Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan,
dan
permasalahan
pembangunan.
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil. 2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas : a).
Pemukiman
:
147,74 km²
b).
Persawahan
:
373,13 km²
8
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
c).
Tegal
:
513,80 km²
d).
Perkebunan
:
32,81 km²
e).
Hutan
:
426,46 km²
f).
Tambak/Kolam
:
13,99 km²
g).
Lain-lain
:
188,23 km²
Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut :
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan No.
Kecamatan
Luas (Ha)
Prosentase (%)
1.
Sukapura
10.208,53
6,02
2.
Sumber
14.188,13
8,36
3.
Kuripan
6.674,76
3,94
4.
Bantaran
4.212,83
2,48
5.
Leces
3.680,97
2,17
6.
Tegalsiwalan
4.173,56
2,46
7.
Banyuanyar
4.569,63
2,69
8.
Tiris
16.566,69
9,77
9.
Krucil
20.252,66
11,94
10.
Gading
14.684,64
8,66
11.
Pakuniran
11.385,00
6,71
12.
Kota Anyar
4.258,00
2,51
13.
Paiton
5.327,94
3,14
14.
Besuk
3.503,63
2,06
15.
Krasakan
3.779,75
2,23
16.
Krejengan
3.442,84
2,03
17.
Pajarakan
2.134,35
1,26
18.
Maron
5.139,27
3,03
19.
Gending
3,.61,48
2,16
20.
Dringu
3.113,54
1,84
21.
Wonomerto
4.566,84
2,69
22.
Lumbang
9.271,00
5,46
23.
Tongas
7.795,20
4,61
24.
Sumber Asih
3.025,41
1,78
Jumlah
169.616.65
100%
Sumber : Probolinggo Dalam Angka, 2011
Letak geografis daerah berbatasan dengan : -
Utara
:
Selat Madura
-
Timur
:
Kabupaten Situbondo
9
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
-
Barat
:
-
Selatan :
Kabupaten Pasuruan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. 2.1.1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu : a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro. 2.1.1.3. Hidrologi Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun.
10
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Probolinggo No.
Nama Sungai
Panjang
Lebar
Debit Air
(Km)
(M)
(Minimum)
Baku
Lokasi Cabang Dinas
Lahan
Pengairan
(Ha)
1
K. Rondoningo
95,20
26,00
± 200
3.36
Cabdin. Kraksaan
2
K. Pandan Laras
43,50
26,00
3
K. Kertosono
39,70
25,00
± 1.300
2.85
Cabdin. Kraksaan
± 100
570.00
Cabdin. Kraksaan
4
K. Kandang Jati
8,00
8,00
± 100
507.00
Cabdin. Kraksaan
5
K. Besuk
6
K. Jabung
13,20
8,00
± 100-200
173.00
Cabdin. Kraksaan
20,50
8,00
± 300
465.00
Cabdin. Kraksaan
7 8
K. Pancarlagas
85,70
50,00
± 200
3.30
K. Legundi
12,50
6,00
-
-
9
K. Paiton
18,00
20,00
± 100
454.00
Cabdin. Kraksaan
10
K. Kresek
24,50
25,00
± 100
786.00
Cabdin. Kraksaan
11
K. Taman
24,10
12,00
± 5-10
240.00
Cabdin. Kraksaan
12
K. Curah Manjangan
5,00
9,00
± 50
34.00
Cabdin. Probolinggo
13
K. Klumprit
12,50
12,00
± 50
53.00
Cabdin. Probolinggo
14
K. Lumbang/Bayeman
17,50
13,00
± 75
125.00
Cabdin. Probolinggo
15
K. Blibis
20,00
15,00
-
-
Cabdin. Probolinggo
16
K. Blabo
10,00
10,00
± 50
213.00
Cabdin. Probolinggo
17
K. Besi
15,50
15,00
± 5-10
183.00
Cabdin. Probolinggo
18
K. Patalan
22,50
18,00
± 50
72.00
Cabdin. Probolinggo
19
K. Kedung Galeng
38,00
35,00
± 100
564.00
Cabdin. Probolinggo
20
K. Banyubiru
11,00
18,00
± 300
697.00
Cabdin. Probolinggo
21
K. Gending
20,00
20,00
± 300
-
Cabdin. Probolinggo
22
K. Klaseman
11,00
15,00
± 100-200
-
Cabdin. Probolinggo
23
K. Pekalen
35,10
35,00
± 3.300
6.98
Cabdin. Probolinggo
24
Afour Bujel
2,00
5,00
-
-
Cabdin. Probolinggo
25
K. Lawean
16,70
25,00
± 200
369.00
Cabdin. Probolinggo
Sumber
Cabdin. Kraksaan Cabdin. Probolinggo
: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 & Laporan Akhir Master Plan Air Bersih 2007
Keterangan : -) Tidak ada data
Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3., berikut : Tabel. 2.3 Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo No 1. 2.
Nama Danau Ranu Segaran* Ranu Agung* Segaran Agung
Luas
Lokasi
(Ha) 30.000
Desa Segaran, Kecamatan Tiris
20.813
Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris
11
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
3.
Ranu Segaran Duwas*
23.000
4.
Ranu Merah*
18.000
Desa Andungsari
5.
Ranu Gedang*
10.000
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Citakan*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Kembar*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Bintaro*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
6. Sumber
Danau Ronggojalu
Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris
2.5
Kecamatan Tegalsiwalan
: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 & Lembar Koreksi FGD Kec. Tiris 2009
Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan. Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m. 2.1.1.3. Klimatologi Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara 800–1.500 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.500–2.850 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan
sebesar
22,226 mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam
setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan ratarata
75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27 C hingga 32 C pada
bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5 C hingga 15 C.
12
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
2.1.1.4. Jenis Tanah Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol. 2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha) No
Peruntukan
Luas
Prosen
1.
Hutan
55.796,68
32,89
2.
Tegal
52.801,95
31,13
3.
Sawah
38.509,00
22,70
4.
Perkampungan/Permukiman
12.904,04
7,60
5.
Perkebunan Swasta/Rakyat
2.009,30
1,18
6.
Tanah Rusak/Padang Rumput
2.413,96
1,42
7.
Tambak
1.320,06
0,77
8.
Kebun Campur
1.186,57
0,69
9.
Industri
866,56
0,51
10.
Hutan Rakyat
625,32
0,37
11.
Danau/Rawa
12.
Lain-lain Jumlah
138,00
0,08
1.045,36
0,66
169.616,80
100
Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2011
Dari tabel 2.4 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2019, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5
13
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.5 Luas Kawasan Budidaya (Ha) No
Kawasan Budidaya
Luas Kawasan
Prosen
1.
Kawasan Hutan Produksi
28.829,10
17,00
2.
Kawasan Pertanian & Peternakan
40.081,07
23,63
3.
Kawasan Perkebunan
38.649,00
22,79
4.
Kawasan Perikanan
3.227,00
1,90
5.
Kawasan Pariwisata
1.700,00
1,00
6.
Kawasan Permukiman
18.248,00
10,76
7.
Kawasan Perindustrian
3.272,00
1,93
8.
Kawasan Pertambangan
9.
Kawasan Khusus
10,00
0,01
1.550,00
0,91
10
Luas Kawasan Budidaya
135.566,17
79,93
11
Luas Kabupaten Probolinggo
169.616,80
100
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
2.1.1.6. Kawasan Lindung Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.6.
14
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.6 Kawasan Lindung No
Jenis Kawasan Lindung
1.
Kawasan Suaka Alam
2.
Hutan Lindung
3. 4.
Luas Kawasan
Prosen
5.859,50
16,25
25.998,53
72,08
Sempadan Sungai
3.585,00
9,94
Sempadan Pantai
625,00
1,73
36.068,03
100
Jumlah Sumber : RTRW Kabupaten Probolinggo
2.1.1.7. Kawasan Rawan Bencana Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan berancana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut: a. Letusan Gunung Berapi Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo. Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo.
15
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
b. Gerakan Tanah (Longsor) Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanahtanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c. Banjir Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar. d. Daerah Rawan Abrasi Pantai Kabupaten Probolinggo memimiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai. Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut. Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton.
16
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.7 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah No.
Kemiringan
Luas Kawasan (Ha)
Prosen
1
0-2%
48.070,55
28,34
2
2 – 15 %
41.721,36
24,59
3
15 – 40 %
20.968,52
12,36
4
> 40 %
58.856,22
34,69
169.616,65
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2011 (Diolah)
Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %). 2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu: a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ecowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.
Jalur Pariwisata Nasional-Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Pengembangan kawasan industry di Kecamatan Tongas.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri.
17
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan kawasan pusat-pusat pelayanan. Pengembangan kawasan ini meruakan prioritas pengembangan karena kawasan system perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industry guna mendukung pengembangan wilayah timur. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian timur mempunyai potensi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.
Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian timur merupakan prioritas III pengembangan. Sama halnya dengan kawasan bagian timur, pengembangan kawasan strategis bagian timur ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut disekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh sentra-sentra pengolahan. Tetapi potensi perikanan kurang diperhatikan terutama untuk perikanan laut. Sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak disekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Sehingga pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa
18
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
pengembangan sentra-sentra perikanan sangat diperlukan dan menjadi prioritas pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:
Pengembangan kawasan tambak disekitar Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton.
Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton.
2.1.2 Aspek Demografi Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 tercatat 1.141.856 Jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah Laki-laki sebanyak 561.789 Jiwa dan Perempuan 580.067 Jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Kotaanyar sebanyak 72.721 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 20.714 jiwa. Tabel 2.8. Tabel. 2.8 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2010 KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
Sukapura
10,190
10,524
20,714
Sumber
12,887
13,549
26,436
Kuripan
15,063
15,930
30,993
Bantaran
20,570
22,155
42,725
Leces
26,598
27,719
54,317
Tegalsiwalan
26,912
28,207
55,119
Banyuanyar
35,035
34,734
69,769
Tiris
26,339
26,195
52,534
Krucil
24,279
24,943
49,222
Gading
23,218
23,814
47,032
Pakuniran
16,422
17,273
33,695
Kotaanyar
35,872
36,849
72,721
Paiton
22,115
23,035
45,150
Besuk
35,299
36,254
71,553
Kraksaan
20,393
21,065
41,458
Krejengan
16,342
16,769
33,111
Pajarakan
32,465
33,548
66,013
Maron
20,883
21,412
42,295
Gending
24,430
24,772
49,202
Dringu
17,113
18,674
35,787
Wonomerto
30,780
31,283
62,063
19
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Lumbang
20,638
21,448
42,086
Tongas
32,323
33,682
66,005
Sumberasih
15,623
16,233
31,856
561,789
580,067
1,141,856
JUMLAH
Sumber : Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2011
2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.9 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Indeks
2010
2011
IPM
62.79
63.67
Indeks Harapan Hidup (Tahun)
60,22
60.60
Indeks Pendidikan (Persen)
64.98
65.97
IndekPengeluaran Per Kapita (Persen)
63.78
64.3
Sumber : BPS Propinsi Jatim
Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.10 Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Probolinggo Hasil PPLS 2008 KECAMATAN
KRITERIA RTM SM
M
HM
JUMLAH
Sukapura
201
506
814
1.521
Sumber
527
1.018
821
2.366
Kuripan
787
1.479
1.356
3.622
Bantaran
1.153
1.721
621
3.495
Leces
1.397
1.936
758
4.091
Tegalsiwalan
490
1.372
700
2.562
Banyuanyar
1.681
3.091
1.183
5.955
Tiris
1.327
3.354
2.527
7.208
Krucil
1.216
2.742
3.653
7.611
Gading
672
2.279
3.291
6.242
Pakuniran
246
1.401
4.336
5.983
Kotaanyar
112
1.068
3.441
4.621
Paiton
573
3.239
4.312
8.124
20
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
KRITERIA RTM
KECAMATAN
JUMLAH
SM
M
HM
921
3.972
2.570
7.463
Kraksaan
1.543
2.386
764
4.693
Krejengan
591
2.322
1.828
4.741
Besuk
Pajarakan
808
1.835
1.261
3.904
1.651
4.272
2.798
8.721
Gending
960
2.220
967
4.147
Dringu
919
1.617
478
3.014
Wonomerto
379
951
807
2.137
223
672
956
1.851
1.332
2.388
918
4.638
Maron
Lumbang Tongas Sumberasih
951
2.164
1.130
4.245
Jumlah Total
20.660
50.005
42.290
112.955
Sumber : PPLS tahun 2008
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Dalam
sub
bab
ini
akan
dijelaskan
mengenai
capaian
kinerja
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial.
A. PDRB Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 17,331.08 Milyar. Kenaikan PDRB ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. pencapaian PDRB Kabupten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain.
21
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
B. Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga
tahun
terakhir
menunjukkan
peningkatan,
artinya
kondisi
perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, yakni 4,74% tahun 2008, naik menjadi sebesar 5,72% tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 6,19%. Adapaun pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Probolinggo Tahun 2011 sebesar
6,23%. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2007-2011 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini : PERTUMBUHAN EKONOMI & INFLASI KAB. PROBOLINGGO (%)
Gambar 2.1
14.00
12.70
12.00 10.00 7.94
8.68
10.10
9.99
8.06
8.00
7.02 5.48
6.00 5.69 4.00
4.21
4.03
4.45
5.97
4.73
4,74
5.72
6.30 6.19
5.96 6.23
2.00 0.00 2002
2003
2004
2005
2006
2007
Pertumbuhan Ekonomi Sumber data: Buku PDRB Kabupaten Probolinggo Tahun 2006 - 2010 Catatan : Tahun 2011 data sangat sementara
22
2008
2009 Inflasi
2010
2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
C. PDRB Per Kapita Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya
dipakai
sebagai
indikator perkembangan
kesejahteraan
rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun demikian gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh
inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan
PDRB maupun pendapatan regional. Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2008 sebesar Rp.
Rp.
9.966.152,90
11.022.140,09,-
Tahun
Tahun 2010
2009
sebesar
adalah Rp.
sebesar
12.350.009,89,-
sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 15.721.005,99,-.
D. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2008 angka Inflasi sebesar 9,02%, Tahun 2009 menurun menjadi 5,48%, Tahun 2010 kembali meningkat sebesar 6,03% antara lain diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010. Sedangkan pada Tahun 2011 berdasarkan angka sementara inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 5,96%.
23
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.11 Inflasi PDRB Kabupaten Probolinggo 2006 – 2010 (Prosen) Indeks
2006
2007
2008
2009
2010
PERTANIAN
11,09
3,96
10,24
6,74
6,43
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
5,63
5,06
4,55
3,45
3,47
INDUSTRI PENGOLAHAN
7,05
8,12
9,43
6,34
8,41
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
5,79
2,53
2,11
1,06
2,54
BANGUNAN
10,48
6,49
10,80
5,14
7,61
PERDAG, HOTEL, RESTORAN
11,68
9,17
8,30
4,05
5,11
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
6,16
7,54
1,77
2,96
2,91
KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH
8,56
5,79
8,48
4,25
5,05
JASA-JASA
8,57
7,12
10,27
6,20
4,97
INFLASI KAB. PROBOLINGGO
9,99
7,02
9,02
5,48
6,30
Sumber data: Buku Produk Domestik Regional Bruto Kab. Probolinggo 2006-2010
E. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan
dasar
seperti
makanan,
pakaian,
tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: 1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; 3. Menentukan
target
penduduk
miskin
dengan
tujuan
untuk
secara
resmi
memperbaiki posisi mereka. Angka
Kemiskinan
di
Kabupaten
Probolinggo
menggunakan data rumah tangga miskin (data RTM) yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Sangat Miskin sejumlah 20.660 KK, RT Miskin sejumlah 50.005 KK dan RT Hampir Miskin sejumlah 42.290 KK, sehingga jumlah RTM di Kabupaten Probolinggo adalah
24
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
112.955 KK. Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabbupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sector yang mampu menjadi
landasan
dalam
memerangi
kemiskinan,
peningkatan
kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan. Tahap kedua (2012-2014) diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat pada arus mikro, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah. Tahap ketiga (2014-2015) menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun-than sebelumnya . Tabel 2.12 Tabel Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2009 - 2010 No. 1 2 3
Uraian Jumlah Penduduk Miskin (000) Jumlah Penduduk Miskin (%) Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln)
Data
: BPS Jawa Timur
2009 280.10 27.69 225,151.00
2010 276.60 25.22 255,757.00
Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No. Uraian 1 Pengangguran 2 Angka Kerja 3 TPT
2009 12,190 603,228 2,02
Data : BPS Jatim
25
2010 18,218 569,592 3,20
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
F. Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas dalam mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan
terutama
di
daerah.
Pemerintahan
daerah
dapat
terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2007-2010 dapat dilihat pada table 2.11, sebagai berikut:
Tabel 2.14 Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2007 - 2010 NO A
URAIAN
satuan
2007
2008
2009
2010
-
Jumlah kriminalitas
1.
Uang palsu
Kasus
2
2
2
2.
Pembunuhan
Kasus
9
3
4
9
3.
Perkosaan
Kasus
8
8
8
10
4.
Curas
Kasus
26
30
55
42
5.
Penganiayaan berat
Kasus
6.
Curanmor
Kasus
99
115
97
110
7.
Narkotika
Kasus
19
11
31
39
8.
Curat
Kasus
85
130
80
111
9.
Curhewan
Kasus
157
98
74
45
10.
Pengrusakan tempat ibadah
Kasus
11.
Penimbunan BBM
Kasus
12.
Unjuk rasa
Kasus
13.
Curwatpon
Kasus
49
33
19
24
Kasus
461
443
374
390
Jumlah A
Sumber : Polres Probolinggo
26
5 7
4
8
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.15 Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 – 2010 Aspek Kesejahteraan Masyarakat No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2007
2008
2009
2010
SKPD Penanggung Jawab
2011
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
ADHB
1.2
Laju inflasi
1.3
PDRB per kapita
10,262 M 11,834,2 M 7,02
13,196,2M 14.896,2 M
17.331,08 M BPS
9,02
5,48
6,30
- BPS
9.585 .000 9.966.152,90
11.022.140,09
12.350.009,89
25.721.005,99 BPS
Fokus Kesejahteraan Sosial 1
Pendidikan
1.1
Angka melek huruf
78.85
78.24
77.97
77.63
79.13
1.2
Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA)
12.18
12.16
12,15
12.11
12.09
1.3
Angka partisipasi kasar 119.02
119.26
119.50
119.74
119.98 Dinas Pendidikan
92.67
92.86
93.05
93.23
93.42 Dinas Pendidikan
60.08
60.20
60.31
60.44
60.56 Dinas Pendidikan
-
-
-
-
- Dinas Pendidikan
98.47
98.67
98.86
99.47
99.47 Dinas Pendidikan
71.73
71.87
72.08
72.35
72.35 Dinas Pendidikan
39.04
39.12
39.19
39.35
39.35 Dinas Pendidikan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
1.4
Angka pendidikan yang ditamatkan
1.5
Angka Partisipasi Murni
1.5.1
1.5.2
1.5.3
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
27
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
2
Kesehatan
2.1
Angka kelangsungan hidup bayi
2.2
Angka usia harapan hidup
2.3
Persentase balita gizi buruk
3
Ketenagakerjaan
3.1
Rasio penduduk yang bekerja
- Dinas Kesehatan
-
7.02
6.48
tahun
61.14
60,8
61,06
- Dinas Kesehatan
-
-
2,36%
3,3%
2,3% Dinas Kesehatan
1:1.00
1:1.10
1:1.10
1:1.11
- Disnakertrans
55/10.000
60/10.000
62/10.000
73/10.000
80/10.000 Disbudpar
9/10.000
10/10.000
12/10.000
14/10.000
16/10.000 Disbudpar
64
82
88
98
117
1
1
1
1
1
Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1
Kebudayaan
1.1
Jumlah Grup Kesenian
1.2
Jumlah Gedung
2
Olah raga
2.1
Jumlah klub olahraga
2.2.
Jumlah gedung olahraga
Kanpora Kanpora
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini:
28
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Tabel 2.16 Data Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2011 Aspek Pelayanan Umum No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja Satuan
2007
2008
2009
2010
2011
SKPD Penanggungja wab
ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1
Pendidikan
1.1
Pendidikan dasar
1.1.1
Angka partisipasi sekolah (SD s/d SMA)
%
87.21
87.38
87.56
87.73
87.84 Diknas
1.1.2
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
%
118.89
119.16
119.45
119.20
119.18 Diknas
1.1.3
Rasio Guru terhadap murid
1:…
1:13
1:17
1:19
1:20
1:21 Diknas
1.1.4
Rasio guru/murid per kelas rata rata
1:….
27
28
28
30
27 Diknas
1.3
Fasilitas Pendidikan:
1.3.1
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
%
86.13
86.30
86.47
85.79
85.95 Diknas
1.3.2
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
%
87.17
86.99
86.82
86.65
86.80 Diknas
1.4
Pendidikan Anak Usia Dini
1.4.1
Rasio Jumlah Siswa Paud/Julah Anak usia 2- 4 Tahun
%
47.71
43.38
39.44
35.85
44.92 Diknas
1.5
Angka Putus Sekolah
1.5.1
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
%
0.85
0.65
0.51
0.90
0.02 Diknas
%
2.51
2.37
2.24
2.11
0.023 Diknas
%
1.13
1.07
1.02
0.97
0.03 Diknas
%
93.46
94.21
94.97
95.74
100 Diknas
1.5.2
1.5.3
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
1.6
Angka Kelulusan
1.6.1
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
29
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
1.6.2
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
%
96.37
96.85
97.34
97.83
100 Diknas
1.6.3
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
%
97.38
97.77
98.17
98.56
100 Diknas
1.6.4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
%
78.57
79.28
80.21
80.73
91.85 Diknas
1.6.5
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
%
69.24
69.50
69.80
70.08
70.98 Diknas
1.6.6
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
%
48.36
54.58
56.17
57.64
67.89 Diknas
2
Kesehatan
2.1
Rasio posyandu per satuan balita
-
-
-
1,44
1,44
2.2
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
/100.000
11,21/ 100.000
11,03/ 100.000
10,95/ 100.000
1,81
1,81 Dinkes
2.3
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
/100.000
0,37/ 100.000
0,46/ 100.000
0,46/ 100.000
0,45
0,45 Dinkes
2.4
Rasio dokter per satuan penduduk
/100.000
2,78/ 100.000
3,03/ 100.000
3,74/ 100.000
6,28
7,55 Dinkes
2.5
Rasio perawat per satuan penduduk
/100.000
56,84/ 100.000
56,72/ 100.000
45,28/ 100.000
35,93
38,94 Dinkes
2.6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
%
-
86,47%
60,59%
60,59
80,61 Dinkes
2.7
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
92,97%
94,70%
97,50%
97,50
97,37 Dinkes
2.8
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
91,82%
90,91%
92,42%
95,45
92,73 Dinkes
2.9
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
%
100%
100%
100%
100,00
100,00 Dinkes
2.10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
%
81,91%
81,59%
78,40%
73,37
84,93 Dinkes
2.11
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
%
100%
100%
100%
100,00
100,00 Dinkes
2.12
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
100%
100%
100%
41,22
50,20 Dinkes
2.13
Cakupan kunjungan bayi
%
100,32%
89,40%
93,81%
100,20
97,73 Dinkes
30
Dinkes/Bappe mas
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
3
Pekerjaan Umum
3.1
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
80.11
80.11
68.20
68,26
3.2
Rasio Jaringan Irigasi
22,50
22,50
22,50
-
3.3
Jumlah tempat ibadah
9,927
9,927
9,579
9,925
3.4
Persentase rumah tinggal bersanitasi
44%
45%
45%
46%
3.6
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
-
-
0,86 m3/th
-
3.7
Rasio rumah layak huni
-
-
-
-
3.8
Rasio permukiman layak huni
38%
38%
38%
38%
3.9
Panjang jalan dilalui Roda 4
785,819
785,819
785,819
785,819
3.10
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
15,211
17,835
86,972
12,836
91,230
DPU Binamarga
3.11
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
604,548
629,530
647,850
536,392
586,385
DPU Binamarga
3.12
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
120,562
150,231
175,821
200,690
235,746
DPU Binamarga
3.13
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
3,621
4,791
5,312
6,342
7,858
DPU Binamarga
3.14
Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar
-
-
0,01
-
-
3.15
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
11,220
12,124
15,233
18,671
23,575
DPU Binamarga
3.17
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
67,00
68,00
68,00
68,00
68,00
DPU Pengairan
4
Perumahan
4.1
Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM)
10,680
11,222
11,819
-
4.2
Rumah tangga pengguna listrik
135,460
119,285
126,931
-
4.3
Rumah tangga ber-Sanitasi
44%
45%
45%
36%
31
74,62
DPU Bina Marga DPU Pengairan Bagian Kesra DPU Ciptakarya
BLH DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU 785,819 Binamarga
DPU Pengairan
DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
-
-
-
-
65%
65%
65%
65%
DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya
4.4
Lingkungan pemukiman kumuh
4.5
Rumah layak huni
5
Penataan Ruang
5.1
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
5.2
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
5.3
Ruang publik yang berubah peruntukannya
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA Bappeda
6.2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA Bappeda
6.3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA Bappeda
6.4
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
TIDAK
ADA
ADA
ADA
ADA Bappeda
7
Perhubungan
7.1
Rasio ijin trayek
450/jml pnduduk
445/jml pnduduk
747/jml pnduduk
404/jml pnduduk
7.2
Jumlah uji kir angkutan umum
1039
1128
1195
1287
7.3
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
3
3
3
3
3
Dinas Perhubungan
7.4
Angkutan darat
4691
5050
5368
5547
5756
Dinas Perhubungan
7.5
Kepemilikan KIR angkutan umum
1039
1128
1195
1287
1392
Dinas Perhubungan
7.6
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
15 menit
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
Dinas Perhubungan
7.7
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
41.000
41.000
41.000
41.000
41.000
Dinas Perhubungan
7.8
Pemasangan Rambu-rambu
100%
100%
100%
100%
100%
Dinas Perhubungan
8
Lingkungan Hidup
8.1
Persentase penanganan sampah
1.2
1.2
1.3
1.4
DPU Ciptakarya
0.16
0.15
0.16
DPU Ciptakarya
0.14
Bid Fisrana Bappeda
32
250/jml Dinas pnduduk Perhubungan Dinas 1392 Perhubungan
BLH
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
8.2
Persentase Penduduk berakses airminum
8.3
Pencemaran status mutu air
8.4
10,680
11,222
11,819
-
BLH
20
30
40
50
BLH
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
100
100
100
100
BLH
8.5
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.6
0.60
0,77
0.8
BLH
8.6
Penegakan hukum lingkungan
75
75
80
100
BLH
9
Pertanahan
9.1
Penyelesaian izin lokasi
80
100
100
100
10
Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1
Rasio bayi (penerbitan) berakte kelahiran
19,951
26,439
47,207
19,700
10.2
Kepemilikan (penerbitan) KTP
13,868
24,879
20,788
13,185
10.3
Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten
ada
ada
ada
ada
11
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
3.621
4.064
3.939
3,939
3,939 BPP & KB
11.2
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
22,7%
25%
29,6%
97,4%
97,4% BPP & KB
11.3
Rasio KDRT
0,58%
0,99%
0,81%
0,81%
1,11% BPP & KB
11.4
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
-
-
3.040
3,071
3,071 BPP & KB
11.5
Partisipasi angkatan kerja perempuan
24%
25%
27%
19,61%
16,65% BPP & KB
11.6
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
45%
50%
65%
77%
96% BPP & KB
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1
Rata-rata jumlah anak per keluarga
63,97%
63,42%
79,68%
110,78%
105,82 % BPP & KB
12.2
Rasio akseptor KB
13,117%
14,35%
14,76%
14,76%
17,20% BPP & KB
12.3
Cakupan peserta KB aktif
72,26%
73,11%
72,94%
72,95%
75,64% BPP & KB
33
4
Kantor Perijinan
Dinas 11,901 kependudukan dan Capil Dinas 12,624 kependudukan dan Capil Dinas Ada kependudukan dan Capil
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
12.4
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
13
Sosial
13.1
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
13.2
Total PMKS (yg memperoleh bantuan sosial)
13.3
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
14
Ketenagakerjaan
14.1
Angka angkatan kerja
14.2
Tingkat partisipasi angkatan kerja
59,42%
59,11%
54,64%
54,64%
59,27% BPP & KB
89
96
107
133
55 Dinsos
125.703
114.866
113.998
113.219
113,02 Dinsos
868
779
691 Dinsos
608,125 Disnakertrans
571,603
578,766
585,711
592,765
73.81
74.57
75.32
76.07
-
4,670
7,138
3,657
3,445
3,025 Disnakertrans
Disnakertrans
14.3
Pencari kerja yang terdaftar
14.4
Tingkat pengangguran terbuka
20,863
20,304
3,657
2,06
-
Disnakertrans
14.5
Keselamatan dan Perlindungan
80
100
159
159
-
Disnakertrans
15
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1
Persentase koperasi aktif
35
36
37
50
15.3
Usaha Mikro dan Kecil
2,115
2,425
2,704
3,004
16
Penanaman Modal
16.1
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
16.2
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
16.3
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
17
Kebudayaan
17.1
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
17.2
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
18
Kepemudaan dan Olahraga
18.1
Jumlah organisasi pemuda
22
295,887M
Kali
Buah
22
22
317,150M 533,109M
Diskop dan UKM Diskop dan 13,416% UKM 64,70%
Kantor Perijinan dan 21 22 Penanaman Modal Kantor Perijinan dan 52,357 T Penanaman Modal Kantor Perijinan dan - Rp.0,014 T Penanaman Modal
-
Rp. 21,26M
Rp. 215,96M
-
14
8
12
17 Disbudpar
100
100
100
100
100 Disbudpar
762
762
1057
1081
34
1096 Kanpora
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
18.2
Jumlah organisasi olahraga (kab/kecamatan)
60
63
63
63
63 Kanpora
18.3
Jumlah kegiatan kepemudaan
23
23
56
36
43 Kanpora
18.6
Lapangan olahraga
64
64
64
65
65 Kanpora
19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol)
19.2
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
20
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
20.2
Jumlah Linmas
20.3
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
20.4
Pertumbuhan ekonomi
20.5
Kemiskinan (RTM)
20.6
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
20.7
Penegakan PERDA
20.8
Cakupan patroli petugas Satpol PP (jml Satpol/Jumlah Pdduk)
20.09
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
20.10
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
20.11
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
20.12
Sistim Informasi Manajemen Pemda
Badan Kesbanglinma 259 s
146
208
251
227
14
14
13
13
Badan 13 Kesbanglinma s
1.70
1.72
1.83
2.03
Kantor Satpol PP
13,615
15,869
15,439
Kantor Satpol PP
5,869/32 5,273/325 4,623/325 5
Kantor Satpol PP Bid. Ekonomi Bappeda Bid. Ekonomi Bappeda Kantor Perijinan dan ada Penanaman Modal Kantor Satpol PP
5.97
5.78
5.72
5.99
112,095
112.095
112.095
112.095
ada
ada
ada
ada
75
81
114
95
1.70
1.72
1.83
2.03
13,615
15,869
15,439
3
7
5
8
Kantor Satpol PP
92.30
92.30
97.23
97.23
Bagian Pemerintahan
Ada
Ada
Ada
Ada
35
Kantor Satpol PP Kantor Satpol PP
Ada
Bagian Kominfo
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
21
Ketahanan Pangan
21.1
Ketersediaan pangan utama
22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1
LPM Berprestasi
22.
Kelompok LPM
22.2
2007
2008 854,912
2009
2010
529,626 177.067,21
2011 217.986,79 BKP & PPP
3
3
3
3
3 Bapemas
330
330
330
330
330 Bapemas
PKK aktif
-
100%
100%
100%
100% Bapemas
22.3
Posyandu aktif
-
100%
100%
100%
100% Bapemas
22.4
Kader Posyandu Aktif
-
88%
88%
88%
93,13% Bapemas
22.5
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
-
10,44%
10,26%
10,49%
10,53% Bapemas
23
Statistik
23.1
Buku ”kabupaten dalam angka”
ADA
ADA
ADA
ADA
23.2
Buku ”PDRB kabupaten”
ADA
ADA
ADA
ADA
24
Kearsipan
24.1
Pengelolaan arsip secara baku/ Laporan data Kearsipan (SKPD)
SKPD
63
117
117
117
117
Kantor Arsip daerah
24.2
Peningkatan SDM pengelola kearsipan (SKPD)
orang
63
117
117
117
117
Kantor Arsip daerah
25
Komunikasi dan Informatika
25.1
Jumlah surat kabar nasional/lokal
6
8
10
10
10
Bagian Kominfo
25.2
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
10
12
14
12
9
Bagian Kominfo
25.3
Web site milik pemerintah daerah
1
1
1
1
1
Bagian Kominfo
25.4
Pameran/expo
1
1
1
1
1
Bagian Kominfo
26
Perpustakaan
26.1
Jumlah perpustakaan (sekolah/Ponpes/Desa)
110
120
132
227
26.2
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
33,280
42,380
47,037
62,789
26.3
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
7,658
6,374
9,084
5,565
36
Bid. Dalap Bappeda Bid. Dalap ADA Bappeda ADA
Kantor 259 Perpustakaan daerah Kantor 31,463 Perpustakaan daerah Kantor 33.009 Perpustakaan daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Fokus Layanan Urusan Pilihan 1
Pertanian
1.1
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
1.2
Ha 54,62
57,19
56,83
56,5
51,32
Diperta/Dibun hut
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
37.58
36.76
36.36
36.03
29,32
Diperta/Dibun hut
1.3
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB
29.85
29.13
28.83
28.59
-
Diperta/Dibun hut
1.4
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
3.40
3.30
3.23
3.17
-
Diperta/Dibun hut
1.5
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB
1.84
1.82
1.81
1.80
-
Diperta/Dibun hut
1.6
Cakupan bina kelompok petani
984
984
1.523
1.640
1.658
Diperta/Dibun hut
2
Kahutanan
2.1
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
1150
2097
5092
3578
13000 Disbunhut
2.3
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
1,16
1,17
1,16
1,12
- Disbunhut
3
ESDM
3.1
Pertambangan tanpa ijin
4
Pariwisata
4.1
Kunjungan wisata
4.2
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
5
Kelautan dan Perikanan
5.1
Produksi perikanan
5.2
Konsumsi ikan
5.3
Cakupan bina kelompok nelayan
5.4
Produksi perikanan kelompok nelayan
6
Perdagangan
6.1
Kontribusi sektor Perdagangan
Ha
PU Pengairan
Ton Kg/Kapita /Th %
174.153
204.167
240.016
243.381
244.644 Disbudpar
0.83
0.89
0.94
0.95
0.96 Disbudpar
16.063,3
16.917,40
17,69
17,72
17,91
18,23
-
33,33
33,33
37,50
-
9,7
9,6
9,5
22.37
22.88
23.11
-
17.173,3 17.575,54
%
37
Dinas 17.924,2 Perikanan Kelautan Dinas 18,75 Perikanan Kelautan Dinas 68,00 Perikanan Kelautan Dinas 12,10 Perikanan Kelautan
dan dan dan
dan
- Disperindag
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
terhadap PDRB 6.2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
7
Perindustrian
7.1
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
7.2
0.6
0.8
0.9
0.9
0.9 Disperindag
12.75
12.57
12,39
12.20
Disperindag
Pertumbuhan Industri.
0.5
0.1
0.2
0.06
0.06 Disperindag
7.4
Cakupan bina kelompok pengrajin
0.8
0.8
0.10
0.12
0.12 Disperindag
8
Ketransmigrasian
8.1
Transmigran swakarsa
21 KK = 76 jiwa
Disnakertrans
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini: Tabel 2.17 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2011 Aspek Daya Saing Daerah No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2007
2008
2009
2010
2011
SKPD penanggungjawab
ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
BPS
1.2
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
BPS
1.3
Produktivitas total daerah
BPS
38
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
2
Pertanian
2.1
Nilai tukar petani
100
97,01
98,19
98,74
102,62
Diperta
801.535 69.852
817.565 70.896
833.916 93.566
850.594 94.900
867.606 99.246
Dinas Perhubungan
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1
Perhubungan
1.1
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
1.2
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
1.3
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per 46.361 tahun
2
Penataan Ruang
2.1
Ketaatan terhadap RTRW
2.2
-
-
-
-
-
46.371
53.220
20
20
30
30
40
DPU CIPTA KARYA
Luas wilayah produktif
760.066
767.743
775.498
783.332
791.244
DPU CIPTA KARYA
2.3
Luas wilayah industri
77.437
77.826
78.217
78.611
79.006
DPU CIPTA KARYA
2.4
Luas wilayah kebanjiran
1.461
1.446
1.432
1.418
1.403
DPU PENGAIRAN
2.5
Luas wilayah kekeringan
31.178.780
30.866.992
30.558.332
30.252.739
29.950.212
DPU PENGAIRAN
2.6
Luas wilayah perkotaan
4.355
4.355
4.355
4.355
4.355
3
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
3.3
Jenis, kelas, dan jumlah
3.3.1
Restoran
3.3.2
Rumah Makan
3.4
Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel
3.4.1
6
6
58.100
Dinas Perhubungan
5
38.100
2
7
Dinas Perhubungan
DPU CIPTA KARYA
Dispenda
68
95
76
60
69 Dispenda
Hotel Melati Satu
2
2
2
2
10 Dispenda
3.4.2
Hotel Melati Dua
5
5
4
4
4 Dispenda
3.4.3
Hotel Melati Tiga
7
9
10
11
2 Dispenda
4
Lingkungan Hidup
4.1
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
60%
62%
62%
63%
5
Komunikasi dan Informatika
5.1
Rasio ketersediaan daya listrik
5.2
Persentase rumah tangga yang
PU Ciptakarya
PLN 119.285
126.931
39
PLN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
menggunakan listrik Fokus Iklim Berinvestasi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.4
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
1.4.1
Pajak Daerah
1.4.2
Retribusi Daerah
1.5
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
Dispenda 6
6
6
7
7 Dispenda
26
26
26
26
23 Dispenda
1
3
1
3
4 Bagian Hukum
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011 Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Probolinggo Tahun 2011, sebagai berikut:
1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. a. Pertanian Berdasarkan data dari Dinas Pertanian 2010 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi jauh melampaui target yaitu produksi tahun 2010 mencapai 304.853 sedangkan target tahun 2010 hanya 286.000 Akan tetapi untuk produktivitas komoditi yang lain mengalami penurunan sehingga target tidak tercapai. Hal ini dikarenakan faktor alam/ anomali cuaca yang tidak menguntungkan. Walaupun demikian program yang telah dilaksanakan bersifat berkelanjutan dan per tahapnya telah sesuai dengan kajian akademis sehingga diharapkan dapat mencapai peningkatan ketahanan pangan dan target pada tahun 2013 dapat tercapai. Manfaat kegiatan telah dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat luas yaitu ketersediaan bahan makanan pokok, harga jual ditingkat petani relatif stabil, meningkatnya pola konsumsi masyarakat, meningkatnya kelembagaan petani serta pengetahuan dan keterampilan petani.
40
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
b. Peternakan Pada tahun 2010, menurut data Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa pencapaian produksi dan produktifitas ternak sangat berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan indikator sasaran atau target yang telah ditetapkan secara signifikan dapat dicapai diantaranya: produksi telur Persentase peningkatan produksi 102,08% dibanding target, susu 1.027,5%, daging 100%, sapi potong 1.189%, sapi perah 4.423%, kambing 527,2% dan domba 186,4%, ayam buras 788% serta ayam ras 102,08%.
c. Perikanan Pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 10,16% pada produksi perikanan air payau bila dibandingkan pada tahun sebelumnya dan atau 846,66% dari target 1,20%. Begitu juga untuk produksi perikanan air tawar meningkat 4,10% dari tahun sebelumnya atau 683,33% dari target 0,60%. Sedangkan pada produksi pengolahan meningkat o,49% dari target sebsar 0,32%. Untuk Produksi Penangkapan Laut kurang dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena sangat bergantung cuaca yang tidak menguntungkan Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Pembinaan dan pendampingan pengembangan kapasitas kelembagaan petani. - Bantuan modal usaha bagi kelompok lumbung pangan. - Mengadakan penelitian tentang pola konsumsi pangan masyarakat untuk menentukan kebijakan di masa yang akan datang. - Mengadakan
penelitian
untuk
penyusunan
perumusan
kebijakan
penanganan daerah rawan pangan dengan penerapan Sistem Desa Mandiri Pangan. - Memasyarakatkan pemanfaatan bahan pangan lokal non beras baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pengembangan usaha.
41
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
- Memasyarakatkan penganekaragaman menu berbasis 3B (Beragam, bergisi, dan Berimbang) untuk menuju hidup sehat dan berkualitas. - Sosialisasi pola pangan berbasis 3 B (beragam, bergizi dan berimbang) dan diversifikasi pangan. - Perlu adanya terapan teknologi baik melalui sosialisasi maupun bantuan langsung mesin-mesin pengolahan tanah, irigasi dan pengolahan produksi (pasca panen) dalam rangka peningkatan mutu/kualitas bahan baku. - Perlunya Peningkatan SDM Penyuluh baik kuantitas maupun kualitasnya.
2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Otimalisasi Sektor Riil Peningkatan perekonomian Daerah dilaksanakan pada Urusan Pilihan Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Perdagangan, Industri, dan Pariwisata.
a. Volume Usaha Koperasi Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, diharapkan 5 tahun kedepan volume usaha koperasi menjadi sebesar Rp 368.595.009.000,00 (tahun 2007 sebagai tahun dasar). Beberapa
aset
daerah
yang
sudah
dibangun
untuk
mendukung
pengembangan ekonomi kerakyatan antara lain pasar daerah, sub terminal agroindustri, rumah potong hewan, pasar ikan dan pusat jajan dan oleh-oleh direncanakan pada akhir tahun 2010 sudah dapat dioperasionalkan secara optimal dan profesional. Revitalisasi pasar daerah yang mencakup rehabilitasi, pemeliharaan, perawatan kebersihan, kualitas sarana prasarana, keamanan dan ketertiban terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada dapat melayani masyarakat lebih profesional.
42
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
b. Nilai Investasi Sektor Industri. Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai investasi industri, dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan investasi dimaksud, maka pada tahun 2013 diharapkan nilai investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo sebesar Rp.320.742.000,00. Selanjutnya Tujuan Pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaran–sasaran yang tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya.
3. Sasaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan Invstasi. Dalam hal peningkatan rasio jalan dan jembatan kabupaten yang baik Pada tahun 2010 belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 85% karena baru tercapai 68,2% atau tingkat pencapaian 80, 32 % dari target. Hal ini disebabkan beberapa faktor kendala yaitu keterbatasan dana dan kondisi iklim (bencana) yang merupakan salah satu faktor belum tercapainya target yang telah ditetapkan. Akan tetapi dengan dana yang tersedia pada Tahun 2010 Dinas PU Bina Marga telah dapat mengurangi kondisi jalan rusak menjadi kondisi jalan sedang
melalui
kegiatan
pembangunan
jalan
dan
jembatan,
rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dan peningkatan jalan dan jembatan. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Melaksanakan penjadwalan pelaksanaan proyek sedini mungkin dalam setiap Tahun anggaran dan memacu pelaksanaan proyek yang berlokasi pada dataran tinggi guna mengantisipasi datangnya musim penghujan dan mengkoordinasikan kepada instansi yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanan pekerjaan. - Melaksanakan pengawasan dengan menggunakan jasa konsultan pengawas guna lebih mengefektifkan peningkatan kwalitas pelaksanaan proyek. - Melibatkan dan meningkatkan SDM dengan dibekali lebih dahulu diklatdiklat/kursus-kursus yang ditujukan pada peningkatan profesionalisme sumber daya manusia.
43
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani / HIPPA / GHIPPA dalam hal operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta pengenalan/pemahaman bangunan irigasi dengan mengikut sertakan dalam program diklat/ kursuskursus yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. Selain itu memberikan himbauan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam memelihara bangunan dan saluran irigasi.
4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana Pencapaian terus dipertahankan dengan upaya-upaya sebagai berikut: - Membina dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui CSR perusahaan. - Mengendalikan kegiatan eksploitasi sumber daya alam melalui perijinan dan pengawasan. - Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. - Meningkatkan responsibilitas aparat Pemerintah Kabupaten terhadap laporan/pengaduan masyarakat dalam melaporkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dalam waktu 24 jam. - Upaya pencegahan dampak lingkungan hidup, melalui penaatan perijinan bidang lingkungan hidup dan Penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan hidup (AMDAL/ UKL dan UPL). - Upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, melalui penegakan hukum bidang lingkungan hidup dan pemantauan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. - Upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai. - Upaya pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat. 5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan.
44
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
a.
Persentase penurunan kematian bayi belum berhasil mencapai target karena terjadinya peningkatan angka kematian bayi dimana target yang harus dicapai adalah 6,92 sedangkan riilnya kematian bayi mencapai 8, 08 promil.
b.
Angka kematian Ibu melahirkan menunjukkan penurunan. Tahun 2009 mencapai 95 per 100.000 dan tahun 2010 84 per 100.000. Walaupun demikian angka ini masih belum berhasil mencapai target.
c.
Penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan mengalami kenaikan baik untuk Kunjungan pemeriksaan ibu hamil lengkap (K4) mengalami kenaikan (91,13 %); Cakupan kunjungan bayi sudah melebihi target (102,5 %); Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien maskin (100 %)/ Sedangkan jumlah kunjungn penderita ke rumah sakit target 65822 kali sedangkan realisasi 46053 kali atau 69,97%.
d.
Angka Pemanfaatan tempat tidur dalam satuan waktu tertentu (BOR) realisasi tahun 2010 52,33% sedangkan targetnya70% atau tingkat pencapainnya 71,33%.
e.
Rata-rata Lama Dirawat atau ALOS target tahun 2010 adalah 5 hari realisasi 3,73 hari atau 74,80%
f.
Frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) Menurut data yang diperoleh menunjukkan bahwa BTO pada tahun 2010 adalah 58 kali sedangkan target 50 kali. Hal ini meunjukkan bahwa pencapaiannya 110,80%.
g.
Angka Kematian Bersih (Netto Death Rate/NDR), Angka kematian 48 jam setelah dirawat tahun 2010 : 16,07 promil (standar Depkes tahun 2005 – standar Depkes : ≤ 25 promil. Target pada tahun 2010 tercapai 107,13%.
h.
Angka Kematian Kasar (Gross Death Rate/GDR), Angka kematian umum
Tahun 2010 : 31,68 promil (standar Depkes Tahun 2005 –
standar Depkes ≤ 45 promil) sedangkan Target tahun 2010 adalah 29 promil sehingga tingkat pencapainnya 109,24%. i.
PUS yang menjadi peserta KB aktif tercapai (70,7 %) sedangkan target (70 %).
45
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
j.
Persentase jumlah perempuan terlatih pada tahun 2010 adalah 100% atau tingkat pencapaiannya 166,66% dari target . Dimana rata-rata yang direncanakan ikut pelatihan adalah 30 orang dan yang terealisasi untuk dilatih adalah 30 orang. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan menjahit, bordir, tata rias dsb.
k.
Persentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak pencapaiannya 100% sehingga melampaui target yang hanya 20%.
l.
Persentase peningkatan peran kader perempuan capainnya adalah 100% sehingga telah dapat melampaui target tahun 2010.
m.
Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) Pada tahun 2010 APM mengalami kenaikan bila dibanding tahun 2009. APM SD 99,23% ; APM SMP
70,59%
dan APM SMA 32,40%. Walaupun demikian
pencapaian diatas masih berada dibawah target. Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah untuk tingkat SD adalah 1: 119. Untuk tingkat SMP rasionya 1: 36 sedangkan target adalah 1: 160. Tingkat SMA rasio siswa per jumlah sekolah 1:76
Upaya yang terus akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian target antara lain: -
Peningkatan jumlah kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai secara bertahap.
-
Penambahan
tenaga
kesehatan
secara
bertahap
dan
mengoptimalkan tenaga yang ada . -
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihanpelatihan teknis.
-
Meningkatkan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, melakukan kegiatan swadaya serta pelaksanaan Audit Maternal Perinatal non medis di Kecamatan.
-
Peningkatan deteksi dini balita gizi buruk melalui peran aktif kader posyandu
di
pesedeasaan
dan
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan posyandu serta dukungan sektor-sektor terkait.
46
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
-
Memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat dan sektor-sektor terkait
dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan
tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada kelompokkelompok potensial,. -
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam program Desa Siaga dan Rumah Tangga Sehat.
-
Penerapan sangsi terhadap pengedar garam tidak beryodium.
-
Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) melalui peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari Tingkat Kecamatan sampai Kabupaten.
-
Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota jamkesmas pusat melalui dana pendamping jamkesmas APBD Kabupaten.
-
Pembangunan TK Negeri di Kecamatan dan pendirian SMK di masing-masing Kecamatan untuk memenuhi rasio SMK : SMA = 60 : 40.
-
Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru.
-
Peningkatan pengembangan kompetensi tenaga tutor.
-
Dilaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pendidikan.
-
Mendirikan perpustakaan sekolah dan meningkatkan minat baca siswa.
-
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perpustakaan keliling (sepeda motor dan mobil perpustakaan).
-
Meningkatkan kualitas SDM aparatur Perpustakaan melalui Diklat Teknologi Informatika.
-
Menerapkan
kebijakan
atau
regulasi
pemerintah
Kabupaten
Probolinggo yang dapat meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam memberdayakan ekonomi keluarga, memberikan latihan ketrampilan, magang, bimbingan usaha dan bantuan modal. -
Melakukan penyadaran kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan, Penyebaran informasi lewat media elektonik, leaflet dengan melibatkan Tokoh masyarakat, Tokoh Agama sehingga
47
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin berkurang. -
Melakukan Advokasi pada pengambil kebijakan dan perencana sehingga program dan kegiatan yang responsive gender lebih besar.
-
Melakukan Advokasi kepada instansi terkait khususnya bagian perencanaan dan keuangan untuk memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana yang memadai sehingga perlindungan terhadap perempuan dan anak optimal.
-
Memberikan advokasi kepada pemerintah desa serta memberikan tambahan kesejahteraan kepada kader.
-
Diadakan sosialisasi terhadap program.
-
Perlu peningkatan kegiatan KIE pada masyarakat.
-
Perlu adanya pembekalan khusus kepada kepala desa.
-
Diberi penghargaan yang memadai dan adanya pancingan didalam setiap
-
pelayanan KB.
Permintaan
droping
ke
propinsi
disamping
usulan
didalam
pengadaan barang.
6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a) Penurunan
jumlah
Keluarga
Pra
sejahtera
pada
tahun
2010
berdasarkan data Dinas Sosial sebesar 1.805 KK dari tahun sebelumnya atau pencapaiannya 32, 94%; b) Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial sebesar 1.532. Persentase jumlah PMKS tahun 2010 terhadap jumlah penduduk per tahun 2009 adalah 9,41%; c) Persentase Peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dibina (mendapat bantuan) menurut data Dinas sosial sampai dengan tahun 2010 adalah 16, 84%. d) Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara tenaga kerja tertampung dibanding jumlah agkatan kerja adalah 89,95%. e) Upah Minimum Kabupaten (UMK) pada tahun 2009 menurut data dalam kabupaten Probolinggo Dalam Angka tahun 2010 menunjukkan
48
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
bahwa UMK telah meningkat menjadi Rp 682.500 per bulan sehingga Persentase pencapaian kehidupan minimal mencapai 76,08%. f) Jumlah transmigran terkirim sebanyak 31 KK/107 jiwa dengan tujuan ke 3 (tiga) lokasi yaitu : -
11 KK/38 jiwa ke UPT Waturempe Kecamatan Tingkep Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.
-
10 KK/38 jiwa ke UPT Pangea SP4 Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
-
10 KK/31 jiwa ke UPT Maidi Kecamatan Oba Kota Tidore Provinsi Maluku Utara.
Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Penanganan secara berkala kepada para PMKS. - Mengoptimalkan tugas dan fungsi PSM/TKSK dan Karang Taruna yang ada di wilayah dalam usaha kesejahteraan sosial. - Mengajukan
tambahan
dana,
sehingga
dapat
menangani
permasalahan yang ada. - Perlunya wadah untuk menampung permasalahan-permasalahan sosial. - Peningkatan kemampuan, pendidikan dan keterampilan kepada Keluarga Binaas Sosial (KBS). - Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur maupun daerah penerima transmigran di luar Pulau Jawa. - Mengadakan kerjasama dengan kabupaten penerima transmigran di luar Pulau Jawa.
7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah.
49
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang
dari
berbagai indikator adalah : - Meningkatkan intensitas sosialisasi Undang-undang Nomor : 23 Tahun 2006 tentang Akte Kelahiran, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan akta catatan sipil. - Penyempurnaan database kependudukan yang dimiliki penduduk. - Dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal kedepan diharapkan masingmasing Satker agar melaporkan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mengupayakan lebih serius untuk peningkatan kualitas SDM dan pembinaan serta pengawasan melekat guna peningkatan prestasi yang lebih baik dari Tahun yang lalu. - intensitas rapat koordinasi dengan SKPD yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa. - Meningkatkan intensitas pendataan dan sertifikasi asset daerah. - Meningkatkan sosialisasi kepada SKPD tentang mekanisme perencanaan kebutuhan dan pengelolaan asset daerah. - Mengkaji kembali dasar hukum pengelolaan asset daerah. - Melakukan
koordinasi
mengoptimalkan
dan
pemungutan
himbauan atas
kepada
obyek
SKPD,
pendapatan
agar
yang
lebih
menjadi
tanggungjawabnya. - Melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat untuk penerbitan petunjuk pelaksanaannya. - Melakukan pendampingan SKPD dalam penyusunan Neraca; - Melakukan koordinasi dengan Propinsi Jawa Timur baik sebelum maupun sesudah juknis pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus. - Melakukan
koordinasi
dan
himbauan
kepada
SKPD,
agar
lebih
mengoptimalkan penyerapan dananya. - Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
50
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah 2.3.1 Meningkatnya
Ketahanan
Pangan
Melalui
Optimalisasi
Produksi
Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Dalam upaya meningkatkan Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1. Anomali cuaca yang tidak menentu, 2. Terdapatnya daerah yang mengalami gagal panen, 3. Erupsi gunung Bromo, 4. Banyaknya virus yang menjangkit pada hewan ternak, seperti virus flu burung. 2.3.2 Peningkatan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil. Dalam upaya meningkatkan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1.
Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan investasi/penanaman modal;
2.
Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam investasi/penanaman modal;
3.
Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya kualitas SDM.
4.
Kualitas SDM yang relatif masih rendah yang tercermin kurangnya produktivitas tenaga kerja;
5.
Masih rendahnya penerapan standarisasi untuk produk-produk industri manufaktur;
6.
Lemahnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, yaitu permodalan, teknologi, informasi dan pasar;
7.
Masih banyaknya koperasi yang dinilai belum sehat, terlihat bahwa koperasi di Kabupaten Probolinggo memiliki kecenderungan adanya peningkatan
anggota dan jumlah simpanan, tetapi omset volume
usahanya mengalami penurunan;
51
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
8.
Masih rendahnya produktivitas UMKM dan koperasi, karena kualitas Sumber Daya Manusia UMKM dan koperasi masih rendah, rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM dan terbatasnya sarana prasarana operasional dan modal usaha;
9.
2.3.3
Minimnya sarana dan prasarana perdagangan yang memadai.
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perekonomian Daerah Beberapa Kendala utama dari pembangunan infrastruktur baik infrastruktur transportasi,
perumahan
dan
permukiman,
pengairan
di
kabupaten
Probolinggo antara lain: 1.
Kondisi prasarana jalan sebagian besar masih perlu penanganan / pemeliharaan;
2.
Banyaknya prasarana jalan dan jembatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.;
3.
Belum terpadunya pembangunan prasarana jalan dengan sistem jaringan transportasi jalan, penataan kelas jalan dan terminal serta pola pelayanan distribusi angkutan jalan;
4.
Kondisi kualitas dan kuantitas sarana pelayanan angkutan umum masih terbatas.
5.
Terbatasnya
kemampuan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
perumahan; 6.
Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah;
7.
Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya kualitas pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM, meningkatnya tingkat kebocoran
dan
tingkat
pendapatan
masyarakat
rendah
serta
terbatasnya jaringan pipa; 8.
Relatif masih tingginya penggunaan jamban terbuka;
9.
Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien;
10. Mulai menurunya kondisi prasarana drainase; 11. Menyempitnya lahan ruang hijau terbuka; 12. Penerangan jalan umum masih kurang. 13. Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat; 14. Menurunnya kemampuan penyediaaan ai;
52
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
15. Lemahnya koordinasi, kelembagaan dan tata laksana. 2.3.4
Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Alam, yaitu : 1.
Adanya kecenderungan peningkatan pencemaran lingkungan Hidup;
2.
Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, abrasi pada panjang pantai dan hutan Mangrove akan mengancam potensi sumber daya pesisir dan perikanan laut;
3.
Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan;
4.
Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
pemeliharaan
ligkungan; 5.
Adanya keterbatasan data dan informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
2.3.5
Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, sosial keagamaan dan Kesehatan permasalahan
yang
masih
dihadapi
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Probolinggo yang terkait dengan bidang pendidikan dan kesehatan, antara lain : 1.
Partisipasi masyarakat mengikuti pendidikan cenderung menurun;
2.
Rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan khususnya SD/MI;
3.
Kualitas pendidikan masih rendah dan belum memenuhi standart kompetensi;
4.
Angka melek huruf masih relatif rendah;
5.
Rendahnya cakupan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
6.
Anggaran pendidikan masih belum mencukupi.
7.
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS);
8.
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan dan permukiman;
9.
Belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
10. Rendahnya status kesehatan masyarakat; 11. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang tidak merata. 2.3.6
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, diantaranya:
53
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013
1.
Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;
2.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;
3.
Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan prasarana pelatihan kerja;
4.
Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang produktif;
5.
Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan;
2.3.7
Peningkatan kualitas pelayanan publik, dan pelaksanaan otonomi daerah. Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu : 1.
Belum diberlakukannya standar pelayanan minimal (SPM) di instansi pemerintah;
2.
Belum adanya kepastian mengenai Pedoman Struktur Kelembagaan pemerintah daerah;
3.
Belum Optimalnya Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur;
4.
Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal;
5.
Perencanaan pembangunan daerah belum optimal;
6.
Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan publik;
7.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal.
54