BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data Internal dan Eksternal Data Ekstenal yang dikumpulkan didapat dari data Divisi Stamping Tools – PT.TMMIN, berupa Division Management Index (DMI) tahun 2004. selain itu faktor yang tidak bersumber dari data DMI merupakan hasil dari konsultasi dengan para manejer dan staff ahli dari departemen terkait. Dari hasil konsultasi tersebut data dianalisa dengan melakukan pembobotan dengan menggunakan metode dan nilai tertentu. Data-data yang dikumpulkan dan dianalisa kemudian diambilkan kesimpulan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang dikelompokan dalam Peluang Eksternal, ancaman Eksternal. Penentuan faktor-faktor kekuatan internal dan kelemahan internal dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada beberap karyawan PT.TMMIN yang secara langsung terlibat dalam proses produksi produk di Divisi Stamping Tool. Data-data yang masuk dalam kategori External Factor Evaluation (EFE) merupakan data yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan dipasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Sedangkan untuk data-data Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan data yang menyangkut persoalan yang digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek
55
manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, system informasi, dan produksi atau operasi.
4.2 Hasil Pengumpulan Data 4.2.1
Penentuan Faktor Eksternal
Untuk menentukan faktor – faktor eksternal, mula – mula dirumuskan aspek – aspek yang menentukan terhadap rencana penyusunan strategi perusahaan. Aspek-aspek ini sebagai batasan pengelompokan dari masalah atau peluang yang ada. Aspek – aspek yang mempengaruhi adalah sebagai berikut : 1. Aspek Pasar : pada aspek ini dilihat kemungkinan proyek internal Toyota atau kemungkinan proyek dari luar Toyota yang akan dikerjakan untuk beberapa tahun mendatang dan sesuaikan dengan kapasitas produksi yang mampu dikerjakan oleh perusahaan. Penjabaran dari aspek pasar ini antara lain : -
Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die
-
Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi
-
Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara
-
Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri
-
Kebutuhan tenaga operator siap pakai
-
Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC
56
2. Aspek Kompetitor : Aspek kompetitor yang dapat dijabarkan dalam hal ini semuanya merupakan ancaman (threats) yang dapat membahayakan posisi perusahaan dan perlu segera ditangani atau dihindari. Penjabaran untuk aspek ini antara lain : -
Tingginya persaingan dalam hal komputerisasi proses permesinan
-
Tingginya persaingan penyediaan jasa pembuatan NC Data didalam negeri
-
Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand
-
Persaingan harga dengan beberapa anak perusahaan TMC
Aspek kompetitor harus terus dipantau agar kebijakan strategi Divisi Stamping Tools PT.TMMIN dapat terus sejalan dengan perkembangan perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama baik itu di dalam ataupun di luar negeri seperti Toyota Motor Thailand (TMT), Toyota Motor Malaysia (TMM), dan Toyota Motor Manufacturing Australia (TMMA) 3. Aspek Komunitas : yang termasuk aspek komunitas antara lain adalah : -
Perusahaan – perusahaan lain yang berfungsi sebagai penunjang produksi bagi Divisi Stamping Tools PT.TMMIN seperti perusahaan penyedia material besi dan pengecoran, perusahan cutter untuk proses permesinan, perusahaan penyedia perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) penunjang untuk proses pendisainan, pembuatan data nc sampai dengan penyetingan mesin dan lain-lain
-
Program pelatihan internal maupun eksternal seperti program AOTS yang merupakan program kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia
57
untuk lebih mengenal budaya kerja masyarakat Jepang dan peningkatan skill dalam berbahasa serta skill pekerjaan. Selain itu ada juga Program ICT yang merupakan program pelatihan di Toyota Motor Corp di Jepang guna peningkatan skill karyawan dan proses transfer teknologi dari TMC untuk PT.TMMIN Faktor-faktor yang ada pada aspek komunitas harus benar-benar dijaga karena merupakan peluang bagi Divisi Stamping Tools untuk mengembangkan SDMnya. 4. Aspek Pemerintah Faktor pemerintah yang berupa kebijakan dapat dijadikan peluang atau ancaman bagi kelangsungan bisnis. Faktor pada aspek ini memiliki dampak secara langsung ataupun tidak terhadap kelangsungan bisnis perusahaan Penjabaran aspek ini antara lain : -
Kebijakan tentang ketenagakerjaan dalam hal peningkatan taraf hidup karyawan
-
Kebijakan bea cukai masuk part pendukung yang didatangkan dari luar negeri
-
Pajak Eksport dan import barang yang sangat tinggi
-
Belum pulihnya perekonomian negara
-
Terbukanya peluang investasi
Dari penjabaran aspek-aspek diatas dapat diambil kesimpulan berupa faktor-faktor sebagai berikut :
58
Peluang 1. Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die 2. Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi 3. Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara 4. Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri 5. Kebutuhan tenaga operator siap pakai 6. Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC 7. Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM 8. Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota 9. Terbukanya peluang investasi 10. Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data 11. Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) 12. Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi 13. Kebutuhan system komputersisasi pengecekan panel 14. Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC)
Ancaman 1. Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain di Indonesia 2. Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) 3. Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia
59
4. Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain 5. Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain 6. Pasokan bahan baku dari supplier internasional 7. Belum pulihnya perekonomian Negara 8. Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand
4.2.2
Penentuan Faktor Internal Penentuan faktor-faktor internal didapat dari beberapa aspek fungsional
divisi stamping tools PT. TMMIN. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek manajemen, aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek sistem informasi, dan produksi/operasi. Penjabaran aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : -
aspek manajemen dan keuangan penentuan aspek ini dilakukan dengan cara wawancara internal dengan pihak menajemen dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masalah manajen dan melihat data management index. dari hasil wawancara tersebut didapatkan point-point penting yang bisa dijadikan faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor tersebut antara lain : -
ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan melaku
-
internal ataupun eksternal training
60
-
kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi Peningkatan
-
efisiensi
untuk
meminimalisasi
biaya
produksi
pembuatan die tanpa mengurangi kualitas komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan
-
pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO 14000
-
mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan
-
-
guna meningkatkan moral karyawan
aspek sumber daya manusia (SDM) Penentuan aspek ini dilihat dari management index bulanan dan hasil wawancara serta pengamatan. Faktor-faktor yang terjabarkan bias menjadi suatu kekuatan ataupun kelemahan. Penjabaran dari faktor-faktor tersebut adalah : -
Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan
-
produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc
61
-
-
Skill operator mesin Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer
aspek system informasi Aspek system informasi meliputi penggunaan teknologi computer dalam mengerjakan setiap item pekerjaan. Penggunaan teknoogi ini mulai dari tingkat operator baik itu operator perancangan, permesinan, dan para steff engineering sebagai pusat riset produk serta pihak manajemen dalam mengatur proyek yang sedang dan akan berjalan, penjabaran system teknologi informasi di Stamping Tools Division TMMIN adalah sebagai berikut : Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) -
Kondisi mesin yang ada saat ini
-
Teknologi Mesin NC yang tersedia
-
Standard Operation Procedure (SOP)
-
Kegiatan Continuous Improvement (QCC)
-
adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi
62
-
aspek produksi dan operasi penjabaran mengenai aspek produksi dan operasi adlah sebagai berikut : -
Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki
-
kualitas produk dies yang dihasilkan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies
(Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan -
Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada
Dari survey yang dilakukan didapatkan data yang bisa dijadikan faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan (lihat lampiran 4.18). Penentuan faktorfaktor tersebut dengan membagi bardasarkan jawaban yang ada, pembagian tersebut antara lain :
63
B
: Baik (4) KEKUATAN
CB
: Cukup Baik (3)
KB
: Kurang Baik (2)
TB
: Tidak Baik (1)
KELEMAHAN
Jawaban tiap responden dikonversikan kedalam angka sesuai dengan table diatas, hasil dari penjumlahan nilai tiap faktor dari semua responden akan menjadi acuan pembagian faktor kekuatan dan kelemahan. Jika nilai yang didapat antara 8 – 20 maka faktor tersebut masuk dalam kategori kelemahan, dan jika nilai yan dikumpulkan antara 21 – 32 maka faktor tersebut masuk kedalam kategori kekuatan. Dari semua analisa semua aspek yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan berupa faktor-faktor sebagai berikut : Kekuatan •
Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki
•
kualitas produk dies yang dihasilkan
•
Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan
•
Skill Designer
•
Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc
64
•
Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die
•
Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer
•
Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies
•
Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM)
•
Standard Operation Procedure (SOP)
•
Kegiatan Continuous Improvement (QCC)
•
adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi
•
ketersediaan budget untuk investasi teknologi
•
ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training
•
kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi
•
komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies
•
Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001
•
Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO 14000 mengenai lingkungan
•
Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan
Kelemahan •
tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design)
65
•
tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM)
•
tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining)
•
tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out)
•
Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan
•
Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada
•
Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja
•
Skill operator mesin
•
Kondisi mesin yang ada saat ini
•
Teknologi Mesin NC yang tersedia
•
Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas
4.3 Analisa Data 4.3.1
Pembobotan Faktor Eksternal
Penentuan pembobotan (weight) dari faktor-faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya.
66
Penentuan bobot untuk faktor eksternal dilakukan dengan cara “Pairwise Comparisan” atau perbandingan pasangan.
Tujuan dari perbandingan ini
adalah menilai bagaimana bobot suatu faktor dibanding faktor lain. Skala yang digunakan adalah 1 – 4 dan untuk tiap lawannya akan mendapatkan nilai sebaliknya yaitu antara ½ - ¼ . Langkah – langkah dalam pembobotan ini adalah : 1.
Memberi nilai untuk setiap faktor eksternal jika dibandingkan dengan faktor eksternal yang lain. Seperti tabel Analisis Bobot Eksternal (lihat lampiran 1 - 17)
2.
Nilai yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam suatu matriks faktor internal dan eksternal. Kemudian menjumlahkan nilai yang ada pada tiap kolomnya (lihat Tabel 4.1).
3.
Membagi nilai yang didapat dari langkah satu dengan nilai yang didapat dari langkah 2.
4.
Sesudah didapat hasil dari tiap kolom tersebut, maka membuat persentasi untuk tiap kolom dengan membagi nilai yang ada dengan jumlah nilai tiap kolom (lihat Tabel 4.2).
5.
Menjumlahkan nilai yang didapat pada langkah 3 (kolom “TOTAL”, lihat Tabel 4.2).
6.
Selanjutnya adalah menjumlahkan bobot yang ada tiap baris di kolom “TOTAL”.
67
7.
Menentukan nilai bobot dengan membagi nilai tiap baris dikolom “TOTAL”dengan jumlah nilai di kolom “TOTAL” .
8.
Nilai bobot yang didapat adalah hasil untuk menentukan bobot dari setiap alternatif atau faktor eksternal (Matrik EFE). Hasil dari scoring dan pembobotan
adalah pembuatan Strategi Matriks
Faktor Strategi Eksternal (EFE) yang membuat daftar peluang yang dimiliki first medium. EFE
juga membuat skor dan bobot untuk setiap faktor dan
perkalian skor dan bobot untuk melihat urutan peluaqng dan ancaman yang ada. Pada table 4.1 dapat dilihat hasil dari proses perbandingan berpasangan yang dilakukan sebelumnya ( Lampiran 4.1 – 4.17). Dari hasil perbandingan berpasangan didapatkan nilai awal yang akan dijadikan bobot dari tiap critical success factor. Angka yang ada pada tabel dibawah didapat dari hasil pengolahan data yang ada di lampiran 4.1 - 4.17. Sebagai contoh kolom nomor 1 dan baris nomor 1, ditabel tersebut terdapat angka 0.05, angka tersebut didapat dari pembagian antara nilai perbandingan antara kolom 1 dan baris 1 (poin yang berada pada kolom dan baris yang sama selalu 1) dengan sigma dari kolom 1 ( terdapat 22 poin) (lihat tabel 4.1)
68
Tabel 4.1 Resume lampiran 4.1 – 4.17
69
Tabel 4.2 Metode Perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison)
70
Proses mendapatkan nilai bobot dapat dilihat pada table berikut :
No 1
Faktor Eksternal
4
Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri
5
Kebutuhan tenaga operator siap pakai
6
Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC
10
Terbukanya peluang investasi
1.16
0.05
0.84
0.04
0.97
0.04
1.85
0.08
0.90
0.04
1.21
0.05
1.01
0.05
1.17
0.05
1.15
0.05
1.19
0.05
1.02
0.05
Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi
13
0.05
Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC)
12
1.16
Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data
11
0.07
Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota
9
1.52
Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM
8
bobot
Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara
7
perbandingan
Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi
3
Nilai
Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die
2
Nilai
Kebutuhan pasar untuk sistem komputersisasi pengecekan panel
71
14
Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC)
15
0.02
0.67
0.03
0.60
0.03
0.62
0.03
0.77
0.04
0.60
0.03
0.61
0.03
22.00
1.00
Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain
20
Pasokan bahan baku dari supplier internasional
21
Belum pulihnya perekonomian Negara
22
0.37
Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain
19
0.03
Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia
18
0.76
Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand)
17
0.08
Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesame toyota
16
1.84
Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand Jumlah
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Metode Pairwise Comparisan
4.3.2
Pembobotan Faktor Internal Pembobotan faktor-faktor internal dilakukan dengan cara mengakumulasi
hasil jawaban dari survey. Sebelumnya jika jawaban survey pada bagian kinerja nilainya antara 21-32 maka faktor tersebut dijadikan faktor kekuatan,
72
sedangakan untuk nilai 8-20 menjadi faktor kelemahan. Langkah untuk mendapatkan nilai bobot adalah : -
Buat resume nilai pada bagian kinerja yang sebelumnya sudah di pisahkan anatara faktor kekuatan dan kelemahan ( lihat tabel 4.3 )
-
Jumlahkan nilai kinerja dari semua responden yang ada (X)
-
Jumlahkan hasil penjumlahan dari nilai kinerja semua responden (∑X)
-
Hitung nilai bobot dengan membagi nilai X tiap faktornya dengan nilai ∑X ( Bobot = Xn/ ∑X ) ( Lihat tabel 4.3)
Hasil perhitungan nilai bobot tersebut dapat dilihat pada tebel berikut :
Kekuatan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin 1
25
0.036
24
0.035
24
0.035
yang dimiliki 2
kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan
10
langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan
11
Skill Designer
24
0.035
12
Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc
23
0.033
14
Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die
31
0.045
15
Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer
23
0.033
73
Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk 16
32
0.046
29
0.042
pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk 17 pembuatan data nc (CAD CAM) 20
Standard Operation Procedure (SOP)
31
0.045
21
Kegiatan Continuous Improvement (QCC)
24
0.035
24
0.035
31
0.045
24
0.035
31
0.045
31
0.045
32
0.046
32
0.046
32
0.046
adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara 22 komputerisasi 23
ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill
24
karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk
25 investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi 27 permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan 28 sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan 29 sertifikasi ISO 14000 mengenai lingkungan 30
Komitmen manajemen untuk meningkatkan
74
kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin 1
25
0.036
24
0.035
24
0.035
24
0.035
16
0.023
16
0.023
16
0.023
19
0.027
9
0.013
yang dimiliki 2
kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan
10
langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan
11
Skill Designer
Kelemahan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan 3 pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan 4 pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses 5 permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses 6
finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out)
7
Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan
75
output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi 8
10
0.014
yang ada 9
Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja
17
0.025
13
Skill operator mesin
20
0.029
18
Kondisi mesin yang ada saat ini
9
0.013
19
Teknologi Mesin NC yang tersedia
16
0.023
16
0.023
Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya 26 produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas
Tabel 4.4 Tabel Pembobotan Faktor Internal
4.3.3
Analisa Matriks External Factor Evaluation (EFE) Berdasarkan pada metodologi penelitian pada bab 3, setelah mendapatkan
bobot (Weight) dari tiap critical success factor pada faktor eksternal maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks External Factor Evaluation (EFE). Pada matriks tersebut ditentukan Rating dengan skala 4. keterangan untuk masing-masing Rating adalah sebagai berikut :
4
:
major strength
3
:
minor strength
76
2
:
minor weakness
1
:
major weakness
Matriks tersebut dapat dilihat pada table 4.4 Peluang (Opportunities) Faktor Eksternal (critical success factors)
No
Bobot
Rating
Skor
0.07
4
0.28
0.05
4
0.21
0.05
4
0.21
0.04
3
0.11
0.04
3
0.13
0.08
4
0.34
0.04
4
0.16
0.05
3
0.16
Semakin tingginya permintaan 1
pembuatan press body die Kebutuhan pasar akan teknologi
2
permesinan secara komputerisasi Banyaknya keluaran model mobil
3
terbaru dari berbagai Negara Tingginya tingkat ekspor mobil dari
4 5
dalam negeri Kebutuhan tenaga operator siap pakai Faktor kepercayaan yang sudah
6
terbentuk di TMC Program AOTS dan ICT untuk
7
peningkatan skill SDM Terbukanya kesempatan untuk
8
mendapatkan order pekerjaan non Toyota
9
Terbukanya peluang investasi
0.05
4
0.18
10
Tingginya kebutuhan akan jasa
0.05
4
0.21
77
Pendisainan dan pembuatan NC Data Pembuatan Pattern NC Data dari 11
bahan styrofoam (Poly NC)
0.05
3
0.16
0.05
4
0.22
0.05
4
0.19
0.08
4
0.33
Bobot
Rating
Skor
0.03
2
0.07
0.02
2
0.03
0.03
2
0.06
0.03
3
0.08
0.03
2
0.06
0.04
3
0.11
Tingginya permintaan Pembuatan 12
Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi Kebutuhan pasar untuk sistem
13
komputersisasi pengecekan panel Program transfer teknologi pembuatan
14
die dari Toyota Motor Corp (TMC)
Ancaman No
Faktor Eksternal (critical success factors) Persaingan Harga pembuatan Dies
15
dibandingkan dengan perusahaan lain sesama Toyota Adanya ketergantungan maintenance
16
mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) Sistem Birokrasi eksport yang terlalu
17
sulit di Indonesia Persaingan waktu pembuatan Dies
18
dengan perusahaan lain Persaingan harga dengan perusahaan
19
Die Maker lain Pasokan bahan baku dari supplier
20
internasional
78
Belum pulihnya perekonomian 21
Negara
0.03
2
0.05
0.03
2
0.06
Persaingan tingkat efektifitas proses 22
dengan Toyota Motor Thailand Jumlah
1.00
3.42
Tabel 4.5 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Dari hasil pembuatan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE), diperoleh skor 3,42. nilai tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah mempunyai strategi yang baik dalam mengantisipasi ancaman eksternal yang ada.
4.3.4
Analisa Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Berdasarkan pada metodologi penelitian pada bab 3, setelah mendapatkan
bobot (Weight) dari tiap critical success factor pada faktor internal maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Pada metrics tersebut ditentukan Rating dengan skala 4. keterangan untuk masing-masing Rating adalah sebagai berikut :
4
:
major strength
3
:
minor strength
79
2
:
minor weakness
1
:
major weakness
Matriks tersebut dapat dilihat pada table 4.5 Kekuatan (Strengths) No
Faktor Internal (critical success factors)
Bobot
Rating
Skor
0.04
3
0.11
0.03
4
0.14
0.03
3
0.10
0.03
4
0.14
0.03
4
0.13
0.04
4
0.18
0.03
3
0.10
0.05
3
0.14
0.04
3
0.13
Tingkat kapasitas sarana seperti 1 2
komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan
3
produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan
4
Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai
5
pembuat data nc Skill staff ahli pengecekan dan proses
6
try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa
7
menjadi trainer Kondisi komputer dan perangkat lunak
8 9
untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak
80
untuk pembuatan data nc (CAD CAM) 10
Standard Operation Procedure (SOP)
0.04
4
0.18
0.03
3
0.10
0.03
3
0.10
0.04
3
0.13
0.03
3
0.10
0.04
4
0.18
0.04
3
0.13
0.05
4
0.19
0.05
4
0.19
0.05
3
0.14
Kegiatan Continuous Improvement 11
(QCC) adanya teknologi pengeukuran kualitas
12
panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi
13
teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan
14
skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang
15
sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk
16
peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk
17
mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk
18
mempertahakan sertifikasi ISO 14000 mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk
19
meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan
Kelemahan (Weakness)
81
Faktor Eksternal (critical success factors)
No
Bobot
Rating
Skor
0.02
1
0.02
0.02
1
0.02
0.02
1
0.02
0.03
2
0.05
0.01
1
0.01
0.01
1
0.01
0.02
2
0.05
tingkat terjadinya kesalahan dalam 20
melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam
21
melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam
22
melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan
23
menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi
24
saat ini dengan output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi
25
maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam
26
bekerja
27
Skill operator mesin
0.03
2
0.06
28
Kondisi mesin yang ada saat ini
0.01
2
0.03
29
Teknologi Mesin NC yang tersedia
0.02
1
0.02
0.02
2
0.05
Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi 30
pembuatan die tanpa mengurangi kualitas
82
Jumlah
1.00
2.97
Tabel 4.6 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Nilai Rata-rata dari matriks Internal Factor Evaluation adalah 2,5. Maka jika dilihat dari hasil analisa dengan matriks IFE diatas yang mendapatkan jumlah nilai 2,97 dapat dikatakan bahwa perusahan sudah memiliki strategi yang baik untuk memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya.
4.3.5
Analisa Matriks SWOT Langkah selanjutnya setelah mendapatkan nilai pada matriks External
Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) adalah membuat perumusan strategi dengan menggunakan matriks Strengths – Weakness – Opportunities – Threats (SWOT Matrix) atau dikenal juga sebagai matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman. Data untuk membuat matriks ini menggunakan data pada analisa awal ( The Input Stage). Langkah pembuatan matriks SWOT adalah salah satu dari bagian Tahap kedua yaitu The Matching Stage dimana analisa yang dilakukan akan mendapatkan strategi alternatif untuk perusahaan.
83
Perumusan analisi matriks SWOT dapat dilihat pada bagan berikut : Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weakness)
-S-
-W-
1. Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki 2. kualitas produk dies yang dihasilkan 3. Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan 4. Skill Designer 5. Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc 6. Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die 7. Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer 8. Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies 9. Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) 10. Standard Operation Procedure (SOP) 11. Kegiatan Continuous Improvement (QCC) 12. adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara
1. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) 2. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) 3. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) 4. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) 5. Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan 6. Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada 7. Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja 8. Skill operator mesin 9. Kondisi mesin yang ada saat ini 10. Teknologi Mesin NC yang tersedia
84
11. Peningkatan efisiensi komputerisasi untuk meminimalisasi 13. ketersediaan budget biaya produksi untuk investasi pembuatan die tanpa teknologi mengurangi kualitas 14. ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training 15. kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi 16. komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies 17. Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 18. Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO 14000 mengenai lingkungan 19. Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan
Peluang (Opportunities)
Strategi SO
Strategi WO
- Memaksimalkan
- Lakukan investasi mesin
kapasitas produksi untuk
nc untuk meratakan
pembuatan disain dies dan
kapasitas produksi antar
pembuatan nc data dengan
seksi. (W5,W6,W9,W10,
-O1. Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die 2. Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi
85
3. Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara 4. Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri 5. Kebutuhan tenaga operator siap pakai 6. Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC 7. Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM 8. Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota 9. Terbukanya peluang investasi 10. Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data 11. Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) 12. Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi 13. Kebutuhan system komputersisasi pengecekan panel 14. Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC)
menerima order dari luar
O9,O14)
(selain toyota).
- Buat program trining
(S1,S4,S5,S8,S9,
peningkatan skill kerja
O1,O2,O8,O10)
(W1,W2,W3,W4,W8,
- Lakukan peningkatan
O7,O14)
kualitas dies dengan memaksimalkan teknologi komputer yang ada (S8,S9,S12, O12, O13) - buat alternative bisnis baru untuk pembuatan checking fixture (S7,S12,S13,S19, O8,O9,O12,O13) - Buat program pelatihan untuk transfer teknologi dari TMC (S14,S15,S16,S19, O7,O14)
86
Ancaman (Threats)
Strategi ST
Strategi WT
- Tingkatkan daya saing
- Lakukan kerja sama
melalui efisiensi dan
pertukaran teknologi
kualitas (S2,S4,S5,S10,
dengan sesama group
T1,T4,T5,T8)
Toyota di luar negeri
- Buat program
(W1,W2,W3,W4,
peningkatan aktifitas QCC
T1,T4,T5,T8)
(S11,S17,S17,
- optimalkan kapasitas
T1,T4,T5,T8)
atau lakukan sub kontrak
- Buat program training
(W1,W2,W3,W4,
untuk administrator
T1,T4,T5,T8)
-T1. Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesame Toyota grup 2. Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) 3. Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia 4. Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain 5. Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain 6. Pasokan bahan baku dari supplier internasional 7. Belum pulihnya perekonomian Negara 8. Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand
software (S13,S14,S15, T2)
Tabel 4.7 Matriks SWOT
87
Pada kolom tiap strategi tabel diatas dapat dilihat terdapat keterangan dalam tanda kurung. Keterangan tersebut maksudnya adalah kesesuaian atara item yang ada pada kolom S, W, O, T. sebagai contoh keterangan (S1,O2), artinya strategi yang dikeluarkan dengan melihat factor kekuatan (S) nomor 1 yang sesuai dengan factor Peluang (O) nomor 2. Berdasarkan analisa dengan menggunakan matriks SWOT , dapat disimpulkan beberapa strategi alternative. Strategi-strategi tersebut dibagi dalam 4 bagian, antara lain : •
Strategi SO ( Strengths – Opportunities ) -
Memaksimalkan kapasitas produksi untuk pembuatan disain dies dan pembuatan nc data dengan menerima order dari luar (selain toyota). Dengan menjalankan strategi ini maka kapasitas produksi di tiap seksi bisa lebih maksimal, karena kondisi saat ini kapasitas produksi maksimal ada di proses disain dan pembuatan data nc (CAD CAM). Proses memaksimalkan kapasitas produksi ini bisa dengan cara menerima order dari luar tanpa mengganggu proyek internal Toyota yang ada.
-
Lakukan peningkatan kualitas dies dengan memaksimalkan teknologi
komputer
yang
ada.
Poin
ini
bertujuan
untuk
memaksimalkan potensi software yang dimiliki, mulai dari proses disain, pembuatan data nc (CAD CAM) sampai dengan pengecekan
88
dengan menggunakan teknologi komputer untuk proses pengukuran. Sehingga dengan strategi ini perusahaan dapat meningkatkan persaingan kualitas dies baik sesame die maker internal Toyota ataupun industri dalam negeri. -
buat alternative bisnis baru untuk pembuatan checking fixture. Strategi ini direkomendasikan karena tingkat kebutuhan akan pembuatan checking fixture (CF) panel mobil semakin tinggi dan perusahaan memiliki teknologi serta skill sdm yang tinggi yang belum dimiliki oleh perusahaan lain. Dan jua melihat kapasitas produksi CF yang masih memungkinkan
-
Buat program pelatihan untuk transfer teknologi dari TMC. Program ini bertujuan agar SDM yang dimiliki perusahaan terus mengikuti perkembangan teknlogi yang ada di TMC dan juga dalam rangka memanfaatkan kesempatan yang diberikan leh TMC
•
Strategi WO (Weakness – Opportunities ) -
Lakukan investasi mesin nc untuk meratakan kapasitas produksi antar seksi. Dengan investasi mesin baru maka kapasitas produksi tiap seksi bisa lebih merata. Dan dengan investasi ini pula akan meningkatkan kualitas dan efisiensi waktu proses permesinan.
89
-
Buat program trining peningkatan skill kerja. Program ini lebih mengarah pada peningkatan skill operator mesin untuk menyesuaikan teknologi saat ini
•
Strategi ST (Strengths – Threats ) -
Tingkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas. Peningkatan daya saing dengan meningkatkan efisiensi kerja baik itu dari waktu proses, penggunaan bahan baku, dan menekan terjadinya banyak kesalahan pada proses produksi. Program ini dapat diintegrasikan dengan program cost reduction yang sedang dilakukan perusahaan saat ini.
-
Buat program peningkatan aktifitas QCC. Buat program QCC yang berkelanjutan, sehingga aktifitas contiuous improvement tidak terhambat dan tiap karyawan dapat terus terasah skill serta meningkatkan sense of improve-nya
-
Buat program training untuk administrator software. Dengan memiliki staff ahli untuk menjadi administrator khusus software maka baiya maintenance ke depannya dapat lebih diefisienkan. Serta jika terjadi masalah-masalah kecil yang bisa mengganggu jalannya produksi dapat langsung ditangani tanpa menunggu staff maintenance dari luar negeri.
•
Strategi WT (Weakness – Threats )
90
-
Lakukan kerja sama pertukaran teknologi dengan sesama group Toyota di luar negeri. Poin ini sangat berpengaruh untuk menekan angka kesalahan yang terjadi di tiap prosesnya. Karyawan akan mengenal budaya kerja di negar lain dan menerapkan budaya positifnya di perusahaan sehingga bisa menurunkan tingkat reject dan meningkatkan kualitas
-
optimalkan kapasitas atau lakukan sub kontrak. Poin ini membutuhkan
perhitungan
yang
lebih
mendalam.
Proses
pengoptimalan kapasitas dengan melihat kapasitas maksimal di tiap seksi. Jika seksi selanjutnya tidak bisa menampung kapasitas maka dilakukan sub kontrak.
4.3.6
Analisa Matriks Internal-Eksternal Selain analisa SWOT, pada tahap Matching Stage juga terdapat matriks
lain yaitu Matriks Internal – Eksternal. Data yang digunakan untk matriks IE ini adalah data dari matriks IFE dan Matriks EFE. Sumbu horizontal matriks IE ini adalah IFE Total Weighted Score dan untuk sumbu vertikalnya adalah EFE Total Weighted Score. Dapat diketahui dari matriks diatas bahwa nilai IFE Total Weighted Score adalah 2,97 sedangkan nilai dari EFE Total Weighted Score adalah 3,42. Pembagian skor pada tiap kuadran matriks IE adalah sebagai berikut :
91
Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga, yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi faktor internal lemah, skor 2,0-2,99 adalah posisi rata-rata dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang digunakan untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0-2,99 adalah posisi sedang dan untuk skor 3,0-4,0 adalah posisi kuat. Gambar IE matrix dapat dilihat dibawah : Skor Total IFE Kuat
I
Lemah 2,0
3,0
4,0
Tinggi
Rata-rata
II
1,0
III
Skor Total EFE
Poin IE Matrix
3,0 Rata-rata
IV
V
VI
VII
VIII
IX
2,0 Rendah
1,0 Gambar 4.1 Matriks Internal - Eksternal
Dari gambari IE Matrix diatasdapat dilihat bahwa posisi perusahaan berapa pada kuadran kedua, artinya posisi perusahaan dapat digambarkan
92
sebagai Grow and build. Strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi intensif. Jika dihubungkan dengan perusahaan dapat diartikan perusahaan mempunyai potensi untuk membuka pasar Dies Manufacturing dengan terus melakukan product development dan market development. Dan juga dapat dilakukan strategi backward integration dimana perusahaan harus berperan aktif dalam mengawasi para pemasok yang masuk ke perusahaan.
4.3.7
Analisa Matriks QSPM
Setelah Melakukan Tahap pertama (The input stage) dan tahap kedua (The Matching Stage), tahap selanjutnya adalah pembuatan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Matriks QSPM memberikan gambaran kelebihankelebihan relative dari masing-masing strategi yang selanjutnya memberikan dasar objektif untuk dapat memilih salah satu atau beberapa strategi spesifik yang menjadi pilihan perusahaan. Dari Matriks IE sebelumnya didapatkan 2 alternatif atrategi spesifik yaitu Intensive Strategy dan Integration Strategy. Dari kedua strategi tersebut akan dipilih strategi yang paling tepat untuk dijalankan. Proses pemilihannya dengan cara menetapkan Attractive Score (AS) pada masing-masing faktor kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) , dan Ancaman (Threats) yang sebelumnya telah dijabarkan. Lebih detailnya penetuan nilai pembanding kedua alternative strategy adalah sebagai berikut :
93
-
Buat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matrix dan IFE Matrix.
-
Masukan nilai bobot (Weight) dari tiap faktor – (W), nilai bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
-
buat daftar isian Attractive Score (AS) dengan detail 1
= not attractive
2
= somewhat attractive
3
= reasonable attractive
4
= highly attractive
Nilai AS ini ditabulasikan dari 3 orang responden sebagai perwakilan dari 3 department yang ada di Stamping Tools Division PT TMMIN. (Lihat Lampiran 4.23) -
Hitung Total Attractive Score. Total Attractive score didapat dari perkalian Weight (tahap 2) dan AS (Tahap 3) pada maing-masing baris.
-
Hitung Sum Total Attractive Score pada masing-masing kolom QSPM. Nilai Sum TAS tertinggilah yang menunjukan bahwa alternatif strategi itu sebagai pilihan utama.
94
Strategi Weight Critical Success Factor
(Bobot)
Intensive
Integration
Strategy
Strategy
AS
(TAS)
AS
(TAS)
0.04
2.33
0.09
1.00
0.04
0.03
3.67
0.11
2.00
0.06
0.03
2.33
0.07
1.00
0.03
0.03
4.00
0.12
1.00
0.03
0.03
4.00
0.12
1.00
0.03
0.04
4.00
0.16
1.00
0.04
0.03
1.00
0.03
1.00
0.03
0.05
3.67
0.18
1.00
0.05
0.04
3.33
0.13
1.00
0.04
0.04
3.00
0.12
1.00
0.04
Kekuatan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) Standard Operation Procedure (SOP)
95
Kegiatan Continuous Improvement (QCC)
0.03
2.00
0.06
1.00
0.03
0.03
3.00
0.09
1.00
0.03
0.04
2.00
0.08
2.33
0.09
0.03
2.00
0.06
2.00
0.06
0.04
3.00
0.12
2.00
0.08
0.04
2.00
0.08
2.00
0.08
0.05
3.67
0.18
2.00
0.10
0.05
3.00
0.15
2.00
0.10
0.05
2.67
0.13
1.00
0.05
0.02
3.67
0.07
1.00
0.02
0.02
3.67
0.07
1.00
0.02
adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO 14000 mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Kelemahan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam
96
melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan
0.02
3.67
0.07
1.00
0.02
0.03
3.67
0.11
1.00
0.03
0.01
2.67
0.03
1.00
0.01
0.01
2.00
0.02
1.00
0.01
0.02
3.33
0.07
1.00
0.02
Skill operator mesin
0.03
3.67
0.11
1.00
0.03
Kondisi mesin yang ada saat ini
0.01
3.33
0.03
2.33
0.02
Teknologi Mesin NC yang tersedia
0.02
3.33
0.07
2.00
0.04
0.02
4.00
0.08
2.33
0.05
0.07
3.67
0.26
2.67
0.19
0.05
3.00
0.15
2.67
0.13
0.05
3.00
0.15
2.00
0.10
dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja
Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas Peluang Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi Banyaknya keluaran model mobil
97
terbaru dari berbagai Negara Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri Kebutuhan tenaga operator siap pakai
0.04
3.00
0.12
2.00
0.08
0.04
3.00
0.12
1.33
0.05
0.08
4.00
0.32
2.33
0.19
0.04
2.00
0.08
1.00
0.04
0.05
4.00
0.20
3.00
0.15
0.05
2.67
0.13
1.67
0.08
0.05
4.00
0.20
2.67
0.13
0.05
4.00
0.20
3.00
0.15
0.05
4.00
0.20
3.00
0.15
0.05
4.00
0.20
3.00
0.15
0.08
3.33
0.27
2.00
0.16
0.03
4.00
0.12
2.00
0.06
Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota Terbukanya peluang investasi Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi Kebutuhan pasar untuk sistem komputersisasi pengecekan panel Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC) Ancaman Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesama Toyota
98
Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri
0.02
1.00
0.02
2.67
0.05
0.03
2.00
0.06
3.00
0.09
0.03
3.67
0.11
1.00
0.03
0.03
4.00
0.12
3.00
0.09
0.04
3.00
0.12
3.00
0.12
0.03
1.00
0.03
2.33
0.07
0.03
3.67
0.11
1.00
0.03
(Jepang dan Thailand) Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain Pasokan bahan baku dari supplier internasional Belum pulihnya perekonomian Negara Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand TOTAL
6.12
3.58
Tabel 4.8 Matriks QSPM Dari hasil perhitungan dengan menggunakan QSPM dapat diambil kesimpulan bahwa strategi terbaik yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah strategi intensif (dengan nilai 6.12). Strategi ini jika disesuaikan dengan beberapa strategi yang ada pada analisa SWOT dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu mengembangkan pasar dies manufacturing. Jadi bukan hanya proyek internal toyota yang dapat dikerjakan tapi dengan membuka pasar secara umum dapat meningkatkan pendapatan perusahan, selain meningkatkan potensi
99
pasar, diterapkan juga strategi product development. Aktifitas yang menyangkut peningkatan kualitas dan harga dies harus terus ditingkatkan, seperti pelaksanaan program continuous improvement, sehingga produk yang dikenal akan mempunyai nilai jual yang tinggi baik itu secara internal Toyota ataupun eksternal Toyota dalam dan luar negeri. Strategi lainnya yang bisa diterapkan adalah Market Development, yaitu memperkenalkan produk dan kualitas Dies kepada pasar yang menggunakan, bisa untuk internal Toyota dalam dan luar negeri atau mobil merek lain seperti Daihatsu dan lain-lain.
4.4 Rencana Implementasi Strategi Setelah mendapatkan beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, selanjutnya diperlukan perencanaan implementasi dari strategi tersebut. Perencanaan ini akan berbentuk uraian rekomendasi kerja untuk mencapai tujauan dari hasil analisa sebelumnya. Diharapkan dari tabel rencana kerja ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan berupa pemilihan dari beberapa alternatif strategi yang ada dan pengambilan kebijakan perusahaan menyangkut tujuan mula-mula yaitu Peningkatan kapasitas produksi dan mengefektifkan sarana dan prasarana berupa teknologi yang tinggi. Berikut uraian rencana kerja berdasarkan poin strategi yang didapat dari analisa SWOT dan disesuaikan dengan hasil analisa QSPM , dari semulau
100
terdapat 11 astrategi alternative dispesifikan menjadi 7 strategi yang berhubungan dengan hasil analisa QSPM. 7 strategi yang akan dibuatkan rencana kerjanya ini merupakan strategi alternative utama yang diperioritaskan untuk dilakukan.
No
Strategi
Rencana Kerja Strategi SO
1
Memaksimalkan kapasitas
-
Pengajuan proyek internal Toyota
produksi untuk pembuatan disain
sesuai dengan kapasitas maksimal
dies dan pembuatan nc data
yang ada
dengan menerima order dari luar
-
Membuat
penawaran
kepada
perusahaan-perusahaan lain yang memerlukan jasa manufacturing die 2
Lakukan peningkatan kualitas dies
-
dengan memaksimalkan teknologi
Buat standar kerja sesuai analisa teknis pengerjaan yang dilakukan
komputer yang ada oleh
seksi
Improvement
Engineering -
Analisa kelayakan proyek untuk seksi cad cam, dimana kapasitas produksinya
bisa
disesuaikan
101
(order data nc) 3
buat alternative bisnis baru untuk
-
pembuatan checking fixture
Perkenalkan teknologi pengecekan panael
secara
akurat
kepada
industri otomotif lain. (membuka kemungkinan potensi pasar -
Buat analisa kelayakan proyek pembuatan checking fixture (order) sesuai kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan.
-
Lakukan
peningkatan
karyawan
yang
skill
berhubungan
dengan produk ini Strategi WO 4
Lakukan investasi mesin nc untuk
-
meratakan kapasitas produksi antar
Analisa
kelayakan
(perhitungan
Nilai
investasi BEP)
untk
seksi. pengadaan
mesin
NC
mempertimbangkan
dengan kenaikan
kapasitas produksi seksi machining Strategi ST 5
Tingkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas
-
Tingkatkan
aktifitas
Quality
102
6
Buat program peningkatan
Control
aktifitas QCC
Circle
(QCC)
untuk
mencari bibit baru improvement guna
meningkatkan
efisiensi,
kapasitas, dan cost reduction -
Lakukan peningkatan reward dari sebelumnya
untuk
merangsang
keluarnya ide-ide baru yang bisa dijadikan bahan improvement -
Maksimalkan
fungsi
seksi
Improvement engineering Strategi WT 7
optimalkan kapasitas atau lakukan
-
sub kontrak
maksimalkan kapasitas produksi tiap
seksi,
ketimpangan,
jika buat
terjadi alternatif
proyek baru sesuai dengan job description seksi yang terkait -
Analisa
kelayakan
melakuakan
sub
untuk kontrak
permesinan karena kapasita mesin yang masih kurang.
Tabel 4.9 Rencana Implementasi Strategi
103
Strategi yang dibuat oleh perusahaan tidak akan terlepas dari visi dan misi perusahaan. Oleh karenanya diperlukan suatu komitmen bersama dari tingkat direksi sampai dengan operator untuk sama-sama mensukseskan strategi yang sudah ditetapkan.