PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI “PEMUTIHAN TERUMBU KARANG”
Franki Taman Kencana Blok E1/3Cengkarang (Jakarta Barat), 021-5553349,
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai peristiwa pemutihan terumbu karang yang banyak terjadi di Indonesia, bagaimana proses terjadinya dan cara-cara mencegahnya. Karena masyarakat banyak yang belum mengerti sama sekali tentang peristiwa ini dan hubungannya terhadap kelangsungan kehidupan di bumi ini, maka diambilah tema tentang Pemutihan Terumbu Karang ini. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk buku, majalah, internet, dan kuesioner. Hasil yang dicapai adalah memberikan informasi untuk menambah pengetahuan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk membantu mencegah pemutihan terumbu karang. Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah, merancang suatu animasi edukasi yang memberikan informasi sekaligus mengajak masyarakat untuk ikut mencegah pemutihan terumbu karang. Kata Kunci : Pemutihan, Terumbu Karang, Pemanasan Global
The purpose of this study is to provide information on coral bleaching events are common in Indonesia, how the process and ways to prevent it. Because many people who do not understand at all about this event and its relationship to the survival of life on this earth, then the author decided to take theme of this Coral Bleaching. The method used is to seek information from various sources,
1
including books, magazines, internet, and questionnaires. The result achieved is to provide information to increase public knowledge and invites the public to help prevent bleaching of coral reefs. So the conclusion of this study is an animated educational that provides information as well as inviting the community to help prevent the bleaching of coral reefs Keyword : Bleaching, Coral, Global Warming
PENDAHULUAN Pemutihan karang adalah perubahan warna pada jaringan karang dari warna alaminya yang kecoklat-coklatan atau kehijau-hijauan menjadi warna putih pucat. Pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian pada karang.Antara bulan Maret dan Mei 1983 peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengamati peristiwa pemutihan karang besar-besaran dengan tingkat kematian yang luas mulai dari Selat Sunda (Jawa Barat), Kepulauan Seribu (Jakarta) sampai Kepulauan Karimunjawa (Jawa Tengah). Menurut Wilkinson hingga akhir 1990an saja Indonesia sudah terjadi pemutihan karang sebesar 30 % (murdiyarso, 2003). Di kepulauan Seribu, 90 % - 95 % terumbu karang hingga kedalaman 25 m mengalami kematian. Beberapa jenis ikan bermigrasi ke daerah lain yang lebih dingin. Sejak saat itu terjadi lagi peristiwa pemutihan karang secara global pada tahun 1998, dimana lebih dari 55 negara mengalami tingkat pemutihan dan kematian karang yang tinggi. Sebanyak 90% karang mati akibat pemutihan pada 1998 di Sumatera Barat dan Kepulauan Gili, Lombok. Karang di wilayah Indonesia yang lain juga banyak yang terkena pemutihan. Terumbu karang terancam oleh kenaikan suhu air laut. Suhu air tinggi di Samudra Pasifif dan Samudra India pada tahun 1998 dan 2000 hingga 2001 mengakibatkan kematian ganggang yang hidup bersimbiosis dengan karang. Selanjutnya karang yang mengalami pemutihan mengalami kematian missal. Diduga 70 % kematian karang pada terumbu karang di Samudra India. laporan Reef at Risk (2002), lembaga yang menangani masalah yang terjadi pada terumbu karang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan status terumbu karang yang paling terancam. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Lebih lanjut, hasil survey P2O LIPI (Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) (2006) menyebutkan bahwa hanya 5,23% terumbu karang di Indonesia yang berada di dalam kondisi yang sangat baik. Laporan status terumbu karang dunia yang dikeluarkan Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN) menyebutkan bahwa pada tahun 2004 hingga 2008 luasan area terumbu karang semakin menurun. Dalam periode 2004 hingga 2008, 19% luasan terumbu karang dunia telah hilang, 15% terancam hilang 10-20 tahun kedepan dan 20% luasan terancam hilang 20-40 tahun mendatang. Di Indonesia sendiri 34% berada dalam kondisi sangat buruk 42% agak baik sedang hanya 21% dalam kondisi sehat dan 3 % sangat sehat Karena karang memegang peranan penting yakni sebagai rangka dari pembentukan terumbu karang dan pulau karang, organisme terumbu karang dan juga perikanan sangat tergantung hidupnya pada karang yang sehat.
2
Proses pemutihan karang adalah hilangnya alga simbiotiknya yang bernama zooxanthellae yang banyak sekali hidup di jaringan karang yang memberikan warna pada karang, dapat menyebabkan pemutihan pada karang. Tanpa zooxanthellae tersebut karang tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Peristiswa pemutihan erat kaitannya dengan gangguan lingkungan seperti naiknya suhu air laut dan pemanasan global. Karang dapat hidup dalam batas toleransi suhu berkisar dari 20 sampai 30 derajat selsius. Suhu kritis yang dapat menyebabkan karang memutih tergantung dari penyesuaian karang tersebut terhadap suhu air laut rata-rata daerah dimana ia hidup. Karang cenderung memutih apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat atau suhu meningkat perlahan lahan dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan alam yang lain yang dapat menyebabkan pemutihan karang yaitu tingginya tingkat sinar ultra violet, perubahan salinitas secara tiba-tiba, kekurangan cahaya dalam jangka waktu yang lama, dan penyakit. Faktor pengganggu lainnya adalah kegiatan manusia, mencakup sedimentasi, polusi dan penangkapan ikan dengan bahan peledak. Ada perbedaan diantara spesies dan populasi dalam merespon penyembuhan dari pemutihan. Beberapa karang dapat sembuh dan tumbuh normal lagi ketika penyebab pemutihan hilang dan dapat mengumpulkan kembali zooxanthellaenya. Karang akan kembali ke warna semula apabila penyebab pemutihan hilang, tetapi akan mati apabila penyebabnya terus berlangsung. Oleh karena itu, pemulihan karang dari pemutihan juga tergantung dari durasi dan tingkat gangguan lingkungan Pentingnya Terumbu karang yang utama bagi manusia, ada bermacam-macam. Pertama, dapat menambah sumber makanan bagi manusia karena satu kilometer persegi terumbu karang dapat menghasilkan lebih dari 37 metrik ton ikan. Masyarakat Indonesia sangat bergantung secara langsung pada hasil tangkapan laut tersebut. Kedua, terumbu karang melindungi masyarakat pesisir dari badai, ombak dan tsunami serta dapat mengurangi dampak pemanasan global dengan cara menghirup karbondioksida karena bersimbiosis dengan alga yang melakukan fotosintesis. Penulis
membuat animasi e-learning tentang tema pemutihan terumbu karang karena
banyaknya terjadi pemutihan terumbu karang di Indonesia yang akan memiliki dampak yang buruk bagi masa depan bumi dan juga manusia. Animasi akan dibuat dengan menarik agar membuat penonton untuk lebih mengerti dan dapat turut mencegah peristiwa pemutihan terumbu karang.
Lingkup proyek tugas akhir Penulis akan membuat karya animasi edukasi yang akan memberikan informasi tentang cara pembentukan terumbu karang, penyebab pemutihan terumbu karang, dan juga hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah hal tersebut
3
METODE PENELITIAN Mencari informasi dari berbagai sumber, misalnya internet, buku, majalah, dsb. Juga menyebarkan kuesioner untuk mengetahui seberapa mengetahuinya masyarakat tentang masalah ini
HASIL DAN BAHASAN Terumbu Karang Terumbu karang adalah struktur batu kapur besar yang memberikan perlindungan bagi kehidupan laut. Mereka adalah taman-taman dan hutan laut. Sebagai salah satu ekosistem terbesar dan paling kompleks di planet ini, terumbu karang adalah rumah bagi sekitar 25% spesies laut. Untuk membayangkan terumbu karang, bayangkan sebagai sebuah komunitas yang ramai, sebuah kota laut, dengan bangunan yang terbuat dari karang, dan ribuan penduduk yang datang dan pergi, melakukan bisnis mereka. Terumbu karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup, berkembang biak, pertumbuhan, berlindung dari serangan pemangsa serta mencari makan berbagai ikan dan makhluk lainnya.
Karang Karang terlihat seperti tumbuhan atau batu. Tapi itu sebenarnya terdiri dari hewan kecil yang disebut polip. Ada dua jenis karang: karang keras dan karang lunak. Karang keras atau karang pembentuk terumbu yang keras seperti batu. Kerangka mereka terbuat dari kalsium karbonat. Karang keras dan lunak memiliki zooxanthellae untuk bertahan hidup dan hanya hidup di perairan dangkal yang jelas. Karang lunak terlihat seperti tanaman atau pohon. Karang lunak dapat ditemukan baik di laut tropis dan dingin, air yang gelap.
Zooxanthallae Zooxanthellae adalah alga bersel tunggal yang hidup dan tumbuh dalam jaringan polip karang keras. Zooxanthellae dan karang memiliki hubungan simbiosis dan bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Zooxanthellae menyediakan
makanan untuk polip melalui proses
fotosintesis. Sebagai gantinya, polip karang menyediakan Zooxanthellae rumah yang aman dan terlindungi.
Polip Polip adalah makhluk yang tidak memiliki tulang belakang atau disebut invertebrata, dan berbentuk terbalik dari ubur-ubur. Polip memiliki struktur seperti karung. Pada ujungnya adalah yang mulut dikelilingi oleh tentakel penyengat disebut cnidae. Polip mengambil kalsium karbonat dari air laut untuk membangun kerangka batu kapur yang melindungi tubuh polip.
4
Cara Terumbu Karang Memperoleh Makanan Beberapa karang makan dengan menangkap makhluk kecil yang disebut plankton. Mereka memperpanjang tentakel panjang mereka untuk menangkap plankton yang mengapung oleh arus laut. Polip karang umumnya mengumpulkan makanan pada malam hari. Karang keras atau karang pembentuk terumbu memperoleh nutrisi mereka dari zooxanthellae
Cara Terumbu Karang Bereproduksi Karang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi ketika telur dan sperma dilepaskan ke dalam air. Sperma kemudian dibuahi sel telur, menciptakan individu baru yang disebut planula atau larva karang. Larva secara alami menempel pada permukaan yang keras dan menjadi polip karang. Dalam reproduksi aseksual, polip karang membelah diri dan membuat individu baru yang sama.
Waktu yang Dibutuhkan Untuk Bertumbuh Karang membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh. Dalam satu tahun karang dapat tumbuh sekitar 1 centimeter. Dalam 100 tahun, karang dapat tumbuh dengan hanya 1 meter. Jika karang 5 meter rusak, maka bisa memakan waktu hingga 500 tahun untuk pulih.
Umur Sebuah Terumbu Karang Terumbu karang termasuk ekosositem paling tua di bumi. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5.000 sampai 10.000 tahun. Jadi terumbu yang dapat dilihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000 tahun.
Penyebab Pemutihan Terumbu Karang Pemutihan karang terjadi pada saat karang (keras dan lunak) dan hewan-hewan laut lain yang bersimbiosis dengan zooxanthellae kehilangan zooxanthellae- nya karena suatu tekanan/stress tertentu. Pada banyak hewan karang keras (hard coral), zooxanthellae merupakan pemberi warna utama. Oleh karena itu, kehilangan zooxantellae akan membuat warnanya memucat, sampai pada akhirnya jaringan karang menjadi transparan, memperlihatkan warna putih kerangka kapur di bawahnya. Beberapa karang membuat semacam tabir surya pada saat hal ini terjadi, sehinga karang tampak berwarna pastel (biru, kuning, merah muda) (Dove et all, 2001).
Banyak
macam
tekanan yang dapat membuat karang memutih, seperti misalnya penyakit, racun (bahan kimia), dan lain-lain. Namun penyebab utama pemutihan karang dalam skala luas adalah kombinasi dari kenaikan temperatur air laut dan intensitas cahaya (Hoegh-Guldberg 1999). Pada saat terjadi kenaikan suhu, zooxanthellae menghasilkan oksigen radikal yang akan merusak jaringan hewan yang ditempatinya. Oleh karena itu, mau tidak mau hewan tersebut harus
5
melepaskan zooxanthellae tersebut untuk mencegah kerusakan jaringan. Jumlah zooxanthellae yang dilepaskan tergantung dari jumlah radikal bebas yang dihasilkan; tergantung dari intensitas dan lamanya hewan terdedah pada kenaikan suhu tersebut. Dengan kecenderungan suhu bumi yang terus menaik karena pemanasan global, kejadian pemutihan terumbu karang skala luas diperkirakan akan terjadi semakin sering dengan intensitas yang meningkat. Apabila kenaikan suhu ini dibandingkan dengan batas toleransi karang terhadap pemutihan dalam 100 tahun terakhir, maka pada tahun 2020, diprediksikan bahwa pemutihan terumbu karang akan terjadi setiap tahun (Hoegh-Guldberg, 1999). Menurut ilmuan kelautan, jika laut mulai menghangat dalam 100 tahun mendatang, sehingga laut menjadi terlalu panas bagi terumbu karang. Terumbu karang akan mengalami pemutihan dan akan mati karena tidak mampu beradaptasi dengan suhu air laut. Jika terjadi kematian terumbu karang di Indonesia sungguh sangat disayangkan karena Indonesia mempunya 14 % dari terumbu karang dunia yang memiliki 14.000 terumbu karang dengan luas 85.700 km2. (World Research Institute) (2002). Kematian terumbu karang juga akan menyebabkan kepunahan ikan karang yang bernilai ekonomi tinggi seperti napoleon, kerapu, dll
Pentingnya Terumbu Karang 1.
Sumber keanekaragaman hayati : Terumbu karang Indonesia merupakan bagian dari ekosistem terkaya di dunia.
2.
Sumber makanan : Satu kilometer persegi dari terumbu karang yang dalam kondisi baik dapat menghasilkan lebih dari 37 metrik ton ikan. Masyarakat Indonesia sangat tergantung secara langsung pada hasil tangkapan dari laut tersebut.
3.
Sumber pelindung lingkungan : Terumbu karang melindungi masyarakat pesisir dari badai, ombak, dan Tsunami, serta dapat mengurangi dampak pemanasan global dengan penggabungan karbon dioksida melalui proses fotosintesa dan produksi karbonat.
4.
Sumber rekreasi : Melalui produksi sedimen karbonat alami, terumbu karang menghasilkan suatu kawasan rekreasi penting: ribuan kilometer pantai berpasir putih yang menghasilkan pendapatan jutaan dolar dari industri pariwisata.
5.
Sumber produk-produk medis yang potensial : Pada beberapa tahun terakhir para ilmuwan mulai mempertimbangkan terumbu karang sebagai bahan baku obat berbagai penyakit manusia seperti misalnya kanker.
6.
Sumber mata pencaharian : Industri ikan hias laut memperoleh semua pasokannya dari terumbu karang.
Cara untuk melindungi terumbu karang 1.
Hemat air : Makin sedikit air yang dipakai, makin sedikit perputaran dan air yang mengotori laut
2.
Membantu mengurangi polusi : Berjalan, bersepeda, atau menaiki bus. Bahan bakar fosil dari kendaraan dan industry dapat mengakibatkan naiknya suhu air laut yang menyebabkan pemutihan terumbu karang masal
6
3.
Sebisa mungkin hanya memakai pupuk alami : Biarpun kita tinggal dengan jarak yang jauh dari ekosistem terumbu karang, produk tersebut mengalir ke dalam sistem perairan, mengotori laut, dan dapat membahayakan terumbu karang dan kehidupan laut
4.
Buang sampah pada tempatnya : Jangan tinggalkan sampah di laut atau di pantai. Karena dapat membahayakan ekosistem terumbu karang
5.
Menanam pohon : Pohon mengurangi perputaran karbondioksida ke dalam laut.
6.
Menyelam dengan mematuhi peraturan : Tidak menyentuh terumbu karang karena dapt merusak
7.
Menghemat listrik : Pembangkit listrik di Indonesia kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dimana ketiganya mengeluarkan CO2. Jadi, semakin kita boros menggunakan listrik, semakin banyak CO2 yang dikeluarkan Hasil yang dicapai adalah sebuah film animasi edukasi yang dimulai dengan penjelasan tentang cara pembentukan terumbu karang, yaitu dari larva karang sampai jatuh ke permukaan keras lalu membentuk karang sampai membentuk terumbu karang dan membentuk sebuah ekosistem terumbu karang, lalu penjelasan tentang penyebab proses terjadinya pemutihan terumbu karang, dimana gas-gas rumah kaca yang berada di udara menyebabkan global warming sehingga berakibat menaikan suhu air laut dan mengakibatkan alga mikroskopik yang disebut zooxanthallae yang bersimbiosis dengan karang menjadi hilang dan lama kelamaan akan mati beserta cara pencegahannya yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dilanjutkan dengan penjelasan manfaat yang ada dengan adanya terumbu karang yang sehat dan juga kerugian-kerugian jika terumbu karang menjadi putih dan mati.
Target Audiens Berusia sekitar 17 – 26, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki pendidikan minimal SMA atau Perguruan Tinggi, memiliki ketertarikan di bidang kelautan, ilmu pengetahuan dan animasi. Tingkat perekonomian menengah sampai menengah ke atas.
Tujuan Desain 1. Memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang masalah pemutihan terumbu karang yang akan berdampak terhadap ekosistem terumbu karang maupun manusia, yaitu dapat mengurangi sumber makanan terutama ikan yang hidupnya bergantung pada terumbu karang 2. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang bagi kehidupan manusia dan mengajak masyarakat untuk ikut serta mengurangi pemanasan global yang berakibat pada pemutihan terumbu karang.
7
Fakta Kunci a. Terumbu karang sangat penting bagi kehidupan manusia baik bagi manusia maupun bagi masa depan bumi ini sebagai mata pencaharian sebagian masyarakat pantai dan juga menjaga agar bumi ini tetap stabil dengan cara menjadi sebuah “hutan hujan tropis” di dalam laut yang fungsinya juga sama bahkan dua kali lipat lebih berfungsi untuk menghisap gas CO2 di udara. b. Masyarakat masih bingung terhadap dampak yang ditimbulkan jika terumbu karang itu menjadi putih.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dengan masih sedikitnya masyarakat yang mengetahui dan peduli tentang masalah pemutihan terumbu karang ini, diharapkan pengetahuan yang didapat dari menontonn film ini dapat menambah pemahaman penonton sehingga lebih peduli dan dapat mencegah pemutihan terumbu karang dengan cara-cara yang sederhana yang dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Film ini dikemas dengan sederhana, tapi tidak membosankan dan tetap memberikan informasi-informasi yang penting untuk diketahui masyarakat.
Saran Penggunaan media animasi di Indonesia untuk pembelajaran masih belum banyak diterapkan. Padahal penggunaan media animasi sangat membantu anak-anak untuk belajar suatu hal yang baru. Maka, akan lebih baik jika menggunakan media animasi untuk pembelajaran karena akan lebih menarik bagi anak-anak daripada membaca buku.
REFERENSI Literatur Buku 1.
Indrawan, Mochamad. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia
2. Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta : O2 3.
Aryulina, Diah dkk. 2006. Biologi Untuk Kelas X. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama
4.
Tjandra, Ellen. 2011. Mengenal Padang Lamun. Jawa Barat : Pakar Media
5.
Tjandra, Ellen. 2011. Mengenal Pantai. Jawa Barat : Pakar Media
6.
Hoegh-Guldberg, O. and Jones, R. 1999. Photoinhibition and photoprotection in symbiotic dinoflagellates from reef-building corals. Marine Ecology Progress Series 183: 73–86.
7.
Hoegh-Guldberg, O. 1999. Climate change, coral bleaching and the future of the world’s coral reefs. Marine and Freshwater Research 50(8): 839–866.
8
Literatur Artikel 1.
http://www.terangi.or.id/publications/pdf/pemutihan_karang.pdf
2.
http://www.goblue.or.id/pemutihan-karang
3.
http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1619--co2-picu-
pemanasan-
global-.html 4.
http://www.cciforum.org/pdfs/business_training_material/tot_business_training_material_%2 8bahasa%29/modul3/MODUL%203%20SESI%203%20HANDOUT.pdf
5.
http://pdf.wri.org/rrseasia_bahasa.pdf
6.
http://www.reefteach.com.au/about-the-reef/climate-change/coral-bleaching/
7.
http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78%3Atentangterumbu-karang&catid=17%3Aterumbu-karang&Itemid=12&lang=en
RIWAYAT PENULIS Franki lahir di kota Jakarta pada tanggal 9 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Jurusan Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012
9