BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Pesawat pertama yang dimiliki oleh Indonesia Airways yaitu pesawat dengan tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 yang bernama Seulawah. Nama Seulawah diambil dari nama gunung terkenal yang ada di Aceh yang berarti gunung emas karena dana untuk membeli pesawat ini berasal dari sumbangan rakyat Aceh. Tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru bernama Garuda Indonesian Airways. Nama tersebut diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama di Indonesia. Garuda Indonesia kemudian resmi menjadi perusahaan negara dengan nama Garuda Indonesian Airways N.V. yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 137 tanggal 31 Maret 1950, yang dibuat dihadapan Raden Kadiman, Notaris di Jakarta, telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat dalam keputusannya tertanggal 31 Maret 1950 dengan No. J.A. 5/12/10, telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri di 34
Jakarta di bawah No. 327. Pada saat itu, Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC3, 8 pesawat laut Catalina dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada perusahaan pun terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah. Pada tahun 1961, pesawat jenis turboprop Lockheed Electras bergabung dengan jajaran armada Garuda Indonesia. Garuda Indonesia memulai perjalanan terbangnya ke Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam. Sepanjang tahun 80an, armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami restrukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan (Garuda Training Centre) yang terletak di Jakarta Barat. Selain Pusat Pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, (Garuda Maintenance Facility/GMF) di bandara internasional Soekarno-Hatta. Di masa awal 90an, Garuda Indonesia mulai meningkatkan armada sehingga Garuda Indonesia termasuk dalam 30 besar maskapai penerbangan di dunia. Pada awal tahun 2005, tim manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia melaksanakan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional. membangun kembali kekuatan keuangan, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, serta memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia.
35
Upaya membangun kekuatan keuangan perusahaan mencakup keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi hutang, dimana hutang sewa pembiayaan dengan kreditur European Credit Agency (ECA) merupakan bagian terakhir dalam keseluruhan proses restrukturisasi ini. Restrukturisasi hutang dengan ECA berhasil diselesaikan pada tanggal 21 Desember 2010. Dengan selesainya seluruh restrukturisasi hutang perusahaan, Garuda Indonesia menawarkan sahamnya melalui penawaran pertama di pasar modal (IPO) tanggal 2, 4, 7, dan 8 Februari 2011 dan tercatat di BEI tanggal 11 Februari 2011. Termasuk di dalam rencana penawaran perdana saham perusahaan ini adalah divestasi kepemilikan saham perusahaan di Bank Mandiri sebesar 10,6% yang berasal dari penyelesaian hutang Obligasi Konversi perusahaan senilai Rp 1,02 triliun di Bank Mandiri pada tahun 2009. Per akhir Desember 2010, struktur kepemilikan saham PT. Garuda Indonesa (persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia (85,8%), PT. Bank Mandiri (10,6%), PT. Angkasa Pura I (1,4%), PT. Angkasa Pura II (2,2%). Garuda Indonesia sampai tahun 2010 mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG. Armada pesawat ini melayani 36 rute domestik dengan rata-rata 733 kali per minggu dan 26 rute internasional dengan 158 kali per minggu serta 12,5 juta penumpang. Dalam menjalani kegiatan operasional tersebut, Garuda Indonesia didukung oleh 5.745 orang karyawan yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang. Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 4 anak perusahaan yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk,
36
yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero Systems Indonesia. .
III. 1. 2. Bidang Usaha PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengangkutan udara dan bidang lainnya yang berhubungan dengan jasa pengangkutan udara, seperti optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. Untuk mendukung bidang usaha tersebut, PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk melakukan kegiatan usaha utama dan kegiatan usaha pendukung. Kegiatan usaha utama yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk yaitu sebagai berikut: a. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; b. Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; c. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; d. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; e. Jasa pelayanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; f. Jasa pelayanan konsultansi yang berkaitan dengan industri penerbangan; g. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
37
h. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga. Sedangkan kegiatan usaha pendukung yang dilakukan perseroan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, yaitu seperti: a. Pergudangan; b. Perkantoran; c. Fasilitas pariwisata; dan d. Penyewaan dan pengusahaan sarana dan prasarana yang terkait dengan industri penerbangan.
III. 1. 3. Produk-Produk / Jasa PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan pelayanan. Jasa dan layanan yang diberikan seperti jasa penumpang udara dan kargo serta jasa penerbangan terkait termasuk ground services, jasa MRO, dan layanan katering in-flight. Selain itu, PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk juga melakukan jasa penerbangan tambahan, seperti perawatan pesawat udara dan jasa perbengkelan, jasa agen perjalanan, jasa boga, jasa hotel, pelayanan kesehatan, pelatihan dan jasa lainnya yang dilakukan oleh 3 Strategic Business Unit (SBU) dan 4 anak perusahaan. 3 SBU yang berada di dalam lingkup perusahaan yang berorientasi pada optimalisasi sumber daya yang berguna untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada direksi, ialah: 1. Garuda Sentra Medika (GSM) yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan;
38
2. Garuda Cargo yang menangani pelayanan jasa angkutan barang melalui transportasi udara; dan 3. Citilink (Low Cost Carrier), sebuah unit usaha yang melayani kebutuhan pelayanan penerbangan dengan pendekatan low cost carrier yang menargetkan segmen budget traveler di pasar domestik. Sedangkan 4 anak perusahaan tersebut ialah 1. PT. Aerowisata didirikan tahun 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata dan hospitality. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di usahausaha perhotelan, jasa boga, transportasi darat serta tours & travel. 2. PT. Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI) PT Abacus Distribution Systems Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi. kegiatan yang dilakukan meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi, menyewakan perangkat komputer kepada biro-biro perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan Computerized Reservation Systems (CRS). 3. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) Anak perusahaan ini menyediakan jasa dan pelayangan di bidang jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang serta bidang lainnya yang berkaitan dengan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang, antara lain seperti perawatan dan penyediaan pesawat terbang secara terpadu; perawatan komponen dan kalibrasi; perawatan mesin untuk pesawat dan industri; pembuatan dan perawatan sarana pendukung; engineering dan services/jasa engineering; jasa pelayanan material,
39
logistik, pergudangan dan konsinyasi;
serta jasa konsultan, pelatihan dan
penyediaan tenaga ahli di bidang perawatan pesawat, komponen dan mesin. 4. PT. Aero Systems Indonesia (ASYST) PT. Aero Systems Indonesia menyediakan jasa dan pelayanan dibidang jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan kepada perusahaan-perusahaan penerbangan dan industri-industri lainnya. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Aero Systems Indonesia, yakni: a.
pembuatan dan pengembangan aplikasi sistem dan program piranti lunak (software);
b.
penyediaan jasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional sistem teknologi informasi, jasa yang berkaitan dengan penyediaan dan pemeliharaan data, jasa pengoperasian, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan pusat data (data center);
c.
penyediaan jasa pembuatan atau pengembangan aplikasi yang digunakan untuk penjadwalan, perencanaan rute transportasi, kalkulasi harga dan sistem manajemen pendapatan;
d.
pembuatan sistem untuk penjualan, pemesanan (reservasi), ticketing, persediaan (inventory), pelayanan pendaftaran (check in) di bandara, jasa perbantuan (help desk) dan penyediaan perangkat keras untuk fasilitas pendaftaran (check-in) di bandara;
e.
penyediaan sistem dan solusi untuk peningkatan sumber daya manusia yang berhubungan dengan teknologi informasi dan jasa konsultasi;
40
f.
penyediaan jasa teknologi informasi kepada perusahaan-perusahaan penerbangan, agen-agen, agen umum penjualan dan agen penanganan (general sales agents and handling agents) sebagaimana dapat terjadi;
g.
penyediaan jasa jaringan telekomunikasi;
h.
kegiatan-kegiatan usaha lainnya dalam bidang jasa teknologi informasi yang
i.
berkaitan dengan industri-industri lainnya;
penyediaan perangkat keras berikut aplikasi/sistem/program piranti lunak yang dibuat, dikembangkan atau disuplai oleh ASYST;
j.
melakukan usaha-usaha dalam bidang perdagangan;
k.
bertindak sebagai distributor, agen dan/atau perwakilan dari perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri; dan
l.
ekspor impor dan perdagangan peralatan informatika dan multimedia.
41
III. 1. 4. Struktur Organisasi Gambar III. 1. 4. Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk
Sumber: Laporan Tahunan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
III. 2 Desain Penelitian III. 2. 1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan data sekunder yang berupa sumber data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data yang dugunakan dalam penelitian ini berupa data laporan tahunan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Sumber penunjang lainnya yaitu berupa jurnal-jurnal ilmiah, pergerakan indeks harga saham gabungan, harga saham 42
5 perusahaan BUMN, seperti PT Telkom, Tbk; PT Bank Mandiri, Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk; PT Perusahaan Gas Negara, Tbk; serta PT Bank Negara Indonesia, Tbk,
referensi atau literatur dari berbagai buku atau media, website
perusahaan dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
III. 2. 2. Metode Analisis Data Dengan melakukan tiga pendekatan penilaian bisnis yang terkait dengan strategi dan laporan keuangan yang dimiliki oleh PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Pendekatan tersebut terdiri dari pendekatan dari sisi non keuangan dan pendekatan dari sisi keuangan. Pendekatan dari sisi non keuangan, yaitu analisis SWOT dan analisis Porter, sedangkan dari sisi keuangan terdiri dari metode present value of operating free cash flow (FCFF).
III. 2. 3. Metode Penyajian Data Untuk mempermudah pemahaman pembaca, maka data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel.
43
III. 2. 4. Kerangka Pemikiran
PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk
Laporan Tahunan
Non Keuangan
Analisis SWOT
Keuangan
Analisis Porter
Present Value of Operating Free Cash Flow (FCFF)
Penilaian Bisnis dan Estimasi Nilai Intrinsik
44