BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
5.1.
Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya
5.1.1. Pemetaan Area Beresiko Tinggi di Kota Pontianak
A
rea Beresiko tinggi dan bermasalah identik dengan gender dan kemiskinan serta kepadatan wilayah, gender lebih identik dikarnakan wanita lebih peka terhadap kebersihan dan pengguna dapur dan sumur serta air bersih serta rumah tangga wanita lebih sangat berperan kebanding kaum pria. di Kota Pontianak ada titik-titik wilayah atau areal padat keumuh dan miskin antara lain terletak pada Kecamatan Pontianak Barat, Utara, Kota Dan Timur. Identifikasi kawasan tersebut belum memberikan gambaran dari sisi kondisi sanitasi. Walaupun berdasarkan kepadatan penduduk, ditambah sedikit pengetahuan mengenai kondisi kawasan tersebut (misalnya: kawasan didominasi area genangan), gambaran kasar kondisi sanitasi di kawasan tersebut sudah bisa diperkirakan. Guna melengkapi gambaran tersebut, maka dilakukan peninjauan kondisi sanitasi di tiap kelurahan (masih berdasarkan data sekunder yang ada). Kelurahan dipilih karena merupakan unit komunitas formal terkecil. Berdasarkan indikator yang disepakati anggota Pokja Sanitasi Kota, ditetapkan 4 kategori kelurahan berisiko sanitasi. Analisis lebih mendalam dilakukan terhadap kelurahan berisiko tinggi untuk mengetahui bagaimana kondisi sanitasinya, dengan menggunakan alat bantu analisis Diagram Sistem Sanitasi (DSS). Di bagian-bagian tertentu kota seringkali ditemukan area yang memiliki kesamaan kondisi, tetapi tidak terpetakan saat menetapkan 5 klasifikasi kawasan atau 4 kategori draf kelurahan berisiko. Area tersebut disebut ‘area tipikal’. Beberapa area tipikal antara lain: • •
Tempat-tempat di tepi sungai di mana terdapat WC helikopter. Informasi ini biasanya diperoleh dari Dinas Kesehatan, Bagian Lingkungan Hidup atau kelurahan. Area tertentu dalam suatu kelurahan dengan kepadatan penduduk tinggi, dan yang tidak terlihat dari data kepadatan penduduk kelurahan tersebut. Tabel 5-1 Klasifikasi Kelurahan di Kota Pontianak
Sumber : Data Olahan Tahun 2010
Beberapa Katagori Penyebab area Resiko berdasarkan data sekunder : 1. 2. 3. 4.
Sanitasi yang tidak teratur dan memadai. Penyediaan Air Baku / Air Bersih Saluran Lingkungan yang kurang teratur dan tertata. Kebiasaan dan Pola Hidup masih mengandalkan sungai, sehingga masih banyak yang membuang limbah di saungai dan penggunaan jamban di pinggir sungai, sehingga air sungai itu juga yang di gunakan untuk mandi dan mencuci.
Penyebab utama timbulnya risiko antar lain :
1. Kesadaran dan ketidak tahuan Masyarakat tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan. 2. Pengelolaan Limbah yang masih belum maximal. 3. Sarana Sanitasi dan Pembuangan Limbah yang masih belum memadai. 4. Pola Hidup Masyarakat. 5. Ketersediaan Air Baku dan Kualitas air (masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari). 6. Pengetahuan dan tarap hidup masyarakat masih rendah. 7. Pemukiman yang padat dan identik dengan kumuh.
Gambar 5-1
Peta Klasifikasi Kelurahan di Kota Pontianak
Peta Klasifikasi kelurahan di Kota Pontianak 109°15'52"
109°17'51"
109°19'50"
109°21'49"
N
109°23'48"
0°1'29"
0°1'29"
Batu Layang
SKALA = 1 : 100.000 Keterangan :
Siantan Hilir Siantan Hulu Siantan Tengah Sungai Beliung Sungai Jawi Luar
0°00'30"
0°00'30"
Mariana
Tanjung Hilir Tanjung Hulu Darat Sekip Dalam Bugis
Pal Lima Sungai Jawi 0°2'29"
Saigon
0°2'29"
Sungai Bangkong Bangka Belitung Laut Bansir Laut Parit Mayor Akcaya Parit Tokaya Kota Baru Bansir Darat
0°4'28"
0°4'28"
Bangka Belitung Darat
4000
109°15'52"
0
109°17'51"
109°19'50"
4000
109°21'49"
8000 Meters
109°23'48"
Tabel 5-2. Area Beresiko Kota Pontianak Berdasarkan Data Skunder
Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi
Sanitasi butuh pendekatan yang sesuai dengan kondisi daerah setempat, bertujuan agar dapat menetapkan isu-isu sanitasi yang perlu diutamakan dan type pembangunan sanitasi yang dikedepankan. Tanpa pemahaman yang tepat tentang suatu daerah, pembangunan sanitasi berpotensi menjadi pengeluaran yang tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Study EHRA dibuat untuk mendapatkan data representatif dan valid tentang deskripsi kondisi sanitasi tingkat kota dan kecamatan, sekaligus dapat dijadikan panduan dasar bagi pemahaman kondisi tingkat kelurahan. Perolehan data primer di tingkat kelurahan memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1) Pembangunan sanitasi dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang muncul antar kelurahan, sehingga pendekatan yang diterapkan dapat disesuaikan, 2) Pembangunan sanitasi dapat memiliki tolok ukur yang dapat diuji oleh masyarakat atau pemangku kepentingan (stakeholder) di tingkat kelurahan, yang dengan mudah mengobservasi pencapaian pembangunan. Di sini secara tidak langsung, pemangku
kepentingan tingkat kelurahan, termasuk warga, telah dibekali amunisi berupa data tentang kondisi lingkungan. Hal ini dapat digunakan dalam proses advokasi, baik ke tingkat lebih tinggi (kecamatan atau kota) ataupun secara horizontal pada sesama warga atau pemangku kepentingan di tingkat kelurahan. Studi EHRA mendalami kondisi sanitasi dan perilaku yang berhubungan dengan sanitasi di tingkat rumah tangga. Hal yang ingin diketahui mencakup akses dan kondisi sarana sanitasi yang telah ada, antara lain air bersih, jamban, air buangan dan saluran pembuangan air, serta jasa pengumpulan limbah padat. Studi EHRA juga mengamati perilaku anggota rumah tangga dalam menggunakan fasilitas yang ada, dan mempelajari perilaku mereka dalam hubungannya dengan risiko kesehatan lingkungan. Data EHRA dapat menjadi arahan untuk menggambarkan kondisi sanitasi di tingkat kelurahan. disamping itu, data EHRA juga menyediakan informasi yang melengkapi dan memverifikasi penelitian yang sudah ada sebelumnya, termasuk melengkapi data-data untuk pembuatan buku putih kota. Apabila data kuantitatif yang terkumpul handal, maka data EHRA dapat membantu penentuan prioritas isu dalam penyusunan strategi sanitasi kota. Di samping itu , partisipasi petugas lapangan yang berasal dari masyarakat setempat memberi ruang cukup luas untuk akuntabilitas sosial. Hal ini dapat membentuk kepedulian masyarakat menyangkut masalah pembangunan sanitasi. Untuk menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan diterapkan, seluruh kelurahan diklasifikasikan berdasarkan area urban, peri-urban dan rural. Saat ini belum ada standar yang membedakan area urban dari peri urban dan area rural. Sebuah dokumen terakhir dari World Bank Policy Research Paper mengusulkan definisi operasional dari rurality dapat didasarkan kepadatan populasi. Berdasarkan karakteristik kepadatan populasi di 6 kota yaitu Phase 1, setiap kelurahan akan dikategorikan sebagai area urban bila kepadatan lebih dari 125 orang/Ha, peri-urban bila kepadatan berkisar antara 25-125 orang/Ha, atau rural bila kepadatan kurang dari 25 orang/Ha. Hasil awal identifikasi area berdasarkan kepadatan populasi ini kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan detil ruang Kota Pontianak. Hasil awal identifikasi area berdasarkan kepadatan populasi ini kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan detil ruang Kota Pontianak sebagaimana tercantum dalam RTRW Tahun 20022012. Pemetaan kelurahan berisiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan risiko sanitasi yang didasarkan pada data sekunder. sebab belum memasukkan hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) serta persepsi dari masing-masing SKPD. Tetapi dengan data yang telah tersedia, sudah bisa diperoleh gambaran kelurahankelurahan berisiko di kota tersebut. Setelah informasi dari studi EHRA dan persepsi SKPD menjadi bahan masukan untuk menentukan hasil final kelurahan berisiko, kemungkinan terdapat perbedaan dengan draf yang diperoleh. Perbedaan inilah yang dijadikan bahan diskusi di antara Pokja Sanitasi Kota.
Nantinya setelah diperoleh pemahaman bersama di antara anggota Pokja Sanitasi Kota, perlu diperoleh kesepakatan di antara seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota. Area berisiko dibagi atas 4 klasifikasi yaitu:
Risiko tinggi Risiko sedang Risiko rendah Risiko sangat rendah/tidak berisiko
Area berisiko tinggi adalah kelurahan. Berdasarkan informasi yang tersedia, kelurahan memiliki potensi risiko terhadap kesehatan. Apabila tidak segera dilakukan intervensi tertentu, akan memperbesar potensi terjadinya kasus kejadian penyakit. Hal ini perlu dibedakan dengan ‘dampak’ yang dinyatakan dengan kasus kejadian penyakit. Oleh karenanya, angka kejadian penyakit seharusnya tidak dijadikan sebagai salah satu indikator untuk penentuan area berisiko tinggi, sebab hal ini akan mencampurkan antara risiko dan dampak. Membandingkan informasi tentang risiko dan dampak yang ada di suatu kelurahan, hasilnya bisa memberikan tambahan informasi berguna tentang penyebab timbulnya kasus penyakit di kelurahan tersebut. Diperkirakan Ada 4 kategori area Kecamatan dan kelurahan berisiko berdasarkan data sekunder dan studi EHRA, dari data yang didapat berdasarkan data Sekunder yang ada beberapa daerah yang berada di Kota Pontianak meliputi Kecamatan Pontianak Kota yaitu terletak pada Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Barat yaitu pada Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Timur yaitu pada Kelurahan Kampung Dalam Bugis, Serta Kecamatan Utara terletak pada Kelurahan Siantan Hilir.
Tabel 5-3 Matrik Kecamatan dan Kelurahan Berisiko Berdasarkan Studi EHRA
Tabel 5-4 Kecamatan dan Kelurahan Berisiko Berdasarkan Studi EHRA
Kecamatan Pontianak Selatan No.
Kelurahan
Risk Level
Keterangan
1
Benua Melayu Laut
3
Beresiko Tinggi
2
Benua Melayu Darat
1
Cukup Beresiko
3
Parit Tokaya
1
Cukup Beresiko
4
Kota Baru
2
Beresiko
5
Akcaya
2
Beresiko
Risk Level
Keterangan
Kecamatan Pontianak Timur No.
Kelurahan
1
Parit Mayor
3
Beresiko Tinggi
2
Banjar Serasan
2
Beresiko
3
Saigon
3
Beresiko Tinggi
4
Tanjung Hulu
1
Cukup Beresiko
5
Tanjung Hilir
3
Beresiko Tinggi
6
Dalam Bugis
2
Beresiko
7
Tambelan Sampit
3
Beresiko Tinggi
Risk Level
Keterangan
Kecamatan Pontianak Barat No.
Kelurahan
1
Pal Lima
2
Beresiko
2
Sui Jawi Dalam
3
Beresiko Tinggi
3
Sui Jawi Luar
3
Beresiko Tinggi
4
Sui Beliung
3
Beresiko Tinggi
Risk Level
Keterangan Beresiko
Kecamatan Pontianak Utara No.
Kelurahan
1
Siantan Hulu
2
2
Siantan Tengah
3
Beresiko Tinggi
3
Siantan Hilir
1
Cukup Beresiko
4
Batu Layang
2
Beresiko
Risk Level
Keterangan
Kecamatan Pontianak Kota No.
Kelurahan
1
Sui Bangkong
1
Cukup Beresiko
2
Darat Sekip
2
Beresiko
3
Tengah
2
Beresiko
4
Mariana
2
Beresiko
5
Sui Jawi
2
Beresiko
Risk Level
Keterangan
Kecamatan Pontianak Tenggara No.
Kelurahan
1
Bansir Laut
2
Beresiko
2
Bansir Darat
2
Beresiko
3
Bangka Belitung Laut
2
Beresiko
4
Bangka Belitung Darat
1
Cukup Beresiko
Gambar 5-2 Peta Kecamatan Berisiko Berdasarkan Studi EHRA
Gambar 5-3 Kelurahan berisiko berdasarkan Studi EHRA
5.1.2. Hasil Pengumpulan Data Primer Seperti dipaparkan dalam bagian metodologi, responden dalam studi EHRA adalah ibu atau perempuan yang telah menikah atau cerai atau janda yang berusia 18 – 55 tahun. Batas usia, khususnya batas-atas diperlakukan secara fleksibel. Penilaian kader sebagai enumerator banyak menentukan. Bila usia calon responden sedikit melebihi batas-atas (55 tahun), namun responden terlihat dan terdengar masih cakap untuk merespon pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara, maka calon responden itu dipertimbangkan masuk dalam daftar prioritas responden. Sebaliknya, meskipun usia responden belum mencapai 55 tahun, namun bila performa komunikasinya kurang memadai, maka ibu itu dapat dikeluarkan dari daftar calon responden.
Diagram 1: Usia Ibu N = 1160, Wawancara, Recoded, Jawaban tunggal A4 Usia responden K_usia Kategori Usi a Responden
Valid
1 18 - 25 th 2 26 -35 th 3 36 -45 th 4 46 - 55 5 > 55 t h Total
Frequency 100 296 329 262 173 1160
Percent 8,6 25,5 28,4 22,6 14,9 100,0
Valid Percent 8,6 25,5 28,4 22,6 14,9 100,0
Cumulat iv e Percent 8,6 34,1 62,5 85,1 100,0
Kategori Usia Responden 18 - 25 th 26 -35 th 36 -45 th 46 - 55 > 55 th
8.62% 14.91%
25.52% 22.59%
28.36%
Dari sisi aspek usia, kebanyakan adalah Ibu yang berusia antara 36 – 45 tahun, yakni sekitar 28,36% dari total responden. Sekitar 32% berada di usia 36 – 45 tahun. Sementara, mereka yang berada di rentang 26 – 35 tahun mencakup sekitar 20% dari total responden. Proporsi yang paling kecil adalah yang berusia paling muda, yakni 18 – 25 tahun. Proporsi mereka hanya mencakup sekitar 2% dari total responden yang terpilih. Dari sisi jumlah anggota rumah tangga, seperti dapat disimak pada diagram di bawah, proporsi terbesar adalah yang berisi di atas 4 orang, yakni sekitar 49%. Terbesar kedua adalah rumah tangga dengan 4 orang, yakni 28%. Yang ketiga, adalah rumah tangga yang jumlah anggotanya di bawah 4 orang, yakni sekitar 23%. Terlihat bahwa distribusi cenderung terkonsentrasi pada rumah tangga ukuran besar. Dengan demikian, diindikasikan bahwa yang dominan di Kota Pontianak adalah rumah tangga yang memiliki kebutuhan fasilitas sanitasi dalam ukuran kapasitas relatif lebih besar.
Diagram 2: Jumlah Anggota Rumah Tangga N = 1160, Wawancara, Recoded, Jawaban tunggal A9 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah ini? a9 Jumlah anggota keluarga yang menempati rumah (termasuk Ibu dan pembantu)
Valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 26 Total
Frequency 6 72 128 240 255 169 106 53 47 32 13 11 9 4 3 4 5 1 1 1 1160
Percent ,5 6,2 11,0 20,7 22,0 14,6 9,1 4,6 4,1 2,8 1,1 ,9 ,8 ,3 ,3 ,3 ,4 ,1 ,1 ,1 100,0
Valid Percent ,5 6,2 11,0 20,7 22,0 14,6 9,1 4,6 4,1 2,8 1,1 ,9 ,8 ,3 ,3 ,3 ,4 ,1 ,1 ,1 100,0
Cumulat iv e Percent ,5 6,7 17,8 38,4 60,4 75,0 84,1 88,7 92,8 95,5 96,6 97,6 98,4 98,7 99,0 99,3 99,7 99,8 99,9 100,0
Studi EHRA juga mengidentifikasi keberadaan balita di sebuah rumah tangga. Keberadaan balita menjadi penting sebab dibandingkan kelompok lain, balita adalah segmen populasi yang paling rentan terhadap penyakit-penyakit yang terkait dengan sanitasi. Diare, misalnya, adalah pembunuh balita nomor dua di Indonesia setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dengan korban sekitar 40.000 balita per tahun. Karena itu, sebaran balita dapat memberi gambaran tentang kerentanan wilayah tertentu. Diagram 3: Keberadaan Balita N = 1160, Wawancara, Recoded, Jawaban tunggal A10 Berapa tahun usia anak termuda yang tinggal di rumah ini?
a10 Usia anak termuda yang tinggal di rumah ini (baik anak responden atau bukan)
Valid
Missing Total
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 97 Anak telah berusia di atas 10 tahun 98 Tidak ada anak y ang t inggal di rumah Total Sy stem
Frequency 82 85 92 91 65 75 56 39 45 29 33
Percent 7,1 7,3 7,9 7,8 5,6 6,5 4,8 3,4 3,9 2,5 2,8
Valid Percent 7,3 7,5 8,2 8,1 5,8 6,7 5,0 3,5 4,0 2,6 2,9
Cumulat iv e Percent 7,3 14,8 23,0 31,1 36,8 43,5 48,4 51,9 55,9 58,5 61,4
346
29,8
30,7
92,1
89
7,7
7,9
100,0
1127 33 1160
97,2 2,8 100,0
100,0
k_a10 Kategori Usia anak termuda yang tinggal di rumah ini (bai k anak responden atau bukan)
Usia Balita Anak telah berusia 6 - 10 t ahun Anak telah berusia di atas 10 tahun Tidak ada anak y ang tinggal di rumah Total Sy stem Total
Frequency 490 202
Percent 42,2 17,4
Valid Percent 43,5 17,9
Cumulat iv e Percent 43,5 61,4
346
29,8
30,7
92,1
89
7,7
7,9
100,0
1127 33 1160
97,2 2,8 100,0
100,0
Berkenaan dengan usia anak termuda dalam rumah, studi ini menemukan sekitar 23% rumah tangga memiliki anak termuda yang tergolong balita (bawah lima tahun). Sebanyak 77% melaporkan memiliki anak yang lebih tua atau tidak ada anak yang tinggal di rumah. Proposi anak balita ditonjolkan di sini karena merekalah at-risk population terkait dengan penyakitpenyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang kurang memadai.
Terkait dengan status rumah yang ditempati responden, survai EHRA menjumpai mayoritas atau sekitar 80% dari total populasi menyatakan bahwa rumah yang ditempati adalah rumah yang dimiliki sendiri. Sekitar 5% yang melaporkan rumahnya adalah rumah sewaan di mana 4,8% adalah sewa tahunan dan 0,2% adalah sewa bulanan. Sekitar 13% menyatakan bahwa rumah yang ditempati adalah rumah yang dimiliki orang tua atau keluarganya.
Diagram 4: Status Rumah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal A5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati?
a5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati?
Milik sendiri Milik orang t ua/ keluarga Kontrak/ sewa: harian Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainny a (tuliskan) Total
Frequency 860 170 2 8 102 12 6 1160
Percent 74,1 14,7 ,2 ,7 8,8 1,0 ,5 100,0
Valid Percent 74,1 14,7 ,2 ,7 8,8 1,0 ,5 100,0
Cumulat iv e Percent 74,1 88,8 89,0 89,7 98,4 99,5 100,0
a5_a Apa status kepemilikan rumah yang saat ini ibu tempati lainnya (catat)
Valid menumpang numpang numpang tanah rumah majikan Total
Frequency 1154 1 1 3 1 1160
Percent 99,5 ,1 ,1 ,3 ,1 100,0
Valid Percent 99,5 ,1 ,1 ,3 ,1 100,0
Cumulat iv e Percent 99,5 99,6 99,7 99,9 100,0
Kepemilikan lahan menunjukkan kecenderungan yang sama dengan kepemilikan rumah. Yang melaporkan milik sendiri adalah sebanyak 76% atau 4% lebih sedikit dari mereka yang menyatakan rumahnya adalah rumah sendiri. Seperti dapat dilihat dari tabel di halaman berikutnya, beberapa rumah yang dilaporkan oleh responden sebagai miliknya ternyata dibangun di lahan yang dimiliki orang tua atau keluarganya.
Diagram 5: Status Lahan N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal A6 Apa status kepemilikan lahan/ tanah di rumah yang saat ini Ibu tempati? a6 Apa status lahan di rumah yang saat ini Ibu tempati?
Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: harian Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainny a (tuliskan) Total
Frequency 815 197 1 8 107 17 15 1160
Percent 70,3 17,0 ,1 ,7 9,2 1,5 1,3 100,0
Valid Percent 70,3 17,0 ,1 ,7 9,2 1,5 1,3 100,0
Cumulat iv e Percent 70,3 87,2 87,3 88,0 97,2 98,7 100,0
a6_a Apa status lahan di rumah yang saat ini ibu tempati lainnya (catat)
Valid milik orang lain numpang orang lain pemerintah rumah majikan sengketa tanah pemerintah tanah wakaf y ay asan Total
Frequency 1146 3 1 1 3 1 1 1 2 1 1160
Percent 98,8 ,3 ,1 ,1 ,3 ,1 ,1 ,1 ,2 ,1 100,0
Valid Percent 98,8 ,3 ,1 ,1 ,3 ,1 ,1 ,1 ,2 ,1 100,0
Cumulat iv e Percent 98,8 99,1 99,1 99,2 99,5 99,6 99,7 99,7 99,9 100,0
Tabel Silang 1: Status Rumah dan Lahan - frekuensi N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal A6 Apa status kepemilikan lahan/ tanah di rumah yang saat ini Ibu tempati?* A5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati?
Kepemilikan dapat dikaitkan dengan potensi rasa memiliki (sense of ownership). Mereka yang memiliki rumah yang dihuninya cenderung memiliki rasa memiliki yang lebih besar. Karenanya, secara hipotetif untuk Kota Pontianak dapat disimpulkan rumah yang penghuninya memiliki potensi rasa memiliki yang cukup besar relatif jauh lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang memiliki potensi rasa memiliki yang kecil.
a5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati? * a6 Apa status lahan di rumah yang saat i ni Ibu tempati? Crosstabulation
a5 Apa status kepemilikan rumah y ang saat ini Ibu tempati?
Milik sendiri
Milik orang tua/ keluarga
Kontrak/ sewa: harian
Kontrak/ sewa: bulanan
Kontrak/ sewa: tahunan
Dinas/ Instansi/ Jabatan
Lainny a (tuliskan)
Total
Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati? Count % wit hin a6 Apa status lahan di rumah y ang saat ini Ibu tempati?
Milik sendiri 828
a6 Apa status lahan di Milik orang Kontrak/ tua/ sewa: keluarga harian 22 0
rumah y ang saat ini Ibu tempati? Kontrak/ Kontrak/ Dinas/ sewa: sewa: Instansi/ bulanan tahunan Jabatan 0 7 1
Lainny a (tuliskan) 7
Total 865
99,6%
11,7%
.
,0%
6,1%
12,5%
70,0%
74,7%
3
163
0
0
2
0
0
168
,4%
86,7%
.
,0%
1,7%
,0%
,0%
14,5%
0
0
0
0
2
0
0
2
,0%
,0%
.
,0%
1,7%
,0%
,0%
,2%
0
0
0
6
0
0
0
6
,0%
,0%
.
100,0%
,0%
,0%
,0%
,5%
0
1
0
0
103
0
1
105
,0%
,5%
.
,0%
89,6%
,0%
10,0%
9,1%
0
0
0
0
1
7
0
8
,0%
,0%
.
,0%
,9%
87,5%
,0%
,7%
0
2
0
0
0
0
2
4
,0%
1,1%
.
,0%
,0%
,0%
20,0%
,3%
831
188
0
6
115
8
10
1158
100,0%
100,0%
.
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
Diagram 6: Sewa Kamar N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal A7 Di rumah ini, apakah ada kamar yang disewakan pada orang lain? a7 Apakah ada kamar yang disewakan pada orang lain?
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 37 1123 1160
Percent 3,2 96,8 100,0
Valid Percent 3,2 96,8 100,0
Cumulat iv e Percent 3,2 100,0
Berkenaan dengan pertanyaan tentang kamar yang disewakan, studi ini menjumpai proporsi rumah tangga yang memiliki kamar sewaan yang relative sangat kecil. Seperti terlihat pada diagram di atas, hanya sekitar 6% rumah tangga yang melaporkan memiliki kamar yang disewakan. Mayoritas, sekitar 94% melaporkan tidak memiliki kamar untuk disewakan pada orang lain. Rincian gambaran karakteristik per kelurahan dapat disimak di halaman-halaman berikut ini.
a7 Apakah ada kamar yang disewakan pada orang lain?
dl_3 Nama Kelurahan Benua Melayu Laut
Benua Melayu Darat
Parit Tokaya
Kota Baru
Akcaya
Parit Mayor Banjar Serasan Saigon
Tanjung Hulu
Tanjung Hilir
Dalam Bugis Tambelan Sampit Pal Lima Sui Jawi Dalam
Sui Jawi Luar Sui Beliung Siantan Hulu Siantan Tengah Siantan Hilir Batu Layang
Sui Bangkong
Darat Sekip
Tengah
Mariana
Sui Jawi
Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Tidak Tidak Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Total Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Ya
Frequency 1 22 23 5 63 68 2 32 33 1 29 30 1 36 37 5 19 1 21 21 2 33 34 1 23 23 38 16 20 4 52 56 90 84 77 67 58 1 37 38 5 94 99 1 24 25 4 15 19 1 19 20 2
Percent 2,5 97,5 100,0 7,5 92,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 2,5 97,5 100,0 100,0 100,0 2,5 97,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 100,0 100,0 100,0 7,5 92,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 2,5 97,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 20,0 80,0 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5
Valid Percent 2,5 97,5 100,0 7,5 92,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 2,5 97,5 100,0 100,0 100,0 2,5 97,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 100,0 100,0 100,0 7,5 92,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 2,5 97,5 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5 97,5 100,0 20,0 80,0 100,0 5,0 95,0 100,0 2,5
Cumulative Percent 2,5 100,0 7,5 100,0 5,0 100,0 2,5 100,0 2,5 100,0 100,0 100,0 2,5 100,0 5,0 100,0 2,5 100,0 100,0 100,0 100,0 7,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 2,5 100,0 5,0 100,0 2,5 100,0 20,0 100,0 5,0 100,0 2,5
Tidak Total Ya Tidak Total Ya Tidak Total Tidak Tidak
Bansir Laut
Bansir Darat
Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat
70 71 3 18 20 1 13 14 27 27
97,5 100,0 12,5 87,5 100,0 5,0 95,0 100,0 100,0 100,0
97,5 100,0 12,5 87,5 100,0 5,0 95,0 100,0 100,0 100,0
100,0 12,5 100,0 5,0 100,0 100,0 100,0
Tabel Kelurahan 1: Status Rumah Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal A5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati? a5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati? dl_2 Nama Kecamatan Pontianak Selatan
Valid
Pontianak Timur
Valid
Pontianak Barat
Valid
Pontianak Utara
Valid
Pontianak Kot a
Valid
Pontianak Tenggara
Valid
Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainny a (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainny a (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: harian Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Lainny a (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: harian Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainny a (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/ sewa: bulanan Kontrak/ sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total
Frequency 150 18 20 2 2 190 119 20 1 17 0 1 157 172 44 33 2 251 186 39 2 1 11 1 241 167 39 0 3 20 3 0 233 72 9 2 5 1 88
Percent 78,7 9,3 10,3 ,9 ,9 100,0 76,1 12,5 ,3 10,6 ,1 ,3 100,0 68,5 17,7 13,1 ,8 100,0 77,2 16,3 ,8 ,6 4,5 ,6 100,0 71,8 16,6 ,2 1,3 8,8 1,2 ,2 100,0 80,9 10,6 1,7 5,8 1,0 100,0
Valid Percent 78,7 9,3 10,3 ,9 ,9 100,0 76,1 12,5 ,3 10,6 ,1 ,3 100,0 68,5 17,7 13,1 ,8 100,0 77,2 16,3 ,8 ,6 4,5 ,6 100,0 71,8 16,6 ,2 1,3 8,8 1,2 ,2 100,0 80,9 10,6 1,7 5,8 1,0 100,0
a5 Apa status kepemilikan rumah yang saat ini Ibu tempati?
Cumulat iv e Percent 78,7 87,9 98,2 99,1 100,0 76,1 88,6 89,0 99,6 99,7 100,0 68,5 86,1 99,2 100,0 77,2 93,5 94,3 94,9 99,4 100,0 71,8 88,3 88,6 89,8 98,6 99,8 100,0 80,9 91,5 93,3 99,0 100,0
dl_3 Nama Kelurahan Benua Melayu Laut
Benua Melayu Darat
Parit Tokaya
Kota Baru
Akcaya
Parit Mayor
Banjar Serasan
Saigon
Tanjung Hulu
Tanjung Hilir
Dalam Bugis
dl_3 Nama Kelurahan
Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Lainnya (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Lainnya (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total
Frequency 15 2 3 2 23 53 8 7 68 28 1 4 1 33 27 1 1 30 28 5 4 1 37 4 1 1 0 5 17 1 1 19 18 1 1 2 1 21 27 2 6 34 19 4 1 23 27 6 6 38
Percent 67,5 10,0 15,0 7,5 100,0 77,5 12,5 10,0 100,0 82,5 2,5 12,5 2,5 100,0 90,0 5,0 5,0 100,0 75,0 12,5 10,0 2,5 100,0 72,5 12,5 12,5 2,5 100,0 90,0 5,0 5,0 100,0 85,0 2,5 2,5 7,5 2,5 100,0 77,5 5,0 17,5 100,0 80,0 17,5 2,5 100,0 70,0 15,0 15,0 100,0
Valid Percent 67,5 10,0 15,0 7,5 100,0 77,5 12,5 10,0 100,0 82,5 2,5 12,5 2,5 100,0 90,0 5,0 5,0 100,0 75,0 12,5 10,0 2,5 100,0 72,5 12,5 12,5 2,5 100,0 90,0 5,0 5,0 100,0 85,0 2,5 2,5 7,5 2,5 100,0 77,5 5,0 17,5 100,0 80,0 17,5 2,5 100,0 70,0 15,0 15,0 100,0
Cumulative Percent 67,5 77,5 92,5 100,0
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
77,5 90,0 100,0 82,5 85,0 97,5 100,0 90,0 95,0 100,0 75,0 87,5 97,5 100,0 72,5 85,0 97,5 100,0 90,0 95,0 100,0 85,0 87,5 90,0 97,5 100,0 77,5 82,5 100,0 80,0 97,5 100,0 70,0 85,0 100,0
Tambelan Sampit
Pal Lima
Sui Jawi Dalam
Sui Jawi Luar
Sui Beliung
Siantan Hulu
Siantan Tengah
Siantan Hilir
Batu Layang
Sui Bangkong
Darat Sekip
Tengah
Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: harian Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Lainnya (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga
dl_3 Nama Kelurahan Kontrak/sewa: tahunan
9 6 1 16 18 2 1 1 20 44 3 8 1 56 45 34 11 90 65 6 13 84 62 14 2 77 44 15 8 67 45 9 1 1 1 58 36 2 1 38 84 2 2 10 99 15 6 2 2 25 7 6
55,0 37,5 7,5 100,0 87,5 7,5 2,5 2,5 100,0 77,5 5,0 15,0 2,5 100,0 50,0 37,5 12,5 100,0 77,5 7,5 15,0 100,0 80,0 17,5 2,5 100,0 65,0 22,5 12,5 100,0 77,5 15,0 2,5 2,5 2,5 100,0 92,5 5,0 2,5 100,0 85,0 2,5 2,5 10,0 100,0 62,5 22,5 7,5 7,5 100,0 40,0 32,5
55,0 37,5 7,5 100,0 87,5 7,5 2,5 2,5 100,0 77,5 5,0 15,0 2,5 100,0 50,0 37,5 12,5 100,0 77,5 7,5 15,0 100,0 80,0 17,5 2,5 100,0 65,0 22,5 12,5 100,0 77,5 15,0 2,5 2,5 2,5 100,0 92,5 5,0 2,5 100,0 85,0 2,5 2,5 10,0 100,0 62,5 22,5 7,5 7,5 100,0 40,0 32,5
55,0 92,5 100,0
Frequency 4
Percent 20,0
Valid Percent 20,0
Cumulative Percent 92,5
87,5 95,0 97,5 100,0 77,5 82,5 97,5 100,0 50,0 87,5 100,0 77,5 85,0 100,0 80,0 97,5 100,0 65,0 87,5 100,0 77,5 92,5 95,0 97,5 100,0 92,5 97,5 100,0 85,0 87,5 90,0 100,0 62,5 85,0 92,5 100,0 40,0 72,5
Mariana
Sui Jawi
Bansir Laut
Bansir Darat
Bangka Belitung Laut
Bangka Belitung Darat
Dinas/ Instansi/ Jabatan Lainnya (tuliskan) Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: harian Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: bulanan Kontrak/sewa: tahunan Dinas/ Instansi/ Jabatan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total Milik sendiri Milik orang tua/ keluarga Kontrak/sewa: tahunan Total
1 0 19 7 10 0 0 1 20 54 14 4 71 16 3 1 1 1 20 11 1 1 1 0 14 21 4 3 27 24 2 1 27
5,0 2,5 100,0 35,0 52,5 2,5 2,5 7,5 100,0 75,0 20,0 5,0 100,0 77,5 12,5 2,5 5,0 2,5 100,0 80,0 5,0 7,5 5,0 2,5 100,0 75,0 15,0 10,0 100,0 90,0 7,5 2,5 100,0
5,0 2,5 100,0 35,0 52,5 2,5 2,5 7,5 100,0 75,0 20,0 5,0 100,0 77,5 12,5 2,5 5,0 2,5 100,0 80,0 5,0 7,5 5,0 2,5 100,0 75,0 15,0 10,0 100,0 90,0 7,5 2,5 100,0
97,5 100,0 35,0 87,5 90,0 92,5 100,0 75,0 95,0 100,0 77,5 90,0 92,5 97,5 100,0 80,0 85,0 92,5 97,5 100,0 75,0 90,0 100,0 90,0 97,5 100,0
SUMBER AIR MINUM Bab ini menyajikan informasi mengenai kondisi akses sumber air untuk minum bagi rumah tangga di Kota Pontianak. Hal yang diteliti dalam EHRA terdiri dari 2 (dua) hal utama, yakni 1) jenis sumber air minum yang digunakan rumah tangga, dan 2) kelangkaan air yang dialami rumah tangga dari sumber itu. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat risiko kesehatan bagi anggota di suatu rumah tangga. Dari sisi jenis sumber diketahui bahwa sumbersumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri. Ada jenis-jenis sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air ledeng/ PDAM, sumur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber yang memiliki risiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh manusia, di antaranya adalah, sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi. Suplai atau kuantitas air pun memegang peranan. Para pakar higinitas global melihat suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi risiko terkena penyakitpenyakit yang berhubungan dengan diare. Sejumlah studi mengonfirmasi bahwa mereka
yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki risiko terkena diare yang lebih rendah, lebih karena sumber air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas secara lebih teratur. Karenanya, kelangkaan air dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor risiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan-kesakitan seperti gejala diare. Pada suplai air minum, studi EHRA mempelajari kelangkaan yang dialami rumah tangga dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Kelangkaan diukur dari tidak tersedianya air dari sumber air minum utama rumah tangga atau tidak bisa digunakannya air yang keluar dari sumber air minum utama. Data ini diperoleh dari pengakuan verbal responden. Hasil survai EHRA menunjukkan bahwa di Kota Pontianak terdapat 2 (dua) sumber air minum yang menonjol, yakni 1) air ledeng PDAM dan 2) sumur. Air ledeng PDAM mencakup sekitar 47% rumah tangga. Ini terdiri dari rumah tangga yang mendapat air dari ledeng PDAM langsung di rumahnya (42%), di halaman rumahnya (2%), serta mereka yang mendapatkan air ledeng di luar bangunan rumah, hidran umum atau ledeng milik tetangga (3%). Pengguna sumur di Kota Pontianak mencakup sekitar 43% dari total populasi. Sekitar 29% di antaranya menggunakan sumur gali terlindungi yang relatif aman. Yang dimaksud dengan sumur terlindungi adalah sumur yang memiliki bertutup, memiliki cincin dan lantainya di semen. Selain itu, sekitar 12% memanfaatkan sumur bor yang juga dapat dikategorikan aman. Sementara, sekitar 3% menggunakan sumur gali tidak terlindungi. Seperti dapat disimak pada tabel di bawah ini, sumber-sumber air minum bagi rumah tangga di Kota Pontianak didominasi oleh air ledeng dan sumur. Selain ketiga sumber itu, proporsinya relatif kecil, yang agak menonjol adalah air botol kemasan (6%) dan isi ulang (3%). Kategori lainnya cakupannya kurang dari 1%. Tabel 1: Sumber Air Minum N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang paling banyak Ibu gunakan? p01 Untuk keperluan minum, apa sumber ai r yang pal ing banyak I bu gunakan?
Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Ledeng dari tetangga Sumur bor (pompa tangan, mesin) Sumur gali t erlindungi Sumur gali t idak t erlindungi Mata air terlindungi Air hujan Penjual air: Isi ulang Penjual air: Kereta/ gerobak Air bot ol kemasan Lainny a (catat) Total
Frequency 113 1 12 3 1 1 846 169 1 13 1 1160
Percent 9,7 ,1 1,1 ,3 ,1 ,0 72,9 14,6 ,1 1,1 ,1 100,0
Valid Percent 9,7 ,1 1,1 ,3 ,1 ,0 72,9 14,6 ,1 1,1 ,1 100,0
Cumulativ e Percent 9,7 9,8 10,8 11,1 11,2 11,2 84,2 98,8 98,9 99,9 100,0
p01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang paling banyak Ibu gunakan?
dl_3 Nama Kelurahan Benua Melayu Laut
Benua Melayu Darat
Parit Tokaya
Kota Baru
Akcaya
Parit Mayor
Banjar Serasan Saigon
Tanjung Hulu
Tanjung Hilir
Dalam Bugis
Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Air botol kemasan Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Ledeng dari tetangga Air hujan Penjual air: Isi ulang Air botol kemasan Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Sumur gali tidak terlindungi Air hujan Penjual air: Isi ulang Lainnya (catat) Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Sumur gali terlindungi Air hujan Penjual air: Isi ulang Air botol kemasan Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Mata air terlindungi Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Air botol kemasan Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Penjual air: Isi ulang
dl_3 Nama Kelurahan Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
12,5
12,5
12,5
19 1 23
85,0 2,5 100,0
85,0 2,5 100,0
97,5 100,0
3
5,0
5,0
5,0
46 19 68
67,5 27,5 100,0
67,5 27,5 100,0
72,5 100,0
2
5,0
5,0
5,0
1 17 13 1 33
2,5 50,0 40,0 2,5 100,0
2,5 50,0 40,0 2,5 100,0
7,5 57,5 97,5 100,0
1
5,0
5,0
5,0
1 26 1 1 30
2,5 87,5 2,5 2,5 100,0
2,5 87,5 2,5 2,5 100,0
7,5 95,0 97,5 100,0
2
5,0
5,0
5,0
1 25 6 3 37 5 0 5
2,5 67,5 17,5 7,5 100,0 95,0 5,0 100,0
2,5 67,5 17,5 7,5 100,0 95,0 5,0 100,0
7,5 75,0 92,5 100,0
19
100,0
100,0
100,0
1 14 7 21
2,5 65,0 32,5 100,0
2,5 65,0 32,5 100,0
2,5 67,5 100,0
3
7,5
7,5
7,5
22 3 6 34 23 1 23 30 8
65,0 10,0 17,5 100,0 97,5 2,5 100,0 80,0 20,0
65,0 10,0 17,5 100,0 97,5 2,5 100,0 80,0 20,0
72,5 82,5 100,0
Frequency 38
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent
95,0 100,0
97,5 100,0 80,0 100,0
Tambelan Sampit
Pal Lima
Sui Jawi Dalam
Sui Jawi Luar
Sui Beliung
Siantan Hulu
Siantan Tengah
Siantan Hilir Batu Layang
Sui Bangkong
Darat Sekip
Tengah
Mariana
Air hujan
16
97,5
97,5
97,5
Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan
0 16 18 3 20
2,5 100,0 87,5 12,5 100,0
2,5 100,0 87,5 12,5 100,0
100,0
3
5,0
5,0
5,0
38 15 56 81 9 90 80 4 84 68 10 77
67,5 27,5 100,0 90,0 10,0 100,0 95,0 5,0 100,0 87,5 12,5 100,0
67,5 27,5 100,0 90,0 10,0 100,0 95,0 5,0 100,0 87,5 12,5 100,0
72,5 100,0
62
92,5
92,5
92,5
Penjual air: Isi ulang Total Air hujan Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Air botol kemasan Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Sumur bor (pompa tangan, mesin) Sumur gali terlindungi Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah
5 67 58
7,5 100,0 100,0
7,5 100,0 100,0
100,0
1
2,5
2,5
2,5
37 1 38
95,0 2,5 100,0
95,0 2,5 100,0
97,5 100,0
69
70,0
70,0
70,0
12 2 10 5 99
12,5 2,5 10,0 5,0 100,0
12,5 2,5 10,0 5,0 100,0
82,5 85,0 95,0 100,0
1
2,5
2,5
2,5
14 11 25
55,0 42,5 100,0
55,0 42,5 100,0
57,5 100,0
1
7,5
7,5
7,5
Air hujan Penjual air: Isi ulang Air botol kemasan Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah
15 2 0 19
80,0 10,0 2,5 100,0
80,0 10,0 2,5 100,0
87,5 97,5 100,0
0
2,5
2,5
2,5
Air hujan
17
87,5
87,5
90,0
Percent 5,0
Valid Percent 5,0
Cumulative Percent 95,0
dl_3 Nama Kelurahan Penjual air: Isi ulang
Frequency 1
87,5 100,0
90,0 100,0 95,0 100,0 87,5 100,0
100,0
Sui Jawi
Bansir Laut
Bansir Darat
Bangka Belitung Laut
Bangka Belitung Darat
Air botol kemasan Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah
1 20
5,0 100,0
5,0 100,0
100,0
14
20,0
20,0
20,0
Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air Ledeng/ PDAM: sampai di dalam rumah
41 16 71
57,5 22,5 100,0
57,5 22,5 100,0
77,5 100,0
2
10,0
10,0
10,0
13 6 20
62,5 27,5 100,0
62,5 27,5 100,0
72,5 100,0
0
2,5
2,5
2,5
8 5 14
62,5 35,0 100,0
62,5 35,0 100,0
65,0 100,0
7
25,0
25,0
25,0
Air hujan Penjual air: Isi ulang Total Air hujan
16 4 27
60,0 15,0 100,0
60,0 15,0 100,0
85,0 100,0
10
37,5
37,5
37,5
Penjual air: Isi ulang Penjual air: Kereta/ gerobak Total
16 1 27
60,0 2,5 100,0
60,0 2,5 100,0
97,5 100,0
Tabel 2: Sumber Air Minum - recode N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban tunggal P01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang paling banyak Ibu gunakan? k_p01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang pali ng banyak Ibu gunakan?
Valid
Missing Total
Relat if Aman Tidak Aman Total Sy stem
Frequency 1159 1 1159 1 1160
Percent 99,9 ,1 99,9 ,1 100,0
Valid Percent 99,9 ,1 100,0
Cumulativ e Percent 99,9 100,0
Terkait dengan keamanan, hasil analisis data EHRA menunjukkan bahwa mayoritas atau sekitar 88% rumah tangga di Kota Pontianak memiliki sumber air minum yang relatif aman. Sementara, sekitar 12% yang diidentifikasi memiliki sumber yang relatif tidak aman. Hal yang lain yang dipelajari dalam EHRA adalah apakah rumah tangga mengeluarkan dana untuk mendapat air. Hasilnya, sekitar setengah rumah tangga di Kota Pontianak atau sekitar 51% melaporkan mengeluarkan uang untuk mendapatkan air. Sekitar 45% melaporkan
sebaliknya, yakni tidak mengeluarkan dana untuk mendapatkan air. Besarnya proporsi mereka yang melaporkan tidak mengeluarkan dana untuk memperoleh air sangat terkait dengan tipe sumber air minum yang cukup banyak di Kota Pontianak, yakni sumur (gali maupun bor). Diagram 2: Pembayaran N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal p05 Apakah ibu mengeluarkan uang untuk mendapatkan air untuk minum?
Missing
Ya Tidak Tidak tahu Total System Total
Frequency 367 698 4 1069 91 1160
Percent 31,7 60,1 ,3 92,2 7,8 100,0
Valid Percent 34,4 65,2 ,4 100,0
Cumulative Percent 34,4 99,6 100,0
Untuk kasus kelangkaan, studi menemukan hanya sekitar 3% rumah tangga yang mengalami kelangkaan dari sumber air utama dalam dua minggu terakhir. Bila rentang waktu kelangkaan diperpanjang menjadi satu tahun, maka kasus kelangkaan yang dijumpai meningkat hampir 4 kali lipat menjadi 12%. Diagram di bawah menunjukkan informasi tentang kelangkaan air. Diagram 3: Kelangkaan N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P08 Dalam dua minggu terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih? P09 Dalam setahun terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih? p08 Dalam dua minggu terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih? Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Ya 59 5,1 5,3 5,3 Tidak pernah 1007 86,8 91,2 96,5 Tidak tahu 38 3,3 3,5 100,0 Total 1104 95,2 100,0 Missing System 56 4,8 Total 1160 100,0 p09 Dalam setahun terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih?
Valid
Missing Total
Frequency Ya 140 Tidak pernah 916 Tidak tahu 38 Total 1094 System 66 1160
Percent 12,1 79,0 3,3 94,3 5,7 100,0
Valid Percent 12,8 83,7 3,5 100,0
Cumulative Percent 12,8 96,5 100,0
Tabel Kelurahan 1: Sumber Air Minum - recode Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban tunggal P01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang paling banyak Ibu gunakan? k_p01 Untuk keperluan minum, apa sumber air yang paling banyak Ibu gunakan? dl_3 Nama Kelurahan Benua Melayu Laut
Frequency Relatif Aman
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Akcaya Parit Mayor Banjar Serasan
Missing System Total Valid Relatif Aman Valid Relatif Aman Valid Relatif Aman
Saigon Tanjung Hulu Tanjung Hilir Dalam Bugis Tambelan Sampit
Valid Valid Valid Valid Valid
Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman
23 68 33 28 1 29 1 30 37 5 19 21 34 23 38 16
Pal Lima
Valid
Relatif Aman
20
100,0
100,0
100,0
Sui Jawi Dalam
Valid
Relatif Aman
56
100,0
100,0
100,0
Sui Jawi Luar
Valid
Relatif Aman
90
100,0
100,0
100,0
Sui Beliung
Valid
Relatif Aman
84
100,0
100,0
100,0
Siantan Hulu
Valid
Relatif Aman
77
100,0
100,0
100,0
Siantan Tengah
Valid
Relatif Aman 67
100,0
100,0
100,0
58
100,0
100,0
100,0
38
100,0
100,0
100,0
Benua Melayu Darat Parit Tokaya Kota Baru
Siantan Hilir Batu Layang
dl_3 Nama Kelurahan Sui Bangkong
Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman Tidak Aman Total
Valid Valid
100,0 100,0 100,0 97,4 2,6 100,0
100,0 100,0 100,0 97,4 100,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Relatif Aman Relatif Aman
Frequency Valid
100,0 100,0 100,0 95,0 2,5 97,5 2,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Relatif Aman
99
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
Darat Sekip
Valid
Relatif Aman
25
100,0
100,0
100,0
Tengah Mariana
Valid Valid
Relatif Aman Relatif Aman
19
100,0
100,0
100,0
20
100,0
100,0
100,0
Sui Jawi
Valid
Relatif Aman
Bansir Laut Bansir Darat Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat
Valid Valid Valid Valid
Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman Relatif Aman
71 20 14 27
100,0 100,0 100,0 100,0
100,0 100,0 100,0 100,0
100,0 100,0 100,0 100,0
27
100,0
100,0
100,0
Tabel Kelurahan 2: Pembayaran Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P05 Apakah ibu mengeluarkan uang untuk mendapatkan air untuk minum? p05 Apakah ibu mengeluarkan uang untuk mendapatkan air untuk minum?
Ya Tidak Tidak tahu Total
Frequency 388 768 4 1160
Percent 33,5 66,2 ,3 100,0
Valid Percent 33,5 66,2 ,3 100,0
Cumulative Percent 33,5 99,7 100,0
Tabel Kelurahan 3: Kelangkaan Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P08 Dalam dua minggu terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih? P09 Dalam setahun terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih? p08 Dalam dua minggu terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih?
Valid
Frequency Ya 59 Tidak pernah 1063 Tidak tahu 38 Total 1160
Percent 5,1 91,6 3,3 100,0
Valid Percent 5,1 91,6 3,3 100,0
Cumulative Percent 5,1 96,7 100,0
p09 Dalam setahun terakhir, pernahkah sumber air untuk minum itu (P01) tak bisa menghasilkan air atau tak bisa dipakai selama satu hari satu malam atau lebih?
Valid
Frequency Ya 140 Tidak pernah 981 Tidak tahu 38 Total 1160
Percent 12,1 84,6 3,3 100,0
Valid Percent 12,1 84,6 3,3 100,0
Cumulative Percent 12,1 96,7 100,0
CUCI TANGAN PAKAI SABUN Gejala diare seringkali dipandang sepele. Di beberapa daerah, balita yang terkena diare malah dipandang positif. Katanya, diare adalah tanda akan berkembangnya anak, seperti akan segera bisa berjalan, bertambah tinggi badan, atau tumbuhnya gigi baru di rahangnya. Sejumlah kelompok masyarakat di Jawa menamakannya dengan istilah ngenteng-ngentengi. Meski tidak dijumpai istilah khusus, sejumlah kelompok masyarakat di Sumatra pun mempercayai halhal semacam itu (Laporan ESP Formative Research, 2007). Sekitar 40.000 anak Indonesia meninggal setiap tahun akibat diare (Unicef, 2002; dikutip dari facts sheet PPSP, 2006). Bukan hanya itu, diare juga ikut menyumbang pada angka kematian balita yang disebabkan faktor gizi buruk. Dalam studi global disimpulkan bahwa dari 3,6 juta kematian akibat gizi buruk, sekitar 23% ternyata disebabkan oleh diare (Fishman, dkk., 2004). Diare sebetulnya dapat dicegah dengan cara yang mudah. Sekitar 42-47% risiko terkena diare dapat dicegah bila orang dewasa, khususnya pengasuh anak mencuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu yang tepat. Bila dikonversikan, sekitar 1 juta anak dapat diselamatkan hanya dengan mencuci tangan pakai sabun (Curtis & Cairncross, 2003). Mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat memblok transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/ kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/ pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Untuk menelusuri perilaku-perilaku cuci tangan yang dilakukan ibu sehariharinya, EHRA terlebih dahulu memastikan penggunaan sabun di rumah tangga dengan pertanyaan apakah si Ibu menggunakan sabun hari ini atau kemarin. Jawabannya menentukan kelanjutan pertanyaan berikutnya dalam wawancara. Mereka yang perilakunya didalami oleh EHRA terbatas pada mereka yang menggunakan sabun hari ini atau kemarin.
Diagram 1: Pemakaian Sabun N = 1160, Filter: - Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P11 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin? p11 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin?
Valid
Missing Total
Ya Tidak Total System
Frequency 1136 5 1141 19 1160
Percent 97,9 ,4 98,3 1,7 100,0
Valid Percent 99,6 ,4 100,0
Cumulative Percent 99,6 100,0
Studi EHRA menemukan hampir semua rumah tangga di Kota Pontianak memiliki akses pada sabun. Rumah tangga yang melaporkan menggunakan sabun pada hari diwawancara atau sehari sebelumnya mencakup sekitar 99,8% dari populasi. Hanya kurang dari 1% atau 0,2% dari total rumah tangga yang melaporkan tidak menggunakan sabun pada hari saat diwawancara atau sehari sebelumnya.
Diagram 2: Cuci Tangan Pakai Sabun – Umum N = 2276, Filter: P11 = ya, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban ganda P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB; P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan; P12M Cuci tangan: sebelum makan p12i Cuci tangan: sesudah BAB
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 611 525 1136
Percent 53,8 46,2 100,0
Valid Percent 53,8 46,2 100,0
Cumulat iv e Percent 53,8 100,0
p12l Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 292 844 1136
Percent 25,7 74,3 100,0
Valid Percent 25,7 74,3 100,0
Cumulat iv e Percent 25,7 100,0
p12m Cuci tangan: sebelum makan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 594 542 1136
Percent 52,3 47,7 100,0
Valid Percent 52,3 47,7 100,0
Cumulat iv e Percent 52,3 100,0
Akses terhadap sabun adalah satu hal. Namun, praktik cuci tangan pakai sabun bisa menjadi hal lain. Mereka yang memiliki akses tidak serta merta akan memanfaatkan akses itu untuk kepentingan higinitas, khususnya cuci tangan di waktu-waktu penting. Seperti terlihat pada diagram 2, proporsi ibu yang mencuci tangan pakai sabun sebelum makan mencakup sekitar 52% dari total populasi. Sekitar 49% melaporkan mencuci tangan pakai sabun sesudah BAB dan sekitar 39% melaporkan melakukannya sebelum menyiapkan makanan. Dengan demikian, terlihat bahwa cakupan ibu-ibu yang belum mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting masih cukup besar. Hampir separuh ibu-ibu di Kota Pontianak belum mempraktikkan cuci tangan pakai sabun sesudah BAB. Angka yang hampir sama dijumpai pada waktu penting lain, yakni sebelum makan. Di antara waktu-wkatu penting, yang paling jarang diterapkan adalah di waktu sebelum menyiapkan makanan, yakni sekitar sepertiga dari total rumah tangga di Kota Pontianak.
Diagram 3: Cuci Tangan Pakai Sabun – Ibu dengan balita N = 529, Filter: P11 = ya & A10 = balita, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawabanganda P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB P12J Cuci tangan: sesudah menceboki anakP12K Cuci tangan: sebelum menyuapi anak P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan P12M Cuci tangan: sebelum makan p12i Cuci tangan: sesudah BAB
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 246 231 477
Percent 51,6 48,4 100,0
Valid Percent 51,6 48,4 100,0
Cumulat iv e Percent 51,6 100,0
p12j Cuci tangan: sesudah menceboki anak
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 178 299 477
Percent 37,2 62,8 100,0
Valid Percent 37,2 62,8 100,0
Cumulat iv e Percent 37,2 100,0
p12k Cuci tangan: sebel um menyuapi anak
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 126 351 477
Percent 26,4 73,6 100,0
Valid Percent 26,4 73,6 100,0
Cumulat iv e Percent 26,4 100,0
p12l Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 112 365 477
Percent 23,4 76,6 100,0
Valid Percent 23,4 76,6 100,0
Cumulat iv e Percent 23,4 100,0
p12m Cuci tangan: sebelum makan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 231 246 477
Percent 48,4 51,6 100,0
Valid Percent 48,4 51,6 100,0
Cumulat iv e Percent 48,4 100,0
Sebetulnya, praktik cuci tangan pakai sabun kian penting bila dikaitkan dengan kelompok Ibu yang memiliki anak balita (umur di bawah lima tahun). Bila dibandingkan dengan populasi ibu secara keseluruhan, ternyata proporsi ibu-ibu dengan balita yang mempraktikkan cuci tangan pakai sabun terlihat cenderung sedikit lebih tinggi. Di waktu sesudah BAB misalnya, untuk kelompok ibu secara umum, proporsinya adalah sekitar 49%. Sementara, di kelompok ibu-ibu dengan balita, proporsinya adalah 53%. Pada waktu sebelum, proporsi ibu-ibu umum adalah 52%. Di kelompok ibu-ibu balita, porporsinya adalah sekitar 53%.
Diagram 4: Skor Cuci Tangan Pakai Sabun – Umum N = 2276, Filter: P11= 1, Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban ganda P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB; P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan; P12M Cuci tangan: sebelum makan CT_UMUM SKOR Cuci Tangan - UMUM
Valid
0 1 2 3 Total
Frequency 351 273 250 241 1116
Percent 31,5 24,5 22,4 21,6 100,0
Valid Percent 31,5 24,5 22,4 21,6 100,0
Cumulat iv e Percent 31,5 56,0 78,4 100,0
Title SKOR Cuci Tangan - UMUM
0 1 2 3
21.63% 31.49%
22.40% 24.48%
Cases weighted by Bobot
Bila dibuatkan skor, maka dalam kelompok ibu-ibu secara umum, mereka yang tidak mencuci tangan pakai sabun di satu waktu penting pun atau hanya mencuci tangan pakai sabun di satu waktu penting menempati ranking pertama dengan proporsi sekitar 28%. Proporsi ketiga terbanyak adalah mereka yang mencuci tangan di tiga waktu penting (24%) dan diikuti oleh mereka yang mencuci tangan pakai sabun di dua waktu penting (19%). Bila data dipecah khusus untuk kelompok ibu dengan balita, maka proporsi mereka yang tidak mencuci tangan di satu pun waktu penting menduduki urutan pertama dengan proporsi sebesar 29%. Proporsi ini hanyalah 1% lebih besar dari kelompok ibu-ibu secara keseluruhan. Untuk praktik yang lengkap, seperti dapat dilihat pada diagram di bawah, proporsi ibu yang menerapkan di lima waktu penting adalah sekitar 24%. Proporsi ini kurang lebih sama dengan proporsi cuci tangan pakai sabun lengkap di kelompok umum (hanya relevan pada tiga praktik). N = 529, Filter: P11 = ya & A10 = balita, Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban ganda, P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB P12J Cuci tangan: sesudah menceboki anak P12K Cuci tangan: sebelum menyuapi anak P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan P12M Cuci tangan: sebelum makan CT_BALITA SKOR Cuci Tangan - BALI TA
Valid
0 1 2 3 4 5 Total
Frequency 26 29 8 4 6 13 86
Percent 30,6 33,6 9,1 4,7 6,5 15,5 100,0
Valid Percent 30,6 33,6 9,1 4,7 6,5 15,5 100,0
Cumulat iv e Percent 30,6 64,2 73,3 78,0 84,5 100,0
Diagram 6: Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun
N = 1160, Filter: - Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal DATANGI JAMBAN/ WC YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN ANGGOTA RUMAH TANGGA AMATI & CATAT KONDISI JAMBAN / WC SKOR Cuci Tangan - BALITA 0 1 2 3 4 5
15.48%
6.49%
30.58%
4.72% 9.08% 33.65%
Cases weighted by Bobot
Halangan ibu-ibu untuk mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting lebih merupakan faktor non-fisik. Yang dimaksud sebagai faktor non-fisik dapat mencakup pengetahuan, sikap, maupun norma. Data tentang fasilitas cuci tangan yang didapat melalui kegiatan pengamatan (observation) sedikit banyak mengonfirmasi bahwa faktor fisik bukan menjadi halangan besar. Pengamatan untuk fasilitas cuci tangan pakai sabun difokuskan pada tempat strategis yang terkait erat dengan saat di mana tangan tercemar tinja ataupun patogen dari tinja masuk mulut. Sejumlah ahli higinitas mengemukakan bahwa tempat yang paling strategis adalah di dalam atau di dekat WC atau di dekat tempat makan. Untuk EHRA, tempat cuci tangan yang dipelajari adalah yang berada di dalam atau dekat WC. Di sini fasilitas WC dan sekitarnya harus memiliki sejumlah komponen, yakni 1) air 2) gayung untuk mengalirkan air (khususnya bila rumah tidak memiliki kran untuk mencuci tangan), 3) sabun, dan 3) kain atau handuk kering yang bersih. Terkait dengan ciri-ciri tempat cuci tangan pakai sabun yang strategis, temuan EHRA menujukkan bahwa ketersediaan kain/ handuk yang kering merupakan kekurangan yang paling banyak dijumpai. Hanya sekitar 52% WC yang diamati memilikinya. Meski kelihatan sepele, komponen pengering merupakan komponen yang penting, khususnya untuk menjaga agar tangan tidak terkontaminasi kembali oleh patogen penyebab penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare. Seperti diketahui luas, seringkali seseorang yang telah mencuci tangan pakai sabun justru mengontaminasi kembali tangannya dengan patogen penyebab penyakit ketika dia mengeringkan tangannya pada celana ataupun kain yang kotor. Beberapa fasilitas lain, seperti terbaca pada diagram di atas, proporsinya termasuk cukup memadai meski pun masih dapat ditingkatkan. Ketersedian air, misalnya, sudah mencakup 83%. Gayung, sekitar 92% dan sabun 87%. Tabel Kelurahan 1: Pemakaian Sabun
N = 1160, Filter: - Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P11 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin? p11 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin?
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 1132 28 1160
Percent 97,6 2,4 100,0
Valid Percent 97,6 2,4 100,0
Cumulat iv e Percent 97,6 100,0
N = 1160, Filter: P11 = 1, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban ganda P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB; P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan; P12M Cuci tangan: sebelum makan
Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin?
Ya Tidak
2.44%
97.56%
Cases weighted by Bobot
Tabel Kelurahan 3: Cuci Tangan Pakai Sabun – Ibu dengan balita N = 529, Filter: P11 = ya & A10 = balita, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban ganda P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB P12J Cuci tangan: sesudah menceboki anak P12K Cuci tangan: sebelum menyuapi anak P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan P12M Cuci tangan: sebelum makan p12i Cuci tangan: sesudah BAB
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 246 231 477
Percent 51,6 48,4 100,0
Valid Percent 51,6 48,4 100,0
Cumulat iv e Percent 51,6 100,0
p12j Cuci tangan: sesudah menceboki anak
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 178 299 477
Percent 37,2 62,8 100,0
Valid Percent 37,2 62,8 100,0
Cumulat iv e Percent 37,2 100,0
p12k Cuci tangan: sebel um menyuapi anak
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 126 351 477
Percent 26,4 73,6 100,0
Valid Percent 26,4 73,6 100,0
Cumulat iv e Percent 26,4 100,0
p12l Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 112 365 477
Percent 23,4 76,6 100,0
Valid Percent 23,4 76,6 100,0
Cumulat iv e Percent 23,4 100,0
p12m Cuci tangan: sebelum makan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 231 246 477
Percent 48,4 51,6 100,0
Valid Percent 48,4 51,6 100,0
Cumulat iv e Percent 48,4 100,0
Tabel Kelurahan 4: Skor Cuci Tangan Pakai Sabun – Umum N = 1160, Filter: P11= 1, Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban ganda, P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB; P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan; P12M Cuci tangan: sebelum makan CT_UMUM SKOR Cuci Tangan - UMUM
Valid
0 1 2 3 Total
Frequency 352 283 254 242 1132
Percent 31,1 25,0 22,4 21,4 100,0
Valid Percent 31,1 25,0 22,4 21,4 100,0
Cumulat iv e Percent 31,1 56,2 78,6 100,0
SKOR Cuci Tangan - UMUM
0 1 2 3
21.41% 31.14%
22.42% 25.03%
Cases weighted by Bobot
Tabel Kelurahan 5: Skor Cuci Tangan Pakai Sabun – Ibu dengan balita N = 238, Filter: P11 = ya & A10 = balita, Bobot: Besar populasi kelurahan, Recode, Wawancara, Jawaban ganda, P12 Bu, mohon diingat-ingat, mulai dari kemarin sampai hari ini, untuk apa saja sabun itu digunakan? P12I Cuci tangan: sesudah BAB P12J Cuci tangan: sesudah menceboki anak P12K Cuci tangan: sebelum menyuapi anak P12L Cuci tangan: sebelum menyiapkan makanan P12M Cuci tangan: sebelum makan CT_BALITA SKOR Cuci Tangan - BALI TA
Valid
0 1 2 3 4 5 Total
Frequency 26 29 8 4 6 14 87
Percent 30,2 33,3 9,0 4,7 6,4 16,4 100,0
Valid Percent 30,2 33,3 9,0 4,7 6,4 16,4 100,0
Cumulat iv e Percent 30,2 63,5 72,5 77,2 83,6 100,0
SKOR Cuci Tangan - BALITA
16.42%
30.24%
0 1 2 3 4 5
6.42% 4.67%
8.98%
33.27%
Cases weighted by Bobot
Tabel Kelurahan 6: Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun
N = 1160, Filter: - Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal DATANGI JAMBAN/ WC YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN ANGGOTA RUMAH TANGGA AMATI & CATAT KONDISI JAMBAN / WC m04d Ada air
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 795 365 1160
Percent 68,5 31,5 100,0
Valid Percent 68,5 31,5 100,0
Cumulat iv e Percent 68,5 100,0
m04e Ada sabun
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 902 258 1160
Percent 77,7 22,3 100,0
Valid Percent 77,7 22,3 100,0
Cumulat iv e Percent 77,7 100,0
m04f Ada gayung/ al at pengguyur
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 1092 68 1160
Percent 94,1 5,9 100,0
Valid Percent 94,1 5,9 100,0
Cumulat iv e Percent 94,1 100,0
m04g Ada kain kering/ handuk
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 280 880 1160
Percent 24,1 75,9 100,0
Valid Percent 24,1 75,9 100,0
Ada air
Ya Tidak 31.47% 68.53%
Cases weighted by Bobot
Cumulat iv e Percent 24,1 100,0
Ada sabun
Ya Tidak 22.28%
77.72%
Cases weighted by Bobot
Ada gayung/ alat pengguyur
5.87%
Ya Tidak
94.13%
Cases weighted by Bobot
Ada kain kering/ handuk
Ya Tidak
24.10%
75.90%
Cases weighted by Bobot
PEMBUANGAN SAMPAH EHRA mempelajari sejumlah aspek terkait dengan masalah penanganan sampah, yakni: 1) cara pembuangan sampah yang utama, 2) frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah, 3) praktik pemilahan sampah, dan 4) penggunaan wadah sampah sementara di rumah. Cara utama pembuangan sampah di tingkat rumah tangga diidentifikasi melalui jawaban verbal yang disampaikan responden. Dalam kuesioner tersedia 22 (duapuluh dua) opsi jawaban. Duapuluh dua opsi itu dapat dikategorikan dalam 4 (empat) kelompok besar, yakni 1) Dikumpulkan di rumah lalu diangkut keluar oleh pihak lain, 2) Dikumpulkan di luar rumah/ di tempat bersama lalu diangkut oleh pihak lain, 3) Dibuang di halaman/ pekarangan rumah, dan 4) Dibuang ke luar halaman/ pekarangan rumah. Di antara empat kelompok itu, caracara yang berada di bawah kategori 1 dan 2 atau yang mendapat layanan pengangkutan merupakan cara-cara yang memiliki risiko kesehatan paling rendah. Beberapa literatur menyebutkan bahwa cara pembuangan sampah di lobang sampah khusus, baik di halaman atau di luar rumah, merupakan cara yang aman pula. Namun, dalam konteks wilayah perkotaan, di mana kebanyakan rumah tangga memiliki keterbatasan dalam hal lahan, penerapan cara-cara itu dinilai dapat mendatangkan risiko kesehatan yang cukup besar. Dari sisi layanan pengangkutan, EHRA melihat aspek frekuensi atau kekerapan dan ketepatan waktu dalam pengangkutan. Meskipun sebuah rumah tangga menerima pelayanan, risiko kesehatan tetap tinggi bila frekuensi pengangkutan sampah terjadi lebih lama dari satu minggu sekali. Sementara, ketepatan pengangkutan digunakan untuk menggambarkan seberapa konsisten ketetapan/ kesepakatan tentang frekuensi pengangkutan sampah yang berlaku. Di banyak kota di Indonesia, penanganan sampah merupakan masalah yang memprihatinkan. Dalam banyak kasus, beban sampah yang diproduksi rumah tangga ternyata tidak bisa ditangani oleh sistem persampahan yang ada. Untuk mengurangi beban di tingkat kota, banyak pihak mulai melihat pentingnya pengelolaan/ pengolahan di tingkat rumah tangga, yakni dengan pemilahan sampah dan pemanfaatan atau penggunaan ulang sampah, misalnya sebagai bahan untuk kompos. Dengan latar belakang semacam ini, EHRA kemudian memasukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kegiatan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga serta melakukan pengamatan yang tertuju pada kegiatan-kegiatan pengomposan. Terakhir, kader-kader EHRA mengamati wadah penyimpanan sampah di rumah tangga. Wadah yang mengandung risiko kecil adalah wadah yang permanen atau setidaknya terlindungi dari capaian binatang seperti ayam atau anjing. Bak permanen atau keranjang yang tertutup dapat dikategorikan sebagai wadah yang relatif terlindungi dibandingkan dengan kantong plastik yang mudah sobek. Secara mendetail tabel di bawah menggambarkan cara-cara utama membuang sampah rumah tangga di Kota Pontianak. Dalam tabel di bawah terlihat bahwa yang paling banyak dijumpai adalah rumah tangga yang membuang sampahnya di dalam rumah untuk diangkut petugas, yakni sebesar 74,7%. Prosentase ini terdiri dari pengangkutan oleh petugas pemda/ kelurahan (25,2%), petugas RT/ TW (49,2%) dan perusahaan swasta (0,3%). Mengingat tidak
semua warga dapat mengidentifikasi asal petugas pengangkut sampah, untuk selanjutnya tiga cara di atas akan masuk ke dalam kategori saja, yakni membuang di rumah dan diangkut oleh petugas. Kelompok kedua yang tidak terlalu besar adalah mereka yang membuang sampah di luar rumah mereka atau di tempat bersama untuk kemudian diangkut oleh petugas. Prosentase kelompok ini adalah sebanyak 10%. Sementara, mereka yang membuang ke tempat terbuka mencakup sekitar 7,2%, terdiri dari mereka yang membuang ke sungai (5,2%), di luar rumah/ ruang terbuka (1,2%), kali kecil (0,2%), selokan (0,4%) dan kolam ikan/ tambak (0,2%).
Tabel 1: Cara Pembuangan Sampah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga?
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas pemda/ kelurahan Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masy arakat/ RT/ RW Dikumpulkan di rumah, diangkut perusahaan swast a Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy / RT/ RW Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut perusahaan swasta Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu didiamkan Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/ Depo Dibuang di luar hlm rumah: ke lubang/ tempat sampah Dibuang ke luar rumah: sungai Dibuang ke luar rumah: kali/ sungai kecil Dibuang di luar rumah: selokan/ parit Dibuang di luar rumah: lub galian/ kolam ikan/ tambak Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Dibuang di luar rumah: tidak tahu ke mana Langsung dibakar Lainny a (sebutkan) Tidak tahu Total
Frequency 70 161 25 81 28 7 7 78 1 5 195 280 16 37 4 3 4 17 3 122 10 7 1160
Percent 6,0 13,8 2,2 7,0 2,4 ,6 ,6 6,7 ,1 ,4 16,8 24,1 1,4 3,2 ,4 ,2 ,3 1,5 ,2 10,5 ,9 ,6 100,0
Valid Percent 6,0 13,8 2,2 7,0 2,4 ,6 ,6 6,7 ,1 ,4 16,8 24,1 1,4 3,2 ,4 ,2 ,3 1,5 ,2 10,5 ,9 ,6 100,0
Cumulat iv e Percent 6,0 19,9 22,0 29,0 31,5 32,0 32,7 39,4 39,4 39,9 56,7 80,8 82,2 85,4 85,8 86,0 86,3 87,8 88,0 98,6 99,4 100,0
Data sedetail tabel di atas memang kurang banyak bermanfaat menyediakan gambaran mengenai tingkat risiko kesehatan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat. Seperti telah disampaikan di muka, penanganan sampah yang aman adalah di mana rumah tangga mendapat layanan pengangkutan yang memadai. Untuk kepentingan identifikasi tingkat risiko kesehatan lingkungan, rincian cara pembuangan di atas kemudian disederhanakan utamanya berdasarkan dua kategori besar, yakni 1) penerima layanan sampah dan 2) non penerima layanan sampah.
Diagram 1: Penerima Layanan N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal
P13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga k_p13 Kategori Penerima Layanan Pengangkutan Sampah
Non Penerima Lay anan Sampah Penerima Lay anan Pengangkut an Sampah Total
Frequency 788 372 1160
Percent 68,0 32,0 100,0
Valid Percent 68,0 32,0 100,0
Cumulat iv e Percent 68,0 100,0
Kategori Penerima Layanan Pengangkutan Sampah Non Penerima Layanan Sampah Penerima Layanan Pengangkutan Sampah
32.03% 67.97%
Cases weighted by Bobot
Terkait dengan penerimaan layanan pengangkutan sampah, diagram di atas menunjukkan bahwa sekitar 84% dari total rumah tangga di Kota Pontianak ditemui menerima layanan pengangkutan. Sementara, sekitar 16% melaporkan belum menerima layanan pengangkutan. Mereka yang masuk dalam kategori penerima layanan pengangkutan sampah adalah mereka yang mengumpulkan sampah di rumah atau di tempat bersama di luar rumah untuk kemudian diangkut oleh petugas pengangkutan secara rutin. Diagram 2: Frekuensi Pengangkutan N = 1855, Filter: P13 = 11 - 23, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P14 Seberapa sering sampah diangkut? p14 Seberapa sering sampah diangkut?
Valid
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Beberapa kali dalam sebulan Setiap bulan Tidak tahu Total
Frequency 202
Percent 54,5
133
35,9
24
6,5
2
,6
1 9 372
,2 2,3 100,0
Seberapa sering sampah diangkut? Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Beberapa kali dalam sebulan Setiap bulan Tidak tahu
2.31% 0.25% 0.58% 6.51%
35.89%
54.46%
Cases weighted by Bobot
Bagi yang mendapatkan layanan, maka frekuensi pengangkutan yang paling umum diterima adalah frekuensi pengangkutan setiap hari (66,7%). Sekitar 30% rumah tangga melaporkan sampahnya diangkut beberapa kali dalam seminggu. Frekuensi lain didapat sangat kecil. Semisal, mereka yang menerima pengangkutan sekali dalam seminggu hanya 1,6% dari total rumah tangga. Standar minimum dalam indikator-indikator global tentang layanan angkutan sampah rumah tangga adalah seminggu sekali. Dengan demikian, maka kebanyakan rumah tangga di Kota Pontianak yang menerima layanan pengangkutan sampah sebetulnya dapat dikategorikan telah mendapat layanan yang memadai. Hanya sedikit yang belum mendapatkan layanan yang memadai dalam hal frekuensi pengangkutan.
Diagram 3: Ketepatan Waktu Pengangkutan N = 1855, Filter: P13 = 11 - 23, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P15 Dari pengalaman Ibu, dalam sebulan terakhir, apakah sampah diangkut tepat waktu? p15 Dari pengalaman Ibu, dalam sebulan terakhir, apakah sampah diangkut tepat waktu?
Selalu tepat waktu Kebanyakan tepat waktu Kadang tepat waktu, kadang tidak Sering terlambat Tidak tahu Total
Frequency 183 42
Percent 49,2 11,4
Valid Percent 49,2 11,4
Cumulative Percent 49,2 60,6
129
34,6
34,6
95,2
2 16 372
,5 4,3 100,0
,5 4,3 100,0
95,7 100,0
Dari pengalaman Ibu, dalam sebulan terakhir, apakah sampah diangkut tepat waktu? Selalu tepat waktu Kebanyakan tepat waktu Kadang tepat waktu, kadang tidak Sering terlambat Tidak tahu
4.31%
0.54%
34.59% 49.21%
11.35%
Cases weighted by Bobot
Bila rumah tangga diminta menilai layanan pengangkutan dalam sebulan terakhir, maka seperti tampak pada diagram di atas, kebanyakan menilainya cukup positif (82%). Sekitar 64% menilai layanan yang mereka terima selalu tepat waktu. Sekitar 18% dari total rumah tangga menyatakan layanan pengangkutan yang mereka terima kebanyakan tepat waktu. Sementara, seperti terlihat dalam diagram di atas, ada sejumlah proporsi rumah tangga yang melaporkan bahwa pelayanan yang mereka terima kurang memuaskan. Sekitar 17% dari total rumah tangga menilai layanan pengangkutan sampah yang mereka terima dalam sebulan terakhir kadang tepat waktu kadang tidak. Hanya sekitar 1,2% bahkan menilainya sering atau selalu terlambat. Diagram 4: Pemilahan Sampah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P19 Apakah Ibu memisah-misah sampah sebelum dibuang? p19 Apakah Ibu memi sah-misah sampah sebelum dibuang?
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 227 933 1160
Percent 19,6 80,4 100,0
Valid Percent 19,6 80,4 100,0
Apakah Ibu memisah-misah sampah sebelum dibuang? Ya Tidak
19.6%
80.4%
Cases weighted by Bobot
Cumulat iv e Percent 19,6 100,0
Seperti diketahui secara luas, rumah tangga sebetulnya dapat ikut berperan dalam mengurangi volume sampah dengan berbagai cara. Contoh yang cukup populer adalah dengan melakukan pemilahan dan memanfaatkan kembali atau mengolah sampah-sampah tertentu. Terkait dengan ini, EHRA di Kota Pontianak mencoba mengetahui praktik pemilahan di rumah tangga. Dari EHRA diperoleh gambaran bahwa sekitar 10% dari total rumah tangga melakukan pemilahan sampah. Dari yang 10% itu, sekitar 78% melakukan pemilahan sampah yang terbuat dari logam, gelas atau plastik. Sementara, sekitar 76% melaporkan melakukan pemilahan sampah yang terbuat dari bahan organik atau sampah basah atau dikenal juga sebagai sampah dapur. Diagram 5: Pemilahan Sampah N = 212, Filter: P19 = 1, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P20A Jenis sampah apa yg biasanya Ibu pisahkan? - Organik/ sampah basah/ dapur P20D Jenis sampah apa yg biasanya Ibu pisahkan? - Logam/ gelas/ plastic p20a Jenis sampah apa yang bi asanya Ibu pisahkan? - Organik/ sampah basah/ dapur
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 107 120 227
Percent 47,1 52,9 100,0
Valid Percent 47,1 52,9 100,0
Cumulat iv e Percent 47,1 100,0
Jenis sampah apa yang biasanya Ibu pisahkan? - Organik/ sampah basah/ dapur
Ya Tidak
52.86%
47.14%
Cases weighted by Bobot
p20d Jenis sampah apa yang biasanya Ibu pisahkan? - Logam/ gelas/ pl astik
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 161 66 227
Percent 70,8 29,2 100,0
Valid Percent 70,8 29,2 100,0
Cumulat iv e Percent 70,8 100,0
Jenis sampah apa yang biasanya Ibu pisahkan? - Logam/ gelas/ plastik
Ya Tidak
66.35 160.96
Cases weighted by Bobot
Secara umum dapat dikatakan bahwa proporsi ini masih sedikit untuk membantu pengurangan volume sampah kota. Dengan kata lain, masih banyak kerja yang diperlukan untuk mengajak warga berpartisipasi dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Masih sedikitnya rumah tangga di Kota Pontianak yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga juga tertangkap selama pengamatan di rumah. Seperti terbaca pada diagram di bawah hanya sekitar 2% rumah tangga di Kota Pontianak yang diamati tengah membuat kompos dari sampah basahnya. Dengan kata lain, sekitar 98% rumah tangga di Kota Pontianak masih membuang sampah rumah tangga begitu saja tanpa mempertimbangkan potensi-potensi ekonomi dengan memanfaatkan kembali sampah, misalnya sebagai bahan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Diagram 5: Pemilahan Sampah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal M23 TERLIHAT SAMPAH DIBUAT KOMPOS? m21 Terlihat sampah dibuat kompos?
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 48 1112 1160
Percent 4,2 95,8 100,0
Valid Percent 4,2 95,8 100,0
Cumulative Percent 4,2 100,0
Terlihat sampah dibuat kompos?
4.2%
Ya Tidak
95.8%
Cases weighted by Bobot
Diagram 6: Kebersihan N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal M20A SAMPAH BERSERAKAN DI DALAM RUMAH; M20B SAMPAH BERSERAKAN DI PEKARANGAN RUMAH; M20C SAMPAH BERSERAKAN DI DEPAN PEKARANGAN RUMAH
m18a Sampah berserakan di dalam rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 76 1084 1160
Percent 6,6 93,4 100,0
Valid Percent 6,6 93,4 100,0
Cumulative Percent 6,6 100,0
Sampah berserakan di dalam rumah
6.6%
Ya Tidak
93.4%
Cases weighted by Bobot
m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 316 844 1160
Percent 27,3 72,7 100,0
Valid Percent 27,3 72,7 100,0
Cumulative Percent 27,3 100,0
Sampah berserakan di pekarangan rumah
Ya Tidak
27.27% 72.73%
Cases weighted by Bobot
m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 397 763 1160
Percent 34,3 65,7 100,0
Valid Percent 34,3 65,7 100,0
Sampah berserakan di depan pekarangan rumah
Ya Tidak
34.27% 65.73%
Cumulative Percent 34,3 100,0
Diagram selanjutnya menggambarkan kebersihan rumah tangga dan lingkungannya dari keberadaan sampah. Seperti yang dapat disimak, hanya sekitar 3,4% rumah tangga yang dijumpai memiliki sampah berserakan di rumahnya. Sekitar 5,7% dilaporkan memiliki sampah berserakan di lingkungan pekarangan. Sementara, sekitar 9,2% dilaporkan memiliki sampah berserakan di depan pekarangan rumahnya. Pola yang semacam ini tentu tidak mengagetkan mengingat ini sangat konsisten dengan temuan-temuan sebelumnya yang umumnya menggambarkan bahwa dibandingkan dengan pekarangan atau di luar pekarangan, kebersihan di dalam rumah lebih diutamakan oleh warga. Diagram 7: Wadah Sampah N = 1160, Bobot per kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal M21A PENGUMPULAN SAMPAH: KANTONG PLASTIK-DI DALAM PEKARANGAN RUMAH M21B PENGUMPULAN SAMPAH: KANTONG PLASTIK-DI GANTUNG DI PAGAR M21C PENGUMPULAN SAMPAH: KANTONG PLASTIK-DI TUMPUK DI LUAR RUMAH M21D PENGUMPULAN SAMPAH: KERANJANG-DI DALAM RUMAH M21E PENGUMPULAN SAMPAH: KERANJANG-DI PEKARANGAN RUMAH M21F PENGUMPULAN SAMPAH: KERANJANG-DI LUAR RUMAH M21G PENGUMPULAN SAMPAH: BAK PERMANEN-TERTUTUP M21H PENGUMPULAN SAMPAH: BAK PERMANEN-TERBUKA M21I PENGUMPULAN SAMPAH: LOBANG M21J PENGUMPULAN SAMPAH: DITUMPUK SAJA TANPA WADAH m19a Pengumpul an sampah: kantong plastik-di dal am pekarangan rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 431 729 1160
Percent 37,1 62,9 100,0
Valid Percent 37,1 62,9 100,0
Cumulat iv e Percent 37,1 100,0
m19b Pengumpulan sampah: kantong plastik-di gantung di pagar
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 61 1099 1160
Percent 5,3 94,7 100,0
Valid Percent 5,3 94,7 100,0
Cumulat iv e Percent 5,3 100,0
m19c Pengumpul an sampah: kantong plastik-di tumpuk di luar rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 196 964 1160
Percent 16,9 83,1 100,0
Valid Percent 16,9 83,1 100,0
Cumulat iv e Percent 16,9 100,0
m19d Pengumpulan sampah: keranjang-di dalam rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 310 850 1160
Percent 26,7 73,3 100,0
Valid Percent 26,7 73,3 100,0
Cumulat iv e Percent 26,7 100,0
m19e Pengumpul an sampah: keranjang-di pekarangan rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 71 1089 1160
Percent 6,1 93,9 100,0
Valid Percent 6,1 93,9 100,0
Cumulat iv e Percent 6,1 100,0
m19f Pengumpulan sampah: keranjang-di luar rumah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 73 1087 1160
Percent 6,3 93,7 100,0
Valid Percent 6,3 93,7 100,0
Cumulat iv e Percent 6,3 100,0
m19g Pengumpulan sampah: bak permanen-tertutup
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 31 1129 1160
Percent 2,7 97,3 100,0
Valid Percent 2,7 97,3 100,0
Cumulat iv e Percent 2,7 100,0
m19h Pengumpulan sampah: bak permanen-terbuka
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 22 1138 1160
Percent 1,9 98,1 100,0
Valid Percent 1,9 98,1 100,0
Cumulat iv e Percent 1,9 100,0
m19i Pengumpulan sampah: lobang
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 24 1136 1160
Percent 2,1 97,9 100,0
Valid Percent 2,1 97,9 100,0
Cumulat iv e Percent 2,1 100,0
m19j Pengumpulan sampah: ditumpuk saja tanpa wadah
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 191 969 1160
Percent 16,5 83,5 100,0
Valid Percent 16,5 83,5 100,0
Cumulat iv e Percent 16,5 100,0
Diagram yang disajikan dalam bagian ini adalah wadah penyimpanan sampah. Seperti terlihat di atas, hanya sedikit rumah tangga yang tidak mewadahi sampahnya (2%). Namun, secara umum, rumah tangga yang mewadahi sampahnya secara kurang aman pun masih cukup banyak terlihat, semisal kantong plastik yang ditumpuk di luar rumah (24%), kantong plastik di dalam pekarangan rumah (23%). Dari opsi-opsi yang ada, wadah sampah berupa bak permanen yang tertutup merupakan yang paling aman. Di sini, proporsinya sebetulnya cukup banyak dibanding kota-kota lain, yakni sekitar 15%. Tabel-tabel selanjutnya merinci kondisi penanganan sampah rumah tangga di masing-masing kelurahan. Tabel 1: Cara Pembuangan Sampah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal P13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga dl_2 Nama Kecamatan = 1 Pontianak Selatan a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas pemda/ kelurahan Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masyarakat/ RT/ RW Dikumpulkan di rumah, diangkut perusahaan swasta Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy/ RT/ RW Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Dibuang ke luar rumah: sungai Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Langsung dibakar Lainnya (sebutkan) Tidak tahu Total a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan
Benua Melay u Laut 3 13,0% 2
dl_3 Nama Kelurahan Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru 0 1 0 ,0% 2,8% ,0% 46 12 0
Akcaya 5 13,2% 3
Total 9 4,6% 63
8,7%
67,6%
33,3%
,0%
7,9%
32,3%
0 ,0% 2 8,7% 1 4,3% 1 4,3% 3 13,0% 1 4,3% 4 17,4% 5 21,7% 0 ,0% 1 4,3% 0 ,0% 0 ,0% 23 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 17 25,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 5 7,4% 68 100,0%
2 5,6% 3 8,3% 3 8,3% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 3 8,3% 0 ,0% 2 5,6% 8 22,2% 2 5,6% 0 ,0% 36 100,0%
0 ,0% 1 3,3% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 11 36,7% 8 26,7% 0 ,0% 0 ,0% 10 33,3% 0 ,0% 0 ,0% 30 100,0%
3 7,9% 0 ,0% 1 2,6% 0 ,0% 17 44,7% 2 5,3% 6 15,8% 0 ,0% 0 ,0% 1 2,6% 0 ,0% 0 ,0% 38 100,0%
5 2,6% 6 3,1% 5 2,6% 1 ,5% 20 10,3% 14 7,2% 38 19,5% 5 2,6% 2 1,0% 20 10,3% 2 1,0% 5 2,6% 195 100,0%
dl_2 Nama Kecamatan = 2 Pontianak Timur a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
dl_3 Nama Kelurahan
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masyarakat/ RT/ RW Dikumpulkan di rumah, diangkut perusahaan swasta Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy/ RT/ RW Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu didiamkan Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Dibuang di luar hlm rumah: ke lubang/ tempat sampah Dibuang ke luar rumah: sungai Dibuang ke luar rumah: kali/ sungai kecil Dibuang di luar rumah: selokan/ parit Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Dibuang di luar rumah: tidak tahu ke mana Langsung dibakar Lainnya (sebutkan) Total a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur
Parit May or 0 ,0% 0
Banjar Serasan 0 ,0% 0
0 ,0% 1
Tanjung Hulu 16 45,7% 0
Tanjung Hilir 0 ,0% 0
Dalam Bugis 3 7,9% 0
Tambelan Sampit 0 ,0% 0
,0%
,0%
4,3%
,0%
,0%
,0%
,0%
,6%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 3 100,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 3 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 5,9% 0 ,0% 1 5,9% 7 41,2% 1 5,9% 0 ,0% 6 35,3% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 5,9% 0 ,0% 17 100,0%
1 4,3% 1 4,3% 0 ,0% 1 4,3% 0 ,0% 0 ,0% 14 60,9% 5 21,7% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 23 100,0%
0 ,0% 1 2,9% 0 ,0% 3 8,6% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 2,9% 0 ,0% 2 5,7% 1 2,9% 0 ,0% 1 2,9% 0 ,0% 7 20,0% 3 8,6% 35 100,0%
1 4,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 4,0% 0 ,0% 7 28,0% 3 12,0% 1 4,0% 4 16,0% 2 8,0% 0 ,0% 1 4,0% 1 4,0% 4 16,0% 0 ,0% 25 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 2,6% 0 ,0% 0 ,0% 12 31,6% 3 7,9% 10 26,3% 0 ,0% 0 ,0% 3 7,9% 3 7,9% 0 ,0% 3 7,9% 0 ,0% 38 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 6,7% 3 20,0% 2 13,3% 0 ,0% 8 53,3% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 6,7% 0 ,0% 15 100,0%
2 1,3% 2 1,3% 0 ,0% 6 3,8% 1 ,6% 2 1,3% 46 29,5% 15 9,6% 11 7,1% 20 12,8% 3 1,9% 3 1,9% 5 3,2% 1 ,6% 16 10,3% 3 1,9% 156 100,0%
Saigon
Total 19 12,2% 1
dl_2 Nama Kecamatan = 3 Pontianak Barat a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas pemda/ kelurahan Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masy arakat/ RT/ RW Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy / RT/ RW Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Dibuang di luar hlm rumah: ke lubang/ tempat sampah Dibuang ke luar rumah: sungai Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Langsung dibakar Lainny a (sebutkan) Total
Pal Lima 0 ,0% 0
dl_3 Nama Kelurahan Sui Jawi Dalam Sui Jawi Luar 0 40 ,0% 44,9% 0 0
Sui Beliung 19 22,9% 11
Total 59 23,7% 11
,0%
,0%
,0%
13,3%
4,4%
0 ,0% 0 ,0% 1 4,8% 1 4,8% 6 28,6% 11 52,4% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 2 9,5% 0 ,0% 21 100,0%
15 26,8% 3 5,4% 3 5,4% 0 ,0% 3 5,4% 17 30,4% 1 1,8% 0 ,0% 0 ,0% 13 23,2% 1 1,8% 56 100,0%
45 50,6% 0 ,0% 2 2,2% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 2 2,2% 0 ,0% 89 100,0%
4 4,8% 2 2,4% 2 2,4% 0 ,0% 8 9,6% 2 2,4% 0 ,0% 6 7,2% 4 4,8% 23 27,7% 2 2,4% 83 100,0%
64 25,7% 5 2,0% 8 3,2% 1 ,4% 17 6,8% 30 12,0% 1 ,4% 6 2,4% 4 1,6% 40 16,1% 3 1,2% 249 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat
dl_2 Nama Kecamatan = 4 Pontianak Utara
a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masyarakat/ RT/ RW Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy/ RT/ RW Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Dibuang ke luar rumah: sungai Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Dibuang di luar rumah: tidak tahu ke mana Langsung dibakar Lainnya (sebutkan) Tidak tahu Total
Siantan Hulu 2 2,6% 0
dl_3 Nama Kelurahan Siantan Tengah Siantan Hilir 29 3 43,9% 5,3% 0 0
Batu Layang 0 ,0% 1
Total 34 14,2% 1
,0%
,0%
,0%
2,6%
,4%
4 5,2% 2 2,6% 15 19,5% 0 ,0% 12 15,6% 15 19,5% 2 2,6% 2 2,6% 2 2,6% 21 27,3% 0 ,0% 0 ,0% 77 100,0%
3 4,5% 2 3,0% 8 12,1% 0 ,0% 8 12,1% 10 15,2% 3 4,5% 0 ,0% 0 ,0% 3 4,5% 0 ,0% 0 ,0% 66 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 6 10,5% 0 ,0% 29 50,9% 10 17,5% 0 ,0% 1 1,8% 0 ,0% 7 12,3% 1 1,8% 0 ,0% 57 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 10 25,6% 1 2,6% 25 64,1% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 2,6% 0 ,0% 1 2,6% 39 100,0%
7 2,9% 4 1,7% 39 16,3% 1 ,4% 74 31,0% 35 14,6% 5 2,1% 3 1,3% 2 ,8% 32 13,4% 1 ,4% 1 ,4% 239 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Utara
dl_2 Nama Kecamatan = 5 Pontianak Kota
a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masyarakat/ RT/ RW Dikumpulkan di rumah, diangkut perusahaan swasta Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy/ RT/ RW Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut perusahaan swasta Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Dibuang di luar hlm rumah: ke lubang/ tempat sampah Dibuang di luar rumah: lub galian/ kolam ikan/ tambak Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka Langsung dibakar Total
Sui Bangkong 2 2,1% 10
dl_3 Nama Kelurahan Darat Sekip Tengah Mariana 4 5 1 15,4% 27,8% 5,3% 1 0 0
Sui Jawi 0 ,0% 7
Total 12 5,1% 18
10,3%
3,8%
,0%
,0%
9,5%
7,7%
2 2,1% 0 ,0% 2 2,1% 2 2,1% 2 2,1% 25 25,8% 52 53,6% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 97 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 20 76,9% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 3,8% 26 100,0%
0 ,0% 1 5,6% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 12 66,7% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 18 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 3 15,8% 15 78,9% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 19 100,0%
2 2,7% 9 12,2% 4 5,4% 0 ,0% 0 ,0% 4 5,4% 36 48,6% 4 5,4% 4 5,4% 2 2,7% 2 2,7% 74 100,0%
4 1,7% 10 4,3% 6 2,6% 2 ,9% 2 ,9% 32 13,7% 135 57,7% 4 1,7% 4 1,7% 2 ,9% 3 1,3% 234 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
dl_2 Nama Kecamatan = 6 Pontianak Tenggara
a p13 Utamanya, bagaimana cara Ibu membuang sampah rumah tangga? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas pemda/ kelurahan Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas masyarakat/ RT/ RW
Bansir Laut 1 4,5% 4
Dikumpulkan di rumah, diangkut perusahaan swasta Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas pemerintah Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas masy/ RT/ RW Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut perusahaan swasta Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo Langsung dibakar Tidak tahu Total
dl_3 Nama Kelurahan Bangka Bansir Darat Belitung Laut 1 0 7,7% ,0% 4 0
Bangka Belitung Darat 0 ,0% 16
Total 2 2,2% 24
18,2%
30,8%
,0%
59,3%
26,7%
2 9,1% 5 22,7% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 3 13,6% 7 31,8% 0 ,0% 22 100,0%
0 ,0% 1 7,7% 0 ,0% 1 7,7% 1 7,7% 0 ,0% 1 7,7% 3 23,1% 1 7,7% 0 ,0% 13 100,0%
1 3,6% 0 ,0% 1 3,6% 0 ,0% 0 ,0% 1 3,6% 11 39,3% 12 42,9% 2 7,1% 0 ,0% 28 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 3,7% 0 ,0% 0 ,0% 8 29,6% 1 3,7% 1 3,7% 27 100,0%
3 3,3% 6 6,7% 1 1,1% 1 1,1% 2 2,2% 1 1,1% 12 13,3% 26 28,9% 11 12,2% 1 1,1% 90 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
Tabel Kelurahan 3: Frekuensi Pengangkutan N = 784, Filter: P13 = 11 - 23, Bobot: Besar populasi kelurahan, Wawancara, Jawaban tunggal
P14 Seberapa sering sampah diangkut? dl_2 Nama Kecamatan = 1 Pontianak Selatan a p14 Seberapa sering sampah diangkut? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabul ation
Benua Melay u Laut 6 75,0% 0
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Beberapa kali dalam sebulan Setiap bulan Tidak tahu Total
dl_3 Nama Kelurahan Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru 39 10 0 84,8% 52,6% ,0% 5 9 0
Akcay a 6 50,0% 4
Total 61 70,9% 18
,0%
10,9%
47,4%
,0%
33,3%
20,9%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 2 25,0% 8 100,0%
0 ,0% 2 4,3% 0 ,0% 0 ,0% 46 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 19 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 0 ,0% 1 100,0% 1 100,0%
1 8,3% 0 ,0% 1 8,3% 0 ,0% 12 100,0%
1 1,2% 2 2,3% 1 1,2% 3 3,5% 86 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan
dl_2 Nama Kecamatan = 2 Pontianak Timur a p14 Seberapa sering sampah diangkut? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabul ation
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu
Parit May or 0 . 0
Tidak tahu Total
dl_3 Nama Kelurahan Tanjung Hulu Tanjung Hilir 1 9 1 33,3% 52,9% 100,0% 1 8 0
Saigon
Dalam Bugis 0 ,0% 3
Total 11 45,8% 12
.
33,3%
47,1%
,0%
100,0%
50,0%
0 . 0 .
1 33,3% 3 100,0%
0 ,0% 17 100,0%
0 ,0% 1 100,0%
0 ,0% 3 100,0%
1 4,2% 24 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur
dl_2 Nama Kecamatan = 3 Pontianak Barat p14
Seber apa ser ing sampah d iang kut? * dl_3
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Tidak tahu Total
a Nama Kelu rah an Cro sstabul ation
dl_3 Nama Kelurahan Sui Jawi Dalam Sui Jawi Luar Sui Beliung 6 36 8 33,3% 41,9% 22,2% 8 43 17
Total 50 35,7% 68
44,4%
50,0%
47,2%
48,6%
1 5,6% 3 16,7% 18 100,0%
7 8,1% 0 ,0% 86 100,0%
11 30,6% 0 ,0% 36 100,0%
19 13,6% 3 2,1% 140 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat
dl_2 Nama Kecamatan = 4 Pontianak Utara
p14 Seberapa sering sampah diangkut? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulatiaon
Siantan Hulu 0 ,0% 6
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu Total
dl_3 Nama Kelurahan Siantan Tengah Siantan Hilir 17 0 53,1% ,0% 13 0
Batu Lay ang 1 100,0% 0
Total 18 42,9% 19
100,0%
40,6%
,0%
,0%
45,2%
0 ,0% 6 100,0%
2 6,3% 32 100,0%
3 100,0% 3 100,0%
0 ,0% 1 100,0%
5 11,9% 42 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Utara
dl_2 Nama Kecamatan = 5 Pontianak Kota a p14 Seberapa sering sampah diangkut? * dl_3 Nama Kel urahan Crosstabulation
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Beberapa kali dalam sebulan Tidak tahu Total
Sui Bangkong 12 75,0% 2
dl_3 Nama Kelurahan Darat Sekip Tengah Mariana 4 1 1 100,0% 20,0% 100,0% 0 4 0
Sui Jawi 21 100,0% 0
Total 39 83,0% 6
12,5%
,0%
80,0%
,0%
,0%
12,8%
0 ,0% 2 12,5% 16 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 4 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 5 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 1 100,0%
0 ,0% 0 ,0% 21 100,0%
0 ,0% 2 4,3% 47 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
dl_2 Nama Kecamatan = 6 Pontianak Tenggara p14 Seberapa sering sampah diangkut? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulatiaon
Setiap hari Beberapa kali dalam seminggu Tidak tahu Total
Bansir Laut 8 80,0% 2
dl_3 Nama Kelurahan Bangka Bansir Darat Belitung Laut 3 1 50,0% 100,0% 3 0
Bangka Belitung Darat 11 68,8% 5
Total 23 69,7% 10
20,0%
50,0%
,0%
31,3%
30,3%
0 ,0% 10 100,0%
0 ,0% 6 100,0%
0 ,0% 1 100,0%
0 ,0% 16 100,0%
0 ,0% 33 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
Tabel Kelurahan 6: Pemilahan Sampah 2 N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal
M23 TERLIHAT SAMPAH DIBUAT KOMPOS? dl_2 Nama Kecamatan = 1 Pontianak Selatan a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya Benua Melay u Laut Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru Akcay a Total
0 0 0 1 0 1
Tidak ,0% ,0% ,0% 3,3% ,0% ,5%
23 68 33 29 37 190
Total 100,0% 100,0% 100,0% 96,7% 100,0% 99,5%
23 68 33 30 37 191
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan
dl_2 Nama Kecamatan = 2 Pontianak Timur a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya
Tidak
Count Parit May or Banjar Serasan Saigon Tanjung Hulu Tanjung Hilir Dalam Bugis Tambelan Sampit Total
Total
Count 0 0 0 1 0 1 0 2
,0% ,0% ,0% 2,9% ,0% 2,6% ,0% 1,3%
5 19 21 33 23 37 16 154
Count 100,0% 100,0% 100,0% 97,1% 100,0% 97,4% 100,0% 98,7%
5 19 21 34 23 38 16 156
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur
dl_2 Nama Kecamatan = 3 Pontianak Barat a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya
Tidak
Count Pal Sui Sui Sui Total
Lima Jawi Dalam Jawi Luar Beliung
2 1 2 0 5
9,5% 1,8% 2,2% ,0% 2,0%
Count 19 55 87 84 245
Total 90,5% 98,2% 97,8% 100,0% 98,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat
dl_2 Nama Kecamatan = 4 Pontianak Utara
Count 21 56 89 84 250
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya Siantan Hulu Siantan Tengah Siantan Hilir Batu Lay ang Total
4 0 6 13 23
Tidak 5,2% ,0% 10,3% 34,2% 9,6%
73 67 52 25 217
Total
94,8% 100,0% 89,7% 65,8% 90,4%
77 67 58 38 240
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Utara
dl_2 Nama Kecamatan = 5 Pontianak Kota a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya Sui Bangkong Darat Sekip Tengah Mariana Sui Jawi Total
Count 12 0 0 1 0 13
Tidak Count 86 25 18 19 71 219
12,2% ,0% ,0% 5,0% ,0% 5,6%
Total 87,8% 100,0% 100,0% 95,0% 100,0% 94,4%
Count 98 25 18 20 71 232
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
dl_2 Nama Kecamatan = 6 Pontianak Tenggara a m21 Terlihat sampah dibuat kompos? * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Ya
Tidak
Count Bansir Laut Bansir Darat Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat Total
Total
1 1
4,8% 7,7%
Count 20 12
95,2% 92,3%
Count 21 13
100,0% 100,0%
1
3,6%
27
96,4%
28
100,0%
1
3,7%
26
96,3%
27
100,0%
4
4,5%
85
95,5%
89
100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
Tabel Kelurahan 7: Kebersihan N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Jawaban tunggal
M20A SAMPAH BERSERAKAN DI DALAM RUMAH M20B SAMPAH BERSERAKAN DI PEKARANGAN RUMAH M20C SAMPAH BERSERAKAN DI DEPAN PEKARANGAN RUMAH dl_2 Nama Kecamatan = 1 Pontianak Selatan a m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Count Benua Melay u Laut Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru Akcay a Total
1 5 5 1 1 13
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 4,3% 7,4% 15,2% 3,4% 2,7% 6,8%
Count 22 63 28 28 36 177
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 95,7% 92,6% 84,8% 96,6% 97,3% 93,2%
Count 23 68 33 29 37 190
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Benua Melay u Laut Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru Akcay a Total
Count 2
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 8,7%
Count 21
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 91,3%
Count 23
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0%
8
11,9%
59
88,1%
67
100,0%
6 9 6 31
17,6% 30,0% 16,2% 16,2%
28 21 31 160
82,4% 70,0% 83,8% 83,8%
34 30 37 191
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan
m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulatiaon
Benua Melay u Laut Benua Melay u Darat Parit Tokay a Kota Baru Akcay a Total
Count 2 22 8 17 7 56
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 8,7% 32,4% 23,5% 56,7% 19,4% 29,3%
Count 21 46 26 13 29 135
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 91,3% 67,6% 76,5% 43,3% 80,6% 70,7%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Selatan
dl_2 Nama Kecamatan = 2 Pontianak Timur
Count 23 68 34 30 36 191
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulati aon
Parit May or Banjar Serasan Saigon Tanjung Hulu Tanjung Hilir Dalam Bugis Tambelan Sampit Total
Count 0 3 1 0 4 6 0 14
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan ,0% 15,8% 4,8% ,0% 16,7% 15,8% ,0% 8,9%
Count 5 16 20 34 20 32 16 143
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 84,2% 95,2% 100,0% 83,3% 84,2% 100,0% 91,1%
Count 5 19 21 34 24 38 16 157
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Parit May or Banjar Serasan Saigon Tanjung Hulu Tanjung Hilir Dalam Bugis Tambelan Sampit Total
Count 3 16 2 7 8 16 10 62
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 60,0% 84,2% 9,5% 20,6% 34,8% 42,1% 62,5% 39,7%
Count 2 3 19 27 15 22 6 94
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 40,0% 15,8% 90,5% 79,4% 65,2% 57,9% 37,5% 60,3%
Count 5 19 21 34 23 38 16 156
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur a m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Parit May or Banjar Serasan Saigon Tanjung Hulu Tanjung Hilir Dalam Bugis Tambelan Sampit Total
Count 4 17 3 10 13 30
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 80,0% 89,5% 13,6% 29,4% 54,2% 76,9%
Count 1 2 19 24 11 9
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 20,0% 10,5% 86,4% 70,6% 45,8% 23,1%
Count 5 19 22 34 24 39
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
13
81,3%
3
18,8%
16
100,0%
90
56,6%
69
43,4%
159
100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Timur
dl_2 Nama Kecamatan = 3 Pontianak Barat
a m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Pal Sui Sui Sui Total
Lima Jawi Dalam Jawi Luar Beliung
Count 1 7 4 17 29
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 5,0% 12,5% 4,5% 20,0% 11,6%
Count 19 49 85 68 221
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 95,0% 87,5% 95,5% 80,0% 88,4%
Count 20 56 89 85 250
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Pal Sui Sui Sui Total
Lima Jawi Dalam Jawi Luar Beliung
Count 4 13 29 65 111
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 20,0% 22,8% 32,2% 77,4% 44,2%
Count 16 44 61 19 140
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 80,0% 77,2% 67,8% 22,6% 55,8%
Count 20 57 90 84 251
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat
a m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Pal Sui Sui Sui Total
Lima Jawi Dalam Jawi Luar Beliung
Count 4 14 22 72 112
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 20,0% 25,0% 24,7% 84,7% 44,8%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Barat
dl_2 Nama Kecamatan = 4 Pontianak Utara
Count 16 42 67 13 138
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 80,0% 75,0% 75,3% 15,3% 55,2%
Count 20 56 89 85 250
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulati aon
Siantan Hulu Siantan Tengah Siantan Hilir Batu Lay ang Total
Count 2 3 4 0 9
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 2,6% 4,5% 6,9% ,0% 3,8%
Count 75 64 54 38 231
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 97,4% 95,5% 93,1% 100,0% 96,3%
Count 77 67 58 38 240
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Utara a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Siantan Hulu Siantan Tengah Siantan Hilir Batu Lay ang Total
Count 21 20 33 4 78
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 27,3% 29,9% 56,9% 10,3% 32,4%
Count 56 47 25 35 163
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 72,7% 70,1% 43,1% 89,7% 67,6%
Count 77 67 58 39 241
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Ut ara a m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Siantan Hulu Siantan Tengah Siantan Hilir Batu Lay ang Total
Count 29 24 30 4 87
Ya % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 37,7% 35,3% 51,7% 10,3% 36,0%
Count 48 44 28 35 155
Tidak % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 62,3% 64,7% 48,3% 89,7% 64,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Utara
dl_2 Nama Kecamatan = 5 Pontianak Kota
Count 77 68 58 39 242
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulati aon
Sui Bangkong Darat Sekip Tengah Mariana Sui Jawi Total
m18a Sampah berserakan di dalam rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 0 ,0% 99 100,0% 0 ,0% 25 100,0% 1 5,3% 18 94,7% 1 5,3% 18 94,7% 2 2,8% 70 97,2% 4 1,7% 230 98,3%
Count 99 25 19 19 72 234
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Sui Bangkong Darat Sekip Tengah Mariana Sui Jawi Total
m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 0 ,0% 99 100,0% 2 8,0% 23 92,0% 4 22,2% 14 77,8% 5 25,0% 15 75,0% 9 12,5% 63 87,5% 20 8,5% 214 91,5%
Count 99 25 18 20 72 234
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
a m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabul ation
Sui Bangkong Darat Sekip Tengah Mariana Sui Jawi Total
m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 0 ,0% 99 100,0% 2 8,3% 22 91,7% 9 47,4% 10 52,6% 9 45,0% 11 55,0% 14 19,7% 57 80,3% 34 14,6% 199 85,4%
Count 99 24 19 20 71 233
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Kota
dl_2 Nama Kecamatan = 6 Pontianak Tenggara
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a m18a Sampah berserakan di dalam rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Bansir Laut Bansir Darat Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat Total
m18a Sampah berserakan di dalam rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 4 20,0% 16 80,0% 0 ,0% 13 100,0% 1 3,6% 27 96,4% 1 3,7% 26 96,3% 6 6,8% 82 93,2%
Count 20 13 28 27 88
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
a m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulation
Bansir Laut Bansir Darat Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat Total
m18b Sampah berserakan di pekarangan rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 8 40,0% 12 60,0% 0 ,0% 14 100,0% 3 10,7% 25 89,3%
Count 20 14 28
Total % wit hin dl_3 Nama Kelurahan 100,0% 100,0% 100,0%
3
11,1%
24
88,9%
27
100,0%
14
15,7%
75
84,3%
89
100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah * dl_3 Nama Kelurahan Crosstabulatiaon
Bansir Laut Bansir Darat Bangka Belitung Laut Bangka Belitung Darat Total
m18c Sampah berserakan di depan pekarangan rumah Ya Tidak % wit hin dl_3 % wit hin dl_3 Nama Nama Count Kelurahan Count Kelurahan 7 35,0% 13 65,0% 1 7,7% 12 92,3% 11 40,7% 16 59,3%
Total % wit hin dl_3 Nama Count Kelurahan 20 100,0% 13 100,0% 27 100,0%
0
,0%
27
100,0%
27
100,0%
19
21,8%
68
78,2%
87
100,0%
a. dl_2 Nama Kecamatan = Pontianak Tenggara
KONDISI JALAN DI DEPAN RUMAH Bagian ini menyajikan hasil pengamatan kader pada kondisi jalan di depan rumah yang mereka kunjungi. Tiga hal yang diamati atau diukur mencakup 1) lebar jalan, 2) kondisi permukaan jalan, dan 3) genangan air di dekat rumah. Lebar jalan adalah sebuah indikator tidak langsung untuk status ekonomi rumah tangga. Rumah tangga yang terletak di ruas jalan yang lebar, misalnya lebar untuk dimasuki mobil, umumnya memiliki kondisi ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah yang berada di gang-gang sempit. Seperti umum diketahui, lebar jalan di depan rumah adalah salah satu penentu harga rumah. Selain indikator tidak langsung dari status ekonomi rumah tangga, lebar jalan pun menjadi masukan yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan model teknologi dan proses konstruksi fasilitas sanitasi. Lebar jalan juga merupakan indikator tidak langsung tentang kepadatan penduduk di sebuah wilayah. Terkait dengan risiko kesehatan lingkungan, telah diketahui luas bahwa mereka yang tinggal di perumahan padat, misalnya di gang-gang sempit, akan memiliki risiko kesehatan lingkungan yang lebih besar ketimbang mereka yang tinggal di lingkungan yang kurang padat. Penyakitpenyakit seperti TBC dan influenza adalah contoh penyakit-penyakit yang mudah menyebar di antara warga yang tinggal di rumah-rumah padat dan berdempetan. Dalam studi EHRA, lebar jalan diukur dengan menggunakan langkah kaki kader di mana satu langkah kaki dikonversikan menjadi setengah (1/2) meter. Yang dimaksud dengan kondisi permukaan jalan adalah apakah jalan di depan rumah dilapisi dengan suatu bahan atau tidak. Pelapisan jalan dapat dilakukan dengan pengaspalan, penyemenan, pemasangan paving block dll. Yang dimaksud dengan tidak dilapisi adalah jalan yang dibiarkan hanya sekedar tanah saja. Pelapisan yang memadai dapat mencegah munculnya genangan air yang menjadi salah satu sumber penularan berbagai penyakit bersumber binatang, misalnya Leptosperosis yang ditularkan melalui genangan air yang mengandung kencing tikus. Dalam EHRA, kader mengamati apakah jalan dilapisi atau tidak. Namun, yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa pengamatan hanya dilakukan di depan rumah yang terpilih saja. Jadi, angka yang didapatkan dalam analisis menunjukkan proporsi rumah yang memiliki jalan yang dilapisi ataupun tidak. Angka itu sama sekali tidak menunjukkan panjang jalan di sebuah kota yang telah dilapisi ataupun tidak. Objek pengamatan ketiga adalah ada atau tidaknya genangan air di jalan di depan rumah terpilih. Dibandingkan dengan kondisi permukaan jalan, indikator ini merupakan faktor risiko yang lebih dekat untuk terjadinya penyakit bersumber binatang. Untuk mengidentifikasi faktor risiko ini, kader diminta untuk berdiri di depan rumah dan melihat kurang lebih sejauh sepuluh meter dari rumah yang tengah dikunjunginya. Untuk lebar jalan, kader EHRA menjumpai bahwa mayoritas rumah di Kota Pontianak berada di depan jalan yang lebarnya 1,5 – 2 meter. Hasil pengukuran kader menunjukkan bahwa cakupannya adalah sekitar 36% dari total rumah atau lebih dari sepertiga dari rumah tangga di Kota Pontianak. Yang kedua terbanyak adalah rumah yang terletak di jalan berlebar antara 2,5 - 5 meter dengan cakupan sekitar 32%. Yang ketiga terbanyak, adalah rumah yang terletak di jalan yang lebarnya antara 1 m atau kurang, dengan cakupan sekitar 23%.
Rumah tangga dengan jalan di depan rumah yang lebih lebar proporsinya ternyata lebih kecil. Untuk 5,5 - 10 m cakupannya hanya sekitar 7% juga. Sementara, 10,5 m atau lebih lebar cakupannya hanya 1% saja. Detail dapat disimak pada diagram di bawah.
Diagram 1: Lebar Jalan di Depan Rumah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Recoded, Jawaban tunggal M24 UKUR LEBAR JALAN/ GANG/ LORONG DI DEPAN RUMAH Lebar Jalan (m)
22.40% 6.72% 0.93% 7.38% 13.26% 1.26% 1.02%
1,00 1,50 2,00 2,50 3,50 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
7.78%
21.01% 18.24%
Cases weighted by Bobot
Kategori Lebar Jalan <=1m 1,5 - 2 m 2,5 - 5 m 5,5 - 10 m > = 10,5 m
39.25% 36.59%
15.36% 7.78% 1.02% Cases weighted by Bobot
Tabel Kelurahan 1: : Lebar Jalan di Depan Rumah N = 1160, Bobot: Besar populasi kelurahan, Pengamatan, Recoded, Jawaban tunggal M24 UKUR LEBAR JALAN/ GANG/ LORONG DI DEPAN RUMAH Jalan_m Lebar Jalan (m)
Valid
1,00 1,50 2,00 2,50 3,50 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 Total
Frequency 90 212 244 154 11 260 78 86 15 12 1160
Percent 7,8 18,2 21,0 13,3 ,9 22,4 6,7 7,4 1,3 1,0 100,0
Valid Percent 7,8 18,2 21,0 13,3 ,9 22,4 6,7 7,4 1,3 1,0 100,0
Cumulat iv e Percent 7,8 26,0 47,0 60,3 61,2 83,6 90,3 97,7 99,0 100,0
k_Jalan_m Kategori Lebar Jalan
Valid
5.2.
<=1m 1,5 - 2 m 2,5 - 5 m 5,5 - 10 m > = 10,5 m Total
Frequency 90 455 424 178 12 1160
Percent 7,8 39,2 36,6 15,4 1,0 100,0
Valid Percent 7,8 39,2 36,6 15,4 1,0 100,0
Cumulat iv e Percent 7,8 47,0 83,6 99,0 100,0
Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Gender di Area Prioritas
Masyarakat yang merupakan salah satu komponen dalam suatu komunitas yang mempunyai posisi penting dalam pembangunan, pengelolaan serta pemeliharaan sanitasi. Namun sejauh ini partisipasi mereka belum mendapat perhatian yang proporsional dari pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya. Oleh karena itu perlu diatur suatu studi yang menilai tentang partisipasi masyarakat dan peran jender dalam pengelolaan dan pemeliharaan sanitasi, baik dalam skala yang paling kecil dalam hal ini tingkat kota sampai pada skala nasional. Studi ini melibatkan masyarakat sebagai subyek secara langsung dan partisipatif akan sangat berguna dalam menyusun strategi pembangunan sistem sanitasi yang efektif dan efisien. Untuk mendapatkan sebuah penilaian yang kredibel dan obyektif dibutuhkan data dan informasi yang valid dan kredibel pula. Untuk itu diperlukan serangkaian survey dan observasi langsung yang terencana dan komprehensif terhadap kondisi partisipasi
masyarakat dan jender serta permasalahan serta solusinya,dalam upaya penanganan sistem sanitasi dalam skala kota beserta prospek pengembangannya di masa yang akan datang. Masyarakat diharapkan mampu mengenali permasalahan terkait dengan sanitasi rumah tinggal dan lingkungan mereka, merencanakan kegiatan, melaksanakan melalui kerjasama dengan berbagai pihak dan pemerintah, serta melakukan evaluasi dan pengembangan kegiatan program secara mandiri dan tepat. Sementara itu pelaksanaan program sanitasi juga diharapkan dapat secara partisipatif, tanpa harus menunggu “perintah” dari pemerintah. Untuk memampukan masyarakat agar memiliki kemampuan seperti di atas, penilaian tentang kondisi sanitasi masyarakat dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang mengadopsi Methodology for Participatory Assessment (MPA). MPA merupakan metodologi yang mendorong keterlibatan, dan antusias masyarakat dalam berpartisipasi yang sangat diharapkan dari metodologi partisipatif yang sudah ada sebelumnya Participatory Rural Assessment (PRA) yang dapat digunakan untuk tujuan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program, termasuk di dalamnya program air bersih dan sanitasi, di tingkat komunitas. MPA terbukti sangat bermanfaat untuk pembangunan diberbagai sektor, yang mengaitkan keberlanjutan pelayanan program dengan kegiatan peka jender, berpihak pada kaum miskin, pendekatan tanggap kebutuhan (Demand Responsive Approach = DRA), menyatakan pola asosiasi antara pelayanan yang baik bisa dimanfaatkan dan berkelanjutan, hingga munculnya berbagai institusi dan pengambil kebijakan mendukung pendekatan ini. Studi tentang Partisipasi Masyarakat dan Jender (PMJ) dilakukan dengan tujuan: a. Terkumpulnya informasi sanitasi secara kuantitatif-sistematis dengan menggunakan alatalat partisipatori, untuk menilai kesinambungan dan ketanggapan terhadap kebutuhan; b. Teridentifikasinya pengalaman masyarakat dalam kegiatan/proyek perbaikan sanitasi, baik yang dilakukan secara swadaya atau gotong royong maupun bantuan dari instansi lain. c. Teridentifikasinya kebutuhan dan kesanggupan masyarakat untuk berkontribusi dalam perbaikan sanitasi d. Teridentifikasinya peran perempuan pada tahap perencanaan pembangunan sarana sanitasi dan beberapa perubahan tugas antara perempuan dan laki-laki. e. Teridentifikasi keberadaan, manfaat, peranan dan hubungan berbagai lembaga yang ada di kelurahan. Sementara itu, hasil yang diharapkan dari studi PMJ adalah: a. Peningkatan kesadaran masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah kota baik laki-laki dan perempuan mengenai kondisi dan seriusnya masalah sanitasi dan kebersihan. b. Munculnya kebutuhan masyarakat laki-laki dan perempuan disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi. Teridentifikasinya daerah setingkat Kelurahan yang berpotensi untuk pelaksanaan program program sanitasi berbasis masyarakat secara berkelanjutan.
Tabel 5-5 Hasil Temuan dan Analisa Data Survei Partisipasi Masyarakat & Jender di Area Beresiko Tinggi No. 1.
Topik A. ALUR SEJARAH MASYARAKAT Tingkat Keberhasilan Pembangunan
B.
2.
KEMAUAN BERKONTRIBUSI Pengalaman membangunprasarana secara gotong royong dan kemauan berkontribusi
A. SIAPA MELAKUKAN APA
Temuan dan Analisa Pembangunan berhasil ¾ dan hanya dapat dimanfaatkan oleh½ masyarakat 1. Bantuan untuk pembangunan sarana fisik seperti jamban/WC, sarana saluran air, drainase lingkungan, paving block jalan, pembangunan got kecil/parit rumah dengan sumber dana dari Pemda dan proyek NUSSP. 2. Pada umumnya masyarakat (laki-laki dan perempuan) tidak terlibat pada pelaksanaan pembangunan sarana yang sumber dana dari Pemda. Hal ini disebabkan pelaksana pekerjaan sudah menyediakan tukang sendiri. Masyarakat masih memanfaatkan empang/sungai sebagai tempat untuk b.a.b, walaupun sudah ada bantuan pembangunan sarana jamban/WC umum yang hanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat saja. Pernah dilakukan, masyarakat berkontribusi berupa tenaga kerja, material lokal dan uang tunai 1. Masyarakat laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin sudah terbiasa melakukan gotong royong dalam membangun sarana umum di lingkungan tempat tinggalnya. 2. Masyarakat mempunyai tingkat kemauan untuk berkontribusi yang cukup tinggi material lokal, tenaga kerja, konsumsi (makanan & minuman) dan uang tunai & membayar iuran/urunan untuk pembangunan sarana di lingkungan mereka. 3. Di beberapa lokasi laki-laki kaya dan miskin tidak menunjukkan kemauan untuk berkontribusi dalam semua pilihan jenis kontribusi. Demikian juga dengan perempuan kaya dan miskin juga tidak menunjukkan kemauan untuk berkontribusi dalam bentuk material lokal dan pembayaran iuran/urunan. 4. Sarana yang sudah terbangun tetap dimanfaatkan tetapi kurang dipelihara oleh masyarakat. 5. Hal ini menunjukkan adanya potensi positif bilamana di lokasi ini akan diberikan bantuan pembangunan sarana sanitasi yang bersifat umum ataupun individual Oleh karena itu perlu dibentuk Kelompok Pengguna Sarana di masyarakat agar lebih jelas tugas dan tanggungjawab serta pengelolaan dan pemanfaatan dana yang terkumpul. KPS dapat mengelola semua sarana umum baik air bersih maupun sanitasi yang ada di wilayah tempat tinggal mereka 1. Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal teknis umumnya masih didominasi dan dilakukan oleh laki-laki, sedangkan perempuan mengerjakan pekerjaan domestik/rumah tangga. 2. Sudah ada pembagian tugas dan bertukar peran
B. PEMBAGIAN JENIS PEKERJAAN BERDASARKAN JENDER a.
Keseimbangan beban kerja antara perempuan, laki-laki, kaya danmiskin selama masa pelaksanaan &pemeliharaan sarana
b. Keseimbangan dalam pembayaran upah kerja (dalam bentuk uang dan inkind/lainnya) selama masa pemeliharaan
3.
A. KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN
antara lakilaki dan perempuan untuk banyak jenis pekerjaan/kegiatan di rumah tangga yang dilakukan bersama oleh laki-laki dan perempuan. Pembagian tugas tetap ada walaupun fungsi lakilaki lebih dominan dalam perencanaan dan pembangunan fisik sanitasi Keadaan seperti di atas perlu dipertahankan, tetapi masih diperlukan penguatan melalui penyuluhan dan media-media kampanye yang berhubungan dengan kesetaraan jender pada masyarakat dengan topik . Pentingnya bagi peran dan bertukar peran diantara laki-laki dan perempuan baik kaya maupun miskin dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pekerjaan dengan ketrampilan dikerjakan hanya oleh laki-laki (kaya & miskin), sedangkan perempuan mengerjakan pekerjaanyang tidak membutuhkan ketrampilan 1. Belum ada keseimbangan dalam pembagian beban kerja antara laki-laki (kaya dan miskin) dan perempuan (kaya dan miskin) karena semua pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan hanya dikerjakan oleh laki-laki baik kaya & miskin, sedangkan perempuan kaya & miskin hanya melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan ketrampilan seperti menyiapkan makanan dan minuman. 2. Sudah ada keseimbangan diantara laki-laki kaya dan miskin dalam pembagian beban kerja baik yang perlu ketrampilan maupun yang tidak perlu ketrampilan. Pekerjaan yang dibayar hanya dilakukan oleh lakilaki (kaya &miskin), perempuan hanya melakukan pekerjaan yang sifatnya sukarela 1. Laki-laki kaya & miskin akan dibayar untuk pekerjaan yang memerlukan ketrampilan/keahlian. Mereka juga tidak dibayar untuk pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian termasuk pekerjaan yang bersifat sukarela atau gotong royong. 2. Perempuan (kaya & miskin) tidak dibayar dan hanya melakukan pekerjaan yang bersifat sukarela dan tidak membutuhkan suatu keahlian. Masih sangat diperlukan pendampingan dan penguatan pada masyarakat melalui penyuluhan dan media-media kampanye yang berhubungan dengan kesetaraan jender pada masyarakat dengan topik Pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pembayaran upah kerja dan beban pekerjaan selama masa pemeliharaan sarana. 1. Ciri-ciri yang sangat membedakan diantar masyarakat yang termasuk golongan Kaya/Mampu, Sedang dan Miskin/Tidak Mampu dalam hal kepemilikan asset, kondisi rumah, jenis pekerjaan, pendidikan dan akses terhadap
pelayanan publik. B.
PEMETAAN SOSIAL MATRIKS SANITASI
MASYARAKAT
&
a. Proporsi dan tingkat kesejahteraanmasyarakat terhadap akses jamban
b.Proporsi dan tingkat kesejahteraanmasyarakat terhadap akses drainaselingkungan
c. Proporsi dan tingkat kesejahteraan masyarakat terhadap akses pengelolaan/pengumpuan sampah
4.
KESIAPAN KELEMBAGAAN SAAT INI (DIAGRAM VENN)
Antara ¼ dan ½ masyarakat telah memiliki jamban dan sebagian besar golongan masyarakat kaya/mampu 1. Masyarakat yang belum mempunyai jamban keluarga adalah mayoritas masyarakat miskin sehingga masih buang air besar di tempat-tempat terbuka seperti sungai. Semua rumah tangga tidak mempunyai akses ke saranadrainase lingkungan. 1. Kondisi saluran yang ada sering mampet/tidak mengalir dengan baik karena muka air sungai lebih tinggi dari posisi/letak bangunan saluran/drainase, sehingga air akan membalik dan tidak bisa mengalir dengan baik. 2. Di wilayah ini sering terjadi banjir atau genangan walaupun tidak masuk rumah, sejak ditaludnya bantaran sungai di sebelah timur RT tersebut. (sebelumnya banjir masuk rumah) Kurang dari 1/4 masyarakat dan sebagian besar adalahmasyarakat mampu yang mempunyai akses terhadap pengelolaan/pengumpulan sampah. 1. Beberapa warga yang tinggal di pinggir jalan raya dan umumnya masyarakat mampu yang terlayani oleh pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan Kota. 2. Masyarakat yang tinggal di dalam gang masih menangani sampah dengan membuang di halaman atau pekarangan rumah sendiri dengan membuat lubang atau dibuang ke sungai. (a) Pilihan Sistem Sanitasi Lokal untuk Limbah Cair Tinja,LimbahCair non Tinja, Pengelolaan Sampah & Drainase Lingkungan; (b) Pilihan Teknologi untuk Model dan Desain Sarana Sanitasi (c) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ada lembaga lokal yang penting/bermanfaat untuk sebagianbesar warga, rutin berinteraksi dengan masyarakat, dan memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah Ada beberapa lembaga di tingkat masyarakat yang mempunyai manfaat sangat besar bagi masyarakat dan mempunyai hubungan sangat dekat dengan masyarakat serta ada pengakuan resmi dari pemerintah seperti Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, PKK, Posyandu Sekolah dan RT/RW.
Tabel 5-6 Permasalahan Sektor Sanitasi
PERMASALAH AN SUB SEKTOR AIR LIMBAH
ASPEK KONDISI ALAM (LINGKUNGAN) Topografi wilayah relative rata
PEMBIAYAAN Lahan terbatas, tetapi tidak ada sistem air limbah perpipaan 90% rumah tidak layak huni tidak memiliki jamban/WC
KELEMBAGAAN
Tidak ada saluran khusus untuk limbah pabrik (mencemari lingkungan) Tidak ada sarana pengolahan air limbah skala kota
SOSIAL
Kurang kesadaran (karena tidak familiar) pentingnya bak pengolahan air limbahdi setiap rumah tangga Masih menggunakan WC cemplung (kebiasaan)
TEKNIS
SAMPAH
Armada angkut terbatas
Tidak ada pemilahan sampah yang dimulai dari tingkat rumah tangga sampai TPA Daerah perbatasan tanpa TPS Perlunya merubah paradigm dari
Sampah di TPS tidak diangkut setiap hari (membuang diluar jam yang ditentukan) Masyarakat masih buang sampah sembarangan TPS terbatas (tidak ada warga yang lahannya bersedia dijadikan TPS)
Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah Tidak ada standarisasi tempat penampungan limbah yang berwawasan lingkungan Belum ada data yang akurat terhadap jumlah septic tank yang memenuhi standar teknis dan yang tidak IPLT terbatas Belum ada IPAL Tidak ada penyaringan saat limbah dibuang ke parit Sistem pengolahan air limbah yang belum terbangun Belum ada sewerage system skala kota /kecamatan Saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase Belum ada sistem pengolahan percontohan air limbah komunal (perumahan, pasar tradisional, dll) Sistem pengolahan sampah belum ideal
PERMASALAH AN SUB SEKTOR
ASPEK KONDISI ALAM (LINGKUNGAN)
PEMBIAYAAN
KELEMBAGAAN sampah sebagai masalah menjadi sampah sebagai berkah
DRAINASE
Tinggi muka air tanah mempengaru hi mata air S. Kapuas Kurang lahan untuk aplikasi drainase Kemiringan lahan relative kecil (landai
Saluran tanpa pengerasan.
SOSIAL Wilayah yang jauh dari TPS banyak yang mengelola sampah dengan cara dibakar dan ditimbun Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan Saluran menyempit karena timbunan sampah Pemeliharaan belum optimal Drainase kurang berfungsi karena banyak bangunan di atasnya
TEKNIS
PHBS
5.3.
Cakupan air bersih masih kurang sehingga masyarakat masih menggunakan air permukaan Jaringan air bersih belum mencakup seluruh pemukiman Terbatasnya akses air bersih untuk masyarakat miskin (kumuh) Promosi PHBS di tingkat masyarakat masih kurang
Drainase lingkungan perumahan belum tertata (masih alami) Koneksitas drainase primer ke sekunder kemudian ke tersier Drainase perumahan tidak nyambung dengan sistem drainase kot Drainase hanya berupa selokan untuk memindahkan air hujana
Masih banyak rumah tangga yang belum punya WC Kebiasaan Tingkat kesadaran yang belum merata tentang kesehatan dan kebersihan Tingkat ekonomi yang relative rendah sehingga fasilitas sanitasi terabaikan Lingkungan pemukiman yang belum higienis Masih banyak yang BAB sembarangan
Media dan Peningkatan Kepedulian Sanitasi
Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja sanitasi Kota Pontianak dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak yang merupakan rangkuman kondisi eksisting kota diharapkan dapat menyediakan semua informasi mengenai kota termasuk mengenai media yang terdapat di kota termasuk di dalamnya preferensi media masyarakat.
Studi media dilakukan dengan tujuan: 1.
2.
3. 4.
Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajarannya Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh pemkot dan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman ( PPSP ) dan peluangpeluang kerjasama dengan media massa Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatankegiatan kemasayarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi
Adapun hasil dari studi ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 1.
Sebagai salah satu bahan untuk menyusun strategi kampanye kepedulian sanitasi.
2.
Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi.
3.
Media belajar bersama, khususnya bagi pokja sanitasi untuk kegiatan sejenis di masa yang akan datang.
Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan sanitasi kota, Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman ( PPSP ) dan pokja sanitasi kota kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi pemerintah dan media massa). Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye dilakukan, metode yang digunakan adalah metode pemantauan cepat (rapid appraisal methods). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai media komunikasi. Metode yang dipergunakan meliputi: 1.
2.
3.
Wawancara informan kunci (key informant interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur. Pengamatan langsung (direct observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap media komunikasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai sumber-sumber informasi yang tersedia, kegiatan program pemasaran sosial yang sedang dan telah berlangsung, pemanfaatan media formal dan informal, kerjasama dengan media massa dll. Survey kecil (mini-survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang). Nara sumber menggunakan random sampling yaitu sampel acak. Di kota Pontianak, sampel merupakan penduduk di semua kelurahan (29 kelurahan) yang terpilih secara random.
Adapun informasi yang ingin diketahui dari survey ini adalah: Isu-isu yang menarik bagi masyarakat miskin Preferensi media massa sehari-hari, frekuensi terpaan dan waktu Kegiatan kemasyarakatan sehubungan dengan sanitasi yang ada di lingkungan.
5.3.1. Persepsi SKPD Pengumpulan data persepsi dari SKPD dilakukan dengan mewawancarai nara sumber di masing-masing SKPD yang berhubungan dengan sanitasi. Adapun pertanyaan yang diajukanpada narasumber yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan? Isu apa saja yang diangkat? Siapa khalayak sasaran yang dituju? Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif) Kalau media massa 219ocal yang digunakan, media massa yang mana saja yang diajak kerjasama ¿ Dan bagaimana bentuk kerjasamanya? Apa yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran sosial yang pernah dilakukan ini?
Untuk Kota Pontianak, wawancara dilakukan pada narasumber dari 4 SKPD/dinas yaitu, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Tata Kota dan Bappeda Kota Pontianak.
Tabel 5-7 Hasil Wawancara Narasumber Kunci SKPD/dinas Bappeda Kota Pontianak
Hasil Pemetaan 1
Pemerintah
kota
Pontianak
memiliki
beberapa
media
3
4
5 6
7 8
Dinas Kesehatan Pontianak
Kota
1
2
3
SKPD/dinas 4
informasi swasta lokal, antara lain radio Diah Rosanti FM, Dan Volare FM, Pontianak Post, Borneo Tribun, serta Ruai TV. Jangkauan Berita di 29 kelurahan sampai ke tingkat RW dan RT selain itu seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kota Pontianak, seluruh SD/MI, SLPT/MTS, SLTA/SMK/MA, dan instansi negeri/swasta juga menjadi sasaran penerima atau pendengar berita tersebut. Tujuan utama adalah untuk membantu walikota ( Pemerintah Kota ) dalam penyampaian informasi pemerintah daerah. Dalam prakteknya, semua SKPD/dinas akan mengkomunikasikan semua hal yang menjadi tanggungjawabnya seperti dinas kesehatan akan menyebarluaskan tentang kesehatan. Infomas akhirnya lebih mengurus isu publik yang tidak memiliki induk seperti misalnya hak intelektual, keterbukaan informasi publik selain juga masih selalu mendukung penyebarluasan informasi pemerintah kota Pontianak. Dalam penyampaian informasi tersebut, media massa lokal, dan SKPD/dinas di kota Pontianak. Sosialisasi dalam bentuk pertemuan menjadi pilihan kegiatan komunikasi selain juga membuat acara-acara bekerjasama dengan media massa lokal. Radio Diah Rosanti memiliki acara untuk isu publik, setiap hari pukul 04.00-24.00. Radio swasta kerap kali melakukan pertemuan dalam bentuk wadah assosiasi radio dan penyiaran, forum bersama radio siaran se kota Pontianak, berujuan untuk sharing dan juga untuk mengadvokasi radio lokal agar membantu penyebaran informasi pemerintah Kota Pontianak. Setiap SKPD/dinas terkadang langsung memproduksi materi komunikasinya bekerjasama dengan pihak swasta tersebut. Infomas juga menggunakan media, leaflet, pamplet, booklet, baliho dan spanduk untuk mengkomunikasikan isu yang sedang menjadi perhatian. Infomas merencanakan untuk menggunakan kesenian rakyat seperti Tarian Daerah, pakaian adat, lagu daerah dll, sebagai sarana penyebaran informasi. Alat yang dipakai adalah leaflet dan hand out yang disebar di penyuluhan dan sosialisasi, poster, spanduk, materi dalam bentuk presentasi, radio spot, dialog interaktif di surat kabar lokal. Kegiatan komunikasinya menggunakan media penyuluhan, sosialisasi, survey dan pemetaan. Bekerjasama dengan PKK dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Mempunyai hubungan baik dengan media massa lokal. Wartawan terkadang datang ke kantor untuk menanyakan isu terbaru ataupun mencari tahu lebih dalam tentang isu yang sedang berkembang. Hasil Pemetaan Dinas kesehatan, bagian promosi kesehatan untuk dinas kesehatan, yang masuk menjadi anggota pokja adalah kasi penyehatan lingkungan namun untuk kelengkapan data wawancara dilakukan di bagian penyehatan lingkungan dan promosi kesehatan.
5 6
7
8
Dinas Tata Kota /Tata Ruang Kota Pontianak
1
2
3
Dinas Kebersihan Pontianak
Kota
1 2
3 4 5
Untuk bidang promkes isu yang diangkat adalah PHBS dengan target rumah tangga sehat dan institusi pendidikan. Bidang promosi kesehatan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan, upaya kesehatan berbasis masyarakat. Seksi penyehatan lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan, pengawasan dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dibidang penyehatan lingkungan. Saat ini bidang penyehatan lingkungan fokus pada makanan. Dinas kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan serta pelayanan kepada mastarakat. Menggunakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan sebagai media komunikasi. Alat bantu yang digunakan berupa fotokopi materi. Bekerjasama dengan radio Diah Rosanti dalam acara dialog interaktif. Berdasarkan pengalaman, sosialisasi dengan menggunakan media LCD (ada bahan tayang) lebih menarik masyarakat dibandingkan sosialisasi biasa tanpa alat bantu. Tiap SKPD melakukan sosialisasi namun belum semua skpd memiliki keterampilan berbicara di depan masyarakat sehingga dibutuhkan pelatihan khusus mengenai hal ini. Mempunyai hubungan baik dengan media massa lokal. Wartawan seringkali datang ke kantor untuk menanyakan isu terbaru ataupun mencari tahu tentang isu yang sedang berkembang, dan diundang mengisi acara di media lokal. Menggunakan media sosialisasi dan pelatihan dalam mengkomunikasi isu. Tujuan utama adalah mengurusi masalah pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup. Di dalamnya terdapat pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan, perencanaan kajian kelayakan lingkungan dan penanganan sengketa lingkungan. Hubungan kerjasama dengan swasta sebatas bekerja sama dalam penyelenggaraan. Hubungan dengan wartawan cukup baik karena seringkali wartawan bertukar imformasi. Menggunakan alat berupa leaflet yang dibagikan saat osialisasi dan pelatihan serta tulisan/artikel di pontianak Post.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber dari SKPD/dinas dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1.
Setiap SKPD/dinas memiliki anggaran untuk melakukan kegiatan komunikasi (termasuk di dalamnya membuat materi komunikasi yang biasanya berbentuk leaflet, spanduk
2.
3. 4.
maupun spot di radio). Untuk produksi materi komukasi, SKPD/dinas membuat sendiri dan juga bisa bekerja sama dengan kantor Infomasi. Semua SKPD/dinas yang menjadi narasumber menggunakan media sosialisasi dan penyuluhan dalam mengkomunikasikan isu tertentu. Alat yang digunakan masih berupa leaflet, paparan presentasi dan copy hand out yang disebarkan saat sosialisasi. Belum maksimal dalam memanfaatkan media massa lokal seperti koran dan radio. Isu yang diangkat oleh SKPD/dinas tergantung dari tupoksi masing-masing. Untuk isu tertentu, beberapa SKPD/dinas bersama-sama dalam pengerjaannya. Tiap SKPD/dinas cukup dekat dengan media massa lokal namun masih berdasar kebutuhan. SKPD/dinas akan menghubungi media jika diperlukan, demikian pula sebaliknya.
5.3.2. Peran Media Massa Lokal Di Pontianak cukup banyak media lokal baik media cetak maupun media elektronik. Berikut daftar media massa baik elektronik maupun medai cetak di Kota Pontianak. Tabel 5-8 Stasiun TV di Kota Pontianak No 1.
Stasiun TV
Alamat Jl. 28 Oktober No. 25-26 Siantan Hulu, Pontianak Kalimantan Barat
Ruai TV
Telp Telp/Fax (0561) 881983/884524
Tabel 5-9 Surat Kabar di Kota Pontianak No
Surat Kabar
1.
Pontianak Post
2.
Borneo Tribun Press
Alamat Jl. Gajah Mada No. 2-4, Pontianak, Kalimantan Barat 78121 Jalan Purnama Dalam No 2 Pontianak
Telp (0561)
(0561) 767788
Tabel 5-10 Radio FM di Kota Pontianak No
Nama Radio
Alamat Telp Jl. Nurali No. 30 (0561) 732678 1. Diah Rosanti Pontianak 2. Volere Jl. Sumatera 28 Pontianak (0561) 734161 3. Eka Swara Primadona Jl. Sumatera 28 Pontianak (0561) 734161 Untuk di Kota Pontianak teramat jarang madia yang mebahas khusus masalah sanitasi. Yang ada di Kota Pontianak hanya Promosi Kegiatan sarana sanitasi seperti sumur pompa, sedot ws, di tampil oleh media AP Post, Borneo Tribune, di iklan baris atau berupa promosi saja, untuk pembahasan secara khusus tentang sanitasi memang belum ada.
Keterlibatan Pihak –pihak yang menangani sanitasi diatas belum terorganisir dengan baik. Media yang membahas masalah sanitasi ini secara kontinyu memang masih belum ada, apabila pihak-pihak terkait mempromosikannya secara gencar, kemungkinan di tahun-tahun mendatang banyak media di Kota Pontianak ini tertarik dengan maslah sanitasi ini. A.
Ruai TV Manajemen RUAI TV mengucapkan terimakasih atas dukungan pemirsa yang telah setia menyaksikan tayangan program acara di RUAI TV. Kami juga mengundang para pelaku bisnis di Pontianak khususnya maupun Kalimantan Barat umumnya untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama, karena kami percaya perusahaan, produk serta layanan yang Bapak/Ibu miliki serta tawarkan akan semakin dikenal oleh konsumen dengan promosi melalui media, terutama televisi. (DIMAS : 0815 225 16884)
B.
Borneo Tribune Press Surat Kabar atau Koran yang exist di Kota Pontianak Antara Lain Borneo Tribune, Surat Kabar mulai terbit Sejak 19 mei 2007, dengan Direktur Utama Bapak W Suwito, SH., MH, dan Pimpinan Redaksi Bapak Tanto Yakobus, S.Sos dan alamat redaksi Jalan Purnama Dalam No 2 Pontianak Telpon 0561-767788 Fax 0561-766103. Mengutamakan berita local dan nasional, Rublik berita antara lain, Book Club, Fashion, Food, Keluarga Dan Remaja, Kesehatan, Pandora, Pariwara, Pendidikan,Tajuk, Pundi-Pundi, Eco Borneo, Cytizen Dan Jurnalism, Olah Raga. Kriminal serta Hukum. Koran ini belum memiliki rubrik khusus mengenai sanitasi namun sering mengangkat berita sehubungan dengan sanitasi di Pontianak termasuk didalamnya sampah, banjir yang disebabkan oleh saluran drainase yang tidak berfungsi maksimal dan lain lain. SKPD seperti Dinas Kesehatan dan Kebersihan Kota Pontianak, karena ketiadaan anggaran untuk menampilkan Rublik Tersebut. Sasaran Pembaca antara lain : Jenis Kelamin Pendidikan
Pengeluaran per bulan Usia Pekerjaan
Jangkauan C.
-
Pria Wanita Perguruan Tinggi Akademi SMU dan SLTP Rp. 500,- – Rp. 1.500.000,16 thn – 55 Thn Mahasiswa/Pelajar PNS/Karyawan Swasta, Pengusaha, Ibu Rumah Tangga. 29 kelurahan Kota Pontianak serta 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat.
Pontianak Post Surat Kabar atau Koran yang exist di Kota Pontianak Antara Lain Pontianak Post, dengan Redaktur Bapak Indrayanto Adi, dan alamat redaksi Jl. Gajah Mada No. 2-4, Pontianak, Kalimantan Barat 78121. Mengutamakan berita local dan nasional, Rublik berita antara lain :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. D.
Tokoh Feature Opini Esai Surat Pembaca Dari Redaksi Fhisikologi HIV/AIDS Rehab Medik Klinik Pasar Modal
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Klinik Mata Kanker dan Tumor Kulit Dan Kelamin Gigi dan Gusi Konsultasi Pajak Konsultasi Zakat X-presi Canda Kesehatan.
Radio Diah Rosanti Diah Rosanti FM merupakan radio swasta yang ada di Kota Pontianak. PT. Diah Rosanti dengan penanggung jawab H. Ridwan Said, Bsc, frekwensi 95.9 MHz, beralamat Jalan Nurali No. 30 Pontianak, Jangkauan siaran Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Sekitarnya, program Interaktif 10%, Hiburan 10%, Berita 10% Informasi 20%, Iklan 40%, music Pop Indonesia, Mandarin , Barat, Dangdut, profil pendengar SES B C D. Dengan jam siar yang cukup panjang yaitu : PROGRAM SENIN-SABTU 04.30 04.45 05.30 06.00 08.00 09.00 09.30 10.30 11.30 13.00 14.30 16.00 17.30 19.00 23.00 24.00
Pengajian Penuntun Iman Penyejuk Hati Interlude Kontak 732678 In Box Interlude Pontianak Hari Ini Bursa Kita Jendela Bisnis Lenggang Diaros House Music Laraoke Live Free Time Mandarin Programme Blues Corner Tutup Siaran
PROGRAM MINGGU 05.30 06.00 08.00 09.30 13.00
Pengajian Kontak 732678 In Box Karaoke Mandarin (Live) Bursa Kita
14.00 16.00 17.30 19.00 23.00 24.00 E.
House Music Karaoke Live Free Time Mandarin Programme Blues Corner Tutup Siaran
Radio VOLARE VOLARE FM merupakan radio swasta yang ada di Kota Pontianak. PT. VOLARE dengan Program dewi utami, frekwensi 103.4 MHz, beralamat Jl. Sumatera 28 Pontianak 78121 Telp (0561)734161, Jangkauan siaran 100 KM, meliputi kota Pontianak, kab. Pontianak, Kab. Landak dan Kab. Bengkayang, program Interaktif 15%, Hiburan 30% Informasi 40%, Iklan 15%, music Barat 70%, Indonesia Populer 30%, profil pendengar SES A B C+, berjiwa muda, cerdas, kritis, up to date, serta tetap relijius. Dengan jam siar yang cukup panjang yaitu : PROGRAM SENIN-SABTU 05.00-06.00 Manajemen Qalbu (MQFM Bandung) 06.00-06.30 Senin-Jumat : Buletin Pagi (KBR 68H) 06.00-06.50 Senin-Jumat : Radio Netherland Siaran Indonesia 06.50-07.00 Percikan Iman 07.00-09.00 Senin-Jumat : Lepas Landas Sabtu : 07.00 KOPPI - Kota Pontianak Pekan Ini 08.00 SIGAP – Masyarakat Siap Jaga Keamanan Bersama Polisi 08.00-08.10 Rabu : Radio Jurnal Perempuan (Yayasan Jurnal Perempuan) 09.00-09.30 Senin-Jumat : Dialog Interaktif (KBR 68H) Sabtu : Asia Calling (KBR 68H) 09.30-12.00 Kepak Karier 12.00-15.00 Jukebox 15.00-15.06 Kabar Baru (KBR 68H) 15.06-17.30 Sore Di Volare Senin : Dunia Kampus Selasa : Tokyo Beat dan Asli Indonesia (program sindikasi) Rabu : Double Dose Kamis : 15.10-16.00 Pilkada OK 16.30-17.30 BIOSKOP (BIcara sOal Sinema KOmPlit) Jumat : 15.10-16.00 Kedai 28 16.30-17.30 Ta’lim Annisa Sabtu : Volare Gress! 16.00-16.30 Buletin Sore (KBR 68H) 17.30-18.00 Interlude 18.00-18.30 BBC Siaran Indonesia 18.30-20.00 Rehat Kerja 20.00-20.06 Kabar Baru (KBR 68H)
20.06-21.00
20.06-22.00 21.00-22.10 21.10-23.00
22.00-24.00 21.00-24.00
Senin Selasa Kamis Jumat Sabtu Rabu Kamis Senin Selasa Jumat Rabu Kamis Sabtu
: We Love Life : BIANGLALA – Bincang-Bincang Problema di Volare : Khazanah Islam : Let’s Trip : Volare Rewind : Volare Rock : Oase Iman : Man Territory : In The Mood of Jazz : YESTERHITS – Yesterday’s Hits : Lepas Lelah : From Our Music Library : Rhythm of The Night
PROGRAM MINGGU 05.00-06.00 06.00-06.50 07.00-09.00 09.00-11.00 11.00-12.00 12.00-14.00 14.00-15.00 15.00-17.30 17.30-18.00 18.00-18.30 18.30-20.00 20.00-20.06 20.06-21.00 21.00-23.00
5.4 A.
TPA (Talkshow Pagi Ahad) Radio Netherland Siaran Indonesia Sunday Morning Jukebox* Volare Number One Sound Indonesia Sepuluh Setiap Perempuan TRAVO – Citra Volare English Teletalk Interlude BBC Siaran Indonesia Rehat Kerja Kabar Baru Klinik 28 FOTIS MINI - Fokus Artis Minggu Ini
Keterlibatan sektor swasta dalam layanan Sanitasi Peran Pengusaha Penampung (Pengepul) Dan/Atau Pengusaha Produksi Daur Ulang Barang Bekas
Sebagaimana di kota-kota lain, inisiatif pihak swasta dalam persampahan sudah bermunculan dengan sendirinya karena mereka melihat adanya peluang bisnis. Mereka mengumpulkan sampah non organik baik yang bersumber dari rumah tangga maupun dari fasilitas umum dan kawasan bisnis (hotel, restoran dan lain-lain) yang memiliki nilai jual. Beberapa pengusaha daur ulang sampah yang berhasil diidentifikasi dan diwawancarai adalah sebagai berikut : a. Nama pengusaha pengepul Bon Hon Jun, alamat Alamat Jalan Apel Gg. Pala Ic No.55 Rt. 001, Rw 020, No KTP. 6171.0313.0481.0002 Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Barang Kertas Botol Kecap Botol Bir Plastik Campur Almunium Tembaga Seng Besi Padat Accu
Rata-Rata / Hari
Harga Beli ( Rp )
75 Kg 70 Bh 50 Bh 80 Kg 100 Kg 40 Kg 200 Kg 260 Kg 20 Kg
Harga Jual ( Rp )
600/Kg 400/Bh 800/Bh 1.000/Kg 10.000/Kg 40.000/Kg 800/Kg 2500/Kg 12.000/Kg
650/Kg 450/Kg 875/Kg 1100/Kg 11.000/Kg 41.000/Kg 850/Kg 2.600/Kg 12.200/Kg
Untuk pembelian dan penjualan barang di Kota Pontianak, mengalami masalah dikarnakan modal usaha dan fluktuasi harga yang tidak stabil. Harga di pagi hari tentunya beberbeda di waktu sore hari, perunahannya sangat cepat.
Sket Lokasi Pengumpulan Barang Bekas Jl. Apel Lokasi sasaran
Toko Gg. Pala I.A
Gg. Pala I.C
b. Nama pengusaha pengepul Tan Nam Thuan, Laki-laki, usaha berdiri sejak Tahun 1984 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7 orang laki-laki, Alamat Jalan Kom Yos Sudarso Gg. Kuini II Rt. 002, Rw. 017, No KTP. 6171.0368.0269.0008, Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung :
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Barang
Rata-Rata / Hari
Kertas Botol Kecap Botol Bir Plastik Campur Almunium Tembaga Seng Besi Padat Accu
Harga Beli ( Rp )
400 Kg 100 Bh 75 Bh 120 Kg 130 Kg 65 Kg 200 Kg 210Kg 25 Kg
600/Kg 400/Bh 800/Bh 1.000/Kg 10.000/Kg 40.000/Kg 800/Kg 2500/Kg 12.000/Kg
Harga Jual ( Rp ) 750/Kg 550/Kg 975/Kg 1200/Kg 11.500/Kg 41.500/Kg 950/Kg 2.700/Kg 12.500/Kg
Untuk pembelian dan penjualan barang di Kota Pontianak, mengalami masalah dikarnakan modal usaha dan fluktuasi harga yang tidak stabil. Harga di pagi hari tentunya beberbeda di waktu sore hari, perunahannya sangat cepat.
Sket Lokasi Pengumpulan Barang Bekas
Permukiman Permukiman Lokasi sasaran Toko Jl.Kom Yos Sudarso
Jalan. R.E Martadinata
B.
Potensi Perusahaan Ceaning Service Kawasan Publik yang ada di Kota Pontianak Perusahaan Ceaning Service Kawasan Publik yang ada di Kota Pontianak antara lain : CV. Bella Usaha, Alamat Jalan A. Yani ( Palapa III ) No. 08 Pontianak.
C.
Partisipasi Lembaga Non Pemerintah (LSM/KSM) Untuk partisipasi lembaga non pemerintah (LSM/KSM) dalam pengelolaan sampah di Kota Pontianak cenderung tidak ada. Rata-rata sampah yang masih dapat digunakan diambil oleh pemulung dan selanjutnya di jual ke pengepul, untuk limbah pasar diambil oleh perorangan untuk pakan ternak, sedangkan limbah jalan dan dari TPS dibuang ke TPA.
Pemulung 200 M3 / Hari
Penampungan 200 M3 / Hari
Sumber Sampah 1.168 M3 / Hari
Penampung besar/ Pabrik daur ulang di Pulau Jawa
1.168 M3 / Hari Konversi Sampah 56 M3 / Hari
Angkutan 1.168 M3 / Hari
TPA 1.168 M3on / Hari
| 230
Konsumen Kompos
5.5.
Sub Sektor Limbah Cair Domestik
Kondisi Sanitasi Masyarakat Berdasarkan hasil analisis survey EHRA di Kota Pontianak mengenai kondisi jamban masyarakat diperoleh hasil bahwa 18,3 % jamban siram/leher angsa yang menggunakan tangki septik, 67,5 % jamban siram menggunakan cubluk, 1,7 % jamban siram yang disalurkan langsung ke kolam dan 1,3 % jamban di atas kolam atau buang air terbuka. Pengelola IPLT Jumlah truk tinja dan volume tinja yang masuk tiap hari adalah 1 kendaraan dengan kapasitas 3 m3, yang dimiliki Pemda Kota Pontianak menggunakan dana Pemba ( APBD ) untuk kegiatan operasional nya, untuk penguras tangki septic perorangan sudah termasuk ongkos angkut Rp. 150.000,- s/d Rp. 500.000,/ritase. Perusahan Kuras Tangki Septik Di Kota Pontianak yang bergerak dalam pengurasan tangki septic masih dalam bentuk usaha perorangan dan masih belum terkordinir, untuk tarif layanan jasa pelayanan berdasarkan 1 bak septiktank Rp. 300.000,- s/d Rp. 500.000,-. Order rata-rata per hari atau per minggu tidak menentu terkadang 1 atau 2 x per rumah tangga kadang tidak dapat sama sekali. Perolehan tidak menentu hanya perkeriaan ratarata saja pendapatan per bulan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) s/d Rp. 2.000.000,-( Dua juta Rupiah ) . Sedangkan untuk tempat pembuangan limbah tinja di Kota Pontianak berada di Kelurahan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak Kemudian diolah di TPA. Perusahan Kuras Tangki Septik Swasta di Kota Pontianak 1. Nama Edo. Kota Pontianak telephon (0561) 739913. Bapak Edo. Jumlah tenaga kerja saat ini ada 3 orang. Jumlah armada truk penyedot tinja 1 pick Up tinja. Jangkauan layanan meliputi Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Volume tinja yang disedot ditiap rumah sekitar 2 m3. Perbulan ratarata melayani 10 rumah/bulan, tidak tentu tergantung pemesanan. Tarif untuk jasa penyedotan tinja Rp. 300.000,- /Septictank. Kendala dalam usaha jasa penyedotan tinja antara lain lokasi masuk gang yang cukup sempit jalan menuju septictank yang akan di sedot. 2. Nama Indorayon Service. Kota Pontianak telephon (561) 7669940.Alamat Jalan Penjara No. 138. Jumlah tenaga kerja saat ini ada 3 orang. Jumlah armada truk penyedot tinja 1 pick Up tinja. Jangkauan layanan meliputi Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Volume tinja yang disedot ditiap rumah sekitar 2 m3. Perbulan rata-rata melayani 8-10 rumah/bulan, tidak tentu tergantung pemesanan. Tarif untuk jasa penyedotan tinja Rp. 300.000,- /Septictank. Kendala dalam usaha jasa penyedotan tinja antara lain lokasi masuk gang yang cukup sempit jalan menuju tangki septictank yang akan di sedot. Sektor Swasta Pemasang Iklan | 231
Untuk sektor swasta dalam pemasangan iklan di Kota Pontianak belum ada, khususnya untuk perusahaan lokal di Kota Pontianak.
Gambar 5-4
Diagram Penyaluran Limbah Cair Domestik
30 % populasi Tanpa Toilet / WC sederhana
100 % populasi On-Site septic tanks (termasuk SANIMAS) Dikuras rata2 setiap 5 – 10 tahun? Namun ada Juga yang sudah penuh baru di Kuras
Treatment plant (IPLT) (100 %) Usaha sedot Septic Tank 500 m3 pertahun
Sungai (80 %)
Dimanfaatkan Perkebunan (20 %)
| 232