No. 03/01/36/ Th.VIII, 2 Januari2014
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2013 SEBESAR 104,84 ATAU TURUN 0,43 PERSEN NTP Banten Desember 2013 sebesar 104,84 atau turun 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun 0,17 persen sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,27 persen. Pada Desember 2013 terjadi inflasi perdesaan di Banten sebesar 0,29 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks Kelompok Sandang dan pendidikan, Transportasi dan Olahraga Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Desember 2013 sebesar 107,28 atau turun 0,30 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Dari 5 provinsi di Pulau Jawa NTPtertinggidicapaioleh Provinsi Jawa Timur dengan nilai indeks sebesa 104,85 yang diikuti Provinsi Banten 104,84 dan Provinsi Jawa Barat sebesar 104,04.
NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
1
lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Desember 2013 (2012=100) Bulan Subsektor
Persentase Perubahan November 2013
Desember 2013
(2)
(3)
(1) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) b. Indeks yang d dibayar (Ib) c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(4)
d. Indeks BPPBM
113.44 107.73 108.57 105.42
113.24 108.01 108.89 105.56
-0.17 0.27 0.29 0.14
e. Nilai Tukar Petani (NTP)
105.30
104.84
-0.43
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Desember 2013, NTP secara umumturun 0,43 persen dibandingkan NTP November 2013, yaitu dari 105,30 menjadi 104,84. Penurunan NTP pada Desember 2013 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian (It) mengalami penurunan sebesar 0.17% sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,27%. Penurunan NTP Desember 2013 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,75%, Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 2,15% dan subsektor peternakan yang mengalami penurunan sebesar 0,46 persen. Sebaliknya, NTP Subsektor Tanaman Pangan, NTP Subsektor Perikanan mengalami kenaikan masing-masing 0,47% dan 0,43%.
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (I t) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.Pada Desember 2013, It Banten mengalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding It November 2013, yaitu dari 113,44 menjadi 113,24. Penurunan It pada Desember 2013 disebabkan turunnya It di tiga subsektor, yaitu: Subsektor Hortikultura sebesar 0,56 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,92 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,24 persen. Subsektor lainnya yaitu Subsektor Tanaman Pangandan Subsektor Perikanan mengalami kenaikan It masing-masing sebesar 0,77 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani November - Desember 2013
2.50 1.68
1.50 0.77
0.77
0.59
0.50 -0.50
-0.61
-0.51
-0.74
-1.50
-1.24
Desember
2
-0.17
-0.24
-0.19 -0.56
November
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
2.
Indeks Hargaa yang Dibayyar Petani (IIb)
In ndeks harga yang dibayaar petani terrdiri dari 2 golongan g yaaitu konsum msi rumahtangga (KRT)) dan biay ya produksii dan penam mbahan baraang modal (BPPBM). ( M Melalui indeeks harga yaang dibayarr petani (IIb) dapat diliihat fluktuasi harga barrang dan jasa yang dikonsumsi oleh h masyarakaat pedesaan,, serta flu uktuasi hargga barang dan d jasa yan ng diperlukaan untuk memproduks m i hasil pertanian. Padaa kenaikan sebesar 0,27 Desembber 2013 indeks harga yang dibay yar petani mengalami m 7%. Hal inii terjadi karena k Indeeks Konsum msi Rumah Tangga T men ngalami ken naikan sebessar 0,29% dari 108.577 menjadii 108.89, daan indeks BP PPBM juga mengalamii kenaikan 0,14%dari 0 1105.42 menjjadi 105.56.. Kenaikaan indeks kelompok in ni disebabkaan naiknya indeks pada lima keloompok yaitu u kelompokk bibit naik 0,23%, kelompok k obbat-obatan dan d pupuk 0,11%, 0 sew wa lahan, pajjak dan lainnya 0,01%, mbahan barrang modal 0,16% 0 danu upah buruh tani 0,20%. transporrtasi naik 0..14%, penam Grafi k 3 Perrubahan Ind deks Harga a Yang Di bayar b Petan ni B ulan Desem mber 2013 Ib
Konsum msi RT
0.35
BPPBM
0.33
0.31 0.23 0.24
0.21
0.23
0.26 0.2 22
0.23 0.20
0.37 0.27
0.27
0.2 29
0.14 0.09
0.08
T. Pangan
3.
Hortikultu ura
Perk kebunan
Peternakan
Perikanan
Gabun ngan
Niilai Tukar Peetani (NTP) Subsektor a. Subsektorr Tanaman Pangan/Paadi dan Palaawija (NTP--P) Pada bulan Desemberr 2013 NTP-P mengalam mi kenaikan n indeks sebesar 0.47% dari 105.733 ni karena laju u kenaikan indeks i hargaa yang diteriima petani yang y sebesarr menjadi 106.23, hal in d n laju kenaiikan indeks harga yangg di bayar petani p yangg 0.77%, leebih cepat dibandingkan sebesar 0,31%.Kenaikkan It pada subsektor s taanaman panggan terjadi kkarena adany ya kenaikan n mpok padi sebesar s 0.87 7%. Sementtara kelompook palawija mengalamii indeks pada subkelom n sebesar 1..09%. Kenaiikan indeks subkelompook padi dipeengaruhi naiiknya hargaa penurunan gabah kerring giling sebesar s 0.88%, sedang penurunan indeks padaa subkelomp pok palawijaa disebabkan n turunnyah harga kedelaai sebesar 9,14%, ubi kaayu 0,82% ddan ubi jalarr 0.49%. Dii sisi lain indeks hargga dibayar petani (Ib)m mengalami kenaikan sebesar 0,08% karenaa pengaruh naiknya inddeks harga konsumsi k rumahtangga (IKRT) sebeesar 0,35% dan d naiknyaa indeks BP PPBM sebesar 0,08%. Untuk U BPPB BM kenaikan indeks ini dipengaruhi kenaikan n pada subkkelompok bibbit kelompook obat-obattan dan pupu uk naik 0,044%, transporrtasi 0.22%,, penambah han barang modal m naik 0,23%, dan n upah buruh tani naik 0,10%. Kom moditi yangg mengalam mi kenaikan harga adallah insektisiida, tampah h, linggis, golok, can ngkul, upah h membajakk, sprayer, paarang, arit, herbisida h dan n lainnya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No.. 03/01/36/Th h.VIII, 2 Janu uari 2014
3
Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten PerSubsektor & Perubahannya Agustus – Desember 2013 (2007=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok
Persentase perubahan Nov Des Desember 2013thd (2012=100) (2012=100) November 2013
Agust
Sept
Okt
Nov
(3)
(4)
(5)
(6)
166.63
167.94
171.41
174.29
114.44
115.33
0.77
166.67 166.39
168.14 166.48
172.04 166.75
174.99 169.07
114.67 110.13
115.68 108.94
0.87 -1.09
149.46
149.77
150.00
150.29
108.24
108.57
0.31
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
150.81
151.07
151.17
151.43
108.66
109.04
0.35
- Indeks BPPBM b. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
143.54 111.49
144.11 112.13
144.92 114.27
145.33 115.97
106.14 105.73
106.23 106.23
0.08 0.47
162.18
162.67
164.18
163.18
106.96
106.36
-0.56
156.89
159.48
162.24
159.36
104.26
104.74
0.46
(1)
(7)
(8)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani
- Sayur-sayuran - Buah-buahan
165.58
164.71
165.41
165.63
108.58
107.21
-1.26
147.80
148.06
148.17
148.42
112.76
114.31
1.38
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
150.22
150.47
150.58
150.86
107.46
107.72
0.23
- Indeks BPPBM
136.40
136.69
136.84
136.96
104.88
105.11
0.21
109.73
109.87
110.80
109.94
99.53
98.74
-0.79
158.17
159.35
161.52
160.32
120.82
118.50
-1.92
158.17
159.35
161.52
160.32
120.82
118.50
-1.92
b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat
145.99
145.99
146.07
146.12
108.14
108.39
0.23
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
b. Indeks Dibayar Petani
149.70
149.67
149.79
149.76
108.66
108.94
0.26
- Indeks BPPBM
133.15
133.26
133.20
133.56
105.64
105.74
0.09
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 4. Peternakan
108.35
109.15
110.58
109.72
111.73
109.33
-2.15
a. Indeks Diterima Petani
148.09
148.06
150.75
148.88
110.59
110.33
-0.24
- Termak Besar
132.19
131.96
135.26
133.34
109.87
110.19
0.29
- Ternak Kecil
152.87
154.58
158.97
156.70
114.27
112.84
-1.25
- Unggas
172.93
172.39
173.87
172.21
109.69
109.60
-0.08
- Hasil Ternak
167.94
166.68
165.99
164.60
110.28
109.86
-0.38
b. Indeks Dibayar Petani
142.33
142.60
142.79
142.93
106.19
106.42
0.22
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
149.58
149.84
150.06
150.21
108.51
108.73
0.20
- Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
128.48 104.05
128.78 103.83
128.88 105.58
129.01 104.16
103.72 104.15
103.96 103.67
0.23 -0.46
150.03
150.57
151.90
151.14
109.18
110.01
0.77
- Penangkapan
149.78
150.44
151.80
151.02
115.36
116.64
1.11
- Budidaya
153.13
152.07
153.22
152.53
104.36
104.85
0.47
149.73
150.02
150.19
150.34
107.33
107.68
0.33
151.83
151.94
152.05
152.17
108.26
108.66
0.37
141.24 100.20
147.05 100.36
147.32 101.14
147.50 100.53
105.86 101.72
106.14 102.16
0.27 0.43
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumahtangga - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTN)
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai tukar petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 0,79% dari 99,53 menjadi 98,74. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,56%, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,23%. Penurunan It pada subsektor hortikultura disebabkan karena turunnya indeks pada subkelompok buah-buahan1,26%, sementara subklompok sayursayuran dan tanaman obat masih mengalami kenaikan masing-masing 0,46% dan 1,38%. Penurunan indeks pada subkelompok buah-buahan disebabkan oleh turunnya harga pisang dan pepaya.Kenaikan subkelompok sayur-sayuran disebabkannaiknya harga bawang merah, petsai, ketimun, buncis, kacang panjang, jengkol, tomat, terung, daun bawang, bayam, dan petai. Subkelompok tanaman obat yang mengalami kenaikan harga adalah jahe dan kencur.. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi oleh kenaikan pada IKRT sebesar 0,24% dan kenaikan Indeks BPPBM sebesar 0,21%. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Desember 2013 NTP-R sebesar 109,33 mengalami penurunan sebesar 2,15% yang disebabkan karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 1,92%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,23%. Penurunan It terjadi karena pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,92% dari 120,82 menjadi 118,50 yang dipengaruhi oleh turunnya kopi dan cengkeh. Di sisi lain kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani(Ib) dipengaruhi indeks konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan 0,26% dan indeks BPPBM yang naik 0,09%. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Desember 2013 NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,46%yang disebabkan karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,24%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,22%. Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada tiga kelompok ternak kecil turun1,25%, unggas 0,08% dan hasil ternak 0,38%. Sementara kelompok ternak besar mengalami kenaikan 0,29%. Penurunan indeks pada kelompokternak kecil dipengaruhi turunnya harga kambing dan babi.Pada kelompok unggas yang mengalami penurunan harga adalah itik dan ayam ras pedaging serta pada kelompok hasil ternak penurunannya disebabkanturunnya harga telur. Pada kelompok ternak besar yang mengalami kenaikan harga adalah kerbau Sedangkan yang mempengaruhi kenaikan indeks pada Ib adalah kenaikan pada IKRT 0,20% dan kenaikan indeks pada indeks BPPBM sebesar 0,23%. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTN pada bulan Desember 2013 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,43% yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,77% lebih cepat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,33%.kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,11% dan kelompok budidaya 0,47%. Di sisi lain Ib mengalami kenaikan sebesar 0,33%disebabkan indeks KRT mengalami kenaikansebesar 0,37% danindeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,27%.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
5
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2013, NTN naik sebesar 0,69 persen dari 107,64 menjadi 108,38. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,11 persen yang lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,42 persen. Kenaikan It sebesar 1,11 persen disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain ikan tongkol, pari, tetengkek, kuwe, kuniran, peperek, selar dan lainnya. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT naik sebesar 0,37 persen dan kelompok BPPBM juga naik sebesar 0,50 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2013, NTPi naik sebesar 0,21 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,47 persen yang lebih besar dari kenaikan Ib sebesar 0,26 persen. Kenaikan It sebesar 0,47 persen disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,43 persen (khususnya komoditiikan nila, mujair, dan mas), budidaya air payau naik 0,85 persen khususnya komoditi bandeng. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT naik sebesar 0,37 persen dan kelompok BPPBM juga naik sebesar 0,09 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Desember 2013 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 0,29%. Pemicu inflasi terbesar adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok sandang masing-masing sebesar 0,41 persen , yang diikuti kelompok kesehatan 0,38 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38%, kelompok perumahan 0,31% dan kelompok bahan makanan 0,27%. Sementara kelompok transportasi dan komunikasi tidak mengalami perubahan. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2013 (2012=100)
KELOMPOK IKRT
IKRT November 2013
IKRT Desember 2013
Inflasi Perdesaan Desember 2013*
UMUM
108.57
108.89
0.29
1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan
109.94
110.24
0.27
105.87 108.16 104.90 107.36
106.27 108.50 105.33 107.77
0.38 0.31 0.41 0.38
6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga
108.66
109.10
0.41
7. Transportasi & Komunikasi
114.12
114.12
0.00
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
5.
Perbandingan antar Provinsi di Kawasan Pulau Jawa
Pada Bulan Desember 2013 dari 5 provinsi di Pulau Jawa semua NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi DI Yogyakarta dengan nilai indeks sebesar 116,39 yang diikuti Provinsi Banten 111,88 dan Provinsi Jawa Barat sebesar 110,04. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 103,49. NTP nasional sebesar 105,15 mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 105,30. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Kawasan Pulau Jawa dan Persentase Perubahannya Desember 2013 (2012=100) Provinsi
IT Indeks
IB % Perb
Indeks
NTP % Perb
Indeks
% Perb
Jawa Timur
113.91
0.20
108.63
0.50
104.85
-0.31
Banten
113.24
-0.17
108.01
0.27
104.84
-0.43
Jawa Barat
113.23
0.03
108.84
0.27
104.04
-0.23
DI Yogyakarta
112.20
-0.06
108.78
0.52
103.15
-0.57
Jawa Tengah
110.29
0.23
108.48
0.24
101.66
-0.01
Nasional
110.55
0.47
108.43
0.33
101.96
0.15
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor
Pada Desember 2013 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,30 persen. Hal ini karena It mengalami penurunan sebesar 0,17 persen sementara Indeks BPBBM mengalami kenaikan 0,14 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 3 subsektor penyusun NTUP, yaitu Subsektor Hortikultura 0,17 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,01 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,47persen. Di sisi lain, Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikananmengalami kenaikan NTUP masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,50 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian perSubsektor, dan Persentase Perubahannya, Desember 2013 (2012=100) Subsektor
November 2013
Desember 2013
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
107.82
108.57
0.69
2. Hortikultura
101.98
101.19
-0.77
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
114.37
112.07
-2.01
4. Peternakan
106.63
106.13
-0.47
5. Perikanan
103.13
103.64
0.50
a. Tangkap
109.45
110.12
0.61
b. Budidaya
98.24
98.62
0.38
107.61
107.28
-0.30
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH
Berdasarkan observasi sebanyak 39 transaksi gabah di 3 Kabupaten (Pandeglang, Serang dan Lebak), rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Desember 2013 dibandingkan keadaan November 2013 untuk Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 3,35persen, Gabah Kering Panen (GKP) turun sebesar 0,84 persen, dan gabah kualitas rendah naik sebesar 4,43 persen.
Rata-rata harga gabah bulan Desember 2013 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG Rp 4.317,- per kg, kualitas GKP Rp. 4.242,- per kg dan gabah kualitas rendah rata-rata Rp 3.779,- per kg.
Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 3.400 per kg dijumpai di Kecamatan Saketi dan Cimanuk Kabupaten Pandeglang dengan kualitas rendah (varietas Ciherang dan IR.64), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 4.800,- per kg dijumpai di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang untuk kualitas GKP (varietas ciherang).
Pada Desember 2013, survei harga produsen gabah yang masuk berasal dari 39observasi di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pemantauan harga ini dilakukan melalui pencacahan rutin bulanan. Observasi yang dilakukan ditemukan kelompok kualitas GKG sebanyak 6 observasi (15,38%), GKP sebanyak 26 observasi (66,67%), dan kualitas rendah sebanyak 7 observasi (17,14%).Rincian selengkapnya dapat dilihat padaTabel 1. Tabel 1 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Desember 2013 Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.)
Rata-rata Harga Tingkat Penggili ngan (RP/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
Terendah
Tertinggi
RataRata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
6 15.38%
3 900 Kec. Cipanas, Kab.Lebak
4 400 Kec. Munjul & Pagelaran, Kab.Pandeglang
4 217
4 317
4 150
26
3 550
4 800
4 161
4 242
66.67%
Kec. Wanasalam, Kab. Lebak
Kec. CiruasKab. Serang
7 17.95%
3 400 KecSaketi, Cimanuk Kab. Pandeglang
4 640 Kec. Kramatwatu Kab. Serang
GKG
Petani GKP
Gabah Kualitas Rendah
3 300 Penggilingan 3 350
3 599
3 779
-
Keterangan: GKG: kadar air d14 % dan kadar lain d 3 %. GKP: kadar air (14,01-25%) dan kadar lain (3,01-15%). Kualitas rendah: kadar air > 25 % atau kadar lain > 15% * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 3TAHUN 2012 TANGGAL 27 FEBRUARI 2012
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
2.
Harga Terendah, Tertinggi dan Rata – rata Komponen Mutu
Pada Bulan Desember 2013, dari 39observasi diperoleh harga gabah terendah ditingkat petani sebesar Rp.3.400,- per kg untuk kualitas rendah dijumpai di Kecamatan Saketi dan Cimanuk Kabupaten Pandeglang denganvarietas Ciherang dan IR.64. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp4.800,- per kg untuk kualitas GKP di Kec. CiruasKabupaten Serang (varietas Ciherang). Untuk rata – rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya sebesar 12,22 persen dan KH sebesar 2,25 persen. Untuk kualitas GKP KA nya sebesar 14,53 persen dan KH nya 5,60 persen sedangkan untuk Kualitas Rendah KA nya 21,53 persen dan KH 15,12 persen. Tabel 3 Rata – rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah Oktober – Desember 2013 Kadar Air (%)
Kelompok Kualitas
3.
Kadar Hampa/Kotoran (%)
Oktober
November
Desember
Oktober
November
Desember
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
12.80
11.98
12.22
1.90
2.20
2.25
GKP
14.78
14.58
14.53
5.18
5.35
5.60
Kualitas Rendah
20.23
22.18
21.53
11.88
14.57
15.12
Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan Pada Bulan Desember 2013 ini Observasi gabah di bawah HPP sebanyak 1 kasus (3,13%)
terjadi pada kualitas GKG, sedangkan observasi gabah kualitas rendah sebesar 17,95%. Tabel 4 Persentase Observasi Harga Gabah di Tingkat Penggilingan di Bawah HPP dan Gabah Kualitas Rendah, Juli – Desember 2013 Di Tingkat Penggilingan (%)
Rincian Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Observasi Di bawah HPP
42.11
30.30
7.84
6.67
5.71
3.13
Obs. Gabah Kualitas Rendah
72.46
29.79
39.62
21.05
17.14
17.95
4.
Rata – rata Harga Gabah Menurut Kualitas
Rata-rata harga gabah kualitas kering giling (GKG) di Provinsi Banten sebesar Rp.4.317- per kg di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 3,27% dibanding Bulan Novemberdan di tingkat petani sebesar Rp. 4.217- per kg. Rata-rata harga gabah kualitas panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp.4.242,- per kg atau turunsebesar 0,99% sementara di tingkat petani rata-rata harga GKP sebesar Rp. 4.161- per kg atau turun0,84%. Untuk gabah kualitas rendah di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 3,29% dan di tingkat petani mengalami kenaikan ratarata hargasebesar 4,43%.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
9
Tabel 5 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Oktober - Desember 2013 Tingkat Peng gilingan (Rp/ Kg) Kualitas
Tingkat Petan i (Rp/Kg)
Okt
Nov
Des
% Perubahan Kol (4)thd(3)
Okt
Nov
Des
% Perub. Kol (8) thd (7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
GKG
4 100
4 180
4 317
3.27
4 000
4 080
4 217
3.35
GKP
4 111
4 284
4 242
-0.99
4 023
4 196
4 161
-0.84
Kualitas rendah
3 775
3 658
3 779
3.29
3 594
3 446
3 599
4.43
Grafik 4 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Di Provinsi Banten (Desember2012 – Desember 2013) 5000
4500
4000
GKG GKP
3500
Non Kwalitas HPP GKG
3000
HPP GKP
2500
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN DESEMBER 2013 RP. 34.273,-
SEBESAR
Upah Nominal harian buruh tani Provinsi Banten pada Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,15% dibanding upah buruh tani Oktober atau naik dari Rp. 34.273,- menjadi Rp. 34.323,-per hari.Namun secara riil mengalami penurunan sebesar 0,14 persen
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Desember 2013 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 65.378,- perhari, sedangkan secara riil*) mengalami penurunan sebesar 0,11 persen
*) Perubahan upah riil menggambarkanperubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti: buruh tani, buruh informal perkotaan, buruh industri yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh dan sebaliknya
1.
Perkembangan Upah Buruh Pertanian
Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Desember 2013 dibanding upah buruh tani November mengalami kenaikan sebesar 0,15% atau naik dari Rp. 34.273 menjadi Rp. 34.323,-per hari. Namun secara riil mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding November yaitu dari Rp. 31.566,- menjadi Rp. 31.521,- per hari. Tabel 6 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) September- Desember 2013 Rincian
Jenis Upah
(1)
Provinsi
(2)
Upah Nominal Upah Riil *)
November (2007=100)
Bulan November (2012=100)
Desember (2012=100)
% Perubahan Desember 2013 thd November 2013
(3)
(4)
(5)
(6)
34 273
34 273
34 323
0.15
31 521
-0.14
22 680
31 566
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2007=100)
2.
Perkembangan Upah Buruh Informal
a.
Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan Desember tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp 65.378,- per hari. Secara riil, upah Desember 2013 dibanding November turun sebesar 0,11%, yaitu dari Rp. 43.769,- menjadi Rp. 43.720,- per hari.
b.
Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada Desember 2013 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 430.672,- per bulan. Secara riil upah Desember 2013 dibanding November mengalami penurunan sebesar 0,11%, yaitu dari Rp. 288.326,- pada Bulan November menjadi Rp. 287.998,- per bulan pada Bulan Desember.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
11
Tabel 7 Ringkasan Upah Buruh Informal Perkotaan Provinsi Banten Per Hari/Bulan (rupiah) Oktober - Desember 2013 Oktober
November
Desember
% Perubahan Desemberthd November
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
64 512
65.378
65 378
0.00
Upah Riil *)
43 323
43.769
43 720
-0.11
Pembantu rumah tangga
Upah Nominal
420 295
430.672
430 672
0.00
per bulan
Upah Riil*)
282 247
288.326
287 998
-0.11
Rincian
Jenis Upah
(1)
(2)
Bangunan per hari
Bulan
*) Upah riil = upah nominal/IHK Umum Perkotaan di Banten (2007=100)
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014
13
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail :
[email protected] Website : banten.bps.go.id
14
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 03/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014