BAB IV Rencana Implementasi dan Kebutuhan Sumber Daya
Setelah diperoleh kesimpulan bahwa teknologi yang paling tepat adalah WiMAX, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rencana implementasi dan kebutuhan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun keuangan.
4.1. Rencana Implementasi Sertifikat Perangkat
Pemerintah Tax on Dividend
Tax, Sertifikasi Perangkat
BHP, USO, Tax Sertifikasi Perangkat Perangkat keras, Bandwith
Suppliers
Izin Frekwensi, Sertifikat Perangkat Modal
Investors
Konsorsium Cost
Dividend CPE Service
Monthly Payment
Users /Consumers Gambar 4.1. Proses Bisnis ISP (-kasus Konsorsium)
Gambar di atas dapat mempermudah menjelaskan proses bisnis penyedia layanan internet Konsorsium PIB, yang menjadi dasar pembuatan rencana implementasi. Panah biru merupakan aliran keputusan pemerintah dan perizinan, panah merah merupakan aliran barang dan jasa, dan panah hijau merupakan aliran uang. Konsorsium menghubungi Suppliers untuk pemesanan perangkat Access Point/Base Station, kemudian mengajukan permohonan standardisasi/sertifikasi perangkat sekaligus meminta Suppliers untuk mengajukan sertifikasi perangkat (khusus CPE). Setelah serfikat diperoleh, Konsorsium mengajukan permohonan izin
77
penggunaan pita frekwensi untuk WiMAX atau mengikuti lelang frekwensi. Selanjutnya Konsorsium mulai melakukan kegiatan pemasaran dan operasional, yaitu melakukan promosi, membuat beberapa customer service point, dan mengelola pelanggan serta perawatan jaringan dan perangkat. Perihal aliran uang dapat dijelaskan sebagai berikut. Konsorsium akan mengeluarkan biaya untuk perizinan penggunaan frekwensi, sertifikasi perangkat, dan USO bila telah memiliki omzet. Suppliers dikenakan pajak untuk setiap penjualan perangkat serta akan mengeluarkan biaya untuk sertifikasi perangkat CPE. Investors menitipkan modal kepada Konsorsium dan apabila bisnis telah berjalan sesuai rencana, Investor akan memperoleh dividend, namun mempunyai kewajiban membayar pajak atas pendapatan yang diterimanya tersebut. Jadi rencana implementasi yang diusulkan adalah sebagai berikut: Bulan 1
Melakukan pemesanan perangkat Last Mile yang dibutuhkan, yaitu perangkat WiMAX. Karena shipment membutuhkan waktu maksimum 45 hari13, maka selama waktu tersebut Konsorsium melakukan pendekatan kepada investor. Bulan 3
Mengajukan permohonan sertifikasi perangkat kepada Direktorat Standarisasi selaku Lembaga Sertifikasi. Proses sertifikasi membutuhkan waktu maksimum 60 hari kerja14. Bulan 6
Mengajukan permohonan izin penggunaan frekwensi kepada Ditjen Postel. Proses perizinan frekwensi membutuhkan waktu maksimum 45 hari kerja15. Bulan 9
Instalasi perangkat Last Mile (AP, Server, Software), melakukan training karyawan baru dan pembuatan SOP untuk penjualan, keuangan, dan operations; serta melakukan pemesanan CPE. Bulan 10
Mulai melakukan kegiatan Market Testing (Marketing) dan Operations.
13
Krisnandi Tedy, Wawancara oleh: Candra Taufik. http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=4&SubMenu=1 15 http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=3&SubMenu=1 14
78
Langkah-langkah di atas menjadi tidak berarti apabila target pasar tidak tercapai. Oleh karena itu, untuk mencapai target pemasaran perlu adanya langkahlangkah pemasaran yang tepat sasaran atau setidaknya ada daftar kegiatan pemasaran. Namun perlu juga diperhatikan bahwa berdasarkan hasil questioners yang telah dibahas sebelumnya, kita perlu menonjolkan empat hal, yaitu: bandwith, biaya langganan, biaya start-up, dan kemudahan instalasi. Jadi dalam kegiatan pemasaran (iklan & promosi) keempat hal tersebut ditawarkan terlebih dahulu. Berikut adalah usulan daftar kegiatan pemasaran agar target pemasaran tercapai: A. Promosi
Memberikan kesempatan kepada calon pelanggan untuk melakukan ujicoba penggunaan internet di rumah selama 1 minggu. Kegiatan ini bermanfaat selain menjadi daya tarik bagi calon pelanggan untuk menggunakan layanan akses internet, juga sebagai sarana edukasi kepada orang-orang yang belum mengenal internet, terutama orang tua dari para pelajar dan mahasiswa. B. Iklan
Mengadakan iklan pada beberapa media masa yaitu Koran dan TV di Bandung, serta mengadakan penyebaran iklan di Internet melalui website, email, blog, mailing list, dan memasang iklan pada websites lainnya. Hal ini diusulkan sebab dari hasil questioners, responden paling banyak mempergunakan media Koran, TV, dan Internet untuk memperoleh berita. C. Upaya lainnya o Menjadi sponsor kegiatan mahasiswa/pelajar/guru di Bandung, sekaligus
mengadakan seminar atau pengenalan layanan akses internet. o Membuat dan menyebarkan brosur, pamphlet dan banner di Bandung dan
sekitarnya. Di Bandung, terdapat lebih dari 100 buah warung internet. Dengan kapasitas Bandwith yang diberikan dan tariff yang relative lebih murah, hal ini dapat menjadi malapetaka bagi bisnis warnet karena omzet mereka bisa turun dan pengguna warnet beralih menjadi pengguna internet di rumah, bahkan bisa menjadi penyedia layanan internet kepada tetanggannya, sehingga mengurangi omzet Konsorsium sendiri. Oleh karena itu diperlukan adanya perjanjian atau kontrak penggunaan akses internet, misalnya dengan batasan hanya 3 komputer dan/atau komputer-komputer milik keluarga itu saja yang diperbolehkan mengakses internet melalui 1 CPE. Apabila dipergunakan oleh kalangan korporat, warnet, kost atau untuk tujuan bisnis akses 79
internet, perlu dikenakan tariff yang berbeda. Dengan demikian, diharapkan bisnis warnet tidak terganggu dan bisnis konsorsium dapat mencapai target pemasaran.
4.2. Kebutuhan Sumber Daya Secara umum, pengembangan bisnis memerlukan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan keuangan. Dengan target 2.400 pelanggan per tahun, sumber daya manusia yang diperlukan dalam pengembangan bisnis penyedia layanan internet (ISP) adalah untuk menempati posisi sebagai: o Back-office, sebanyak 3 orang.
Jumlah 3 orang sesuai dengan jumlah modul pada back-office software dari vendor WiMAX, yaitu modul administrasi keuangan, administrasi pelanggan, dan administrasi teknis. o Tenaga Sales, 2 orang.
Jumlah tenaga sales ini adalah hasil perhitungan dari variable jumlah target pelanggan selama satu tahun (2400) dibagi dengan kemampuan seorang sales yang diasumsikan mampu melayani pelanggan sebanyak 5 orang dalam satu hari. Dalam kata lain, jumlah pelanggan yang daftar dalam satu hari diperkirakan rata-rata sebanyak 10 orang. Sangat mungkin sekali bahwa terjadi kondisi dimana dalam satu hari terdapat banyak pelanggan yang berminat (lebih dari 10 orang). Dalam kondisi seperti itu peran anggota konsorsium dalam mendukung kegiatan pemasaran dan operasi menjadi nyata. o Teknisi, 2 orang.
Seperti pada perhitungan jumlah tenaga sales, jumlah tenaga teknisi pun diperkirakan cukup hanya dua orang saja. Jika diperlukan tambahan tenaga teknisi, maka anggota konsorsium dapat menambah dengan teknisi-nya masingmasing sesuai kesepakatan konsorsium. Posisi management sudah ditetapkan oleh Konsorsium seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.3. terdiri dari Ketua Harian, Koordinator Marketing, Koordinator Administrasi dan Koordinator Teknik. Perihal keuangan juga telah ditampilkan pada Sub Bab 3.3.2.4 Financial Projection & Analysis, pada tabel 3.4 dengan total nilai investasi keseluruhan sebesar Rp. 15,127,390,400,-. Bagi konsorsium sendiri, karena berperan sebagai pengelola 80
marketing dan operasional serta pemilik lisensi frekwensi dan sertifikat perangkat, dana yang diperlukan adalah sebesar Rp. 5,230,570,400,-.
4.3. Kunci Sukses Untuk keberhasilan bisnis penyedia layanan internet Konsorsium yang optimal, beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah: a. Berhasil melakukan pendekatan kepada Ditjen Postel dan memperoleh izin penggunaan frekwensi dan standardisasi perangkat. b. Memperoleh investor yang mampu menyediakan modal dan investasi awal dalam rangka menutupi biaya operasional dan marketing, karena sesuai peran Konsorsium sebagai pengelola operasional dan marketing. c. Bisa memperoleh hubungan dengan NAP lain yang memiliki kapasitas Bandwith lebih besar dari 0,5 Gbps.
81