BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material Requirement Planning), dimana data-data tersebut antara lain : data produksi periode Juli 2004 – Juni 2005, Inventory Master File (IMF), data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces, dan data biaya pesan serta biaya simpan setiap material pembuat kaos oblong. Data produksi selama beberapa periode terakhir diperlukan agar permintaan produksi di masa akan datang dapat diramalkan, sehingga dapat diketahui berapa perkiraan material yang dibutuhkan di masa akan datang. Dengan adanya kebutuhan material yang dapat diperkirakan, maka produksi dapat berjalan dengan lancar karena material tersebut sudah tersedia tepat pada waktu material tersebut akan dipakai. Data produksi mulai dari bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni 2005 dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini.
51
Tabel 4.1 Data Produksi Bulan Jul-04 Aug-04 Sep-04 Oct-04 Nov-04 Dec-04 Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 May-05 Jun-05
Data Produksi (pieces) 48384 40320 39514 36288 41933 44352 49997 52416 49191 53223 56448 58868
Sumber : Divisi Produksi PT. Indotek Jaya Data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces merupakan data yang menunjukkan berapa komposisi material yang dibutuhkan untuk membuat kaos oblong per pieces-nya. Data kebutuhan material pembuat kaos oblong per pieces digunakan kain katun, yang mana pembuatan kaos oblong tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut : 3.5 kg kain katun untuk pembuatan 1 lusin kaos oblong, dalam arti 0.3 kg untuk 1 kaos oblong. Inventory Master File (IMF) adalah sebuah catatan yang berisi data persediaan di tangan (on hand), safety stock, dan lead time dari material yang digunakan untuk pembuatan kaos oblong, sehingga IMF sangat dibutuhkan dalam perancangan MRP. Inventory Master File (IMF) dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini.
52
Tabel 4.2 Inventory Master File (IMF) Material
On Hand
Safety Stock
Lead Time (bulan)
Kain Katun
0
0
2
Sumber : Divisi Produksi PT. Indotek Jaya Selain data di atas, masih ada lagi data yang dibutuhkan untuk mengetahui total biaya dari hasil perhitungan MRP, sehingga diperoleh total biaya minimum. Data tersebut berupa data biaya pesan untuk setiap satu kali pemesanan dan data biaya simpan.untuk material yang digunakan. Data biaya pesan tersebut adalah Rp 4.900.000,00, sedangkan data biaya simpannya adalah Rp 340,00 per kg.
4.1.1 Bill Of Material (BOM) Struktur produk adalah bagan yang dimulai dari level 0 untuk produk akhir, yang kemudian dilanjutkan oleh level 1 untuk komponen pembentuk produk akhir, dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki. Struktur produk dari kaos oblong dapat dilihat dalam Gambar 4.1 di bawah ini.
53
STRUKTUR PRODUK
Nama Objek : Kaos Oblong Dipetakan Oleh : Endrawan Seputra Tanggal dipetakan : 22 Juni 2005 Cara Pemetaan : Explosian
Level Kaos Oblong
Kain Katun
0
Benang Jahit
1
Gambar 4.1 Struktur Produk Dalam tabel 4.3 berikut ini dapat dilihat indented BOM explosian yaitu multilevel BOM yang dilengkapi informasi level setiap material. Tabel 4.3 Indented BOM Explosian Level
Deskripsi
Quantity
BOM UOM
1
Kain katun
0.3
Kg
2
Benang Jahit
-
-
54
Pada struktur BOM diatas, level 1 tertera jenis bahan kain katun dan benang jahit yang digunkan untuk pembuatan Kaos Oblong. Akan tetapi pehitungan yang penulis lakukan hanyalah perhitungan kain katun.
4.1.2 Peramalan Peramalan dibuat berdasarkan data produksi bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni 2005. Peramalan yang dilakukan disini yaitu peramalan dengan menggunakan metode smoothing untuk mengetahui perkiraan produksi 3 bulan ke depan. Hasil peramalan selengkapnya yaitu peramalan dengan metode double eksponensial smoothing satu parameter dari Brown 3 bulanan dapat dilihat pada lampiran 1, peramalan dengan metode triple eksponensial smoothing satu parameter dari Brown dapat dilihat pada lampiran 2, peramalan dengan metode double eksponensial smoothing satu parameter dari Holt dapat dilihat pada lampiran 3. Untuk mengetahui penggunaan peramalan dengan melihat pola data Trend, maka dibutuhkan Plot Peramalan. Plot peramalan data produksi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
55
Tabel 4.4 Plot Peramalan Data Produksi
70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
Jun-05
May-05
Apr-05
Mar-05
Feb-05
Jan-05
Dec-04
Nov-04
Oct-04
Sep-04
Aug-04
Series1
Jul-04
Produksi
Plot Peramalan Data Produksi
Bulan
Tabel 4.5 berikut ini merupakan hasil Mean Squared Error (MSE) dari peramalan yang telah dilakukan, sehingga peramalan yang terbaik dapat dipilih. Tabel 4.5 Mean Squared Error (MSE) Metode
MSE
Linier Satu Parameter dari Brown
179565881.39
Kuadratik Satu Parameter dari Brown
66368802.07
Dua Parameter dari Holt
424029153.74
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, kita lihat bahwa hasil peramalan yang terbaik yaitu hasil peramalan dengan menggunakan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown. Hal itu dapat dilihat dari hasil ketepatan peramalan MSE yang menunjukkan nilai terkecil dibandingkan dengan metode lainnya.
56
Hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan kotor setiap material pembuatan kaos oblong 3 bulan mendatang. Caranya yaitu dengan mengalihkan hasil peramalan produksi dengan kebutuhan material per pieces. Data kebutuhan kotor untuk setiap material pembuatan kaos oblong dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Data Kebutuhan Kotor Material Kebutuhan Kotor Bulan
Peramalan
Material (pieces)
Data Produksi (pieces)
Kain Katun
Jul-05
57250.34
17175.10
Aug-05
59543.16
17862.95
Sep-05
61989.43
18596.83
Jumlah
53634.88
Berdasarkan data kebutuhan kotor material di atas, maka selanjutnya MRP dapat dibuat tanpa harus membuat MPS (Master Production Schedule) terlebih dahulu.
4.1.3 Material Requirement Planning (MRP) Perhitungan MRP ini dibuat dengan lima macam metode penentuan ukuran lot, yaitu dengan metode Lot For Lot, Periodic Order Quantity, Part Period Balancing, Algoritma Silver Meal, dan Algoritma Wagner Within. Berikut ini
57
adalah hasil perhitungan MRP dengan menggunakan berbagai macam metode lot sizing : •
MRP Kaos Oblong
Hasil perhitungan MRP Kaos Oblong dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 MRP Kaos Oblong Part No. : KO BOM UOM : pieces Lead Time :0 Safety Stock :0 Periode -1 Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
Deskripsi On Hand
0
0
1 57250.34 0 57250.34 57250.34 57250.34
2 59543.16 0 59543.16 59543.16 59543.16
: Kaos Oblong :0
3 61989.43 0 61989.43 61989.43 61989.43
Contoh Perhitungan MRP Kaos Oblong : Periode 1 Kebutuhan kotor = 57250.34 (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan ditangan - jadwal penerimaan = 57250.34 – 0 – 0 = 57250.34.
58
Rencana penerimaan = 57250.34 (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = 57250.34 (periode 1). Periode 2 Kebutuhan kotor = 59543.16 (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan ditangan - jadwal penerimaan = 59543.16 – 0 – 0 = 59543.16. Rencana penerimaan = 59543.16 (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = 59543.16 (periode 2). Periode 3 Kebutuhan kotor = 61989.43 (diambil dari hasil peramalan produksi dengan metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan ditangan - jadwal penerimaan = 61989.43 – 0 – 0
59
= 61989.43. Rencana penerimaan = 61989.43 (sama dengan kebutuhan bersih). Rencana pemesanan = 61989.43 (periode 3).
•
MRP metode LFL untuk material pembuatan kaos oblong
Hasil perhitungan MRP Kain Katun dengan metode LFL dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 MRP Kain Katun Metode LFL Part No. BOM UOM Lead Time Safety Stock Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
: KO : pieces :2 :0 -1
0
0
17176.00
17863.00
Deskripsi : Kaos Oblong On Hand :0 Order Policy : LFL Lot Size :1 1 2 3 17175.10 17862.95 18596.83 0 0.90 0.05 17175.10 17862.95 18596.83 17176.00 17863.00 18597.00 18597.00
Jumlah material yang disimpan = 0.90 + 0.05 = 0.95 Biaya Pesan
= 3 × Rp 4.900.000,00
= Rp 14.700.000,00
Biaya Simpan = 0.95 × Rp 340,00
= Rp
Total Biaya
= Rp 14.700.323,00
Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode LFL:
323,00 +
60
Periode 1 Kebutuhan kotor = 17175.10 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan = 17175.10 – 0 – 0 = 17175.10. Rencana penerimaan = 17176. Rencana pemesanan = 17176 (pada periode –1). Periode 2 Kebutuhan kotor = 17862.95 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 – kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = 0 – 17175.10 + 0 + 17176 = 0,90.
61
Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan = 17862.95 – 0,90 – 0 = 17862.05. Rencana penerimaan = 17863. Rencana pemesanan = 17863 (pada periode 0).
•
MRP Metode POQ untuk setiap material pembuat Kaos Oblong.
Perhitungan Lot Sizing Kain Katun. R=
53634.88 = 17878.30 3
EOI =
2C = R FP
2(4.900.000) = 1,61 ≈ 2 (17878.30)(340)
Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Lot Size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode POQ Periode Lot Size Rencana Penerimaan
1 2 35038.05 0 35039 0
3 18596.83 18597
Hasil perhitungan MRP Kain Katun dengan Metode POQ dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
62
Tabel 4.10 MRP Kain Katun Metode POQ Part No. BOM UOM Lead Time Safety Stock Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
: KO : pieces :2 :0 -1
0
0
35039.00
0.00
1 17175.10 0 17175.10 35039.00 18597.00
Deskripsi : Kaos Oblong On Hand :0 Order Policy : LFL Lot Size :1 2 3 4 17862.95 18596.83 17863.90 0.95 1.12 0.00 18595.88 0.00 18597.00 0.00 0.00
Jumlah material yang disimpan = 17863.90 + 0.95 +1.12 = 17865.97 Biaya Pesan
= 2 × Rp 4.900.000,00
= Rp 9.800.000,00
Biaya Simpan = 17865.97 × Rp 340,00 = Rp 6.074.429,80 + Total Biaya
= Rp 15.874.429.80
Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode POQ: Periode 1
Kebutuhan kotor = 17175.10 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan
63
= 17.175,10 – 0 – 0 = 17.175,10 Rencana penerimaan = 35.039,00 Rencana pemesanan = 35.039,00 (pada periode –1). Periode 2
Kebutuhan kotor = 17.862,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 – kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = 0 – 17.175,10 + 0 + 35.039.00 = 17863.90 Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0).
Periode 3
Kebutuhan kotor = 18.596,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada.
64
Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 – kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = 17.863,90 – 17862,95 + 0 + 0 = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor – Persediaan ditangan = 18596.83 – 0.95 = 18595.88 Rencana penerimaan = 18597.00 Rencana pemesanan = 18597.00 (pada periode 1).
•
MRP Metode PPB untuk setiap material pembuat kaos oblong
Perhitungan lot sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.11 berikut ini. EPP =
Rp 4.900.000,00 = 14411.76 Rp340,00 Tabel 4.11 Lot Sizing Kain Katun Metode PPB Periode 1 2 3
Demand
Cumulative Demand 17175.10 17175.10 17862.95 35038.05 Gabungkan periode 1 - 2 18596.83 18596.83 Gabungkan periode 3
Part Period 0 17862.95 0
65
Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode PPB: Periode 1
PP = (1 – 1) x 17175.10 = 0 Periode 2
PP = ((2 – 1) x 17862.95) + 0 = 17.862,10 Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun metode PBB dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode PPB Periode 1 2 3 Lot Size 35038.05 0 18596.83 Rencana Penerimaan 35039 0 18597 Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode PBB dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini. Tabel 4.13 MRP Kain Katun Metode PBB Part No. BOM UOM Lead Time Safety Stock Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
: KO : pieces :2 :0 -1
Deskripsi : Kaos Oblong On Hand :0 Order Policy : PBB 0
0
35039.00
0.00
1 17175.10 0 17175.10 35039.00 18597.00
2 17862.95 17863.90 0.00 0.00 0.00
Jumlah material yang disimpan = 17863.90 + 0.95 +1.12 = 17865.97 Biaya Pesan
= 2 × Rp 4.900.000,00
= Rp 9.800.000,00
Biaya Simpan = 17865.97 × Rp 340,00 = Rp 6.074.429,80 +
3 18596.83 0.95 18595.88 18597.00 0.00
4
1.12
66
Total Biaya
= Rp 15.874.429.80
Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode PPB: Periode 1
Kebutuhan kotor = 17175.10 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan = 17.175,10 – 0 – 0 = 17.175,10 Rencana penerimaan = 35.039,00 Rencana pemesanan = 35.039,00 (pada periode –1). Periode 2
Kebutuhan kotor = 17.862,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 – kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = 0 – 17.175,10 + 0 + 35.039.00
67
= 17863.90 Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0).
Periode 3
Kebutuhan kotor = 18.596,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 – kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = 17.863,90 – 17862,95 + 0 + 0 = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor – Persediaan ditangan = 18596.83 – 0.95 = 18595.88 Rencana penerimaan = 18597.00 Rencana pemesanan = 18597.00 (pada periode 1).
68
•
MRP Metode Algoritma Silver Meal untuk setiap material pembuat Kaos Oblong
Perhitungan lot sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal Periode
T
1 2
1 2
3
1
Demand Cumulative Inventory Cum. Inv. Demand Cost Cost 17175.10 17175.10 0 0 17862.95 35038.05 6073403 6073403 Gabungan periode 1 - 2 18596.83 18596.83 0 0
TRC(T)
TRC(T) / T
4.900.000 4.900.000 10.973.403 5.486.701,5 4.900.000
4.900.000
Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal : Periode 1
Inventory cost = Rp 340 x (1-1) x 17175.10 = Rp 0,00
TRC (T ) Rp 4.900.000,00 + Rp0,00 = = Rp 4.900.000,00 T 1 Periode 2
Inventory cost = Rp 340 x (2-1) x 17862.95 = Rp 6.073.403,00 TRC (T ) Rp 4.900.000,00 + Rp6.073.403,00 = = Rp5.486.701,50 T 2 Periode 3
Inventory cost = Rp 340 x (1-1) x 18596.83 = Rp 0,00 TRC (T ) Rp 4.900.000,00 + Rp0,00 = = Rp 4.900.000,00 T 1
69
Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini. Tabel 4.15 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal. Periode 1 2 3 Lot Size 35038.05 0 18596.83 Rencana Penerimaan 35039 0 18597 Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal dapat dilihat dalam tabel 4.16 berikut ini. Tabel 4.16 MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal Part No. BOM UOM Lead Time Safety Stock Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
: KO : pieces :2 :0 -1
Deskripsi : Kaos Oblong On Hand :0 Order Policy : PBB 0
0
35039.00
0.00
1 17175.10 0 17175.10 35039.00 18597.00
2 17862.95 17863.90 0.00 0.00 0.00
Jumlah material yang disimpan = 17863.90 + 0.95 +1.12 = 17865.97 Biaya Pesan
= 2 × Rp 4.900.000,00
= Rp 9.800.000,00
Biaya Simpan = 17865.97 × Rp 340,00 = Rp 6.074.429,80 + Total Biaya
= Rp 15.874.429.80
3 18596.83 0.95 18595.88 18597.00 0.00
4
1.12
70
Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Silver Meal: Periode 1
Kebutuhan kotor = 17175.10 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan = 17.175,10 – 0 – 0 = 17.175,10 Rencana penerimaan = 35.039,00 Rencana pemesanan = 35.039,00 (pada periode –1). Periode 2
Kebutuhan kotor = 17.862,92 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 – kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = 0 – 17.175,10 + 0 + 35.039.00 = 17863.90
71
Kebutuhan bersih = 0 (karena persediaan di tangan > 0) Rencana penerimaan = 0. Rencana pemesanan = 0 (pada periode 0). Periode 3
Kebutuhan kotor = 18.596,83 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan September 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 2 – kebutuhan kotor periode 2 + jadwal penerimaan periode 2 + rencana penerimaan periode 2 = 17.863,90 – 17862,95 + 0 + 0 = 0.95 Kebutuhan bersih = Kebutuhan kotor – Persediaan ditangan = 18596.83 – 0.95 = 18595.88 Rencana penerimaan = 18597.00 Rencana pemesanan = 18597.00 (pada periode 1).
•
MRP Metode Algoritma Wagner Within untuk setiap material pembuat Kaos Oblong.
Perhitungan Lot Sizing Kain Katun dapat dilihat dalam tabel 4.17 berikut ini.
72
Tabel 4.17 Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within
C e=1 1 4.900.000 2 3 4 fe 4.900.000 Z1.1+f0
Zce 2 3 10973403 23619247.4 4.900.000 11222922.2 4.900.000 9.800.000 Z2.2 + f1
14700.000 Z3.3+f2
Contoh Perhitungan Lot Sizing Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within : Z1.1 = Rp 4.900.000,00 + Rp 340 (17175.10-17175.10) = Rp 4.900.000,00 Z1.2 = Rp 4.900.000,00 + Rp 340 [(35038.05 – 17175.10) + (17175.10 17175.10)] = Rp 10973403 f0 = Rp 0,00 f1 = Min (Z1.1 + f0) = Min(Rp 4.900.000,00 + Rp 0,00) = Rp 4.900.000,00
Besar ukuran lot dan rencana penerimaan untuk Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini. Tabel 4.18 Lot size dan Rencana Penerimaan Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within. Periode 1 2 3 Lot Size 17175.10 17862.95 18596.83 Rencana Penerimaan 17176 17863 18597 Hasil perhitungan MRP Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within dapat dilihat dalam tabel 4.19 berikut ini.
73
Tabel 4.19 MRP Kain Katun Metode Algoritma Wagner Within Part No. BOM UOM Lead Time Safety Stock Periode Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan Persediaan di tangan Kebutuhan Bersih Rencana Penerimaan Rencana Pemesanan
: KO : pieces :2 :0 -1
0
0
17176.00
17863.00
Deskripsi : Kaos Oblong On Hand :0 Order Policy : AWW Lot Size :1 1 2 3 17175.10 17862.95 18596.83 0 0.90 0.05 17175.10 17862.95 18596.83 17176.00 17863.00 18597.00 18597.00
Jumlah material yang disimpan = 0.90 + 0.05 = 0.95 Biaya Pesan
= 3 × Rp 4.900.000,00
= Rp 14.700.000,00
Biaya Simpan = 0.95 × Rp 340,00
= Rp
323,00 +
Total Biaya
= Rp 14.700.323,00
Contoh Perhitungan MRP Kain Katun Metode AWW: Periode 1
Kebutuhan kotor = 17175.10 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Juli 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = 0. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan
74
= 17175.10 – 0 – 0 = 17175.10. Rencana penerimaan = 17176. Rencana pemesanan = 17176 (pada periode –1). Periode 2
Kebutuhan kotor = 17862.95 (diambil dari data kebutuhan kotor material bulan Agustus 2005). Jadwal penerimaan = tidak ada. Persediaan di tangan = persediaan di tangan periode 1 – kebutuhan kotor periode 1 + jadwal penerimaan periode 1 + rencana penerimaan periode 1 = 0 – 17175.10 + 0 + 17176 = 0,90. Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan – jadwal penerimaan = 17862.95 – 0,90 – 0 = 17862.05. Rencana penerimaan = 17863. Rencana pemesanan = 17863 (pada periode 0).
75
4.2
Analisis Data
4.2.1 Analisis Bill Of Material (BOM)
BOM adalah daftar dari bahan baku atau material yang dibutuhkan untuk dicampur dalam pembuatan produk akhir. PT. Indotek Jaya sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi Kaos Oblong harus dapat membuat komposisi material yang terbaik sehingga produk kaos oblong yang dihasilkan terjamin kualitasnya. Komposisi material pembuatan kaos oblong seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Jenis BOM yang digunakan disini adalah explosian, yaitu BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Kaos oblong yaitu produk akhir yang dibahas disini ditempatkan di level 0, sedangkan kain katun sebagai material penyusunnya ditempatkan pada level di bawahnya yaitu level 1.
4.2.2 Analisis Peramalan
Peramalan merupakan perkiraan atau prediksi untuk masa yang akan datang berdasarkan data-data dari masa lalu. Peramalan yang dilakukan disini adalah untuk memperkirakan berapa jumlah kaos oblong yang harus diproduksi untuk 3 bulan mendatang. Agar dapat melakukan peramalan tersebut, maka harus terlebih dahulu diketahui data-data dari masa yang lalu, yaitu data produksi beberapa bulan terakhir. Data produksi yang dijadikan dasar untuk melakukan
76
peramalan disini yaitu data produksi mulai dari bulan Juli 2004 sampai bulan Juni 2005. Berdasarkan data-data produksi tersebut, maka besar perkiraan produksi untuk bulan Juli 2005 sampai bulan September 2005 dapat diketahui. Ada beberapa metode smoothing yang dapat digunakan untuk dapat meramalkan besar produksi yaitu terdiri dari metode linier satu parameter dari Brown, metode dua parameter dari Holt, dan metode kuadratik satu parameter dari Brown. Berdasarkan hasil peramalan yang didapat dari masing-masing metode, maka besar error dari masing-masing metode dapat dihitung. Dalam hal ini, perhitungan error dilakukan dengan MSE (Mean Square Error). Hasil peramalan yang menunjukkan nilai error terkecil merupakan hasil peramalan yang terbaik. Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil peramalan dengan nilai MSE terkecil adalah hasil peramalan yang menggunakan metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan dengan besar MSE = 66368802,07. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan yang terbaik yaitu hasil peramalan yang menggunakan metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan.
4.2.3 Analisis Material Requirement Planning (MRP)
MRP merupakan suatu teknik atau prosedur yang sangat sistematis untuk mengelola persediaan dalam suatu proses manufaktur. Perhitungan MRP dibuat
77
dengan 5 metode lot sizing yaitu metode Lot For Lot (LFL), Periodic Order Quantity (POQ), Part Period Balancing (PPB), Algoritma Silver Meal, dan Algoritma Wagner Within. Dengan kelima metode penentuan ukuran tersebut, maka akan dapat diperoleh metode lot sizing yang terbaik yang dapat dilihat dari total biaya yang terkecil. Total biaya tersebut didapat dari hasil penjumlahan antara biaya pesan dan biaya simpan material. Perhitungan MRP dengan menggunakan metode LFL, besar ukuran lot adalah 1. Artinya besar pemesanan material untuk setiap kali pemesanan adalah kelipatan 1 kilogram, walaupun material yang dibutuhkan tidak tepat berkelipatan 1 kilogram. Oleh karena itu, biaya simpan yang seharusnya tidak ada pada metode ini menjadi ada walaupun dalam jumlah yang kecil. Pada metode LFL, jumlah biaya pesan material sangat besar. Hal ini disebabkan karena pada setiap bulannya pihak perusahaan harus melakukan pemesanan agar kebutuhan material dapat terpenuhi. Padahal biaya pesan untuk setiap kali pemesanan jumlahnya cukup besar, sehingga biasanya metode LFL ini menghasilkan total biaya yang besar dibandingkan dengan metode lainnya. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode POQ, jumlah ukuran lot tergantung dari hasil perhitungan EOI (jumlah periode pemesanan). Jika EOI yang didapat berjumlah kecil, maka pemesanan akan lebih sering dilakukan sehingga total biaya pesan akan besar. Akan tetapi, jika EOI yang didapat
78
berjumlah besar, maka pemesanan lebih jarang dilakukan sehingga total biaya pesan akan berjumlah lebih kecil. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode PPB, jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung pada hasil perhitungan EPP (Economic Part Period) dan PP (Part Period) per bulannya, dimana PP tidak boleh lebih besar dari EPP. Dari perhitungan MRP yang mengunakan metode Algoritma Silver Meal (ASW), jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung pada hasil perhitungan TRC(T)/T (total ongkos relevan per periodenya). Jika total ongkos relevan per periodenya mulai naik pada periode T+1, maka T dipilih sebagai jumlah periode untuk pemenuhan pemesanan. Dari perhitungan MRP yang menggunakan metode Algoritma Wagner Within (AWW), jumlah ukuran lot dan periode pemesanan tergantung dari hasil perhitungan Zce (ongkos total variabel) dan fe (ongkos minimum yang mungkin terjadi). Untuk material kain katun, biaya minimum yang didapat yaitu sebesar Rp 14.700.323,00 yang didapat dari metode LFL dan Algoritma Wagner Within. Jika dilihat dari hasil di atas, maka dapat kita simpulkan sebaiknya untuk seluruh material digunakan metode Algoritma Wagner Within di dalam perhitungan lot sizing-nya karena pada perhitungan lot sizing dengan
79
menggunakan metode Algoritma Wagner Within dihasilkan total biaya yang minimum.
4.3
Evaluasi Kinerja
PT. Indotek Jaya adalah suatu perusahaan yang memproduksi kaos oblong dengan menerapkan sistem make to order. Artinya PT. Indotek Jaya akan memproduksi kaos oblong jika ada pesanan dari konsumen. Kaos oblong tersebut diproduksi dengan jumlah, ukuran dan tipe yang sesuai dengan pesanan dari konsumen. PT. Indotek Jaya biasanya mendapatkan pesanan kaos oblong pada setiap akhir bulan untuk pesanan bulan berikutnya. Sedangkan di dalam sistem persediaan bahan baku, pemesanan bahan baku (material) dilakukan 2 bulan sebelum material tersebut digunakan dan pemesanan tersebut dilakukan setiap bulan sekali dengan jumlah pesanan berdasarkan perencanaan kebutuhan material yang telah dibuat oleh divisi produksi. Sistem perencanaan kebutuhan material yang selama ini diterapkan di dalam PT. Indotek Jaya ternyata kurang baik sehingga jumlah pemesanan material yang dipesan ke pemasok kurang tepat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadi kekurangan bahan baku pada saat proses produksi berlangsung yang kemudian dapat menyebabkan pesanan konsumen menjadi tidak terpenuhi. Bila hal ini terus berlangsung tanpa adanya usaha perbaikan, maka konsumen dapat menjadi
kecewa. Selain itu, PT.
80
Indotek Jaya juga tidak mendapatkan laba lebih dari yang seharusnya didapatkan. Dengan metode MRP yang baru, diharapkan PT. Indotek Jaya tidak akan mengalami kekurangan bahan baku sehingga seluruh pesanan konsumen dapat terpenuhi. Selain itu, PT. Indotek Jaya juga dapat memperoleh laba yang lebih besar dengan total biaya yang lebih kecil.
4.4
Rencana Implementasi
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Indotek Jaya yaitu masalah mengenai perecanaan kebutuhan material yang saat ini diterapkan oleh perusahaan PT. Indotek Jaya tersebut. Maka dari itu, penulis mengusulkan agar PT. Indotek Jaya menerapkan metode MRP untuk penjadwalan pemesanan bahan baku sehingga sistem persediaan bahan baku yang ada di PT. Indotek Jaya akan menjadi lebih baik. Langkah-langkah proses metode MRP pada PT. Indotek Jaya secara bertahap dapat dimulai dari : 1. Pengumpulan data pada Divisi Produksi. 2. Peramalan dari data-data tersebut. 3. MRP dari data-data yang telah diramalkan. 4. Pemilihan metode MRP yang tepat. 5. Implementasi MRP pada perusahaan.
81
Dari langkah pertama telah disebutkan bahwa penulis mengumpulkan data pada Divisi Produksi. Hasil pengumpulan data tersebut telah diperoleh dari bulan Juli 2004-Juni 2005. Dari data yang telah dikumpulkan oleh penulis, maka tahap berikut nya adalah peramalan data-data tersebut. Peramalan data yang telah penulis analisis disimpulkan bahwa MSE pada metode kuadratik satu parameter dari Brown 3 bulanan adalah yang paling tepat untuk dijalankan ke tahap berikutnya. Setelah analisis dari metode peramalan, maka penulis membuat tahap berikutnya yaitu dengan 5 metode MRP. Dari analisis data-data metode MRP, didapatkan bahwa metode Algoritma Wagner Within yang mempunyai total biaya minimum. Maka dari analisis tersebut, metode yang diimplementasikan pada PT. Indotek Jaya adalah metode Algoritma Wagner Within.