BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
DAFTAR ISI
Halaman BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Landasan Hukum ..........................................................................
5
1.3 Hubungan Antar Dokumen ...........................................................
7
1.3.1 RPJM Nasional ....................................................................
8
1.3.2 Renja-SKPD ........................................................................
8
1.4 Maksud dan Tujuan .......................................................................
9
1.4.1 Maksud
.........................................................................
9
1.4.2 Tujuan
.........................................................................
10
1.5 Sismatika RKPD ...........................................................................
10
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 3 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ...............................................
13
2.1.1 Aspek Geografi ....................................................................
13
2.1.2 Aspek Demografi .................................................................
34
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .........................................
37
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial .................................................
55
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum ......................................................
68
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah....................................................
78
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 .......................................................................
84
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ............................................
85
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
2.2
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pembangunan Daerah ..........................................................
85
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah ........................................................
BAB III
86
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 2015 ...............................................................
88
3.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 .....................................................................................
91
........................ 3.1.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...........................
92
3.1.2
PDRB Harga Berlaku ...........................................................
92
........................ 3.1.3
PDRB Harga Konstan ...........................................................
95
........ 3.1.4 .... Pertumbuhan Ekonomi .........................................................
98
......... 3.1.5.... Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB ................
99
......... 3.1.6.... Produk Domestik Regional Bruto Perkapita ......................... 100 ......... 3.1.7
Perkembangan Harga (Inflasi) .............................................. 101
......... 3.1.8
Investasi ............................................................................... 102
3.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 .......................................................................... 103 .........................3.2.1 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2015 ....................... 103 3.2.2 Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 .............................. 104 3.2.3 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................ 105 3.2.4 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka .......Pendanaan
...................................................................... 114
3.2.5 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ....................................... 117 3.2.6 Arah Kebijakan Belanja Daerah ............................................ 134 3.2.7 Pengelolaan Pembiayaan ........................................................ 153 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ............ 4.1
88
Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah .................................... 159
4.2 Tema Pembangunan Tahun 2015… ................................................... 165 4.3 Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2015….. .......................... 191 4.3.1 Pengembangan Wilayah ........................................................ ..
195
4.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah .................................................. 198 Bab V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB VI PENUTUP
.............................................................................................88
LAMPIRAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1
Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota .............................................................................
Gambar 1.2
4
Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Lainnya di Tingkat Daerah
............................................................
7
Gambar 2.1
Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat ...................................
14
Gambar 2.2
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Barat ............................
16
Gambar 2.3
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pesisir Barat ............................
18
Gambar 2.4
Peta Geologi Kabupaten Pesisir Barat ..............................................
19
Gambar 2.5
Peta Curah Hujan Di Kabupaten Pesisir Barat ..................................
22
Gambar 2.6
Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat ....................................
26
Gambar 2.7
Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat ....................................
28
Gambar 2.8
Grafik PDRB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi Tahun 2014 ................................................
Gambar 2.9
Gambar 2.10 Gambar 2.11
Laju PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012-2014 ......................................................
49
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen).......
50
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) .........................
Gambar 2.12
48
51
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014 ....................................
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
83
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang baik dan berkualitas menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan, baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan
pembangunan
daerah
sebagai
satu
kesatuan
sistem
perencanaan
pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Kemudian untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diatas maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Terkait dengan amanat Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Penyusunan
RKPD bertujuan untuk
memberikan panduan kepada seluruh SKPD Kabupaten Pesisir Barat dalam menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam waktu kurun 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif, bottom-up dan top-down.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Rencana Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), yakni sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Dokumen ini memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD sebagaimana dimaksud diatas, disusun dengan tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan Penyusunan RKPD Pada tahapan ini meliputi pembentukan tim penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah. 2. Penyusunan Rancangan awal RKPD Tahapan ini diawali dengan perumusan rancangan awal RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD dalam menyusun rancangan kerja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan pendekatan teknokratis dan partisipatif. 3. Penyusunan Rancangan RKPD Pada tahap ini dokumen rancangan awal RKPD dirumuskan menjadi rancangan RKPD. Perumusan Rancangan RKPD pada dasarnya adalah menyempurnakan rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan harmonisasi program dan kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan Renja SKPD. 4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD Pelaksanaan Musrenbang sangat berguna untuk perumusan rancangan akhir RKPD, pada tahapan ini dilakukan proses identifikasi dan evaluasi terhadap prioritas dan sasaran pembangunan nasional, provinsi, dan daerah yang bersinergi berdasarkan peraturan yang berlaku. 5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD Pada tahapan ini hasil musrenbang nasional serta musrenbang provinsi dievaluasi serta disinkronisasi dengan hasil musrenbang tingkat daerah sampai tingkat kecamatan untuk penyelarasan penyajian rancangan akhir RKPD. 6. Penetapan RKPD RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Penetapan RKPD dilakukan setelah rancangan akhir RKPD kabupaten/kota disetujui oleh Bupati/Walikota setelah berkonsultasi terebih dahulu dengan daerah Tingkat I/Provinsi kemudian baru dilakukan penetapan peraturan KDH tentang RKPD kabupaten/kota.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1.2 Landasan Hukum Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, adalah : 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah sebanyak dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
6.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2012 tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 5364);
7.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 89 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48); 16. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terkhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 22. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan secara Mutatis Mutandis Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat di Kabupaten Pesisir Barat; 23. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 06 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat.
1.3 Hubungan Antar Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional kurun waktu satu tahun yang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 90 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang masih mengacu kepada dokumen RPJMD kabupaen induk Lampung Barat. Dokumen RPJMD dalam penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Selain itu RKPD memiliki hubungan dengan berbagai dokumen perencanaan lainnya, yakni disusun dengan memperhatikan RPJP Nasional Tahun 2005 – 2025 yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 dan tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005,
RPJM
Nasional Tahun 2010 - 2014 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat 2015 yang berisi sasaran, arah kebijakan, program, dan prioritas kegiatan, menjadi rujukan sekaligus landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dan Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah. Penyusunan
RKPD Kabupaten Pesisir Barat merupakan rangkaian mulai dari
penyusunan rancangan awal RKPD dan berakhir pada penetapan RKPD. Tahapan dan hubungan antar dokumen dalam penyusunan rancangan RKPD Kabupaten Pesisir Barat di tingkat daerah melalui proses sebagai berikut:
Gambar 1.2 Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Lainnya di Tingkat Daerah RPJP Daerah
Sumber :
RPJM Daerah
Rancanga n RKPD
RKPD
Renstra SKPD
Rancangan Renja SKPD
Renja SKPD
RAPBD
APBD
RKA SKPD
Rincian APBD
Permendagri No.54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Secara garis besar Penyusunan RKPD Kabupaten Pesisir Barat mengunakan sejumlah dokumen perencanaan dari tingkat nasional maupun tingkat daerah, yaitu sebagai berikut : 1.3.1 RPJM Nasional RPJM Nasional sudah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 91 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2010-2014, pada tanggal 15 Januari 2010. Ada 3 (tiga) dokumen sebagai lampiran dari Perpres Nomor 5 Tahun 2010, yaitu: (i) Buku I dengan judul: ”Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, (ii) Buku II dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antar bidang Pembangunan”, dan (iii) Buku III dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antar Daerah”. RPJM Nasional tersebut menjadi acuan penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten Pesisir Barat, khususnya dalam menjabarkan program-program sektoral dan program kewilayahan/ regional. Program yang bersifat sektoral, antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs). 1.3.2 Renja-SKPD Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2015 merupakan basis data bahan penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015. Prinsip-prinsip didalam penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut :
a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2015, yang digunakan sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan pagu indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2015, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2015. b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab berbagai isu-isu penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD. d. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 92 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
SKPD mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan program prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD. e. Serta memasukkan kesepakatan hasil Focus Group Discussion terhadap program unggulan dan intervensi yang harus dilaksanakan oleh SKPD terkait pada tahun 2015
1.4 Maksud dan Tujuan 1.4.1 Maksud Penyusunan
Dokumen
Rancangan
RKPD
dimaksudkan
untuk
menghasilkan suatu dokumen rencana tahunan yang menitikberatkan pada pembahasan sinkronisasi rencana kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan usulan masyarakat dalam pencapaian tujuan pembangunan daerah, sebagai pedoman dalam penyusunan Penetapan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, yang selanjutnya KUA dan PPAS tersebut, jika DPRD definitif telah terbentuk; akan disepakati bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat dan DPRD Kabupaten Pesisir Barat, sebagai acuan dalam penyusunan APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015. Oleh karena itu, Rancangan RKPD akan memuat beberapa pembahasan antara lain Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu, Rancangan Kerangka Ekonomi
Daerah
Beserta
Kerangka
Pendanaan,
Program
dan
Sasaran
Pembangunan Daerah Tahun 2015, Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah.
1.4.2 Tujuan Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat adalah: 1) Mencapai keterpaduan perencanaan tahunan daerah secara efesien dan efektif serta untuk mempertajam prioritas pembangunan berdasarkan isu strategis dan masalah mendesak daerah saat ini, juga sebagai acuan dalam rangka penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2015.
2) Terwujudnya keselarasan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan program pembangunan.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 93 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3) Sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD dan sumber pembiayaan lainnya. 4) Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat prioritas pembangunan satu tahun. 5) Terjaringnya aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Pesisir Barat. 6) Mensinergikan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global.
1.5 Sistematika RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN Pada bagian ini dijelaskan gambaran umum tahapan-tahapan penyusunan rancangan awal RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik, dengan sub bab sebagai berikut : 1.1. 1.2. 1.3.
1.4.
1.5. BAB II
Latar Belakang Landasan Hukum Hubungan Antar Dokumen 1.3.1 RPJM Nasional 1.3.2 Renja-SKPD Maksud dan Tujuan 1.4.1 Maksud 1.4.2 Tujuan Sistematika Penyusunan Dokumen Penyusunan Rancangan RKPD
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Berisi Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan, dengan sub bab sebagai berikut : 2.1
Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6
Aspek Geografi Aspek Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Kesejahteraan Sosial Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 94 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2.2
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014
2.3
Permasalahan Pembangunan Daerah 2.3.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
BAB III RANCANGAN KERANGKA
EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun 2014 dan perkiraan tahun 2015, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, dengan pembagian sub bab sebagai berikut : 3.1.
Kondisi Ekonomi DaerahTahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014
3.2
3.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 3.1.2 PDRB Harga Berlaku 3.1.3 PDRB Harga Konstan 3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi 3.1.5 Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB 3.1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita 3.1.7 Perkembangan Harga (Inflasi) 3.1.8 Investasi Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5 3.2.6 3.2.7
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 Prospek Perekonomian Tahun 2015 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Pengelolaan Pembiayaan
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun 2014, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioritas kegiatannya, juga memperhatikan usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun 2016, terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 95 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4.1.
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
4.2.
Tema Pembangunan Daerah 2015
4.3
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015 4.3.1 4.3.2
BAB V
Pengembangan Wilayah Pengelolaan Keuangan Daerah
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada bab ini dikemukakan 7 (tujuh) prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat yang dijelaskan dalam tabel Indikator Prioritas Pembangunan.
BAB VI PENUTUP Berisi penegasan bahwa dalam melaksanakan RKPD Kabupaten Pesisir Barat 2015 diperlukan sinergisitas yang mantap di jajaran pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, DPRD, pihak swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
II.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari Lima belas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan UndangUndang No. 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364) tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung tertanggal 16 November 2012 dan diundangkan pada tanggal 17 November 2012. II.1.1 Aspek Geografi a.
Letak, Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terletak di ujung bagian Barat Provinsi Lampung yang bagian barat wilayahnya merupakan garis pantai Samudera Hindia dengan letak wilayah bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lampung Barat, wilayah bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan wilayah bagian barat merupakan garis pantai Samudera Hindia. Kabupaten Pesisir Barat Letak administratif ini menjadikan Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu lintas penghubung antara kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu - Kabupaten Pesisir Barat - Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tanggamus. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 96 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Posisi Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu lintas melalui jalur darat lintas merupakan potensi pengembangan di sektor perdagangan, jasa, dan transportasi. Posisi Kabupaten Pesisir Barat yang berada pada garis pantai Samudera Hindia merupakan potensi disektor perikanan dan kelautan dan pengembangan sektor pariwisata yang dapat diandalkan untuk tingkat lokal maupun Internasional. Hal ini selaras dengan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 yang tercantum pada Misi 1 yaitu “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi dan Memperkuat Kemandirian Daerah” yang pada penjabarannya difokuskan untuk pengembangan pariwisata unggulan Provinsi Lampung dan juga selaras dengan Misi Kabupaten Pesisir Barat yaitu pada misi 1 “meningkatnya Pemanfaatan Potensi Perikanan dan Kelautan Secara Maksimal Bagi Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Pesisir Barat” dan Misi 2 yaitu “Meningkatnya Pengelolaan Pariwisata dan Budaya Daerah” dan juga masuk pada prioritas (prioritas 3) pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 yaitu “Penguatan Perekonomian Daerah Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Pengelolaan Sumberdaya Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan serta Pengelolaan Sumberdaya Air dan Energi”. Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang baru berusia kurang dari 2 (dua) Tahun Kabupaten Pesisir Barat diharapkan dapat bersaing dengan kabupaten kabupaten lain dan dapat menjadi kabupaten yang mandiri dengan melakukan percepatan pembangunan dan menggali potensi potensi lain selain pertanian dan perikanan melalui pengembangan pengembangan potensi di sektor perkebunan, kehutanan, perdagangan, jasa, dan pariwisata. Gambar II.1 Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Batas wilayah administratif Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut :Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas, Desa Sukabanjar Kecamatan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 97 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu Kecamatan Balik Bukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu Brak, Desa Sukamarga, Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa Tuguratu, Desa Banding Agung Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa Tembelang, Desa Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung Doh Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa Petekayu, Desa Sirnagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay Kecamatan Naningan Kabupaten Tanggamus, Desa Way Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan; a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus; b. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. TABEL II.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat No
Kecamatan
Luas (Km²)
Persentase (%)
1.
PESISIR SELATAN
23.526
14,17
2.
PESISIR TENGAH
18.588
7,45
3.
PESISIR UTARA
8.719
32,69
4.
KARYA PENGGAWA
15.386
11,33
5.
LEMONG
12.807
4,18
6.
BENGKUNAT
9.756
7,31
7.
NGAMBUR
20.357
1,42
8.
BENGKUNAT BELIMBING
24.009
1,26
9.
WAY KRUI
9.469
2,92
10. KRUI SELATAN
10.657
15,76
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 98 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
11. PULAU PISANG
1,51
1.908
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km (Daratan dan garis pulau – pulau) dan garis pantai daratan 210 Km dengan jumlah penduduk sebesar ± 155.182 jiwa dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani dan nelayan. Wilayah Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan luas 943,70 Km² dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Krui Selatan dengan luas 36,25 Km². Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat yang merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan luas ± 185.200 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) ±H33.358 Ha dan Hutan Non Register ±9.692.1 Ha, hal ini menunjukan Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting sebagai Daerah Tampung air (catchment area), paru paru bagi provinsi lampung bahkan dunia, sebagai wilayah konservasi ekosistem Hutan Tropis salah satunya adalah Harimau Sumatera. Gambar II.2 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Barat
Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
a.
Keadaan Tanah
1.
Tanah Pada Sistem Alluvial
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 99 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tanah sistem ini terbentuk dari bahan endapan sungai dan hasil alluvial/koliviasi di kaki lereng perbukitan/pegunungan yang landai. Tersebar antara ketinggian 0 - 100 meter dari pemukaan laut di sepanjang jalur aliran sungai daerah Peisisir Selatan, Pesisir Tengah, dan Pesisir Utara. 2.
Tanah Pada Sistem Marine
Tanah sistem ini terbentuk dari bahan endapan laut yang bersusun halus sampai kasar dan merupakan dataran rendah yang memanjang pada ketinggian antara 0 - 20 meter dari permukaan laut, berupa dataran pasang surut berlumpur, beting-beting pantai dan cekungan antar pantai. 3.
Tanah Pada Sistem Teras Marine
Jenis tanah ini terdapat di sepanjang garis pantai mulai dari Pesisir Utara, terletak pada ketinggian antara 0 - 20 meter dari permukaan laut, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan variasi lereng antara 3 - 5 %. Terbentuk dari tufa masam dan batuan sedimen. 4.
Tanah Pada Sistem Vulkan
Secara umum tanah pada sistem ini dapat dibedakan berdasarkan bahan induknya yaitu dari bahan induk andesitis dan basal terletak pada ketinggian 25-200 meter dari permukaan laut. Lereng atas dan tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan lereng lebih dari 30 sedangkan lereng bawahnya berlereng kurang dari 16 %. 5.
Tanah Pada Sistem Perbukitan
Keadaan topografi yang bervariasi pada sistem ini memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan dan perkembangan tanah. Umumnya tanah telah mengalami dan menunjukan perkembangan lanjut, kecuali di daerah yang tererosi. Daerahnya terletak di lereng pegunungan vulkan terutama di sepanjang Bukit Barisan. Bahan pembentuknya berupa bahan vulkan, sedimen, plutonik masam dan batuan metamorf setempat yang ditutupi oleh bahan tufa masam ranau.
b. Topografi Jika dilihat dari gambar II.3, lebih dari 60% wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah dengan kemiringan di atas 15%. Jika pengembangan wilayah pemukiman melebar ke
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 100 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
wilayah yang berlereng dan tidak datar harus dimbangi dengan menjaga kestabilan ekosistem sekitar agar tidak merusak dan mengakibatkan bencana terutama bencana tanah longsor. Gambar II.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu: 1. Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut); 2. Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut); 3. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan laut).Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.964 m), Gunung Sebayan (1.744 m),Gunung Telalawan (1.753 m) dan Gunung Tampak Tunggak (1.749 m).
Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman pada
umumnya berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan kondisi luas lahan yang terbatas ada kemungkinan arah pengembangan pemukiman ke daerah-daerah yang bertopografi dan kolektor kontur tajam.
No
TABEL II.2 Nama Gunung dan Tingginya Di Kabupaten Pesisir Barat Kecamatan Tinggi (m)
Letak
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 101 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1.
Gunung Sebayan
1.774
Pesisir Tengah
2.
Gunung Pugung
1.964
Pesisir Utara
3.
Gunung Telalawan
1.753
Pesisir Utara
4.
Gunung Tampak Tunggak
1.749
Pesisir Utara
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
Bentuk fisik Kabupaten Pesisir Barat saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri. Dengan kondisi fisik tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kabupaten Pesisir Barat adalah di sepanjang jalan arteri.
c. Geologi
Gambar II.4 Peta Geologi Kabupaten Pesisir Barat
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 102 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Sedangkan berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000 yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989), Pesisir Barat terdiri dari batuan vulkan tua (Old QuarternaryYoung), Formasi Simpang Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, Batuan Intrusive.
1. Pertambangan Mengingat
geologi
wilayah
Pesisir
Barat
cukup
kompleks
menyebabkan keanekaragaman endapan mineral/bahan galian sebagai potensi alam yang sangat bermanfaat bagi pembangunan. Sebaran bahan galian golongan A (strategis) yang diperkirakan ada yaitu Batubara dan Radio aktif, tetapi masih perlu dilakukan penyelidikan dan penelitian lebih lanjut. Bahan galian golongan B yang ada yaitu Emas, Perak, Timbal, Tembaga, Seng,Belerang, Pasir Besi, Mangan dan sebagainya masih perlu penyelidikan secara mendetail.Bahan galian golongan C meliputi Batu apung, Tufa, Perlit, Tras, Batuan Beku, Batu Gamping,Marmer, Pasir, Krakas, Diatoxmi, Kaolin, Tanah Liat dan sebagainya. Pengusahaan bahan galian ini masih diusahakan pada skala kecil atau rumah tangga. Beberapa
potensi
sumberdaya
pertambangan
yang
sudah
dimanfaatkan seperti terlihat pada Tabel II.3. TABEL II.3 Potensi Sumberdaya Pertambangan Di Kabupaten Pesisir Barat No
Potensi
1.
Pasir
2.
Batu Andesit
Produksi
Desa
Kecamatan
2.314³
Tulung Bamban
Pesisir Tengah
1.215³
Tebakak
Karya Penggawa
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 103 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3.
Pasir Besi
Kota Jawa
Bengkunat Belimbing
Lemong
Lemong
Baturaj
Pesisir Utara
Pelita Jaya
Pesisir Selatan
Malaya
Lemong
Bandar Pugung
Lemong
25.613³
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
2. Energi Daerah Pesisir Barat cukup kaya akan berbagai sumber daya energi seperti gas bumi/panas bumi, tenaga air (air terjun, air deras dan gelombang laut, tenaga angin dan sebagainya).
Perlu diadakan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut sumber energi tersebut agar dapat digunakan sebagai energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat. Pada Tabel II.4 menunjukan pemanfaatan energi alternatif sebagai sumber listrik. TABEL II.4 Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) Di Kabupaten Pesisir Barat Lokasi Sumber Energi
Pembangkit Listrik
Produksi Desa
Kecamatan
3.22 MW
Tanjung Rejo
Bengkunat Belimbing
2-2.5 MW
Way Ngambur
Bengkunat
2-2.5 MW
Way Tembulih
Ngambur
69 KW
Ulok Mukti
Ngambur
4.57 MW
Way Simpang Kanan, Laay
Karya Penggawa
8-20 MW
Way Simpang Kiri, Laay
Karya Penggawa
Tenaga Mikro Hydro (PLTMH)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 104 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
7.21 MW
Way Simpang Balak
Pesisir Utara
3.81 MW
Way Simpang Lunik
Pesisir Utara
1.25 MW
Khampang Kota Karang
Pesisir Utara
2-2.5 MW
Way Malaya
Lemong
4.20 MW
Way Melesom
Lemong
2.13 MW
Way Halami
Lemong
Sumber: BPS Lampung Barat 2013 1
d. Hidrologi Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang mengalir pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan air tidak terkonsentrasi dan timing lagnya menjadi lambat. Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila air besar muara sungai sering berpindah (meander). Sungai – sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal seperti ini sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai, umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh pasang surut laut. Pada bagian timur wilayah Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain : Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut (sediment load) menyebabkan makin cepatnya daerah ini mengalami kemiskinan unsur hara tanah. Dengan berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik (terdiri dari lempung pesiran bergeluh) praktis daya simpan air daerah ini sangat kecil, ini menyebabkan fluktuasi aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-sungai yang mengalir ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya. Umumnya sungai - sungai yang mengalir ke sebelah barat masih stabil karena didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan belum terganggunya air tanah dangkal sebagai sumber mata air. e.
Klimatologi Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) zone iklim yaitu:
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 105 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman Bukit Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan. 2. Zone BL (Jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Pesisir Barat berkisar antara 2.500 3.000 milimeter setahun. Gambar II.5 Peta Curah Hujan Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
f.
Penggunaan Lahan Dari luas lahan secara keseluruhan di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014, terdiri dari lahan untuk penggunaan Tanah Sawah sekitar 8.594 Ha dan Tanah Bukan Sawah (Tanah Kering) sekitar 64.120 Ha. Adapun luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian sampai tahun 2014 sebesar 16.752 Ha atau 5.76 persen dari seluruh luas tanah di Kabupaten Pesisir Barat. Rincian untuk penggunaan lahan pertanian adalah tanah sawah sebesar ±8.594 Ha (51,30% dari luas lahan pertanian), Perkebunan 28.938 Ha, Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 192.575 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.360 Ha,Hutan Produksi Terbatas (HPT)33.358Ha(31.86%), Padang Pengembalaan/Rumput 171 Ha, dan Lahan Terlantar yang tidak diusahakan 11.453 Ha.Gambaran penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Barattahun 2014. Besarnya potensi lahan pertanian belum diimbangi dengan produktifitasnya, produktifitas lahan pertanian baru mencapai
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 106 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
rata – rata 4,80 Ton gabah kering/Ha/Tahun dimana produksi tersebut masih tergolong rendah.Rendahnya produktifitas tersebut salah satu kendalanya adalah masih kurangnya fasilitas irigasi teknis dan rendahnya penerapan teknologi pertanian serta seringnya terjadi kelangkaan pupuk pada saat dibutuhkan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel ll.5 Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaan Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 No
Jenis Lahan
Luas(Ha)
1.
Sawah Irigasi
4.732 Ha
2.
Tadah Hujan
3.535 Ha
3.
Rawa
191 Ha
4.
Lainnya (folder, rembesan dll)
136 Ha
5.
Tegalan/Kebun
15.962 Ha
6.
Ladang / Huma
7.596 Ha
7.
Perkebunan
8.
Padang Penggembalaan/Rumput
9.
Lahan Terlantar Tidak Diusahakan
10.
Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)
11.
Hutan Lindung Pesisir
12.
Hutan Produksi Terbatas
28.938 Ha 171 Ha 11.453 Ha 192.575 Ha 9.360 Ha 33.358 Ha
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir BaratTahun 2014
g.
Vegetasi Alam Vegetasi utama yang menyusun bukit barisan adalah Hutan hujan dataran rendah yang terdiri dari : a.
Formasi Hutan Pantai (Littoral Forest)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 107 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Di samping semenanjung selatan Taman Nasional Bukit Barisan, di pantai barat yang terendah pada ketinggian 0 - 2 meter dari permukaan laut. Jenis-jenis
vegetasinya
antara
lain
Terminalia,
Ahesbiskus
Sp,
Barbaringtonia, Calophylum, Casuarina Sp, Pandanus Sp, dan Ficus Sp. b.
Formasi Dataran Rendah (Lowland Planis) Tipe formasi ini terletak di sepenanjung selatan (pertengahan jalan ke utara) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memiliki ketinggian 0 - 500 meter dari permukaan laut.
c.
Formasi Hutan Hujan Bawah. Tipe hutan ini terletak di sebelah Danau Ranau bagian barat dan selatan dan berada pada ketinggian 500 - 1.000 meter dari permukaan laut. Jenis – jenis pohon yang ada adalah.dari famili Dipterocarpaceae, Myrtaceae dan Annonaceae antara lain Uqenia oferculuta dan Nauclea purpurescens. Jenis - jenis tumbuhan bawah dan semak antara lain Neolitcea cassinefolia, Psychotria rhinocerotis, Arecea Sp dan Globba pandela.
d. Formasi Hutan Hujan Tengah (Lower Montain Rain Forest) Tipe hutan ini terletak di daerah Sekincau di tengah pegunungan sebelah utara pada ketinggian 1.000 - 1.500 meter dari permukaan laut. Jenis-jenis tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae dan Fagaceae antara lain Qercus Sp, selain itu terdapat juga padang rumput (grazing area) di daerah Danau Mengukut, Jenis vegetasi yang terdapat adalah gajah (Penesetum purpureum). h. Fauna Jenis-jenis fauna yang ada di Taman Nasional Bukit Barisan meliputi jenis mamalia (Gajah, Badak Sumatra dan sebagainya), jenis herbivora besar (Babi Hutan, Tapir, Muncak, dan sebagainya), jenis binatang buas (Harimau, Macan Tutul, Ajak dan sebagainya). Jenis primata yang terdapat adalah Siamang, Kera, Macan berekor panjang, Monyet Pemakan daun dan sebagainya, juga dijumpai adanya Kerbau Liar, Kelelawar Buah, selain itu dijumpai pula adanya Biawak, Ular Phyton, Cobra serta Penyu Hijau. i. Cagar Budaya dan Cagar Alam Disekitar jalan Krui merupakan perkampungan penduduk. Bangunan perumahan merupakan arsitektur Lampung, sebagian kecil telah mengalami RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 108 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
perubahan dari aslinya. Untuk itu perlu mendapat perhatian sehingga ciri khas daerah dapat dipertahankan dan tetap lestari, juga daerah Lombok dan Suka Banjar merupakan perkampungan tua, dengan rumah khas Lampung tetapi dengan tata letak yang berbeda. Adanya Mitos "Keramat Manula" yang terletak antara Rata Agung sampai Air Manula (berjarak 2 km dari jalan ke arah pantai, masuk melalui pinggir Way Sahung) menyebabkan kawasan relatif aman dari gangguan. Keramat ini berbentuk makam yang sering dikunjungi oleh penduduk sekitarnya.
Perlu adanya pendataan cagar-cagar budaya lain yang belum
terpublikasi dan perlu adanya pelestarian sebagai budaya dan kearifan lokal. j. Potensi Pengembangan Wilayah Faktor-faktor yang merupakan daya dukung Kabupaten Pesisir Barat, dan yang
menjadi
potensi
bagi
pengembangan
Kabupaten
Pesisir
Barat
diakomodasikan pada visi misi sementaran Kabupaten Pesisir Barat dan prioritas pembangunan tahunan Kabupaten Pesisir Barat dan nantinya tertuang dalam Rencana Kerja (Renja) Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015. Pesisir Barat Sebagai Kabupaten termuda di Provinsi Lampung memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dari berbagai sektor seperti Perikanan Laut/tangkap, Pertanian, Perkebunan Pariwisata dan perdangan dan jasa. Dari semua sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Pesisir Barat sektor Perdagangan dan Pengembangan Pariwisata yang paling memungkinkan untuk meningkat. Kedepannya untuk mewujudkan Visi Jangka Panjang sementara Kabupaten Pesisir Barat yaitu “Pesisir Barat Menuju Kota Modern Berbasis Lingkungan” diharapkan Potensi Pengembangan Wilayah dapat sesuai dan berkelanjutan. Potensi pengembangan wilayah juga sangat mungkin di berbagai sektor terutama sektor-sektor yang mendukung keadaan wilayah dan kearifan lokal Kabupaten Pesisir Barat.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 109 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Gambar II.6 Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
1)
Kawasan Lindung Kondisi Alam Kabupaten Pesisir Barat secara umum dibatasi oleh kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang membentang
dari
wilayah
selatan
berbatasan
dengan
Kabupaten
Tanggamus sebelah Barat dengan Kabupaten Lampung Barat, sebelah Utara dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan sebelah Timur dengan Samudera Hindia.Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masih maraknya ilegal logging dan perambahan hutan serta mengakibatkan beberapa wilayah kawasan lindung menjadi rusak.
Berdasarkan
administrasi kehutanan terdapat 3 register kawasan hutan :
Tabel ll.6 Kawasan Lindung dan Konservasi Di Kabupaten Pesisir Barat No 1.
Jenis Hutan Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)
Luas(Ha) 192.575 Ha
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 110 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2.
Hutan Lindung Pesisir
9.360 Ha
3.
Hutan Produksi Terbatas
Total
33.358 Ha
235.293 Ha
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabu[aten Pesisir Barat
Selain kawasan lindung berupa hutan
terdapat juga kawasan lindung
berupa cagar alam laut (CAL) yaitu Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di Pekon Muara Tambulih (Kecamatan Ngambur), merupakan tempat konservasi penyu langka antara lain Penyu Lekang, Penyu Belimbing, Penyu Sisik dan Penyu Hijau.
2)
Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang diidentifikasi berpotensi tinggi mengalami bencana.
Untuk Kabupaten Pesisir Barat
kawasan yang berpotensi tinggi sebagai kawasan rawan bencana adalah daerah garis pantai yang merupakan kawasan rawan bencana Tsunami, luas kawasan rawan bencana Tsunami ±25.283 Ha meliputi 11 wilayah Kecamatan. Kawasan rawan bencana banjir berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), Kabupaten Pesisir Barat memiliki ±12 Daerah Aliran Sungai (DAS) pendek yang langsung bermuara ke laut. Secara Topologi Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki kawasan berpotensi mengalami bencana tanah longsor terutama daerah-daerah yang berbukit dan berada di lereng-lereng gunung. Daerah-daerah yang merupakan kawasan rawan bencana perlu juga menjadi acuan pengembangan wilayah Kabupaten Pesisir Barat agar tidak merusak kestabilan ekosistem yang dapat menimbulkan bencana.
3)
Kawasan Budidaya Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat saat ini sedang menyusun Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai acuan pengembangan kawasan yang berkelanjutan.
Sebagai
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 111 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
perwujudan Visi Kabupaten Pesisir Barat pengambangan kawasan budidaya (pemukiman, Perkantoran, Industri, dan Pertanian) tidak merusak kultur dan lingkungan yang ada. Setelah tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan pengembangan wilayah di Kabupaten Pesisir Barat dapat terarah dan merata di setiap unit wilayah kabupaten pesisir barat sehingga dapat meratakan pembangunan Kabupaten Pesisir Barat. Gambar II.7 Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
a. Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman menyebar di seluruh unit lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Secara eksisting perumahan di Kabupaten Pesisir Barat masih belum terlalu padat kecuali di kawasan perniagaan, kawasan pemerintahan dan disepanjang jalan arteri.
b. Kawasan Perdagangan/Jasa RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 112 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Selama tahun 2009 – 2013 perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian. Sedangkan perdagangan selama tahun 2009 – 2013 merupakan penyumbang kedua PDRB Kabupaten Pesisir Barat yaitu rata-rata sebesar 14 – 16 % atas dasar harga berlaku, untuk sektor industri menunjukkan pertumbuhan yang relatif tetap. Besaran kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat terutama ditentukan oleh besarnya peran aktif sektor swasta dalam mendukung pengembangan perekonomian, walaupun kinerja belum mencapai optimal. Kawasan perdagangan di Kabupaten Pesisir Barat terpusat berada di pasar-pasar yang ada di setiap kecamatan dan merupakan pasar besar (pasar kota). Kondisi saat ini sebagian besar pemerintah desa kurang berdaya dalam mengelola aset desa, hal ini disebabkan keterbatasan kewenangan yang dimiliki sehingga pada akhirnya pemerintah desa dan masyarakat belum dapat memanfaatkan secara optimal semua aset yang ada untuk membangun perekonomian desa. Oleh karenanya, dengan adanya kemauan dan keinginan yang kuat masyarakat di perdesaan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraannya serta adanya komitmen dan dukungan keberpihakan semua pihak-pihak yang berkompeten terhadap pemberdayaan desa, merupakan peluang untuk meningkatkan perekonomian desa sekaligus membangun sistem ekonomi perdesaan melalui pengembangan aset desa secara efektif Perlu adanya perhatian khusus dan penataan pasar-pasar yang merupakan aset desa yang bisa menjadi BUMDesa (Badan Usaha Milik Desa) dapat menambah sumber Pendapatan Asli Desa/Daerah. Pada Tabel II.7 adalah daftar Pasar Desa yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. Tabel ll.7 Jumlah Pasar Desa Di Kabupaten Pesisir Barat No
Kecamatan
Nama Pasar
1
Pesisir Selatan
Bangun Negara, Biha, Sumur Jaya,
2
Bengkunat Belimbing
Pagar Bukit, Penyandingan
3
Ngambur
Negeri Ratu Ngambur, Sumber Agung, Cahya Kuningan,
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 113 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4
Pesisir Utara
Kerbang Langgar, Gedau,
5
Lemong
Lemong, Pagar Dalam, Rata Agung,
6
Karya Penggawa
Penggawa V Tengah, Menyancang, Laay, Penggawa V Ulu, Penengahan, Way Sindi, Kebuayan,
7
Way Krui
Gunung
Kemala,
Gunung
Kemala
Timur. 8
Krui Selatan
Balai Kencana, Way Napal, Lintik
9
Bengkunat
Sukarame
Sumber: BPMPP Kabupaten Pesisir Barat 2014,
c. Kawasan Perkantoran/Pemerintahan Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat masih menyusun Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah yang nantinya akan menjadi acuan pengembangan wilayah di Kabupaten Pesisir Barat termasuk untuk kawasan perkantoran/pemerintahan. Untuk sementara ini kawasan perkantoran/pemerintahan masih menumpang/menyewa di gedung milik pemerintah atau gedung – gedung milik masyarakat dan swasta. Lokasi sementara Kawasan perkantoran/pemerintahan utama berada menyebar di Kecamatan Pesisir Tengah dan Krui Selatan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sedang disusun untuk Kabupaten Pesisir Barat di harapkan pengembangan wilayah Fasilitas perkantoran utama yang diarahkan untuk dikembangkan di kawasan perkantoran pemerintahan
nantinya
antara
Kabupaten
lain
Pesisir
meliputi Barat,
perkantoran
kantor
pusat
dinas/instansi
pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat, kantor instansi vertikal di Kabupaten Pesisir Barat, kantor pemerintahan kecamatan, maupun sarana perkantoran niaga. Fasilitas/ kegiatan lain yang mendukung perikehidupan dan penghidupan ekonomi, sosial dan budaya yang layak dan dapat dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi kantor pemerintah kelurahan, kantor niaga dan perbankan, koperasi, kantor jasa, gedung pertemuan, museum, fasilitas kesehatan skala lokal, RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 114 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
peribadatan skala lokal, rekreasi/olah raga skala lokal, dan kegiatankegiatan lain yang layak peruntukannya.
d. Kawasan Pendidikan
Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan menyebar di seluruh unit lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat guna memeratakan fasilitas pendidikan.
e. Kawasan Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan diarahkan tersebar pada seluruh wilayah guna memeratakan sistem pelayanan kepada masyarakat.
f. Kawasan Peribadatan Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kabupaten Pesisir Barat jika dilihat pada kondisi eksisting yang ada saat ini sudah sangat mencukupi. Sehingga dalam pengembangannya hanya berorientasi pada perbaikan atau peningkatan kondisi dari fasilitas peribadatan yang ada.Pengembangan kawasan peribadatan penting diarahkan di seluruh unit wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
g. Kawasan Rekreasi Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan kabupaten dengan garis pantai sekitar 210 Km merupakan potensi untuk pengembangan pariwisata. Selain sebagai tempat rekreasi pantai di Kabupaten Pesisir Barat merupakan pantai yang dapat digunakan untuk olahraga terutama olahraga surfing. Ombak yang terdapat di pantai kabupaten Pesisir Barat hampir semuanya bisa digunakan untuk olahraga surfing, bahkan wisata Pantai Tanjung Setia yang berada di Kecamatan Pesisir Selatan termasuk salah satu dari 6 pantai di dunia dengan ombak tertingi dan merupakan sasaran wisatawan mancanegara dengan jumlah wisatawan ±1.350 wisatawan/Tahun.
Perlu juga penyediaan kawasan rekreasi
berupa taman hijau yang bisa menjadi icon selain kawasan wisata yang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 115 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
sudah ada yang peruntukanya untuk keluarga, aman bagi anak-anak dan orang tua
h. Pertanian Di Kabupaten Pesisir Barat sektor pertanian (secara umum) masih merupakan salah satu pilar utama bagi perkembangan wilayah dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Dukungan sektor pertanian terhadap PDRB dicapai melalui peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura. a) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Komoditas utama tanaman pangan di Kabupaten Pesisir Barat adalah : padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Adapun komoditas paling utama di Kabupaten Pesisir Barat adalah padi baik padi sawah maupun padi ladang. Produksi padi mendukung ketersediaan pangan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat (dalam bentuk beras). Sentra padi di Kabupaten Pesisir Barat adalah kecamatan : Pesisir Selatan, Karya Penggawa, Ngambur, Bengkunat Belimbing. Hortikultura terdiri dari sayuran dan buah-buahan. Untuk sayuran komoditas utama adalah : kubis, sawi, bawang daun, tomat, cabe besar dan labu siam. Produksi sayuran di Kabupaten Pesisir Barat digunakan untuk mencukupi kebutuhan daerah sendiri dan dipasarkan keluar Kabupaten Pesisir Barat. Buah-buahan utama Lampung Barat adalah : durian, duku, alpukat dan pisang. Hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Pesisir Barat sendiri dan keluar Pesisir Barat.
b) Tanaman Perkebunan Peran dan kontribusi subsektor perkebunan selama ini menunjukkan hasil yang signifikan dalam mendukung, khususnya pembangunan sektor pertanian dan secara umum pembangunan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 116 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
wilayah, baik berperan langsung terhadap pendapatan produk domestik regional bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan menjaga kelangsungan program ketahanan pangan, maupun berperan tidak langsung dalam membangun hubungan sinergis dengan subsektor yang lain. Komoditi Damar Mata Kucing merupakan hasil perkebunan andalan Kabupaten Pesisir Barat disamping hasil kebun lainnya seperti cengkeh, lada, kopi, sawit, karet dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan produksi komoditi perkebunan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan melakukan berbagai upaya, antara lain : 1. Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada petani dalam hal penanaman pohon pelindung, pengendalian gulma dan perawatan tanaman. 2. Menggerakkan petani untuk menanam tanaman sela diantara tanaman utama dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil tanaman sela.
i. Sektor Peternakan Populasi ternak besar seperti sapi dan kerbau dominan berada di wilayah pesisir sedangkan ternak kecil seperti kambing dan domba dominan di wilayah pegunungan. j. Perikanan Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Pesisir Barat tersebar di 11 kecamatan terdiri potensi perikanan tangkap dan perikanan
budidaya. Perikanan tangkap Kabupaten Pesisir Barat
sepanjang ± 210 km dari garis pantai atau 19% dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Sejauh 0 – 4 mil (± 168.941 ha) adalah merupakan wilayah tangkap yang dikelola Kabupaten Pesisir Barat dengan Jumlah nelayan mencapai 2.252 orang. Potensi penangkapan mencapai 142.197 ton/th (Tim IPB,1999) dengan total produksi mencapai 10.977,8 ton (tahun 2011) atau hanya 7,7%. Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi diantaranya Tuna, Setuhuk RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 117 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
(Blue marlin) lobster dan lain-lain. Selain perikanan tangkap Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki potensi untuk pengembangan perikanan air tawar dan budidaya, karena masih terdapat banyak rawa yang bisa diberdayakan menjadi kolam budidaya air tawar dan sungaisungai yang dimanfaatkan airnya sebagai sumber pengairan kolamkolam tersebut. Setiap tahun terjadi peningkatan konsumsi ikan yang disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dan tingkat pengetahuan bahwa kandungan protein pada ikan yang sangat tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dan menambah kecerdasan anak. k. Kehutanan Permasalahan umum yang menyangkut kawasan hutan dan menyebabkan perambahan setiap tahun selalu bertambah, yang menyebabkan tekanan terhadap kawasan hutan meningkat dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya lahan kritis adalah tata batas lahan yang tidak jelas atau bergeser karena banyaknya patok penanda kawasan hutan yang hilang, besarnya tuntutan atas pemukiman, tuntutan masyarakat akan tanah dan sengketa pengelola izin wisata buru. Solusi atas permasalahan diatas melibatkan multipihak dan memerlukan proses rekonstruksi batas wilayah hutan yang memerlukan dana dan sumberdaya yang tidak sedikit. l. Pertambangan, Energi dan Penggalian Pertambangan dan Energi di wilayah Pesisir Barat dipengaruhi oleh faktor dan proses geologi yang terjadi didaerah tersebut. Daerah kecamatan Lemong, Pesisir utara, Karya Penggawa, Pesisir tengah, Pesisir selatan dan Bengkunat,memiliki potensi batuan asam granit, batu gamping batuan malihan/metamorftuf Lampung dan aluvium serta potensi listrik mikro hidro. Berdasar analisa lokasi didapatkan bahwa didaerah Pesisir selatan terdapat batubara, emas di Pesisir selatan, Pesisir tengah dan lemong. Tanah diatome ada di Bengkunat, Trass di kecamatan Pesisir utara.
m. Industri Pengolahan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 118 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Usaha Industri unggulan Kabupaten Pesisir Barat yaitu Kawasan Usaha Agro Terpadu (KUAT) di Kecamatan Pesisir Selatan disamping Industri kecil mempunyai peran cukup penting dalam mengatasi masalah pengangguran, akan tetapi jumlah usaha IKM ini kurang mengembirakan disebabkan inovasi dan kreasi produk IKM amat minim, pemasaran yang terbatas, penguasaan teknologi yang masih sederhana.
II.1.2 Aspek Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Pesisir Barat pada tiap kecamatan tidak stabil yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penduduk pindah, datang, lahir dan meninggal. Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat adalah 155.182 orang yang terdiri dari 78.877 orang penduduk laki-laki dan 78.877 orang penduduk perempuan. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014.
Tabel II.8 Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat Berdasarkan Jenis Kelamin Per-Bulan Maret Tahun 2014 No
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
PESISIR SELATAN
12.150
11.376
23.526
2
PESISIR TENGAH
9.634
8.954
18.588
3
PESISIR UTARA
4.496
4.223
8.719
4
KARYA PENGGAWA
7.868
7.518
15.386
5
LEMONG
6.815
5.992
12.807
6
BENGKUNAT
5.042
4.714
9.756
7
NGAMBUR
10.479
9.878
20.357
8
BENGKUNAT BELIMBING
11.144
12.865
24.009
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 119 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
9
WAY KRUI
4.860
4.609
9.469
10
KRUI SELATAN
5.428
5.229
10.657
11
PULAU PISANG
961
947
1.908
78.877
76.305
155.182
Jumlah Sumber: Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat pada umumnya menempati wilayah yang memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan wilayah lain dan menempati daerah yang nyaman. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Pesisir Barat menunjukkan trend yang meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Pesisir Barat yang meningkat. Kepadatan penduduk menunjukkan tingkat perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan di Kabupaten Pesisir Barat, semakin tinggi kepadatan penduduk mengindikasikan pada tingkat kerapatan penggunaan lahan untuk kawasan terbangun, sehingga bisa dikatakan semakin tinggi beban lingkungan hidup. Penduduk Kabupaten Pesisir Barat tersebar dalam 11 kecamatan dengan kepadatan yang berbeda pada setiap kecamatan. Penduduk di Kecamatan Bangkunat Belimbing merupakan penyumbangpenduduk terbesar pada Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah di Kecamatan Pulau Pisang.Wilayah dengan penduduk paling padat adalah di kecamatan Krui Selatan dengan kepadatan ±294 orang/Km dimana memang wilayah ini merupakan wilayah datar yang cocok untuk wilayah pemukiman. Tabel II.9 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tahun 2013
Tahun 2014
Penduduk Luas
Penduduk Kepadatan
(Orang)
Kepadatan
(Orang)
Penduduk Kecamatan PESISIR SELATAN
Km²
%
409,17
14,07
Jumlah
21.762
%
14,98
Penduduk
(Orang/Km)
Jumlah
53
23.526
%
(Orang/Km)
15,16
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 120 -
57
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
PESISIR
120,64
4,15
18.358
12,64
152
18.588
11,98
154
84,27
2,90
8.202
5,65
97
8.719
5,62
103
211,13
7,26
14.292
9,84
68
15.386
9,91
73
LEMONG
454,99
15,65
14.365
9,89
32
12.807
8,25
28
BENGKUNAT
215,03
7,40
7.620
5,25
35
9.756
6,29
45
NGAMBUR
327,17
11,25
17.953
12,36
55
20.357
13,12
62
943,7
32,46
24.009
16,53
25
24.009
15,47
25
40,92
1,41
8.328
5,73
204
9.469
6,10
231
36,25
1,25
8.531
5,87
235
10.657
6,87
294
64
2,20
1.858
1,28
29
1.908
1,23
30
TENGAH PESISIR UTARA KARYA PENGGAWA
BENGKUNAT BELIMBING WAY KRUI KRUI SELATAN PULAU PISANG
Sumber: BPS Tahun 2013, Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014 diolah.
Berdasarkan struktur umur penduduk, penduduk Kabupaten Pesisir Barat tergolong penduduk early intermediate. Struktur umur penduduk tipe ini menunjukkan tingkat kelahiran bayi sudah mulai dapat dikendalikan dan angka kematian mulai menurun. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Pesisir Barat sebesar 111 menerangkan bahwa setiap 100 perempuan terdapat 111 laki-laki. Penduduk Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.10 Jumlah Penduduk Pesisir Barat Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 121 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
0-4
5.614
5.869
11.483
5-9
6.949
6.711
13.660
10-14
7133
6936
124.506
15-19
6299
6711
2.992
20-24
6920
6234
2.541
25-29
6699
6486
11.483 Bersambung...
Sambungan Tabel II.10
KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
30-34
6515
6171
13.660
35-39
6586
6425
124.506
40-44
5481
5310
2.992
45-49
5256
5071
2.541
50-54
4196
3951
13.660
55-59
3320
3245
124.506
60-64
3000
2653
2.992
65-69
2007
1901
2.541
70-74
1567
1425
13.660
75+
1335
1206
124.506
78.877
76.305
155.182
Jumlah / Total
Sumber : Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
II.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 122 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kesejahteraan masyarakat merupakan issu penting dan strategis dalam RKP 2013 disamping penguatan perekonomian. Kebijakan nasional tersebut sudah layaknya ditangkap oleh seluruh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang pada 2013 mengambil tema kebijakan pembangunan ”PEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT”, dengan Unsur – unsur pokok tema sebagai berikut : 1.
Daya Saing
2.
Daya Tahan Ekonomi (resilience)
3.
Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat
4.
Stabilitas Sosial dan Politik Kondisi
perekonomian
Nasional
mencatat
bahwa
perekonomian
Indonesia pada 2013 ditargetkan tumbuh cukup tinggi sebesar 6,8%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Meskipun pertumbuhan 2013 sedikit di bawah target APBN 2013 sebesar 6,5 persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3 persen merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global mengalami perlambatan. Secara kuantitas maupun kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5.0 persen pada tahun 2004 dalam periode 2005-2013. Sementara itu, Inflasi 2012 mencapai 4,30% (yoy) dan ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali, dengan asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut : Tabel II.11 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2007-2014 Indikator
Pertumbuhan ekonomi (%
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
APBNP
APBN
APBN
6,3
6,0
4,6
6,2
6,5
6,5
6,8
6,0 %
6,6
11,1
2,8
6,96
3,79
6,8
4,9
5,5 %
9.140
9.691
10.408
9.087
8.779
9.000
9.300
10.500
yoy) Inflasi (% yoy) NIlai tukar rupiah (Rp/$)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 123 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT SukuBunga SPN 3 bulan rata-
8,0
9,3
7,6
6,6
4,8
5,0
5,0
5,5
72,3
97
61,6
79,4
111,5
105,0
100,0
105
899
931
944
954
900
930
900
870
-
-
-
-
-
-
1.360
1240
rata (%)*) Harga Minyak mentah Indonesia ($/barrel) Lifting MInyak (ribu barel/hr) Lifting Gas (ribu barel/hr setara minyak)
Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen- komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
1)
Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung di dalamnya) atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 adalah Rp. 1.106.887,31,
tahun 2012
menjadi Rp.1.266.944,39, tahun 2013 mencapai Rp.1.392.640,31 dan tahun 2014 diperkirakan akan naik menjadi Rp.1.601.536,36* Jika dilihat dari PDRB pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun 2012 naik 14.46% dari tahun sebelumnya , pada Tahun 2013 hanya naik 9.92% dan pada Tahun 2014 diharapkan dapat naik minimal 12,19% asumsi ini didasarkan pada rata-rata kenaikan PDRB dua tahun sebelumnya. Bahwa Kabupaten Pesisir Barat yang sudah berubah status menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) mempunyai banyak sektor yang masih sangat mampu untuk lebih dikembangkan lagi sebagi penyumbang PDRB. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun tahun 2011 sebesar Rp.507.766,14, tahun 2012 naik menjadi sebesar Rp.547.164,14, tahun 2013 menjadi Rp.570.948,50, tahun 2014 diperkirakan akan naik menjadi Rp.656.590,77(angka sementara dengan asumsi kenaikan 15%). Kondisi perekonomian Kabupaten Pesisir Barat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)
PDRB Harga Berlaku Pada Tahun 2013 PDRB ADHB penyumbang tertinggi Kabupaten Pesisir Barat adalah disektor pertanian dengan PDRB Rp.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 124 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
761.162,75 atau 54,66% dan kedua dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp.189.057,90 atau 13,57% (ADHB). Peningkatan PDRB Kabupaten Pesisir Barat dari sektor sektor lain masih sangat mungkin dapat
ditingkatkan terutama
di
sektor industri dan
Transportasi. PDRB Kabupaten Pesisir Barat menurut harga berlaku dapat dilihat pada Tabel II.12 dibawah ini:
Tabel II.12 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2011- 2014 LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN
2011
2012
2013
2014*
602.048,79
703.023,74
761.162,75
853.948,48
30.018,87
32.601,19
35.960,76
40.344,38
32.586,07
35.255,19
40.096,20
44.983,93
a. Industri Tanpa Migas
32.586,07
35.255,19
40.096,20
44.983,93
4. LISTRIK, GAS & AIR
4.557,87
4.987,01
5.836,08
6.547,50
4.325,99
4.701,92
5.496,14
6.166,12
231,88
285,09
339,94
381,38
32.350,48
34.612,48
37.225,02
41.762,75
152.469,07
166.352,79
189.057,90
212.104,06
145.639,24
158.412,68
179.979,78
201.919,32
1.029,96
1.363,23
1.531,39
1.718,06
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 125 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
c. Restoran 7. PENGANGKUTAN &
5.799,87
6.576,88
7.546,73
8.466,68
48.429,60
56.232,70
63.673,10
71.434,86
26.575,56
33.050,53
38.392,36
43.072,39
KOMUNIKASI a. Pengangkutan
Bersambung...
Sambungan Tabel II.12 LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
33.050,53
38.373,36
2014*
1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya
26.575,56
43.051,07
3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara
21,32
6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
21.854,05
23.182,17
25.280,75
28.362,47
34.587,88
37.839,43
43.863,30
49.210,23
16.478,15
17.554,73
21.307,29
23.904,65
673,59
713,97
806,67
905,00
1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 126 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
d. Sewa Bangunan
16.532,80
18.563,61
20.553,04
23.058,46
e. Jasa Perusahaan
903,33
1.007,12
1.196,29
1.342,12
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah &
169.838,69
196.039,86
215.765,20
242.066,98
153.431,65
177.082,66
194.447,08
218.150,18
102.032,23
117.759,97
130.279,54
146.160,62
51.399,41
59.322,69
64.167,54
71.989,56
16.407,04
18.957,20
21.318,12
23.916,80
14.080,52
16.476,23
18.573,28
20.837,36
381,21
425,82
495,57
555,98
1.945,31
2.055,15
2.249,27
2.523,45
1.266.944,39
1.392.640,31
1.562.403,17
Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS
1.106.887,31
Sumber : BPS Lampung Barat 2014 *Angka Prediksi
Laju pertumbuhan PDRB menurut harga berlaku selama tiga tahun terakhir cenderung berfluktuasi, hampir disemua sektor, walaupun dengan trend yang berbeda. Namun demikian mengingat dalam kurun tiga tahun terakhir merupakan tahun awal terbentuk dan berdirinya Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang sudah terpisah dengan kabupaten induk (Kabupaten Lampung Barat) menurunnya laju PDRB ADHB diharapkan akan kembali stabil di Tahun 2015 yang akan datang. Walaupun kondisi laju pertumbuhan berfluktuasi, namun dalam kurun tiga tahun terakhir tidak ada kecenderungan pergeseran peran, sektor Perdagangan, Hotel dan Rentoran tetap menjadi primadona sebagai penyumbang PDRB dan laju pertumbuhannya naik 2,5-5%. Dalam Tabel II.13, diinformasikan struktur, total dan laju pertumbuhan masing-masing sektor serta laju pertumbuhan PDRB RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 127 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
tahun 2014. Mengingat sampai dengan saat ini PDRB 2014 belum terpublikasikan, maka angka-angka tersebut adalah angka perkiraan yang bersifat sementara yang diperoleh atas dasar laju pertumbuhan series PDRB dua tahun sebelumnya yang merupakan masa peralihan kabupaten Pesisir Barat berpisah dari Kabupaten Lampung Barat. Tabel II.13 LAJU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012- 2014 (Persen) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN
2012
2013
2014*
16,77
8,27
12,52
26,12
14,52
20,32
9,72
8,53
9,12
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
11,05
8,87
9,96
d. Kehutanan
15,45
4,63
10,04
e. Perikanan
17,50
5,08
11,29
8,60
10,31
9,45
8,60
10,31
9,45
8,19
13,73
10,96
8,19
13,73
10,96
a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman dan Tembakau
Bersambung...
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 128 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Sambungan Tabel II.13 LAPANGAN USAHA
2012
2013
2014*
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
9,42
17,03
13,22
8,69
16,89
12,79
c. Air Bersih
22,95
19,24
21,09
5. BANGUNAN
6,99
7,55
7,27
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
9,11
13,65
11,38
8,77
13,61
11,19
b. Hotel
32,36
12,34
22,35
c. Restoran
13,40
14,75
14,07
16,11
13,23
14,67
24,36
16,16
20,26
24,36
16,11
20,23
a. Listrik b. Gas
a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 129 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
6,08
9,05
7,56
9,40
15,92
12,66
a. Bank
6,53
21,38
13,95
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
6,00
12,98
9,49
1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
c. Jasa Penunjang Keuangan Bersambung...
Sambungan Tabel II.13 LAPANGAN USAHA
2012
2013
2014*
d. Sewa Bangunan
12,28
10,72
11,50
e. Jasa Perusahaan
11,49
18,78
15,14
15,43
10,06
12,74
15,41
9,81
12,61
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
15,41
10,63
13,02
2. Jasa Pemerintah lainnya
15,42
8,17
11,79
15,54
12,45
14,00
1. Sosial Kemasyarakatan
17,01
12,73
14,87
2. Hiburan & Rekreasi
11,70
16,38
14,04
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 130 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3. Perorangan & Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
5,65
9,45
7,55
14,46
9,92
12,19
--
-
-
Sumber : BPS Lampung Barat 2014 *Angka Prediksi
2). PDRB Harga Konstan Secara konstan selama kurun waktu (2011-2013) PDRB tumbuh antara 3,00 hingga 9,00 %.Kuatnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dalam struktur perekonomian Kabupaten Pesisir Barat merupakan indikasi bahwa sektor ini merupakan sektor yang sangat layak dikembangkan menjadi strategi pembangunan Kabupaten Pesisir Barat selain sektor pertanian yang tetap menempati ururtan pertama dan sektor pertanian juga masih dapat ditingkatkan lagi. Kondisi perekonomian 2014, diperkirakan tetap tumbuh walaupun tidak tajam, angka prediksi 4,03 % relatif aman sebagai fondasi perekonomian Kabupaten Pesisir Barat, dimana angka tersebut berada pada laju rata – rata PDRB ADHK kurun waktu dua tahun (2012-2013). Menurunnya laju pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat di Tahun 2013 disebabkan penghitungan komponen PDRB ADHK yang semakin menyempit sejak Kabupaten Pesisir Barat berpisah dari Kabupaten Lampung Barat. Secara komparatif kondisi PDRB dan laju pertumbuhannya antara tahun 2011-2013 dan prediksi 2014 bisa dilihat pula pada Tabel II.4 dan Tabel II.15 sebagai berikut :
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 131 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tabel II.14 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2011- 2014 LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
2014
282.278,33
306.77,36
315.946,94
328.234,62
15.294,32
15.924,48
16.894,63
17.469,75
a. Minyak dan Gas Bumi
-
-
-
-
b. Pertambangan tanpa Migas
-
-
-
-
15.294,32
15.924,48
16.894,63
17.469,75
18.255,23
18.805,15
20.270,30
0,30
18.255,23
18.805,15
20.270,30
20.270,30
2.555,12
2.686,31
3.063,65
3.259,52
2.360,22
2.463,60
2.806,98
2.978,38
194,91
222,71
256,67
281,92
22.188,70
23.172,04
24.752,26
24.752,26
105.094,79
111.315,06
116.457,47
120.548,39
99.763,22
105.297,97
109.932,09
113.577,75
542,45
611,78
658,09
702,74
4.789,12
5.405,30
5.867,28
6.286,07
21.552,84
24.268,72
25.921,98
27.599,42
12.186,00
14.363,58
15.332,67
16.590,79
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 132 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2. Angkutan Jalan Raya
12.186,00
14.363,58
15.322,89
16.576,73
9,78
9,78
3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau &
Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
9.366,84
9.905,15
10.589,31
11.035,97
17.109,54
17.951,54
19.443,00
20.300,40
7.609,73
7.956,17
8.479,60
8.794,24
251,92
262,84
285,73
298,15
1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan Bersambung...
Sambungan Tabel II.14
LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
2014
d. Sewa Bangunan
8.642,00
9.093,17
10.002,78
10.510,38
e. Jasa Perusahaan
605,90
639,36
674,90
699,82
23.457,27
26.293,48
28.198,28
30.015,69
16.886,27
19.274,39
20.622,82
22.075,92
11.229,37
12.861,74
13.817,29
14.828,99
5.656,90
6.412,65
6.805,53
7.247,58
6.571,00
7.019,09
7.575,46
7.947,82
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 133 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan
5.342,67
5.735,80
6.203,95
6.524,91
91,53
97,30
105,55
110,75
1.136,80
1.185,99
1.265,96
1.312,68
507.786,14
547.164,14
570.948,50
593.979,95
& Rumahtangga TOTAL PDRB DENGAN MIGAS Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014 * Angka Prediksi
Tabel II.15 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2011 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN
2012
2013
2014*
8,67
3,00
5,83
20,84
6,44
13,64
b. Tanaman Perkebunan
6,86
3,10
4,98
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
4,81
2,30
3,56
d. Kehutanan
3,13
0,66
1,89
e. Perikanan
3,57
0,82
2,19
4,12
6,09
5,11
4,12
6,09
5,11
3,01
7,79
5,40
a. Tanaman Bahan Makanan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi
-
b. Pertambangan tanpa Migas
-
c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi
-
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 134 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Bersambung..
Sambungan Tabel II.15
LAPANGAN USAHA 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas
2012
2013 3,01
7,79
5,40
5,13
14,05
9,59
4,38
13,94
9,16
1. Makanan, Minuman dan Tembakau
-
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki
-
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
-
4. Kertas dan Barang Cetakan
-
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet
-
6. Semen & Brg. Galian bukan logam
-
7. Logam Dasar Besi & Baja
-
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya
-
9. Barang lainnya
-
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
2014*
-
c. Air Bersih
14,27
15,25
14,76
5. BANGUNAN
4,43
6,82
5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
5,92
4,62
5,27
5,55
4,40
4,97
b. Hotel
12,78
7,57
10,18
c. Restoran
12,87
8,55
10,71
12,60
6,81
9,71
a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 135 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
a. Pengangkutan
17,87
1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya
6,75
12,31
6,68
12,27
6,91
6,33
8,31
6,61
17,87
3. Angkutan Laut
-
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
-
5. Angkutan Udara
-
6. Jasa Penunjang Angkutan
-
b. Komunikasi
5,75
1. Pos dan Telekomunikasi
-
2. Jasa Penunjang Komunikasi
-
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
4,92
Bersambung..
Sambungan Tabel II.15
LAPANGAN USAHA
2012
2013
2014*
a. Bank
4,55
6,58
5,57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
4,34
8,71
6,52
c. Jasa Penunjang Keuangan
-
d. Sewa Bangunan
5,22
10,00
7,61
e. Jasa Perusahaan
5,52
5,56
5,54
12,09
7,24
9,67
14,14
7,00
10,57
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
14,54
7,43
10,98
2. Jasa Pemerintah lainnya
13,36
6,13
9,74
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 136 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
b. Swasta
6,82
7,93
7,37
1. Sosial Kemasyarakatan
7,36
8,16
7,76
2. Hiburan & Rekreasi
6,30
8,48
7,39
3. Perorangan & Rumahtangga
4,33
6,74
5,54
7,75
4,35
6,05
PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014 * Angka Prediksi
Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Pesisir Barat tahun 2011 s.d 2014 atas dasar konstan selama empat tahun terakhir cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor Primer merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; penggalian; industri pengolahan; listrik dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Pada tahun 2013 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat adalah sektor pertanian, yaitu sebesar 55,33 %,sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran berada di urutan kedua yaitu sebesar 20,39 %. Sedangkan sektor lain
yang kontribusinya terhadap PDRB kecil masih dapat
ditingkatka karena pada dasarnya semua sektor penunjang PDRB Kabupaten Pesisir Barat merupakan potensi yang layak dikembangkan dan menjadi penunjang perekonomian Kabupaten Pesisir Barat. Tabel II.16 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014 PDRB Tahun Atas Dasar Harga Berlaku 2011
1.106.887,31
Atas Dasar Harga Konstan 507.786,14
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 137 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2012
1.266.944,39
547.164,14
2013
1.392.640,31
570.948,50
2014*
1.562.403,17
589.649,80
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013 *Angka Prediksi
Gambar II.8 Grafik PDRB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013 *Angka Prediksi
Tabel II.17 Laju PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2011-2014 Tahun
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
2012
14,46
7,75
2013
9,92
4,35
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 138 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2014*
12,19
6,05
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013 *Angka Prediksi
Gambar II.9 Laju PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012-2014
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013 *Angka Prediksi
3) Konstribusi Sektor Perekonomian Terhadap PDRB
Ada tiga kelompok sektor dalam PDRB menurut lapangan usaha, yaitu kelompok sektor Primer, kelompok Sektor Sekunder dan kelompok Sektor Tersier. Kelompok Sektor Primer terdiri dari sektor Pertanian dan Pertambangan, Kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor konstruksi dan bangunan, sedangkan kelompok sektor tersier terdiri dari 4 (empat) sektor lainnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa lainnya. Dari tabel di atas, kelompok sektor Primer memegang dominasi paling kuat dalam struktur ekonomi Kabupaten Pesisir Barat atau dapat dikatakan struktur ekonomi Kabupaten Pesisir Barat adalah struktur ekonomi yang masih berbasis primer atau sektor tradisional, dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 139 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
pada urutan kedua penyumbang PDRB terbesar adalah di sektor Tersier dan menunjukan angka yang stabil.
Ini merupakan potensi bagi Kabupaten
Pesisir Barat untuk meningkatkan perekonomian di sektor Tersier dan mulai mengembangkan potensi ekonomi modern yang tidak lagi berbasis atau mengandalkan sektor Primer atau Tradisional. Kontribusi sektor perekonomian PDRB Kabupaten Pesisir Barat untuk masing-masing harga (Harga Berlaku dan Harga Konstan) terlihat pada Tabel II.18 dan II.19 dan Gambar 10 dan 11. Tabel II.18 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) LAPANGAN USAHA
2011
PRIMER
2012
2013
2014*
57,10
58,06
57,24
57,24
54,39
55,49
54,66
54,66
2,71
2,57
2,58
2,58
SEKUNDER
6,28
5,91
5,97
5,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
2,94
2,78
2,88
2,88
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,41
0,39
0,42
0,42
5. KONSTRUKSI DAN
2,92
2,73
2,67
2,67
36,62
36,03
36,79
36,79
13,77
13,13
13,58
13,58
4,38
4,44
4,57
4,57
3,12
2,99
3,15
3,15
15,34
15,47
15,49
15,49
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
BANGUNAN
TERSIER 1. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3. KEUANGAN, PERSEWAAN, JS. PERUSAHAAN. 4. JASA-JASA
&
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 140 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
TOTAL PDRB (Ratus Rp)
1.106.887,31
1.266.944,39
1.392.640,31
1.601.536,36
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
Gambar II.10 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
Tabel II.19 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) LAPANGAN USAHA
PRIMER
2011
2012
2013
2014*
58,60
58,97
58,30
58,46
55,59
56,06
55,34
55,26
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3,01
2,91
2,96
2,94
SEKUNDER
8,47
8,16
8,42
8,13
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
3,60
3,44
3,55
3,41
1. PERTANIAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 141 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,50
0,49
0,54
0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
4,37
4,23
4,34
4,17
TERSIER
32,93
32,87
33,28
33,41
1. PERDAGANGAN, HOTEL
20,70
20,34
20,40
20,30
2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
4,24
4,44
4,54
4,65
3. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS.
3,37
3,28
3,41
3,42
4,62
4,81
4,94
5,05
507.786,14
547.164,14
570.948,50
&
RESTORAN
PERUSAHAAN. 4. JASA-JASA
TOTAL PDRB (Ratusan Rp)
589.649,80
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
Gambar II.11 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 142 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT *Angka Prediksi
Lebih jauh ditinjau dari peran tertinggi hingga terendah dalam pembentukan PDRB Kabupaten Pesisir Barat selama empat tahun terakhir baik menurut harga berlaku maupun harga konstan dapat dicermati pada tabel sebagai berikut :
Tabel II.20 Peran Masing-Masing Sektor Dalam Membentuk PDRB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 DISTRIBUSI HB
DISTRIBUSI HK
LAPANGAN USAHA 2011-2013 1. PERTANIAN
2014*
2011-2013
2014*
54,85
54,66
55,66
55,26
2,62
2,58
2,96
2,94
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
2,87
2,88
2,96
3,41
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,41
0,42
0,51
0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
2,78
2,67
4,31
4,17
13,49
13,58
20,47
20,30
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
4,65 4,46
4,57
4,41
3,09
3,15
3,35
3,42
15,44
15,49
4,79
5,05
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS.
PERUSAHAAN.
9. JASA-JASA
TOTAL PDRB (Ratus Rp)
1.255.490,67
1.601.536,36 541.966,26
589.649,80
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 143 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
a)
Sektor Pertanian Sektor ini mempunyai peranan penting dalam menyumbang PDRB Kabupaten Pesisir Barat, sektor ini sangat kuat dan stabil dikarenakan basis perekonomian Kabupaten Pesisir Barat Masih tergantung dengan sektor Primer seperti Pertanian, Perkebunan Peternakan dan Perikanan. Kontribusi paling dominan penyumbang PDRB 53-57% dari seluruh sektor. Pengembangan disektor ini masih sangat memungkinkan karena Kabupaten Pesisir Barat memiliki banyak produk
produk
unggulan
di
bidang
pertanian
tanaman
pangan,perkebunan, dan kehutanan. Kabupaten Pesisir Barat memiliki Potensi dibidang Pertanian yang cukup potensi dengan luas lahan persawahan mencapai ± 8.594 Ha. Selain lahan persawahan di Kabupaten Pesisir Barat memiliki lahan pertanian bukan sawah mencapai ± 64.120 Ha. Besarnya potensi lahan pertanian
tersebut
belum
diimbangi
dengan
produktifitasnya,
produktifitas lahan pertanian baru mencapai rata-rata 4,80 Ton Gabah Kering/ Ha /Tahun. Dimana produksi tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya produktifitas tersebut salah satu kendalanya adalah masih kurangnya fasilitas irigasi teknis dan rendahnya penerapan teknologi pertanian serta masih seringnya terjadi kelangkaan pupuk pada saat dibutuhkan. Luas tanam padi dan seluruh komoditi palawija cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul ( BLBU ) dan peningkatan kualitas infrastruktur irigasi mampu meningkatkan pemanfaatan lahan pertahunnya ( indeks pertanaman ) atau dengan kata lain bahwa jumlah lahan pertanian yang tidak tergarap petani menjadi semakin menurun. Sudah barang tentu dengan adanya peningkatan luas tanam ini akan menigkatkan pula penyerapan tenaga kerja di pedesaan sehingga tingkat pengangguran semakin rendah.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 144 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Selain luas tanam dan produksi, kinerja produksi merupakan indikator berhasil atau tidaknya suatu kegiatan budidaya dilakukan, karena merupakan titik akhir dari suatu proses budidaya. Apabila luasan tanam maupun panen cukup tinggi namun total produksinya rendah maka seluruh proses budidaya yang telah dilakukan dinilai gagal. Akan tetapi tingkat produksi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan luas tanam dan luas panen yang tinggi. Tabel II.48 Lahan Sawah Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013 No
Jenis Lahan Persawahan
Luas Lahan
1.
Sawah Irigasi
4.732 Ha.
2. 3. 4.
Tadah Hujan Rawa Lainnya (folder, rembesan dll) TOTAL
3.535 Ha. 191 Ha. 136 Ha. 8.594 Ha.
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Tabel II.49 Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Sampai Dengan Bulan April 2014 Di Kabupaten Pesisir Barat No
Kecamatan
Jenis Pupuk Urea
1
Lemong
2
ZA
SP-36
NPK
Organik
0
4
22
55
9
Pesisir Utara
120
9
23
41
18
3
Pulau Pisang
0
0
0
0
0
4
Karya Penggawa
96
8
18
46
0
5
Way krui
0
0
0
0
0
6
Pesisir Tengah
104
0
16
64
0
7
Krui Selatan
0
0
0
8
0
8
Pesisir Selatan
190
0
22
92
0
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 145 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
9
Ngambur
98
25
75
265
36
10
Bengkunat
125
0
18
26
9
11
Bengkunat Belimbing
169
6
32
104
28
902
52
226
701
100
Total Penyaluran
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Dalam rangka peningkatan produksi, selain dipengaruhi oleh kegiatan bantuan benih dan perbaikan infrastruktur irigasi, peningkatan kemampuan petani tentang cara budidaya yang baik juga ikut membantu tercapainya peningkatan produksi hasil pertanian. Upaya peningkatan kemampuan petani tersebut dilaksanakan antara lain melalui Sekolah Lapang, baik itu Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) maupun Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
(SL-PHT). Melalui pola Sekolah Lapang,
petani dapat menerapkan cara-cara budidaya yang benar dan lebih intensif dalam mengamati pertumbuhan tanamannya, dari mulai tanam hingga masa panen. Dengan demikian ancaman-ancaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dapat ditangani lebih dini dan resiko kegagalan panen dapat ditekan serendah mungkin. Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) telah menjadi pilihan utama bagi upaya pengamanan pertanaman dalam rangka mencapai hasil produksi yang maksimal. Penerapan SL-PTT dan SL-PHT di seluruh hamparan pertanaman terbukti telah mampu mengamankan dari serangan-serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga pertumbuhan tanaman yang sehat dapat terjaga hingga masa panen. Kehutanan juga merupakan potensi penyumbang PDRB sektor Pertanian dengan Luasnya kawasan hutan yang berada di Kabupaten Pesisir Barat ditambah dengan letak geografisnya yang merupakan daerah hulu dari beberapa sungai besar, menjadikan Kabupaten ini memiliki peranan penting sebagai penyeimbang siklus hidrologis, daerah tangkapan air (catchment area), habitat beberapa flora dan fauna yang dilindungi, dan penghasil oksigen bagi Provinsi Lampung.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 146 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Adapun manfaat langsung dari hutan berhubungan erat dengan fungsi produksi berupa kayu, getah damar, rotan dll yang bersifat Tangible. Kondisi ini merupakan daya tarik yang kuat untuk terjadinya eksploitasi terhadap hutan. Eksploitasi berlebihan terhadap hutan dapat menyebabkan bertambah luasnya lahan kritis, peningkatan illegal logging, kebakaran hutan dan lain-lain. Tabel II.50 Hutan Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013 No
Jenis Hutan
1.
Hutan TNBBS
2.
Hutan Lindung Pesisir
3.
Hutan Produksi Terbatas
Luas Hutan (Ha) 192.575,0 9.360,0
TOTAL
33.358,0 235.293,0
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
b) Sektor Jasa-jasa : Sektor Jasa-jasa merupakan sektor dengan kontribusi kedua, yaitu 15-20%. Sektor jasa-jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta, dimana dalam pembentukan PDRB sektor ini didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum sementara sektor swasta yang lebih dominan berperan adalah jasa hiburan dan rekreasi diikuti jasa sosial dan kemasyarakatan, lalu jasa perorangan dan rumah tangga. Sektor ini sangat layak dan potensial untuk dikembangkan dikarenakan sektor jasa dapat masuk dan terlibat disektor – sektor lainnya.
c)
Sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Penyumbang PDRB terbesar ketiga adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran berkisar antara 13,49 %. Laju perkembangan Sektor ini bekisar antara 9-14% semua sub sektor di sektor ini mengalami
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 147 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
peningkatan. Peningkatan dan pengembangan di sektor ini sangat mungkin dilakukan di karenakan Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah dengan potensi pariwisata yang besar dan sudah dikenal di tingkat internasional. d) Sektor Pengangkutan dan komunikasi. Peran terbesar keempat dalam membentuk PDRB Kabupaten Pesisir Barat adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 4,46% dibentuk oleh sub sektor pengangkutan 24,36%, khususnya angkutan jalan raya dan 24,36% dipengaruhi oleh sub sektor komunikasi
6,08%.
Kondisi ini semakin memperkuat peran
Kabupaten Pesisir Barat sebagai kabupaten jasa. e)
Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Sektor
ini
perannya
menempati
urutan
kelima
dalam
membentuk PDRB total Kabupaten Pesisir Barat. Sesuai visi Kabupaten Pesisir Barat sebagai Kota Modern Berbasis Lingkungan, sektor ini masih sangat mungkin –dikembangan. f)
Sektor Konstruksi dan Bangunan Sektor ini menempati urutan keenam dalam membentuk PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Sektor ini diharapkan dapat mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, lebih banyak menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran semakin berkurang dan kesejahteraan rakyat meningkat. Laju pertumbuhan sektor ini hanya sekitar bekisar 2,78%. Seiring pengembangan dan pembangunan disegala sektor diharapkan sektor inipun akan ikut naik.
g)
Sektor Industri Pengolahan Sektor ini menepati urutan ketujuh yaitu sekitar 2,87% dalam menyumbang PDRB. Pengembangan sektor ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan. Perlu adanya promosi untuk untuk mengundang investor agar sektor industri juga dapat menjadi sumber perekonomian. kesilnya sumbangan PDRB disektor ini dikarenakan sektor ini baru dikelola oleh usaha-usaha kecil dan skala rumah tangga. Peningkatan sektor ini harus diimbangi perbaikan infrastruktur, penunjang seperti listrik dan pengelolaan limbah.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 148 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
h) Sektor pertambagan dan galian. Sektor ini menempati urutan kedelapan dalam menyumbang PDRB Kabupaten Pesisir Barat yaitu bekisar 2,62%. Sektor ini masih sangat mungkin dapat dikembangkan karena masih banyak di unit unit wilayah Kabupaten Pesisir Barat sektor pertambangan yang masih diusahakan dalam skala kecil. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk lebih mengetahui sumber Daya Alam di sektor pertambangan yang dapat digali dan diusahakan. i)
Sektor Listrik, Gas dan Air. Sektor ini adalah penyumbang terkecil PDRB Kabupaten Pesisir Barat hanya bekisar 0,4% yang kontribusinya adalah sub sektor Listrik dan Air Bersih.
4) Laju Inflasi Laju inflasi di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010 adalah 4,31 % dan di tahun 2011 naik 9,89% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 3,67%, begitu juga tahun 2013 turun hingga mencapai 2,30%. Secara jelas terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel II.21 Tingkat Inflasi Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2013 NO
TAHUN
INFLASI KOMULATIF
1.
2010
4,31
2.
2011
9,89
3.
2012
3,67
4.
2013
2,30
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 149 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
II.
1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan a.
Angka Melek Huruf Kesejahteraan sosial dengan beberapa Indikator keberhasilan dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Pesisir Barat (berdasarkan data Kabupaten Induk Lampung Barat dan Kabupaten Pesisir Barat) terdapat perkembangan angka melek huruf dan penurunan buta aksara setiap tahunnya, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II.22 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2013-2014
No 1.
Uraian
Tahun 2013
Angka Melek Huruf
Tahun 2014
99,64
99,66
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Pada tabel di atas, Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2010 terdapat peningkatan sebesar 0.38. Kenaikan Angka Melek Huruf karena meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah sampai dengan daerah pelosok dengan bertambahnya jumlah sekolah yang menyebar di setiap kecamatan yang ada di Pesisir Barat. Untuk meningkatkan angka melek Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun Anggaran 2014 mendapat bantuan pembangunan infrastruktur pendidikan berupa pembangunan Sekolah Terpadu Al-Kautsar Tahap I yang
pembangunannya
saat
ini
sedang
dilaksanakan
dengan
pembiayaan melalui APBD Dinas Pendidikan Provinsi Lampung TA 2014, berlokasi di pekon Gedung Cahya Kuningan kecamatan Ngambur kabupaten Pesisir Barat diatas lahan seluas 1,5 – 2,5 Ha. Perkembangan penurunan buta aksara pada lima tahun terakhir di Kabupaten Pesisir Barat, pada tabel :
Tabel II.23 Penurunan Buta Aksara Tahun 2010 – 2014
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 150 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tahun 2013
Tahun 2014
0,36
0,34
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
b.
Angka Rata-rata Lama Sekolah Angka Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.24 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2013-2014 No
Kabupaten/Kota
1.
Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013
Tahun 2014
7,42
9,8
Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten PesisirBarat dan BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
Lamanya sekolah atau years of schooling merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan
akan
membantu
meningkatkan
pendapatan
individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah. Rata-rata lama sekolah tahun 2014 di Kabupaten Pesisir Barat mengalami peningkatan sebesar 2,38 % dari tahun sebelumnya. c.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Dasar merupakan gambaran jumlah penduduk yang sedang mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah dasar, gambaran umum APK SD Kabupaten Pesisir Barat dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel II.25 APK Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 151 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Uraian
Tahun 2014 108,20
APK SD
114
Gedung Sekolah SD Jumlah Murid
18.001
Jumlah Guru
1.496
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Pada tahun 2014 Kabupaten Pesisir Barat memiliki Sekolah Dasar (SD) sebanyak 114 Unit, jumlah murid sebanyak 18.001 siswa dan jumlah Guru sebanyak 1.496 orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan gambaran jumlah penduduk yg sedang mengikuti
pendidikan
jenjang
Sekolah
Menengah
Pertama
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah Pertama. Gambaran umum APK Pendidikan SMP Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel II.26 APK Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 Uraian APK SMP
Tahun 2014 74,59 32
Gedung Sekolah SMP Jumlah Murid Jumlah Guru
6.139 605
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 152 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pada Tahun 2014 adalah data kabupaten Pesisir Barat banyaknya gedung SMP/MTs 32 unit, jumlah murid 6139 Siswa dan jumlah Guru sebanyak 606 Orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMA) merupakan gambaran jumlah penduduk yg sedang mengikuti pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah Atas. Gambaran umum APK Pendidikan SMA Kabupaten Pesisir Barat untuk Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel II.27 APK Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 Uraian
Tahun 2014
APK SMA
46,81
Gedung Sekolah SMA Jumlah Murid
12 3.654
Jumlah Guru
323
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Banyaknya gedung SMA/MA/SKM pada tahun 2014 di Kabupaten Pesisir Barat adalah 12 unit. Total jumlah guru 323 dan jumlah murid berjumlah 3.654 orang. d.
Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Dasar (SD) menggambarkan jumlah penduduk usia sekolah dasar yang mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar, yang dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah dasar. Adapun APM Pendidikan Sekolah Dasar di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) dan data Tahun 2014 untuk Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut:
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 153 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tabel II.28 APM Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 APM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (%) Tahun 2014 108,2 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggambarkan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah Pertama yang mengikuti jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Adapun APM Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) adalah sebagai berikut:
Tabel II.29 APM Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 APM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) (%) Tahun 2014 89,51 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) menggambarkan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah Atas yang mengikuti jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas. Adapun APM Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) adalah sebagai berikut :
Tabel II.30 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 154 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
APM Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 APM Pendidikan SMA (%) Tahun 2014 46,810 Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
3.
Kesehatan Pembangunan kesehatan tetap dititikberatkan pada peningkatan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, perbaikan gizi masyarakat, pengembangan lingkungan sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, terutama yang sedang digalakkan saat ini sosialisasi dan pemberantasan penyakit flu burung, mengingat jenis penyakit ini tergolong baru di temukan di Indonesia dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Selain itu upaya lain yang dilakukan adalah mengoptimalkan peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana yang ada serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat dan fungsi pelayanan kesehatan. Pada Tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat melalui Anggaran APBD Provinsi Lampung direncanakan akan membangun Rumah Sakit Pratama yang rencana pembangunannya akan dilaksanakan pertengahan Tahun 2014 berlokasi di Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Jumlah pasien gakin yang mendapat askes sampai dengan tahun 2013 adalah 20.472 KK atau 83.778 jiwa (data merupakan data Kabupaten Induk Lampung Barat dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung didalamnya demikian juga untuk informasi ke depan merupakan data kompilasi antara kedua kabupaten yang masih belum terpisah). Berikut beberapa indikator pelayanan kesehatan : a.
Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah 4 kasus, hal ini disebabkan antara lain karena terlambatnya rujukan pasien ke RSUD Liwa
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 155 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
mengingat kebanyakan mereka berasal dari pekon atau desa yang lokasinya jauh dari RSUD sehingga terlambat dalam penangangan. b.
Angka Kematian Bayi, terjadi peningkatan dari tahun 2009 sebesar 33 kasus menjadi 42 kasus bayi lahir hidup ditahun 2010, 22 kasus tahun 2009, 28 kasus tahun 2012, 21 kasus tahun 2013 dan 6 kasus pada Tahun 2014 hal ini disebabkan karena sudah membaiknya penanganan medis dan semakin tersedianya jumlah tenaga medis dan perawat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
c. Angka Kematian Balita mengalami penurunan dari tahun 2012 terjadi 2 kasus, 2013 terjadi 2 kasus dan Tahun 2014 hanya satu kasus. d. Status Gizi Buruk sampai dengan awal tahun 2014 terjadi 5 kasus tetapi kasus gizi buruk ini disertai dengan penyakit penyerta seperti TBC, bukan dikarenakan kurangnya asupan makanan dan gizi, penanganan gizi buruk ini dengan penyedian obat dan tambahan penyediaan tambahan makanan gizi di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. e. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2013 dan 2014 tidak terjadi kasus. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering terjadi antara lain kasus demam berdarah dengue (DBD), kasus tetanus neonatorum (TN), kasus AFP, kasus suspect flu burung, kasus keracunan makanan, kasus demam chikungunya, kasus filariasis. Di Kabupaten Pesisir Barat Tersedia 9 Puskesmas dan 20 Puskesmas Pembantu yang tersebar di 11 Kecamatan. Rincian kinerja pelayanan kesehatan dapat dilihat pada Tabel dan Gambar di bawah ini :
Tabel II.31 Perkembangan Indikator Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013– 2014 N0
Uraian
Tahun
Ket
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 156 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Jumlah kematian
1
2013
2014
7
4
21
6
maternal Angka kematian
2
bayi/AKB (kasus)
45 per 1.000
3
Angka kematian balita
2
1
4
Status gizi buruk
4
5
5
Kejadian Luar Biasa
0
0
bayi
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Tabel II.32 Persentase Balita menurut Tipe Daerah dan Penolong Kelahiran Pertama Tahun 2014 Tipe Daerah
Tenaga Kesehatan
Bukan Tenaga
Jumlah
Kesehatan Dokter
Bidan
Lainnya
Dukun
Family
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Perkotaan
46.09
519
-
2.0
-
100.00
Perdesaan
30.34
63.86
-
5.8
-
100.00
Pesisir Barat
38.08
59.79
-
2.13
-
100.00
(1)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Air susu ibu (ASI) secara empiris terbukti paling baik bagi bayi. Tidak ada makanan lain yang lebih lengkap kandungan gizinya selain ASI. Bayi yang diberi ASI terbukti memiliki kekebalan tubuh yang lebih, hal ini dikarenakan ASI mengandung
Collostrum.
Karena
itu
indikator
ini
menggambarkan kesadaran masyarakat terhadap penyiapan sumber daya manusia sejak dini. Data Dinas Kesehatan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 157 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014 menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi khususnya ibu dalam hal pemberian ASI. Sebesar 98,9% balita umur 0-2 tahun pernah diberi ASI oleh ibunya. Dari 98,9% balita yang pernah diberi ASI, hanya 11,49% yang diberi ASI kurang dari 6 bulan. 19,30% bahkan diberi ASI hingga usia 2 tahun.
Tabel II.33 Persentase Balita 0-2 Tahun yang Pernah Disusui menurut Tipe Daerah dan Lamanya Disusui PERLAKUAN
PERKOTAAN
PERDESAAN
PESISIR BARAT
TERHADAP ASI Apakah pernah diberi ASI? Ya
53.44%
60.06%
68.14%
Tidak
46.56%
39.94%
31.86%
≤5
60%
53%
56.5%
6 – 11
18%
25%
21.5%
12 – 17
11%
10%
10.5%
18 – 23
9%
8%
8.5%
≥ 24
2%
4%
3%
Lama disusui (bulan):
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Indikator
keluhan
kesehatan
bertujuan
untuk
memperoleh informasi jenis keluhan apa saja yang sering dirasakan oleh masyarakat, indikator ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah. Berikut merupakan persentase keluhan kesehatan untuk tiap-tiap RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 158 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
penyakit dari jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.
Tabel II.34 Persentase Penduduk menurut Tipe Daerah dan Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir, 2012 Keluhan Kesehatan Tidak Pernah
Jumlah
Pernah
Perkotaan
75.45
24.55
100
Perdesaan
75.76
24.24
100
Lampung Barat
75.74
24.26
100
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Tabel II.35 Persentase Penduduk menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan Kesehatan dalam Sebulan Terakhir, 2012 Jenis Keluhan
Laki-laki
Perempuan
Kesehatan Perkotaan
Perdesaan
Pesisir
Perkotaan
Perdesaan
Barat
Pesisir Barat
Panas
6.58
9.24
9.05
4.40
6.67
6.48
Batuk
10.73
11.49
11.44
6.29
9.18
8.93
Pilek
9.69
11.82
11.67
7.86
9.30
9.18
Asma
1.04
1.93
1.87
0.31
0.83
0.79
Diare
0.69
1.40
1.35
0.94
0.72
0.73
Sakit Kepala
4.84
4.40
4.43
4.40
3.69
3.75
2.42
1.29
1.37
1.26
1.91
1.85
Berulang Sakit Gigi
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 159 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
7.96
Keluhan
8.06
8.05
7.86
9.53
9.39
Lainnya Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Berdasarkan data hasil susenas 2012, jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebesar 24,26% menurun jika dibandingkan kondisi pada tahun 2011 sebesar 30,70% penduduk menyatakan pernah mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir sebelum pencacahan (referensi waktu survei). Keluhan kesehatan yang paling banyak diderita adalah pilek, yaitu 11,7% untuk laki-laki dan 9,18% untuk perempuan. Hal ini sesuai dengan keadaan iklim dan cuaca di Kabupaten Pesisir Barat.
Sakit kepala gigi lebih banyak diderita oleh
penduduk perempuan daripada laki-laki. Perempuan yang mengalami keluhan kesehatan 1,85% diantaranya mengaku mengalami sakit kepala berulang. Sementara pada penduduk laki-laki angka ini hanya 1,37%. Penduduk laki-laki ternyata lebih banyak mengeluh batuk, dan panas. Rata-rata lama sakit menggambarkan tingkat intensitas penyakit yang dialami penduduk. Selama periode pencacahan susenas 2009, rata-rata lama sakit yang diderita oleh penduduk Pesisir Barat adalah 6,51 hari. Penduduk perempuan memiliki rata-rata lama hari sakit lebih panjang, yaitu 6,78 hari sedangkan penduduk laki-laki 6,27 hari.
Tabel II.36 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi menurut Jumlah Hari Sakit, 2010-2013 Jumlah Hari Sakit
2010
2011
2012
2013
≤
43,41
43,31
49,16
53,60
4–7
35,82
38,40
34,02
28,20
8 – 14
7,74
5,23
5,64
6,4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 160 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
15 – 21
5,90
7,40
5,71
5,60
22 – 30
7,13
5,66
5,46
6,2
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat 2013
Tabel II.37 Persentase Penduduk Laki-laki yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi menurut Tipe Daerah dan Jumlah Hari Sakit, 2012 Jumlah
Perkotaan
Perdesaan
Pesisir Barat
≤3
60.43
55.00
57.96
4–7
29.16
27.52
28.42
8 – 14
8.34
2.49
5.68
10.00
4.55
4.98
3.39
15 – 21 22 – 30
2.07
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat
Tabel II.38 Persentase Penduduk Perempuan yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi menurut Tipe Daerah dan Jumlah JUMLAH HARI
PERKOTAAN
PERDESAAN
PESISIR BARAT
SAKIT ≤3
52.14
54.47
53.23
4–7
31.43
24.39
28.14
8 – 14
5.72
7.32
6.46
15 – 21
4.29
7.32
5.70
22 – 30
6.43
6.51
6.46
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 161 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Dari tabel di atas terlihat bahwa data jumlah hari sakit tidak menyebar secara normal-menceng kanan maka analisis yang paling tepat untuk mendeskripsikan lama hari sakit adalah dengan menggunakan median. Median lama hari sakit untuk Penduduk Kabupaten Pesisir Barat adalah 3 hari, dan lama hari sakit untuk penduduk laki-laki dan perempuan adalah 3 hari. Jadi secara dekriptif tidak terdapat perbedaan lama hari sakit antara penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Pesisir Barat. 4.
Tenaga Kerja Pada tahun 2012 berdasarkan hasil
Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas), diperoleh TPAK Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk) sebesar 82,50%, sebanyak 77,32 persen TPAK bertempat tinggal di Perkotaan dan 82,76 persen di daerah pedesaan. Berdasarkan jenis kelamin, TPAK penduduk laki-laki sebesar 90,43 persen dan TPAK penduduk perempuan sebesar 73,26 persen. TPAK laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena 17,32 persen wanita yang masuk dalam usia kerja (15-64 tahun) memiliki kegiatan utama mengurus rumah tangga. Persentase pengangguran di Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk) setiap tahun berfluktuasi dimana pada tahun 2012 turun dari 6,16 persen pada tahun 2011 menjadi 4,31 persen. Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan sebesar 81,22 persen bekerja di sektor pertanian. 5.
Seni Budaya dan Olahraga Dari data Tabel.II.37 sebagian besar merupakan organisasi kesenian yang sifatnya insidentil dan tidak memiliki ARD, ART serta kepengurusuan yang masih belum jelas. dimasa yang akan datang akan dilakukan pendataan ulang terhadap sanggar-sanggar dimaksud untuk mendapatkan data yang valid sehingga akan mempermudah dalam pembinaan selanjutnya.
Tabel II.39 SENI DAN BUDAYA TAHUN 2013 MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 162 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
NO
KECAMATAN
1 1
2 Pesisir Tengah
JUMLAH GRUP
JUMLAH GEDUNG
KESENIAN PER 1000
KESENIAN PER
PENDUDUK
10.000 PENDUDUK
3
4
3
Tidak Ada Bersambung......
Sambungan Tabel II.39
NO
KECAMATAN
2
Karya Penggawa
3
JUMLAH GRUP
JUMLAH GEDUNG
KESENIAN PER 1000
KESENIAN PER
PENDUDUK
10.000 PENDUDUK
Belum Terdata
Tidak Ada
Pesisir Selatan
1
Tidak Ada
4
Bengkunat
1
Tidak Ada
5
Lemong
Belum Terdata
Tidak Ada
6
Pesisir Utara
3
Tidak Ada
7
Bengkunat
Belum Terdata
Tidak Ada
Belimbing 8
Ngambur
Belum Terdata
Tidak Ada
9
Krui Selatan
Belum Terdata
Tidak Ada
10
Way Krui
Belum Terdata
Tidak Ada
11
Pulau Pisang
Belum Terdata
Tidak Ada
Jumlah
8
Nihil
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013
Gedung Kesenian sebagai sarana untuk mengapresiasikan seni para seniman sama sekali tidak terdapat di tiap-tiap kecamatan, bahkan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 163 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
di pusat pemerintahan belum terdapat gedung gedung kesenian yang sangat dibutuhkan oleh para seniman sebagai tempat berekspresinya para seniman Pesisir Barat. Selain belum adanya gedung kesenian, minimnya sarana prasarana
dan
infastruktur
pendukung
pengembangan
sector
kepariwisataan juga menjadi masalah kurang berkembangnya sektor wisata di Kabupaten Pesisir Barat. Untuk mengakomodir hal tersebut pada Tahun Anggaran 2014 Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat membuat program kegiatan perencanaan untuk pembangunan dan pengembangan kawasan wisata Labuhan Jukung yang terletak di Kecamatan Pesisir Tengah.
Tabel II.40 PERKEMBANGAN OLAHRAGA TAHUN 2013 MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PESISIR BARAT Jumlah
NO
KECAMATAN
Jumlah Klub
Gedung
Olahraga Per
Olahraga
10.000 Penduduk
Per 10.000 Penduduk
1
Pesisir Tengah
81
-
2
Karya Penggawa
73
-
3
Pesisir Selatan
73
-
4
Bengkunat
16
-
5
Lemong
35
-
6
Pesisir Utara
39
-
7
Bengkunat Belimbing
19
-
8
Ngambur
11
-
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 164 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
9
Krui Selatan
59
-
10
Way Krui
23
-
11
Pulau Pisang
-
-
429
-
JUMLAH
Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
II.1.5 Aspek Pelayanan Umum A. Layanan Urusan Wajib 1.
Pendidikan Dalam upaya pemenuhan 3 pilar pembangunan pendidikan dilakukan melalui program pendidikan anak usia dini, wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, program pendidikan menengah, pendidikan non formal, pendidikan luar biasa, program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dan program manajemen pelayanan pendidikan Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun 2013 sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) masih belum bisa mendukung upaya tersebut dikarenakan kemampuan fiskal yang terbatas. Alokasi anggaran Belanja Daerah untuk pembangunan urusan Pendidikan pada tahun 2013 adalah Rp.361.300.000,- bersumber dari dana hibah Kabupaten Induk Lampung Barat dan Provinsi Lampung.
Selain Belanja Daerah untuk urusan
Pendidikan terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp. 4.400.000,yang berasal dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yaitu Sewa Rumah Dinas di Kecamatan Pesisir Tengah, Karya Penggawa, dan Pesisir Selatan.
Fokus kebijakan dan program hanyalah bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Dalam hal ini untuk urusan Kesehatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga.
2.
Kesehatan Kesehatan
sangat
menunjang
aktivitas
manusia
sehingga
merupakan salah satu aspek utama pembangunan daerah. Pembangunan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 165 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
di bidang kesehatan akan menjadi utuh apabila mampu mewujudkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Selain perlunya peningkatan pelayanan
di
bidang
kesehatan,
pemerintah
juga
perlu
untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan budaya hidup sehat. Upaya promosi hidup sehat kepada masyarakat sebagai upaya preventif harus banyak dilakukan dengan harapan peningkatan derajat hidup sehat masyarakat dapat tercapai. Alokasi anggaran Belanja Darah untuk pembangunan urusan kesehatan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 261.300.000,-
yang bersumber
pendanaannya dari hibah Kabupaten Induk Lampung Barat dan Provinsi Lampung. Selain Belanja Daerah untuk urusan Pendidikan terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp. 10.520.000,- yang berasal dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah hasil Penyewaan Rumah Dinas Puskesmas, yaitu PKM Krui, PKM Karya Penggawa, PKM Pugung Tampak, PKM Lemong, PKM Biha, PKM Ngambur, PKM Bengkunat, PKM Bengkunat Belimbing.
Di karenakan terbatasnya dana, upaya peningkatan
pembangunan bidang kesehatan pada Tahun 2013 fokus kebijakan dan program hanya bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Dalam hal ini untuk Urusan Wajib Kesehatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah Dinas Kesehatan. 3.
Pekerjaan Umum Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Pekerjaan Umum Rp. 711.300.000,-. Selain Belanja Daerah untuk urusan Pekerjaan Umum terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp. 119.700.625,- yang berasal dari Hasil Pajak Daerah Pajak Pengambilan Bahan Non Logam dan Batuan yaitu Pasir, Batu dan Tanah dan Pajak Air Bawah Tanah. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan
pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan, terdapat juga capaian kinerja urusan pekerjaan umum yang lain yaitu tersusunnya Master Plan Tata Ruang Pusat dan Pemerintahan dan DED Kantor Bupati/Kantor Sekretariat Dewan. Untuk Urusan Wajib Pekerjaan Umum Satuan Kerja Perangkan Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 166 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4.
Perumahan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Perumahan dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
5.
Penataan Ruang Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Penataan Ruang dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat. Proses penataan ruang masih sebatas perencanaan sampai dengan diterbitkannya Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
6.
Perencanaan Pembangunan Pada Tahun 2013 alokasi dana urusan Perencanaan Pembangunan Rp. 517.900.000,- yang dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang
bertanggungjawab
adalah
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Selain fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam
upaya
penguatan
kelembagaan,
capaian
kinerja
urusan
Perencanaan Daerah Tahun 2013 adalah tersusunnya statistik Pesisir Barat Dalam Angka Tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten
Pesisir
Barat,
Penyusunan
Rencana
Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014, Penyusunan Rencana Kerja Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014, Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2014 dan Penyusunan Prioritas dan Plapon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014 dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014.
7. Perhubungan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 167 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Perhubungan adalah Rp. 261.300.000,- Selain Belanja Daerah untuk urusan Perhubungan
terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp.
268.784.450,- yang berasal dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa Umum, yaitu Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Rp. 7.259.000,-, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Rp. 26.167.500,-, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Rp. 218.527.950,-, Retribusi Jasa Usaha Retribusi Terminal Rp. 8.160.000,-, Retribusi Tempat Khusus Parkir Rp. 7.356.000,- dan Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Izin Trayek Rp. 1.314.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Pada Urusan Wajib Perhubungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
8.
Lingkungan Hidup Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Lingkungan Hidup adalah Rp. 172.700.00,- Selain Belanja Daerah untuk urusan Lingkungan Hidup terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp. 16.320.000,- yang berasal dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa Umum,
yaitu
16.320.000,-.
Retribusi
Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
Rp.
Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan
pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Pada urusan Lingkungan Hidup Satuan Perangkat
Daerah
(SKPD)
yang
bertanggung
Jawab
dalan
Pelaksanaannya adalah Dinas Lingkungan Hidup.
9.
Pertanahan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Pertanahan dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat. Proses penataan ruang masih sebatas perencanaan sampai dengan diterbitkannya Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 168 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
10. Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
Sementara untuk pelayanan kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Pesisir Barat masih bergabung dengan Urusan Wajib Sosial.
11. Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
13. Sosial Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Sosial adalah Rp. 261.300.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Pada urusan Wajib Sosial Satuan Kerja Perangkat
Daerah
(SKPD)
yang
bertanggung
Jawab
dalam
Pelaksanaannya adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 169 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah Rp. 261.300.000,-. Selain Belanja
Daerah terdapat
Pendapatan Daerah dengan nilai
Rp.
84.840.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan
pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Pada urusan Sosial Satuan Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung Jawab dalam Pelaksanaannya adalah Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan.
15. Penanaman Modal Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Penanaman Modal dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
16. Kebudayaan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Kebudayaan yang masih digabungkan dengan Urusan Wajib Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
17. Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga yang masih digabungkan dengan Urusan Wajib Pendidikan dan Kebudayaan, dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 170 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
18.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pada Tahun 2013 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung Jawab dalam Pelaksanaannya adalah: 1.
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Secara umum urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang dalam hal ini pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik meliputi Pengembangan wawasan kebangsaan sebagai perwujudan kecintaan kepada tanah air dan bangsa, termasuk didalamnya pencegahan dan penanggulangan konflik antar kepentingan, penguatan hubungan kelembagaan (organisasi sosial – politik) serta pendidikan politik masyarakat, dalam upaya peningkatan partisipasi pemilih dalam Pemilu, meningkatnya partisipasi perempuan baik dalam susunan pengurus partai maupun dalam susunan lembaga legislatif serta berkurangnya konflik yang disebabkan oleh pesta demokrasi. Alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2013 adalah Rp. 172.700.000,-.
Fokus Kebijakan dan Program
masih pada rutin pelaksanaan operasional dan kantor, pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. 2.
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Untuk urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja secara umum meliputi Penanganan ketentraman dan ketertiban
umum
Penegakan
Peraturan
Daerah.
Penanganan
ketentraman dan ketertiban umum meliputi penggalangan partisipasi masyarakat
dalam
keamanan
lingkungan,
penekanan
angka
kriminalitas, dan penyelesaian pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum. Penegakan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban melalui peningkatan jumlah dan kapasitas aparatur SATPOL PP beserta kelengkapan sarana dan prasarana,
termasuk
didalamnya
upaya
pemenuhan
personil
SATPOL PP sesuai jumlah dan kapasitas yang diperlukan dalam penanganan pelanggaran Peraturan Daerah serta penanganan ketentraman dan ketertiban umum, serta penyediaan sarana dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 171 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
prasarana pengamanan sesuai standar. Alokasi Anggaran Belanja Daerah untuk Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 183.700.000,-.
adalah Rp.
Fokus kebijakan dan program Urusan Wajib
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri masih bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan.
19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Pada Tahun 2013 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Penanggung Jawab Pengelolaannya dilakukan oleh: 1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKAD) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKAD) pada Tahun 2013 mengelola Pendapatan Daerah sebesar Rp. 10.000.000.000,-. Pendapatan tersebut didapat dari Hibah dari Pemerintah Provinsi Lampung Rp.5.000.000.000,-, Hibah dari Kabupaten Induk Lampung Barat Rp. 5.000.000.000,-.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKAD) pada Tahun 2013 mengelola Belanja Daerah sebesar Rp. 112.220.875,- yang digunakan untuk belaja tidak terduga. 2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada Tahun 2013 mendapat alokasi Belanja Daerah sebesar
Rp. 75.000.000,- yang
digunakan untuk Belanja Operasional Kepala Daerah. 3. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah pada Tahun 2013 mengelola pendapatan Rp. 3.360.000,- yang didapat dari Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dan mendapat alokasi Belanja Daerah Rp. 5.352.616.000,-. Fokus kebijakan dan program untuk kegiatan rutin operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Barat. 4. Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 172 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada Tahun 2013 mengelola pendapatan Rp. 445.590.200,- yang didapat dari Hasil Pajak Daerah diantaranya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak BPHTB dan Hasil Retribusi Daerah
seperti
Retribusi
Perizinan
Tertentu,
Retribusi
Izin
Mendirikan Bangunan dan Retribusi Izin Gangguan. Untuk alokasi Belanja Daerah pada Tahun 2013 mendapat Rp. 967.274.900,-. Fokus kebijakan dan program untuk kegiatan rutin operasional kantor, pelayanan publik dan pengelolaan Administrai Keuangan dan Aset dalam upaya penguatan kelembagaan. 5. Inspektorat Kabupaten. Inspektorat Kabupaten pada Tahun 2013 mendapat alokasi Belanja Daerah Rp. 261.300.000,-. Fokus kebijakan dan program untuk kegiatan rutin operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan.
20. Ketahanan Pangan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Ketahanan Pangan masih digabungkan dengan Urusan Pilihan pada
Urusan Piliha Pertanian, dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat, tetapi diharapkan pada Tahun 2015 Urusan Wajib Ketahanan Pangan sudah mendapat alokasi Belanja Daerah sebagai upaya pengembangan dan pembangunan untuk penguatan ketahanan pangan daerah.
21. Pemberdayaan Masyarakat Desa Urusan Wajib Pemberdayaan Masyakarat Desa pada Tahun 2013 mendapat alokasi Belanja Daerah sebesar Rp. 261.300.000,-. dengan kebijakan dan program pelaksanaan hanya untuk rutin operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Urusan Wajib ini pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon Kabupaten Pesisir Barat. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 173 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
22. Statistik Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Satistik.
23. Kearsipan Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan Urusan Wajib Kearsipan.
24. Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada Layanan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika masih digabungkan dengan Urusan Wajib Perhubungan.
B. Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian Pada Urusan Pilihan Pertanian pada Tahun 2013 Urusan Pilihan ini masih digabungkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Pada Tahun 2103 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan mengelola Pendapatan Daerah sebesar Rp. 19.750.000,- yang didapat dari Hasil Pajak Daerah Pajak Sarang Burung Walet dan Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Sedangkan untuk Belanja Daerah Mendapat alokasi sebesar Rp. 261.300.000,-. Alokasi Belanja Daerah tersebut masih digunakan sebatas rutin operasional kantor, pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutan. Diharapkan di Tahun 2014 ini pengelolaan di bidang Pertanian, Perkebunan dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 174 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kehutanan dapat lebih dikembangkan lagi.
Dengan asumsi dengan
bertambahnya Belanja Daerah dengan kebijakan dan program untuk kegiatan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di harapkan terjadi peningkatan pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Pesisir Barat. 2. Peternakan Pada Urusan Pilihan Peternakan pada Tahun 2013 Urusan Pilihan ini masih digabungkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Pada Tahun 2103 Dinas Peternakan, Perikanan
dan
Kelautan
mengelola
Pendapatan
Daerah
sebesar
Rp.2.182.500,- yang didapat dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa Usaha Retribusi Rumah Potong Hewan. Sedangkan untuk Belanja Daerah Mendapat alokasi sebesar Rp. 261.300.000,-.
Alokasi Belanja Daerah
tersebut masih digunakan sebatas rutin operasional kantor, pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Diharapkan di Tahun 2014 ini pengelolaan di bidang Peternakan, Perikanan dan Kelautan dapat lebih dikembangkan lagi. Dengan asumsi dengan bertambahnya Belanja Daerah dengan kebijakan dan program untuk kegiatan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan diharapkan terjadi peningkatan pembangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Pesisir Barat. Sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan potensi yang dapat dikembangkan mengingat banyak tersedia sumber pakan untuk ternak seperti Sapi, Kerbau, Kambing dan Unggas. Perlu dukungan Pemerintah Daerah dalam pengembangan sektor peternakan misalnya dengan pemberian bantuan Ternak, Obat-obatan dan penambahan wawasan masyarakat tentang pengembangan peternakan yang lebih intensif dan menguntungkan. Begitu juga untuk sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Pesisir Barat, melihat secara wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki garis pantai disemua wilayah kecamatan. Secara alam ini merupakan dukungan untuk dapat dikembangkan sektor perikanan terutama perikanan tangkap. Pada sektor perikanan tangkap setiap tahunnya cenderung
mengalami
kenaikan rata-rata sebesar 6,27 %. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2010 yang mengalami kenaikan sebesar 11,94 %. Hal dikarenakan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 175 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dukungan sarana dan parasaran nelayan yang semakin meningkat dan kondisi alam yang mendukung untuk melakukan penangkapan ikan di laut. Kondisi di atas juga terwujud karena semakin meningkatnya kemandirian dan motivasi nelayan serta keterampilan nelayan.
Selain dukungan
Pemerintah Daerah, dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat sangat diperlukan untuk dapat lebih mengembangkan Potensi disektor ini.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada Layanan Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral. Urusan pilihan ini masih bergabung dengan Urusan Wajib Pekerjaan Umum. Diharapkan di Tahun 2014 Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral bisa dianggarkan khusus mengingat pentingnya sektor Energi dan Sumber Daya Mineral perlu Pengelolaan dan Pengembangan. 4. Pariwisata Pada Urusan Pilihan Pariwisata penanggung jawab pelaksana kebijakan dan program adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada Tahun 2013 Urusan Pilihan ini mengelola Pendapatan Daerah sebesar Rp.2.964.000,- yang didapat dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa Usaha Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga.
Sedangkan untuk
Belanja Daerah Mendapat alokasi sebesar Rp. 261.300.000,-.
Alokasi
Belanja Daerah tersebut masih digunakan sebatas rutin operasional kantor, pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Potensi Pariwisata Kabupaten pesisir Barat memiliki Potensi alam dan sejarah budaya yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dan wisata sejarah budaya. Perlu segera ditetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Tata Kelola Ekowisata untuk menjadi acuan Pengembangan Industri Wisata dalam Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Jumlah objek wisata dan potensi wisata Kabupaten Pesisir Barat pada prinsipnya sudah cukup dikenal oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, hanya saja diperlukan upaya bagaimana lebih RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 176 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
mempromosikannya serta didukung dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
Selain dukungan Pemerintah Daerah,
dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat sangat diharapkan. Karena potensi pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat yang sudah dikenal oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Tabel II.47 Daftar Objek Wisata Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
No.
NAMA OBJEK WISATA
ALAMAT
1
Pantai Labuhan Jukung
Krui,Kec. Pss Tengah
2
Pantai Kuala Stabas
Krui,Kec. Pss Tengah
3
Repong Damar
Pahmungan,Kec Pss Tengah
4
Pantai Way Redak
Krui,Kec. Pss Tengah
5
Pantai Tanjung Setia
Tanjung Setia, Kec.Pss Selatan
6
Pantai Wai Jambu
Way Jambu,Kec.Pss Selatan
7
Pantai Penengahan
Pesisir Utara
8
Pantai Mandiri
Mandiri,Kec, Pss Selatan
9
Muara Way La'ay
Pekon La'ay,Kec.Karya
SARANA DAN PRASARANA
Jalan Batu
Losmen 2 buah
Penggawa 10
Pantai Harapan Kita
Pekon Kebuayan,Kec.Karya Penggawa
11
Pantai Way Sindi
Karya Penggawa
12
Makam Syech Manula
Pss Utara,Kec.Lemong
13
Pantai Suka Negara
Bengkunat
14
Pantai Ujung Belimbing
Bengkunat Belimbing
15
Pantai Teluk Bengkunat
Bengkunat Belimbing
16
Way Canguk
Bengkunat Belimbing
17
Tampang Belimbing
Bengkunat Belimbing
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 177 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
18
Wisata Alam Belimbing
Bengkunat Belimbing
19
Penangkaran Penyu
Muara Tembulih,Kec.Ngambur
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
5. Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 belum mengalokasikan
angaran Belanja Daerah khusus pada
Layanan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan.
Urusan pilihan ini masih
bergabung dengan Urusan Pilihan Peternakan. Diharapkan di Tahun 2014 Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan bisa dianggarkan khusus mengingat pentingnya sektor Kelautan dan Perikanan memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan.
6. Perdagangan Kabupaten
Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 belum mengalokasikan Layanan Urusan Pilihan Perdagangan.
angaran Belanja Daerah khusus pada Urusan pilihan ini masih bergabung
dengan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Urusan Pilihan Perdagangan juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai dukungan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Sektor Jasa.
7. Transmigrasi Kabupaten
Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 tidak mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada Layanan Urusan Pilihan Transmigrasi. Urusan pilihan ini masih bergabung dengan Urusan Wajib Sosial.
II.1.6 Aspek Daya Saing Daerah 1. Kemampuan Ekonomi Daerah Produktivitas total daerah atau sering disebut sebagai output atau produk domestik regional bruto (PDRB) mengalami peningkatan yang signifikan. Di sisi lain jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha menunjukkan kecenderungan yang berfluktuasi. Tabel II.51 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 178 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
PDRB Daerah di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) Tahun 2009 s.d Tahun 2013 LAPANGAN USAHA PDRB
2011
.106.887,31
2012
1.266.944,39
2013
2014*
1.392.640,31
1.562.403,17
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014 * Angka Prediksi
Dari tabel tersebut di atas, dapat ditunjukkan PDRB Kabupaten Pesisir Barat mengalami peningkatan dari
1.266.944,39 juta
rupiah pada tahun 2012, 1.392.640,31 juta rupiah pada tahun 2013 dan di prediksikan meningkat menjadi 1.562.403,17 juta rupiah pada tahun 2014. 2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 1)
Infrastruktur Transportasi Sampai dengan tahun 2011 kondisi jalan untuk kategori “jalan rusak” sepanjang 457,59 km menurun 306,25 km sejak tahun 2007 dengan rata-rata terjadi penurunan 5,67%
pertahun. Untuk jalan
kategori “sedang” pada tahun 2007 sepanjang 58,60 km meningkat rata-rata pertahun 0,76
% sampai dengan tahun 2011 menjadi
sepanjang 86,80 km. Sedangkan unutk jalan dengan kategori “baik” meningkat sepanjang 184,3 km yang pada tahun 2007 sepanjang 354,08 km menjadi 538,38 km pada tahun 2011 dengan rata-rata peningkatan pertahun 4,91%. Untuk lebih lengkapnya rincian kondisi jalan Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.52 Kondisi Jalan Kabupaten Pesisir Barat 2013– 2014 TAHUN
Kondisi Jalan Baik (km)
2013 80,35
2014 174,35
Rusak Ringan (km)
45
95
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 179 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Rusak Sedang (km)
56,95
56,95
Rusak Berat (Km)
206,5
285,85
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 Tabel II.53 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN BERDASARKAN JENIS PERMUKAAN JALAN TAHUN 2009 - 2013 TAHUN
ASPAL/BETON
KERIKIL/TELFORD
TANAH
TOTAL
Km
%
Km
%
Km
%
Km
2009
400,20
34,02
146,34
12,44
629,98
53,55
1.176,52
2010
465,58
43,00
118,57
10,95
498,62
46,05
1.082,77
2011
492,78
45,51
104,82
9,68
485,17
44,81
1.082,77
2012
515,34
47,59
106,12
9,80
461,31
42,60
1.082,77
2013
543,33
50,18
105,22
9,72
434,22
40,10
1.082,77
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pesisir Barat, Tahun 2013
Terdapat beberapa hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam penanganan infrastruktur jalan antara lain kondisi struktur tanah yang labil mengakibatkan sering terjadi longsor ketika terjadi hujan deras, kondisi demografi Kabupaten Pesisir Barat (jarak antar desa yang cukup jauh terpisah) , kendaraan yang melintas melebihi tonase yang diizinkan serta terbatasnya dana pemeliharaan jalan. Untuk
itu
Pemerintah
Kabupaten
Pesisir
Barat
tetap
berkomitmen untuk memprioritaskan penanganan di sektor jalan melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dalam rangka membuka keterisolasian wilayah dan memperlancar arus transportasi daerah sentra produksi dengan sumber dana dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi serta APBN. Beberapa pembangunan jalan yang akan dibangun dengan sumber dana APBD Kabupaten diantaranya adalah peningkatan jalan Sp.Pahmung – Seray, Tugu Tuhuk – Mandiri Sejati dan rencana pembukaan ruas jalan baru Gunung Kemala – Ngambur. Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga tidak henti-hentinya mendorong dan mengusulkan perbaikan jalan status RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 180 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
jalan provinsi dan nasional yang kewenangannya berada di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dengan sumber dana APBD Provinsi dan APBN, diantaranya jalan Lombok – Melesom (APBD Provinsi), ruas jalan Gunung Kemala – Krui – Biha – Bengkunat – Sanggi (APBN) yang sejak tahun tahun 2009 berubah status dari jalan status jalan provinsi menjadi jalan nasional yang merupakan ruas jalan lintas barat. Indikator perhubungan
utama
adalah
pelaksanaan
terwujudnya
pembangunan
kelancaran
dan
di
bidang
keselamatan
transportasi baik angkutan penumpang maupun barang.
Untuk
mencapai sasaran indikator tersebut beberapa upaya telah dilaksanakan. Upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung kelancaran dan keselamatan lalu-lintas angkutan penumpang dan barang antara lain adalah meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan. Untuk perhubungan darat yang terdiri dari lalu-lintas angkutan penumpang dan barang di jalan dan perairan telah dilaksanakan pembangunan dan perbaikan fasilitas jalan sepanjang jalur Sanggi Bengkunat dan Bengkunat - Pesisir Selatan. Sedangkan untuk perhubungan udara, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah berhasil melaksanakan uji coba pendaratan dan penerbangan perdana di Bandar Udara (Bandara) Pekon Serai di Kecamatan Pesisir Tengah yang dibangun oleh Pemerintah Pusat. Selanjutnya masih diupayakan agar Bandara tersebut dapat dioperasionalkan menjadi Bandara yang menyelenggarakan penerbangan perintis. Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat terus berupaya bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Pusat dalam rangka membangun kelengkapan berbagai fasilitas Bandara Pekon Serai tersebut agar nantinya dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik diantaranya dengan mengusulkan penambahan lintasan runway sepanjang 200 meter dan peralatan navigasi melalui dana APBN Tahun Anggaran 2014. Selain parasarana di atas, untuk tetap mendukung kelancaran dan keselamatan transportasi angkutan penumpang dan barang di jalan, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah berupaya melengkapi fasilitas penunjang lalu-lintas di jalan antara lain melalui pengadaan marka jalan, rambu-rambu lalu-lintas, rambu-rambu pendahulu penunjuk jalan/jurusan (RPPJ), patok delineator, halte, dan lampu peringatan di jalan (warning light).
Adapun perkembangan jumlah fasilitas
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 181 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
kelengkapan
jalan
dalam
rangka
mendukung
kelancaran
dan
keselamatan lalu-lintas angkutan penumpang dan barang di jalan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tabel II.54 Perkembangan Jumlah Fasilitas Kelengkapan Jalan JUMLAH (UNIT) NO
URAIAN 2009
1.
Rambu
2010
2011
2012
2013
130
280
280
305
305
Lalu-lintas 2.
RPPJ
-
-
10
10
50
3.
Halte
4
7
7
7
9
4.
Warning
-
-
-
1
2
Light Sumber : Dinas Perhubungan dan Kominfo Pesisir Barat tahun 2013
2) Infrastruktur Energi
Jaringan
listrik
di
Kabupaten
Pesisir
Barat
dikelola
oleh
PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Untuk memenuhi kebutuhan listrik, PT PLN telah melayani hampir seluruh ibukota Kecamatan dan beberapa desa terdekat. Salah satu potensi pembangkit listrik di Kabupaten Pesisir Barat adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro (PLTMH) yang terletak di kecamatan Bengkunat Belimbing, Pesisir Utara dan Lemong.
Tabel II.55 Data Persentasi Rasio Elektrisasi Kabupaten Pesisir Barat oleh PLN No
1
Tahun (%)
Keterangan
2009
2010
2011
2012
25
28
36
40
PLN
Sumber Dinas PU, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
3) Infrasuktur Irigasi RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 182 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Untuk
mendukung
program
ketahanan
pangan
nasional
dan
mewujudkan swasembada beras di Kabupaten Pesisir Barat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
melaksanakan Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya melalui kegiatan Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Pada tahun 2009, terlaksana 14 Daerah Irigasi, dan pada tahun 2008 terlaksana 13 Daerah Irigasi, pada tahun 2011 terlaksana 13 Daerah Irigasi dan pada tahun 2012 terlaksana 10 Daerah Irigasi dan tahun 2013 terlaksana 13 Daerah Irigasi yang ditangani. Sehingga total dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tertangani sebanyak 64 Daerah Irigasi. Pada tahun 2009 kondisi irigasi dengan kategori ”baik” sebesar 19,66 % meningkat pada tahun 2010 menjadi 21, 69% dan sampai dengan tahun 2013 22,92%. Untuk kondisi irigasi kategori ”rusak” pada tahun 2009 sebesar 17,48% menurun pada tahun 2010 menjadi 15,32% dan sampai dengan tahun 2013 menurun hingga 14,17 % dari total luas irigasi seluas 16.852,39 Ha. Untuk lebih lengkapnya rincian kondisi irigasi Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.56 Kondisi Irigasi Kabupaten Pesisir Barat (Data Tergabung dengan Kabupaten Induk Lampung Barat) Tahun 2009– 2013 URAIAN
TAHUN 2009
2010
2011
2012
2013
3.677,79
3.660,08
3.698,08
3.732,10
3.862,10
Sedang (Ha)
11.762,34
10.627,07
10.555,61
10.561,77
10,601,80
Rusak (Ha)
3,271,26
2.585,24
2.598,70
2.558,52
2.388,49
Baik (Ha)
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Barat Kendala yang dihadapi adalah curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan banjir di jaringan irigasi serta kondisi alam Lampung Barat yang berbukit-bukit sehingga tidak dapat di jadikan irigasi teknis serta peran Kelompok Petani Pemakai Air Irigasi yang masih belum terselenggara dengan baik. 4) Pasar RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 183 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Selama tahun 2009 – 2013 perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian. Sedangkan perdagangan selama tahun 2009 – 2013 merupakan penyumbang kedua PDRB Kabupaten Pesisir Barat yaitu rata-rata sebesar 14 – 16 % atas dasar harga berlaku, untuk sektor industri menunjukkan pertumbuhan yang relatif tetap. Besaran kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat terutama ditentukan oleh besarnya peran aktif sektor swasta dalam mendukung pengembangan perekonomian, walaupun kinerja belum mencapai optimal.
5) Air Bersih Disektor air bersih yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, Sampai dengan tahun 2013, tingkat pelayanan air bersih di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk) yang dilayani melalui PDAM berupa air minum perpipaan sistem perkotaan adalah 5.512 jiwa penduduk terlayani atau 18,38 %. Sehingga capaian pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan tahun 2013 baik melalui PDAM maupun Pamsimas adalah 10.732 jiwa penduduk terfasilitasi layanan air bersih dari total ± 155.182 jiwa penduduk di Kabupaten Pesisir Barat. Sistem pengaliran pendistribusian air umumnya secara grafitasi. Masalah sumber air baku yang dihadapi di Kabupaten Pesisir Barat merupakan masalah umum untuk sistem penyediaan air bersih yang memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air baku, yaitu meningkatnya kekeruhan (turbidity) berlainan, curah hujan tinggi di daerah tangkapan (catchment area). Sedangkan masalah khusus adalah umumnya mata air sangat dipengaruhi oleh kondisi musim. Pada musim kemarau mata air mengalami penurunan (drop) yang cukup tinggi. 3. Sumber Daya Manusia Perkembangan IPM yang selama lima tahun terakhir tentunya tidak terlepas dari hasil kinerja pemerintah yang menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini tercermin dari peningkatan tiga komponen utama IPM yaitu, angka melek huruf, angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran riil per kapita secara rinci terdapat dalam tabel sebagai berikut : Tabel II.57 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 184 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014 (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) Komponen
2010
2011
2012
2013
2014
Angka Harapan Hidup (tahun)
65,9
66,2
66,52
66,83
67,14
Angka Melek Huruf (%)
95,08
95,75
95,75
96,67
97,28
7
7,17
7,17
7,35
7,42
590,35
596,65
600,87
602,32
603,43
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran Riil per Kapita (000 Rp.)
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
Gambar II.12 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah Tahun 2014 Angka Prediksi
Perkembangan IPM Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk) sepanjang lima tahun terakhir mengalami peningkatan capaian IPM. Pada Tahun 2010 IPM 67,74, Tahun 2011 secara perlahan IPM naik mencapai 68,21 dan terus bergerak naik pada tahun 2012 mencapai angka RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 185 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
68,83 dan pada Tahun 2013 ini capaian IPM melampaui angka 69, tepatnya 69,28, sedangkan untuk tahun 2014 diprediksikan IPM Kabupaten Pesisir Barat mencapai angka 69,72. II.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013, Tahun Berjalan dan Target Tahun 2105 Rencana Kerja Pembangunan Daerah, merupakan rencana pembangunan yang diaktualisasikan dalam kebijakan dan program tahunan, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya pembangunan di daerah, dan tetap memperhatikan perencanaan
jangka
konsistensi
menengah dan jangka panjang. Untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah, yang diimplementasikan dalam RKPD dilakukan melalui proses evaluasi kinerja pembangunan daerah. Melalui evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran
yang didukung oleh
ketersediaan informasi dan data yang lebih akurat. Dengan demikian, program pembangunan
menjadi
lebih
efisien,
efektif,
disertai
dengan
akuntabilitas
pelaksanaannya yang jelas. Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dan realisasi RPJMD yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan realisasi Renstra SKPD oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan. Evaluasi evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu. Telaahan hasil evaluasi mencakup: 1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan. 2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 186 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran yang direncanakan 4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program atau kegiatan 5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program dan kinerja pembangunan daerah 6. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut. Oleh karena itu, evaluasi kinerja kebijakan dan program, merupakan bagian penting untuk menilai pencapaian program dan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yang pada gilirannya menjadi bahan masukan bagi penyusunan rencana kebijakan dan program selanjutnya. Dalam hal evaluasi terhadap rencana kerja Tahun 2014, dimana Kabupaten Pesisir Barat selaku Daerah Otonomi Baru yang Sumber Pendanaannya hanya dari Hibah dan sebagian kecil dari Pendapatan Asli Daerah berupa retribusi. Fokus kebijakan dan program pada tahun 2013 hanyalah bersifat rutin bagi keberlangsungan operasional kantor dan pelayanan publik, dimana Program dan kegiatan tersebut saat ini masih berlangsung. Penilaian kinerja kebijakan dan program pembangunan Tahun 2013 adalah pada penilaian capaian target terhadap realisasi rencana pembangunan tahunan daerah yang didukung oleh sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Barat. Adapun hasil evaluasi tersebut dituangkan berdasarkan capaian kinerja program dan kegiatan pada urusan wajib dan urusan pilihan. Secara rinci dapat dilihat pada LAMPIRAN 2.
II.3 Permasalahan Pembangunan Daerah II.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 merupakan gambaran rencana prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015. Berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan Tahun sebelumnya. Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan yang telah RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 187 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisisnya sebagai bahan perencanaan pembangunan selanjutnya. Perencanaan pembangunan yang telah disusun bersama ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, namun demikian, melalui program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi permasalahan pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 disusun berdasarkan hasil analisis untuk kemudian disusun isu strategis dan prioritas pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat. Permasalahan pembangunan yang dihadapi sebagai berikut : 1. Masih terbatasnya anggaran daerah maupun dari pemerintah pusat 2. Masih tingginya angka rumah tangga miskin 3. Tingginya pengangguran 4. Masih banyaknya pekon tertinggal 5. Kondisi infrastruktur yang belum memadai 6. Fluktuasi harga komoditas daerah 7. Lambatnya pertumbuhan UMKM dan sektor perdagangan 8. Tingginya tingkat kerawanan bencana daerah
II.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Tabel II.58 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah FAKTOR-FAKTOR NO.
KRITERIA / ASPEK
URUSAN
PENENTU
PERMASALAHAN
KEBERHASILAN I
Kinerja Penyelenggaraan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 188 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pemerintahan Daerah Bersambung.... Sambungan Tabel II.58 FAKTOR-FAKTOR NO.
KRITERIA / ASPEK
URUSAN
PENENTU
PERMASALAHAN
KEBERHASILAN a.
Tataran Pengambil Kebijakan Ketentraman dan ketertiban
Wajib
umum daerah
Tersedianya Pelayanan
1. Kepolisian Masih
Masyarakat seperti
Setingkat
Kepolisian, Tentara
Kepolisian Sektor
Nasional Indonesia (TNI), Satuan Polisi Pamong
2. Masih terbatasnya personil Satuan
Praja termasuk juga
Polisi Pamong
Personil Dinas
Praja
Perhubungan yang cukup Keselarasan dan efektivitas
Wajib
hubungan antara pemerintahan
untuk menjaga Kondisi Masuk dalam agenda umum daerah agar tetap
Belum konsistensi
rencana kondusifkerja dan Tertib pembangunan daerah
pelaksanaan di tingkat
Masuk dalam agenda
Belum konsistensi
pemerintahan daerah dengan
RPJM Nasional, RPJMD
pelaksanaan di tingkat
kebijakan Pemerintah Provinsi
Provinsi dan Rencana
SKPD
dan Pemerintah Pusat
Kerja Pembangunan
daerah dan Pemerintah Provinsi
SKPD
serta antar pemerintahan daerah dalam rangka pengembangan otonomi daerah Keselarasan antara kebijakan
Wajib
Daerah dalam Kabupaten Pesisir Masuk agenda
Belum konsistensi
keputusan oleh Kepala Daerah
Barat Rencana Kerja
pelaksanaan di tingkat
beserta tindak lanjut
Pembangunan Daerah
SKPD
Masuk dalam agenda
Tidak semua SKPD
RKPD, Renstra, Renja
menyusun Renstra dan
Efektivitas proses pengambilan
pelaksanaan keputusan Ketaatan pelaksanaan
Wajib
Wajib
penyelenggaraan pemerintahan daerah pada peraturan perundang- undangan Intensitas dan efektivitas proses
Renja Wajib
Musrenbang
-
konsultasi publik antara pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang strategis dan relevan untuk Daerah
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 189 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Transparansi dalam
Wajib
-
-
Wajib
Mutatis Mutandis
Masih mengacu pada
transparansi pemungutan
Peraturan Daerah Tentang
perda Kabupaten
sumber- sumber pendapatan asli
PAD pada Kabupaten
Induk
daerah dan pinjaman/obligasi
Induk (Kabupaten
daerah
Lampung Barat)
pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan DAU, DAK, Intensitas, efektivitas, dan dan Bagi Hasil
Efektivitas perencanaan,
Wajib
LPj Pelaksanaan Anggaran
-
Wajib
Masuk dalam agenda
-
penyusunan, pelaksanaan tata usaha, pertanggung jawaban, dan pengawasan APBD Pengelolaan potensi daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Bersambung... Sambungan Tabel II.58 FAKTOR-FAKTOR NO.
KRITERIA / ASPEK
URUSAN
PENENTU
PERMASALAHAN
KEBERHASILAN Terobosan/inovasi baru dalam
-
-
Wajib
Dirumuskan dalam RKPD
-
Wajib
Langsung ditangani Bupati
Belum konsisten
melalui rapat koordinasi
dalam pelaksanaannya
- Perlunya penetapan
penyusunan Renstra
penyelenggaraan pemerintahan b.
daerah Tataran Pelaksana Kebijakan Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Tingkat capaian SPM (Standar
Wajib
Pelayanan Minimal)
kinerja dalam Tugas
dan Renja
Pokok dan Fungsi - Pengintegrasian ke dalam kebijakan perencanaan dan penganggaran. Penataan kelembagaan daerah
Wajib
Peraturan Bupati
-
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 190 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pengelolaan kepegawaian
Wajib
daerah
- Tersedianya pegawai
Pendistribusian dan
dengan kompetensi yang
penempatan pegawai
sesuai.
belum optimal sesuai kebutuhan serta
- Pendistribusian dan penempatan pegawai
jumlahnya belum memadai
sesuai kebutuhan dan keahliannya. Perencanaan pembangunan
Wajib
daerah Pengelolaan keuangan daerah
Wajib
Proses perencanaan dari
Masih mengacu pada
musrenbang pekon sampai
hasil musrenbang
musrenbangkab
Kabupaten Induk
- Proses penyampaian
APBD yang masih
APBD tepat waktu
sangat terbatas
- Administrasi dan Pengelolaan Anggaran Pengelolaan barang milik
Wajib
daerah Pemberian fasilitasi terhadap
II
Wajib
berdasarkan rencana Perbub mengenai kerja dan barang jadwal milik pengelolaan
Belum ada
daerah
Kabupaten Induk
Peraturan Bupati
Banyak masyarakat
penyerahan Aset dari
partisipasi masyarakat
yang belum
Kemampuan Penyelenggaraan
memahaminya
Otonomi Daerah Kesejahteraan masyarakat
Wajib
- TKPKD (Tim
-
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah) Pelayanan umum
Wajib
Peraturan dan SOP - Pengendalian Infalsi
-
Daya saing daerah
Wajib
- pembangunan di setiap
-
sektor yang dapat menunjang peningkatan perkenonomian. - Perbaikan dan peningkatan insfrastruktur. - Kondusifitas iklim investasi. - Promosi
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 191 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Berikut adalah tabel Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya. Tabel II.59 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya NO.
ISU PENTING DAN MASALAH MENDESAK TINGKAT NASIONAL
TINGKAT PROVINSI
LINGKUNGAN EKSTERNAL LAINNYA
1.
Peningkatan Iklim Investasi dan
Infrastruktur
Usaha (Ease of Doing Business)
Tingginya harga komoditi dunia termasuk harga minyak mentah
2.
Percepatan Pembangunan
Energi
Pasar Global/Pasar Bebas
Peningkatan Pembangunan Industri
Lingkungan Hidup dan
Perubahan iklim global
di Berbagai Koridor Ekonomi
Pengelolaan Bencana
Penciptaan Kesempatan Kerja
Revitalisasi Pertanian dan
Sering terjadinya bencana
khususnya Tenaga Kerja Muda
Ketahanan Pangan
alam
Peningkatan Ketahanan Pangan:
Reformasi Birokrasi dan Sinergi
Pasar Global
Menuju Pencapaian Surplus Beras
Pembangunan Kabupaten/Kota
Infrastruktur: National Connectivity 3.
4.
5.
10 juta ton 6.
Peningkatan Rasio Elektrifikasi
Pendidikan
dan Konversi Energi 7.
Peningkatan Pembangunan
Kesehatan
Sumberdaya Manusia; 8.
Percepatan Pengurangan
Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan : Sinergi Klaster I-IV; 9.
Persiapan Pemilu 2014;
Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
10.
Perbaikan Kinerja Birokrasi dan
Pemilihan Gubernur dan
Pemberantasan Korupsi;
Perubahan Kebijakan Gubernur yang Baru
11.
Percepatan Pembangunan Minimum
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 192 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Essential Force.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 193 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015
Kondisi perekonomian Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian Tahun 2015 dapat digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah. Bab ini juga membahas kinerja perekonomian daerah Kabupaten Pesisir Barat berikut dinamika faktor eksternal dan internalnya. Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah tahun 2015 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien. Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam Rancangan RKPD Tahun 2015 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Pesisir Barat serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian global. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikannya secara efektif dan efisien dengan pendekatan perencanaan anggaran berbasis kinerja.
3.1
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Secara teoritis, situasi perekonomian suatu daerah, termasuk Kabupaten Pesisir Barat, dipengaruhi oleh faktor endogen yang berasal dari internal, maupun faktor lain dari tataran ekonomi level diatasnya seperti perkembangan perekonomian regional, nasional bahkan internasional. Meski demikian gejolak level nasional ke atas belum tentu
secara
langsung
mempengaruhi
kondisi
perekonomian
di
wilayah
Kabupaten/Kota, pusaran dinamika pembangunan apalagi krisis yang terjadi akan mempengaruhi
ekonomi
maupun
kebijakan
ekonomi
nasional.
Imbasnya,
perkeonomian daerah sebagai bagian tidak terpisahkan dari sistem perekonomian nasional harus mampu menyesuaikan. Terdapat berbagai faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti menyangkut kebijakan pemerintah pusat di sektor moneter maupun sektor riil. Disamping itu, perekonomian daerah juga dipengaruhi perekonomian global seperti naik turunnya harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang asing, serta RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 194 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan kelesuan pasar ekspor. Namun pengalaman memberikan pelajaran bahwa kondisi perekonomian daerah (kabupaten/kota) apabila ada gejolak tidak separah nasional maupun global. 3.1.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan alat kontrol dalam menentukan kebijakan pembangunan. PDRB nominal (harga berlaku) dan PDRB riil (harga konstan), masing-masing mempunyai peran masingmasing. Seperti halnya dalam PDB (Produk Domestik Bruto), PDRB mempunyai tiga pendekatan dalam menghitungnya yaitu pendekatan produksi atau lebih dikenal dengan PDRB Sektoral atau PDRB menurut Lapangan Usaha, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung didalamnya) atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 adalah Rp. 1.106.887,31,
tahun 2012
menjadi Rp.1.266.944,39, tahun 2013 mencapai Rp.1.392.640,31 dan tahun 2014 diperkirakan akan naik menjadi Rp.1.601.536,36*. Jika dilihat dari PDRB pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2012 naik 14.46% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2013 hanya naik 9.92% dan pada tahun 2014 diharapkan dapat naik minimal 12,19%, asumsi ini didasarkan pada rata-rata kenaikan PDRB dua tahun sebelumnya. Bahwa Kabupaten Pesisir Barat yang sudah berubah status menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) mempunyai banyak sektor yang masih sangat mampu untuk lebih dikembangkan lagi sebagi penyumbang PDRB.
3.1.2 PDRB Harga Berlaku PDRB harga berlaku digunakan untuk menunjukkan kemampuan sumber-sumber ekonomi dalam suatu wilayah. Dalam konteks PDRB yang sangat familiar (menurut lapangan usaha), sumber-sumber ekonomi/sektorsektor/lapangan usaha tersebut terdiri dari 9 (sembilan) sektor yang dikelompokkan kembali menjadi tiga kelompok sektor yaitu primer, sekunder dan tersier. Pada Tahun 2013 PDRB ADHB penyumbang tertinggi Kabupaten Pesisir Barat adalah disektor pertanian dengan PDRB Rp. 761.162,75 atau 54,66% dan kedua dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.189.057,90 atau 13,57% (ADHB).
Peningkatan PDRB Kabupaten
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 195 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pesisir Barat dari sector-sektor lain masih sangat mungkin dapat ditingkatkan terutama di sektor industri dan transportasi. PDRB Kabupaten Pesisir Barat menurut harga berlaku dapat dilihat pada Tabel III.1 di bawah ini:
Tabel III.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2011- 2014 LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
2014*
602.048,79
703.023,74
761.162,75
853.948,48
30.018,87
32.601,19
35.960,76
40.344,38
32.586,07
35.255,19
40.096,20
44.983,93
a. Industri Tanpa Migas
32.586,07
35.255,19
40.096,20
44.983,93
4. LISTRIK, GAS & AIR
4.557,87
4.987,01
5.836,08
6.547,50
4.325,99
4.701,92
5.496,14
6.166,12
231,88
285,09
339,94
381,38
32.350,48
34.612,48
37.225,02
41.762,75
152.469,07
166.352,79
189.057,90
212.104,06
145.639,24
158.412,68
179.979,78
201.919,32
b. Hotel
1.029,96
1.363,23
1.531,39
1.718,06
c. Restoran
5.799,87
6.576,88
7.546,73
8.466,68
48.429,60
56.232,70
63.673,10
71.434,86
26.575,56
33.050,53
38.392,36
43.072,39
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel
Bersambung... Bersambung Tabel III.1 LAPANGAN USAHA 2. Angkutan Jalan Raya
2011 26.575,56
2012 33.050,53
2013
2014*
38.373,36
43.051,07
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 196 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara
21,32
6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
21.854,05
23.182,17
25.280,75
28.362,47
34.587,88
37.839,43
43.863,30
49.210,23
16.478,15
17.554,73
21.307,29
23.904,65
673,59
713,97
806,67
905,00
d. Sewa Bangunan
16.532,80
18.563,61
20.553,04
23.058,46
e. Jasa Perusahaan
903,33
1.007,12
1.196,29
1.342,12
1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEU. PERSEWAAN, &
JASA
PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah &
169.838,69
196.039,86
215.765,20
242.066,98
153.431,65
177.082,66
194.447,08
218.150,18
102.032,23
117.759,97
30.279,54
146.160,62
51.399,41
59.322,69
Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta
16.407,04
1. Sosial Kemasyarakatan
14.080,52
2. Hiburan & Rekreasi
381,21
3. Perorangan &
1.945,31
8.957,20 16.476,23 425,82
64.167,54
71.989,56
21.318,12
23.916,80
18.573,28
20.837,36
495,57
2.055,15
2.249,27
1.266.944,39
1.392.640,31
555,98 2.523,45
Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS
1.106.887,31
1.562.403,17
Sumber : BPS Lampung Barat 2014 *Angka Prediksi
3.1.3
PDRB Harga Konstan Secara
terminologi
PDRB harga
konstan
atau
PDRB riil
menunjukkan kondisi perekonomian secara riil suatu wilayah. PDRB ini RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 197 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
digunakan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. Secara konstan selama kurun waktu tahun (2011-2013) PDRB tumbuh antara 3,00 hingga 9,00%. Kuatnya sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam struktur perekonomian Kabupaten Pesisir Barat merupakan indikasi bahwa sektor ini merupakan sektor yang sangat layak dikembangkan menjadi strategi pembangunan Kabupaten Pesisir Barat. Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto Kabupaten Pesisir Barat atas dasar Harga Konstan dapat dilihat pada Tabel III.2 di bawah ini:
Tabel III.2 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2012 - 2014 ( PERSEN ) LAPANGAN USAHA
2012
1. PERTANIAN
2013
2014*
8,67
3,00
5,83
20,84
6,44
13,64
b. Tanaman Perkebunan
6,86
3,10
4,98
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
4,81
2,30
3,56
d. Kehutanan
3,13
0,66
1,89
e. Perikanan
3,57
0,82
2,19
4,12
6,09
5,11
4,12
6,09
5,11
3,01
7,79
5,40
a. Tanaman Bahan Makanan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi
-
b. Pertambangan tanpa Migas
-
c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas
-
1. Pengilangan Minyak Bumi
Bersambung...
Sambungan Tabel.III.3 LAPANGAN USAHA 2. Gas Alam Cair
2012
2013
2014*
-
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 198 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
b. Industri Tanpa Migas
3,01
7,79
5,40
5,13
14,05
9,59
4,38
13,94
9,16
1. Makanan, Minuman dan Tembakau
-
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki
-
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
-
4. Kertas dan Barang Cetakan
-
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet
-
6. Semen & Brg. Galian bukan logam
-
7. Logam Dasar Besi & Baja
-
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya
-
9. Barang lainnya
-
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
c. Air Bersih
14,27
15,25
14,76
5. BANGUNAN
4,43
6,82
5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
5,92
4,62
5,27
5,55
4,40
4,97
b. Hotel
12,78
7,57
10,18
c. Restoran
12,87
8,55
10,71
12,60
6,81
9,71
17,87
6,75
12,31
6,68
12,27
a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya
17,87
3. Angkutan Laut
Bersambung...
Sambungan Tabel.III.3 LAPANGAN USAHA
2012
2013
2014*
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 199 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
-
5. Angkutan Udara
-
6. Jasa Penunjang Angkutan
-
b. Komunikasi
5,75
6,91
6,33
4,92
8,31
6,61
a. Bank
4,55
6,58
5,57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
4,34
8,71
6,52
1. Pos dan Telekomunikasi
-
2. Jasa Penunjang Komunikasi
-
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
c. Jasa Penunjang Keuangan
-
d. Sewa Bangunan
5,22
10,00
7,61
e. Jasa Perusahaan
5,52
5,56
5,54
12,09
7,24
9,67
14,14
7,00
10,57
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
14,54
7,43
10,98
2. Jasa Pemerintah lainnya
13,36
6,13
9,74
6,82
7,93
7,37
1. Sosial Kemasyarakatan
7,36
8,16
7,76
2. Hiburan & Rekreasi
6,30
8,48
7,39
3. Perorangan & Rumahtangga
4,33
6,74
5,54
7,75
4,35
6,05
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014 * Angka Prediksi
3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat memprediksi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 12,19% sampai dengan 15%. Ada beberapa sektor yang diharapkan akan naik pertumbuhan ekonominya yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Beberapa sektor di atas dapat digunakan untuk mengukur RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 200 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan. Sebagai dasar proyeksi atau perkiraan penerimaan wilayah untuk perencanaan pembangunan baik sektoral maupun regional. Berikut ini tabel laju pertumbuhan ekonomi Atas Dasar Harga Konstan pada Tabel III.3 di bawah ini: Tabel llI.3 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2011 - 2013 ( PERSEN ) LAPANGAN USAHA
2012
2013
2014*
1. PERTANIAN
8,67
3,00
5,83
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
4,12
6,09
5,11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
3,01
7,79
5,40
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5,13
14,05
9,59
5. BANGUNAN
4,43
6,82
5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
5,92
4,62
5,27
12,60
6,81
9,71
4,92
8,31
6,61
12,09
7,24
9,67
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014 * Angka Prediksi
3.1.5 Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB Seiring laju pertumbuhan ekonomi sebagaimana analisa di atas, kesembilan sektor mengalami perubahan peran dalam pembentukan PDRB baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Berikut tabel kontribusi sektor perekonomian terhadap PDRB berdasarkan ADHB dan ADHK. Tabel lII.4 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) LAPANGAN USAHA PRIMER 1. PERTANIAN
2011
2012
2013
2014*
57,10
58,06
57,24
57,24
54,39
55,49
54,66
54,66
2,71
2,57
2,58
2,58
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
Bersambung.....
Sambungan Tabel III.4 LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
2014*
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 201 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
SEKUNDER
6,28
5,91
5,97
5,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
2,94
2,78
2,88
2,88
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,41
0,39
0,42
0,42
2,92
2,73
2,67
2,67
36,62
36,03
36,79
36,79
13,77
13,13
13,58
13,58
4,38
4,44
4,57
4,57
3,12
2,99
3,15
3,15
15,34
15,47
15,49
15,49
1.106.887,31
1.266.944,39
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN TERSIER 1. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PERUSAHAAN. 4. JASA-JASA TOTAL PDRB (Ratus Rp)
1.392.640,31 1.601.536,36
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
Tabel III.5 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) LAPANGAN USAHA
PRIMER
2011
2012
2013
2014*
58,60
58,97
58,30
58,20
55,59
56,06
55,34
55,26
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3,01
2,91
2,96
2,94
SEKUNDER
8,47
8,16
8,42
8,13
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
3,60
3,44
3,55
3,41
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,50
0,49
0,54
0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
4,37
4,23
4,34
4,17
TERSIER
32,93
32,87
33,28
33,41
1. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
20,70
20,34
20,40
20,30
2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
4,24
4,44
4,54
4,65
3. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PERUSAHAAN.
3,37
3,28
3,41
3,42
4. JASA-JASA
4,62
4,81
4,94
5,05
507.786,14
547.164,14
570.948,50
589.649,80
1. PERTANIAN
TOTAL PDRB (Ratusan Rp)
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah *Angka Prediksi
3.1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 202 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi, bahwa PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Barat juga akan bergerak sesuai perkembangan yang ada. Pada tahun 2012 PDRB perkapita riil per bulan adalah Rp 314.977,- dan secara nominal mampu mencapai Rp 729.321,- per bulan. Sedangkan pada tahun 2013 PDRB per kapita riil per bulan adalah Rp 302.298,34,- dengan nilai nominal perkapita adalah sebesar Rp 737.357,- . Dapat diilustrasikan, bahwa setiap penduduk Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2013 yang jumlah penduduk tengah tahunnya diperkirakan 157.391 jiwa, berpendapatan rata-rata 737 ribu rupiah untuk setiap bulannya. Yang dimaksud pendapatan disini adalah nilai tambah bruto (upah, gaji, laba, sewa tanah, bunga uang, penyusutan dan pajak tak langsung neto), bukan nilai produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuannya). Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi. Berikut ini tabel III.6 PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Barat tahun 20122013
Tabel III.6 Rata-rata PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2012 dan 2013 URAIAN 2012
2013
PDRB HK (JUTA RUPIAH)
547.164,14
570.948,50
PDRB HB (JUTA RUPIAH)
1.266.944,39
1.392.640,31
144.763
157.391
PDRB per kapita HK Rp
3.779.724
3.627.580
PDRB per kapita HB Rp
8.751.852
8.848.284
Jumlah penduduk tengah tahun
Sumber data : BPS Lampung Barat 2013
Pada tahun 2012 PDRB perkapita riil per bulan adalah Rp 314.977,dan secara nominal mampu mencapai Rp 729.321,- per bulan. Sedangkan pada tahun 2013 PDRB per kapita riil per bulan adalah Rp 302.298,34,dengan nilai nominal perkapita adalah sebesar Rp 737.357,Dapat diilustrasikan, bahwa setiap penduduk Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2013 yang jumlah penduduk tengah tahunnya diperkirakan 157.391 jiwa, berpendapatan rata-rata 737 ribu rupiah untuk setiap bulannya. Yang dimaksud pendapatan disini adalah nilai tambah bruto (upah, gaji, laba, sewa tanah, bunga uang, penyusutan dan pajak tak RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 203 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
langsung neto), bukan nilai produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuannya). Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi.
3.1.7 Perkembangan Harga (Inflasi) Perubahan harga barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga merupakan hal yang dapat dielakkan dalam sebuah perekonomian. Perubahan harga tersebut dapat berupa kenaikan, penurunan. Rata-rata tertimbang perubahan harga tersebut pada kurun waktu tertentu dalam suatu wilayah itulah yang kita kenal dengan inflasi. Laju inflasi di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010 adalah 4,31 % dan di tahun 2011 naik 9,89% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 3,67%, begitu juga tahun 2013 turun hingga mencapai 2,30%. Secara jelas terlihat pada Tabel.III.7 berikut ini : Tabel III.7 Tingkat Inflasi Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2013 TAHUN INFLASI KOMULATIF
NO 1.
2010
4,31
2.
2011
9,89
3.
2012
3,67
4.
2013
2,30
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
3.1.8 Investasi Investasi merupakan salah satu unsur dalam PDRB yang dihitung atas dasar penggunaan, selain konsumsi dan ekspor netto (Ekspor–Impor). PDRB sektor investasi dipengaruhi oleh dua unsur yaitu pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan perubahan stok yang meliputi persediaan barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi. Pengeluaran-pengeluaran yang mempengaruhi tinggi/rendah pembentukan modal tetap bruto meliputi berbagai macam pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal baru yang dihasilkan disuatu wilayah (region) atau impor yang selanjutnya dipergunakan sebagai alat produksi barang atau jasa. Perhitungan PMTB ini dapat diperoleh berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh tiap-tiap lapangan usaha atau juga berdasarkan arus barang. Penggunaan PDRB untuk investasi diprediksikan pada tahun 2012 akan meningkat 10,59% menurut harga berlaku dan 5,73% menurut harga konstan. Harapan kedepan, investasi ini akan terus melaju dengan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 204 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
pertumbuhan yang signifikan karena memiliki multy player effect luar biasa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tahun 2012 2013
Tabel III.8 PDRB Penggunaan Sektor Investasi Tahun 2013 (juta rupiah) PDRB Penggunaan Sektor Investasi Berdasarkan atas Harga Berlaku Berdasarkan atas Harga Konstan Nominal (Rp) Pertumbuhan Nominal (Rp) Pertumbuhan (%) 1,035,627.31 10.59 539,066.35 5.73 1,176,866.15 13.64 574,868.71 6.64
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
3.2
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 3.2.1 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2015 Perekonomian Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014-2015 masih akan menghadapi sejumlah tantangan akibat dari pengaruh lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi adalah: a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan, yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi makro. Dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorong peningkatan investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepat dengan menempatkan prioritas pengembangan pada sektor-sektor yang mempunyai efek pengganda tinggi dalam menciptakan kesempatan kerja; b) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan yang cukup berat karena ini menyangkut beberapa peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu dilakukan pemerintah daerah dengan menyikapi atas perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan dan penyederhanaan birokrasi. c) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi;
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 205 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
d) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai peningkatan pertumbuhan nilai ekspor. Pertumbuhan ekspor akan mempengaruhi keberlangsungan usaha dan perekonomian daerah sehingga dapat mempertahankan ketersediaan lapangan kerja bahkan mungkin dapat menambah lapangan kerja; e) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualitas; f)
Meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas ekonomi seperti pasar dan kawasan khusus PKL (pedagang kaki lima) secara memadai bagi pelaku ekonomi dan masyarakat luas untuk mendukung kegiatan bisnis di Kabupaten Pesisir Barat, disamping menciptakan lapangan kerja;
g) Mengembangkan program-program bagi perusahaan yang berskala mikro dengan menyediakan modal umpan (seed capital) melalui pendekatan pemberian pinjaman kelompok (a group lending approach) dalam rangka membangun modal sosial kolektif serta meningkatkan kepemilikan dan pembentukan modal lokal di Kabupaten Pesisir Barat; h) Memfasilitasi pengembangan koperasi diberbagai bidang dan lokasi usaha di Kabupaten Pesisir Barat sebagai bentuk bisnis yang dimiliki dan dikelola bersama-sama oleh pekerja untuk meningkatkan kemampuan menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan melalui sumber daya bersama; dan i)
Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan potensi daerah dengan melalui kerjasama pemerintah dengan pemerintah dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.
3.2.2
Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 Kondisi ekonomi global, selain berpengaruh terhadap ekonomi nasional
dan
regional
juga
akan
berpengaruh
terhadap
kondisi
perekonomian Kabupaten Pesisir Barat. Mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2012 dan tahun 2013 serta perkiraan 2014, maka tantangan yang dihadapi maka Prospek perekonomian pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 206 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
a) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 menurut harga konstan diperkirakan akan mengalami perbaikan dan diharapkan dapat tumbuh sekitar 5-6%; b) Inflasi pada Tahun 2015 diperkirakan pada kisaran angka 5% ±1%; c) Laju pertambahan penduduk pada Tahun 2015 diperkirakan sekitar 0.3%; d) PDRB Harga Berlaku pada tahun 2015 diperkirakan sebesar
Rp
3.542.765,47; e) PDRB Harga Konstan pada tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp.1.468.524.32; f) PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 12.635.685,24; dan g) PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 31.254.785,26. Untuk mencapai kondisi tersebut membutuhkan investasi kurang lebih Rp 551,245.18 juta rupiah menurut harga konstan dan Rp 1.856.849.24 juta rupiah menurut harga berlaku dengan asumsi cateris paribus.
3.2.3
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Penyelenggaraan pemerintah akan berfungsi optimal, efektif dan efisien apabila penyelenggara urusan pemerintahan didukung dengan instrumen-instrumen yang sudah dirumuskan dalam kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Jangka Pendek (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) yang disusun setiap tahun. Untuk melaksanakan instrumen-intrumen tersebut tentunya didukung dengan pendanaan/sumbersumber penerimaan yang cukup berdasarkan peraturan perundangundangan (money follow function). Dalam rangka melaksanakan kegiatankegiatan guna mencapai tujuan serta mengenai sasaran yang yang diinginkan maka harus didukung dengan penganggaran untuk memenuhi kebutuhan belanja pembangunan tersebut. Dalam rangka mendukung kebutuhan belanja pembangunan daerah tidak bisa terlepas dengan kapasitas fiskal (kemampuan keuangan daerah) yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah tersebut, karena kapasitas fiskal merupakan penopang utama dan sumber pembiayaan pembangunan daerah tersebut, meskipun sumber pembiayaan pembangunan bisa juga diperoleh dari sumber-sumber dana Non APBD, seperti dana hibah dari pusat maupun
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 207 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dari daerah lain, dana kemitraan dengan masyarakat maupun pihak ketiga, swadaya masyarakat, serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu instrumen yang konkret yang digunakan untuk merencanakan dan dijadikan dasar pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah merupakan wujud dari pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam pengelolaan keuangan daerah tersebut harus sesuai dengan prosedur, dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Perencanaan pembangunan daerah yang dinamis, yang telah diseimbangkan dengan prioritas pembangunan, sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah pusat, pemerintah provinsi serta sesuai dengan realita di lapangan kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dimana sebelumnya telah melalui proses yang cukup panjang mulai dari Pemerintah Daerah menjaring aspirasi kegiatan dan programprogram yang akan dilaksanakan dengan cara melakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda), evaluasi pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya sampai dengan verifikasi dan penyelarasan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan program, tujuan dan sasaran yang akan dicapainya. Langkah selanjutnya setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, dokumen tersebut dipergunakan sebagai dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Dari kedua dokumen inilah Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah (RAPBD) disusun melalui berbagai proses dan mekanisme sesuai aturan-aturan yang berlaku dengan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk kemudian ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 208 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang sangat strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena APBD merupakan salah satu instrumen penting kebijakan fiskal daerah. Dimana kebijakan fiskal adalah kebijaksanaan pemerintah untuk mengubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi suatu daerah. Kebijaksanaan fiskal pada umumnya bertujuan untuk mencapai kestabilan dalam perekonomian. Sedangkan tiga fungsi utama kebijakan fiskal yaitu sebagai alat stabilisasi ekonomi, alat distribusi pendapatan dan alat alokasi anggaran. Sebagai alat stabilisasi ekonomi, kebijakan fiskal memainkan perannya dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan laju inflasi yang pada gilirannya berpengaruh positif dalam pencapaian ekspansi ekonomi tinggi. Sebagai alat distribusi pendapatan, fungsi kebijakan fiskal tercermin sebagai media dalam penarikan pajak dari masyarakat dimana orang kaya akan membayar pajak lebih tinggi dibandingkan orang miskin. Sedangkan, fungsi kebijakan fiskal sebagai alat alokasi anggaran tercermin dari besaran-besaran belanja dalam APBD. Kebijaksanaan fiskal dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam atas dasar: 1. Pengelolaan Anggaran (the managed budget approach) Menghendaki
hubungan
langsung
antara
pengeluaran
pemerintah dan perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian dalam anggaran selalu dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi, sehingga pada suatu saat terjadi defisit maupun surplus. 2. Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget) Terdapat penyesuaian secara otomatis terhadap penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang akan menyebabkan perekonomian menjadi stabil tanpa adanya campur tangan pemerintah. Pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasarkan pada perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai program, sedang pajak akan ditentukan sehingga dapat menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh. 3. Anggaran belanja seimbang (Balance approach) Adanya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah dalam jangka panjang agar terjadi keterkaitan dalam perekonomian
sehingga
memperoleh
kepercayaan
masyarakat.
Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 209 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4. Pembiayaan fungsional (functional finance) Dalam pendekatan ini pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan terutama untuk meningkatkan kesempatan kerja. Pajak berfungsi mengatur pengeluaran swasta sedang pinjaman sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana yang tersedia dalam masyarakat. Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan fiskal dari pusat ke daerah, maka pemerintah pusat melakukan desentralisasi Kebijakan. Desentralisasi fiskal ke Daerah dengan maksud untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat serta memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam proses pembangunan. Pelaksanaan Kebijakan Fiskal juga merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mendapatkan dana-dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan di daerah untuk kemudian dibelanjakan/diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan. Desentralisasi fiskal akan menyebabkan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiskal dipusatkan pada pengeluaran/belanja publik. Desentralisasi fiskal yang diukur
dengan
pengeluaran
pemerintah
daerah
menyebabkan
pertumbuhan ekonomi secara signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari pemerintah pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada memberi efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dengan mengubah tarif pajak yang berlaku otomatis akan mempengaruhi/berdampak pada perekonomian secara luas. Jika suatu pajak dinaikkan maka akan terjadi penurunan daya beli masyarakat serta penurunan output industri secara umum, sebaliknya apabila suatu pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output-nya. Desentralisasi Fiskal juga akan memberi kesempatan yang lebih luas pada proses perbelanjaan agar lebih efektif dan efisien karena mereka lebih mengetahui realitas yang terjadi di lapangan dan hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat secara langsung. Jika ingin lebih RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 210 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
memacu pertumbuhan ekonomi lokal, maka pemerintah daerah dapat melakukan penekanan (memprioritaskan) pada penganggaran belanja bidang infrastruktur dan belanja sektor sosial. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja yang cenderung meningkat terus menerus, diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan permintaan tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin besar. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih luas adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhan primernya/basic needs (sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Seiring
dengan
meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat
maka
seharusnya tingkat kemiskinan akan berkurang, karena kemiskinan dan kesejahteraan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah senantiasa berupaya merumuskan kebijakan fiskal yang berorientasi pada pro growth, pro poor, pro job, dan pro environment. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan
pengentasan
kemiskinan
sekaligus
peningkatan
kesejahteraan masyarakat sebagai indikator utama keberhasilan pembangunan ekonomi. Tentunya, agar kebijakan fiskal bisa berjalan efektif dan efisien, diperlukan peran dan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat khususnya para pelaku usaha dan pemodal sebagai pembayar pajak. Penerapan kebijakan fiskal yang baik dan sehat pada gilirannya juga akan menciptakan sustainabilitas fiskal yang merupakan modal utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah jangka panjang menuju pada kemandirian ekonomi. Selain
terus
memprioritaskan
pelaksanaan
kebijakan
desentralisasi fiskal, Pemerintah hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan reformasi dalam administrasi keuangan daerah, dimana antara lain tercermin dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah perubahan dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan penting yaitu mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 211 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
A. Perencanaan APBD Melibatkan
masyarakat
dan
DRPD
dalam
rangka
penjaringan aspirasi (need assessment) hingga penetapan Arah dan Kebijakan Umum serta penentuan strategi dan prioritas APBD. Input dari penjaringan aspirasi tersebut berupa program-program dan kegiatan. Dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Berorientasi pada kepentingan publik/ masyarakat luas; 2. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja; 3. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decisions maker) di DPRD dengan perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran pada unit kerja (SKPD); 4. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelola keuangan daerah dan unit-unit pengelola layanan publik dalam pengambilan keputusan. Dalam tahap perencanaan ini reposisi DPRD sangat diperlukan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. DPRD mempunyai kewenangan untuk menetapkan arah kebijakan prioritas alokasi dan distribusi keuangan daerah. Mekanisme penyusunan strategi dan prioritas APBD dapat dilakukan sebagai berikut: a. DPRD melakukan upaya penjaringan masyarakat dan menyusun pokok-pokok pikiran dewan. Selanjutnya diadakan berbagai komunikasi dan kesepakatan-kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk arah dan kebijakan umum APBD. b. Tim Anggaran Eksekutif menyusun Strategi dan Prioritas APBD yang selanjutnya disampaikan kepada panitia anggaran legislatif untuk konfirmasi kesesuaiannya dengan Arah dan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati c. Apabila kedua belah pihak (eksekutif dan legislatif telah sepakat) maka APBD dapat disahkan oleh DPRD. B.
Pelaksanaan APBD Pelaksanaan APBD di dilakukan dengan menggunakan system akuntansi yang sudah disesuaikan untuk menghasilkan dokumentasi pencatatan sebagai laporan pelaksanaan APBD oleh eksekutif baik berupa laporan bulanan, triwulan maupun
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 212 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
laporan tahunan sebagai laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD. C.
Pengendalian/ Pengawasan Keuangan Daerah Fungsi pengawasan terhadap alokasi APBD dilakukan lembaga legislatif terhadap berbagai penggunaan dana daerah pada setiap kesempatan. Meskipun secara formal laporan pelaksanaan APBD telah dituangkan dalam bentuk laporan triwulan dan tahunan, namun lembaga
legislatif dapat
menggunakan berbagai media, masyarakat ataupun informal dari pemerintah daerah untuk mengawasi berbagai implementasi APBD oleh pemerintah daerah. Dalam tahap ini berbagailaporan pelaksanaan APBD diproses dengan melakukan evaluasi terhadap laporan tersebut yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai penilaian Pertanggungjawaban Kepala Daerah. DPRD dapat mempergunakan laporan keuangan ini sebagai salah satu indikator
untuk
menerima
atau
menolak
laporan
pertanggungjawaban Kepala Daerah. Mekanisme pengendalian/ pengawasan atas pengelolaan keuangan daerah oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah pada hakekatnya merupakan mekanisme pertanggungjawaban (akuntabilitas) Pemerintah Daerah kepada Masyarakat. Pertanggungjawaban penggunaan uang publik pada dasarnya mempertimbangkan dua aspek yaitu Aspek Legalitas Anggaran Daerah (setiap transaksi yang dilakukan dalam APBD harus dapat dilacak otoritas legalnya) dan aspek pengelolaan dan Pertanggungjawaban (pengelolaan dan pertanggungjawaban harus dilaksanakan secara baik, termasuk perlindungan asset fisik dan finansial guna mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas guna mendukung upaya percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran dalam tahun 2015 di Kabupaten Pesisir Barat diarahkan untuk: 1.
Tetap melaksanakan dan memperhatikan sebelas prioritas pembangunan nasional dan 3 prioritas lainnya yaitu (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; dan (5)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 213 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
ketahanan pangan. Kemudian (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar,
dan
pasca-konflik;
serta
(11)
kebudayaan,
kreativitas, dan inovasi teknologi. Sementara itu, 3 prioritas bidang lainnya mencakup: (1) politik, hukum, dan keamanan, (2) perekonomian, dan (3) kesejahteraan rakyat; 2.
Tetap melaksanakan dan memperhatikan prioritas kegiatankegiatan yang mendukung program pro growth, pro poor, pro job dan pro environtment;
3.
Tetap melanjutkan pendanaan guna meningkatkan jaminan sosial yang diwujudkan dalam bentuk program-program dan kegiatan-kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut;
4.
Meningkatkan jumlah dan besaran belanja modal dalam rangka meningkatkan produktifitas perekonomian, dimana diharapkan dengan besarnya belanja modal maka akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta peningkatan kesempatan kerja;
5.
Melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga tingkat defisit yang terkendali dari aspek pembiayaan daerah;
6.
Penerapan Performance Based Budgeting dan Medium Term Expenditure Framework. Penerapan strategi ini sebagai
upaya
untuk
lebih
mengefektifkan
dan
mengefesienkan (restrukturisasi) program dan kegiatan pada
masing-masing
Unit
Kerja
(SKPD).
Upaya
restrukturisasi tersebut dimulai dengan tahapan penetepan visi dan misi SKPD sesuai dengan rencana strategis, tugas serta fungsi masing-masing SKPD, restrukturisasi program yang bersumber dari tugas dan fungsi di masing-masing pejabat yang ada di masing-masing SKPD hingga penetapan indikator kinerja kegiatan yang akan dilakukan melalui pendekatan kuantitas, kualitas dan harga. Selain itu dengan penerapan MTEF akan tampak sejauh mana kebutuhan pendanaan yang lebih detail pada masingRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 214 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
masing SKPD dan seberapa jauh kebutuhan tersebut dapat dipenuhi, baik dalam jangka menengah maupun panjang; 7.
Mengoptimalikan
pengumpulan
sumber-sumber
pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan efektifitas belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen keuangan daerah; 8.
Peningkatan kemampuan pembiayaan penyelenggaraan pelayanan
dasar
(terutama
untuk
kelompok
rentan
termajinalkan) yang bersumber dari APBD maupun kemitraan. Tujuan dari kebijakan ini adalah meningkatkan Pendapatan per Kapita. Adapun upaya-upaya
yang
dilakukan untuk mencapai prioritas ini antara lain: a. Meningkatkan SDM Kabupaten Pesisir Barat dengan pendidikan yang terjangkau oleh semua penduduk; b. Meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah; c. Meningkatkan keamanan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk. Strategi-strategi di atas perlu ditindaklanjuti dalam politik anggaran, mulai dari perencanaan, implementasi dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal. Hal ini kemudian diikat dalam tanggung jawab sosial oleh pemerintah yang perlu dibahas dalam pembahasan dokumen yang lebih detail, termasuk hal yang sangat penting adalah soal realisasi penyerapan anggaran serta akuntabilitas anggaran melalui laporan–laporan pelaksanaan APBD. Selain daripada itu sistem rewards and punishment perlu diterapkan bagi SKPD yang memiliki kinerja baik ataupun buruk, sehingga diharapkan mereka akan lebih bersemangat dalam mencapai tujuan pembangunan serta bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang sudah masuk dalam agenda kegiatan dimasing-masing SKPDnya. 3.2.4
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Berdasarkan hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang kemudian dituangkan kedalam tabel III.9.tentang Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 215 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tabel III.9 Realisasi dan Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2015 (dalam Satuan Rupiah) NO
URAIAN
1.1 1.1.1
Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak daerah
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3
1.3.4 1.3.5
PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 978.411.775 509.323.825
APBD TAHUN ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN ANGGARAN 2015
2.562.294.417 1.407.226.612
11.526.074.091 2.887.307.031
469.087.950
920.067.805
1.167.720.068
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah Dana Perimbangan
-
-
-
-
235.000.000 251.411.225.957
7.471.046.992 431.282.531.679
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak DAU DAK
-
17.827.108.957
20.822.023.679
-
227.314.157.000 6.269.960.000
363.080.538.000 47.379.970.000
10.000.000.000
69.896.587.432
92.512.393.440
10.000.000.000 -
10.000.000.000 20.200.662.432
41.118.738.440
-
39.695.925.000
51.393.655.000
-
-
-
10.978.411.775
323.870.107.806
535.320.999.210
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya PENDAPATAN DAERAH
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Pendapatan daerah tahun 2013 diperoleh dari Pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp. 509.323.825 dan hasil retribusi daerah Rp. 469.087.950, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp. 10.000.000.
Pendapatan daerah tahun 2014 diperoleh dari
pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp. 1.407.226.612 dan hasil retribusi daerah Rp.920.067.805 serta lain-lain PAD yang sah Rp. 235.000.000, dan dana perimbangan yang berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Rp. 17.827.108.957 dan DAU Rp. 227.314.157.000 serta DAK Rp. 6.269.960.000, serta lainlain pendapatan daerah yang sah yang berasal dari hibah Rp. 10.000.000.000 dan dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Rp. 20.200.662.432 serta dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp. 39.695.925.000. Pendapatan daerah tahun 2015 diperoleh dari pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp. 2.887.307.031 dan hasil retribusi daerah Rp.1.167.720.068 serta lainlain PAD yang sah Rp. 7.471.046.992, dan dana perimbangan yang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 216 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Rp. 20.822.023.679 dan DAU Rp. 363.080.538.000 serta DAK Rp. 47.379.970.000, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah yang berasal dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Rp. 41.118.738.440 dan dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp. 51.393.655.000. Adapun beberapa asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan prediksi kemampuan keuangan daerah pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a.
Kenaikan pajak daerah diasumsikan naik sebesar 100% (data tersebut diambil dari 80 % data potensi yang ada);
b.
Pajak restoran diperkirakan akan naik dengan bertambahnya jumlah restoran ataupun warung makan baru yang mulai menjamur seiring dengan adanya pusat-pusat kuliner baru di Kabupaten Pesisir Barat;
c.
Pajak hiburan diperkirakan akan naik dengan bertambahnya jumlah tempat-tempat hiburan baru yang mulai menjalar di Kabupaten Pesisir Barat;
d.
Pajak reklame diperkirakan akan naik dengan bertambahnya produsen dan pengusaha yang memanfaatkan media promosi yang terus ditambah di Kabupaten Pesisir Barat khususnya di tempattempat strategis;
e.
Pajak penerangan jalan diperkirakan akan naik dengan asumsi akan adanya kenaikan tarif dasar listrik oleh PLN.
f.
Pajak parkir diperkirakan akan naik dengan adanya kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang ada di Kabupaten Pesisir Barat maupun dari luar kota yang melakukan kunjungan ke Kabupaten Pesisir Barat, baik untuk urusan bisnis, pribadi maupun wisata;
g.
Lain-lain PAD yang sah diterima dari penerimaan jasa giro meliputi jasa giro kas daerah dan jasa giro kas SKPD, pendapatan dan pengembalian, serta pendapatan dana kapitasi JKN;
h.
BPHTB diperkirakan akan naik dengan adanya pengalihan alih fungsi lahan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat yang semakin meningkat
seiring
dengan
meningkatnya
kebutuhan
akan
perumahan dan sarana prasarana pendukung lain yang menunjang tumbuh dan berkembangnya Wilayah Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat; i.
Pajak bumi dan bangunan diperkirakan akan naik dengan adanya pengalihan PBB Perkotaan ke daerah sehingga memungkinkan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 217 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kabupaten Pesisir Barat untuk menggali dan menambah obyek pajak baru di sektor bumi dan bangunan di Kabupaten Pesisir Barat; j.
Untuk Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dari tahun 2013 ke 2014 diprediksikan akan terjadi kenaikan; dan
k.
Untuk Dana Alokasi Khusus dan Dana Bantuan keuangan dari Provinsi Lampung belum diprediksi karena sesuai Pedoman Penyusunan APBD, untuk penganggaran DAK dan Bantuan Keuangan hanya dapat dianggarkan sepanjang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional atau diterbitkan dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
(untuk
DAK),
dan
dianggarkan dalam APBD Provinsi (untuk Bantuan Keuangan Provinsi). 3.2.5
Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Dalam era otonomi daerah seperti yang sudah berjalan kurang lebih dari 2 tahun ini, daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan didaerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan berlakunya otonomi daerah mendorong daerah untuk terus mengoptimalkan kapasitas fiskalnya. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi pembiayaan pembangunan daerah. Seringkali upaya optimalisasi penerimaan ini tidak diimbangi dengan pertimbanganpertimbangan lebih lanjut, misalnya pengaruh penambahan suatu jenis pajak dan retribusi baru terhadap sektor riil, artinya diperlukan sensitivitas yang tinggi dari pemerintah daerah dengan upaya-upaya untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hingga saat ini, pajak dan retribusi masih menjadi andalan pemerintah untuk meningkatkan PAD. Dibanyak daerah, kontribusi pajak dan retribusi daerah bias mencapai lebih dari 50 persen dari PAD. Tidak
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 218 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
mengherankan mengapa kemudian pemerintah daerah sangat tertarik pada dua komponen tersebut. sebagai salah satu dampak dari ketertarikan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk intensifikasi dan ekstensifikasi pungutan. Upaya peningkatan PAD hingga saat ini masih jauh dari optimal dan proporsinya masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan struktur pengeluaran. Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Selama ini Pemerintah daerah masih mengandalkan dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 60 persen dari proporsi Pendapatan Total APBD, namun daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumbersumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur Pendapatan Asli Daerah yang utama. Pendapatan Daerah yang ada dalam struktur APBD dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: a.
Pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari sumbersumber di luar pemerintah daerah (external source). Pendapatan ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber yang berasal dari pihak luar dan tidak secara langsung ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Yang dimaksud dengan pihak luar disini adalah pihak-pihak yang berada di luar pemerintah daerah yang bersangkutan (selain pemerintah daerah beserta perangkatnya) dan bukan merupakan penduduk daerah yang bersangkutan, seperti pemerintah pusat, tingkatan pemerintahan yang ada di atas pemerintahan daerah yang bersangkutan, negara asing, pihak swasta dan pihak ketiga.
b.
Pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari sumbersumber yang dikelola oleh pemerintah daerah itu sendiri (local source).
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 219 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kategori
pendapatan
yang
kedua
ini
merupakan
pendapatan yang digali dan ditangani sendiri oleh pemerintah daerah dari sumber-sumber pendapatan yang terdapat dalam wilayah yurisdiksinya. Pendapatan yang termasuk ke dalam kategori pendapatan ini adalah pajak daerah (local tax, subnational tax), retribusi daerah (local retribution, fees, local licence) dan hasil-hasil badan usaha (local owned enterprises) yang dimiliki oleh daerah. Pajak daerah, sebagai salah satu komponen PAD, merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang mendiami wilayah yurisdiksinya, tanpa langsung memperoleh kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah yang memungut pajak daerah yang dibayarkannya. Retribusi daerah, komponen lain yang juga termasuk komponen PAD, merupakan penerimaan yang diterima oleh pemerintah daerah setelah memberikan pelayanan tertentu kepada penduduk mendiami wilayah yurisdiksinya. Perbedaan yang tegas antara pajak daerah dan retribusi daerah terletak pada kontra prestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah. Jika pada pajak daerah kontra prestasi tidak diberikan secara langsung, maka pada retribusi daerah kontribusi diberikan secara langsung oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang membayar retribusi tersebut. Baik pajak daerah maupun retribusi daerah, keduanya diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan disetujui oleh lembaga perwakilan rakyat serta dipungut oleh lembaga yang berada di dalam struktur pemerintah daerah yang bersangkutan. Suatu pemerintah daerah dapat menetapkan dan memungut beragam jenis pajak daerah sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini sangat dimungkinkan jika pemerintah daerah memiliki kemampuan untuk menetapkan sendiri jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat dipungutnya, tanpa ada intervensi dari tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan kondisi yang perlu diciptakan dan menjadi suatu pandangan umum yang dikemukakan serta diterima oleh para ahli yang menekuni kajian pemerintahan daerah, khususnya keuangan daerah. Agar pemerintah daerah memiliki kemampuan optimal untuk memungut pajak daerah yang ada di daerahnya, perlu kiranya mempertimbangkan pajak-pajak daerah yang memang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 220 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
sesuai untuk dijadikan sumber pendapatan agar tercipta efisiensi dan efektivitas dalam pemungutan pajak daerah. Jenis-jenis pajak yang dipungut di daerah sangat beragam. Pemungutan daerah ini harus mengindahkan ketentuan bahwa “lapangan pajak” yang akan dipungut belum diusahakan oleh tingkatan pemerintahan yang ada diatasnya. Ada perbedaan “lapangan pajak” antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Daerah provinsi memiliki 4 jenis pajak daerah, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak atas Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Untuk Daerah Kabupaten/Kota, pajak daerah yang dipungut berjumlah 7 buah, yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Pajak Parkir. Masing-masing tingkatan daerah memiliki lapangan retribusi daerah yang berbeda-beda. Lapangan retribusi daerah provinsi antara lain adalah Retribusi Bahan Galian golongan C, Uang Leges, Retribusi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, dan Retribusi Pemakaian Tanah Pemerintah Daerah. Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat penting
dan
strategis
dalam
struktur
APBD,
mengingat
peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah, pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD), yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Ada 2 (dua) sumber pendapatan daerah di Kabupaten Pesisir Barat yang memegang peranan penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah; Pertama, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat yang di dalamnya terakomodasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Pinjaman Luar Negeri. Kedua, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Barat, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui pelaksanaan peraturan bupati (perbup) dalam setiap tahunnya. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 221 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pesisir Barat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil Cukau Hasil Tembakau (DBHCHT) dan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari semua pendapatan tersebut, yang memberikan kontribusi cukup besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa, Kabupaten Pesisir Barat selama ini dalam pembiayaan administrasi pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung dari pemerintah pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa gaji. Dari kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus dioptimalkan kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna kelangsungan pendanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten Pesisir Barat. Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat, yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebagai berikut :
1.
Pendapatan Asli Daerah Dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus memperhatikan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta peraturan
pendukung
lainnya
dalam
menentukan
Peraturan daerah yang terkait dengan Pajak Daerah dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 222 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Retribusi
Daerah.
Sumber-sumber
Pendapatan
Asli
Daerah menurut Undang-undang Nomor 33 tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari: i.
Pajak Daerah;
ii.
Retribusi Daerah;
iii.
Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
iv.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, telah
diterbitkan Undang–undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Undang– undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal 2, ayat (2) dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota terdiri atas: (1)
Pajak Hotel;
(2)
Pajak Restoran;
(3)
Pajak Hiburan;
(4)
Pajak Reklame;
(5)
Pajak Penerangan Jalan;
(6)
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
(7)
Pajak Parkir;
(8)
Pajak Air Tanah;
(9)
Pajak Sarang Burung Walet;
(10)
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
Perdesaan
dan
Perkotaan; (11)
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini memberikan pemahaman kepada daerah,
bahwa
daerah
diberi
kewenangan
dan
hak
untuk
merancang dan mempersiapkan peraturan daera/peraturan bupati yang terkait dengan peraturan perundangan tersebut, termasuk juga di Kabupaten Pesisir Barat. Guna menyikapi hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat telah menerbitkan beberapa peraturan bupati terkait pajak dan retribusi daerah antara lain:
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 223 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
(i) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; (ii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Pesisir Barat; (iii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 03 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat; (iv) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 04 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat; (v) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembentukan Kesalahan Tulis dan/atau Kesalahan Hitung dan/atau Kekeliruan Penerapan Ketentuan Mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; (vi) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 12 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat; dan (vii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 21 Tahun 2014 tentang Retribusi Izin Pengusahaan, Pengelolaan dan Pembinaan Usaha Sarang Burung Walet di Habitat Alami (in-situ) dan Habitat buatan (ex-situ).
Mengingat pentingnya peranan pajak dan retribusi daerah dalam membiayai pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat harus terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: a.Pengggalian potensi Pajak dan Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 224 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
berlaku
serta
memperhatikan
prinsip-prinsip:
realistis dan elastis (artinya dapat/mudah naik turun mengikuti
naik/turunnya
tingkat
pendapatan
masyarakat) serta adil dan merata secara vertikal dan horizontal (vertikal artinya sesuai dengan tingkatan kelompok masyarakat dan horizontal artinya berlaku sama bagi setiap anggota kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak); b.
Melakukan perluasan basis penerimaan pajak dan retribusi.
Upaya-upaya
yang
dilakukan
untuk
memperluas basis penerimaan antara lain yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru/potensial dan jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan; c.Melakukan Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya pajak bagi pembangunan daerah sehingga secara politis dapat diterima oleh masyarakat, yang kemudian akan menimbulkan motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar pajak; d.
Memperkuat proses pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah. Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat penyusunan
peraturan-peraturan
di
daerah,
mengubah tarif, khususnya tarif retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut; e.Melaksanakan tertib administrasi pungutan pajak dan retribusi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pelaksanaan administrasi harus fleksibel artinya sederhana dan mudah dihitung; f.
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik secara profesional melalui peningkatan kompetensi aparatur daerah (meningkatkan kualitas kinerja layanan
lembaga/satuan
kerja
pemungut
dan
pengelola pajak dan retribusi daerah) sehingga akan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 225 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi si wajib pajak; g.
Menyederhanakan prosedur pengelolaan pajak dan retribusi menuju terpenuhinya kepuasan pelayanan publik/wajib pajak;
h.
Meningkatkan
pengawasan,
pengawasan
dapat
ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan
secara
pemberitahuan berkala,
insidentil/tiba-tiba
terlebih
dahulu
memperbaiki
tanpa
(dadakan)
proses
dan
pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pembayar pajak; i.
Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan pajak. Tindakan yang dapat dilakukan
antara
lain
administrasi
pajak
administrasi
pajak,
memperbaiki melalui
prosedur
penyederhanaan
meningkatkan
efisiensi
pemungutan dari setiap jenis pemungutan; dan j.
Meningkatkan
kapasitas
penerimaan
melalui
perencanaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara
meningkatkan
koordinasi
dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan
dan
pengelolaan
pajak-pajak
dan
retribusi di Kabupaten Pesisir Barat. Selain terus melakukan hal-hal tersebut di atas, dalam penggalian potensi pajak dan retribusi daerah juga harus tetap memperhatikan faktor-faktor non-distorsi terhadap perekonomian, yaitu hal-hal yang ditimbulkan adanya
implikasi
pajak atau pungutan yang bisa
menimbulkan pengaruh minimal terhadap perekonomian. Pada
dasarnya
setiap
pajak
atau
pungutan
akan
menimbulkan suatu beban baik bagi konsumen maupun produsen. Jangan sampai suatu pajak atau pungutan menimbulkan beban tambahan (extra burden) yang berlebihan, sehingga akan merugikan masyarakat secara menyeluruh
(dead-weightloss).Untuk
itu,
Pemerintah
Daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 226 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
“menempatkan” sesuai dengan fungsinya. Adapun fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Fungsi Budgeter Fungsi budgeter yaitu bila pajak sebagai alat untuk mengisi kas Negara/daerah untuk
membiayai
kegiatan
yang digunakan
pemerintahan
dan
pembangunan.
2.
Fungsi Regulator Fungsi
regulator
yaitu
bila
pajak
dipergunakan sebagai alat pengatur untuk mencapai tujuan, misalnya: pajak minuman keras dimaksudkan agar rakyat menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras, pajak ekspor dimaksudkan untuk mengekang pertumbuhan ekspor komoditi tertentu dalam rangka menghindari kelangkaan produk tersebut di dalam negeri dan lain sebagainya. Pemerintah
Kabupaten
Pesisir
Barat
dalam
melakukan penggalian potensi dan penetapan obyekobyek pajak baru juga harus selalu memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan saat ini, disarankan agar pengadaan pajak dan retribusi baru perlu dipertimbangkan secara hati-hati sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat yang pada gilirannya akan mendistorsi kegiatan perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat. Penciptaan suatu jenis pajak selain mempertimbangkan
kriteria-kriteria
perpajakan
yang
berlaku secara umum juga perlu mempertimbangkan ketepatan suatu jenis pajak sebagai pajak daerah, karena pajak daerah yang baik akan mendorong peningkatan pelayanan publik yang pada gilirannya akan meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat. Langkah-langkah optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan arah yang cukup positif. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 227 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan. Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2013-2014 di Kabupaten Pesisir Barat, dapat dilihat pada tabel III.10 sebagai berikut : Tabel III.10 Perkembangan PAD dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 (dalam Rupiah dan %) No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD Proporsi PAD thd (Rp) Pendapatan APBD (%) 01.
2013
978.411.775
10.978.411.775
0,89
02.
2014
2.562.294.417
323.870.107.806
0,79
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, trend kenaikan peran atau konstribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan tahun 2014 diperkirakan akan terus meningkat, akan tetapi posisi terbesar dalam struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber pendapatan dari Dana Perimbangan, sehingga dalam rangka membentuk landasan yang kuat bagi proses konsolidasi fiskal daerah, khususnya dalam mendorong peningkatan
kemandirian
dalam
pembiayaan
pembangunan daerah, maka Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat selalu berupaya untuk mengembangkan dan menggali
potensi
pendapatan
yang
ada.
Proporsi
pendapatan terbesar memang masih berasal dari pos Dana Perimbangan.
Selama
kurun
waktu
2013-2014
kemampuan pendapatan daerah sesuai dengan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagaimana terlihat pada tabel III.11 berikut:
Tabel III.11 Struktur Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Selama Tahun 20132014 (dalam rupiah) No Tahun PAD (Rp) Dana Lain-lain Pendapatan APBD Perimbangan Pendapatan (Rp) (Rp) yang Sah (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) = ((3)+(4)+(5)) 01.
2013
978.411.775
-
10.000.000.000
10. 978.411.775
02.
2014
2.562.294.417
251.411.225.957
69.896.587.432
323.870.107.806
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 228 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Peran Pajak Daerah di Kabupaten Pesisir Barat terhadap PAD idealnya semakin tahun semakin membaik, karena Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah perkotaan mengandalkan jasa sebagai salah satu sumber penghasil PAD. Perolehan Pajak Daerah di Kabupaten Pesisir Barat setiap setiap tahun mengalami perkembangan yang cukup baik (ada kenaikan/melebihi target yang ditetapkan). Lebih detail jika dilihat dari kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Kabupaten Pesisir Barat, selama dua tahun terakhir 2003-2014 cenderung (naik). Gambaran selengkapnya kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut III.12 berikut:
Tabel III.12 Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 20132014 No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan PAD ( % ) 01. 02.
2013 2014
509.323.825 1.407.226.612
978.411.775 2.562.294.417
52% 54,9%
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
2. Dana Perimbangan Sumber pembiayaan bagi daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan lainlain penerimaan yang sah. Pajak daerah dan retribusi daerah, yang merupakan salah satu komponen PAD, seharusnya merupakan sumber penerimaan utama bagi daerah,
sehingga
Pemerintah
Pusat
ketergantungan (Dana
daerah
Perimbangan)
kepada semakin
berkurang, yang pada gilirannya daerah diharapkan akan memiliki akuntabilitas yang tinggi kepada masyarakat lokal. Akan tetapi sampai saat ini Dana Perimbangan masih merupakan “andalan” bagi daerah sebagai salah satu sumber Penerimaan Daerah. Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 229 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. DAU suatu daerah otonomi baru dialokasikan setelah undang-undang pembentukan disahkan. Dalam kenyataannya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dan
didukung
dengan
ditetapkan
dan
diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 9 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), maka BPHTB sudah murni menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Pesisir Barat sejak tahun 2011 (sesuai dengan Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan Secara Mutatis Mutandis Peraturan Daerah Lampung Barat di Kabupaten Pesisir Barat). Proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD masih relatif
besar
(lebih
dari
50
persen),
hal
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 230 -
ini
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
mengindikasikan bahwa Kabupaten Pesisir Barat dalam pendanaan daerah masih sangat tergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat. Proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan APBD Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu dua tahun terakhir (2013-2014) terus mengalami kenaikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.13 sebagai berikut: Tabel III.13 Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 (dalam rupiah dan persen) Proporsi Dana Dana Perimbangan Pendapatan APBD No. Tahun Perimbangan thd (Rupiah) (Rupiah) Pendapatan APBD (%) 01. 2013 10.978.411.775 77,62 02. 2014 251.411.225.957 323.870.107.806 Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang diterima Pemerintah Daerah meskipun kecil, akan tetapi keberadaannya sangat menunjang/mendukung kemampuan pendanaan bagi daerah tersebut. Beberapa kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sebagai bentuk sinkronisasi penyelarasan program dan kegiatan yang harus disesuaikan dan dilaksanakan oleh daerah dalam belanja tidak langsung maupun belanja langsung seperti pemberian bantuan keuangan provinsi dan
alokasi
dana
penyesuaian/kontijensi
serta
penerimaan lain-lain daerah yang sah dalam bentuk bagi hasil pajak, retribusi dan sumbangan pihak ketiga dari provinsi yang dapat dipergunakan oleh daerah untuk kebutuhan belanja sesuai dengan prioritas daerah tanpa diarahkan dan ditetapkan pengukurannya oleh provinsi. Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD bersumber dari: (i)
Pendapatan
Hibah
(Pendapatan
Hibah
Pemerintah),
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 231 -
dari
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
(ii)
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bagian dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah Tanah (ABT), Bagian dari Pajak Air Permukaan (AP), Terakhir Bagian dari Retribusi Dispensasi kelebihan
muatan
dan
Pemerintah
Daerah
Lainnya; (iii)
Dana Penyesuaian; dan
(iv)
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
yang diterima Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat terhadap Total Pendapatan Daerah relatif kecil (tidak kebih dari 20 persen). Selama kurun waktu tahun 2013– 2014 proporsinya mengalami kenaikan tiap tahun. Dana Perimbangan yang diterima Kabupaten Pesisir Barat tergantung sesuai dengan pembagian dari pusat, adapun gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.14 sebagai berikut:
No. (1) 01. 02.
Tabel III.14 Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 Proporsi Lain-lain Lain-lain Pendapatan APBD Pendapatan yg Sah Tahun Pendapatan yang (Rupiah) terhadap Pendapatan Sah (Rupiah) APBD (%) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4)) 2013 10.000.000.000 10.978.411.775 0,1 2014 69.896.587.432 323.870.107.806 21,58
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Dari gambaran
berbagai dua
tahun
pertimbangan
serta
melihat
kebelakang
atas
realisasi
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah yang terjadi di Kabupaten Pesisir Barat seperti yang telah diuraikan di atas, maka prediksi Pendapatan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2014-2016, akan diperkirakan sebagai berikut seperti yang dapat dilihat pada tabel III.15 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 232 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tabel III.15 Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014– 2016 (dalam Satuan Rupiah) NO
URAIAN
TAHUN
PREDIKSI TAHUN
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2014
ANGGARAN 2015
ANGGARAN 2016
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
1.1
Pendapatan Asli Daerah
2.562.294.417
11.526.074.091
15.689.703.960
1.1.1
Hasil Pajak daerah
1.407.226.612
2.887.307.031
4.026.406.321
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
920.067.805
1.167.720.068
2.324.897.639
1.1.3
Hasil Pengelolaan
-
-
-
235.000.000
7.471.046.992
9.338.400.000
251.411.225.957
431.282.531.679
458.967.550.802
17.827.108.957
20.822.023.679
23.959.634.438
Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 1.1.4
Lain-lain PAD yang Sah
1.2
Dana Perimbangan
1.2.1
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2
DAU
227.314.157.000
363.080.538.000
385.142.878.540
1.2.3
DAK
6.269.960.000
47.379.970.000
49.865.037.824
1.3
Lain-lain Pendapatan
69.896.587.432
92.512.393.440
107.678.279.275
10.000.000.000
-
-
-
-
-
20.200.662.432
41.118.738.440
45.339.710.955
49.695.925.000
51.393.655.000
62.338.568.320
Daerah yang sah 1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Darurat
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bersambung.... Sambungan Tabel III.15 NO
1.3.5
URAIAN
TAHUN
PREDIKSI TAHUN
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2014
ANGGARAN 2015
ANGGARAN 2016
Bantuan Keuangan dari
-
-
-
323.870.107.806
535.320.999.210
582.335.534.037
Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya PENDAPATAN DAERAH Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 233 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
*Angka Prediksi
Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2012-2015, maka kebijakan yang akan diimplementasikan dalam pengelolaan Pendapatan Daerah antara lain sebagai berikut: i.
Menyusun kebijakan di bidang pendapatan daerah dengan
memperhatikan
faktor
yang
mempengaruhi potensi sumber penerimaan daerah yaitu kondisi awal daerah, peningkatan cakupan atau ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan, perkembangan PDRB per kapita riil, pertumbuhan penduduk, tingkat inflasi, penyesuaian tarif, pembangunan fasilitas baru, sumber pendapatan baru, dan perubahan peraturan dan perundangundangan. Implementasi penyusunan kebijakan ini antara lain dengan adanya Penetapan dasar hukum Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain yang Sah; ii.
Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi
terhadap
objek
atau
sumber
pendapatan daerah yang sudah ada terutama melalui pemanfaatan teknologi informasi. Dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau obyek
pendapatan
daerah,
maka
akan
meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus melakukan
perluasan
sumber
atau
objek
pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi informasi secara terpadu guna mengintensifkan pajak
mutlak
diperlukan
karena
sistem
pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung tidak optimal. Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih konvensional
dan
masih
banyaknya
sistem
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 234 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
berjalan
secara
parsial,
sehingga
besar
kemungkinan informasi yang disampaikan tidak konsisten, versi data yang berbeda dan data tidak up-to-date.
Permasalahan
pada
sistem
pemungutan pajak cukup banyak, misalnya: baik dalam hal data wajib pajak/retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target pemenuhan pajak yang tidak optimal; iii.
Mengupayakan Hasil (Yield) Pajak dan Retribusi Daerah seoptimal mungkin berdasarkan azas keadilan
(Equity)
dengan
memperhatikan
Efisiensi Ekonomi, Kemampuan melaksanakan (Ability to Implement) dan Kecocokan sebagai sumber Penerimaan Daerah (Suitability as Local Revenue Source); iv.
Melaksanakan tertib administrasi penerimaan pajak
secara
efektif
Pengadministrasian
dan
penerimaan
efisien. pendapatan
daerah harus dilakukan secara efisien yaitu mengukur hubungan antara hasil pungut suatu pajak
dengan
potensi
Pengadministrasian
pajak
penerimaan
yang
ada.
pendapatan
meliputi menentukan wajib pajak, menetapkan nilai kena pajak, memungut pajak, menegaskan sistem pajak, dan membukukan penerimaan. Dalam usaha mencapai efesiensi ini, tiga faktor yang mengancam yang patut diperhatikan adalah penghindaran pajak oleh wajib pajak, kolusi antara wajib pajak dengan petugas pajak, dan penipuan oleh petugas pajak; v.
Mendukung
upaya-upaya
peningkatkan
kemandirian keuangan daerah di Kabupaten Pesisir Barat antara lain dengan: a.
Meningkatkan
Target
Pendapatan
Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Barat. Secara bertahap kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD) secara proporsional akan terus ditingkatkan; RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 235 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
b.
Mengoptimalkan perolehan PAD sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Upaya ini antara lain akan ditempuh dengan cara: 1. Menindaklanjuti Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan menerbitkan beberapa Peraturan Daerah terkait Pajak dan Retribusi di Kabupaten Pesisir Barat yaitu: Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Kabupaten
Pesisir
Barat,
Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 03 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan
Nilai
Jual
Objek
Pajak
Sebagai Dasar Pengenan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Pesisir
Barat,
Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 04 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Pesisir
Barat,
Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 12 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Pesisir
Barat,
Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 21 Tahun 2014 tentang Retribusi Izin Pengusahaan, Pengelolaan
dan
Pembinaan
Usaha
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 236 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Sarang Burung Walet di Habitat Alami (in-situ) dan Habitat buatan (ex-situ); 2. Mulai tahun 2014 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sudah masuk menjadi Pajak Daerah dalam PAD, setelah secara bertahap dilakukan alih ketrampilan dan teknologi dalam pengelolaan PBB; 3. Melakukan
program-program
mendukung
untuk
intensifikasi
dan
ekstensifikasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pesisir Barat dengan cara: a. Mengadakan
pendataan
ulang
terhadap berbagai objek dan jenisjenis pendapatan yang baru (Pajak dan Retribusi Daerah yang sudah ditetapkan
dengan
Perbup-perbup
baru di Kabupaten Pesisir Barat); b. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap berbagai peraturan
daerah/peraturan
bupati
yang sudah tidak sesuai, baik terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan penyesuaiannya dengan peraturan perundangan yang berlaku; c. Terus
mengupayakan
penggalian
potensi Pajak dan Retribusi Daerah dengan
tidak
memberatkan
masyarakat Kabupaten Pesisir Barat dan
tetap
diusahakan
bisa
mendorong perkembangan investasi di Kabupaten Pesisir Barat; d. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan pajak dan retribusi daerah; e. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
kepada masyarakat pembayar Pajak dan Retribusi Daerah salah satunya RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 237 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dengan cara Peningkatan kompetensi aparatur pemungut pendapatan serta melakukan membina hubungan yang baik dengan Wajib Pajak; f.
Melakukan penyederhanaan sistem dan
prosedur
pemungutan
administrasi
pajak
dan
retribusi
daerah serta manajemen pengelolaan guna memberikan kemudahan akses Wajib
Pajak
(WP)
dan
Wajib
Retribusi (WR); g. Menegakkan
hukum/law
enforcement
dalam
upaya
membangun ketaatan Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD); h. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur
pemungut
pajak,
meningkatkan peran aktif SKPD yang
terkait
penegakan
dalam
hukum
di
rangka bidang
perpajakan; i.
Melakukan
peningkatan
pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi
yang dibarengi
dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau; j.
Mendukung implementasi teknologi informasi secara terpadu/terintegrasi guna
mengintensifkan
dan
mengoptimalkan hasil pajak dan retribusi di Kabupaten Pesisir Barat. 3.2.6
Arah Kebijakan Belanja Daerah
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 238 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, dimana terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumbersumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. Belanja dapat diklasifikasikan menurut ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi. Klasifikasi ekonomi untuk Pemerintah Pusat meliputi belanja operasi (belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja modal dan belanja lain-lain). Sedangkan belanja menurut organisasi antara lain terdiri dari pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan dan perlindungan sosial, disesuaikan dengan tugas masing-masing Satuan Unit Kerja Daerah (SKPD). Oleh karena itu program SKPD harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kerja pemerintah daerah. Menurut fungsinya belanja digunakan sebagai dasar untuk penyusunan anggaran berbasis kinerja guna memperoleh manfaat sebesar-besarnya, selain daripada itu fungsi belanja juga dapat digunakan untuk keperluan penyelenggaraan
tugas
pemerintahan
pusat
dan
pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Kebijakan belanja daerah terlebih dahulu memprioritaskan pada pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 239 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat diberikan sebagai pagu indikatif kepada setiap SKPD. Belanja penyelenggaraan pembangunan
hendaknya
diprioritaskan
untuk
melindungi
dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada struktur anggaran 2013-2014 (Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002) berubah menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung pada struktur anggaran 2013-2014 (Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007) dengan uraian, sebagai berikut:
NO.
Tabel III.16 Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 - 2015 (dalam Satuan Rupiah) URAIAN TAHUN TAHUN PREDIKSI TAHUN ANGGARAN 2013
2.1
BELANJA TIDAK
ANGGARAN 2014
ANGGARAN 2015
890,020,875
202,456,677,586
237.586.852.129
777,800,000
185.647.956.561
188.236.865.050
Belanja Bunga
-
-
-
Belanja Subsidi
-
-
-
Belanja Hibah
-
-
10.655.000.000
Belanja Bantuan
-
2.663.427.700
824.000.000
Belanja Bagi Hasil
-
220.729.500
392.341.540
Belanja Bantuan
-
13.371.638.100
37.240.017.000
112,220,875
552.925.725
238.628.539
LANGSUNG Belanja Pegawai
Sosial
Keuangan Belanja Tak Terduga RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 240 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat *Angka Prediksi
1.
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari: a.
Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang
diberikan
kepada
Pejabat Negara, PNS dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan
pembentukan
modal,
contoh:
gaji,
tunjangan, honorarium, lembur, tambahan penghasilan lainnya, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan dengan pegawai. Belanja pegawai pada tahun 2013 Rp. 777,800,000 porsinya 7% dari APBD tahun 2013, belanja pegawai pada tahun 2014 Rp. 185,647,956,561 porsinya 57,3% dari APBD tahun 2014, dan belanja pegawai di tahun 2015 diprediksikan Rp. 188.236.865.050 porsinya 35% dari APBD 2015. b.
Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman Pemerintah
Daerah
kepada
Pemerintah
Pusat.
Dalam
Pemenuhan Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan pemerintah daerah, khususnya pengalokasian anggaran dalam APBD, Kabupaten Pesisir Barat tidak melakukan pinjaman, sehingga tidak ada Pembayaran Bunga Pinjaman; c.
Belanja
Subsidi
hanya
diperuntukkan
kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih, pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dalam menetapkan belanja subsidi, pemerintah daerah hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran. Mengingat keterbatasan kemampuan keuangan daerah, maka pemerintah Kabupaten
Pesisir
Barat
sampai
saat
ini
belum
menganggarkan belanja subsidi. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 241 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
d.
Belanja Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pemberian hibah harus dilakukan secara selektif sesuai dengan urgensi dan kepentingan daerah serta kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan urusan wajib dan
tugas-tugas
pemerintahan
daerah
lainnya
dalam
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Dalam menentukan alokasi belanja hibah dilakukan
secara
mempertimbangkan
selektif kemampuan
dan
rasional
keuangan
dengan
daerah
dan
mekanismenya berdasarkan/sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD. Adapun dana tersebut digunakan untuk Hibah Kepada Lembaga Pemerintah Rp. 8.905.000.000; Hibah Kepada Organisasi Olahraga Daerah Rp. 170.000.000; Hibah Kepada Organisasi Profesi Rp. 135.000.000; Hibah Kepada Organisasi Kemasyarakatan Generasi Muda Rp. 90.000.000; Hibah Kepada Organisasi Sosial Keagamaan Rp. 965.000.000; Hibah Kepada Organisasi Sosial Wanita Rp. 20.000.000; Hibah Kepada Organisasi Seni dan Pariwisata Rp.
180.000.000;
Hibah
Kepada
Lembaga/Organisasi
Pendidikan Rp. 190.000.000 e.
Belanja Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 242 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. Dalam rangka mengatasi kemungkinan terjadinya resiko sosial tersebut, Pemerintah Daerah dapat memberikan
bantuan
sosial
kepada
kelompok/anggota
masyarakat akan tetapi dilakukan secara selektif/tidak mengikat, tidak terus menerus dan jumlahnya dibatasi sesuai kemampuan keuangan daerah. Adapun mekanismenya juga mengacu dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD. Dana digunakan untuk Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp. 824.000.000 f.
Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan belanja daerah yang dimiliki. Dana digunakan untuk Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Pekon sebesar Rp. 283.708.033 dan Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Pekon sebesar Rp. 108.633.507.
g.
Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah daerah kepada pemerintah kelurahan/pemerintah desa. Bantuan keuangan yang bersifat umum diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan bagi penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian program prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah seperti
pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari pemerintah daerah pemerintah kelurahan/pemerintah desa diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan di kelurahan/desa. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 243 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Dana digunakan untuk Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pekon sebesar Rp. 43.821.017.000 dan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik sebesar Rp. 419.000.000. h.
Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta sifatnya tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program/kegiatan. Dana digunakan untuk Belanja Tidak Terduga sebesar Rp. 238.628.539
N
Tabel III.17 Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 - 2015 (dalam Satuan Rupiah) URAIAN TAHUN TAHUN PREDIKSI
O.
ANGGARAN 2013
ANGGARAN 2014
TAHUN ANGGARAN 2015
2.1
BELANJA LANGSUNG
10.088.390.900
121.413.430.220
297.734.147.081
850.170.000
10.447.918.000
16.500.620.000
Belanja Barang dan Jasa
6.955.339.400
41.036.386.620
57.193.869.290
Belanja Modal
2.282.881.500
69.629.125.600
224.039.657.791
Belanja Pegawai
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat *Angka Prediksi
2.
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari: a. Belanja
pegawai;
merupakan
pengeluaran
untuk
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Dana digunakan untuk Honorarium PNS Rp. 5.631.875.000; Honorarium Non PNS Rp. 5.478.485.000; Uang Lembur Rp. 324.230.000; Uang untuk diberikan kepada Pihak
Ketiga/Masyarakat
Rp.
884.780.000;
Belanja
Honorarium Non Pegawai Rp. 328.700.000; Honorarium Jasa Pelayanan Kesehatan Rp. 3.672.550.000; Upah Pendataan Rp. 27.500.000; Pekerjaan Lapangan Rp. 100.000.000; Pekerjaan Kantor Rp. 52.500.000. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 244 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja ini merupakan pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat. Yang termasuk dalam kategori belanja barang/jasa adalah Belanja Pengadaan barang/jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas. Dana digunakan untuk Belanja Bahan Pakai Habis Rp. 2.635.965.995; Belanja Bahan/Material Rp. 2.670.613.900; Belanja Jasa Kantor Rp. 6.700.652.300; Belanja Premi Asuransi Rp. 2.590.615.500; Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Rp. 2.822.169.000; Belanja Cetak dan Penggandaan
Rp.
3.929.895.395;
Belanja
Sewa
Rumah/Gedung/Gudang/ Parkir Rp. 1.728.550.000; Belanja Sewa Sarana Mobilitas Rp. 3.300.525.000; Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor Rp. 671.232.000; Belanja Makanan dan Minuman Rp. 4.816.284.000; Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya Rp. 341.920.000; Belanja Pakaian Kerja Lapangan Rp. 316.365.000; Belanja Pakaian khusus dan harihari tertentu Rp. 426.825.000; Belanja Perjalanan Dinas Rp. 11.267.666.450; Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan
teknis
PNS
Rp.
2.532.960.000;
Belanja
Pemeliharaan Rp. 706.440.000; Belanja Jasa Konsultansi Rp. 1.253.731.750; Belanja Barang Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp. 2.671.121.000; Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Masyarakat Rp. 50.000.000; Belanja Barang dan Jasa Dana BDPP Rp. 4.752.495.000; Belanja Barang dan Jasa DAK Rp. 1.007.842.000. c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua
belas)
bulan
untuk
digunakan
dalam
kegiatan
pemerintahan. Belanja modal digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 245 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
lainnya
yang
ditetapkan
pemerintah.
Suatu
belanja
dikategorikan sebagai belanja modal apabila: 1.
Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang menambah masa umur, manfaat dan kapasitas.
2.
Pengeluaran tersebut melebihi minimum kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah;
3.
Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual;
4.
Pengeluaran tersebut dilakukan sesudah perolehan asset tetap atau aset lainnya dengan syarat pengeluaran mengakibatkan masa manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang dimiliki bertambah serta pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap/aset lainnya. Adapun yang termasuk kategori utama belanja modal ada
5 (lima) yaitu: a)
belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/pembelian/pembebasan
penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah, serta lain-lain yang bersifat administratif sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah tersebut siap pakai; b)
belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang diperlukan untuk pengadaaan alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan dalam kegiatan pembentukan modal termasuk biaya untuk penambahan, penggantian dan peningkatan kualitas peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai;
c)
belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran yang digunakan untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembentukan modal untuk pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 246 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
termasuk
di
dalamnya
pengadaan
berbagai
barang
kebutuhan pembangunan gedung dan bangunan; d)
belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran yang
digunakan
untuk
pengadaan,
penambahan,
penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan serta perawatan prasarana dan sarana termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dalam kondisi siap pakai; dan e)
belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan, penambahan, penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal, tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, misalnya belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah. Belanja Daerah pada dasarnya merupakan perwujudan
dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana pembangunan di suatu daerah akan digerakkan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memenuhi tingkat kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional maupun daerah. Upaya-upaya tersebut antara lain dengan penyediaan fasilitas dasar, fasilitas publik, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta penyediaan infrastruktur untuk mendorong tumbuhnya perekonomian di masyarakat. Era otonomi daerah telah membawa konsekuensi dalam pengeluaran publik pemerintah untuk lebih memfokuskan pada pembenahan manajemen dan administrasi birokrasi, sehingga menyebabkan peningkatan belanja administrasi baik belanja kegiatan pelayanan dasar, belanja bidang prioritas nasional maupun belanja penunjang yaitu belanja prioritas masing-masing Unit Kerja di Pemerintahan (SKPD). Peningkatan Belanja Administrasi Pemerintahan guna mendukung Reformasi Birokrasi akhir-akhir ini dirasakan semakin membuat RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 247 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
ketidakseimbangan (proporsinya tidak sebanding) antara belanja kegiatan pelayanan dasar, belanja bidang prioritas nasional maupun belanja penunjang di masing-masing SKPD. Kondisi yang terjadi sekarang pertumbuhan belanja kegiatan dasar lebih besar daripada belanja tidak mengikat. Disatu sisi belanja yang sifatnya mengikat belum dilakukan secara efisien salah satunya pada pos belanja perjalanan dinas yang “membengkak“ baik dari segi waktu perjalanan maupun volume perjalanannya/jumlah orang yang melakukan perjalanan. Hal seperti itu juga tercermin dalam perkembangan Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir Barat, dalam tahun 2014 terlihat bahwa Proporsi Belanja Tidak Langsung melebihi Belanja Langsung.
No. (1) 01. 02.
Tabel III.18 Struktur Belanja Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 Tahun Belanja Tidak Belanja Langsung Belanja APBD (Rp) Langsung (Rp) (Rp) (2) (3) (4) (5) = ((3) + (4)) 2013 890.020.875 10.088.390.900 10.978.411.775 2014 202,456,677,586 121.413.430.220 323.870.107.806
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Gambaran lebih detail tentang perkembangan Belanja Daerah
di
Kabupaten
Pesisir
Barat
Tahun
2013-2014,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel III. 18 di atas. Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total belanja (lebih dari 50 persen), hal ini disebabkan karena kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat mengimbangi kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Perkembangan terakhir pada perencanaan APBD tahun 2013 proporsi tersebut dikurangi seiring dengan adanya kebijakan memoratorium Pegawai yang berlaku di Kabupaten Pesisir Barat. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja dapat dilihat dalam tabel III.19 sebagai berikut:
No.
Tabel III.19 Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 Persentase Belanja Belanja Pegawai Total Belanja Tahun Pegawai thd Total (Rupiah) (Rupiah) Belanja (%)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 248 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
01. 02.
2013 2014
1,627,970,000.00 195,859,024,561.00
14,82 60,60
10,978,411,775.00 323,870,107,806.00
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Penganggaran Belanja Langsung terbagi menjadi dua urusan yaitu Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Urusan Wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan
dasar
kepada
masyarakat
yang
wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam menjalankan Urusan Wajib, daerah diminta untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan Urusan Pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
nyata
ada
dan
berpotensi
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah (core competence), serta urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Selanjutnya urusan wajib dan urusan pilihan dijabarkan dalam bentuk Program dan Indikasi Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD selama kurun waktu 2014-2015. Gambaran Prediksi Belanja di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2014-2015 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
NO.
Tabel III.20 Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 - 2015 (dalam Satuan Rupiah) URAIAN TAHUN ANGGARAN PREDIKSI TAHUN 2014
2.1
BELANJA TIDAK
ANGGARAN 2015
202,456,677,586
237.586.852.129
185.647.956.561
188.236.865.050
LANGSUNG Belanja Pegawai RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 249 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Belanja Bunga
-
-
Belanja Subsidi
-
-
Belanja Hibah
-
10.655.000.000
2.663.427.700
824.000.000
220.729.500
392.341.540
13.371.638.100
37.240.017.000
552.925.725
238.628.539
121.413.430.220
297.734.147.081
323.870.107.806
535.320.999.210
300.000.000
0
Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga 2.2
BELANJA LANGSUNG BELANJA DAERAH Surplus/Defisit
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat *Angka Prediksi
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menetapkan angka Prediksi Belanja di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2014-2015 adalah berikut: a.
Untuk Prediksi Belanja Langsung tahun 2014 dan 2015 belum memprediksikan Belanja untuk kegiatan DAK dan Bantuan Keuangan dari Provinsi karena bersifat given dan in out;
b.
Belanja Gaji diasumsikan mengalami peningkatan karena memperhitungkan : kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD sebesar 10%, termasuk menghitung pemberian gaji ke 13, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, mutasi pegawai serta acress sebesar 2,5 %;
d.
Untuk Belanja Bantuan Sosial diprediksikan menurun dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar Rp. 2.663.427.700,00 menjadi Rp. 824.000.000,00 karena sudah terantisipasinya masalah-masalah sosial di tahun di 2014;
e.
Untuk Belanja Bantuan Keuangan pada tahun 2014 dan 2015 diasumsikan meningkat; dan
f.
Belanja Tak Terduga diasumsikan turun pada tahun 2015 sebesar Rp. 238.628.539,00
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 250 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir Barat diarahkan pada pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari masukan (input) yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
Peningkatan
alokasi
anggaran
belanja
yang
direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2014-2015 akan diarahkan kepada halhal sebagai berikut: 1.
Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan
kualitas
pelayanan
masyarakat
dapat
diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. 2.
Prioritas.
Penggunaan
anggaran
tahun
2014-2015
diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan,
kesehatan,
ketersediaan
bahan
pangan,
peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat dan diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan serta penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih; 3.
Tolak Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) setiap SKPD;
4.
Optimalisasi diupayakan
Belanja untuk
Langsung. mendukung
Belanja tercapainya
langsung tujuan
pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 251 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta; dan 5.
Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya. Selain arah kebijakan pengelolaan Belanja Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat secara umum seperti yang disebutkan di atas, selama kurun waktu 2014-2015 juga akan ditempuh kebijakan belanja daerah sebagai berikut: 1.
Belanja
Daerah
di
Kabupaten
Pesisir
Barat
akan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 2.
Diasumsikan ada kenaikan Belanja Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 10% setiap tahun. Pos belanja gaji ini untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD. Perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya ditambah acress yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai
(gaji
pokok
dan
tunjangan).
Besarnya
penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tahun 2014 diprediksikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar 10%; 3.
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dianggarkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta setelah memprioritaskan pemenuhan Belanja Urusan Wajib
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 252 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
terlebih dahulu. Belanja Tidak Terduga diasumsikan naik atau minimal sebesar realisasi tahun sebelumnya; 4.
Belanja
Langsung
akan
selalu
disesuaikan
dengan
ketersediaan anggaran setiap tahun, dan akan diupayakan secara merata pada semua sektor; 5.
Belanja diutamakan untuk mendukung program pelayanan dasar kepada masyarakat, khususnya bidang pendidikan, kesehatan dan pangan;
6.
Menguatkan kemiskinan
program–program serta
pemberdayaan
penanggulangan masyarakat
yang
berkelanjutan; 7.
Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil melalui bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM);
8.
Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan mempunyai manfaat luas bagi masyarakat
9.
Dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, belanja daerah diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan (pendukung sektor jasa), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasajasa dan sektor konstruksi.
10.
Mengupayakan anggaran
belanja
penghematan, daerah
efisiensi,
secara
efektifitas
proporsional
akan
dilakukan melalui: a.
Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan kegiatan yang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan misi dalam Kabupaten Pesisir Barat dan berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat.
b.
Mengefektifkan
mekanisme
Musrenbang
guna
menghasilkan rencana program dan kegiatan yang mampu RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 253 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
memecahkan berbagai permasalahan dan isu terkini pelayanan masyarakat. 3.2.7
Pengelolaan Pembiayaan Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan
terdiri
dari
Penerimaan
Pembiayaan
dan
Pengeluaran Pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun
pada
tahun-tahun
anggaran
berikutnya.
Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh. Penerimaan pembiayaan mencakup: 1.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA);
2.
Pencairan Dana Cadangan:
3.
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;
4.
Penerimaan Pinjaman Daerah;
5.
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman;
6.
Penerimaan Piutang Daerah;
7.
Penerimaan Dana Bergulir; dan
8.
Penerimaan Hasil Penarikan Pengeluaran Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan
setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari: 1.
Pembentukan dana cadangan;
2.
Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 254 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3.
Pembayaran pokok utang;
4.
Pemberian pinjaman daerah; dan
5.
Pemberian Dana Bergulir. Gambaran realisasi, prediksi dan proyeksi Pembiayaan Daerah
di
Kabupaten
Pesisir
Barat
selama
kurun
waktu
2013-2016
selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.21 di atas. Adapun asumsiasumsi yang digunakan dalam memprediksi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2013 -2016 tersebut antara lain: a.
Sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun sebelumnya pada tahun 2015 dan 2016 diasumsikan sama yaitu sebesar Rp. 224,000,000,00
b.
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah pada tahun 2015 dan 2016 diasumsikan sama yaitu sebesar Rp. 560,000,000,00 Pada Tahun 2015 nanti pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
akan mencairkan Dana Cadangan sebesar Rp. 7.000.000.000,00 yang sudah dibentuk selama 2 tahun terakhir ini, guna membiayai proses Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Pesisir Barat.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 255 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Tabel III.21 Realisasi dan Prediksi Pembiayaan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2016 (dalam Satuan Rupiah) URAIAN PERUBAHAN APBD APBD TAHUN PREDIKSI TAHUN PROYEKSI TAHUN TAHUN ANGGARAN ANGGARAN 2014 ANGGARAN 2015 ANGGARAN 2016 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Penerimaan Pembiayaan Daerah 200,000,000 7,224,000,000 224,000,000 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya Pencairan Dana Cadangan
-
200,000,000
224,000,000
224,000,000
-
0
7,000,000,000
0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
-
0
0
0
Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi daerah Penerimaan Piutang Daerah
-
0 0
0 0
0 0
Penerimaan Dana Bergulir
-
0
0
0
Penerimaan Hasil Penarikan
-
0
0
0
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
-
500,000,000
560,000,000
560,000,000
Pembentukan Dana Cadangan
-
0
0
0
Penyertaan Modal (Investasi ) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang
-
500,000,000 0
560,000,000 0
560,000,000 0
Pemberian Pinjaman Daerah
-
0
0
0
Pemberian Dana Bergulir Pembiayaan netto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 156 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah di Kabupaten Pesisir Barat untuk tahun 2013-2016 adalah sebagai berikut: 1.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat yaitu berusaha untuk meningkatkan realisasi SILPA dari tahun ke tahun yang diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan belanja daerah. Secara khusus arah kebijakan Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat untuk kurun waktu 2013-2016 yang masuk dalam kategori penerimaan pembiayaan adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) diasumsikan tetap setiap tahun dan akan digunakan untuk menutup defisit anggaran yang terjadi;
2.
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama tahun 2014-2015 diarahkan untuk penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah di PT. BANK LAMPUNG.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 156 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang merah/ tonggak capaian antara (milestones) menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah tahunan. Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program prioritas atau gabungan program prioritas. Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi) program-program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya (leading indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah tahun rencana. Dalam menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang bersifat internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan sasaran pembangunan beserta program prioritas. Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang berhubungan dengan janji politik kepala daerah dan hasil perumusan teknokratis terkait. Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas pembangunan daerah, menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah. Suatu prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus dijaga kesinambungannya (performance maintenance). Suatu
prioritas
pembangunan
daerah
juga
dapat
dikategorikan
sebagai
operasionalisasi dari tujuan strategik daerah mengingat urgensi daya ungkit pada kesejahteraan dan cakupan pembangunannya. Sebagai suatu strategic, pengelolaan kinerja menjadi faktor utama bagi kepemimpinan daerah. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioitas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya. Metodologi penyusunan prioritas, dengan memperhatikan beberapa kriteria, antara lain: a. Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional, seperti terhadap MDGs, Standar Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja. b. Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang dituangkan dalam RPJMD. c. Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan kompetitif daerah. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 157 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
d. Korelasinya terhadap isu strategis daerah. 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan RPJM RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 merupakan penjabaran dari pelaksanaan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 Tahun ke 1, yaitu tahun perencanaan 2014 untuk dilaksanakan di tahun 2015. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Lampung Tahun 2005-2025, tujuan pembangunan Kabupaten Pesisir Barat adalah Terwujudnya Kabupaten Pesisir Barat Menuju Kota Modern Berbasis Lingkungan. Memperhatikan situasi, kondisi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, dan memperhitungan kontinuitas dan sinergitas pelaksanaan pembangunan, serta memperhatikan motto Kabupaten Pesisir Barat “Helauni Kik Bakhong yang berarti Baiknya Kebersamaan” maka dirumuskan dan ditetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2018, adalah: “TERWUJUDNYA KABUPATEN PESISIR BARAT MENUJU KOTA MODERN BERBASIS LINGKUNGAN” Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat tersebut di atas selanjutnya dirumuskan misi pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 – 2018 sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pemanfaatan potensi Perikanan dan Kelautan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat ; 2. Meningkatkan pengelolaan pariwisata dan budaya daerah 3. Meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan 4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi 5. Meningkatkan pelayanan pendidikan berkualitas dan terjangkau. 6. Meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau 7. Meningkatkan kesadaran pembangunan berwawasan lingkungan. Untuk melaksanakan misi-misi tersebut di atas maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kota Pesisir barat selama 5 (lima) tahun (2013-2018) dengan uraian sebagai berikut: 1. Tujuan dan Sasaran pada Misi 1 (Meningkatkan Pemanfaatan potensi Perikanan dan Kelautan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat) adalah: 1.
TUJUAN Meningkatkan pendapatan masyarakat peternakan, kelautan dan perikanan
SASARAN Meningkatnya Produksi
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
INDIKATOR -peningkatan perikanan tangkap sebesar 5% -peningkatanPerikanan budidaya sebesar 5% /tahun
SKPD Dinas Peterna kan
BAB IV - 158 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -peningkatan Olahan sebesar 5%/tahun -peningkatan hasil Daging sebesar 5%/tahun
2.
Meningkatnya akselerasi pembangunan peternakan, kelautan dan Perikanan
3.
Kelauta n dan Perikan an
-peningkatan konsumsi Ikan sebesar 5%/tahun -peningkatan konsumsi ikan sebesar 5%/tahun Meningkatnya tingkat konsumsi
Terjaganya kualitas lingkungan sumberdaya peternakan, kelautan dan perikanan
-peningkatan PAD sebesar 10%/tahun
Meningkatnya PAD sebesar 10%/tahun
2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 2 (Meningkatkan pengelolaan pariwisata dan budaya daerah) adalah: TUJUAN
SASARAN
1. Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2. Pengembangan Pariwisata
Destinasi
3. Pengembangan Ekonomi Kreatif Pariwisata
Peningkatan Pemasaran Pariwisata
Peningkatan Destinasi Pariwisata
Berkembangnya Ekonomi Kreatif Pariwisata
INDIKATOR
SKPD
-pelaksanaan Gebyar Wisata Teluk Stabas 1 kali/tahun -pelaksanaan Festival Krakatau 1 kali/tahun -peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pesisir Barat
Dinas Pariwisa ta
-Tertatanya dan terpeliharanya kebersihan objek wisata Pantai Labuhan Jukung dan Bukit Selalau -peningkatan kenyamanan pengunjung cottage -pelaksanaan pemilihan Muli Mekhanai -pelaksanaan Pelatihan Penjaga Pantai (Life Guard) -tersedianya Buku data Usaha Jasa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Pesisir Barat sebanyak 120 buku -Jumlah peserta pelatihan pemandu wisata sebanyak 50 0rang
3. Tujuan dan Sasaran pada Misi 3 (Meningkatkan perekonomian
masyarakat
dari sector pertanian, perkebunan dan kehutanan) TUJUAN 1.
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian.
SASARAN
INDIKATOR
SKPD
Meningkatnya produksi hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura
-Jumlah Terlaksanaya Pengembangan Padi Varietas Rojolele dan Pendan wangi seluas 2,5 Ha -terlaksananya Bimbingan dan Penerapan Teknologi pada Usaha Tani -bantuan benih padi, jagung, dan kedelai -Terlaksanya Pengembangan Jagung Manis seluas 5 Ha -Meningkatnya pengetahuan kelompok tani untuk pengendalian hama melalui SLPHT untuk 30 kelompok petani
Dinas Pertania n Perkebu nan dan Kehuta nan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 159 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
2.
-Terlaksananya Pengembangan Tanaman Sayuran (Cabai Merah dan Bawang Merah, Buncis, Terong) -Meningkatnya produksi hasil holtikultura dan toga -Tersedianya bibit holtikultura dataran rendah dan toga yang unggul -Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan (Kelengkeng, Pisang, Durian dan Petai) seluas 5 Ha
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan produksi, Produktivitas dan mutu perkebunan meningkat
3.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian Meningkatnya sarana dan prasarana pertanian
4.
Peningkatan Ketahanan Pangan Tersedianya data ketahanan Pangan serta peningkatan pengetahuan tentang diversifikasi pangan
5.
6.
7.
8.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Pertanian
Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan
Perencanaan Pembangunan Pertanian
Tersedianya data statistik dan kinerja pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Perlindungan Konservasi Daya Hutan
dan Sumber
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Terlaksanya Rehabilitasi Lahan dan Hutan Kawasan Konservasi
Terlaksananya batas kawasan
tata
- Tersedianya bibit tanaman perkebunan (Kakao, pala, cengkeh, kelapa dalam, kelapa sawit, tembakau) sebanyak 210.000 batang -peningkatan pengetahuan Kelompok tani tentang pascapanen karet / 3 kelompok tani -peningkatan Pengetahuan Kelompok tani terhadap pengendalian hama kakao / 3 kelompok tani -Berkembangnya Produksi tanaman Pangan dan hortikultura -tersedianya 100 Hand Traktor -tersedianya sarana pengendalian OPT Babi sebanyak 250 unit - verifikasi dan validasi pupuk bersubsidi -pengembangan DI Way Tembulih -pengembangan DI Way Ngambur -Tersedianya stok pestisida -tersedianya Sarana Pengendalian Organisme Pengganggu -Terselenggaranya Pengendalian hama -peningkatan Produksi tanaman pangan dan holtikultura (DAK Bidang Pertanian) -peningkatan Produksi tanaman pangan dan holtikultura (Pendampingan DAK Bidang Pertanian) -Tersusunnya data neraca bahan makanan sebanyak 12 laporan -Tersedianya Lumbung Pangan - lomba menu B2SA Tk. Kabupaten - lomba HATInya PKK Tk. Provinsi -peningkatan Pengetahuan masyarakat tentang konsep 3B -Jumlah Anggaran operasional penyuluh PNS dan Non PNS sebanyak 51 0rang -Tersusunnya programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan -Terbayarnya honor penyuluh non PNS untuk 12 bulan -Tersusunnya penilaian angka kredit penyuluh -tersusunya 12 Laporan sistem informasi statistik dan kinerja pembangunan TPH
-Bertambahnya jumlah areal tanaman Damar Mata kucing seluas 50 Ha -laporan inventarisasi damar mata kucing -Pembinaan dan Penyegaran Kader Pengamanan Hutan -Optimalnya kinreja pos penjagaan pengamanan hutan (DAK) -Optimalnya kinreja pos penjagaan pengamanan hutan (Pendampingan DAK) -Terlaksananya studi banding dan penanaman cemara laut -Terkumpulnya bahan, data dan keterangan terkait tahap persiapan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 160 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
9.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Terlaksananya fasilitasi demplot HTR
dan
-Terlaksananya Observasi Perubahan Status dan Fungai kawasan hutan -Masyarakat mengetahui tata batas kawasan hutan -Meningkatnya peran masyarakat dalam pengamanan hutan sebanyak 26 0rang -meningkatnya pengamanan hasil hutan -Keikutsertaan dalam KTNA -pembuatan tata batas kawasan seluas 300 Ha -penanaman 100 bibit cemara laut bagi perempuan -pengembangan demplot pembangunan HTR seluas 300 Ha
4. Tujuan dan Sasaran pada Misi 4 (Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi) TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
SKPD
-Pengadaan 4 unit Warning Light Solar Cell -Pengadaan 2 unit Jet Pump dan Water Tower unty Batk Terminal Way Batu -Pengadaan 15 unit Lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya -Pembangunan 2 unit Jalan Lingkungan dan Areal Terminal
Dinas Perhubu ngan, Komuni kasi, dan Informat ika
1.
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perhubungan
2.
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Berkembangnya komunikasi, informasi dan media masa
3.
Kerjasama Informasi dengan Media Massa
4.
Pengkajian dan penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi
5.
Peningkatan Angkutan
1.
6.
Pelayanan
Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
7.
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
8.
Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan & Pelayaran
9.
Keselamatan Pelayaran
10. Tim Search and Rescue
Penyebarluasan informasi
-Tersedianya PAD dari RPM Telekomunikasi - Updating Berita Aktual -Tersedianya Area Hotspot -Tersedianya Fasilitas Media Centre
Menara
-Penyebarluasan Informasi Pembangunan daerah, Informasi Publik, Pembinaan dan Pengembangan Sumberdaya Komunikasi dan Informasi
Peningkatan pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi
-Penyebarluasan informasi
pelayanan angkutan -Koordinasi Forum Lalu Lintas Kab. Pesisir Barat -Pengawasan road map to zero overloading -Sosialisasi/penyuluhan kawasan tertib lalu lintas -Penyusunan Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok) -Pengadaan 20 unit Traffic Cone peningkatan kelaikan kendaraan bermotor Terkendalinya keamanan lalu lintas terciptanya kawasan keelamatan penerbangan pelayaran
dan
peningkatan keselamatan pelayaran terbentuknya SAR
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Pengadaan Peralatan Pengujian Kendaraan Dinas
-Pengadaan 20 unit Pagar Pengaman Jalan (Gadriell) -Pengadaan 110 unit Rambu-Rambu Lalu Lintas Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
-Jumlah Pengadaan Alat-Alat Keselamatan Pelayaran sebanyak 56 unit tim
BAB IV - 161 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT (SAR)
-jumlah Tim SAR yang siaga sebanyak 20 unit
i.
5. Tujuan dan Sasaran pada Misi 5 (Meningkatkan pelayanan pendidikan berkualitas dan terjangkau) TUJUAN 1.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
SASARAN
INDIKATOR
SKPD
Meningkatnya Mutu Pendidikan PAUD
-Peningkatan Kompetensi Guru PAUD dan TK
Dinas Pendidi kan, Kebuda yaan Pemuda dan Olahrag a
-Sosialisasi dan Pendataan lembaga PAUD -Peningkatan Pemahaman Guru kurikulum dan bahan ajar PAUD
terhadapa
-Terpilihnya 3 orang Pemenang Minat, Bakat dan Kreativitas PAUD
2.
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3.
Pendidikan Menengah
4.
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
5.
Manajemen Pelayanan Pendidikan
Peningkatan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun
-tersedianya dana penyelenggaraan (BDPP), Terselenggaranya Paket B setara SMP, Terselenggaraan OSN SD, O2SN SD, FL2SN SD, OSN SMP, O2SN SMP, FL2SN SMP, UN SMP/SMA dan US SD Sederajat, UN SMP/SMA dan US SD Sederajat, LUS SD, UAS SD, LUN SMP, US SMP
Peningkatan Pelaksanaan Pendidikan Menengah
-Penyelenggaraan Paket C setara SMA 3 Kelompok, OSN SMA dan SMK, O2SN SMA dan SMK, O2SN SMA dan SMK, LKS – SMK, peningkatan pendapmpingan DAK Peniidikan, US SMA/ SMK, LUN SMA / SMK, Uji Kompetensi SMK
Meningkatnya Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik
-Pembinaan Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP, SMA dan SMK, MGK SD, omba Guru Berprestasi PLS, DIKDAs dan DIKMEN, Olimpiade Sains guru MIPA-SMA, Olimpiade Sains guru MIPA-SMP
Meningkatnya Manajemen Pelayanan Pendidikan
-Pembinaan Persatuan Gurun Republik Indonesia (PGRI), Penyusunan dan pengelolaan Data Pokok Pendidik (DAPODIK), Pembinaan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak (GOP-TK), Pembinaan Organisasi Himpunan Pendidikan anak Usia Dini (HIMPAUDI), Pembinaan kegiatan Pramuka Daerah Pesisir Barat, Pembinaan kegiatan Pramuka Daerah Pesisir Barat, gerakan orang tua asuh (GNOTA), osialisasi, Pendataan dan Monitoring Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, osialisasi Monev dan Pelaporan BDPP, osialisasi Monev dan Pelaporan BDPP
6. Tujuan dan Sasaran pada Misi 6 (Meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau) TUJUAN 1.
Obat dan Kesehatan
Pembekalan
SASARAN Tersedianya obat-obatan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
bahan di
INDIKATOR
SKPD
-Ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan, DAK Bidang Kesehatan dan Farmasi, Jumlah
Dinas Kesehat
BAB IV - 162 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Kabupaten Pesisir Baratdan terselenggaranya sistem informasi kesehatan 2.
3.
4.
5.
6.
Upaya Masyarakat
Kesehatan Menurunkan angka kesakitan masyarakat 100%
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Perbaikan Masyarakat
Gizi
Pengembangan Lingkungan Sehat
Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
an
-Puskesmas yang memperoleh BOP, Puskesmas yang berprestasi terhadap kinerja pelayanan, Peningkatan Kesehatan Farmasi (DAK dan Sharing), umlah pekon terpencil yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 10 pekon, terpeliharaan kondisi kendaraan keseha atan sebanyak 1 unit -11 Kecamatan yang mendapat Pembinaan UKBM-MDS, pelaksanaan lomba hari Kesehatan nasional sebanyak 1 kali, 15 Sekolah 150 siswa yang mendapat pembinaan dan pelatihan, 11 Kecamatan yang melaksanakan Kegiatan PHBS di masyarakat, 10 sekolah/1000 siswa mendapat sosialisasi tentang NAPZA dan IMS di tk Sekolah, 10 sekolah yang mendapat sosialisasi tentang PHBS -9 Puskesmas yang mendapatkan BIMTEK, 9 Puskesmas yang malaksanakan Lintas sektor
Tercapainya Status Gizi Masyarakat
Meningkatnya pembangunan yang berlandaskan kualitas lingkungan berwawasan kesehatan dan
pemeriksaan sarana pelayanan farmasi komunitas sebanyak 10 unit, pendistribusian obat ke puskesmas, Puskesmas yang dimonitoring sebanyak 9 puskesmas
Terkendalinya Penyebaran Penyakit Menular
-2 kecamatan yang mendapat pembinaan dan pengawasan, 5 Desa yang melaksanakan STBM, 11 Kecamatan yang diawasi, Pelayanan 4 poskotis, 9 Puskesmas yang dimonitoring
-9 puskesmas yang melakukan imunisasi, Kuantitas laporan mingguan (EWARS) dan jumlah kasus campak tertanganias laporan mingguan (EWARS), 10 desa yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan Cedera 10 sarana industri rumah tangga
7.
8.
Standarisasi Kesehatan
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Terstandarisasi Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pesisir barat
-sosialisasi JKN di 11 kecamatan, Monev JKN di 9 puskesmas
Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau terhadap penduduk miskin -2 puskesmas, 2 pustu, 3 pusling
9.
Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
10. Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
11. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan dan pelayanan prima pada puskesmas dan jaringannya
Tercapainnya kemitraan dan jaminan pelayanan kesehatan
Penurunan Angka Kematian Ibu
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-ketersediaan dana pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin (Jamkesda) untuk 10.885 jiwa
-pelaksanaan Lomba Balita Sejahtera Indonesia
BAB IV - 163 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -pelatihan kader posyandu lansia 12. Peningkatan Lansia
Kesehatan Terlaksananya pelatihan kader posyandu lansia
13. Pengawasan dan Pengendalian kesehatan Makanan
-masyarakat yang terlindung dari bahan makanan berbahaya, Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dan bahan berbahaya
Tersedianya Makanan Sehat Bidan yang puskesmas
14. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
mengikuti
Pelatihan
dari
9
Ibu Melahirkan Selamat 100%
7. Tujuan dan Sasaran pada Misi 7 (Meningkatkan kesadaran pembangunan berwawasan lingkungan) TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
SKPD Kantor Lingkungan Hidup
1.
Pengembangan Pengelolaan Persampahan
Terlaksananya Program Pengembangan Pengelolaan Persampahan
-Tersedianya 500 Kotak Sampah yang memadai
2.
Pengendalian dan Pencemaran Kerusakan Lingkungan
Terlaksananya Program Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan
-Terwujudnya Kota Sehat/Adipura, Terwujudnya Koordinasi Penataan Dokumen Pekerjaan Lingkungan (AMDAL, UKL, UPL dan SPPL), Terwujudnya Pembinaan dan Penilaian Sekolah Adiwiyata
3.
Perlindungan Konservasi Daya Alam
4.
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Terlaksananya Program Perlindungan dan Konservasi SDA
5.
dan Sumber
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
dan
-meningkatnya konservasi daerah tangkapan air dan sumber air
-1 Taman dan nomenclatur, 2 Tugu
Terlaksananya Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Terlaksananya Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
-Laporan SLHD, Laporan KLHS, DAK Bidang Lingkungan Hidup, Pendampingan DAK Lingkungan Hidup
4.2 Tema Pembangunan Tahun 2015 Tema Pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 adalah “Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan berbasis kompetensi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkeadilan, inovatif, berbudaya, transparan dan akuntabel”.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 164 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Dalam mencapai kondisi yang diharapkan sesuai dengan visi untuk mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat menuju kota modern berbasis lingkungan dan sesuai dengan Tema pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015, maka diperlukan penegasan terhadap upaya-upaya umum yang akan dilaksanakan, yang akan mendasari gerak langkah Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat selama satu tahun kedepan yaitu tahun 2015. Untuk itu ditetapkan 7 (tujuh) Prioritas Pembangunan Kabupaten Pesisir Barat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, yaitu: 1. Melanjutkan Penyelengaraan birokrasi dan tata kelola kepemerintahan (govermance) untuk menciptakan pelayanan publik yang berkeadilan; 2. Pembangunan ketahanan pangan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan serta penanganan bencana dan kerawanan pangan; 3. Penguatan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengelolaan sumber daya pertanian, perikanan, dan kehutanan serta pengelolaan sumber daya air dan energi; 4. Perluasan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi; 5. Pemantapan pelayanan kesehatan dan sistem jaminan kesehatan masyarakat yang berkeadilan, berkualitas dan terjangkau; 6. Pembangunan, pemeliharaan dan perluasan sarana prasarana wilayah dan pengembangan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan dan berkarakter budaya Lampung; dan 7. Menjaga dan memelihara kondusiftas daerah untuk memantapkan tata kelola pemerintahan yang menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat. Selanjutnya terkait penjabaran Tema pentahapan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015 yang dilaksanakan dalam RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 adalah sebagaimana tergambar pada Lampiran1 :
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 165 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV - 147 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
4.3 Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2015
Selain berpedomanan pada tema pembangunan Tahun 2015 yang merupakan tema pentahapan pencapaian Penjabat Bupati Pesisir Barat , Prioritas pembangunan daerah ditetapkan berdasarkan isu strategis pembangunan daerah yang teridentifikasi berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Selain itu, penentuan prioritas pembangunan daerah juga mempertimbangkan beberapa hal lain seperti kebijakan pembangunan provinsi dan nasional serta perkembangan ekonomi regional.
Memperhatikan arah kebijakan dan sasaran pokok berdasarkan RPJP Nasional Tahun 2015 dengan tetap melanjutkan 11 prioritas nasional dan mempedomani RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 yang harus disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah dalam menyusun RKPD Tahun 2015 sebagai berikut : 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola; 2. Pendidikan; 3. Kesehatan; 4. Penanggulangan kemiskinan; 5. Ketahanan pangan; 6. Infrastruktur; 7. Iklim investasi dan usaha; 8. Energi; 9. Lingkungan hidup dan bencana; 10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; 11. Kebudayaan, ekonomi kreativitas, dan inovasi teknologi; dan 12. 3 (tiga) bidang lainnya yaitu (1) bidang politik, hukum dan keamanan; (2) bidang perekonomian; dan (3) bidang kesejahteraan rakyat Prioritas tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing tingkatan pemerintahan yang diorientasikan melalui pencapaian strategi pembangunan yang pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment, sebagai berikut: 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola diprioritaskan pada Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, Kerjasama Informasi dengan Media Massa, Pengkajian dan penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi, Peningkatan Pelayanan Angkutan, Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, ; 2. Pendidikan diprioritaskan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pendidikan Menengah, RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 5 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan; 3. Kesehatan diprioritaskan pada Program Obat dan Pembekalan Kesehatan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, rogram Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya, Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, rogram Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Program Peningkatan Kesehatan Lansia, Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan Makanan, Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; 4. Penanggulangan Kewirausahaan
Kemiskinan dan
diprioritaskan
Keunggulan
Kompetitif
pada Usaha
Pengembangan Kecil
Menengah,
engembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Kecil dan Menengah, Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar, Pengembangan Industri
Kecil
dan
Menengah
(IKM),
Penataan
Struktur
Industri,
Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial; 5. Ketahanan Pangan diprioritaskan pada Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian, Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian, Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Pertanian, Perencanaan Pembangunan Pertanian; 6. Infrastruktur diprioritaskan pada Pemerintahan,
Pembangunan
turap/talud/brojong,
Program
peningkatan sarana dan prasarana
Jalan tanggap
dan
Jembatan,
darurat
Jalan
Pembangunan dan
Jembatan,
Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan dan Jembatan, pembangunan infrastruktur perdesaaan, pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan, pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan,
Rehabilitasi/
Pemeliharaan
Jalan
dan
Jembatan,
Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong – gorong, Program Lingkungan Sehat Perumahan, Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, Pengembangan dan Pengelolaan Kinerja
Air
Minum dan Air Limbah, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Energi 7. Iklim investasi dan usaha diprioritaskan pada Mewujudkan harmonisasi dan integrasi peraturan dan ketentuan pendukung investasi di daerah; Memfasilitasi RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 6 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
pemberian fasilitas penanaman modal bagi penanam modal serta jaminan keamanan dan kepastian hukum; Peningkatan pelaksanaan kebijakan investasi di Provinsi Lampung serta kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang efektif dan efisien di bidang investasi diantaranya percepatan proses perijinan penanaman modal; 8. Energi diprioritaskan pada Peningkatkan kapasitas pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi tenaga listrik; Peningkatkan cakupan layanan dan distribusi energi dan ketenagalistrikan; Peningkatan pendayagunaan panas bumi sebagai sumber energi 9. Lingkungan hidup dan bencana diprioritaskan pada Pengembangan Pengelolaan Persampahan,
Pengendalian
dan
Pencemaran
Kerusakan
Lingkungan,
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan; 10. Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar, pasca konflik diprioritaskan pada membuka keterisolasian daerah tertinggal, terdepan, terluar melalui pembangunan sarana prasarana pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta pada daerah pasca konflik diprioritaskan pada pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi daerah setempat; 11. Kebudayaan, ekonomi kreativitas, dan inovasi teknologi diprioritaskan pada pengembangan nilai Budaya, pengelolaan kekayaan budaya, Pengelolaan Keragaman Budaya; 12. Tiga prioritas pembangunan nasional lainnya, yaitu : a. bidang politik, hukum dan keamanan, melalui pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat, penegakan supremasi hukum untuk memastikan keserasian dan keselarasan antara peraturan daerah dengan peraturan di tingkat pusat; b. bidang
perekonomian,
dengan
memprioritaskan
penurunan
angka
kemiskinan, pengangguran dan inflasi; dan c. bidang kesejahteraan rakyat, melalui 6 (enam) program penguatan upaya penanggulangan kemiskinan yaitu : (1) program rumah murah dan rumah sangat murah; (2) program kendaraan angkutan umum murah; (3) program air bersih untuk rakyat; (4) program listrik murah dan hemat; (5) program peningkatan kehidupan nelayan; dan (6) program peningkatan kehidupan masyarakat pinggir perkotaan. 13.Selain 11 (sebelas) prioritas pembangunan daerah dan 3 (tiga) prioritas bidang lainnya tersebut diatas, pemerintah daerah dalam menyusun program dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 7 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
kegiatan prioritas dalam RKPD Tahun 2015 agar memperhatikan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun 2011-2025 yang memuat: a. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui pengembangan 6 (enam) koridor ekonomi, yaitu: koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi, Maluku-Papua, Bali dan Nusa Tenggara; b. Penguatan konektivitas nasional; dan c. Penguatan kemampuan SDM dan Iptek.
Sebagai tindak lanjut dan implementasi Visi dan Misi pembangunan Provinsi Lampung 2015-2019, maka Arah Kebijakan Umum pembangunan di Provinsi Lampung selama kurun waktu 2015-2019 akan dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yakni pendekatan Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Keuangan Daerah. Deskripsi dari masing-masing pendekatan tersebut sebagai berikut:
4.3.1 Pengembangan Wilayah Pendekatan
pembangunan
melalui
Pengembangan
Wilayah
merupakan cara pendekatan pembangunan yang sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Pusat. Dengan demikian, pendekatan kewilayahan merupakan metode pendekatan yang memungkinkan terjadinya sinergi dan kompatibilitas antara kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Pengembangan Wilayah dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembangan Ekonomi Wilayah, Tata Ruang, Kawasan, dan Pelestarian Lingkungan Hidup Perekonomian wilayah dikembangkan berdasarkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu kepada agribisnis dan pertanian secara umum. Dengan demikian sektor pertanian akan direvitalisasi sehingga mampu kembali berkembang sebagai titik tumpu perekonomian rakyat. Pertanian yang telah mengalami revitalisasi dikembangkan pada kawasan tertentu sesuai dengan tata ruang dan kawasan tersebut dikembangkan menjadi lahan pertanian abadi. Revitalisasi Pertanian tersebut akan memungkinkan pengembangan dan transformasi dari agribisnis menjadi agroindustri. Pengembangan agroindustri diharapkan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 8 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
mampu mempertahankan ketahanan pangan, menyerap tenaga kerja, dan mendorong pertumbuhan industri bioenergi. Pengembangan pertanian secara simultan dilakukan dengan tetap menjaga lingkungan hidup, serta telah mengantisipasi adanya perubahan iklim dan pemanasan global dengan tindakan adaptasi dan mitigasi yang baik. Dengan demikian, apa yang dilakukan akan memungkinkan terjadinya keseimbangan dinamis antara pemenuhi kebutuhan pangan dan terciptanya ketahanan pangan dengan pelestarian lingkungan hidup dan ketahanan air. Lingkungan hidup yang terpelihara, mulai dari pantai, sampai ke gunung, teluk, dan kepulauan dioptimalkan sebagai objek wisata. Kegiatan pelestarian alam, baik berupa proses pelestarian maupun hasilnya, juga dapat dikembangkan sebagai objek wisata baru. Dengan demikian
pariwisata
diharapkan
dapat
tumbuh
sebagai
sumber
pendapatan baru yang melibatkan masyarakat secara langsung, sehingga menjadi implementasi konkret dari konsep ekonomi kerakyatan.
2. Pengembangan Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi Dan Pelayanan Sosial
Infrastruktur berskala tinggi yang akan dikembangkan selain bersifat visioner dan monumental, juga bersifat fungsional dan mampu berperan sebagai
lokomotif
pengembangan
perekonomian
daerah
secara
keseluruhan. Infrastruktur tersebut antara lain: Infrastruktur Penghubung Jawa-Sumatra (IPJS); Kota Baru Lampung (KBL); Jalan Toll Terbanggi– Bakauheni; pengembangan Bandara Raden Intan II dan Bandara Krui; Pelabuhan Panjang; serta Jaringan Kereta Api. Sifat visioner dan monumental diperlukan sebagai daya tarik, sehingga infrastruktur yang dikembangkan juga dapat tumbuh sebagai kawasan wisata baru. Sementara sifat dasar fungsional dari infrastruktur tetap dikembangkan sebagai core utama, sehingga kombinasi dari berbagai karakter ini diharapkan mampu mengundang investor. Dengan adanya investor, maka infrastruktur dapat tumbuh dan berkembang sebagai lokomotif yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Selain infrastruktur berskala tinggi juga dikembangkan infrastruktur mikro yang mampu membuka secara luas daerah yang masih terisolir. Infrastuktur mikro meliputi antara lain: jalan tembus; listrik perdesaan; air bersih perdesaan; energi matahari; dan jaringan komunikasi. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 9 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Pengembangan Budaya Pembangunan daerah direncanakan dan akan dilaksanakan oleh seluruh sumber daya manusia (SDM) yang berada di Provinsi Lampung. Dengan
demikian
pengembangan
SDM
menjadi
fokus
penting
pembangunan dalam periode 2015-2019. Pengembangan SDM terkait dengan kemampuan, keahlian, dan kapasitas SDM setempat, sehingga penyiapan SDM dilakukan sejak dini melalui berbagai proses pendidikan, baik dalam ilmu umum maupun keagamaan, kemudian diikuti dengan berbagai pelatihan peningkatan keahlian. Kondisi ini menuntut adanya penyiapan berbagai sarana, prasara, tenaga kependidikan, serta kepelatihan yang baik. Pada beberapa daerah tertentu akan dikembangkan fasilitas pendidikan dan sistem pendidikan yang berskala internasional. Penyiapan SDM didukung dengan penyiapan gizi berkualitas dan pelayanan kesehatan yang baik. Penyiapan gizi akan terkait dengan pengediaan bahan makanan lengkap dan berkualitas, namun terjangkau. Sedangkan pelayanan kesehatan akan berkaitan dengan penyediaan kemudahan layanan kesehatan, serta tersedianya tenaga kesehatan dan obat2an yang mencukupi. Pelayanan kesehatan tidak saja bersifat kuratif, namun lebih penting yang bersifat preventif, terutama terhadap berbagai penyakit yang bersifat pandemik dan berbahaya seperti Flu Burung, Flu Babi, SARS, dan HIV/AIDS. Pengembangan SDM Lampung dilakukan dengan tidak melepaskan aspek budaya lokal. Pengembangan budaya dilakukan dengan menggali, memperkuat, dan akhirnya mengembangkan lebih lanjut budaya lokal dalam segala bentuk manifestasinya, baik berupa tata nilai, sistem hidup, arsitektur, gerak tari, maupun pertanian, dan cara bercocok tanam. Dengan demikian, proses penyiapan SDM akan menghasilkan generasi yang unggul tanpa kehilangan jati diri. Pada sisi lain, pengembangan budaya lokal beserta kreasinya akan mampu mendukung pengembangan pariwisata budaya. Dengan demikian pengembangan budaya lokal pada akhirnya mampu berkembang sebagai sumber pendapatan baru, sebagai pendukung ekonomi kerakyatan yang sedang dibangun
4.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 10 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1. Optimalisasi Dan Efisiensi Keuangan Daerah Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah yang pertama adalah melalui optimalisasi semua potensi sumber keuangan daerah dan digunakan secara efisien untuk biaya pembangunan. Optimalisasi keuangan daerah diikuti dengan tertib administrasi melalui penggunaan sistem informasi, sehingga
memungkinkan terjadinya
transparansi dan akuntabilitas anggaran.
2. Pengembangan Sumber Pendapatan Baru Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah yang kedua adalah melalui pengembangan sumber pendapatan baru secara kreatif dan inovatif, seperti pengembangan BUMD infrastruktur; pengembangan wisata alam berbasis pulau terpencil, wisata kuliner, serta wisata
konservasi, dll. Dengan demikian pengembangan sumber
pendapatan baru tersebut selaras dan sinergis dengan pengembangan perekonomian daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 11 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 12 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
LAMPIRAN 1 PENJABARAN TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2015 Tema dasarnya adalah Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan berbasis kompetensi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkeadilan, inovatif, berbudaya, transparan dan akuntabel Th Ke.
Tema Dasar
I
Meningkatka n kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintaha n berbasis kompetensi untuk mewujudkan penyelenggar aan pemerintaha n yang berkeadilan, inovatif, berbudaya, transparan dan akuntabel
Tujuan
- Terlayaninya Kebutuhan Masyarakat akan Pendidikan dan Kesehatan - Penurunan Angka Kemiskinan - Meningkatnya perekonomian masyarakat
Prioritas Pembangunan Daerah 1.
Melanjutkan Penyelengaraa n birokrasi dan tata kelola kepemerintaha n (govermance) untuk menciptakan pelayanan publik yang berkeadilan
Sasaran
-Terlaksananya Operasional SIAK Online -Tersedianya Profil Perkembangan Penduduk -Terlaksananya Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Administrasi Kependudukan - Jumlah Penduduk yang mengikuti sosialisasi kependudukan
-Terbinanya Aparatur Pekon dan Kecamatan dalam Pengendalian Data Penduduk
-Terlaksananya Sosialisasi Akta Pencatatan Sipil -Terlaksananya Pembuatan Profil Akta Kelahiran
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Indikator Sasaran
-Presentase Operasional SIAK Online -Jumlah Profil Perkembangan Penduduk -Presentase Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Administrasi Kependudukan -Presentase Jumlah Penduduk yang mengikuti sosialisasi kependudukan -Presentase Jumlah Aparatur Pekon dan Kecamatan dalam Pengendalian Data Penduduk -Jumlah Peserta Sosialisasi Akta Pencatatan Sipil -Presentase Jumlah Akta Pencatatan Sipil/Kelahiran
Target
100%
75 Buku
100%
100%
BAB I - 5 -
Output yang diharapkan
Terlaksananya Penataan Administrasi Kependudukan
Urusan
Disdukcapil
Indikasi Program
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Indikasi Kegiatan
Tertib administrasi pencatatan sipil
SKPD
Disdukcapil
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT 100%
997 Orang
100%
2.
Pembangunan ketahanan pangan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan serta penanganan bencana dan kerawanan pangan
- Terlaksanaya Pengembangan Padi Varietas Rojolele dan Pendan wangi
-Tersedianya bantuan benih padi, jagung, dan kedelai -Terlaksanya Pengembangan Jagung Manis
-Meningkatnya pengetahuan kelompok tani untuk pengendalian hama
-Terlaksananya Pengembangan Tanaman Sayuran (Cabai Merah dan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Jumlah Terlaksanaya Pengembangan Padi Varietas Rojolele dan Pendan wangi -Terlaksananya bantuan benih padi, jagung, dan kedelai -Jumlah Terlaksanya Pengembangan Jagung Manis -Jumlah Meningkatnya pengetahuan kelompok tani untuk pengendalian hama
2,5 Ha
Dinas Pertanian
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Pangan Berkelanjutan
Bimtek, Pelatihan, Fasilitasi pelatihan bagi kelompok tani Fasilitasi kerjasama
Se Kabupaten Pesisir Barat -Jumlah Terlaksananya Pengembangan Tanaman Sayuran (Cabai Merah dan Bawang Merah, Buncis, Terong) -Jumlah Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan (Kelengkeng, Pisang, Durian dan
Meningkatnya produksi hasil Tanaman Pangan seperti padi, jagung dan kedelai
dunia usaha dengan lembaga keuangan
5 Ha
BAB I - 6 -
Dinas Pertanian
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Bawang Merah, Buncis, Terong)
-Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan (Kelengkeng, Pisang, Durian dan Petai)
-Tersusunnya data neraca bahan makanan -Meningkatnya Pengetahuan masyarakat tentang konsep 3B
-Anggaran operasional penyuluh PNS dan Non PNS
-Tersusunnya programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
-Terbayarnya honor penyuluh non PNS
Petai)
- Data neraca bahan makanan
30 Kelompok Tani
-Jumlah Meningkatnya Pengetahuan masyarakat tentang konsep 3B -Jumlah Anggaran operasional penyuluh PNS dan Non PNS
-Jumlah Tersusunnya programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan -Jumlah Terbayarnya honor penyuluh non PNS
5 Ha
-Jumlah Tersusunnya penilaian angka kredit penyuluh
-Jumlah Laporan sistem informasi statistik dan kinerja pembangunan TPH
Meningkatnya produksi hasil Tanaman Perkebunan
5 Ha
- Tersusunnya penilaian angka kredit penyuluh -Jumlah Bertambahnya jumlah areal tanamanDamar Mata kucing
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Meningkatnya produksi hasil Tanaman Perkebunan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Hortikultura Berkelanjutan
BAB I - 7 -
Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Tersusunya Laporan sistem informasi statistik dan kinerja pembangunan TPH
- Bertambahnya jumlah areal tanamanDamar Mata kucing
-Data inventarisasi damar mata kucing
-Jumlah data inventarisasi damar mata kucing -Studi banding dan penanaman cemara laut
-Terkumpulnya bahan, data dan keterangan terkait tahap persiapan -Masyarakat mengetahui tata batas kawasan hutan -Meningkatnya peran masyarakat dalam pengamanan hutan -Meningkatnya pengaman hasil hutan -Terlaksananya pembuatan tata batas kawasan
12 Laporan
1 Paket
Tersedianya -Studi banding dan penanaman cemara laut
-Terkumpulnya bahan, data dan keterangan terkait tahap persiapan -Masyarakat mengetahui tata batas kawasan hutan -Meningkatnya peran masyarakat dalam pengamanan hutan -Meningkatnya pengaman hasil hutan -Terlaksananya pembuatan tata batas kawasan
-Jumlah pengembangan demplot pembangunan HTR
51 Penyuluh
data statistik dan kinerja pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
1 Paket
Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan
-Terlaksananya pengembangan demplot pembangunan HTR
Tersedianya data ketahanan Pangan serta
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Pertanian
BAB I - 8 -
Perencanaan Pembangunan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT 12 Bulan
1 Paket
peningkatan pengetahuan tentang diversifikasi pangan
Pertanian
Terlaksanya Rehabilitasi Lahan dan Hutan Kawasan Konservasi Terlaksananya tata batas kawasan
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
12 Laporan
Terlaksananya Tata Batas Kawasan
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 50 Ha
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 9 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Laporan
Paket
Kawasan Hutan TNBBS dan Hutan Lindung
Terlaksananya fasilitasi dan demplot HTR
1 paket
Program Rehabilitasi Lahan dan Hutan 26 Pamhut
Kawasan Hutan HPT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 10 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
Kawasan Hutan
300 Ha 3.
Penguatan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengelolaan sumber daya pertanian, perikanan, dan kehutanan serta pengelolaan sumber daya air dan energi
-Terlaksananya Lomba Desa / Pekon Tingkat Kabupaten -Terlaksanya Penyusunan Profil Pekon -Terlaksananya Fasilitasi program PNPMMPd -Terlaksananya Fasilitasi Pelaksanaan Karya Bhakti TNI -Terlaksananya Rapat Koordinasi APDESI -Terlaksananya Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Anggota LHP Tingkat Kabupaten
-Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta Lomba
-Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta Lomba -Jumlah Peserta Program
-Kuantitas Pelaksanaan
118 Pekon / Kelurahan
11 Kecamatan -Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta Rakor -Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta Rakor
-Terlaksanya Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat -Terlaksananya Pembinaan Pokjanal Posyandu Untuk Kecamatan, Desa, dan Kelurahan
-Terlaksananya Inovasi Teknologi Tepat Guna ( TTG )
118 Pekon / Kelurahan
1 kali
-Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta BBGRM
118 Pekon / Kelurahan
-Jumlah Peserta Pembinaan 118 Pekon / Kelurahan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 11 -
Terlaksananya Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
BPMPP, Dinas Perikanan, Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Bimtek, Pelatihan, Workshop
BPMPP, Dinas Perikanan, Lingkungan Hidup
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
-Terlaksananya Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan ADD/P -Terlaksananya Bimbingan Tekhnis Administrasi Keuangan Aparatur Pekon SeKabupaten Pesisir Barat
-Kuantitas Pelaksanaan
118 Pekon / Kelurahan
11 Kecamatan
Terlaksanannya Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
-Jumlah Pekon/Kelurahan Penerima ADD/P
-Jumlah Pekon/Kelurahan Peserta Bimtek
1 kali
Terlaksananya Program Pengembangan, Penerapan dan Pemberdayaan Teknologi Pedesaan
Terlaksananya Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 12 -
Program Pengembangan, Penerapan dan Pemberdayaan Teknologi Pedesaan
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
118 Pekon / Kelurahan
118 Pekon / Kelurahan 4.
Perluasan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi
-Terlaksananya pembangunan12 Unit Gedung Sekolah PAUD dan TK -Terlaksananya Pembangunan sarana dan prasarana bermain 12 unit -Terselenggaranya Bimbingan Teknis tenaga pendidik PAUD tingkat dasar -Terlaksananya Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini -Terselenggaranya Pendidikan Anak Usia Dini -Tersedianya Data dan Informasi PAUD
-Persentase Pembangunan-
-Persentase Pembangunan 100%
-Persentase Peningkatan Kopetensi
-Persentase Pembinaan lembaga PAUD -Tersedianya Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) -Terselenggaranya Koordinasi dan Kerjasama PAUD
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
100%
70%
-Persentase Penyelenggaraan
-Persentase Sosialisasi dan Pendataan lembaga PAUD
90%
BAB I - 13 -
Terselenggaran nya Pening Mutu Pendidikan PAUD
Dinas Pendidikan
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pemberian subsidi dan beasiswa
Dinas Pendidikan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Persentase Peningkatan Pemahaman Guru -Terbinanya Minat, Bakat dan Kreativitas siswa PAUD -Terselenggaranya Gebyar PAUD
-Tersedianya Biaya Oprasional IGTK -Tersedianya Biaya Oprasional HIMPAUDI
-Terlaksananya Penambahan 17 Unit Ruang kelas baru -Terlaksananya Pembangunan 8 unit ruang perpustakaan sekolah
75%
-Persentase Tercapainya Koordinasi dan Kerjasama PAUD -Terpilihnya Pemenang
90%
-Persentase Peningkatan Prestasi Siswa -Persentase penyediaan -Persentase penyediaan 70%
-Terlaksananya Pembangunan 13 unit Pagar Sekolah SD dan SMP -Tersedianya Pengadaan Meubeler Sekolah -Terlaksananya Rehabilitasi Sedang Gedung Sekolah -Terlaksananya Rehabilitasi sedang/berat 72 unit ruang kelas sekolah -Tersedianya bantuan dana penyelenggaraan pendidikan (BDPP) -Terselengaranya OSN SD
-Terselenggaranya O2SN SD
-Terselenggaranya FL2SN SD
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Jumlah Penambahan Ruang Kelas
-Jumlah Pembangunan Ruang Perpustakaan
-Jumlah Pembangunan Pagar 12 kali rapat -Persentase Peningkatan meubler -Jumlah Rehabilitasi
-Persentase tersedianya
3 Pemenang
BAB I - 14 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT dana penyelenggaraan
dan 2 Harapan
-Terselenggaranya OSN SMP
-Terselenggaranya O2SN SMP
-Persentase Terselenggaraan
85%
-Terselenggaranya FL2SN SMP
-Terlenggaranya UN SMP/SMA dan US SD sederajat -Terselenggaranya Latihan UAS (SD)
-Terselenggaranya LUN SMP -Terselenggaranya Ujian Sekolah SMP
-Terlaksananya Penambahan ruang kelas Baru SMA/SMK -Terlaksananya Pembangunan ruang guru -Terlaksananya Pembangunan Sarana Olahraga di sekolah -Terlaksananya Pembangunan Perpustakaan Sekolah -Terlaksananya Pembangunan jaringan Istalasi listrik sekolah -Tersedianya Pengadaan alat praktik dan peraga
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Persentase Terselenggaraan OSN SD -Persentase Terselenggaraan O2SN SD -Persentase Terselenggaraan FL2SN SD -Persentase Terselenggaraan OSN SMP -Persentase Terselenggaraan O2SN SMP -Persentase Terselenggaraan FL2SN SMP
90%
90%
17 Unit
-Persentase Terselenggaraan
-Persentase Terselenggaraan
8 Unit
-Persentase Terselenggaraan -Persentase Terselenggaraan
-Persentase Peningkatan
13 Unit
BAB I - 15 -
Terselenggaran ya Peningkatan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Persentase Peningkatan -Tersedianya Pengadaan meubeler sekolah -Terlaksananya Pengadaan Pagar Sekolah -Terlaksananya Rehabilitasi Sedang Gedung Sekolah -Terlaksananya Rehabilitasi Ruang Kelas Sebanyak 5 Ruangan -Terlaksananya Rehabilitasi ruang laboratorium -Terlaksananya Kegiatan Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 SMA -Terlaksananya OSN SMA dan SMK
-Persentase Peningkatan
85% -Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
-Persentase Peningkatan
72 Unit -Terlaksananya O2SN SMA dan SMK
-Terlaksananya FL2SN SMA dan SMK
-Persentase Peningkatan
-Tersedianya LKS – SMK
-Persentase Peningkatan
-Tersedianya Dana Pendamping DAK Pendidikan -Terselenggaranya Ujian Sekolah SMA dan SMK -Terselenggaranya Latihan Ujian Nasional SMA dan SMK -Terselenggaranya Ujian Kompetensi SMK
-Terlaksananya Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Persentase Peningkatan
85%
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
-Persentase Terselenggaraan Lomba
100%
BAB I - 16 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Tersedianya Pengadaan 1 unit gedung Tempat Penitipan Anak -Terlaksananya Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Non Formal -Terlaksananya Penilaian Agreditasi pendidikan nonformal -Terlaksananya Publikasi dan sosialisasi pendidikan nonformal -Terselenggaranya Paket C setara SMA 3 Kelompok
-Terselenggaranya Paket B setara SMP 3 kelompok -Terselenggaranya Pembinaan Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) SD, SMP, SMA dan SMK -Terlaksananya Peningkatan Mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan -Terlaksananya Pendampingan implementasi kurikulum 2013 -Terlaksananya Olimpiade Sains guru MIPASMA
-Terlaksananya Olimpiade Sains guru MIPASMP -Terselenggaranya Pembinaan Dewan Pendidikan kab.Pesisir Barat
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Persentase Terselenggaraan OSN SMA dan SMK -Persentase Terselenggaraan O2SN SMA dan SMK -Persentase Terselenggaraan FL2SN SMA dan SMK -Persentase Terselenggaraan LKS – SMK -Persentase Terselenggara
-Persentase Terselenggara
100%
100%
100%
-Persentase Terselenggara
100% -Persentase Terselenggara
-Persentase Peningkatan 100%
-Jumlah Gedung Taman Pengajian Al-qur'an
-Persentase Pendataan lembaga Pendidikan Non Formal
100%
-Persentase Peningkatan 100%
BAB I - 17 -
Terlaksananya Peningkatan Pelaksanaan Pendidikan Menengah
Program
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Terlaksananya Pembinaan Komite Sekolah -Terlaksanaya Pembinaan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman KanakKanak (GOP-TK) -Terlaksananya Pembinaan Organisasi Himpunan Pendidikan anak Usia Dini (HIMPAUDI) -Terlaksananya Pembinaan kegiatan Pramuka Daerah Pesisir Barat -Pembinaan gerakan orang tua asuh (GNOTA) -Tersedianya Pengelolaan Data Pokok Pendidikan -Terlaksananya Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Guru dan Kepala sekolah -Tersedianya operasional pengawas sekolah -Tersedianya dana oprasional Tim Angka Kredit -Tersedianya dana Penyelenggaran UN 2015
-Terlaksananya Pelatihan musik tradisional lampung di sekolah -Terlaksananya Pelatihan tari tradisional Lampung di sekolah -Terlaksananya embinaan kelompok kesenian masyarakat dan sekolah -Terlaksananya Diklat peningkatan guru kesenian -Tersedianya Bantuan alatalat kesenian bagi
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
100% -Persentase Peningkatan
90%
-Persentase meningkatnya pengetahuan
-Persentase meningkatnya pengetahuan -Persentase Pelaksanaan
90%
90%
-Persentase Peningkatan
90%
90%
-Persentase Peningkatan
90%
BAB I - 18 -
Pendidikan Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT sanggar seni sekolah dan masyarakat
-Terselenggaranya Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya -Terlaksananya Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka dan bahan kuno -Terlaksananya Sosilisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah -Terlaksananya Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakal -Terlaksananya Perekaman dan Digitalisasi bahan putaka -Terlaksananya Pengelolaan karya cetak, rekam musik dan tari tradisi pss. Barat -Tersedianya Fasilitasi alat dan Pakaian Budaya daerah
-Persentase Terselenggaraan
-Persentase Terselenggaraan
90%
-Persentase Peningkatan
90% -Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan 75%
100% -Persentase Peningkatan
-Terlaksananya Lomba tari kreasi antar sanggar sekolah -Terlaksananya Pesona Budaya -Terlaksananya Pagelaran Kesenian HUT Kabupaten Pss. Barat
90%
-Persentase Peningkatan -Terlaksananya Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Untuk Pekon dan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
90%
BAB I - 19 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Kelurahan -Terlaksananya Seleksi dan Pelatihan Paskibraka Pesisir Barat
-Terlaksananya Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Kabupaten Pesisir Barat -Terlaksananya Pelatihan Keterampilan bagi Pemuda -Terlaksananya Pelatihan Marching Band -Terlaksananya Pelatihan KORSIK
-Terselenggaranya Penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi pemuda -Terselenggaranya Pembinaan cabang olahraga prestasi tingkat daerah -Terlaksananya Peningkatan kesegaran jasmani -Terlaksananya Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga -Terlaksananya Olahraga Bersama Muspida dan Masyarakat (Bola kaki dan Bulu Tangkis) -Terlaksananya Liga Pelajar Indonsia ( LPI ) -Terlaksananya Pembinaan Klub Olahraga Pelajar Kecamatan -Terlaksananya Pembinaan Pengurus BAPOPSI
-Tersedianya Oprasional Kantor KONI Pesisir Barat -Terlaksananya Peringatan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Persentase Peningkatan 100% -Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan 100%
-Persentase Peningkatan
100%
100% -Persentase Peningkatan
100%
BAB I - 20 -
Terlaksananya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) -Terlaksananya Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga -Terlaksananya Pembangunan Kantor KONI -Terlaksananya Pendirian GOR -Tersedianya Pengadaan Alat Marching band -Tersedianya Pengadaan Alat KORSIK -Tersedianya Pengadaan sarana dan prasarana olahraga untuk pekon dan masyarakat
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Non-Formal
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan 100%
100% -Persentase Partisipasi
80%
-Persentase Terjaga
3 Unit -Persentase Terjaga
-Persentase Terjaga 75%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 21 -
Program Pendidikan Non-Formal
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
-Persentase Pelaksanaan
80% -Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan 80%
-Persentase Pelaksanaan
100% -Persentase Pelaksanaan -Persentase Pelaksanaan
100%
-Persentase Peningkatan
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 22 -
Terlaksananya Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Persentase Peningkatan
Terlaksananya Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan
-Persentase Pelaksanaan
80% -Persentase Pelaksanaan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
-Persentase Pelaksanaan 90% -Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
100%
-Jumlah Peserta Terlatih
100% -Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 23 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Persentase Pelaksanaan
90%
90%
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
90%
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Tersedianya Sapras Olahraga
90% -Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan -Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
90%
BAB I - 24 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
90%
90%
Terlaksananya Peningkatan Pembangunan nilai Budaya
90%
90%
90%
90%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 25 -
Program pengembangan nilai Budaya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
90%
90% Terlaksananya Peningkatan Pembangunan nilai Budaya
90% Program pengembangan nilai Budaya 90%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 26 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
90%
90%
95%
90%
Terlaksananya Peningkatan Pengelolahan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 27 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT 90%
Keragaman Budaya
90%
90%
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Terlaksananya Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
100% Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
95%
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 28 -
Terlaksananya Peningkatan Pertumbuhan Kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
100%
Program Peningkatan upaya Pertumbuhan Kewirausahaan dan kecakapan hidup Pemuda
Terselenggaran ya Peningkatan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Terlaksananya peningkatan pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
100%
Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 29 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
100%
100%
20 orang Terlaksananya Peningkatan sarana Prasarana Olahraga 100%
100% Program
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 30 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
100%
100%
100%
100%
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 31 -
peningkatan sarana dan prasarana olahraga
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
100%
100%
100%
100%
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 32 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
5.
Pemantapan pelayanan kesehatan dan sistem jaminan kesehatan masyarakat yang berkeadilan, berkualitas dan terjangkau
-Terlaksananya Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan -Terlaksananya Pemeriksaan mutu pelayanan farmasi swasta
-Terlaksananya Pendistribusian obat ke puskesmas -Terlaksananya Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
-Terlaksananya Penyediaan Biaya Operasional dan pemeliharaan (BOP) -Terlaksananya Pemilihan Puskesmas Berprestasi Dalam Rangka Penilaian Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan -Terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kesehatan Farmasi (DAK & Sharing) -Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Daerah terpencil
-Persentase Ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan -Jumlah pemeriksaan sarana pelayanan farmasi komunitas
-Persentase pendistribusian obat ke puskesmas -Jumlah Puskesmas yang dimonitoring
-Persentase Puskesmas yang memperoleh BOP
-Persentase Puskesmas yang berprestasi terhadap kinerja pelayanan
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Program Obat dan Pembekalan Kesehatan
10 sarana
100%
9 Puskesmas
-Persentasi Peningkatan Kesehatan Farmasi
-Terlaksananya Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Menuju
Tersedianya bahan obatobatan di Kabupaten Pesisir Barat
100% -Jumlah orang di 10 pekon
BAB I - 33 -
Terlaksananya penurunan angka kesakitan masyarakat 100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat miskin
Dinas Kesehatan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Desa Sehat (UKBM-MDS) -Terlaksananya Lomba untuk Hari Kesehatan Nasional (HKN)
-Terlaksananya Pembinaan dan pelatihan Kader Sekolah Sehat
-Terlaksananya Penyuluhan Prilaku Hidup Sehat di SEKOLAH -Terlaksananya Sosialisasi bahaya NAPZA dan IMS (Infeksi Menular Seksual) di tingkat Sekolah
-Terlaksananya Pelacakan dan Penanggulangan Kasus Gizi Buruk Balita KEP dan Bumil KEK -Terlaksananya Pembinaan Puskesmas (TPG dan Bidan) -Terlaksananya Kegiatan Lintas Sektor
terpencil yang mendapat pelayanan kesehatan
-jumlah Kecamatan yang mendapat Pembinaan UKBMMDS
-Kuantitas pelaksanaan lomba hari Kesehatan nasional -Jumlah sekolah & siswa yang mendapat pembinaan dan pelatihan -Jumlah Kecamatan yang melaksanakan Kegiatan PHBS di masyarakat -Jumlah sekolah yang melaksanakan Kegiatan PHBS di sekolah Jumlah siswa yang mendapat sosialisasi tentang NAPZA dan IMS di tk Sekolah
-Persentase data Balita KEP dan Bumil KEK dan makanan bergizi Balita KEP dan Bumil KEK -Jumlah Puskesmas yang mendapatkan BIMTEK -Jumlah Puskesmas yang malaksanakan Lintas sektor
100%
100%
34000 org
-Terlaksananya Memorandum
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 34 -
Terlaksananya peran serta dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Program Sanitasi ( MPS ) atau Pembahasan dan Pencetakan Buku Putih Sanitarian -Terlaksananya Pembinaan dan pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan ( TPM ) -Terlaksananya Pembentukan Desa dengan Sanitasi Total Berbasis Masayarakat (STBM) -Terlaksananya Pengawasan dan Pembinaan Kualitas Air Minum (KAM) -Tersedianya Poskotis -Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
-Terlaksananya Peningkatan Imunisasi -Tersedianya Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular DBD (Demam Berdarah Dengue) -Terlaksananya Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare -Terlaksananya Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit Malaria -Terlaksananya Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC -Terlaksananya Peningkatan surveillance
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Jumlah Dokumen Memorandum / Buku Putih Sanitarian
11 kecamatan
-Jumlah kecamatan yang mendapat pembinaan dan pengawasan
1 kali
-Jumlah Desa yang melaksanakan STBM
15 Sekolah 150 siswa -Jumlah Kecamatan yang diawasi
33 Sekolah -Jumlah Pelayanan poskotis -Jumlah Puskesmas yang dimonitoring
BAB I - 35 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT epideminologi dan penaggulangan wabah
-Terlaksananya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV-AIDS -Tersedianya Pemeriksaan Kesehatan Haji -Tersedianya Tim Gerak Cepat (TGC) dan MATRA
-Terlaksananya Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
-Terlaksananya Pengawasan Industri Rumah Tangga
-Terlaksananya Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) -Terlaksananya Monev JKN
10 sekolah, 1000 siswa
-Jumlah puskesmas yang melakukan imunisasi -Persentase menurunnya kasus DBD di Masyarakat
Tercapainya Status Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat -Persentase Terselenggaranya tatalaksana kasus 10% dari Jumlah Balita -Persentase kasus Malaria Konfirmasi 100%
-Persentase meningkatnya Temuan kasus TBC
-Kuantitas laporan mingguan (EWARS) dan jumlah kasus campak tertanganias laporan mingguan (EWARS) -Persentase Terjaringnya kasus positif HIVAIDS
9 Puskesmas
9 Puskesmas
-Terlaksananya
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-ersentase calon jemaah haji yang periksa kesehatan
BAB I - 36 -
Terlaksananya peningkatan pembangunan yang berlandaskan kualitas lingkungan berwawasan kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Rehabilitasi Sedang Puskesmas -Terlaksananya Rehabilitasi Berat Puskesmas Pembantu -Terlaksananya Rehabilitasi Sedang/Berat/Total Pusling
-Persentase Pelayanan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa -Persentase desa yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan Cedera
Sehat
1 Dokumen -Jumlah sarana Yang diawasi
-Terlaksananya Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
-Terlaksananya Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
-Kuantitas sosialisasi JKN di kabupaten dan kecamatan
-Kuantitas Monev JKN
-Terlaksananya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (Jamkesda) peserta PBI daerah
2 kecamatan
-Jumlah Puskesmas yang di rehab 5 desa
-Terlaksananya Lomba Balita Sejahtera Indonesia
-Terlaksananya Peningkatan Kinerja Posyandu Lansia
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-Jumlah Puskesmas yang di rehab
-Jumlah Pusling yang di rehab
BAB I - 37 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
-Terlaksananya Pengawasan Keamanan pangan dan bahan berbahaya -Terlaksananya Pengawasan keamanan produksi sediaan jamu tradisional -Terlaksananya Pengawasan keamanan pangan pada situasi khusus ( Hari Raya idul fitri) -Terlaksananya Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dan bahan berbahaya
-Terlaksananya Audit Maternal dan Perinatal (AMP) -Terlaksananya Managemen Aktif kala III -Terlaksananya Peningkatan kapasitas Nakes dalam program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) -Terlaksananya Monitoring dan evaluasi program KIA
11 kecamatan -Persentase dana pelayanan kesehatan dan terlayaninya pasien JKN di Puskesmas dan Jaringannya -Persentase dana pelayanan kesehatan dan terlayaninya pasien rawat inap, rujukan dan persalinan di Puskesmas dan Jaringannya -Persentase ketersediaan dana pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin ( Jamkesda )
Terkendalinya Penyebaran Penyakit Menular
4 poskotis
9 Puskesmas Program Pencegahan dan Penanggulanga n Penyakit Menular
-Persentase menurunnya Angka Kematian Ibu 9 Puskesmas -Persentase pelatihan kader posyandu lansia
100% -Persentase masyarakat yang terlindung dari bahan makanan berbahaya -persentase masyarakat yang terlindung dari
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 38 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT bahan Jamu berbahaya -Jumlah Sarana Yang diawasi 100%
-Persentase Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dan bahan berbahaya
100%
-Jumlah Bidan yang di audit
-Jumlah Bidan yang mengikuti Pelatihan -Jumlah Bidan yang mengikuti Pelatihan
85%
52 Minggu -Jumlah Puskesmas yang di monitoring
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 39 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
100%
100%
10 desa
10 sarana industri rumah tangga
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 40 -
Terstandarisasi Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pesisir barat
Terlaksananya peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau terhadap penduduk miskin
Terlaksananya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dan pelayanan prima pada puskesmas dan jaringannya
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1 kabupaten, 11 kecamatan
1 Kabupaten, 9 Puskesmas
2 Puskesmas
2 Pustu
3 Pusling
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 41 -
Tercapainnya kemitraan dan jaminan pelayanan kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pus kesmas Pembantu dan Jaringannya
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Keseha
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
Terwujudnya Penurunan Angka Kematian Ibu
Terlaksananya pelatihan kader posyandu lansia
100% Tersedianya Makanan Sehat
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Program Peningkatan Kesehatan Lansia
10.885 jiwa (100%)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 42 -
Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan Makanan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
100%
Ibu Melahirkan Selamat 100% 100%
100% Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 43 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
14 sarana
100%
30 bidan
30 bidan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 44 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT 30 bidan
9 puskesmas 6.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Pembangunan, pemeliharaan dan perluasan sarana prasarana wilayah dan pengembangan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan dan berkarakter budaya Lampung
-Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Menuju Lokasi Kantor Pemda tahap II Kec. Krui Selatan -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Suka Tani Rawas - Lebuay Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Way Rabalun Pekon Lemong Lintas Barat Kec. Lemong -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Gedau Kekuok Kec. Pesisir Utara -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Gunung Kemala Tenumbang Kec. Pesisir Selatan -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Kota Karang Pemangku V Kec.
-panjang jalan
2,5 Km
-panjang jalan 3,5 Km
-panjang jalan 1 Km
BAB I - 45 -
Terlaksananya pembangunan prasarana jalan
PU
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Perbaikan sarana dan prasarana jalan, jembatan
PU
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Pesisir Utara -Terlaksananya Pembangunan jalan Bahpala, Way Redak -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Lingkar, pekon Way Redak Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Jl. Kamboja, pekon Kampung Jawa Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan Jl. DIG. Lampung, pekon Kampung Jawa Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembukaan Badan Jalan, Pemngku 4 Pekon Sukanegara Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembangunan jalan Bahpala, Pemangku 1,2, dan 3, Pekon Pahmungan Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Pembukaan badan jalan menuju lokasiRumah Sakit Umum Pesisir Barat -Terlaksananya Pembukaan badan jalan Way Napal Rawas, Kec. Krui Selatan
-panjang jalan
3 Km
-panjang jalan
5 Km
-panjang jalan
1,7 Km
-panjang jalan -Terlaksananya Peningkatan Jalan SMA Karya Penggawa Kec. Karya Penggawa -Terlaksananya Peningkatan Jalan Pelita Jaya - Talang
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-panjang jalan
BAB I - 46 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Kedaris Kec. Pesisir Selatan -Terlaksananya Peningkatan Jl. Siring Kikis, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jl. Pekon Tuha, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jl. Taman Semayam, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jl. Raden Anom, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jl. Lioh Buntor, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jalan baru sukarame, pekon Seray Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jalan Kantor Kelurahan, Lk. Ps. Ulu I, Kel. Ps. Kota Krui Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya Peningkatan Jalan ke TPU, pekon Pemerihan Kec. Krui Selatan -Terlaksananya Peningkatan Jalan Pemerihan - Way Redak, pekon Pemerihan Kec. Krui Selatan -Terlaksananya Peningkatan Jalan ke pondok pesantren, pekon Pemerihan Kec. Krui Selatan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
0,3 Km
0,5 Km -panjang jalan
0,5 Km -panjang jalan
1 Km -panjang jalan
-panjang jalan
BAB I - 47 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Terlaksananya Peningkatan Jalan Zakwan Ibrahim, pekon Balai Kencana Kec. Krui Selatan -Terlaksananya Peningkatan Jalan Walur - Pemetung, pekon Walur Kec. Krui Selatan -Terlaksananya Peningkatan Jalan Walur - Sukajadi, pekon Walur Kec. Krui Selatan
1 Km
-panjang jalan 1,5 Km
-Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Kampung Jawa - Rawas Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Kampung Jawa - Labuhan Jukung Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Kampung Jawa - Obama Kec. Pesisir Selatan -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Walur - Lintik Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya peningkatan Jalan Tugu Tuhuk - Walur Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Lintik Mandiri Sejati Kec. Pesisir Selatan -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Kampung Jawa - Suka Negara Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-panjang jalan
2 Km
-panjang jalan
1,5 Km
-panjang jalan
BAB I - 48 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT peningkatan Ruas Jalan Seray - Rawas Kec. Pesisir Tengah -Terlaksananya peningkatan Jalan Lingkar Kantor Camat Kec. Karya Penggawa -Terlaksananya peningkatan Ruas Jalan Simpang Pahmongan Pahmongan Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya Pemeliharaan Periodik Jalan Kabupaten -Terlaksananya Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten
-Terlaksananya Pembangunan saluran drainase/goronggorong
-panjang jalan
-panjang jalan 3 Km
-panjang jalan
-Terlaksananya Pembangunan turap/talud/bronjong
-Terlaksananya Kegiatan Tanggap Darurat
2 Km
0,35 Km
-panjang jalan
-Terlaksananya Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
0,35 Km
-panjang jalan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 49 -
Terlaksananya peningkatan kualitas prasarana jalan untuk transportasi masyarakat
Program Peningkatan Jalan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Terlaksananya Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan rakyat
-Terlaksananya Pengadaan PJU tenaga surya simpang jalan menuju perkantoran Pemda
0,35 Km -panjang jalan
0,5 Km -panjang jalan
0,5 Km -panjang jalan
-panjang jalan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
0,5 Km
BAB I - 50 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
-panjang jalan
0,5 Km
-panjang jalan 0,5 Km
-panjang jalan
0,26 Km
-panjang jalan
0,562 Km
-panjang jalan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 51 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1 Km
-panjang jalan
1,6 Km
-panjang jalan
1,5 Km Terlaksananya peningkatan kualitas prasarana jalan untuk transportasi masyarakat
-panjang jalan
-panjang jalan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
1,5 Km
BAB I - 52 -
Program Peningkatan Jalan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
-panjang jalan 0,35 Km
-panjang jalan
0,36 Km
-panjang jalan
2,1 Km
-panjang jalan
6,1 Km -panjang jalan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 53 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
7 Km
-panjang Jalan
4,5 Km -panjang Jalan
-panjang saluran
-Panjang talud
0,8 Km
2 Km
Terlaksananya
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 54 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT -Persentase 3,3 Km
peningkatan kualitas prasarana jalan untuk transportasi masyarakat
Pemeliharaan Jalan Kabupaten
-panjang jalan
20 Km
-Terkendalinya dampak kerusakan lingkungan akibat pertambangan rakyat 25 Km
Tersedianya Saluran drainase/gorong -gorong yang memadai
Terlaksananya peningkatan Pembangunan turap/talud/bron jong Tersedianya tanggap darurat jalan dan jembatan
Tersedianya infrastruktur perdesaan
-Jumlah Unit 3200 m;5 unit
Program Pembangunan saluran drainase/gorong -gorong
Program Pembangunan turap/talud/broj ong
Program tanggap darurat Jalan dan Tersedianya Pengawasan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 55 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
7100 m
dan Penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Tersedianya Pembinaan dan Pengembangan bidang ketenagalistrika n 100%
815 m
100%
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 56 -
Jembatan
Program pembangunan infrastruktur perdesaaan
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrika n
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
25 unit 7.
Menjaga dan memelihara kondusiftas daerah untuk memantapkan tata kelola pemerintahan yang menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat
-Pemantauan Kunjungan Tamu Luar Daerah/Orang Asing (WNA) -Tersedianya Fasilitas Pusat Komunikasi dan Informasi Daerah (Puskomin)
12 kali
Terlaksananya Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kesbangpol
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
-komunikasi dan informasi Daerah -Terlaksananya Penyediaan Jasa Tim Trepadu Penangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri -Terlaksananya Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) -Terlaksananya Rapat Kerja Forum Kewaspadaan Dini Masyarkat (FKDM) -Terlaksananya Forum Silaturahmi dan Pembinaan ORMAS/LSM Kab. Pesisir Barat
-Terlaksananya Penyusunan Data Base Kesbang dan Politik -Terlaksananya Pelatihan Bagi Partai Politik
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
-pemantauan orang asing
12 kali
-Penyediaan jasa tim terpady penangan gangguan keaman
12 kali
-Persatuan dan Pembauran Masyarakat -Rapat kerja FKDM
BAB I - 57 -
Terlaksananya Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Bimtek, Pelatihan, Workshop
Kesbangpol
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Penerima Bantuan Keuangan -Terlaksananya Pemilu Kepala Daerah Putaran I -Terlasananya Pemilu Kepala Daerah Putaran II
-Terlasananya Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Pengguna an miras & narkoba
-Terlaksananya Kegiatan Pengendalian Keamanan Lingkungan
-terbinanya ORMAS/LSM 110 orang
2 kali -tersusunnya database kesbang dan politik
-pengetahuan administrasi keuangan pengurus parpol 200 orang -Pemilukada putaran I
-Pemilukada putaran II
Terlaksananya Program Pendidikan Politik Masyarakat
-penyuluhan peredaran & penggunaan miras & narkoba 1 laporan
-keamanan dan kenyamanan di malam pergantian tahun
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
50 orang
BAB I - 58 -
Program Pendidikan Politik Masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
1 kali
1 kali
220 orang
1 kali
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 59 -
Terlaksananya Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Terlaksananya Program Peningkatan Keamanan dan Kenyaman Lingkungan
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyaman Lingkungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 60 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Dengan mengusung tema pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Kompetensi untuk Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berkeadilan, Inovatif, Berbudaya, Transparan dan Akuntabel.” Maka disusunlah 7 (tujuh) prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat, yaitu : 1. Melanjutkan penyelenggaraan birokrasi dan tata kelola pemerintahaan (govermance) untuk pelayanan public yang berkeadilan; 2. Pembangunan ketahanan pangan dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta penanganan bencana dan kerawanan pangan; 3. Penguatan perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengelolaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan serta pengelolaan sumber daya air dan energy; 4. Perluasan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi; 5. Pemantapan pelayanan kesehatan dan system jaminan kesehatan masyarakat yang berkeadilan, berkualitas dan terjangkau; 6. Pembangunan, pemeliharaan dan perluasan sarana dan prasarana wilayah dan pengembangan kawasan perkotaanyang ramah lingkungan dan berkarakter budaya lampung; dan 7. Menjaga dan memelihara kondusifitas daerah untuk memantapkan tata kelola pemerintahan yang menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat. Berdasarkan 7 (tujuh) prioritas pembangunan Kabupaten Pesisir Barat tersebut tercermin dalam tabel Indikator Prioritas Pembangunan Daerah sebagai berikut :
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 5 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun Angaran 2015 merupakan penjabaran dari hasil Musrembang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 yang telah disinergikan dan disesuaikan dengan RKP nasional, RPJMN dan RPJMD Provinsi Lampung.RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015 memuat visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, kebijakan umum dan prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menjelaskan bahwa
RKPD Kota/Kabupaten merupakan
pedoman untuk penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015. Berikutnya RKPD ini disusun sebagai konsekuensi dari pemberlakuan peraturan dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, untuk implementasinya diperlukan koordinasi secara mendalam dan berkesinambungan antar instansi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat dengan terus memperhatikan dan mengelaborasikan hasil masukan dan partisipasi masyarakat serta seluruh pelaku pembangunan (stake holder) melalui Forum SKPD dan FGD serta musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi dan penyelarasan rencana program dan kegiatan yang telah ditentukan. Dokumen RKPD Kabupaten Pesisir Barat ini dimaksudkan sebagai acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dan juga sebagai acuan dan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, sekaligus mendorong masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan. RKPD ini
partisipasinya serta untuk mengevaluasi juga
telah disesuai
dengan usulan
program/kegiatan yang diajukan oleh masing-masing SKPD dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sehingga
selain pembiayaannya diusulkan ke APBD
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, juga diusulkan ke APBD Propinsi Lampung dan ke Pemerintah Pusat melalui APBN. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat selain
dilaksanakan oleh
jajaran instansi Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga ditentukan oleh dukungan dan partisipasi masyarakat untuk dapat bersama-sama menjawab tantangan dan mengurangi permasalahan yang ada, sehingga cita-cita masyarakat Kabupaten Pesisir Barat sesuai visi RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 6 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
dan misi yang tertuang dalam dokumen perencanaan dapat terwujud sesuai waktu yang telah ditentukan. Dokumen RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 yang dijabarkan dalam KUA PPAS Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, adapun kaidah penyusunannya adalah sebagai berikut: 1. RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, tidak hanya memuat program/kegiatan dalam kerangka investasi pemerintah daerah dan pelayanan publik, tetapi juga memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaanya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat daerah; 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan seluruh elemen stake holder pembangunan termasuk di dalamnya masyarakat luas, dunia usaha berkewajiban untuk berperan serta untuk melaksanakan program/kegiatan RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 dengan sebaik-baiknya; 3. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, RKPD ini juga disusun dengan mengikuti pendekatan penganggaran, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Dalam upaya untuk selalu menyelaraskan pelaksanaan setiap program/kegiatan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Pesisir Barat, APBD Provinsi Lampung hingga APBN, maka setiap SKPD perlu untuk membuat Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai penjabaran dari Musrenbang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015; 5. Partisipasi masyakarat dalam proses penyusunan rencana pembangunan melalui Forum
SKPD
serta
Forum
Penyelenggaraan
Musyawarah
Pembangunan
(Musrenbang) ditujukan untuk mengakomodasi aspirasi, masukan, pendapat dan kepentingan masyarakat; 6. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat dan dunia usaha dapat berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program/kegiatan pembangunan. Program/kegiatan tersebut direncanakan berdasarkan peran serta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat diharapkan dapat bertindak sebagai
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 7 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
pengawas dalam pelaksanaan kebijakan program/kegiatan pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat; dan 7. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan RKPD Tahun 2015, Bappeda Kabupaten Pesisir Barat berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan aktif menganalisis penjabaran dan sinergitas RKPD Tahun 2015 ke dalam Renja SKPD dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2015 serta Pagu Indikatif SKPD 2015.
Demikianlah RKPD Tahun 2015 ini disusun untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat dalam rangka menyusun RAPBD Tahun Anggaran 2015.
Krui,
2014
PENJABAT BUPATI PESISIR BARAT
KHERLANI
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB I - 8 -