BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Gambaran Objek Penelitian Pada awalnya PT. Bank Negara Indonesia berdiri sejak tahun 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang
didirikan
dan
dimiliki
oleh
Pemerintah
Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. Salah satu tekad dari BNI yang sudah terwujud adalah memberikan fasilitas yang memadai pada bidang tekhnologi informasi untuk karyawannya, yang dinamakan HCMS (Human Capital Managaement System). HCMS dipergunakan pertama kali pada November 2006. HCMS adalah software yang memberikan kemudahan bagi karyawan yang didalamnya terdapat beberapa menu yaitu pembelajaran on-line / LMS (Learning Management System), CV karyawan, e-payment (penggajian karyawan), dan e-loan (aplikasi pinjaman karyawan). yang dibuat dengan menggunakan Java Script, Oracle, dan Oracle Database. Di dalam HCMS terdapat menu fasilitas pembelajaran on-line untuk karyawan BNI yang dinamakan Learning Management System (LMS). PT. Bank Negara Indonesia merupakan institusi yang bergerak di bidang perbankan. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan karyawannya BNI memberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pada awalnya pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada BNI hanya ada satu metode, yaitu pembelajaran klasik (tatap muka), namun seiring berkembangnya tekhnologi, BNI mengembangkan metode pembelajarannya menjadi dua macam, yaitu: Pembelajaran klasik dan pembelajaran secara on-line. Pemebelajaran klasikal adalah interaksi belajar mengajar antara karyawan dan instruktur dalam pertemuan kelas.
Pembelajaran LMS adalah interaksi secara online antara karyawan dengan materi pembelajaran (courseware) dimana materi pembelajaran berbentuk media tutorial , apabila karyawan menemukan kesulitan dalam pembelajaran maka karyawan dapat bertanya melalui forum, Pertanyaan dari karyawan (peserta didik) akan diteruskan kepada instruktur (pendidik) melalui moderator (admin). Pembelajaran LMS merupakan media pembelajaran karyawan, setelah pelatihan yang dilakukan di kelas (tatap muka), pembelajaran LMS ini digunakan secara individual sehingga bisa menghemat waktu operasional karyawan. LMS dapat memberikan kemudahan bagi karyawan untuk belajar tanpa harus ketempat pembelajaran. Materi-materi pembelajaran sudah terdapat di dalam LMS tersebut sesuai dengan jenjang karier setiap karyawan. Instruktur memberikan ujian kepada karyawan setiap dua kali dalam sebulan untuk mengetahui perubahan skill yang terjadi pada karyawan. Informasi yang disediakan dalam LMS berupa informasi tentang dunia perbankan, etika seorang karyawan, dan budaya perusahaan. Hal ini menjadi sangat penting di dalam perusahaan karena berkaitan erat dengan kemampuan dan pengetahuan karyawan dalam melakukan aktivitas pekerjaan di dalam perusahaan. Maka dari itu LMS harus menyediakan informasi pembelajaran yang akurat dan tepat tentang dunia perbankan dan budaya perusahaan. Tujuan dari Learning Management System (LMS) ini yaitu: 1. Mempermudah karyawan dalam pembelajaran. 2. Menghemat waktu operasional karyawan.
3.1.1 Struktur Organisasi Tempat Penelitian
Sumber : PT. Bank Negara Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) (2008)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk.
3.1.2 Sub.Organisasi Tempat Penelitian
Sumber : PT. Bank Negara Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) (2008)
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi Pelatihan dan Pengembangan SDM
3.1.3 Job Description PT. Bank Negara Indonesia divisi pelatihan dan pengembangan SDM dalam aktivitasnya yang spesifik telah menyusun struktur organisasi berdasarkan konsep fungsional. Adapun tugas-tugas untuk tiap-tiap fungsi adalah sebagai berikut: A. Bagian kajian & Pengembangan Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Mengembangkan
sistem
dan
kebijakan
pelatihan
dan
pengembangan pegawai BNI. 2. Membuat kajian kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai sesuai dengan trend pasar. 3. Menyiapkan katalog pelatihan 4. Membuat master course pelatihan. 5. Mengelola seluruh IDP pegawai BNI. B. Bagian Pengelolaan E-Learning & IT support Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Mengelola dan menetapkan modul pelatihan yang akan dibuat courseware/ content e-learning. 2. Mengembangkan e-learning untuk setiap courseware yang akan dibuat dan mengelola LMS dan database. 3. Membangun dan mengelola knowledge management BNI.
4. Melakukan pengembangan dan pengelolaan IT untuk pelatihan dan pengembangan SDM. C. Bagian Pengelolaan Pelaksanaan Pelatihan Non Kredit Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Melakukan updating materi sesuai dengan kebijakan BNI. 2. Melakukan evaluasi efektifitas training. 3. Melaksanakan monitoring dan follow up perbaikan pelaksanaan pelatihan. 4. Memantau dan meningkatkan kualitas pelatihan. 5. Melakukan dan koordinasi dan penyediaan terhadap pelatihan desentralisasi. 6. Mengelola proses administrasi pembayaran yang berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan SDM. D. Bagian Pengelolaan Pengembangan Pelatihan Kredit Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Melakukan updating materi pelatihan pengkreditan sesuai dengan kebijakan BNI dengan berkoordinasi dengan unit terkait dan instruktur. 2. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan. 3. Melakukan pengkreditan.
TNA
dan
menyiapkan
katalog
pelatihan
4. Membuat
kajian
kebutuhan
pelatihan
&
pengembangan
pengkreditan sesuai dengan trend pasar. E. Bagian Pengelolaan Pelaksanaan Pelatihan Non Kredit Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Menyeleggarakan pelatihan pengkreditan. 2. Melaksanakn monitoring dan follow up perbaikan pelaksanaan pelatihan. 3. Mengelola proses administrasi pembayaran yang berkaitan dengan pelatihan pengkreditan. 4. Menyusun perencanaan pelatihan pengkreditan. 5. Melakukan evaluasi efektifitas training. F. Bagian Pengelolaan Penunjang Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Mengelola, menuyusun dan melaporkan rencana kerja & anggaran (RKA) divisi LPM. 2. Memantau pencapaian target dan realisasi anggaran divisi LPM. 3. Mengelola sarana dan prasarana pelatihan. 4. Mengelola akomodasi peserta pelatihan. 5. Mengangani masalah logistik dan administrasi umum divisi LPM. 6. Melakukan pembukuan transaksi yang terkait dengan pelatihan dan pengembangan SDM.
G. Instruktur Fungsi dan Tanggung Jawab: 1. Melaksanakan pelatihan. 2. Melakukan pen yusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan. 3. Melakukan updating materi sesuai dengan kebijakan BNI. 3.1.4
Tayangan Sistem Informasi Yang Diteliti. Pada penelitian ini kami akan membahas korelasi antara Pembelajaran Learning Management System (LMS) dengan Kinerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero).Tbk
Gambar 3.3 Tampilan Login Pada layar akan tampak tampilan username dan password, setelah karyawan memasukkan username dan password, maka akan muncul tampilan HCMS.
Gambar 3.4 Tampilan HCMS Setelah karyawan berhasil memasukkan Login, akan tampil tampilan HCMS. Untuk masuk ke dalam tampilan Learning Management System (LMS), karyawan harus meng-klik menu yang bernama Learner Home, yang berada di tengah layar.
Gambar 3.5 Tampilan Learning Management System (LMS) Setelah karyawan masuk dalam tampilan LMS, karyawan dapat meng-klik courseware yang tersedia atau courseware yang mau diambil.
Jika karyawan ingin berdiskusi / bertanya di dalam forum / chat, karyawan dapat meng-klik menu forum yang ada di sebelah kanan layar.
Gambar 3.6 Tampilan Public Topics Jika karyawan meng-klik Help Desk yang ada di KategorI Forum, maka akan tampil layar Public Topics. Public Topics adalah judul dari masalah yang ditanyakan oleh karyawan. Karyawan dapat meng-klik salah satu menu yang ada di public topics, sebagai contoh : memilih salah satu topik yang berjudul “Kapan reset Courseware yang belum lulus”
Gambar 3.7 Tampilan Layar Forum Setelah meng-klik salah satu topik karyawan dapat menjawab dalam kolom yang tersedia, dan mengklik reply untuk memasukan jawaban dalam forum. 3.2
Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Dalam metode penelitian yang
dipakai antara lain : Tempat dan Waktu Penelitian, Konstelasi Variabel Penelitian, Definisi Operasional masing-masing Variabel, Populasi dan Sampel Penelitian, Pengujian Instrumen Penelitian (Uji Validitas Butir dan Uji Reabilitas instrumen),
Tabel kisi-kisi Sebaran Butiran instrument, Metode Pengumpulan Data, Metode Pengolahan Data, dan Metode Analisis Data. 3.2.1
Tempat dan waktu penelitian Penelitian dimulai pada bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008, yang bertempat di Gedung PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Divisi Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jl. Lada No.1. Jakarta 11110, Indonesia. Telp : (021) 2601177 ext. 9405. E-mail :
[email protected].
3.2.2
Konstelasi Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Pembelajaran LMS sebagai variable bebas (indipendent) dan variabel Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat (dependent). Variabel Bebas
Variabel terikat
X
Y
Keterangan : X = Pembelajaran Learning Management System (LMS) Y = Kinerja Karyawan 3.2.3
Definisi Operasional 3.2.3.1 Variabel Pembelajaran Learning Management System (LMS) (X). Definisi Operasional Pembelajaran LMS adalah total skor yang diperoleh dari hasil penelitian instrumen yang disusun untuk
mengukur indikator sebagai berikut : (1) Interaksi, (2) Proses belajar, (3) Software, (4) Akses, (5) Terintegrasi, (6) Input, (7) Process, (8) Output, (9) akurat, (10) Berguna, (11) Cepat, (12) Lengkap, (13) Mudah Dimengerti. Instrumen pada indikator memiliki bobot yang berbeda yaitu: Sangat Setuju (SS) berbobot 5, Setuju (S) berbobot 4, Ragu-ragu (RR) berbobot 3, Tidak Setuju (TS) berbobot 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) berbobot 1. 3.2.3.2 Variabel Kinerja Karyawan (Y) Definisi kinerja operasional karyawan adalah total skor dari penilaian karyawan terhadap kuesioner yang disebarkan dengan indikator sebagai berikut : (1) Pengetahuan, (2) Keterampilan, (3) Perilaku, (4) Tanggung Jawab, (5) Kreatif, (6) Kerjasama, (7) Inisiatif, dan (8) Motivasi. Instrumen pada indikator memiliki bobot yang berbeda yaitu: Sangat Setuju (SS) berbobot 5, Setuju (S) berbobot 4, Ragu-ragu (RR) berbobot 3, Tidak Setuju (TS) berbobot 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) berbobot 1. 3.2.4
Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.4.1 Populasi Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang sedang mengikuti pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh BNI
pada divisi pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia. Berdasarkan data yang diperoleh, maka populasi karyawan secara keseluruhan 65 orang. 3.2.4.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan BNI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan di divisi pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia. Sampel diambil dari populasi dengan perhitungan sampel Isacc dan Micheal. Perhitungan sampel sebagai berikut : λ². N . P . Q S= d² (N - 1) + λ² . P . Q =
3.481 x 65 x 0.5 x 0.5 (0.05)² x (65 - 1) + 3.481 x 0.5 x 0.5
=
56.566 0.16 + 0.87
=
54.91 Berdasarkan perhitungan diatas maka diketahui jumlah
sampel dari populasi 65 adalah 55 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling atau secara acak sederhana yang dengan teknik probability sampling.
3.2.5
Pengujian Instrumen Penelitian Setiap penelitian memerlukan instrumn penelitian yang digunakan untuk mengukur variable penelitian. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ada dua yaitu instrumen Pembelajaran Learning Manajement System (LMS) dan instrumen kinerja karyawan. Sebelum menyebarkan kuesioner kepada 65 orang responden, kedua penelitian instrumen tersebut dikalibrasi dengan memakai uji validitas butir dan koefisien reliabilitas. Validitas butir dihitung dengan memakai koefisien Product Moment. Koefisien reliabilitas instrumen dihitung dengan memakai Alpha Cronbach. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan 10 orang responden yang dipilih secara acak sebagai sampel uji coba. 3.2.5.1 Uji Validitas Butir Penelitian Instrumen yang diuji coba dianalisis dengan tujuan untuk menyeleksi buir-butir yang valid, handal, dan komunikatif untuk semua responden, serta menginformasikan butir-butir mana saja dari butir-butir yang disediakan dapat mewakili dari variabel yang diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan mempunyai tingkat keterbacaan dan ketepatan yang tinggi. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total (r hitung) yang
terdapat pada lampiran . Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kemudian akan dibandingkan dengan r tabel, dimana tingkat signifikasi 0.05 dan n = 10, maka diperoleh angka r table 0,632. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas yang menentukan valid tidaknya suatu butir pertanyataan didasarkan pada : 1. Jika r hitung > r tabel, maka butir pernyataan tersebut valid. 2. Jika r
hitung
≤ r
tabel,
maka butir atau variabel tersebut tidak
valid. Dari pengujian validitas instrumen tersebut, diketahui : 1. Untuk variabel Pembelajaran Learning Manajemen System (LMS), dari 26 butir diketahui bahwa semuanya (26) butir valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran perhitungan manual L18, lampiran Excel L49, dan SPSS pada L63. 2. Untuk variable Kinerja Karyawan, dari 16 butir diketahui bahwa semuanya (16) butir valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran perhitungan manual L34, lampiran Excel L57, dan SPSS pada L66. 3.2.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Koefisien reliabilitas instrumen yang dimaksud untuk melihat konsistensi keandalan jawaban yang diberikan oleh
responden dan dianalisis dengan menggunakan “ Alpha Cronbach”. Koefisien reliabilitas variable pembelajaran LMS dengan n sebanyak 26,
besaran koefisien alpha 0,604 menunjukkan
bahwa hubungan reliabilitas yang cukup erat (cukup relibel). Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada lampiran perhitungan manual L33 dan SPSS pada L171 . Sedangkan untuk variable kinerja karyawan sebanyak 16 , besaran koefisien alpha 0,958 menunjukkan hubungan reliabilitas yang sangat erat (Sangat relibel). Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada lampiran perhitungan manual L48 dan SPSS pada L66. Perhitungan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah melakukan pengujian validitas dengan membuang butir-butir instrumen yang tidak valid. 3.2.6
Tabel kisi-kisi Sebaran Butiran instrumen Tabel 3.1 Kisi-kisi Sebaran Butiran Instrumen
Variabel
Sebelum Uji
Penelitian
Coba
Setelah Uji Coba
(1)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
Pembelajaran
8, 9, 10, 11, 12, 8, 9, 10, 11, 12,
Learning
13, 14, 15, 16, 17, 13, 14, 15, 16, 17,
Jumlah Butir Sebelum
Setelah
Uji Coba
Uji Coba
24
24
Maagement
18, 19, 20, 21, 22, 18, 19, 20, 21, 22,
System (LMS)
23, 24
(2)
23, 24
Kinerja 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
karyawan
8, 9, 10, 11, 12, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
16
40
40
13, 14, 15, 16
JUMLAH
3.2.7
16
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai Pembelajaran Learning Management System (LMS), Kinerja Karyawan serta latar belakang responden mencangkup jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia, lama bekerja dan lama penggunaan LMS. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan teknik korelasional. Dalam mengumpulkan data atau informasi diperlukan, menggunakan teknik korelasional yang dilakukan dengan cara pembagian kuesioner kepada karyawan BNI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan pada divisi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan latar belakang responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dalam kaitannya dengan pengisian instrumen kuesioner tersebut. Seluruh data ini diperoleh dengan cara menyebarkan instrumen kepada responden yaitu karyawan BNI yang sedang mengikuti
pendidikan dan pelatihan pada divisi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai sample dalam penelitian ini. Setiap variable di penelitian ini dikembangkan aspek indikatornya sebagai dasar dalam menyusun kisi-kisi. Sebelumnya instrumen diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Pengujian instrumen tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Butir-butir yag tidak valid dibuang dan tidak digunakan sebagai alat pengukuran dalam penelitian ini. 3.2.8
Metode Pengolahan Data Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah dengan menggunakan penghitungan manual, Microsoft Excel 2007, dan SPSS (Statitical Packet for The Social Science) 15.0 for Windows.
3.2.9
Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistika, baik statistika deskriptif maupun inferensial. Statistika deskriptif digunakan untuk menyajikan data masing-masing variable penelitian secara tunggal yaitu variabel Pembelajaran Learning Management System (LMS) dan variabel Kinerja Karyawan. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan adalah ukuran gejala pusat yang terdiri dari rata-rata, median, modus, dan ukuran penyebaran atau
variabelitas dengan menggunakan standar deviasi dan rentang skor selain ukuran gejala pusat dan ukuran penyebaran untuk keperluan penyajian data, digunakan juga tabel frekuensi dan grafik yaitu histogram. Penyajian data masing-masing variabel penelitian dilakukan dengan menyajikan rata-rata dan standar deviasi, median, modus, skor minimum, dan skor maksimum, rentang skor, tabel frekuensi dan histogram. Statistika inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis regresi dan korelasi sederhana. Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis, yaitu normalitas populasi (uji Liliefors) dan uji homogenitas (uji Barlett). Penelitian ini menggunakan statistik parametris, karena sample diambil dari populasi. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sample) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang hipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio dan statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan
salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Pada teknik analsis data, data dianalisis dengan korelasi dan regresi linear sederhana, persyaratan analisis data dilakukan uji normalitas populasi (uji Liliefors) dan uji homogenitas (uji Bartlett).