perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan Bank Negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yaitu didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 yang hingga kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bank Nasional. Selang beberapa bulan dari pembentukannya, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia. Tahun 1949, pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri (www.bni.co.id). Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46” atau “Bank BNI” (www.bni.co.id). Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Identitas perusahaan yang diperbaharui di tahun 2004 mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan “Bank BNI” dipersingkat menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian ‘46 digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia (www.bni.co.id). Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara seperti dalam taglinenya yaitu “Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa” (www.bni.co.id). 2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi BNI Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Misi BNI 1) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank of choice). 2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor. 3) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi. 4) Meningkatkan
kepedulian
dan
tanggung
jawab
terhadap
lingkungan dan sosial. 5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. c. Nilai Kenyamanan dan Kepuasan. d. Filosofi Logo Baru Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain. Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Huruf BNI Huruf
“BNI”
dibuat
dalam
warna
turquoise
baru,
untuk
mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan, dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik. Simbol “46” Angka “46” merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern. Palet Warna Palet
warna
korporat
telah
didesain
ulang,
namun
tetap
mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar. Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Budaya Kerja Perusahaan Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, terdiri dari : 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja a. Profesionalisme b. Integritas c. Orientasi Pelanggan d. Perbaikan Tiada Henti 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI a. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik b. Jujur, Tulus dan Ikhlas c. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab d. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis e. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan f. Kreatif dan Inovatif 4. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta memiliki pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing, antara lain : a. Pimpinan Cabang Pimpinan Cabang berwenang dan bertanggungjawab secara umum sebagai sistem administrator utama, diantaranya bertugas untuk : 1) Memutuskan pemberian pembiayaan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Mengawasi pemberian pembiayaan. 3) Memonitor setiap kelancaran portofolio pembiayaan dan bertanggungjawab kepada dewan direksi. 4) Mengkoordinasi
account
officer
yang
secara
langsung
berhadapan dengan debitur. 5) Membuat dan memutuskan suatu kebijakan pembiayaan. b. Pimpinan Bidang Pelayanan 1) Memberi dukungan kepada Pemimpin Cabang Utama dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan kinerja operasional, penyedia informasi, dan pelayanan transaksi. 2) Mendukung dan bekerja sama dengan Pemimpin Cabang Utama dalam
hal
penyusunan
Rencana
Kerja
dan
Anggaran,
mengkoordinasi SDM dalam unit front office. 3) Melakukan koordinasi dengan segenap unit mengenai pemecahan permasalahan pelayanan di KCU dan KLN. c. Pimpinan Bidang Operasional 1) Mengawasi dan bertanggungjawab langsung kepada pimpinan dan dewan direksi atas kegiatan operasional. 2) Membuat kebijakan dan keputusan perihal operasional Cabang Utama Surakarta. d. Pimpinan Bidang Pelayanan Nasabah 1) Mengatur kegiatan dan aktivitas pelayanan seluruh asisten pada unit layanan dalam hal pembukuan dan pengelolaan rekening
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau transaksi produk dan jasa Dalam Negeri maupun Luar Negeri. 2) Bertanggungjawab untuk mengontrol dan memecahkan masalah yang ada dan mengelola kepegawaian di unit frontliner. e. Penyelia Pelayanan Nasabah 1) Melayani informasi mengenai produk jasa Dalam Negeri maupun Luar Negeri. 2) Mengelola Kas Besar. 3) Melayani kegiatan eksternal: Payment Point, Kantor Kas, Kas Mobil, dan Cabang Pembantu. 4) Mengelola transaksi Giro, Tabungan, Deposito, dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). 5) Melayani transaksi jasa Dalam Negeri. 6) Melayani nasabah inti dan Custodian. 7) Mengelola kegiatan Paying Agent dan DPLK. 8) Melayani penerbitan Card Plus (ATM), Credit Card, dll. 9) Membuat laporan ke Bank Indonesia dan KPKN. 10) Melaksanakan perbaikan/ penyempurnaan hasil temuan audit. 11) Menerima penyeliaan dari atasan. f. Asisten Pelayanan Nasabah 1) Melayani transaksi Giro, Tabungan, Deposito, dan DPLK.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Melayani
permintaan,
menyerahkan,
dan
memantau
permasalahan Credit Card, Card Plus, Phone Plus, dan lainlain, serta melaporkan kartu yang hilang ke unit pengelolanya. 3) Melayani permintaan pencairan bunga deposito, melakukan verifikasi serta melakukan pembayarannya. 4) Melaksanakan perbaikan/ penyempurnaan hasil audit. 5) Menerima penyeliaan dari atasan. g. Penyelia Pelayanan Uang Tunai 1) Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan. 2) Pengelola output atau laporan keuangan harian dari sistem. 3) Memantau atau mengendalikan transaksi pembukuan rekening nasabah dan rekening keuangan Cabang. 4) Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit. 5) Menerima penyeliaan dari atasan. h. Asisten Penyelia Pelayanan Uang Tunai 1) Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan, dan kliring. 2) Melayani kegiatan eksternal: Payment Point, Kas Mobil, Kantor Kas, dan Cabang Pembantu. 3) Melaksankan perbaikan/penyempurnaan hasil audit. 4) Menerima penyeliaan dari atasan.
perpustakaan.uns.ac.id
i.
digilib.uns.ac.id
Penyelia Pemasaran Bisnis Menyelia
langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
memasarkan produk dan jasa bank. Selain itu Penyelia pemasaran Bisnis bertugas untuk : 1) Memperbanyak penjualan silang (cross selling) kepada nasabah atau calon nasabah. 2) Mengelola permohonan pembiayaan. 3) Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas pinjaman. 4) Membantu
kantor
besar/wilayah/cabang
lain
di
bidang
pemasaran bisnis. 5) Melayani dan mengembangkan hubungan nasabah wholesale dan middle. 6) Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusuun peta bisnis. 7) Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil audit. 8) Menerima penyeliaan atasan. j. Asisten Penyelia Pemasaran 1) Memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah atau calon nasabah. 2) Mengelola permohonan pembiayaan ritel, pemantauan nasabah, dan kolektibilitas pembiayaan. 3) Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit. 5) Menerima penyeliaan atasan. k. Penyelia Kliring 1) Mengelola sistem transaksi kliring antar bank. 2) Memeriksa kebenaran atau transaksi kliring. 3) Memantau atau mengendalikan verifikasi kliring antar bank. l.
Asisten Kliring 1) Melakukan transaksi kliring antar bank. 2) Mencatat transaksi kliring. 3) Menerima kliring dari bank lain. 4) Memberikan kliring ke bank lain. 5) Melakukan verifikasi kliring antar bank.
m. Penyelia Sentra Kas 1) Pengawasan penyetoran beserta pengambilan uang di PUC. 2) Pengawasan melakukan pemilihan Uang Layak Edar (ULE) maupun Uang Tidak Layak Edar (UTLE). 3) Mengontrol pengepakan uang rupiah menurut nominal. 4) Melakukan kegiatan pick-up (input uang ke dalam mesin ATM). 5) Melakukan pengiriman uang ke Bank Indonesia (BI). n. Unit Administrasi dan Umum 1) Mengelola mutasi pegawai. 2) Fasilitas pinjaman pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Memberikan fasilitas cuti pegawai dan fasilitas kesehatan/BNI Life. 4) Mengelola fasilitas gaji dan lembur pegawai. 5) Melakukan tugas ke-protokolan. o. Asisten Administrasi dan Umum 1) Pemeliharaan asset yang ada berikut penyusutan. 2) Pembelian/pengadaan asset baru dan usul anggaran. 3) Memantau tanggal jatuh tempo sewa gedung kantor/gedung ATM BNI. 4) Memantau tanggal jatuh tempo pembayaran pajak kendaraan. 5) Memantau dan menutup asuransi asset dan pembayaran premi asuransi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BADAN KEPEGAWAIAN KCU SURAKARTA PEMIMPIN CABANG
PBN
PBO
PBY
PNC
PUC
PMC
ANALIS PNC-CSO
ASST. PUC
IBC
ASST . PNC
PBA
STC
ASST . ADM. DNK
ASST. KASIR STC
ASST. ADM. KREDIT
CRO
ASST. LUAR NEGERI
DNC
UMC
ASST. ADM. UMC
ASST. LAP. KEU
SATPAM
SOPIR
ACCOUNT OFFICER FUNDING
ASST. ADM. PENJUALAN
KLN KARANG ANYAR
ASST. PUT
ASST. PNC
KLN NUSUK AN
ASST. PUT
ASST. PNC
KLN SEBELAS MARET
KLN SRAGEN
PENYELIA PNC
ASST. PUT
ASST. PUT
ASST. PNC
KLN KART ASURA
KLN BOYOLALI
KLN KAMPUS UNS
KK BANDARA
ASST. PUT
ASST. PUT
ASST. PUT
ASST. PUT
ASST. PUT
ASST. PNC
ASST. PNC
ASST. PNC
ASST. PNC
ASST. PNC
ASST. PNC
Gambar 3.1. Struktur Organisasi (Sumber: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta)
KK SUKOWATI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Produk dan Jasa Produk-produk yang ada di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk antara lain adalah : a.
Simpanan, meliputi : 1) Taplus 2) Taplus Anak 3) Taplus Muda 4) Taplus Bisnis 5) Tapenas 6) BNI Haji 7) BNI Dollar 8) Giro 9) Deposito 10) Safe Deposit Box
b.
Pinjaman, meliputi : 1) BNI Griya 2) BNI Griya Multiguna 3) BNI Fleksi 4) BNI OTO 5) BNI Cerdas 6) BNI Instant
perpustakaan.uns.ac.id
c.
d.
digilib.uns.ac.id
E-Banking, meliputi : 1)
BNI SMS Banking
2)
BNI Internet Banking
3)
BNI Phone Banking
4)
BNI ATM
Jasa, meliputi : 1) Kiriman uang (transfer) 2) Kliring 3) Inkaso 4) SKB (Surat Keterangan Bank) 5) Ekspor-Impor dengan Letter of Credit (L/C) 6) DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) BNI 7) Bank Notes 8) Bank Garansi 9) Bank Draft 10) BNI Voucher Multiguna 11) Traveller’s Cheque
e.
Layanan, meliputi : 1)
Pembayaran listrik, telepon, dan pajak
2)
BNI Call
3)
ATM (Automatic Teller Machine)
4)
Kartu Kredit (Credit Card) BNI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. KEGIATAN MAGANG KERJA Tujuan Magang Kerja adalah mengarahkan mahasiswa agar bisa merasakan situasi di dunia kerja nyata dan berhubungan dengan pekerjaan sesuai dengan program studi yang digeluti saat di bangku kuliah. Penulis melakukan Magang Kerja dengan tujuan dapat merasakan atau terjun langsung di dunia kerja nyata dengan pekerjaan yang sesuai dengan program studinya yakni Keuangan dan Perbankan. Berikut akan diuraikan mengenai kegiatan yang telah dilakukan selama satu bulan berlangsungya Magang Kerja . 1. Lokasi/Tempat Magang Kerja Lokasi/tempat yang dipilih penulis untuk melaksanakan Kegiatan Magang Kerja adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta yang terletak di Jalan Arifin No. 2 Surakarta 57111, dengan nomor telepon (0271) 645046 dan faximile (0271) 645909. Fasilitas yang ada di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta meliputi tempat parkir, mushola, koperasi, toilet, sistem keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari : a. Basement Terdapat kantor sentra kas, mushola, pantry, toilet, koperasi, gudang, tempat pembayaran listrik dll, serta ruang fitness untuk para pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Lantai Satu Terdapat Banking Hall (Teller dan Customer Service), ruang Pelayanan Nasabah, ruang Unit Pemeriksa, serta toilet. c. Lantai Dua Terdapat ruang rapat, ruang Pimpinan Bidang Pelayanan, ruang Pimpinan Bidang Operasional, ruang Pimpinan Kantor Cabang Utama, Unit Pemasaran, Unit Dalam Negeri dan Kliring, Unit Umum dan Administrasi Keuangan, ruang Receptionist, mushola, pantry, ruang makan, serta toilet. 2. Aktivitas Magang Kerja Kegiatan Magang Kerja (KMK) dilaksanakan penulis dalam jangka waktu satu bulan dimulai pada 02 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2013. Dalam Magang Kerja ini penulis dikelompokkan dalam sebuah tim yang sebelumnya telah dibentuk oleh Unit Magang Kerja yang ada di kampus. Akan tetapi dalam pelaksanaannya bersifat individual. Beberapa aktivitas yang dilaksanakan penulis selama Magang Kerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta, diantaranya sebagai berikut: a. Hari pertama Kegiatan yang dilakukan penulis pada hari pertama Magang Kerja antara lain morning briefing, sambutan singkat dari instansi dan mahasiswa, pengenalan setiap unit beserta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemahaman job-desk masing-masing unit, dan membaca buku pedoman kerja masing-masing unit. b. Hari kedua Hari kedua Magang Kerja ada sedikit perbedaan aktivitas yang dilakukan penulis setelah morning briefing, yakni penempatan di unit, yaitu di Unit Dalam Negeri dan Kliring. Adapun yang dilakukan penulis yakni membaca buku pedoman kerja mengenai transaksi dalam negeri dan kliring, bertanya kepada salah satu pegawai tugas-tugas yang mereka kerjakan, membantu mengecek warkat masuk dan memintakan tanda tangan ke teller. c. Hari ketiga Selanjutnya di hari ketiga penulis ditempatkan di Unit Administrasi dan Umum. Aktivitas yang dilakukan setelah morning briefing yaitu memasukkan Rekening Koran ke amplop dan membantu menginput SSP (Surat Setoran Pajak). d. Hari keempat Hari keempat penulis ditempatkan di Unit Sentra Kas, adapun kegiatannya antara lain membaca materi mengenai Uang Layak Edar (ULE) dan Uang Tidak Layak Edar (UTLE), menyortir uang dengan nominal Rp 5.000,- secara manual dan uang nominal Rp 100.000,- dengan mesin serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membantu dalam pangepakan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) sesuai nominal. e. Hari kelima Penulis ditempatkan di Unit Pelayanan Uang Tunai. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni morning briefing, membaca dan memahami produk seperti tabungan, giro, deposito, dan lain-lain. f. Hari keenam Hari keenam di Unit Pelayanan Nasabah, aktivitas yang dilakukan penulis antara lain morning briefing, mempelajari buku pedoman transaksi luar negeri, membantu Customer Service dalam meregister buku data customer harian BNI Taplus. g. Hari ketujuh Penulis ditempatkan di Unit Pemasaran, adapun aktivitasnya yakni morning briefing, menginput data nasabah, menulis daftar letak ATM di Soloraya, meregister buku tabungan (Taplus Anak). h. Hari ke delapan dan seterusnya Hari kedelapan ini, penulis menentukan unit konsentrasi sesuai dengan tema Tugas Akhir yang diambil penulis yakni mengenai
Letter
of
Credit
(L/C),
sehingga
penulis
menempatkan diri unit Pelayanan Nasabah tepatnya di bagian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Transaksi Luar Negeri. Pada unit ini penulis mendalami secara lebih detail mengenai mekanisme transaksi ekspor dengan Negotiation Letter of Credit (L/C) dan lainnya sampai hari terakhir Magang Kerja. C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta merupakan salah satu bank devisa yang melayani transaksi Letter of Credit (L/C) untuk para nasabahnya. Bagian yang melayani transaksi ini adalah Unit PNC (Pelayanan Nasabah Cabang) tepatnya di bagian Transaksi Luar Negeri. Untuk mempermudah tugasnya dalam menangani Letter of Credit (L/C) ke luar negeri khususnya transaksi ekspor, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta menggunakan “Sistem Surrounding” yaitu sistem yang menghubungkan antara PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta dengan perbankan internasional dan berfungsi juga untuk mengolah L/C seperti mencetak L/C ataupun meng-advis L/C. Selain menggunakan “Sistem Surrounding”, dilengkapi juga dengan program “TassBranch” yang berfungsi untuk men-scan dokumen-dokumen L/C yang selanjutnya hasil scanning tersebut akan dikirim/ditransferkan ke program TassBranch pejabat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta untuk di-release (dikirim ke pusat). Program “TassBranch” ini merupakan alat penghubung antara sistem unit luar negeri cabang dengan divisi internasional pusat serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memudahkan pengiriman instruksi, nota, hasil keputusan, dan schedule of remittance dari divisi internasional pusat ke cabang PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta. Transaksi internasional juga berhubungan dengan SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) yaitu sebuah lembaga yang menyelenggarakan jaringan telekomunikasi dengan menggunakan jaringan komputer antar para anggotanya, dimana setiap bank yang menjadi anggotanya akan mendapatkan BIC (Bank Identification Code). BIC dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta adalah “BNINIDJASLO”. SWIFT memiliki Message Type (MT) atau kode-kode dari transaksi internasional, MT SWIFT untuk L/C adalah “MT 700”. Jenis transaksi internasional yang ada di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta terbagi menjadi dua yaitu transaksi ekspor dan transaksi impor, akan tetapi dalam penulisan ini penulis akan memfokuskan pada transaksi ekspor khususnya pada mekanisme transaksi ekspor dengan Negotiation Letter of Credit (L/C). 1. Mekanisme Transaksi Ekspor dengan Negotiation Letter of Credit (L/C) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) BANK
BANK PEMBUKA LC/
L/C
KORESPONDEN
Dokumen B/L Kredit Rekening
ADVISING BANK
(8)
ISSUING/ OPENING BANK
(11)
Debit Rekening Advise L/C
Negosiasi
Reimburse
Wesel
Dokumen L/C
(10) Dokumen (7) (3)
Aplikasi L/C
B/L
(1) (9)
(6) (5) b IMPORTIR/BUYER/
EKSPORTIR/ SELLER/ BENEFICIARY
(4)
APPLICANT
Barang
MASKAPAI
Barang
PELAYARAN
B/L (5) a
Gambar 3.2. Mekanisme Transaksi Ekspor dengan Negotiation Letter of Credit (L/C) (Sumber: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk) Keterangan (Buku Pedoman Transaksi Internasional Level 1 Beginner PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk : 2007) : (1)
Eksportir dan importir mengadakan kontrak jual beli (Sales Contract).
Dalam
Sales
Contract
dicantumkan
cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembayaran yang digunakan. Apabila menggunakan L/C maka importir akan meminta bank devisanya untuk membuka L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir sejumlah yang ada di Sales Contract. Bank devisa yang diminta importir untuk membuka L/C disebut Opening Bank/ Issuing Bank. Opening Bank/ Issuing Bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C kepada eksportir penerima L/C. Sedangkan importir yang meminta pembukaan L/C disebut applicant/ buyer/ account party. (2)
Selanjutnya
aplikasi
L/C
diserahkan
ke
bank
korespondennya di negara eksportir atau disebut Advising Bank yaitu PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta. Setelah menerima L/C baik diterima melalui SWIFT/ Teleks/ Mail, kemudian diadvice oleh petugas dan menghubungi eksportir yang bersangkutan. Untuk meng-advis L/C, eksportir dikenakan biaya advis sebesar US$ 20 untuk nasabah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta dan US$ 75 atau IDR 750.000 untuk non nasabah. (3)
Advising Bank atau PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari Opening Bank/ Issuing Bank kemudian meneruskannya kepada eksportir yang berhak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menerima dengan surat pengantar dari Advising Bank (L/C Confirmation). Surat pengantar itu disebut L/C Advis, sedangkan eksportir penerima L/C disebut juga beneficiary/ seller. Apabila Advising Bank diminta tertulis oleh Opening Bank/ Issuing Bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut maka Advising Bank juga disebut Confirming Bank. (4)
Eksportir setelah menerima L/C Confirmation kemudian mempersiapkan barang untuk diekspor, melakukan pemesanan ruang/tempat kepada maskapai pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam Sales Contract serta sesuai dengan waktu pengapalan (Shippment Date) yang disepakati dalam Sales Contract. Selain itu eksportir juga harus mengurus formalitas ekspor seperti mengisi
Pemberitahuan
Ekspor
Barang
(PEB),
membayar Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan melalui Advising Bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor terpenuhi, eksportir menyerahkan barang kepada maskapai pelayaran (Shipping Company) untuk dimuat pada waktu yang telah disepakati. (5) a. Shipping Company setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas kapal, wajib menyerahkan bukti penerimaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading (B/L) atau transport document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini disebut
shipper.
Shipping
Company
selanjutnya
bertanggung jawab mengangkut muatan itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan yang disebut juga di dalam B/L. b. Khusus di Indonesia, B/L lazim disyaratkan dikirim Maskapai Pelayaran melalui Advising Bank, kemudian diteruskan ke eksportir. (6)
Eksportir setelah menerima Bill of Lading (B/L) dari maskapai pelayaran
lalu
menyiapkan
semua
dokumen
pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of Credit (L/C) seperti Invoice (faktur), Packing List (daftar rincian barang), Beneficiary Certificate, Certificate of Fumigation, Shipment Advice, Certificate Policy, dan Certificate of Origin (COO) kemudian menyerahkan kepada Advising Bank yang bertindak Negotiating Bank (bank yang menegosisasi wesel) untuk memperoleh pembayaran. Penyelesaian dengan jenis ini eksportir akan dikenakan Propisi sebesar 1/8 % dari amount L/C minimum US$ 50, Transit Interest, dan biaya Porto sebesar US$ 30.
perpustakaan.uns.ac.id
(7)
digilib.uns.ac.id
Advising Bank/ Negotiating Bank atau PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta meneliti dengan cermat semua dokumen pengapalan yang diminta dalam syaratsyarat
L/C.
Setelah
mempresentasikan
itu
dokumen
eksportir tersebut
diminta kepada
untuk Advising
Bank/Negotiating Bank atau PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta. Selanjutnya petugas prechecking dokumen dengan menggunakan sistem “TassBranch Applicant”, selanjutnya menunggu instruksi, nota, dan hasil keputusan dari pusat. Jika dokumen Clean (jumlah, jenis, maupun uraian sesuai dengan yang dituntut dalam L/C), maka petugas akan membuat Schedule
of
Remittance
(perintah
pembayaran)
yakni
membayarkan jumlah dana yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia atau dengan kata lain menegosiasi (membeli wesel) yang diajukan oleh eksportir tersebut, dan jika dokumen discrepancy maka harus dikoreksi atau dengan membuat Letter of Indemnity (surat ganti rugi). (8)
Advising Bank/ Negotiating Bank kemudian meneruskan dokumen pengapalan ke Opening Bank/ Issuing Bank (melalui kurir DHL Express) yang membuka L/C sebagai penagihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan oleh Advising Bank/ Negotiating Bank tersebut kepada eksportir.
perpustakaan.uns.ac.id
(9)
digilib.uns.ac.id
Opening Bank/ Issuing Bank memeriksa dengan seksama semua dokumen pengapalan tersebut dan apabila ternyata sudah sesuai dengan yang disyaratkan di dalam L/C maka Opening Bank/ Issuing Bank akan melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh Advising Bank/ Negotiating Bank. Pelunasan pembayaran kembali ini disebut Reimbursement. Opening Bank /Issuing
Bank
selanjutnya
memberitahukan
penerimaan
dokumen pengapalan kepada importir. (10)
Importir akan mengambil dokumen pengapalan tersebut dan segera menyelesaikan pelunasan pembayaran dokumen pengapalan kepada Opening Bank/ Issuing Bank yang bersangkutan atau dengan cara pembayaran yang disyaratkan dalam L/C, pembayaran pada saat pengajuan dokumen (at sight) atau berjangka (usance) atau bisa juga dengan importir meminta Opening Bank/ Issuing Bank untuk mendebit dari rekeningnya. Sight L/C dengan negotiation merupakan penyelesaian pembayaran yang sering dijumpai di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta, karena cara ini adalah yang paling aman dan menguntungkan bagi pihakpihak yang terkait dalam L/C. Sedangkan Usance L/C jarang dijumpai pada transaksi ekspor di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta, dengan alasan cara pembayaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini
merugikan
mendapatkan
eksportir, pencairan
karena
tidak
pembayaran
bisa
melainkan
langsung dengan
akseptasi wesel yang dapat dicairkan dengan jangka waktu tertentu misalnya 30, 60, 90, sampai 180 hari setelah pengapalan. Selain itu eksportir juga dikenakan propisi sebesar 1/8 % dari amount L/C, disconto, dan biaya porto sebesar US$ 30. Setelah semuanya Clean, maka Opening Bank/ Issuing Bank akan menyerahkan seluruh dokumen pengapalan kepada importir untuk mengambil barang yang bersangkutan dari maskapai pelayaran dan Bea Cukai setempat. (11)
Opening Bank/ Issuing Bank kemudian me-reimburse Advising Bank/ Negotiating Bank dengan mengkredit rekening Advising Bank/ Negotiating Bank pada Opening Bank/ Issuing Bank apabila ada, atau bila tidak, pada bank ketiga yang ditunjuk.
Jadi, apabila eksportir sudah mendapatkan haknya yaitu memperoleh pembayaran atas transaksi ekspornya dan importir memperoleh barang yang diinginkannya maka selesailah transaksi ekspor tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sebab-sebab
Terjadinya
Discrepancies
(Penyimpangan-
penyimpangan) Dokumen dalam Letter of Credit (L/C) Perlu diketahui juga bahwa dalam praktiknya atas pemeriksaan
dokumen
sering
dijumpai
penyimpangan-
penyimpangan dalam dokumen yang tidak sesuai dengan syaratsyarat L/C. Penyimpangan ini sering disebut dengan istilah “discrepancies”. Sebab-sebab yang menjadi pemicu terjadinya discrepancies akan diuraikan sebagai berikut. Secara
umum,
sebab-sebab
terjadinya
discrepancies
dikarenakan (Buku Pedoman Transaksi Internasional Level 1 Beginner PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, 2007: 195) : a. L/C expired. b. Late shipment. c. Clause pada Bill of Lading (B/L). d. Late presentation document. e. Overdrawn (nilai dokumen melebihi maksimum L/C yang diperkenankan). f. Under insured. g. Description pada invoice atau dokumen
lainnya berbeda
dengan L/C. h. Mark (Shipping Mark) dan nomor antara dokumen satu dengan yang lain berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id
i.
digilib.uns.ac.id
Endorsement pada B/L, Dokumen Asuransi dan Draft dilakukan tidak sebagaimana mestinya.
j. Dokumen yang diserahkan tidak lengkap (ada jenis dokumen yang tidak dilampirkan). k. Berat barang berbeda antara dokumen yang satu dengan yang lain. l.
Kelas/ macam
B/L yang diserahkan
tidak memenuhi
persyaratan antara lain Charter Party B/L, Short Form B/L,dan House B/L. m. Tidak tercantum statement pada B/L “Freight Paid” atau “Freight Prepaid” sedangkan syarat delivery of good dalam L/C menyebutkan CNF atau CIF. n. Tidak tercantumnya statement pada B/L bahwa barang telah dikapalkan “Ship on Board”. o. Barang dikapalkan dari pelabuhan yang berbeda dari yang disyaratkan L/C. p. B/L belum di endorse atau salah endorse. q. Dokumen asuransi diterbitkan setelah tanggal B/L. r. Risiko asuransi ditutup tidak sesuai dengan syarat L/C. s. Asuransi diterbitkan dengan currency berbeda dengan currency L/C. t. Dokumen asuransi belum diendorse sebagaimana mestinya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
u. Draft tertarik pada pihak yang tidak sesuai dengan persyaratan L/C. v. Barang dikirim/dikapalkan dengan kondisi “on desk shipment’. w. Dokumen satu dengan dokumen lainnya ada yang tidak konsisten. Penyimpangan dokumen dalam transaksi ekspor akan menimbulkan pengaruh terhadap kelangsungan transaksi tersebut. Dampak dari adanya penyimpangan dokumen ini adalah eksportir tidak akan mendapatkan pembayaran (non-payment) disamping importir yang tidak akan menerima barang yang dipesannya (nondelivery). Pada intinya discrepancies documents ada dua macam yaitu: a. Correctable discrepancies Jenis
discrepancies
dikoreksi/dibetulkan
sehingga
documents dapat
yang
dapat
menjadi
“clean
documents” untuk memenuhi syarat-syarat L/C. Biasanya disebabkan oleh kekeliruan kecil dalam penyiapannya seperti : 1) Keterangan yang salah dalam invoice. 2) Kesalahan dalam tanggal. 3) Keterangan yang salah dalam wesel, dan sebagainya. Kekeliruan semacam ini disebut juga minor discrepancies. Maka, discrepant document segera diserahkan kembali kepada eksportir dan segera diminta melakukan perubahan/ koreksi/
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengganti dokumen tersebut serta menyerahkan kembali dokumen yang sudah dikoreksi dalam batas waktu penyerahan dokumen atau tidak lewat dari tanggal jatuh tempo berlakunya L/C dan tanggal jatuh tempo presentasi dokumen. b. Uncorrectable discrepancies Jenis discrepancies documents yang tidak dapat dikoreksi/ dibetulkan kecuali dengan “amendment atas syarat L/C”, misalnya : 1)
L/C expired, Late shipment, Late presentation documents, clause pada B/L.
2)
Over shipment/ Short shipment atau Over drawn (nilai dokumen melebihi maksimum L/C yang diperkenankan).
3)
Under insured atau Dokumen Asuransi diterbitkan setelah tanggal B/L.
4)
Barang dikapalkan dari pelabuhan yang berbeda dari yang disyaratkan L/C, dan lain-lain. Kekeliruan
semacam
ini
disebut
juga
major
discrepancies, karena tidak semua dapat diperbaiki langsung oleh eksportir, oleh karena itu kepada importir harus ditanyakan untuk memastikan
apakah
importir akan
menyelesaikan
transaksi tersebut dengan adanya discrepancies yang dimaksud. Jika importir menyetujuinya, maka eksportir dan importir biasanya akan melakukan penyesuaian-penyesuaian bersama.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Langkah yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Discrepancies yang Terjadi
Apabila penyimpangan dokumen terjadi, pihak bank biasanya akan memberikan pelayanan maksimal bagi nasabahnya, sehingga
bank
akan
mempertimbangkan
kebijaksanaan-
kebijaksanaan tertentu yang cukup fleksibel untuk membantu eksportir sebagai nasabahnya. Namun, dalam hal ini eksportir juga bertanggung jawab dalam menangani discrepancies dokumen tersebut, langkah-langkah yang dilakukan oleh eksportir dalam menanggulangi adanya discrepancies antara lain: a. Memperbaiki dokumen-dokumen L/C yang diperlukan supaya sesuai dengan syarat-syarat L/C, apabila discrepancies tersebut correctable (dapat diperbaiki). b. Meminta amandment yang diperlukan atas L/C tersebut supaya sesuai dengan dokumen yang disiapkan. c.
Meminta negotiating bank memperoleh kuasa importir untuk menerima dokumen-dokumen sesuai yang diserahkan.
d. Eksportir dapat menyerahkan Letter of Indemnity yang menyatakan perjanjian kerugian pada bank yang melakukan pembayaran atas dokumen-dokumen yang berisi discrepancies yang diketahui. e. Menyerahkan bank garansi dan meminta pembayaran langsung. Pembayaran tersebut akan dibayarkan kembali oleh eksportir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan tambahan bunga apabila dokumen-dokumen kemudian ditolak bank pembuka. Tindakan yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk
bilamana
menerima
dokumen
ekspor
yang
mengandung discrepancies yaitu berpedoman pada UCP 600 tahun 2007 pasal 16 antara lain: a. Apabila Nominated Bank bertindak atas penunjukannya, Confirming Bank jika ada atau Issuing Bank memutuskan bahwa presentasi dokumen tidak comply (tidak memenuhi syarat dan ketentuan L/C), maka Bank tersebut boleh menolak untuk membayar (honour) atau menegosiasi. b. Apabila Issuing Bank memutuskan bahwa presentasi dokumen tidak
comply,
ia
boleh
atas
pertimbangannya
sendiri
menghubungi applicant untuk menyetujui discrepant tersebut. c. Bila Nominated Bank yang bertindak atas penunjukkannya atau Confirming Bank jika ada atau Issuing Bank memutuskan untuk menolak membayar (honour) atau menegosiasi, bank tersebut harus memberikan pemberitahuan penolakan tersebut kepada presenter. d. Pemberitahuan
tersebut
yang
disyaratkan
harus
dengan
telekomunikasi atau jika tidak memungkinkan dengan sarana tercepat lainnya tidak boleh lebih dari lima hari kerja bank sejak hari presentasi dokumen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Nominated Bank bertindak atas penunjukkannya, Confirming Bank jika ada atau Issuing Bank boleh setelah menyiapkan pemberitahuan sesuai persyaratan pemberitahuan, kemudian mengembalikan dokumen kepada presenter kapan saja (setiap saat). f. Jika Issuing Bank atau Confirming Bank gagal bertindak sesuai ketentuan dari article ini, maka bank tersebut tidak boleh menyatakan bahwa dokumen tersebut tidak complying. g. Bila Issuing Bank menolak membayar atau Confirming Bank menolak membayar atau menegosiasi dan telah memberikan pemberitahuan sesuai article ini, maka bank tersebut berhak melakukan
klaim
(penagihan)
pembayaran
kembali
(refund/pengembalian) berikut bunganya atas reimbursement yang telah dilakukan. Atas dokumen yang tidak complying dianjurkan kepada eksportir agar tidak meng-collect dokumen ekspornya dan pembayaran proceed ekspor dilakukan setelah proceed dikreditkan di rekening Collecting Bank (bank yang mengirim dokumen untuk dicollect). a. Jika waktu masih memungkinkan untuk meminta persetujuan negosiasi kepada Issuing Bank dengan sarana komunikasi tercepat (Telex atau SWIFT), dengan memberitahukan jenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dokumen dan discrepancies-nya yang ada dan negosiasi dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Issuing Bank. b. Dokumen dinegosiasi dengan jaminan (Letter of Indemnity) dari eksportir, apabila pihak Negotiating Bank yakin hak regress-nya terjamin untuk pengembalian proceed yang telah dibayarkan kepada eksportir, bila dokumen discrepancies tersebut ditolak pembayarannya oleh Issuing Bank atau importir. c. Pengiriman dokumen yang dinegosiasi under Letter of Indemnity, jenis dan discrepancies-nya harus dicantumkan dalam Schedule of Remittance sebagai informasi kepada Issuing Bank bahwa dokumen tersebut telah dinegosiasi dengan jaminan (under Letter of Indemnity). d. Clause tambahan dalam Schedule of Remittance untuk pengiriman dokumen ekspor dinegosiasi under Letter of Indemnity, kalau L/C secara tegas tidak melarang. e. Bila dokumen (telah dinegosiasi under Letter of Indemnity) yang dikirim kepada Issuing Bank ternyata dokumen tersebut ditolak pembayarannya, karena discrepancies-nya tidak disetujui oleh importir. f. Seterimanya penegasan penolakan pembayaran dokumen yang telah dinegosiasi under Letter of Indemnity tersebut, maka dapat diambil langkah-langkah lebih lanjut yaitu : 1) Mengirimkan Telex segera ke Issuing Bank.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Menghubungi eksportir dan memberitahukan mengenai adanya Telex dari Issuing Bank yang menolak pembayaran karena dokumen discrepancies. Kemudian menyarankan eksportir untuk menghubungi importir agar mau mengaksep discrepancies dan meminta Issuing Bank segera membayar proceed ekspornya. 3) Apabila importir dapat menyetujui discrepancies dan memberitahukan
Issuing
Bank
untuk
dapat
segera
melakukan pembayaran kepada Negotiating Bank. Atas dasar informasi dari importir via eksportir tentang persetujuan pembayaran dokumen, Negotiating Bank dapat menginformasikan hal tersebut ke Issuing Bank. 4) Apabila importir menolak discrepancies tersebut, sebaiknya disarankan eksportir harus segera mencari pembeli baru, barang dijual lelang, lakukan bargaining harga kembali (dengan discount harga) dengan importir. 5) Langkah selanjutnya, kepada eksportir diminta ketegasannya mengenai: status dokumen akan ditarik kembali atau dilimpahkan kepada pembeli baru, status barang minta diretur atau tetap digudangkan dipelabuhan tujuan, beban ditanggung oleh eksportir (biaya gudang, asuransi, dll), serta mendebit/ menagih kembali kepada eksportir atas proceed
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang telah dibayarkan, ditambah interest dan biaya-biaya lainnya.