LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 NO
PERSENTASE CAPAIAN
KATEGORI CAPAIAN
1
Lebih dari 100 %
Sangat Baik
2
75 % sampai 100 %
Baik
3
55 % sampai 75 %
Cukup
4
Kurang dari 55 %
Kurang
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut :
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 14
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 3.2.1. Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian sasaran strategis dan indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 1 meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal
SASARAN 1 Meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan.
Sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan diukur melalui 2 indikator, yaitu (1) jumlah populasi ternak dan (2) jumlah produksi hasil peternakan. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.2
INDIKATOR KINERJA
NO (1) 1
Capaian kinerja sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan.
(2) Jumlah populasi ternak (ekor) : sapi potong sapi perah Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam buras Ayam ras petelur Ayam ras pedaging Itik Entok
2
Jumlah produksi hasil ternak (ton) Daging Telur susu
TARGET
REALISASI*)
(%)
(3)
(4)
(5)
PERTUMBUHAN
99,04
9,08
5.058.853
3.831.537
75,74
-22,49
323.814
227.991
70,41
-26,32
32.677
28.169
86,20
-15,54
11.439
10.996
96,13
-5,17
2.951.463
2.935.021
99,44
2,55
971.415
1.136.869
117,03
7,82
34.466
42.370
122,93
20,33
30.196.154
33.006.612
109,31
6,69
38.923.409
41.623.938
106,94
6,73
61.455.607
52.100.003
84,78
3,29
4.001.671
4.173.819
104,30
7,83
854.896
985.574
115,29
23,36
94,78
-7,71
364.914
352.004
96,46
0,66
305.042
347.611
113,96
17,62
574.639
424.857
73,93
-25,99
Rata – Rata Persentase Capaian Sasaran
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
98,19
Page III- 15
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja produksi ternak tergolong Baik (rata-rata 98,19%). Perkembangan capaian populasi ternak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 seperti yang terlihat pada tabel 3.3 menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah dan kerbau. Jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2012 adalah hasil registrasi tahunan oleh Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, sedangkan jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2013 adalah Hasil Sensus Ternak Nasional Tahun 2013 yang dilaksanakan BPS setiap 10 tahun sekali. Penurunan jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau hasil Sensus Ternak Nasional tahun 2013 terjadi tidak hanya di provinsi Jawa Timur tetapi terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini masih menjadi kajian Dinas Peternakan dan Kementrian Pertanian tentang penyebab penurunan populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau. Untuk itu Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengembangan peternakan yang telah dilakukan dan melakukan langkah-langkah konkrit pengembangan peternakan ke depan dalam menyikapi hasil ST Nasional Tahun 2013 agar dapat meningkatkan populasi ternak. Pencapaian sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Pengembangan Agribisnis, dan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan populasi dan produksi baik dari segi fungsi perbibitan, budidaya, pakan maupun kesehatan hewan, antara lain : (1) Kegiatan Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (2) Peningkatan populasi ternak (integrasi ternak dan komoditas pertanian lainya); (3) Pengembangan budidaya ternak; (4) Peningkatan populasi sapi Madura; (5) Pengumpulan dan pengolahan data peternakan; (6) Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (7) Pemberdayaan Laboratorium dan pengembangan alsin peternakan; (8) Pengembangan kawasan sentra perbibitan ternak di perdesaan; (9) Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan; serta peran serta UPTD Perbibitan dan Hijauan Makanan Ternak yang menyebar di beberapa wilayah Jawa Timur. Tabel 3.3 N0
Indikator Kinerja
1
Jumlah populasi ternak (ekor) : sapi potong sapi perah Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam buras Ayam ras petelur
Perkembangan populasi ternak dan produksi hasil peternakan tahun 2009-2013 2009
2010
2011
2012
2013*)
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
221.743 49.698 9.293 2.779.542 740.269 15.584 23.596.465
3.745.453 4.727.298 4.943.176 231.408 296.350 309.448 49.638 32.675 33.353 9.250 11.439 11.595 2.822.912 2.830.915 2.862.083 750.961 942.915 1.054.380 15.367 34.465 35.211 24.006.814 29.310.251 30.936.698
3.831.537 227.991 28.169 10.996 2.935.021 1.136.869 42.370 33.006.612
21.369.783
21.959.505 37.047.861 38.998.304
41.623.938
3.558.948
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 16
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013
2
Ayam ras pedaging Itik Entok Jumlah produksi hasil ternak (ton) : Daging Telur Susu
55.634.580
56.993.631 50.268.093 50.439.219
52.100.003
3.632.813 772.951
3.688.275 783.524
3.884.269 829.815
3.870.842 798.956
4.173.819 985.574
316.713
339.055 257.529 528.099
345.371 285.567 566.062
349.694 295.537 574.086
352.004 347.611 424.857
251.412 516.443
Perkembangan capaian populasi ternak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang mengalami penurunan populasi berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Hal ini berpengaruh pula terhadap capaian produksi hasil ternak tahun 2013. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya meningkatkan produksi peternakan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani baik di tingkat regional maupun nasional. 3.2.2. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut. TUJUAN 2 meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan
SASARAN 1 Meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi.
Sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi, diukur melalui 1 indikator, yaitu penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut : Tabel 3.4
Capaian kinerja sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3)
(4)
(5)
30
26
86,67
Penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada Tabel 3.4, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan masyarakat veteriner tergolong Baik (rata-rata 86,67%). Pencapaian sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan dan (2) Pengawasan DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 17
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 dan pengendalian kesejahteraan hewan; dan (3) Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan. Tabel 3.5
N0
1
Perkembangan penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner tahun 2009-2013 Indikator Kinerja
Penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (unit)
2009 Capa ian
2010
2011
2012
Capaian
Capaian
Capaian
15
91
43
36
2013 Capaian
26
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa unit usaha produk hewan harus bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) guna menjamin terpenuhinya standar produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal. Perkembangan capaian jumlah unit usaha yang memperoleh NKV dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Agar jumlah unit usaha yang ber-NKV semakin meningkat Dinas Peternakan Provinsi JAwa Timur sebagai penerbit/ auditor NKV memberikan pembinaan terhadap unit-unit usaha produk hewan dan pengawasan terhadap produk hewan yang beredar.
3.2.3.Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan. Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan dijabarkan kedalam 5 sasaran strategis dengan 5 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan
SASARAN 1 Mempertahankan status bebas penyakit Rabies.
Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Rabies. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6
Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3) 0
(4) 0
(5) 100
Jumlah kasus penyakit Rabies.
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.1 pada Tabel 3.6, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Rabies DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 18
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas penyakit hewan menular Rabies. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas penyakit hewan menular Rabies. Tabel 3.7 N0
1
Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Rabies tahun 2009-2013
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
0
0
0
0
0
Jumlah kasus penyakit Rabies.
Perkembangan capaian kasus kejadian penyakit Rabies dari tahun 2009
sampai
dengan tahun 2012 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2012 Jawa Timur bebas dari penyakit Rabies. TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan
SASARAN 2 Mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian PMK.Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.8 sebagai berikut Tabel 3.8
Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3) 0
(4) 0
(5) 100
Jumlah kasus PMK.
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.2 pada Tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas PMK. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban.Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas PMK. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 19
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Tabel 3.9 N0
1
Perkembangan mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahun 2009-2013 2009
Indikator Kinerja
Jumlah kasus PMK
2011
2010
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
0
0
0
0
0
Perkembangan capaian kasus penyakit mulut dan kuku dari tahun 2009
sampai
dengan tahun 2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2013 Jawa Timur bebas dari penyakit mulut dan kuku. TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan
SASARAN 3 Mempertahankan status bebas penyakit Anthrax.
Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.10 sebagai berikut : Tabel 3.10
Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3) 0
(4) 0
(5) 100
Jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax.
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.3 pada Tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Anthrax dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas Anthrax. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas Anthrax. Tabel 3.11 N0
1
Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Anthrax tahun 2009-2013
Indikator Kinerja
Jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax.
2009
2011
2010
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
0
0
0
0
0
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 20
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Perkembangan capaian kasus penyakit Anthrax dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2013 Jawa Timur bebas dari penyakit Anthrax. TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan
SASARAN 4 Menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah.
Sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perahdiukur melalui satu indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perah.Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.12 sebagai berikut : Tabel 3.12
Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3) <0,1
(4) 0,029
(5) 344,83
Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (%)
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.4 pada Tabel 3.12, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Brucellosis pada sapi perah di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (344,83%). Hasil pengukuran Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan sangat baik, yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,1% realisasinya mencapai 0,029%, sehingga tercapai 344,83 persen dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya mengendalikan penyakit Brucellosis pada sapi perah agar dapat mendukung pencapaian target produksi susu. Tabel 3.13
Perkembangan kasus penyakit Brucellosis pada Sapi Perah tahun 2009-2013
N0
Indikator Kinerja
1
Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (%)
2009
2010
2011
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
0,062
0,054
0,037
0,030
0,029
Perkembangan capaian Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya, pengendalian penyakit brucellosis berjalan secara efektif. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 21
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 TUJUAN 3 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan
SASARAN 5 Menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas.
Sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas diukur melalui satu indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.14 sebagai berikut :
Tabel 3.14
Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3) <0,01
(4) 0,008
(5) 125
Persentase kasus penyakit Avian Influenza pada unggas (%)
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.5 pada Tabel 3.14, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Aviant Influenza pada unggas di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (125%). Hasil pengukuran Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik, yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,01% realisasinya mencapai 0,008%, sehingga tercapai 125% dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya mengendalikan penyakit penyakit Avian Influenza pada unggas agar dapat mendukung pencapaian target populasi ternak unggas dan produksi daging. Tabel 3.15 N0
1
Perkembangan kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas tahun 2009-2013
Indikator Kinerja
Persentase kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas (%)
2009
2010
2011
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
0,10
0,070
0,048
0,009
0,008
Perkembangan capaian persentase kasus penyakit Avian Influenza pada unggas dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya, pengendalian penyakit Avian influenza berjalan secara efektif.
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 22
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 3.2.4. Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen. Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut. TUJUAN 4 meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen
SASARAN 1 meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak.
Sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. diukur melalui 1 indikator, yaitu volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.16 sebagai berikut : Tabel 3.16
Capaian kinerja sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
(%)
(1) 1
(2)
(3)
(4)
(5)
22
21
95,45
16
13
81,25
83
83
100
67
68
101,49
58
54
93,10
Volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak daging ayam daging itik daging sapi telur ayam buras telur itik
Rata – Rata Persentase Capaian Sasaran
94,26
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 4.1 pada Tabel 3.16, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja penanganan pasca panen tergolong Baik (rata-rata 94,26%). Pencapaian sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : (1) Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan; (2) Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, sumber daya manusia dan gemarampai. Kegiatankegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan usaha peternakan di tingkat kelompok peternak agar berdaya saing dan mempunyai nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan peternak.
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 23
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Tabel 3.17
Perkembangan volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak tahun 2009-2013 2009
2010
2011
2012
2013
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
Capaian
daging ayam
18
17,5
19
20,5
21
daging itik
12
13
16
15
13
daging sapi
71
80
79
81
83
telur ayam buras
27
34,2
42,8
51,4
68
telur itik
54
69
67
61
54
N0
Indikator Kinerja
1
volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak
Perkembangan capaian volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali olahan daging itik. Usaha yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam peningkatan volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak antara lain dengan melakukan pelatihan teknis teknologi pengolahan hasil peternakan; penyuluhan peningkatan produksi peternakan dan pemasaran atau informasi pasar; pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan dalam rangka peningkatan kualitas mutu produk peternakan; promosi dan eksploitasi hasil produksi kelompok bidang peternakan; dan gelar lomba olahan produk peternakan. 3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN 3.3.1. Pengelolaan Keuangan di Dinas Peternakan Sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, dijelaskan bahwa hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai Pasal 156 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan
ketentuan
tersebut,
untuk
menunjang
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup serta memadai diantaranya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 24
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Agar pengelolaan keuangan daerah dapat diselenggarakan secara legal dan akuntabel, maka
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan
dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan untuk mensinkronkan dengan ketentuan yang lebih tinggi dengan karakter dan kebutuhan daerah secara teknis pengelolaan keuangan daerah harus dituangkan dalam Pereturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1 Seri E), pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan
keuangan
daerah,
akuntansi
keuangan
daerah,
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, kerugian daerah, pengelolaan keuangan BUMD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah serta sistem informasi keuangan daerah. Wewenang pengelolaan keuangan di SKPD Dinas Peternakan dilaksanakan oleh Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran. Selanjutnya Pengguna Anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang dijabat oleh Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPTD. 3.3.2. Pelaksanaan APBD Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Nomor 914/284.P/213.2/2013 tanggal 2 Oktober 2013, pelaksanaan APBD dapat dirinci sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah Target PAD tahun 2013 sebesar Rp. 4.485.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.10.278.352.940,96, sehingga capaian kinerja yang diperoleh di tahun 2013 mencapai 229,17%.Target, realisasi dan capaian PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.18 . Tabel 3.18
Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
NO
URAIAN
TARGET PAD 2013
REALISASI
1
2
3
4
I 1
RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
BERTAMBAH / BERKURANG 5
4.485.000.000,00
6.420.793.213,00
1.935.793.213,00
3.740.000.000,00
5.536.453.443,00
1.796.453.443,00
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 25
% 6
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 2
Retribusi Tempat Penginapan/
5.400.000,00
10.867.500,00
5.467.500,00
739.600.000,00
873.472.270,00
133.872.270,00
0,00
3.857.559.727,96
3.857.559.727,96
Pesanggrahan/Villa 3
II
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
1
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan/penyelesaian Pekerjaan
0,00
341.188.586,00
341.188.586,00
2
Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan
0,00
3.513.869.921,32
3.513.869.921,32
3
Pendapatan Sewa Gedung dan Bangunan
0,00
320.000,00
320.000,00
4
Lain-lain Penerimaan Daerah
0,00
0,33
0,33
5
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
0,00
2.181.220,31
2.181.220,31
4.485.000.000,00
10.278.352.940,96
5.793.352.940,96
JUMLAH
229,17
Perolehan PAD Dinas Peternakan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 terus menunjukkan peningkatan dan melebihi target yang ditetapkan. Perkembangan capaian PAD Dinas peternakan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.19
Tabel 3.19
Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013
Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013 NO.
TAHUN
PAD (Rp)
REALISASI (Rp)
(%)
1
2
3
4
5
1
2009
1.300.000.000,00
1.470.944.901,33
113,15
2
2010
2.270.000.000,00
5.738.723.216.31
252.81
3
2011
3.795.000.000,00
6.763.953.406,16
178,23
4
2012
4.200.000.000,00
7.418.433.081,00
176,63
5
2013
4.485.000.000,00
10.278.352.940,96
229,17
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 26
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 b. Belanja Daerah Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 215.122.302.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 201.409.249.068,33 dengan capaian kinerja sebesar 93,63%, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Belanja Tidak Langsung (BTL) : dianggarkan sebesar Rp. 17.394.802.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 16.672.802.117,00 atau mencapai 95,85% dari yang dianggarkan. 2) Belanja Langsung (BL) : dianggarkan sebesar Rp. 197.727.500.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 184.736.446.951,33 atau mencapai 93,43% dari yang dianggarkan.
Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.20 sebagai berikut : Tabel 3.20 Realisasi Belanja APBD Dinas Petenakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Kode Program/ kegiatan 1 2.01.0300.01
Uraian
Anggaran setelah PAPBD (Rp) 3 4.134.000.000,00
4 5 3.898.276.186,00 94,30
4.134.000.000,00
3.898.276.186,00 94,30
5.050.000.000,00
4.724.410.822,00 93,55
5.050.000.000,00
4.724.410.822,00 93,55
360.000.000,00
349.320.500,00 97,03
360.000.000,00
349.320.500,00 97,03
250.000.000,00
179.771.300,00 71,91
2.01.0300.05.099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
250.000.000,00
179.771.300,00 71,91
2.01.0300.06
306.000.000,00
293.814.100,00 96,02
2 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.01.0300.01.099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2.01.0300.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2.01.0300.02.099 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2.01.0300.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2.01.0300.03.099 Peningkatan Disiplin Aparatur 2.01.0300.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Realisasi (Rp)
%
Page III- 27
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 2.01.0300.06.099 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
306.000.000,00
293.814.100,00 96,02
2.01.0300.07
300.000.000,00
295.048.700,00 98,35
300.000.000,00
295.048.700,00 98,35
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.01.0300.07.098 Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur. 2.01.0300.15
2.01.0300.15.017
2.01.0300.15.018
2.01.0300.15.019
2.01.0300.15.020
2.01.0300.15.028 2.01.0300.15.058
2.01.0300.15.079 2.01.0300.15.086
2.01.0300.21
2.01.0300.21.006
2.01.0300.21.009 2.01.0300.21.010
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai. Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan. Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan Peningkatan populasi ternak (Integrasi ternak dan komoditas pertanian lainnya). Pengembangan budidaya ternak Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau Peningkatan Populasi Sapi di Madura Jalinkesra Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pengumpulan, pengolahan data peternakan. Pengawasan obat hewan dan residu. Pemberdayaan Lab Keswan Type B Malang.
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
127.177.500.000,00 121.520.853.013,33 95,55
2.550.000.000,00
2.292.754.293,00 89,91
3.350.000.000,00
3.192.142.476,00 95,29
26.650.000.000,00
25.588.494.116,00 96,02
3.400.000.000,00
3.311.430.506,00 97,40
3.500.000.000,00
3.171.289.963,33 90,61
9.727.500.000,00
9.036.886.950,00 92,90
3.000.000.000,00
2.508.861.050,00 83,63
75.000.000.000,00
72.418.993.659,00 96,56
23.221.500.000,00
21.485.844.640,00 92,53
1.200.000.000,00
969.510.465,00 80,79
850.000.000,00
800.587.483,00 94,19
1.170.000.000,00
1.151.812.410,00 98,45
Page III- 28
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 2.01.0300.21.011 Pemberdaya an Lab Keswan Type B Tuban 2.01.0300.21.012 Pengamatan Penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.013 Pengendalian dan penanggulangan penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.018 Pemberdayaan Rumah Sakit Hewan 2.01.0300.21.019 Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan 2.01.0300.21.020 Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan 2.01.0300.21.021 Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan 2.01.0300.22
2.01.0300.22.010
2.01.0300.22.011
2.01.0300.22.012 2.01.0300.22.013 2.01.0300.22.014 2.01.0300.22.015 2.01.0300.22.016 2.01.0300.22.017 2.01.0300.22.027
2.01.0300.22.028
2.01.0300.22.029
2.01.0300.23
1.270.000.000,00
1.179.603.065,00 92,88
1.300.000.000,00
1.165.153.036,00 89,63
9.450.000.000,00
8.777.995.748,00 92,89
500.000.000,00
486.970.340,00 97,39
2.025.000.000,00
1.811.623.946,00 89,46
1.000.000.000,00
921.988.654,00 92,20
4.456.500.000,00
4.220.599.493,00 94,71
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) Pemberdayaan laboratorium dan pengembangan alsin peternakan Pemberdayaan UPT PT dan HMT Batu Pemberdayaan UPT PT dan HMT Kediri Pemberdayaan UPT PT dan HMT Jember Pemberdayaan UPT PT dan HMT Tuban Pemberdayaan UPT PT dan HMT Magetan Pemberdayaan UPT PT dan HMT Malang Pemberdayaan UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Madura Sarana dan Peralatan Optimalisasi UPT-D dan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B (DAK) Pendampingan Kegiatan (DAK)
25.053.500.000,00
21.930.241.767,00 87,53
2.750.000.000,00
2.526.380.225,00 91,87
3.500.000.000,00
3.388.613.500,00 96,82
2.054.000.000,00
2.015.216.257,00 98,11
2.350.000.000,00
2.341.267.005,00 99,63
1.900.000.000,00
1.781.444.664,00 93,76
2.671.900.000,00
2.616.140.282,00 97,91
2.360.000.000,00
2.330.868.250,00 98,77
1.300.000.000,00
1.290.650.204,00 99,28
1.767.600.000,00
1.637.153.080,00 92,62
4.000.000.000,00
1.669.526.000,00 41,74
400.000.000,00
332.982.300,00 83,25
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
6.900.000.000,00
6.351.016.857,00 92,04
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 29
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 2.01.0300.23.014 Sinkronisasi program perencanaan dan evaluasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 2.01.0300.23.015 Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan 2.01.0300.25 Program Pengembangan Agribisnis 2.01.0300.25.018 Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan 2.01.0300.25.019 Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan
2.200.000.000,00
1.883.071.551,00 85,59
4.700.000.000,00
4.467.945.306,00 95,06
4.975.000.000,00
3.707.849.066,00 74,53
2.500.000.000,00
1.596.523.286,00 63,86
2.475.000.000,00
2.111.325.780,00 85,31
3.3.3 PelaksanaanAPBN Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2013 yang dikelola Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 122.662.273.000,00 dan realisasi keuangan sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2013 sebesar Rp. 105.877.408.614,00 atau sama dengan 86,32%. Penjabaran pngelolaan belanja APBN sebagaimana Tabel 3.21 berikut. Tabel 3.21 Target, Realisasi dan Capaian Belanja APBN Tahun 2013
Instansi Pemberi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Instansi Pemberi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH)
TUGAS PEMBANTUAN Dasar Hukum Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.
79.553.460.000,00
71.497.595.680,00 89,87
DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012
4.657.265.000,00
3.980.442.500,00 85,47
DIPA Nomor : 018.08.059024/2012 tanggal 5 Desember 2012
4.835.000.000,00
4.761.659.800,00 98,48
DANA DEKONSENTRASI Dasar Hukum Anggaran (Rp) DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012.
31.520.973.000,00
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Realisasi (Rp)
%
23.999.782.784,00 76,14
Page III- 30
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPH) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)
DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012
1.495.575.000,00
1.129.732.750,00 75,54
DIPA Nomor : 018.08.059024/2013 Tanggal 5Desember 2012
600.000.000,00
508.195.100,00 84,70
DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Page III- 31