Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 Halaman 42- 53
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012) Nizamullah1, Darwanis2, Syukriy Abdullah3 1)
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this study was to examine the effect of the implementation of good corporate governance as measured by a composite score of Bank Indonesia Regulation No. 8/4 / PBI / 2006 on financial performance in the national banking companies go public in Indonesia Stock Exchange as measured by Return on Assets (ROA).This study uses 24 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2012 with a total of 72 observations observations. Hypothesis testing is done by using a simple linear regression model to determine the effect of the implementation of GCG as measured by a composite score of PBI 8/4 / PBI / 2006 as an independent variable on the financial performance as measured by Return on Assets (ROA ) as the dependent variable.The results showed that the implementation of GCG as measured by a composite score of PBI 8/4 / PBI / 2006 a significant and negative impact on financial performance in the national banking companies go public in Indonesia Stock Exchange as measured by Return on Assets (ROA). Keywords : Financial Performance, Good Corporate Governance . Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance yang diukur dengan nilai komposit Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan nasional go publik di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan Return on Asset (ROA).Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2012 dengan total pengamatan 72 pengamatan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG yang diukur dengan nilai komposit PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagai variabel independen terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG yang diukur dengan nilai komposit PBI No. 8/4/PBI/2006 berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan nasional go publik di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan Return on Asset (ROA). Kata kunci : Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance.
menyangkut
PENDAHULUAN Menghadapi lingkungan bisnis perbankan yang semakin kompetitif sistem
informasi
yang
dibutuhkan dapat
suatu
memberikan
aspek
keuangan,
pemasaran,
teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya. Umumnya kinerja perusahaan diukur melalui indikator
keuangan.
Informasi
yang
gambaran mengenai kinerja perusahaan.Kinerja
menggambarkan kinerja keuangan perusahaan
perusahaan merupakan gambaran akan kondisi
disajikan dalam bentuk
operasional perusahaan dari berbagai aspek, baik
Laporankeuangan memperlihatkanbagaimana
laporan keuangan. tersebut, perusahaan
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 42
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengalami
pertumbuhan
atau
mengalami
pemegang
saham
terutama
dalam
hal
penurunan kinerja keuangannya. Ratnaningsih
peningkatan prestasi individu dan kompensasi
(2012) menyatakan bahwadua kriteria yang
yang akan diterima.
terpenting dalam penyampaian sebuah laporan keuangan adalah relevan dan realiable. Pada
dasarnya
Para pengelola perusahaan baik eksekutif (Direksi) dan pengawas (Dewan Komisaris)
pengukuran
mengemban
amanah
keuangan perbankan tidak berbeda dengan
pencapaian
tujuan
pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya.
penggunaan
sumber
Penilaian kinerja bank terutama kinerja keuangan
kewenangan yang dimilikinya sehingga mampu
mengacu pada peraturan Bank Indonesia No.
menjaga
13/I/PBI/2011
jangka
tentang
kinerja
penilaian
tingkat
untuk
perusahaan daya
kesinambungan panjang.
melalui
perusahaan
perusahaan
Menurut
IICG
dihadapi
para
dan
dalam (2012:1)
kesehatan bank umum.Menurut Minan (2008:16)
tantangan
kinerja keuangan bank merupakan gambaran
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
kondisi keuangan bank pada suatu periode
dapat berasal dari internal perusahaan maupun
tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan
eksternal. Beberapa kasus korporasi, praktik
dana maupun penyaluran dana yang biasanya
bisnis yang tidak beretika, dan krisis
diukur dengan indikator kecukupan modal,
ekonomi telah merontokkan banyak korporasi
likuiditas, dan profitabilitas. Salah satu rasio
menjadi pembelajaran dan pengetahuan kepada
yang
kinerja
seluruh pihak khususnya pengelola perusahaan
keuangan tersebut adalah Return on Asset (ROA).
tentang pentingnya tata kelola perusahaan yang
Menurut
ROA
baik. Good Corporate Governance (GCG) atau
merupakan perbandingan antara laba sebelum
yang lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan
pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu
yang baik muncul sebagai pilihan yang bukan
periode.Rasio ini sangat penting, mengingat
saja menjadi formalitas, namun suatu sistem nilai
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset
yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan
dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha
nilai perusahaan.
suatu
digunakan
Bank
dalam
penilaian
Indonesia
bank.Semakin
(2006),
besar
nilai
rasio
ini
yang
memastikan
Menurut
Sutedi
sistem
yang
pengelola
(2012:2), mengatur
GCG
menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank
merupakan
dan
semakin baik atau sehat.
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan
Pengelolaan bank di Indonesia tidak
nilai tambah (value added) kepada semua
terlepas dari teori keagenan (agency teory).
stakeholder. Sutedi (2012:2) menyebutkan ada
Menurut
keagenan
dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,
menekankan pentingnya pemilik perusahaan
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk
(pemegang saham) menyerahkan pengelolaan
memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan
perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional
tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban
(agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan
perusahaan
untuk
melakukanpengungkapan
bisnis
(disclosure)
secara
akurat,
Arafat
(2009:7)
sehari-hari.
profesional)
sebagai
mempunyai
tujuan
Pihak
teori
manajer
pengelola yang
perusahaan
berbeda
43 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
(tenaga
dengan
dan
transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. Secara singkat,
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menurut Arafat (2009:12) ada lima komponen
pentingnya pengelolaan bank secara prudential
utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini,
dan transparan.Sebagai bagian dari prinsip
yaitu transparency, accountability, responsibility,
kehati-hatian, masing-masing bank memiliki
independency dan fairness. Menurut Sutedi
kesadaran untuk mengembangkan keberlanjutan
(2012:3), kelima komponen tersebut penting
usaha
karena penerapan prinsip GCG secara konsisten
KNKG (2012:1) pelaksanaan GCG oleh masing-
dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
masing bank dapat berpengaruh terhadap sistem
dan menghambat aktivitas rekayasa kinerja yang
perbankan secara keseluruhan sehingga mampu
mengakibatkan
menangkal potensi krisis yang mungkin terjadi.
laporan
keuangan
tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
melalui
pelaksanaan
GCG.Menurut
Industri perbankan merupakan
industri
Menurut Sugiarto (2011:3) transparansi dalam
yang menuntut kepercayaan dari masyarakat dan
dunia perbankan diwujudkan dengan kewajiban
investor. Menurut Johansyah (2011:1) Bank
bank untuk mengungkapkan kondisi keuangan
merupakan bisnis kepercayaan. Jika kepercayaan
dan non keuangan bank dalam bentuk laporan
itu hilang maka akan berpengaruh terhadap
keuangan dan laporan pelaksanaan GCG; prinsip
kondisi perbankan nasional. Untuk menjamin
akuntabilitas dan responsibilitas dilaksanakan
bahwa bank dikelola oleh orang yang profesional
melalui kejelasan fungsi antara pemilik dengan
maka bank tersebut harus memiliki aturan guna
pengelola
mengamankan kepentingan stakeholders.
bank.
Menurut
KNKG
(2012:9)
independensi merupakan kemandirian bank dari dominasi
pihak
lain
dan
objektif
dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Menurut laporan World Bank (1999)
Untuk menciptakan industri perbankan yang aman, sehat, dan kuat, Bank Indonesia (2006) mengeluarkan penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Penilaian dan
dalam Sutedi (2012:65), krisis ekonomi di Asia
Kepatutan
Timur disebabkan oleh kegagalan sistematik
Penyempurnaan peraturan tersebut dikeluarkan
penerapan GCG
untuk
yang berasal dari sistem
Mutu
Pengelolaan
Perbankan.
mengedepankan pemenuhan prinsip-
kerangka hukum yang lemah, standar akuntansi
prinsip prudential perbankan dan penerapan
dan standar auditing yang tidak konsisten,
GCG. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.
praktik perbankan yang buruk, pengawasan
13/I/PBI/2011
board of director yang tidak efektif, serta
kesehatan bank umum.Bank Indonesia mengatur
kurangnya mempertimbangkan hak pemegang
bahwa
saham minoritas.Asian Development Bank(2006)
merupakan salah satu kriteria yang digunakan
dalam Arafat (2011:4) menyimpulkan bahwa
untuk menilai tingkat kesehatan bank.
krisis ekonomi yang menimpa negara-negara
tentang
pelaksanaan
Penilaian
GCG
penilaian
prinsip-prinsip
bank
tingkat
GCG
berpedomanpada
ASEAN disebabkan oleh sistem GCG yang
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang
buruk dalam perekonomian.
pelaksanaan GCG bagi bank umum. Penilaian
Krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun
1997mengakibatkankrisis
perbankan
tersebut dilakukan secara mandiri (self assesment) dengan
membandingkan
pemenuhan
setiap
terparah dalam sejarah perbankan nasional,
kriteria/indikator dengan kondisi bank berdasarkan
menjadi pelajaran berharga tentang betapa
data dan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 44
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala analisis tersebut ditetapkan peringkat masing-masing
satu atau lebih orang (owners atau pemegang saham)
kriteria/indikator. Penilaian mandiri dilaksanakan
menunjuk
minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
agen/manajemen)
Penelitian
mengenai
hubungan
GCG
seorang untuk
lainnya
(disebut
melakukan
beberapa
pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut
dengan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan
termasuk
diantaranya Dewayanto (2010) hasil penelitiannya
mengambil keputusan.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan penerapan
pendelegasian
Pemisahan
wewenang
kepemilikan
untuk
pada
institusi
corporate governance terhadap kinerja keuangan
perbankan dapat menimbulkan benturan kepentingan
perbankan nasional yang terdaftar pada BEI.
(conflict
Penelitian Purnamasari (2012) menunjukkan bahwa
pengawasan.Menurut KNKG (2012:57) benturan
penerapan GCG berpengaruh
terhadap kinerja
kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan
keuangan.Penelitian Ristifani (2009) menunjukkan
ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomi
bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG berpengaruh
pribadi direktur dan komisaris serta jajaran di
terhadap peningkatan kinerja keuangan PT Bank
bawahnya, pemegang saham atau pihak terafiliasi
Rakyat Indonesia (Persero).Akan tetapi, penelitian
dari direktur, komisaris atau pemegang saham, yang
yang mengkaji pengaruh penerapan GCG yang
dapat merugikan bank.
diukur dengan nilai komposit
of
interest)
jika
tidak
dilakukan
sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 belum
Good Corporate Governance
pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
Indonesia
pada Perbankan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
Krisis keuangan yang melanda Indonesia
tersebut, maka rumusan masalah yang dibahas dalam
tahun 1997 mengakibatkan krisis perbankan terparah
penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh
dalam sejarah perbankan nasional, menjadi pelajaran
penerapan Good Corporate Governance yang diukur
berharga tentang
dengan nilai komposit Peraturan Bank Indonesia No.
betapa
8/4/PBI/2006 terhadap kinerja keuangan yang diukur
prudential dan transparan.
dengan ROA pada perusahaan perbankan nasional
prinsip kehati-hatian, masing-masing bank memiliki
yang go public di Bursa Efek Indonesia.
kesadaran untuk mengembangkan keberlanjutan
pentingnya
pengelolaan
bank
secara
Sebagai bagian dari
usaha melalui pelaksanaan GCG.Pelaksanaan GCG KAJIAN KEPUSTAKAAN
oleh
Masalah Keagenan di Perbankan
terhadap sistem perbankan secara keseluruhan
Praktek perekonomian modern dewasa ini, manajemen dan pengelolaan perusahaan semakin
masing-masing
bank
dapat
berpengaruh
sehingga mampu menangkal potensi krisis yang mungkin terjadi.
banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan, hal
Untuk menciptakan industri perbankan
ini merupakan bentuk dari hubungan keagenan
yang aman, sehat, dan kuat, Bank Indonesia (2006)
(agency relationship) yang menekankan principal
mengeluarkan
(pemegang
Indonesia (PBI) tentang Penilaian dan Kepatutan
saham)
menyerahkan
pengelolaan
penyempurnaan
perusahaan kepada agent (pihak profesional atau
Mutu
manajemen). Menurut Dewayanto (2010) agency
peraturan
relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana
mengedepankan
45 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
Pengelolaan
Perbankan.
tersebut
Peraturan
Penyempurnaan
dikeluarkan
pemenuhan
Bank
untuk
prinsip-prinsip
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala prudential perbankan dan penerapan GCG.
assesment)
sebagai
alat
perusahaan-perusahaan
keuangan
membantu
Indonesia
menilai
pelaksanaan GCG nya.
Kinerja Keuangan Pada
di
untuk
dasarnya
perbankan
pengukuran berbeda
Khusus
bank,
penilaian
mandiri
(self
dengan
assesment) GCG berpedoman pada Peraturan Bank
pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya.
Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan
Menurut Minan (2008:16) kinerja keuangan bank
GCG bagi bank umum, maka setiap bank umum
merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada
yang beroperasi di Indonesia diharuskan melakukan
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
self assesment terhadap pelaksanaan GCG minimal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang
1 (satu) kali dalam setahun dan hasil self assessment
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
tersebut
likuiditas, dan profitabilitas. Dalam UU RI No. 7
Pelaksanaan
Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa
Peraturan
Bank Indonesia berhak untuk menetapkan ketentuan
meliputi: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
tentang kesehatan bank dengan memperhatikan
Dewan Komisaris; 2. Pelaksanaan tugas dan
aspek
rentabilitas,
tanggung jawab Dewan Direksi; 3. Kelengkapan dan
likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berkaitan
pelaksanaan tugas komite; 4. Penanganan benturan
dengan usaha bank.
kepentingan; 5.Penerapan fungsi kepatuhan bank; 6.
permodalan,
tidak
kinerja
kualitas
aset,
Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menentukan kesehatan bank adalah
merupakan
bagian
GCG.Penilaian Bank
Indonesia
dari
Laporan
mandiri
menurut
No.
8/4/PBI/2006
Penerapan fungsi audit intern; 7. Penerapanfungsi
ROA
audit ekstern; 8. Fungsi manajemen risiko termasuk
(return on assets).ROA menurut Minan (2008:19)
sistem pengendalian intern; 9.Penyediaan dana
kemampuan manajemen bank untuk mengubah asset
kepada pihak terkait dan debitur besar; 10.
menjadi earnings.Kemampuan tersebut diwujudkan
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
dengan mengelola bank secara efisien dengan
Bank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan
memaksimalkan assetbank yang tersedia.Semakin
internal; 11.Rencana strategis bank.
besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat.
Menurut Johansyah (2011) pelaksanaan self assesment GCG bank umum
yang diawasi oleh
Pengawas Bank Indonesia akan menjadi bagian Pengaruh
Penerapan
Good
Corporate
penentu tingkat kesehatan/kinerja bank. Disamping
terhadap
Kinerja
Keuangan
itu Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk
Governance
menyampaikan laporan GCG setiap tahun dan
Perusahaan Menurut
Baidaie
kinerja
masyarakat dapat mengaksesnya melalui website
perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kinerja
bank.Laporan GCG tersebut meliputi fraud yang
keuangannya tetapi juga ditentukan
sejauh mana
terjadi di bank, benturan kepentingan, remunerasi
keseriusannya dalam menerapkan good corporate
yang diterima oleh dewan komisaris dan direksi,
governance,
pengaduan nasabah dan hal-hal yang berhubungan
FCGI
(2013:12),
(Forum
for
Corporate
Governance in Indonesia) bekerjasama dengan Asian
dengan
pengelolaan
bank
secara
Development Bank dan Pricewaterhouse Coopers
transparan.Informasi laporan GCG yang dapat
telah mengembangkan suatu penilaian mandiri (self
diakses oleh masyarakat tersebut dapat memberikan Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 46
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala informasi yang akurat kepada masyarakat untuk
a.
memilih menyimpan dananya dibank.
bank telah melakukan penerapan GCG dengan
Adapun kriteria pembobotan perhitungan nilai komposit Self Assesment Bank sesuai dengan Peraturan
Bank
Indonesia
kondisi sangat baik.
b.
No.8/4/PBI/2006.
membandingkan pemenuhan setiap kriteria/indikator
c.
nilai
komposit
1,5-2,5
Peringkat
3
nilai
komposit
2,5-3,5
menunjukkan bank telah melakukan penerapan
yang relevan. Berdasarkan hasil analisis tersebut masing-masing
2
GCG dengan kondisi baik.
dengan kondisi bank berdasarkan data dan informasi
peringkat
Peringkat
menunjukkan bank telah melakukan penerapan
Penilaian tersebut dilakukan secara mandiri dengan
ditetapkan
Peringkat 1 nilai komposit <1,5 menunjukkan
GCG dengan kondisi cukup baik.
d.
kriteria/indikator. Penilaian mandiri dilaksanakan
Peringkat
4
nilai
komposit
3,5-4,5
menunjukkan bank telah melakukan penerapan
minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
GCG dengan kondisi kurang baik.
e.
METODE PENELITIAN
bank telah melakukan penerapan GCG dengan
Populasi, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
kondisi tidak baik.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Sedangkan
perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
Peringkat 5 nilai komposit 4,5-5 menunjukkan
variabel
dependen
dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diukur dengan nilai Return on merupakan
rasio
perusahaan
dalam
untuk
Asset (ROA) mengukur
menghasilkan
yang
efektivitas
laba
dengan
memanfaatkan aset yang dimiliki.
ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari laporan tahunan (annual report) perusahaan perbankan nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis
(BEI). Data sekunder berupa nilai pemeringkatan komposit
Indonesia No. 8/4/PBI/2006 yang dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun
Penelitian ini menggunakan model regresi
GCG sesuai dengan Peraturan Bank
2010-2012
dan
diperoleh
dari
situs
linier sederhana (simple linear regression) dengan perangkat SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).Metode yang digunakan analisis Statistik deskriptifuntuk
www.idx.co.id.
variabeldalam
penelitian.
variabel-
Pengukuran
yang
digunakan dalam penelitian ini mencakup nilai rata-
Variabel Penelitian Variabel independen dalam penelitian adalah GCG, yang diukur dengan menggunakan nilai pemeringkatan komposit
menggambarkan
GCG yang dikeluarkan
oleh Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, dengan range penilaian sebagai berikut: 47 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
rata
(mean),
deviasi
standar,
minimum,
dan
maksimum. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang dianalisis. Untuk menguji normalitas data menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.Dalam analisis
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram
Tabel 4.1
dan normal probability plot.Sedangkan dalam
Statistik Deskriptif untuk Variabel Dependen dan
analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov
(uji
K-S).
Dasar
Variabel Independen
pengambilan N
keputusannya adalah: a.
Mini
Maximu
mum
m
Std. Mean
Deviatio n
Jika tingkat signifikansinya >0,05 maka data
ROA
72
0,09
5,15
2,2061
1,12146
terdistribusinya normal.
GCG
72
1.00
3,67
1,6287
0,51383
Valid N
b.
Jika tingkat signifikansinya <0,05 maka data
(listwise
terdistribusinya tidak normal
)
Dalam
pengolahan
data
peneliti
72
Sumber: Data sekunder hasil olahan program SPSS
menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik (statistic software) yang dikenal dengan
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1,
SPSS. Teknik analisis data yang digunakan adalah
nilai minimum ROA adalah sebesar 0,09, nilai
analisis regresi linear sederhana dengan persamaan
maksimum adalah sebesar 5,15, dan nilai rata-rata
sebagai berikut:
2,2061 dengan nilai standar deviasi 1,12146. Nilai statistik tersebut mengartikan bahwa selama periode
Yi = α + βi GCG + ϵ
pengamatan dari tahun 2010 s.d 2012, rentangan
Keterangan:
nilai ROA dari nilai minimum 0,09 sampai nilai
Y: Kinerja keuangan diukur dengan nilai
maksimum sebesar 5,15. Artinya, nilai minimum
Return on Aset (ROA);
ROA sebesar 0,09% dari profitabilitas Bank Bumi Putera pada tahun 2012. Sedangkan untuk nilai
GCG :Penerapan good corporate
maksimum
governance,diukur dengan nilai
sebesar
5,15%
dihasilkan
dari
komposit GCG sesuai PBI
profitabilitasBank
No.8/4/PBI/2006;
tahun 2012. Nilai rata-rata yang diperoleh
Α : Konstanta;
Rakyat Indonesia pada
sebesar 2,2061 atau 2,2061%, menunjukan bahwa
Β : Koefisien regresi;
profitabilitas
ε: Error term.
yang
diukur
oleh
ROA
pada
perusahaan perbankan periode 2010 s.d 2012 adalah sebesar 2,2061% dengan nilai standar deviasi
HASIL PENELITIAN
dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar 1,12146.
4.1 Analisis Deskriptif
Pada
Tabel
4.1,
diperoleh
nilai
GCG
minimum adalah sebesar 1.00. Hal ini menunjukan Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui distribusi
variabel
yang
menjadi
bahwa selama periode pengamatan tahun 2010 s.d
objek
2012 nilai komposit GCG sebesar 1.00 yang
penelitian.Analisis deskriptif terdiri dari gambaran
dikelompokan pada peringkat 1 (satu), menunjukan
umum mengenai nilai statistik data penelitian yang
kondisi sangat baik yang dimiliki oleh Bank Central
mencakup nilai minimum, maksimum, rata-rata
Asia pada tahun 2011. Kondisi pada peringkat satu
(mean), dan standar deviasi. Secara lengkap, analisis
atau sangat baik menunjukan bahwa Bank BCA pada
dekriptif seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 sebagai
tahun 2011 secara umum sangat memadai atas
berikut: Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 48
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemenuhan atas prinsip-prinsip GCG, sedangkan
Normal P-P Plot Of Regression Standardized
nilai maksimum GCG adalah sebesar 3,67 yang dikelompokan
pada
peringkat
4
Residual
(empat),
menunjukan kondisi kurang baik. Nilai maksimum tersebut merupakan hasil pelaporan dan Bank Windu tahun 2012. Kondisi pada peringkat empat atau kurang baik mengambarkan bahwa Bank Windu pada tahun 2012 memiliki pemenuhan yang kurang memadai
atas
prinsip-prinsip
GCG.Terdapat
kelemahan yang signifikan dalampenerapan prinsip GCG, dan memerlukan perbaikan yang menyeluruh oleh manajemen Bank. Sedangkan untuk nilai ratarata
GCG
adalah
sebesar
1,6287,
yang
dikelompokan pada peringkat 2 (dua) menunjukan kondisi baik. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Berdasarkan Gambar 4.1 grafik normal
perusahaan perbankan periode tahun 2010 s.d 2012
plot, menunjukan bahwa model regresi layak
telah menerapkan Good Corporate Governance
dipakai dalam penelitian ini karena grafik normal
secara baik, hal ini tercermin dari pemenuhan yang
plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
memadai atas prinsip-prinsip GCG. Apabila terdapat
diagonal serta penyebaran mengikuti arah garis
kelemahan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG,
diagonal
maka secara umum kelemahan tersebut kurang
normal.sedangkan
signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan
dilakukan dengan uji kolmogorov Smirnov (uji
normal oleh manajemen Bank.
K-S). Pada uji
menunjukan dalam
pola analisis
distribusi statistik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
tersebut memiliki dua syarat utama, dimana data
apakah dalam suatu model regresi linear berganda
dikatakan normal jika tingkat signifikansinya
variabel bebas dan variabel terikat keduanya
<0,05 dan dikatakan tidak normal jika tingkat
mempunyai distribusi normal atau tidak.Model
signifikansinya >0,05. Analisis statistik dapat
regresi yang baik memiliki distribusi data normal
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
atau
mendakati
normal.Uji
normalitas
dapat
diketahui dengan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual
mengambarkan
normal, data
maka akan
titik-titik
yang
mengikuti
garis
diagonalnya. Uji normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 49 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
Tabel 4.2 Analisis Statistik untuk Uji Normalitas
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ROA
Variabel
GCG
Koefisie
T
n Pearso
ROA
n
GCG
1.000
-.398
-.398
1.000
Constant
hitung
3.622
g
8.676
0, 000
Correl
X1
ation Sig.(1t
ROA
ailed)
GCG
.000
ROA
72
72
GCG
72
72
N
Si
-0.869
-3.554
0. 000
.000 DF = n-2
R= 0.398
DF = 722 = 70
T table =
R2=0.15
-1.668
9
Sumber : Data sekunder hasil olahan program SPSS Berdasarkan hasil pengolahan data, Tabel 4.3 dapat dilihat koefisien dari variable independen dan Berdasarkan
data
dari
Tabel
4.2,
menunjukan nilai signifikan di kedua variabel yaituROA adalah sebesar 0.000 dan untuk GCG adalah sebesar 0.000.Dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut memenuhi syarat untuk uji normalitas yaitu tingkat signifikansinya dibawah
konstanta dalam penelitian ini masing-masing adalah -0,869
dan 3,622. Hal ini bermakna bahwa
penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil dari pengujian dengan analisis regresi dapat ditulis sebagai berikut:
0,005.
Y=3,622-0,869X1+ei Dari persamaan di atas, kinerja keuangan
4.1.3
Analisis Regresi Linear
yang diukur dengan ROA dipengaruhi oleh nilai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan
GCG
terhadap
kinerjakeuangan yang diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan.Oleh karena itu digunakan analisis
regresi
linear
untuk
menganalisis
pengaruh tersebut dengan program SPSS versi 21.0. Hasilnya adalah sebagai berikut:
pemeringkat
komposit
menunjukan
bahwa
GCG.
faktor
Hasil
nilai
analisis
pemeringkat
komposit GCG (X1), berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (Y). Jika terjadi peningkatan nilai pemeringkat komposit, maka akan menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Selanjutnya
untuk
mengetahui
ada
tidaknya hubungan atau kuat lemahnya hubungan Tabel 4.3 Pengaruh Nilai Pemeringkatan Komposit GCG terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan ROA
antara variabel nilai pemeringkat komposit (X1) terhadap kinerja keuangan (Y), dapat dilihat dari koefisien korelasi (R). Dari pengolahan data Rhasil sebesar 0,398, mengambarkan bahwa hubungan antara nilai pemeringkat komposit GCG (X1) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (Y) adalah lemah, yaitu sebesar 39,80%. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 50
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala variabel
independent
pemeringkat
diterima dan H0 ditolak dan dapat diartikan bahwa
komposit GCG (X1) dalam mempengaruhi variabel
nilai pemeringkat komposit GCG berpengaruh
dependent
koefisien
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.
Dari hasil penelitian diperoleh
Untuk uji t yang diperoleh dari t hitung -3,554 < t
hasil R2 sebesar 0,159, berarti nilai pemeringkat
tabel -1,668 dengan nilai signifikasinya 0,001<0,005
komposit GCG (X1) terhadap kinerja keuangan yang
hal ini juga membuktikan bahwa nilai pemeringkat
diukur dengan ROA (Y) adalah sebesar 15,90%.
komposit
(Y),
yaitu
dapat
determinasi (R2).
nilai
dilihat
pada
berpengaruh
signifikan
dan
negatif
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. 4.1.4
Hasil Pengujian Hipotesis Hasil
pengujian
Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan
hipotesis
merupakan
bahwa
nilai
pemeringkat
komposit
GCG
jawaban dari hipotesis yang telah ditetapkan. Hal ini
berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur
tergambar pada hasil regresi yang ditunjukan dalam
dengan ROA, yang bernilai koefisien regresi -0,869.
Tabel 4.4 sebagai berikut:
Dengan demikian setiap kenaikan dan penurunan
Tabel 4.4
nilai pemeringkat komposit GCG akan berpengaruh
Hasil Regresi
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Disamping itu, nilai pemeringkat komposit GCG
Unstandardized Coefficients Std. Error
1(Constant )
juga memiliki hubungan negatif terhadap kinerja
d
keuangan yang diukur dengan ROA. Semakin tinggi
Coefficients
Model B
Standardize
t
Beta
GCG
nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
.4 3.622
Sig.
.
menunjukkan
bahwa
penerapan
GCG
pada
8.676
17 -
.2
.869
45
000
perbankan tersebut secara umum tidak baik dan
-
.
menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan
3.554
001
-.398
ROA. Sebaliknya, semakin rendah nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur dengan Peraturan Bank
Sumber: Data Sekunder hasil olahan program SPSS
Indonesia No. 8/4/PBI/2006 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.4,
penerapan GCG pada perbankan tersebut secara
dapat dilihat nilai koefisien untuk variabel nilai
umum sangat baik dan akan menaikkan kinerja
pemeringkat komposit GCG adalah sebesar -0,869.
keuangan yang diukur dengan ROA.
Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan nilai pemeringkat komposit GCG 1 point maka akan
KESIMPULAN DAN SARAN
menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan
Kesimpulan
ROA sebesar 0,869 point. Begitu juga sebaliknya
Penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja
jika penurunan nilai pemeringkat komposit CGC 1
keuangan perbankan. Perusahaan Perbankan yang
point maka akan menaikkan kinerja keuangan yang
secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip GCG
diukur
point.
akan memiliki kinerja keuangan yang membaik.
Selanjutnya, nilai koefisien yang dihasilkan -0,869
Nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur
atau tidak sama dengan nol (-0,869≠0), maka Ha
berdasarkan
dengan
ROA
sebesar
0,869
No.8/4/PBI/2006 51 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
Peraturan berpengaruh
Bank
Indonesia
terhadap
kinerja
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keuangan yang diukur dengan ROA dan memiliki hubungan yang negatif.Ini menunjukan indikasi bahwa nilai komposit GCG yang semakin kecil menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta.
sangat baik dan menghasilkan tingkat kinerja keuangan yang diukur dengan ROA yang semakin tinggi.
Saran Penerapan GCG yang diukur nilai komposit GCG berdasarkan No.8/4/PBI/2006
Peraturan tidak
Bank hanya
Indonesia
terbatas
pada
perusahaan perbankan yang sudah go public saja, namun
harus
diterapkan
juga
pada
semua
perusahaan perbankan yang belum go public. Selain itu
penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menggunakan rasio kinerja keuangan lainya, seperti; Return on Equity (ROE) dan Return on Invesment (ROI) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penerapan GCG.
DAFTAR PUSTAKA
Arafat, Wilson. 2009. Smart Strategy for 360 Degree Good Corporate Governance. Jakarta: Sicyrocketing Publisher. Asian Development Bank. 2006. Guidelines for Preparing a Design and Monitoring Framework. Manila. Baidaie, Chatim. 2013. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit. Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Dewayanto, Totok. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan Nasional. Fokus Ekonomi 5. No 2: 119.
Frediawan, Ridwan. 2008. Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponogoro. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP YKPN. Johansyah, Difi. 2011. Kiat Agar GCG Bank Makin Oke. Newsletter Bank Indonesia. No 16: 2. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2012. Prinsip Dasar dan Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance Perbankan Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance. Purnamasari, Indah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Berdasarkan Corporate Governance Perception Index (CGPI) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. 1-11
Ratnaningsih. 2012. Pengaruh Good Coerporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI 2009 -2011. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus. Republik Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Good Corporate Governance. Ristifani. 2009. Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Hubungannya terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero). Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Sakaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 52
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sugiarto, Agus. 2011. Kiat Agar GCG Bank Makin Oke. Newsletter Bank Indonesia. No 16: 3. Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG). 2012. GCG dalam Perspektif Pengetahuan. Jakarta: CGPI.
53 – Volume 3, No. 2, Mei 2014
World Bank (1999).Governance.The World Bank’s Experience.Melalui