e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014)
PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA BASKET I Wayan Wikantara, I Wayan Rai, Ni Made Sri Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas yaitu peneliti sebagai guru. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli yang berjumlah 36 siswa (14 siswa putra dan 22 siswa putri). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif.Hasil analisis data pada Siklus I aktivitas belajar passing (chest pass dan bounce pass) Bola Basket secara klasikal sebesar 6,9 dan Siklus II secara klasikal sebesar 8,3. Dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,4. Persentase ketuntasan hasil belajar passing Bola Basket pada Siklus I secara klasikal sebesar 63,90% dan Siklus II secara klasikal sebesar 83,30%. Dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,40%.Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu, disarankan kepada guru penjasorkes dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran teknik dasar passing bola basket. Kata Kunci:Pembelajaran GI, Aktivitas, Hasil Belajar, Passing, Bola Basket.
Abstract This observational has a purpose to improved the activities and the outcome learning of basic techniques in passing of basketball through the application of cooperative learning method of Group Investigation (GI) in Senior High School 2 Bangli in the grade of XI IPA 1. This researched concerning in classroom action in which the researcher as a teacher within two cycles. The subject was 36 students (14 of male and 22 female) of the class XII IPA 1. The data was analyzed by descriptive of statistic. The result of the first cycles in passing (chest pass and bounce pass) learning activities of Basketball in a classical manner was 6.9 (inactive) whereas in the second cycles was 8.3 (active). Besides in the first cycles to the second cycles that increased 1.4. The completeness percentage of the learning result in passing of Basketball on first cycles according classical was 63.90% and the second cycles was 83.30%.From the first to the second cycles was increasing 19.40%. Besides the result of data analyzed and discussion, it can concluded that activities and the result of basic technique learning in passing of basketball was increasing by the application of GI in Senior High School 2 Bangli in the grade of XI IPA 1 in the year lesson of 2013/2014. It was suggestion to the teacher obtained to applying the learning model of cooperative type GI on the learning of basic technique learning in passing of basketball.
Key word: learning of GI, activities, outcome learning, passing, Basketball
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Mutu pendidikan merupakan bahan pertimbangan yang selalu menarik untuk diperbincangkan tidak hanya oleh pakar pendidikan tetapi juga oleh masyarakat luas Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan prilaku pada anak didik kita. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah” (Suprijono, 2009: 2). Teknik dasar passing bola basket adalah cara mengoperkan bola ke teman sendiri. Teknik dasar passing merupakan teknik dasar yang paling dasar dan paling penting dalam permainan bola basket. Mengingat penguasaan teknik dasar passing bola basket adalah bagian penting yang harus dikuasai siswa, maka seorang guru harus berusaha menciptakan sistem lingkungan atau kondisi yang kondusif agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal dengan data persentase aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh saat observasi awal pada siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 36 orang, di mana aktivitas dan hasil belajar siswa saat menerima pelajaran teknik dasar passing bola basket tergolong rendah. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data sebagai berikut. Dilihat dari data observasi awal yang peneliti lakukan pada hari Rabu tanggal 31 juli dan 7 Agustus 2013 di SMA Negeri 2 Bangli pada siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 36 orang dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Secara umum,
komponen aktivitas belajar siswa terdiri dari kegiatan visual, lisan, mendengarkan, metrik, mental, dan emosional.Hasil pengamatan enam komponen aktivitas belajar tersebut, diperoleh data aktivitas passing operan dada (chest pass) sebagai berikut 3 orang(8,33%) yang tergolong aktif, 29 orang (80,56%) yang tergolong cukup aktif dan 4 orang (11,11%) yang tergolong kurang aktif. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh rata-rata aktivitas belajar secara klasikal adalah 5,56. Sebagian besar siswa baru memenuhi 5 sampai 6 dari 12 indikator yang diobservasi, dan aktivitas siswa berada pada kategori cukup aktif. Sedangkan persentase untuk aktivitas passing operan pantul (bounce pass) sebagai berikut, 2 orang(5,56%) yang tergolong aktif, 28 orang (77,78%) yang tergolong cukup aktif dan 6 orang (16,66%) yang tergolong kurang aktif.Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar bounce pass tersebut diperoleh rata-rata secara klasikal adalah 5,44. Sebagian besar siswa baru memenuhi 5 sampai 6 dari 12 indikator yang diobservasi, dan aktivitas siswa berada pada kategori cukup aktif.Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil minimal berada pada katagori aktif. Hasil belajar passing bola basket siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli tingkat ketuntasan siswa yang berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran penjasorkes yaitu sebanyak 72. Tingkat ketuntasan hasil belajar chest pass yaitu 4 orang(11,11%) tuntas, dan 32 orang(88,9%) tidak tuntas. Berdasarkan observasi hasil belajarchest passtersebut diperoleh rata-rata secara klasikal adalah 66,41. Sedangkan persentase tingkat ketuntasan hasil belajar bounce pass yaitu siswa yang tidak tuntas terdiri dari 32 orang (88,89%), siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 4 orang (11,11%), kategori cukup sebanyak 25 orang (69,45%), kategori kurang sebanyak 7 orang (19,44%). Berdasarkan observasi hasil belajar bounce passtersebut diperoleh rata-rata secara klasikal adalah 66,14. Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong rendah dan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) kurang, karena belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran penjasorkes yaitu sebanyak 72. Berdasarkan hasil refleksi awal ditemukan beberapa masalah yaitu: (1) siswa kurang aktif dalam melaksanakan perintah guru dalam pembelajaran (kurang memperhatikan, dan kurang semangat melakukan aktivitas saat proses pembelajaran berlangsung), (2) siswa cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran masih bersifat klasikal, kurangnya model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok belajarnya, kurangnya komunikas, kerjasama antar siswa dalam kelompok belajarnya, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai mengakibatkan banyak siswa yang diam dan kurang aktif sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan maksimal. Melihat masalah yang dihadapi oleh siswa seperti yang dikemukakan di atas, maka dituntut peran guru dalam memberikan tanggung jawab belajarnya secara penuh kepada siswa, sehingga siswa dapat belajar mandiri, dan meningkatkan semangat dalam belajar. Bertolak dari uraian diatas peneliti mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu: dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI, karena model pembelajaran kooperatif tipe GI ini merupakan model pembelajaran yang menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi dkk, 2004: 65). ”Pembelajaran dengan tipe Group Investigation dimulai dengan pembagian kelompok, selanjutnya guru beserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu” (Suprijono, 2009: 93). Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada penelitian ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti sebelumnya yang menggunakan model pembelajaran yang sama, antara lain: (1) penelitian yang dilakukan oleh I Made Narananta (2012: xi) dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar shooting bola basket
meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) pada siswa kelas VII 1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja, (2) penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Ratna Mintari (2012:xi) dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar tolak peluru (gaya menyamping dan membelakang) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Rendang, (3) penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Sedanayasa (2012:xi) dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar pasing (pasing bawah dan pasing atas) bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatip tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Manggis, (4) Surya Wirawan, I Gede (2012) (e-jurnal) menemukan bahwa, aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass, bounce pass, dan overhead pass) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI pada siswa kelas X.I SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013, (5) Edi Harta Guna, I Komang (2012) (e-jurnal) menemukan bahwa, implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bawah dan passing atas bola voli pada siswa kelas XI A Keuangan SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran kooperatif yang membagi kelas menjadi kelompok kecil yang heterogen dengan jumlah kelompok 5-6 orang, para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi terhadap berbagai subtopik yang dipilih, adapun subtopik disini yaitu: (1) siswa melakukan passing chess pass dan passing bounce pass secara berhadaphadapan, (2) siswa melakukan passing chess pass dan passing bounce pass dengan membentuk segitiga, dan` (3) siswa melakukan passing chess pass dan passing bounce pass dengan membentuk lingkaran dan salah satu siswa berada di dalam lingkaran. Kemudian menyiapkan suatu
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) laporan yang disajikan di depan kelas secara keseluruhan (Nurhadi, 2004: 65). Pada tipe GI kompetisi terjadi antar tim pembelajaran untuk memperoleh penghargaan kelompok khusus, berdasarkan penampilan individu. Penghargaan diberikan kepada tim dengan setiap siswa memperbaiki penampilan relatifnya terhadap hasil pembelajaran sebelumnya. Permainan bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu putra atau putri yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan (Kusyanto, 1994: 227). Teknik dasar passing bola basket adalah cara mengoperkan bola keteman sendiri. Teknik dasar passing merupakan teknik dasar yang paling dasar dan paling penting dalam permainan bola basket Teknik dasar mengoper (passing) dalam bola basket yaitu, (1) mengoper bola setinggi dada (chest pass), (2) mengoper bola dari atas kepala (overhead pass), dan (3) mengoper bola pantulan (bounce pass). Teknik bola dasar passing bola basket yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah operan dada (chest pass) dan operan pantulan (bounce pass). Adapun tujuan penelitian ini yaitu: untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing bola basket melalui penerapan model pembelajaran kooperatif GI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran 2013/2014.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: manfaat teoretis dan manfaat praktis. Dari segi teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penyediaan informasi dan referensi tentang model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, khususnya Bola Basket. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak sebagai berikut. Dari segi manfaat praktis yaitu Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengalaman secara langsung tentang teknik dasar passing bola basket yang diajarkan guru dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan bandingan dalam upaya mencari dan menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan komponen-komponen pembelajaran dalam interaksi belajar mengajar. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan kualitas sekolah, yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran bola basket. Bagi peneliti (calon guru), hasil penelitian ini kelak dapat bermanfaat sebagai acuan untuk merancang, melakukan, merefleksikan dan mengimplementasikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam materi teknik dasar Passing (chest pass dan bounce pass) Bola Basket.
METODE PENELITIAN
pada siklus ke II dilaksanakan pada hari rabu, 27 agustus dan 4 september 2013. Teknik penggumpulan data dalam penilaian aktivitas belajar disini menggunakan 2 orang observer yang mana menggunakan lembar obsevasi aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar menggunakan 3 evaluator dalam penilaianya menggunakan assesment hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. .
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Bangli tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Jumlah subyek penelitian 36 orang.Dimana penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.Prosedur penelitian ini terdiri dari tahapan penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada hari rabu, 7 dan 21 Agustus 2013 pada siklus I, sedangkan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014)
X < 9 dengan kategori aktif. Siswa yang aktif sebanyak 22 orang (61,1%),dan siswa yang cukup aktif sebanyak 14 orang (38,9%).
HASIL Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh secara klasikal sebesar 6,9berada pada rentang 7
Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass) pada Siklus I Persentase No Kriteria Jumlah Siswa Kategori (%) 1
X 9
0
0
Sangat aktif
2
7 X <9
22
61,1
Aktif
3
5 X <7
14
38,9
4
3 X <5
0
0
5
X <3
0
0
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Total
36
100
Penelitian hasil belajar siswa teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dengan persentase 63.9% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang dengan persentase 36.1%. Adapun rincian kategori hasil belajar siswa sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, siswa dengan kategori
baik sebanyak 23 orang dengan persentase 63.9%, siswa dengan kategori cukup sebanyak 13 orang dengan persentase 36.1%, siswa dengan kategori kurangsebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dan siswa kategori sangat kurangsebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dengan persentase secara klasikalnya 70.1%berada pada rentang 62-71dengan kategori cukup (tidak tuntas).
Tabel 2. Data Hasil Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass) pada Siklus I No
Kategori
1
Sangat Baik
2
Baik
3
Cukup
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah Siswa Tuntas
0
0
23 Orang Tuntas (63,9%)
23
63,9
13
36,1
4
Kurang
0
0
5
Sangat Kurang
0
0
Jumlah
36
100
13 Orang Tidak Tuntas (36,1%)
Keterangan
Siklus I Tidak Mencapai Ketuntasan 72% dan Dikatakan Tidak Tuntas
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,3berada pada rentang 7 X < 9 dengan kategori aktif. Siswa yang sangat aktif sebanyak 3 orang (8.30%), sedangkan siswa yang aktif sebanyak 33 orang
(91.70%), sedangkan pada katakori cukup aktifsebanyak 0 orang dengan persentase 0%, kurang aktif sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dan sangat kurang aktif sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.
Tabel 3.Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass) pada Siklus I No
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Kategori
1
X 9
3
8,30
Sangat aktif
2
7 X <9
33
91,70
Aktif
3
5 X <7
0
0
Cukup Aktif
4
3 X <5
0
0
Kurang Aktif
5
X <3
0
0
Sangat Kurang Aktif
Total
36
100
Penilaian hasil belajar siswa terhadap teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siklus II, diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 30 orang dengan persentase 83.3% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang dengan persentase 16.7%. Adapun rincian kategori hasil belajar siswa sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 1 orang dengan persentase 2.8%, siswa dengan kategori
baik sebanyak 29 orang dengan persentase 80.5%, siswa dengan kategori cukup sebanyak 6 orang dengan persentase 16.7%, siswa dengan kategori kurang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dan siswa kategori sangat kurang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, adapun persentase secara klasikalnya 75.9% berada pada rentang 72-81 dengan kategori baik (tuntas)
Tabel 4.Data Hasil Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass) pada Siklus I No
Kategori
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Baik
1
2,8
2
Baik
29
80,5
3
Cukup
6
16,7
4
Kurang
0
0
5
Sangat Kurang
0
0
Jumlah
36
100
Jumlah Siswa Tuntas 30 Orang Tuntas (83,3%)
6 Orang Tidak Tuntas (16,7%)
Keterangan Siklus II Telah Mencapai Ketuntasan 72% dan Dikatakan Tuntas
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) PEMBAHASAN Berdasarkan observasi awal terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli tahun pelajaran 2013/2014 mengenai aktivitas dan hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dua siklus dengan masing masing siklus 2 kali pertemuan, menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan peenerapan model pembelajaran kooperatif tipeGI. Berdasarkan observasi dan evaluasi, peneliti mengkaji serta mempertimbangkan dampak dari tindakan yang diberikan, dan mengatasi kekurangan-kekurangan dan hambatan yang ditemui pada siklus I. Dalam hal ini dalam aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket terdapat 5 siswa yang tergolong cukup aktif. Permasalahan yang ditemukan adalahsiswa belum mengamati guru dalam mendemonstrasikan teknik
dasar passing bola basket, siswa belum berani mengemukakan pendapat serta memberikan saran dalam diskusi, siswa belum melakukan percobaan gerakangerakan baru untuk membatu menyempurnakan gerakan dan siswa belum percaya diri dalam menghadapi serta memecahkan masalah. Dari observasi awal dengan hasil penelitian pada siklus I meningkat dan hasil penelitian pada siklus I dengan siklus II meningkat. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknikdasar passingbola basket pada siswa kelas XI IPA 1SMA Negeri 2 Bangli tahun pelajaran 2013/2014. Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar dari observasi awal, siklus I dan II. Persentase aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli mengalami peningkatan sebesar 52.8 dari observasi awal menjadi 61.1% (belum aktif) pada siklus I. Kemudian meningkat sebesar 91,7% menjadi 100% pada siklus II.
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass)
No
1.
2.
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
3.
Aktivitas Belajar Klasikal
Keaktifan Siswa
5,56
3Orang (8.3%) sudah aktif
6,9
8,3 Siklus II
22 Orang (61.1%) sudah aktif 36Orang (100%) sudah aktif
Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan
Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus Observasi Observasi I ke Awal ke Awal ke Siklus Siklus I Siklus II II
19 Orang(52. 8%)
14Ora ng (38.9 %)
33Orang (91.7%)
persentase hasil belajar dari observasi awal, siklus I dan II. Persentase hasil
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli mengalami peningkatan sebesar 52.8 dari 11.1%(tidak tuntas) dan meningkat sebesar 19,4% dari 63.9%
(tidak tuntas) pada siklus I menjadi 83.3% (tuntas) pada siklus II dan meningkat 72.2% dari 11.1% (tidak tuntas) pada observasi awal menjadi 83.3% (tuntas) pada siklus II.
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Basket (Chest pass dan Bounce pass)
Peningkatan Hasil Belajar No
Tahapan
Hasil Belajar
Keaktifan Siswa
Klasikal
1.
2.
3.
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
66,41
70,1
75,9
4Orang (11.1%)su dah baik 23 Orang (63.9%) sudah baik
Observasi Awal ke Siklus I
Siklus I ke Siklus II
19 Orang(52. 8%) 7Orang (19,4%)
Observa si Awal ke Siklus II
26 Orang (72.2%)
30Orang (83.3%) sudah baik
Berdasarkan uraian diatas adapun hal-hal yang menyebabkan penelitian yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik passing chest pass dan bounce pass bola basket meningkat dengan adanya: Rasa percaya diri siwa dalam melakukan suatu tugas gerak yang diberikan oleh guru. Bahwa “rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil” (Dimyanti dan Mudjiono, 2006;245). “Siswa percaya diri dalam melakukan tugas gerak yang diintruksikan guru” (Depdiknas, 2006: 163).Siswa sudah melakukan gerakan dengan semangat dan percaya diri (Sucitadartini, 2009: 87). Timbulnya motivasi dan percayan diri sehingga dapat memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan gerak (Hendrawan, 2013: 9)
Timbulnya kerjasama antar siswa dengan siswa, tim atau teman kelompoknya sendiri sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan didalam kelompoknya masing-masing. “Mampu bekerjasama yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dalam memeperlancar kerja kelompok” (Hamalik, 2008;91). “siswa mengembangkan sikap kerjasama dalam melakukan suatu proses pembelajaran” (Depdiknas, 2006: 163). Kerjasama antar teman dalam kelompok-kelompoknya sendiri (Widiana, 2011: 114-115). Siswa mampu bekerja sama dengan teman dan kelompoknya (Hendrawan, 2013: 9) Memiliki rasa tanggung jawab siswa menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam suatu proses pembelajaran di dalam kelompoknya sendiri. “Keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya” (Rusman, 2010: 212). “Mengembangkan sikap tanggung jawab
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) teradap tugas yang diberikan” (Depdiknas, 2006: 163). Tumbuhnya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sucitadartini, 2009: 87). Siswa mapu bertanggung jawab terhadap apa yang sudah disampaikan dalam berkontribusi terhadap sub topik yang telah dipilih (Hayati, 2012: 10) Siswa lebih aktif dalam mengikuti suatu proses pembelajaran, melakukan interaksi dengan teman dalam suatu proses pembelajaran, sehingga siswa akan lebih senang belajar dan pembelajaran tidak membosankan. “Siswa lebih senang belajar bila siswa dapat berperan aktif dalam upaya mncapai tujuan pembelajaran” (Hamalik, 2008;68). “Seorang siswa mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasinya” (Dimyati dan mujiono, 2006 : 44). sudah berani melakukan teknik gerakan baru sehingga siswa menjadi lebih aktif (Winata, 2013: 130-132). saat peneliti memperagakan gerakan siswa tidak lagi hanya menonton tetapi siswa sudah aktif dalam memberikan komentar terhadap penjelasan peneliti di setiap tahap gerakan (Widiana, 2011: 114-115). siswa semakin aktif dalam mengitu pembelajaran (Hayati, 2012: 10) Siswa mengamati apa yang dilakukan oleh teman dan yang dicontohkan oleh guru atau dari orang lain dalam suatu proses pembelajaran. “Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami” (sudjana, 1989: 28). “Mengamati merupakan tanggapan siswa terhadap beberapa objek” (Dimyati dan mujiono, 2006: 191192). mengamati dan menyimak penjelasan serta demonstrasi yang dilakukan oleh guru (winata, 2013: 130132). Pada saat guru menjelaskan dan mendemontrasikan materi siswa mengamati contoh gerakan yang benar (Hayati, 2012: 10) Siswa mampu belajar berpikir untuk memecahkan suatu masalah atau sub topik yang ditentukan dalam suatu proses pembelajaran. Kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan (Sanjaya, 2008:
309). Dalam proses pembelajaran siswa sudah mulai mencari sumber lain selain guru, yaitu teman maupun lingkunan (Widiana, 2011: 114-115). Siswa berpikir dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam memecahkan masalah (Hendrawan, 2013: 9) Berdasarkan uraian tersebut, berarti bahwa tingkat penguasaan materi teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass ) bola basket pada siklus II sudah memenuhi KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran penjasorkes di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli, yakni sebesar 72% dari nilai maksimal 100. Secara klasikal penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 72% siswa di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 72 berdasarkan KKM dari SMA Negeri 2 Bangli tersebut. Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar siswa merupakan dasar utama untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Aktivitas belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipeGI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari ratarata aktivitas belajar passing bola basket siklus I secara klasikal sebesar 6,9 dengan kategori cukup aktif. Sedangkan, rata-rata aktivitas belajarpassing bola basket secara klasikal pada siklus II sebesar 8,3 dengan kategori aktif. Aktivitas belajar passingbola basket mengalami peningkatan, di mana dari siklus I secara klasikal 6,9 meningkat sebesar 1,4 menjadi 8,3 pada siklus II yaitu dari kategori Cukup Aktif menjadi kategori Aktif.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014) Hasil belajar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipeGI pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bangli tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar passing bola basket pada siklus I, persentase ketuntasan hasil belajar belajar passing bola basket secara klasikal pada siklus I adalah 63,90% dan berada pada kategori Cukup. Sedangkan persentase hasil belajar passing bola basketsecara klasikal pada siklus II adalah 83,30% dan berada pada kategori Sangat Baik. Hasil belajar passing bola basket mengalami peningkatan, di mana dari siklus I secara klasikal 63,9% meningkat sebesar 19,4% menjadi 83,3% pada siklus II yaitu dari kategori Cukup menjadi kategori Sangat Baik. . DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2006. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya Narananta Kusuma, I Made. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tife Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Shooting Bola Basket pada Siswa Kelas VIII 1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Pelajaratn 2011/2012.Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Penjaskesrek, FOK, Undiksha Singaraja. Nurhadi, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Hamalik, Oemar. 2001 .Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT Bumi Aksara Ratna Mintari, Ni Made. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tife Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tolak Peluru pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaratn 2011/2012.Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Penjaskesrek, FOK, Undiksha Singaraja. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Cetakan Ke1.Bandung : PT Rajagrafindo Persada. Sedanayasa, I Wayan. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tife Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Pasing Bola Voli pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Manggis Tahun Pelajaratn 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Penjaskesrek, FOK, Undiksha Singaraja Suprijono,Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogjakarta. Pustaka Belajar
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2. No.1 Tahun 2014)