BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA
4.1 Rencana Implemetasi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa terdapat tiga buah atribut yang dapat digunakan untuk mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair yaitu atribut pembuktian secara langsung, pendapat ahli, dan banyak yang mengkonsumsi. Oleh karena itu, rencana implementasi media komunikasi yang akan digunakan untuk mengedukasi mahasiswi perlu melibatkan ketiga buah atribut tersebut. Namun, rencana implementasi yang akan diterapkan hanya mencakup skala Bandung karena keterbatasan waktu dan sumber daya.
Implementasi ini melibatkan dua bagian besar yaitu melalui kegiatan komunikasi Above The Line (ATL) dan juga Below The Line (BTL). Kegiatan ATL mempunyai objektif untuk membangun awareness dan rasa keingintahuan di kalangan mahasiswi mengenai tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu Ultra. Dalam implementasi kegiatan ATL tersebut akan menggunakan beberapa media yang didasarkan pada hasil riset yang dapat dilihat pada Bab 2 dan studi literatur. Sedangkan kegiatan BTL mempunyai objektif untuk meyakinkan dan membentuk kepercayaan mahasiswi bahwa susu Ultra memang tidak mengandung bahan pengawet di dalamnya. Adapun kegiatan ATL dan BTL yang akan dilaksanakan akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
4.1.1 Above The Line (ATL) Kegiatan komunikasi melalui Above The Line untuk mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair dilakukan dengan menggunakan media banner, internet, dan majalah kampus. Adapun penjelasan dari masing-masing media tersebut adalah : 1. Banner Banner digunakan sebagai salah satu media dalam mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair karena :
87
•
Banner dapat menjangkau sesuai dengan segmen yang diinginkan secara langsung seperti peletakkan banner di kampus yang dapat langsung dilihat oleh mahasiswi.
•
Banner dapat menarik perhatian mahasiswi karena dengan adanya banner yang diletakkan di tempat strategis dimana mahasiswi sering berlalu lalang akan menimbulkan rasa keingintahuan mahasiswi akan banner tersebut dan memudahkan mahasiswi untuk membaca banner tersebut.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Bentuk Pelaksanaan Banner yang akan dipasang merupakan banner yang terbuat dari kain yang mempunyai penyangga sehingga dapat dipasang dalam keadaan berdiri. Banner yang akan dipasang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, banner akan berupa tulisan yang akan menggambarkan bahwa susu UHT telah banyak dikonsumsi oleh banyak negara dan menanyakan mengapa hal itu bisa
terjadi.
Contoh
yang
menggambarkan
pesan
tersebut
adalah ”Germany, France, Spain, Portugal. Belgium, Italy, Switzerland, and other countries. They consume UHT Milk. WHY?” Kemudian di bagian bawah dari banner tersebut akan dituliskan website PT Ultrajaya. Banner ini bertujuan untuk menarik perhatian dari para mahasiswi agar mau menyimak banner tersebut. Selain itu, banner tersebut juga bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dari para mahasiswi atas pesan tersebut sehingga para mahasiswi akan bertanya-tanya bahkan akan berusaha mengunjungi website PT Ultrajaya.
Tahap kedua, banner akan berisi gambar susu Ultra yang menggunakan teknologi UHT dengan kemasan aseptik yang dapat menjaga kualitas susu dengan baik karena bakteri dan cahaya dari luar tidak dapat masuk. Selain itu, banner tersebut juga akan memuat pernyataan ahli secara singkat yang menjamin bahwa susu UHT tidak mengandung bahan pengawet beserta dengan tanda tangan ahli tersebut untuk lebih meyakinkan mahasiswi.
88
Kemudian ditambahkan juga kalimat yang menyatakan bahwa susu Ultra merupakan susu UHT pertama di Indonesia dan terbaik di Asia karena sudah mendapatkan Superbrands Award. Sedangkan di bagian bawah dari banner tersebut dicantumkan jadwal pelaksanaan kegiatan BTL beserta dengan website PT Ultrajaya. Di dalam kedua banner tersebut melibatkan atribut banyak yang mengkonsumsi dan pendapat ahli karena atribut tersebut merupakan atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu.
b) Tempat Pelaksanaan Banner tersebut akan dipasang di dalam gedung kampus khususnya di depan pintu kampus. Hal ini bertujuan agar banner tersebut dapat dengan mudah terlihat oleh para mahasiswi dan menarik perhatian dari para mahasiswi karena banner tersebut terletak di tempat yang strategis dimana para mahasiswi berlalu lalang.
2. Internet Media internet dapat digunakan dalam mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair karena : •
Berdasarkan hasil survei seperti terlihat pada Gambar 2.25, sebanyak 16% dari mahasiswi memanfaatkan waktu luang dengan surfing internet.
•
Media internet dapat memuat banyak informasi sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai edukasi secara lebih mendalam.
•
Media internet dapat memberikan gambaran audio visual sehingga dapat menarik bagi para pembaca dan memudahkan untuk menangkap pesan yang disampaikan.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Bentuk Pelaksanaan Bentuk komunikasi yang akan digunakan dalam media internet adalah dalam bentuk edukasi. Edukasi yang terdapat di dalam internet tersebut
89
terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi video yang menggambarkan bahwa sudah banyak negara yang mengkonsumsi susu UHT kemudian dijelaskan mengenai proses susu Ultra dengan menggunakan teknologi UHT dan kemasan aseptik dan disusul oleh pernyataan ahli yang membicarakan bahwa teknologi tersebut yang menyebabkan susu UHT menjadi awet.
Bagian kedua berisi mengenai ulasan para ahli secara tertulis yang menjelaskan secara lebih mendetail mengenai teknologi UHT dan kemasan aseptik sehingga susu UHT dapat tahan lama meskipun tanpa pengawet. Selain itu, juga diulas mengenai bahaya bahan pengawet yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
Bagian ketiga berisi gambar-gambar yang berupa edukasi mengenai tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu cair. Gambar tersebut bertujuan agar para mahasiswi lebih tertarik dan dapat menangkap pesan edukasi tersebut. Selain itu, apabila gambar tersebut memang menarik bagi para mahasiswi maka mereka dapat men-download gambar tersebut dan mungkin saja memperlihatkannya kepada orang lain.
b) Tempat Pelaksanaan Edukasi melalui media internet tersebut akan dipasang pada website PT Ultrajaya sehingga biayanya akan lebih rendah.
3. Majalah Kampus Media lain yang digunakan untuk mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair adalah majalah kampus. Majalah kampus ini digunakan sebagai salah satu media dalam mengedukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet di dalam susu cair karena : •
Berdasarkan hasil survei seperti terlihat pada Gambar 2.25, sebanyak 13% dari mahasiswi memanfaatkan waktu luang dengan membaca majalah.
90
•
Majalah kampus dipublikasikan di dalam lingkungan kampus sehingga dapat langsung menjangkau segmen mahasiswi.
•
Informasi mengenai tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu Ultra dapat digambarkan lebih detail dibandingkan dengan banner.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Bentuk Pelaksanaan Bentuk komunikasi yang akan digunakan pada majalah kampus dapat serupa
dengan
banner
yang
akan
menggambarkan
susu
Ultra
menggunakan teknologi UHT dengan kemasan aseptik sehingga dapat menjaga kualitas susu dengan baik karena bakteri dan cahaya dari luar tidak dapat masuk. Selain itu, diperkuat dengan pendapat ahli yang menjamin bahwa susu UHT tidak mengandung bahan pengawet beserta dengan tanda tangan ahli tersebut untuk lebih meyakinkan mahasiswi. Di samping pencantuman gambar, di dalam majalah kampus ini juga ditulis informasi yang mendukung edukasi mahasiswi mengenai kandungan bahan pengawet seperti bahaya kandungan bahan pengawet, teknologi UHT, dan kemasan aseptik. Informasi yang ditulis ini merupakan kutipan dari pendapat ahli sehingga mahasiswi lebih percaya dengan informasi tersebut. Kemudian dicantumkan juga atribut kepercayaan mahasiswi yang lain berupa banyaknya yang mengkonsumsi dengan cara mencantumkan data-data negara yang mengkonsumsi susu UHT.
b) Tempat Pelaksanaan Karena majalah ini merupakan majalah kampus, maka pesan tersebut ditulis pada majalah-majalah yang diterbitkan oleh kampus-kampus di kota Bandung.
4.1.2 Below The Line (BTL) Kegiatan BTL yang akan dilaksanakan adalah dengan menggelar event bertajuk “Ultra Peduli Generasi Muda”. Alasan pengambilan tema ini adalah banyaknya
91
makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet saat ini karena berkembangnya pola hidup praktis di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Marius Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI). Kehidupan yang serba cepat menuntut penyediaan segala sesuatu secara instan (cepat saji). Termasuk pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman sehari-hari. Namun, hal ini dimanfaatkan pihak tertentu yang menyatakan bahwa produknya bebas bahan pengawet. Padahal, berdasarkan komposisinya, produk tersebut adalah hasil tanaman yang mudah rusak. (KompasCyberMedia, 2003)
Dampak dari konsumsi bahan pengawet tersebut baru terasa dalam jangka waktu yang lama sehingga mahasiswi perlu diberi pengetahuan sejak dini mengenai bahaya
yang
mengancam
akibat
konsumsi
bahan
pengawet.
Adapun
pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Bentuk Pelaksanaan Event yang bertajuk “Ultra Peduli Generasi Muda” akan membawa pesan mengenai bahaya penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi bahan pengawet seperti penyakit kanker. Selain itu, juga mengedukasi mahasiswi mengenai teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan oleh susu Ultra agar mahasiswi mengetahui bahwa susu Ultra dapat awet disimpan bukan karena adanya kandungan bahan pengawet sehingga mahasiswi tidak perlu takut mengkonsumsi susu Ultra. Acara yang akan dilaksanakan dalam event ini adalah berupa talk show yang melibatkan para ahli dan pembuktian langsung karena kedua atribut tersebut merupakan pembentuk kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu. Acara talk show tersebut diadakan dengan pertimbangan sebagai berikut : •
Adanya komunikasi dua arah Dalam acara tersebut, mahasiswi dapat berinteraksi secara langsung dengan para ahli sehingga diharapkan melalui interaksi secara langsung tersebut mahasiswi dapat memiliki pemahaman yang benar khususnya mengenai tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu Ultra.
92
•
Menghindari kejenuhan Acara ini digunakan untuk menghindari kejenuhan karena mahasiswi dapat terlibat secara langsung dan suasananya yang santai sehingga mahasiswi tidak merasa bosan.
Dalam implementasinya, acara talk show tersebut akan dibawakan oleh artis yang disukai oleh anak muda agar mahasiswi tertarik mengkuti acara tersebut dan tidak cepat merasa bosan. Acara tersebut akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : •
Penjelasan dari ahli Bagian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih dalam kepada mahasiswi tentang bahaya dari konsumsi bahan pengawet yang berlebihan. Informasi ini akan disampaikan oleh ahli dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena ahli tersebut memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan pengawet.
Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan oleh produk susu Ultra. Hal ini bertujuan agar mahasiswi dapat mengetahui bahwa keawetan susu Ultra disebabkan karena penggunaan teknologi tersebut bukan karena ada kandungan pengawet di dalamnya. Informasi mengenai teknologi UHT tersebut akan disampaikan oleh ahli gizi karena ahli tersebut memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai proses pengolahan tersebut. Sedangkan informasi mengenai kemasan aseptik yang digunakan pada susu Ultra disampaikan oleh Public Relation dari PT Tetrapak Indonesia yang merupakan supplier dari kemasan tersebut sehingga memiliki pengetahuan yang mendalam.
Dalam bagian ini juga disertakan bagian tanya jawab agar para mahasiswi dapat berperan aktif sehingga suasana acara tersebut lebih menarik. Selain itu juga bertujuan agar mahasiswi dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di dalam benaknya.
93
•
Pembuktian langsung Pembuktian secara langsung ini dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap kandungan bahan pengawet yang terdapat di dalam susu Ultra. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam susu Ultra tidak mengandung bahan pengawet. Pembuktian langsung tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswi yang memiliki latar belakang ilmu pengetahuan untuk menguji kandungan zat seperti mahasiswi jurusan ilmu kimia, biologi, teknik pangan, dan sebagainya. Pembuktian yang dilakukan oleh sesama rekan mahasiswi bertujuan untuk menghindarkan dugaan bahwa hasil uji dimanipulasi oleh pihak perusahaan.
•
Quiz Acara quiz ini bertujuan untuk mendorong mahasiswi agar lebih memperhatikan acara talk show yang berlangsung dan juga untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan meriah.
Acara talk show tersebut kemudian akan diakhiri dengan acara minum susu Ultra bersama yang bertujuan untuk menumbuhkan keyakinan para mahasiswi bahwa susu Ultra tidak mengandung bahan pengawet di dalamnya.
b) Tempat Pelaksanaan Adapun event di atas akan diadakan di kampus-kampus di kota Bandung dimana waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan event-event yang akan digelar di kota Bandung atau disesuaikan dengan hari peringatan yang berkaitan dengan kesehatan.
94
Secara garis besar kegiatan edukasi ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Rencana Implementasi Kegiatan ATL dan BTL Jenis Kegiatan
Objektif
Media/Cara
ATL
Membangun awareness/ keingintahuan mahasiswi bahwa susu Ultra tidak mengandung bahan pengawet
Banner Internet Majalah Kampus
BTL
Untuk membentuk persepsi kepada mahasiswi bahwa susu Ultra tidak mengandung bahan pengawet
Event Road Show
4.1.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan ATL dan BTL yang telah dijelaskan di atas, akan diadakan pada waktu yang berdekatan agar kedua kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain sehingga rencana edukasi mahasiswi untuk mengubah persepsi adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu cair dapat berhasil. Rencana pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1.
Banner 1
Banner
Banner 2
Internet Majalah Kampus BTL Minggu ke0
2
4
6
8
Gambar 4.1. Timeline Kegiatan ATL dan BTL
Kegiatan ATL yang meliputi media banner, internet, dan majalah kampus akan dilaksanakan secara serentak agar saling melengkapi kekurangannya masingmasing. Kegiatan ATL tersebut akan dilakukan selama delapan minggu dan dilakukan terlebih dahulu dibandingkan dengan kegiatan BTL untuk membangun
95
awareness dan rasa keingintahuan mahasiswi terhadap kandungan bahan pengawet di dalam susu cair.
Akan tetapi, melakukan kegiatan ATL tersebut saja tidak cukup karena mahasiswi tidak mendapatkan kontak langsung untuk menjawab rasa keingintahuannya. Oleh karena itu, setelah kegiatan ATL telah berlangsung selama enam minggu, kegiatan BTL mulai diadakan secara berturut-turut dengan melakukan road show ke empat universitas terkenal di kota Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Padjajaran, dan Universitas Kristen Maranatha. Kegiatan BTL ini diperkirakan akan selesai dalam waktu dua minggu. Adapun tujuan dari kegiatan BTL ini adalah untuk memfasilitasi mahasiswi agar dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap dan dapat memperoleh kontak langsung dengan para ahli yang memang dapat membentuk kepercayaannya terhadap produk susu. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi para mahasiswi karena dapat melihat secara langsung proses pembuktian tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu Ultra.
4.2 Kebutuhan Sumber Daya Berdasarkan aktivitas ATL dan BTL yang dilakukan di atas, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah : •
Ahli dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ahli dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tersebut diperlukan karena akan terlibat dalam menyampaikan informasi dalam kegiatan BTL mengenai dampak dari konsumsi bahan pengawet.
•
Ahli gizi Ahli gizi tersebut diperlukan karena akan terlibat dalam menyampaikan informasi dalam kegiatan BTL mengenai proses pengolahan susu dengan teknologi UHT.
•
Public Relation (PR) dari PT Tetrapak Indonesia Public Relation (PR) dari PT Tetrapak Indonesia diperlukan karena PR tersebut akan terlibat dalam menyampaikan informasi mengenai kemasan aseptik yang digunakan oleh produk susu Ultra di dalam kegiatan BTL.
96
•
Artis yang disukai oleh kalangan anak muda Artis ini diperlukan karena akan berperan sebagai pembawa acara dan moderator dalam event yang berupa talk-show. Artis yang dipilih merupakan artis yang disukai oleh kalangan anak muda dan dapat membawakan acara dengan menarik, santai, dan humoris. Hal ini bertujuan agar para mahasiswi tertarik untuk mengikuti event tersebut.
Selain sumber daya manusia yang telah disebutkan di atas, edukasi mengenai tidak adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu Ultra dapat terselenggara apabila ada dukungan dari pihak-pihak lain seperti : •
Universitas di kota Bandung Dukungan dari pihak universitas di kota Bandung diperlukan karena kegiatan ATL dan BTL akan dilaksanakan di lingkungan kampus di kota Bandung.
•
PT Tetrapak Indonesia Dukungan dari PT Tetrapak Indonesia diperlukan karena pihak PT Tetrapak Indonesia akan terlibat untuk menyampaikan penjelasan mengenai kemasan aseptik pada event yang akan dilangsungkan. Selain itu, dengan digelarnya kegiatan ATL dan BTL ini, secara langsung juga dapat memberikan benefit kepada PT Tetrapak Indonesia karena PT Tetrapak Indonesia merupakan supplier kemasan untuk PT Ultrajaya sehingga dengan meningkatnya penjualan susu Ultra maka penjualan tetrapak pun akan ikut meningkat. Selain penjualan yang meningkat, kegiatan ini juga dapat meningkatkan image kemasan tetrapak yang lain. Oleh karena itu, PT Ultrajaya dapat melakukan kerjasama dengan PT Tetrapak Indonesia untuk melakukan edukasi ini secara bersamaan.
4.3 Pengukuran Efektifitas Pelaksanaan Kegiatan ATL dan BTL yang dilakukan kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektifitas dari kedua kegiatan tersebut. Evaluasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu evaluasi mengenai pesan yang disampaikan dan evaluasi mengenai efektivitas kegiatan yang dilakukan.
97
1. Evaluasi mengenai pesan yang disampaikan Evaluasi ini dilakukan terhadap kegiatan ATL sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Pelaksanaan evaluasi ini akan berupa focus group discussion yang pesertanya adalah para mahasiswi yang akan membahas mengenai gambar dan video yang akan dipasang pada banner, internet, dan majalah kampus. Evaluasi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pesan yang ingin disampaikan melalui kegiatan ATL tersebut dapat dimengerti oleh mahasiswi atau tidak. 2. Evaluasi mengenai efektivitas kegiatan yang dilakukan Evaluasi ini akan dilakukan untuk mengukur efektivitas kegiatan ATL dan BTL. Adapun pelaksanaan evaluasi tersebut dengan menggunakan metode interview yang akan dibagi menjadi dua tahap yaitu : •
Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui awareness dan persepsi awal mahasiswi terhadap kandungan bahan pengawet di dalam susu cair UHT.
•
Setelah kegiatan tersebut selesai dilaksanakan Evaluasi ini akan dilaksanakan satu minggu setelah kedua kegiatan tersebut selesai dilaksanakan untuk menghilangkan bias yang akan terjadi. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui awareness dan persepsi mahasiswi terhadap kandungan bahan pengawet di dalam susu cair UHT setelah kegiatan selesai dilaksanakan
Karena pengukuran tersebut terdiri dari dua tahap, maka pengukuran ini akan dilakukan terhadap mahasiswi yang sama agar dapat diketahui perubahan awareness dan persepsi dari mahasiswi tersebut. Selain itu, pengukuran efektifitas untuk kegiatan ATL dan BTL dilakukan secara terpisah dimana untuk pengukuran ATL menggunakan mahasiswi yang telah terekspos oleh kegiatan ATL tetapi tidak terekspos oleh kegiatan BTL. Sedangkan untuk pengukuran BTL menggunakan mahasiswi yang telah terekspos oleh kegiatan ATL dan BTL. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui efektivitas dari masing-masing kegiatan tersebut.
98
Untuk mengukur efektifitas pelaksanaan dari kegiatan ATL dan BTL, maka halhal yang perlu ditanyakan adalah : 1. Apakah Anda pernah mendengar susu UHT (Ultra High Temperature)? 2. Darimana Anda mendengar mengenai UHT? 3. Seberapa besar Anda mengerti mengenai UHT? 4. Jika responden terekspos oleh beberapa media, media apa yang paling dapat membuat Anda mengerti mengenai UHT? 5. Apakah Anda pernah mendengar kemasan aseptik? 6. Darimana Anda mendengar mengenai kemasan aseptik? 7. Seberapa besar Anda mengerti mengenai kemasan aseptik? 8. Jika responden terekspos oleh beberapa media, media apa yang paling dapat membuat Anda mengerti mengenai kemasan aseptik? 9. Menurut Anda, apakah susu cair mengandung bahan pengawet? 10. Seberapa yakin, Anda menjawab pertanyaan nomor 9? 11. Menurut Anda, apakah susu Ultra mengandung bahan pengawet? 12. Seberapa yakin, Anda menjawab pertanyaan nomor 11? 13. Informasi darimana yang membuat Anda yakin bahwa susu Ultra tidak memiliki kandungan bahan pengawet?
Langkah-langkah implementasi yang telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan terjadi perubahan persepsi dan awareness di kalangan mahasiswi terhadap kandungan bahan pengawet di dalam susu cair UHT maka konsep kegiatan ATL dan BTL di atas dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk skala yang lebih besar. Untuk implementasi dalam skala yang lebih besar, perlu terlebih dahulu menanyakan mengenai aktivitas dan media habit dari para mahasiswi. Hal-hal yang perlu ditanyakan antara lain : 1. Apakah yang Anda lakukan pada waktu luang? 2. Stasiun televisi apa yang sering Anda tonton? 3. Jenis acara yang sering Anda tonton di televisi? 4. Jam berapa Anda biasanya menonton televisi? 5. Radio apa yang sering Anda dengar?
99
6. Jenis acara yang sering Anda dengar di radio? 7. Jam berapa Anda biasanya mendengarkan radio? 8. Surat kabar apa yang sering Anda baca? 9. Hari apa saja Anda membaca surat kabar? 10. Bagian mana dari surat kabar yang biasanya Anda baca? 11. Majalah apa yang sering Anda baca? 12. Tabloid apa yang sering Anda baca? 13. Situs internet apa yang sering anda kunjungi? 14. Search engine apa yang sering anda gunakan? 15. Urutkan media berdasarkan tingkat keseringan Anda menggunakannya?
100
Gambar 4.2. Langkah-Langkah Implementasi
101