E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014)
IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA I Komang Oky Trisna Adiputra, I Gusti Lanang Agung Parwata, Putu Adi Suputra Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana – Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja berjumlah 39 orang. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar passing control sepak bola pada siklus I adalah 37 orang (94,87%) aktif, dan pada siklus II sebanyak 39 orang (100%) aktif. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2 orang (5,13%). Hasil belajar passing control pada siklus I adalah 20 orang (51,3%) tuntas, dan pada siklus II sebanyak 39 orang (100%) tuntas. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 19 orang (48,7%). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes agar menggunakan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena terbukti meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola. Kata Kunci : STAD, aktivitas, hasil belajar, passing control sepak bola. Abstract The purpose of the research improving activities and learning outcome of football basic passing control technique at class VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja in academic year 2013/2014. The research was class action research that done in two cycles. The research subjects were 39 students. Data analysis used was descriptive statistical analysis. The result of analytical data and learning activities football passing control in cycle one were 37 active students (94,87%), and 39 active students (100%) in cycle II. So, there were two students (5,13%) increasing. Learning result of passing control in cycle I were 20 completed result students (51,3%), and 39 completed result students (100%) in cycle II. So, there were 19 students (48,7%) increasing. Based on analytical data and discussion, it is concluded that activities and learning outcome passing control basic technique of students at class VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja in academic year 2013/2014 was increasing. It was suggested for physical education teachers to implement this model because it was prooved increasing activities and learning outcome of football passing control basic technique. Keyword : STAD, activities, learning outcome, football passing control
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) PENDAHULUAN Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional (Nurhadi et al, 2004:1). Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman (Depdiknas, 2003:1) Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, trampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas demi tercapai tujuan pendidikan nasional. Depdiknas (2006: 1) menyatakan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan penjasorkes adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik (Depdiknas, 2006: 2).
Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar (Dimyati & Mudjiono, 2006:236). Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik, dalam pembelajaran penjasorkes, guru penjasorkes perlu mengupayakan pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensip dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya dalam pembelajaran penjasorkes. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar yang baik. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar berdasarkan teori-teori dan cara mengorganisasikan pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang tepat dan efektif akan membuat siswa lebih aktif untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes dan membantu siswa untuk dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja, Rabu tanggal 9 Oktober 2013 Pukul 06.00 Wita, khususnya dalam mengamati materi teknik dasar passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam. Diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Diketahui dari presentase aktivitas belajar teknik dasar passing control sepak bola, dimana aktivitas siswa dibagi menjadi 5 kategori yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif dan sangat kurang aktif diperoleh data bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tergolong sangat aktif, 15,38% (6 orang) yang tergolong aktif, 61,54% (24 orang) yang tergolong cukup aktif dan 23,08% (9 orang) yang tergolong kurang aktif dan 0 % atau tidak ada siswa yang tergolong sangat kurang aktif. Sehingga
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) data aktivitas belajar teknik dasar passing control secara klasikal sebesar 5,33 % yaitu berada pada kategori cukup aktif. Dari data observasi aktivitas belajar ada indikator yang diamati mencakup 6 komponen yaitu komponen visual, lisan, audio ,metrik, mental dan emosional. Ada 4 komponen yang mengalami masalah cukup serius diantaranya yaitu : 1) komponen lisan pada aspek b, mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi. 2) komponen metrik pada aspek b, Ikut aktif dalam menyelenggarakan permainan sepak bola. 3) komponen mental pada aspek b, memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. dan 4) komponen emosional pada aspek b, tenang dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Munculnya permasalahan pada aktivitas belajar teknik dasar passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam, dikarenakan mereka kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak berani mengemukakan pendapat serta merasa bosan dengan metode pembelajaran yang mengakibatkan aktivitas geraknya tidak banyak. Sehingga mereka lain-lain dan asyik bercanda dengan temanya. Sedangkan data observasi pada hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam, dapat diketahui berapa siswa yang tuntas dan siswa tidak tuntas yang sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di kelas VII.5 SMP Negeri 2 Singaraja khususnya pada mata pelajaran penjasorkes yaitu 77. Kemudian hal ini juga terlihat dari hasil belajar siswa yang meliputi 3 aspek yaitu 1) aspek kognitif, 2) apektif dan 3) psikomotor teknik dasar passing control sepak bola. Hasil belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam) siswa yang tuntas terdiri dari 3 orang (7,7%) dan yang tidak tuntas sebanyak 36 orang (92,3%) dari jumlah siswa 39 orang, siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 0 orang (0%), baik sebanyak 3 orang (7,7%), cukup baik sebanyak 7 orang (17,95%), kurang baik sebanyak 22 orang (56,40%), dan sangat kurang baik
sebanyak 7 orang (17,95%). Hasil belajar teknik control sepak bola (kaki bagian dalam) siswa yang tuntas terdiri dari 3 orang (7,7%) dan yang tidak tuntas 36 orang (92,3%), siswa yang berada pada kategori sangat baik 0 orang (0%), baik sebanyak 3 orang (7,7%), cukup baik sebanyak 8 orang (20,51%), kurang baik sebanyak 21 orang (53,84%), dan sangat kurang baik 7 orang (17,95%). Sesuai dengan data hasil observasi awal, hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola (kaki bagian dalam), siswa yang tuntas terdiri dari 3 orang (7,7%) dan yang tidak tuntas 36 orang (92,3%), siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 0 orang (0%), baik sebanyak 3 orang (7,7%), cukup baik sebanyak 5 orang (12,82%), kurang baik sebanyak 26 orang (66,66%), dan sangat kurang baik 5 orang (12,82%) sehingga diperoleh data hasil belajar passing control sepak bola secara klasikal mencapai 61,01% dan berada pada kategori kurang baik dilihat dari pedoman penggolongan hasil belajar passing control sepak bola. Permasalahan hasil belajar yang muncul terdapat pada ketiga aspek tersebut yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Permasalahan pada aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi teknik dasar passing control sepak bola hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan untuk siswa dalam memahami teori dalam materi teknik dasar passing control sepak bola. Untuk aspek afektif sikap yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran belum aktif dan masih pasif. Hal ini dikarenakan siswa mengalami permasalahan pada aspek psikomotor sikap awal, pelaksanaan dan akhir teknik dasar passing control. Permasalahan tersebut disebabkan karena pada saat aktivitas gerak, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Jadi jika dilihat dari rata-rata aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) di atas dilihat dari data hasil observasi awal bahwa, aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) kelas VII.5 SMP Negeri 2 Singaraja tidak tuntas. Hal ini
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) disebabkan implementasi model pembelajaran yang belum efektif terhadap materi yang disajikan. Model pembelajaran yang diimplementasikan belum melibatkan atau merangsang siswa untuk lebih aktif dan kreatif selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang telah diuraikan, diketahui aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola ( kaki bagian dalam ) masih rendah. Hal Ini disebabkan karena guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Ada empat permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu: 1) aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan sarana prasarana. 2) siswa yang pintar jarang mau membantu teman-temannya. 3) kurangnya interaksi antar siswa, siswa yang kurang, malu bertanya dan berlatih pada siswa yang lebih bisa sehingga pembelajaran tampak pasif. 4) siswa kurang mampu melakukan dengan baik teknik dasar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) yaitu sikap awalan, sikap pelaksanaan dan sikap akhiran diakibatkan karena siswa kurang serius dan asyik bercanda dengan temannya. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, model pembelajaran yang akan digunakan diharapkan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan yang terpenting materi yang disampaikan mudah diterima oleh siswa. Maka dari itu peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran koperatif. “Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama” (Santyasa dan Sukadi, 2007: 30). Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang akan peneliti gunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions
(STAD). Menurut Slavin (2009;143) tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif . “Student Teams Achievemant Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kelompok kecil dengan jumlah tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen” (Trianto, 2007:52). Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai 4 keunggulan Diantaranya sebagai berikut a) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c) Siswa lebih aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d) Ada interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Tipe STAD merupakan salah satu cara yang baik untuk menigkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. METODE Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, 2010:108). Penelitian ini melibatkan partisipasi siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 39 orang terdiri dari 20 siswa putra dan 19 siswa putri.Dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan pertemuan setiap siklus 2 kali pertemuan.
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) Adapun prosedur yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) observasi awal, b) refleksi awal, c) identifikasi masalah, d) analisis masalah, e) batasan masalah, f) perumusan masalah, g) perencanaan tindakan, h) pelaksanaan tindakan, i) observasi hasil tindakan, dan j) refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dilaksanakan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dinilai oleh 2 orang observer dari sekolah yaitu guru penjasorkes SMP Negeri 2 Singaraja. Sedangkan data hasil belajar aspek kognitif penilaian dilakukan oleh peneliti, aspek afektif diambil pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang evaluator dari guru penjasorkes di sekolah, dan aspek psikomotor diambil pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan 3 orang evaluator 1 orang dari dosen FOK, 2 orang dari guru penjasorkes di sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif.
aktivitas belajar passing control sepak bola pada Siswa kelas VII.5 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat aktif, aktif sebanyak 6 orang (15,38%), cukup aktif sebanyak 24 orang (61,54%), kurang aktif sebanyak 9 orang (23,08%), tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat kurang aktif. Sedangkan data observasi awal hasil belajar passing control sepak bola pada siswa kelas VII.5 SMP Negeri 2 Singaraja yaitu, tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat baik, kategori baik 3 orang (7,7%), kategori cukup baik 5 orang (12,82%), kategori kurang 26 orang (66,66%), dan kategori sangat kurang baik 5 orang (12,82%). Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan mengelompokan siswa menjadi 8 kelompok dimana 1 kelompok beranggotakan 4 orang dan 7 kelompok beranggotakan 5 orang. Setelah itu peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: siswa yang yang berada pada katagori sangat aktif 1 orang (2,56%), aktif sebanyak 36 orang (92,31%), cukup aktif sebanyak 2 orang (5,13%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan observasi awal yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 2 Singaraja pada Rabu, 9 Oktober 2013 yang bertempat di Lapangan Bwana Patra Singaraja pada pukul 06.00 s/d 07.30 wita, siswa kelas VII. 5 yang berjumlah 39 orang siswa yang terdiri dari 20 siswa putra dan 19 siswa putri dalam pembelajaran passing control (kaki bagian dalam) sepak bola. Data observasi awal
Tabel 1. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepak Bola pada Siklus I. Kriteria
Kategori
Jml Siswa
Persentase
Ket
X 9
Sangat Akif
1
2,56%
7 X < 9
Aktif
36
92,31%
Aktif 37orang (94,87%)
5 X < 7
Cukup Aktif
2
5,13%
3
Kurang Aktif
0
0%
Sangt Kurang Aktif
0
0%
X<5
X< 3
Belum aktif 2 orang (5,13%)
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014)
Jumlah
39
Pada data hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dengan kategori siswa yang tuntas sebanyak 37 orang (94,87%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (5,13%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa (2,56%)
100%
39 (100%)
dengan kategori sangat baik, 36 siswa (92,31%) dengan kategori baik, 2 siswa (5,13%) dengan kategori cukup, tidak ada dengan kategori kurang, dan tidak ada siswa dengan kategori sangat kurang tidak ada. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 7,5.
Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siklus 1 Tingkat Penguasaan
Kategori
Jumlah Siswa
Persen tase
89-100
Sangat Baik
-
-
77-88
Baik
20 siswa
51,3%
65-76 53-64
Cukup Kurang
19 siswa -
48,7% -
0-52
Sangat Kurang
-
-
39
100%
Jumlah
Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I yaitu menggunakan tahapan pembelajaran STAD dengan menggunakan kelompok belajar yang lebih diperbanyak jumlah kelompok dan anggotanya lebih sedikit dari sebelumnya bertujuan untuk siswa lebih aktif dalam melakukan gerakan dimana siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 9 kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 3 orang. Sedangkan siswa berada pada kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan, mereka saling berinteraksi,
Ketuntasan Siswa 20 orang (51,3%) Siswa Tuntas 19 orang (48,7%) Siswa Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥77% Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 77% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang sesuai dengan KKM di sekolah yaitu 77%
39 siswa (100%)
berkomunikasi dan saling membantu antar kelompoknya. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 6 orang (15,38%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 33 orang (84,62%), siswa dengan kategori cukup aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%). Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu 8,4 (aktif)
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014)
Tabel 3. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepak Bola pada siklus II
Sangat Akif
Jml Siswa 6
Persent ase 15,38 %
Aktif
33
84,62 %
Aktif 39 orang (100%)
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
0 0 0
0% 0% 0%
Belum aktif 0 orang (0%)
39
100%
No
Kriteria
Kategori
1
X 9
2 3
7 X < 9
4 5
5 X < 7 3 X < 5 X< 3 Jumlah
Pada data hasil belajar siswa teknik dasar passing control sepak bola data hasil belajar yang diperoleh adalah dengan siswa yang tuntas sebanyak 39 orang (100%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas sebanyak. Adapun rinciannya sebagai berikut siswa dengan kategori sangat baik 6 orang
Ket
(15,38%), 33 orang siswa (84,624%) dengan kategori baik, tidak ada siswa dengan kategori cukup, tidak ada (0%) dengan kategori kurang, dan tidak ada (0%) dengan kategori sangat kurang. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 81,4%.
Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control Sepak Bola pada Siklus II Tingkat Penguasaan 89-100 77-88 65-76
Kategori
Jml Siswa
Perse ntase
Ketuntasan Siswa
Sangat Baik
0 siswa
0%
39 Orang (100%) Tuntas
Baik
39 siswa
Cukup Baik siswa
53-64
0-52 Jumlah
100% 0%
Kurang Baik
0 siswa
0%
Sangat Kurang Baik
0 siswa
0%
39
100%
Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalu
0 Orang (0%) Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥77% Siklus II tingkat ketuntasan sudah mencapai 77% dan tidak dilanjutkan lagi karena keterbatasan waktu.
39 siswa
diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus.
Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 5. Peningkatan Data Aktivitas Belajar Siswa Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Siklus I ke Awal ke Siklus II Siklus I
Tahapan
Aktivitas Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
Observasi Awal
6 orang (25,9%)
Sangat kurang Aktif 31 orang (79,49%)
Siklus I
37 orang (85,5%)
Aktif
Siklus II
39 orang (100%)
Sangat Aktif
Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 79,49 dari observasi awal ke siklus I. dan terjadi
2 orang (5,13%)
peningkatan sebesar 5,13 % dari siklus I ke siklus II.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Persenta se Hasil Belajar
7,7%
51,3%
100%
Kategori Siswa 3 siswa tuntas, 36 siswa belum tuntas 20 siswa tuntas, 19 siswa belum tuntas. 39 siswa tuntas,semua siswa tuntas
Dari data hasil belajar diatas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 43,6% (17 orang), sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 48,7% (19 orang). Berdasarkan data penelitian di atas maka implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Siklus I ke Awal ke Siklus II Siklus I
43,6% ( 17orang)
48,7% (19 orang)
aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Tipe STAD merupakan salah satu cara yang baik untuk menigkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh, (1) Utama
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) (2012:110), Menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Semarapura tahun pelajaran 2011/2012. (2) Sumarsana (2012:107), Menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 3 Banyuasri tahun pelajaran 2011/2012. (3) Widiada (2012:84), Menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar gerak dasar tolak peluru melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Sari tahun pelajaran 2011/2012. (4) Wiryawan (2012:126), Menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012. (5) Rafsanjani (2012:141), Menemukan bahwa adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPB SMA Negeri 2 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa: Aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola secara klasikal pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII. 5 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hal
tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola secara klasikal pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut, Kepada guru Penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran sepak bola karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi pembelajaran passing control sepak bola. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. Pendidikan jasmani. Jakarta: Proyek Pelita. Depdiknas, 2006. Badan standar nasional pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kanca, I. N. 2010. Metode penelitian pengajaran pendidikan jasmani dan olahraga. jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi. fakultas olahraga dan kesehatan. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja. Nurhadi., Senduk, A. G., Yasin B. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Rafsanjani, R. R. M. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola pada siswa kelas XI IPB SMA negeri 2 amlapura tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak
E-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 2 Tahun 2014) diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Santyasa, I. W. & Sukadi. 2007. Modelmodel pembelajaran inovatif. Singaraja. Slavin, R. E. 2009. Cooperative learning. Ed. Boston: Allyn and Bacon. Sumarsana, I. D. N. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 3 banyuasri tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Utama, E. I. N. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 semarapura tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Widiada, I. W. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar gerak dasar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri 1 gunung sari tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Wiryawan, I. G. E. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 amlapura tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak
diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja.