LAPORAN akuntabilitas
KINERJA instansi p e m e r i n ta h
inspektorat jenderal kementerian pendidikan dan kebudayaan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TAHUN 2016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................ii DAFTAR TABEL......................................................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR…...............................................................................................................................................iii KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................. iv IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 2 A. Gambaran Umum................................................................................................................................... 2 B. Dasar Hukum............................................................................................................................................ 4 C. Maksud dan Tujuan................................................................................................................................ 4 D. Ruang Lingkup......................................................................................................................................... 5 BAB II PERENCANAAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD........................................ 6 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD...................................... 8 A. Capaian Kinerja Itjen Kemendikbud Tahun 2016........................................................................ 8 1. IKU Pertama.......................................................................................................................................11 2. IKU Kedua...........................................................................................................................................14 3. IKU Ketiga...........................................................................................................................................16 B. Realisasi Anggaran................................................................................................................................20 BAB IV PENUTUP....................................................................................................................................................22 A. Kesimpulan Kinerja Itjen Kemendikbud Tahun 2016...............................................................22 B. Permasalahan dan Kendala yang Dihadapi.................................................................................22 C. Upaya Pemecahan Masalah..............................................................................................................23 LAMPIRAN – LAMPIRAN Dokumen PK Yang Telah Ditandatangani Formulir Rencana Kinerja Tahunan Capaian Kinerja berdasarkan aplikasi SmArt DJA Kementerian Keuangan Capaian Kinerja berdasarkan aplikasi Bappenas
ii
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR TABEL Tabel 2.1: Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Itjen Kemendikbud 2016................................................... 7 Tabel 3.1: Capaian Target Indikator Kinerja Renstra Itjen Kemendikbud 2016...............................10 Tabel 3.2: Perubahan Anggaran per Indikator............................................................................................11 Tabel 3.3: Realisasi Pelaksanaan Klinik Menurut Sasaran, LHA dan Rekomendasi Th 2016........12 Tabel 3.4: Rekap Tindaklanjut Eksternal dan Internal sampai dengan Desember 2016..............13 Tabel 3.5: Tindaklanjut Eksternal dan Internal Tahun 2015 dan 2016................................................13 Tabel 3.6: Perbandingan Target dan Realisasi Skor LAKIP Tahun 2015 dan 2016...........................14 Tabel 3.7: Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi.........................................................................................16 Tabel 3.8: Target dan Realisasi Indikator Kinerja ke-tiga.........................................................................16 Tabel 3.9: Daya Serap Anggaran Itjen Kemendibud s.d Desember Tahun 2016............................20
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Itjen Kemendikbud.................................................................................. 3 Gambar 3.1 : Persentase Jenis Kasus yang Masuk Selama Tahun 2016.................................................. 15
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
iii
kata
pengantar
L
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2006 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2011 tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan ini memuat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam kurun waktu Januari s.d Desember Tahun 2016. Di dalam laporan ini terlampir Perjanjian Kinerja, Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Hasil Capaian Kinerja berdasarkan aplikasi SmArt DJA Kementerian Keuangan.
upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan baik pada level kebijakan maupun operasional. Selain itu mengindentifikasi hal-hal yang menjadi kendala/hambatan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Harapan kami laporan ini dapat memberikan gambaran obyektif tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam LAKIP Itjen Tahun 2016 serta memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait khusus nya internal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan sekaligus menjadi sumber informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut.
LAKIP Itjen Tahun 2016 ini disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud selama periode Januari s.d Desember Tahun 2016 dalam
iv
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, Februari 2017 Inspektur Jenderal,
Daryanto NIP. 196201041983021002
ikhtisar EKSEKUTIF
U
ntuk mendukung pencapaian sasaran program tahun anggaran 2016 Inspektorat Jenderal Kemendikbud memperoleh alokasi anggaran awal sebesar Rp166.550.467.000,00 (Seratus Enam Puluh Enam Milyar Lima Ratus Lima Puluh Juta Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Sampai dengan akhir Tahun 2016 s ecara kumulatif telah terserap anggaran sebesar Rp139.326.350.043,00 (Seratus Tiga Puluh Sembilan Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Enam Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Empat Puluh Tiga Rupiah) atau sebesar 83,65%.
Melalui pengukuran yang dilakukan terhadap pencapaian sasaran, diperoleh nilai pencapaian sasaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan sasaran ”Dipertahankannya opini BPK-RI terhadap laporan
keuangan Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”, ”Tercapainya skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menjadi baik”, dan “Satker Kemendikbud WBK” dengan nilai capaian keuangan sebesar 83,65% sedangkan nilai capaian kinerja sebesar 90,97%. Terdapat inkonsistensi dalam pelaksanaan program, khususnya waktu pelaksanaan yang tidak sesuai atau terlambat dari jadwal yang telah ditentukan, sehingga menyebabkan pelaksanaan program berikutnya tertunda. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal akan terus berupaya melakukan peningkatan atas perencanaan dan pelaksanaan program, dengan cara intensifikasi koordinasi antar Inspektorat dan Bagian, sehingga pelaksanaan program dapat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
v
vi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Gambaran Umum
S
esuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal 47-60 bahwa Inspektorat Jenderal (Itjen) termasuk ke dalam klasifikasi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pengawasan intern dimaksud dilakukan dengan metode audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Dengan menerapkan SPI secara efektif, maka diharapkan organisasi akan meningkat efektivitasnya yang dalam hal ini adalah terjaminnya pencapaian tujuan utama organisasi. Mengacu kepada PP Nomor 60 Tahun 2008 definisi SPI adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberi keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Dalam hal ini Inspektorat Jenderal akan melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan SPI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menjamin ketercapaian tujuan utama Kemendikbud yaitu menyelenggarakan Sistem Pendidikan Nasional.
2
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu Sistem Pendidikan Nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Pendidikan merupakan hak asasi manusia setiap warga negara, untuk itu setiap warga negara berhak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, dan pemerintah wajib menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. Itjen Kemendikbud sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. Pelaksanaan fungsi lain yang akan diberikan oleh Menteri. Untuk pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan oleh Itjen Kemendikbud. Berdasarkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Itjen memiliki 3 (tiga) Inspektorat yang menangani wilayah kerjanya, 1 (satu) Inspektorat Investigasi, dan Sekretariat Itjen. Pembagian tugas dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Inspektorat I menangani wilayah kerja bidang PAUD dan Dikmas, Setjen beserta UPT berikut dengan SKD Satuan Pendidikan yang menerima APBN Pendidikan dan Kebudayaan di
seluruh Indonesia, serta Itjen; 2. Inspektorat II menangani wilayah kerja bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, BPP Bahasa beserta UPT yang berada di bawahnya berikut dengan SKPD dan satuan yang menerima APBNP Dikbud di seluruh Indonesia; 3. Inspektorat III menangani wilayah kerja bidang Guru dan Tenaga Kependidikan, Kebudayaan, Balitbang dengan SKPD dan satuan yang menerima APBNP Dikbud seluruh Indonesia; 4. Inspektorat Investigasi menangani permasalahan khusus dan/atau atas permintaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Sekretariat Itjen bertugas melaksanakan pelayanan fungsi pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Itjen.
inspektorat jenderal
inspektur __________________ I II III Investigasi
sekretaris itjen
Kabag Perencanaan dan Penganggaran
Kasubbag Tata Usaha
jabatan fungsional
Kabag Tatalaksana, Hukum, dan Kepegawaian
Kabag Pengolahan Laporan Pengawasan
Kabag Umum
Kasubbag Program
Kasubbag Hukum dan Tatalaksana
Kasubbag PLP 1
Kasubbag Keuangan
Kasubbag Evaluasi
Kasubbag Kepegawaian
Kasubbag PLP 2
Kasubbag Rumaha Tangga
jabatan fungsional
Gambar 1.1: Struktur Organisasi Itjen Kemendikbud LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3
Laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal Kemendikbud ini memuat laporan kinerja yang telah dicapai selama Tahun Anggaran 2016, capaian kinerja yang diukur dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakan, sebagaimana dituangkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Itjen Kemendikbud 2015-2019.
B. Dasar Hukum Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 disusun berdasarkan: 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Instruksi Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1/U/2002 tentang Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14/2006 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4
C. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai: 1. Keberhasilan maupun kegagalan pencapaian program-program strategis selama Tahun 2016; 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian program-program strategis serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan; 3. Keberhasilan, kegagalan dan kendala- kendala yang dihadapi dalam pencapaian program-program Itjen lainnya tahun 2016. Sedangkan tujuan LAKIP Inspektorat Jenderal Kemendikbud 2016 adalah sebagai berikut: 1. Mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan ltjen Kemendikbud yang merupakan lembaga pengawasan dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik; 2. Sebagai wujud pertanggungjawaban dan memberi gambaran tentang pelaksanaan tugas dan fungsi serta sekaligus merupakan penilaian terhadap kinerja yang telah dicapai oleh ltjen Kemendikbud sampai dengan akhir Desember 2016; 3. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Itjen Kemendikbud dalam menentukan program-program strategis di tahun mendatang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
D. Ruang Lingkup
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya. Kegiatan tersebut mendapat perhatian lebih dan menjadi prioritas dalam pelaksanaannya sekaligus mengupayakan peningkatan kualitas, baik dalam pelaksanaan, hasil-hasil yang diperoleh, dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkesinambungan. Selain melakukan programprogram strategis tersebut, Itjen Kemendikbud melakukan kerjasama di bidang pengawasan dengan BPK-RI dan BPKP dalam hal ini melakukan pemetaan transfer daerah anggaran pendidikan yang meliputi dana sertifikasi guru, DAK, dan dana Tambahan Penghasilan.
LAKIP Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 memuat tentang pelaksanaan program dan kegiatan yang tertuang dalam pencapaian kinerja. Program Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemendikbud. Mengacu pada tugas dan fungsi yang diemban, Inspektorat Jenderal Kemendikbud memiliki program strategis yaitu Audit Komprehensif/Umum, Audit tematik, Audit Investigasi, Pengembangan Sumber Daya Manusia serta Kegiatan Dukungan
***
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD
L
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kemendikbud disusun sebagaimana yang diamanahkan dalam Permenpan-RB nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP ini diharapkan dapat memenuhi kriteria Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang cakupannya sangat luas, terpadu, dan komprehensif dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dijabarkan ke dalam Rencana Strategis Kemendikbud yang kemudian diformulasikan menjadi Renstra Itjen
6
Kemendikbud. Mengacu pada Renstra Kemendikbud tahun 2015-2019, Inspektorat Jenderal Kemendikbud akan berusaha untuk mencapai Tujuan Strategis dan Sasaran Strategis melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap tahunnya. Terdapat 3 indikator kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2016, yaitu: 1. Tercapainya opini BPK-RI terhadap laporan keuangan (LK) Kemendikbud WTP; 2. Tercapainya skor Lakip menjadi baik; dan 3. Satker Kemendikbud Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Rencana Kinerja Tahunan Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 terperinci dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lampiran 2. TabelItjen 2.1Kemendikbud Rencana TA Kinerja Rencana Kinerja Tahunan 2016 Tahunan (RKT) Itjen Kemendikbud 2016 TAHUN 2016 SASARAN SRATEGIS
INDIKATOR KINERJA Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud WTP
1
- Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPK-RI Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPKP Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan Itjen Menguatnya sistim pengendalian Tercapainya skor Lakip menjadi baik manajemen dan sistim - Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja pengawasan internal berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III Kemendikbud - Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus - Persentase RKA Itjen sesuai peraturan perundangan Satker Kemendikbud WBK
TARGET WTP
***
72,383,416,000 43,453,301,000 7,051,325,000 2,046,502,000
19,832,288,000
80
14,323,315,000 4,715,125,000 8,220,440,000 1,387,750,000
11%
- Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/kecurungan - Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal - Itjen melaksananakan tata kelola kinerja dengan baik - Persentase penyerapan anggaran - Jumlah BMN yang di kelola - Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi
ANGGARAN
79,843,736,000 8,393,216,000 2,888,877,000 2,239,271,000 47,915,720,000 1,898,030,000 12,159,022,000 4,349,600,000 166,550,467,000 * PAGU Indikatif
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD
S
etiap target kinerja dalam perjanjian kinerja yang telah ditetapkan perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2016, Itjen Kemendikbud berusaha untuk dapat memenuhi target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Berikut ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis.
A. Capaian Kinerja Itjen Kemendikbud Tahun 2016 Capaian kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang telah dicapai dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan yang telah dicapai dengan menggunakan anggaran dimana kuantitas dan kualitasnya terukur. Inspektorat Jenderal Kemendikbud pada tahun 2016 memiliki program ”Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan
8
Kebudayaan” dengan rincian kegiatan sebagai berikut: · Penguatan Pengawasan Inspektorat I s.d III · Penguatan Pengawasan Inspektorat Investigasi · Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen Pada Unit Kerja Inspektorat I s.d III, masing-masing didukung oleh 7 output kegiatan yang mendukung capaian 4 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada masing-masing Inspektorat tersebut, dengan rincian s ebagai berikut: 1. Laporan Sinergi Pengawasan 2. Laporan Hasil Audit Operasional Keuangan; 3. Laporan Hasil Audit Program Strategis; 4. Laporan Hasil Reviu Akuntabilitas Keuangan; 5. Laporan Evaluasi LAKIP/SAKIP; 6. Laporan Hasil Audit Tujuan Tertentu; dan 7. Laporan Hasil Pemantauan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dengan IKK di tiap Inspektorat I s.d III sebagai berikut: IKK 1: Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja masing-masing Inspektorat IKK 2 : Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja berkategori baik di wilayah kerja masing-masing Inspektorat
capaian 9 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan rincian sebagai berikut: 1. Dokumen Perencanaan dan Penganggar an; 2. Penyelenggaraan Operasional Pemeliharaan Perkantoran;
dan
3. Laporan Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan; 4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran;
IKK 3 : Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja masing-masing Inspektorat
5. Dokumen Ketatausahaan;
IKK 4 : Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja masing-masing Inspektorat
8. Peralatan dam Inventaris Kantor; dan
Untuk Inspektorat Investigasi didukung oleh 4 output kegiatan yang mendukung capaian 3 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan rincian sebagai berikut: 1. Laporan Hasil Audit Investigasi; 2. Laporan Pengawasan Lainnya; 3. Laporan Tindaklanjut Hasil Audit Khusus/Investigasi; dan 4. Naskah Kajian. Dengan IKK di Inspektorat Investigasi sebagai berikut: IKK 1 : Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus IKK 2 : Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti IKK 3 : Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/ kecurangan Pada Unit Kerja Sekretariat Itjen didukung oleh 9 output kegiatan yang mendukung
6. Regulasi Pengawasan; 7. Dokumen Kepegawaian; 9. Gedung/Bangunan. Dengan IKK Sekretariat Itjen sebagai berikut: IKK 1 : Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindaklanjutnya atas temuan BPK-RI IKK 2 : Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindaklanjutnya atas temuan BPKP IKK 3: Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindaklanjutnya atas temuan Itjen IKK 4 : Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal IKK 5 : Persentase RKA Itjen sesuai peraturan perundangan IKK 6 : Itjen melaksanakan tata kelola kinerja dengan baik IKK 7 : Persentase penyerapan anggaran IKK 8 : Jumlah BMN yang dikelola IKK 9 : Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
9
Tabel berikut ini adalah penjelasan tentang Penetapan Kinerja yang menginformasikan target Sasaran Strategis serta realisasi
capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal Kemendikbud sampai dengan Desember tahun 2016.
Tabel 3.1 Capaian Target Indikator Kinerja Renstra Itjen Kemendikbud 2016
10
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Terdapat perubahan postur anggaran Itjen karena adanya efisiensi APBN-P 2016, hal ini tentu mempengaruhi anggaran masing-masing indikator kinerja walaupun tidak terlalu signifikan. Berikut merupakan perubahan anggaran yang mendukung indikator kinerja Itjen.
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI.
Untuk melihat tingkat ketercapaian sasaran strategis ini dilihat melalui indikator kinerja “Laporan Keuangan Kemendikbud”. Tahun 2016 opini atas laporan keuangan Kemendikbud belum dapat diketahui tingkat capaiannya, Tabel 3.2 Perubahan Anggaran per Indikator hal tersebut dikarenakan BPK belum mengeluarkan opini haIndikator Semula Menjadi sil pemeriksanaan atas laporan Tercapainya Opini Rp72.383.416.000 Rp73.590.426.000 keuangan Kementerian/LemBPK terhadap LK baga. Kemendikbud WTP Tercapainya Skor LAKIP menjadi Baik
Rp14.323.315.000
Satker Kemendikbud WBK
Rp79.843.736.000
Sampai dengan akhir Tahun 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja masing-masing kegiatan pada IKU (Indikator Kinerja Utama) Inspektorat Jenderal Kemendikbud. 1. IKU pertama yaitu Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk memperoleh opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), suatu instansi peme rintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai; 2) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terhadap perundang-undangan; 4) pengungkapan yang memadai; 5) tindak lanjut
Rp14.323.315.000
Pada tahun 2015 Kemendikbud meraih penghargaan Laporan Rp78.636.726.000 Keuangan dengan opini WTP. Penghargaan tersebut didapat kan atas dasar keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan standar tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah. Untuk dapat mempertahankan opini WTP yang telah didapat tersebut, Itjen Kemendikbud melakukan berbagai upaya untuk terus mengawal laporan keuangan dari setiap satuan kerja utama. Jika laporan keuang an di Satker Utama mengalami kendala, maka Itjen berkewajiban melakukan pendampingan agar dapat diperbaiki. Upaya yang telah dilakukan Itjen Kemendikbud dalam rangka mempertahankan opini laporan keuangan Kemendikbud WTP, yaitu sebagai berikut: a. Melakukan pembinaan laporan keuangan di m asing-masing wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III, melalui
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
11
pelaksanaan Audit Ope rasional Keuangan, Audit Program Strategis, dan pemantauan terhadap pelaksanaan ujian nasional serta pendistribusian soal UN.
Tabel 3.3 Realisasi Pelaksanaan Klinik Menurut Sasaran, LHA dan Rekomendasi Tahun 2016 Pelaksanaan Klinik
Pelaksanaan Klinik di 11 Propinsi (2 frekuensi)
b. Melakukan tindaklanjut pengaduan masyarakat di masing-masing wilayah kerja Inspektorat I, II dan III; Output yang mendukung IKK tersebut adalah LHA Tujuan Tertentu yang merupakan audit terhadap suatu kegiatan pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang didasarkan atas pengaduan masyarakat/ sorotan publik yang tinggi/masalah yang berdampak strategis/atas instruksi pimpinan.
c. Melakukan tindaklanjut audit khusus; Output yang mendukung IKK tersebut adalah Laporan Tindaklanjut Hasil Audit Khusus/Investigasi merupakan hasil rekomendasi permasalahan yang telah dilakukan diaudit oleh Inspektorat Investigasi dan telah ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait. Inspektorat Investigasi melaksanakan kegiatan Fasilitasi Tindak Lanjut Hasil
Jumlah Kasus
73
Status Kasus
Nilai Pengembalian
Selesai
Proses
Bekukan
41
32
0
(Rp)
2.977.020.447
Audit Investigasi (Klinik Tindak Lanjut Hasil Audit). Kegiatan klinik dilakukan sebagai upaya untuk memfasilitasi auditee dalam penyelesaian tindak lanjut hasil audit investigasi. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut (sebagian) hasil audit dalam rentang audit tahun 2009 s.d. tahun 2016. Pelaksanaan klinik sampai dengan bulan Desember 2016 dapat terlaksana dalam 2 frekuensi pada 11 provinsi. Sebanyak 74 LHA/Kasus dengan 212 rekomendasi yang ditindaklanjuti. Rekomendasi mengembalikan ke kas negara sebanyak 37 rekomendasi dengan bukti telah dikembalikan ke kas Negara sebesar Rp2.977.020.447; 47 rekomendasi hukuman PP 53; 127 rekomendasi perbaikan sistem; dan 1 rekomendasi diserahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH) dan masih dalam proses. d. Melakukan tindaklanjut baik temuan internal maupun eksternal; Output yang mendukung IKK jumlah temuan audit yang diselesaikan tindaklanjutnya internal dan eksternal baik temuan BPK-RI, BPKP, dan Itjen adalah Laporan Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan. Hasil tindak lanjut temuan yang telah diselesaikan status sampai dengan Desember 2016 dapat dilihat pada tabel 3.4.
12
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tabel 3.4. Rekap Tindaklanjut Eksternal dan Internal sampai dengan Desember 2016 No Pemeriksaan
Rekom
Nilai (Rp)
Progress Tinjut 1 Jan s.d 31 des 2016 Rekom
%
Saldo 31 Desember 2016
Nilai (Rp)
%
Rekom
%
Nilai (Rp)
%
1
BPK-RI
2.698
636.120.730.344 USD118.270
1.812
67
455.502.124.619 71,6 USD30.146,60
886
33 185.092.380.489 USD87.254,46
28,4
2
BPKP
27.778
513.905.163.968
22.327
80
371.348.983.895 72,3
5.451
20 142.556.180.073
27,7
3
Itjen
26.906
150.616.854.811
17.845
66
123.949.788.971 82,3
9.061
34
26.667.065.840
17,7
57.382 1.300.642.749.123 USD118.270
41.984
73
950.800.897.485 USD30.146,60
27 354.315.626.402 USD87.254,46
27
JUMLAH
73
15.398
Tabel 3.5. Tindaklanjut Eksternal dan Internal Tahun 2015 dan 2016 2015 Pemeriksaan
2016
Tinjut Rekomendasi
Tinjut Keuangan
Tinjut Rekomendasi
Tinjut Keuangan
BPK-RI
68,34%
58,40%
67%
71,6%
BPKP
77,41%
72%
80%
72,3%
ITJEN
68,89%
79,33%
66%
82%
Dalam rangka mendorong percepatan tindaklanjut, Itjen juga berperan aktif dengan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut, Fokus Grup Dis kusi serta rapat koordinasi tindaklanjut dengan BPKP. Pemantauan tindaklanjut yang dilakukan oleh Itjen pada Tahun 2016 difokuskan hanya pada hasil peme riksaan Itjen saja.
Rapat koordinasi APIP yang dilaksanakan oleh Itjen Kemendikbud merupakan salah satu forum untuk membahas peran APIP dalam rangka mengawal Anggaran Fungsi Pendidikan Trasnfer Daerah. Rakornas yang dilaksanakan pada Tahun 2016 lalu mengangkat tema “Peran APIP dalam Mengawal Anggaran Fungsi Pendidikan Transfer Daerah”. Tema tersebut diangkat untuk menjawab pernyataan bahwa selama ini dana-dana tranfer daerah khususnya bidang pendidikan tidak ada instansi/lembaga yang mengawasi sehingga rawan penyimpangan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU pertama antara lain: a. Terlambatnya penerbitan DIPA Revisi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
13
b. Belum optimalnya koordinasi dalam pelaksanaan program antar Inspektorat dan Sekretariat di lingkungan Itjen Kemendikbud c. Sulitnya melakukan sinkronisasi jadwal kegiatan, baik yang melibatkan pihak internal maupun eksternal d. Terkait dengan tindaklanjut terdapat kendala koordinasi yang belum maksimal dengan lembaga penga was eksternal 2. IKU kedua yaitu Tercapainya skor LAKIP menjadi baik, dengan target skor LAKIP pada mulanya sebesar 80 poin, kemudian pada bulan April 2016 terdapat perubahan terget menjadi 75 poin. Tahun 2016 untuk skor LAKIP Kementerian Pendidikan dan K ebudayaan memperoleh nilai 75,74 (predikat BB). Skor tersebut sudah melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 0,74 poin, jika dibandingkan dengan tahun 2015 skor yang diperoleh tersebut meningkat 2,31 poin. Predikat BB (sangat baik) mengandung arti bahwa akuntabilitas kinerja Kemendikbud sangat baik, akuntabel, berkinerja baik,
14
memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menunjukkan hasil yang baik. Nilai akuntabilitas kinerja tersebut merupakan akumulasi dari pe nerapan sistem akuntabilitas kinerja sebesar 80% dan kinerja yang dihasilkan di Kemendikbud sebesar 20%. Penerapan sistem akuntabilitas kinerja meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja. Tabel 3.6 Perbandingan Target dan Realisasi Skor LAKIP Tahun 2015 dan 2016
Tahun 2015 2016
Skor LAKIP Target
Realisasi
80 75
73.43 75.74
Itjen Kemendikbud telah melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung ketercapaian IKU kedua tersebut, antara lain: a. Pembinaan akuntabilitas kinerja di wilayah kerja masing-masing Inspektorat. Output yang mendukung keterca pai an pembinaan akuntabilitas kinerja yang baik di Kemendik bud adalah Reviu Akuntabilitas
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Keuang an yang dilaksanakan oleh Inspektorat I s.d IIII. Kegiatan reviu akuntabilitas laporan keuangan adalah bagian dari pengawasan intern yang dilakukan Itjen dalam memenuhi fungsinya sebagai konsultan manajemen dan penjaminan mutu terutama dalam hal penyu sunan laporan keuang an Kemendikbud. Jenis-jenis reviu akuntabilitas laporan keuangan adalah reviu laporan keuangan, reviu SAKIP/LAKIP, dan pendam pingan penyusunan laporan keuangan kepada semua satuan kerja di lingkungan Kemendikbud. Kegiatan Reviu LAKIP dan SAKIP dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa semua program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja/satuan kerja sudah sesuai serta memenuhi target yang ingin dicapai.
investigasi yang dilakukan oleh Inspektorat Investigasi. Pelaksanaan audit investigasi untuk menindak lanjuti adanya pengaduan masya rakat baik yang disampaikan melalui surat; perangkat teknologi informasi (e-mail, SMS, WA, twitter, WBS, dll); serta yang hadir di kantor Kemendikbud melalui layanan satu pintu maupun hadir langsung ke Itjen Kemedikbud. Audit investigatif juga dilakukan atas dasar petunjuk Menteri, Inspektur Jenderal, permintaan institusi/unit kerja di lingkungan Kemendikbud, dan atau hasil evaluasi atas program strategis, tindaklanjut atas audit operasional atau kinerja, serta isu-isu dan permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat.
c. Melaksanakan rencana kerja ang garan sesuai dengan peraturan perundangan. Untuk mendukung ketercapaian b. Melakukan audit khusus atas permaskor LAKIP yang baik adalah de salahan khusus. ngan melaksanakan rencana kerja Output yang mendukung ketercaanggaran sesuai dengan peraturan paian audit khusus atas permasalahperundangan yang dilaksanakan an khusus adalah laporan hasil audit oleh Bagian Perencanaan dan Peng anggaran. Pemerintahan de Ket: PBJ : Pengadaan Bangan tata kelola yang baik dapat rang dan Jasa diwujudkan di atas pilar-pilar K : Keuangan transparasi dan akuntabilitas. A : Akademik Dalam upaya untuk menerapP : Kepegawaian kan manajemen operasional As : asset yang lebih transparan dan akuntabel, Itjen Kemendikbud L : Lain-lain membutuhkan dukungan
Gambar 3.1 Persentase Jenis Kasus yang Masuk Selama Tahun 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
15
16
memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan, menunjukkan dimana dan bagaimana perlu dilakukan perubahan-perubahan, menentukan bagaimana kekuatan atau potensi dapat ditingkatkan, memberikan informasi untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan, dan membantu untuk dapat melihat konteks dengan lebih luas serta implikasinya terhadap ki nerja unit kerja. 3. IKU ketiga yaitu Satker Kemendikbud Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Sampai dengan akhir Desember 2016 terdapat 3 satker Kemendikbud yang telah tercatat sebagai satker WBK yaitu Itjen, Setjen, dan PAUD-DIKMAS. Sehingga realisasi IKU ketiga telah tercapai
sistem perencanaan dan penganggaran yang efektif. Sistem tersebut mencakup perumusan program dan anggaran serta evaluasi atas keterlaksanaan program dan anggaran tersebut. Perencanaan program dan anggaran diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang lebih terarah Tabel 3.7 Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi dengan memperkirakan hal-hal Model Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang akan dilalui, memilih berbagai Komponen Pengungkit (60%) Komponen Hasil (40%) alternatif tentang cara terbaik dan 1. Manajemen Perubahan (5%) Pemerintah yang bersih 2. Penataan Tatalaksana (5%) dan bebas dari KKN dengan berdasar3. Penataan SDM Aparatur (15%) (20%) kan skala prioritas. 4. Penguatan Pengawasan (15%) Dengan perencaMutu Pelayanan Publik 5. Penguatan Akuntabilitas Kinerja (10%) naan dan peng (20%) 6. Peningkatan Pelayanan Publik (10%) anggaran yang baik, maka akan Tabel 3.8 Target dan Realisasi Indikator Kinerja ketiga tercipta suatu Unit Utama yang telah alat ukur dalam Indikator Kinerja Target Realisasi mendapat predikat WBK melakukan evaluSatker asi. Evaluasi terse11% 2.25% Itjen, Setjen, PAUD-NI Kemendikbud WBK but penting untuk
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebesar 2,25% dari target sebesar 11%. Dengan kata lain kegiatan yang dilaksanakan di Inspektorat Jenderal Kemendikbud belum mengarah ke 6 (enam) aspek/kriteria/komponen pengungkit/indikator menuju WBK. Dimana Inspektorat Jenderal harus berupaya seoptimal mungkin me ngelola 6 (enam) aspek/kriteria/ komponen pengungkit/indikator, seperti tercantum dalam tabel 3.7. Pencanangan Wilayah Bebas dari Korupsi di ketiga Unit Utama tersebut diharapkan merupakan suatu langkah awal yang baik dalam rangka pencegahan korupsi di Kemen dikbud pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya, dan selanjutnya unit-unit lainnya akan membentuk tunas-tunas integritas. Upaya-upaya yang dilakukan Itjen Kemendikbud untuk mendukung ketercapaian Satker Kemendikbud WBK tersebut antara lain: a. Itjen menerbitkan buku “Pedoman Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)”. Buku ini menjadi rujukan bagi unit utama dan unit pelaksana teknis di lingkungan Kemendikbud yang akan menjadikan unitnya sebagai percontohan WBK. Hal ini merupakan bagian dari program reformasi birokrasi dalam bidang Penguatan Pengawasan yang penilaiannya dikoordinasikan oleh Inspektorat jenderal melalui kegiatan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).
b. Melakukan pembinaan terhadap satker di wilayah kerja Inspektorat I, II dan III agar satker tersebut melaksanakan indikator WBK. Kegiatan yang dilakukan adalah si nergi pengawasan yang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Sinergi pengawasan Inspektorat Jenderal Kemendikbud diimplementasikan melalui kegiatan sosiali sasi mengenai materi WBK, seminar, rapat koordinasi (Rakor) dan workshop-workshop dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pendidikan seperti para pimpinan unit utama dan unit pelaksana teknis (UPT) di daerah seperti LPMP, PPPTK, BPCB, BPNB, Balai Arkeologi serta Kepala Balai dan Kantor Bahasa di seluruh Indonesia, serta unsur dari Satuan Pengawasan Intern (SPI). Kegiatan workshop oleh Itjen dengan mengambil tema ‘Implementasi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
17
anajemen Risiko dalam OrganisaM si’ yang bertujuan untuk mendam pingi unit kerja menyusun peta risiko tahun 2016 dan langkah-langkah yang akan diambil untuk meminimalisasi risiko yang akan dihadapi. Kegiatan ini sebagai bukti bahwa Inspektorat I, II, dan III telah melakukan pembinaan agar satker melaksanakan indikator WBK. c. Melakukan pembinaan satker dalam program pencegahan fraud/ kecurangan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Investigasi. Upaya pembinaan satker dalam pencegahan fraud/ kecurangan sangat pen ting karena kecurangan atau penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat kepada si penipu memberi kan dampak kerugian yang besar bagi suatu instansi. Lebih lanjut, pencegahan kecurang an (fraud) dimaknai sebagai aktivitas yang
18
dilaksanakan organisasi dalam upaya mendeteksi dan menerapkan program-program pencegahan tindak fraud guna menghindari kerugian organisasi atas tindakan tersebut. Pada dasarnya seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat Investigasi merupakan kegiatan pencegahan, baik kegiatan audit khusus maupun kegiatan fasilitasi, serta kegiatan penunjang lainnya. Fokus kegiatan pencegahan dan deteksi fraud sampai dengan bulan Desember 2016 adalah kegiatan kampanye menumbuhkan budaya anti fraud. d. Itjen secara internal juga berusaha untuk menjalankan indikator WBK; untuk dapat menjalankan indikator WBK diperlukan tata kelola yang bersih yang berorientasi kepada pelayanan yang bermutu, mengedepankan efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Oleh karena itu Itjen
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melakukan output Regulasi Pengawasan, dengan kegiatan yang mendukung antara lain: · Pengkajian Peraturan Hukum dan Perundang-undangan. · Penyempurnaan POS Pekerjaan. · Kajian dan Evaluasi Organisasi · Pengembangan Sistem Informasi Manajemen. · Koordinasi Program dan Kegiatan RBI Itjen dengan Pihak Eksternal. · Program layanan hukum · Program Whistle Blower System. e. Melakukan tatakelola kinerja di internal Itjen dengan baik; dengan dukungan dari layanan perkantoran serta peralatan dan inventaris kantor.
f. Melakukan penyerapan anggaran secara efisien dan efektif dengan melakukan program-program yang sejalan dengan peraturan serta tepat sasaran dan tepat guna; g. Melaksanakan pengelolaan BMN; h. Pengembangan SDM dengan melakukan pendidikan dan pelatihan dan bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang telah diakui oleh dunia Internasional.
Untuk mendukung ketercapaian nya dilakukanlan output Dokumen Kepegawaian dengan suboutput Pelayanan Administrasi Kepegawaian, Peningkatan Kompetensi Auditor, dan Diklat Peningkatan Kompetensi Pegawai. Upaya lain yang telah dilakukan untuk aksi pemberantasan korupsi adalah: a. Melaksanakan kegiatan Internalisasi Pencegahan korupsi. Tujuan Internalisasi Pencegahan Korupsi Tahun 2016 adalah menyampaikan Tata Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kepala Sekolah dan Guru, memberikan pemahaman tentang Gratifikasi kepada Kepala Sekolah dan Guru dan mensosialisasikan program-program pencegahan dan pemberantasan korupsi kepada Kepala Sekolah dan Guru, dengan jumlah peserta masing- masing provinsi sebanyak 60 orang. Total peserta yang diundang dari 30 provinsi sebanyak 1.800 orang dan peserta yang hadir mengikuti Internalisasi Pencegahan Korupsi Tahun 2016 sebanyak 1.757 orang (98%).
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
19
Tabel 3.9 Daya serap anggaran Itjen Kemendikbud s.d Desember Tahun 2016
Sedangkan sebagai narasumber berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pejabat Eselon I, II dan III di lingkungan Itjen Kemendikbud, dan Auditor alumni Tunas Integritas Kemendikbud. b. Memaksimalkan fungsi Web Gratifikasi yang dimiliki oleh KPK dan Itjen Kemendikbud sebagai sara untuk melaporkan penerimaan gratifikasi.
B. Realisasi Anggaran Melalui pengukuran yang dilakukan terhadap pencapaian sasaran, diperoleh nilai pencapaian sasaran Menguatnya sistem pengendalian manajemen dan sistem pengawasan internal K emendikbud, de ngan sasaran ”Tercapainya opini BPK terhadap Laporan Keuangan (LK) Kemendikbud WTP”, “Tercapainya skor LAKIP Kemendikbud menjadi baik” dan ”Satker Kemendikbud WBK” dengan nilai capaian keuangan sebesar 83,65% sedangkan nilai capaian kinerja sebesar 90,97% (Sangat
20
Baik). Capaian kinerja tersebut merupakan hasil penilaian dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan melalui aplikasi SmArt (Sistem Monitoring dan Eva luasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuang an). Terlampir hasil penilaian SmArt DJA. Untuk mendukung pencapaian sasaran program tahun anggaran 2016 Inspektorat Jenderal Kemdikbud memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp166.550.467.000,00. Sampai dengan akhir Desember 2016 secara kumulatif telah terserap sebesar Rp139.326.350.043,00 (83,65%) dari alokasi pagu anggaran tahun 2016, sehingga terdapat saldo anggaran sebesar Rp27.224.116.957,00 (16,35%).
Sesuai tabel di atas serapan anggar an Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebesar 83,65% dari pagu anggaran Rp166.550.467.000,-. Jika selfblocking dikeluarkan dari pagu anggaran tersebut maka capaian serapan anggar an Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebesar 87,93%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Berdasarkan Tabel 3.1 (Capaian Target Indikator Kinerja Renstra Itjen Kemendikbud 2016), berikut rincian realisasi anggaran untuk masing-masing indikator kinerja: 1. IKU Pertama yaitu Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk mendukung ketercapaian IKU Pertama, dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp73.590.426.000,- terealisasi sebesar Rp57.263.479.831,- (77,81%). 2. IKU kedua yaitu Tercapainya skor LAKIP menjadi baik, dengan target skor LAKIP sebesar 80. Untuk mendukung ketercapaian IKU kedua, dari anggaran yang
dialokasikan sebesar Rp14.323.315.000,terealisasi sebesar Rp11.767.420.824,(82,16%). 3. IKU ketiga yaitu Satker Kemendikbud Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Untuk mendukung ketercapaian IKU kedua, dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp78.636.726.000,- terealisasi sebesar Rp70.295.449.388,- (89,39%).
***
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
21
BAB IV
penutup A. Kesimpulan Kinerja Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 Sampai dengan akhir Desember 2016, Inspektorat Jenderal Kemendikbud telah menunjukkan kinerja dengan baik dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Kegiatan utama seperti Pengawasan dan Pemeriksaan, baik pengawasan reguler (audit dini, audit tematik, audit tujuan tertentu, dan audit komprehensif ) serta pengawasan investigasi sudah dilaksanakan sampai dengan Desember tahun 2016. Beberapa kegiatan pendukung juga sudah dilaksanakan, antara lain melaksanakan workshop Tunas Integritas yang bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Internalisasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dengan sasaran 30 Provinsi dengan sasaran Satuan Pendidikan, mengawal proses penilaian Reformasi Birokrasi (RB), pelaporan LHKPN dan LHKASN, melakukan monitoring tindaklanjut temuan BPK-RI, BPKP, dan Itjen, serta berbagai kegiatan manajemen antara lain manajemen pelaporan audit, manajemen perencanaan kantor, manajemen SDM, manajemen rumah tangga, manajemen keuangan, manajemen ketatalaksanaan, manajemen tindak lanjut.
22
B. Permasalahan dan yang Dihadapi
Kendala
Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan program Inspektorat Jenderal Kemendikbud sampai dengan akhir Desember 2016, diketahui bahwa terdapat beberapa masalah dalam implementasi program antara lain adanya kebijakan efisiensi anggaran; keterbatasan sumber daya manusia; banyaknya revisi DIPA dan POK selama tahun 2016 menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa kegiatan. Adapun kendala yang dihadapi sehingga masih terdapat program kegiatan yang belum dapat terlaksana secara maksimal, karena antara lain: 1. Program dan kegiatan belum sepenuhnya mendukung ketercapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama. 2. Keberadaan payung hukum untuk implementasi strategi anti fraud dilingkungan Kemendikbud masih tertunda. 3. Fasilitasi/tindaklanjut hasil audit tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan karena adanya pergantian para pengelola yang di audit. 4. Belum semua pembiayaan audit dapat di akomodasi dalam sistem penganggaran Itjen Kemendikbud. 5. Belum terjadi sinergi pelaksanaan program
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
antar Inspektorat dan Sekretariat di ling kungan Itjen Kemendikbud. 6. Sistem dokumentasi/database proses audit belum tertata dengan tertib. 7. Pemanfaatan IT dalam proses audit belum dikuasai oleh semua auditor.
Untuk mengatasi terkait adanya kendala tersebut maka dilakukan:
C. Upaya Pemecahan Masalah
2. Berupaya mendatangi/mengkomunikasi kan dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh bukti aksi tindaklanjut.
Dalam pemecahan masalah, upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud adalah sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada pemangku kepentingan agar kendala-kendala dalam pelaksanaan program dapat diminimalkan yang terkait dengan revisi POK, sebaiknya dilakukan pengkajian ulang dalam penyusunan jadwal kegiatan sehingga tidak terlalu sering melakukan revisi; 2. Melakukan pengendalian secara ketat ter hadap implementasi program agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara konsisten sesuai dengan jadwal dan menghasilkan output dalam jumlah yang tepat sesuai dengan IKU Itjen Kemendikbud; 3. Mengintensifkan koordinasi antara Sekretariat dengan Inspektorat, agar dapat terjalin kerjasama yang baik guna menunjang pelaksanaan kegiatan Inspektorat Jenderal Kemendikbud; 4. Melakukan evaluasi berkala terhadap kemanfaatan hasil pelaksanaan program untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan pimpinan Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam merumuskan program dan menghitung kebutuhan anggaran tahun berikutnya;
1. Uji Publik melalui kegiatan Seminar, Workshop, dan diskusi-diskusi dengan para pihak untuk memperoleh keyakinann yang memadai bahwa diperlukan adanya Permen dikbud tentang strategi anti fraud.
3. Melakukan revisi dipa dan bekerjasama dengan instansi terkait untuk memperoleh dukungan pembiayaan. 4. Rapat Konsultansi dan Koordinasi agar terjadi visioning yang equal. 5. Penataan kembali dokumen secara bertahap melalui manual dan pengamanan fisik dokumen. 6. Desiminasi dan Pelatihan Kantor Sendiri (PKS). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kemendikbud Tahun 2016 ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan agar dapat dijadikan bahan masukan bagi pimpinan Inspektorat Jenderal dalam pengambilan kebijakan di masa mendatang.
***
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
23
24
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
lampiran
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
25
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Inspektur Jenderal Dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan TUGAS Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. FUNGSI 1. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan; 4. Penyusun laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. TARGET CAPAIAN Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemendikbud
Jumlah Anggaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp166.550.467.000,-
26
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Inspektur Jenderal Muhadjir Effendy Daryanto
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
27
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Inspektur I Dengan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat; 3. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Pelaksanaan laporan hasil pengawasan; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat.
28
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat I
Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat I Rp21.154.758.000,00 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
29
RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT I TAHUN 2016
EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Inspektur Jenderal Daryanto
30
Jakarta, Agustus 2016 Inspektur I
Karyaningsih
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Inspektur II Dengan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusun rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat; 3. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Penyusun laporan hasil pengawasan; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
31
TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat II
Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat II Rp20.788.663.000,00
32
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT II TAHUN 2016
EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Jenderal Inspektur II Daryanto Maralus Panggabean
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
33
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Inspektur III Dengan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di wilayah kerjanya. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat; 3. Penyusunan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap kinerja dan keuangan; 4. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu; 5. Pelaksanaan pencegahan korupsi; 6. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan 7. Penyusunan urusan ketatausahaan Inspektorat.
34
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TARGET CAPAIAN Penguatan Pengawasan Inspektorat III
Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat III Rp21.669.546.000,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
35
RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT III TAHUN 2016
EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Inspektur Jenderal Daryanto
36
Jakarta, Agustus 2016 Inspektur III
Muhaswad Dwiyanto
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Inspektur Investigasi Dengan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan audit investigasi terhadap dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. FUNGSI 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis audit investigasi; 2. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat Investigasi; 3. Pelaksanaan penemuan fakta (fact finding) atas dugaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyelewengan lain di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 4. Pelaksanaan audit investigasi atas dugaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyelewengan lain di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Pelaksanaan fasilitasi pengawasan investigasi; 6. Penyusunan laporan hasil audit investigasi; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat Investigasi. TARGET CAPAIAN Penguatan Audit Investigasi
Total Jumlah Anggaran Kegiatan Penguatan Audit Investigasi Rp13.155.819.000,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
37
RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN INSPEKTORAT INVESTIGASI TAHUN 2016
EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Inspektur Jenderal Daryanto
38
Jakarta, Agustus 2016 Inspektur Investigasi
Suyadi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan Itjen Kemendikbud TA 2016 TAHUN 2016 SASARAN SRATEGIS
INDIKATOR KINERJA Tercapainya opini BPK RI terhadap LK Kemendikbud WTP
1
Menguatnya sistim pengendalian manajemen dan sistim pengawasan internal Kemendikbud
TARGET WTP
- Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan laporan keuangan berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah hasil audit khusus yang ditindaklanjuti Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPK-RI Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan BPKP Jumlah temuan audit yang diselesaikan tindak lanjutnya internal & eksternal baik temuan Itjen Tercapainya skor Lakip menjadi baik
- Jumlah satker yang melaksanakan indikator WBK di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah satuan kerja yang dibina dalam program pencegahan fraud/kecurungan - Persentase ketercapaian indikator WBK di Inspektorat Jenderal - Itjen melaksananakan tata kelola kinerja dengan baik - Persentase penyerapan anggaran - Jumlah BMN yang di kelola - Persentase pegawai Itjen yang disertifikasi dari lembaga sertifikasi
72,383,416,000 43,453,301,000 7,051,325,000 2,046,502,000
19,832,288,000
80
- Jumlah satker yang mendapatkan pembinaan akuntabilitas kinerja berkategori baik di wilayah kerja Inspektorat I, II, dan III - Jumlah permasalahan khusus yang dilakukan audit khusus - Persentase RKA Itjen sesuai peraturan perundangan Satker Kemendikbud WBK
ANGGARAN
14,323,315,000 4,715,125,000 8,220,440,000 1,387,750,000
11%
79,843,736,000 8,393,216,000 2,888,877,000 2,239,271,000 47,915,720,000 1,898,030,000 12,159,022,000 4,349,600,000 166,550,467,000 * PAGU Indikatif
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
39
40
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
41
166.550.467.000
166.550.467.000
TOTAL
Pagu (Rp)
[023.02.03] Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kode Dan Nama Program
148.362.492.254 [89.08 %] 148.362.492.254 [ 89.08 %]
166.550.467.000 [ 100.00 %]
Realisasi
166.550.467.000 [100.00 %]
Target
Direktorat Sistem dan Pelaporan Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan
1
No
Anggaran
PEMANTAUAN PROGRAM
Status Capaian Anggaran
85.00 %
85.00
Target
Status Capaian Kinerja
Jakarta, 10 Januari 2017
78.17 %
78.17
Realisasi
Kinerja [ Indikator Kinerja Kegiatan (%) ]
Triwulan IV Tahun Anggaran 2016
42
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan