33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Bank BNI Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
34
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan,
sosial-budaya
serta
teknologi
dicerminkan
melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
35
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. Visi BNI Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja. Misi BNI •
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice).
•
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
•
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.
•
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
•
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. April 2008 lalu, BNI juga meluncurkan program BNI Griya Green Design
terkait dengan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Pada program ini, BNI telah menjalin bekerjasama dengan Real Estate Indonesia (REI) Pusat, REI Jakarta, Arsitektur Indonesia, Ikatan Landscape Indonesia dan Ikatan Interior Desain. Program ini merupakan peningkatan program sebelumnya. Sejak beberapa tahun lalu, BNI juga telah memasukkan faktor lingkungan dalam penyaluran KPR, antara lain resapan air, area sutet, banjir dan adanya
36
fasilitas umum. Saat ini, BNI telah menjalin kerjasama dengan 1.000 pengembang di seluruh Indonesia. Salah satu bentuk program riil adalah setiap nasabah yang aplikasi kredit pemilikan rumah (KPR) BNI Griya akan diberikan buku Panduan Hidup Hijau yang berisi tentang informasi bahaya perubahan iklim, informasi penyebab iklim berubah, upaya yang bisa dilakukan manusia, emisi karbon dari hunian manusia, dan Tips Hidup Hijau, Sehat dan Efisiensi Energi. Saat ini, BNI juga tengah mengembangkan prototipe Rumah Sederhana Sehat (RSH) Hijau, Rumah Menengah Hijau dan Rumah Mewah Hijau. Selain dalam praktik bisnisnya, BNI juga melakukan gagasan dalam mendukung program berwawasan lingkungan dalam operasional perusahaaan. Di antaranya dilakukan dengan sistem paperless untuk setiap pelaporannya (sebagian besar annual report BNI dalam bentuk CD), proses aplikasi kredit secara elektronik dengan electronic loan origination system (e-LO) pemanfaatan kertas kedua sisi (reuse/recycle), penggunaan memo/surat internal secara elektronik, dan pembatasan penggunaan listrik dengan pembatasan temperatur pendingin ruangan dan penggunaan lampu hemat energi. BNI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 978 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 5 cabang luar negeri (Singapore, Hongkong, Tokyo, New York dan London), serta kantor perwakilan di beberapa negara, seperti di Timur Tengah. Dilengkapi jaringan untuk penyaluran kredit, yaitu 51 sentra kredit kecil (SKC), 112 unit kredit kecil
37
(UKC), 63 cabang stand alone, 20 sentra kredit menengah (SKM), serta 54 cabang
syariah.
Untuk jaringan elektronik, BNI memiliki 2.350 ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM Bersama, serta fasilitas phonebanking 24 jam BNI Call di 021-5789 9999 atau 68888 (via ponsel), serta SMS Banking dan BNI Internet Banking www.bni.co.id untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur. Untuk transaksi internasional BNI Card dapat digunakan untuk belanja di merchant MasterCard dan bertransaksi di ATM berlogo Maestro & Cirrus
di
seluruh
dunia.
Untuk melayani nasabah institusi bisnis, BNI memiliki layanan cash management secara online; trade finance, perdagangan internasional (ekspor/impor) dan remittance/pengiriman uang yang didukung oleh jariangan cabang luar negeri dan ±900 bank korespondensi di seluruh dunia. Saham BNI tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BBNI. 2. Sejarah Singkat Perkembangan BNI Syariah Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha Syariah. Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk
38
memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet. a. Dual System Bank Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI. Di
dalam
pelaksanaan
operasional
perbankan,
BNI
Syariah
tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik. b. Syariah Chanelling Outlet Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan cabangcabang BNI konvensional untuk memberikan layanan pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan Syariah Chanelling Outlet (SCO).
39
Saat ini seluruh cabang BNI di Jabodetabek telah dilengkapi dengan layanan
pembukaan
rekening
syariah.
Sehingga
masyarakat
yang
menghendaki untuk melakukan investasi mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan iB (dibaca aibi, = islamic Banking) Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah dapat mengunjungi cabang BNI terdekat. Secara nasional cabang BNI yang sudah dapat melayani pembukaan rekening syariah berjumlah lebih dari 600, dan dari waktu ke waktu jumlah ini terus meningkat sesuai dengan misi untuk memaksimalkan layanan dan kinerja sehingga menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri. c. Produk Inovatif Sesuai Syariah BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. 1) BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil, dan modern. 2) Untuk itulah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya.
40
VISI Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah. MISI Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.
41
Gambar 1
Sumber : BNI (2003)
42
B. Metode Penelitian Dalam menganalisa perbedaan perhitungan pembiayaan kredit pemilikan rumah perbankan konvensional dengan perbankan syariah penulis menggunakan metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara membuat deskripsi permasalahaan yang telah diidentifkasi, kemudian penulis berusaha melakukan analisis
berdasarkan
fakta-fakta
secara
sistematis
mengenai
perbedaan
perhitungan pembiayaan KPR perbankan konvensional dengan perbankan syariah pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. C. Metode Pengumpulan Data Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. 1. Penelitian lapangan Riset yang dilakukan langsung ke perusahaan, untuk memperoleh gambaran mengenai operasional perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data lain yang dibutuhkan agar lebih akurat dan menguatkan. D. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:. 1. Data Primer Data yang diperoleh dari perusahaan yang di teliti berupa informasi manajemen, hasil wawancara dengan staf kredit BNI seperti persyaratan kredit, ketentuan-ketentuan yang berlaku dll.
43
2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari luar organisasi perusahaan yaitu berupa jurnal, majalah, buku-buku, dokumen pemerintah, referensi, dan data-data yang diperoleh dari database online. E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah analisa data dengan berdasarkan pada angka-angka sedangkan metode deskriptif kualitatif adalah penjelasan atau interpretasi dari hasil perhitungan pembiayaan kredit pemilikan rumah.