BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang diteliti dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Kedua faktor tersebut adalah penerapan model Mapping Activity (MA) (sebagai faktor penyebab) dan kemampuan membaca siswa (sebagai faktor akibat). Pola langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian eksperimen ini adalah sebagai berikut (Arikunto, 2002: 125): Langkah 1 Memilih masalah Langkah 2 Studi pendahuluan Langkah 3 Merumuskan masalah Langkah 4 Merumuskan anggapan dasar
27
28
Langkah 4-a hipotesis Langkah 5 Memilih pendekatan Langkah 6-a Menentukan variabel
Langkah 6-b Menentukan sumber data
Langkah 7 Menentukan dan menyusun instrumen Langkah 8 Mengumpulkan data Langkah 9 Analisis data Langkah 10 Menarik kesimpulan Langkah 11 Menyusun laporan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan dengan teknik random kelas melalui Tes Awal-Tes Akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design). Dalam rancangan ini peneliti melakukan teknik random kelas karena teknik penjodohan terhadap subjek seperti yang dikemukakan dalam teori Syamsuddin dan Vismaia (2007: 163), tidak memungkinkan untuk dilakukan di lapangan. Pola rancangan menurut Arikunto (2002: 80) digambarkan sebagai berikut. E
O1
X
O2
K
O3
Y
O4
29
Keterangan: E
= kelompok eksperimen
K
= kelompok kontrol
X
= perlakuan dengan model Mapping Activity (MA)
Y
= model pembelajaran non-Mapping Activity (MA)
O2 – O1= perbedaan pencapaian kelompok eksperimen O4 – O3= perbedaan pencapaian kelompok kontrol
3.2 Teknik Penelitian 3.2.1
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian
eksperimen ini ada dua yaitu teknik tes dan teknik observasi. 1) Teknik Tes Teknik tes dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2009: 58-59) bahwa teknik tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa (testi, tercoba) yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan yang penting untuk mempertimbangkan kemampuan siswa. Instrumen yang digunakan dalam teknik tes ini adalah soal-soal tes. Penggunaan teknik tes dalam pengumpulan data dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X jurusan
30
Administrasi Perkantoran SMKN 3 Bandung yang dapat diukur secara kuantitatif. 2) Teknik Observasi Teknik observasi merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan peneliti (guru) dan siswa dalam penerapan model Mapping Activity (MA) di kelas.
3.2.2
Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Pengolahan
data yang digunakan adalah pengolahan kuantitatif (hasil pretes dan postes) dan pengolahan hasil observasi dan angket. Teknik pengolahan data dilakukan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut a. Pengolahan data kuantitatif Data kuantitatif terdiri atas data hasil pretes dan postes. Kedua data tersebut diteliti dan ditabulasikan untuk mengetahui rata-rata dan standar deviasinya. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas mengindikasikan kenormalan data pada tiap sampel, sedangkan homogenitas mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Apabila data terbukti normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji-t atau t-test. Namun, apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan penghitungan statistika nonparametrik. Berikut adalah cara perhitungannya,
31
1) Uji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat ( − ) =
Keterangan: = harga chi-kuadrat yang dicari
= frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori Data dikatakan normal apabila Xhitung < Xtabel
2) Uji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus Varian (Fhitung ≤ Ftabel): =
Varian = (sd)2
Data dikatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel 3) Uji hipotesis dengan menghitung perbedaan rata-rata (gain) pada dua kelompok dengan rumus t-test t=
M − M!
∑ % + ∑ ' 1 1 "# () + (* − 2, -() + (* /
keterangan: M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = banyaknya subjek
32
x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dari mean Y1 (Arikunto, 2002: 280) Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut, Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau hipotesis kerja ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa Model Mapping Activity (MA) tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana di SMK. Namun, jika thitung > ttabel Ho ditolak dan Ha diterima, artinya model Mapping Activity (MA) efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana di SMK. Adapun acuan penilaian dan predikat nilai hasil pretes-postes kemampuan membaca pemahaman yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah penilaian dan predikat nilai yang ditetapkan oleh SMK Negeri 3 Bandung, yaitu sebagai berikut. 90 – 100 : amat baik 75 – 89 : baik 60 – 74 : cukup baik 0 – 59
: kurang baik
b. Pengolahan data kualitatif Data kualitataif hanya diperoleh dari kegiatan observasi. Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer, diakumulasikan untuk mengetahui nilai total dan nilai rata-rata yang diberikan observer.
33
Selanjutnya, nilai tersebut diinterpretasikan dengan interval penilaian yang beracuan pada Buku Biru Program Latihan Profesi (PLP) yang dikeluarkan oleh UPT PLP UPI, yaitu sebagai berikut. 3,5 – 4,0 = A (Amat baik) 2,5 – 3,4 = B (Baik) 1,5 – 2,4 = C (Cukup) 0,5 − 1,4 = D (Kurang) < 0,5
= E (Gagal)
3.3 Instrumen Penelitian Berikut adalah beberapa instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti. 3.3.1
Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. RPP disusun untuk tiga kali pertemuan, sedangkan pertemuan untuk pelaksanaan pretes dan postes dilaksanakan di luar tiga pertemuan tersebut. Berikut merupakan RPP yang telah disusun untuk pelaksanaan pembelajaran.
34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester: Alokasi Waktu :
SMKN 3 Bandung Bahasa Indonesia X/2 2x45 menit selama 3 pertemuan
A. Standar Kompetensi Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara Tingkat Semenjana. B. Kompetensi Dasar Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks. C. Indikator Siswa dapat: a) Mengidentifikasi gagasan pokok dalam suatu paragraf. b) Memahami informasi pokok dari berbagai jenis teks wacana. c) Memilih fakta dan opini dengan menggunakan cara/teknik membuat catatan. d) Menyimpulkan informasi dari isi teks wacana yang dibaca 1. Tujuan Pembelajaran a. Siswa mampu menunjukkan gagasan pokok, subgagasan pokok, dan sub-subgagasan pokok dari satu paragraf wacana. b. Siswa mampu membuat Mind Map dengan satu anak cabang, cucu cabang, sampai dengan cicit cabang dari wacana yang telah dibaca. c. Siswa mampu menyimpulkan kembali isi wacana yang telah dibaca berdasarkan Mind Map yang telah digambar. 2. Materi Ajar 1) Jenis Teks Tertulis dan Teknik Mencatat Informasi dari Teks Secara umum, bentuk tulisan atau karangan terbagi menjadi lima jenis, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dalam sebuah teks wacana terdapat informasi penting yang harus diketahui dan dipahami. Informasi tersebut akan lebih lama diingat apabila dicatat. Ada beberapa hal yang perlu dicatat dan dijadikan bahan catatan dalam sebuah teks wacana, yaitu sebagai berikut: a) ide pokok atau gagasan sentral setiap paragraf; b) informasi penting dan menarik untuk diketahui atau diingat;
35
c) kata/frasa/kalimat yang merupakan kata kunci yang bermakna luas atau dalam; d) pendapat atau asumsi mengenai sesuatu; e) detail atau fakta-fakta hasil survei atau penelitian ilmiah; f) pemikiran, cara, atau metode baru serta tanggapan atau jalan keluar sebuah persoalan. 2) Menemukan ide pokok dengan rumus 5W + 1H Dalam sebuah wacana biasanya termuat beberapa ide/gagasan pokok. Salah satu cara untuk mempermudah menemukan gagasan utama dalam paragraf adalah dengan menggunakan rumus 5W+1H, yaitu what (apa) yang diceritakan dalam wacana, who (siapa) yang dibicarakan dalam wacana, where (di mana) tempat yang sedang dibicarakan dalam wacana, when (kapan) kejadian yang diceritakan dalam wacana terjadi, why (mengapa) masalah itu muncul, how (bagaimana) peristiwa dalam wacana tersebut berlangsung/terjadi. 3) Mapping Activity (MA) Model Mapping Activity (MA) adalah model pembelajaran yang menggunakan teknik mind map. Mind map adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan membantu untuk berpikir, membayangkan, mengingat, dan merencanakan serta memilah informasi. Melalui mind map penggunaan otak kanan akan lebih maksimal sehingga daya ingat terhadap fakta dan ide akan lebih mudah karena menggunakan gambar dan warna. Berikut adalah tips menyusun urutan informasi pada Mind Map dari Tony Buzan sehingga informasi ditempatkan dalam susunan yang benar: a. tempatkan tema atau gambar sentral di bagian tengah; b. tempatkan berbagai gagasan utama atau topik utama di cabangcabang utama; c. tempatkan berbagai subgagasan atau subtopik di cabang-cabang kedua;
36
d. tempatkan berbagai sub-subgagasan atau sub-subtopik di cabangcabang yang lebih kecil. Alat-alat yang dapat digunakan hanya kertas putih polos, spidol, dan otak masing-masing. Dalam pembuatannya, gunakan sebanyak mungkin warna dan gambar, karena hal ini akan membantu otak mengingat fakta-fakta. Berikut adalah contoh mind map tentang rencana liburan.
3. Metode Pembelajaran a. Mapping Activity (MA)/Mind Mapping b. Ceramah c. diskusi D. Skenario Pembelajaran Pertemuan pertama No. 1.
Kegiatan Pendahuluan - Melaksanakan apersepsi. - Membangkitkan motivasi belajar siswa
Alokasi Waktu 5 menit
37
2.
3.
Inti - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang agar selama proses pembelajaran terjalin kerjasama antarsiswa. - Gambar mind map yang telah jadi diperlihatkan kepada siswa melalui LCD (situasional), kemudian menjelaskan cara-cara membuat mind map yang baik, menjelaskan keuntungan belajar dengan menggunakan mind map. - Guru menjelaskan rumus 5W + 1H sebagai rumus yang dapat membantu mempermudah merancang ide pokok dan sub-sub ide pokok menjadi mind map. - Satu contoh wacana dipakai untuk latihan menemukan ide pokok dan sub ide pokok wacana (wacana terlampir). Penutup - Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan. - Memberi tugas berupa latihan menemukan ide pokok dan sub ide pokok dari suatu wacana dengan rumus 5W+1H yang telah dipelajari. - Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
35 menit
5 menit
Pertemuan kedua No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan - Melakukan apersepsi. - Membangkitkan motivasi belajar siswa. Inti - Situasi duduk siswa disesuaikan dengan kelompok belajar yang telah dibentuk pada pertemuan awal. - Setiap siswa mengeluarkan tugas yang diberikan pada pertemuan pertama untuk dituangkan ke dalam bentuk mind map. - Pembuatan mind map dimulai oleh guru di papan tulis agar perhatian siswa terfokus. - Setelah siswa melihat guru membuat mind map di
2.
Alokasi Waktu 5 menit
35 menit
38
papan tulis, selanjutnya mereka diminta untuk mulai latihan menggambar mind map dengan ekspresi gambar sebebas-bebasnya sesuai kreativitas masingmasing siswa. - Salah satu hasil mind map siswa diperiksa oleh guru dan ditanggapi di depan kelas agar siswa-siswa yang lain mendapat masukan mengenai pembuatan mind map yang benar. - Agar terjalin kerjasama antarsiswa, mind map siswa yang sudah jadi dapat dikomentari oleh teman sekelompok. - Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengontrol keadaan kelas. Penutup - Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan. - Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
3.
5 menit
Pertemuan ketiga No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan - Melaksanakan apersepsi. - Membangkitkan motivasi belajar siswa. Inti - Siswa membuat parafrasa dari mind map yang telah dirancang pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa dalam memahami kembali isi wacana yang disampaikan oleh penulis. Setiap kelompok bertukar mind map teks wacana yang telah dibuat, agar memperoleh informasi lain dari teks wacana yang berbeda. - Guru berperan sebagai fasilitator dan pengontrol keadaan kelas. Setiap kelompok dikunjungi dan ditanya mengenai kesulitan yang dihadapi. Penutup Melakukan refleksi dan simpulan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2.
3.
Alokasi Waktu 5 menit
35 menit
5 menit
39
E. Bahan Pembelajaran -
Modul Bahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X semester 2 Tingkat Semenjana.
-
Tony Buzan. 2004. Buku Pintar Mind Map untuk Anak agar Anak Lulus Ujian dengan Nilai Bagus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
-
Tony Buzan. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
-
Contoh wacana dari media cetak (terlampir).
F. Penilaian (evaluasi) 1) Prosedur penilaian : proses
3.3.2
2) Jenis penilaian
: tulis
3) Bentuk penilaian
: uraian
Instrumen Tes dan Nontes
1) Soal-Soal Tes Soal-soal tes yang digunakan adalah soal-soal untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes. Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum diberi perlakuan, sedangkan postes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah perlakuan. Butir tes kemampuan membaca pemahaman yang dilakukan dimaksudkan untuk memahami isi bacaan, mencari hubungan antarhal, sebab akibat, perbedaan dan persamaan antarhal, dan sebagainya. Soal tes terdiri atas 30 soal objektif, keseluruhan soal tersebut diujicobakan di kelas yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan sumber data.
40
Pembuatan soal-soal tersebut didasarkan pada kisi-kisi soal menurut taksonomi Bloom sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman (pretes dan postes) Sekolah
: SMK Negeri 3 Bandung
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/II (genap)
No.
Materi Ujian
1. 2. 3.
Wacana 1 Wacana 2 Wacana 3
4.
Wacana 4
5.
Wacana 5
6. 7. 8.
Wacana 6 Wacana 7 Wacana 8
9. 10.
K1
Jenjang Soal K2 K3 K4 K5 2 1 6 4 5 8 7 9, 12 11 10 14, 15
13
17 20 23
Wacana 9
25
19
4
16
18 21
24
22
26, 27 28, 29, 30 9
Wacana 10 Jumlah Jumlah Soal
K6 3
6
2
6
3
30
Keterangan: K1 = Pertanyaan ingatan
K4
= Pertanyaan analisis
K2 = Pertanyaan pemahaman
K5
= Pertanyaan sintesis
K3 = Pertanyaan penerapan
K6
= Pertanyaan evaluasi
41
Berdasarkan kisi-kisi soal instrumen tes di atas, berikut adalah butir-butir soal yang telah disusun. Soal-Soal Instrumen Tes Wacana 1 KANKER PAYUDARA Di Indonesia, di antara beberapa jenis kanker yang paling sering menyerang, pada perempuan ataupun laki-laki, kanker payudara menempati posisi teratas. Kondisi seperti ini diketahui berdasarkan data dari Departemen Kesehatan 2004. Angka penderita memperlihatkan kecenderungan menaik. Selain jumlah kasusnya mengalami peningkatan, pergeseran usia yang diserang juga terjadi. Saat ini, banyak kasus kanker payudara ditemui pada mereka yang berusia tiga puluh tahun. Padahal, sebelumnya kanker tersebut lebih banyak menyerang usia 40-45 tahun. Yang menyedihkan, sekitar lima puluh persen lebih, pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut, sehingga angka harapan hidupnya kian menipis. Padahal, bila mereka datang dalam stadium dini, kemungkinan untuk sembuh lebih besar. Menurut ketua tim penanggulangan Kanker Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dr. Drajat Suardi, kepada “PR”, Kamis (31/12), banyak penderita yang mendatangi fasilitas medis, ketika terapi pengobatan alternatif gagal menyembuhkan kanker yang diidapnya. (sumber: Pikiran Rakyat, 3 Januari 2010) Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Menurut pemahaman kamu, gagasan pokok paragraf 1 pada teks tentang “kanker payudara” adalah … a. Kanker payudara banyak menyerang usia tua. b. Kanker payudara lebih dominan menyerang manusia terutama wanita dibandingkan dengan kanker lain. * c. Kanker payudara menempati posisi teratas. d. Penderita kanker payudara semakin bertambah. 2. Padahal, bila mereka datang dalam stadium dini, kemungkinan untuk sembuh lebih besar.
42
Dengan menggunakan dasar gagasan yang tertuang pada kalimat di atas (paragraf 2), maka … a. Angka kematian akibat kanker payudara dapat diperkecil apabila dirawat sejak dini. * b. Harapan hidup akan semakin menipis. c. Angka kematian akan bertambah. d. Akan semakin membuka peluang pekerjaan pada pelayan kesehatan 3. Dari bacaan di atas, berikut adalah kalimat-kalimat yang berisi fakta, kecuali … a. Saat ini, banyak kasus kanker payudara ditemui pada mereka yang berusia tiga puluh tahun. b. Sekitar lima puluh persen
lebih, pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan sudah dalam stadium lanjut, sehingga angka harapan hidupnya kian menipis. c. Padahal, bila mereka datang dalam stadium dini, kemungkinan untuk sembuh lebih besar.* d. Di Indonesia, di antara beberapa jenis kanker yang paling sering menyerang, pada perempuan ataupun laki-laki, kanker payudara menempati posisi teratas.
Wacana 2 INTERNET KIAN BERJAYA Internet semakin menancap-kan posisinya di puncak teratas dunia informasi. Televisi dan surat kabar tampaknya harus berjuang keras merebut kembali porsinya di hati peminat informasi. Penelitian oleh sebuah lembaga di AS, Harvard's Shorenstein Center on The Press, Politics, and Public Policy menunjukkan penggunaan internet untuk mencari informasi terus meningkat, sebaliknya penggunaan surat kabar dan televisi menurun. Tahun lalu saja, sirkulasi surat kabar turun 3%, siaran berita di TV dan radio kehilangan jutaan pemirsa. Lalu lintas situs-situs yang menampilkan berita terus meningkat pada kurun waktu April 2006 hingga April 2007. Google, Yahoo, AOL, dan MSN yang juga menampilkan berita serta mesin pencari berita dikunjungi hampir 100 juta orang per bulan. Situs berita yang berasal dari koran ternama seperti New York
43
Times dan Washington Post juga mendapat kunjungan yang tak kalah banyak, 8,5 juta orang setiap bulan. (Sumber: Media Indonesia, 20 Agustus 2007) 4. Pokok paragraf wacana di atas adalah … a. Internet semakin merambah dunia informasi. b. Surat kabar menempati posisi teratas di dunia informasi. c. Hasil penelitian oleh sebuah lembaga di AS tentang internet. d. Internet menempati posisi teratas dalam dunia informasi.* 5. Kesimpulan dari wacana di atas adalah … a. Masyarakat
cenderung
lebih
suka
memanfaatkan
media
internet
dibandingkan dengan surat kabar dan televisi untuk mendapatkan informasi. b. Situs berita dari Koran ternama seperti New York Times dan Washington Post mendapat kunjungan yang banyak. c. Surat kabar harus terus meningkatkan daya tarik pada masyarakat. d. Media internet lebih digandrungi oleh masyarakat dibandingkan dengan media televisi dan surat kabar. *
Wacana 3 PENYESALAN MARNI Karya Humam S. Chudori Sejak di-pehaka, Himawan sering sekali dirawat di rumah sakit. Penyakit asma yang dideritanya sering kambuh. Padahal, sebelum kena pehaka, ia jarang dirawat di rumah sakit kendati tiap bulan mesti mengunjungi dokter. Tragisnya, setelah empat kali dirawat di rumah sakit, Marni mengalami nasib serupa dengan suaminya, yaitu kena pehaka. Sejak itu, neraca keuangan keluarga Himawan mulai goncang. "Jadi orang itu jangan penyakitan," kata Marni, tatkala suaminya pulang dari rumah sakit, setelah kesekian kalinya ia dirawat. Himawan diam. Betapa tidak, baru dua langkah pasangan suami-istri itu masuk ke dalam rumah, Marni sudah melontarkan kalimat ketus. "Kalau sudah begini, apalagi yang harus dijual?" kata Marni lagi. Himawan tak menyahut. Hatinya terasa sakit mendengar kalimat yang dilontarkan istrinya. Rasanya ia ingin mendaratkan tamparan ke muka perempuan itu jika tidak ingat tubuhnya sendiri masih lemah.
44
(sumber: buku Kumpulan Karya Pemenang Lomba Menulis Cerpen Remaja (LMCR2009) Tingkat Nasional “Mencari Wajah Ibu dan 15 Cerita Pendek Lainnya”)
6. "Jadi orang itu jangan penyakitan," kata Marni. Kutipan kalimat di atas menunjukkan bahwa Marni … a. Perhatian terhadap suminya. b. Menghawatirkan suaminya. c. Kesal terhadap suaminya. * d. Sangat sayang terhadap suaminya. 7. Berdasarkan wacana di atas, perbedaan karakter antara Marni dan Himawan adalah … a. Marni berkarakter sebagai seorang istri yang banyak menuntut sedangkan Himawan seorang suami yang sabar. b. Marni berkarakter sebagai seorang istri yang banyak menuntut sedangkan Himawan seorang suami yang temperamen. * c. Marni berkarakter sebagai seorang istri yang sabar sedangkan Himawan seorang suami yang temperamen. d. Marni berkarakter sebagai seorang istri yang banyak menuntut begitu pun dengan Himawan. 8. Rasanya ia ingin mendaratkan tamparan ke muka perempuan itu jika tidak ingat tubuhnya sendiri masih lemah. Pahami kembali kalimat tersebut! Apabila Himawan dalam keadaan sehat, maka … a. Ia akan membiarkan istrinya. b. Ia akan melaporkan istrinya ke polisi. c. Ia akan menampar istrinya. * d. Ia akan menceraikan istrinya
Wacana 4 DAUR ULANG SAMPAH Sampah yang setiap harinya dibuang terdiri atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makanan
45
dan sampah basah yang dapat membusuk. Sampah anorganik ialah sebaliknya yang tak dapat membusuk seperti kaca, karet, kulit dan sebagainya. Jika setiap harinya sampah dibuang oleh setiap orang, dapat dibayangkan berapa puluh dan ribu ton akan terkumpul. Tidak semuanya dapat didaur ulang. Oleh sebab itu, kita dapat membantu memilah sampah, untuk mengurangi tumpukan sampah, yaitu dengan cara sampah yang organik dapat dikubur di dalam tanah ukuran 3 x 3 m. Kemudian sampah yang anorganik dapat diberikan kepada pemulung untuk didaur ulang. Dengan demikian, kita telah membantu mengurangi tumpukan sampah setiap harinya di pembuangan sampah akhir. (sumber: Dikutip dari buku BSE, Bahasa Indonesia 1 untuk SMK/MAK Semua Program Keahlian Kelas X, Irman)
9. Dalam wacana di atas, kalimat yang mengandung makna ajakan secara halus adalah … a. Kalimat pertama b. Kalimat kedua c. Kalimat kalimat ketujuh d. Kalimat kedelapan * 10. Ide pokok wacana di atas adalah … a. Pemanfaatan sampah. b. Memilih sampah organik dan anorganik. c. Mengurangi tumpukan sampah dengan daur ulang sampah. * d. Membantu kesejahteraan pemulung. 11. Kesimpulan dari wacana tersebut adalah … a. Kita dapat membantu mengurangi tumpukan sampah dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik untuk kemudian didaur ulang. * b. Kita dapat berpartisipasi dalam emnjaga lingkungan. c. Kita diwajibkan untuk mendaur ulang sampah. d. Sampah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sampah organik dan anorganik. 12. Perbedaan antara sampah organik dan anorganik adalah … a. Sampah organik dapat membusuk sedangkan sampah anorganik tidak.*
46
b. Sampah organik tidak dapat membusuk sedangkan sampah anorganik dapat membusuk. c. Sampah organik dapat diperbarui sedangkan sampah anorganik tidak. d. Sampah organik berasal dari hewan sedangkan sampah anorganik berasal dari tumbuhan.
Wacana 5 DRAMA “SAMPEK ENGTAY” Engtay : Ibu, betulkah perempuan dilahirkan untuk menjadi makhluk lemah, dan tidak berdaya memilih sendiri jalan nasibnya? Nyonya Ciok : Kita boleh memilih, tapi keputusan biasanya tidak ada di tangan kita. Itulah kodrat. Engtay: Dan apa itu tidak bisa diubah? Nyonya Ciok: Banyak yang berusaha mengubahnya, tapi tak ada yang sanggup. Engtay : Betul, tidak ada yang sanggup. Tadinya aku pikir, aku sanggup. Aku berhasil melewati masa-masa sekolah dan langsung menganggap diriku kuat. Tapi nyatanya aku tetap harus patuh kepada putusan orangtua dan tidak berani melenceng dari garis kodrat. Selalu kalahkah kaum kita, Ibu? Nyonya Ciok: Bersedia kawin dengan Macun jangan kau pandang sebagai kekalahan. Harus kau anggap sebaliknya. Kalau kau sebagai anak, berhasil mengangkat derajat orangtua, itulah kemenangan. Kalau kau berhasil membuat dirimu patuh pada kehendak orangtua, itulah kemenangan. Dan hal itu sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu, oleh para leluhur kita. Kau tidak bisa lari dari kebiasaan turun-temurun ini. (Sumber: naskah drama Sampek & Engtay, karya Nano R.)
13. Tema penggalan drama di atas adalah …. a. Obrolan ibu dan anak b. Penyesalan Engtay karena dilahirkan sebagai perempuan c. Perjodohan * d. Persiapan perkawinan
47
14. Dari wacana penggalan drama di atas, karakter Engtay adalah … a. Pemarah b. Manja c. Pemberontak d. Patuh pada orangtua * 15. Kita boleh memilih, tapi keputusan biasanya tidak ada di tangan kita. Itulah kodrat. Pernyataan tersebut menyiratkan makna bahwa … a. Setiap manusia memiliki takdir hidup masing-masing. b. Manusia boleh menentang takdir. c. Manusia tidak dapat mengubah takdir. * d. Manusia boleh memilih takdir. 16. Bentuk wacana tersebut adalah … a. Monolog b. Dialog * c. Narasi d. Prolog
Wacana 6 …. Di dermaga, ratusan warga telah menunggu kedatangan satu-satunya kapal penumpang yang melayani jalur Gresik-Bawean itu. Mereka umumnya adalah warga yang menjemput sanak kerabatnya yang pulang dari merantau. Pulau Bawean terletak di Laut Jawa dan secara administratif masuk wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau yang terdiri atas dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak ini sungguh kaya objek wisata. Salah satu yang dituju adalah Pantai Tanjung Anyar di Dusun Tenggen, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Di Tanjung Anyar terdapat juga kampung nelayan yang dihuni sekitar 300 penduduk. Di sepanjang pantainya terdapat pohon-pohon kelapa dan beberapa pohon besar berbagai jenis. Keindahan pantai Tanjung Anyar akan lebih terasa pada senja menjelang matahari terbenam. Suguhan kesenian tradisional oleh penduduk dan sajian berbagai jenis ikan laut bakar melengkapi keindahan itu.
48
(sumber: dikutip dari contoh wacana dalam buku “Membaca Cepat dan Efektif”, Nurhadi) 17. Letak Pulau Bawean adalah di … a. Jawa Timur b. Laut Jawa * c. Sangkapura d. Gresik 18. Judul yang tepat sesuai dengan isi wacana adalah … a. Tanjung Anyar b. Derrmaga Tanjung Anyar c. Keindahan Tanjung Anyar * d. Pantai Tanjung Anyar 19. Gagasan pokok paragraf ketiga pada wacana di atas adalah … a. Terdapat Kampung Nelayan di Tanjung Anyar. * b. Keindahan pantai Tanjung Anyar terasa pada senja hari. c. Kampung Nelayan dihuni oleh sekitar 300 penduduk. d. Suguhan kesenian tradisional oleh penduduk.
Wacana 7 R.A. KARTINI Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari semua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran
49
Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. (sumber: http://Wikipedia.com [online]) 20. Ibunda R.A. Kartini bernama … a. M.A. Ngasirah * b. Siti Aminah c. R.A. Woerjan d. Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat 21. Kesimpulan dari penggalan wacana di atas adalah … a. R.A. Kartini adalah seorang wanita yang cerdas dari keturunan bangsawan. b. Walaupun R.A. Kartini seorang wanita keturunan bangsawan, namun beliau harus tetap menjalankan kodratnya sebagai wanita yaitu dipingit, sesuai dengan tradisi waktu itu. * c. R.A. Kartini dibesarkan dalam lingkungan priyayi dan beliau merupakan anak tertua dalam keluarganya. d. Keluarga besar R.A. KArtini.
Wacana 8 Shahab yang meneliti masyarakat Betawi melihat bahwa wanita mempunyai kesempatan amat terbatas dalam peningkatan pendidikan. Hal itu disebabkan keterbatasan fasilitas pendidikan di Jakarta dan kondisi ekonomi mereka. Walau ada peningkatan sikap terhadap arti pendidikan, perubahan itu belumlah memadai. Situasi ini menjadi lebih penting dari pendidikan. Ia mengatakan bahwa pendidikan dapat meningkatkan posisi wanita. Sebab, pendidikan membekali pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan dalam kehidupan modern yang memungkinkan mereka bisa bersaing dengan pria. Tetapi, hanya segelintir wanita Betawi yang mengenyam pendidikan tinggi. Kebanyakan mereka pergi ke sekolah-sekolah agama, namun tak dapat mengubah
50
posisi mereka karena tidak mendapatkan bekal yang dibutuhkan untuk memainkan peran dalam kehidupan modern. (sumber: dikutip dari contoh wacana dalam buku “Membaca Cepat dan Efektif”, Nurhadi) 22. Dilihat dari segi penempatan ide pokok, paragraf kedua di atas termasuk paragraf yang bersifat … a. Induktif b. Deduktif * c. Deduktif-induktif d. Menyebar 23. Keterbatasan pendidikan wanita Betawi disebabkan oleh … a. Fasilitas pendidikan b. Kondisi ekonomi c. Fasilitas pendidikan dan kondisi ekonomi * d. kebodohan 24. ide pokok paragraf pertama terletak pada kata-kata yang berbunyi … a. wanita mempunyai kesempatan amat terbatas dalam peningkatan pendidikan.* b. Keterbatasan fasilitas pendidikan di Jakarta dan kondisi ekonomi mereka. c. Ada peningkatan sikap terhadap arti pendidikan. d. Kawin usia muda dianggap lebih penting dari pendidikan.
Wacana 9
TIN : Ton, selamat ya! Saya ikut berbangga atas keberhasilan ujianmu. TON : Terima kasih, Tin! Semua ini terjadi karena adanya dorongan dari berbagai pihak. Dan Kau, terlebih lagi. TIN : Ah kau ini, ada-ada saja. Apa rencanamu kini? Mau mendaftar kuliah dimana?
51
TON : Itulah masalahnya, Tin! Sebetulnya aku sangat berminat. Tapi, aku sadar keadaan orang tuaku. Lagi pula, apakah hanya dari bangku perkuliahan saja yang menjamin masa depan kita? TIN : tentu saja tidak, Ton! Tetapi sayang kalau kau tak berkuliah. Bukankah NEM-mu tertinggi di sekolahmu? TON : apa gunanya NEM tinggi, Tin, jika kita tak mampu mengatasi masalah sendiri? Bukankah ada seribu jalan untuk sampai di Mekah? (sumber: dikutip dari contoh wacana dalam buku “Membaca Cepat dan Efektif”, Nurhadi) 25. Ton tidak dapat memenuhi keinginannya berkuliah sebab … a. Menyadari keadaan orang tuanya yang miskin. * b. Banyak cara hidup yang dapat ditempuh selain berkuliah. c. NEM-nya kecil. d. Tidak disetujui orang tuanya. 26. Bagaimana sikap Ton terhadap NEM-nya yang tertinggi? a. Tidak meyakini bahwa perkuliahan merupakan satu-satunya jalan yang menjamin kehidupan masa depan. b. Menunjukkan bahwa dia dapat menyelesaikan masalah sendiri dengan tidak usah selalu mendambakan berkuliah.* c. NEM yang tinggi sudah tentu menjamin bahwa yang besangkutan dapat mengatasi permasalahan sendiri. d. Menyadari betul bahwa banyak cara dan jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 27. Kata-kata Ton yang membuktikan bahwa ia memandang tingginya prestasi lebih merupakan beban daripada kebanggaan ialah … a. Sebetulnya aku sangat berminat. Tapi, aku sadar keadaan orang tuaku. b. Apakah hanya dari bangku perkuliahan sja yang mnjamin masa depan kita? c. Apa gunanya NEM tinggi, Tin, jika kita tak mampu mengatasi masalah sendiri? * d. Bukankah ada seribu jalan untuk sampai di Mekah?
52
Wacana 10 Sejak Kamis hingga Sabtu lalu lintas di kawasan Puncak Kab. Bogor, masih terus dilanda kemacetan. Berdasarkan pemantauan “PR”, kepadatan lalu lintas di Kota Bandung mulai terjadi di pintu keluar tol Pasteur sejak siang. Antrean kendaraan sepanjang sekitar lima ratus meter di pintu keluar terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Kepala sif Gerbang Tol Pasteur Daryanto menuturkan, kondisi arus kendaraan yang masuk ke Kota Bandung lewat Pasteur masih terbilang normal. Dia mengatakan, pada Sabtu (2/1) dari pukul 06.00-14.00, tercatat 13.323 kendaraan yang keluar pintu tol Pasteur, sedangkan yang masuk pintu tol Pasteur 11.061 kendaraan. “angka ini masih terbilang normal untuk liburan seperti ini,” katanya. (sumber: Koran Pikiran Rakyat, edisi 3 Januari 2010)
28. Yang termasuk kalimat pendapat dari wacana di atas adalah … a. Sejak Kamis hingga Sabtu lalu lintas di kawasan Puncak Kab. Bogor, masih terus dilanda kemacetan. b. Berdasarkan pemantauan “PR”, kepadatan lalu lintas di Kota Bandung mulai terjadi di pintu keluar tol Pasteur sejak siang. c. Kepala sif Gerbang Tol Pasteur Daryanto menuturkan, kondisi arus kendaraan yang masuk ke Kota Bandung lewat Pasteur masih terbilang normal.* d. Pada Sabtu (2/1) dari pukul 06.00-14.00, tercatat 13.323 kendaraan yang keluar pintu tol Pasteur, sedangkan yang masuk pintu tol Pasteur 11.061 kendaraan. 29. Paragraf ketiga termasuk jenis paragraf … a. Induktif b. Induktif-deduktif c. Menyebar d. Deduktif * 30. Ide pokok paragraf kedua adalah … a. Kepadatan lalu lintas di Kota Bandung mulai terjadi di pintu keluar tol Pasteur sejak siang.*
53
b. Antrean kendaraan sepanjang sekitar lima ratus meter di pintu keluar terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. c. Kepadatan lalu lintas. d. Hasil pemantauan tim Pikiran Rakyat di Bandung. (Keterangan: *) kunci jawaban)
2) Lembar Observasi/Check-list Lembar observasi merupakan instrumen nontes yang digunakan dalam pengumpulan data untuk menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa, serta penampilan guru selama proses belajar-mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer atau pengamat. Berikut adalah format lembar obsevasi penelitian. Format Observasi Aktivitas Guru Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Observer : No. 1.
2.
SMK Negeri 3 Bandung Bahasa Indonesia X/II
ASPEK YANG DINILAI Kemampuan Membuka Pelajaran a. Menarik perhatian siswa b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan c. Mengaitkan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan Sikap Pengajar dalam Proses Pembelajaran a. Kejelasan suara b. Antusiasme mimik dalam penampilan c. Mobilitas posisi tempat dalam kelas
NILAI
54
3.
4.
5.
6.
7.
Penguasaan Bahan Pembelajaran a. Bahan pembelajaran yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan. b. Kejelasan dalam menerangkan materi tentang parafrasa an model pembelajaran mind map. c. Kejelasan dalam memberikan contoh mind map yang baik. Proses Pembelajaran a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP b. Penyajian bahan belajar relevan dengan indikator c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon daari siswa Kemampuan menggunakan media a. Memperhatikan prinsip penggunaan media b. Tepat saat penggunaan c. Membantu kelancaran proses pembelajaran Evaluasi a. Menggunakan jenis ragam penilaian yang relevan dengan indikator b. Melaksanakan penilaian sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan Kemampuan Menutup Pelajaran a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran b. Memberikan kesempatan bertanya pada siswa c. Menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya JUMLAH Bandung, Maret 2010 OBSERVER
Format Observasi Aktivitas (Respon) Siswa No. 1.
ASPEK YANG DINILAI Siswa menunjukkan rasa/sikap senang terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan teknik
NILAI
55
mind mapping. 2.
Siswa menyimak dengan baik setiap penjelasan guru tentang penggunaan mind map dalam membaca pemahaman dan membuat parafrasa.
3.
Siswa
aktif
dalam
mengemukakan
pendapat,
bertanya, dan menjawab. 4.
Siswa mengikuti kegiatan belajar dengan antusias.
5.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius. Bandung, April 2010 OBSERVER
3.3.3
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dalam pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, peneliti tidak
menggunakan uji validitas empiris, yaitu mengujicobakan tes tersebut, melainkan hanya melakukan uji validitas logis dan konstruk. Kevalidan instrument tes tersebut diujikan melalui judgement pakar dalam bidang membaca. Ada tiga orang ahli yang dipilih oleh peneliti sebagai judger instrumen penelitian (butir soal) untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa, diantaranya yaitu: 1) Dra. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. Beliau merupakan salah satu dosen tetap bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau tercatat sebagai
56
dosen UPI selama 24 tahun, dari masa pengangkatan hingga sekarang. Beliau pun memiliki otoritas di bidang keterampilan membaca. Hasil analisis dan penelitian beliau terhadap soal instrumen tes menyatakan bahwa instrumen sudah valid. Beliau memberikan masukan mengenai jumlah wacana yang asalnya 5 wacana menjadi 10 wacana dengan jumlah soal sebanyak 3-4 butir untuk setiap wacana, dengan variasi isi wacana yang berbedabeda. Untuk memperkuat bukti pengesahan mengenai validitas dan reliabilitas instrumen tes ini, berikut adalah pernyataan yang disahkan oleh ahli kesatu, bahwa soal instrumen pengukur kemampuan membaca pemahaman valid dan reliabel.
PERNYATAAN TIM AHLI Ahli kesatu : Dra. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. Saya sebagai salah seorang tim ahli di bidang membaca, menyatakan bahwa instrumen tes yang berupa soal-soal untuk mengukur kemampuan membaca siswa di SMK Negeri 3 Bandung, sebanyak 30 soal pilihan ganda dengan 10 buah wacana, sudah valid dan reliabel. Bandung, Mei 2010
Dra. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001
57
2) Drs. Encep Kusumah, M.Pd. Beliau merupakan salah satu dosen tetap bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau tercatat sebagai dosen di UPI selama 19 tahun, dari masa pengangkatan hingga sekarang. Kompetensi keahlian beliau adalah di bidang keterampilan membaca dan fonologi. Berikut adalah pernyataan yang disahkan oleh ahli kedua, bahwa soal instrumen pengukur kemampuan membaca pemahaman valid dan reliabel.
PERNYATAAN TIM AHLI Ahli kedua: Drs. Encep Kusumah, M.Pd. Saya sebagai salah seorang tim ahli di bidang membaca, menyatakan bahwa instrumen tes yang berupa soal-soal untuk mengukur kemampuan membaca siswa di SMK Negeri 3 Bandung, sebanyak 30 soal pilihan ganda dengan 10 buah wacana, sudah valid dan reliabel. Bandung, Mei 2010
Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001
3) Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih Beliau merupakan salah satu dosen tetap bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau tercatat sebagai dosen di UPI selama 24 tahun, dari masa pengangkatan hingga sekarang. Kompetensi keahlian beliau adalah di bidang keterampilan membaca.
58
Berikut adalah pernyataan yang disahkan oleh ahli ketiga, bahwa soal instrumen pengukur kemampuan membaca pemahaman valid dan reliabel.
PERNYATAAN TIM AHLI Ahli ketiga: Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih Saya sebagai salah seorang tim ahli di bidang membaca, menyatakan bahwa instrumen tes yang berupa soal-soal untuk mengukur kemampuan membaca siswa di SMK Negeri 3 Bandung, sebanyak 30 soal pilihan ganda dengan 10 buah wacana, sudah valid dan reliabel. Bandung, Mei 2010
Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih NIP 196012161986032001
3.4 Populasi dan Sampel Menurut Arikunto (2002: 108) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMKN 3 Bandung, yang terdiri atas beberapa jurusan yaitu jurusan Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata, dan Multimedia. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109). Dalam penelitian ini sampel diambil dari kelas X jurusan Administrasi Perkantoran (AP). Dari seluruh kelas jurusan Administrasi Perkantoran tersebut akan diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas X Administrasi Perkantoran 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X Administrasi Perkantoran 2 sebagai kelas kontrol.