e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA I Komang Adnyana putra, I Nyoman Kanca, I Made Kusuma Wijaya Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah tergolong penelitian tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan rancangan siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt yang berjumlah 30 siswa. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Pada observasi awal didapat data sebesar 5,7% mengalami peningkatan sebesar 0,44 dan dari siklus I 6,14 meningkat sebesar 1,99 pada siklus II menjadi 8,4%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada observasi awal sebesar 23% meningkat 55% pada siklus I sebesar 78% terjadi peningkatan sebesar 18% menjadi 96% pada siklus II. Hasil analisis data dan pembahasan,dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014 meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Disarankan kepada guru penjasorkes agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata-kata kunci: kooperatif, aktivitas, hasil, passing sepakbola. Abstract This study to improve the activity and results of learning basic techniques passing football IA2 In Class XI students of SMA Negeri 1 Seririt academic year 2013/2014 . This type of research is classified as action research . The research was conducted by 2 cycles with the design cycle of planning , implementation , observation / evaluation and reflection . Subjects were students of class XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt which amounts to 30 students . Data were analyzed using descriptive statistics . At the beginning of the observation data obtained at 5.7 % increased by 0.44 and 6.14 of the first cycle increased by 1.99 in the second cycle to 8.4 % . While mastery of learning outcomes at the beginning of the observation of 23% increased 55 % in the first cycle by 78 % an increase of 18 % to 96 % in the second cycle . The results of the data analysis and discussion , it can be concluded that the activity of the basic techniques and learning outcomes passing grade football at SMA Negeri 1 Seririt IA2 academic year 2013/2014 increased by the application of cooperative learning model NHT. Penjasorkes recommended to teachers to implement cooperative learning model NHT because shown to increase the activity of learning outcomes. Key words : cooperative , activities , results , passing football .
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan jasamani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, setabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.(Depdiknas 2006 : 163) Upaya peningkatan kualitas pendidikan secara nasional merupakan salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini diarahkan agar lembaga pendidikan selalu berupaya untuk dapat nantinya meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran pendidikan sangat bermanfaat untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Mutu pendidikan yang berkualitas dan professional sangat diperlukan agar dapat mendukung kecerdasan kehidupan bangsa dan mampu bersaing pada era globalisasi. Perlu disadari bahwa keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar penjasorkes ditentukan banyak faktor seperti guru, model pembelajaran, sarana dan prasarana, dan situasi dalam proses mengajar (Nurhadi dkk, 2004: 8). Dalam hal ini guru sebagai salah satu faktor keberhasilan sutu faktor keberhasilan suatu pembelajaran dituntut untuk menciptakan suasana belajar melalui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mendorong kearah belajar yang lebih produktif. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Seririt, aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat observasi pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt yang berjumlah 30 orang, dimana aktivitas siswa saat menerima pelajaran tergolong rendah meliputi: kegiatan-kegiatan mendengarkan (mendengarkan penyajian materi, diskusi kelompok), kegiatankegiatan metrik (melakukan gerakan
berdasarkan konsep), kegiatan-kegiatan emosional (bersemangat dalam proses pembelajaran), ini dapat dilihat dari presentase aktivitas belajar siswa teknik dasar passing (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa dalam kategori sangat aktif 2 Orang (6,7%), aktif 8 Orang (26,7%), cukup aktif 9 orang (30%), kurang aktif sebanyak 11 orang (36 %), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Sedangkan untuk presentase hasil belajar siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt yaitu materi teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola pada siswa dalam kategori sangat baik 1 orang (3,4%), siswa dalam kategori baik sebanyak 10 orang (33,3%), siswa dalam kategori cukup baik 9 orang (30%), siswa dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang (33.3%) dan kategori sangat kurang baik tidak ada (0%). Jadi, data aktivitas belajar materi teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola, secara klasikal aktivitas belajar diperoleh sebesar (5,7%) dan berada pada kategori cukup aktif. Dari hasil observasi tersebut peneliti menemukan masalah dalam proses pembelajaran Penjasorkes dengan materi teknik dasar passing sepak bola bahwa kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah. Ini ditandai dengan beberapa permasalahan yang dialami siswa, yaitu (1) dilihat dari segi kegiatan-kegiatan mendengarkan (audio) siswa mendengarkan penyajian bahan materi atau mendengarkan diskusi angota kelompoknya, (2) dari segi metrik siswa kurang berani mencoba gerakan dalam proses pembelajaran, dan (3) dari segi emosional siswa kurang bersungguhsungguh dalam melakukan gerakan dalam proses pembelajaran, (4) kurangnya tanggung jawab pada masing-masing pribadi siswa yang masih belum bisa mentaati peraturan dan tata tertib yang sudah ditetapkan, (5) siswa masih suka bermain pada saat guru menjelaskan dan memberikan contoh gerekan yang terkait pada materi yang dipelajari, (6) siswa memilih- milih kelompok, putra berkelompok dengan putra begitu sebaliknya putri berkelompok dengan putri, (7) individual
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) dalam kelompok, siswa lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan masalah yang dialami kelompoknya, (8) situasi yang kurang menyenangkan, siswa lebih banyak diam dan kurang bersemangatdalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemilihan tentang model pembelajaran NHT ini dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya,antara lain:(1) Wawan Perdana Putra (2012 : 108) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik drebling sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan tahun pelajaran 2011/2012, (2) Edi Sugiartha (2012 : 130) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepak bola (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatip tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 kubu tahun pelajaran 2011/2012, (3) Pande Ardiyana (2012 : 102) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing chest past dan over head past bola basket meningkat melalui impelmentasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran 2011/2012, (4)Agus Budiarta (2012 : 100) menemukan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012, (5) Md Puspa Arta Wijaya (2011 : 106) menemukan bahwa aktifitas dan hasil belajar teknik lanjutan servis bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI IPA SMA N 2 Banjar tahun pelajaran 2010/2011,(6) Made Ardika ( 2012 : 108) menemukan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola melalui implementasi model pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kintamani tahun pelajaran 2011/2012.
Sesuai dengan masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul implementasi model pembelajaran kooperatif tipe (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririrt tahun pelajaran 2013/2014. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh (Sugiyanto dkk, 1998:269). Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang, menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi, dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan-tujuan tertentu. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menyimpulkan pelajaran, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan pengajaran sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, dengan kegiatan dan bekerja langsung mereka akan langsung memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat, Aktivitas belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2007 ) Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. Hasil belajar beranekaragam besarnya, baik yang menyangkut belajar fakta sederhana maupun keterampilan–keterampilan teknis yang bersifat kompleks. ”Hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi hasil belajar efektif dan keterampilan– keterampilan sosial, keterampilan– keterampilan motorik dan pengetahuan prosedural” (Santyasa, 2005 : 11). Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. “Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:295) . Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah ketercapaiannya setiap kompetensi dasar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional budi pekerti dan lain–lain. (Hamalik, 2007). Siswa menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk berinteraksi terhadap lingkungannya dalam melakukan kegiatan belajar (Dimyati dan Mudjiono 2006). Berdasarkan uraian di atas, di dalam instruksional Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26) mengkatagorikan jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberi penjelasan teman kelompok dengan baik, dan dapat melakukan diskusi kelompok. Pembelajaran belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran. Tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan yang ingin dicapai. “Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencangkup tiga tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan social (Ibrahim, dkk, 2000: 7). Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran kooperatif disini adalah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersamasama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John Dewey dan Herberrt Thelan (dalam Ibrahim, dkk, 2000) yang menyatakan pendidikan dalam masyarakat yang demokratis secara langsung. Tingkah laku kooperatif dipandang oleh Dewey dan Thelan sebagai dasar demokrasi, dan sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi. Proses demokratis dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas untuk mengendalikan aktivitasaktivitas di dalam kelompoknya. Selain itu pembelajaran kooperatif akan menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedia lengkap dikelas, ruang guru, perpustakaan, ataupun dipusat media (Ibrahim dkk, 2000). Permaianan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan masingmasing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. (Luxbacher, 2001: 1). Dalam bermain sepak bola, para pemain menggunakan kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, sementara penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badan Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola. Pada dasarnya setiap cabang olahraga memiliki tujuan yaitu untuk memenangkan setiap pertandingan. Adapun tujuan dari permainan sepak bola adalah berusaha menguasai bola dan memasukkan ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh 2
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) regu dimana tiap regu terdiri dari 11 orang pemain termasuk penjaga gawang dan 7 orang pemain cadangan. Permainan ini dilakukan oleh seluruh anggota badan kecuali kedua lengan (tangan), hanya penjaga gawang yang bisa menggunakan tangannya untuk menangkap bola. Sepak bola dimainkan di atas lapangan rumput yang rata, berbentuk segi empat panjang dimana panjang lapangan 90 m–110m dan lebar lapangan 45m–90 m (Mielke, 2007). Teknik dasar permainan sepak bola dapat dibagi menjadi dua, yaitu :(a) teknik tanpa menggunakan bola terdiri dari cara lari yaitu Cara lari dalam sepak bola berbeda dengan lari dalam atletik. Lari dalam sepak bola ialah lari-lari kecil, langkahnya pendek-pendek dengan frekuensi lebih banyak. Gerakan mengubah arah tidak selalu tergantung pada kehendak sendiri tetapi dipengaruhi oleh lawan dan arah bola dan mengubah arah cara lompat yaitu Dalam bermain sepak bola, melompat terutama digunakan untuk menyundul bola, mengambil dan memenangkan posisi dalam perebutan dengan lawan, dan gerak tipu badan yaitu Gerak tipu badan merupakan gerak pura-pura dari badan oleh lawan dianggap gerak yang sebenarnya sehingga lawan mengikutinya, dan pada saat itulah pemain harus segera melakukan gerakan yang sebenarnya, (b) teknik dengan menggunakan bola terdiri dari: menendang bola (passing) yaitu Menendang bola merupakan salah satu karakteristik keterampilan dasar sepak bola yang paling dominan. Menurut fungsinya, menendang bola mempunyai tujuan untuk memberikan atau mengumpan bola kepada teman, menendang bola kearah gawang dan menggagalkan serangan lawan, menerima bola (controlling), menggiring bola (dribbling) yaitu Menurut Luxbacher (2001: 48), menggiring bola terdiri dari beberapa komponen seperti : perubahan kecepatan, arah yang mendadak, gerak tipuan tubuh dan kaki serta kontrol tubuh yang rapat. menyundul bola (heading), gerak tipu dengan bola, (Mielke,(2007: 10 ) Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola. Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu teknik tertentu.teknik passing terdiri dari passing kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Adapun tujuan peneliti yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi alternatif yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelaran. Para siswa dibagi kedalam kelompok – kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, peneliti akan menerapkankan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena model pembelajaran ini merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk melibatkan semua siswa, dimana siswa di ajak untuk berpikir, mengobservasi, mengevaluasi dan melihat kembali bahan yang tercakup di dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) siswa mengenai isi dari pelajaran tersebut. Sehingga peneliti bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014 METODE Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi anatara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendekteksi dan memecahkan masalah.(Nyata,2010:15). Jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan bentuk guru sebagai peneliti. Karena “Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional" (Kanca,2010:108). Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Dengan pembelajaran teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola, rencana penelitian ini telah dilaksanakan di lapangan Umum Kecamatan Seririt, pada jam ke 0 dan ke 1, yaitu pukul 06.00 – 07.20 wita, dan penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil. Adapun prosedur yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) observasi awal, (b) refleksi awal, (c) identifikasi masalah, (d) analisis masalah, (e) perencanaan tindakan, (f) pelaksanaan tindakan, (g) observasi hasil tindakan, (h) refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan
pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data menarik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan dikelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt yang berjumlah 30 orang siswa ditemukan data aktivitas dan hasil belajar yang masih belum tuntas hal ini terlihat secara klasikal siswa siswa masih belum bisa memenuhi KKM disekolah yang sebesar 75. Pada data aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 5,7 maka aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt secara klasikal tergolong cukup aktif. Aktivitas belajar siswa secara individu dari jumlah siswa 30 orang yaitu: sangat baik 2 orang (6,7%), aktif sebanyak 8 orang (26,7%), cukup aktif sebanyak 9 orang (30%) kurang aktif sebanyak 11 orang (36,6%), sedangakan untuk hasil belajarnya yaitu pada siswa dalam kategori sangat baik 1 (3,4%), siswa dalam kategori baik sebanyak 10 orang (33,3%), siswa dalam kategori cukup baik 9 orang (30%), siswa dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang (33.3%) dan kategori sangat kurang baik tidak ada (0%). Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesui tahapan model pembelajaran kooperatif.namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Hasil penelitian di siklus I pada aktivitas belajar yaitu: siswa katagori sangat aktif tidak ada, aktif sebanyak 6 orang (20%), cukup aktif sebanyak 22 orang (73,4%), kurang aktif 2 orang (6,6%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Ratarata aktivitas belajar pada siklus I yaitu 6,14% yang berada pada katagori cukup aktif.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Tabel 1. Kategori penggolongan aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola pada siklus I. Kriteria
Kategori
Jml Siswa
X 9
Sangat Akif
0
0%
<9
Aktif
6
20%
<7
Cukup Aktif
22
73,4%
<5
Kurang Aktif
2
6,6%
Sangt Kurang Aktif
0
0%
30
100%
7
X 5 X 3 X
Persen-tase
Ket
Aktif 6 orang (20%)
X <3 Jumlah
Pada data hasil belajar didapatkan yang tuntas sebanyak 22 orang (73,3) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang (26,7%). Siswa kategori sangat baik 4 orang (13,3%), baik sebanyak 18 orang
Belum aktif 24 orang (80%)
30 (100%)
(60%), cukup baik sebanyak 8 orang (26,7%), kurang baik tidak ada (0%),dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Tabel. 2 Persentase ketuntasan hasil belajar passing sepak bola pada siklus I. Tingkat Penguasaan
Kategori
87%-100%
Sangat Baik
77%-86%
Baik
67%-76%
Cukup
57%-66%
Kurang
Jumlah Siswa
Persentas e
Ketuntasan Siswa
4 siswa
13,3%
18 siswa
60%
22 orang (73,3%) Siswa Tuntas
8 siswa
26,7%
0
0%
0
0%
30
100%
Sangat Kurang 0%-56%
Jumlah
Pada siklus II dilakukan tindakan sesui dengan hasil refleksi dari tindakan di siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat sesuai dengan data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data untuk aktivitas belajar siswa yang berada kategori sangat aktif sebanyak
8 orang (26,7%) Siswa Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥75%
Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 75% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang sesuai dengan KKM di sekolah yaitu 75%
30 siswa (100%)
5 orang (16,7%), aktif sebanyak 24 orang (80%), cukup aktif sebanyak 1 orang (3,3%), kurang aktif tidak ada (0%) dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Ada pun nilai rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola secara klasikal yaitu 8,4% (aktif).
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Tabel 3. Kategori penggolongan aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola pada siklus II No
Kriteria
Kategori
Jml Siswa
Persentas e
1
X 9
Sangat Akif
5
16,7 %
2
7
X
<9
Aktif
24
80%
3
5
X
<7
Cukup Aktif
1
3,3%
3
X
<5
Kurang Aktif
0
0%
Sangat Kurang Aktif
0
0%
30
100%
4
5
X <3 Jumlah
Pada data hasil belajar siswa dapat di uraikan bahwa ada siswa blum tuntas, dimana siswa yang tuntas sebanyak 29 orang ( 96,6%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 orang (3,3%). Siswa kategori sangat baik sebanyak 25 orang (83,35),
Ket
Aktif 29 orang (96,7%)
Belum aktif 1 orang (3,3%)
30 (100%)
baik sebanyak 4 orang (13,4%), cukup baik sebanyak 1 orang (3,3%), kurang baik tidak ada, dan sangat kurang baik tidak ada. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 96,7 %.
Tabel 4. Persentase kentuntasan hasil belajar passing sepak bola pada siklus II Tingkat Penguasaan
Kategori
Jml Siswa
Persenta se
85%-100%
Sangat Baik
25 siswa
83,3%
75%-84%
Baik
4 siswa
13,4%
65%-74%
Cukup Baik 1 siswa
55%-64%
0%-54%
1 Orang (3,3%) Tidak Tuntas
Jumlah
0 siswa
0%
0 siswa
0%
30
100%
Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru kelas. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seirit tahun
Target Ketuntasan ≥75%
29 Orang (96,7%) Tuntas
3,3%
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Ketuntas-an Siswa
Siklus II tingkat ketuntasan sudah mencapai 75% dan tidak dilanjutkan lagi karena keterbatasan waktu.
30 siswa
pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Tabel 5. Peningkatan Data Aktivitas Belajar Siswa. Tahapan
Aktivitas Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
Observasi Awal
(5,7%)
Cukup Aktif
Siklus I
(6,14%)
Aktif
Siklus II
(8,4%)
Sangat Aktif
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I ke Siklus I Siklus II
(0,44%)
(1,99%)
Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 0,44% dari observasi awal ke
siklus I dan terjadi peningkatan sebesar 1,99% dari siklus I ke siklus II.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar. Tahapan
Persentase Hasil Belajar
Ketuntasan Siswa
Observasi Awal
23%
Belum Tuntas
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal Siklus I ke Siklus II ke Siklus I
55% Siklus I
78%
Sudah Tuntas 18%
Siklus II
96%
Sudah tuntas
Dari data hasil belajar diatas dapat di uraikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 55%, sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 18%. Berdasarkan data penelitian diatas dapat diyakini implementasi model pembelajaran kooperatif dapat meningkat aktivitas dan hasil belajar passing sepak bola pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririttahun pelajaran 2013/2014. Berhasilnya penelitian ini didukung juga dari penelitian- penelitian sebelumnya yang di akses pada e-journal undiksha antara lain: (1) ayu satyawati (2013) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VI SD N 2 Tunjuk tahun pelajaran 2012/2013, (2) Widiantara (2013) menemukan bahwa aktivitas dan hasil
belajar passing bola basket meningkat melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pasa siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2012/2013, (3) Swastika (2012) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD No. 1 Baha tahun pelajaran 2012/2013, (4) eka yanawisnawa (2012) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD No. 3 Werdi Bhuana tahun pelajaran 2012/2013. SIMPULAN DAN SARAN Aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola secara klasikal. Peningkatan sebesar 0,44% dari 5,7% (belum aktif) pada observasi awal menjadi 6,14% (cukup Aktif) pada siklus I. Kemudian meningkat sebesar 1.99% dari 6,14% (cukup aktif) pada siklus I menjadi 8.4% (sudah Aktif) pada siklus II dengan kategori aktif. Kemudian meningkat sebesar 2,7% dari 5.7% (belum aktif) pada observasi awal menjadi 8,4% (sudah aktif) pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbred Head Together (NHT). Hasil belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal untuk teknik dasar passing sepak bola. Peningkatan sebesar 55%, dari 23% (tidak tuntas) pada observasi awal, menjadi 78% (tuntas) pada siklus I. Kemudian meningkat 18% dari 78% (tuntas) pada siklus I menjadi 96% (tuntas) pada siklus II. Kemudian meningkat 73% dari 23% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 96% (tuntas) pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbred Head Together (NHT). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran bola besar khususnya materi passing (kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran passing sepak bola. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara. Agus
Budiarta,Komang. 2012. Implementasi Model Pelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2013. Singaraja: Falkutas Olahraga dan Kesehatan
Ardika, I Made. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Sepak bola Pada Siswa Kelas VII SMP 5 Kintamani Tahun Pelajaran 2012/2013. Singaraja: Falkutas Olahraga dan Kesehatan. Ayu Satyawati. 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas VI SD N 2 Tunjuk tahun pelajaran 2012/2013.http://ejournal.undiksha.ac. id/index.php/JJP/article/view/1798/157 2 Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007. Panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jakarta : BSNP.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol 1 Tahun 2014) Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pedidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Edi Sugiarta. I Komang. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik dasar Passing Sepak Bola Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kubu Tahun Pelajaran 2011/2013. Singaraja: Falkutas Olahraga dan Kesehatan. Kanca,
I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
Luxbacher, A. J. 2001. Sepak Bola. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mielke Dany. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya. Puspa Arta Wijaya, Made. 2011/2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Servis Bola Voli Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Banjar Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Falkutas Olahraga Dan Kesehatan. Pande Ardiyana. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Falkutas Olahraga dan Kesehatan. Perdana Putra, I Wayan. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik
Drebling Sepak Bola Pada Siswa Kelas X 1 SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012. Singaraja: Falkutas Olahraga dan Kesehatan. Santyasa. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Singaraja : IKIP Singaraja. -------, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Singaraja.
Syarifuddin, Aip. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Jakarta : Grasindo. Suprijono, Agus 2009. Learning. Surabaya Pelajar.
Cooperative : Pustaka
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Widiantara .2013. implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas X4 di SMA Negeri 2 Bajar tahun pelajaran 2012/2013. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJP/article/view/1798.