BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan Empat dekade lalu Fortune lahir sebagai perusahaan periklanan terpadu. Seiring perjalanannya, saudara pun bertambah : pertama, sebuah layanan desain dan pameran di tahun 1982, yang diikuti oleh layanan PR ( Public Relations ) dan pemasaran sosial. Kemudian berturut jasa promosi, management event, serta organisasi pameran berstandar internasional dan tibalah kami ke masa kini, 40 tahun dan terus berjalan, sebuah keluarga Fortune yang menyajikan jasa layanan periklanan dan komunikasi pemasaran terintegrasi. Kelima perusahaan fortune dalam keluarga Fortune merupakan perpaduan yang unik antara pengetahuan lokal dan pandangan global, kombinasi ini menyediakan para klien serangkaian layanan jasa yang senantiasa berkembang termasuk pemasaran yang unggul, komunikasi korporasi serta sosial, kehumasan dan media, desain, jasa perjalanan wisata, dan tentunya periklanan itu sendiri. Perusahaan-perusahaan Fortune adalah perusahaan yang profesional, dinamis serta responsif. Kelompok ini memiliki keunikannya tersendiri, layanan jasa periklanan yang lengkap, perencanaan dan pembelian media yang efektif, aktivitas
brand, serta layanan hubungan masyarakat baik untuk umum maupun korporasi. Semua didukung oleh infrastrukur teknologi yang mapan serta staf berpengalaman dengan komitmen tinggi. Kami mempertahankan daya saing di pasar yang terus berubah-ubah, melalui kecepatan, ketanggapan dan fleksibilitas. Dari awal yang sederhana dalam
96
97 industri periklanan, kami telah membangun tim yang beragam untuk menangani setiap tugas dari produksi TV hingga komunikasi krisis. Kelompok usaha kami selalu bangga untuk bekerja sebagai tim dan mencapai keberhasilan sebagai tim. Dengan berpegang teguh pada lima pilar bisinis perusahaan, kami menciptakan sebuah prospek investasi yang menarik : sebuah kelompok bisnis dengan tim yang kreatif serta inovatif untuk bekerjasama di sisi klien dan rekan bisnis dalam memberikan solusi untuk setiap kebutuhan. “We seek presence, a lasting heritage that will keep us young at heart and can be passed to future generations for the good of all” “Kami mencari sebuah eksistensi, sebuah warisan abadi yang dapat membuat kami senantiasa muda dalam semangat dan dapat dilanjutkan oleh generasi masa depan demi kebaikan bersama” Menemukan sinergi yang tepat untuk membangun sebuah tim yang kuat dengan semangat yang tepat dan dengan pengertian yang jelas terhadap nilai inti, visi, misi dan pandangan perusahaan telah terbukti sangat efektif. Kami memperoleh kepercayaan dari para pemimpin pasar seperti : Sampoerna, Bank Mandiri, Carrefour, Indofood, Nestle, Unilever, Garuda Indonesia, Honda dan Djarum. Lebih jauh, kami menciptakan materi solusi komunikasi untuk Pemerintah dan beberapa klien institusional seperti DepDiknas, Depkes, DepSos, Peringatan 100 haro Bung Hatta, Komisi Pemilihan Umum, UNICEF serta UNDP. Kini Fortune memiliki posisi yang strategis untuk menangani beragam jenis klien dan menjawab tantangan dunia yang terus berubah di masa yang akan datang. Dari sejak awal Fortune berdiri, integritas telah menjadi landasan serta inspirasi. Kini, pada usia yang telah mencapai 40 tahun, perubahan telah menjadikan kami lebih muda dan lebih baik, karena kami memiliki keinginan yang mendasar, untuk memberikan manfaat bagi warga Fortune dan untuk seluruh masyarakat. Kami
98 memandang diri kami sebagai gerigi penggerak dalam roda pembangunan Indonesia. Kami tidak serta merta mencari keuntungan akan tetapi juga sebuah keberadaan , sebuah warisan abadi yang akan membuat kita muda dalam semangat dan dapat dilanjutkan oleh generasi masa depan demi kebaikan bersama. Landasan kami cukup kuat untuk membawa Fortune melaju ke masa 40 tahun ke depan : permodalan yang sehat, staf yang kompeten, sistem yang efektif, serta budaya perusahaan yang mendukung. Saat kami mencapai titik bersejarah ini, kami menyadari pentingnya persiapan untuk masa yang akan datang. Sebuah organisasi akan dapat berjalan lancar dan tetap memimpin pasar bila organisasi itu memiliki sekelompok individu yang penuh bakat. Sebuah persiapan yang matang untuk menyonsong masa depan berarti membangun dan melatih karyawan kami dan mempersiapkan mereka dalam melanjutkan perusahaan. Satu dekade yang lalu, para pendiri fortune telah mempersiapkan masa transisi untuk menjalankan pelatih dengan manajer-manajer muda dengan ide-ide segar dan energi tanpa batas. Walau dengan pencapaian yang telah kami raih selama empat dekade, sesungguhnya, kami baru saja memulai langkah sebagai salah satu kekuatan besar dalam distribusi periklanan serta komunikasi pemasaran terintegrasi. Kami akan melanjutkan pengembangan ide-ide dan layanan baru sebagaimana trend
dan
terobosan teknologi terus mengubah dunia kita. Kami sangat antusias terhadap apa yang masa depan bawa, baik itu tantangan maupun peluang-peluang baru.
4.1.1
Sejarah perusahaan •
1970 : Di tahun 1970 Mochtar Lubis mendirikan sebuah perusahaan periklanan terpadu lokal, berafiliasi dengan Fortune International, Australia. Peristiwa
ini
menandakan
Management Consultants.
kelahiran
dari
Fortune
Advertising
and
99 •
1978 : Semenjak tahun 1978 dan seterusnya, keluarga Fortune mulai berkembang Fortune Indonesia mencetak sejarah antara 1978 sampai 1986 dengan kampanye yang sukses, mempromosikan dua produk baru, susu bubuk instan untuk Nestle serta rokok kretek filter untuk Sampoerna.
•
1985 : Di tahun 1985 Fortune Indonesia memulai kegiatan perdananya sebagai disainer kampanye pemasaran sosial saat diminta BKKBN, sebuah lembaga perencanaan keluarga nasional, untuk mempromosikan alat kontrasepsi kondom 25 sebagai bagian dari program keluarga berencana mereka.
•
1986 : Di tahun 1986,
Indra Abidin ditawarkan untuk mengambil alih
kepemilikan serta menjadi Direktur Utama Fortune Indonesia. •
1987
:
Fortune
memastikan
posisinya
sebagai
desainer
kampanye
pemasaran sosial saat ditugasi untuk merancang sebuah kampanye pemasaran sosial terintegrasi untuk Lingkaran Biru KB, sebuah inisiatif BKKBN, di tahun 1987. Kampanye ini kemudian menjadi contoh cerita sukses terbesar dalam pembangunan sosial Indonesia. •
1990 : Di awal tahun 1990-an Fortune Indonesia mengembangkan sebuah program komunikasi terpadu untuk Dancow Instant, Nestle menggunakan
tagline “Aku dan kau suka Dancow”, yang mana masih digunakan setelah 20 tahun berjalan. Fortune menambah kesuksesan dengan memperoleh sebuah klien baru. Termasuk didalamnya Campina, Honda, dan sejumlah klien blue-
chip lainnya. •
2002 : Pada tahun 2002 Fortune menjadi perusahaan periklanan publik pertama saat didaftarkannya saham Fortune Indonesia di Bursa Efek Jakrta dibawah nama PT.Fortune Indonesia Tbk. Hingga kini Fortune masih menjadi satu-satunya perusahaan periklanan yang terdaftar sahamnya di Bursa.
100 •
2008 : Di tahun 2008, Fortune meredefinisikan visinya untuk menjadi kelompok usaha nasional terpilih dalam bidang komunikasi pemasaran dimana inovasi serta kreatifitas akan membawanya hingga 100 tahun ke depan.
4.1.2
Aktivitas Bisnis Yang Sedang Dijalankan Pada tahun 2009, Fortune memfokuskan pada penguatan organisasi, Fortune memprakarsai perencanaan pengembangan sumber daya manusia dan memperkuat organisasi dan budaya kreatif Fortune. Tahun ini memperlihatkan sebuah terobosan besar dalam meningkatkan komunikasi perusahaan dengan peluncuran sebuah portal interaktif untuk pertukaran data dan informasi lintas organisasi. Kami mempersiapkan program pengumpulan bakat strategis, guna memfasilitasi suksesi dan melakukan sumber daya manusia secara umum. Hal ini tentu akan mempengaruhi cara kita melakukan bisnis pada tahun 2010, dan siap memberikan yang terbaik. Fortune
Indonesia
adalah
perusahaan
periklanan
dan
perusahaan
komunikasi pemasaran terpadu. Dengan layanan yang mencakup semua aspek manjemen brand termasuk perencanaan strategis, audit brand dan pengembangan
brand. Sebagai Spesialis Media terkemuka. Perusahaan telah mengembangkan tim terpisah untuk menangani tanggung jawab perencanaan media, pembelian serta analisa media. Sebagai kelompok perusahaan yang bekerja sebagai satu kekuatan Kominikasi Pemasaran Terpadu yang bersinergi. Solusi kami tidak tersebar di organisasi yang berbeda namun secara efisien sejalan, semua dibawah satu atap. Fortune Indonesia adalah perusahaan yang mapan, salah satu pelopor perusahaan periklanan, dan salah satu yang memelihara peran dominan diantara periklanan lima besar. Untuk mewujudkan misi kami untuk menjadi nomor satu, kita dengan sangat berhati-hati mengikuti rencana lima-tahunan kami.
101 Dalam pendapatan, Fortune Indonesia melampui target 2009, karena iklim ekonomi yang kondusif, dengan banyaknya proses pitching yang dimenangkan. Dalam keuntungan kami telah menghasilkan lebih dari 90% dari target dan penurunan 10% dipicu oleh biaya overhead yang lebih tinggi dan kecenderungan margin industri. Dengan bangga Fortune Indonesia mengumumkan penunjukannya sebagai mitra utama oleh Bank Mandiri. Diakui dengan pembelian portofolio dari salah satu bank terkemuka negara ini merupakan motivasi penting untuk melanjutkan jalan yang
telah kami
pilh.
Ini
kemudian dipertegas dengan ditandatanganinya
kesepakatan dengan klien baru seperti : Abbot Indonesia, Optik Melawai, PT. Pertamina (Persero). Sementara pendapatan yang dihasilkan oleh klien kami lama yang strategis seperti Honda, semua meningkat sekitar rata-rata 10% hingga 15%. Fortune Indonesia berharap 2010 menjadi tahun yang baik, lebih baik daripada 2009. Hal tersebut kemungkinan besar adalah hasil langsung dari program retrukturisasi 2009, baik dari sumber daya manusia, serta organisasi dan budaya kreatif, dan dalam beberapa hal, adalah dampak dimenangkannya 2 penghargaan pada tahun lalu. Tranformasi utama pada tahun 2010 akan datang dengan penunjukkan seorang Executive Creative Director sebagai posisi jabatan baru. Hal ini akan memulai pergeseran dari bekerja dengan full-time brand, menjadi bekerja dibawah satu kepala kreatif, yanh akan menciptakan sinergi antar semua tim, kelahiran Fortune Indonesia menjadi besar, kuat, dan kreatif. •
Pendapatan Pendapatan meningkatkan sebesar Rp. 47,26 Milyar atau 13.09% dan Rp.
306.02 Milyar yang dicatat pada tahun 2008 menjadi Rp. 408.28 Milyar pada tahun 2009.
102 Peningkatan yang sangat signifikan di salah satu bisnis unit, berasal dari pelayanan perjalanan perusahaan, dimana pertumbuhan terjadi 28.71% Desain grafis/pameran dan periklanan juga menunjukkan peningkatan menjadi 13.58% dan 13.37%.
Public
Relations
mengalami
penurunan
25.06%
seiring
dengan
pertumbuhan yang berbeda pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah pendapatan dari kehadiran para klien yang dihasilkan oleh PT. Bank Mandiri (Persero), Taman Impian Jaya Ancol, BKPM, Bank Dunia dan lain-lain. •
Keuntungan Bruto Meskipun pertambahan keuntungan bruto dari pelayanan perjalanan (travel)
sebesar 50.81%. Grup mengalami penurunan secara keseluruhan sebesar 3.99% sepanjang tahun 2009, dari Rp 57.04 Milyar menjadi Rp 54.77 Milyar. Keuntungan dari sektor desain grafis dan pameran menurun sebesar 34.68%. PR menurun 14.66% dan periklanan 2.25% sebagai dampak adanya krisis keuangan global, yang menyebabkan adanya penundaan dari aktifitas komunikasi. •
Keuntungan Operasional Meskipun biaya operasional menurun sebesar 0.05% sepanjang tahun fiskal,
keuntungan operasional menurun sebesar 20.25% menjadi Rp 8.86 Milyar di tahun 2009 dari Rp 11.11 Milyar di tahun sebelumnya. •
Keuntungan Bersih setelah pajak Walaupun efisiensi penambahan untuk pengembangan marjin, keuntungan
bersih menurun untuk pertama kalinya setelah 2 tahun masa pertumbuhan sebesar 27.71% dari Rp 9.10 Milyar di tahun 2008 menjadi Rp 6.58% di tahun 2009. Hali ini merupakan antisipasi dari dampak adanya penurunan yang terjadi akibat krisis ekonomi
global,
serta
strategi
yang
dijalankan
oleh
perusahaan
untuk
menyesuaikan dengan penurunan sementar dalam bisnis baru yang dipertahankan
103 pemegang Fortune di pasar dan hal ini telah dimulai agar dapat mengahsilkan keuntungan di tahun 2010. Grup sedang berusaha mengantisipasi pembagian perluasan pasar di tahun mendatang sebagai klien-klien setia untuk melanjutkan strategi above-the-line serta para klien baru yang bergabung dalam grup.
4.1.3
Visi dan Misi Perusahaan
4.1.3.1 Visi Perusahaan •
Visi PT. Fortune Indonesia Tbk -
To become a world class Indonesian communications group driven by superior and sustainable innovative work.
-
Untuk menjadi grup komunikasi kelas dunia Indonesia yang didorong oleh karya unggul dengan inovasi yang berkesinambungan.
4.1.3.2 Misi Perusahaan •
Misi PT. Fortune Indonesia Tbk -
To become the preferred company to invest in, do business with and persue a carrer with, supported by profesionalism resulting in business growth that enchances the quality of human life.
-
Untuk menjadi perusahaan pilihan dalam hal investasi, melakukan kerjasama serta pencapaian karir, didukung oleh profesionalisme demi menghasilkan pertumbuhan bisnis yang meningkatkan kulaitas hidup manusia.
104 4.1.3.3 Paradigma Usaha •
Paradigma Usaha PT. Fortune Indonesia Tbk -
“imbued with ‘can do’ spirit to grasp every opportunity and challenge, supported by broad knowledge and vision as well as synergy among staff and among business unit”.
-
Diilhami semangat “can do” untuk meraih setiap peluang dan tantangan, didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan visi yang luas bersinergi diantara warga dan unit usaha.
4.1.3.4 Nilai – Nilai Perusahaan •
Nilai-nilai perusahaan PT Fortune Indonesia Tbk -
“Integrity is the foundation and inspiration for working effectively and efficiently to increase benefits for the business and its stakeholders”.
-
Integritas adalah dasar dan inspirasi dalam bekerja efektif dan efisien guna meningkatkan manfaat usaha serta para pemangku kepentingan.
105 4.1.4
Struktur Organisasi Fortune Indonesia Tbk STAKEHOLDERS (PEMANTAU KEPENTINGAN)
BOARD OF COMMISSIONERS (DEWAN KOMISARIS) AUDIT COMMITTEE
BOARD OF DIRECTORS (DIREKSI)
MARKETING DIVISION (DIVISI PEMASARAN)
CREATIVE DIVISION (DIVISI KREATIF)
Advertising (periklanan)
Creative (kreatif)
Public relations (hubungan
Social politics
Activation (aktivasi)
MEDIA DIVISION (DIVISI MEDIA)
Planning (perencana
Graphic design (disain grafik)
Buying (pembelanjaa n)
Web design
Monitoring (pemantaua
CORPORATE DIVISION (DIVISI KORPORAT)
Legal (hukum)
Communicatio ns (komunikasi)
FINANCE DIVISION (DIVISI KEUANGAN)
GA & HRD DIVISION (DIVISI UMUM & HRD)
Finance (keuangan)
HRD (HRD)
Accounting (akunting)
General affairs (umum)
Traffic (traffic)
E – Service (E – Service)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Fortune Indonesia Tbk Sumber: PT Fortune Indonesia Tbk, 2010
INFORMATIO N SYSTEMS DIVISION (DIVISI SISTEM
Manageme nt information & system (manajeme n system
106 4.2
Profil Responden Profil responden ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik - karakteristik dari klien yang terpilih menjadi responden. Data responden yang merupakan pihak pengembang berasal dari daftar internal perusahaan. Selanjutnya dari kuesioner diperoleh presentase profil data umum dari seluruh responden seperti terlihat pada Gambar 4.2, Gambar 4.3 , Gambar 4.4, Gambar 4.5. Profile responden ini berfungsi hanya untuk mengetahui dari data umum responden yang diteliti.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.2 Diagram Jenis Kelamin Responden PT Fortune Indonesia Tbk
Sumber: Data Kuesioner
Pada Gambar 4.2. dapat diketahui dari 150 responden bahwa pelanggan PT Fortune Indonesia Tbk didominasi oleh pria yaitu 92 orang, dengan persentase 61%. Ini artinya, sebagian besar pelanggan yang melakukan kontrak pekerjaan dengan PT Fortune Indonesia Tbk adalah pria, karena pada umumnya pekerjaan bidang jasa periklanan banyak ditangani oleh para pria, seperti proyek maupun kantor.
107 4.2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Kerjasama
Gambar 4.3. Diagram Kerjasama Responden dengan PT Fortune Indonesia tbk
Sumber: Data Kuesioner
Pada Gambar 4.3. dapat dilihat dari 150 responden bahwa pelanggan yang telah bekerjasama dengan PT Fortune Indonesia Tbk yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelanggan dengan kerjasama selama kurang dari 1 tahun sampai lebih dari 9 tahun. Pelanggan paling banyak bekerjasama selama 2 sampai 4 tahun dan 5 sampai 8 tahun dengan persentase 38% dan 30%. Ini artinya bahwa kerjasama pada rentang waktu 2 sampai 8 tahun, kerjasama para pelanggan umumnya loyal pada PT Forune Indonesia Tbk, karena setelah kerjasama terjalin antara 2 sampai 4 tahun ini pelanggan telah memiliki banyak pengalaman dalam melakukan pemesanan, pembelian, dan kontrak kerjasama sehingga pada akhirnya pelanggan memutuskan bahwa PT Fortune Indonesia Tbk adalah pilihan yang tepat.
108 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Kontrak
Gambar 4.4. Diagram Rata – Rata Nilai Kontrak Pekerjaan Responden dengan PT Fortune Indonesia Tbk Sumber: Data Kuesioner
Pada Gambar 4.4. dari 150 responden menunjukkan bahwa rata-rata nilai kontrak pada satu jenis pekerjaan yaitu antara 1 Milyar – 1,99 Milyar atau sebesar 42%. Hal ini dikarenakan PT Fortune Indonesia Tbk memiliki karyawan yang handal, kreatifitas periklanan yang baik, serta jaminan selebrity endorsement dengan kualitas yang baik sehingga memungkinkan bagi pelanggan untuk menggunakan jasa iklan PT Fortune Indonesia Tbk pada setiap proyek pekerjaan karena pelanggan merasa puas dengan iklan-iklan yang diproduksi PT Fortune Indonesia Tbk.
109 4.2.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kebutuhan jasa
Frekuensi Kebutuhan Jasa 7% 18%
37%
38%
1 x dalam setahun
2 x dalam setahun
3 x dalam setahun
> 3 x dalam setahun
Gambar 4.5. Diagram Frekuensi Kebutuhan Responden PT Fortune Indonesia Tbk Sumber: Data Kuesioner
Pada Gambar 4.5. diatas dapat diketahui dari 150 responden menunjukkan bahwa frekuensi kebutuhan responden terbanyak terjadi antara tiga kali dalam setahun dan lebih dari tiga kali dalam setahun atau sebesar 38% dan 37%. Ini artinya bahwa pelanggan memiliki komitmen pada PT Fortune Indonesia Tbk, dengan mempercayakan kebutuhan pemasaran mereka pada PT Fortune Indonesia tbk melihat frekuensi kebutuhan yang terjadi tiga kali dalam setahun.
4.3
Statistik Deskriptif Statistik dekriptif memberikan informasi deskriptif dari sekelompok data (Sekaran, 2006, 232). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada program SPSS 13.00 didapatkan nilai rata-rata, frekuensi, dan standar deviasi berupa deskripsi
110 secara statistik opini responden dalam setiap indikator penelitian. Statistik deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan respon atau opini dari 150 responden. Tabel 4.1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics N x1_1 x1_2 x1_3 x2_1 x2_2 x2_3 x2_4 Y_1 Y_2 Y_3 z_1 z_2 z_3 z_4 z_5 Valid N (listwise)
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Mean 3.75 3.73 3.76 3.73 3.73 3.73 3.70 3.76 3.69 3.69 3.77 3.78 3.70 3.79 3.81
Std. Deviation .716 .833 .783 .851 .759 .739 .841 .642 .851 .732 .829 .785 .880 .799 .711
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
4.3.1
Variabel Creativity Advertising Tabel 4.1 menunjukkan hasil frekuensi dan rata-rata untuk tiap-tiap indikator yang mewakili variabel Creativity Advertising dalam kuesioner yang telah dibagikan peneliti. Terdapat tiga indikator dalam variabel ini, yaitu X1_1, X1_2, X1_3 mewakili indikator menginformasikan,membujuk, mengingatkan. •
Indikator menginformasikan, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.75 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.716 hal ini berarti jawaban responden
111 relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki
standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator membujuk, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.73 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.833 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar deviasi
yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator mengingatkan, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.76 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.783 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar
deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 4.3.2
Variabel Celebrity Endorsement Tabel 4.1 menunjukkan hasil frekuensi dan rata-rata untuk tiap-tiap indikator yang mewakili variabel Celebrity Endorsment dalam kuesioner yang telah dibagikan peneliti. Terdapat empat indikator dalam variabel ini, yaitu X2_1, X2_2, X2_3, X2_4 mewakili indikator credibility, likeability, attractiveness, meaningfulness. •
Indikator credibility, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.73 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.851 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar deviasi
112 yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator likeability, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.73 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.759 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar deviasi
yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator attractiveness, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.73 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.739 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar
deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator meaningfulness, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.70 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.841 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar
deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 4.3.3
Variabel Brand Image Tabel 4.1 menunjukkan hasil frekuensi dan rata-rata untuk tiap-tiap indikator yang mewakili variabel Brand Image dalam kuesioner yang telah dibagikan peneliti. Terdapat tiga indikator dalam variabel ini, yaitu Y_1, Y_2, Y_3 mewakili corporation image, user image, product image.
113 •
Indikator corporation image, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.76 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.642 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki
standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator user image, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.69 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.851 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar deviasi
yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator product image, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.69 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.732 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki standar
deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 4.3.4
Variabel Keputusan Pembelian Tabel 4.1 menunjukkan hasil frekuensi dan rata-rata untuk tiap-tiap indikator yang mewakili variabel Keputusan Pembelian dalam kuesioner yang telah dibagikan peneliti. Terdapat lima indikator dalam variabel ini, yaitu Z_1, Z_2, Z_3, Z_4, Z_5 mewakili Pengenalan masalah atau kebutuhan, Pencarian informasi, Evaluasi alternative, Keputusan konsumen, Perilaku setelah pembelian.
114 •
Indikator Pengenalan masalah atau kebutuhan, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.77 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.829 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut, dikarenakan memiliki standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5
•
Indikator Pencarian informasi, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.78 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.785 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki
standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator Evaluasi alternative, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.70 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.880 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki
standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator Keputusan konsumen, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.79 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.799 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan memiliki
standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 •
Indikator Perilaku setelah pembelian, memiliki nilai rata – rata sebesar 3.81 yang berarti rata – rata responden cenderung setuju untuk indikator
115 tersebut, dengan standar deviasi sebesar 0.711 hal ini berarti jawaban responden relative tidak bervariasi untuk indikator tersebut,
dikarenakan
memiliki standar deviasi yang lebih kecil dari 1 dengan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 4.4
Instrumen Penelitian
4.4.1
Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menguji apakah seluruh item pertanyaan yang terdapat dalam penelitian ini dapat mengukut permasalahan yang sedang diuji , jadi validitas berguna utnuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat benar – benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai r hitung terhadap r tabel. Jika nilai r hitung > nilai r tabel dan nilainya positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. r hasil untuk tiap variabel dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dan nilai r tabel diperoleh dari degree of fredon (df = n – 2) dengan tingkat signifikansi 0.05. Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation
Keputusan
X1_1
0,569
Valid
X1_2
0,574
Valid
No
1
Variabel
Creativity Advertising
116 X1_3
2
3
4
0,614
Valid
X2_1
0,714
Valid
X2_2
0,627
Valid
X2_3
0,645
Valid
X2_4
0,741
Valid
Y_1
0,530
Valid
Y_2
0,591
Valid
Y_3
0,616
Valid
Z_1
0,760
Valid
Z_2
0,712
Valid
Z_3
0,695
Valid
Z_4
0,706
Valid
Z_5
0,730
Valid
Celebrity Endorsement
Brand Image
Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua nilai r hitung (koefisien korelasi) berada di atas nilai r tabel (df 148 = 0.13) sehingga dapat disimpulkan bahwa butir – butir dari pertanyaan tersebut valid, sehingga penelitian ini bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.
117 4.4.2
Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu. Dalam reliabilitas yang diuji adalah konsistensi jawaban responden menyebutkan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari r tabel (0.13) dan 0.60 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
No
Variabel
N of Items
Cronbach's Alpha
Keputusan
1
Creativity Advertising
3
0,754
Reliabel
2
Celebrity Endorsement
4
0,844
Reliabel
3
Brand Image
3
0,745
Reliabel
4
Keputusan Pembelian
5
0,883
Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Dari tabel di atas terlihat variabel Creativity Advertising memiliki 3 item dengan cronbach alpha sebesar 0.754 yang berarti variabel tersebut dapat dikatakan reliabel, variabel Celebrity Endorsement memiliki 4 item pertanyaan dengan cronbach alpha sebesar 0.844 yang berarti variabel tersebut dapat dikatakan reliabel, variabel
Brand Image memiliki 3 item pertanyaan dengan cronbach alpha sebesar 0.745 yang berarti variabel tersebut dapat dikatakan reliabel, variabel Keputusan Pembelian memiliki 5 item pertanyaan dengan cronbach alpha sebesar 0.883 yang berarti variabel tersebut dapat dikatakan reliabel. Dari hasil pervariabel di atas terlihat semua nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.6 sehingga variabel - variabel tersebut dinyatakan reliabel dan bisa dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya.
118 4.4.3
Analisis Faktor Konfirmatory dan Validitas Konstruk Salah Satu manfaat utama dari CFA adalah kemampuan menilai validitas konstrukdari measurement
theory yang diusulkan. Validitas konstruk mengukur
sampai seberapa jauh ukuran indikator mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya didalam populasi. Ada empat ukuran validitas konstruk yaitu convergen validity, variance extracted, construk reliability dan discriminan validity Tabel 4.4 Hasil Analisis faktor konfirmatory dan validitas konstruk
x1_1 x1_2 x1_3
Loading/ Converg en 0.699 0.692 0.751
x2_1 x2_2 x2_3 x2_4
0.815 0.683 0.724 0.816
3.0380
Y_1 Y_2 Y_3
0.651 0.712 0.764
2.1270
z_1 z_2 z_3 z_4 z_5
0.812 0.768 0.752 0.774 0.784
3.8900
Loadin g2 2.1420
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
0.4886
Meas error 1.5315
0.5114
0.4789
0.5211
0.5640
0.4360
0.6642
2.3207
0.3358
0.4665
0.5335
0.5242
0.4758
0.6659
0.3341
0.4238
1.5144
0.5762
0.5069
0.4931
0.5837
0.4163
0.6593
3.0284
0.3407
0.5898
0.4102
0.5655
0.4345
0.5991
0.4009
0.6147
0.3853
Ave
CR
Disr
1.4685
0.5105
0.7575
0.7145
1.6793
0.5802
0.8461
0.7617
1.4856
0.5048
0.7528
0.7105
1.9716
0.6057
0.8847
0.7783
119 Convergen validity, Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai standardized loading estimate diatas, secara umum semua loading factor significan secara statistik dan nilai loading sudah diatas 0.50, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator – indikator (item pertanyaan) mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa usuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya didalam populasi. Variance extracted, Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai AVE diatas, secara umum semua loading factor significan secara statistik dan nilai loading sudah diatas 0.50, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator – indikator (item pertanyaan) mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa usuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya didalam populasi. Construct reliability Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai CR diatas, secara umum semua loading factor significan secara statistik dan nilai loading sudah diatas 0.70, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator – indikator (item pertanyaan) mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa usuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya didalam populasi.
120 Discriminan validity Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai Discriminan diatas, disimpulkan nilai kuadrat AVE lebih tinggi dari pada korelasi antar konstruklainnya dan ini menunjukkan convergent validity yang baik. Sedangkan untuk konstruk lainnya nilai akar kuadrat AVE tidak lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstruk. sehingga dapat dikatakan bahwa indikator – indikator (item pertanyaan) mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa usuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya didalam populasi. 4.5
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahi apakah data dalam penelitian yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak dan normalitas sendiri adalah asumsi
yang
harus
terpenuhi
dalam
penggunakan SEM(structural
equation
modeling). Analisa Skewness dan Kurtosis merupakan suatu pengujian normalitas secara univarite, yaitu menguji keselarasan data masing-masing variabel penelitain, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak. Pengembalian keputusan : Jika zskewness. < 2.58, maka data berdistribusi normal. Jika zskewness. > 2.58, maka data berdistribusi tidak normal Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Variable
min
Max
Skew
c.r.
kurtosis
c.r.
z_5
2.000
5.000
.184
.918
-.797
-1.993
z_4
2.000
5.000
.005
.024
-.748
-1.869
121
z_1
2.000
5.000
-.411
-2.054
-.268
-.669
x1_3
2.000
5.000
-.142
-.712
-.445
-1.112
z_3
2.000
5.000
-.326
-1.628
-.551
-1.377
z_2
2.000
5.000
-.012
-.060
-.661
-1.652
x2_1
2.000
5.000
-.236
-1.179
-.544
-1.359
x2_2
2.000
5.000
-.055
-.276
-.437
-1.092
Y_3
2.000
5.000
-.483
-2.416
.126
.316
Y_2
2.000
5.000
.105
.524
-.841
-2.102
Y_1
2.000
5.000
-.045
-.223
-.187
-.466
x1_1
2.000
5.000
-.138
-.690
-.213
-.534
x1_2
2.000
5.000
-.449
-2.244
-.245
-.613
x2_3
2.000
5.000
-.335
-1.677
-.027
-.068
x2_4
2.000
5.000
-.068
-.339
-.660
-1.651
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan Zskewness dan Zkurtosis semua item pernyataan (univariate) terlihat memiliki nilai zskewness dan zkurtosis yang lebih kecil dari 2.58, sehingga semua item pernyataan dapat dikatakan berdistribusi normal. Dengan demikian uji normalitas secara univariate dapat terpenuhi dan penelitian ini dapat dilanjutkan. 4.6
Uji Goodness of Fit Sebelum dilakukan pengujian hipotesa dengan SEM (Amos versi 16.0) maka terlebih dahulu dilakukan pengujian goodness of fit yang terdiri dari Absolut Fit Measures, Incremental Fit Measures dan Parsimonius Fit Measures sebagai berikut :
122 Tabel 4.6 Hasil Uji Goodness of Fit Pengukuran
Cut off
Nilai
Keputusan
Absolute Fit chi-square < χ2 tabel df 84 = Chi-Square
106.390
70.672
Fit
p-value
≥ 0.05
0.850
Fit
Normed
<2
0.841
Fit
GFI
≥ 0.90
0.945
Fit
RMSEA
≤ 0.08
0.000
Fit
AGFI
≥ 0.85
0.921
Fit
TLI
≥ 0.90
1.018
Fit
NFI
≥ 0.90
0.932
Fit
PNFI
0.60 – 0.90
0.745
Fit
PGFI
0 – 1.0
0.661
Fit
chi-square
Incremental Fit
Parsimonious Fit
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat beberapa uji goodnessof fit : 1.
Chi square dan P value Nilai chi-square sebesar 70,672 dengan 84 degree of freedom. Probabilitas chi-square adalah tidak signifikan (p = 0.850) yang berarti model fit.
2.
X2/df(CMIN/DF) Indikator goodness of fit dengan melihat perbandingan antara nilai chisquare dengan degree of freedom (x2/df), rasio dalam model ini adalah 106.390/84= 0.841. Hasil tersebut lebih rendah dari cut of model fit yang disarankan oleh Carmines dan Melver yaitu 2 sehingga dapat disimpulkan
123 bahwa dengan mengendalikan kompleksitas model, model fit yang cukup baik. 3.
RMSEA RMSEA model adalah 0.000. hal tersebut mengindikasikan bahwa model fit, dan cukup reasonabel dan tidak masuk kategori penolakan (Browne dan Cudek 1993). Nilai RMSEA tersebut memiliki ketepatan yang cukup baik dalam menilai model fit (RMSEA < 0.08).
4.
GFI Indek kesesuaian model ( fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari variance dalam matriks kovariance sampel dijelaskan matrik kovariance populasi terestimasi. GFI adalah mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit) nilai yang tinggi menunjukkan better fit dan dalam penelitian ini didapatkan GFI sebesar 0.945 (di atas cut off > 0.90) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit.
5.
AGFI AGFI adalah penelitian ini didapatkan AGFI sebesar 0.921 (diatas cut off atau > 0.85) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit.
6.
TLI Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi antara proposed model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 – sampai 1. Nilai TLI yang direkomendasikan adalah sama atau > 0.90.
124 Dalam penelitian ini didapatkan nilai TLI sebesar 1.018 (di atas cut off > 0.90) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit. 7.
NFI
Normed fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed model model dan null model. Nilai NFI akan ber variasi dari 0 (no fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Seperti hal nya TLI tidak ada nilai absolut yang dapat digunakan sebagai standard, tetapi umunmya direkomendasikan sama atau > 0.90.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai NFI sebesar 0.932 (di atas cut off > 0.90) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit.
8.
PNFI
Parsimonius Normal Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi dari NFI. PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk mencapai level fit semakin tinggi nilai PNFI semakin fit kegunaan utama dari PNFI adalah untuk membandingkan model dengan degree of freedom yang berbeda. Digunakan untuk membandingkan model alternative sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun demikian jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0.60 sampai 0.90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai PNFI
sebesar 0.745
(nilai cut off
antara 0.60 - 0.90) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit.
125 9.
PGFI
Parsimonius goodness-of-fit Index (PGFI) memodifikasi GFI atas dasar Parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar 0 – 1.0 dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih Parsimony.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai PGFI sebesar 0.661 (nilai cut off antara 0 – 1.0) sehingga dapat dikatakan bahwa model ini fit.
4.7
Implikasi Hasil Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari setiap hubungan. Level of significance (α) yang ditetapkan adalah sebesar 5%, yang berarti bahwa batas toleransi kesalahan yang dapat ditolerir adalah sebesar 5%. Dengan kata lain, level of confidence dari pengujian hipotesis ini adalah sebesar 95%. Apabila p-value < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini diajukan 5 hipotesis dan berikut ini dapat diperhatikan hasil uji hipotesis tersebut satu per satu, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7 Rangkuman Uji Hipotesis
No
Model
Estimate
S.E.
C.R.
P
Keputusan
1
Creativity_Advertising Æ Brand Image
0.264
0.126
2.103
0.035 Ha diterima
2
Celebrity_EndorsementÆ Brand Image
0.133
0.084
1.581
0.114
Ha ditolak
0.286
0.160
1.787
0.074
Ha ditolak
3 Brand Image Æ
126
Keputusan_Pembelian 4’
Celebrity_Endorsement Æ Keputusan_Pembelian
0.373
0.113
3.300
0.000 Ha diterima
5
Creativity_Advertising Æ Keputusan_Pembelian
0.326
0.168
1.940
0.052
Ha ditolak
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Dalam penelitian ini diajukan lima hipotesis dan berikut ini hasil uji tersebut:
Hipotesis 1 Pada hipotesis ini akan menguji pengaruh antara creativity advertising terhadap Brand Image. Berikut ini adalah penyusunan hipotesis alternatifnya: H1 : Terdapat pengaruh positif antara Creativity Advertising dan Brand image Pada tabel 4.7 memperlihatkan hasil pengujian hipotesis Ha1 diterima menunjukkan bahwa creativity advertising memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Brand image, yaitu dengan diperolehnya nilai t hitung (2.103) yang lebih besar dari t tabel (1.66) atau dengan melihat p-value 0.035 yang lebih kecil dari 0.05, dan jika dilihat dari nilai standar koefisien (β) sebesar 0.264, maka
hal tersebut
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari Creativity Advertising akan meningkatkan Brand Image sebesar 0.264.
Hipotesis 2 Pada hipotesis ini akan menguji pengaruh antara celebrity endorsement terhadap brand image. Berikut ini adalah penyusunan hipotesis alternatifnya: H2 : Tidak Terdapat pengaruh positif antara celebrity endorsement terhadap brand
image.
127 Pada tabel 4.7 memperlihatkan hasil pengujian hipotesis Ha2 ditolak menunjukkan bahwa celebrity endorsement tidak memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap brand image, yaitu dengan diperolehnya nilai t hitung (1.581) yang lebih kecil dari t tabel (1.66) atau dengan melihat p-value 0.114 yang lebih kecil dari 0.05, dan jika dilihat dari nilai standar koefisien (β) sebesar 0.133, maka hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari creativity advertising tidak meningkatkan brand image.
Hipotesis 3 Pada hipotesis ini akan menguji pengaruh antara brand image terhadap keputusan pembelian. Berikut ini adalah penyusunan hipotesis alternatifnya: H3 : Terdapat pengaruh positif antara brand image terhadap keputusan pembelian. Pada tabel 4.7 memperlihatkan hasil pengujian hipotesis Ha3 ditolak menunjukkan bahwa brand image tidak memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu dengan diperolehnya nilai t hitung (1.787) yang lebih besar dari t tabel (1.66) atau dengan melihat p-value 0.074 yang lebih besar dari 0.05, dan
jika dilihat dari nilai standar koefisien (β) sebesar 0.286, maka
hal
tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari brand image tidak akan meningkatkan keputusan pembelian. Karena brand image tidak dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian maka, brand image tidak berdampak terhadap keputusan pembelian bila ada creativity advertising celebrity
endorsement maupun tidak ada.
128 Hipotesis 4 Pada hipotesis ini akan menguji pengaruh antara Celebrity endorsement terhadap keputusan pembelian. Berikut ini adalah penyusunan hipotesis alternatifnya: H4 : Terdapat pengaruh positif antara celebrity endorsement terhadap keputusan pembelian. Pada tabel 4.7 memperlihatkan hasil pengujian hipotesis Ha4 diterima menunjukkan bahwa celebrity endorsement memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu dengan diperolehnya nilai t hitung (3.300) yang lebih besar dari t tabel (1.66) atau dengan melihat p-value 0.000 yang lebih kecil dari jika dilihat dari nilai standar koefisien (β) sebesar 0.373, maka
0.05, dan tersebut
menunjukkan
bahwa
setiap
kenaikan
satu
satuan
dari
hal
celebrity
endorsement akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0.373. Hipotesis 5 Pada hipotesis ini akan menguji pengaruh antara creativity advertising terhadap keputusan pembelian. Berikut ini adalah penyusunan hipotesis alternatifnya: H5 : Terdapat pengaruh positif antara creativity advertising terhadap keputusan pembelian Pada tabel 4.7 memperlihatkan hasil pengujian hipotesis Ha5 ditolak menunjukkan bahwa creativity advertising tidak memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu dengan diperolehnya nilai t hitung (1.940) yang lebih besar dari t tabel (1.66) atau dengan melihat p-value 0.052 yang lebih besar dari 0.05, dan
jika dilihat dari nilai standar koefisien (β) sebesar 0.326, maka
hal
129 tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari creativity advertising tidak akan meningkatkan keputusan pembelian. 4.8
Pembahasan Setelah dilakukannya pengumpulan dan pengolahan data, maka didapatkan hasil pada penelitian yang akan dibandingkan dengan penelitian terdahulu, sebagai berikut: 1. Hasil penelitian creativity advertising berpengaruh positif terhadap brand image. Hal ini terbukti dari diperolehnya nilai t hitung (2,103) yang lebih besar dari t tabel (1,66) atau dengan melihat p-value 0,035 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Giri Vajra Prawita (2009). Dari hasil penelitian terlihat kreatifitas iklan tidak dapat berpengaruh terhadap citra merek (brand image) motor Honda Mega Pro, hal ini terlihat dari nilai t hitung (5,179) yang lebih besar dari t table (1,66) atau pada hasil coefficients sig sebesar 0,359 ditolak pada taraf signifikansi 5%, sehingga tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk industri jasa layanan periklanan tidak bisa disamakan dengan industri produsen kendaraan, di mana untuk industri jasa layanan periklanan citra merek akan lebih mudah tercipta bila perusahaan memuaskan para pelanggan dengan baik. 2. Hasil penelitian celebrity endorsement tidak berpengaruh positif terhadap brand
image. Hal ini terbukti dari diperolehnya nilai t hitung (1,581) yang lebih kecil dari t tabel (1,66) atau dengan melihat p-value 0,114 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Driya Wiryawan dan Anisa Pratiwi (2009). Dari hasil penelitian terlihat selebriti endorser berpengaruh positif terhadap brand image pada iklan produk kartu prabayar XL bebas, hal ini dapat dilihat dari angka sig yang lebih kecil dari taraf
130 signifikansi 5% yaitu 0,008. Dan memiliki nilai koefisien 5% yaitu 0,008. Dan memiliki nilai koefisien determinan sebesar 0,756. Hal ini menunjukkan bahwa untuk industri jasa layanan periklanan tidak bisa disamakan dengan iklan produk tertentu, di mana untuk iklan produk tertentu brand image akan lebih mudah tercipta bila endorser tersebut dapat mempresentasikan produknya dengan baik. 3. Hasil penelitian brand image tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini terbukti dari diperolehnya nilai t hitung (1,787) yang lebih besar dari t tabel (1,66) atau dengan melihat p-value 0,074 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Verawati Sinaga (2008). Dari hasil penelitian terlihat Citra Merek (Brand Image) berpengaruh positif Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Pengguna Kosmetik Merek Avon). Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,452 sedangkan koefisien determinasi sebesar 20,43 %. Hal ini berarti bahwa pengaruh citra merek terhadap proses keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar 20,43 % sedangkan sisanya sebesar 79,57 % dipengaruhi faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa untuk industri jasa layanan periklanan tidak bisa disamakan dengan keputusan pembelian produk tertentu, di mana untuk keputusan pembelian produk tertentu akan lebih mudah tercipta bila brand
image produk tertentu dibenak sebagian besar konsumen adalah positif. 4. Hasil penelitian celebrity endorsement berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini terbukti dari diperolehnya nilai t hitung (3,300) yang lebih besar dari t tabel (1,66) atau dengan melihat p-value 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Walaupun hasil penelitian tidak sama persis dengan penelitian sebelumnya dikarenakan alat analisis yang berbeda, namun konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Dwi Indah Utami (2010) yang membuktikan bahwa celebrity
131 endorsement mampu mempengaruhi keputusan pembelian. hasil penelitian terlihat dari nilai sig variabel celebrity endorsement adalah sebesar 0,00306 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis Ho ditolak. dengan demikian variable kredibilitas endorser memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. 5. Hasil penelitian creativity advertising tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini terbukti dari diperolehnya nilai t hitung (1,940) yang lebih besar dari t tabel (1,66) atau dengan melihat p-value 0,052 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Dwi Indah Utami (2010). Dari hasil penelitian terlihat kreatifitas iklan
dapat
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
pembelian
produk
pepsodent (iklan versi ayah Adi & Dika). Hal ini dapat dilihat dengan nilai sig variable kreatifitas iklan adalah sebesar 0,00284 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis Ho ditolak . dengan demikian variable kreatifitas iklan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa untuk industri jasa layanan periklanan tidak bisa disamakan dengan iklan produk tertentu, di mana untuk iklan produk tertentu keputusan pembelian akan lebih mudah tercipta bila sisi kreatifitas iklan harus relevan dan sesuai dengan target audience.