BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi selalu dan tidak berdasarkan pesanan (make to stock). Produk pipa yang dihasilkan perusahaan ini sangat banyak dan beragam baik jenis maupun ukurannya. Beberapa jenis produk Pipa yang dihasilkan perusahaan ini adalah Pipa PVC SNI, PVC Abu, PVC Putih, PVC JIS, Pipa Telkom, Pipa HDPE, Pipa Khusus. Selain itu, ada pula jenis Pipa MDPE, namun pipa jenis ini sangat jarang dipesan oleh konsumen.
Khusus 3.94%
HDPE 14.05%
SNI 31.60%
Telkom 9.58%
JIS 10.97% Putih 9.90%
ABU 19.96%
Gambar 4.1 Persentase Produksi Beberapa Jenis Pipa
48
1.55% 0.99% 0.12% 31.23%
66.12%
SNI S10
SNI S12,5
SNI S16
SNI S16,7
SNI S20
Gambar 4.2 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis SNI
14.33% 2.56%
83.11% Abu AW
Abu C
Abu D
Gambar 4.3 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis Abu
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, produk pipa yang dihasilkan perusahaan ini sangat beragam, ada jenis produk yang sering diproduksi tetapi ada pula yang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah diproduksi. Pipa PVC jenis SNI yang sangat sering diproduksi adalah Pipa PVC SNI S12,5, pipa ini sangat sering dipesan oleh pelanggan dan dalam jumlah yang besar. Begitu pula dengan Pipa PVC Abu jenis AW, yang sangat sering dipesan dan dalam jumlah yang besar.
49
4.1.1 Produk Pipa PVC SNI S 12,5 63 Produk Pipa PVC SNI S12,5 63 merupakan produk pipa SNI S12,5 yang selalu diproduksi dan dalam jumlah paling besar. Sedangkan jenis Pipa PVC SNI lainnya lebih sedikit dipesan dan tidak selalu dipesan, maka tidak selalu diproduksi (make to order). SNI S12,5 250 SNI S12,5 200 3.78% SNI S12,5 315 4.56% 3.08% SNI S12,5 160 1.70% SNI S12,5 110 5.61%
SNI S12,5 90 22.34%
SNI S12,5 50 14.99%
SNI S12,5 63 43.94%
Gambar 4.4 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis SNI S12,5
Adapun data permintaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63, periode Januari 2003 hingga November 2005, ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
50
Tabel 4.1 Permintaan Produk Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode January-03 February-03 March-03 April-03 May-03 June-03 July-03 August-03 September-03 October-03 November-03 December-03 January-04 February-04 March-04 April-04 May-04 June-04 July-04 August-04 September-04 October-04 November-04 December-04 January-05 February-05 March-05 April-05 May-05 June-05 July-05 August-05 September-05 October-05 November-05
kuantitas (batang) 1655 3151 4162 3254 2524 4515 2988 4544 6462 5567 3461 4487 2750 1450 1806 2484 1715 2178 2802 4562 3325 1495 1907 2165 2293 2940 5295 3273 1602 2528 4556 5847 6965 3821 2240
51
Pipa PVC SNI S12,5 ini terbuat dari beberapa komponen bahan baku, dengan resin PVC K65 sebagai bahan baku utamannya, dan dengan bahanbahan baku serta pendukung lainnya. Peta proses pembuatan pipa ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 4.2 Kebutuhan Bahan Baku Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Loxiol G 20 Titanium Dioxide Black Carbon
Jumlah 0.0085 Liter 4.119 Kg 0.824 Kg 0.383 Kg 0.016 Kg 0.005 Kg 0.007 Kg
4.1.2 Produk Pipa PVC Abu AW 1 Produk Pipa PVC Abu AW 1 merupakan produk Pipa PVC Abu AW yang selalu diproduksi dan dalam jumlah paling besar. Sedangkan jenis Pipa PVC Abu AW lainnya lebih sedikit dipesan dan tidak selalu dipesan, maka tidak selalu diproduksi (make to order).
Abu AW 3 1% Abu AW 2 9%
Abu AW 6 Abu AW 8 Abu AW 4 3% 1% 11%
Abu AW 0.75 14%
Abu AW 1.5 8% Abu AW 1 53%
Gambar 4.5 Presentase Produksi Pipa PVC Jenis Abu AW
52
Adapun data permintaan produk Pipa PVC Abu AW 1, periode Januari 2003 hingga November 2005, ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Permintaan Produk Pipa PVC Abu AW 1 Periode January-03 February-03 March-03 April-03 May-03 June-03 July-03 August-03 September-03 October-03 November-03 December-03 January-04 February-04 March-04 April-04 May-04 June-04 July-04 August-04 September-04 October-04 November-04 December-04 January-05 February-05 March-05 April-05 May-05 June-05 July-05 August-05 September-05 October-05 November-05
Kuantitas (batang) 4475 1235 3240 2880 2185 910 1951 3650 4155 3218 805 2235 3462 1515 947 750 1340 4560 1369 2250 2780 5910 2720 1980 1570 2107 5215 2460 4950 2650 2130 5984 7807 2703 1955
53
Pipa PVC Abu AW 1 ini juga terbuat dari beberapa komponen bahan baku penyusunnya, dengan resin PVC K65 sebagai bahan baku utamannya, dan dengan bahan-bahan baku serta pendukung lainnya. Peta proses pembuatan pipa ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 4.4 Kebutuhan Bahan Baku Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex IL709 P Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Jumlah 0.0085 Liter 1.130 Kg 0.227 Kg 0.103 Kg 0.006 Kg 0.002 Kg 0.003 Kg
4.2 Rencana Produksi Rencana produksi yang dilakukan untuk 3 periode mendatang, berdasarkan permintaan produk yang merupakan hasil peramalan. Oleh karena itu, harus dilakukan peramalan terlebih dahulu, yang berdasarkan data permintaan yang lalu, untuk memprediksi permintaan 3 periode di waktu mendatang. Berdasarkan pola data permintaan yang tampak pada Lampiran 5 dan Lampiran 6, terlihat bahwa pola data permintaan Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, memiliki kecenderungan pola musiman, pola trend, dan juga pola acak. Oleh karena itu, untuk kedua produk ini, metode peramalan yang digunakan adalah exponential smoothing metode Holt, Winters, metode multiplicative decomposition, additive decomposition, dan regresi linear time series, dengan menggunakan software Minitab 14. Peramalan permintaan produk Pipa PVC SNI
54
S12,5 63 dapat dilihat pada Lampiran 8 - Lampiran 12 dan untuk Pipa PVC Abu AW 1 terdapat pada Lampiran 13 – Lampiran 17. Metode peramalan terpilih adalah metode yang menunjukkan hasil kesalahan (MSD) yang terkecil, karena nilai Mean Square Deviation memiliki kepekaan nilai error yang lebih baik. Perbandingan nilai kesalahan tiap metode peramalan terdapat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19. Selanjutnya hasil peramalan metode terpilih akan dipantau dan dikendalikan dengan isyarat arah (tracking signal) ± 8 MAD sebagai kontrol batas atas dan batas bawah, yang terdapat pada Lampiran 20 - Lampiran 25. Rencana produksi dibuat berdasarkan permintaan produk yang diramalkan. PT. Harapan Widyatama Pertiwi memproduksi pipa dengan hari kerja efektif per bulan yang berdasarkan jumlah hari dalam satu bulan tertentu, tanpa ada libur hari raya, kecuali hari raya Idul Fitri. Setiap hari pabrik memiliki waktu kerja efektif 24 jam dalam 3 shift kerja. Hal ini dikarenakan, pabrik memiliki empat regu operator yang bekerja bergantian, dengan tiga regu efektif yang bekerja dalam sehari. Sedangkan satu regu lainnya menerima hari liburnya secara bergantian. Dengan demikian pabrik selalu beroperasi memproduksi pipanya. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan tenaga mesin, seperti mesin mixer dan mesin extuder, yang dioperasikan oleh operator. Perusahaan ini selalu memproduksi produk pipa sendiri dan tidak melakukan subkontrak. Dengan demikian, kapasitas produksi pipa berdasarkan kapasitas mesin-mesin di pabrik yang telah baku.
55
4.2.1 Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Rencana produksi Pipa PVC SNI S12,5 63, berdasarkan permintaan produk yang telah diramalkan, dengan menggunakan metode terpilih, yaitu metode mulitiplicative decomposition. Tabel 4.5 Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode Desember 2005 Januari 2006 Februari 2006
Perkiraan Permintaan 3973 3338 3158
Rencana Produksi 3973 3338 3158
Kapasitas produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 berdasarkan kapasitas mesin yang digunakannya, dengan satu lini mesin produksi yang digunakan, dengan kapasitas mesinnya ialah 4800 Kg/hari. Tabel 4.6 Kapasitas Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Pipa PVC SNI S 12,5 63
Kapasitas/hari 4800 Kg
Berat/unit 4.13 Kg
Unit/hari 1162
Tabel 4.7 Konversi Rencana Produksi Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode Mingguan
56
4.2.2 Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Rencana produksi Pipa PVC Abu AW 1, berdasarkan permintaan produk yang telah diramalkan, dengan menggunakan metode terpilih, yaitu metode mulitiplicative decomposition. Tabel 4.8 Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Periode Desember 2005 Januari 2006 Februari 2006
Perkiraan Permintaan 3654 4902 3438
Rencana Produksi 3654 4902 3438
Kapasitas produksi Pipa PVC Abu AW 1 berdasarkan kapasitas mesin yang digunakannya, dengan satu lini mesin produksi yang digunakan, dengan kapasitas mesin adalah 4800 Kg/hari. Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Pipa PVC Abu AW 1"
Kapasitas/hari 4800 Kg
Berat/unit 1.14 Kg
Unit/hari 4211
Tabel 4.10 Konversi Rencana Produksi Pipa PVC Abu AW 1 Periode Mingguan
57
4.3 Master Production Schedule Master production schedule dibuat berdasarkan rencana produksi. Data forecast diperoleh dari hasil peramalan metode multiplicative decomposition. Master schedule dalam MPS ini merupakan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan. Projected Available Balance (PAB) merupakan perkiraan jumlah sisa produk pada akhir periode yang ada. PAB pada 13 periode ini adalah PAB dalam periode planning time fences, maka nilainya diperoleh dengan menambahkan nilai PAB pada periode sebelumnya dengan nilai master schedule yang kemudian akan dikurangkan dengan nilai terbesar antara actual order atau nilai forecast. Demand dime fences pada pabrik ini bernilai nol, karena tidak adanya jadwal dengan waktu yang pasti tanpa ada perubahan, perubahan jadwal selalu dapat dilakukan. Rencana produksi yang telah dibuat selalu dikaji setiap hari dan dapat diubah-ubah setiap harinya. Sedangkan nilai available to promise (ATP) merupakan nilai persediaan produk pipa yang dapat dijanjikan bila ada pesanan baru dari konsumen. Nilai ATP diperoleh dengan menambahkan nilai on hand pipa (untuk periode pertama) atau ATP periode sebelumnya (untuk periode berikutnya) dengan nilai master schedule yang kemudian dikurangkan dengan nilai actual order dan bukan nilai forecast.
58
4.3.1 MPS Pipa PVC SNI S12,5 63 MPS untuk Pipa PVC SNI S12,5 63 ini dibuat berdasarkan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan, yaitu 13 minggu. Adapun data persediaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63 akhir November 2005 adalah sebesar 1390 unit. Data actual order pipa ini diberikan pada tabel bawah ini.
Tabel 4.11 Data Actual Order Pipa PVC SNI S12,5 63 Periode (Minggu ke-) 1 (Desember) 2 (Desember) 3 (Desember) 4 (Desember) 5 (Desember/Januari) 6 (Januari) 7 (Januari) 8 (Januari) 9 (Januari) 10 (Januari/Februari) 11 (Februari) 12 (Februari) 13 (Februari)
unit 510 625 638 560 350 375 453 355 270 335 485 330 470
59
Tabel 4.12 Master Production Schedule Pipa PVC SNI S12,5 63
Hasil master production schedule yang telah dibuat, menunjukkan bahwa nilai projected available balance dan nilai available to promise, yang positif dan lebih besar dari nilai safety stock Pipa PVC SNI S12,5 63, yaitu 1000 unit. Hal ini berarti, perusahaan tidak mengalami lost sales permintaan produk pipa ini, maka semua permintaan produk Pipa PVC SNI S12,5 63 dapat terpenuhi dengan baik.
4.3.2 MPS Pipa PVC Abu AW 1 MPS untuk Pipa PVC Abu AW 1 ini dibuat berdasarkan rencana produksi yang telah dikonversikan dalam periode mingguan, yaitu 13 minggu. adapun data persediaan produk jadi akhir November 2005 adalah 2988 sebesar unit. Data actual order pipa ini diberikan pada tabel bawah ini.
60
Tabel 4.13 Data Actual Order Pipa PVC Abu AW 1 Periode (Minggu ke-) 1 (Desember) 2 (Desember) 3 (Desember) 4 (Desember) 5 (Desember/Januari) 6 (Januari) 7 (Januari) 8 (Januari) 9 (Januari) 10 (Januari/Februari) 11 (Februari) 12 (Februari) 13 (Februari)
unit 590 565 633 455 340 395 588 465 610 575 480 565 385
Tabel 4.14 Master Production Schedule Pipa PVC Abu AW 1
Hasil master production schedule Pipa PVC Abu AW 1, yang telah dibuat, menunjukkan nilai projected available balance dan nilai available to promise, yang positif dan bahkan lebih besar dari nilai safety stock Pipa PVC Abu AW 1, yaitu 1000 unit. Hal ini berarti, perusahaan tidak mengalami lost sales permintaan produk pipa ini, maka semua permintaan produk Pipa PVC Abu AW 1 dapat terpenuhi dengan baik.
61
4.4 Material Requirement Planning Material requirement planning dibuat berdasarkan hasil master production schedule yang telah dibuat sebelumnya, dengan data-data struktur produk, daftar kebutuhan material (bill of material), dan data status persediaan bahan baku produksi. MRP dibuat dengan metode LFL, EOQ, POQ, dan PPB yang menggunakan software Excel OM 2.
Gambar 4.6 Struktur Produk Pipa PVC SNI S12,5 63
62
Tabel 4.15 Daftar Material Kebutuhan Pipa PVC SNI S12,5 63 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Level .1 ..2 …3 ...3 …3 …3 ..2 ..2 .1
Nama Komponen Compound SNI S12,5 Complex Stabilizer SNI S12,5 63 Pipe Complex SAK SF08 NP Loxiol G 20 Titanium Dioxide Black Carbon Kapur CaCO3 BA 307 Resin PVC K 65 Tinta Sablon PVC
Kuantitas 5.354 0.077 0.93 0.04 0.018 0.012 0.144 0.769 0.0085
BOM UOM Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Liter
Tabel 4.16 Daftar Material Kebutuhan Pipa PVC Abu AW 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Level .1 ..2 …3 …3 …3 …3 ..2 ..2 .1
Nama Komponen Compound Abu AW 1 Complex Stabilizer Abu AW 1 Pipe Complex IL709 P Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon Kapur CaCO3 BA 307 Resin PVC K 65 Tinta Sablon PVC
Kuantitas 1.473 0.077 0.910 0.050 0.024 0.016 0.154 0.769 0.0085
BOM UOM Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Liter
Kuantitas gross requirement pada tabel MRP produk pipa (end item) berdasarkan nilai pada master production schedule yang telah dibuat untuk masing-masing pipa. Sedangkan untuk komponen bahan produksi, kuantitas gross requirement diturunkan dari planned order release induknya.
Kuantitas net requirement pada tabel MRP merupakan kebutuhan bersih dari setiap komponen bahan untuk memenuhi induk komponennya. Net requirement
63
ini berdasarkan pertimbangan gross requirement, safety stock, dan on hand inventory, serta nilai schedule receipts jika ada. Berikut ini adalah rumus perhitungan untuk memperoleh nilai net requirement.
Net requirement akan bernilai nol jika nilai on hand inventory lebih besar dari 0 dan melebihi nilai safety stock tiap komponen. Sebaliknya net requirement akan bernilai positif jika nilai on hand inventory lebih kecil dari 0 atau tidak mencukupi untuk nilai safety stcok tiap komponen bahan. On hand inventory merupakan kuantitas persediaan bahan pada awal periode. Sedangkan projected on hand merupakan kuantitas persediaan bahan pada akhir periode, yang juga berarti persediaan awal bagi periode berikutnya.
Projected on hand pada periode pertama:
Projected on hand pada periode berikutnya:
Adapun data status persediaan bahan baku dan data biaya, yang digunakan untuk membuat dan menganalisa MRP, seperti tabel-tabel di bawah ini.
64
Tabel 4.17 Status Persediaan Bahan Produksi Nama Komponen Compound SNI S12,5 63 Compound Abu AW 1 Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Complex Stabilizer SNI S12,5 63 Complex Stabilizer Abu AW 1 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
On Hand 0 0 55 641775 4418 0 0 1225 1189 137 148 1992 72
Safety Stock 0 0 50 100000 2000 0 0 1000 1000 100 100 1000 50
Lead Time 0 0 1 2 2 0 0 1 1 1 1 1 1
Lot Size 150 150 1 25 25 4 4 25 25 10 10 10 10
Tabel 4.18 Biaya Persediaan Komponen Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Biaya simpan/unit Rp 240.00 Rp 88.00 Rp 150.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 260.00 Rp 260.00 Rp 240.00 Rp 280.00
Biaya pesan Rp 29,000.00 Rp 44,500.00 Rp 39,500.00 Rp 36,500.00 Rp 36,500.00 Rp 31,000.00 Rp 34,000.00 Rp 29,000.00 Rp 29,000.00
4.4.1 Metode Lot For Lot MRP dengan metode Lot For Lot (LFL), merupakan metode pemesanan bahan baku dengan ukuran lot demi lot. Metode ini dapat mengefisiensikan
65
jumlah persediaan bahan baku. MRP dengan metode lot for lot ini dapat dilihat pada Lampiran 27. MRP dengan metode lot for lot yang dibuat yaitu untuk produk Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, serta setiap komponen. Namun demikian, beberapa komponen yang diolah sendiri dalam pabrik, tidak diperoleh nilai biaya simpan/unit dan biaya pesannya. Hal ini dikarenakan, untuk mengolah komponen compound dan complex stabilizer hanya membutuhkan beberapa menit, yang sesuai dengan kebutuhan produksi dan tidak memiliki catatan persediaan, sehingga sulit menentukan nilai biaya simpan/unit dan biaya pesannya. Oleh karena itu, perhitungan biaya persediaan hanya dilakukan pada komponen yang dipesan oleh pabrik kepada supplier. Total unit persediaan diperoleh dari total nilai projected on hand selama 13 periode. Total biaya persediaan dengan menggunakan MRP metode LFL, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
66
Tabel 4.19 Biaya Persediaan Hasil MRP Metode LFL
4.4.2 Metode Economic Order Quantity MRP dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode pemesanan bahan baku yang mengefisiensikan jumlah setiap pesanan, dengan pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pemesanan. Oleh karena itu, perhitungan nilai EOQ hanya dilakukan pada komponen yang dipesan pabrik kepada pihak supplier. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan nilai EOQ tidak dilakukan pada komponen bahan yang diolah sendiri, disebabkan pengolahan campuran kimia complex stabilizer dan compound hanya membutuhkan waktu beberapa menit yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi, sementara penyimpanan persediaan bahan-bahan ini ataupun produk pipa dalam jumlah besar untuk kebutuhan beberapa periode (minggu), hanya akan membuat inefisiensi persediaan. MRP dengan metode EOQ ini dapat dilihat pada Lampiran 28.
67
Tabel 4.20 Nilai EOQ Bahan Baku Produksi Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Total Kebutuhan (13 periode) 168 0 7935
Demand rate (D) 12.9 0 610.4
3570 831 130 14 0 49
274.6 63.9 10.0 1.1 0 3.8
Biaya pesan (S)
Nilai EOQ
Rp29,000.00 Rp44,500.00 Rp39,500.00
Biaya simpan/ unit (H) Rp 240.00 Rp 88.00 Rp 150.00
Rp36,500.00 Rp36,500.00 Rp31,000.00 Rp34,000.00 Rp29,000.00 Rp29,000.00
Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 260.00 Rp 260.00 Rp 240.00 Rp 280.00
448 216 49 17 0 28
56 0 567
Total kebutuhan merupakan nilai total net requirement 13 periode dalam MRP, sedangkan demand rate merupakan rata-rata nilai kebutuhan tiap periode dalam 13 periode. Nilai EOQ diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus seperti dibawah ini.
Pemesanan bahan baku dilakukan berdasarkan adanya kebutuhan bersih dan nilai EOQ tiap bahan baku yang disesuaikan dengan ukuran lot size pemesanan bahan tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode EOQ dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
68
Tabel 4.21 Biaya Persediaan Hasil MRP metode EOQ
4.4.3 Metode Periodic Order Quantity MRP dengan metode Perodic Order Quantity (EOQ) merupakan metode pemesanan bahan baku yang menetukan periode pesanan (interval pesanan) untuk mengefisiensikan biaya persediaan dengan pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pemesanan. Sama halnya dengan perhitungan nilai EOQ, perhitungan nilai POQ pun tidak dilakukan pada komponen yang diolah sendiri dalam pabrik, tetapi hanya dilakukan pada komponen yang dipesan pabrik kepada pihak supplier. MRP dengan metode POQ dapat dilihat pada Lampiran 29. Nilai POQ diperoleh dari rasio nilai EOQ dengan demand rate, untuk menentukan interval pesanan bahan baku yang efisien, selama 13 periode dalam rencana kebutuhan material.
69
Tabel 4.22 Nilai POQ Bahan Baku Produksi Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Nilai EOQ 56 0 567 448 216 49 17 0 17
Demand rate (D) 12.9 0 610.4 274.6 63.9 10.0 1.1 0 3.8
Nilai POQ 4 1 2 3 5 16 7
Pemesanan bahan baku dilakukan berdasarkan adanya sejumlah nilai kebutuhan bersih dalam periode nilai POQ, yang juga disesuaikan dengan lot size pemesanan tiap bahan baku tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode POQ dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.23 Biaya Persediaan Hasil MRP metode POQ
70
4.4.4 Metode Part Period Balancing Metode ini mirip dengan metode EOQ, yang berusaha membuat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Namun, metode ini dapat menggunakan jumlah pesanan yang berbeda untuk setiap pesanan. Ukuran lot dihitung menggunakan pendekatan periode bagian yang ekonomis (economic part period, EPP), yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya simpan. Kebutuhan akan diakumulasi periode demi periode sampai mendekati nilai EPP. Akumulasi persediaan yang mendekati nilai EPP itu merupakan ukuran lot yang dapat memperkecil biaya persediaan. Sama halnya dengan penerapan EOQ, metode EPP pada kasus ini juga akan diterapkan pada komponen yang dibeli oleh pabrik kepada supplier, dan bukan komponen yang diproses oleh pabrik. Nilai EPP komponen bahan baku produksi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sedangkan penentuan ukuran lot dengan metode EPP dapat dilihat pada Lampiran 26 dan MRP dengan metode PPB ini dapat dilihat pada Lampiran 30. Tabel 4.24 Nilai EPP komponen Bahan Baku Produksi Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide
Biaya pesan Rp29,000.00 Rp44,500.00 Rp39,500.00 Rp36,500.00 Rp36,500.00 Rp31,000.00 Rp34,000.00 Rp29,000.00
Biaya simpan/unit Rp 240.00 Rp 88.00 Rp 150.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 260.00 Rp 260.00 Rp 240.00
EPP 121 506 263 365 365 119 131 121
71
Black Carbon
Rp29,000.00
Rp
280.00
104
Pemesanan bahan baku dengan metode PPB ini, dilakukan berdasarkan sejumlah nilai kebutuhan bersih dalam periode bagian ekonomis (EPP) yang disesuaikan pula dengan lot size pemesanan tiap bahan baku tersebut. Total biaya persediaan berdasarkan total unit persediaan dan frekuensi pesan, yang menggunakan MRP metode PPB dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.25 Biaya Persediaan Hasil MRP Metode PPB
4.4.5 Perbandingan Biaya Persediaan Metode MRP Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan MRP beberapa metode, maka dapat dipilih metode dengan pertimbangan metode yang menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum. Berikut ini adalah perbandingan biaya persediaan keempat metode MRP yang digunakan.
72
Tabel 4.26 Perbandingan Biaya Persediaan
Setelah dilakukan pertimbangan perbandingan biaya persediaan, maka telah dipilih metode MRP yang terbaik untuk setiap komponen bahan baku. Tabel 4.27 Metode MRP Terpilih Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Metode MRP Terpilih POQ LFL LFL atau POQ atau PPB POQ atau PPB POQ atau PPB POQ atau PPB EOQ atau POQ atau PPB LFL POQ atau PPB
Pengendalian persediaan bahan baku Resin PVC K 65 dan titanium dioxide, menggunakan metode LFL karena tidak adanya jumlah kebutuhan bersih selama 13 periode, yang disebabkan terlalu besarnya nilai persediaan akhir pada bulan November 2005, yang melebihi nilai safety stock tiap bahan tersebut. Sedangkan untuk bahan baku Kapur CaCO3 BA 307, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan metode LFL atau POQ ataupun PPB, karena
73
memiliki nilai biaya persediaan yang sama. Walaupun sebenarnya nilai biaya persediaan yang paling minimum adalah dengan metode EOQ, namun metode ini tidak dapat diterapkan untuk persediaan bahan baku kapur ini, karena nilai EOQ nya lebih kecil daripada jumlah kebutuhan bersih bahan ini, sehingga jika diterapkan maka akan terjadi kekurangan kebutuhan persediaan yang justru dapat menjadi hambatan dalam kelancaran proses produksi. Pengendalian persediaan bahan baku tinta dilakukan dengan MRP metode POQ karena memiliki nilai biaya persediaan yang paling minimum. Sedangkan untuk bahan baku Pipe complex SAK SF08 NP, Pipe complex IL 709 P, Loxiol G 20, dan Black Carbon, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan MRP metode POQ ataupun PPB, karena kedua metode ini memiliki nilai biaya paling minimum yang sama. Unttuk bahan baku Loxiol G 22, dapat dilakukan pengendalian persediaan dengan MRP metode EOQ, POQ, maupun PPB, karena ketiga metode ini memiliki nilai biaya yang sama dan yang paling minimum, daripada dengan metode LFL. Selain itu, untuk komponen bahan yang diolah sendiri dalam pabrik, maka sudah tentu akan menggunakan MRP metode LFL untuk, mengefisiensi dan mengefektifkan persediaan yang ada sesuai kebutuhan produksi.
4.5 Evaluasi Kinerja Rencana produksi dibuat untuk 3 bulan (13 minggu), yang berdasarkan permintaan produk dengan teknik peramalan yang terpilih, dimana memiliki nilai
74
kesalahan terkecil, yang kemudian dipantau dengan isyarat arah (tracking signal). Hal ini dapat meminimasi kelebihan persediaan produk jadi yang terlalu besar maupun kekurangan persediaan produk jadi. Master production schedule yang telah dibuat berdasarkan rencana produksi, untuk Pipa PVC SNI S12,5 63 dan Pipa PVC Abu AW 1, menunjukkan bahwa untuk kedua produk pipa ini memiliki nilai projected available balance dan available to promise yang positif, maka berarti produk jadi memiliki jumlah yang melebihi nilai safety stock barang jadi, yaitu 1000 pipa. Hal ini berarti, persediaan produk jadi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kemungkinan lonjakan permintaan pipa. Selain itu, dapat diketahui bahwa nilai master schedule tidak melebihi kapasitas produksi yang ada, berarti permintaan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik dan dapat meminimasi kemungkinan terjadinya kehilangan permintaan pelanggan. Material requirement planning telah dibuat untuk merencanakan kapan setiap produk/komponen harus diproduksi atau dipesan sesuai dengan kebutuhan bersihnya, sehingga dapat memiliki persediaan yang lebih efisien dan efektif untuk periode dengan kebutuhan yang tinggi maupun kebutuhan yang rendah. Selain itu, MRP juga akan menerapkan metode terpilih dari beberapa metode yang
digunakan,
untuk
meminimumkan
biaya
persediaan,
berdasakan
pertimbangan biaya simpan/unit dan biaya pesan. Pengendalian persediaan dengan metode MRP yang terpilih, menunjukkan pengendalian persediaan yang optimis akan lebih baik daripada metode berjalan
75
dalam perusahaan ini. Hal ini disebabkan pengendalian persediaan pada perusahaan ini, hanya berdasarkan penilaian subjektif tentang kebutuhan produksi di waktu mendatang. Dimana biasanya persediaan bahan baku dalam jumlah besar untuk mengantisipasi kebutuhan yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari besarnya selisih persediaan akhir produk pipa dan beberapa komponen dengan nilai safety stock komponen tesebut, terutama pada bahan baku utama produksi, yaitu resin PVC K 65. Tabel 4.28 Selisih Nilai Persediaan dan Nilai Safety Stock.Metode Berjalan Nama Komponen Unilon Pipa PVC SNI S12,5 63 Unilon Pipa PVC Abu AW 1 Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
On Hand 1390 2988 55 641775 4418 1225 1189 137 148 1992 72
Safety Stock 1000 1000 50 100000 2000 1000 1000 100 100 1000 50
Selisih nilai 390 1988 5 541775 2418 225 189 37 48 992 22
Tabel 4.29 Selisih Nilai Persediaan dan Nilai Safety Stock.Metode MRP Nama Komponen Unilon Pipa PVC SNI S12,5 63 Unilon Pipa PVC Abu AW 1 Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22
Metode Terpilih LFL LFL POQ LFL LFL / POQ / PPB POQ / PPB POQ / PPB POQ / PPB EOQ / POQ / PPB
On Hand 1000 1000 50 590093 2015 1005 1019 100 106
Safety Stock 1000 1000 50 100000 2000 1000 1000 100 100
Selisih nilai 0 0 0 490093 15 5 19 0 6
76
LFL POQ / PPB
Titanium Dioxide Black Carbon
1885 51
1000 50
885 1
Perusahaan ini melakukan pembelian bahan baku berdasarkan perkiraan ratarata kebutuhan, persediaan akhir, dan nilai safety stock yang telah ditentukan. Namun demikian, sering kali jumlah unit pembelian hanya berdasarkan perkiraan subjektif yang sangat kasar, untuk mengantisipasi kebutuhan yang tidak terduga, yang umumnya dilakukan sekitar dua minggu sekali. Oleh sebab itu juga, maka kelebihan persediaan sangat terlihat jelas dengan adanya jumlah persediaan akhir yang relatif besar terhadap nilai safety stock tiap komponen.
Tabel 4.30 Interval Pesanan Metode MRP Nama Komponen Tinta Sablon PVC Resin PVC K 65 Kapur CaCO3 BA 307 Pipe Complex SAK SF08 NP Pipe Complex IL709 P Loxiol G 20 Loxiol G 22 Titanium Dioxide Black Carbon
Frekuensi Pemesanan Metode Terpilih (13 Periode) POQ 3 LFL 0 LFL 0 POQ / PPB 6 POQ / PPB 3 POQ / PPB 2 EOQ / POQ / PPB 1 LFL 0 POQ / PPB 2
77
4.6 Rencana Implementasi Perencanaan dan pengendalian persediaan produksi dengan metode MRP terpilih, yang diusulkan, diharapkan dapat lebih baik untuk memperbaiki metode berjalan dalam perusahaan. Adapun rencana pengimplementasian metode MRP terpilih yang diusulkan ini, adalah sebagai berikut:
Melakukan inventaris segala data dan informasi dalam perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produksi, dengan lebih terstruktur dan lengkap.
Mempelajari tahapan proses perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produksi dengan metode MRP.
Mempelajari cara kerja dan kegunaan software Minitab 14 dan Excel OM 2, sebagai alat bantu yang mempermudah pekerjaan peramalan dan membuat material requirement planning (MRP).
Membuat peramalan permintaan produk setiap 3 bulan, dengan menggunakan teknik peramalan terpilih, yang menggunakan software Minitab 14 sebagai alat bantu yang mempermudah proses peramalan dan yang menghasilkan nilai yang lebih akurat.
Mengkaji kembali, setiap hasil peramalan dengan permintaan produk yang sesungguhnya, serta tetap melakukan pengamatan kondisi pasar dan ekonomi bangsa.
Membuat rencana produksi dan master production schedule untuk setiap 3 bulan dan selalu mengkajinya kembali.
78
Melakukan proses produksi dan pemesanan bahan baku yang sesuai dengan jumlah kebutuhan bersih dan periodenya, berdasarkan metode MRP terpilih yang paling ekonomis, dengan software Excel OM 2 sebagai alat bantu yang mempermudah pekerjaan dan menghasilkan keakuratan yang lebih tinggi daripada perhitungan yang manual.
Melakukan analisa hasil dan proses perencanaan pengendalian persediaan bahan baku produksi ini, serta selalu melakukan perbaikan yang menerus (continuous
improvement)
terhadap
manajemen
perencanaan
dan
pengendalian persediaan bahan baku produksi, guna mencapai sistem produksi yang semakin optimal.