37
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap pengguna maupun bukan pengguna terhadap atributatribut dari Celebrity Fitness. Alasan mengapa menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana sikap pengguna dan bukan pengguna Celebrity Fitness terhadap atribut-atribut
yang
dimilikinya.
Karena
tujuan
dari
penelitian
deskriptif
adalah
menggambarkan sesuatu, seperti untuk mengukur persepsi pengguna dan bukan pengguna, menggambarkan pola perilaku pengguna dan bukan pengguna atau menggambarkan sikap pengguna dan bukan pengguna terhadap suatu produk (Istijanto, 2005, p31).
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional Variabel adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur, definisi operasional ini memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2007, p32) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
38
Untuk Mengetahui Atribut-atribut yang akan diteliti, demi menghilangkan subyektifitas, dan demi mendapatkan akurasi yang lebih baik, peneliti memilih untuk tidak menggunakan metode Judgement, namun memilih untuk menggunakan metode focus group. peneliti kemudian mengumpulkan 20 orang yang dianggap memahami produk. Peneliti kemudian memilih beberapa orang yang dianggap dapat mewakili, diantaranya bapak Yusuf (Celebrity
Consultant), bapak Leo (Celebrity Consultant) dan juga teman-teman peneliti yang merupakan anggota tempat fitness tertentu. Kemudian dengan menggunakan metode iterasi yang merupakan sebuah proses statistika. Dengan metode ini, peneliti mengeluarkan atributatribut yang dianggap tidak dipakai. Metode statistik yang tersedia antara lain Cochran Q Test. Dalam metode iterasi ini, unsur subyektifitas peneliti tidak ada sama sekali. Dari hasil tersebut maka didapatkan atribut-atribut yang akan diuji.
Operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
•
Komponen evaluasi ( ei ) dan komponen keyakinan ( bi )
Komponen evaluasi dan komponen kepercayaan responden terhadap :
1. Kelengkapan & variasi alat 2. Jumlah alat yang tersedia 3. Lokasi 4. Harga 5. Ketersediaan & keamanan tempat parkir 6. Keamanan locker 7. Pelayanan 8. Kebersihan
39
9. Kualitas trainer & instruktur 10. Kelas dan aktivitas yang ditawarkan 11. Musik 12. Sistem pembayaran & membership 13. Fasilitas (sauna, café, pool)
Perlu diperhatikan bahwa komponen evaluasi berkenaan dengan kategori / atributatribut yang dimiliki oleh suatu tempat Fitness, dan barulah komponen keyakinan dibuat pertanyaan yang menyangkut atribut-atribut Celebrity Fitness. (Simamora, 2004, p214).
Instrumen pengukuran penelitian ini adalah :
¾
Berdasarkan pada komponen kepercayaan (belief) dan perasaan (feeling), yang menjelaskan sikap pengguna dan bukan pengguna berdasarkan obyek sikap (attitude toward object), sehingga dapat diketahui atribut atas obyek sikap.
¾
Berdasarkan pernyataan (direct statement) langsung dari responden mengenai sikap terhadap produk, dengan bentuk pertanyaan tertutup, yaitu suatu bentuk pertanyaan dimana alternatif jawaban sudah disediakan.
Teknik skala yang digunakan adalah skala Likert dengan meminta persetujuan dari para responden. Menurut Sugiyono (2007, p86) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka (Simamora, 2004, p46). Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
40
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baiktidak baik (Umar, 2005, p137).
3.3 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu mencoba mengolah data menjadi informasi dalam ujud angka (Istijanto, 2005, p93). Menurut Simamora (2004, p30), ditinjau dari sudut ketersediaan data, ada dua jenis, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, dimana periset tinggal mencari dimana mendapatkannya. Ini mengandung arti bahwa, periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan (Istijanto, 2005, p38). Sumber data tersebut bisa internal maupun eksternal. Sedangkan data primer adalah data yang belum tersedia dan harus diperoleh dari sumber aslinya, misalnya dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Data ini disebut juga data segar (Simamora, 2004, p30).
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian deskriptif, data-data dikumpulkan dari : •
Data Primer
1. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang langsung dilakukan dengan mengunjungi secara langsung obyek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data melalui : ¾
Kuesioner Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah teknik
survey dengan metode pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis
41
(kuesioner) yang disusun dan disebar kepada responden guna mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yaitu subyek penelitian. Menurut Umar (2005, p167), kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan. Pertanyaan kuesioner pada penelitian ini disusun menggunakan skala Likert dengan meminta persetujuan responden. Sifat pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup, dimana sebuah pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban, sebab jawaban hanya bisa diberikan diantara pilihan-pilihan yang sudah tersedia (Simamora, 2004, p39). •
Data Sekunder
1. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan melalui metode ini, penulis melakukan penelitian secara umum ke perusahaan, struktur organisasi, jenis usaha dan sejarah perusahaan serta product knowledge dari Celebrity Fitness. 2. Penulis menghubungkan bahan-bahan perpustakaan serta mempelajari buku-buku, serta pencarian melalui jurnal-jurnal yang ada di internet.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-probability. Menurut Sugiyono (2007, p73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti.
42
Disamping itu produk dengan persepsi / tanggapan yang kuat umumnya memiliki populasi konsumen yang besar. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (Simamora, 2004, p36). Namun demikian untuk kasus ini penulis mengetahui bahwa
member Celebrity Fitness adalah 6000 member (data didapat dari bapak Yusuf yang merupakan Celebrity Consultant di Celebrity Fitness). Untuk mengetahui ukuran sampel yang akan digunakan untuk mengukur jumlah sampel dari pengguna Celebrity Fitness, maka dapat menggunakan rumus yang terdapat dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p49), yaitu: n=
N N.d2 + 1
n
=
Jumlah Sampel
N
=
Jumlah Populasi ( 6000 )
d2
=
Presisi ( ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95% )
Maka jumlah sampel untuk pengguna Celebrity Fitness cabang Puri Indah Mall adalah : n=
N N.d2 + 1
n=
6000
6000.(0,1)2 + 1 n=
98,36
=
100 responden
Untuk mengetahui ukuran sampel yang akan digunakan untuk mengukur jumlah sampel dari bukan pengguna Celebrity Fitness, maka dapat menggunakan rumus yang terdapat dalam Ariestonandri (2006, p95), yaitu :
43
Keterangan:
⎛ Zα ⎞ n ≥ p.q.⎜ ⎟ ⎝ e ⎠
2
n
= jumlah sampel
e
= error sampling (estimasi yang dapat diterima)
p
= perkiraan proporsi populasi
q
=(1–p)
Zα
= interval kepercayaan yang ditetapkan
Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari populasi yang tak berhingga, maka digunakan pendekatan nilai p = q = 0,5. Pada penelitian ini interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau α = 0,05 sehingga Z α = 1,96 dan estimasi yang dapat diterima adalah 10%. Maka ukuran sampelnya adalah :
⎛ 1,96 ⎞ n ≥ 0,5.0,5.⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ 0,10 ⎠ n ≥ 96,04 ≈ 97
2
Maka jumlah sampel untuk bukan pengguna Celebrity Fitness cabang Puri Indah Mall adalah : 97 reponden dan dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 responden. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kuesioner yang akan disebarkan sebanyak 200 responden ( 100 untuk pengguna Celebrity Fitness dan 100 untuk bukan pengguna
Celebrity Fitness ). Unit analisis untuk penelitian ini adalah pengguna dan bukan pengguna Celebrity
Fitness. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel pengguna, yaitu dengan
Purposive Sampling. yakni sampel diambil dengan tujuan tertentu, pada hal ini peneliti dengan sengaja memilih jumlah konsumen wanita : pria = 60:40, karena berdasarkan data
44
yang didapat dari perusahaan, begitulah kira kira rasio sebenarnya dari perbandingan populasi wanita : pria di Celebrity fitness. Dan juga digunakan sampel aksidental, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 2007, p77). 2. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel bukan pengguna, yaitu dengan sampel aksidental.
3.6 Metode Analisis
Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah dengan pengelompokkan data yang terkumpul dari kuesioner kedalam data kuantitatif. Selain itu pengukuran sikap dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Metode Fishbein 2. Metode Langsung
Penulis menggunakan dua cara pengukuran sikap dengan tujuan untuk membandingkan hasil kedua metode, sehingga penelitian valid jika hasilnya sama dan tidak valid jika hasilnya tidak sama (Simamora, 2004, p217).
3.6.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dengan :
•
Model Fishbein
Menurut Bilson Simamora (2004, p200), model Fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap dibentuk oleh komponen kepercayaan (belief) dan perasaan
45
(feeling). Model ini sendiri dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan obyek sikap, yaitu sikap terhadap obyek (attitude toward object) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Adapun langkah-langkah menggunakan metode ini adalah :
¾
Memperoleh skor dari komponen evaluasi ( ei ) dan komponen keyakinan ( bi ) responden atau konsumen Celebrity Fitness, dengan rumus :
Ao
=
∑ b i . ei
Ao
=
Attitude / Sikap Terhadap Obyek
bi
=
Kekuatan kepercayaan bahwa obyek tersebut memiliki atribut ke – i
ei
=
Evaluasi terhadap atribut ke – i yang dimiliki oleh obyek sikap
∑
=
mengindikasikan adanya berapa / jumlah atribut yang dikenal (salient attribute)
¾
Rentang Skala
Menyusun rentang skala linier untuk mengetahui skala penilaian skor. Dengan menggunakan rentang skala dengan skor dari responden.
Rentang Skala ( Rs ) =
(m–n)/b
46
m
=
skor tertinggi yang mungkin terjadi
n
=
skor terendah yang mungkin terjadi
b
=
jumlah skala penilaian yang dibentuk
Dengan rumus ini harus dapat menentukan jumlah skala dalam interpretasi. Dalam hal ini penulis mengambil skala 5 yaitu sangat baik, baik, biasa, buruk, sangat buruk.
•
Metode Langsung
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui sikap pengguna dan bukan pengguna terhadap Celebrity Fitness melalui pernyataan langsung, dimana hasilnya digunakan sebagai perbandingan dengan Metode Fishbein. Dan bila nilai ratarata kedua metode menghasilkan posisi sikap yang sama maka perlu dilakukannya pengujian korelasi guna mengetahui ada tidaknya hubungan sikap antara metode Fishbein dengan metode langsung.
Pada metode langsung ini sikap konsumen terhadap atribut Celebrity Fitness dinyatakan secara langsung dengan menggunakan lima kelas. Adapun nilai skor pada metode ini :
Sangat suka
=
5
Suka
=
4
Biasa saja
=
3
47
•
Tidak Suka
=
2
Sangat Tidak Suka
=
1
Uji Chi Square
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara status pengguna (member / bukan member) dengan sikap pengguna (sangat baik, baik, biasa, buruk, sangat buruk).
eij
=
(ni) (nj) N
x²
∑
=
ij = 1
(fij – eij)²
eij
Keterangan: fij = frekuensi atau banyaknya observasi pada baris I kolom j eij = frekuensi harapan kategori I dan j x² = pangkat dua observasi n = banyaknya observasi
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho =
Tidak ada pengaruh antara status responden terhadap sikap responden
Ha =
Ada pengaruh antara status responden terhadap sikap responden
x² hitung < x² tabel, maka Ho diterima dan tolak Ha x² hitung > x² tabel, maka Ho ditolak dan terima Ha
•
Uji Rank Spearman
48
Pengujian korelasi antara Metode Fishbein dengan Metode Langsung, menurut Simamora (2004, p59) bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara sikap metode langsung (yang diperoleh dari direct statement method) dan sikap model Fishbein (yang diperoleh dengan menggunakan metode Fishbein) dengan uji korelasi peringkat Spearman. Apabila keduanya memiliki hubungan, maka model Fishbein dianggap valid (Simamora , 2004, p 217).
Mengingat data sikap konsumen merupakan data ordinal, maka untuk mencari hubungan ini, dilakukan uji korelasi peringkat Spearman, dimana rumus Rank Spearman:
Rs
=
1 - 6 ∑ di2 n ( n2 – 1 )
dimana :
Rs
=
korelasi Rank Spearman
di
=
selisih peringkat p dan q
n
=
banyaknya pasangan data
Jika n > 30, hitung (Sugiyono, 2007, p292):
CR = r s
n−2 1 − rs 2
49
CR
=
rasio krisis
n
=
jumlah sampel
rs
=
nilai rank spearman
Terima Ho
:
jika CR ≤ nilai t table
Terima H1
:
jika CR > nilai t table
Uji Hipitesis :
Dengan menggunakan df (degree of freedom = derajat kebebasan) n – 2, karena mempunyai dua variabel (metode Fishbein dan metode langsung), taraf nyata sebesar 5% atau 0.05.
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007, p51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.
Hipotesis Penelitian 3 :
ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap pengguna Celebrity Fitness.
50
Ho
=
tidak ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap pengguna Celebrity Fitness.
H1
=
ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap pengguna Celebrity Fitness.
Hipotesis Penelitian 4 :
ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap bukan pengguna Celebrity
Fitness. Ho
=
tidak ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap bukan pengguna Celebrity Fitness.
H1
=
ada hubungan yang konsisten antara Model Fishbein dengan Metode Langsung dari sikap bukan pengguna Celebrity Fitness.
Hipotesis Penelitian 5 :
ada hubungan antara status responden terhadap sikap responden
Ho =
Tidak ada pengaruh antara status responden terhadap sikap responden
Ha =
Ada pengaruh antara status responden terhadap sikap responden
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui mengenai sikap pengguna dan bukan pengguna terhadap Celebrity Fitness, beserta elemen-elemen yang membentuknya yang dapat dilihat dari sikap atas atribut-atribut yang dimiliki produk.
51
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pendekatan pasar baik yang dalam meraih konsumen baru maupun dalam mempertahankan konsumen lama.