BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 100,33
Pada Januari 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 100,33 atau turun 1,21 persen dibandingkan dengan NTP Desember 2016 sebesar 101,56.
Penurunan NTP Januari 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 1,47 persen, NTP Subsektor Hortikultura turun sebesar 1,35 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,99 persen, dan NTP Subsektor Peternakan turun 1,38 persen. Sedangkan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,42 persen.
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Januari 2017, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,49 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan semua indeks kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,35 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,13 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 1,74 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,30 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,55 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 1,02 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,60 persen,
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Januari 2017 sebesar 108,57 atau turun 1,31 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Januari 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara turun 1,21 persen dibanding Desember 2016, yaitu dari 101,56 menjadi 100,33. Terjadinya penurunan NTP pada Januari 2017 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Januari 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 1,47 persen, NTP Subsektor Hortikultura turun sebesar 1,35 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,99 persen, dan NTP Subsektor Peternakan turun 1,38 persen. Sedangkan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,42 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Desember 2016-Januari 2017 (2012=100) Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
98,33 126,86
96,88 125,78
-1,47 -0,85
- Padi
128,58
128,13
-0,36
- Palawija
122,81
120,26
-2,07
129,01
129,82
0,63
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,17
132,91
0,56
- Indeks BPPBM
119,11
120,12
0,85
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija) a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
98,88
97,55
-1,35
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
126,63
125,69
-0,75
- Sayur-sayuran
125,43
122,32
-2,48
- Buah-buahan
128,49
130,05
1,22
- Tanaman Obat
105,94
107,38
1,36
128,06
128,84
0,61
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,62
131,46
0,64
- Indeks BPPBM
116,66
117,19
0,46
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
99,47
98,49
-0,99
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
129,20
128,43
-0,60
129,20
128,43
-0,60
129,89
130,40
0,40
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,81
132,31
0,37
- Indeks BPPBM
119,49
120,14
0,54
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
112,17
110,62
-1,38
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
137,02
135,84
-0,86
- Ternak Besar
143,82
141,59
-1,55
- Ternak Kecil
130,05
130,29
0,18
- Unggas
118,83
119,69
0,72
- Hasil Ternak
116,00
117,58
1,36
122,16
122,80
0,52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,26
131,90
0,49
- Indeks BPPBM
114,14
114,78
0,56
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XX, 1 Februari 2017
Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
102,30
102,72
0,42
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
126,46
127,66
0,95
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
123,62
124,28
0,53
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
128,75
129,54
0,61
- Indeks BPPBM
117,77
118,28
0,43
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
107,77
108,96
1,10
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
133,20
135,37
1,63
- Penangkapan Perairan Umum
113,48
115,40
1,70
- Penangkapan Laut
133,41
135,58
1,63
123,60
124,24
0,52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
128,80
129,60
0,62
- Indeks BPPBM
115,99
116,41
0,36
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
96,79
96,45
-0,35
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
119,68
119,92
0,20
- Budidaya Air Tawar
123,36
123,64
0,23
- Budidaya Laut
102,59
102,59
0,00
- Budidaya Air Payau
101,76
101,76
0,00
123,65
124,32
0,55
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
128,70
129,47
0,60
- Indeks BPPBM
119,56
120,15
0,50
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
101,56
100,33
-1,21
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
129,65
128,74
-0,70
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
127,66
128,32
0,52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,54
132,19
0,49
- Indeks BPPBM
117,86
118,58
0,62
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
101,54
100,26
-1,26
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
129,75
128,78
-0,75
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
127,78
128,44
0,52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,62
132,27
0,49
117,86
118,59
0,62
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
- Indeks BPPBM BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2017, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,70 persen dibandingkan dengan It Desember 2016, yaitu dari 129,65 menjadi 128,74. Penurunan It terjadi pada empat subsektor yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,85 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,75 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,60 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,86 persen. Sedangkan subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya para petani, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2017, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen jika dibandingkan dengan Ib Desember 2016, yaitu dari 127,66 menjadi 128,32. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,63 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,61 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,40 persen, subsektor peternakan sebesar 0,52 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,53 persen.
Tabel 2 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 – 2017 (2012=100) Tahun/Bulan (1)
It Indeks (2)
Ib % Perub (3)
Indeks (4)
% Perub (5)
NTP
% Perub
(6)
(7)
2016 Januari Februari Maret April Mei
121,58 121,87 122,60 123,89 124,58
-0,94 0,24 0,60 1,05 0,56
122,32 122,83 123,63 122,91 123,46
0,28 0,42 0,65 -0,58 0,44
99,39 99,21 99,17 100,80 100,91
-1,22 -0,18 -0,04 1,64 0,11
Juni
123,60
-0,79
123,80
0,28
99,84
-1,06
Juli
123.46
-0,11
124.61
0.65
99,08
-0,76
Agustus September Oktober November
124,10 126,56 127,97 128,46
0,52 1,98 1,12 0,38
124,98 125,57 126,36 127,41
0,30 0,47 0,63 0,83
99,29 100,79 101,28 100,83
0,22 1,50 0,49 -0,45
Desember
129,65
0,92
127,66
0,19
101,56
0,73
Rata–rata 2016
125,03
124,73
100,25
2017 Januari
4
128,74
-0,70
128,32
0,52
100.33
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XX, 1 Februari 2017
-1,21
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Januari 2017, NTPP mengalami penurunan sebesar 1,47 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,85%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,63%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi turun sebesar 0,36 persen yaitu dari 128,58 menjadi 128,13 dan indeks kelompok palawija turun sebesar 2,07 persen yaitu dari 122,81 menjadi 120,26. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,56 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,85 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Januari 2017, NTPH mengalami penurunan sebesar 1,35 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,75%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,61%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok sayur-sayuran turun sebesar 2,48 persen yaitu dari 125,43 menjadi 122,32. Sedangkan indeks kelompok buah-buahan naik sebesar 1,22 persen yaitu dari 128,49 menjadi 130,05, dan indeks kelompok tanaman obat naik sebesar 1,36 persen yaitu dari 105,94 menjadi 107,38. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,64 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,46 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Januari 2017, NTPR mengalami penurunan sebesar 0,99 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,60%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,40%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,60 persen yaitu dari 129,20 menjadi 128,43. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,37 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,54 persen.
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Januari 2017, NTPT mengalami penurunan sebesar 1,38 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,86%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,52%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar turun sebesar 1,55 persen, sedangkan indeks kelompok ternak kecil naik sebesar 0,18 persen, indeks kelompok unggas naik sebesar 0,72 persen, dan indeks kelompok hasil ternak naik sebesar 1,36 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,56 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Januari 2017, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,95%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,53%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata naik sebesar 1,63 persen dan indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,20 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,61 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,43 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
5
4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2017, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,63%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,52%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 1,63 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,62 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,36 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2017, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,35 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,20%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,55%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,20 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,60 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,50 persen.
5. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Januari 2017, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 1,31 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,70%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,62%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,69 persen, subsektor Hortikultura sebesar 1,20 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,13 persen, dan subsektor peternakan sebesar 1,41 persen, Sementara itu, NTUP subsektor perikanan naik sebesar 0,52 persen.
Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Januari 2017 (2012=100)
6
Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
106,51
104,70
-1,69
2. Hortikultura
108,55
107,25
-1,20
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
108,12
106,90
-1,13
4. Peternakan
120,04
118,35
-1,41
5. Perikanan
107,38
107,94
0,52
a. Tangkap
114,84
116,29
1,27
b. Budidaya
100,10
99,80
-0,30
Sumatera Utara
110,01
108,57
-1,31
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XX, 1 Februari 2017
B. HARGA PRODUSEN GABAH JANUARI 2017
Selama Januari 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 96 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 69 observasi (71,88 %), diikuti Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 22 observasi (22,92 %), dan urutan ketiga adalah Gabah Kualitas Rendah sebanyak 5 observasi (5,21 %).
Di tingkat petani pada Januari 2017, harga tertinggi senilai Rp6.082,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias dan Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.900,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Sibatu-bara dan Siganteng dari Kabupaten Mandailing Natal.
Di tingkat penggilingan pada Januari 2017, harga tertinggi senilai Rp6.182,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias dan Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.950,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Sibatu-bara dan Siganteng dari Kabupaten Mandailing Natal.
Survei harga produsen gabah selama Januari 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 96 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 69 observasi (71,88 %), diikuti Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 22 observasi (22,92 %), dan urutan ketiga adalah Gabah Kualitas Rendah sebanyak 5 observasi (5,21 %).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Januari 2017, harga tertinggi senilai Rp6.082,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias dan Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.900,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Sibatu-bara dan Siganteng dari Kabupaten Mandailing Natal. Di tingkat penggilingan pada Januari 2017, harga tertinggi senilai Rp6.182,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias dan Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.950,00 per kg berasal dari gabah Kualitas GKP varietas Sibatu-bara dan Siganteng dari Kabupaten Mandailing Natal.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Januari 2017, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.269 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.321 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.665 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.719 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.397 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.433 per kg. Komponen mutu gabah pada Januari 2017, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 13,09 persen dan 2,31 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 20,15 persen dan 3,80 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,22 persen dan 8,00 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
7
Tabel 4 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Januari 2017
Kelompok Kualitas (1)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah Total
Jumlah Observasi (%)
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
Terendah
Tertinggi
Ratarata
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
22
4 600
6 000
(22,92)
(Kualuh Selatan; Labuhan Batu Utara )
(Air Putih; Batu Bara )
5 269
5 321
69
3 900
(71,88)
(Panyabungan,Siabu; Mandailing Natal)
6 082 (Siantar Narumonda; Toba Samosir)
5
4 250
4 500
(5,21)
(Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
(Sei Bingai; Langkat)
96 (100,00)
-
-
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
721
15,67
3 700
(Petani)
965
26,08
3 750
(Penggilingan)
969
25,84
4 665
4 719
4 397
4 433
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
8
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Th. XX, 1 Februari 2017
Informasi lebih lanjut hubungi:
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Telepon/Fax: 061-8452343/8452773 E-mail:
[email protected] Website:http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 09/02/12/Thn. XX, 1 Februari 2017
9