BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah Bank BTN yang merupakan bank konvensional dan Bank BTN Syariah yang merupakan bank syariah.
3.1.1 Sejarah Singkat
A. Bank Tabungan Negara (BTN) Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besarbesaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kambali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana dari masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmo soetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKU dari pemerintah Jepang ke pemarintah RI. Dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang republic Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak
33
berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor Cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949.Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali (1949), nama KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK TABUNGAN RI . Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementrian Perhubungan . Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang paling subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkanya UU Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal
9
februari
1950
yang mengubah
nama “POSTSPAABANK
IN
INDONESIA” Berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS
dan
memindahkan
induk
kementrian
dari
Kementrian
Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS ,tetapi tanggal 09 Februari 1950ditetapkan sebagai Hari dan Tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU NO.36 Tahun 1953 Tanggal 18 Desember 1953. perubahan nama dari nama BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU no. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 tahun 1964 Tanggal 25 Mei 1964. Pengesahan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai
bank
milik
Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAABANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR tejadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR di BTN. Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 ,yaitu dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 19 April 1992 yang merupakan pelaksaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan 34
35
Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. B. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004. Tujuan Pendirian •
Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikan pelayanan jasa keuangan syariah.
•
Mendukung pencapaian sasaran laba usaha Bank.
•
Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha.
•
Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah dan pegawai.
Perkembangan Jaringan Jaringan UUS Bank BTN telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rincian sebagai berikut : •
Kantor Cabang Syariah
•
Kantor Cabang Pembantu Syariah = 21 KCPS
•
Kantor Layanan Syariah
= 22 KCS.
= 240 KLS.
36
3.1.2 Profil Perusahaan
A. Bank BTN
Nama Perusahaan
: Bank BTN
Alamat Perusahaan
: Jl. Raya Alternatif Cibubur Ruko Cibubur Times Square Blok B-1/7
Situs
: www.btn.co.id
Visi dan Misi - Visi Bank BTN Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
- Misi Bank BTN •
Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
•
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
•
Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, professional dan memiliki integritas tinggi.
37
•
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehatihatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value
•
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Budaya Kerja POLA PRIMA • Pelayanan Prima (Service Excellence) • InOvasi (Innovation) • KeteLAdanan (Role Model) • PRofesionalisme (Professionalism) • Integritas (Integrity) • KerjasaMA (Teamwork)
NILAI-NILAI DASAR BUDAYA dan 12 PERILAKU UTAMA - PELAYANAN PRIMA : • Ramah, sopan dan bersahabat • Peduli, pro aktif dan cepat tanggap
- INOVASI : • Berinisiatif melakukan penyempurnaan • Berorientasi menciptakan nilai tambah
- KETELADANAN : • Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar • Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
38
- PROFESIONALISME : • Kompeten dan bertanggungjawab • Bekerja cerdas dan tuntas
- INTEGRITAS : • Konsisten dan disiplin • Jujur dan berdedikasi
- KERJASAMA : • Tulus dan terbuka • Saling percaya dan menghargai
Produk dan Jasa
1. Produk Dana A. Tabungan - Tabungan BTN Batara Tabungan dengan berbagai kemudahan transaksi untuk menunjang aktivitas keuangan Anda.
- Tabungan BTN Prima Tabungan Investasi dengan berbagai keuntungan yang mengantarkan Anda pada kehidupan lebih baik.
- Tabungan BTN Payroll Tabungan Batara yang khusus digunakan untuk nasabah yang memakai fasilitas Payroll Bank BTN
- Tabungan BTN Junior Tabungan untuk Edukasi Menabung bagi Anak-anak usia s.d. 12 tahun
39
- Tabungan BTN Juara Tabungan untuk edukasi dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda usia 12 s.d. 23 tahun
- Tabungan BTN e’BATARAPOS Merupakan produk Tabungan Bank BTN yang diselenggarakan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia (Persero) melalui loket kantor Pos yang telah ditentukan.
- Tabunganku Tabungan perorangan
dengan persyaratan
mudah & ringan
untuk
menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Tabungan BTN Haji – Reguler Merupakan tabungan yang diperuntukkan kepada calon jemaah haji yang akan mempersiapkan ibadah haji dengan program penyelenggaraan haji reguler
- Tabungan BTN Haji – Plus Merupakan tabungan yang khusus diperuntukkan kepada calon jemaah haji yang akan menjalankan ibadah haji dengan program penyelenggaraan Haji Khusus yang diselengarakan oleh Kantor Kementriaan Agama.
- Tabungan BTN Batara Pensiunan Tabungan yang diperuntukkan bagi para pensiunan sebagai sarana penerimaan pensiun setiap bulan yang dibayarkan oleh PT. Taspen (Persero).
B. Deposito - Deposito BTN Simpanan berjangka dalam mata uang rupiah
- Deposito BTN Valas Merupakan simpanan berjangka dalam mata uang USD
40
C. Giro - Giro BTN Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau media lainya.
- Giro Valas BTN Produk simpanan dalam denominasi USD dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau media lainnya
2. Produk Kredit A. Kredit Konsumer - KPR BTN Sejahtera FLPP KPR BTN Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, terdiri atas KPR Sejahtera Tapak untuk pembelian rumah Tapak dan KPR Sejahtera Susun untuk pembelian Rumah Susun.
- KPR BTN Platinum
KPR BTN Platinum adalah kredit pemilikan rumah dari Bank BTN untuk keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi (indent) maupun take over kredit dari Bank lain.
- KPA BTN KPA BTN adalah kredit pemilikan apartemen dari Bank BTN untuk keperluan pembelian apartemen, baik untuk pembelian baru atau second, pembelian apartemen belum jadi (indent) dan take over kredit dari Bank lain.
41
- Kredit Agunan Rumah Kredit Agunan Rumah (KAR BTN) adalah fasilitas kredit dari Bank BTN yang dapat Anda gunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif dengan menjaminkan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik Anda.
- Kring BTN Kredit Ringan BTN (Kring BTN) adalah kredit dengan cicilan ringan untuk karyawan perusahaan/instansi tanpa agunan, hanya dengan mengajukan SK pegawai Anda.
- Kredit Ruko BTN KP Ruko BTN adalah kredit pemilikan ruko/rukan/kios yang dapat dihuni atau dijadikan tempat usaha
- Kredit Bangun Rumah Kredit Bangun Rumah BTN (KBR BTN) adalah fasilitas kredit bagi Anda yang ingin membangun rumah diatas tanah milik sendiri.
- Kredit Swadana BTN Swadana BTN adalah Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa tabungan maupun deposito yang disimpan di Bank BTN.
- PRR-KB BTN Jamsostek PRR-KB Jamsostek : Pinjaman yang diberikan PT. Jamsostek (Persero) melalui Bank BTN kepada anggotanya yang memenuhi syarat PRR-KB, untuk tujuan pengembangan/perbaikan rumah, dimana pinjaman ini diajukan, disetujui, diberikan bersamaan dan beragunan secara paripasu dengan KAR (Kredit Agunan Rumah)
- PUM-KB BTN Jamsostek PUMP-KB Jamsostek : Pinjaman yang diberikan PT. Jamsostek (Persero) melalui Bank BTN kepada anggotanya yang memenuhi syarat PUMP-KB, untuk tujuan pembayaran uang muka pembelian rumah atau apartemen
42
- TBUM BAPERTARUM Fasilitas pinjaman uang muka untuk pembelian rumah yang ditujukan bagi PNS aktif Golongan I, II dan III (masa kerja minimal 5 tahun) dengan persyaratan belum pernah memiliki rumah/menerima layanan TAPERUM-PNS, terdiri bantuan yang tidak harus dikembalikan lagi dan bantuan yang harus dikembalikan lagi.
- TBM BAPERTARUM Tambahan Sebagian BiayaMembangun (TBM Bapertarum) Bantuan Dana Taperum-PNS yang diberikan kepada PNS yang memenuhi syarat dan ketentuan, untuk membantu sebagian biaya membangun rumah di atas tanah milik sendiri dengan fasilitas Kredit Membangun Rumah (KBR) melalui Bank BTN, di daerah lokasi tempat PNS bekerja, sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Perumahan rakyat selaku Ketua Harian Bapertarum-PNS No.01/KPTS/1995 tentang Perubahan Bantuan Pemilikan Rumah bagi Pegawai Negeri Sipil
- PUMP – Kerjasama Bank PUMP - Kerjasama Bank adalah fasilitas Pinjaman Uang Muka Perumahan kerjasama Bank BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan yang diperuntukkan bagi seluruh peserta Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang mengajukan KPR BTN Sejahtera FLPP.
B. Kredit Komersial - Kredit Yasa Griya / Kredit Konstruksi Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada Developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan mulai dari: • Biaya pembangunan Konstruksi Rumah sampai dengan finishing; dan • Biaya Prasarana dan Sarana.
43
- Kredit Modal Kerja – Kontraktor (KMK-Kontraktor) Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.
- Kredit Modal Kerja (KMK) Pembiayaan usaha industri perdagangan dan jasa atau yang berhubungan dengan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut dijual.
- Kredit Investasi (KI) Fasilitas kredit yang diberikan kepada Perseroan Terbatas, CV, Koperasi, Yayasan dan Perorangan, dalam rangka pembiayaan investasi, baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.
- Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usahamikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif. Sektor usaha yang dapat dibiayai : INDUSTRI, DAGANG dan JASA.
- Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) Peruntukan Pembiayaan modal kerja/investasi sektor usaha kecil, mikro dan menengah
- Kredit Linkage Peruntukan Kepada koperasi / BPR untuk diteruspinjamkan ke anggota / nasabah
- Non Cash Loan : Garansi Bank
44
3. Jasa dan Layanan - Kartu Kredit BTN - Kartu Debit BTN Kartu ATM BTN merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah Tabungan dan Giro (Rp-Perorangan) di Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi nasabah dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi melalui mesin ATM seperti tarik tunai, pembayaran tagihan, dan sebagainya.
- Kiriman Uang Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan kepada pihak lain di suatu tempat (dalam/luar negeri).
- INKASO Inkaso dalam negeri Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di dalam negeri. Warkat yang digunakan: • •
Cek Bilyet Giro
Jenis Warkat Inkaso: •
Warkat Inkaso sendiri adalah warkat yang diterbitkan oleh Kantor Cabang Bank BTN yang wilayah kliringnya berbeda dengan wilayah kliring bank pengirim
•
Warkat Inkaso Bank lain adalah warkat yang diterbitkan oleh Bank lain yang wilayah kliringnya berbeda dengan wilayah kliring bank pengirim.
- Safe Deposit Box Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan dan bencana alam dsb.
45
- Money Changer Adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual atau membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan kurs pada Bank Indonesia.
- Bank Garansi Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul apabila nasabah tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak yang menerima jaminan.
Garansi Bank diperlukan untuk: •
Melaksanakan order pekerjaan dari pemerintah atau swasta.
•
Pembongkaran barang-barang dari kapal sebelum konosemen (bill of lading) datang.
•
Pembelian/penebusan barang-barang dari penjual (produsen/dealer/agen) dengan pembayaran secara angsuran atau pembayaran belakang.
•
Penangguhan pembayaran kewajiban tertentu kepada negara (DIjen Bea Cukai)
- Payment Point Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam membayar tagihan rutin.
Pembayaran tagihan yang dapat dilakukan saat ini
adalah : • Telkom : Telepon fixed line (PSTN) Flexy Classy (pasca bayar) Speedy • PLN Online (PRAQTIS) Postpaid (ATM & Loket) Prepaid (ATM) • GSM Pascabayar Kartu Halo Matrix
46
• Pajak Menerima pembayaran pajak secara online dengan Ditjen Pajak melalui loket Bank BTN untuk PPh dan PPN. • PDAM (tempat lokal tergantung daerah masing masing)
Pembayaran tagihan dapat dilakukan dengan cara : • Setoran tunai di loket Kantor Cabang Bank BTN • Non Tunai melalui : Pemindahbukuan (Overbooking) Warkat Bank BTN Warkat Bank lain ATM Bank BTN iMobile BTN
- Real Time Gross Settlement (RTGS) System transfer dana on-line dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual. Jenis Layanan: •
Single Credit Transaction
•
Multiple Credit Transaction
- BTN Payroll Merupakan layanan Bank BTN bagi Pengguna Jasa (Perusahaan, Perorangan, Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan Bonus serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat rutin bagi karyawan pengguna jasa.
- SPP Online BTN SPP Online merupakan layanan Bank BTN bagi Perguruan Tinggi/Sekolah dalam menyediakan delivery channel menerima Setoran Biaya-biaya Pendidikan secara online.
47
- Western Union Adalah fasilitas jasa layanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing yang dilakukan dari outlet yang bertanda Western Union (luar/dalam negeri) ditujukan kepada pihak lain di dalam negeri.
- iMobile BTN iMobile BTN merupakan fasilitas layanan perbankan yang dapat diakses melalui perangkat telepon seluler.
- BTN Prioritas
4. BTN Promo - Promo Kartu Debit BTN Visa FIFA World Cup - Saving Bond Ritel SBR 001
Struktur Organisasi
Branch Manager Hermi Sri Ulina Secretary Sri Wahyu Deputy Branch Manager Consumer Sumarto
Commercial Deputy Branch Manager Doedid Prasad Leksono
Mortgage & Consumer Lending Unit Soeprijono Dilam Consumer Loan Marketing Nur Aini Fajariah Consumer Loan Service Iwan Kurniawan Asri Sindu Prihantini Devi Vijayanti Yusup
Housing & Commercial Lending Unit Perdana Sakti Putra Relationship Management Widi Atmoko Commercial Loan Analyst Resa Adi Nurfatah
Commercial Funding & Services Unit Consumer Funding & Services Unit R. Ade Sutisna Consumer Fund Marketing Mustika Ariani Dewi Mohamad Khoirul Anam Post Office Alliance
Govern & Corp Marketing Officer Heri Japar Sodik Educational Inst. & Others
Supporting Deputy Branch Manager M Azhari Nasution Operation Unit Imam Ahmadin
Teller Service Sub Unit
Accounting Control Unit Mat Yusuf
Transaction Processing Sub Unit
Teller Clearing Inne Andhika Rully Anjani Siti Fajriah Kadek Mitha Maharani Putri Moch. Afianto
TP & IT Support Mersel Peba
Vault Cash Djulaeha
Customer Care Unit General Administration Sub Unit
Customer Service 1. Firta Rahayu 2. Ria Nurafrianty 3. Aminah Service Quality Sub Branch/Cash Office
Human Capital Support Yunita Komalasari Logistic Support Devi Enggarwati
Loan Administration & Document Sub Unit Loan Administration Dwi Setiabudi Muhamad Kurniadi Salam Loan Document Imam Guntoro Dolly Lovfinha Putra
Accounting & Reporting Taufik Usman Adhitya Internal Control Mardulloh
48
B. Bank BTN Syariah
Nama Perusahaan
: Bank BTN Syariah
Alamat Perusahaan
: Jl. Raya Pasar Minggu Km. 16, Pancoran. Jakarta Selatan
Situs
: www.btn.co.id/syariah
Visi dan Misi Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan visi Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. BTN syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan dimana secara konvensional tidak dapat terlayani.
- Visi Bank BTN Syariah “Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama.”
- Misi Bank BTN Syariah •
Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN
•
Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keungan Syariah terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.
•
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.
49
•
Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.
Produk dan Jasa A. Pendanaan -
Giro BTN iB Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, dengan menawarkan transaksi
perbankan
yang
menguntungkan
melalui
Giro
Batara
iB. Simpanan dana Perorangan/Korporasi untuk memperlancar aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek/bilyet giro atau sarana pemindah-bukuan lainnya. Menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi boleh memberikan bonus yang menguntungkan bagi nasabah.
-
Giro BTN Investa iB Giro BTN Investa iB adalah Giro yang bersifat investasi atau berjangka dengan akad “Mudharabah” yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.
-
Tabungan BTN Batara iB Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan
bagi
hasil
tetapi
dapat
memberikan
bonus
yang
menguntungkan dan bersaing bagi nasabah.
-
Tabungan BTN Prima iB Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya
50
-
Tabungan BTN Haji iB Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya.
-
Deposito BTN iB Produk penyimpanan dana dalam bentuk simpanan deposito dengan jangka waktu tertentu sesuai pilihan/keinginan nasabah dan menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank memberikan bagi hasil yang bersaing bagi nasabah atas simpanan depositonya.
-
TabunganKu iB TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat yang mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bankbank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Pembiayaan -
KPR BTN Platinum iB Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan, rusun/apartemen bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).
-
KPR BTN Indent iB Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan, rusun/apartemen secara inden (atas dasar pesanan), bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Istishna’(Jual Beli atas dasar pesanan), dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan) dalam jangka waktu tertentu.
51
-
Kendaraan Bermotor BTN iB Produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad Murabahah (Jual Beli).
-
Modal Kerja BTN iB Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal kerja nasabah lembaga/perusahaan dengan menggunakan prinsip akad Mudharabah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
-
Pembiayaan Konstruksi BTN iB Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal kerja pengembang perumahan untuk membangun proyek perumahan dengan menggunakan prinsip akad Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan
proyeksi kemampuan
cashflow nasabah. -
Investasi BTN iB Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan
prinsip
akad
Murabahah
(Jual
Beli)
dan/atau
Musyarakah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
-
Gadai Syariah Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjamankepada nasabah berdasarkan Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah berdasarkan kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai penyerahan Marhun (Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruh atau sebagian hutang nasabah kepada Bank.
-
Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB
52
Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad Murabahah (jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank untuk membiayai pembangunan atau renovasi rumah, ruko, atau bangunan lain diatas tanah yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri maupun untuk disewakan.
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank. Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum bidang perbankan. Persyaratan anggota DPS diatur dan ditetapkan oleh DSN. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dan prinsip syariah. Ketua Drs. H. Ahmad Nazri Adlani Anggota Drs. H. Mohammad Hidayat MBA, MH Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS. QIP
III.2 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat hypothesis testing yakni bertujuan untuk menguji adanya dampak tingkat suku bunga kredit terhadap pembiayaan KPR. Dalam penelitian ini akan diuji hubungan
variabel independen dan variabel dependen.
Dalam mengkaji dampak tingkat suku bunga kredit terhadap pembiayaan KPR Bank Syariah dan Bank Konvensional, penelitian ini berfokus pada suatu bank umum syariah dan bank konvensional yang dalam hal ini adalah PT Bank BTN Syariah dan Bank BTN sebagai unit analisis. Data diambil dalam beberapa urutan waktu (time series), yakni laporan internal bank syariah dan bank konvensional periode 2011 – 2013.
53
3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan penulis untuk penyusunan skripsi ini menggunakan data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang diperoleh penulis terdiri dari data primer dan sekunder. 1. Data primer : Data primer adalah data yang diperoleh penulis dari perusahaan langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan dengan melakukan wawancara langsung dengan narasumber terkait dan observasi yang kemudian diolah kembali oleh penulis.
2. Data sekunder : Data sekunder adalah data yang sudah ada di perusahaan, seperti struktur organisasi, sejarah perusahaan, profil perusahaan.
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah dan bank konvensional yang terdaftar di Indonesia. Sampel merupakan bank umum syariah resmi dan bank konvensional resmi yang beroperasi di Indonesia karena terdaftar pada Bank Indonesia. Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 36 bulan laporan internal KPR bank konvensional dan 36 bulan laporan internal KPR bank syariah. Adapun penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai objek penelitian. Kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Bank umum syariah dan bank konvensional di Indonesia yang telah beroperasi minimal 5 tahun. b. Bank umum syariah dan bank konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia. c. Bank umum syariah dan bank konvensional
54
d. Bank umum syariah dan bank konvensional yang sedang berkembang dengan cukup pesat. e. Bank umum syariah dan bank konvensional yang cukup banyak mendapat sorotan di mata masyarakat.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diambil 2 (dua) sampel yaitu Bank BTN Syariah dan Bank BTN. Hal ini karena Bank BTN Syariah dan Bank BTN merupakan bank umum syariah yang pertumbuhannya sedang melaju pesat dan cukup banyak mendapat sorotan di mata masyarakat serta telah memenuhi kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
3.2.3 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer berupa laporan internal Bank BTN Syariah dan Bank BTN. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan laporan internal Bank BTN Syariah dan Bank BTN dari tahun 2011 – 2013.
3.2.4 Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan data penelitian yang diukur dengan menggunakan suku bunga, margin, jumlah debitur, dan jumlah pencairan. Untuk melakukan analisis terhadap variabel independen yaitu jumlah debitur dan jumlah pencairan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 serta variabel dependen yaitu suku bunga dan margin dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, digunakan model regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for mac. Dalam penelitian ini pengujian yang dilakukan yaitu: 1. Statistika Deskriptif Statistika deskriptif merupakan metode yang bekaitan dengan pengumpulan data dan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statisika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang akan digunakan dan bukan untuk mengambil kesimpulan hasil uji. Statistika deskriptif memperlhatkan jumlah data yang diuji, nilai
55
minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata data yang diolah serta memberikan nilai standar deviasi dari data yang akan diolah. 2. Uji Regresi Linear Ganda Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh suku bunga dan marjin terhadap pembiayaan KPR. Adapun persamaan model regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1x1 + b2x2+ b3x3 + b4x4 + e……..(3.1) Dimana: Y = Variable dependen, yaitu variable yang nilainya akan dihitung bo = Titik potong garis regresi pada sumbu vertikal (Y) atau konstanta, yaitu nilai Y yang diprediksi bila x1, x2, x3, dan x4 sama dengan 0 (nol). b1 = Tingkat kemiringan garis regresi atau koefisien regresi atau tangen, yaitu besarnya perubahan nilai Y bila nilai x1 berubah sebesar satu satuan. b2 = Tingkat kemiringan garis regresi atau koefisien regresi atau tangen, yaitu besarnya perubahan nilai Y bila nilai x2 berubah sebesar satu satuan. b3 = Tingkat kemiringan garis regresi atau koefisien regresi atau tangen, yaitu besarnya perubahan nilai Y bila nilai x3 berubah sebesar satu satuan. b4 = Tingkat kemiringan garis regresi atau koefisien regresi atau tangen, yaitu besarnya perubahan nilai Y bila nilai x4 berubah sebesar satu satuan.
56
x1 = Jumlah debitur yang merupakan variabel independen, yaitu varibel yang digunakan untuk memprediksi nilai Y. x2 = Jumlah pencairan yang merupakan variabel independen, yaitu variabel yang digunakan untuk memprediksi nilai Y. e
= Error pada garis regresi, merupakan selisih nilai Y yang diprediksi dengan nilai Y yang diprediksi dengan nilai Y yang diperoleh atau disebut residu (Y – Y0).
3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis, karena secara teoritis penelitian akan menghasilkan niai parameter yang lebih sah bila terpenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Uji Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai adanya hubungan antara satu residual pengamatan dan residual pengamatan lainnya. Autokorelasi sering terjadi didalam data deret waktu (time series) karena suatu pengamatan dalam jenis ini biasanya dipengaruhi oleh data sebelumnya. Dasar pengambilan keputusan : 1.
Melihat nilai Durbin-Watson stat (DW) untuk mendeteksi adanya gangguan autokorelasi pada model regresi.
2.
Melihat nilai dU dan dL pada tabel statistik Durbin-Watson untuk taraf kepercayaan 95% dan jumlah samlple (n) = 12 dan jumlah variabel dependen (k’) = 2.
3.
Jika nilai DW > batas atas (dU) maka tidak ada korelasi namun jika nilai (dL) maka terjadi autokorelasi. Jika terjadi autokorelitas namun berdasarkan hasil uji
normalitas data tersebut masih normal maka data dapat dipakai, terutama jika data yang digunakan merupakan data rentet waktu (time series). Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data
57
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas. Dasar pengambilan keputusan adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi berganda memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengukuti arah garis diagonal, maka regresi beranda tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Di dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi berganda ditemukan adanya hubungan atau korelasi antara suku bunga, margin, jumlah debitur, dan jumlah pencairan. Jika terjadi kolerasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi berganda yang baik dan layak dipakai seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika terjadi multikolinearitas, maka salah satu variabel bebas harus dikeluarkan dari model regresi berganda. Dasar pengambilan keputusan : 1. Melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk mendeteksi adanya gangguan multikolinearitas pada model regresi. 2. Membandingkan nilai VIF yang didapat dengan batas nilai. Apabila
nilai
VIF
>
10
maka
telah
terjadi
gangguan
multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual atau sama dalam suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedasitas.
58
Model regresi berganda yang baik dan layak dipakai adalah yang tidak terjadi heterokedasitas. Mendeteksi ada atau tidaknya heterokedasitas pada suatu model regresi bergada dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu Y adalah residual (Yprediksi – Ysesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
heterokedasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
3.2.5 Metode Penyajian Data Untuk mempermudah dalam menyampaian isi penelitian serta agar mempermudah pemahaman dalam membaca penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
3.2.6 Uji Statistik Untuk menguji pengaruh secara simultan atau parsial variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan uji F dengan melihat Fhitung dan probability valuenya. Untuk pengujian pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan uji t dengan melihat t hitung dan probability value-nya. A. Uji Simultan atau Uji F Uji secara simultan dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F statistik dalam regresi berganda dapat digunakan untuk menguji signifikansi koefisien determinasi R2 . nilai F statistik
59
dengan demikian dapat digunakan untuk mengevalusai hipotesis bahwa apakah tidak ada variabel independen yang menjelaskan variasi Y disekitar nilai rata-ratanya dengan derajat kepercayaan (degree of freedom) k-1 dan n-k tertentu. Nilai F kemudian diperbandingkan dengan F table atau F yang diperoleh dengan menggunakan tingkat signifikasi 5% dan degree of freedom pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan V2 = n-k-1 dimana kemudian kriteria yang digunakan adalah : Bila Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak. Bila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima. Bila terjadi H0 diterima, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. B. Uji Parsial atau Uji t Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel independen. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai ttabel dengan thitung menggunakan uji dua sisi, hal ini dikarenakan kedua variabel saling mempengaruhi. Uji dua sisi dilakukan baik dari sisi kanan maupun kiri. Uji t dilakukan dengan melalui prosedur berikut : 1. Membuat hipotesis melalui uji dua sisi Ho: Tidak terdapat pengaruh variabel independen dan signifikan terhadap variabel dependen Ha : Terdapat pengaruh variabel independen dan signifikan terhadap variabel dependen 2. Menghitung nilai thitung dan mencari nilai ttabel dari tabel distribusi 3. Bandingkan nilai thitung untuk masing-masing estimator dengan nilai ttabel dari table. Keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut : a. Jika nilai thitung> nilai ttabel maka H0 ditlak atau menerima H1 b. Jika nilai thitung< nilai ttabel maka H0 diterima atau menolak H1
60
4. Pada uji dua sisi terdapat 2 daerah penolakan, yaitu penolakan sisi kiri jika thitung ttabel
Grafik 3.1
Grafik Keputusan Uji t Dua Sisi Consumer Loan Analyst
- ttabel ½α
0
ttabel ½α
C. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dalam persamaan atau model yang akan diteliti. Semakin besar nilai koefisien determinasinya maka semakin besar pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
3.2.7 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 4 (empat) variabel rasio berbeda, yaitu : 1. Suku Bunga 2. Margin 3. Jumlah Debitur 4. Jumlah Pencairan
61
Semua variabel ini dipilih berdasarkan judul skripsi yang dipilih oleh penulis mengenai perbandingan suku bunga dan margin terhadap bank konvensional
dan
syariah
dalam
pengambilan
KPR
62