e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI I Made Ady Setyadi , I Made Danu Budhiarta, I Made Kusuma Wijaya PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja–Bali Tlp. (0362) 32559
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 24 orang yang terdiri dari 14 orang putra dan 10 orang putri. Data aktivitas dinilai oleh 2 orang observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar dan hasil belajar dinilai oleh 2 orang evaluator menggunakan assesmen hasil belajar. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk aktivitas passing bola voli pada observasi awal secara klasikal sebesar 5,95 (kurang aktif), dan pada siklus I meningkat menjadi 7,05 (cukup aktif) dan 7,92 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil passing bola voli pada observasi awal secara klasikal sebesar 25,00%, pada siklus I 83,33% dan 100% pada siklus II. Berdasarkan analisis data dan pembahasan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli siswa meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XC SMA Negeri 1 Baturiti Tahun Pelajaran 2015/2016, untuk itu disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil passing bola voli Kata-kata kunci: Kooperatif, aktivitas, hasil belajar, bola voli Abstract This study aimed to improve students’ activity and their learning outcome of volleyball passing technique through the implementation of cooperative learning model team games tournament. This research was classroom action research which consisted of two cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation/evaluation and reflection. Research’ subjects were 24 students with 14 male and 10 female students. The data activity were assessed by 2 observers meanwhile learning outcomes were assessed by 2 evaluators which depended of assessment instrument The date were analysed by using descriptive statistical analysis. Based on the result of data analysis, it is showed that on primary observation the result was 5,95 (very lack), and increased to 7,05 (moderate active) on cycle I and 7,92 (active) on cycle II. Meanwhile the result’s percentage of volley passing technique on primary observation was about 25.00%, and increased to 83,33% on cycle I and 100% on cycle II. It can be concluded that the activity and learning outcome of football passing technique was improved trough the implementation of cooperative learning model TGT on XC graders students of SMA Negeri 1 Baturiti academic year 2015/2016. Penjasorkes teachers were recommended to implemented this cooperative learning model TGT to improve students’ learning activity and outcomes volley passing technique. Keyword : Kooperatif, activity and learning outcome, volley passing technique
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah penting dalam upaya pembaharuan sistem pendidikan, di bawah wewenang Depdiknas pemerintah sedang mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah tercermin dari adanya perubahan-perubahan bagi guru. Sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Selain peningkatan kualitas pembelajaran, pemerintah dan para praktisi pendidikan juga sudah menyiapkan pengadaan sarana dan prasarana, fasilitas belajar, sumber belajar, pengembangan inovasi belajar, dan penyempurnaan kurikulum. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping juga memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Hal ini diharapkan terlaksana di setiap aspek pendidikan, tidak terkecuali dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (ayat 1 dan 2, pasal 3, Nomor 74, 2008) dijelaskan bahwa standar kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya dalam pembelajaran penjasorkes. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mentalemosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pembelajaran penjasorkes diharapkan lebih dapat merperdayakan siswa dalam artian pembelajaran tersebut tidak mengharuskan siswa menghapal, tetapi membantu siswa mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendri dan mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Baturiti, khususnya dalam mengamati teknik dasar Passing (atas dan bawah) bola voli pada siswa kelas XC masih kurang, hal ini dapat dilihat pada data aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui observasi awal yaitu data secara klasikal sebesar 5,95% dengan sebaran 10 orang (41,66%) siswa tergolong katagori aktif, 10 orang (41,66%) siswa tergolong cukup aktif, dan 4 orang (16,67%) siswa tergolong kurang aktif. Hal ini berarti aktivitas belajar siswa kelas X C SMA N 1 Baturiti tergolong cukup aktif. Ini terjadi karena siswa merasa bosan akan cara pembelajaran yang menoton dan cenderung kurang memberikan rangsangan kepada siswa untuk melakukan aktivitas gerak secara leluasa. Permasalahan yang dapat diidentifikasi pada proses pembelajaran teknik passing (2015/2016) bola voli yaitu pada aktivitas belajar yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), dikarenakan siswa mengalami permasalahan pada indikator audio, Indikator mental, Indikator lisan, Indikator metrik, Indikator visual, Indikator emosional. Sedangkan untuk presentase hasil belajar passing (atas dan bawah) bola voli pada siswa kelas X C SMA N 1 Baturiti dari jumlah siswa 24 orang yaitu, siswa tergolong tuntas 2 orang (8,34%) dan siswa tergolong tidak tuntas 22 orang (91,66%). Siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak sebanyak 1 orang (4,17%),
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) baik sebanyak 1 orang (4,17%),cukup sebanyak 5 orang (20,82%), kurang baik sebanyak 4 orang (16,67%), Persentase aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli belum memenuhi kreteria ketuntasan secara klasikal yaitu 75%, ini diakibatkan oleh sikap pasif para siswa saat mengikuti pelajaran, dimana saat guru menyajikan materi banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar teknik passing (2015/2016) bola voli di SMA Negeri 1 Baturiti yaitu pada aspek psikomotor. Permasalahan yang dialami yaitu pada sikap awal posisi kaki tidak dibuka sehingga keseimbangan tidak terjaga, pada pelaksnaan tangan tidak lurus dan sejajar,sehingga perkenaan bola dengan tangan tidak pas., pada sikap akhir banyak siswa yang tidaka melangkahkan kaki kedepan sehingga keseimbangan tidak terjaga. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti Tahun Pelajaran 2015/2016. KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan penelitian kooperatif tipe teams games tournament, yaitu penelitian melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Menurut Slavin, (2010:163) “TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan tournament, dan menggunakan kuis dan skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka. Tahapan pembelajaran ini yaitu 1) Penyajian kelas, 2) Kelompok (tim), 3) Games, 4) Tournament, 5) Penghargaan kelompok. Bola voli merupakan permainan beregu yang dimainan masing-masing enam orang yang d. Adapun teknik dasardasar dari permainan bola voli adalah passing, smah, bloking, umpan dan servis.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, 2010:108). Oja dan Smulyan (dalam Kanca, 2010:115) membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan kelas , yaitu: a. Guru sebagai Peneliti Bentuk penelitian tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti mempunyai ciri-ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas, dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. b. Penelitian Tindakan Kolaboratif Penelitian tindakan kolaboratif, melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan peningkatan karier guru. Tujuan utama diadakannya penelitian tindakan ialah untuk dua hal sekaligus memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran dan juga untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam bentuk penelitian yang demikian, guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. c. Simultan Terintegrasi Bentuk penelitian simultan terintegrasi dalam hal ini, adalah guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun persoalan-persoalan pembelajaran yang diteliti dalam kelasnya sendiri, guru bukan inovator dalam penelitian ini. Sebaliknya yang mengambil
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) posisi inovator adalah peneliti lain di luar guru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa, maka sesuai dengan ketentuan penelitian tindakan kelas, setiap siklus direncanakan selama dua kali pertemuan dan satu kali evaluasi. d. Administrasi Sosial Eksperimental Bentuk penelitian administrasi sosial eksperimental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Meskipun demikian, dalam bentuk penelitian ini guru tidak dilibatkan dalam perencanaan, aksi dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya sendiri di dalam kelas. Tanggung jawab penuh penelitian tindakan terletak pada pihak luar, meskipun obyek penelitian itu terletak di dalam kelasnya seorang guru tertentu. Dalam hal ini, peneliti bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian melakukan berbagai bentuk tes dalam sebuah eksperimen. Dalam penelitian ini, penelitian tindakan yang akan digunakan adalah Guru sebagai peneliti yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi. Dalam bentuk penelitian tindakan guru sebagai peneliti, peran pihak luar sangat kecil dalam proses penelitian itu. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT pada pembelajaran passing (2015/2016) bola voli. Penelitian ini mengunakan 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan masing-masing
pertemuan terdiri dari empat tahapan yaitu: a) Rencana tindakan, b) Pelaksanaan tindakan, c) Observasi atau evaluasi, d) refleksi. Metode pengumpulan data aktivitas ini dilakukan pada awal sampai akhir proses pembelajaran, yang dilakukan oleh 2 orang guru penjasorkes dengan menggunakan lembar observasi aktivitas. Dan pengumpulan data hasil belajar siswa yaitu dilakukan oleh 3 orang evaluator dan dilakukan pada akhir tiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti tahun pelajaran 2015/2016, ditemukan data aktivitas belajar masih belum aktif dan hasil belajar yang masih belum tuntas. Hal ini terlihat secara klasikal siswa masih belum bisa memenuhi KKM di sekolah yang sebesar 75. Pada data aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 5,95% maka aktivitas belajar teknik dasar passing (2015/2016) bola voli pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti secara klasikal tergolong cukup aktif. Aktivitas belajar siswa secara individu dari jumlah siswa 24 orang, 10 orang (41,66%), yang tergolong aktif, 10 orang (41,66%) cukup aktif, dan 4 orang (16,67%) kurang aktif. Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperetif tipe TGT. Namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: pada siswa dengan katagori sangat aktif 13 orang (54,17%), cukup aktif sebanyak 11 orang (45,83%), kurang (0%).
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) Tabel 1. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli pada Siklus I. No
Kriteria
1
X
Siswa Jumlah
(%)
9
Sangat Aktif
-
-
Aktif
13
54,17
11
45,83
-
-
-
-
24 orang
100
2
7
X <9
3
5
X<7
4
3
X<5
5
Kategori
X <3
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Jumlah
Pada data hasil belajar didapatkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 13 orang (54,17%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 orang (45,83%). Adapun rinciannya sebagai berikut pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik sebanyak
Keterangan
Aktif 13 orang (54,17%)
Belum aktif 11 orang (45,83%)
24
13 orang (54,17%), cukup sebanyak 11 orang (45,83%), kurang baik sebanyak ( 0%), dan sangat kurang tidak ada (0%).
Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli pada Siklus I Tingkat Penguasaa n
Kategori
Jumlah Siswa
(%)
Sangat Baik
9
37,50
75 - 84
Baik
11
45,84
65 - 74
Cukup
4
16,66
55 – 64
Kurang
-
-
0 – 54
Sangat Kurang
-
-
24
100%
85 -100
Ketuntasan Siswa
20 orang (83,33%) Siswa Tuntas
4 orang (16,66%) Siswa Tidak Tuntas
Target Ketuntasan ≥79%
Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 75% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang sesuai dengan KKM di sekolah yaitu 75%
24 siswa Jumlah
(100%)
Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar
siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa yang berada pada katagori sangat aktif
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) sebanyak 3 orang (12,50%), aktif sebanyak 21 orang (87,50%), cukup aktif sebanyak orang (0%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).
Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli secara klasikal yaitu 7,92 (aktif).
Tabel 3. Kategori penggolongan aktivitas belajar Teknik Dasar Passing Bola voli pada Siklus II Siswa No
Kriteria
1
X
Keterangan Jumlah
(%)
9
Sangat Aktif
3
12,50
Aktif
21
87,50
0
0
0
0
0
0
24 orang
100%
2
7
X <9
3
5
X <7
4
3
X <5
5
Kategori
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
X <3 Jumlah
Pada data hasil belajar siswa dapat disampaikan bahwa pembelajaran semua siswa meningkat. siswa yang tuntas sebanyak 24 orang (100%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 orang (0%). Adapun rinciannya sebagai berikut pada
24 orang (100%) Aktif
0 orang (0%) Tidak Aktif
24
kategori sangat baik 20 orang (83,33%), baik sebanyak 4 orang (16,67%), cukup baik sebanyak (0%), kurang baik tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 100%.
Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola voli pada Siklus II
No
Rentang Skor
Banyak Siswa
Persentase
Nilai
Kategori
1
86-100
20 orang
83,33%
A
Sangat Baik
2
79-85
4 orang
16,67%
B
Baik
3
69-78
0 orang
0%
C
4
59-68
0 orang
0%
D
5
0-58
0 orang
0%
E
24 orang
100%
Jumlah
Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang
Keterangan
24 orang (100%) Tuntas
0 orang (0%)Tidak Tuntas
24 orang (100%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti tahun pelajaran 2015/2016 pada setiap siklus.
Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada Tabel 5. dan Tabel6.
Tabel 5. Peningkatan Data Aktivitas Belajar Siswa
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Aktivitas Belajar Klasikal 5,95
7,05
7,92
Keaktifan Siswa
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Siklus I ke Awal ke Siklus Siklus II I
10 siswa (41,66%) Aktif 13 siswa (54,17%) Aktif
3 orang (53,19%)
11 orang (45,83%)
24 siswa (100%) Aktif
Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 3 orang (53,19%) dari observasi
awal ke siklus I. dan terjadi peningkatan sebesar 11 orang (45,83%) dari siklus I ke siklus II.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tahapan
Persentas e Hasil Belajar
Kategori Siswa
Observasi Awal
6 siswa (25,00%)
6 siswa tuntas, 18 siswa belum tuntas
Siklus I
20 siswa (83,33%)
Siklus II
24 siswa (100%)
20 siswa tuntas,4 siswa belum tuntas. 24 siswa tuntas 0 siswa tidak tuntas
Dari data hasil belajar di atas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 58,33 % (20 orang), sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 16,66% (4 orang). Berdasarkan data penelitian di atas maka dapat yakini bahwa implementasi model
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal Siklus I ke ke Siklus I Siklus II
14 siswa (58,33%)
4 siswa (16,66%)
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturititahun pelajaran 2015/2016. Menurut Kokom (2010: 67), ”Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) merupakan model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement”. Slavin (dalam Rusman, 2011: 205) “dinyatakan penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatakan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuh sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain serta dapat memecahkan masalah dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran”. Arihil, L. S (dalam Iru dan Arihi, 2012: 47) “berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam kelompok kecil dengan anggota kelompok 3-5 orang, SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voi meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X C SMA Negeri 1 Baturiti tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subyek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah paradigma maupun wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran teknik dasar passing bola voli (2015/2016) maupun pada pembelajaran yang lain. 2. Disarankan kepada guru Penjasorkes agar mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa teknik dasar passing bola voli (2015/2016).
setiap anggota kelompok harus saling kerja sama unruk mengerti materi, sehingga setiap siswa mempunyai tanggung jawab, individu dan kelompok”. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Hamalik (2008: 171-172) “menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa. untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal”.
3. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pelajaran teknik dasar passing bola voli (2015/2016). 4. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Kanca.
2010. Metode Penelitian Pengajaran PendidikanJasmanidan olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016) Universitas Pendidikan Ganesha. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi dan tugas Akhir. Singaraja. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.