e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA I Putu Ari Darma Santika 1), I Nyoman Kanca 2), Putu Adi Suputra 3) Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia email: {
[email protected] ,
[email protected][email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu guru sebagai peneliti. Dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa VIII A SMP Negeri 3 Rendang, berjumlah 37 orang dengan rincian 25 orang putra dan 12 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data pada siklus I aktivitas belajar passing sepak bola secara klasikal sebesar 6.95 (cukup aktif), dan pada siklus II sebesar 8.52 (aktif). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1.57. Persentase hasil belajar passing sepak bola secara klasikal pada siklus I sebesar 74.5% (cukup baik), dan pada siklus II sebesar 83.2% (baik). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 8.7%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci: NHT, aktivitas, hasil belajar, Sepak bola. Abstract This study aimed to improve the activities and the achievement in passing technique of football through the application of cooperative learning technique type NHT for VIIIA students in SMP Negeri 3 Rendang in the academic year 2013/2014. This study is a classroom action research, namely the teacher as researcher. Held in two cycles which in each cycle consists of: planning, action, observation, and reflection. The subject of this study is 37 students of VIIIA SMP Negeri 3 Rendang consist of 25 male and 12 female students. The data was analyzed using descriptive statistic analysis. The result of the analysis in cycle I shows that the activity of passing in football learning is 6.95 (active enough). Meanwhile, in cycle II, it is 8.25 (active). The improvement occurred from cycle I to cycle II is increased for about 1.57. The percentage of students’ achievement of football passing technique in cycle I is 74.5% (good), while in cycle II the result is 83.2% (very good). The percentage of improvement occurred from the cycle I to cycle II is 8.7%. Based on the result of data analysis, it can be concluded that the activity and achievement of passing technique in football learning is improved through the application of cooperative learning technique type NHT for the students of VIIIA in SMP Negeri 3 Rendang in the academic year 2013/2014. Keywords: NHT, activity, achievement, football
PENDAHULUAN
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran, diantaranya dengan cara memilih model pembelajaran yang tepat. Untuk menimbulkan aktivitas ekstrinsik dari diri siswa maka, proses pembelajaran harus dikemas secara kreatif dan inovatif sehingga menimbulkan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik (Depdiknas.2006) Upaya peningkatan kualitas pendidikan secara nasional merupakan salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini diarahkan agar lembaga pendidikan selalu berupaya untuk dapat nantinya meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran pendidikan sangat bermanfaat untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional sangat diperlukan untuk mendukung kecerdasan kehidupan bangsa dan mampu bersaing pada era globalisasi. Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, sumber dan bahan ajaran, serta dengan penyempurnaan kurikulum. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk penyempurnaan pendidikan yaitu undangundang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang standar nasioanal pendidikan mengamatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Pendidikan Nasional (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007: 1). Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahan-perubahan dalam diri siswa, baik yang menyangkut perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan di mana dalam proses pembelajaran ini melibatkan interaksi
antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung guru penjasorkes akan mengamati apakah siswa melakukan tugas gerak dengan sungguhsungguh atau sekedar melakukan. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang yang dilaksanakan di lapangan SMP Negeri 3 Rendang, dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi sepak bola (passing kaki bagian dalam dan bagian luar) dari jumlah siswa 37 orang diperoleh data siswa yang sangat baik sebanyak 2 orang (5,4%), baik sebanyak 9 orang (24,4%), cukup 17 orang (46%), kurang 9 orang (24,3%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 6,1%. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil jika berada minimal pada kategori aktif yaitu antara 7 X < 9 sesuai kriteria penggolongan aktivitas belajar. Dilihat dari kriteria di atas, maka aktifitas belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang secara klasikal tergolong cukup aktif. Hal ini disebabkan karena siswa dalam belajarnya masih bersifat pasif, dimana siswa adalah mendengarkan dan melakukan kegiatan sesuai dengan perintah guru. Berdasarkan hasil rekleksi awal diketahui rendahnya aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran penjasorkes materi teknik passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola disebabkan karena (1) siswa masih kurang aktif dalam melaksanakan perintah guru dalam pembelajaran, (2) siswa kurang dibiasakan belajar kelompok sehingga pembelajaran masih bersifat individual, (3) siswa tidak berani bertanya pada guru, sehingga siswa melakukan gerakan tanpa didasari pemahaman, (4) model pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana proses pembelajaran masih terpusat pada guru, dan (5) guru dalam mendemonstrasikan materi yang disajikan masih kurang sehingga pemahaman siswa kurang terhadap materi
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) dan model pembelajaran. Sehingga ketika diukur aktivitas belajar siswa pada teknik passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola secara klasikal masih tergolong kategori cukup aktif dan hasil belajar teknik passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola secara klasikal berada pada keterangan tidak tuntas. Di samping itu, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran pada setiap pertemuan yang disebabkan karena sebagian besar siswa kurang mampu mempraktikkan passing sepak bola, sehingga partisipasi siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu masalah masih kurang. Untuk hasil belajar passing sepak bola dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai sangat baik, nilai baik 6 orang siswa, nilai cukup 28 Orang siswa, nilai kurang tuntas 3 Orang siswa, dan nilai sangat kurang tidak ada. Selain itu siswa yang tuntas sebanyak 6 orang siswa (16,2%) sedangkan yang tidak tuntas yaitu sebanyak 31 orang siswa (83,8%). Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas, maka salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek/memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5, jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari kemudian guru penjasorkes mengajukan pertanyaan kepada siswa yang nantinya siswa berpikir bersama untuk menyatukan pendapat terhadap jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan meyakinkan tiap anggota kelompoknya untuk mengetahui jawaban itu, setelah itu guru penjasorkes memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Alasan peneliti memilih model pembelajaran ini adalah karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: (1) Dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa dalam kelompok, (2) Pembelajaran ini menyebabkan siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran, (3) Mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama, (4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang tepat. Sepak bola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Dalam bermain sepak bola, Para pemain menggunakan kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, sementara penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badan (Luxbacher, 2001: 1). Sepak bola adalah sesuatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, dengan tujuan untuk memasukan bola kegawang tersebut agar tidak kemasukan bola. Di dalam permainan sepak bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kedua tangan. Sepak bola merupakan salah satu olahraga beregu dan termasuk dalam cabang olahraga permainan yang mana untuk melakukan permainan diperlukan adanya suatu keterampilan dasar bermain sepak bola. Sepak bola dimainkan di atas lapangan rumput yang rata, berbentuk segi empat panjang dimana lebar lapangannya kurang lebih berbanding tiga dengan empat, panjang lapangan 90 m-120 m, dan lebar 45 m-90 m,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga beregu dan termasuk dalam cabang olahraga permainan bola besar. Setiap regu terdiri dari 11 orang termasuk penjaga gawang dan 7 orang pemain cadangan, yang memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Maka dari itu, untuk melakukan permainan sepak bola diperlukan keterampilan teknikyang baik dan benar. Agar dapat bermain sepak bola dengan baik dan benar, setiap pemain harus dapat menguasai teknikdengan baik. Apabila seorang pemain sudah dapat menguasai dan memiliki teknikyang baik pemain tersebut cenderung akan dapat bermain dengan baik pula. Berdasarkan hasil observasi awal, permasalahan yang ditemukan peneliti yaitu aktivitas belajar teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014, yaitu didapatkan siswa yang berada dalam kategori sangat aktif sebanyak 2 orang (5,4%), aktif sebanyak 9 orang (24,3%), cukup aktif sebanyak 17 orang (46%), kurang aktif sebanyak 9 orang (24,3%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).Dari data diatas siswa yang tidak tuntas secara klasikal sebesar 6,1%.Hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tergolong cukup aktif. Ini terjadi karena siswa merasa bosan akan cara pembelajaran yang menoton dan cenderung kurang memberikan rangsangan kepada siswa untuk melakukan aktivitas gerak secara leluasa. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil jika berada minimal pada kategori aktif yaitu antara 7 X < 9 sesuai kriteria penggolongan aktivitas belajar, jadi siswa yang bermasalah sebanyak 26 orang dengan persentase 70,3%. Sedangkan dilihat dari ketuntasan hasil belajar teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar)pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014, yaitu didapatkan siswa yang berada dalam kategori sangat kurang baik tidak ada (0%), siswa dalam
kategori kurang baik sebanyak 3 orang (8,1%), siswa dalam kategori cukup baik sebanyak 28 orang (75,7%), siswa dalam kategori baik sebanyak 6 orang (16,2%), dan siswa dalam kategori sangat baik tidak ada (0%).Dengan menganalisa data hasil belajar diatas, maka hasil belajar teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada siswa kelas VIII A SMP N 3 Rendang dikategorikan belum tuntas. Penyebab tidak tuntasnya aktivitas dan hasil belajar teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) yang peneliti temukan dilapangan adalah pada aktivitas belajar masalah yang timbul yaitu: (1) siswa masih kurang aktif dalam melaksanakan perintah guru dalam pembelajaran, (2) siswa kurang dibiasakan belajar kelompok sehingga pembelajaran masih bersifat individual, (3) siswa tidak berani bertanya pada guru, sehingga siswa melakukan gerakan tanpa didasari pemahaman, (4) model pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana proses pembelajaran masih terpusat pada guru, dan (5) guru dalam mendemonstrasikan materi yang disajikan masih kurang sehingga pemahaman siswa kurang terhadap materi dan model pembelajaran. Sehingga ketika diukur aktivitas belajar siswa pada teknik passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola secara klasikal masih tergolong kategori cukup aktif dan hasil belajar teknik passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola secara klasikal berada pada keterangan tidak tuntas. Sedangkan untuk hasil belajar adapun permasalahan yang dihadapi siswa adalah pada aspek kognitif, aspek afektif, dan pada aspek psikomotor teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar). Permasalahan yang dialami yaitu: (1) Sikap Permulaan; pada komponen, , a) Berdiri menghadap bola dan arahkan kaki ke target kaki tumpu sedikit di tekuk dan letakkan di samping bola serta bahu dan pinggul lurus dengan target, b) Tekukkan sedikit lutut kaki dan ayunkan kaki yang menjaga keseimbangan, c) Kepala tidak bergerak dan fokus pada perhatian bola, (2) Gerak
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Pelaksanaan; pada komponen, (a) tubuh berada di atas bola dan ayunkan kaki yang akan menendang ke depan, b) pada saat menendang ujung kaki yang akan di gunakan untuk menendang menghadap ke samping (tegak lurus dengan bola), dan kunci (di tegangkan) (c) Jaga kaki agar tetap lurus, tending bagian tengah-tengah bola dengan bagian samping dalam kaki,, (3) Gerak Lanjutan; pada komponen, a) Pindahkan berat badan ke depan. Lanjutkan gerakan searah dengan bola, b) Gerakkan kaki berlangsung mulus sampai menyentuh tanah. Melihat kenyataan tersebut peran guru sangatlah penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan merangsang minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada materi Sepak bola. Untuk memecahkan masalah yang di hadapi oleh siswa, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, karena melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, maka salah satu langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Nurhadi (2004:60) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan terbentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa, karena setiap individu tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri tetapi juga
bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Jadi, pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk lebih mudah dalam mengkonstruksi pengetahuan, memahami, dan menemukan konsep yang sulit ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu pembelajaran yang dikembangkan oleh Kagan (1993, dalam Nurhadi, dkk, 2004: 67) dengan “melibatkan para siswa dalam me-review bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut”. Teori pembelajaran kooperatif menekankan bahwa siswa belajar paling baik ketika mereka dapat saling mendorong dan membimbing satu sama lain, memiliki tanggung jawab perseorangan, masingmasing siswa memberikan partisipasinya secara maksimal dan terdapat kesepakatan aktif dan interaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing Sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang Tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, 2006: 94). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah subyek penelitian ini yaitu 37 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) pada semester ganjil. Adapun prosedur yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) observasi awal, (b) refleksi awal, (c) identifikasi masalah, (d) analisis masalah, (e) formulasi solusi, (f) pelaksanaan tindakan, (g) observasi hasil tindakan, (h) refleksi.
digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu aktivitas belajar di evaluasi oleh dua orang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, sedangkan untuk hasil belajar ada tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Penilaian kognitif diberikan dengan tes kemampuan yang di buat oleh peneliti, penilaian afektif merupakan pengamatan sikap yang di evaluasi oleh 3 evaluator dan penilaian psikomotor di evaluasi oleh 3 orang evaluator dengan menggunakan format assesmen hasil belajar teknik passing Sepak bola.
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu penelitian ini dilaksanakan tanggal 6 november dan 13 november 2013 untuk siklus I, sedangkan tanggal 20 dan 27 November 2013 dilaksanakan penelitian siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Negeri 3 Rendang. Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 6,95, siswa yang aktif sebanyak 23 orang (62,2%) sedangkan siswa yang tidak aktif sebanyak 14 orang (37,8%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa yang berada pada kategori sangat aktif 7 (18,9%), aktif sebanyak 16 orang (43,3%), cukup aktif sebanyak 14 orang (37,8%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat
Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Teknik passing Sepak bola Pada Siklus I Kriteria
X 9 X 5 X 3 X 7
<9 <7 <5
X <3
Kategori
Jumlah Siswa
Sangat Akif
7
18,9%
Aktif
16
43,3%
Cukup Aktif
14
37,8%
Kurang Aktif
-
-
Sangat Kurang Aktif
-
-
37
100%
Jumlah
Penelitian hasil belajar Passing Sepak bola pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 28 orang (75,68%) dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang (24,32%), siswa yang berada pada kategori sangat
Persentase
Ket
23 siswa (62,2%) Sudah aktif
14 orang (37,8%) Belum aktif
37 (100%)
baik tidak ada (0%), baik 28 orang (75,68%), cukup sebanyak 9 orang (24,32%), kurang tidak ada (0%), dan yang berkategori sangat kurang tidak ada (0%). Dengan persentase secara klasikalnya 74,5% dengan kategori cukup.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Tabel 2. Data Hasil Belajar Teknik passing Sepak bola Pada Siklus I
Tingkat Penguasaan
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Sangat Baik
-
-
75-84
Baik
28
75,68%
65-74
Cukup
9
24,32%
55-64
Kurang Sangat Kurang
-
-
-
-
37
100%
85-100
0-54 Jumlah
Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,52% dengan tingkat ke aktifan sudah aktif. Siswa yang aktif sebanyak 37 orang siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang tidak aktif. Adapun rincian kategori aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: siswa dengan kategori
Ketuntasan Siswa 28 Siswa (75,68%) Tuntas 9 Siswa (24,32%) Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥76% Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 75% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang sesuai dengan KKM di sekolah yaitu 75%
37 siswa (100%)
sangat aktif sebanyak 15 orang dengan persentase 40,5%, siswa dengan kategori aktif sebanyak 22 orang dengan persentase 59,5% dan tidak ada siswa dengan kategori cukup aktif, kurang aktif maupun sangat kurang aktif.
Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Teknik passing Sepak bola Siklus II
Kriteria
X 9 X 5 X 3 X 7
<9 <7 <5
X <3 Jumlah
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Sangat Akif
15
40,5%
Aktif
22
59,5%
Cukup Aktif
-
-
Kurang Aktif
-
-
Sangat Kurang Aktif
0
0%
37
100%
Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi passing Sepak bola diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 34 orang dengan persentase 91,9% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dengan
Ket
37 siswa (100%) Sudah aktif
Tidak ada siswa yang tidak aktif (0%)
37 (100%)
persentase 8,1%. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 16 orang dengan persentase 43,2%, siswa dengan kategori baik sebanyak 18 orang dengan persentase 48,7%, siswa dengan kategori cukup baik
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) sebanyak 3 orang dengan persentase 8,1% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik. Persentase ketuntasan hasil belajar
passing Sepak bola secara klasikal pada siklus II adalah 83,2% berada pada rentang 75-84 dengan kategori sangat baik.
Tabel 4. Data Hasil Belajar Teknik passing Sepak bola Siklus II
Tingkat Penguasaan
Kategori
85-100 75-84 65-74 55-64 0-54 Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
Ketuntasan Siswa
Sangat Baik
16
43,2%
Baik
18
48,7%
34 Siswa (91,9%) Tuntas
3 -
8.1% -
-
-
37
100%
Cukup Kurang Sangat Kurang
Dari peningkatan aktivitas belajar dapat disampaikan bahwa siswa yang sudah aktif pada observasi awal sebanyak 11 orang (29,7%). Kemudian diberikan tindakan pada siklus I siswa yang sudah
3 Siswa (8.1%) Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥76%
Siklus II tingkat ketuntasan sudah mencapai 75% dan tidak dilanjutkan lagi karena keterbatasan waktu.
37 siswa (100%)
aktif menjadi 23 orang (62,2%). Karena pada siklus I aktivitas siswa masih perlu ditingkatkan maka diberikan tindakan pada siklus II siswa yang sudah aktif menjadi 37 orang (100%). Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan aktivitas belajar dari observasi awal, siklus I dan siklus II.
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Teknik passing Sepak bola Per Tahap
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014)
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
Aktivitas Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
6,1
11 orang siswa (29,7%)
6,95
23 siswa (62,2%)
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal Siklus I ke Observasi ke ke Siklus I Siklus II siklus II
12 siswa (32,4%)
14 siswa (37,8%) Siklus II
8,52
26 siswa (70,3%)
37 siswa (100%)
Dari peningkatan hasil belajar dapat disampaikan bahwa siswa dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada observasi awal sebesar 16,2% (6 siswa). Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 75,68% (28 siswa). Karena pada siklus I ada beberapa siswa yang belum memenuhi ketuntasan KKM 75% maka diberikan tindakan pada siklus II menjadi 91,9% (34 siswa). Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi
peningkatan persentase hasil belajar dari observasi awal, siklus I dan siklus II. Persentase hasil belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang mengalami peningkatan sebesar 59,5% (22 siswa) dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 16,2% (6 siswa) dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 75,7% (28 siswa) dari observasi awal ke siklus II.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Teknik passing Sepak bola Per Tahap
Tahapan
Observasi Awal
Hasil Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
69,1
6 Siswa (16,2%)
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal Siklus I ke Observasi ke ke Siklus I Siklus II siklus II
22 siswa (59,5%) Siklus I
74,5
28 siswa (75,7%)
28 Siswa (75.68%) 6 siswa (16,2%)
Siklus II
83,2
34 Siswa (91.9%) Tuntas
Pemilihan tentang model pembelajaran NHT ini dikuatakan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Ari Sudana, (2012: 114), menemukankan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik
dasar berguling (roll) senam lantai meningkat melalui penerapan model pembelajaran koopertif tipe NHT berbantuan media gambar pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Negara tahun pelajaran 2011/2012. (2) Budiarta, (2010: 105), menemukankan bahwa
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2010/2011. (3) Defy Sardyantara, (2011: 114), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui penerapan model pembelajaran koopertif tipe NHT pada siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Penebel tahun pelajaran 2011/2012. (4) Putra Laksana, (2012: 111), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran koopertif tipe NHT pada siswa kelas XI IA 2 SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012. (5) Wimahardika Putra, (2011: 97), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkatan melalui implementasi model pembelajaran koopertif tipe NHT pada siswa kelas XI A 2 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2010/2011.
SIMPULAN DAN SARAN Aktivitas dan hasil belajar passing (dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Rendang tahun pelajaran 2013/2014. Kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran passing sepak bola karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Passing sepak bola dan bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran passing sepak bola.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarta. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kanca,
I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
Laksana, Putra. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT untuk Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh pada Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Luxbacher, A. J. 2001. Sepak bola. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Putra, Wimahardika. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT untuk Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket pada Siswa Kelas XI A 2 SMA Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sardiman, A. M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sardyantara, Defy. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT untuk Meningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Lompat Jauh pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol.2, No.1 Tahun 2014) Penebel Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sudana, Ari. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe NHT Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Berguling (Roll) Senam Lantai pada Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Negara Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurusan Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Trianto.
2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka. Nurhadi, dkk. 2004. Kontekstual dan
Pembelajaran Penerapannya.