BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1 Objek Penelitian III.1.1.a Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan di Batavia, dimana pusat pemerintahan kolonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah colonial Belanda juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh Jepang. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
23
Pada akhir tahun 1976 Bursa Saham dibuka kembali dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), sebuah institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun muai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Pada tahun 1995 BEJ memasuki babak baru. Pada tanggal 22 Mei 1995 BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. Pada tahun 1995 ini juga terjadi merger antara Bursa Paralel Indonesia dengan Bursa Efek Surabaya. Dan pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) bergabung dan mengubah namanya
menjadi
Bursa
Efek
Indonesia.
24
III.1.1.b Sejarah Singkat Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: 1. De Javasce NV. 2. De Post Poar Bank. 3. Hulp en Spaar Bank. 4. De Algemenevolks Crediet Bank. 5. Nederland Handles Maatscappi (NHM). 6. Nationale Handles Bank (NHB). 7. De Escompto Bank NV. 8. Nederlansche Indische Handelsbank Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain: 1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank 2. Bank Nasional indonesia. 3. Bank Abuan Saudagar. 4. NV Bank Boemi. 5. The Chartered Bank of India, Australia and China
25
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation 7. The Yokohama Species Bank. 8. The Matsui Bank. 9. The Bank of China. 10. Batavia Bank. Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain: 1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung 2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46. 3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko. 4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo. 5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. 6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. 7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. 8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946. 9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik. 10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
26
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari'ah, dan juga BPR Syari'ah (BPRS).
III.1.2Profil Bank-Bank di Indonesia 1. Bank Agroniaga Tbk BANK AGRO pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis. BANK AGRO yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990. Bank ini terdaftar listing sebagai bank yang go public pada tanggal 8 Agustus 2003.
27
2. PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk Berawal dari sebuah Lembaga Keuangan Bukan Bank bernama PT Inter-Pacific Financial Corporation, didirikan pada tanggal 7 September 1973, yang merupakan perusahaan patungan antara : PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) – Jakarta, INDONESIA; Continental Bank S.A./NV. Brussels – BELGIA; The Sanwa Bank Ltd. – Osaka, JEPANG dan Credit Commercial De France S.A. – Paris, PERANCIS, dalam perkembangannya, pada tanggal 24 Februari 1993, berubah status dan fungsinya menjad Bank campuran yang melakukan aktivitas Bank Umum dengan nama PT Inter-Pacific Bank.Lima tahun kemudian, pada tanggal 1 Juli 1998, terjadi perubahan nama menjadi PT Bank Inter-Pasific Tbk.Tanggal 23 Desember 2003, Bank Indonesia memberikan ijin untuk mengambilalih kepemilikan saham sebesar 99,11% kepada konsorsium PT. Bank Artha Graha dan PT. Cerana Arthaputra.Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Inter-Pacific Tbk., 14 April 2005, disetujui penggabungan usaha PT. Bank Artha Graha ke dalam PT. Bank Inter-Pacific Tbk.Pada tanggal 15 Juni 2005, Bank Indonesia memberi ijin penggabungan usaha (merger) PT. Bank Artha Graha ke dalam PT. Bank Inter-Pasific Tbk.Tanggal 11 Juli 2005 BANK ARTHA GRAHA telah efektif bergabung dengan PT. Bank Inter-Pasific Tbk, dan pada tanggal 14 Juli 2005 (berdasarkan surat ijin dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No.C-19621 HT.01.04.TH2005) berubah nama menjadi PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 3. Bank Bukopin Tbk Bank Bukopin berdiri pada tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan
28
peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
4. Bank Central Asia Tbk BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramairamai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
29
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.
30
5. Bank CIMB Niaga Tbk CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955 sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah terbentuk, membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik, dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaran valuta asing resmi di sejumlah kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Pada tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20.9 juta saham). Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%.
31
Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. 6. PT. Bank Kesawan Tbk Hampir 100 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1913 Khoe Thin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chungkwa Shangyeh (The Chinese Trading Company Limited) di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum. Setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Persero Terbatas dengan nama PT. Bank Chunghwa Shangyeh. Pada tahun 1965 PT. Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT. Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisinya bank maupun
32
7. Bank Danamon Tbk Bank Danamon Indonesia didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi Bank Danamon Indonesia. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing di tahun 1976 dan tercatat sahamnya di bursa sejak tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat dari krisis finansial di Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan akhirnya oleh pemerintah ditaruh di bawah pengawasan BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan nama IBRA) sebagai Bank yang diambil alih (BTO - Bank Take Over). Pada tahun 1999, pemerintah melalui BPPN melakukan rekapitalisasi Bank Danamon sebesar Rp 32 milyar dalam bentuk Surat Hutang Pemerintah (Government Bonds). Pada tahun yang sama, beberapa bank BTO akhirnya digabung menjadi satu dengan Bank Danamon sebagai salah satu bagian dari rencana restrukturisasi BPPN. 8. PT. Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu : Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Bank Dagang Negara di kenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Bank Bumi Daya 33
didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda pada tahun 1959. Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. 9. Bank Mayapada International Tbk PT. Bank Mayapada Internasional didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 196 tanggal 7 September 1989 dibuat dihadapan Edison Jingga SH, pengganti dari Misahardi Wilamarta SH, Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman RepublikIndonesia dengan Surat Keputusan No. C2-25.HT.01.01.Th.90 tanggal 10 Januari 1990, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 198/1990 tanggal 24 Januari 1990 serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 29 Agustus 1997. 10. Bank Mega Tbk Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada ahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.
34
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimilikioleh publik dan berubah namannya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche Bank dan HSBC.
11. Bank Negara Indonesia Persero Tbk BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia berdiri sejak 1946. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang RepublikIndonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara dari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. 35
Nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968 sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai ‘BNI 46’. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat, ‘Bank BNI’ ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988. Status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero) pada tahun 1992, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik pada tahun 2004 setelah keberhasilan mengarungi masamasa yang sulit. Sebutan ‘Bank BNI’ dipersingkat menjadi ‘BNI’, sedangkan tahun pendirian ‘46’ digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. 12. Bank OCBC NISP Tbk Perseroan didirikan di Bandung pada tanggal 4 April 1941 dengan nama ”N.V. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank” atau disingkat N.I.S.P dan memperoleh status sebagai bank komersial pada tahun 1967. Pada tahun 1990, Perseroan memperoleh status sebagai bank devisa, dan kemudian melakukan penawaran umum perdana saham (go public) pada tahun 1994, dan terdaftar listing tepatnya pada tanggal 20 Oktober
36
1994.Semenjak 16 Oktober 2008, Bank NISP resmi berganti nama dan logo menjadi Bank OCBC NISP. Nama perusahaan juga turut diubah dari PT Bank NISP Tbk menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk, karena mayoritas pemegang saham adalah OCBC, sebuah bank yang menyediakan jasa perbankan dan asuransi terbesar di Singapura. 13. PT Bank Permata Tbk PT. Bank Permata didirikan di Indonesia dengan akta pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954. Bank Permata mulai beroperasi secara komersial padatanggal 5 Januari 1955. Bank memperoleh ijin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 19371/U.M.II tanggal 19 Februari 1957. Bank memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Dewan Moneter BI No. Sekr/D.M/97 tanggal 8 Mei 1956. Ruang lingkup kegiatan bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sejak bulan November 2004. 14. PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 6 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun
37
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah Berjalan selam satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara.Indonesia. Kepemilikan Bank Rakyat Indonesia (Persero) masih 100% ditangan Pemerintah Republik Indonesia 15. Bank Victoria Tbk Bank Victoria Internasional didirikan berdasarkan akta No. 71 tanggal 28 Oktober 1992. Di tahun 1994 PT. Bank Victoria International memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk beroperasi sebagai bank umum dan mulai beroperasi secara komersil. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalahmenjalankan usaha sebagai bank umum dalam arti kata seluas-luasnya sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan ini merupakan bank non devisa yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Oktober 1994. Pada tahun 1997 PT. Bank Victoria Internasional memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai pedagang valuta asing. Bank ini resmi tercatat di Bursa pada tanggal 30 Juni 1999.
38
III.2. Desain Penelitian III.2.1. Jenis dan sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini didapat dari laporan keuangan tahunan dari setiap eminten serta dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id). Data juga diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Data yang digunakan merupakan gabungan data antar perusahaan perbankan (cross section) dan data antar waktu (time series), yang disebut juga dengan pooling data. III.2.2. Penentuan Jumlah Sampel Untuk penelitian ini, Data yang akan diambil berupa Rasio-rasio keuangan , asset bank , pendapatan bank dan data-data keuangan yang diambil dari laporan keuangan tahunan 3 tahun terakhir ( periode 2009 – 2011 ). Data yang lain adalah return saham penutupan akhir tahun selama 3 tahun terakhir karena pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan rasio keuangan irelevan dengan return saham perbankan. Jumlah bank yang dijadikan subjek penelitian ada 15 bank besar yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. III.2.3. Metode Pengumpulan Sampel Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Website dan artikel dari Emiten yang terkait, serta dokumen berupa buletin khusus yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia. III.2.4. Metode Analisis Data
39
III.2.4.a Metode Analisis Data Pertama Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel independen baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a +β1X1+β2X2+β3X3 + β4X4 +e Dimana : Y
= Return saham
a
= Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5
= Koefisien Regresi dari setiap variabel indipenden
X1
= Non Performing Loan (NPL)
X2
= Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3
= Return on Equity (ROE)
X4
= Earning per Share (EPS)
e
= Eror of Term
40
Analisis data hipotesis pertama dilakukan menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) keluaran IBM versi 20,0. Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi kasik sebagai berikut : a) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005 : 110). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov. b) Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adalanya koreasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005 : 91). Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinearitas (Nachrowi, 2006 : 95). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. c) Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dankesalahan penggangu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005 : 95). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006 : 185). Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi
41
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi, hal ini dapat dilihat dari tes uji Durbin Watson.
Ho = tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha = ada autokorelasi (r ≠ 0)
Mekanisme Tes urbin Watson
Kena Autokol 0
Ragu-ragu 1.3357
1.7200
AMAN
Ragu-ragu
2.2800
Kena Autokol
2.6643
4
Hipotesis dikatakan memenuhi uji autokorelasi bila hasil pengujian berada di daerah AMAN . Bila berada di daerah AMAN maka variable dinyatakan tidak memiliki autokorelasi antara variable lain-nya.
42
III.2..b Metode Analisis Data Kedua Model analisis data yang digunakan dalam hipotesis kedua ini adalah analisis regresi linear sederhana.Bentuk model regresi linear sederhana dalam hipotesis kedua ini adalah sebagai berikut::
Y = Return saham a = Konstanta B = Koefisien regresi X = Total Aset e = Error of Term Analisis data hipotesis pertama dilakukan menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) keluaran IBM versi 20,0. III.2.5. Metode Penyajian Data Data-data yang sudah didapatkan akan disajikan dengan berbagai format mulai dari tabel, grafik ataupun hanya angka-angka. Metode yang digunakan dalam membuat formatformat tersebut adalah dengan memasukan data di Software SPSS Versi 20,0 dan menggunakan program tersebut untuk membentuk tabel, grafik dan perhitungan yang diinginkan.
43
III.2.6. Uji Statistik Untuk Pengujian statistik atas data yang didapat akan menggunakan metode pengujian sebagai berikut : a. Koefisien Determinasi (R2)) Koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinan (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤R2≤1), dimana semakin tinggi nilai R2 (mendekati 1), berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila nilai R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat adalah : Ho : b1, b2, b3, b4= 0 ( Rasio keuangan yang terdiri dari NPL, CAR. ROE, dan EPS tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Indonesia). H1 : b1, b2, b3, b4≠ 0 ( Rasio keuangan yang terdiri dari NPL, CAR. ROE, dan EPS berpengaruh secara serempak terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Indonesia). Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (Confidence interval) 95% atau α = 5%.
44
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (F test). Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : bi = 0, (Kinerja keuangan yang terdiri dari NPL, CAR. ROE, dan EPS tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia). H1 : bi≠ 0, (Kinerja keuangan yang terdiri dari NPL, CAR. ROE, dan EPS berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia). Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Jika –Ttabel≤Thitung≤Ttabel, maka H0diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, atau thitung < -ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Cara lain adalah dengan membandingkan t sig dengan α (alpha). Bila t
sig>
α maka H0
diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika t sig < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
45