i
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, BULAN TUTUP BUKU DAN PENGGANTIAN AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2009
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Reza Afif NIM 7250406008
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari
:
Tanggal :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Margunani M.P. NIP. 195703181986012001
Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt NIP. 197112052006042001
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si. NIP. 196206231989011001
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada : Hari
:
Tanggal :
Penguji Skripsi
Maylia Pramono Sari, SE, M.Si, Akt NIP. 198005032005012001
Anggota I
Anggota II
Dra. Margunani MP NIP. 195703181986012001
Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt NIP. 197112052006042001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Reza Afif NIM. 7250406008
iii
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Suatu perkara yang sangat saya takuti ialah perut buncit, penidur dan pemalas. ( Nabi Muhammad SAW) Jangan pernah bercita-cita untuk menjadi orang sukses, tapi berpikirlah untuk menjadi manusia yang bernilai. (Albert Einstein) Ragu-ragukanlah siapa pun sekehendak hatimu, tetapi jangan sekali-kali meragukan dirimu sendiri. (Bovee) Persembahan: Ku Persembahkan Skripsi ini untuk: 1. Almamater UNNES 2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi kasih sayang, do’a dan dukungan 3. Keempat kakakku atas semangat dan doanya. 4. Asri Ratnawaty atas dukungan dan doanya. 5. Teman-temanku di kost Mataram dan akuntansi ’06
iv
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Bulan Tutup Buku dan Penggantian Auditor Terhadap Audit Delay pada Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (SI) pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi beserta stafnya.
4.
Dra. Margunani M.P dan Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt, Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II.
5.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang tak terlupakan selama perkuliahan.
6.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini. v
vii
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang,
Reza Afif NIM 7250406008
vi
viii
SARI
Afif, Reza. 2011. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Bulan Tutup Buku dan Penggantian Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Margunani M.P. Pembimbing II : Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt.
Kata Kunci : Audit Delay, Debt to Equity Ratio (DER), Bulan Tutup Buku dan Penggantian Auditor Ketepatan waktu pelaporan keuangan auditan kepada publik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain audit delay. Audit delay merupakan lamanya proses pekerjaan audit. Audit delay diukur dari tanggal berakhirnya tahun buku sampai dikeluarkannya laporan audit independen oleh auditor. Audit delay dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor berpengaruh terhadap audit delay baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh faktor Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor terhadap audit delay baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel berjumlah 183 perusahaan yang ditentukan menggunakan rumus slovin. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER), bulan tutup buku (YE) dan penggantian auditor (CHANGE) dan variabel terikat yaitu audit delay (AD). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel Change yang berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan variabel DER dan YE tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Analisis regresi secara simultan menunjukan DER, YE dan CHANGE secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009, dapat disimpulkan bahwa analisis regresi secara simultan menunjukan DER, YE, dan CHANGE secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan secara parsial hanya variabel Change yang berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Saran untuk peneliti berikutnya untuk menambah variabel penelitian tidak hanya yang tidak dapat dikendalikan seperti pada penelitian ini. vii
ix
ABSTRACT
Afif, Reza. 2011. Effect of Debt To Equity Ratio, The Month Closed The Book and Auditor Change on Audit Delay in Companies Go Public on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2009. Thesis. Department of Accounting, Faculty of Economics. State University of Semarang. Supervising I. Dra. Margunani M.P. II. Nanik Sri Utaminingsih, S.E., M.Sc., Akt.
Keywords : Audit Delay, Debt to Equity Ratio (DER), The Month Closed The Book and Auditor Change. Timeliness of audited financial reporting to the public can be influenced by various factors, among others, audit delay. Audit delay is the duration of the audit work from the date of expiration of the fiscal year until the issuance of audit reports by independent auditors. Audit delay is also influenced by various factors, such as Debt to Equity Ratio, the month closed the book and auditor change. The problem in this research is whether the factors Debt to Equity Ratio, the month closed the book and auditor change affect audit delay either partially or simultaneously. The purpose of this study was to obtain empirical evidence about the influence of factors Debt to Equity Ratio, the month closed the book and auditor change to audit delay either partially or simultaneously. The population in this study are all companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2009. Sampling method using purposive sampling. The sample amounted to 183 companies that are determined using the formula slovin. Research variables consist of independent variable Debt to Equity Ratio (DER), the month closed the book (YE) and auditor change (CHANGE) and the dependent variable is audit delay (AD). Methods of data collection using the method of documentation. Analysis of the data used in this research is descriptive analysis and multiple regression analysis. The result of research that has been done on the companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2009 showed that only partially CHANGE variables that significantly influence audit delay, while the variable DER and YE no significant effect on audit delay. Simultaneous regression analysis showed DER, YE and CHANGE jointly significant effect on audit delay. Based on the results of research that has been done on the companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2009, it can be concluded that the simultaneous regression analysis showed DER, YE, and CHANGE jointly significant effect on audit delay, while only partially affecting CHANGE significant impact on audit delay.Suggestions for the next researcher to study not only adds a variable that can not be controlled as in this study.
viii
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................
iii
PERNYATAAN ..............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
PRAKATA ......................................................................................................
vi
SARI ................................................................................................................ viii ABSTRACT ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Audit Delay ........................................................................................ 9 2.2. Debt to Equity Ratio .......................................................................... 18 2.3. Bulan Tutup Buku ............................................................................. 22 2.4. Penggantian Auditor .......................................................................... 24 2.5. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27 2.6. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi ............................................................................................. 33 3.2. Sampel ............................................................................................... 33 3.3. Variabel Penelitian ............................................................................ 34 ix
xi
a) Variabel Dependen ....................................................................... 34 b) Variabel Independen .................................................................... 34 1) Debt to Equity Ratio ................................................................ 34 2) Bulan Tutup buku .................................................................... 35 3) Penggantian Auditor ................................................................ 35 3.4. Data Sekunder ................................................................................... 35 3.5. Teknik Analisis Data ......................................................................... 36 1) Analisis Deskriptif ........................................................................ 36 2) Analisis Inferensial ....................................................................... 36 a) Uji Prasyarat ............................................................................. 36 1) Linearitas ............................................................................. 36 2) Normalitas ........................................................................... 36 b) Analisis Regresi Berganda ....................................................... 37 c) Uji Asumsi Klasik .................................................................... 38 1) Multikolinieritas .................................................................. 39 2) Heteroskedastisitas .............................................................. 39 3) Autokorelasi ........................................................................ 40 d) Uji Hipotesis ............................................................................ 41 e) Koefisien Determinasi .............................................................. 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 44 a) Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................... 44 b) Deskripsi Variabel Penelitian ....................................................... 46 1) Audit Delay .............................................................................. 46 2) Debt to Equity Ratio ................................................................ 47 3) Bulan Tutup Buku .................................................................... 48 4) Penggantian Auditor ................................................................ 48 c) Analisis Inferensial ....................................................................... 49 1) Uji Prasyarat ............................................................................ 49 a. Linearitas ............................................................................. 49 b. Normalitas ........................................................................... 50 x
xii
2) Analisis Regresi Berganda ....................................................... 51 3) Uji Asumsi Klasik .................................................................... 52 a. Multikolinieritas ................................................................... 52 b. Heteroskedastisitas .............................................................. 53 c. Autokorelasi ......................................................................... 54 4) Uji Hipotesis ............................................................................ 56 5) Koefisien Determinasi ............................................................. 59 4.2. Pembahasan ....................................................................................... 60 a) Hipotesis 1 : Ada Pengaruh Antara Debt to Equity Ratio Pada Audit Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 60 b) Hipotesis 2 : Ada Pengaruh Antara Bulan Tutup Buku Pada Audit Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 61 c) Hipotesis 3 : Ada Pengaruh Antara Penggantian Auditor Pada Audit Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 62 d) Hipotesis 4 : Ada Pengaruh Antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan Pada Audit Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ..................... 63 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 65 5.2. Saran .................................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67 LAMPIRAN
xi
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Kriteria Autokorelasi ...................................................................... 41
Tabel 4.1.
Sektor Perusahaan Yang Listing di BEI ......................................... 44
Tabel 4.2.
Jumlah Perusahaan Yang Listing dan Delisting Tahun 2008-2009 45
Tabel 4.3.
Statistik Deskriptif Audit Delay ..................................................... 46
Tabel 4.4.
Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ........................................ 47
Tabel 4.5.
Statistik Deskriptif Bulan Tutup Buku ........................................... 48
Tabel 4.6.
Statistik Deskriptif Penggantian Auditor ........................................ 49
Tabel 4.7.
Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 50
Tabel 4.8.
Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 50
Tabel 4.9
Hasil Estimasi Regresi Berganda (Setelah ditransformasi) ............ 52
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas (Setelah ditransformasi) ...................... 53 Tabel 4.11. Hasil Uji Glejser (Setelah ditransformasi) ..................................... 54 Tabel 4.12. Nilai Durbin Watson (Setelah ditransformasi) ............................... 54 Tabel 4.13. Koefisien Parsial Debt to Equity Ratio ........................................... 57 Tabel 4.14. Koefisien Parsial Bulan Tutup Buku .............................................. 57 Tabel 4.15. Koefisien Parsial Penggantian Auditor ........................................... 58 Tabel 4.16. ANOVA .......................................................................................... 58 Tabel 4.17. Koefisien Determinasi .................................................................... 59
xii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
Gambar 4.1.
Histogram..................................................................................... 51
Gambar 4.2.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............... 51
Gambar 4.3.
Scatterplot (Setelah ditransformasi) ............................................ 53
xiii
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Sampel Data Sekunder Tahun 2008 ............................................. 69
Lampiran 2
Sampel Data Sekunder Tahun 2009 ............................................. 74
Lampiran 3
Uji Prasyarat ................................................................................. 79
Lampiran 4
Analisis Regresi Berganda (Setelah ditransformasi) .................... 81
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik (Setelah ditransformasi) ................................. 82
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan
auditan
kepada
publik
dipengaruhi oleh audit delay. Ini sesuai dengan pernyataan Hossain & Taylor. Hal ini juga sesuai dengan teori agensi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer. Inti dari teori ini adalah adanya perbedaan “kepentingan ekonomis” yang bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asimetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (stakeholders) dan organisasi. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha
memperbesar keuntungan bagi
diri
sendiri.
Untuk bisa
mengakomodir kepentingan kedua belah pihak baik prinsipal maupun agen maka audit atas laporan keuangan perlu dilaksanakan. Audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor yang netral terhadap kedua belah pihak, 1
2
baik pihak manajemen maupun pihak pemegang saham. Semakin lama waktu audit semakin lama pula waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan auditan kepada publik dan begitu pula sebaliknya. Lamanya waktu yang dibutuhkan untu menyelesaikan suatu pekerjaan audit dinamakan audit delay. Audit delay diukur dari tanggal berakhirnya tahun buku sampai dikeluarkannya laporan audit independen oleh auditor. Audit delay mempengaruhi waktu penyampaian laporan keuangan. Batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan kepada BAPEPAM paling lambat akhir bulan keempat atau 120 hari setelah tutup buku. Hal ini diatur dalam SK Ketua BAPEPAM No. 134/BL/2006. Berkaitan dengan peraturan ini, dapat diketahui bahwa batas waktu maksimal audit delay selama 120 hari. Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, laba atau rugi, ukuran auditor, opini audit, lama perusahaan menjadi klien KAP, bulan tutup buku, Debt to Equity Ratio (DER), penggantian auditor, dsb. Audit delay juga dapat disebut “Timeliness” (Lawrence & Bryan dalam Prabandari & Rustiana) ataupun juga “Reporting Lag” (Ansah). Penelitian mengenai audit delay telah banyak dilakukan baik didalam negeri (Wiwik, Prabandari & Rustiana, dsb) maupun luar negeri (Ahmad & Abidin, Ahmad & Kamarudin dsb). Seperti dikutip dari temuan penelitian Ahmad & Kamarudin, perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dan mempunyai ratio hutang yang tinggi akan menyebabkan
3
audit delay semakin lama. Namun, faktor jenis perusahaan (finansial), ukuran auditor (big five) dan bulan tutup buku (desember) akan memendekkan audit delay. Ahmad & Abidin (2008) juga menyatakan bahwa penyebab pendeknya audit delay juga dipengaruhi oleh sektor finansial, dimana membutuhkan audit yang lebih sederhana dibanding sektor lain. Hal itu dikarenakan perusahaan finansial mempunyai peraturan yang berbeda dan tentunya juga di awasi dan di monitor dari dekat oleh para pembuat peraturan yang bersangkutan. Dalam melakukan audit, auditor mengikuti aturan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang telah disusun oleh IAI. Aturan yang dimaksud adalah tentang standar pekerjaan lapangan. Audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang semakin banyak. Dan begitu pula sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang lebih singkat. Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (Mulyadi, 2002:72). Dalam proses pengerjaan audit pasti terdapat adanya risiko audit. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana
mestinya,
atas
laporan
keuangan
yang
mengandung salah saji material (Mulyadi, 2002:165). Menurut Mulyadi, risiko audit itu sendiri terdiri dari tiga unsur yaitu risiko bawaan, risiko
4
pengendalian dan risiko deteksi. Risiko audit itu sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu : a. Risiko audit keseluruhan (overall audit risk) yang berkaitan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan. b. Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Signifikan atau tidaknya suatu risiko audit bergantung pada material atau tidaknya kesalahan yang diperkirakan sebelumnya atau yang dapat ditemukan oleh auditor dalam proses auditnya. Perbedaan lamanya audit yang dilaksanakan oleh auditor terjadi karena sifat, waktu dan luasnya bukti yang dipakai untuk mendukung opini audit yang akan dikeluarkan. Salah satu indikator profesionalitas auditor adalah penyampaian laporan audit yang tepat waktu. Kesesuaian waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan kepada masyarakat umum dan tentunya BAPEPAM sebagai pengawas pasar modal sangat tergantung pada lamanya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan audit oleh auditor. Hal ini berkaitan dengan manfaat dari laporan keuangan yang bersangkutan. Laporan keuangan akan kehilangan relevansinya dalam hal informasi yang dikandungnya, jika terjadi penundaan yang tidak semestinya. Menurut Givoly dan Palmon (1992) lamanya audit merupakan “single most important of the timeliness of earnings announcement” yang mencerminkan bahwa hal yang paling penting adalah penyajian pengumuman laba yang tepat waktu kepada publik, sehingga diharapkan perusahaan tidak menunda penyajian
5
laporan keuangan (Prabandari & Rustiana, 2007:1). Para pemakai laporan keuangan selain membutuhkan informasi yang relevan juga membutuhkan informasi yang terbaru untuk kepentingan prediksi dan pengambilan keputusan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan berdampak buruk bagi perusahaan yang bersangkutan, dampak itu bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Dampak tidak langsung misalnya para investor perusahaan itu sendiri mungkin menanggapinya sebagai tanda yang buruk bagi perusahaan. Dampak yang secara langsung dirasakan oleh perusahaan tentu saja pengenaan denda dan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh undang-undang. Meskipun denda dan sanksi yang dikenakan
oleh
BAPEPAM
kepada
perusahaan
yang
terlambat
menyampaikan laporan keuangannya cukup berat, tetapi tetap saja ada perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Carslaw & Kaplan (1991) dalam Ahmad & Abidin menyatakan bahwa proses audit dari sebuah perusahaan dengan proporsi tinggi akan utang terhadap ekuitasnya memakan waktu yang lebih dibandingkan pada sebuah perusahaan dengan proporsi utang yang relatif rendah. Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa sebuah perusahaan dengan proporsi tinggi akan utang terhadap ekuitasnya berhubungan dengan tekanan keuangan dan tentunya kecenderungan yang lebih besar akan kebangkrutan.
6
Perusahaan yang memiliki bulan tutup buku (akhir periode) yang sama dengan bulan tutup buku perusahaan yang lainnya diperkirakan akan memerlukan waktu pengerjaan audit yang lebih lama. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pekerjaan audit yang cukup banyak dengan akhir periode yang sama akan mengakibatkan masalah dalam hal pembagian waktu untuk auditor (Carslaw & Kaplan dalam Ahmad & Abidin). Akibat lainnya antara lain sedikitnya anggota yang ditugaskan dalam setiap pekerjaan audit yang ada karena keterbatasan jumlah anggota. Penggantian auditor juga diperkirakan mempengaruhi audit delay. Auditor baru membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pekerjaan auditnya. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa auditor baru membutuhkan waktu untuk mempelajari
dan memahami
klien barunya
dengan
memperbandingkan klien baru tersebut dengan klien yang telah menjalin kerjasama dengan auditor yang bersangkutan. Hasil penelitian-penelitian yang terdahulu menunjukkan adanya ketidakkonsistenan hasil antara lain pada penelitian Ahmad dan Kamarudin variabel bulan tutup buku berpengaruh signifikan terhadap audit delay sedangkan pada penelitian Ahmad dan Abidin tidak. Begitu pula pada variabel Debt to Equity Ratio, penelitian Ahmad dan Kamarudin berpengaruh signifikan sedangkan pada penelitian Hossain dan Taylor, serta Wiwik Utami tidak. Hal itu juga merupakan alasan lain penelitian ini dilaksanakan.
7
Variabel-variabel tersebut dipilih sebagai variabel independen dengan pertimbangan bahwa variabel-variabel tersebut masih belum digunakan pada penelitian-penelitian di lingkungan UNNES. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis mengambil judul ”PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, BULAN TUTUP BUKU DAN PENGGANTIAN AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 20082009”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009? 2. Apakah ada pengaruh bulan tutup buku terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009? 3. Apakah ada pengaruh penggantian auditor terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009? 4. Apakah ada pengaruh antara bulan tutup buku, Debt to Equity Ratio dan penggantian auditor secara simultan terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009? 1.3. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. 2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh bulan tutup buku terhadap terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. 3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh penggantian auditor terhadap terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. 4. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh bulan tutup buku, Debt to Equity Ratio dan penggantian auditor secara simultan terhadap terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoritis Sebagai tambahan pengetahuan yang berguna untuk semua pihak khususnya civitas akademis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi audit delay. 2. Manfaat Praktis Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengaplikasikan pengetahuan yang peneliti dapatkan selama perkuliahan ke dalam dunia nyata.
9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Audit Delay Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik akan mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan. Informasi tersebut bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para penggunanya. Ansah (2000) menyatakan bahwa semakin lama waktu publikasi laporan keuangan akan berdampak pada semakin besarnya kemungkinan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan itu bocor. Kebocoran informasi tersebut bisa menyebabkan adanya insider trading dan rumor-rumor lain. Lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) dapat disebabkan faktorfaktor lain perusahaan. Namun, informasi yang tepat waktu juga kurang menjamin informasi itu relevan dengan kebutuhan para penggunanya. Informasi yang relevan mempunyai 3 ciri yaitu mempunyai nilai prediksi dan umpan balik serta tepat waktu. Audit yang dilakukan atas laporan keuangan tentunya harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku sehingga mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Hal itu juga akan mempengaruhi kualitas hasil audit. Audit yang semakin sesuai dengan standar audit akan memakan waktu yang lebih lama. Dan sebaliknya, audit yang semakin tidak sesuai dengan standar audit akan memakan waktu yang lebih singkat. Dalam proses perencanaan audit terdapat adanya penyusunan anggaran waktu yang secara sederhana 9
10
digunakan sebagai pedoman waktu bagi masing-masing bagian audit. Bila anggaran waktu digunakan dengan tepat akan mempunyai manfaat sebagai berikut : (Guy dkk, 2002:474-475) a) Dapat memberikan metode yang efisien dalam menjadwal staf audit. b) Dapat menjadi pedoman tentang berbagai bidang audit. c) Memberikan insentif kepada staf audit untuk bekerja dengan efisien. d) Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan honor audit. Anggaran waktu dapat digunakan sebagai pedoman, tetapi tidak absolut. Auditor dapat menyimpang dari program audit dikarenakan oleh perubahan kondisi yang terjadi, maka auditor mungkin juga terpaksa menyimpang dari anggaran waktu. Auditor terkadang mengalami tekanan dalam memenuhi anggaran waktu untuk menunjukkan efisiensi kinerja auditor dan untuk mengevaluasi kinerja auditor. Namun, jika auditor hanya mengikuti anggaran waktu dirasa kurang tepat dengan tujuan utama audit yaitu menyatakan pendapat yang sesuai dengan standar auditing yang berlaku. Audit yang dilakukan untuk memenuhi tujuan utama audit bukan untuk memenuhi anggaran waktu. Selama auditnya, auditor mengumpulkan skedul pendukung (supporting schedules) untuk mencatat hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif serta jurnal penyesuaian. Informasi yang terkumpul dalam skedul pendukung kemudian diringkas dalam skedul utama (lead schedules), sedangkan jurnal penyesuaian dan penjelasannya diringkas dalam daftar ringkasan jurnal. Informasi yang tercantum dalam skedul utama diringkas
11
dalam kertas kerja (working trial balance) untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan auditan. Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor perlu mereview peristiwa kemudian (subsequent event). Auditor perlu menjelaskan adanya peristiwa kemudian ini dalam laporan auditnya, jika diperkirakan dampak peristiwa kemudian ini material terhadap laporan keuangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengambilan keputusan yang salah oleh para pemakai laporan keuangan. Peristiwa kemudian merupakan peristiwa yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan (Mulyadi, 2002:397). Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan dalam laporan audit adalah yang jumlahnya material, merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa serta terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Review terhadap peristiwa kemudian ini bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut mempunyai dampak yang material terhadap penyajian informasi di dalam laporan keuangan klien. Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : (Mulyadi, 2002:398-399) 1. Peristiwa kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan
auditan,
sehingga
auditor
berkewajiban
mengusulkan
penyesuaian terhadap laporan keuangan tersebut kepada klien. Peristiwa ini menyediakan informasi tambahan kepada manajemen untuk menentukan saldo akun penilaian pada tanggal neraca dan kepada
12
auditor dalam memverifikasi saldo akun tersebut. Misalnya auditor mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian yang wajar terhadap sediaan karena terjadinya keusangan pada kondisi sediaan tersebut. Penjualan sediaan tersebut sebagai barang rongsokan pada periode setelah tanggal neraca dapat digunakan untuk menentukan nilai yang wajar bagi sediaan tersebut pada tanggal neraca. Nilai jual rongsokan yang diketahui setelah tanggal neraca dapat dipakai oleh auditor untuk membuat jurnal penyesuaian yang diusulkan kepada klien sebagai nilai sediaan tersebut di dalam catatan dan laporan keuangan klien. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian informasi dalam laporan keuangan klien, auditor harus membedakan kondisi berikut ini : a) Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika jawabannya “ya”, maka auditor berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien. Sebagai contoh pada tanggal neraca klien mempunyai piutang usaha kepada pelanggan besar dan kecil. Piutang usaha kepada pelanggan besar ini bersaldo besar dan pada tanggal neraca klien memperkirakan saldo piutang tersebut 100% dapat ditagih. Namun pada saat berjalannya audit, auditor memperoleh informasi pelanggan besar tersebut mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk dinyatakan
13
bangkrut usahanya karena kesulitan keuangan yang dialami. Peristiwa kebangkrutan pelanggan besar ini mempengaruhi penentuan besarnya cadangan kerugian piutang yang telah ditetapkan oleh klien, sehingga auditor harus mengusulkan kepada klien agar meninjau kembali penentuan besarnya cadangan tersebut. Penyebab terjadinya peristiwa kebangkrutan pelanggan besar ini sebenarnya telah ada pada tanggal neraca,
hanya
klien
melakukan
kesalahan
dalam
menaksir
kemungkinan tertagih atau tidaknya piutang kepada pelanggan besar tersebut. b) Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh digunakan untuk menyesuaikan informasi di dalam laporan keuangan klien. Sebagai contoh penjualan rongsokan sediaan yang terjadi setelah tanggal neraca dan penyebab keusangan itu sendiri ada setelah tanggal neraca. Dalam hal ini penjualan rongsokan tersebut tidak mempengaruhi penilaian sediaan pada tanggal neraca sehingga auditor tidak perlu mengusulkan penyesuaian untuk itu. 2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuangan auditan, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk catatan kaki di dalam laporan keuangan klien atau komentar di dalam laporan audit.
14
Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan. Peristiwa kemudian ini tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuangan klien. Umumnya peristiwa kemudian ini sudah cukup dijelaskan dalam catatan kaki, tetapi kadangkadang peristiwa ini sangat penting artinya sehingga memerlukan tambahan penjelasan riwayat terjadinya dan pernyataan akibat peristiwa ini seandainya terjadi pada tanggal neraca. Contoh peristiwa kemudian ini adalah : a) Penurunan harga surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara. b) Pengeluaran obligasi atau saham. c) Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadinya ada setelah tanggal neraca. d) Penurunan nilai pasar sediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap penjualan suatu produk. e) Kerugian akibat terbakarnya sediaan yang tidak diasuransikan. Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai diterbitkannya laporan audit (Ahmad & Kamarudin, 2001:5). Audit delay akan mempengaruhi waktu pelaporan keuangan kepada publik. Sesuai dengan SK Ketua BAPEPAM No. KEP134/BL/2006, penyampaian laporan keuangan tahunan paling lambat akhir bulan keempat atau 120 hari setelah tanggal tutup buku. Hal ini
15
menunjukkan bahwa batas waktu maksimal audit delay adalah 120 hari. Reaksi pasar juga akan terpengaruh yang tercermin dari keputusankeputusan yang diambil oleh para pengguna laporan keuangan. Penerbitan laporan keuangan auditan dituntut tepat waktu bagi perusahaan yang go publik di pasar modal. Hal ini sangat penting mengingat perusahaanperusahaan tersebut menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan. Para investor akan menunda pembelian maupun penjualan sekuritas (surat berharga) yang dimiliki sampai diterbitkannya laporan keuangan auditan. Hal ini berkaitan dengan isi informasi keuangan tentang pengumuman laba. Manajer perusahaan yang menjadi klien KAP mengharapkan auditor mampu menyelesaikan pekerjaan auditnya dengan tepat waktu. Namun, auditor juga membutuhkan waktu yang cukup untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akan dijadikan pendukung dalam pernyataan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan. Audit delay disebut juga audit reporting lag didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Istilah reporting lag mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ansah (2000) dan Ahmad & Kamarudin (2001). Dyer dan McHugh (1975) membedakan keterlambatan atau lag menjadi 3 jenis yaitu : (Sale, 2003 : 23-24) 1) Preliminary lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal.
16
2) Auditor’s signature lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan. 3) Auditor total lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal. Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi audit delay itu antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, ukuran auditor, opini audit, Debt to Equity Ratio (DER), bulan tutup buku, penggantian auditor, kompleksitas perusahaan dsb. Dari sekian banyak faktor tersebut, penelitian ini akan mencoba meneliti tentang adanya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), bulan tutup buku dan penggantian auditor terhadap audit delay. Perusahaan yang memiliki DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan ataupun tekanan finansial. Para kreditur perusahaan tersebut memiliki resiko yang cukup tinggi pula bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penurunan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan atau perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Perusahaan tersebut tentunya akan mencari cara untuk dapat menurunkan DER. Perusahaan dapat meminta bantuan dan pertimbangan kepada auditornya untuk mencari solusi untuk masalah tersebut. Auditor tersebut tentu memerlukan waktu tambahan untuk menemukan solusi itu, selain juga melakukan pekerjaan audit atas laporan keuangan perusahaan.
17
Audit atas laporan keuangan tentunya dilakukan setelah laporan keuangan selesai disusun pada akhir bulan tutup buku, dikarenakan kegiatan pada saat itu peringkasan data keuangan menjadi laporan keuangan selesai dilakukan oleh pihak perusahaan. Bulan tutup buku disetiap Negara bervariasi, khususnya di Indonesia kebanyakan perusahaannya mempunyai bulan tutup buku di bulan desember. Meskipun ada yang mempunyai bulan tutup buku selain di bulan desember. Pada waktu tersebut terjadi terjadi penumpukan permintaan pekerjaan audit atas laporan keuangan pada KAP yang memiliki banyak klien, dimana klien tersebut membutuhkan laporan keuangan auditan untuk memenuhi persyaratan peraturan BEI dan BAPEPAM. Masalah-masalah pun muncul pada waktu tersebut, masalah tersebut antara lain penjadwalan audit dan pembagian personil audit untuk masing-masing pekerjaan audit. Logikanya dengan munculnya masalahmasalah tersebut akan menambah audit delay pada perusahaan. Penggantian auditor pada perusahaan yang go publik di BEI dapat saja terjadi. Penyebab terjadinya pun bervariasi, misalnya ketidakpuasan pihak manajemen
perusahaan
terhadap
kinerja
auditor
ataupun
adanya
ketidakcocokan dan ketidaksepahaman mengenai penyajian laporan keuangan auditan antara pihak manajemen perusahaan dan auditor. Auditor pengganti yang ditunjuk pihak perusahaan tidak dapat langsung menerima perikatan sebelum meminta pertimbangan dari auditor pendahulunya. Ini dilakukan untuk menekan risiko yang ditanggung auditor pengganti tersebut. Auditor pengganti harus meminta pertimbangan dari auditor pendahulunya
18
terlebih dahulu. Setelah auditor pengganti memutuskan untuk menerima perikatan, auditor pengganti tersebut tentunya membutuhkan waktu tambahan untuk mempelajari seluruh aspek perusahaan yang menjadi kliennya serta bila diperlukan dapat membandingkannya dengan klien lain yang dalam industri sejenis. 2.2. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) pada dasarnya termasuk dalam rasio leverage. Rasio leverage sendiri digunakan untuk menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian dari aktiva perusahaan (Muslich, 2003:49). Pembiayaan dengan utang akan berpengaruh terhadap perusahaan, dikarenakan utang mempunyai beban yang bersifat tetap yaitu bunga. Kegagalan perusahaan dalam melunasi bunga akan menyebabkan kesulitan finansial yang bisa berakibat kebangkrutan perusahaan. Namun, penggunaan utang
juga
memberikan
subsidi
pajak
atas
bunga
yang
dapat
menguntungkan pemegang saham. Oleh karena itu, penggunaan utang harus diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Debt to Equity Ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono & Ashari, 2005:54). Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Begitu pula sebaliknya, Semakin rendah rasio semakin tinggi pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
19
membayar kewajiban jangka panjang. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi rasio akan semakin buruk pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah :
DER =
Total Utang (Horne & Wachowicz, 2005:209) Ekuitas Pemegang Saham
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan hutang dengan modal sendiri yang dipunyai perusahaan. Modal sendiri yang dimaksud disini adalah sejumlah dana yang telah disetor oleh para pemegang saham tentunya untuk kepentingan investasi dalam bentuk saham. Para kreditor umumnya lebih menyukai tingkat DER yang rendah atau dengan kata lain para pemegang saham lebih banyak menyediakan dana untuk kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan perlindungan terhadap kreditor akan lebih besar jika terjadi penyusutan terhadap nilai aktiva ataupun ketika perusahaan mengalami kerugian yang besar. Debt to Equity Ratio mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditor. Kreditor berhak mendapatkan hak klaim atas aset perusahaan dibandingkan pemegang saham apabila perusahaan mengalami likuidasi. Dalam sudut pandang kreditor, jumlah ekuitas merupakan katalisator. Jumlah ekuitas dapat dijadikan aset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain. Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah aset yang dimiliki tidak akan dapat menutup klaim secara penuh. Apabila perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio yang tinggi akan melakukan pendanaan
20
melalui pinjaman, kreditor akan mengenakan bunga yang tinggi untuk melakukan perlindungan terhadap pinjaman tersebut. Ukuran kunci dalam mengevaluasi struktur dan kapasitas jangka panjang adalah rasio utang terhadap ekuitas. Jika rasio ini terlalu tinggi, bisa jadi menunjukkan bahwa perusahaan telah menggunakan seluruh kapasitas pinjamannya dan tidak mempunyai ruang gerak untuk menghadapi kejadiankejadian di masa mendatang. Jika rasio terlalu rendah, ini bisa terjadi pengungkit yang tersedia tidak dimanfaatkan oleh pemilik. Jika rasio bergerak naik, bisa diartikan bahwa laba terlalu rendah untuk menanggung kebutuhan perusahaan. Dan, jika rasio bergerak turun, bisa diartikan perusahaan berjalan dengan lancar dan siap untuk mengadakan perluasan usaha (Arens dan Loebbecke et. al.). Dalam hubungannya dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, dikenal adanya pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik vertikal maupun horisontal. aturan struktur finansial konservatif yang horisontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri disatu pihak dengan besarnya aset tetap plus sediaan dilain pihak. Atau dengan kata lain keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus sediaan. Sedangkan aturan struktur finansial (struktur keuangan) konservatif yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing (utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-
21
tama harus dibangun oleh modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing (utang) dalam keadaan bagaimanapun juga tidak melebihi modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Setiap perluasan basis modal sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang akan dibelanjainya.
Pandangan
ini
terutama
didasarkan
pada
”Prinsip
Keamanan”, hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditor maupun terhadap perusahaan sendiri (Nafarin et. al.). Rasio hutang terhadap ekuitas dapat dijadikan indikator akan kesehatan keuangan perusahaan dan kesulitan keuangan yang dialami. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi bisa mengindikasikan kesehatan keuangan perusahaan. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi akan cenderung meningkatkan kesalahan dalam perusahaan. Oleh karena itu, biasanya auditor akan lebih meningkatkan perhatian terhadap laporan keuangan. Hal ini
dikarenakan
laporan
keuangan
kurang
dapat
dipercaya
akan
kebenarannya. Lebih lanjut lagi, rasio hutang yang tinggi akan menambah kecenderungan munculnya masalah-masalah baru seperti masalah likuiditas dan masalah keberlangsungan hidup perusahaan yang mana memerlukan audit yang lebih mendalam lagi. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan adanya resiko keuangan yang tinggi pula. Begitu pula sebaliknya, rasio utang terhadap ekuitas yang rendah menunjukkan resiko keuangan yang rendah pula. Rasio
22
utang terhadap ekuitas yang tinggi juga menunjukkan keadaan perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, akan menjadi berita buruk bagi perusahaan. Hal itu akan mengakibatkan pandangan yang buruk akan perusahaan di mata masyarakat umum. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan membutuhkan waktu yang lebih dalam penyelesaian proses audit akan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung akan menunda penyerahan laporan keuangan auditannya kepada instansi yang berwenang. Hal ini disebabkan perusahaan membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa menekan Debt to Equity Ratio (DER) serendah-rendahnya sampai batas yang mungkin bisa dicapai oleh perusahaan (Hassanudin dalam Wiwik U). Hasil penelitian Hossain & Taylor (1998), serta Wiwik Utami menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ahmad & Kamarudin (2001) yang dilakukan di Malasyia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. 2.3. Bulan Tutup Buku Bulan tutup buku merupakan bulan dimana perusahaan melakukan aktivitas tutup buku. Bulan tutup buku dimasing-masing Negara berbeda
23
dikarenakan peraturan yang berlaku dimasing-masing Negara yang bersangkutan. Di Indonesia sendiri umumnya perusahaan-perusahaan menggunakan bulan desember sebagai bulan tutup bukunya. Meskipun ada perusahaan yang mempunyai bulan tutup buku selain bulan desember. Pada penelitian ini diperkirakan bulan tutup buku mempengaruhi audit delay. Selain karena sesuai dengan persyaratan ketentuan yang berlaku yang menyebutkan bahwa laporan keuangan harus diaudit tepat waktu, banyak perusahaan dalam satu Negara mempunyai bulan tutup buku pada periode waktu yang berdekatan juga akan mengakibatkan masalah pada pekerjaan audit. KAP yang melayani berbagai klien yang mempunyai akhir tahun akan mengalami dampak tersebut. Terutama KAP yang telah memiliki hubungan atau telah berafilliasi dengan KAP ternama internasional (Big Four). Big Four KAP yang dimaksud adalah KAP Delloit Thouch Tohmatsu, KAP Ernst and Young, KAP Pricewaterhouse Coopers dan KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Hal ini terjadi karena umumnya KAP yang telah berafilliasi dengan KAP tersebut dipandang kinerjanya memuaskan sehingga mempunyai banyak klien. Di Indonesia, kondisi ini umumnya terjadi pada bulan Desember yang umumnya menjadi bulan tutup buku di banyak perusahaan. Periode waktu ini menurut Ansah (2000) disebut “Musim Sibuk Audit”. Masalah yang umumnya dialami KAP pada periode ini antara lain permasalahan dalam penjadwalan audit dan terbatasnya personil audit yang ada untuk ditugaskan pada masing-masing pekerjaan audit. Hal yang paling
24
penting dalam penyusunan staf audit adalah adanya auditor senior yang akan bertanggungjawab atas supervisi kepada para staf akuntan. Unsur-unsur supervisi
yang
berkaitan
antara
lain
menginstruksikan
asisten,
memberitahukan masalah-masalah penting yang dijumpai, menelaah pekerjaan yang dilakukan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara personil perusahaan. Pada waktu ini permintaan audit atas laporan keuangan meningkat tajam sehingga KAP membutuhkan semua sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan audit. Dikarenakan cukup berisiko untuk menyelesaikan proses audit yang sesuai dengan jadwal pada “Musim Sibuk Audit”, auditor dapat menunda audit terakhir (Ansah, 2000:13). Beberapa penelitian yang meneliti tentang variabel ini pada audit delay antara lain Ansah (2000), Ahmad & Kamarudin (2001) serta Ahmad & Abidin (2008). Pada penelitian Ahmad & Kamarudin (2001), variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ansah (2000) serta Ahmad & Abidin (2008) variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. 2.4. Penggantian Auditor Pengambilan variabel penggantian auditor didasarkan pada asumsi bahwa penggantian auditor diperkirakan mempengaruhi audit delay. Meskipun pada penelitian yang dilakukan Ahmad dan Abidin (2008) menyimpulkan variabel ini tidak mempengaruhi audit delay. Penggantian auditor mungkin saja terjadi karena beberapa hal. misalnya adanya ketidakpuasan klien terhadap kinerja auditor ataupun terjadi ketidakcocokan
25
antara auditor dengan klien yang bersangkutan. Auditor pengganti memerlukan waktu untuk mempelajari dan memahami seluruh aspek kliennya sebelum melakukan suatu pekerjaan audit. Auditor pengganti juga bisa membandingkan klien baru dengan klien lamanya. Penggantian auditor yang dimaksud disini adalah penggantian auditor pada tingkat partner. Atau dengan kata lain penggantian kantor akuntan publiknya. Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar cenderung untuk memilih mengganti auditornya dengan auditor yang bereputasi baik (punya nama). Logika dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP bereputasi baik disebabkan karena perusahaan yang berkembang menjadi semakin besar akan mendapatkan keuntungan dengan menggunakan jasa auditor yang memiliki reputasi baik. Hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar. Perpindahan ke KAP yang lebih prestisius menghasilkan reaksi pasar yang positif, sementara perpindahan ke KAP yang kurang prestisius memberikan reaksi pasar yang negatif (Dupuch & Simunic dalam Nelly & Juniarti). Umumnya alasan pertimbangan yang menjadikan auditor yang bukan merupakan Big Four tidak diperhitungkan antara lain : 1. Kebutuhan auditor yang mempunyai kemampuan teknikal atau pengetahuan yang sangat spesifik tentang industrinya. 2. Reputasi kantor akuntan. 3. Kapasitas yang dimiliki kantor akuntan.
26
Klien yang mengganti auditornya tanpa alasan yang jelas, mungkin disebabkan oleh ketidakpuasan klien terhadap jasa yang diberikan oleh auditor yang lama. Tetapi, seringkali terjadinya penggantian auditor tersebut disebabkan oleh adanya perselisihan antara klien dengan auditor publiknya mengenai laporan keuangan dan pengungkapannya. Klien baru yang telah mengganti auditornya merupakan klien yang berisiko besar bagi auditor penggantinya (Mulyadi et.al.). Perusahaan lebih memilih untuk mengganti auditornya adalah karena mereka merasa tidak puas dengan jasa yang diberikan oleh auditor sebelumnya atau mereka mempunyai beberapa bentuk perselisihan dengan auditor sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan melakukan pergantian auditor karena mempunyai harapan akan mengalami peningkatan kepuasan atas jasa yang diberikan oleh auditor yang baru. Sebelum menerima penugasan, auditor pengganti harus berkomunikasi dengan auditor terdahulu berkaitan dengan apakah akan menerima penugasan tersebut atau tidak. Hal ini termasuk dengan informasi yang berkaitan dengan integritas manajemen, ketidaksetujuannya dengan manajemen atas prinsip akuntansi, prosedur auditing, atau hal-hal signifikan lainnya, berkomunikasi dengan komite audit atau yang setingkat tentang kecurangan, tindakan melawan hukum oleh klien serta pengendalian internal dan pemahaman auditor terdahulu tentang alasan penggantian auditor. Auditor pengganti tidak dapat menerima penugasan ini sebelum dia berkomunikasi dengan auditor terdahulu dan mengevaluasi tanggapannya (Guy dkk, 2002:458-460).
27
Auditor pengganti memerlukan informasi mengenai klien untuk dapat melakukan audit dengan baik dan lancar. Hal ini terutama berhubungan erat dengan perencanaan audit yang dimulai dari pemahaman bisnis dan industri klien sampai memahami pengendalian intern klien. Perencanaan audit biasanya dilaksanakan tiga hingga enam bulan sebelum tahun fiskal klien berakhir (Boynton dkk, 2003:270). Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan yang kedua, auditor perlu mendapatkan pemahaman yang mencukupi atas pengendalian intern klien. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan diskusi dengan auditor intern. Auditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002:136). Pemahaman atas pengendalian intern klien juga dapat dilakukan dengan melaksanakan review terhadap laporan auditor intern. Keberhasilan audit sangat bergantung pada perencanaan audit. Oleh karena itu, perencanaan audit harus dilakukan dengan cermat dan seksama oleh auditor. Pada akhirnya, kinerja auditor pengganti tersebut dapat dipandang memuaskan oleh klien sehingga dapat menghindari terjadinya penggantian auditor lagi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Abidin (2008) di Malasyia menunjukkan bahwa penggantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
28
2.5. Kerangka Berpikir Pada masa sekarang ini dimana keberadaan pasar modal semakin berperan penting, informasi keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang go publik di dalamnya. Informasi keuangan perusahaan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang umumnya dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal antara lain neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dll. Keberadaan laporan keuangan itu sendiri mempunyai peranan yang cukup penting bagi kegiatan investasi di pasar modal. Sebagai contoh investor memerlukan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Informasi tersebut diperlukan untuk mendukung keputusan yang akan diambilnya berkaitan dengan investasi. Informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat untuk para penggunanya. Tepat disini maksudnya tepat waktu maupun tepat dalam hal kelengkapan informasi yang dibutuhkan. Informasi akan dikatakan usang apabila tidak dapat memberi manfaat kepada penggunanya. Hal ini dapat disebabkan oleh keterlambatan waktu penyajian laporan keuangan. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyampaian laporan keuangannya kepada publik maupun instansi yang berwenang. Oleh sebab itu, ketepatan waktu untuk menyampaikan laporan
29
keuangan sangat penting untuk menghindari berkurangnya atau bahkan hilangnya manfaat informasi yang disajikan. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan berhubungan erat relevansi dan keakuratan informasi yang diperlukan para pelaku bisnis dalam pasar modal. Relevansi disini berkaitan dengan apakah informasi itu pantas dijadikan bukti untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Keakuratan informasi keuangan juga merupakan hal yang penting untuk menghindari kesalahan pemahaman oleh para pelaku bisnis pasar modal. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh lamanya proses pengerjaan audit oleh auditor independen. Lamanya proses pengerjaan audit dari tanggal tutup buku sampai dikeluarkannya
laporan
audit
disebut
audit
delay.
Audit
delay
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan kepada BAPEPAM. SK Ketua BAPEPAM No. KEP-134/BL/2006 mensyaratkan laporan keuangan tahunan harus disampaikan paling lambat akhir bulan keempat atau 120 hari setelah tanggal tutup buku. Berkaitan dengan hal itu dapat diketahui bahwa batas waktu maksimal audit delay adalah 120 hari. Audit delay juga disebut audit reporting lag. Perbedaan tanggal pada laporan keuangan dan laporan audit mengindikasikan adanya audit delay. Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada penelitian ini faktor yang akan diteliti yaitu Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor.
30
Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan Ahmad dan Kamarudin di Malasyia yang menyatakan faktor Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap audit delay, faktor ini diperkirakan berpengaruh terhadap audit delay. Jika perusahaan semakin banyak menggunakan utang untuk membiayai kegiatan operasionalnya, akan menimbulkan tekanan yang lebih besar dalam hal ketepatan waktu penyampaian laporan keuangannya. Hal itu disebabkan para kreditornya memerlukan informasi keuangan untuk menganalisis apakah perusahaan mampu mengembalikan pinjamannya atau tidak. Umumnya perusahaan yang memiliki rasio utang terhadap modal yang tinggi akan menyampaikan laporan keuangannya lebih lama dibanding dengan perusahaan dengan rasio utang terhadap modal yang rendah atau bahkan tidak ada. Hal ini berkaitan dengan kepentingan menarik para investor dan menyenangkan pemegang saham. Pada perusahaan yang memiliki rasio utang terhadap modal yang tinggi umumnya akan mengalami tekanan keuangan. Tekanan keuangan akan menimbulkan kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan kabar buruk yang dapat menurunkan citra perusahaan di mata publik. Perusahaan cenderung untuk menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi kabar buruk. Perusahaan menggunakan waktu yang tersedia untuk menekan Debt to Equity Ratio sampai batas terendah yang mampu dicapai. Hal ini tentu saja akan membutuhkan waktu sehingga audit delay akan bertambah lama. Mengacu pada penelitian yang dilakukan Ahmad dan Kamarudin di Malasyia, faktor bulan tutup buku diperkirakan berpengaruh terhadap audit
31
delay. Sebelum menyampaikan laporan keuangannya kepada publik, perusahaan yang go publik di pasar modal terlebih dahulu meminta auditor independen untuk mengaudit laporan keuangannya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pasar modal dan BAPEPAM. Proses pekerjaan audit akan dapat dilakukan jika perusahaan telah selesai menyusun laporan keuangan saat tutup buku. Meskipun disetiap Negara bulan tutup buku berbeda-beda, tetapi pada saat itu terjadi penumpukan permintaan pengerjaan audit. Di Indonesia umumnya hal itu terjadi pada bulan desember. Penumpukan permintaan audit akan mengakibatkan masalah pada proses pengerjaan auditnya. Masalah itu umumnya berkaitan dengan penjadwalan audit dan pembagian anggota untuk masing-masing pekerjaan audit. Dengan terbatasnya anggota auditor yang melaksanakan pekerjaan audit dapat menyebabkan waktu pengerjaan audit cenderung semakin lama. Penelitian ini berusaha untuk menguji kembali variabel penggantian auditor, apakah berpengaruh atau tidak pada audit delay. Meskipun pada penelitian Ahmad dan Abidin (2008) variabel ini tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penggantian auditor bisa saja terjadi karena beberapa hal, antara lain karena adanya ketidakpuasan klien terhadap kinerja auditor ataupun terjadi ketidakcocokan antara auditor dengan klien yang bersangkutan. Penggantian auditor diperkirakan mempengaruhi audit delay. Hal ini dikarenakan seorang auditor baru memerlukan waktu untuk bisa mempelajari, mengetahui dan memahami klien barunya utuk bisa
32
melakukan suatu pekerjaan audit. Selain itu, auditor itu juga bisa memperbandingkan klien barunya dengan klien lamanya. Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan dalam bagan berikut : Debt to Equity Ratio
Bulan Tutup Buku
Audit Delay
Penggantian Auditor
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian seperti berikut ini : H1 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. H2 = Ada pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. H3 = Ada pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
33
H4 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Populasi adalah suatu keseluruhan yang diperhatikan atau dibicarakan, yang daripadanya ingin diperoleh informasi atau data (Tarmudji, 1992:9). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. Pada tahun 2008 berjumlah 402 perusahaan dan pada tahun 2009 berjumlah 406 sehingga total populasi berjumlah 808 perusahaan. 3.2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diamati dan yang digunakan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan umum (Tarmudji, 1992:9). Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode ini menggunakan kriteria-kriteria yang relevan dengan penelitian ini. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Menyampaikan laporan keuangan ke BAPEPAM berturut-turut selama 2 tahun yaitu tahun 2008 dan 2009. Laporan keuangan tersebut disertai laporan auditor independen. 2. Mempunyai data yang lengkap.
34
35
Penentuan jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus slovin dengan asumsi populasi berdistribusi normal. Rumus slovin tersebut yaitu sebagai berikut : (Umar, 2001:74)
n =
N 1 Ne2
Keterangan n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir sebesar 5% 3.3. Variabel Penelitian a) Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Dalam penelitian ini audit delay merupakan variabel dependennya. Audit delay dapat diketahui dari perbedaan antara tanggal tutup buku perusahaan dan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay mempunyai satuan “Hari” dan hasilnya akan diketahui dalam ukuran rata-rata waktu penyelesaian audit.
36
b) Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu : 1) Debt to Equity Ratio (X1) Merupakan proporsi hutang terhadap ekuitas (modal). Variabel ini diukur dengan rasio hutang terhadap ekuitas. 2) Bulan Tutup Buku (X2) Merupakan bulan dimana perusahaan melakukan aktivitas tutup buku dengan meringkas seluruh hasil operasi perusahaan dalam laporan keuangan. Umumnya perusahaan di Indonesia melakukan tutup buku di bulan desember tepatnya tanggal 31 desember. Variabel ini dinotasikan dalam variabel dummy. Perusahaan yang melakukan aktivitas tutup buku di bulan desember dinotasikan dengan angka (1) dan perusahaan yang melakukan aktivitas tutup buku selain dibulan desember dinotasikan dengan angka (0). 3) Penggantian Auditor (X3) Bila perusahaan klien menggunakan auditor tertentu untuk tahun buku tahun ini, tetapi mengganti auditornya untuk periode tahun buku tahun depan. Variabel ini dinotasikan dengan variabel dummy. Perusahaan yang mengganti auditornya diberi notasi (1) dan perusahaan yang tetap memakai auditor sebelumnya diberi notasi (0).
37
3.4. Data Sekunder Data diperoleh dengan mengumpulkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang ada. Data yang diperlukan merupakan data sekunder yang didapatkan dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Diponegoro dan website BEI yaitu www.idx.co.id. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) perusahaan publik untuk tahun buku 2008 dan 2009. 2. Laporan auditor independen yaitu data tanggal laporan audit. 3. IDX Fact Book 2008, 2009 dan 2010. 3.5. Teknik Analisis Data 1) Analisis Deskriptif Menurut Jogiyanto, analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Karakteristik data yang dimaksud adalah karakteristik distribusi seperti frekuensi, deviasi standar dan rata-rata. Analisis ini mendeskripsikan data yang terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum. 2) Analisis Inferensial a) Uji Prasyarat Sebelum data diregresikan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Model uji prasyarat itu antara lain :
38
1) Uji Linearitas Uji linearitas menurut Ghozali digunakan untuk melihat apakah spesifik model yang digunakan sudah benar atau tidak. Linearitas dapat diketahui dengan melihat Deviation from Linearity dari uji F linearnya. Jika angka Deviation from Linearity lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan prediktor dengan variabel dependen linear (model linear). 2) Uji Normalitas Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Suatu model regresi dapat dikatakan baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk mengetahui normalitas dengan melihat normal probability plot. Dasar penentuannya adalah : 1. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
39
Cara lainnya untuk menguji kenormalan suatu data yang akan diregresi adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila didapatkan nilai signifikansi > taraf signifikansi 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Begitu pula sebaliknya, apabila didapatkan nilai signifikansi < taraf signifikansi 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. b) Analisis Regresi Berganda Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh antar variabelnya yaitu
pengaruh Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan
penggantian auditor terhadap audit delay. AD =
0
+
1DER
+
2YE +
3Change
+e
Keterangan AD
= Audit Delay = Konstanta
0
1,
2,
3
= Koefisien Regresi
DER
= Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap ekuitas)
YE
= Bulan Tutup Buku Kode (1) untuk perusahaan yang tutup buku di bulan desember
40
Kode (0) untuk perusahaan yang tutup buku selain bulan desember Change
= Penggantian Auditor Kode (1) untuk perusahaan yang melakukan penggantian auditor Kode (0) untuk perusahaan yang tidak melakukan penggantian auditor
e
= Faktor lain diluar model
c) Uji Asumsi Klasik Model regresi yang telah didapatkan dari data penelitian, selanjutnya diuji lagi dengan uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan model regresi yang BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Pengujian-pengujian itu antara lain:
1) Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2007:91). Salah satu cara menentukan ada tidaknya multikoliniearitas pada suatu model
41
regresi antara lain dengan membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerancenya. Dasar penentuannya adalah : a. Apabila nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka dapat disimpulkan terjadi multikoliniearitas pada model regresi tersebut. b. Apabila nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikoliniearitas pada model regresi tersebut. 2) Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas.
Sedangkan
apabila
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Suatu model regresi dapat dikatakan baik jika terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZSPRED)
dengan
nilai
residualnya
(SRESID).
Dasar
penentuannya adalah jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur misal bergelombang atau melebar kemudian menyempit,
maka
dapat
disimpulkan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika titik-titik yang ada
42
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y atau tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikansi t > taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan begitupula sebaliknya, jika nilai signifikansi t < taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. 3) Uji Autokorelasi Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi autokorelasi. Cara menentukan ada tidaknya autokorelasi antara lain dengan uji Durbin Watson. Durbin Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai dhitung terletak diluar nilai kritis maka ada tidaknya autokorelasi positif maupun negatif dapat diketahui (Rusdarti, 2007:47). Dasar penentuannya adalah : Tabel 3.1. Kriteria Autokorelasi Nilai Statistik d
Keputusan
0 < d < dL atau
Menolak hipotesis nol, ada
43
DW <1,54 dL ≤ d ≤ dU atau 1,54 < DW < 1,66 dU < d < 4 - dU atau
autokorelasi positif Daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan
1,66 < DW < 2,34
Menerima hipotesis nol, tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
4 - dU < d < 4 - dL atau 2,34 < DW < 2,46
Daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan
4 - dU < d < 4 atau
Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi negatif
2,46 < DW Sumber : Rusdarti, 2007 : 48 d) Uji Hipotesis 1) Hipotesis 1
Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 1 yang telah ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah : H1 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5% (0,05). Dasar pengambilan keputusan uji : 1. Menerima H1 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05) 2. Menolak H1 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
44
2) Hipotesis 2 Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 2 yang telah ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah : H2 = Ada pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5% (0,05). Dasar pengambilan keputusan uji : 1. Menerima H2 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05) 2. Menolak H2 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05) 3) Hipotesis 3 Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 3 yang telah ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah : H3 = Ada pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5% (0,05). Dasar pengambilan keputusan uji : 1. Menerima H3 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05) 2. Menolak H3 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
45
4) Hipotesis 4 Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang diakibatkan oleh keseluruhan variabel independen yang ada dalam model regresi terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah : H4 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi F. Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% (0,05). Dasar pengambilan keputusan uji : 1. Menerima H1 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05) 2. Menolak H1 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05) e) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2 adjusted) mencerminkan prosentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar nilai R2, semakin kuat pengaruh variabel independen (Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor) terhadap variabel dependennya (audit delay) dan begitupula sebaliknya. Dengan kata lain, semakin besar nilai R2, semakin kuat indikator menjelaskan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian a) Deskripsi Obyek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri yang diterbitkan pemerintah, publik maupun swasta. Perkembangan perusahaan yang go publik dipasar modal semakin tahun semakin bertambah yang diklasifikasikan dalam beberapa sektor. Sektor-sektor perusahaan yang listing (go publik) di Bursa Efek Indonesia adalah : Tabel 4.1. Sektor Perusahaan Yang Listing di BEI No
Sektor Perusahaan
1.
Agriculture
2.
Mining
3.
Basic
Sub Sektor Crops, Plantation, Animal Husbandry, Fishery, Forestry, Others.
Coal Mining, Crude Petroleum & Natural Gas Production, Metal & Mineral Mining, Land/Stone Quarrying, Others.
Industry
Cement, Ceramics, Glass & Porcelain, Metal & Allied Product, Chemicals, Plastics and Packaging, Animal Feed, & Wood Industry, Pulp & Paper, Others. 46
47
Chemical Machinery & Heavy Equipment, Automotive & Components, Textile & Garment, Footwear, Cable, Electronics, Others. 4.
Miscellaneous Industry Food and Beverages, Tobacco Manufacturers, Pharmauceticals, Cosmetics & Household, Houseware, Others.
5.
Consumer Industry
Goods
Property & Real Estate, Building Construction, Others.
Energy, Toll Road, Airport, Harbor & Allied Product, Telecomunication, Transportation, Non Building Construction, Others. 6.
7.
Property, Real Estate and Building Construction
Infrastructure, & Transportation
Finance 8.
Bank, Financial Institution, Securities Company, Insurance, Investment Utilities Fund/Mutual Fund, Others.
Wholesale (Durable & Non-Durable Goods), Retail Trade, Restaurant, Hotel & Tourism, Advertising, Printing & Media, Health Care, Computer & Services, Investment Company, Others.
48
9.
Trade, Service Investment
and
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009. Deskripsi perusahaan-perusahaan yang listing dan delisting di BEI pada tahun 2008-2009 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Jumlah Perusahaan yang Listing dan Delisting Tahun 20082009 No
Tahun
Jumlah Yang Listing
Jumlah Yang Delisting
1.
2008
402
6
2.
2009
406
12
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 jumlah perusahaan yang listing (go publik) sebanyak 402 perusahaan, sedangkan yang delisting (keluar) sebanyak 6 perusahaan. Begitupula pada tahun 2009 jumlah perusahaan yang listing (go publik) sebanyak 406 perusahaan, sedangkan yang delisting (keluar) sebanyak 12 perusahaan.
49
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria yang digunakan adalah: a. Perusahaan menyampaikan LK 2 tahun berturut-turut
360
b. Mempunyai data yang lengkap
337
Penentuan
jumlah
sampel
menggunakan
rumus
slovin.
Perhitungannya sebagai berikut:
n=
337 N = 2 1 337(0,05) 1 Ne
2
=
337 = 182,904 = 183 1,8425
b) Deskripsi Variabel Penelitian 1) Audit Delay Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai diterbitkannya laporan audit (Ahmad & Abidin, 2008:34). Audit delay disebut juga reporting lag. Audit delay memiliki satuan hari dan dalam penelitian ini dinyatakan dalam rata-rata waktu audit delay. Berikut statistik deskriptif audit delay: Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Audit Delay
AD
Minimum
Maximum
Mean
Standar Deviasi
30
113
68,5574
18,07202
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Sesuai dengan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel audit delay memiliki nilai minimum 30 dan maksimum 113 serta mean
50
68,5574. Sedangkan standar deviasinya sebesar 18,07202. Perusahaan yang mengalami audit delay paling lama adalah PT Nippress Tbk. Sedangkan, perusahaan yang mengalami audit delay paling singkat adalah PT Cahaya Kalbar Tbk dan PT Intanwijaya International Tbk. Perusahaan yang mengalami audit delay ≤ 30 hari ada 2 perusahaan. Perusahaan yang mengalami audit delay (31 hari < AD ≤ 60 hari) ada 121 perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang mengalami audit (61 hari < AD ≤ 90 hari) ada 205 perusahaan. Serta perusahaan yang mengalami audit delay ≥ 91 hari ada 38 perusahaan. 2) Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. DER yang tinggi mengindikasikan adanya tekanan keuangan yang tinggi pula, dan sebaliknya. Berikut statistik deskriptif Debt to Equity Ratio: Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio
DER
Minimum
Maximum
Mean
Standar Deviasi
-25,25
322,27
3,7625
20,93122
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Sesuai dengan tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum -25,25 dan maksimum 322,27 serta mean 3,7625. Sedangkan standar deviasinya sebesar 20,93122. Perusahaan yang mempunyai DER paling tinggi adalah PT Centex Tbk.
51
Sedangkan Perusahaan yang mempunyai DER paling rendah adalah PT Panasia Filament Inti Tbk. Perusahaan yang mempunyai DER ≤ 5 ada 222 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai DER (5 < DER ≤ 10) ada 24 perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang mempunyai DER ≥ 10 ada 20 perusahaan. 3) Bulan Tutup Buku Umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai bulan tutup buku yang sama yaitu bulan Desember, meskipun ada sebagian perusahaan yang memiliki bulan tutup buku selain bulan desember. Berikut statistik deskriptif bulan tutup buku : Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Bulan Tutup Buku
YE
Minimum
Maximum
Mean
Standar Deviasi
0,00
1,00
0,8907
0,31243
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Sesuai dengan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel bulan tutup buku memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum 1,00 serta mean 0,8907. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,31243. Dari data sebanyak 366, ada sebanyak 326 data bulan desember sedangkan sisanya sebanyak 40 data selain desember. 4) Penggantian Auditor
52
Keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya atau tidak dapat disebabkan oleh banyak hal seperti ketidakpuasan perusahaan terhadap kinerja auditornya. Namun seringkali perusahaan mengganti auditornya dikarenakan oleh adanya ketidaksepahaman antara perusahaan dengan auditornya mengenai laporan keuangan auditannya. Berikut statistik deskriptif penggantian auditor : Tabel 4.6. Statistik Deskriptif Penggantian Auditor Minimum
Maximum
Mean
Standar Deviasi
0,00
1,00
0,2350
0,42456
CHANGE
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Sesuai dengan tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel penggantian auditor memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum 1,00 serta mean 0,2350. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,42456. Dari data sebanyak 366, ada sebanyak 280 data tetap menggunakan data auditor sebelumnya sedangkan sisanya sebanyak 86 data melakukan pergantian auditor. c) Analisis Inferensial 1) Uji Prasyarat Suatu data yang akan diregresikan harus memenuhi beberapa syarat. Setelah data tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut barulah dapat diregresikan. Untuk mengetahui suatu data telah
53
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dilakukanlah beberapa pengujian yaitu : a. Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifik model yang digunakan sudah benar atau tidak. Linearitas dapat diketahui dengan melihat Deviation from Linearity dari uji F liniernya. Berikut ini diberikan hasil uji linearitas dengan menggunakan SPSS : Tabel 4.7. Hasil Uji Linearitas Deviation From Linearity F
Sig
DER*AD
0,984
0,549
YE*AD
1,259
0,104
Change*AD
1,060
0,365
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi linear. Hal ini dapat dilihat dari setiap nilai signifikansi dari Deviation from Linearity yang lebih besar dari 0,05. b) Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji tersebut dapat dilakukan dengan melihat histogram, grafik normal p-plot maupun nilai Kolmogorov Smirnov. Berikut ini
54
adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Unstandarized Residual
df
Sig
1,259
0,084
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan data pada penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi residualnya yang sebesar 0,084. Nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang dapat ditolerir sebesar 0,05. Sedangkan gambar histogram adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Dari gambar 4.1 hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal. Hal
55
ini dapat dilihat dari bentuk grafik histogram yang menunjukkan pola distribusi normal.
Gambar 4.2 Jika dilihat dari tampilan grafik normal plot pada gambar 4.2, dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal karena titik-titik menyebar mendekati dan mengikuti garis diagonal. 2) Analisis Regresi Berganda Data dapat diregresikan setelah dilakukan beberapa pengujian untuk memastikan data yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan tersebut. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik ternyata model regresi awal mengalami heteroskedastisitas. Oleh karena itu, model ditransformasi untuk menghilangkan heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas dalam regresi dapat dihilangkan antara lain dengan cara membuat persamaan regresinya dalam bentuk persamaan logaritma (Hasan, 2001:284). Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS setelah model ditransformasi: Tabel 4.9. Hasil Estimasi Regresi Berganda
56
Koef Regresi
Standar Error
(Constant)
4,113
0,047
LnDER
0,013
0,012
YE
0,002
Change
0,112
Variabel
Koef Parsial
t
Sig
88,401
0,000
0,056
1,035
0,301
0,049
0,003
0,048
0,962
0,034
0,176
3,261
0,001
Adj R square = 0,025
R square = 0,033
F hitung = 3,875
DW test = 1,797
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.9 dapat disusun model persamaan sebagai berikut ini : LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE + 0,112Change + e 3) Uji Asumsi Klasik Model regresi diatas selanjutnya diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk menghindari kemungkinan penyimpanganpenyimpangan yang mungkin terjadi. Pengujian asumsi klasik tersebut adalah : a. Multikolinieritas Tabel hasil pengujian multikonieritas dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut
57
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Model Tolerance
VIF
LnDER
0,994
1,006
YE
0,986
1,014
Change
0,989
1,011
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance masingmasing variabel independen, nilainya tidak ada yang kurang dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factors (VIF) tidak ada yang melebihi 10. b. Heteroskedastisitas Gambar scatterplot hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
58
Gambar 4.3 Berdasarkan grafik scatterplot tersebut dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari grafik scatterplot diatas, titik-titik yang ada menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah sumbu Y. Selain itu, heteroskedastisitas dapat diketahui dengan uji glejser. Berikut diberikan hasil uji glejser: Tabel 4.11. Hasil Uji Glejser Unstandardized Coefficient
Standardized Coefficient
Model
t
Sig.
7,870
0,000
B
Std. Error
Constant
0,211
0,027
LnDER
2,91E-005
0,007
0,000
0,004
0,997
YE
0,026
0,028
0,050
0,912
0,362
Change
-0,010
0,020
0,027
-0,502
0,616
Beta
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel
4.11
dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi setiap variabel independennya yang lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. c. Autokorelasi Tabel hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
59
Tabel 4.12. Nilai Durbin Watson Nilai DW hitung 1,797 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson yang sebesar 1,797. Nilai DW hitung tersebut terletak diantara 1,66 dan 2,34 (1,66 < 1,797 < 2,34) sesuai kriteria yang telah ada pada tabel 3.1. Dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap model regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut merupakan model BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Model regresi itu adalah : LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE + 0,112Change + e Model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Nilai konstanta sebesar 4,113 artinya jika semua variabel independen (DER, YE, Change) dianggap konstan atau bernilai 0, maka nilai Ln dari audit delay sebesar 4,113 hari. 2) Koefisien Ln dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,013 artinya jika DER mengalami perubahan sebesar 1 satuan sedangkan variabel independen yang lain dianggap konstan, maka
60
nilai Ln dari audit delay akan mengalami kenaikan sebesar 0,013 hari. 3) Koefisien Bulan Tutup Buku (YE) sebesar 0,002. a) Persamaan regresi estimasi perusahaan dengan bulan tutup buku Desember (1) terhadap audit delay. LnAD = 4,115 + 0,013LnDER + 0,112Change Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan, maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan dengan bulan tutup buku di bulan desember sebesar 4,115 hari. b) Persamaan regresi estimasi perusahaan dengan bulan tutup buku selain Desember (0) terhadap audit delay. LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,112Change Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan, maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan dengan bulan tutup buku selain bulan desember sebesar 4,113 hari. 4) Koefisien Penggantian Auditor (Change) sebesar 0,112. a) Persamaan regresi estimasi perusahaan yang telah mengganti auditornya (1) terhadap audit delay. LnAD = 4,225 + 0,013LnDER + 0,002YE Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan, maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan yang telah mengganti auditornya sebesar 4,225 hari.
61
b) Persamaan
regresi
estimasi
perusahaan
yang
tetap
menggunakan jasa auditor sebelumnya (0) terhadap audit delay. LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan, maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan yang tetap menggunakan jasa auditor sebelumnya sebesar 4,113 hari. 4) Uji Hipotesis a. Hipotesis 1 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan dengan SPSS :
Tabel 4.13. Koefisien Parsial Debt to Equity Ratio
Model
Unstandarized Coefficient B
Std. Error.
(Constant)
4,113
0,047
LnDER
0,013
0,012
Sumber : Data sekunder yang diolah.
Standarized Coefficient
t
Sig
88,401
0,000
1,035
0,301
Beta
0,056
62
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,301. Nilai signifikan t tersebut lebih besar dari taraf signifikan 5%. b. Hipotesis 2 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara bulan tutup buku terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan dengan SPSS : Tabel 4.14. Koefisien Parsial Bulan Tutup Buku
Model
Unstandarized Coefficient B
Std. Error.
(Constant)
4,113
0,047
YE
0,002
0,049
Standarized Coefficient
t
Sig
88,401
0,000
0,048
0,962
Beta
0,003
Sumber : Data sekunder yang diolah. Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Bulan tutup buku secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,962. Nilai signifikan t tersebut lebih besar dari taraf signifikan 5%.
63
c. Hipotesis 3 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara penggantian auditor terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan dengan SPSS : Tabel 4.15. Koefisien Parsial Penggantian Auditor
Model
Unstandarized Coefficient B
Std. Error.
(Constant)
4,113
0,047
CHANGE
0,112
0,034
Standarized Coefficient
t
Sig
88,401
0,000
3,261
0,001
Beta
0,176
Sumber : Data sekunder yang diolah. Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa penggantian auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,001. Nilai signifikan t tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 5%. d. Hipotesis 4 Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang diakibatkan oleh keseluruhan variabel independen yang ada dalam model regresi terhadap variabel dependennya. Berikut ini hasil perhitungan SPSS :
64
Tabel 4.16. ANOVA Model
Sum of Square
df
Mean Square
F
Sig
Regresion
0,942
3
0,314
3,875
0,010
Residual
27,318
337
0,018
Total
28,261
340
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat nilai signifikansinya F sebesar 0,010. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap audit delay. 5) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Namun, R2 mempunyai kelemahan yaitu dapat terjadi bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi model regresi lebih baik digunakan nilai adjusted R2. Berikut ini tabel hasil pengujian koefisien determinasi : Tabel 4.17. Koefisien Determinasi Model 1
R
R square
Adjusted R square
Std. Error of the Estimate
0,183
0,033
0,025
0,28472
65
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien determinasi Adjusted R Square menunjukkan angka 0,025. Hal ini berarti 2,50% variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen pada penelitian ini. Sedangkan, sisanya sebesar 97,50% variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Hal ini diakibatkan karena hanya ada satu variabel independen yaitu penggantian auditor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu audit delay. 4.2. Pembahasan Analisis data yang telah dibahas di atas mengupas hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik menggunakan regresi linier berganda, pembahasan selengkapnya mengenai penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a) Hipotesis 1 : Ada Pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan utang terhadap modal dan termasuk dalam rasio leverage. Penelitian ini menggunakan data audit delay yang terdapat pada laporan audit dalam laporan keuangan auditan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang go publik di BEI. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap audit delay. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian yang mendapatkan signifikansi
66
t sebesar 0,301. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap audit delay sehingga H1 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hossain & Taylor serta Wiwik Utami yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap audit delay. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Kamarudin yang berhasil membuktikan adanya pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap audit delay. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa perusahaan dengan DER yang lebih tinggi akan cenderung mengalami kesulitan (tekanan) finansial yang lebih tinggi pula bila dibandingkan dengan perusahaan dengan DER yang lebih rendah. Perusahaan dengan DER yang tinggi akan cenderung mengalami audit delay yang lebih lama dibandingkan perusahaan dengan DER yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan waktu untuk menekan DER sampai titik terendah yang mampu dicapai. b) Hipotesis 2 : Ada Pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Bulan tutup buku merupakan bulan dimana perusahaan melakukan aktivitas tutup buku. Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia umumnya mempunyai bulan tutup buku di bulan desember, meskipun ada sebagian yang tidak. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya tidak
67
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara bulan tutup buku terhadap audit delay. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian yang mendapatkan signifikansi t sebesar 0,962. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara bulan tutup buku terhadap audit delay sehingga H2 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Abidin serta Ansah yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh bulan tutup buku terhadap audit delay. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Kamarudin yang berhasil membuktikan adanya pengaruh bulan tutup buku terhadap audit
delay.
Bulan
tutup
buku
pada
dasarnya
dapat
mempengaruhi audit delay dengan asumsi bahwa jika dalam suatu negara terdapat banyak perusahaan yang mempunyai bulan tutup buku yang berdekatan serta auditornya juga sama akan terjadi penumpukan pekerjaan audit pada KAP yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan masalah pada KAP tersebut. Masalah tersebut antara lain kesulitan dalam penjadwalan pekerjaan audit dan pembagian personil audit yang akan melakukan pekerjaan audit di masing-masing perusahaan yang menjadi klien KAP yang bersangkutan. c) Hipotesis 3 : Ada Pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
68
Penggantian
auditor
merupakan
peristiwa
dimana
perusahaan
mengganti auditor yang melakukan pekerjaan audit atas laporan keuangan perusahaan
yang
bersangkutan.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penggantian auditor terhadap audit delay. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian yang mendapatkan signifikansi 0,001. Nilai signifikansi tersebut jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penggantian auditor terhadap audit delay sehingga H3 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Abidin yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh penggantian auditor terhadap audit delay. Penggantian auditor pun dapat mempengaruhi audit delay. Hal ini dikarenakan bahwa pada dasarnya auditor pengganti akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempelajari seluk beluk perusahaan klien yang baru ditanganinya dibanding auditor yang telah menjalin perikatan dengan perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor pengganti juga dapat membandingkan klien yang baru ditanganinya tersebut dengan klien lamanya yang masih dalam industri sejenis. d) Hipotesis 4 : Ada Pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan pada audit delay perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
69
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara bersama-sama (simultan) terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat taraf signifikansi F yang sebesar 0,010. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara bersama-sama (simultan) terhadap audit delay sehingga H4 diterima. Pengaruh ketiga variabel independen tersebut terhadap audit delay sebesar 2,50%, sedangkan sisanya sebesar 97,50% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi audit delay antara lain ukuran dan jenis perusahaan, laba atau rugi, opini audit, ukuran auditor, lama menjadi anggota klien KAP, kompleksitas perusahaan, umur perusahaan dsb. Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor pada dasarnya dapat mempengaruhi audit delay. Debt to Equity Ratio (DER) dapat menunjukkan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. DER yang tinggi akan menyebabkan adanya kesulitan keuangan. Perusahaan dengan DER yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih untuk menurunkan DER sampai batas yang dapat dicapai sehingga akan menambah audit delay. Bila banyak perusahaan mempunyai bulan tutup buku yang sama misalnya bulan desember yang umumnya menjadi pilihan di banyak perusahaan di Indonesia maka akan menambah audit delay. Hal
70
ini dikarenakan sumber daya yang dimiliki auditor terbatas sehingga tidak sebanding dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan audit yang ada. Jika terjadi penggantian auditor pada suatu perusahaan tentunya auditor pengganti memerlukan waktu tambahan untuk terlebih dahulu mempelajari segala aspek pada perusahaan yang menjadi klien barunya. Selain itu, auditor juga dapat membandingkan klien barunya tersebut dengan klien lamanya yang masih dalam industri yang sejenis. Atas dasar asumsi tersebut maka terjadinya penggantian auditor akan menyebabkan audit delay semakin lama atau bertambah.
71
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1) Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. 2) Bulan tutup buku secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. 3) Penggantian auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. 4) Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
71
72
1) Kepada peneliti yang selanjutnya, untuk menambah variasi variabel independen tidak hanya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) seperti yang telah diteliti pada penelitian ini. 2) Kepada auditor, untuk memperhatikan adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay utamanya yang controllable seperti anggaran waktu sehingga perencanaan pekerjaan audit dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya pekerjaan audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. 3) Kepada perusahaan publik, untuk dapat bekerjasama dengan auditor dalam hal pemberian informasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan audit sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ayoib Che dan Abidin, Shamharir. 2008. Audit Delay of Listed Company : A Case of Malasyia. Dalam International Business Research, Volume 1 No. 4. Kedah : Universiti Utara Malasyia. Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Kamarudin, Khairul Anuar. 2001. Audit Delay and Timeliness of Corporate Reporting : Malasyian Evidence. Ansah, Stephen Owusu. 2000. Timeliness Of Financial Reporting in Emerging Capital Markets : Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange. Dalam Accounting & Business Research, Volume 30 No. 3. Dhahran : King Fahd University of Petroleum & Minerals. Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. 1997. Auditing : Pendekatan Terpadu. Jakarta : Salemba Empat. Boynton, William C., dkk. 2003. Modern Auditing Edisi 7 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Guy, Dan M, dkk. 2002. Auditing Jilid 1 Edisi 5. Jakarta : Erlangga. Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Auditing Kontemporer. Jakarta : Erlangga. Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : Bumi Aksara. Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M., JR. 2005. Fundamentals of Financial Management : Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Hossain, Monirul Alam dan Taylor, Peter J. An Examination of Audit Delay : Evidence From Pakistan. Manchester : The University of Manchester. Ismail, Ku Nor Izah Ku dan Chandler, Roy. The Timeliness of Quarterly Financial Reports Of Companies In Malasyia.
74
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta : BPFE. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik. Libby, Robert dkk. 2008. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Messier, Glover, dan Prawitt. 2006. Auditing Services and Assurance : A Systematic Approach Buku Satu Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2002a. Auditing Buku 1 Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat. -----. 2002b. Auditing Buku 2 Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat. Muslich, Mohammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern : Analisis, Perencanaan dan Kebijaksanaan. Jakarta : Bumi Aksara. Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat. Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor Yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di BEJ). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UAJY. Rusdarti. 2007. Ekonometrika. Semarang : Pusat Penjamin Mutu UNNES. Sale, J. Timothy. 2003. Advances in International Accounting Volume 16. Oxford : Elsevier. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Tarmudji, Tarsis. 1992. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta : Liberty. Tuannakota, Theodorus M. 2007. Setengah Abad Profesi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2005. Pengembangan Analisis Multivariate Dengan SPSS 12. Jakarta : Salemba Empat. Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Utami, Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta.
75
76
SURAT REKOMENDASI Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Jurusan Akuntansi menerangkan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama
: REZA AFIF
NIM
: 7250406008
Jurusan/Prodi : AKUNTANSI / AKUNTANSI S1 Judul Skripsi : “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, BULAN TUTUP
BUKU
DAN
PENGGANTIAN
AUDITOR
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2009”. Menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah menyelesaikan skripsi dan siap diajukan pada sidang ujian skripsi. Demikian surat rekomendasi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Semarang,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Margunani M.P. NIP. 195703181986012001
Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt NIP. 197112052006042001
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si. NIP. 196206231989011001
77
LAMPIRAN 1 Ringkasan Sampel Data Sekunder Tahun 2008 Independen No
Nama Perusahaan
Dependen
DER (Rp Milyar)
Bulan Tutup Buku
Auditor
Audit Delay
1
PT Holcim Indonesia Tbk.
2.02
1
0
44
2
PT Jakarta Kyoei Works Tbk
-1.72
1
1
86
3
PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk
0.37
0
0
86
4
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
1.18
1
0
43
5
PT BAT Indonesia Tbk
1.11
1
0
83
6
PT Shcering-Plough Indonesia Tbk
22.9
0
0
92
7
PT Astra Graphia Tbk
1.21
1
0
51
8
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk
2.22
1
0
90
9
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
0.82
1
0
56
10
PT Aqua Golden Misisipi Tbk
0.71
1
0
90
11
PT Pan Pacific International Tbk
0.32
1
0
58
12
PT Barito Pacific Tbk
1.22
1
0
80
13
PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk
-2.7
1
0
79
14
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
5.53
1
0
47
15
PT Bisi International Tbk
0.73
1
0
42
16
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
8.86
1
1
95
17
PT Sugi Samapersada Tbk
0.12
1
1
76
18
PT Zebra Nusantara Tbk
0.7
1
0
67
19
PT Argo Pantes Tbk.
14.33
1
1
84
20
PT Intraco Penta Tbk.
2.46
0
0
70
21
PT Bank Bumi Arta Tbk
4.2
1
0
35
22
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
0.73
1
0
56
23
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
3.17
1
0
78
24
PT Bank Negara Indonesia Tbk
12.07
1
0
53
25
PT Indospring Tbk
7.45
1
0
92
26
PT Jaya Pari Steel Tbk
0.48
1
0
83
27
PT TIFICO Tbk
-4.59
0
0
83
28
PT Semen Gresik Persero
0.3
1
0
72
29
PT Jembo Cable Company Tbk
6.72
1
0
92
30
PT Indal Alumunium Industry Tbk
7.12
1
1
83
31
PT Prima Alloy Steel Tbk
3.84
1
0
56
78
32
PT Delta Djakarta Tbk
0.34
1
0
80
33
PT Gajah Tunggal Tbk
4.28
1
0
98
34
PT Lionmesh Prima Tbk
0.64
1
0
71
35
PT Ekadharma International Tbk
1.03
1
0
57
36
PT Inter Delta Tbk
-2.04
1
1
49
37
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
3.11
1
0
79
38
PT Citra Tubindo Tbk
1.06
1
0
31
39
PT Modern International Tbk
1.49
1
1
68
40
PT Adaro Energy Tbk
1.41
1
1
42
41
PT Bank Victoria International Tbk
9.66
1
0
53
42
PT Cahaya Kalbar Tbk
1.45
1
0
30
43
PT Bentoel International Investama Tbk
1.58
1
0
46
44
PT Apac Citra Centertex Tbk
216.26
1
0
95
45
PT Mandom Indonesia Tbk
0.12
0
0
51
46
PT Sumi Indo Kabel Tbk
0.25
1
0
50
47
PT Tunas Ridean Tbk
2.5
1
0
90
48
PT Ades Water Indonesia Tbk
2.56
1
1
46
49
PT Indorama Syntetics Tbk
1.5
1
0
87
50
PT Karwell Indonesia Tbk
-2.86
1
1
90
51
PT Selamat Sempurna Tbk
0.63
1
1
71
52
PT Multistrada Arah Sarana Tbk
0.85
1
0
84
53
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
0.34
1
1
91
54
PT Surya Intrindo Makmur Tbk
-5.17
1
0
80
55
PT Resource Alam Indonesia Tbk
0.82
1
0
38
56
PT Nippress Tbk
1.64
1
0
87
57
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
1.13
1
0
77
58
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10.01
1
0
91
59
PT Astra International Tbk
1.21
1
0
56
60
PT Arwana Citramulia Tbk
1.58
1
0
57
61
PT Allbond Makmur Usaha Tbk
0.68
1
1
53
62
PT Intanwijaya Internasional Tbk
0.1
1
0
30
63
PT Citatah Tbk
3.46
1
0
97
64
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
0.51
1
0
32
65
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
17.78
1
0
105
66
PT Intikeramik Alamsari Industry Tbk
1.28
1
0
85
67
PT Tunas Baru Lampung Tbk
2.15
1
0
56
68
PT Buana Finance Tbk
1.02
1
0
67
69
PT ATPK Resources Tbk
0.21
1
0
76
79
70
PT Panin Sekuritas Tbk
2.07
1
0
43
71
PT Bank Central Asia Tbk
9.55
1
0
91
72
PT Indo Kordsa Tbk
0.48
1
0
85
73
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
1.33
1
0
68
74
PT Sekar Laut Tbk
1
1
0
79
75
PT Multiprima Sejahtera Tbk
1.21
1
0
90
76
PT Sekar Bumi Tbk
-4.29
1
0
70
77
PT Betonjaya Manunggal Tbk
0.28
1
0
76
78
PT Sorini Argo Asia Corporindo
0.95
0
1
88
79
PT Smart Tbk
1.17
1
0
39
80
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
1.63
1
0
66
81
PT Davomas Abadi Tbk
4.45
1
1
95
82
PT Asahimas Flat Glass Tbk
0.33
1
1
84
83
PT Mayora Indah Tbk
1.32
1
0
80
84
PT AKR Corporindo Tbk
1.81
1
0
85
85
PT Lion Metal Works Tbk
0.26
1
0
76
86
PT Asiaplast Industries Tbk
1.2
1
0
56
87
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk
-1.53
1
0
80
88
PT Tira Austenite Tbk
1.94
0
0
85
89
PT Unggul Indah Cahaya Tbk
1.29
1
0
47
90
PT Berlina Tbk
1.27
1
0
72
91
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
2.76
1
1
54
92
PT Hexindo Adiperkasa Tbk
2
0
0
62
93
PT Sunson Textile Manufacture Tbk
2.19
1
0
43
94
PT Astra Otoparts Tbk
0.45
1
0
50
95
PT Pelangi Indah Canindo Tbk
2.9
1
1
40
96
PT Pyridam Farma Tbk
0.42
1
0
93
97
PT Pudjiadi Prestige Tbk
0.17
0
0
65
98
PT Kalbe Farma Tbk
0.38
1
0
36
99
PT Multipolar Tbk
5.49
1
0
56
100
PT CENTEX Tbk
322.27
0
1
75
101
PT Eratex Djaja Tbk
-2.26
1
0
96
102
PT Sat Nusapersada Tbk
0.87
1
0
56
103
PT Panca Global Securities Tbk
-1.86
1
0
47
104
PT Pacific Utama Tbk
2.12
1
0
67
105
PT Delta Dunia Petroindo Tbk
0.19
1
0
42
106
PT Pool Advista Indonesia Tbk
0.09
0
0
37
107
PT Gema Grahasarana Tbk
4.95
1
0
48
80
108
PT Hanson International Tbk
-1.01
1
1
91
109
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
0.76
1
0
47
110
PT Ever Shine Textile Industry Tbk
1.13
1
0
78
111
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
1.38
1
0
79
112
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
7.75
1
0
56
113
PT Nusantara Infrastructure Tbk
3.22
1
0
48
114
PT Reliance Securities Tbk
1.45
1
0
83
115
PT Berlian Laju Tanker Tbk
3.24
1
0
82
116
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
2.47
1
1
98
117
PT Tempo Inti Media Tbk
0.92
1
0
78
118
PT Summarecon Agung Tbk
1.31
1
0
56
119
PT Panasia Indosyntec Tbk
1.29
0
0
78
120
PT Roda Vivatex Tbk
0.35
1
0
71
121
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
0.37
1
1
76
122
PT Goodyear Indonesia Tbk
2.45
1
0
72
123
PT Alfa Retailindo Tbk
0.55
0
0
83
124
PT Sepatu Bata Tbk
0.47
1
0
69
125
PT Arthavest Tbk
0.41
1
0
82
126
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
2.68
1
0
99
127
PT Kedaung Indah Chan Tbk
0.31
1
0
63
128
PT Panasia Filament Inti Tbk
-25.25
1
1
90
129
PT Indosiar Karya Media Tbk
3.3
1
1
57
130
PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk
-3.2
0
1
84
131
PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
3.04
1
1
34
132
PT Fortune Mate Indonesia Tbk
0.89
1
1
76
133
PT Trust Finance Indonesia Tbk
0.92
1
0
75
134
PT Duta Anggada Realty Tbk
1.64
1
0
43
135
PT Bayan Resources Tbk
2.38
1
1
76
136
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
1.6
1
1
74
137
PT Ratu Prabu Energi Tbk
1.05
0
1
54
138
PT Bank OCBC NISP Tbk
8.43
1
0
34
139
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
14.61
1
0
91
140
PT Yanaprima Hestapersada Tbk
0.52
1
0
56
141
PT Sentul City Tbk
0.16
1
0
67
142
PT Jaya Real Property Tbk
0.75
1
0
45
143
PT Kageo Igar Jaya Tbk
0.38
1
0
65
144
PT Central Proteinaprima Tbk
1.8
1
0
64
145
PT Metrodata Electronics Tbk
2.74
1
0
85
81
146
PT Dynaplast Tbk
1.79
1
0
87
147
PT Elnusa Tbk
1.04
1
0
56
148
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
0.43
1
1
32
149
PT Bank MEGA Tbk
11.15
1
0
102
150
PT Mulia Industrindo Tbk
-1.75
1
0
76
151
PT Surya Toto Indonesia Tbk
1.84
1
0
80
152
PT Leyand International Tbk
1.54
1
0
65
153
PT Hero Supermarket Tbk
1.82
1
0
78
154
PT Cowell Development Tbk
0.74
1
1
34
155
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
2.55
1
0
53
156
PT International Nickel Indonesia Tbk
0.21
1
1
51
157
PT Anta Express Tour & Travel S. Tbk
2.02
1
1
46
158
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2.91
1
0
61
159
PT Trias Sentosa Tbk
1.08
1
0
77
160
PT Eterindo Wahanatama Tbk
0.68
0
0
58
161
PT Garda Tujuh Buana Tbk
2.45
1
1
58
162
PT Pan Brother Tex Tbk
8.69
1
0
105
163
PT Mandala Multifinance Tbk
4.59
1
1
94
164
PT Titan Kimia Nusantara Tbk
1.48
1
1
57
165
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk
-1.5
1
0
85
166
PT Aneka Kemasindo Utama Tbk
0.62
1
0
83
167
PT Pakuwon Jati Tbk
2.46
1
0
45
168
PT Bank Kesawan Tbk
14.97
1
1
93
169
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
3.56
1
1
36
170
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
1.78
1
0
76
171
PT Lamicitra Nusantara Tbk
2.62
1
0
73
172
PT Duta Graha Indah Tbk
0.59
1
0
63
173
PT First Media Tbk
4.74
1
0
57
174
PT Argha Karya Prima Industry Tbk
1.17
0
0
46
175
PT Limas Centric Indonesia Tbk
3.12
1
0
78
176
PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
4
0
0
93
177
PT Fast Food Indonesia Tbk
0.63
1
0
65
178
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
2.65
1
0
56
179
PT Metro Supermarket Realty Tbk
0.26
1
1
75
180
PT Maskapai Reasuransi Ina. Tbk
1.25
0
0
67
181
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
0.04
1
0
87
182
PT Verena Oto Finance Tbk
4.02
0
0
56
183
PT Lippo Karawaci Tbk
1.54
1
0
90
82
LAMPIRAN 2 Ringkasan Sampel Data Sekunder Tahun 2009 Independen No
Nama Perusahaan
Dependen
DER (Rp Milyar)
Bulan Tutup Buku
Auditor
Audit Delay
1
PT Holcim Indonesia Tbk
1.19
1
0
73
2
PT Jakarta Kyoei Works Tbk
1.66
1
0
90
3
PT Taisho Pharmaceutical Tbk
0.21
0
0
80
4
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
1.17
1
1
56
5
PT BAT Indonesia Tbk
2.24
1
0
43
6
PT Shcering-Plough Indonesia Tbk
9.49
0
0
91
7
PT Astra Graphia Tbk
1.03
1
0
49
8
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk
3.22
1
0
78
9
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
0.65
1
0
65
10
PT Aqua Golden Misisipi Tbk
0.73
1
1
67
11
PT Pan Pacific International Tbk
0.28
1
1
68
12
PT Barito Pacific Tbk
1.17
1
1
82
13
PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk
3.38
1
0
75
14
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
7.85
1
0
70
15
PT Bisi International Tbk
0.34
1
0
86
16
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
8.45
1
1
35
17
PT Sugi Samapersada Tbk
0.01
1
0
78
18
PT Zebra Nusantara Tbk
0.88
1
0
67
19
PT Argo Pantes Tbk
38.79
1
0
91
20
PT Intraco Penta Tbk
1.91
0
0
55
21
PT Bank Bumi Arta Tbk
4.8
1
0
76
22
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
0.91
1
0
54
23
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
2.16
1
0
63
24
PT Bank Negara Indonesia Tbk
10.88
1
0
33
25
PT Indospring Tbk
2.75
1
1
74
26
PT Jaya Pari Steel Tbk
0.3
1
1
39
27
PT TIFICO Tbk
-12.14
1
0
77
28
PT Semen Gresik Persero
0.26
1
0
77
29
PT Jembo Cable Company Tbk
4.73
1
0
43
30
PT Indal Alumunium Industry Tbk
6.38
1
0
51
31
PT Prima Alloy Steel Tbk
4.36
1
1
73
83
32
PT Delta Djakarta Tbk
0.27
1
0
51
33
PT Gajah Tunggal Tbk
2.32
1
0
47
34
PT Lionmesh Prima Tbk
0.83
0
0
68
35
PT Ekadharma International Tbk
1.1
1
1
77
36
PT Inter Delta Tbk
-1.95
1
0
85
37
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
2.45
1
0
78
38
PT Citra Tubindo Tbk
0.85
1
0
35
39
PT Modern International Tbk
1.35
1
0
82
40
PT Adaro Energy Tbk
1.43
1
1
97
41
PT Bank Victoria International Tbk
10.69
1
0
78
42
PT Cahaya Kalbar Tbk
0.89
1
1
65
43
PT Bentoel International Investama Tbk
1.45
1
0
82
44
PT Apac Citra Centertex Tbk
75.61
1
0
111
45
PT Mandom Indonesia Tbk
0.13
1
0
72
46
PT Sumi Indo Kabel Tbk
0.14
1
0
82
47
PT Tunas Ridean Tbk
0.77
1
0
76
48
PT Ades Water Indonesia Tbk
2.76
1
0
85
49
PT Indorama Syntetics Tbk
1.14
1
0
86
50
PT Karwell Indonesia Tbk
-2.15
1
0
85
51
PT Selamat Sempurna Tbk
0.8
1
0
77
52
PT Multistrada Arah Sarana Tbk
0.74
0
0
73
53
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
0.62
1
1
85
54
PT Surya Intrindo Makmur Tbk
-3.18
1
0
79
55
PT Resource Alam Indonesia Tbk
0.81
1
0
54
56
PT Nippress Tbk
1.21
1
1
113
57
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
1.31
1
0
72
58
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10.63
1
0
96
59
PT Astra International Tbk
1
1
0
54
60
PT Arwana Citramulia Tbk
1.38
1
0
68
61
PT Allbond Makmur Usaha Tbk
1.07
1
0
47
62
PT Intanwijaya Internasional Tbk
0.06
1
0
43
63
PT Citatah Tbk
2.04
1
0
56
64
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
0.4
1
1
41
65
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
11.71
1
0
52
66
PT Intikeramik Alamsari Industry Tbk
1.48
1
0
64
67
PT Tunas Baru Lampung Tbk
1.8
1
0
74
68
PT Buana Finance Tbk
0.57
1
0
34
69
PT ATPK Resources Tbk
0.24
1
1
42
84
70
PT Panin Sekuritas Tbk
1.37
1
0
45
71
PT Bank Central Asia Tbk
9.14
1
0
65
72
PT Indo Kordsa Tbk
0.23
1
1
79
73
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
1.6
1
0
76
74
PT Sekar Laut Tbk
0.73
1
0
87
75
PT Multiprima Sejahtera Tbk
0.49
1
0
91
76
PT Sekar Bumi Tbk
0.35
1
0
56
77
PT Betonjaya Manunggal Tbk
0.08
1
1
65
78
PT Sorini Argo Asia Corporindo
0.78
0
0
32
79
PT Smart Tbk
1.13
1
0
39
80
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
1.44
1
0
65
81
PT Davomas Abadi Tbk
5.28
1
1
65
82
PT Asahimas Flat Glass Tbk
0.29
1
0
64
83
PT Mayora Indah Tbk
1.03
1
0
79
84
PT AKR Corporindo Tbk
2.2
1
0
71
85
PT Lion Metal Works Tbk
0.19
1
0
70
86
PT Asiaplast Industries Tbk
0.94
1
0
78
87
PT Asia Pacific Fibers Tbk
-1.58
1
0
65
88
PT Tira Austenite Tbk
1.51
0
0
77
89
PT Unggul Indah Cahaya Tbk
0.81
1
0
87
90
PT Berlina Tbk
1.7
1
1
78
91
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
2.21
1
0
73
92
PT Hexindo Adiperkasa Tbk
1.5
0
0
43
93
PT Sunson Textile Manufacture Tbk
1.8
1
0
56
94
PT Astra Otoparts Tbk
0.39
1
0
49
95
PT Pelangi Indah Canindo Tbk
2.32
1
0
85
96
PT Pyridam Farma Tbk
0.37
1
0
49
97
PT Pudjiadi Prestige Tbk
0.25
0
0
76
98
PT Kalbe Farma Tbk
0.39
1
0
71
99
PT Multipolar Tbk
5.31
1
0
86
100
PT CENTEX Tbk
10.3
1
0
44
101
PT Eratex Djaja Tbk
4
1
0
45
102
PT Sat Nusapersada Tbk
0.93
1
0
66
103
PT Panca Global Securities Tbk
0.89
0
1
64
104
PT Matahari Department Store Tbk
5.38
1
1
47
105
PT Delta Dunia Petroindo Tbk
33.04
1
1
54
106
PT Pool Advista Indonesia Tbk
0.14
1
0
65
107
PT Gema Grahasarana Tbk
4.29
1
0
76
85
108
PT Hanson International Tbk
-1.01
1
1
89
109
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
0.82
1
0
41
110
PT Ever Shine Textile Industry Tbk
1.02
1
0
77
111
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
1.22
1
0
98
112
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
6.69
1
0
87
113
PT Nusantara Infrastructure Tbk
2.75
1
1
65
114
PT Reliance Securities Tbk
1.83
1
0
74
115
PT Berlian Laju Tanker Tbk
3.04
1
0
84
116
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
1.35
1
0
53
117
PT Tempo Inti Media Tbk
0.93
1
1
64
118
PT Summarecon Agung Tbk
1.59
0
0
83
119
PT Panasia Indosyntec Tbk
0.99
1
1
46
120
PT Roda Vivatex Tbk
0.22
1
0
68
121
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
0.35
1
0
41
122
PT Goodyear Indonesia Tbk
1.71
1
0
54
123
PT Alfa Retailindo Tbk
1.15
0
1
63
124
PT Sepatu Bata Tbk
0.38
0
0
51
125
PT Arthavest Tbk
0.44
1
1
73
126
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
1.69
1
0
64
127
PT Kedaung Indah Chan Tbk
0.39
0
0
78
128
PT Panasia Filament Inti Tbk
-13.31
1
0
84
129
PT Indosiar Karya Media Tbk
2.95
1
0
67
130
PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk
-3.98
0
0
72
131
PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
7.78
1
1
78
132
PT Fortune Mate Indonesia Tbk
0.09
1
0
82
133
PT Trust Finance Indonesia Tbk
0.66
1
0
45
134
PT Duta Anggada Realty Tbk
3.83
1
0
67
135
PT Bayan Resources Tbk
1.95
1
1
78
136
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2.14
1
0
100
137
PT Ratu Prabu Energi Tbk
1.74
0
1
87
138
PT Bank OCBC NISP Tbk
7.96
1
0
56
139
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
6.72
1
0
73
140
PT Yanaprima Hestapersada Tbk
0.55
1
1
77
141
PT Sentul City Tbk
0.22
1
1
67
142
PT Jaya Real Property Tbk
0.87
1
0
87
143
PT Kageo Igar Jaya Tbk
0.29
1
0
62
144
PT Central Proteinaprima Tbk
1.71
1
0
90
145
PT Metrodata Electronics Tbk
2.04
1
0
86
86
146
PT Dynaplast Tbk
1.65
1
0
79
147
PT Elnusa Tbk
1.2
1
0
43
148
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
0.36
1
1
45
149
PT Bank MEGA Tbk
10.66
1
0
56
150
PT Mulia Industrindo Tbk
-1.92
1
0
75
151
PT Surya Toto Indonesia Tbk
0.91
1
0
82
152
PT Leyand International Tbk
1.59
1
0
76
153
PT Hero Supermarket Tbk
2.05
1
0
45
154
PT Cowell Development Tbk
0.58
1
0
75
155
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
3.18
1
0
76
156
PT International Nickel Indonesia Tbk
0.29
1
1
78
157
PT Anta Express Tour & Travel S. Tbk
1.92
1
0
98
158
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
0.82
1
0
76
159
PT Trias Sentosa Tbk
0.68
1
0
78
160
PT Eterindo Wahanatama Tbk
1.03
1
1
78
161
PT Garda Tujuh Buana Tbk
0.76
1
1
38
162
PT Pan Brother Tex Tbk
5.23
1
1
72
163
PT Mandala Multifinance Tbk
3.35
1
0
67
164
PT Titan Kimia Nusantara Tbk
1.02
1
0
89
165
PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk
-1.47
1
1
46
166
PT Aneka Kemasindo Utama Tbk
0.67
1
0
68
167
PT Pakuwon Jati Tbk
1.94
1
0
41
168
PT Bank Kesawan Tbk
12.15
1
0
98
169
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
0.83
1
1
58
170
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
1.92
1
1
71
171
PT Lamicitra Nusantara Tbk
2.2
1
1
38
172
PT Duta Graha Indah Tbk
0.63
1
0
56
173
PT First Media Tbk
4.79
1
0
73
174
PT Argha Karya Prima Industry Tbk
0.98
0
0
97
175
PT Limas Centric Indonesia Tbk
4.59
1
0
45
176
PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
1.76
0
0
94
177
PT Fast Food Indonesia Tbk
0.63
1
0
99
178
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
2.63
1
1
76
179
PT Metro Supermarket Realty Tbk
0.18
1
0
84
180
PT Maskapai Reasuransi Ina. Tbk
1.37
0
0
69
181
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
0.6
1
1
39
182
PT Verena Oto Finance Tbk
3.77
0
1
103
183
PT Lippo Karawaci Tbk
1.4
1
1
69
87
LAMPIRAN 3
UJI PRASYARAT 1) Linieritas ANOVA Table
DER * AD
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Within Groups
Mean Square
F
81511.997
266
306.436
,985
,546
408.907
1
408,907
1,314
,254
81103.090
265
306,049
,984
,549
311,081
Sig.
30797,000
99 365
7.669
66
.116
1.243
.116
.014
1
.014
.153
.696
7.655
65
.118
1.259
.104
27.959
299
.094
35.628
365
15.978
66
.242
1.229
.128
2.403
1
2.403
12,197
.001
13.575
65
.209
1.060
.365
Within Groups
58.899
299
.197
Total
74.877
365
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total Change * AD
df
112308,997
Total YE * AD
Sum of Squares
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
2) Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 366
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
,0000000 17,12943223 ,066
Positive
,047
Negative
-,066
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
1,259 ,084
88
89
LAMPIRAN 4
ANALISIS REGRESI BERGANDA (Setelah di Transformasi)
Model Summary Adjusted R Model R R Square Square 1 .183 .033 .025 a Predictors: (Constant), Change, LnX1, YE b Dependent Variable: LnY
Std. Error of the Estimate .28472
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t
Model 1
B (Constant)
Std. Error
Sig.
Beta
4.113
.047
LnX1
.013
.012
.056
88.401
.000
1.035
YE
.301
.002
.049
Change
.112
.034
.003
.048
.962
.176
3.261
.001
a Dependent Variable: LnY
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.942
3
.314
Residual
27.318
337
.081
Total
28.261
340
a Predictors: (Constant), Change, LnX1, YE b Dependent Variable: LnY
F
Sig.
3.875
.010(a)
90
LAMPIRAN 5
UJI ASUMSI KLASIK (Setelah di Transformasi) 1) Multikolinieritas Coefficients(a) Collinearity Statistics Model 1
B
Std. Error
LnX1 YE
.994 .986
1.006 1.014
Change
.989
1.011
a Dependent Variable: LnY
2) Heteroskedastisitas Uji Glejser Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients B
Standardized Coefficients
.211
Std. Error .027
2.91E-005
.007
.026
.028
-.010 a Dependent Variable: aBrES
.020
1
(Constant) LnX1 YE Change
t
Sig.
Beta 7.870
.000
.000
.004
.997
.050
.912
.362
-.027
-.502
.616
91
3) Autokorelasi Model Summary(b)
Model 1
R ,183(a)
R Square ,033
Adjusted R Square ,025
a Predictors: (Constant), Change, LnX1, YE b Dependent Variable: LnY
Std. Error of the Estimate ,28472
Durbin-Watson 1,797