistemnya kalau bisa dimiripkan dengan sistem yang lama, maksudnya dari formnya itu sampai laporan. Nanti juga selain sebagai tempat input dan database, saya harapkan bisa juga sebagai reminder... Nanti setelah diisi, masuk ke kita dulu untuk bisa di tetapkan statusnya dan siapa penanggung jawab.. atau disini disebut person in charge, untuk tindak lanjut. Setelah itu nanti selalu ada remindernya apakah kasuss udah close atau masih open seperti pada dokumen laporan yang sudah ada.. itu yang penting.” xlii
D “yang lebih memudahkan kita.. dan jangan terlalu sulit, apalagi untuk yang sudah tua..”
MR “buat yang menurut anda lebih memudahkan kami saja, terutama untuk pengisian..”
NE -
WS “sistem yang terintegrasi, sehingga informasi, tepat, mudah dan cepat untuk didapatkan.”
DYS “yang mudah untuk digunakan tentunya ya..”
BAP -
EW “Tidak terlalu rumit aja, dan menarik tampilannya..”
MZ “sistemnya yang mudah saja, tidak terlalu rumit tapi mengena gitu.. nanti dibuat saja panduannya.”
xliii
DPZ -
NE -
Lampiran 9: Hasil Observasi
HASIL OBSERVASI DI PT. PGE Area Ulubelu No.
Informasi
1. Ketersediaan perangkat keras penunjang perangkat lunak
Tempat
Catatan
Seluruh fungsi PT.
Komputer: SUDAH
PGE Area Ulubelu
Laptop: HP Elitebook
berbasis website 2. Ketersediaan sumber daya
Smartphone: Iphone 5, Lenovo Fungsi ICT
manusia 2. Ketersediaan Internet
Terdapat personil dengan kemampuan pengelolaan website
Seluruh fungsi PT.
Ada, Spesifikasi: Mampu
PGE Area Ulubelu
mencapai kecepatan 10 Mbps, namun internet fasilitas kantor di batasi sebanyak 1 (satu) Mbps untuk setiap pengguna
3. Ketersediaan Web Browser
Seluruh fungsi PT.
Komp:IE,Firefox
PGE Area Ulubelu
Laptop: IE, Firefox, GC
4. Pelaksanaan program observasi
Seluruh fungsi PT.
dan pelaporan nearmiss dengan
PGE Area Ulubelu
sistem manual
1. Tersedia box, tapi sekarang tidak digunakan, kartu minta di HSSE dan dikembalikan langsung ke HSSE 2. Belum berjalan dengan baik, pekerja terlihat masih banyak yang mengabaikan kejadian kondisi dan perilaku tidak aman. 3. Personil HSE sibuk dengan tugas lain, seperti persiapan sertifikasi, dll
5. Pengelolaan data program
Fungsi HSE
1. Output hanya kuantitas -
observasi keselamatan dan
Sementara baru berupa laporan
pelaporan nearmiss dengan
bulanan (hanya nearmiss,
sistem manual
sedangkan unsafe act dan
xliv
No.
Informasi
Tempat
Catatan condition tidak ada laporan kuantitas) 2. Laporan masuk pada program SWAT/Observasi lain bulanan (unsafe act dan condition) 3. Hasil disimpan dalam ordner (bentuk fisik) atau folder (bentuk elektrik) 4. Laporan biasanya terdiri dari laporan bulanan, triwulan dan tahunan.
6. Waktu yang diperlukan dalam
Fungsi HSE
1. Laporan dikerjakan secara
mendapatkan informasi pada
manual dan terpisah-pisah,
program observasi dan pelaporan
membutuhkan waktu untuk
nearmiss
menginput kembali ke komputer dan melakukan pengolahan 2. Waktu bervariasi tergantung dari kesibukan personil yang bertanggung jawab. (1 hari – 1bulan)
xlv
Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen
HASIL TELAAH DOKUMEN Dokumen yang Dibutuhkan 1 Daftar Program K3
No
Nomor Dokumen
Checklist V
-
Judul Dokumen Daftar Induk Dokumen PGE Area Ulubelu
2 Pedoman Program Observasi Keselamatan Kerja
V
NO. B015/PGE2541/2015-SO
3 Pedoman Program Pelaporan Nearmiss
V
NO. B015/PGE2541/2015-SO
4 Dokumen Formulir Program Observasi Keselamatan Kerja
V
-
5 Dokumen Formulir Program Pelaporan Nearmiss
V
-
Kartu Nearmiss”
6 Hasil pengolahan data Program Observasi Keselamatan Kerja 7 Hasil pengolahan data Program
V
-
Safety Walk & Talk Findings
V
-
Investigasi Pelaporan Nearmiss
xlvi
Pelaporan Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman Pelaporan Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman Kartu Observasi Keselamatan Kerja
Catatan Ditemukan TKO tentang program observasi pelaporan nearmiss, yaitu B002/PGE666/2013-S0, C002/PGE666/2013-S0, B002/PGE666-3/2014-S1 dan NO. B-015/PGE254-1/2015SO
Terdapat pada lampiran dokumen “Pelaporan Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman” Terdapat pada lampiran dokumen “Pelaporan Nearmisss, Kondisi Tidak Aman Dan Tindakan Tidak Aman” Salah satu bentuk pelaporan observasi keselamatna kerja rutin Salah satu bentuk pelaporan nearmiss
Dokumen yang Dibutuhkan Pelaporan Nearmiss 8 Anggaran Dana Program K3 9 Pedoman Pengendalian Dokumen 10 Profil Perusahaan
No
11 Struktur Organisasi
Nomor Dokumen
Judul Dokumen
V
-
V
V
B005/PGE260/ 2013-S1 -
Anggaran Biaya Operasi Pengendalian Dokumen
V
-
Checklist
xlvii
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan (DKPL) PT. PGE UBL Organisasi dan Proses Bisnis PT. PGE UBL
Catatan
Biaya Rp. 2.000.000 @1000 pcs kartu nearmiss
Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama
Perangkat Keras
Nearmiss Box
Komputer
Kartu Nearmiss dan Observasi Keselamatan Kerja Perangkat Lunak
Microsoft Excel
xlviii
Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru
Perangkat Keras
Komputer
Laptop
Perangkat Lunak
Web Browser
xlix
Smartphone
Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Models Bahasa Pemograman Model pada ‘Biodata’ 20], [['password', 'fungsi_pengguna'], 'string', 'max' => 15], [['nama_pengguna', 'email_pengguna', 'no_hp_pengguna'], 'string', 'max' => 30] ]; } /** * @inheritdoc */ public function attributeLabels() {
l
return [ 'id' => 'Nomor Akun', 'username' => 'Nama Akun', 'password' => 'Password', 'nama_pengguna' => 'Nama Lengkap', 'fungsi_pengguna' => 'Fungsi', 'email_pengguna' => 'E-mail', 'no_hp_pengguna' => 'Nomor Handphone', 'hak_akses' => 'Hak Akses', ]; } public static function findHakAkses($id) { $hak_akses = Biodata::find()->select('hak_akses') -> where(['id'=>$id]); if(count($hak_akses)){ return new static($hak_akses); } return null; } public function getHA() { $data = Biodata::find() ->select(['hak_akses']) ->where(['id'=>yii::$app->user->identity->id])->one(); return $data['hak_akses']; } }
Controllers Bahasa Pemograman Controller pada ‘Formulir Nearmiss’
li
'verbs' => [ 'class' => VerbFilter::className(), 'actions' => [ 'delete' => ['post'], ], ], ]; } /** * Lists all FormulirNearmiss models. * @return mixed */ public function actionIndex() { $dataProvider = new ActiveDataProvider([ 'query' => FormulirNearmiss::find() ->where(['id_akun' => yii::$app->user->identity->id]), ]); return $this->render('index', [ 'dataProvider' => $dataProvider, ]); } /** * Displays a single FormulirNearmiss model. * @param integer $id * @return mixed */ public function actionView($id) { return $this->render('view', [ 'model' => $this->findModel($id), ]); } /** * Creates a new FormulirNearmiss model. * If creation is successful, the browser will be redirected to the 'view' page. * @return mixed */ public function actionCreate() { $model = new FormulirNearmiss(); if ($model->load(Yii::$app->request->post())) { $picture = UploadedFile::getInstance($model, 'gmb'); $filename = Yii::$app->security->generateRandomString(); $model->gmb = $filename . '.' . $picture->extension; $model->tgl_limit_tl = $model->tgl_lap; $data = Biodata::find()->select ('email_pengguna')->where(['id'=>yii::$app>user->identity->id])->one(); $email0=$data['email_pengguna']; $data = Biodata::find()->select ('email_pengguna')>where(['hak_akses'=>'1'])->one();
lii
$email1=$data['email_pengguna'];
if ($model->save()){ $picture->saveAs('uploads/'. $filename . '.' . $picture->extension); $msg= 'Mohon Segera Verifikasi untuk inputan Nearmiss dengan kode Nearmiss no id: '.$model->id_laporan_2.', Terima kasih.'; Yii::$app->mail->compose() ->setFrom($email0) ->setTo($email1) ->setSubject('Email sent from Pelaporan Observasi dan Nearmiss Online') ->setTextBody($msg) ->send(); return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]); } else { return $this->render('create', [ 'model' => $model, ]); } } else { return $this->render('create', [ 'model' => $model, ]); } } /*if ($model->load(Yii::$app->request->post()) && $model->save()) { return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]); } else { return $this->render('create', [ 'model' => $model, ]); } } /** * Updates an existing FormulirNearmiss model. * If update is successful, the browser will be redirected to the 'view' page. * @param integer $id * @return mixed */ public function actionUpdate($id) { $model = $this->findModel($id); if ($model->load(Yii::$app->request->post()) && $model->save()) { if ($model->status_tl=0){ return $this->redirect(['view', 'id' => $model->id_laporan_2]); } else { //munculkan pesan tdk bisa diupdate
liii
return $this->render('update', ['model' => $model, ]); } } else { return $this->render('update', ['model' => $model, ]); } } /** * Deletes an existing FormulirNearmiss model. * If deletion is successful, the browser will be redirected to the 'index' page. * @param integer $id * @return mixed */ public function actionDelete($id) { $this->findModel($id)->delete(); return $this->redirect(['index']); } /** * Finds the FormulirNearmiss model based on its primary key value. * If the model is not found, a 404 HTTP exception will be thrown. * @param integer $id * @return FormulirNearmiss the loaded model * @throws NotFoundHttpException if the model cannot be found */ protected function findModel($id) { if (($model = FormulirNearmiss::findOne($id)) !== null) { return $model; } else { throw new NotFoundHttpException('The requested page does not exist.'); } } } Views Bahasa Pemograman View pada Formulir Observasi Keselamatan Kerja> Indeks title = 'Laporanku: Hasil Observasi Keselamatan Kerja'; $this->params['breadcrumbs'][] = $this->title; ?>
= Html::encode($this->title) ?>
liv
= Html::a('Tambah Laporan Observasi', ['create'], ['class' => 'btn btn-success']) ?>
= GridView::widget([ 'dataProvider' => $dataProvider, 'columns' => [ ['class' => 'yii\grid\SerialColumn'], 'id_laporan_1', //'id_akun', [ 'attribute' => 'jns_kjd', 'label' => 'Jenis Kejadian', 'value' => function($data){ $group = $data->jko; if(!empty($group)){ return $group->nama_kjd_obskesja; } else{ return "-"; } }, ], 'tgl_lap', [ 'attribute' => 'tmpt_kjd', 'label' => 'Tempat Kejadian', 'value' => function($data){ $group = $data->tmptkjd; if(!empty($group)){ return $group->nama_tmpt_kjd; } else{ return "-"; } }, ], [
'label'=>'Gambar', 'format'=>'raw', 'value'=>function($data){ return Html::img(Yii::$app->request>baseUrl.'/uploads/'.$data->gmb,['width'=>'100px']); }, ], // 'akv_kjd', // 'jns_us', // 'jenis_usact', // 'jenis_uscon', // 'lkh_kor:ntext', // 'gmb', // 'rek_tl:ntext', // 'id_pic', // 'tgl_limit_tl',
lv
// 'status_tl', // 'verifikasi', //['class' => 'yii\grid\ActionColumn'], ], ]); ?>
lvi
Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
Database Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss
lvii
Database Structure pada ‘Biodata’
lviii
Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss PANDUAN PENGGUNA
A. Administrasi Akun 1. Pendaftaran Akun a. Buka halaman utama website: http://localhost/SIOK3/web/index.php b. Klik “Daftar”
c. Isi Formulir Pendaftaran dengan lengkap
lix
d. Klik “Create”
e. Tunggu beberapa saat hingga verifikasi akun selesai untuk melakukan login. 2. Login a. Pastikan pengguna sudah melakukan pendaftaran akun dan akun sudah di verifikasi. b. Buka halaman utama website: http://localhost/SIOK3/web/index.php c. Klik “Login”
lx
d. Isi “username” dan “password” pada halaman login, lalu klik login
B. Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja 1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2) 2. Klik “Input Baru”, lalu klik “Formulir Observasi”
lxi
3. Isi halaman “Formulir Observasi”
4. Setelah memastikan bahwa data yang diinput benar dan lengkap, klik “Simpan”
lxii
C. Pengisian Laporan Nearmiss 1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2) 2. Klik “Input Baru”, lalu klik “Formulir Nearmiss”
3. Isi halaman “Formulir Nearmiss”
lxiii
4. Setelah memastikan bahwa data yang diinput benar dan lengkap, klik “Simpan”
D. Pencarian Laporan (Laporanku) 1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2) 2. Klik “Laporanku”, lalu pilih laporan yang ingin dilihat, “Hasil Observasi” atau “Laporan Nearmiss”.
lxiv
3. Setelah diklik salah satunya (pada contoh dipilih “Laporan Nearmiss”), akan keluar halaman sebagai berikut:
lxv
Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi
Bulan K3 2015, PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Lampung
lxvi