BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Flow Chart Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah dalam pernulisan skripsi ini dapat diperhatikan pada gambar flow chart pemecahan masalah sebagai berikut: S tart
O bse rvasi + Wawancara
Ide ntifi kasi Masalah S tudi Pustaka Pe ne rapan S tatistical Process Control (S PC)
Pe ngumpul an Data
Pe taKontrol P
DiagramPare to
DiagramS e babAkibat(Fishbone )
Evaluasi dan Pe rbandingan
S istemUsul an Impl ementasi pe rbaikkan
Fi nish
Gambar 3.1 Flow Chart Kegiatan Skripsi
42
3.1.1
Observasi & Wawancara Langkah pertama dalam melakukan penelitian di PT. ALCORINDO SEJAHTERA adalah observasi dan wawancara. Observasi disini dilakukan dengan pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan perusahaan tersebut dan mendapatkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pelaksanaan observasi langsung ini dilakukan dari awal proses daripada pabrik tersebut sampai dengan pada tahap pengemasan. Pada pelaksanaan wawancara ini berkaitan dengan permasalahan pada produk pada pabrik tersebut, bahan baku, jenis mesin, jenis proses beserta kemampuan mesin dalam menghasilkan produknya. Wawancara ini dilakukan terhadap bagian PPIC dan QC (Quality Control).
3.1.2
Identifikasi Masalah Setelah melakukan observasi langsung dan wawancara, maka akan dapat diketahui secara jelas permasalahan yang dihadapi PT. ALCORINDO SEJAHTERA. Permasalahan yang dihadapinya adalah proses produksi dari beberapa part dari produk Chain Appron Conveyor, secara pastinya permasalahan tersebut terletak pada menjelang akhir proses dari part tersebut yaitu proses hardened. Masalahnya akibat setelah proses hardened, biasanya part-part sebagian besar terjadi banyak reject. Part-part yang mengalami proses hardened ini adalah part.3, 6 dan 7. Oleh sebab itulah pokok permasalahan yang akan dibahas adalah pada beberapa bagian part dari
43
produk Chain Appron Conveyor yang telah disebutkan. Diharapkan dengan penerapan SPC ini, part-part yang sebelumnya mengalami banyak reject dapat dikendalikan dan dikurangi seminimal mungkin.
3.1.3
Studi Pustaka Setelah mengidentifikasikan permasalahan pada PT. ALCORINDO SEJAHTERA. Maka pada pelaksanaan selanjutnya adalah studi pustaka. Dilakukan studi pustaka adalah untuk menemukan buku-buku refrensi yang digunakan sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini dalam mencari sebuah solusi permasalahan yang tepat sesuai dengan satu topic secara focus.
3.1.4
Penerapan Statistical Process Control (SPC) Penerapan SPC ini terbagi dalam beberapa tahap pelaksanaan bagian yaitu dengan melakukan pengambilan sampel secara rutin terhadap proses produksi yang bermasalah, pembuatan peta kendali, untuk mengetahui secara langsung proporsi kesalahan apakah dalam keadaan terkendali ataupun tidak. Diagram pareto, untuk mengetahui jenis permasalahan yang paling dominant. Dan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab dari jenis permasalahan tersebut.
44
3.1.5
Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, melakukan inspeksi secara langsung terhadap beberapa part dari produk yang bermasalah. Dan dilakukan secara rutin. Pelaksanaan inspeksi ini yaitu dengan melakukan pengambilan sampel dari part yang bermasalah, dengan cara mengambil dari 5 sampel part setelah proses produksi dari 50 hasil proses part secara keseluruhan. Pengambilan sampling ini sangatlah berguna untuk mengendalikan proses produksi yang cukup bermasalah dan akan dilanjutkan pada pengolahan data dalam beberapa metode yang ada pada SPC.
3.1.6
Peta Kontrol P Setelah memperoleh data-data dari hasil inspeksi langsung, maka akan dapat diamati secara langsung apakah data-data yang telah dikumpulkan tersebut akan keluar dari batas kendali atas ataupun batas kendali bawah. Maka dari situlah data-data yang diinspeksi langsung ini akan secara langsung dikendalikan agar tidak mencapai batas kendali atas ataupun batas kendali bawah. Andaikan ada yang mendekati ataupun keluar dari batas kendali atas dan
batas
kendali
bawah.
Maka
pada
saat
penanggulangan terhadap permasalahan yang terjadi.
itupulalah
dilakukan
45
3.1.7
Diagram Pareto Pada tahap pembuatan diagram pareto ini, disini akan digolongkan terhadap jenis-jenis reject yang muncul secara melakukan inspeksi langsung. Dan melakukan perhitungan secara persentase dari masing-masing jumlah reject yang terjadi. Setelah menghitung hasil persentase jumlah reject maka akan dapat diketahui secara pasti jenis reject yang paling dominant yang selanjutnya dapat dilakukan pelaksanaan implementasi perbaikkan pada permasalahan tersebut untuk kedepannya.
3.1.8
Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Dari beberapa jenis reject yang telah terurai sebelumnya maka dapat dijabarkan lebih lanjut penyebab-penyebab yang terjadi dari beberapa jenis reject. Hal ini dapat diketahui melalui hasil inspeksi langsung namun harus dilakukan wawancara terhadap bagian QC-nya agar penyebab-penyebabnya dapat diketahui lebih lanjut. Penyebab-penyebab dari jenis reject ini harus diketahui agar, setiap penyebab masalah yang ada dapat langsung dicarikan solusi penanggulangannya untuk waktu kedepannya.
3.1.9
Evaluasi dan Perbandingan Setelah menerapkan beberapa tahapan dari SPC pada perusahaan tersebut maka langkah berikutnya adalah melakukan perbandingan jumlah reject dari part-part Chain Appron Conveyor yang dibahas pada waktu
46
sebelum perusahaan tersebut menerapkan metode-metode pada SPC dengan data hasil inspeksi setelah menerapkan SPC. Dari sinilah dapat dinilai lebih lanjut apakah tingkat reject yang terjadi lebih kecil setelah penerapan SPC ataupun tidak.
3.1.10 Sistem Usulan Implementasi Perbaikkan Pembuatan system usulan impelementasi perbaikkan adalah system usulan yang berguna untuk memperbaiki atau mencari solusi penanggulangan daripada setiap penyebab permasalahan yang terjadi. Usulan ini dibuat dalam bentuk tabel usulan perbaikkan yang diharapkan dapat berguna dalam implementasi perbaikkan pada waktu kedepannya.
3.2 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Data-data sampel yang merupakan hasil inspeksi langsung dan dicatat secara rutin data-data inspeksi pada beberapa bagian part dari Chain Appron Conveyor. 2. Data-data proses mesin setiap part dari Chain Appron Conveyor 3. Data gambar dari Chain Appron Conveyor 4. Data gambar rancangan Chain Appron Conveyor 5. Data gambar test hardened dari produk Chain Appron Conveyor
47
3.3 Analsis Sistem Berjalan Sistem pengendalian proses produksi yang diterapkan oleh PT. ALCORINDO SEJAHTERA adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan analisa terhadap kecacatan-kecacatan yang terjadi. Kemudian setelah diamati beberapa produk yang mengalami reject barulah lansung diambil tindakan langsung oleh tim QC-nya untuk mengatasi kecacatan yang terjadi. Pemeriksaan secara komprehensif untuk pengendalian proses ini biasanya juga dilakukan setiap akhir pekan atau akhir bulan. Selama ini pihak perusahaan tidak atau belum memakai metode peta kendali, diagram pareto dan diagram fishbone. Padahal hal ini penting, sebab dengan adanya peta kendali maka perusahaan dapat mengamati secara langsung kecenderungan jumlah reject yang terjadi apakah masih berada dalam batas kontrol ataupun telah melewati batas kontrol. Dengan diagram pareto, perusahaan dapat lebih mewaspadai jenis kecacatan yang paling tinggi jumlahnya. Terakhir dengan diagram fishbone, perusahaan dapat menganalisa penyebab-penyebab kecacatan yang terjadi pada proses produksi tersebut. Oleh sebab itu penerapan SPC ini sangat penting bagi perusahaan yang diharapkan setelah melakukan inspeksi langsung terhadap hasil proses produksi maka permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat segera dicari penanggulangannya. Melalui beberapa penerapan dari SPC, pengumpulan data, pembuatan peta kendali P, diagram pareto, diagram fishbone, dan usulan implementasi perbaikan ini diharapkan di masa datang kecacatan parts dapat
48
dikendalikan pada batas minimal dari proses produksi pada ALCORINDO SEJAHTERA.
PT.