Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
12 Pages
ISSN 2302-0164 pp. 1- 12
PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS PENJUALAN, BESARAN AKRUAL, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nina1, Hasan Basri2, Muhammad Arfan3 1) Magister Akutansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of cash flow volatility, sales volatility, magnitude of accrual, and financial leverage, both simultaneously and partially to earnings persistence. The populations are manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange during the four years (2009-2012). By using census method and balanced panel data, there are 76 firm observations fulfilling the population criteria. To annalyzed the data of this study uses standardized multiple regression models. The results show that (1) cash flow volatility, sales volatility, magnitude of accrual, and financial leverage simultaneously have very low influence to earnings persistence, (2) cash flow volatility, sales volatility, magnitude of accrual, and financial leverage partially have very low positive influence toward earnings persistence. Keywords : Cash Flow Volatility, Sales Volatility, magnitude of Accrual, Financial Leverage, Earnings Persistence. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap persistensi laba. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 periode (2009-2012). Dengan menggunakan metode sensus dan balanced panel data, diperoleh 76 observasi yang memenuhi kriteria populasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda yang distandarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara bersama-sama memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap persistensi laba, (2) volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil terhadap persistensi laba. Kata kunci : Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Besaran Akrual, Financial Leverage, Persistensi Laba.
Informasi laba tidak hanya dapat digunakan untuk
PENDAHULUAN Laporan keuangan memuat informasi penting
mengevaluasi kinerja perusahaan, tetapi juga dapat
yang menjadi dasar bagi setiap pemakai laporan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
keuangan
keuangan
pembuatan kontrak, keputusan investasi, dan
perusahaan (Arifin, 2010). Salah satu informasi
pembuat standar. Namun, selama ini para pemakai
penting yang diungkapkan dalam laporan keuangan
laporan keuangan sering menafsirkan secara keliru
adalah informasi mengenai laba (Harahap, 2011).
informasi mengenai laba yang berkualitas. Para
1-
untuk
menilai
kondisi
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemakai
laporan
keuangan
sering
terpusat
maka dapat dijadikan sebagai dasar untuk
perhatiannya pada perusahaan yang memperoleh.
mengukur persistensi laba perusahaan. Hal inilah
laba yang tinggi pada suatu periode, namun di
yang sekiranya menjadi perhatian peneliti untuk
periode selanjutnya laba perusahaan tersebut malah
mengkaji dan menganalisis faktor-faktor apa saja
turun. Laba yang berkualitas adalah laba yang
yang dapat mempengaruhi persistensi laba. Adapun
persisten, yaitu laba yang berkesinambungan, lebih
tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji dan
permanen, dan tidak bersifat sementara. Penman
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh
(2001) dalam Fanani (2010:110) mengungkapkan
volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besarnya
bahwa “laba yang persisten adalah laba yang dapat
akrual, dan financial leverage terhadap persistensi
mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable
laba.
eamings) di masa depan”.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Untuk lebih jelasnya, fenomena yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
tahun
Pengertian dan Pengukuran Persistensi Laba
2009-2012
Salah satu ciri laba yang berkualitas adalah
menunjukkan terjadinya variasi nilai persistensi
laba yang persisten, yaitu laba yang berkelanjutan,
laba. Nilai persistensi laba tertinggi adalah 1,423
lebih bersifat permanen, dan tidak bersifat transitori
sampai dengan yang terendah sebesar 0,066.
(sementara)
Dengan mengetahui nilai persistensi laba, maka
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
akan dapat diketahui perusahaan mana yang
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
mempunyai
jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa
kecenderungan
tinggi
untuk
mempertahankan keberlangsungan labanya.
(Scott,
2010).
Persistensi
laba
yang akan datang (Harahap, 2011). Penman (2001)
Pentingnya persistensi laba sebagai sumber
dalam Fanani (2010:110) mengungkapkan bahwa
informasi dalam pengambilan keputusan telah
“laba yang persisten adalah laba yang dapat
mendasari munculnya penelitian yang membahas
mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable
mengenai persistensi laba. Berdasarkan survei
eamings) di masa depan”. Persistensi laba dihitung
literatur yang telah dilakukan, terdapat beberapa
dengan menggunakan koefisien regresi dari hasil
faktor yang diduga dapat mempengaruhi persistensi
regresi antara laba periode sekarang dengan periode
laba, diantaranya adalah volatilitas arus kas
yang lalu sebagai proksi persistensi laba dengan
(Purwanti, 2010; Sloan, 1996; Dechow dan Dichev,
rumus sebagai berikut (Sloan, 1996):
2002), volatilitas penjualan (Fanani, 2010; Pagalung,
Earnings jt Earnings jt 1 jt
2006), besaran akrual (Purwanti, 2010; Sloan, 1996), dan financial leverage (Fanani, 2010; Pagalung, 2006). Dengan
mengetahui
Pengertian dan Pengukuran Volatilitas Arus Kas
faktor-faktor
yang
Volatilitas arus kas merupakan suatu tingkat
berpengaruh terhadap persistensi laba tersebut,
fluktuasi atau pergerakan arus kas (Fakhruddin dan Volume 3, No. 2, Mei 2014
-2
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Darmadji, 2011), Formula yang digunakan untuk
dan Houston, 2011):
menghitung volatilitas arus kas adalah sebagai FL =
berikut (Dechow dan Dichev, 2002):
Total u tan g
jt
Total aktiva
jt
CFO selama tahun pengama tan Total aktiva jt
KERANGKA PEMIKIRAN DAN
VAK = Pengertian dan Pengukuran Volatilitas
HIPOTESIS Hubungan Volatilitas Arus Kas dengan
Penjualan Volatilitas penjualan adalah suatu ukuran yang
Persistensi Laba Volatilitas arus kas merupakan suatu
menunjukkan tingkat fluktuasi atau pergerakan penjualan (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Secara matematis, rumus untuk menghitung volatilitas penjualan adalah sebagai berikut (Cohen, 2003): penjualan selama tahun pengama tan Total aktiva
VP = Pengertian
dan
(Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Seperti diketahui, sesungguhnya nilai yang terkandung di dalam arus kas pada suatu periode mencerminkan nilai laba dalam bentuk kas. Menurut Kieso et al. (2007:239),
jt
Pengukuran
tingkat fluktuasi atau pergerakan arus kas
Besaran
“informasi yang diperlukan untuk membuat laporan arus kas salah satunya berasal dari laporan laba rugi
Akrual Besaran akrual adalah besaran pendapatan
periode berjalan sehingga antara laporan arus kas
yang diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul
dengan laporan laba rugi berhubungan erat. Jika
lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya
arus kas berhubungan dengan laba, maka tingkat
diakui pada saat kewajiban timbul lantaran
pergerakan naik turunnya (volatilitas) arus kas
penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada
secara
barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
Dichev, 2002).Variabel besaran akrual dihitung
keberlangsungan labanya (persistensi laba).
juga
akan
mempengaruhi
Hasil penelitian Dechow dan Dichev
dengan rumus sebagai berikut (Francis et al., 2004): BA =
otomatis
dari (earnings jt CFO jt )
(2002) dan Sloan (1996) menunjukkan bahwa
Total aktiva jt
volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Arus kas yang berfluktuasi tajam
Pengertian dan Pengukuran Financial
dapat menyebabkan laba perusahaan menjadi tidak stabil
Leverage Financial leverage merupakan suatu ukuran
atau
perusahaan
terganggu untuk
sehingga
kemampuan
mempertahankan
yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas
keberlangsungan labanya juga menjadi rendah.
berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen)
Sementara itu, hasil penelitian Purwanti (2010)
digunakan dalam stuktur modal perusahaan
menunjukkan
(Brigham dan Houston, 2011). Financial leverage
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Brigham
persistensi laba. Hal ini dikarenakan dalam laporan
3-
Volume 3, No. 2, Mei 2014
bahwa
volatilitas
arus
kas
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala laba rugi, nilai laba dalam bentuk kas sangat sedikit
penjualan sehingga kemampuan perusahaan untuk
jumlahnya dibandingkan laba dalam bentuk non-
mempertahankan keberlangsungan labanya juga
kas yang sangat besar jumlahnya sehingga
menjadi semakin rendah. Namun, hasil penelitian
persistensi laba tidak terganggu dan dapat tetap
Purwanti (2010) dan Pagalung (2006) menunjukkan
meningkat.
bahwa volatilitas penjualan berpengaruh positif
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:
terhadap persistensi laba. Hal ini disebabkan nilai akun penjualan dalam laporan laba rugi sangat kecil
H2: Volatilitas arus kas berpengaruh terhadap
jumlahnya dibandingkan akun lainnya (misalnya,
persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
dari pendapatan lain-lain) sehingga penjualan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
sedikit tersebut tidak mengganggu keberlangsungan laba dan persistensi labapun tetap meningkat. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka
Hubungan Volatilitas Penjualan dengan
hipotesis penelitian ini adalah:
Persistensi Laba Volatilitas penjualan merupakan suatu
H3: Volatilitas penjualan berpengaruh terhadap
tingkat fluktuasi dari penjualan (Fakhruddin dan
Persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
Darmadji, 2011). Seperti diketahui, penjualan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
merupakan salah satu bagian terpenting dari siklus operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Hubungan
Penjualan merupakan unsur utama dalam laporan
Persistensi Laba
Besaran
Akrual
dengan
laba rugi dan disajikan pada bagian atas dari laporan,
Besaran akrual adalah besaran pendapatan
dimana sesudahnya akan dikurangkan dengan
yang diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul
berbagai biaya untuk mendapatkan laba bersih
lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya
(Brigham
ini
diakui pada saat kewajiban timbul lantaran
menunjukkan bahwa besar kecilnya penjualan yang
penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada
diperoleh perusahaan menentukan tingkat perolehan
barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan
laba
penjualan
Dichev, 2002:46). Seperti diketahui, laba akuntansi
mempengaruhi laba, maka secara langsung tingkat
yang persisten adalah laba akuntansi yang
naik
berkesinambungan atau berlangsung secara terus
dan
Houston,
perusahaan
turunnya
tersebut.
(volatilitas)
2011).
Jika
Hal
penjualan
juga
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan
menerus
dalam mempertahankan keberlangsungan labanya.
Ketidakstabilan dalam laba akuntansi sering
Hasil menunjukkan
penelitian bahwa
Fanani
volatilitas
(2010) penjualan
disebabkan
secara
oleh
stabil
setiap
adanya
periodenya.
peristiwa
transitori
(transitory events) atau penerapan konsep akrual
berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.
dalam akuntansi. Peristiwa
transitori
Semakin besar volatilitas penjualan menunjukkan
peristiwa yang hanya terjadi atau berpengaruh pada
semakin besar fluktuasi atau ketidakstabilan
waktu tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak Volume 3, No. 2, Mei 2014
adalah
-4
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba
besar financial leverage, maka semakin besar pula
(rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi
kewajiban perusahaan membayar dalam jangka
berfluktuasi. Harahap (2011:243) mengungkapkan
panjang. Menurut Brigham dan Houston (2011),
bahwa “adanya peristiwa yang bersifat sementara
“perusahaan dengan rasio utang yang tinggi harus
atau jarang terjadi dalam pos laba rugi dapat
dapat mempertahankan kinerjanya dengan baik
menyebabkan laba yang dihasilkan menjadi tidak
karena jika tidak, maka kreditor mungkin akan
teratur”.
enggan untuk meminjamkan lebih banyak dana”.
Hasil penelitian Sloan (1996), dan Dechow
Oleh karena itu, pada saat tingkat financial leverage
dan Dichev (2002) menunjukkan bahwa besaran
tinggi akan mendorong manajer untuk menjaga
akrual mempunyai pengaruh negatif terhadap
labanya tetap persisten dengan tujuan untuk
persistensi laba. Hal ini dikarenakan dengan
mempertahankan kinerja yang baik di mata kreditor.
meningkatnya gangguan dalam laba dikarenakan
Hasil penelitian Fanani (2010) dan
peristiwa-peristiwa transitori telah menyebabkan
Pagalung (2006) menunjukkan bahwa financial
laba
berfluktuasi
persistensi
laba
leverage berpengaruh positif terhadap persistensi
Namun,
hasil
laba. Semakin besarnya tingkat utang mendorong
penelitian Purwanti (2010) menunjukkan bahwa
perusahaan untuk selalu menjaga keberlangsungan
besaran akrual mempunyai pengaruh yang positif
labanya dengan tujuan untuk mempertahankan
terhadap persistensi laba. Hal ini dapat disebabkan
kinerja yang baik di mata investor dan kreditor.
walaupun terjadinya peristiwa transitory, namun
Namun,
adanya tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk
menunjukkan
mengatur angka-angka dalam laporan keuangan
berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal
sehingga persistensi laba tetap meningkat.
ini dapat disebabkan dengan tingkat leverage yang
perusahaan
sehingga
menjadi
rendah.
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:
hasil
penelitian bahwa
Purwanti financial
(2010) leverage
tinggi dapat menyebabkan risiko perusahaan menjadi semakin besar jika modal yang diperoleh
H4: Besaran akrual berpengaruh terhadap
tidak bisa dikelola secara optimal sehingga
persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
menurunkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba secara berkesinambungan.
Hubungan Financial Leverage dengan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Persistensi Laba Financial leverage merupakan suatu
H5: Financial leverage berpengaruh terhadap
ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana
persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
preferen)
digunakan
dalam
stuktur
modal
perusahaan (Brigham dan Houston, 2011). Semakin 5-
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 6. Unit Analisis. Unit analisis dalam penelitian
METODE PENELITIAN
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Desain Penelitian Desain
penelitian
merupakan
suatu
perencanaan struktur dan strategi penelitian yang disusun
sedemikian
mendapatkan
rupa
jawaban
sehingga
terhadap
Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2012.
akan
-5
pertanyaan-
Populasi Penelitian
pertanyaan penelitian dan dapat mengontrol varian
Populasi mengacu kepada keseluruhan
variabel (Bungin, 2013). Desain penelitian ini dapat
kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang
dijelaskan sebagai berikut:
ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi
1. Tujuan Studi. Tujuan penelitian ini adalah
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
telah dikembangkan berdasarkan teori-teori dan
dengan ketentuan sebagai berikut: : (1) minimal
hasil-hasil penelitian terdahulu. Hipotesis yang
sejak satu tahun sebelum tahun pengamatan awal
dirumuskan menjelaskan pengaruh antar-variabel.
(tahun 2009) sudah terdaftar di Bursa Efek
2. Jenis Investigasi. Penelitian ini bersifat
Indonesia dan sampai dengan tahun 2012 tidak
kausalitas (causal study), yaitu studi dimana peneliti
pernah didelist, (2) mempublikasikan laporan
ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih
keuangan auditan untuk tahun buku 2009 sampai
masalah. Maksud peneliti melakukan penelitian
dengan tahun buku 2012, (3) mempunyai laba
bersifat kausalitas adalah agar mampu menyatakan
bersih berturut-turut sejak tahun buku 2009 sampai
bahwa variabel independen (X) menyebabkan
dengan tahun buku 2012, (4) memiliki arus kas
variabel dependen (Y).
operasi positif berturut-turut sejak tahun buku 2009
3. Intervensi Peneliti. Dalam studi ini peneliti
sampai dengan tahun buku 2012, dan (5) memiliki
tidak bermaksud untuk melakukan intervensi dan
nilai persistensi laba yang positif dengan ketentuan
manipulasi data untuk mempengaruhi hasil. Tingkat
lebih besar dari atau sama dengan 0,01 (nilai
intervensi adalah minimal.
persistensi laba ≥ 0,01). Penelitian dilakukan
4. Situasi Studi. Untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan metode sensus sehingga
dalam penelitian ini diperlukan data dari lingkungan
seluruh elemen populasi diteliti, dan teknik
yang sebenarnya pada perusahaan manufaktur di
pengumpulan data dengan dokumentasi. Kriteria
Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan dalam
penentuan populasi secara ringkas dapat dilihat
situasi yang tidak diatur.
pada Tabel. 1.
5. Horizon Waktu. Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah balanced panel data. Dalam balanced panel data, setiap unit cross-sectional memiliki jumlah observasi yang sama untuk setiap waktu/periode Volume 3, No. 2, Mei 2014
-6
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala leverage, serta satu variabel dependen yaitu
Tabel 1. Penentuan Populasi Penelitian N
Kriteria
o
Tahun
persistensi laba. Pengukuran setiap variabel
(2009-
disajikan pada Tabel 2.
2012) 1
.
Perusahaan
manufaktur
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel
135 V
yang
listing
ariab
dan
menerbitkan
Pengukuran
S umber
el
laporan
keuangan auditan 2 .
Sl
Dikurangi
P Earnings jt
(90)
perusahaan
ersiste
yang
.
Dikurangi
memiliki
.
D
arus
V
kas
Dikurangi
(5)
manufaktur
yang
memiliki
nilai
dan
tas
Dichev
arus
(2002)
kas V olatili
tidak
tas
memenuhi
Perusahaan
menjadi
Total aktiva jt
B
yang perusahaan
esara
populasi atau 76 observasi
(2003)
ini
menggunakan
empat
variabel independen yaitu volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial Volume 3, No. 2, Mei 2014
F rancis
akrual
(2004)
inanci
Operasionalisasi Variabel
Total aktiva jt
et
F
tahun)
dari (earnings jt CFO jt )
n
(19 x 4
7-
penjualan selama tahun pengama tan ohen
alan
19
penelitian
Penelitian
C
penju
criteria
manufaktur
echow
olatili
persistensi laba yang
5
CFO selama tahun pengama tan Total aktiva jt
perusahaan
.
996)
yang
operasi negatif 4
(1
laba
(21)
perusahaan
Earnings jt 1 jt
nsi
mengalami kerugian 3
oan
Total u tan g
jt
Total aktiva
jt
al.
B righam
al
dan
levera
Housto
ge
n (2011)
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala populasi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
Metode Analisis Penelitian ini menggunakan
model
menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0,
analisis regresi linier berganda yang distandarkan
hasil regresi berganda yang distandarkan dapat
karena melalui model ini, kita tidak hanya dapat
dilihat pada Tabel 3.
menguji pengaruh volatilitas arus kas, volatilitas
Tabel 3. Hasil Regresi Berganda yang
penjualan, besaran akrual, dan financial leverage terhadap persistensi laba, tetapi juga dapat
Stand
mengetahui besarnya pengaruh volatilitas arus kas,
ardized
volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial
dj. R
-7
Coefficient
leverage terhadap persistensi laba baik secara
R
s
S
quare
bersama-sama maupun secara parsial. Adapun model regresi berganda yang distandarkan yang
A
B
S quar
S
Model
R
e
T ig.
digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
(
4
Const Y YX1 X 1 YX 2 X 2 YX3 X 3 YX 4 X 4
.160 000
ant) X
Dimana: Y = Persistensi laba
X 2 = Volatilitas penjualan
X
YX
i
(i = 1,2,3,4) = Koefisien jalur
.269
2
.
.
021 983 2
.342 .117 067 .
1
3
.
.180 033
X
X 3 = Besaran Akrual
X 4 = Financial leverage
.003
1
X 1 = Volatilitas arus kas
.
.
.175 .536 129 X
.039
4
.
.
348 729
= Error term. Distandarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berhubung penelitian ini menggunakan
Hasil Pengujian Secara Simultan
YX
Nilai
dari
keempat
variabel
metode sensus, maka untuk pengujian hipotesis tidak dilakukan uji signifikansi, baik uji-t untuk pengaruh secara parsial maupun uji-F untuk
independent adalah tidak sama dengan nol ( 0), dimana
pengaruh secara bersama-sama. Hal ini disebabkan karena nilai koefisien jalur yang diperoleh adalah nilai koefisien jalur yang sesungguhnya dari
0,175, dan
YX YX
4
1
= 0,003,
YX
2
= 0,269,
YX YX
i
≠
3
=
= 0,039 yang menunjukkan bahwa
volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara bersama-sama Volume 3, No. 2, Mei 2014
-8
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berpengaruh terhadap persistensi laba. Nilai koefisien
determinasi
(R2)
sebesar
bahwa volatilitas arus kas secara parsial memiliki
0,117
pengaruh positif yang sangat kecil terhadap
menunjukkan bahwa 11,7% variasi dalam variabel
persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
dependen, yaitu persistensi laba ditentukan secara
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
bersama-sama oleh variabel independen, yaitu volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran
Pengaruh Volatilitas Penjualan terhadap
akrual, dan financial leverage, sedangkan sisanya
Persistensi Laba
sebesar 88,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel
Nilai
koefisien
jalur
bahwa
sebesar
volatilitas
0,269
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian
menunjukkan
penjualan
ini (𝜺).
berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil Mengacu kepada klasifikasi Guilford
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
(1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar
Purwanti (2010) dan pagalung (2006), namun tidak
11,7% tersebut menunjukkan bahwa volatilitas arus
konsisten dengan hasil penelitian Fanani (2010).
kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara bersama-sama memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Masih banyaknya variabel di luar model penelitian ini telah menyebabkan nilai
Nilai koefisien determinasinya (
YX
2 2
), adalah
sebesar: (0,269)2 x 100% = 7,2361%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 7,2361% tersebut menunjukkan bahwa volatilitas penjualan secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil
koefisien determinasi yang sangat kecil.
terhadap
persistensi
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil Pengujian Secara Parsial Pengaruh Volatilitas Arus Kas terhadap
Pengaruh
Persistensi Laba Nilai
koefisien
menunjukkan
jalur
bahwa
sebesar
volatilitas
arus
0,003 kas
berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010) dan Sulastri (2010), namun tidak 8-
konsisten dengan hasil penelitian Dechow dan Dichev (2002) dan Sloan (1996). Nilai koefisien determinasinya (
YX
2 1
) adalah sebesar: (0,003)2 x
100% = 0,0009%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 0,0009% tersebut menunjukkan 9-
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Besaran
Akrual
terhadap
Persistensi Laba. Nilai
koefisien
jalur
sebesar
0,175
menunjukkan bahwa besaran akrual berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Sulastri (2010) dan Sloan (1996). Nilai koefisien determinasinya (
YX
2 3
) adalah sebesar: (0,175)2 x
100% = 3,0625%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 3,0625% tersebut menunjukkan
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bahwa besaran akrual secara parsial memiliki
2009-2012.
pengaruh positif yang sangat kecil terhadap
3. Volatilitas penjualan berpengaruh positif
persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.
Pengaruh Financial Leverage terhadap
sangat kecil terhadap persistensi laba pada
Persistensi Laba. Nilai
koefisien
menunjukkan
4. Besaran akrual berpengaruh positif yang
jalur
bahwa
sebesar
financial
0,039 leverage
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.
berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil
5. Financial leverage berpengaruh positif yang
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
sangat kecil terhadap persistensi laba pada
Fanani (2010) dan Pagalung (2006), namun tidak
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010).
2009-2012.
Nilai koefisien determinasinya ( YX 4 ) adalah
Saran
2
sebesar: (0,039)2 x 100% = 0,1521%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 0,1521% tersebut menunjukkan bahwa financial leverage secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil terhadap
persistensi
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1. Penelitian
selanjutnya
menambah
variabel
perlu independen
untuk lain
disebabkan variabel yang diangkat dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan 11,7% pengaruhnya terhadap persistensi laba, sedangkan masih terdapat 88,3% variabel lainnya yang dapat menjelaskan variabel persistensi laba. 2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
KESIMPULAN DAN SARAN
tidak hanya terbatas pada perusahaan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan
sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia maupun yang berada di luar Bursa Efek
bahwa: 1. Volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara bersama-sama memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap
manufaktur saja, tetapi juga pada sektor-
persistensi
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. 2. Volatilitas arus kas berpengaruh positif yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
Indonesia dan dengan periode penelitian yang lebih panjang. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan keputusan
dalam baik
untuk
pengambilan -9 perusahaan
manufaktur maupun pengguna laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan, khususnya yang menyangkut Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 10
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala persistensi laba.
Modal di Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdelghany, K. E, 2005. Measuring the
Fanani, Zainal, 2010. Analisis Faktor-faktor
Quality of Earnings. Managerial Auditing Journal,
Penentu Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi dan
Vol.20, No.9:1001-1015.
Keuangan Indonesia, Vol.7, No.1. Hal:109-123.
Afiah, N.N., 2009. Pengaruh Kompetensi Anggota
DPRD
dan
Kompetensi
Aparatur
Pemerintah Daerah terhadap Pelaksanaan Sistem Informasi
Akuntansi.Working
Francis, J., R. Lafond, P. Olsson & K. Schipper, 2004. 10 - Cost of Equity and Earnings Attributes. The Accounting Review, Vol.79, No.4:967-1010.
Paper.
Http://www .ppa.fe.unpad.ac.id.
Harahap, S. S., 2011. Teori Akuntansi. Edisi
Arifin, Z, 2010. Teori Keuangan dan Pasar
Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Modal. Edisi Pertama. Jakarta: Sinar Grafika. Kieso, D. E., J. J. Weygendt & T. D. Warfield, Brigham, E. F. & J. F. Houston, 2011. DasarDasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesebelas.
2007. Akuntansi Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Salemba Empat.
Pagalung, G., 2006. Persistensi Laba: Faktorfaktor Penentu dan Konsekuensi Ekonominya.
Bungin, Burhan, 2013. Metodologi Penelitian
Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group.
Purwanti, Titik, 2010. Analisis Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual, Volatilitas Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran
Cohen, D.A., 2003. Quality of Financial
Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Likuiditas
Reporting Choice: Determinants and Economic
terhadap Kualitas Laba. Tesis. Surakarta: Program
Consequences.
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Working
Paper.
Http://www.ssrn.com. Scott, W. R, 2010. Financial Accounting Dechow, P. M. & I. D. Dichev, 2002. The Quality of Accruals and Earnings: The Role of
Theory. Fourth Edition. Toronto: Pearson Prentice Hall.
Accrual Estimation Errors. The Accounting Review, Vol.77, No.7. Hal:35-59.
Sekaran, Uma, 2006. Research Methods for Business. New York: John Wiley & Sons.
Fakhruddin, H.M. & T. Darmadji, 2011. Pasar 11 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sloan, R. G., 1996. Do Stock Prices Fully
Vol.71, No.3. Hal:289-315.
Reflect Information in Accruals and Cash Flow About Future Earnings?. The Accounting Review,
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 12