BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
5.1 AREA BERISIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMANYA Penentuan area beresiko sanitasi di Kabupaten Banjarnegara berdasarkan hasil penilaian data sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA. 5.1.1.
Study EHRA EHRA (Enveriommental Healt Risk Assessment) atau
Penilaian
Resiko Kesehatan lingkungan merupakan studi singkat dengan bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan warga, Studi sanitasi yang diteliti mencakup : 1).
Kondidisi kesehatan meliputi ; sistem penyedian air bersih, layanan pembuangan sampah, ketersedian jamban dan saluran pembuangan limbah.
2).
Prilaku dengan higenitas dan sanitasi meliputi ; cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan pembuangan sampah. Kegiatan EHRA di Kabupaten Banjarnegara ini di awali dengan
pertemuan Pokja PPSP dan SKPD terkait tentang hasil Pelatihan EHRA yang diselenggarakan di Bogor. Materi Pertemuan yang disepakati antara lain : 1.
Jadual Kegiatan EHRA
2.
Tim EHRA
3.
Anggaran EHRA
4.
Penetapan Metodologi survei EHRA. Survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara memilih menggunakan metoda sampling clustering. Penetapan cluster hanya menggunakan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-1
empat kriteria utama yaitu kepadatan peduduk, angka kemiskinan, daerah/ wilayah yang dialiri sungai/ kali/ saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah serta kriteria daerah yang sering terkena banjir dan dinilai mengganggu. Pemilihan sampel desa per cluster, sampel RT dan sampel responden (keluarga) semuanya dilakukan secara random (acak). 5.
Besar sampel EHRA Penetapan sampel disepakati menyesuaikan kemampuan anggaran yang tersedia yaitu sebesar ± 10% rumah tangga di Kabupaten banjarnegara. Jumlah sampel yang disepakati pada survei EHRA ini sebesar 1.110 sampel. Berdasarkan pendekatan slovin, besar sampel EHRA ini adalah 439, sedangkan bila menggunakan pendekatan Krjajcie Morgan besar sampel adalah 1.613. Besar sampel setiap cluster dapat dilihat pada tabel 5.1. Daftar desa pada setiap cluster dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5.1 : Besar sampel per cluster pada studi EHRA Kabupaten Cluster
Banjarnegara Tahun 2011 Jumlah Desa
Jumlah desa Sampling (10%)
Jumlah responden per desa 37 37 37 37 37
jumlah responden per cluster Cluster 4 1 1 37 Cluster 3 14 2 74 Cluster 2 129 13 481 Cluster 1 120 12 444 Cluster 0 14 2 74 Jumlah 278 30 1.110 Sumber : rapat Pokja PPSP Kab. Banjarnegara tanggal 10 Agustus 2011
Kegiatan EHRA melibatkan enumerator yang berasal dari desa sampel sehingga diharapkan mengetahui kondisi masing-masing desa. Satu desa ditetapkan satu orang enumerator sehingga semuanya ada 30 enumerator. Sebelum bekerja, enumerator diberikan pelatihan. Hasil EHRA ini diharapkan dapat memberikan kontrobusi bagi pengembangan Buku Putih dan Perencanan program-program sanitasi di tingkat Kabupaten. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-2
5.1.1.1.
Persampahan Keluarga di Kabupaten Banjarnegara, yang mengelola sampah pada skala rumah tangga masih sangat rendah yaitu baru mencapai 4,9%. Kondisi yang sama sekali tidak terdapat pengolahan samapah (0%) ada di desa-desa yang berada di cluster 0. Pada desa-desa yang berada di cluster 4 pengelolaan sampahnya jauh lebih baik dari kondisi tingkat kabupaten yaitu sebesar 56,8%. Kondisi ini menggambarkan bahwa masalah pengelolaan sampah di skala rumah tangga masih harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Banjarnegara terutama untuk cluster 0, cluster 1 dan cluster 2. Apabila pengelolaan sampah di skala rumah tangga ini tidak mendapat perhatian maka volume sampah akan menjadi masalah di skala komunal dan dapat berdampak bukan saja pada masalah estetika tapi juga kesehatan. Grafik 5.1 memperlihatkan kondisi pengelolaan sampah menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Grafik 5.1 : Proporsi pengelolaan sampah pada skala rumah tangga di kabupaten Banjarnegara Tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Hasil survei EHRA seperti yang terlihat pada tabel 5.2 memberi gambaran bahwa masyarakat yang sudah memanfaatkan layanan pengangkutan sampah, ternyata frekuensi pengangkutannya masih dianggap tidak memadai yaitu sebesar 88,6%. Layanan yang tidak .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-3
memadai ini, terutama pada peride pengangkutan yang masih banyak yang di angkut satu minggu sekali bahkan lebih. Kondisi ini berisiko mengundang datangnya serangga (lalat) dan binatang pengganggu (tikus) yang berpotensi dalam penularan penyakit. Tabel 5.2 : Frekuensi Pengangkutan sampah menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Tidak
memadai
Jumlah
memadai Kluster 0
100,0%
,0%
100,0%
Kluster 1
90,3%
9,7%
100,0%
Kluster 2
88,5%
11,5%
100,0%
Kluster 3
96,1%
3,9%
100,0%
Kluster 4
26,5%
73,5%
100,0%
Kabupaten
88,6%
11,4%
100,0%
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.2.
Limbah Rumah Tangga (Domestik) Permasalah limbah rumah tangga, yang perlu diwaspadai adalah kondisi keamanan tangki septik yang dimiliki oleh rumah tangga. Pada survei EHRA ini, untuk mengukur kondisi ini didasarkan pada dua hal yaitu tangki septik yang umurnya lebih dari 5 tahun dan tangki septik yang tidak pernah dikuras/ disedot. Grafik 5.2 : Persentase Septik tank aman dan tidak aman menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-4
Grafik 5.2 menunjukan bahwa rumah di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki septik tank kondisinya sejauh ini dianggap aman yaitu sebesar 86,1%. Namun demikian pada tingkat cluster, masih ada cluster yang dapat berpotensi menimbulkan masalah yang disebabkan keamanan septic tank yaitu cluster 0 (32,4%) dan cluster 3 (24,3%). Kondisi ini dikhawatirkan berpotensi pada pencemaran air tanah. Permasalahan limbah domestik yang ingin digali pada studi EHRA adalah pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan tangki septik. Limbah tangki septik dikategorikan mencemari bila tidak dikubur atau tidak dibuang ke instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT).
Tabel 5.3 : proporsi pencemaran karena pembuangan isi tangki septik menurut survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Tidak
Ya
Jumlah
Kluster 0
,0%
,0%
,0%
Kluster 1
84,8%
15,2%
100,0%
Kluster 2
100,0%
,0%
100,0%
Kluster 3
,0%
,0%
,0%
Kluster 4
66,7%
33,3%
100,0%
Kabupaten
85,2%
14,8%
100,0%
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Hasil survei EHRA sebagaimana tampak pada tabel 5.3, menunjukan bahwa di klaster 4 pembuangan limbah tangki septic yang berpotensi mencemari sebesar 33,3% dan pada klaster 1 sebesar 15,2%. Pada kluster lain sama sekali tidak bermasalah. Kondisi ini dimungkinkan karena pada data tangki septik amannya cukup baik sebesar 86,1% tingkat kabupaten. Masalah limbah domestik yang mendapat perhatian pada saat survei EHRA adalah masalah SPAL (saluran pembuangan air limbah). Kluster yang menghadapi persoalan SPAL karena rumah tidak memiliki SPAL adalah berturut-turut kluster 0 (73,0%) kluster 2 (54,1%) kluster 3(54,1%) dan kluster 1(52,0%). Data sebagaimana tampak pada grafik 5.3. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-5
Grafik 5.3 : Persentase kepemilikan SPAL menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.3.
Drainase Sistem
drainase
dalam
lingkungan
permukiman
merupakan
persoalan yang perlu mendapat perhatian. Salah satu variabel untuk mengukur baik tidaknya sistem drainase adalah dari ada tidaknya genangan air di lingkungan pemukiman. Grafik 5.4 Memperlihatkan semua wilayah banjarnegara pada umumnya tidak terlihat ada genangan air limpasan di lingkungan pemukiman. Sekalipun ada di kluster 1 dan 2 prosentasenya sangat kecil yaitu 0,9% dan 0,2%. Jumlah responden yang merasa secara rutin mengalami banjir tidaklah banyak. Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari responden sebesar 1110 orang yang merasa mengalami banjir hanya 40 orang dan yang merasa mengalami banjir secara rutin hanya 24 orang yang terdapat di kluster 1 dan kluster 2.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-6
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Tabel 5.4 : Persentase genangan air di lingkungan permukiman menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 Wilayah
Ya
Tidak
Jumlah
Cluster 0
0
0
0
Cluster 1
10
7
17
Cluster 2
14
9
23
Cluster 3
0
0
0
Cluster 4
0
0
0
24
16
40
kabupaten
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.1.4.
Air Minum HASIL survai EHRA tentang persoalan air minum, didapatkan hasil bahwa sumur Gali di Kabupaten Banjarnegara relatif menjadi sumber air yang tidak tercemar. Pengukuran ini didasarkan hanya pada dua faktor yaitu sumur berpelindung dan jarak sumur dengan tempat penampungan
tinja
yang
kurang
dari
10
meter.
Tabel
5.5
memperlihatkan bahwa semua kluster dan juga tingkat kabupaten memperlihatkan angka yang sangat baik (di atas 90%). Data sumur aman ini tidak menjamin kualitas airnya akan selalu baik, karena ada variabel lain yang harus diwaspadai yaitu variabel masih banyak rumah yang masih belum memiliki SPAL (56% di tingkat .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-7
Kabupaten) sebagaimana tercantum pada grafik 5.3. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian adalah perilaku warga dalam mengambil dalam mengelola air sumur.
Grafik 5.5 : Persentase sumur yang tercemar dan tidak tercemar menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Grafik 5.6 merupakan hasil survei EHRA yang menggambarkan keluarga yang menggunakan sumber air yang tidak terlindungi. Sumber air yang dianggap tidak terlindungi dalam survei ini adalah sumber air yang berasal dari sungai, waduk, mata air tercemar dan air hujan. Keluarga di kluster 4 menempati posisi tertinggi sebesar 51,4% keluarga yang menggunakan air yang tidak terlindungi ini, kemudian diikuti kluster 3 (18%). Kluster lainnya dan pada tingkat kabupaten angkanya di bawah 10%.
Grafik 5.5 : Persentase keluarga yangmenggunakan sumber air yang tidak terlindungi menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-8
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
Permasalahan air dalam bentuk kelangkaan air, berdasarkan survei EHRA sebagai berikut : kluster 2 jumlah keluarga yang mengalami kelangkaan air sebesar 31% , kluster 0 sebesar 20%, kluster 1 sebesar 14%. Hanya kluster 3 yang tidak mengalami kelangkaan air. Pada tingkat kabupaten besarnya kelangkaan air adalah 20%. Kelangkaan air dalam survei EHRA ini bukan sekedar kurangnya air secara kwantitas namun juga dikaitkan dengan penggunaan sumber air yang memiliki faktor risiko pencemaran. Gambaran kelangkaan air dapat dilihat pada grafik5.6.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V-9
Grafik 5.6 : Persentase keluarga yang mengalami kelangkaan air menurut hasil survei EHRA di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011
5.1.2.
Penetapan Area Berisiko Penilaian area berisiko pada penyusunan buku putih sanitasi ini, menggunakan tiga penilaian yaitu berdasarkan data sekunder, berdasarkan persepsi SKPD dan berdasarkan data hasil survei EHRA. Data dari tiga sumber ini selanjutnya digabung dan dirata-rata dengan terlebih dahulu menyepakati bobot data dari masing-masing sumber. Langkah penetapan area berisiko menggunakan data Sekuder telah dilakukan pada awal sebelum kegiatan EHRA. Bentuk hasil penetapan area berisiko dengan data sekunder adalah data klustering yang dijadikan pijakan klustering survei EHRA. Penetapan area berisiko berdasarkan persepsi SKPD dilakukan oleh SKPD yang terkait dengan sektor sanitasi, untuk selanjutnya dirata-rata yang akan memberikan gambaran akhir area berisiko berdasarkan persepsi SKPD. SKPD di Kabupaten Banjarnegara yang terlibat dalam penilaian ini adalah Bappeda, DPU, Dinas Kesehatan, KPMD,
KLH, Dindikpora,
Dinhubkominfo dan PDAM.
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 10
Langkah penetapan area berisiko berdasarkan survei EHRA adalah menggunakan metrik analisa penetapan area berisiko. Sebelum melakukan penilaian hal yang harus disepakati Tim Pokja PPSP adalah besarnya parameter dan alasan besaran tersebut. Langkah selanjutnya, Tim melakukan penilaian terhadap beberapa Aspek sebagaimana yang terdapat pada matrik analisa dengan cara membandingkan nilai hasil survei dengan parameter yang telah disepakati. Diakhir analisa, masingmasing kluster dalam survei EHRA akan diperoleh tingkat risiko berdasarkan EHRA. Matrik analisa penetapan area berisiko berdasarkan EHRA dapat dilihat pada tabel 5.5. Berdasarkan hasil akhir EHRA ini, Tim menyepakati bahwa tingkat Risiko pada kluster berlaku pada semua desa anggota kluster. Data area berisiko EHRA ini bersama dengan data area berisiko berdasarkan data sekunder dan SKPD digunakan untuk menentukan data area berisiko di Kabupaten Banjarnegara. Penetapan area berisiko di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel 5.6
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 11
Tabel 5.5 : tabel Penilaian terhadap data EHRALEMBAR ANALISA PENETAPAN AREA BERISIKO Kabupaten/Kota : Banjarnegara
>30%
mudah, murah
>20% >20% >20% >0% >20% >10% >20%
sangat mencemari sangat mencemari sangat mencemari sangat diperlukan mudah, murah
0,00
0,00
0,50
0,00
0,25
1
sangat mencemari >15%,
0 0 0 0,33
0 0 0 0,33
0 0 0,5 0,33
0 0 0 1,00
0 0,25 0 0,33
0 0,25 0,5 2,331
0,333 0 0 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 1,50 0,5
0 0 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 2,00 0,5
0 0 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 1,50 0,5
0,333 0,333 0,333 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 2,00 0,5
0 0 0,333 0,50 0,25 0 0 0,25 0,00 0,00 1,90 0,5
0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0 0,5 0,5 0,5 3,33 4,00 2 4 4,00 3,71 3,42 3,12 2,83 0,2915
0,10 0,10 0,00 0,10 0,10 0,5 0,5 2,98 1 Score 4 3 2 1
0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0 0,5 0,5 0,5 2,83 3,33 1 2 nilai max
nilai min rentang
Sumber : Survei EHRA Kab. Banjarnegara tahun 2011 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
JUMLAH
sangat mencemari >30%, risiko >30%, risiko >30%, risiko >30%, risiko
cluster 4
risiko overflowing besar, mahal
cluster 3
>20%,risiko >20%,risiko >20%,risiko
mudah, murah mudah, lebih murah penting
cluster 2
5,3 5,4
Pencemaran oleh tangki septik >5 tahun dan tidak pernah disedot (0.33) Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik (0.33) Pencemaran karena SPAL (0.33) PERSAMPAHAN Pengumpulan sampah tidak mencukupi (0.25) Tidak sering dikumpulkan (0.25) Dikumpulkan terlalu terlambat (0.25) Tidak ada pengolahan setempat (0.25) DRAINASE Adanya genangan air (1) PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CTPS yg rendah di saat lima (5) waktu kritis (0.5) Jamban kotor terkontaminasi (0.5) a) tinja di atas toilet (0.1) b) pembalut di dalam toilet (0.1) c) lalat (0.1) d) ketersediaan air (0.1) e) ketersediaan sabun (0.1) Pencemaran pada wadah penyimpanan & penanganan air (0.5) Buang Air Besar Sembarangan (BABS) (0.5) TINGKAT RESIKO AWAL SKOR RESIKO EHRA FINAL
>20%, risiko >25%, risiko >20%,rawan air
cluster 1
2,1 2,2 2,3 3 3,1 3,2 3,3 3,4 4 4,1 5 5,1 5,2
SUMBER AIR Sumber air tercemar (0.5) a) sumur gali tidak terlindungi & kurang dari 10 m (0.25) b) penggunaan sumber air tidak terlindungi (0.25) Kelangkaan air (dan risiko terkait) (0.5) AIR LIMBAH DOMESTIK
cluster 0
1,2 2
RESIKO
Alasan
1 1,1
Parameter
NO
4,5
0 8,9 2,5 0 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 1,5 2,5 16,48
Berdasarkan Data presepsi SKPD, Data Skunder, dan Data EHRA menjadi penilaian penentu area beresiko di Kabupaten Banjarnegara
Tabel 5.6 Penentuan Area Beresiko di Kabupaten Banjarnegara No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Persepsi
Data
Data
SKPD
Sekunder
EHRA
Skor yang disepakati
Kategori
Susukan 1
Berta
3
3
4
3.2083
4
Resiko Tinggi
2
Derik
3
3
4
3.2917
4
Resiko Tinggi
3
Gumelem Kulon
3
3
2
2.7917
3
Resiko Sedang
4
Gumelem Wetan
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
5
Penerusanwetan
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
6
Penerusankulon
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
7
Brengkok
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
8
Pekikiran
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
9
Piasawetan
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
10
Karangsalam
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
11
Kemranggon
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
12
Susukan
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
13
Dermasari
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
14
Kadawung
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
15
Karangjati
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
1
Sirkandi
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
2
Pagak
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
3
Kecitran
3
3
4
3.2917
4
Resiko Tinggi
4
Purworejo
3
3
4
3.1667
4
Resiko Tinggi
5
Klampok
2
3
4
3.1250
4
Resiko Tinggi
6
Kalilandak
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
7
Kalimandi
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
8
Kaliwinasuh
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
1
Jalatunda
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
2
Somawangi
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
3
Kaliwungu
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kebanaran
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
5
Glempang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
6
Salamerta
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Purwasaba
3
4
4
3.5417
4
Resiko Tinggi
8
Blimbing
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Panggisari
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Purworejo Klampok
Mandiraja
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 13
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 3.0417 4
Kategori
10
Candiwulan
3
4
2
11
Simbang
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
12
Kertayasa
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
13
Banjengan
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
14
Mandirajakulon
2
4
4
3.4583
4
Resiko Tinggi
15
Kabakalan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
Mandirajawetan
2
4
4
3.4583
4
Resiko Tinggi
1
Kalitengah
4
4
2
3.1667
4
Resiko Tinggi
2
Merden
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
3
Karanganyar
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
4
Kaliajir
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
5
Petir
4
4
2
3.1667
4
Resiko Tinggi
6
Pucungbedug
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
7
Parakan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Mertasari
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
9
Danaraja
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
10
Purwonegoro
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
11
Kalipelus
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
12
Gumiwang
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
13
Kutawuluh
2
4
2
2.7500
3
Resiko Sedang
1
Wanadri
3
2
2
2.3750
4
Resiko Tinggi
2
Kebondalem
3
2
2
2.3750
4
Resiko Tinggi
3
Majalengka
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
4
Wiramastra
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
5
Kutayasa
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
6
Winong
3
2
2
2.2917
4
Resiko Tinggi
7
Depok
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
8
Watuurip
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
9
16
Resiko Tinggi
Purwonegoro
Bawang
Masaran
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
10
Serang
3
2
2
2.2083
4
Resiko Tinggi
11
Mantrianom
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
12
Binorong
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
13
Joho
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
14
Bawang
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
15
Bandingan
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
16
Blambangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
17
Gemuruh
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
18
Pucang
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
Argasoka
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Banjarnegara 1
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 14
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.8333 3
Kategori
2
Ampelsari
3
4
2
Resiko Sedang
3
Tlagawera
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
4
Cendana
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
5
Sokayasa
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
6
Karangtengah
3
4
4
3.5000
4
Resiko Tinggi
7
Wangon
2
4
2
2.7500
4
Resiko Tinggi
8
Semampir
3
4
2
2.8333
4
Resiko Tinggi
9
Sokanandi
2
4
2
2.7500
4
Resiko Tinggi
10
Parakancanggah
3
4
4
3.5417
4
Resiko Tinggi
11
Semarang
3
4
4
3.5000
4
Resiko Tinggi
12
Krandegan
3
4
1
2.6250
4
Resiko Tinggi
13
Kutabanjarnegara
2
4
4
3.4167
4
Resiko Tinggi
1
Pringamba
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
2
Sawal
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Panawaren
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
4
Tunggara
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
5
Randengan
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
6
Bojanegara
2
1
2
1.7500
2
Resiko Rendah
7
Bandingan
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
8
Prigi
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
9
Gembongan
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
10
Kemiri
2
1
2
1.7917
2
Resiko Rendah
11
Karangmangu
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
12
Wanacipta
3
1
2
1.8333
2
Resiko Rendah
13
Sigaluh
2
1
2
1.6667
2
Resiko Rendah
14
Singomerto
2
1
2
1.7083
2
Resiko Rendah
15
Kalibenda
2
1
2
1.7500
2
Resiko Rendah
1
Limbangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
2
Penawangan
2
2
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Talunamba
2
2
2
2.1250
2
Resiko Rendah
4
Madukara
2
2
1
1.7500
2
Resiko Rendah
5
Kutayasa
2
2
1
1.6667
2
Resiko Rendah
6
Pekauman
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
7
Pagelak
2
2
1
1.6667
2
Resiko Rendah
8
Dawuhan
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
9
Bantarwaru
2
2
2
2.0417
2
Resiko Rendah
10
Sered
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
11
Kenteng
2
2
4
2.7083
4
Resiko Tinggi
12
Rejasa
2
2
2
2.0833
4
Resiko Tinggi
13
Petambakan
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
14
Rakitan
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
Sigaluh
Madukara
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 15
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.2083 2
Kategori
15
Blitar
3
2
2
Resiko Rendah
16
Kaliurip
3
2
1
1.9583
2
Resiko Rendah
17
Karanganyar
2
2
2
2.0833
2
Resiko Rendah
18
Gununggiana
3
2
2
2.1667
2
Resiko Rendah
19
Clapar
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
20
Pakelen
2
2
2
2.1250
2
Resiko Rendah
1
Jenggawur
2
3
2
2.3750
2
Resiko Rendah
2
Banjarkulon
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
3
Banjarmangu
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
4
Rejasari
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
5
Kesenet
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
6
Kalilunjar
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
7
Sijeruk
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
8
Kendaga
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
9
Gripit
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
10
Pekandangan
3
3
2
2.5000
3
Resiko Sedang
11
Sigeblok
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
12
Paseh
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
13
Sipedang
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
14
Sijenggung
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
15
Beji
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
16
Prendengan
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
17
Majatengah
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
1
Kasilip
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
2
Tapen
3
3
2
2.5000
3
Resiko Sedang
3
Karangjambe
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
4
Wanadadi
2
3
2
2.4167
2
Resiko Rendah
5
Wanakarsa
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
6
Lemahjaya
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
7
Karangkemiri
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
8
Kandangwangi
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
9
Medayu
2
3
2
2.4583
2
Resiko Rendah
10
Linggasari
3
3
2
2.5000
2
Resiko Rendah
11
Gumingsir
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
1
Pingit
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
2
Situwangi
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
3
Gelang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
4
Rakit
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
5
Adipasir
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
6
Bandingan
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
Banjarmangu
Wanadadi
Rakit
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 16
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 3.0000 4
Kategori
7
Kincang
3
4
2
8
Badamita
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Tanjunganom
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
10
Luwung
2
4
2
2.7917
3
Resiko Sedang
11
Lengkong
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
1
Sambong
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
2
Danakerta
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
3
Klapa
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kecepit
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
5
Karangsari
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
6
Tribuana
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
7
Sawangan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Sidarata
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Punggelan
9
Badakarya
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
10
Punggelan
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
11
Jembangan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
12
Purwasana
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Petuguran
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
14
Bondolharjo
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
15
Tanjungtirta
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
16
Tlaga
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
Mlaya
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
1
Paweden
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
2
Gumelar
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
3
Purwodadi
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
4
Sampang
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
5
Slatri
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
6
Pagerpelah
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Pasuruhan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
8
Karanggondang
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Jlegong
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
10
Ambal
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
11
Binangun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
12
Karangkobar
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Leksana
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
1
Larangan
3
4
1
2.5000
3
Resiko Sedang
2
Karangnangka
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
3
Aribaya
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
4
Nagasari
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
5
Gumingsir
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
17 Karang kobar
Pagentan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 17
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.9583 4
Kategori
6
Sokaraja
3
4
2
7
Kayuares
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
8
Metawana
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
9
Kalitlaga
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
10
Karekan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
11
Plumbungan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
12
Pagentan
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
13
Kasmaran
3
4
2
2.8333
3
Resiko Sedang
14
Majasari
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
15
Babadan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
16
Tegaljeruk
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
1
Kalilunjar
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
2
Karangsari
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
3
Sarwodadi
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
4
Grogol
3
3
1
2.4167
2
Resiko Rendah
5
Giritirta
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
6
Biting
3
3
2
2.6250
3
Resiko Sedang
7
Tlahap
3
3
1
2.2500
2
Resiko Rendah
8
Darmayasa
3
3
2
2.5417
3
Resiko Sedang
9
Pejawaran
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
10
Panusupan
3
3
1
2.2917
2
Resiko Rendah
11
Ratamba
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
12
Sidengok
3
3
2
2.5833
3
Resiko Sedang
13
Pegundungan
3
3
2
2.7083
3
Resiko Sedang
14
Beji
3
3
2
2.7917
3
Resiko Sedang
15
Semangkung
3
3
2
2.7500
3
Resiko Sedang
16
Condongcampur
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
17
Gombol
3
3
2
2.6667
3
Resiko Sedang
1
Batur
3
1
2
1.9167
4
Resiko Tinggi
2
Sumberejo
3
1
2
1.9583
2
Resiko Rendah
3
Pasurenan
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
4
Pekasiran
3
1
2
2.0833
2
Resiko Rendah
5
Kepakisan
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
6
Bakal
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
7
Karangtengah
3
1
2
2.0000
2
Resiko Rendah
8
Diengkulon
3
1
2
2.0417
2
Resiko Rendah
1
Karangtengah
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
2
Suwidak
3
4
2
3.0417
3
Resiko Sedang
3
Bantar
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
4
Pandansari
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Pejawaran
Batur
Wanayasa
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 18
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.8750 3
Kategori
5
Pagergunung
3
4
2
Resiko Sedang
6
Dawuhan
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
7
Kubang
3
4
2
3.0000
3
Resiko Sedang
8
Susukan
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
9
Wanayasa
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
10
Pesantren
3
4
1
2.5833
3
Resiko Sedang
11
Balun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
12
Tempuran
3
4
2
2.9583
3
Resiko Sedang
13
Wanaraja
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
14
Jatilawang
3
4
2
2.9583
2
Resiko Sedang
15
Legoksayem
3
4
2
3.0000
3
Resiko Sedang
16
Kasimpar
3
4
1
2.5833
3
Resiko Sedang
17
Penanggungan
3
4
2
3.0833
3
Resiko Sedang
1
Kalibening
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
2
Asinan
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
3
Sembawa
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Kalibombong
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
5
Majatengah
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
6
Kalisatkidul
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Sirukem
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
8
Kertasari
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
9
Kalibening
Sidakangen
3
4
4
3.7083
4
Resiko Tinggi
10
Sikumpul
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
11
Gununglangit
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
12
Bedana
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
13
Sirukun
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
14
Karanganyar
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
15
Plorengan
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
16
Kasinoman
3
4
2
2.8750
3
Resiko Sedang
1
Pandanarum
3
4
2
3.1250
4
Resiko Tinggi
2
Sinduaji
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
3
Pasegeran
3
4
2
3.0000
4
Resiko Tinggi
4
Pingitlor
3
4
2
3.0833
4
Resiko Tinggi
5
Lawen
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
6
Sirongge
3
4
2
2.9583
4
Resiko Tinggi
7
Pringamba
3
4
2
3.0417
4
Resiko Tinggi
Beji
3
4
2
2.9167
3
Resiko Sedang
1
Pagedongan
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
2
Gunungjati
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
3
Twelagiri
3
2
2
2.2500
2
Resiko Rendah
Pandanarum
8 Pagedongan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 19
No.
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Skor
Skor
Skor
Skor yang disepakati 2.4167 2
Kategori
4
Kebutuhduwur
3
2
2
5
Kebutuhjurang
3
2
2
2.3333
2
Resiko Rendah
6
Pesangkalan
3
2
2
2.3750
2
Resiko Rendah
7
Duren
3
2
2
2.4167
2
Resiko Rendah
8
Lebakwangi
3
2
2
2.2917
2
Resiko Rendah
3
2
2
2.2083
2
Resiko Rendah
9 Gentansari Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Resiko Rendah
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2011
Gambar 5.1. Area Beresiko di Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan Data Area Beresiko dan Peta dapat dilihat penentuan area beresiko Kabupaten Banjarnegara ada 80 Desa yang beresiko Tinggi. Penilaian menggunakan pembobotan 25% data skunder, 25% data SKPD, dan 50% data EHRA. Tingkat kepadatan penduduk wilayah tersebut cukup tinggi dibandingkan Desa-desa yang lain. Hal ini menimbulkan permasalahan dalam sanitasi lingkungan misalnya kawasan pemukiman yang kumuh, pencemaran air permukaan dan air tanah, penanganan air limbah dan sampah yang belum memadai, sistem drainase yang buruk dan tingkat kesehatan masyarakat yang masih belum baik. Ada 2 Desa yang pemukimannya kurang padat tetapi potensi untuk .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 20
pencemaran seperti Desa Winong dekat dengan TPA dan Desa Mantrianom dekat dengan IPLT menjadikan penilaian area berisiko potensi tinggi menurut kebijakan pokja kedua Desa ini juga masih dekat dengan perbatasan kota yang menjadikan penilaian. 5.2 KAJIAN DAN OPSI PARTISIPASI SERTA JENDER DI AREA PRIORITAS Desa yang menjadi kunjungan program sanitasi adalah RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara terdapat 129 KK, 495 jiwa. Dari jumlah tersebut yang memiliki jamban sendiri hanya 18 KK, selebihnya untuk keperluan BAB dengan menggunakan kolam ikan dan sungai. Mereka yang telah memiliki jamban sendiri umumnya tidak menggunakan septictank sehingga limbah air langsung dibuang ke kolam ikan dan sungai / badan air tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu (treatment), sehingga limbahnya mencemari air tanah dan sungai. Warga yang mempunyai sumur gali sendiripun airnya tercemari karena sebagian besar masyarakat BAB dikolam ikan. Kebanyakan rumah memiliki kolam ikan dan juga untuk BAB. Di kampung tersebut kejadian diare dan thypus terakhir terjadi bulan Juli 2011
Sumber : Peta Sosial Kelurahan Semarang, 2010
Gambar 5.2 Peta Lokasi Kelurahan Semarang Untuk kebutuhan air bersih, masyarakat RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara mendapatkannya dari sumber mata air tanah jika warga yang mempunyai sumur kering di mata air ini tidak akan kering. Untuk kondisi sanitasi berupa air limbah, masyarakat masih mempergunakan cubluk / dialirkan ke kolam sebagai tempat pembuangan tinja. Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion) RW. IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara. FGD ini dihadiri oleh kurang lebih 20 orang perwakilan warga yang terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat dusun dan desa, ibu-ibu PKK, dan
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 21
pemuda. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 21 Agustus 2011 di rumah warga RW.IV Kelurahan Semarang Kec. Banjarnegara.
Sumber : BAPPEDA, 2011
Gambar 5.3 Suasana kegiatan FGD tentang sanitasi Dari kegiatan ini dapat dilihat beberapa hal yang berkaitan dengan sanitasi 1. Meskipun sebagian besar warga sudah memiliki jamban dengan septictank, tetapi masih ada warga yang menggunakan cubluk sebagai sarana buang air besarnya 2. Belum semua warga memahami pola hidup bersih dan sehat (PHBS) berkaitan dengan pemeliharaan ternak, sebab masih banyak kandang ternak yang berdekatan dengan rumah warga 5.3 MEDIA DAN PENINGKATAN KEPEDULIAN SOSIAL 5.3.1 Peran Stakeholder dalam Pemasaran Sosial Perencana, Pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup di dalamnya terdapat pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan, perencanaan kajian kelayakan lingkungan dan penanganan sengketa lingkungan. Menggunakan media sosialisasi dan pelatihan dalam mengkomunikasikan isu. Menggunakan alat berupa leaflet yang dibagikan saat sosialisasi dan pelatihan serta tulisan/artikel di warta bahari. Program upaya Penangulangan Kemiskinan. Tiap SKPD melakukan sosialisasi namun belum semua SKPD memiliki keterampilan berbicara di depan masyarakat sehingga dibutuhkan sebuah pelatihan khusus mengenai hal ini. Pemerintah kabupaten Banjarnegara melaksanakan konsfresi besar dalam dalam satu tahun dua kali yang dilaksanakan setiap ahir semester. Pada efen-efen tersebut disampaikan program-program kebijakan pemeintah kabupaten banjarnegara dan pembahsan rencana pelaksanaannya. Audiens yang diundang : 1.
Muspida
2.
Unsur DPRD (Ketua, Wakil Ketua, Ketua Komisi, Ketua Fraksi)
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 22
3.
Kepala SKPD dan Kepala Dinas Vertikal
4.
Para Camat
5.
Pejabat Militer (Komandan Rayon Militer/KORAMIL)
6.
Polisi (Kepala Kepolisian Sektor/POLSEK)
7.
Kepala Desa
DisKomimfo melalui Radio Swara Banjarnegara FM mempublikasikan seputar Banjarnegara dan kebijakan-kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, cakupan siaran dari Radio swara Banjarnegara sampai diseluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara dan sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara 5.3.2. Profil Media Massa Lokal Di Kabupaten Banjarnegara
cukup banyak media lokal baik media cetak
maupun media elektronik. Berikut daftar media massa di Kabupaten Banjarnegara. Tabel 5.7 Nama Radio yang ada di Kabupaten Banjarnegara No 1
Nama Radio
Alamat
Pemerintah RSPD
Jl. Letjen Suprapto No.111 Tlp. (0286) 592202
2
Swasta POP FM
Jl. Letjen Suprapto No.1116 Tlp. (0286) 594928
PRIMA FM
Jl. Tentara Pelajar No.56
Sumber : Data Sekunder, 2011
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 23
Tabel 5.8 Harian Surat Kabar Yang Beredar di Kabupaten Banjarnegara No
Nama Surat Kabar di Kabupaten Banjarnegara Alamat Redaksi
1
SUARA MERDEKA
Semarang
2
Radar Banyumas
Purwokerto
3
Kedaulatan Rakyat
Yogyakarta
4.
WAWASAN
Semarang
Sumber : Data Sekunder, 2011
5.3.3 Keterlibatan Media di dalam Pemberitaan Sanitasi di Banjarnegara Pemberitaan media lokal dan nasional mengenai kondisi sanitasi di Banjarnegara terutama didominasi oleh kondisi kekeringan di Kabupaten Banjarnegara. Hanya sedikit media yang memberitakan tentang sektor sanitasi yang lain. Hasil penelusuran pada beberapa media melalui website Perpustakaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Tabel 5.9 Infor masi Kondisi Sanitasi di Kab. Banjarnegara dari Media Massa No. Judul Berita
Sumber
1.
Banjir Bandang, Satu Luka
Suara Merdeka – 15 Maret 2008
2.
Drainase Buruk, Jalan Banjir
Suara Merdeka – 6 Nopember 2008
3.
Tebing Ambrol Sopir Menginap 10 jam
Suara Merdeka – 3 Februari 2009
4.
Warga Keluhkan Pencemaran Sungai Sapi
Radar Banyumas – 9 September 2010
Sumber : Data Sekunder, 2011
5.3.4. Komunikasi Dua Arah (Below The Line) Below the line (BTL) adalah sebuah strategi promosi atau komunikasi dengan target audiens yang terbatas (spesifik). Dalam strategi ini tercipta interaksi langsung dengan audiens atau
komunikasi berlangsung dua arah. Media atau kegiatannya
memberikan kesempatan kepada audiens untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi. Kegiatan komunikasi dilakukan Pemerintah Kabubaten Banjarnegara baik mengenai pembangunan umum daerah maupun terkait program atau pembangunan di bidang sanitasi pada khususnya. Beberapa kegiatan antara lain:
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 24
1.
Konferensi Besar Kabupaten Banjarnegara Konferensi
Besar
merupakan
agenda
pertemuan
Pemerintah
Kabupaten
Banjarnegara dengan mengundang seluruh Camat dan Kepala Desa serta stakeholder lainnya. Kegiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi dan kebijakan daerah dalam pembangungan atau program/ rencana agar diketahui seluruh Kepala Desa untuk meneruskan kepa masyarakat secara lebih luas. Pertemuan ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan usulan, masukan, kritik dan informasi kepada Pemerintah Kabupaten sehingga dapat mengetahui kondisi riil di lapangan/ wilayah di Kabupaten Banjarnegara. Konferensi besar diadakan 2 (dua) kali setahun pada awal semester I dan Semester II 2.
Penyuluhan Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara secara rutin mengadakan penyuluhan terkait dengan penyehatan lingkungan di masyarakat.
Sumber : Dinas Kesehatan, 2009
Gambar 5.4 Kampaye Kesehatan
3.
Sosialisasi Adipura
4.
Roadshow kegiatan sanitasi (PAMSIMAS, SLBM)
Sumber : TIM SLBM, 2010
Gambar 5.5 Kegiatan SLBM .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 25
5.4 KETERLIBATAN SEKTOR SWASTA DALAM LAYANAN SANITASI 5.4.1 Pengelolaan Sampah Sampah tak pernah lepas dari kehidupan kita setiap hari, dengan banyaknya sampah yang menumpuk menimbulkan inisiatif dari masyarakat untuk menjadikannya sebagai peluang bisnis terutama sampah non-organik yang memiliki nilai jual. Sampah-sampah tersebut dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya seperti kardus, plastik, kertas, logam besi, botol dan aluminium. Sampah-sampah tersebut mereka kumpulkan rumah tangga, fasilitas umum dan kawasan bisnis (seperti hotel dan rumah makan) dengan cara membeli (untuk yang memiliki modal) ataupun memungutnya (pemulung). Sampah yang terkumpul tersebut kemudian dijual kepada para pengusaha pengepul. Di Banjarnegara terdapat beberapa orang yang memiliki usaha sebagai pengepul sampah-sampah tersebut atau yang biasa disebut dengan pengepul rongsok, seperti di Kelurahan Krandegan di daerah tersebut banyak terdapat pengepul rongsok mulai dari skala kecil, menengah maupun besar. Adapun beberapa pengepul yang berhasil diwawancarai adalah sebagai berikut : 1. Nama pengusaha SOHIR, alamat Rt. 02 Rw. 8 Kel. Krandegan, mulai usaha sejak tahun 2004 dengan jumlah tenaga kerja 4 orang, untuk jenis dan volume barang yang ditampung adalah : Tabel 5.10 Data Pengepul Milik Sohir No. Jenis barang Volume rata-rata per Harga beli Bekas bulan (kg/ (Rp./Kg) kwintal/ton) 1. Plastik (cacahan) 5 Kwintal Rp. 1.700 2. Kertas 5 Kwintal Rp. 1.200 3. Logam besi 5 Kwintal Rp. 1.700 4. Aluminium 1,5 Kwintal Rp. 9.000 5. Botol/kaca 100 kg Rp. 500
Harga jual (Rp./Kg) Rp. 1.900 Rp. 1.500 Rp. 2.000 Rp. 11.000 Rp. 700
Sumber: Data Pengusaha Pengepul Bapak Sohir, 2011
Kota tujuan penjualan Kabupaten Wonosobo, adapun kendala dalam usaha adalah keterbatasan pada pembeli rongsok.
Sumber : Data primer, 2010
Gambar 5.6 Pengepul Milik Sohir .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 26
2. Nama pengusaha BUSONO, alamat Rt. 02 Rw. 9 Kel. Krandegan, mulai usaha sejak tahun 2006 dengan jumlah tenaga kerja 1 orang, untuk jenis dan volume barang yang ditampung adalah : Tabel 5.11 Data Pengepul Milik Busono No. Jenis barang Volume rata-rata per Harga beli Bekas bulan (kg/ (Rp./Kg) kwintal/ton) 1. Plastik (cacahan) 900 Kg Rp. 1.800 2. Kertas 800 Kg Rp. 1.200 3. Logam besi 1.600 Kg Rp. 2.700 4. Aluminium 200 Kg Rp. 10.000 5. Botol/kaca 280 buah Rp. 700
Harga jual (Rp./Kg) Rp. 2.000 Rp. 1.500 Rp. 3.000 Rp. 12.000 Rp. 900
Sumber: Data Pengusaha Pengepul Bapak Busono, 2011
Kota tujuan penjualan Kabupaten Tegal, adapun kendala dalam usaha adalah harga yang tidak stabil.
Gambar 5.7 Pengepul Milik Busono 5.4.2 Pengolahan Air Limbah Program penyediaan sarana pengolahan air limbah di Banjarnegara berawal pada tahun 2008 dan tahun 2009 memalui Program SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang melibatkan Pemerintah, masyarakat setempat dengan didampingi oleh suatu Lembaga Swadaya Masyarakat. Sedangkan pada tahun 2010 melalui Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) yang melibatkan Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dan masyarakat setempat. Pengolahan air limbah tersebut berada di 5 kelurahan di Kecamatan Banjarnegara yaitu Kelurahan Semarang melalui program SANIMAS tahun 2008, Kelurahan Sokanandi melalui program SANIMAS tahun 2009, Kelurahan Kalibenda, Kelurahan Krandegan dan Kelurahan Kutabanjar melalui program SLBM tahun 2010. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan operasional serta pemeliharaan memberikan dampak yang positif dalam masa operasional sarana Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan MCK Umum di Kabupaten
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 27
Banjarnegara. IPAL secara operasional dan pemeliharaan dikelola oleh masyarakat sehinggga pengelolaan sarana IPAL dan MCK umum berjalan dengan baik.
Sumber : TIM SLBM, 2010
Gambar 5.8 Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat (SLBM) sistem IPAL Komunal Samapai sekarang difungsikan oleh masyarakat dengan baik dan tidak ada gendala. Pemeliharaan juga berjalan, dikelola oleh Panitia dari masyarakat yang masuk ke Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS).
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
V - 28