Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Kabupaten
Probolinggo
terletak
di
lereng
gunung-gunung
yang
membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil. 2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas : a).
Pemukiman
: 147,74km²
b).
Persawahan
: 373,13 km²
II-1
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
c).
Tegal
:
513,80km²
d).
Perkebunan
:
32,81km²
e).
Hutan
: 426,46km²
f).
Tambak/Kolam
:
g).
Lain-lain
: 188,23km²
13,99km²
Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.sebagai berikut : Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan No.
Kecamatan
Luas (Ha)
Prosentase (%)
1.
Sukapura
10.208,53
6,02
2.
Sumber
14.188,13
8,36
3.
Kuripan
6.674,76
3,94
4.
Bantaran
4.212,83
2,48
5.
Leces
3.680,97
2,17
6.
Tegalsiwalan
4.173,56
2,46
7.
Banyuanyar
4.569,63
2,69
8.
Tiris
16.566,69
9,77
9.
Krucil
20.252,66
11,94
10.
Gading
14.684,64
8,66
11.
Pakuniran
11.385,00
6,71
12.
Kota Anyar
4.258,00
2,51
13.
Paiton
5.327,94
3,14
14.
Besuk
3.503,63
2,06
15.
Krasakan
3.779,75
2,23
16.
Krejengan
3.442,84
2,03
17.
Pajarakan
2.134,35
1,26
18.
Maron
5.139,27
3,03
19.
Gending
3,.61,48
2,16
20.
Dringu
3.113,54
1,84
21.
Wonomerto
4.566,84
2,69
22.
Lumbang
9.271,00
5,46
23.
Tongas
7.795,20
4,61
24.
Sumber Asih
3.025,41
1,78
Jumlah
169.616.65
100%
Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2012
Letak geografis daerah berbatasan dengan : -
Utara
:
-
Timur :
Kabupaten Situbondo
-
Barat
Kabupaten Pasuruan
-
Selatan :
:
Selat Madura
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
II-2
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. 2.1.1.2.
Topografi
Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu : a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro. 2.1.1.3.
Hidrologi
Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun.Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun. Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Probolinggo No.
Nama Sungai
Panjang
Lebar
Debit Air
(Km)
(M)
(Minimum)
Baku Lahan (Ha)
1
K. Rondoningo
95,20
26,00
± 200
2
K. Pandan Laras
43,50
26,00
± 1.300
2.85
3
K. Kertosono
39,70
25,00
± 100
570.00
II-3
3.36
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
No.
Nama Sungai
Panjang
Lebar
Debit Air
(Km)
(M)
(Minimum)
Baku Lahan (Ha)
4
K. Kandang Jati
8,00
8,00
± 100
507.00
5
K. Besuk
13,20
8,00
± 100-200
173.00
6
K. Jabung
20,50
8,00
± 300
465.00
7
K. Pancarlagas
85,70
50,00
± 200
3.30
8
K. Legundi
12,50
6,00
-
-
9
K. Paiton
18,00
20,00
± 100
454.00
10
K. Kresek
24,50
25,00
± 100
786.00
11
K. Taman
24,10
12,00
± 5-10
240.00
12
K. Curah Manjangan
5,00
9,00
± 50
34.00
13
K. Klumprit
12,50
12,00
± 50
53.00
17,50
13,00
± 75
125.00
14
K. Lumbang/Bayeman
15
K. Blibis
20,00
15,00
-
-
16
K. Blabo
10,00
10,00
± 50
213.00
17
K. Besi
15,50
15,00
± 5-10
183.00
18
K. Patalan
22,50
18,00
± 50
72.00
19
K. Kedung Galeng
38,00
35,00
± 100
564.00
20
K. Banyubiru
11,00
18,00
± 300
697.00
21
K. Gending
20,00
20,00
± 300
-
22
K. Klaseman
11,00
15,00
± 100-200
-
23
K. Pekalen
35,10
35,00
± 3.300
6.98
24
Afour Bujel
25
K. Lawean
Sumber
2,00
5,00
-
-
16,70
25,00
± 200
369.00
: Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo
Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3., berikut : Tabel. 2.3 Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo No 1. 2.
Nama Danau Ranu Segaran* Ranu Agung* Segaran Agung
Luas
Lokasi
(Ha) 30.000
Desa Segaran, Kecamatan Tiris
20.813
Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris
3.
Ranu Segaran Duwas*
23.000
Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris
4.
Ranu Merah*
18.000
Desa Andungsari
5.
Ranu Gedang*
10.000
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Citakan*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Kembar*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
Ranu Bintaro*
-
Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris
6. Sumber
Danau Ronggojalu
2.5
Kecamatan Tegalsiwalan
: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2012& Lembar Koreksi FGD Kec. Tiris 2009
II-4
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor
yang
merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian
untuk
kebutuhan
air
minum
dan
sebagian
besar
lainnya
diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan. Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m. 2.1.1.3.
Klimatologi
Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada
bulan Desember sampai
dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara 1.100–1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700–5.700 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan
sebesar
24,211 mm/hari. Jumlah
curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41 hari. Suhu udara beragam ratarata antara 27C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5C hingga 15C. 2.1.1.4.
Jenis Tanah
Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian.Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika.Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol. 2.1.1.5.
Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.Klasifikasi kawasan
II-5
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha) No
Peruntukan
Luas
Prosen
1.
Hutan
55.796,68
32,89
2.
Tegal
52.801,95
31,13
3.
Sawah
38.509,00
22,70
4.
Perkampungan/Permukiman
12.904,04
7,60
5.
Perkebunan Swasta/Rakyat
2.009,30
1,18
6.
Tanah Rusak/Padang Rumput
2.413,96
1,42
7.
Tambak
1.320,06
0,77
8.
Kebun Campur
1.186,57
0,69
9.
Industri
866,56
0,51
10.
Hutan Rakyat
625,32
0,37
11.
Danau/Rawa
138,00
0,08
12.
Lain-lain
1.045,36
0,66
169.616,80
100
Jumlah
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari
tabel
2.4
terlihat
bahwa
peruntukan
lahan
di
Kabupaten
Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2019, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Luas Kawasan Budidaya (Ha) No
Kawasan Budidaya
Luas Kawasan
Prosen
1.
Kawasan Hutan Produksi
28.829,10
17,00
2.
Kawasan Pertanian & Peternakan
40.081,07
23,63
3.
Kawasan Perkebunan
38.649,00
22,79
4.
Kawasan Perikanan
3.227,00
1,90
5.
Kawasan Pariwisata
6.
Kawasan Permukiman
7.
Kawasan Perindustrian
8.
Kawasan Pertambangan
9.
Kawasan Khusus
1.700,00
1,00
18.248,00
10,76
3.272,00
1,93
10,00
0,01
1.550,00
0,91
10
Luas Kawasan Budidaya
135.566,17
79,93
11
Luas Kabupaten Probolinggo
169.616,80
100
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
II-6
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.1.1.6.
Kawasan Lindung
Yang
dimaksud
dengan
kawasan
lindung
adalah
kawasan
yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Kawasan Lindung No
Jenis Kawasan Lindung
1.
Kawasan Suaka Alam
2.
Hutan Lindung
3.
Sempadan Sungai
4.
Sempadan Pantai
Luas Kawasan
Jumlah
Prosen
5.859,50
16,25
25.998,53
72,08
3.585,00
9,94
625,00
1,73
36.068,03
100
Sumber :RTRW Kabupaten Probolinggo
2.1.1.7.
Kawasan Rawan Bencana
Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan
II-7
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan bencana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut: a.
Letusan Gunung Berapi Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan
gunung
berapi.Wilayah-wilayah
yang
masih
berada
dalam
jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo. Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. b. Gerakan Tanah (Longsor) Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan.Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun
2007,
kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c. Banjir Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.
II-8
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
d. Daerah Rawan Abrasi Pantai Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai. Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat domininan
yaitu
ketahanan
pantai
itu
sendiri
dalam
menghadapi
gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang
berperan
penting
dalam
menciptakan
ketahan
pantai
adalah
keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut. Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton. Tabel 2.7 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah No.
Kemiringan
Luas Kawasan (Ha)
Prosen
1
0-2%
48.070,55
28,34
2
2 – 15 %
41.721,36
24,59
3
15 – 40 %
20.968,52
12,36
4
> 40 %
58.856,22
34,69
169.616,65
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2012 (Diolah)
Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %). 2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu:
II-9
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.
Jalur Pariwisata Nasional-Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Tongas.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan
kawasan
strategis
bagian
barat
ini
diarah
pada
pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri. b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan
kawasan
pusat-pusat
pelayanan.
Pengembangan
kawasan
ini
meruakan prioritas pengembangan karena kawasan system perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah timur. Wilayah
Kabupaten
Probolinggo
bagian
timur
mempunyai
potensi
pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:
Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.
Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen,
Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton.
Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten
Probolinggo
pengembangan.
Sama
bagian halnya
timur dengan
II-10
merupakan kawasan
prioritas bagian
III
timur,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
pengembangan
kawasan
strategis
bagian
timur
ini
diarah
pada
pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut disekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh
sentra-sentra
pengolahan.
Tetapi
potensi
perikanan
kurang
diperhatikan terutama untuk perikanan laut. Sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak disekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih
fungsi
ke
industri,
permukiman
dan
perdagangan.
Sehingga
pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa pengembangan sentra-sentra
perikanan
sangat
diperlukan
dan
menjadi
prioritas
pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:
Pengembangan
kawasan
tambak
disekitar
Kecamatan
Tongas,
Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.
Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.
2.1.2 Aspek Demografi Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2011 tercatat 1.185.711 Jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah Laki-laki sebanyak 583.209 Jiwa dan Perempuan 602.502 Jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Tiris sebanyak 76.719 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 21.176 jiwa sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.8.dibawah ini : Tabel. 2.8 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2011 KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
Sukapura
10.377
10.799
21.176
Sumber
12.734
13.462
26.196
Kuripan
15.791
16.700
32.491
Bantaran
21.728
23.353
45.081
Leces
29.927
30.696
60.623
Tegalsiwalan
17.722
18.909
36.631
Banyuanyar
27.670
28.978
56.648
Tiris
38.296
38.423
76.719
II-11
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Krucil
28.766
28.408
57.174
Gading
27.938
28.524
56.462
Pakuniran
22.523
23.294
45.817
Kotaanyar
18.447
19.414
37.861
Paiton
34.864
34.995
69.859
Besuk
24.684
26.336
51.020
Kraksaan
33.896
34.730
68.626
Krejengan
20.126
20.899
41.025
Pajarakan
17.257
17.763
35.020
Maron
32.461
33.731
66.192
Gending
21.018
21.713
42.731
Dringu
27.076
27.091
54.167
Wonomerto
21.323
22.407
43.730
Lumbang
15.764
16.630
32.394
Tongas
32.420
34.029
66.449
Sumberasih
30.401
31.218
61.619
JUMLAH
583.209
602.502
1.185.711
Sumber : Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2012
2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.9 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Indeks IPM
2010
2011
2012**
62.99
63.84
64,06
Indeks Harapan Hidup (Tahun)
60,22
60.70
60,87
Indeks Pendidikan (Persen)
64.98
66.52
66,84
63.79
64.29
64,48
IndekPengeluaran Per Kapita (Persen) Sumber : BPS Propinsi Jatim ** Angka Sementara
II-12
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.10 Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu di Kabupaten Probolinggo Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012 Jumlah Rumah Tangga KECAMATAN
Kelompok 1
SUKAPURA SUMBER KURIPAN BANTARAN LECES TEGALSIWALAN BANYUANYAR TIRIS KRUCIL GADING PAKUNIRAN KOTAANYAR PAITON BESUK KRAKSAAN KREJENGAN PAJARAKAN MARON GENDING DRINGU WONOMERTO LUMBANG TONGAS SUMBERASIH Jumlah Total
Kelompok
Kelompok 3
2
JUMLAH
806 1.670 2.559 1.629 1.571 1.706 3.393 4.855 5.284 3.784 3.444 4.401 3.783 3.178 2.930 2.955 1.537 4.543 2.149 1.709 1.860 1.896 4.001 2.841
761 1.389 1.664 1.873 1.964 1.569 2.825 3.899 2.944 2.549 2.106 1.748 2.833 2.710 2.354 1.950 1.370 3.631 1.872 1.762 1.862 1.807 3.385 2.655
724 1.377 1.587 2.518 3.141 1.769 2.647 3.936 1.965 2.472 1.606 1.217 2.294 2.782 2.453 2.017 1.588 3.157 1.779 2.069 1.857 2.170 3.409 2.947
2.291 4.436 5.810 6.020 6.676 5.044 8.865 12.690 10.193 8.805 7.156 7.366 8.910 8.670 7.737 6.922 4.495 11.331 5.800 5.540 5.579 5.873 10.795 8.443
68.484
53.482
53.481
175.447
Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Dalam
sub
bab
ini
akan
dijelaskan
mengenai
capaian
kinerja
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial. A. PDRB Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan
menunjukkan
perkembangan
yang
cukup
baik.
Hal
ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar, pada tahun 2011 sebesar Rp. 16,761.96 Milyar dan pada tahun 2012 (angka
II-13
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
sementara)
sebesar
Rp.
18,849.11
Milyar.
Kenaikan
PDRB
ini
mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro
khususnya
produksi
barang
dan
jasa
mengalami
peningkatan.Pencapaian PDRB Kabupaten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain. B. Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, artinya kondisi perekonomian
di
Kabupaten
Probolinggo
tetap
dapat
memberikan
pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, yakni 4,74% tahun 2008, naik menjadi sebesar 5,72% tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi
kenaikan
yang
cukup
signifikan
mencapai
6,19%.
Adapun
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo tahun 2011 sebesar 6,23% dan pada tahun 2012 (angka sementara) sebesar 6,47 %. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 20082012 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini :
II-14
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Gambar 2.1
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kab.Probolinggo (%) 9.2
10 8
5.78
6.3 6.19
5.72 5.48
6
6.47 5.62
6.23 5.93
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
4 2
0 2008
2009
2010
2011
2012**
Sumber data: BPS Provinsi Jawa Timur ** Angka Sementara
C. PDRB Per Kapita Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui dengan
pertumbuhan pendapatan
kemajuan
sektor
daerah
ekonomi adalah
dalam
PDRB
hubungannya
per kapita
yang
biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi tersebut
oleh
harga
tidak dapat
barang/jasa. Namun demikian gambaran
langsung dijadikan
sebagai ukuran peningkatan
ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi
sangat
dominan
baik
dalam
pembentukan
PDRB
maupun
pendapatan regional. Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2008
sebesar
Rp.
9.966.152,90,
Tahun
2009
adalah
sebesar
Rp.
11.022.140,09,-, Tahun 2010 sebesar Rp. 12.336.674,37,- sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 13.818.944,20,- dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 15.453.119,42,- (angka sementara).
II-15
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
D. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2008 angka Inflasi sebesar 9,20%, Tahun 2009 menurun menjadi 5,48%, Tahun 2010 kembali meningkat sebesar 6,30% antara lain diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011 inflasi tercatat sebesar 5,93% dan pada tahun 2012 (angka sementara) 5,62 %. Tabel 2.11 Inflasi PDRB Kabupaten Probolinggo 2008 – 2012 (%) Indeks
2008
2009
2010
2011
2012**
10,24
6,74
6,43
8,28
8,47
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
4,55
3,45
3,47
5,17
4,13
INDUSTRI PENGOLAHAN
9,43
6,34
8,41
6,52
6,49
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
2,11
1,06
2,54
1,11
1,17
10,80
5,14
7,61
7,50
2,80
PERDAG, HOTEL, RESTORAN
8,30
4,05
5,11
3,44
2,79
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
1,77
2,96
2,91
1,24
1,66
KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH
8,48
4,25
5,05
4,66
4,88
10,27
6,20
4,97
5,32
5,38
9,02
5,48
6,30
5,93
5,62
PERTANIAN
BANGUNAN
JASA-JASA INFLASI KAB. PROBOLINGGO
Sumber data: BPS Provinsi Jawa Timur * Angka Sementara
E. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh
pendidikan
dan
kebutuhan pekerjaan.
dasar,
ataupun
Kemiskinan
sulitnya
merupakan
akses
terhadap
masalah
global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: 1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; 3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.
II-16
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Angka
Kemiskinan
di
Kabupaten
Probolinggo
secara
resmi
menggunakan data Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Kelompok 1 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia) sejumlah 68.484 KK, RT Kelompok 2 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 11% - 20% terendah di Indonesia) sejumlah 53.482 KK dan RT Kelompok 3 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 21% - 30% terendah di Indonesia) Kabupaten
sejumlah 53.481 KK, sehingga jumlah RTS di
Probolinggo
adalah
175.447
KK.
Dokumen
Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sektor yang mampu menjadi
landasan
dalam
memerangi
kemiskinan,
peningkatan
kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan.
Tahap kedua (2012-2014) diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan
kerja,
pemberdayaan
masyarakat
pada
arus
mikro,
pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah.
Tahap ketiga (2014-2015) dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
tahun-tahun
sebelumnya . Tabel 2.12 Tabel Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2009 – 2011 No. 1 2 3
Uraian Jumlah Penduduk Miskin (000) Jumlah Penduduk Miskin (%) Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln)
Data : BPS Jawa Timur
2009
2010
280.10
276.60
27.69
25.22
225,151.00
255,757.00
** Angka Sementara
II-17
2011
2012
259.23
245.88
23,48
22,17 306,762.00
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No. Uraian 2009 1 Pengangguran 15,686 2 Angka Kerja 604,247 3 TPT 2,60 Data : BPS Jatim ** Angka Sementara
2010 12,190 603,228 2,02
2011 18,218 569,592 3,20
2012 ** 12,356 623,537 1,98
F. Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah
satu
prioritas
pemerintahan
dalam
terutama
di
mewujudkan daerah.
stabilitas
penyelenggaraan
Pemerintahan
daerah
dapat
terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman
kepada
masyarakat,
menjaga
ketertiban
dalam
pergaulan
masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel 2.14. sebagai berikut : Tabel 2.14 Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2007 - 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Uraian Perjudian Pembunuhan Penipuan Narkoba Pencurian biasa Penadahan Penculikan Ganda Uang Aniaya Biasa Pemerasan KDRT Cabul Perkosaan Perampasan Jumlah
Satuan
2007
2008
2009
2010
2011
Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus
212 9 81 19 49 9 4 5 22 16 426
118 3 42 11 47 4 1 12 13 8 5 264
93 4 45 31 44 9 5 6 15 1 8 5 266
121 9 44 39 32 13 0 0 79 42 13 7 10 4 413
80 5 75 36 53 15 0 1 70 42 30 6 5 6 424
Sumber : Polres Probolinggo tahun 2012
Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo
II-18
5 tahun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.15 Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2008 – 2012 Aspek Kesejahteraan Masyarakat No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2008
2009
2010
2011
2012
SKPD Penanggung Jawab
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
ADHB
11,834,2 M
13,196,2 M
14.896,2 M
16.761,96 M
18.849,1 1M
1.2
Laju inflasi
9,02
5,48
6,30
5,93
5,62**
1.3
PDRB per kapita
9.966.153
BPS BPS
11.022.14 12.336.67 13.818.944 0 4
15.453.1 19
BPS
Fokus Kesejahteraan Sosial 1
Pendidikan
1.1
Angka melek huruf
78.24
77.97
82,06
81,73
82,94
Dinas Pendidikan
1.2
Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA)
13,16
12,97
12,78
12,17
12,09
Dinas Pendidikan
1.3
Angka partisipasi kasar 119.26
119.96
119.50
119.74
120,28
Dinas Pendidikan
92.86
93.11
93.05
93.23
93,66
Dinas Pendidikan
59,53
59,87
60.21
60.56
60,9
Dinas Pendidikan
-
-
-
-
-
Dinas Pendidikan
98.87
99.13
98.86
99.06
99,67
Dinas Pendidikan
71.87
70.38
72.03
72.17
72,54
Dinas Pendidikan
38.68
33.37
38.90
39.12
39,57
Dinas Pendidikan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
1.4
Angka pendidikan yang ditamatkan
1.5
Angka Partisipasi Murni
1.5.1
1.5.2
1.5.3
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C
2
Kesehatan
2.1
Angka kelangsungan hidup bayi per 1000 KH
993,1
993,53
987,31
988,29
987,57
Dinas Kesehatan
2.2
Angka usia harapan hidup
60,56
60,85
61,06
61,42
-
Dinas Kesehatan
II-19
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.3
Persentase balita gizi buruk
1,65
2,23
3 3.1
3,36%
2,3%
2,8%
Dinas Kesehatan
0,968
0,980
Disnakertrans
Ketenagakerjaan Rasio penduduk yang bekerja
-
0,974
0,979
Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1
Kebudayaan
1.1
Jumlah Grup Kesenian
60
62
73
83
90
Disbudpar
1.2
Jumlah Gedung
10
12
14
14
14
Disbudpar
2
Olah raga
2.1
Jumlah klub olahraga
64
82
88
98
117
Kanpora
2.2.
Jumlah gedung olahraga
1
1
1
1
1
Kanpora
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini: Tabel 2.16 Data Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2012 Aspek Pelayanan Umum No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
SKPD Penanggungja wab
ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1
Pendidikan
1.1
Pendidikan dasar
1.1.1
Angka partisipasi sekolah (SD s/d SMA)
%
87,38
87,56
87,73
87,84
87,93 Diknas
1.1.2
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
%
119.16
119.45
119.20
119.18
119.25 Diknas
1.1.3
Rasio Guru terhadap murid
1:…
1:7
1:8
1:8
1:7
1:10 Diknas
1.1.4
Rasio guru/murid per kelas rata rata
1:….
20
22
21
23
24 Diknas
1.3
Fasilitas Pendidikan:
1.3.1
Sekolah pendidikan SD/MI
86.30
86.47
85.79
85.95
87.54 Diknas
%
II-20
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
kondisi bangunan baik
1.3.2
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
1.4
Pendidikan Anak Usia Dini
1.4.1
Rasio Jumlah Siswa Paud/Julah Anak usia 2- 4 Tahun
1.5
Angka Putus Sekolah
1.5.1
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
1.5.2
1.5.3
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
%
86.99
86.82
86.65
86.80
88,65 Diknas
%
43.38
39.44
35.85
44.92
45,14 Diknas
%
0,065
0,051
0,09
0,02
0,041 Diknas
%
2.37
2.24
2.11
0.023
1,93 Diknas
%
1.07
1.02
0.97
0.03
0,72 Diknas
1.6
Angka Kelulusan
1.6.1
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
%
94,21
94,97
99,54
99,99
99,98 Diknas
1.6.2
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
%
96,85
97,34
98,95
98,78
98,98 Diknas
1.6.3
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
%
97.77
98.17
98.65
98.68
98.86 Diknas
1.6.4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
%
79.28
80.21
80.73
91.85
92,17 Diknas
1.6.5
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
%
69.50
69.80
70.08
70.98
71,24 Diknas
1.6.6
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
%
54.58
56.17
57.64
67.89
68,06 Diknas
2
Kesehatan
2.1
Rasio posyandu per satuan balita
2.2
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
2.3
13,55
13,55
14,43
14,43
14,43
Dinkes
/100.000
11,03
0,0121
0,0120
0,0121
0,0118
Dinkes
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
/100.000
0,0048
0,0046
0,0045
0,0055
0,0055
Dinkes
2.4
Rasio dokter per satuan penduduk
/100.000
0,044
0,057
0,063
0,05
0,05
Dinkes
2.5
Rasio perawat per satuan penduduk
/100.000
0,061
0,073
0,085
0,087
0,087
Dinkes
2.6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
%
73,81
86,66
60,59
80,61
97,53
Dinkes
2.7
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
92,97
94,68
97,50
97,37
87,23
Dinkes
2.8
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
91,82
91,52
95,45
92,73
98,79
Dinkes
2.9
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
%
100
100
100
100
100
Dinkes
2.10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
%
81,91
81,62
73,38
85,27
80,12
Dinkes
II-21
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
TBC BTA
2.11
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
%
100
100
100
100
100
Dinkes
2.12
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
133,26
100
198,34
5,80
5,38
Dinkes
2.13
Cakupan kunjungan bayi
%
101,32
89,66
93,81
97,19
96,77
Dinkes
3
Pekerjaan Umum
3.1
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
3.2
Rasio Jaringan Irigasi
3.3
Jumlah tempat ibadah
3.4
Persentase rumah tinggal bersanitasi
3.6
%
DPU Bina Marga
80.11
82.44
68.26
74,62
22,50
22,50
22,50
-
9,927
9,927
9,579
9,925
44%
45%
45%
46%
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
-
0,788 m3/th
0,86 m3/th
3.7
Rasio rumah layak huni
-
-
-
-
3.8
Rasio permukiman layak huni
38%
38%
38%
38%
3.9
Panjang jalan dilalui Roda 4
Km
785,819
785,819
785,819
785,819
3.10
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
km
15,211
17,835
86,972
12,836
91,230
DPU Binamarga
3.11
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
%
88,27
90,42
86,38
90,56
89,76
DPU Binamarga
3.12
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
km
120,562
150,231
175,821
200,690
235,746
DPU Binamarga
3.13
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
km
3,621
4,791
5,312
6,342
7,858
DPU Binamarga
3.14
Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar
%
0,052
0,054
0,052
0,051
0,051
DPU Pengairan
3.15
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
11,220
12,124
15,233
18,671
23,575
3.17
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
90,00
92,00
92,00
92,00
4
Perumahan
4.1
Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM)
%
59,67
66,95
83,01
87,44
-
4.2
Rumah tangga pengguna listrik
%
84,80
84,38
83,97
83,55
83,76
4.3
Rumah tangga ber-Sanitasi
%
45%
45%
36%
-
-
4.4
Lingkungan pemukiman kumuh
-
-
-
-
-
4.5
Rumah layak huni
65%
65%
65%
-
-
Buah %
%
%
%
II-22
73,10
DPU Pengairan Bagian Kesra DPU Ciptakarya
0,86 0,86 m3/th BLH m3/th DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU 785,819 Binamarga
DPU Binamarga
92,00 DPU Pengairan
DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya DPU Ciptakarya
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
5
Penataan Ruang
5.1
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
5.2
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
5.3
Ruang publik yang berubah peruntukannya
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada/Tida k
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
6.4
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Ada/Tida k
TIDAK
ADA
ADA
ADA
ADA
Bappeda
7
Perhubungan
7.1
Rasio ijin trayek
7.2
Jumlah uji kir angkutan umum
7.3
-
-
-
-
-
DPU Ciptakarya
0.15
0.16
0.14
-
-
DPU Ciptakarya
-
-
-
-
-
Bid Fisrana Bappeda
445/jml pnduduk
747/jml pnduduk
404/jml pnduduk
250/jml pnduduk
Buah
1.128
1.195
1.287
1.392
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Buah
3
3
3
3
3 Dinas Perhubungan
7.4
Angkutan darat
Buah
5.050
5.368
5.547
5.756
5.980 Dinas Perhubungan
7.5
Kepemilikan KIR angkutan umum
Buah
1.128
1.195
1.287
1.392
1.502 Dinas Perhubungan
7.6
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Jam
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
10 menit Dinas Perhubungan
7.7
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
Rp
41.000
41.000
41.000
41.000
7.8
Pemasangan Rambu-rambu
%
100%
100%
100%
100%
8
Lingkungan Hidup
8.1
Persentase penanganan sampah
-
0,788
1.38
1,58
1,58 BLH
8.2
Persentase Penduduk berakses air minum
10,680
11,222
11,819
-
BLH
8.3
Pencemaran status mutu air
-
40
59,10
82,60
83,3 BLH
8.4
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
100
100
100
100
100 BLH
8.5
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.6
0.60
0,77
0.8
- BLH
8.6
Penegakan hukum lingkungan
%
100
100
100
85
66,6 BLH
9
Pertanahan
9.1
Penyelesaian izin lokasi
%
100
100
100
100
%
II-23
103/jml Dinas pnduduk Perhubungan 1.502 Dinas Perhubungan
41.000
Dinas Perhubungan
100% Dinas Perhubungan
100
Kantor Perijinan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
10
Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1
Rasio bayi (penerbitan) berakte kelahiran
26,439
47,207
19,700
11,901
10.2
Kepemilikan (penerbitan) KTP
24,879
20,788
13,185
12,624
10.3
Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten
Ada
Ada
Ada
Ada
11
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
4.064
3.939
3,939
3,939
14,5 BPP & KB
11.2
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
%
25
29,6
32,7
35,6
37,9 BPP & KB
11.3
Rasio KDRT
%
0,99
0,81
0,81
1,11
1,58 BPP & KB
11.4
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
%
-
3,04
3,07
3,07
3,09 BPP & KB
11.5
Partisipasi angkatan kerja perempuan
%
25
27
19,61
16,65
21,04 BPP & KB
11.6
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
50
65
77
96
96 BPP & KB
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1
Rata-rata jumlah anak per keluarga
63,42%
79,68%
110,78%
105,82 %
- BPP & KB
12.2
Rasio akseptor KB
%
14,35
14,76
14,76
17,20
16,74 BPP & KB
12.3
Cakupan peserta KB aktif
%
73,11
72,94
72,95
75,64
73,39 BPP & KB
12.4
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
%
59,11
54,64
54,64
59,27
47,92 BPP & KB
13
Sosial
13.1
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
96
107
133
55
Dinsos
13.2
Total PMKS (yg memperoleh bantuan sosial)
114.866
113.998
113.219
113,02
Dinsos
13.3
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
868
779
691
Dinsos
14
Ketenagakerjaan
14.1
Angka angkatan kerja
586.702
604.247
603.228
569.592
14.2
Tingkat partisipasi angkatan kerja
%
75,25
74,08
73,28
70,02
14.3
Pencari kerja yang terdaftar
Jiwa
14.4
Tingkat pengangguran terbuka
14.5
Keselamatan dan Perlindungan
Ada/Tida k
Jiwa
Dinas 11,642 kependuduka n dan Capil Dinas 77,796 kependuduka n dan Capil Dinas Ada kependuduka n dan Capil
623.537 Disnakertrans 75,31 Disnakertrans
4,670
7,138
3,657
3,445
3,025 Disnakertrans
%
3,46
2,60
2,02
3,20
1,98 Disnakertrans
%
-
-
24,79
32,34
33,66 Disnakertrans
II-24
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
15
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1
Persentase koperasi aktif
%
36
37
50
64,70
15.3
Usaha Mikro dan Kecil
%
4,80
4,81
4,90
5,10
16
Penanaman Modal
16.1
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
16.2
70,50 Diskop dan UKM 5,60 Diskop dan UKM
Kantor Perijinan dan Penanaman Modal Kantor Perijinan dan Penanaman Modal Kantor Perijinan dan Penanaman Modal
22
22
21
22
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
317,150 M
533,109M
-
52,357 T
16.3
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
Rp. 21,26M
Rp. 215,96M
-
Rp.0,014 T
17
Kebudayaan
17.1
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
14
8
12
17
- Disbudpar
17.2
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100
100
100
100
100 Disbudpar
18
Kepemudaan dan Olahraga
18.1
Jumlah organisasi pemuda
762
1057
1081
1096
- Kanpora
18.2
Jumlah organisasi olahraga (kab/kecamatan)
63
63
63
63
- Kanpora
18.3
Jumlah kegiatan kepemudaan
23
56
36
43
- Kanpora
18.6
Lapangan olahraga
64
64
65
65
- Kanpora
19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol)
1
1
1
1
1 Bakesbangpol
19.2
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
14
18
19
27
42 Bakesbangpol
20
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Rasio
1.79
1.91
2.22
3.46
20.2
Jumlah Linmas
Orang
13,615
15,869
15,439
20.3
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
Rasio
5,87
5,27
4,62
-
20.4
Pertumbuhan ekonomi
%
5.97
5.78
5.72
5.99
20.5
Kemiskinan (RTM)
KK
112,095
112.095
112.095
112.095
20.6
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
Ada/Tdk
Ada
Ada
Ada
Ada
20.7
Penegakan PERDA
%
100
100
100
100
20.8
Cakupan patroli petugas Satpol
-
-
24
24
Kali
%
Kali
II-25
3,35
Kantor Satpol PP Bakesbangpol
- Bakesbangpol Bid. Ekonomi Bappeda Bid. Ekonomi Bappeda Kantor Perijinan dan Ada Penanaman Modal Kantor Satpol 100 PP 24 Kantor Satpol
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
PP (jml Satpol/Jumlah Pdduk)
20.09
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
20.10
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
20.11
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
20.12
Sistim Informasi Manajemen Pemda
21
Ketahanan Pangan
21.1
Ketersediaan pangan utama
22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1
PP
Orang
Bakesbangpol
13,615
15,869
15,439
%
-
-
10,39
10,39
%
92.30
92.30
97.23
97.23
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada/Tdk
10,39
Kantor Satpol PP Bagian Pemerintahan
Ada
Bagian Kominfo
2008
2009
2010
2011
2012
Ton
171.824
172.964
176.569
221.525
167.944 BKP & PPP
LPM Berprestasi
Klp
3
3
3
3
3 Bapemas
22.
Kelompok LPM
Klp
330
330
330
330
330 Bapemas
22.2
PKK aktif
%
100
100
100
100
100 Bapemas
22.3
Posyandu aktif
%
100
100
100
100
100 Bapemas
22.4
Kader Posyandu Aktif
%
88
88
88
93,13
93,13 Bapemas
22.5
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
%
10,44
10,26
10,49
10,53
10,67 Bapemas
23
Statistik
23.1
Buku ”kabupaten dalam angka”
ADA
ADA
ADA
ADA
23.2
Buku ”PDRB kabupaten”
ADA
ADA
ADA
ADA
24
Kearsipan
24.1
Pengelolaan arsip secara baku/ Laporan data Kearsipan (SKPD)
%
47
55
68
73
76
Kantor Arsip daerah
24.2
Peningkatan SDM pengelola kearsipan (SKPD)
orang
10
30
48
77
82
Kantor Arsip daerah
25
Komunikasi dan Informatika
25.1
Jumlah surat kabar nasional/lokal
Buah
8
10
10
10
Bagian Kominfo
25.2
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Buah
12
14
12
9
Bagian Kominfo
25.3
Web site milik pemerintah daerah
Buah
1
1
1
1
Bagian Kominfo
25.4
Pameran/expo
Kali
1
1
1
1
Bagian Kominfo
26
Perpustakaan
26.1
Jumlah perpustakaan (sekolah/Ponpes/Desa)
Buah
120
132
227
259
26.2
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang
42.380
47.037
62.789
31.463
26.3
Koleksi buku yang tersedia di
Buku
6.374
9.084
5.565
4.328
Ada/Tida k Ada/Tida k
II-26
Bid. Dalap Bappeda Bid. Dalap ADA Bappeda ADA
Kantor 265 Perpustakaan daerah Kantor 25.184 Perpustakaan daerah Kantor 3.735 Perpustakaan daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
perpustakaan daerah
Fokus Layanan Urusan Pilihan 1
Pertanian
1.1
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
%
57,19
56,83
56,50
51,40
55,00 Diperta/Dibu nhut
1.2
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
%
30.36
30.41
30.42
31.26
- Diperta/Dibu nhut
1.3
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB
%
18.10
18.33
17.64
17.19
16.80 Diperta/Dibu nhut
1.4
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
%
4.18
4.15
4.08
4.06
4.07 Dibunhut
1.5
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB
%
3.76
3.77
3.83
3.81
3.81 Disnak
1.6
Cakupan bina kelompok petani
%
60.98
39.40
42.68
57.30
- Diperta
2
Kahutanan
2.1
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
2.33
6.06
9.79
49.10
25,00 Disbunhut
2.3
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
%
1,17
1,16
1,12
1,11
1,11 Disbunhut
3
ESDM
3.1
Pertambangan tanpa ijin
%
-
15
45
38
4
Pariwisata
4.1
Kunjungan wisata
174.153
204.167
240.016
243.381
244.644 Disbudpar
4.2
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
0.83
0.89
0.94
0.95
0.96 Disbudpar
5
Kelautan dan Perikanan
5.1
Produksi perikanan
%
100,13
100,19
102,01
100,93
5.2
Konsumsi ikan
%
17,69
17,72
17,91
18,23
5.3
Cakupan bina kelompok nelayan
%
33,33
33,33
37,50
68,00
5.4
Produksi perikanan kelompok nelayan
%
9,7
9,6
9,5
12,10
6
Perdagangan
6.1
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
25.89
25.71
26.51
26.81
26.97 Disperindag
6.2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
0.6
0.8
0.9
0.9
0.9 Disperindag
7
Perindustrian
7.1
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
18.86
18.74
18.83
18.97
19.18 Disperindag
7.2
Pertumbuhan Industri.
0.5
0.1
0.2
0.06
0.06 Disperindag
II-27
55 PU Pengairan
Dinas 103,22 Perikanan Kelautan Dinas 18,75 Perikanan Kelautan Dinas 39,34 Perikanan Kelautan Dinas 13,90 Perikanan Kelautan
dan dan dan
dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
7.4
Cakupan bina kelompok pengrajin
8
Ketransmigrasian
8.1
Transmigran swakarsa
0.8
0.8
0.10
0.12
-
-
71,02
-
%
0.12 Disperindag
- Disnakertrans
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini: Tabel 2.17 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2011 Aspek Daya Saing Daerah No
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Capaian kinerja 2008
2009
2010
2011
2012
SKPD penanggungjawab
ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
1.2
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
1.3
Produktivitas total daerah
2
Pertanian
2.1
Nilai tukar petani
55,61
54,22
58,58
42,44
44,39
45,78
41,42
42,44
-
BPS
-
BPS BPS
97,01
98,19
98,74
1 : 143
1 : 192
1 : 96
102,62
Diperta
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1
Perhubungan
1.1
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
1.2
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
1.3
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per 46.371 tahun
2
Penataan Ruang
2.1
Ketaatan terhadap RTRW
2.2
Luas wilayah produktif
-
-
-
1 : 192 -
53.220
58.100
38.100
100
100
100
100
767.743
775.498
783.332
791.244
II-28
-
Dinas Perhubungan -
Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan
100
DPU CIPTA KARYA DPU CIPTA KARYA
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.3
Luas wilayah industri
79.006
79.006
79.006
79.006
79.006
2.4
Luas wilayah kebanjiran
1.461,07
1.461,07
1.461,07
1.461,07
1.461,07
DPU PENGAIRAN
2.5
Luas wilayah kekeringan
-
-
-
-
-
DPU PENGAIRAN
2.6
Luas wilayah perkotaan
4.715,23
4.715,23
4.715,23
4.715,23
4.715,23
3
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
3.3
Jenis, kelas, dan jumlah
3.3.1
Restoran
3.3.2
Rumah Makan
3.4
Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel
3.4.1
6
5
7
2
DPU CIPTA KARYA
DPU CIPTA KARYA
Dispenda
14
95
76
60
69
55 Dispenda
Hotel Melati Satu
2
2
2
10
12 Dispenda
3.4.2
Hotel Melati Dua
5
4
4
4
5 Dispenda
3.4.3
Hotel Melati Tiga
9
10
11
2
3 Dispenda
4
Lingkungan Hidup
4.1
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
59,67
66,95
83,01
87,44
5
Komunikasi dan Informatika
5.1
Rasio ketersediaan daya listrik
1: 1.536,2
1: 3.188,8
1: 1.274,37
1: 1.154,7
- PLN
5.2
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
84,8
84,38
83,97
83,55
83,76 PLN
- PU Ciptakarya
Fokus Iklim Berinvestasi 1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.4
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
1.4.1
Pajak Daerah
1.4.2
Retribusi Daerah
1.5
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
Dispenda 6
6
7
7
9 Dispenda
26
26
26
23
29 Dispenda
3
1
3
4
4 Bagian Hukum
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2012 Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Probolinggo Tahun 2012, sebagai berikut: 1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. a. Pertanian Berdasarkan data dari Dinas Pertanian 2012 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 316.423 ton sedangkan targetnya hanya 309.069 ton atau
II-29
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
mencapai 102,38%. Produksi jagung juga melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 322.921 ton sedangkan targetnya hanya 320.581 ton atau mencapai 100,73%. Sedangkan untuk produksi kedelai tidak berhasil melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 634 ton sedangkan targetnya 892 ton atau hanya mencapai 71,08%. Untuk produksi ubi kayu juga tidak berhasil melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 117.888 ton sedangkan targetnya 118.818 ton atau hanya mencapai 99,22%. Manfaat kegiatan telah dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat luas yaitu ketersediaan bahan makanan pokok, harga jual ditingkat petani
relatif
stabil,
meningkatnya
pola
konsumsi
masyarakat,
meningkatnya kelembagaan petani serta pengetahuan dan keterampilan petani. b. Peternakan Pada
tahun
2012,
menurut
data
Dinas
Peternakan
Kabupaten
Probolinggo menunjukkan bahwa pencapaian produksi dan produktifitas ternak sangat berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan indikator sasaran atau target yang telah ditetapkan secara signifikan dapat dicapai diantaranya: peningkatan produksi telur dari 1.290.112 ton menjadi 1.300.122 ton, susu dari 9.431.224 liter menjadi 9.967.424 liter, daging dari 5.798.849 kg menjadi 5.949.249 kg, sapi potong dari 287.480 ekor menjadi 296.683 ekor, sapi perah dari 8.593 ekor menjadi 8.809 ekor, kambing dari 45.771 ekor menjadi 46.943 ekor dan domba dari 71.448 ekor menjadi 713.053 ekor, ayam buras dari 992.690 ekor menjadi 998.275 ekor serta ayam ras dari 484.132 ekor menjadi 487.594 ekor. c. Perikanan Pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi sebesar 10,09% dari 3.526,66 ton menjadi 3.882,43 ton pada produksi perikanan air payau bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Begitu juga untuk produksi perikanan air tawar meningkat 9,8% dari 401,53 ton menjadi 440,93 ton dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi budidaya laut mengalami kenaikan sebesar 3,3 % dari 307,08 ton menjadi 317,09 ton dari tahun sebelumnya. Pada produksi pengolahan meningkat sebesar 1,27%
dari
4.138,71
ton
menjadi
4.191,3
ton.
Untuk
produksi
penangkapan laut meningkat sebesar 0,4% dari 9.550,2 ton menjadi 9.588,4 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
II-30
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : -
Pembinaan dan pendampingan pengembangan kapasitas kelembagaan petani.
-
Bantuan modal usaha bagi kelompok lumbung pangan.
-
Mengadakan penelitian tentang pola konsumsi pangan masyarakat untuk menentukan kebijakan di masa yang akan datang.
-
Mengadakan penelitian untuk penyusunan perumusan kebijakan penanganan daerah rawan pangan dengan penerapan Sistem Desa Mandiri Pangan.
-
Memasyarakatkan pemanfaatan bahan pangan lokal non beras baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pengembangan usaha.
-
Memasyarakatkan penganekaragaman menu berbasis 3B (Beragam, bergisi, dan Berimbang) untuk menuju hidup sehat dan berkualitas.
-
Sosialisasi pola pangan berbasis 3 B (beragam, bergizi dan berimbang) dan diversifikasi pangan.
-
Perlu adanya terapan teknologi baik melalui sosialisasi maupun bantuan
langsung
pengolahan
mesin-mesin
produksi
(pasca
pengolahan
panen)
dalam
tanah,
irigasi
dan
rangka
peningkatan
mutu/kualitas bahan baku. -
Perlunya
Peningkatan
SDM
Penyuluh
baik
kuantitas
maupun
kualitasnya. 2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Otimalisasi Sektor Riil a. Volume Usaha Koperasi Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, diharapkan 5 tahun kedepan
volume
usaha
koperasi
menjadi
sebesar
Rp
275.051.271.000,00 (tahun 2007 sebagai tahun dasar). Diharapkan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 351.042.500.000. Revitalisasi pemeliharaan,
pasar perawatan
daerah
yang
kebersihan,
II-31
mencakup
kualitas
sarana
rehabilitasi, prasarana,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
keamanan dan ketertiban terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada dapat melayani masyarakat lebih profesional. b. Nilai Investasi Sektor Industri. Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai investasi industri, dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan investasi dimaksud, maka pada tahun 2014 diharapkan nilai investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo
sebesar
Rp.320.742.000,00.
Selanjutnya
tujuan
pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaran–sasaran yang tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya. 3. Sasaran
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Peningkatan
Investasi. Dalam hal peningkatan rasio jalan yang baik
pada tahun 2012
belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena baru tercapai 98%, sedangkan untuk jembatan yang baik melampaui target yang ditetapkan yaitu 103 %. Hal ini disebabkan beberapa faktor kendala yaitu keterbatasan dana dan kondisi iklim (bencana) yang merupakan salah satu faktor belum tercapainya target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2012 Dinas PU Bina Marga telah dapat mengurangi kondisi jalan rusak menjadi kondisi jalan sedang melalui kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dan peningkatan jalan dan jembatan. Sedangkan untuk Dinas PU Pengairan pada tahun 2012 untuk beberapa indikator telah berhasil mencapai target yang ditentukan bahkan melampaui, yaitu jaringan irigasi utama sebesar 100 % dan perbaikan sungai mencapai 109 %. Untuk jaringan irigasi pedesaan mengalami penurunan sebesar 8,58 %. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Melaksanakan penjadwalan pelaksanaan proyek sedini mungkin dalam setiap Tahun anggaran dan memacu pelaksanaan proyek yang berlokasi pada dataran tinggi guna mengantisipasi datangnya musim penghujan dan mengkoordinasikan kepada instansi yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanan pekerjaan. - Melaksanakan
pengawasan
dengan
II-32
menggunakan
jasa
konsultan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
pengawas guna lebih mengefektifkan peningkatan kualitas pelaksanaan proyek. - Melibatkan dan meningkatkan SDM dengan dibekali lebih dahulu diklatdiklat/kursus-kursus yang ditujukan pada peningkatan profesionalisme sumber daya manusia. - Memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani / HIPPA / GHIPPA dalam
hal
operasi
dan
pengenalan/pemahaman
pemeliharaan
jaringan
irigasi
serta
bangunan irigasi dengan mengikut sertakan
dalam program diklat/ kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. Selain itu memberikan himbauan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam memelihara bangunan dan saluran irigasi. 4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana Pencapaian sasaran dapat dikatakan berhasil karena beberapa indikator sasaran telah melampaui target yg ditetapkan, diantaranya peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran air yang mencapai 138 %, peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran udara mencapai 116 %, peningkatan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 101%. Pencapaian terus dipertahankan dengan upaya-upaya sebagai berikut: - Membina dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui CSR perusahaan. - Mengendalikan kegiatan eksploitasi sumber daya alam melalui perijinan dan pengawasan. - Menumbuhkembangkan
ketanggapsegeraan
masyarakat
untuk
melakukan pengawasan sosial. - Meningkatkan responsibilitas aparat Pemerintah Kabupaten terhadap laporan/pengaduan
masyarakat
dalam
melaporkan
terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dalam waktu 24 jam. - Upaya
pencegahan
perijinan
bidang
dampak lingkungan
lingkungan hidup
hidup,
dan
melalui
penaatan
Penyusunan
dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (AMDAL/ UKL dan UPL). - Upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, melalui penegakan
hukum
bidang
lingkungan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
II-33
hidup
dan
pemantauan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
- Upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai. - Upaya pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat. 5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan. a. Persentase penurunan kematian bayi belum berhasil mencapai target karena terjadinya peningkatan angka kematian bayi dimana target yang harus dicapai adalah 9,5 per 1.000 kelahiran sedangkan riilnya kematian bayi mencapai 12,43 per 1.000 kelahiran. b. Angka kematian Ibu melahirkan belum berhasil mencapai target dari 61 per 100.000 tapi tercapai 81 per 100.000. c. Penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan juga belum berhasil mencapai target dari 58 % hanya tercapai 55,8 %. d. Angka Pemanfaatan tempat tidur dalam satuan waktu tertentu (BOR) realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 48,27 % meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 44,11 %. e. Rata-rata Lama Dirawat atau ALOS realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 3,27 hari turun dari tahun 2011 yang mencapai 3,46 hari. f.
Frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) menunjukkan bahwa realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 53,02 kali meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 51,99 %.
g. Angka Kematian Bersih (Netto Death Rate/NDR), angka kematian 48 jam setelah dirawat tahun 2012 : 18,70 promil (standar Depkes tahun 2005 – standar Depkes : ≤ 25 promil meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 12,31 promil. h. Angka Kematian Kasar (Gross Death Rate/GDR), angka kematian umum
tahun 2012 : 22,32 promil (standar Depkes Tahun 2005 –
standar Depkes ≤ 45 promil) meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 18,25 promil. i.
PUS yang menjadi peserta KB aktif tercapai dari target 70% menjadi 97,8% atau tercapai 104,84%.
j.
Persentase jumlah perempuan terlatih pada tahun 2012 adalah 100%. Dimana rata-rata yang direncanakan ikut pelatihan adalah 30 orang dan yang terealisasi untuk dilatih adalah 30 orang. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan menjahit, bordir, tata rias dsb.
II-34
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
k. Persentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tercapai dari target 60% menjadi 60,5% atau tercapai 100,83%.. l.
Persentase peningkatan peran kader perempuan capaiannya adalah 100% sehingga telah dapat melampaui target tahun 2011.
m. Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2011 APM SD 99,47%; APM SMP 72,35% dan APM SMA 39,35%. Sedangkan pada tahun 2012 APM SD 99,67%; APM SMP
72,54%
dan APM SMA
39,57%. Walaupun demikian pencapaian diatas masih berada dibawah target. Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah untuk tingkat SD adalah 1: 119. Untuk tingkat SMP rasionya 1: 36 sedangkan target adalah 1: 160. Tingkat SMA rasio siswa per jumlah sekolah 1:76 Upaya yang terus akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian target antara lain: -
Peningkatan jumlah kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai secara bertahap.
-
Penambahan tenaga kesehatan secara bertahap dan mengoptimalkan tenaga yang ada .
-
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan teknis.
-
Meningkatkan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, melakukan kegiatan swadaya serta pelaksanaan Audit Maternal Perinatal non medis di Kecamatan.
-
Peningkatan deteksi dini balita gizi buruk melalui peran aktif kader posyandu di pedesaan dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan
posyandu serta dukungan sektor-sektor terkait. -
Memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat dan sektor-sektor terkait
dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan
tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada kelompokkelompok potensial,. -
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam program Desa Siaga dan Rumah Tangga Sehat.
-
Penerapan sangsi terhadap pengedar garam tidak beryodium.
-
Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) melalui peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari Tingkat Kecamatan sampai Kabupaten.
-
Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota jamkesmas
pusat
melalui
dana
II-35
pendamping
jamkesmas
APBD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
Kabupaten. -
Pembangunan TK Negeri di Kecamatan dan pendirian SMK di masingmasing Kecamatan untuk memenuhi rasio SMK : SMA = 60 : 40.
-
Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru.
-
Peningkatan pengembangan kompetensi tenaga tutor.
-
Dilaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pendidikan.
-
Mendirikan perpustakaan sekolah dan meningkatkan minat baca siswa.
-
Meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas
sarana
dan
prasarana
perpustakaan keliling (sepeda motor dan mobil perpustakaan). -
Meningkatkan kualitas SDM aparatur Perpustakaan melalui Diklat Teknologi Informatika.
-
Menerapkan kebijakan atau regulasi pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dapat meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam memberdayakan ekonomi keluarga, memberikan latihan ketrampilan, magang, bimbingan usaha dan bantuan modal.
-
Melakukan
penyadaran
kepada
masyarakat
dengan
memberikan
penyuluhan, penyebaran informasi lewat media elektonik, leaflet dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin berkurang. -
Melakukan advokasi pada pengambil kebijakan dan perencana sehingga program dan kegiatan yang responsive gender lebih besar.
-
Melakukan
advokasi
kepada
instansi
terkait
khususnya
bagian
perencanaan dan keuangan untuk memberikan dukungan dana, sarana dan
prasarana
yang
memadai
sehingga
perlindungan
terhadap
perempuan dan anak optimal. -
Memberikan advokasi kepada pemerintah desa serta memberikan tambahan kesejahteraan kepada kader.
-
Diadakan sosialisasi terhadap program.
-
Perlu peningkatan kegiatan KIE pada masyarakat.
-
Perlu adanya pembekalan khusus kepada kepala desa.
-
Diberi penghargaan yang memadai dan adanya pancingan didalam setiap
-
pelayanan KB.
Permintaan droping ke propinsi disamping usulan didalam pengadaan barang.
II-36
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a) Penurunan
jumlah
Keluarga
Pra
sejahtera
pada
tahun
2012
berdasarkan data Dinas Sosial sebesar 33,54% dari tahun sebelumnya; b) Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial sebesar 26,5% dari tahun sebelumnya; c) Persentase Peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dibina (mendapat bantuan) menurut data Dinas Sosial sampai dengan tahun 2012 adalah 14,3%. d) Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara tenaga kerja tertampung dibanding jumlah angkatan kerja adalah 98,02%. e) Upah Minimum Kabupaten (UMK) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa UMK telah meningkat menjadi Rp 814.000 per bulan sehingga Persentase pencapaian kehidupan minimal mencapai 88,23%. f) Jumlah transmigran terkirim sebanyak 30 KK/117 jiwa dengan tujuan ke 3 (tiga) lokasi yaitu : -
15 KK/59 jiwa ke UPT Makeruh Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
-
10 KK/40 jiwa ke UPT Bekkai Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.
-
5 KK/18 jiwa ke UPT Kosa SP.2 Kecamatan Oba Kota Tidore Provinsi Maluku Utara.
Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : -
Penanganan secara berkala kepada para PMKS.
-
Mengoptimalkan tugas dan fungsi PSM/TKSK dan Karang Taruna yang ada di wilayah dalam usaha kesejahteraan sosial.
-
Mengajukan tambahan dana sehingga dapat menangani permasalahan yang ada.
-
Perlunya wadah untuk menampung permasalahan-permasalahan sosial.
-
Peningkatan
kemampuan,
pendidikan
dan
keterampilan
kepada
Keluarga Binaan Sosial (KBS). -
Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur maupun daerah penerima transmigran di luar Pulau Jawa.
II-37
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
-
Mengadakan kerjasama dengan kabupaten penerima transmigran di luar Pulau Jawa.
7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Rata-rata capaian program dan kegiatan dapat dikatakan berhasil, hal ini seiring pencapaian sasaran dalam RPJMD berikut ini: a.
Persentase peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana aparatur telah dapat mencapai 100% karena target jumlah aset bergerak dan tak bergerak telah sesuai dengan target begitu juga pemeliharaannya.
b.
Persentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan mencapai 100% sehingga telah dapat mencapai target.
c.
Persentase
penyelesaian
kegiatan
sesuai
waktu
dan
mutu
yang
direncanakan penyampaian kegiatan sesuai waktu dan administrasi yang direncanakan telah tercapai 100%. d.
Persentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan tercapai 100% penataan dan pemberkasan telah dapat dilaksanakan pada tahun ini.
e.
Persentase tingkat penerapan teknologi informasi & tingkat pelayanan informasi
kearsipan
daerah
bagi
masyarakat
dalam
administrasi
kearsipan tercapai 100%. f.
Penerbitan Akta kelahiran sebanyak 11.642 lembar terdiri dari kelahiran umum sebanyak 4.121 lembar dan kelahiran terlambat sebanyak 7.521 lembar.
g.
Penerbitan Akta Perkawinan sebanyak 130 lembar terdiri dari 65 lembar akta perkawinan suami dan 65 lembar akta perkawinan istri. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Meningkatkan intensitas sosialisasi permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA. 2012, PMK Nomor 64/PMK.05 Tahun 2011 perubahan atas PMK Nomor 97/PMK.05/2010 Tentang
Pedoman
Perjalanan
Dinas
Keluar
Negeri
bagi
Pejabat
Negara/Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak tetap serta standart biaya umum TA. 2012 berdasarkan PMK Nomor 84/02 Tahun 2011.. - Penyempurnaan database kependudukan yang dimiliki penduduk.
II-38
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
- Dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal kedepan diharapkan masing-masing Satker agar melaporkan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mengupayakan lebih serius untuk peningkatan kualitas SDM dan pembinaan serta pengawasan melekat guna peningkatan prestasi yang lebih baik dari tahun yang lalu. - Intensitas
rapat
koordinasi
dengan
SKPD
yang
membutuhkan
pengadaan barang dan jasa. - Meningkatkan intensitas pendataan dan sertifikasi aset daerah. - Meningkatkan
sosialisasi
kepada
SKPD
tentang
mekanisme
perencanaan kebutuhan dan pengelolaan aset daerah. - Mengkaji kembali dasar hukum pengelolaan aset daerah. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan pemungutan atas obyek pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya. - Melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat untuk penerbitan petunjuk pelaksanaannya. - Melakukan pendampingan SKPD dalam penyusunan Neraca; - Melakukan koordinasi dengan Propinsi Jawa Timur baik sebelum maupun sesudah juknis pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan penyerapan dananya. - Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah 2.3.1 Meningkatnya
Ketahanan
Pangan
Melalui
Optimalisasi
Produksi
Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Dalam upaya meningkatkan Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1. Anomali cuaca yang tidak menentu, 2. Terdapatnya daerah yang mengalami gagal panen, 3. Dampak pasca erupsi gunung Bromo,
II-39
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
4. Serangan OPT pada tanaman perkebunan, 5. Banyaknya virus yang menjangkit pada hewan ternak, seperti virus flu burung. 2.3.2 Peningkatan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil. Dalam upaya meningkatkan Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Sektor Riil, masih menghadapi banyak kendala, diantaranya : 1.
Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan investasi/penanaman modal;
2.
Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam investasi/penanaman modal;
3.
Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya kualitas SDM.
4.
Kualitas SDM yang relatif masih rendah yang tercermin kurangnya produktivitas tenaga kerja;
5.
Masih rendahnya penerapan standarisasi untuk produk-produk industri manufaktur;
6.
Lemahnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, yaitu permodalan, teknologi, informasi dan pasar;
7.
Masih banyaknya koperasi yang dinilai belum sehat, terlihat bahwa koperasi di Kabupaten Probolinggo memiliki kecenderungan adanya peningkatan anggota dan jumlah simpanan, tetapi omset volume usahanya mengalami penurunan;
8.
Masih rendahnya produktivitas UMKM dan koperasi, karena kualitas Sumber Daya Manusia UMKM dan koperasi masih rendah, rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM dan terbatasnya sarana prasarana operasional dan modal usaha;
9.
Minimnya sarana dan prasarana perdagangan yang memadai.
2.3.3 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perekonomian Daerah Beberapa
Kendala
utama
dari
pembangunan
infrastruktur
baik
infrastruktur transportasi, perumahan dan permukiman, pengairan di kabupaten Probolinggo antara lain: 1.
Kondisi prasarana jalan sebagian besar masih perlu penanganan / pemeliharaan;
II-40
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.
Banyaknya prasarana jalan dan jembatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.;
3.
Belum terpadunya pembangunan prasarana jalan dengan sistem jaringan transportasi jalan, penataan kelas jalan dan terminal serta pola pelayanan distribusi angkutan jalan;
4.
Kondisi kualitas dan kuantitas sarana pelayanan angkutan umum masih terbatas.
5.
Terbatasnya
kemampuan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
perumahan; 6.
Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah;
7.
Pelayanan kualitas
air
bersih
belum
pengelolaan
meningkatnya
optimal,
pelayanan
tingkat
disebabkan
air
kebocoran
minum
dan
rendahnya
oleh
tingkat
PDAM,
pendapatan
masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa; 8.
Relatif masih tingginya penggunaan jamban terbuka;
9.
Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien;
10. Mulai menurunya kondisi prasarana drainase; 11. Menyempitnya lahan ruang hijau terbuka; 12. Penerangan jalan umum masih kurang; 13. Meningkatnya kebutuhan air bagi masyarakat; 14. Menurunnya kemampuan penyediaaan air; 15. Lemahnya koordinasi, kelembagaan dan tata laksana. 2.3.4 Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Dan Pencegahan Bencana Alam, yaitu : 1.
Adanya
kecenderungan
peningkatan
pencemaran
lingkungan
Hidup; 2.
Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, abrasi pada panjang pantai dan hutan Mangrove akan mengancam potensi sumber daya pesisir dan perikanan laut;
3.
Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan;
4.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan ligkungan;
5.
Adanya keterbatasan data dan informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
II-41
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.3.5 Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan Permasalahan yang masih dihadapi Kabupaten Probolinggo yang terkait dengan bidang pendidikan dan kesehatan, antara lain : 1.
Partisipasi masyarakat mengikuti pendidikan cenderung menurun;
2.
Rendahnya kualitas fasilitas pelayanan pendidikan khususnya SD/MI;
3.
Kualitas pendidikan masih rendah dan belum memenuhi standart kompetensi;
4.
Angka melek huruf masih relatif rendah;
5.
Rendahnya cakupan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
6.
Anggaran pendidikan masih belum mencukupi.
7.
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS);
8.
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan dan permukiman;
9.
Belum
optimalnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan; 10. Rendahnya status kesehatan masyarakat; 11. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang
tidak
merata. 2.3.6 Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, diantaranya: 1.
Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;
2.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;
3.
Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan prasarana pelatihan kerja;
4.
Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang produktif;
5.
Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan;
II-42
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014
2.3.7 Peningkatan kualitas pelayanan publik, dan pelaksanaan otonomi daerah. Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu : 1.
Belum diberlakukannya standar pelayanan minimal (SPM) di instansi pemerintah;
2.
Belum adanya kepastian mengenai Pedoman Struktur Kelembagaan pemerintah daerah;
3.
Belum optimalnya peningkatan kapasitas SDM Aparatur;
4.
Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal;
5.
Perencanaan pembangunan daerah belum optimal;
6.
Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan publik;
7.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal.
II-43