PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA Oleh Eko Kurniawan, Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd., dr. Ni Nyoman Mestri Agustini, S.Ked.,M.Kes. PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah UndikshaSingaraja, Jalan Udayana Singaraja- Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-2 yang berjumlah 31 orang, 16 siswa putra dan 15 siswa putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar teknik dasar rata-rata klasikal sebesar 6,1 (cukup aktif) dengan siswa yang aktif 8 orang. Pada siklus I rata-rata secara klasikal meningkat menjadi 7,29 (aktif) dengan siswa yang aktif 21 orang, dan pada siklus II meningkat menjadi 9,19 (sangat aktif) dengan siswa yang sangat aktif 21 orang dan aktif 9 orang. Sedangkan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola pada observasi awal rata-rata klasikal sebesar 25,8% (sangat kurang) dengan siswa tuntas 8 orang. Pada siklus I meningkat menjadi 51,61% (kurang) dengan siswa tuntas 16 (siswa), dan pada siklus II meningkat menjadi 93,54 (sangat baik) dengan siswa tuntas 29 orang. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: kooperatif, aktivitas, hasil belajar, sepak bola.
Abstract: This study aims to improve the activity and learning basic techniques of football passing control through the implementation of NHT cooperative learning model in class VII - 2 of SMP Negeri 3 Banjar in academic year 2013/2014. This study is a classroom action research was conducted in two cycles. The subjects were students of class VII-2 consist of 31 students, 16 male students and 15 female students. Data were analyzed by using descriptive statistical analysis. The results of the analysis of observational data base techniques beginning learning activities classical average of 6.1 (moderately active) with an active student 8 people. At the first cycle in the classical average increased to 7.29 (active) with 21 active students, and the second cycle increased to 9.19 (very active) with students who are very active 21 active students and 9 students. While the results of learning the basic techniques of passing control to the football preliminary observations classical average of 25.8 % (very approximately) with 8 students completed. At the first cycle increased to 51.61 % (approximately) with 18 students completed (students), and the second cycle increased to 93.54 (very good) with 29 students completed. Based on the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that the activity and the results of learning basic techniques passing control of football increased through the application of NHT cooperative learning model in class VII - 2 SMP Negeri 3 Banjar academic year 2013/2014. Keywords: cooperative, activities, learning outcomes,football
PENDAHULUAN Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani (fisik) dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu secara menyeluruh. Tujuan Penjasorkes adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik (Depdiknas, 2006: 2). Pada observasi awal yang dilakukan hari selasa, 12 November 2013 di SMP Negeri 3 Banjar pada siswa kelas VII-2 yang berjumlah 31 orang yaitu 16 siswa putra dan 15 siswa putri dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Pada saat melakukan observasi awal peneliti mengamati guru penjasorkes dalam memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (teacher center). Dapat dilihat komponen aktivitas belajar siswa terdiri dari kegiatan visual, lisan, audio, metrik, mental dan emosional. Berdasarkan hasil observasi awal dari keenam komponen aktivitas tersebut didapatkan hasil persentase sebagai berikut: Tidak ada siswa yang sangat kurang aktif (0%), 2 orang (6,45%) siswa kurang aktif, 21 orang (67,75%) siswa cukup aktif, 8 orang (25,8%) siswa memiliki aktifitas aktif, dan tidak ada siswa yang sangat aktif (0%). Adapun permasalahan yang dialami oleh siswa yang peneliti temukan dilapangan adalah pada aktivitas belajar yaitu: visual, (b) sebagian besar siswa kurang memperhatikan guru atau teman saat berdemonstrasi. Lisan, (b) sebagian
besar siswa belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi. Audio, (b) sebagian besar siswa kurang mendengarkan diskusi kelompok bahan materi pembelajaran. Metrik, (b) sebagian besar siswa yang belum mau melakukan percobaan gerakangerakan baru untuk menyempurnakan gerakan. Mental, (a) sebagian besar siswa yang masih pasif dan belum bisa memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Emosional, (a) sebagian besar siswa kurang menaruh minat dan bersemangat dalam proses pembelajaran teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Sedangkan dari observasi awal mengenai hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar dengan jumlah 31 orang yang terdiri 16 orang lakilaki dan 15 orang perempuan, dimana peneliti mengamati tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengamatan aspek kognitif proses penilaian dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk teks, dimana pertanyaan disesuaikan dengan materi teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Penilaian aspek afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dimana yang diamati adalah perilaku yang ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran, dan penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian afektif. Adapun aspek yang diamati adalah sikap kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian dan menghargai teman. Sedangkan untuk penilaian aspek psikomotor, dilakukan dengan tes teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola yang benar dan sesuai dengan deskripsi penilaian. Tingkat ketuntasan siswa berpedoman pada Krieria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di SMP
Negeri 3 Banjar khususnya mata pelajaran penjasorkes yaitu sebesar 70 sebagai berikut. Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola, yaitu : (1) pada materi passing, siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 10 orang (32.23%) siswa yaitu: 10 orang (32.2%) siswa dengan kategori baik, sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 21 orang (67.77%) siswa yaitu: 9 orang (29.02%) siswa kategori cukup, 12 orang (38.75%) siswa katagori kurang dan tidak ada siswa dengan katagori sangat kurang. (2) pada materi control, siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 12 orang (38.77%) siswa yaitu: 5 orang (16.12%) siswa dengan kategori sangat baik, 7 orang (22.55%) siswa dengan katagori baik, sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 19 orang (61.23%) siswa yaitu: 8 orang (25.82%) siswa kategori cukup, 9 orang (29.08%) siswa kategori kurang dan 2 orang (6.49%) siswa kategori sangat kurang. Jadi rekapitulasi hasil belajar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) di kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar yaitu: tidak ada siswa sangat baik (0%), 8 orang (25,8%) siswa katagori baik, 6 orang (19,3%) siswa katagori cukup, 17 orang (54,8%) siswa katagori kurang, dan tidak ada siswa katagori sangat kurang (0%). Permasalahan yang dihadapi siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dilihat dari aspek kognitif siswa masih ada yang belum memahami materi pembelajara passing control (kaki bagian dalam) sepak bola, baik sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir. Pada aspek afektif masih ada siswa yang kurang bersemangat, kurang menghargai teman selama proses pembelajaran dan kurang disiplin dalam menerima pembelajaran. Pada
aspek psikomotor gerakan passing control (kaki bagian dalam), sepak bola permasalahan yang dialami yaitu pada gerakan passing dengan kaki bagian dalam: (a) sebagian besar pada saat melakukan passing, arah bola tidak sesuai dengan arah yang akan dituju, (b) sebagian besar siswa perkenaan bola pada kaki tidak tepat, (c) sebagian besar siswa alur bola tidak menggelinding menyusur ke tanah. Sedangkan untuk gerakan control dengan kaki bagian dalam permasalahan yang dialami yaitu: (a) sebagian besar siswa pada saat mengontrol bola kaki terlalu diangkat sehingga bola tidak dapat dikontrol, (b) sebagian besar badan siswa kurang dicondongkan kedepan, (c) sebagian besar siswa tangan tidak terbuka di samping badan. Permainan sepak bola dimainkan oleh dua tim yang masingmasing berangotakan 11 orang pemain. Masing-masing tim mempertahankan sebuah gawang dan mencoba menjebol gawan lawan. Setiap tim memiliki kipper yang mempunyai tugas untuk menjaga gawang. Kipper diperbolehkan untuk mengotrol bola dengan tangannya di dalam daerah pinalti Luxbacher 2004:2). Lapangan sepak bola dibuat d lapangan tanah berbentuk segi empat yang tertutup dengan rumput pendek dan rapat. Untuk pemain penuh, lapangan sepak bola berukuran panjang sekitar 100-110 m dan lebar 64-75 m (Satyawan,2012:6). Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sepak bola merupakan salah satu olahraga beregu dan termasuk dalam cabang olahraga permainan yang mana untuk melakukan permainan diperlukan adanya suatu keterampilan teknik dasar bermain sepak bola. Peran seorang guru sangatlah penting di dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga memacu siswa berperan aktif terhadap materi yang diberikan khususnya pelajaran teknik dasar
passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada permainan sepak bola. Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuantujuan bersama (Santyasa dan Sukadi, 2007: 30). Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen yaitu untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut” (Trianto, 2010:82). Pemberian model pembelajaran NHT karena (1) model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT adalah model pembelajaran yang sederhana, (2) Setiap siswa saling ketergantungan positif, (3) Akuntabiltas induvidual, (4) Partisipasi yang setara, (5) interaksi simultan. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini adalah (1) penomoran, (2) pengajuan pertanyaan, (3) berfikir bersama, (4) pemberian jawaban (Trianto, 2007:62). Selain pemberian tindakan, peneliti juga menyiapkan komponenkomponen pendukung untuk pelaksanaan tindakan yaitu instrumen penelitian aktivitas dan hasil belajar, fasilitas, media pembelajaran, serta rencana siklus yang disesuaikan dengan kurikulum. Dalam pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3
Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian tindakan kelas ini Penelitian tindakan kelas (classroom action research) dilakukan di SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional“ (Kanca, 2010: 108). Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat bentuk penelitian menurut Oja SN (dalam Kanca, 2010:115) yaitu: guru sebagai peneliti, penelitian tindakan kolaboratif, simultas-terintegrasi, administrasi sosial eksperimentasl. Adapun bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu guru sebagai peneliti, artinya guru terlibat penuh dalam penelitian ini baik dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran teknik dasar passing control (kaki bagian dalam), sepak bola penelitian ini dilaksanakan di lapangan sekolah SMP Negeri 3 Banjar, pada jam ke-6 sampai jam ke-7, yaitu pukul 16.10-17.30 wita, dan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap. Subjek dari peneliti adalah siswa-siswi kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang yang terdiri 16 orang putra dan 15 orang putri. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan
merupakan rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi, 2) pelaksanaan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan atau perubahan yang diinginkan, 3) observasi/evaluasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa, 4) refleksi merupakan suatu cara untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Adapun prosedur PTK adalah sebagai berikut : 1) Observasi awal, 2) Refleksi awal, 3) Identifikasi masalah, 4) Analisis masalah, 5) Perumusan masalah, 6) Perencanaan tindakan, 7) Pelaksanaan tindakan, 8) Observasi tindakan, 9) Refleksi hasil tindakan. Berikut penjelasan secara ringkas dari prosedur PTK di atas antara lain; Penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 08 dan 15 april 2014, sedangkan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari sabtu, 22 dan 29 april 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan sekolah SMP Negeri 3 Banjar Teknik pengumpulan data dalam aktivitas belajar dilakukan dengan cara mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pemeblajaran berlangsung dengan berpedoman pada 6 deskripsi aktivitas belajar dan menggunakan lembar aktivitas belajar yang dinilai oleh dua orang observer yaitu dua orang Guru Penjasorkes di SMP Negeri 3 Banjar. Sedangkan penilaian hasil belajar dinilai tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif dilakukan pada
pertemuan kedua tiap siklus dengan memberikan lembar kerja siswa yang berisi pertanyaan berkaitan dengan materi teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola dan dinilai dengan menggunakan lembar penilaian kognitif oleh peneliti sendiri. Aspek afektif dilakukan dengan mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran dengan berpedoman pada deskripsi penilaian afektif yang berisikan 5 deskripsi penilaian afektif dan menggunakan lembar penilaian afektif yang dinilai oleh peneliti sendiri. Sedangkan penilaian psikomotor dilakukan dengan memberikan tes gerakan teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola yang dinilai oleh 2 orang evaluator yaitu dua orang Guru Penjasorkes di SMP Negeri 3 Banjar dengan menggunakan lembar penilaian psikomotor teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitia ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang tingkat pekerjaannya mencangkup cara-cara menghimpun, menyusun, mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar pada observasi awal diperoleh aktivitas belajar secara klasikal sebesar 6,1 (cukup aktif). Siswa yang aktif sebanyak 8 orang (25,8%) sedangkan siswa yang tidak aktif sebanyak 23 orang (74,2%). Adapun rinciannya sebagai berikut: tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat aktif, 8 siswa (25,8%) berada pada kategori aktif, 21 siswa (67,75%) berada pada kategori cukup aktif, 2 siswa (6,45%) berada pada kategori kurang aktif dan tidak ada siswa sangat kurang aktif.
Tabel 01. Pedoman Rumus Penggolongan Aktivitas Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola No 1 2 3 4 5
Kriteria
Kategori Sangat Aktif
X 9 7 X <9 5 X < 7 3 X < 5 X<3
Keterangan Aktif
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Belum Aktif
Sangat Kurang Aktif
Tabel 02. Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola Pada Observasi Awal No
Kategori
Jumlah
Presentase
1 2 3 4 5
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Jumlah
0 siswa 8 siswa 21 siswa 2 siswa 0 siswa 31 siswa
0 % 25,8 % 67,75 % 6,45 % 0 % 100 %
Hasil analisis data hasil belajar pada observasi awal diperoleh aktivitas belajar secara klasikal sebesar 25,8% (sangat kurang). Siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (25,8%) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 23 orang (74,2%). Adapun rinciannya sebagai berikut: tidak ada siswa yang berada
Jumlah siswa yang aktif 25,8 % siswa aktif 74,2 % Siswa belum aktif 100 %
pada kategori sangat baik, 8 siswa (25,8%) berada pada kategori baik, 6 siswa (19,3%) berada pada kategori cukup baik, 17 siswa (54,8%) berada pada kategori kurang dan tidak ada siswa sangat kurang.
Tabel 03. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP 3 Banjar untuk Mata Pelajaran Penjasorkes Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5
Tingkat Penguasaan 80%- 100% 70% - 79% 60% - 69% 50% - 59% 0% - 49%
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Tabel 04. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Pada Observasi Awal Sepak Bola No 1 2
Kategori Sangat Baik Baik
Jumlah 0 Siswa 8 Siswa
Presentase 0% 25,8%
Jumlah Siswa Tuntas 25,8 % Siswa Tuntas
3 4 5
Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
6 Siswa 17 Siswa 0 Siswa 31 Siswa
19,3% 54,8% 0% 100%
Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,29. Siswa yang aktif sebanyak 21 orang (67,74%) sedangkan yang tidak aktif 10 orang (32,25%). Adapun rinciannya sebagai berikut: tidak ada siswa dengan
74,2 % Siswa Tidak Tuntas 100%
katagori sangat aktif, 21 siswa (67,74%) berada pada kategori aktif, 9 siswa (29,03%) berada pada katagori cukup aktif, 1 siswa (3,22%) berada pada katagori kurang aktif, dan tidak ada siswa dengan katagori sangat kurang aktif.
Tabel 05. Pedoman Rumus Penggolongan Aktivitas Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola No 1 2 3 4 5
Kriteria
Kategori Sangat Aktif
X 9 7 X <9 5 X < 7 3 X < 5 X<3
Keterangan Aktif
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Belum Aktif
Sangat Kurang Aktif
Tabel 06. Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola Pada Siklus I No
Kategori
Jumlah
Presentase
1 2 3 4 5
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Jumlah
0 siswa 21 siswa 9 siswa 1 siswa 0 siswa 31 siswa
0% 67,74% 29,03% 3,22% 0 % 100 %
Penelitian hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) Sepak Bola pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 16 orang (51,61%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 orang (48,38%). Adapun rincian presentase ketuntasan hasil belajar siswa
Jumlah siswa yang aktif 67,74% siswa aktif 32,25% Siswa belum aktif 100 %
sebagai berikut: tidak ada siswa berada pada kategori sangat baik, 16 siswa (51,61%) berada pada kategori baik, 14 siswa (45,16%) berada pada kategori cukup, tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang dan 1 siswa ( 3,22%) berada pada katagori sangat kurang, dengan nilai rata-rata secara klasikal 51,61 dengan kategori kurang (Tidak Tuntas).
Tabel 07. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP 3 Banjar untuk Mata Pelajaran Penjasorkes Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2
Tingkat Penguasaan 80%- 100% 70% - 79%
Predikat Sangat Baik Baik
Ketuntasan Tuntas
3 4 5
60% - 69% 50% - 59% 0% - 49%
Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak Tuntas
Tabel 08. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola Pada Siklus I No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Jumlah 0 Siswa 16Siswa 14 Siswa 0 Siswa 1Siswa 31 Siswa
Presentase 0% 51,61% 45,16% 0% 3,22% 100%
Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 9,19%. Siswa yang aktif sebanyak 31 orang (100%) dan tidak ada siswa yang tidak aktif. Adapun rinciannya sebagai berikut: 22 siswa
Jumlah Siswa Tuntas 51,61% Siswa Tuntas 48,38% Siswa Tidak Tuntas 100%
(70,96%) berada pada kategori sangat aktif, 9 siswa (29,03%) berada pada kategori aktif, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori cukup aktif, kurang aktif dan sangat kurang aktif.
Tabel 09. Pedoman Rumus Penggolongan Aktivitas Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola No 1 2 3 4 5
Kriteria
Kategori Sangat Aktif
X 9 7 X <9 5 X < 7 3 X < 5 X<3
Aktif
Keterangan Aktif
Cukup Aktif Kurang Aktif
Belum Aktif
Sangat Kurang Aktif
Tabel 10. Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola Pada Siklus II No
Kategori
Jumlah
Presentase
1 2 3 4 5
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Jumlah
22 siswa 9 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa 31 siswa
70,96% 29,03% 0% 0% 0% 100%
Penelitian hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siklus II, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 29 orang (93,54%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (6,45%). Adapun
Jumlah siswa yang aktif 100% siswa aktif 0% Siswa belum aktif 100 %
rincian presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebagai berikut: 16 siswa (51,61%) berada pada kategori sangat baik, 13 siswa (41,93%) berada pada kategori baik, 2 siswa (6,45%) berada pada kategori cukup, dan tidak ada siswa
yang berada dalam kategori kurang dan sangat kurang, dengan nilai rata-
rata secara klasikal 93,54 dengan kategori sangat baik (tuntas).
Tabel 11. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP 3 Banjar untuk Mata Pelajaran Penjasorkes Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5
Tingkat Penguasaan 80%- 100% 70% - 79% 60% - 69% 50% - 59% 0% - 49%
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Tabel 08. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control (Kaki Bagian Dalam) Sepak Bola Pada Siklus II No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Jumlah 16 Siswa 13Siswa 2 Siswa 0 Siswa 0 Siswa 31 Siswa
Presentase 51,61% 41,93% 6,45% 0% 0% 100%
PEMBAHASAN Pada observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar diketahui bahwa presentase aktivitas belajar secara klasikal berada pada kategori cukup aktif dan hasil belajar secara klasikal berada pada kategori sangat kurang. Pada penelitian ini ditemukan
Jumlah Siswa Tuntas 93,54% Siswa Tuntas 6,45% Siswa Tidak Tuntas 100%
adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah.
Tabel 13. Ringkasan Data Aktivitas Belajar
No
Tahapan
1.
Observasi Awal
Aktivitas Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
6,1
Cukup Aktif
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Observas Siklus I ke Awal ke i Awal ke Siklus II Siklus I Siklus II
1,19 2.
Siklus I
7,29
Aktif 3,09
3.
Siklus II
9,19
Sangat Aktif
Sedangkan data hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada Siswa Kelas
1,9
VII-2 SMP Negeri 3 Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014 Banjar dapat disampaikan bahwa, persentase hasil
belajar siswa pada observasi awal sebesar 25,8%. Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 51,61%. Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan pada siklus II menjadi 93,54%. Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan persentase hasil belajar dari observasi awal, siklus I dan siklus II. Persentase hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 3
Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan sebesar 25,81% dari 25,8% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 51,61% (tidak tuntas) pada siklus I. Kemudian meningkat sebesar 41,93% dari 51,61% (tidak tuntas) pada siklus I menjadi 93,54% (tuntas) pada siklus II. Dan meningkat sebesar 67,74% dari 25,8% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 93,54% (tuntas) pada siklus II.
Tabel 14. Ringkasan Data Hasil Belajar.
No
1.
Persentase Ketuntasan Tahapan Hasil Siswa Belajar Observasi Awal
25,8%
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal ke Siklus I II Siklus II
Tidak Tuntas 25,81%
2. 3.
Siklus I
Siklus II
51,61%
Tidak Tuntas
93,54%
Tuntas
Berdasarkan uraian tersebut, tingkat penguasaan materi teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 3 Banjar untuk mata pelajaran Pepnjasorkes pada kelas VII-2 yaitu sebesar 70 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dikatakan berhasil karena telah mencapai KKM. Keberhasilan penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. (Suyono dan Harianto 2012:238-239) menyatakan Pembelajaran aktif dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru wajib menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
67,74% 41,93%
mempertanyakan, mengemukakan pendapat berdebat dan berdiskusi, berbuat dan melakukan perenungan, refleksi dan evaluasi keberhasilan diri. Pembelajaran kreatif dimaksud agar guru mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi unik jika mungkin, sehingga memenuhi berbagai tingkap kecakapan, minat dan gaya belajar siswa, yang mampu memfasilitasi timbulnya pemikiran dan karya kreatifitassiswa. Pembelajaran disebut efektif bila guru bersamasama siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang seharusnya memang dikuasai siswa. Pembelajaran disebut menyenangkan jika suasana Pembelajaran dapat menciptakan gairah belajar, menggembirakan hati siswa,
membuat siswa nyaman di kelas atau di tempat belajar yang lain sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh kepada belajar, artinya waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:231) kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Berdasarkan teori-teori dan data penelitian tersebut maka diyakini bahwa penerapan model pembelajaran kooperati tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Selain itu hasil penelitian ini juga diperkuat oleh kajian penelitian relevan terdahulu diantaranya: Sugirtha Edy, I Made (2011:xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kubu tahun pelajaran 2011/2012. Mahakarta Eka Alit, Gede (2012:xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Tejakula tahun pelajaran 2011/2012. Sugiartha, Made (2012:xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kubu tahun pelajaran 2011/2012. Suryadharma Bayu, Gede (2013:xii) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
NHT pada siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Tegalalang tahun pelajaran 2012/2013. Sudarma, Putu (2013:xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X D SMA Negeri 1 Rendang tahun pelajaran 2012/2013. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: Aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar mengalami peningkatan sebesar 1,19% dari 6,1% (cukup aktif) pada observasi awal menjadi 7,29% (aktif) pada siklus I. Kemudian meningkat sebesar 1,9% dari 7,29% (aktif) pada siklus I menjadi 9,19% (sangat aktif) pada siklus II. Dan meningkat sebesar 3,09% dari 6,1% (cukup aktif) pada observasi awal menjadi 9,19% (sangat aktif) pada siklus II. Hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar Persentase hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 3 Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan sebesar 25,81% dari 25,8% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 51,61% (tidak tuntas) pada siklus I. Kemudian meningkat sebesar 41,93% dari 51,61% (tidak tuntas) pada siklus I menjadi 93,54% (tuntas) pada siklus II. Dan meningkat sebesar 67,74% dari 25,8% (tidak tuntas) pada
observasi awal menjadi 93,54% (tuntas) pada siklus II. . Peneliti memberikan saran kepada guru, khususnya pada mata pelajaran penjasorkes agar menerapkan model pemebelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dasar pasing control sepak bola. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Luxbacher, A. J. 2004. Sepak bola. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Satyawan, I Made. 2012. Permainan sepak Bola. Buku Ajar. Singaraj: Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santyasa, I Wayan dan Sukardi. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivistik, Jakarta: prestasi pustaka publisher.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.