Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA PELAKSAAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI DESA ANJUNGAN DALAM KECAMATAN ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH TAHUN 2014 Oleh: FRANSISKUS SEBEANTATURA NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berawal dari sebuah pandangan tentang keinginan pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum secara bersih, jujur, dan adil. Dimana semua itu harus dimulai dari kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilihan umum. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti melihat adanya suatu permasalahan yang menarik untuk diteliti, khususnya di Desa Anjungan Dalam Kecamatan Anjongan. Dalam pelaksaan pemilihan presiden tahun 2014 tingkat partisipasi masyarakat cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pelaksanaan pemilihan anggota legislatif, begitu juga pada tahun 2009. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : faktor fanatik terhadap pigur, faktor media informasi, dan faktor kekerabatan. Selanjutnya faktor kesadaran politik dan faktor kepercayaan politik. Kata-kata kunci : Partisipasi Politik, Pemilihan Presiden, Ketokohan (pigur), Kesadaran Politik.
Abstract This study stems from a view of the government's desire to implement the elections clean, honest, and fair. Where it must start from the awareness of the public to participate in the implementation of the general election. In line with this, the researchers noticed a problem that is interesting to study, particularly in the Village Pavilion Anjongan In the District Anjungan Dalam. In the exercise of presidential elections in 2014 the level of community participation tends to be lower compared to the implementation of the legislative elections, as well as in 2009. This was caused by several factors, namely : fanatic pigur factor, the media factor information, and the factor of kinship. Further factors of political consciousness and political trust factor . Keywords : Political Participation , Presidential Election , Prominent ( pigur ) , Political Awareness .
A. PENDAHULUAN
maupun anggota legislatif. Dalam konteks pemilihan anggota eksekutif masyarakat
Dalam sistem politik Indonesia,
diberikan hak secara langsung untuk
pemilu merupakan salah satu proses politik
memilih presiden dan wakil presiden.
yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali,
Pengertian
baik untuk memilih anggota eksekutif
presiden dan wakil presiden dapat dilihat
tentang
pemilihan
umum 1
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam ketentuan umum pasal 1 ayat 1
presiden
Undang-undang Nomor 42 tahun 2008
pemilihan anggota legislatif ditahun yang
Tentang Pemilihan Umum Presiden dan
sama.
Wakil Presiden. Setiap warga negara
masyarakat saat pemilihan presiden bukan
memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
hanya terjadi pada tahun 2014, tetapi
politik, baik dalam memilih atau dipilih.
terjadi juga di lima tahun sebelumnya yaitu
Oleh karena itu partisipasi masyarakat
tahun 2009. Pada pemilihan presiden
dalam pemilu patut untuk diperhatikan.
jumlah pengguna hak pilih di Desa
Karena besar atau kecilnya partisipasi
Anjungan Dalam berjumlah 1744 pemilih,
merupakan indikator penting terhadap
dan yang menggunakan hak pilihnya
jalanya proses demokrasi.
sebanyak 1281 pemilih. Dari keseluruhan
Dalam proses pemilu, masyarakat
jika
dibandingkan
Rendahnya
jumlah
pemilih,
angka
dengan
partisipasi
masyarakat
yang
memiliki hak penuh dalam mengikuti
menggunakan hak pilihnya mencapai 73,4
proses tersebut dan tanpa terkecuali.
%. Ditahun yang sama juga dilaksanakan
Begitu juga masyarakat di Desa Anjungan
pemilihan
anggota
legislatif.
Dalam
Dalam. Desa Anjungan Dalam merupakan
pemilihan
anggota
legislatif,
jumlah
desa yang terletak di wilayah Kecamatan
masyarakat
yang
tercatat
dapat
Anjongan. Desa Anjungan Dalam tidak
memberikan suaranya dalam pemilihan
berbeda jauh dengan desa-desa lain yang
berjumlah
ada disekitarnya. Kehidupan masyarakat
dilaksanakan pemilihan, masyarakat yang
sebagian
tercatat
besar
ditopang
dari
sektor
1737
pemilih.
memberikan
Setelah
hak
pilihnya
pertanian,
karena
sebagian
besar
berjumlah 1312 pemilih. Itu artinya ada
masyarakat
adalah
merupakan
petani.
75,6 % masyarakat yang memberikan hak
Kehidupan perekonomian masyarakat Desa
pilih pada saat dilaksanakannya pemilihan
Anjungan
anggota
Dalam
dapat
dikategorikan
legislatif.
Dari
temuan
data
ekonomi menengah kebawah. Berkaitan
tersebut, ada permasalahan yang menarik
dengan kegiatan politik, masyarakat Desa
untuk diteliti. Terutama berkaitan dengan
Anjungan Dalam termasuk aktif dalam
tingkat partisipasi masyarakat dan faktor
berpartisipasi. Namun dalam beberapa
apa saja yang mempengaruhi partisipasi
pelaksanaan pemilu, tingkat partisipasi
masyarakat di Desa Anjungan Dalam.
masyarakat cenderung berbeda. Terutama
Dari
identifikasi
masalah
yang
saat dilaksanakannya pemilihan presiden
dilakukan, permasalahan yang ditemukan
2014.
pada
Tingkat
partisipasi
masyarakat
cenderung lebih rendah saat pemilihan
saat
presiden
dilaksanakannya pada
tahun
pemilihan
2014
adalah 2
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
berkurangnya antusias masyarakat dalam
dipelajari terutama dalam hubungannya
mengikuti
dengan
proses
pemilihan
presiden.
negara-negara
berkembang.
Berkurangnya antusias masyarakat pasti
Huntington, (dalam A. Rahman 2007:285)
disebabkan
yang
mengatakan partisipasi politik merupakan
mempengaruhinya. Untuk mendapatkan
kegiatan seseorang atau kelompok orang
hasil yang lebih baik maka penelitian ini
untuk ikut serta secara aktif dalam
difokuskan kepada faktor apa saja yang
kehidupan
mempengaruhi
pimpinan
oleh
faktor-faktor
tingkat
partisipasi
politik Negara
seperti
memilih
atau
upaya-upaya
kebijakan
pemerintah.
masyarakat Desa Anjungan Dalam saat
mempengaruhi
dilaksanakannya pemilihan presiden pada
Selanjutnya menurut Ramlan (2010 :180),
tahun 2014. Dari fokus penelitian tersebut,
partisipasi berarti keikut sertaan warga
yang menjadi dasar dari penelitian ini
negara biasa dalam mempengaruhi isi
adalah untuk mengetahui dan menganalisa
kebijakan umum dan ikut menentukan
faktor-faktor
pembuatan dan pelaksanaan keputusan
partisipasi
yang politik
mempengaruhi masyarakat
pada
politik. Dalam partisipasi politik terdapat
pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil
rambu-rambu dalam pelaksanaannya, hal
presiden tahun 2014 di Desa Anjungan
itu diungkapkan oleh Surbakti (1997:141)
Dalam.
sebagai berikut : Pertama, partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga Negara yang dapat diamati, bukan perilaku
B. TINJAUAN PUSTAKA
dalam yang berupa sikap dan orientasi. Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi
Karena
termanifestasikan dalam perilakunya.
gambaran seperti apa dan bagaimana partisipasi
politik
sikap dan orientasi tidak selalu
Kedua, kegiatan tersebut diarahkan
itu sendiri. Dalam
untuk
masalah
partisipasi
pembuat dan pelaksana keputusan politik.
politik menjadi begitu penting, terutama
Seperti mengajukan alternative kebijakan
saat mengemukanya tradisi pendekatan
umum, dan kegiatan mendukung atau
Behavioral (perilaku) dan Post Behavioral
menentang keputusan politik yang dibuat
(pasca
pemerintah.
perkembangannya
tingkah
laku).
Dalam
analisa
modern, menurut Budiardjo (2008:367) partisipasi masalah
politik yang
merupakan
penting
dan
suatu
mempengaruhi
Ketiga, (efektif)
kegiatan maupun
perilaku
selaku
yang
berhasil
yang
gagal
banyak 3
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mempengaruhi pemerintah termasuk dalam
didasarkan atas penerimaan norma tingkah
konsep partisipasi politik.
laku individu dari suatu kelompok sosial.
Keempat, kegiatan mempengaruhi
Partisipasi politik adalah kegiatan
kebijakan pemerintah secara langsung,
seseorang atau kelompok orang untuk ikut
yaitu mempengaruhi pemerintah dengan
serta secara aktif dalam kehidupan politik,
menggunakan
antara lain dengan jalan memilih pemimpin
perantara
yang
dapat
meyakinkan pemerintah.
negara dan secara langsung atau tidak
Kelima, mempengaruhi pemerintah
langsung,
memengaruhi
kebijakan
dengan prosedur yang wajar dan tanpa
pemerintah (public policy). Kegiatan ini
kekerasan seperti ikut memilih dalam
mencakup tindakan seperti memberikan
pemilu, mengajukan petisi, bertatap muka,
suara dalam pemilihan umum, menghadiri
dan menulis surat atau dengan prosedur
rapat
yang
(contacting) atau lobbying dengan pejabat
tidak
wajar
seperti
kekerasan,
demonstrasi, mogok, kudeta, revolusi,dll. Selain itu, pengertian partisipasi
umum,
pemerintah
mengadakan
atau
hubungan
anggota
parlemen,
menjadi anggota partai salah satu gerakan
politik adalah objektivitas politik harus
sosial
teraktualisasikan yaitu dengan berhasilnya
sebagainya (Budiarjo, 2008:367).
memilih seorang pemimpin negara atau
dengan
Dalam
directactionnya
hal
kaitannya
dan
dengan
wilayah untuk dapat menyelenggarakan
partisipasi politik yaitu faktor yang dapat
kepemerintahan
suatu
mempengaruhinya yaitu kesadaran politik
dan
dan kewajiban sebagai warga negara.
kebijakan
dan
membuat
berdasarkan
referensi
rekomendasi komunitas konstituen politik
Setiap
diwilayah
melakukan sesuatu karena adanya faktor
bersangkutan
(Hikmat,
orang
melakukan
tidak
2004:30). Weber ( dalam Agus 2014 : 6 )
yang
mengemukakan bahwa partisipasi politik
dinamakan motivasi. Motivasi mempunyai
dapat dilakukan atas dorongan-dorongan
3 fungsi, yakni mendorong seseorang
yang ada pada seseorang yang didasari
untuk
oleh motif-motif sebagai berikut : Rasional
penggerak atau motor yang melepaskan
bernilai,
energi,
yaitu
didasarkan
pada
mempengaruhinya.
atau
berbuat
Faktor
maksudnya
menentukan
arah
itu
sebagai
perbuatan
penerimaan secara rasional akan nilai-nilai
maksudnya ke arah perbuatan maksudnya
suatu kelompok. Efektual dan emosional,
kearah tujuan mana yang ingin dicapai,
didasarkan
atau
menyeleksi
ide,
perbuatan apa yang harus dijalankan guna
atas
enthuasiasme organisasi,
atau
kebencian
terhadap individu.
suatu
Tradisional,
perbuatan
maksudnya
mencapai tujuan. 4
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Ada dua sumber motivasi yang dapat menggerakkan mengerjakan
seseorang suatu
1. Kesadaran politik, yaitu kesadaran
untuk
akan hak dan kewajibannya
yaitu
sebagai warga Negara.
pekerjaan,
motivasi yang bersumber dari dalam diri
2.Kepercayaan politik, yaitu sikap dan
seseorang (intrinsic) dan motivasi yang
kepercayaan
bersumber
terhadap pemimpinnya.
dari
luar
diri
seseorang
(ekstrinsik) Oleona (2003:74). Menurut
Oleona
orang
tersebut
Berdasarkan dua faktor tersebut,
(2003:76)
ada
Surbakti (1997:144) mengemukakan ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
empat tipe partisipasi politik yaitu:
partisipasi masyarakat, antara lain :
1. Partisipasi politik aktif jika memiliki
1) Fanatik terhadap figur
kesadaran dan kepercayaan politik
Figur merupakan aspek pertama yang
yang tinggi.
dilihat oleh masyarakat, track record
2. Partisipasi politik apatis jika memiliki
figur akan mendorong masyarakat untuk
kesadaran dan kepercayaan politik
mempertimbangkan
yang rendah.
pilihannya.
Semakin baik track record figur maka semakin tinggi pula partisipasinya.
3. Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan
2) Media informasi
kepercayaan politiknya tinggi.
Media informasi memang memiliki
4. Partisipasi politik militan radikal jika
peran yang penting dalam partisipasi,
memiliki
sebab
sedangkan
media
rendahnya tersebut
menentukan
partisipasi. antara
lain
tinggi
Media-media surat
kabar,
selebaran, televisi, radio dan gambargambar.
kekerabatan
kekeluargaan
atau
telah
hubungan
mempengaruhi
setiap kehidupan, sehingga hubungan kekerabatan
sangatlah
berpengaruh
faktor-faktor
yang
mempengaruhi partisipasi politik seseorang menurut Surbakti (1997:144) adalah :
kepercayaan
tinggi,
politiknya
Berdasarkan kesadaran
politik Paige
tinggi dan
rendahnya kepercayaan
(dalam
Surbakti,
1999:144) membagi partisipasi menjadi empat tipe yaitu : a. Apabila
seseorang
memiliki
kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi, maka
dalam tingkat tingginya partisipasi. Sedangkan
politik
rendah.
pemerintah,
3) Hubungan kekerabatan Unsur
kesadaran
partisipasi politik cenderung aktif. b. Apabila
kesadaran
kepercayaan
kepada
politik
dan
pemerintah 5
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
rendah, maka partisipasi
politik
cenderung pasif tertekan (apatis). c. Militan
radikal,
kesadaran
yakni
politik
kepercayaan
apabila
tinggi
kepada
Weimar (dalam Sanit, 2006: 117) menyebutkan paling tidak ada 5 faktor yang mempengaruhi partisipasi politik:
tetapi
1. Modernisasi disegala bidang.
pemerintah
2. Terjadinya
sangat rendah.
struktur kelas esensial.
d. Apabila kesadaran politik sangat
3. Pengaruh kaum intelektual dan
rendah tetapi kepercayaan kepada pemerintah
sangat
tinggi,
meningkatnya komunikasi massa.
maka
4. Adanya
partisipasi ini disebut tidak aktif
5. Adanya
Sedangkan Milbrath (dalam Rahman
orang
- Sejauh
mana
orang
menerima
Selanjutnya, Sanit menyebutkan ada
masyarakat Indonesia : Pertama, adanya kebebasan berkompetisi
- Faktor karakteristik pribadi seseorang. - Karakteristik sosial seseorang.
di
segala bidang, termasuk dibidang
politik.
- Keadaan politik.
Kedua,
adanya
kenyataan
berpolitik secara lugas dan terbuka. Ketiga,
Menurut Frank Lindenfeld, (dalam Marlini 2008 : 42) bahwa faktor utama yang mendorong seseorang berpartisipasi dalam kehidupan politik adalah kepuasan finansial.
adanya
keleluasaan
mengorganisasikan
diri,
untuk sehingga
organisasi masyarakat dan partai politik dapat tumbuh dengan subur. Keempat, adanya penyebaran sumber daya politik di
Nursal (2004:72) menyimpulkan beberapa
politik
pemerintah
5 faktor yang mendorong partisipasi politik
perangsang politik.
faktor
keterlibatan
sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
berpartisipasi
politik, antara lain :
diantara
yang semakin meluas dalam urusan
2002 : 243) menyebutkan 4 faktor utama mendorong
komplik
pemimpin-pemimpin politik.
(pasif).
yang
perubahan-perubahan
yang mempengaruhi partisipasi masyarakat:
Sosial
Imagery,
Identifikasi Partai, Emotional Feelings, Candidate Personality, Issues and Policies, Current Events, Epistemic Issue, Personal Events.
masyarakat yang berupa kekayaan dalam masyarakat. Kelima, adanya distribusi kekuasaan dikalangan masyarakat sehingga tercipta suatu perimbangan kekuatan. Bentuk patisipasi politik yang paling umum dikenal adalah pemungutan suara (voting) entah untuk memilih calon wakil
6 FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
rakyat atau untuk memilih kepala negara (Maran, 2001:148). Selaras (1997:143)
b. Orang yang apolitis. Menurut
dengan
itu,
membedakan
Surbakti partisipasi
Rahman
(2007:287)
kegiatan politik yang tercakup dalam konsep
partisipasi
politik
mempunyai
sebagai bentuk dalam dua bagian, yaitu
berbagai macam bentuk. Bentuk-bentuk
partisipasi aktif dan partisipasi pasif.
partisipasi politik yang terjadi berbagai
Secara umum Yakin ( 2013 : 4 ) juga
negara dan waktu dapat dibedakan menjadi
mengungkapkan bentuk-bentuk partisipasi
kegiatan
sebagai
konvensional
kegiatan
dibedakan
sebagai
politik dan
dalam non
bentuk
konvensional,
partisipasi aktif, partisipasi aktif dan
termasuk yang mungkin legal (seperti
golongan putih.
petisi) maupun ilegal, penuh kekerasan,
Sedangkan menurut Roth (dalam Budiardjo,
2008:189)
mengemukakan
dan revolusioner. Sementara itu Milbrath dan Goel
terdapat tiga tingkatan partisipasi politik
(Rahman,
antara lain :
partisipasi
1. Aktivis, meliputi :
politik
membedakan
menjadi
beberapa
kategori: Apatis, Spektator, Gladiator, dan
a. Pembunuh politik, pembajak, teroris (menyimpang).
waktu,
Pengkritik. Menurut pendapat Hutington (1994:
b. Pejabat umum, pejabat partai sepenuh
2007:289)
pimpinan
kelompok kepentingan.
103) ada (2) dua jenis partisipasi yang bergerak dalam satu garis spektrum. Posisi pemilih dalam spektrum tersebut dapat
2. Partisipan, meliputi :
berada pada sepanjang dua garis kutub
a. Petugas kampanye aktif dalam partai/ kelompok kepentingan. b. Petugas kampanye aktif dalam
tersebut, yaitu : Partisipasi politik yang otonom
dan
partisipasi
politik
yang
dimobolisasikan.
proyek-proyek sosial. 3. Pengamat, meliputi : a. Menghadiri
rapat
umum,
C. METODE PENELITIAN
anggota kelompok kepentingan, usaha
meyakinkan
memberikan
orang,
suara
dalam
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan
metode
kualitatif.
Penelitian
pemilu, mendiskusikan masalah
deskriftif
politik
menggambarkan atau melukiskan apa yang
dan
perhatian
perkembangan politik.
pada
sedang
digunakan
diteliti
dan
menjadi
untuk
pokok 7
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
permasalahan. Devine (dalam Harrison
dimulia
2009:86) mengatakan bahwa keuntungan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
dari pendekatan kualitatif dalam ilmu
lapangan dan berlangsung terus sampai
politik
penulisan hasil penelitian. Adapun langkah
sering
diabaikan,
padahal
sejak
yang
riset ini “membuat periset terlihat dalam
mengacu pada pandangan Miles dkk
seting
tujuan
(1992:15-20) dengan komponen : Reduksi
bisa
data, Penyajian data, dan Veripikasi atau
penelitiannya,
yang
menjadi
membuat
periset
mengamati sendiri orang-orang dalam situasi
sehari-sehari
dan
ikut
menggungkapkan
bahwa
riset
data
Model trianggulasi yang digunakan peneliti
Selanjutnya Harisson (2009:91) juga
analisis
Kesimpulan data.
serta
beraktivitas bersama mereka.
dalam
dan
kekuatannya terletak dalam fakta bahwa
sosial
dilakukan
merumuskan
adalah
mengunakan
model
triangulasi sumber. Menurut Sugiyono
politik
(2010:127) trianggulasi sumber adalah
dengan metode kualitatif cenderung punya
untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
banyak kualitas yang “personable”.
dengan cara mengecek data yang telah
Menurut Sugiyono (2005:56), teknik
diperoleh melalui beberapa sumber.
pengumpulan subjek penelitian melakukan teknik bertujuan (purpusive sampling), yaitu sample ditentukan dengan menunjuk
D. PEMBAHASAN
orang-orang selaku sumber data yang memahami, mengetahui dan atau terlibat
Desa Anjungan Dalam berjarak 2 km
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
dari
yang menjadi objek penelitian adalah
Anjongan, yang berpusat di Kelurahan
partisipasi
Desa
Melancar. Desa Anjungan Dalam terdapat
Anjungan Dalam dan subjek penelitian
2 dusun yaitu Dusun Terdu dan Dusun
adalah pihak-pihak terkait yang dijadikan
Pramuka. Secara umum Desa Anjungan
sampel dalam penelitian. Instrumen kunci
Dalam
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
Menjadikan daerah Desa Anjungan Dalam
sedangkan alat bantu yang digunakan
memiliki iklim tropis dan bertemperatur
adalah : Membuat daftar objek yang
sedang oleh karena itu mayoritas penduduk
sedang diteliti , Pedoman wawancara, dan
di Desa tersebut bermata pencaharian
Dokumentasi.
sebagai petani maupun buruh perkebunan.
pemilih
masyarakat
Menurut Nasution (dalam Sugiyono 2008:89)
Mengatakan
“analisis
telah
pusat
pemerintahan
berada
di
sekitar
Kecamatan
perbukitan.
Sektor inilah yang bisa dimanfaatkan oleh tim sukses/tim pendukung pasangan calon 8
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Presiden
dan
untuk
terhadap partai dan programnya, juga
memperoleh simpati dari masyarakat. Jika
disebabkan oleh ketertarikan terhadap
tim
dengan
tokoh yang dicalonkan oleh partai tersebut.
mengandalkan lobi-lobi peningkatan pada
Pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
bidang pertanian dan perkebunan maka
Presiden
masyarakat akan cenderung memberikan
menjatuhkan pilihannya tidak semata-mata
perhatian pada pasangan yang diusung oleh
karena tertarik pada visi, misi dan program
tim sukses tersebut.
kerja partai-partai tersebut atau pasangan
sukses
Wakil
Presiden
bersosialisasi
Partisipasi politik merupakan realitas
Tahun
2014,
para
pemilih
calon yang diusung, tetapi juga karena
sosial politik yang tidak terlepas dari
bagaimana
pengaruh faktor eksternal dan faktor
menciptakan pencitraan kepribadian yang
internal. Secara eksternal partisipasi politik
baik dimata para pemilih. Kepanatikan
merupakan hasil dari sosialisasi nilai-nilai
terhadap pigur/ketokohan bisa manjadi
dan lingkungannya. Sedangkan secara
motivasi
internal
memberikan dukungannya kepada kandidat
merupakan
tindakan
yang
para
untuk
masyarakat
pengetahuan
kesimpulan bahwa, ketokohan atau figur
yang
dimilikinya (Marijan 2006:152).
dilakukan melalui wawancara mendalam (in depth interview) terhadap informan, beberapa
preferensi
dan
fenomena partisipasi politik masyarakat Desa
Anjungan
Dalam
ditarik
seseorang kandidat menjadi faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh
dapat
dalam
calon
pengalaman
Maka
calon
didasarkan atas rasionalitas berdasarkan dan
tertentu.
kandidat
yang
dikelompokkan dalam beberapa kategori :
sangat
penting
dalam
mempengaruhi
partisipasi politik khususnya di Desa Anjungan Dalam. Semakin baik figur tersebut dimata masyarakat maka semakin tinggi pula perolehan suara yang didapat pasangan
tersebut,
masyarakat
akan
berusaha lebih untuk memenangkan calon atau kandidat tersebut. Sebaliknya, jika
1.
Fanatik Terhadap Pigur
seorang kandidat tidak begitu dikenal oleh
Ketokohan tetap menjadi variabel
masyarakat, maka masyarakat akan enggan
yang sangat penting dalam mempengaruhi
untuk berusaha lebih terhadap kandidat
partisipasi politik dari masyarakat dalam
tersebut.
menentukan
2.
pilihan
politiknya.
Para
Media Informasi
pemilih dalam menentukan pilihannya di samping dipengaruhi oleh daya tarik
Pada saat sekarang ini perkembangan kemajuan media massa begitu berkembang 9
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pesat,
terutama
penyebaran
dalam
informasi
kemajuan
melalui
presiden atau yang biasa di sebut dengan
medai
tim sukses dengan masyarakat pemilih.
elektronik. Hal ini bisa sangat membantu
Keterkaitan tim sukses pasangan calon
jalannya
dengan masyarakat pemilih merupakan hal
demokrasi
di
Indonesia
khususnya bagi para calon-calon yang
yang
ingin
ke
masyarakat dalam pemilihan presiden.
masyarakat. Dengan demikian para calon
Dalam setiap pemilu di Desa Anjungan
tidak harus terjun ke masyarakat secara
Dalam faktor kekerabatanlah yang sangat
langsung dalam memperkenalkan diri,
menjadi
cukup melalui para tim sukses mereka
berpartisipasi.
dalam menyebarkan alat peraga kampanye
masyarakat
seperti selebaran, baliho maupun gambar-
memiliki ikatan kekeluargaan, jadi hal
gambar lainnya yang tidak hanya dapat
saling
dilakukan dalam dunia nyata, tetapi dapat
dukungan dari keluarga dirasakan sangat
juga
kental.
memperkenalkan
dilakukan
dirinya
dengan
menggunakan
media elektronik seperti media televisi. Media untuk
informasi
kalangan
berupa
masyarakat
televisi pedesaan
khususnya
Desa
Anjungan
merupakan
sarana
untuk
mengetahui
informasi
yang
ada
berbagai
Dalam
setiap
harinya. Media televisi juga merupakan faktor yang mendukung dalam tingkat partisipasi
masyarakat.
Dari
televisi
masyarakat dapat menilai kandidat yang menjadi calon dalam pemilu, khususnya
akan
pendorong
mendukung
Dalam
Hubungan Kekerabatan
kekerabatan hubungan
Dalam,
yang pendukung
Anjungan
atau
besar Dalam
mendapatkan
pelaksanaan
pemilihan
memiliki peran penting dalam menarik minat masyarakat pemilih untuk ikut berpartisipasi dan memberikan dukungan nya. Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa kecenderungan memilih pasangan calon yang tim suksesnya masih memiliki unsur kekerabatan dengan masyarakat. Hal itu dominan terjadi di Desa Anjungan Dalam, karena unsur kekerabatan menjadi salah satu syarat mutlak selain figur atau
Dari
beberapa
respon
masyarakat Desa Anjungan Dalam tersebut
Dalam konteks pemilihan presiden di Anjungan
sebagian
dalam
presiden tim sukses dari pasangan calon
pilihannya.
Desa
seseorang
Karena Desa
partisipasi
ketokohan untuk masyarakat menjatuhkan
dalam pemilu presiden. 3.
mempengaruhi
maka dapat dipastikan bahwa pengaruh
hubungan
dari kekeluargaan ataupun kekerabatan
adalah
dalam menentukan pilihan masih sangat
dimaksud pasangan
calon
dominan dalam pemilihan umum. 10
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pada
saat
penelitian
dilapangan
menentukan
dalam
tingkat
partisipasi
peneliti menemukan beberapa penomena
masyarakat, terutama masyarakat dengan
baru yang berkaitan dengan partisipasi
perekonomian
pemilih pada pemilihan presiden di Desa
Kesadaran
Anjungan Dalam pada tahun 2014 tersebut.
menjadi pertimbangan bagi masyarakat
Faktor yang mempengaruhi partisipasi
pemilih,
adalah kesadaran politik dan kepercayaan
kepentingan perekonomian mereka. Sikap
politik. Tingkat kesadaran dan kepercayaan
mereka
politik
penghasilan
berpengaruh
penting
terhadap
menengah
akan
kewajiban
mereka
yang
kebawah.
lebih
lebih
mereka
tidaklah
mengutamakan
mementingkan
dalam
satu
hari
partisipasi politik masyarakat. Masyarakat
membuat mereka bersikap apatis, terutama
harus sadar akan kewajibannya sebagai
pada pemilihan presiden.
warga negara yang harus memberikan suaranya
pada
saat
dilaksanakannya
pemilu, karena itu akan menentukan arah
E. KESIMPULAN
pembangunan bangsa dan negara ini. Selanjutnya politik,
pada
atau
tingkat
kepercayaan
kepercayaan
1.
Jika masyarakat memandang sosok
terhadap
atau memiliki kefanatikan terhadap
pemimpinnya. Dalam pelaksaan pemilihan
seorang figur, maka dia akan lebih
presiden 2014 sedikitnya pasangan calon
aktif
yang
sebaliknya jika tidak ada satupun
bertarung
berpengaruh
pada
dan
berpartisipasi,
kepercayaan politik masyarakat terhadap
calon
kandidat calon yang nantinya akan menjadi
kemampuan yang terbaik atau bisa
pemimpin.
dikatakan tidak ada pigur yang baik dimata
Selanjutnya faktor ekonomi juga mempengaruhi
pastisipasi
seseorang
untuk
berpartisipasi adalah kepuasan finansial. Rendahnya status ekonomi menyebabkan seseorang
merasa
teralienasi
dari
kehidupan politik, dan orang tersebut akan menjadi apatis. Perekonomian memang
masyarakat,
berpartisipasi
memiliki
mereka
akan
terutama
dalam
pelaksanaan pemilihan umum.
Frank Lindenfeld (tinjauan pustaka) bahwa mendorong
dianggap
cenderung menarik diri untuk ikut
masyarakat
pemilih. Seperti yang diungkapkan oleh
yang
yang
ikut
2.
Diperlukan media informasi yang lain untuk
menarik
minat
masyarakat
untuk ikut aktif dalam berpartisipasi pada
pelaksanaan
pelaksanaan
pemilu.
kampanye,
Pada tim
pendukung pasangan calon atau tim sukses harus benar-benar aktif karena 11
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam
pelaksanaan
pemilihan
negara. Faktor kepercayaan politik
presiden, masyarakat cenderung acuh.
juga sangat mempengaruhi tingkat
Hal itu disebabkan kandidat yang tidak
partisipasi
masyarakat.
dikenali oleh masyarakat, mereka
pasangan
calon
hanya melihat kinerja para calon
presiden tahun 2014 mempengaruhi
tersebut dari media. Dalam pikiran
tingkat
masyarakat kecil, mereka tidak paham
pemilih. Mereka beranggapan bahwa
benar
menilai
kandidat yang bertarung masih belum
kemampuan dari seseorang kandidat,
layak dan tidak memiliki kempauan
bagi mereka asal ada tim sukses yang
yang baik dimata mereka, sehingga
datang dan melakukan pendekatan,
menyebabkan
maka pasangan calon tersebut akan
menarik diri dari pelaksanaan pemilu
diterima oleh mereka tanpa melihat
dan tidak ikut berpartisipasi.
bagaimana
cara
atau memperhatikan dengan benar kemampuan
yang
dimiliki
calon
tersebut. 3.
Dapat
Masyarakat
cenderung
masyarakat
masyarakat
disimpulkan
ekonomi
pemilihan
pemilih
bahwa
dari tingkat
faktor
seseorang partisipasi
aktif
politiknya. Terutama pada masyarakat
dalam berpartisipasi karena pengaruh
menengah kebawah. Kebutuhan hidup
dari kerabat mereka, jika pengaruh
yang harus dipenuhi setiap harinya
dari luar yang datang dan bukan dari
menyebabkan mereka enggan untuk
kerabat mereka hal itu tidak akan
ikut berpartisipasi dan lebih memilih
mempengaruhi partisipasi masyarakat
untuk tetap bekerja dari pada datang
dan mereka akan menarik diri dari
ke
kancah pemilihan. Bisa dikatakan
Selanjutnya kehidupan ekonomi yang
bahwa
kurang juga dapat membuat seseorang
mereka
tidak dalam
akan
saat
kepercayaan
mempengaruhi
berpartisipasi
4.
5.
Kurangnya
akan
ikut
pemilihan
tempat
menjadi
pemungutan
apatis
dan
suara.
benar-benar
presiden.
menarik diri dari demokrasi dan
Faktor kesadaran politik juga sangat
enggan untuk berpartisipasi. Mereka
mempengaruhi
partisipasi
beranggapan bahwa hal yang lebih
masyarakat. Jika masyarakat tidak
utama adalah pekerjaan mereka, bukan
memiliki kesadaran politik yang baik,
hal lain diluar pekerjaan mereka.
tingkat
mereka akan lebih mengutamakan kepentingan kewajiban
mereka, mereka
dari
pada
sebagai
warga 12
FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Surbakti, Ramlan. 1997. Partai, Pemilih dan Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka Belajar
F. REFERENSI
Agustino, Leo. 2006. Politik Kebijakan Publik. Bandung: AIPI.
Dan ______________. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta; PT Grasindo
___________. 2009. Pilkada Dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. Budiardjo, Miriam. 1996. Demokrasi Di Indonesia. Jakarta: Gramedia. ______________. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia ______________. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta; Gramedia Harrison, Lisa. 2009. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta; Prenada Media Group. Huntington, Samuel P. dan Joan Nelson. 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Reneka Cipta.` Miles, Matthew B. & Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Moleong, Lexy, J. 1994. Pemuatan Usulan Penelitian II. Bandung : Remaja Rosdakarya Nursal, Adman. 2004. Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu sebuah Pendekatan Baru Kampaye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta: Gramedia. Oleona, Albert G. 2003. Apa Kata Mereka 80 Tentang Reformasi Buruh. Bogor: Lembaga Gelegat Lefo Tanah. Rahman, Arifin. 2002. Sistem Politik Indonesia. Surabaya: SIC. ______________. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta:Graha Ilmu. 13 FRANSISKUS SEBEANTATURA, NIM. E02109030 Pogram Studi Ilmu Politik FISIP Untan