ARTIKEL
MODEL PEMBELAJARAN KOO PERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA
Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM 0816011017
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
0
MODEL PEMBELAJARAN KOO PERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA I Made Dwi Ariyuda NIM. 0816011017 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jl. Udayana Singaraja-Bali, Tlp (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 37 orang dengan rincian 32 orang putra dan 5 orang putri. Hasil analisis data pada siklus I aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola secara klasikal sebesar 6.80 (cukup aktif), dan pada siklus II sebesar 8.61 (aktif). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1.81. Persentase hasil belajar teknik passing sepak bola secara klasikal pada siklus I sebesar 72.97% (cukup baik), dan pada siklus II sebesar 91.89% (sangat baik). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 18.92%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2012/2013.
Abstract : This study aimed to improve the activity and learning result the basic technique of football passing through the implementation of cooperative learning model NHT in class X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar school year 2012/2013. This research was a classroom action research which was conducted in two cycles, consisting of an action plan, action, observation or evaluation, and reflection. Subjects numbered 37 students with the details of 32 males and 5 females. Results of data analysis for the first cycle in learning activities using basic techniques of classical football passing is 6,80 (quite active), and the second cycle is 8,61 (active). From the first cycle to the second cycle increased by 1,81. Percentage of the learning results using this technique in the first cycle is 72,97% (pretty good), and the second cycle is 91,89% (excellent). From the first cycle to the second cycle, there is an improvement of 18,92%. Based on the result of data analysis and discussion, it is concluded that the activity and learning result of the basic techniques of football passing is increasing through the implementation of cooperative learning model NHT in class X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar school year 2012/2013. Kata-kata kunci: kooperatif, NHT, aktivitas, hasil belajar, teknik dasar passing sepak bola.
1
bermain,
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
(Penjasorkes)
dan
berolahraga
yang
dilakukan secara sistematis (Depdiknas,
merupakan
2006:1). Proses pembelajaran dikatakan
salah satu aspek dari proses pendidikan
berhasil
keseluruhan
melalui
perubahan dalam diri siswa, baik yang
kegiatan jasmani yang dirancang secara
menyangkut perubahan pengetahuan,
sadar
sikap, maupun keterampilan dimana
peserta
terprogram
meningkatkan
didik
dalam
usaha
kemampuan
dan
apabila
dalam
proses
ada
perubahan-
pembelajaran
interaksi
antara
ini
keterampilan jasmani dan sosial serta
melibatkan
siswa
perkembangan kecerdasan. Penjasorkes
dengan guru, maupun siswa dengan
merupakan bagian integral dari sistem
siswa.
pendidikan secara keseluruhan yang
Berdasarkan observasi awal yang
mampu mengembangkan anak/individu
peneliti lakukan di kelas X TKJ SMK
secara utuh dalam arti mencakup aspek-
Negeri 1 Gianyar pada materi teknik
aspek jasmaniah, intelektual, dan moral
dasar passing sepak bola dengan jumlah
spiritual dalam proses pembelajaran
siswa 37 orang, dan berpedoman pada
melalui
konversi
aktivitas
pembinaan
pola
jasmani
nilai
mata
pelajaran
sehat
penjasorkes SMK Negeri 1 Gianyar.
(Depdiknas, 2006:1). Menurut Dimyati
Dari data persentase di kelas X TKJ
dan Mudjiono (2006:231), pembelajaran
SMK
memuat
ketuntasan
titik
hidup
dan
interaksi,
antara
Negeri
1
Gianyar
tingkat
klasikalnya
belum
pembelajar dan pelajar berorientasi pada
memenuhi kriteria ketuntasan klasikal
sasaran
75%. Persentase untuk aktivitas belajar
belajar,
berakhir
dengan
evaluasi. Guru
teknik Penjasorkes
dasar
passing
sepak
bola
memiliki
(menggunakan kaki bagian dalam dan
peranan penting dalam membantu siswa
kaki bagian luar) secara klasikal sebesar
agar tetap memiliki tingkat pengetahuan
6,62% tergolong kurang aktif. Jika
dan keterampilan yang baik, karena
dilihat dari ketuntasan hasil belajar
pembelajaran
teknik
Penjasorkes
mampu
dasar
passing
sepak
bola
memberikan kesempatan kepada siswa
(menggunakan kaki bagian dalam dan
untuk terlibat langsung dalam aneka
kaki bagian luar) yaitu dari 37 siswa,
pengalaman melalui aktivitas jasmani,
siswa
2
yang
memenuhi
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak
dari segi audio masalah yang timbul
17 orang (45,95%) sedangkan siswa
yaitu siswa tidak mendengarkan teman
yang belum memenuhi KKM sebanyak
yang mengemukakan pendapat saat
20
belajar
pembelajaran berlangsung, (4) dilihat
dikatakan berhasil atau tuntas apabila
dari segi metrik masalah yang timbul
berada pada tingkat ketuntasan 75%
yaitu siswa yang tidak mau membantu
secara individu dan 75% secara klasikal.
teman
Dengan menganalisa data hasil belajar
gerakan teknik dasar passing sepak bola
tersebut maka hasil belajar teknik dasar
(menggunakan kaki bagian dalam dan
passing sepak bola masih berada dalam
kaki bagian luar) berdasarkan konsep
kategori sangat kurang, sehingga belum
dan
memenuhi kriteria ketuntasan.
pembelajaran, (5) dilihat dari segi
orang
Hasil
(54,05%).
melakukan
ketentuan
dalam
gerakan-
proses
mental masalah yang timbul yaitu siswa
permasalahan yang dialami siswa dalam
tidak mau memecahkan masalah yang
pembelajaran tersebut dari segi aktivitas
dihadapi
belajar siswa adalah: (1) dilihat dari segi
pembelajaran
melihat masalah yang timbul yaitu
sepak bola (menggunakan kaki bagian
masih
bercanda,
dalam dan kaki bagian luar), (6) dilihat
mengobrol dengan temannya serta tidak
dari segi emosional masalah yang
memperhatikan
saat
timbul yaitu siswa kurang berani dalam
menjelaskan dan mendemonstrasikan
menghadapi dan memecahkan masalah
materi teknik dasar passing sepak bola
dalam proses pembelajaran teknik dasar
(menggunakan kaki bagian dalam dan
passing sepak bola (menggunakan kaki
kaki bagian luar), (2) dilihat dari segi
bagian dalam dan kaki bagian luar),
lisan masalah yang timbul yaitu tidak
sehingga tidak sepenuh hati atau tidak
adanya
siswa
siswa
pertanyaan kesempatan
saat
awal
dalam
terlihat
ada
rekleksi
Hasil
yang
guru
pada
sendiri teknik
dalam
proses
dasar
passing
yang
mengajukan
sungguh-sungguh di dalam mengikuti
guru
memberikan
proses pembelajaran. Sedangkan untuk
kepada
siswa
untuk
hasil belajar permasalahan yang dialami
bertanya mengenai materi teknik dasar
siswa adalah: (1) pada aspek kognitif,
passing sepak bola (menggunakan kaki
masih sangat kurangnya pemahaman
bagian dalam dan kaki bagian luar)
siswa mengenai materi teknik dasar
yang masih kurang dipahami, (3) dilihat
passing sepak bola (menggunakan kaki
3
bagian dalam dan kaki bagian luar), hal
sikap
ini
kurangnya
(menggunakan kaki bagian luar) adalah
kesempatan yang diberikan kepada
kaki tumpu masih kurang berada di
siswa untuk memahami teori dalam
samping belakang bola dan lutut kaki
materi teknik dasar passing sepak bola
tumpu kurang ditekuk sehingga belum
(menggunakan kaki bagian dalam dan
membentuk sudut 160 derajat, (e) pada
kaki bagian luar), (2) pada aspek afektif,
sikap pelaksanaan passing sepak bola
terlihat masih kurangnya suatu jalinan
(menggunakan kaki bagian luar) adalah
kerjasama dan rasa saling menghargai
alur bola tidak menggelinding ke depan
antara siswa yang satu dengan siswa
menyusur tanah karena punggung kaki
yang
proses
bagian luar yang digunakan untuk
pembelajarannya, dan (3) pada aspek
menendang tidak tepat mengenai bagian
psikomotor permasalahan yang terjadi
tengah-tengah bola, (f) masalah yang
adalah: (a) saat melakukan sikap awal
ditemukan pada sikap akhir passing
passing sepak bola (menggunakan kaki
sepak bola (menggunakan kaki bagian
bagian
luar)
disebabkan
oleh
lainnya
dalam)
dalam
yaitu
pada
saat
awal
adalah
passing
kaki
sepak
bola
tendang kurang
meletakkan kaki tumpu masih ada yang
diangkat setelah bola ditendang dan
tidak tepat di samping bola, (b) pada
pandangan tidak tertuju pada arah bola.
sikap pelaksanaan passing sepak bola (menggunakan
kaki
dalam)
kesulitan belajar yang diperoleh, maka
adalah pada saat melakukan gerakan
peneliti mencoba salah satu alternatif
passing
kurang
pemecahan dari permasalahan tersebut
ditegangkan sehingga arah bola tidak
diatas yaitu dengan menerapkan model
mau menggelinding ke depan dan
pembelajaran
gerakan badan masih kurang condong
diterapkan
ke depan, (c) masalah yang ditemukan
efektivitas pembelajaran yaitu model
pada sikap akhir passing sepak bola
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
(menggunakan
kooperatif merupakan suatu bentuk
pergelangan
kaki
bagian
Berdasarkan permasalahan atau
kaki
bagian
dalam)
inovatif untuk
yang
dapat
meningkatkan
adalah kaki tendang kurang diangkat
pembelajaran
setelah bola ditendang, dan pandangan
kelompok-kelompok
tidak tertuju pada arah bola, (d) masalah
siswa bekerja sama dalam kelompok
yang dihadapi pada saat melakukan
kecil untuk menyelesaikan tugas yang
4
kolaborasi kecil,
dalam dimana
diberikan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu,
kemudian
bersama (Trianto, 2007:42). Model
nomornya
sesuai
pembelajaran
kooperatif
tangannya
dan
merupakan
model
tipe
NHT
pembelajaran
tipe
NHT
mengacungkan mencoba
untuk
kelas (Nurhadi dkk, 2004:67).
Spancer Kagen (Ibrahim dkk, 2000:25). struktural
yang
menjawab pertanyaan untuk seluruh
kooperatif yang dikembangkan oleh
Model
siswa
Peneliti
yang
pembelajaran
memilih kooperatif
model tipe
NHT
dikembangkan oleh Spencer Kagen
dikarenakan guru Penjasorkes akan
(dalam Nurhadi dkk, 2004:121) adalah
mampu menguasai dan melaksanakan
dengan melibatkan para siswa dalam
pembelajaran dengan tepat dan menarik
mereview bahan yang tercakup dalam
yang nantinya dapat mendorong minat
suatu pelajaran dan mengecek atau
belajar siswa sehingga siswa menjadi
memeriksa
aktif dalam melaksanakan aktivitas
pemahaman
mereka
mengenai isi pelajaran tersebut.
belajarnya dan dapat berpengaruh juga
Model pembelajaran kooperatif
terhadap peningkatan hasil belajarnya.
tipe NHT mempunyai kelebihan yaitu
Adapun tujuan dari penelitian ini
setiap siswa menjadi siap menerima
yaitu (1) Untuk meningkatkan aktivitas
pembelajaran, dapat melakukan diskusi
dan hasil belajar teknik dasar passing
dengan sungguh-sungguh, serta siswa
sepak bola pada siswa kelas X TKJ
yang pandai dapat mengajarkan siswa
SMK Negeri 1 Gianyar, (2) Untuk
yang kurang pandai (Eko Ras, 2011).
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Dalam pembelajaran inii siswa dibagi
teknik dasar passing sepak bola pada
dalam kelompok yang beranggotakan 3-
siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1
5 orang dan kepada setiap anggota
Gianyar.
kelompok diberi nomor 1-5, kemudian METODE PENELITIAN
guru mengajukan pertanyaan kepada
Jenis penelitian yang digunakan
siswa yang nantinya siswa berpikir
adalah
bersama untuk menyatukan pendapat
dengan tindakan-tindakan tertentu agar
untuk mengetahui jawaban itu, setelah memanggil
suatu
Kelas.
bentuk penelitian yang bersifat reflektif
meyakinkan tiap anggota kelompoknya
guru
Tindakan
Penelitian tindakan kelas adalah suatu
terhadap jawaban pertanyaan itu dan
itu
Penelitian
dapat memperbaiki atau meningkatkan
nomor
praktik-praktik pembelajaran di kelas 5
secara
lebih profesional
(Kanca
I
rentang 5 <
Nyoman, 2010: 108).
<
7 atau berada dalam
kategori cukup aktif.
Penelitian ini dilaksanakan pada Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Sepak Bola pada Siklus I
siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2012/2013 dalam passing
pembelajaran sepak
teknik
bola.
No
Kategori
Rentangan Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Aktif
> 9
0
0%
2
Aktif
7< <9
25 orang
67,57%
3
Cukup Aktif
5< <7
12 orang
32,43%
4
Kurang Aktif
3< <5
0
0%
5
Sangat Kurang Aktif
< 3
0
0%
37 orang
100%
dasar
Penelitian
dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan pertemuan setiap siklus yaitu 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu:
pelaksanaan
rencana
tindakan,
tindakan, observasi/
evaluasi dan refleksi tindakan. HASIL PENELITIAN
Jumlah
Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu tidak ada siswa
Pada data hasil belajar didapatkan
yang berada dalam kategori tingkat
bahwa tidak ada siswa mendapat nilai
aktivitas sangat aktif, 25 orang siswa
kategori sangat baik, 27 orang siswa
(67,57%) berada dalam kategori tingkat
(72,97%)
aktivitas aktif, 12 orang siswa (32,43%)
kategori baik, dan 10 orang siswa
berada dalam kategori tingkat cukup
(27,03%) mendapat nilai cukup, tidak
aktif, tidak terdapat siswa (0%) yang
terdapat siswa (0%) yang mendapatkan
berada dalam kategori tingkat kurang
nilai dengan kategori kurang baik dan
aktif dan tidak terdapat siswa (0%) yang
tidak
berada dalam kategori tingkat sangat
mendapatkan nilai dengan kategori
kurang aktif.
sangat kurang baik. Dari data tersebut,
mendapat
terdapat
siswa
nilai
dengan
(0%)
yang
Dari data tersebut diperoleh rata-
akumulasi ketuntasan klasikal siswa
rata skor aktivitas belajar siswa secara
sebanyak 37 orang, dengan jumlah
klasikal
Bila
siswa tuntas 27 orang (72,97%) sudah
dikonversikan ke dalam penggolongan
mencapai ketuntasan dan 10 orang
aktivitas belajar siswa berada pada
siswa
sebesar
6,80.
(27,03%)
ketuntasan.
6
belum
mencapai
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Sepak Bola pada Siklus I. No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase 0%
1
Sangat Baik
0
2
Baik
27 orang
72,97%
3
Cukup
10 orang
27,03
4
Kurang
0
0%
5
Sangat Kurang Jumlah
0
0%
37 orang
100%
Tabel 1.3 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Sepak Bola pada Siklus II.
Rentangan Tingkat Ketuntasan
No
Kategori
1
Sangat Aktif
72,97% Siswa Tuntas
2
27,03% Siswa Tidak Tuntas
Rentangan Nilai >9
Jumlah Siswa 7 orang
Persentase 18,92%
Aktif
7< <9
30 orang
81,08%
3
Cukup Aktif
5< <7
0
0%
4
Kurang Aktif
3< <5
0
0%
5
Sangat Kurang Aktif
<3
0
0%
37 orang
100%
Jumlah
Hasil penelitian siklus II pada
Pada data hasil belajar didapatkan
aktivitas belajar yaitu 7 orang siswa
bahwa
(18,92%) berada dalam kategori tingkat
mendapat nilai kategori sangat baik, 20
aktivitas sangat aktif, 30 orang siswa
orang siswa (54,05%) mendapat nilai
(81,08%) berada dalam kategori tingkat
dengan kategori baik, dan 3 orang siswa
aktivitas aktif, tidak terdapat siswa (0%)
(8,11%) mendapat nilai cukup baik,
yang berada dalam kategori tingkat
tidak
cukup aktif, tidak terdapat siswa (0%)
mendapatkan nilai dengan kategori
yang berada dalam kategori tingkat
kurang baik dan tidak terdapat siswa
kurang aktif dan tidak terdapat siswa
(0%) yang mendapatkan nilai dengan
(0%) yang berada dalam kategori
kategori sangat kurang baik. Dari data
tingkat sangat kurang aktif. Rata-rata
tersebut, akumulasi ketuntasan klasikal
skor aktivitas belajar siswa secara
siswa sebanyak 37 orang, dengan
klasikal
Bila
jumlah siswa tuntas 34 orang (91,89%)
dikonversikan ke dalam penggolongan
sudah mencapai ketuntasan dan 3 orang
aktivitas belajar siswa berada pada
siswa
rentang 7 <
ketuntasan.
sebesar
8,61.
< 9 atau berada dalam
kategori aktif.
7
14
orang
terdapat
(8,11%)
siswa
siswa
belum
(37,84%)
(0%)
yang
mencapai
Tabel 1.4 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Sepak Bola pada Siklus II. No
Kategori
1
Sangat Baik
2
Baik
3
Cukup
4
Kurang Sangat Kurang
5
Jumlah
Jumlah Siswa 14 orang 20 orang 3 orang 0
Persentase 37,84% 54,05%
bagian dalam dan kaki bagian luar) pada siklus I adalah sebesar 72,97% berada
Rentangan Tingkat Ketuntasan
pada kategori cukup baik. Beberapa
91,89% Siswa Tuntas
tuntas secara individu yaitu sebanyak 10
siswa yang tergolong kategori tidak
orang dengan nilai C (cukup). Ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi teknik
8,11% 8,11% Siswa Tidak Tuntas
0%
0
0%
37 orang
100%
dasar passing sepak bola (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) secara individu pada siklus I, masih terdapat 10 siswa yang belum tergolong
PEMBAHASAN
kategori tuntas.
Dari hasil analisis data pada siklus
Berdasarkan hasil refleksi pada
I diperoleh rata-rata aktivitas belajar
siklus I, maka pelaksanaan penelitian ini
teknik
bola
dilanjutkan ke siklus II. Hasil dari
(menggunakan kaki bagian dalam dan
refleksi siklus I ini yang nantinya akan
kaki bagian luar) secara klasikal adalah
digunakan
sebesar
melaksanakan penelitian pada siklus II
dasar
6,80.
passing
Dilihat
sepak
dari
kriteria
sebagai
referensi
dalam
tersebut, maka aktivitas belajar teknik
dengan
dasar passing sepak bola (menggunakan
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar)
yang lebih baik. Adapun hasil analisis
pada siklus I secara klasikal tergolong
data pada siklus II, yaitu dimana untuk
cukup aktif. Ini menunjukkan bahwa
aktivitas belajar teknik dasar passing
tingkat kualitas aktivitas belajar teknik
sepak bola (menggunakan kaki bagian
dasar passing sepak bola (menggunakan
dalam dan kaki bagian luar) secara
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar)
klasikal diperoleh sebesar 8,61 yang
pada siklus I belum memenuhi standar
tergolong kategori aktif. Dari hasil data
ketuntasan aktivitas belajar di SMK
aktivitas
Negeri 1 Gianyar.
dikatakan bahwa aktivitas belajar teknik
Kemudian
untuk
tujuan
belajar
untuk
tersebut
dapat
dapat
rata-rata
dasar passing sepak bola (menggunakan
persentase hasil belajar teknik dasar
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar)
passing sepak bola (menggunakan kaki
pada siklus I ke siklus II mengalami
8
peningkatan sebesar 1,81 dari 6,80
ketuntasan secara klasikal yaitu sebesar
menjadi 8,61.
75% sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Sedangkan
untuk
rata-rata
Minimal (KKM) pada kelas X TKJ
persentase hasil belajar teknik dasar
SMK Negeri 1 Gianyar.
passing sepak bola (menggunakan kaki
Peningkatan aktivitas dan hasil
bagian dalam dan kaki bagian luar) pada
belajar
siklus II diperoleh sebesar 91,89% yang
model pembelajaran kooperatif tipe
tergolong kategori sangat baik. Dari
NHT secara optimal dengan perbaikan-
data
perbaikan pembelajaran sesuai dengan
hasil
belajar
tersebut
dapat
ini
dikarenakan
penerapan
dikatakan bahwa hasil belajar teknik
kekurangan-kekurangan
passing sepak bola (menggunakan kaki
pada
bagian dalam dan kaki bagian luar) pada
disamping itu siswa juga melakukan
siklus
proses pembelajaran dengan sungguh-
I
ke
peningkatan
siklus
II
sebesar
mengalami
18,92%
dari
siklus
terjadi
sebelumnya,
sungguh dan bersemangat pada setiap
72,97% menjadi 91,89%. Berdasarkan
setiap
yang
kelompoknya masing-masing sehingga
uraian
di
atas,
adanya
keterampilan
menjalin
adapun hasil data penelitian siklus I dan
hubungan antar pribadi siswa seperti
siklus II diperoleh rata-rata aktivitas
kerjasama, tenggang rasa, mandiri serta
belajar teknik dasar passing sepak bola
sopan santun terhadap teman (Nurhadi
(menggunakan kaki bagian dalam dan
dkk, 2004:61-62). Peningkatan aktivitas
kaki bagian luar) secara klasikal yaitu
dan hasil belajar siswa ini tidak terlepas
sebesar 7,05 yang berada pada kategori
dari
aktif. Sedangkan untuk hasil belajar
pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu
teknik
bola
setiap siswa menjadi lebih siap dalam
(menggunakan kaki bagian dalam dan
mengikuti pembelajaran, serta hasil
kaki bagian luar) secara klasikal yaitu
belajar siswa dapat meningkat karena
sebesar 82,43% yang berada pada
siswa yang pandai dapat mengajarkan
kategori baik. Hal ini berarti bahwa
siswa yang kurang pandai yang secara
tingkat penguasaan materi teknik dasar
otomatis siswa yang kurang pandai
passing sepak bola (menggunakan kaki
mendapatkan dampak yang positif.
dasar
passing
sepak
bagian dalam dan kaki bagian luar) pada siklus II sudah memenuhi standar
9
kelebihan-kelebihan
model
del- pembelajaran-kooperatiftipe-nht.html (diakses tanggal 19 Mei 2013).
SIMPULAN Berdasarkan maka
dapat
hasil
penelitian
disimpulkan
sebagai
berikut.
Ibrahim,
Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Kanca,
I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Penjaskesrek Fakultas Olahraga Kesehatan Undiksha.
Nurhadi.
2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban. Malang : PT Grasindo.
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Aktivitas belajar teknik dasar passing sepak bola meningkat melalui penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil belajar teknik dasar passing sepak
bola
penerapan
meningkat model
melalui
pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2012/2013. Saran peneliti diharapkan kepada guru
penjasorkes
bisa
menerapkan
model pembelajaran NHT karena dapat meningkatkan
aktivitas
dan
hasil
belajar. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Eko, Ras. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Tersedia pada http://raseko.blogspot.com/2011/05/mo
10