BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum masuk pada tahap pengumpulan data identifikasi kebutuhan pelanggan maka perlu dilakukan proses perencanaan produk yang output utama dari fase perencanaan ini adalah berupa pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk meneruskan tahapan pengembangan selanjutnya. Pernyataan misi yang dimaksud perencanaan dari pemilik ide yang berisi mengenai uraian produk yang mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan, sasaran bisnis utama, pasar utama, pasar sekunder, asumsi-asumsi dan batasanbatasan, dan pihak-pihak yang terkait. Adapun pernyataan misi untuk mengembangkan komponen tambahan pada jemuran baju yang ada selama ini dapat dilihat pada tabel pernyataan misi di bawah ini.
Tabel 4.1 Tabel Pernyataan M isi
Pernyataan misi : Jemuran baju Deskripsi produk :
* Menggunakan tali * Tali dapat diperpanjang dan diperpendek * Terdapat pengait untuk me mgantungkan gantungan baju
Sasaran bisnis Kunci :
* Diluncurkan pada awal tahun 2009 * P roduk yang diharapkan dapat diproduksi
Pasar Utama :
* P engguna jemuran baju pada rumah susun
Pasar Sekunder :
* P engguna jemuran baju biasa yang diharapkan beralih menggunakan magic roler rope
Asumsi-asumsi:
* P anjang tali jemuran dapat diextend sampai dengan 6 meter * Mekanisme penggerak sederhana * Turunan dari paltform produk yang telah ada
Pihak yang terkait :
* P engguna * Bagian produksi * P enjual toko alumunium
4.1.2 Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dilakukan dengan teknik face to face interview yaitu dengan mendatangi langsung para responden yang menggunakan jemuran baju.
Sebelum melakukan wawancara maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah memilih pelanggan potensial yang akan diwawancara, yaitu para pengguna jemuran baju
dengan asumsi bahwa mereka lebih tahu kelebihan dan kekurangan dari
jemuran baju yang telah mereka gunakan selama ini. Jumlah responden yang akan diwawancara adalah 100 responden yang berasal dari 3 kota Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara). Kebutuhan yang diidentifikasi adalah bagaimana keluhan para pengguna jemuran baju selama menggunakan jemuran baju yang digunakan sekarang Dan apa saran mereka untuk memperbaiki fungsi dan kualitas jemuran baju. Tujuan utama dari tahapan identifikasi ini adalah mengetahui apakah pasar memiliki kebutuhan terhadap produk jemuran baju yang akan dikembangkan ini. Proses wawancara dilakukan dengan menghampiri para responden pengguna jemuran baju pada tiga wilayah yang sudah disebutkan di atas yaitu dengan mendatangi tempat tinggal pengguna. M ereka semua sebagian besar adalah ibu rumah tangga, bapa rumah tangga, pembantu rumah tangga dan mahasiswi. Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dan salah satu hasil jawaban pada saat wawancara dari salah satu responden yang berasal dari wilayah Jakarta Timur dan untuk hasil wawancara lainnya, beberapa dapat dilihat pada bagian lampiran.
Tabel 4.2 Contoh Tabel Pernyataan Asli Dari Pelanggan Nama Responden : Ibu Lily Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat wilayah : Rusun klender blok 9 lantai 4 no 15 jakarta utara Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Apakah dirumah anda Ya menggunkan jemuran baju? Apa material pembuat Terbuat dari rangka jemuran baju anda logam sekarang? Apakah jemuran baju Ringan yang anda gunakan masanya berat? Apakah jemuran baju Ya, karena tempatnya yang anda gunakan sempit sekarang banyak memakai tempat yang ada pada rumah anda? Apakah jemuran baju Ya yang anda gunakan mudah untuk disimpan? Hal-hal apa yang anda Praktis dan ekonomis sukai terhadap jemuran baju yang sekarang ? M enurut anda apa kekurangan dari jemuran baju yang anda gunakan sekarang ? Apa usulan anda untuk memperbaiki jemuran baju yang ada sekarang?
Banyak makan tempat
Tidak mudah rusak
Sekarang Menggunakan: Jemuran tali Interpretasi Kebutuhan Terbuat dari bahan yang kuat. M assa jemuran baju ringan Jemuran yang tidak banyak memakai tempat
Jemuran baju yang mudah unutk disimpan -Harga jemuran terjangkau -Praktis dalam penggunaannya Jemuran tidak banyak memakai tempat dalam penggunaannya Awet dalam penggunaannya
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Wawancara Pernyataan Pelanggan 1. M aterial pembuat jemuran baju pelanggan adalah rangka logam, Allumunium, papan balok yang menggunakan tali, plastik, dan galah. 2. Jemuran baju yang digunakan responden masanya berat, 13 responden menjawab “ya” dan 22 responden menjawab “tidak”. 3. Jemuran baju yang digunakan responden banyak memakai tempat, 14 responden menjawab “ya” dan 21 responden menjawab “tidak”. 4. Jemuran baju yang digunakan responden mudah untuk disimpan, 13 responden menjawab “ya” dan 22 “tidak”. 5. Hal-hal yang disukai responden terhadap jemuran baju yang mereka gunakan sekarang adalah praktis, ekonomis, mudah untuk dilipat, mudah untuk menggantug pakaian, mudah untuk dipindahkan, ringan, aman, sederhana, tidak banyak memakai tempat, memuat banyak pakaian untuk dijemur, dan adanya tempat menggantung hanger. 6. Kekurangan dari jemuran yang digunakan sekarang adalah jelek, merusak pemandangan, tidak memuat banyak jemuran, banyak memakai tempat, gampang hilang, suka jatuh, terlalu kecil, jemuran mudah kotor, mudah patah, cepat rusak, menghalangi jalan, mudah berkarat, mur jemuran mudah lepas, mudah roboh, menggantung pakaian tidak rapi, jemuran terbatas, terlalu besar, sempit, dan pendek. 7. Usulan dan perbaikan jemuran baju : Dibuat yang lebih praktis, M udah disimpan, dapat diatur sesuai keinginan seperti panjang tali, tidak makan tempat, tidak mudah rusak, awet, kuat, mudah digunakan, rapi, bagus, murah, praktis, tidak berkarat, mudah disimpan, mudah dipindahkan, ringan, adanya cantolan hanger, dan bisa menuat banyak jemuran. 4.1.2.1 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Dari delapan pertanyaan yang diajukan kepada para responden pada saat wawancara berlangsung maka dapat diinterpretasikan menjadi beberapa kebutuhan yang merupakan hasil terjemahan dari data mentah pelanggan. Untuk pertanyaan yang dilihat berhubungan dapat digabungkan menjadi satu jenis kebutuhan.
Hasil sementara dari interpretasi kebutuhan yang didapatkan dari wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Tabel Interpretasi Kebutuhan Pelanggan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kebutuhan Jemuran baju yang memiliki pengait untuk menggantung gantungan baju M emiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak Praktis dalam penggunaannya Jemuran tidak banyak memakai tempat dalam penggunaannya M assa jemuran baju ringan Harga dapat dijangkau Desain menarik Awet dalam penggunaannya Kuat dalam menahan beban baju Tidak mudah berkarat Jemuran baju yang mudah dipindahkan Aman dalam penggunaanya Terbuat dari bahan yang kuat M udah untuk disimpan
4.1.2.2 Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan Dari 14 kebutuhan yang sudah diterjemahkan, maka tahap selanjutnya yaitu menentukan bobot kepentingan dari setiap kebutuhan dengan jalan melakukan survey ke-2. Karena dalam variabel kebutuhan yang berjumlah 14 ada beberapa variable
yang
sejenis
maka
dilakukan
penyempitan
dengan
cara
mengelompokkan variabel-variabel yang sejenis tersebut menjadi 1 kebutuhan,
atau membuang variabel yang dianggap tidak berhubungan langsung dengan spesifikasi produk nantinya. Setelah dikelompokkan maka variabel yang tersisa adalah hanya 13 variabel kebutuhan. Jumlah ini dirasa cukup ideal sehingga tidak membuat responden bingung dalam menentukan nilai bobot kepentingan. Survei ke-2 dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi ke-13 variabel di atas dan memberikan kolom bobot kepentingan dengan skala 1 s/d 5 untuk diisi oleh setiap responden dengan cara memberikan check list pada kolom yang disediakan. Survei ke-2 ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: 1. Penentuan jumlah sampel. Dengan asumsi-asumsi di bawah ini, akan dilakukan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus untuk mencari nilai n atau jumlah responden yang besarnya juga sama dengan kuesioner yang akan diedarkan. -
Proporsi pasar (p) = 40 %, jumlah ini dianggap cukup karena selain produk ini tergolong produk baru, kemungkinan besar bis a memasuki 40% dari pasar pengguna jemuran baju.
-
Tingkat kepercayaan = 95% karena tingkat kepercayaan pada level ini dianggap tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil.
-
Dari tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai Z = 1,96 dari tabel Z.
-
Margin of error (e) = 7 %, nilai error yang diijinkan hanya 7% sehingga data yang didapatkan nantinya tidak menyimpang terlalu jauh dari nilai tengah rata-ratanya.
Dengan asumsi dan nilai-nilai di atas maka dapat ditentukan jumlah sampel untuk survey ke-2 dengan rumus: n=
Ζ 2 × p × (1 − p ) e2
n=
1,96 2 × 0,4 × (1 − 0, 4) 0,07 2
n = 188,16 ≈ 190 Didapatkan
bahwa jumlah
responden
untuk
menentukan
bobot
kepentingan relatif setiap kebutuhan adalah dengan 190 responden. 2. Melakukan Survei Survei ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan performance yang ada saat ini dengan cara menyebar 190 kuisioner kepada 190 responden yang seluruhnya merupakan pengguna jemuran baju pada rumah susun di 3 daerah yaitu Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara dengan hal yang ditanyakan adalah variabel kebutuhan yang sudah dipersempit menjadi 13 variabel. Contoh kuisioner untuk survey ke-2 ini adalah:
Gambar 4.1 Contoh Kuesioner Survei Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan
No. A 1 B 2 C 3 4 5 6 7 D 8 9 10 11 E 12 F 13
Pengalaman Tidak Pernyataan Cukup Sangat begitu Setuju setuju setuju setuju Performance: Karakteristi k dari jemuran baju Memiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak Feature : Ciri khas dari produk yang membedakan dari produk lain Tersedianya pengait untuk menggantung baju Reliability : Kehandalan jemuran baju Praktis dalam penggunaan Tidak banyak memakai tempat Tidak mudah berkarat Aman dalam penggunaannya Kuat dalam menahan beban baju Conform ance : kesesuain produk dengan syarat seperti ukuran dan karakteristik dari lampu belajar Mudah untuk disimpan Harga jemuran baju terjangkau Masa jemuran baju ringan Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan Durability : lamanya umur jemuran baju Awet dalam penggunaannya Aesthetic : Keindahan /daya tarik lampu belajar Desain jemuran baju menarik Tidak setuju
No. A 1 B 2 C 3 4 5 6 7 D 8 9 10 11 E 12 F 13
Tingkat kepentingan Tidak Pernyataan Cukup begitu Biasa saja Penting penting penting Performance: Karakteristi k dari jemuran baju Memiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak Feature : Ciri khas dari produk yang membedakan dari produk lain Tersedianya pengait untuk menggantung baju Reliability : Kehandalan jemuran baju Praktis dalam penggunaan Tidak banyak memakai tempat Tidak mudah berkarat Aman dalam penggunaannya Kuat dalam menahan beban baju Conform ance : kesesuain produk dengan syarat seperti ukuran dan karakteristik dari lampu belajar Mudah untuk disimpan Harga jemuran baju terjangkau Masa jemuran baju ringan Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan Durability : lamanya umur jemuran baju Awet dalam penggunaannya Aesthetic : Keindahan /daya tarik lampu belajar Desain jemuran baju menarik Tidak penting
Saran dan tanggapan Anda M enurut anda dari pertanyaan yang ada dikolom atas hal yang paling penting dalam alat jemuran baju adalah poin dan nomor berapa? ........................................................................................ Komentar dan saran anda untuk jemuran baju yang anda gunakan atau yang ada dipasaran ........................................................................................
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Kuisioner survei Bobot Kepentingan Kebutuhan Pelanggan Pada Kotak Saran Dan Tanggapan 1. M enurut anda dari 13 pertanyaan pada kolom diatas hal yang paling penting dalam alat jemuran baju adalah nomor : 1-9-12-10-13-2-3-5-7-8-4-6-11 2. Komentar dan saran anda untuk jemuran baju yang anda gunakan atau yang ada dipasaran : • Komentar : murah, bagus, mudah patah, tidak berkarat, mudah berkarat, kurang kuat, cepat rusak, tidak awet, kualitasnya kurang baik, belum ada yang memuaskan, banyak memakai tempat, jemuran kecil, jemuran tidak memadai, sedikit kapasitasnya, mahal. •
Saran : harus murah, kokoh, tidak makan tempat, tahan karat, ringan, kuat dalam menahan beban baju, aman, mempermudah pekerjaan menjemur, praktis, simpel, lebih tahan lama, kualitas lebih ditingkatkan, modelnya bagus, ekonomis, mudah dalam penggunaannya, mudah disimpan, memuat banyak jemuran, mudah untuk dipindahkan.
3. Pengolahan dan pengujian data Setelah dilakukan survei maka data dapat diinput ke dalam tabel untuk dihitung jumlah rata-rata bobot yang diberikan untuk setiap variabel. Hasil perhitungan rata-rata bobot untuk ke-13 variabel disimpulkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.6 Tingkat Kepentingan Setelah M engalami Penyempitan No 1 2
Jemuran baju Jemuran baju
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju Jemuran baju
Kebutuhan Kepentingan M emiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak 5 Tersedianya pengait untuk menggantung 5 gantungan baju Praktis dalam penggunaan 5 Tidak banyak memakai tempat 4 Tidak mudah berkarat 5 Aman dalam penggunaannya 5 Kuat dalam menahan beban baju 5 M udah untuk disimpan 5 Harga jemuran baju terjangkau 4 M asa jemuran baju ringan 4 Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan 4 Awet dalam penggunaannya 5 Desain jemuran baju menarik 3
Hasil di atas perlu diuji terlebih dahulu validitas datanya dengan menggunakan uji signifikansi antara satu variabel dengan total bobot keseluruhan variabel. Uji ini dilakukan dengan uji Pearson Correlation. Dengan rumus sebagai berikut: r =
∑
( x − x )( y − y ) ( n − 1 ) sxsy
Dimana : r = Koefisien Korelasi Pearson
y = jumlah bobot total tiap kolom
X= Jumlah bobot total tiap baris
N= banyaknya responden
SxSy = Deviasi standar untuk x dan y
Pengujian dilakukan per variabel dengan memasukkan variabelvariabel tersebut ke dalam Microsoft Excel, maka didapatkan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk tiap variabel: r1= r2= r3= r4= r5= r6= r7= r8= r9= r10= r11= r12= r13=
0.991 0.99 0.992 0.981 0.988 0.994 0.994 0.989 0.991 0.982 0.986 0.992 0.967
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Karena nilai r untuk tiap variabel berada pada interval 0,3 < r < 1, maka data yang didapatkan dianggap valid untuk semua variabel. Dan dapat dipakai untuk diteruskan ke tahap selanjutnya yaitu spesifikasi produk.
4.2 Analisis Data 4.2.1 S pesifikasi Produk Dengan menggunakan input dari tabel 4.4 di atas, tahapan spesifikasi produk dapat dilakukan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dilakukan produk jemuran baju ini untuk menjawab dari kebutuhan pelanggan yang telah teridentifikasi. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu: 1. M enyiapkan daftar metrik. 2. M engumpulkan informasi tentang pesaing. 3. M enetapkan spesifikasi target.
4.2.1.1 Menyiapkan Daftar Metrik kebutuhan Dalam tahapan ini yang perlu dilakukan adalah mencari hubungan antara metrik produk dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi, yang merupakan inti dari tahapan spesifikasi produk. Seperti terlihat pada daftar metrik kebutuhan dibawah ini Tabel 4.7 Daftar M etrik Kebutuhan No
Kebutuhan
1 2 3 4 5 6 7 8
1,2 3,4,11,8 3,13 3 12,5 10 9 6
Metrik
Pengait terbuat dari plastic Dimensi alat Model Panjang tali Bahan dasar Massa total alat Harga terjangkau Aman dalam penggunaannya
Kepentingan
Satuan
5 4 4 5 5 5 4 5
list mm list mm list gram Subjektif Subjektif
Pada daftar metrik kebutuhan terlihat bahwa kebutuhan mana saja yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada. Seperti contoh: metrik kebutuhan no. 6 yaitu pengait terbuat dari plastic untuk menggantung hanger adalah menjawab kebutuhan nomor 1 dan 2 yaitu awet dalam penggunaan dan tidak mudah berkarat. Jadi jelas terlihat adanya hubungan antara metrik dengan kebutuhan, yang lebih
Harga j emura n baj u terjan gkau
●
●
● ● ● ●
● ● ●
10
Masa jemur an ba ju rin gan
11
Jemuran b aju ya ng mud ah un utk dipi nda hkan
12
Awet dalam p eng gun aan nya
13
8
9
Aman dalam pen ggu naa nnya
Mudah u ntuk disim pan
7
Kuat dalam me nah an be ban b aju
8
Harga terjangka u
7
6
Aman dal am pen ggu naa nnya
Massa Total alat
6
5
Tidak muda h berkar at
Bahan dasar
5
4
Tidak bany ak memaka i tempat
Panjang tali
4
3
Praktis dalam p eng gun aan nya
Model
Tersedia nya pe nga it untuk meng gantu ng ba ju
3
2
2
Dimensi alat
Memilik i kapas itas menj emur da lam jum lah b anyak
1 1
Cantolan terbu at dari Plastik
jelasnya hubungan tersebut dapat terlihat pada matriks-metrik kebutuhan berikut.
Desai n jemur an ba ju men arik
● ● ● ● ●
Gambar 4.2 M atriks-M etrik Kebutuhan
4.2.1.2 Mengumpulkan Informasi tentang pesaing Dari daftar metrik yang ada, maka dapat dikumpulkan data-data dari produkproduk pesaing yang ada selama ini untuk jenis metrik yang sama. Tujuannya adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk yang sedang dikembangkan dengan produk yang sudah ada. Jemuran baju yang menjadi bahan pembanding adalah jemuran baju yang dibuat oleh pabrik atau toko alumunium yang biasa memproduksi jemuran baju yang terbuat dari alumunium dan jemuran baju traditional.
Gambar 4.3 M odel Jemuran Baju Toko Alumunium
Gambar 4.4 M odel Jemuran Baju Toko Alumunium
Gambar 4.3 dan gambar 4.4 adalah salah satu contoh produk jemuran baju yang dibuat oleh toko alumunium yang ada dipasaran harga produk jemuran tersebut berkisar antara Rp 200.000 – 400.000. Jemuran baju ini biasa dipergunakan untuk rumah yang memiliki halaman yang luas. Warna jemuran baju ini pun terdiri dari warna hijau dan silver. Jemuran ini dapat dilipat apabila jemuran ini tidak digunakan dalam menjemur.
Gambar 4.5 Jemuran Galah
Gambar 4.6 Jemuran Tali
Pada gambar 4.5 dan 4.6 adalah contoh dari jemuran traditional. Jemuran traditional terbuat dari tali atau juga menggunakan galah. Dalam membuat jemuran traditonal biaya yang diperlukan adalah berkisar antara Rp 10.000 – Rp 20.000.
Gambar 4.7 Jemuran Baju Lion Star Jemuran baju lion star digunakan dalam menjemur pakaian kecil. Jemuran ini dapat dilipat kembali apabila jemuran ini tidak digunakan. Harga jemuran ini berkisar Rp 30.000 – Rp 40.000.
Tabel 4.8 Tabel Analisis Pesaing Berdasarkan M atrik No
Kebutuhan
Matrik
Kepentingan
Satuan
Jemuran Tradisional
Lion star
1
1,2
P engait terbuat dari plastic
5
list
-
-
2 3 4
3,4,11,8 3,13 3
Dimensi alat Model P anjang tali
4 4 5
cm list cm
200x100x160 600
40x50x40 -
5
12,5
Bahan dasar
5
list
-
plastic
6 7
10 9
5 4
kg Rp
<5 10000
<0.5 30000
8
6
Massa total alat Harga terjangkau Aman dalam penggunaannya
5
Subjektif
-
-
Hotata
Toko Allumunium
200x120x50 -
200x120x150 -
rangka alumunium <7
rangka alumunium <7
630000
300000
-
-
Tabel 4.9 Tabel Analisis Pesaing Berdasarkan kebutuhan No
Kebutuhan
Kepentingan
1
Memiliki kapasitas menjemur dalam jumlah banyak
5
2
Tersedianya pengait untuk menggantung gantungan baju P raktis dalam penggunaan
5
4
5
Tidak banyak memakai tempat Tidak mudah berkarat
6
Aman dalam penggunaannya
5
7
Kuat dalam menahan beban baju Mudah untuk disimpan
5
Harga jemuran baju terjangkau Masa jemuran baju ringan
4
11
Jemuran baju yang mudah untuk dipindahkan
4
12
Awet dalam penggunaannya
5
13
Desain jemuran baju menarik
3
3 4
8 9 10
5
5
5
4
Jemuran Tradisional
Lion star
Hotata
Toko Allumunium
4.2.1.3 Menetapkan S pesifikasi Target Dalam menetapkan spesifikasi target ini dapat ditentukan dengan menetapkan batasan-batasan dari tiap-tiap spesifikasi produk dan dalam menentukan angka tersebut dapat dilakukan dengan melihat data pesaing dan menggunakan data tersebut menjadi dibuat sebuah margin dan setelah itu baru ditentukan nilai ideal dari data tersebut.
Tabel 4.10 Spesifikasi Target NO
Kebutuhan
1
1,2
2
3,4,11,8
3
3,13
4
3
5
12,5
6
M atrik
Satuan
Nilai
Nilai
M arginal
Ideal
Pengait terbuat dari plastic
list
-
-
Dimensi alat
cm
12x9x13
9x6x10
Model
list
-
-
Panjang tali
mm
3-6
6
Bahan dasar plastik
list
alumunium
plastik
10
Massa total alat
kg
2
0.5
7
9
Harga terjangkau
Rp
40000
60000
8
6
Aman dalam penggunaannya
Subjektif
-
-
Nilai ideal didapatkan dengan cara mengambil nilai yang masih ada pada batasan marginal maksimum dan minimum. Sehingga nilai ideal tersebut dapat digunakan sebagai spesifikasi akhir untuk penyusunan konsep.
Gambar 4.8 QFD Produk Jemuran Baju
4.3 Hasil Perancangan Konsep 4.3.1 Penyusunan Konsep Konsep produk
merupakan
gambaran
singkat
bagaimana produk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Dalam merancang konsep jemuran baju ini, dapat digunakan table kombinasi konsep yang mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Kolom pada table diisi dengan penggalan solusi untuk setiap submasalah yang diperoleh. Dalam beberapa hal, table kombinasi merupakan cara yang sederhana dalam
membuat
kombinasi
antara
penggalan-penggalan
solusi
untuk
mendorong pemikiran kreatif yang lebih jauh. Dalam mengkombinasi konsep jemuran baju ini digunakan kombinasi 3 kategori yaitu: 1. Bentuk fisik yaitu: kotak dan bulat 2. Pengoperasian pengunci yaitu: ditekan atau digeser 3. Sistem pemasangan yaitu sistem pengait, dipaku dan sistem ulir
Kombinasi konsep tersebut dapat dilihat pada tabel kombinasi konsep dibawah ini yang akan membentuk 3 kombinasi jemuran baju berdasarkan kategori-kategori yang telah diuraikan.
Tabel 4.11 Kombinasi Konsep 1 Bentuk Fisik
Pengoperasian pengunci
Sistem pemasangan
Kotak
Ditekan
Sistem pengait Dipaku Sistem ulir
Konsep yang pertama ini merupakan kombinasi antara jemuran baju
bentuk fisik
yang berbentuk kotak , pengoperasian pengunci dengan cara
ditekan dan sistem pemasangan yang menggunakan paku. Konsep ini sangat sederhana dan pemasangannya pun tidak begitu rumit
Tabel 4.12 Kombinasi Konsep 2 Bentuk Fisik
Pengoperasian pengunci
Sistem pemasangan
Kotak
Ditekan
Sistem pengait Dipaku Sistem ulir
Konsep yang kedua ini merupakan kombinasi antara bentuk fisik jemuran baju yang kotak, pengoperasian pengunci dengan cara ditekan, dan sistem pemasangan yang menggunakan sistem ulir. Konsep ini cukup unik terutama
pada sistem pemasangan dengan menggunakan ulir yang belum pernah dijumpai dipasaran.
Tabel 4.13 Kombinasi Konsep 3 Bentuk Fisik
Pengoperasian pengunci
Sistem pemasangan
Kotak
Ditekan
Sistem pengait Dipaku Sistem ulir
Konsep yang ketiga ini merupakan
kombinasi antara bentuk fisik
jemuran baju yang berbentuk kotak, pengoperasian pengunci dengan cara ditekan, dan sistem pemasangan dengan menggunakan sistem pengait. Dalam konsep ketiga ini pun merupakan konsep yang jarang ditemukan dipasaran jemuran baju ini cukup unik terutama pada sistem pemasangan dengan menggunakan sistem pengait. Ketiga konsep yang telah diuraikan merupakan tiga konsep yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu seleksi konsep yang akan mempersempit jumlah konsep yang akan dikembangkan menjadi hanya satu konsep.
4.3.2 Seleksi Konsep Seleksi konsep merupakan proses membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari setiap konsep dan memilih satu atau dua konsep untuk penyelidikan pengujian dan pengembangan selanjutnya. Dalam tahap ini, metode yang digunakan dalam seleksi konsep adalah dengan cara mengumpulkan 5 orang pengguna potensial jemuran baju ke dalam focus group kemudian akan dilakukan diskusi terhadap terhadap tiga konsep yang telah dibuat dan diakhiri dengan pemilihan dua konsep yang akan diseleksi kembali untuk menentukan
salah satu konsep dari kedua
konsep yang telah terseleksi menjadi konsep akhir. Beberapa kriteria yang akan menjadi pertimbangan dalam konsep tersebut, yaitu: desain jemuran baju, kemudahan penggunaan, kemudahan untuk disimpan, kemudahan untuk dibuat, besarnya ukuran dan panjang tali jemuran. Seleksi konsep dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama dengan metode seleksi konsep Pugh (Pugh,1990) Pelanggan potensial yang hadir dalam focus group akan bersama-sama berdiskusi dalam menyeleksi ketiga konsep yang dipimpin oleh seorang moderator dengan status sebagai pengembang jemuran baju. Dengan metode ini moderator akan menilai berdasarkan keputusan bersama pengguna potensial dengan cara mengkode secara sederhana yaitu dengan memberi tanda (+) untuk ”lebih baik”, tanda (0) untuk sama dengan dan tanda (-) untuk “kurang baik “ terhadap kriteria yang ada.
Tabel 4.14 Hasil Seleksi Tahap I Dengan M etode Pugh Kriteria seleksi Desain jemuran baju Kemudahan penggunaan Kemudahan untuk disimpan Kemudahan untuk dibuat Besarnya ukuran Daya Tahan Jemuran Panjang tali jemuran
Jumlah + Jumlah 0 Jumlah Nilai akhir Peringkat lanjutkan?
1 0 0 + 0 0 0 1
Konsep 2 + + 0 0 2
3 + + + + 0 0 0 4
5 1
2 3
3 -
0 2 ya
-1 3 tidak
4 1 ya
Dari hasil penyaringan konsep didapatkan bahwa konsep ke-3 mendapat peringkat pertama, disusul dengan konsep yang ke-2 dan terakhir konsep yang ke-1. Oleh karena itu, hanya peringkat ke-3 dan peringkat ke-2 yang diputuskan untuk diteruskan ke seleksi penilaian konsep. 2. Tahap kedua dengan metode penilaian konsep Cara penggunaan metode ini adalah setiap kriteria diberi beban terlebih dahulu secara subjektif dengan presentase tertentu untuk setiap kriteria. Selanjutnya peserta sebelumnya yang pernah mengikuti focus group dalam seleksi konsep tahap pertama akan kembali mengikuti seleksi konsep yang kedua .Peserta yang terlibat akan memberikan bobot skala dengan interval 1 sampai 5 untuk setaiap matrik seleksi dimana bobot 1 untuk “sangat kurang”,
bobot 2 untuk “kurang baik” bobot 3 untuk ”cukup baik”, bobot 4 untuk “baik “ dan bobot 5 untuk “sangat baik”. Selanjutnya bobot yang telah diberikan peserta focus group akan dijumlahkan dan dirata-ratakan. Nilai yang dimasukan dalam matriks seleksi penilaian akan dikalikan dengan beban presentase yang sudah diberikan menjadi nilai beban. Nilai beban ini akan dijumlahkan untuk masing-masing konsep. Dari kedua konsep yang diseleksi akan dipilih salah satu konsep yang akan diteruskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil seleksi tahap II. Tabel 4.15 Bentuk Kuesioner Seleksi Konsep Tahap II KUESIONER SELEKSI KONSEP JEM URAN BAJU TAHAP II Pelanggan: Alamat: T elepon: Apakah bersedia di follow-up: Ya/T idak
No. 1 2 3 4 5 6 7
Kriteria
T anggal:
Bobot Konsep 1
Bobot Konsep 2
Desain jemuran baju Kemudahan penggunaan Kemudahan untuk disimpan Kemudahan untuk dibuat Besarnya ukuran Daya Tahan Jemuran Panjang tali jemuran
Keterangan: 1 = Sangat kurang; 2 = Kurang baik; 3 = Cukup baik; 4 = Baik; 5 = Sangat baik
Tabel 4.16 Hasil Pengumpulan Data M etode Penilaian Konsep Kriteria seleksi Desain jemuran baju Kemudahan penggunaan Kemudahan untuk disimpan Kemudahan untuk dibuat Besarnya ukuran Daya Tahan jemuran Panjang tali jemuran
Konesp 1 1 2 3 4 5 3 2 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3
3 5 3 4 3
4 4 4 4 4
4 4 5 4 5
2 4 4 4 5
Ratarata 3 4 3.4 4.2 4 4 4
Konsep 3 1 2 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3
3 3 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 5
Ratarata 3.6 4
2 4 4 4 5
3.6 3.8 4 4 4.2
Tabel 4.17 Hasil Seleksi Tahap II Dengan M etode Penilaian Konsep
Kriteria seleksi
Desain jemuran baju Kemudahan penggunaan Kemudahan untuk disimpan Kemudahan untuk dibuat Besarnya ukuran Daya Tahan jemuran Panjang tali jemuran
Konsep 1 Nilai Beban Rating
3 Nilai Beban
Beban
Rating
12%
3
0.36
3.6
0.432
15%
4
0.6
4
0.6
10%
3.4
0.34
3.6
0.36
20% 15% 18% 10% Total Nilai Peringkat Lanjutkan ?
4.2 4 4 4
0.84 0.6 0.72 0.4
3.8 4 4 4.2
0.76 0.6 0.72 0.42 3.892 1 Ya
3.86 2 tidak
4.3.3 Pengujian Konsep Pengujian konsep dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kembali, dengan dicantumkan spesifikasi konsep dan gambar konsep didalamnya agar orang-orang dapat mengetahui produknya secara detail. Kuisioner tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menguji konsep yang sudah diseleksi. Survei ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelangganpelanggan mau membeli produk tersebut atau tidak dan seberapa ingin mereka membeli produk tersebut bila produk tersebut sudah keluar di pasaran. Survei dilakukan kembali dengan metode menyebarkan kuesioner sejumlah 100, jumlah ini dianggap sudah cukup mengingat sudah banyaknya survei yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Konsep yang akan diuji memang sudah mewakili kebutuhan yang sudah teridentifikasi.
Tabel 4.18 Bentuk Kuesioner Pengujian Konsep Survey Pengujian Konsep Jemuran Baju (Magic Roler Rope)
Nama
:
Pewancara
Alamat
:
Tanggal :
Telepon
:
: Daniel Rustanto
Saya adalah seorang Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bina Nusantara yang sedang menyusun Skripsi tentang pengembangan produk jemuran baju (magic roler rope). Berikut ini adalah gambar produk dan cara kerja serta.
Produk ini adalah produk jemuran baju yang ringan dan minamalis . Produk ini juga dapat dipindahkan, selain itu juga terdapat : 1. Tali sepanjang 6 meter yang dapat dipanjangkan dan dipendekan sesuai keperluan 2. Roler berfungsi untuk mengencangkan tali 3. Gantungan hanger untuk mengantungkan hanger 4. Tombol pengunci untuk menjaga agar tali tetap mamiliki tegangan sehingga tidak kendor waktu digantungkan pakaian Jika produk dihargai Rp. 60.000,- dan tersedia pada toko-toko toserba di sekitar anda bagaimana peluang anda membeli produk ini dalam satu tahun mendatang?
Saya pasti tidak akan membeli
Saya mungkin tidak akan membeli
Saya mungkin/tidak membeli
Saya mungkin akan membeli
Saya pasti membeli
Tabel 4.19 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner Pengujian Konsep
Frequency
1.Pasti tidak akan membeli 2.Mungkin Tidak akan membeli 3.Mungkin atau tidak membeli 4.Mungkin akan membeli 5.pasti akan membeli Total
Frequency 9
Percent 9
Valid percend 9
13
13
13
40 27 11 100
40 27 11 100
40 27 11 100
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1.Pasti tidak akan membeli
2.Mungkin Tidak akan membeli
3.Mungk in atau tidak membeli
4.Mungkin akan membeli
5.pasti ak an membeli
Pengujian Konsep
Gambar 4.9 Diagram Batang Hasil Pengujian Konsep Dari data tersebut didapatkan Fdefinitely (proporsi responden survei dari survei pengujian konsep yang memilih ‘pasti akan membeli’) adalah 0.11 dan Fprobably (proporsi responden survei pengujian konsep yang memilih ‘mungkin akan membeli’) adalah 0.27. Pada Cdefinitely dan Cprobably merupakan nilai yang ditentukan berdasarkan pengalaman perusahaan.
Dalam pemilihan Cdefinitely (responden pasti akan membeli produk tersebut) adalah 0.2 dan Cprobably (responden mungkin akan membeli produk tersebut) adalah 0.3. Dengan demikian, dapat diketahui nilai P yang merupakan probabilitas pelanggan pada target pasar untuk membeli produk pada periode yang ditentukan untuk 1 tahun mendatang. P = Fdefinitely × Cdefinitely + Fprobably × Cprobably P = 0.11 × 0.2 + 0.27 × 0.3 P = 0.103 Sehingga probabilitas peluang untuk menjangkau pasar dalam penjualan jemuran baju presentasi yaitu 10.3 %. Dalam hal ini, membuktikan produk jemuran baju cukup diminati oleh masyarakat.
4.4 Arsitektur Produk Dalam menetapkan arsitektur produk konsep yang ke-3 ini sangat diperlukan pemahaman mengenai kondisi dan fungsi produk. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk seperti di bawah ini.
Gambar 4.10 Skema Jemuran Baju Skema jemuran baju tersebut hanya menunjukkan komponen-komponen utama dari produk tersebut. Setelah skema disusun, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut kedalam kelompok chunk. Tiap chunk memiliki fungsi yang berbeda, komponen yang memiliki fungsi yang sama dapat dikelompokkan dalam satu chunk.
Gambar 4.11 Pengelompokan Elemen-Elemen Jemuran Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa produk jemuran baju ini memiliki 4 kelompok chunk yang berbeda, yang masing-masing memiliki fungsi sebagai penahan body, body, pemutar panjang pendeknya tali, pengunci untuk menahan agar tali tidak kendor. Gambar di atas merupakan gambar susunan dari geometris jemuran baju yang direncanakan akan dibuat, gambar tersebut disusun berdasarkan skema produk dan diagram fungsi untuk memastikan susunan komponen tidak saling bertentangan dalam hal fungsinya.
4.5 Design For Manufacturing Product ( DFM ) Pada tahapan design for manufacturing ini akan dibuat perhitungan biaya komponen dengan bersumber dari data-data yang ada pada Bill of Material (BOM ) dan Operation Process Chart (OPC), yang berguna dalam hal memberikan informasi mengenai jumlah komponen yang dibutuhkan, tahapan proses yang perlu dilaksanakan dalam pembuatan maupun perakitan serta waktu perakitan untuk mencari biaya perakitan yang nantinya dikalikan dengan jam kerja dan upah tenaga kerja. Bill of Material yang dibuat terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk tabel biasa maupun bentuk berstruktur (biasa disebut struktur produk). Berikut ini akan digambarkan struktur jemuran baju yang terdiri dari 6 level atau tingkatan. Output dari struktur produk ini yang nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel yang juga dapat dilihat pada tabel 4.16. Fungsi dari Bill of material ini adalah untuk melihat jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk membuat satu unit jemuran baju sesuai yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya.
Gambar 4.12 Struktur Produk Jemuran Baju
Tabel 4.20 Bill of Material (BOM ) No komp
Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 .2 ..3 …4 ….5 …..6 …..6 ….5 …4 ..3 .2 1
Description
Assembly- 6 Assembly- 5 Assembly- 4 Assembly- 3 Assembly- 2 Assembly- 1 Roller Pengait Hanger Body 1 Sekrup Pengait Sekrup
Kode
Quantity
Keterangan
A-6 A-5 A-4 A-3 A-2 A-1 R PG B-2 SK P SK
2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2
Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli Beli
Alat bantu yang juga digunakan dalam analisis Design of M anufacturing adalah Operation Process Chart (Peta Proses Operasi / OPC). Operation Proses Chart berisi tentang langkah-langkah proses operasi seperti pencetakan, pemotongan dan perakitan. Proses inspeksi atau pemeriksaan juga dapat dimasukkan dalam Operation Process Chart untuk menjaga kualitas dari produk. Peran Operation Process Chart dalam Design of Manufacturing ini nantinya adalah untuk merancang proses yang paling sistematis dan waktu yang paling efektif untuk membuat setiap 1 unit magic roler rope. Berikut adalah gambar dari Operation Process Chart untuk pembuatan jemuran baju yang dilakukan pada pembuatan prototype awal sebelum Design of Manufacturing.
Peta Proses Operasi Nama Objek No Part Dipetakan Oleh Tanggal dipetakan
: Jemuran baju :1 : Daniel Rustanto : 29 january 2008
Sekarang X
Body 1
Roller 0.4'
A-1 I-1
Positioning Manual
Pengait Hanger 2'
A-2
Positioning Manual
A-3
Positioning Manual
Body 2 0.26' Sekrup 2.12'
A-4
Rakit Obeng
A-5
Positioning Manual
Pengait 0.2' Sekrup 0.3'
A-6
Rakit Obeng
Body Penahan Ringkasan Kegiatan
T otal
Ju mlah
Waktu(me nit)
Assemb ly
7
8.78'
Inspeksi
2
-
St orage
1
-
10
8.78'
3.5'
A-7 I-2
Pengepakan
Gambar 4.13 Peta Prose Operasi ( OPC )
Usulan
Dengan menggunakan informasi dari Bill of Material dan Operation Process Chart yang telah dibuat maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan biaya komponen dan biaya produksi per unit. Untuk memperkirakan biaya produksi digunakan asumsi-asumsi dan data-data di bawah ini: Tabel 4.21 Perkiraan Biaya Komponen Satu Unit Jemuran Baju No 1 2 3 4 5 6 7
•
Komponen
Body Roller Pengait Hanger Sekrup Pengait Body Penahan Packaging
Material
Jumlah
Unit
Harga
Plastik ABS Plastik ABS Plastik ABS Besi Plastik ABS Plastik ABS Dus
2
buah
3.000
6.000 2 buah 2.500 20 buah 600 8 buah 800 2 buah 1.000 2 buah 3.500 1 buah Total biaya per unit 17.400
Perkiraan penjualan jemuran baju per tahun adalah 48000 unit sehingga dalam satu bulan diperkirakan produksi sebanyak 4000 unit.
•
Asumsi jumlah hari kerja adalah 20 hari dalam sebulan dengan delapan jam kerja setiap harinya. Sehingga produksi jemuran baju per hari adalah 200 unit.
•
Berdasarkan Operation Process Chart waktu siklus 1 unit adalah 9 menit, maka waktu yang diperlukan untuk memproduksi jemuran baju per hari adalah 1800 menit.
•
Plastik ABS merupakan plastik tahan panas yang telah disediakan oleh pabrik dimana kita memesan komponen-komponen.
•
M enentukan biaya perakitan per bulan, yaitu: 1. Biaya peralatan Biaya peralatan atau ramp-up dialokasikan pada saat perhitungan analisis ekonomi karena jenis-jenis peralatan yang akan digunakan memiliki jangka waktu pemakaian yang cukup lama (diatas 1 tahun). 2. Upah tenaga kerja langsung, yaitu: •
Tenaga Kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi magic roler rope sebanyak 200 unit per hari adalah 4 operator.Dari keempat operator tersebut terdapat satu orang sebagai pemimpin tim regu (supervisor).
•
Untuk
tenaga
kerja
langsung
lainnya
berkaitan
dengan
pengembangan produk selanjutnya dibutuhkan 2 orang designer dan 1 orang manager untuk melancarkan jalannya produksi dan bertanggung jawab untuk mengembangkan jemuran baju sehingga terus terjadi inovasi pada produk tersebut.
Tabel 4.22 Perkiraan biaya tenaga kerja langsung Upah Total upah (Rp.) (Rp.) 3 1.500.000 4.500.000 1 2.000.000 2.000.000 1 4.000.000 4.000.000 1 6.000.000 6.000.000 Total biaya tenaga kerja langsung 16.000.000
Tingkatan Operator Supervisor Designer M anager
Jumlah
Sehingga biaya total perakitan Rp 16.017.400,•
Asumsi biaya overhead, terdiri dari: 1. Biaya pendukung Biaya ini terdiri dari berbagai macam jenis biaya yang mendukung penanganan material, jaminan kualitas, pembelian, pengiriman, penerimaan, fasilitas-fasilitas dan pemeliharaan peralatan atau perlengkapan. Sehingga biaya ini sudah termasuk upah untuk tenaga kerja maintainance dan cleaning service. Biaya pendukung adalah 10% dari total biaya komponen selama sebulan. 2. Biaya alokasi tidak langsung Biaya ini mencakup biaya listrik,air,tenaga kerja tidak langsung, biaya perawatan bangunan, dan biaya lainnya yang sulit untuk dialokasikan secara langsung pada suatu produk secara spesifik. Biaya alokasi tidak langsung ini dikenakan 100% dari biaya perakitan karena ada sebagian biaya perakitan yang belum dikalkulasikan dalam Design of
Manufacturing sebab ada beberapa jenis biaya yang bersifat investasi peralatan. Tabel 4.23 Perkiraan Biaya Overhead Biaya overhead Jumlah (Rp.) Pendukung (10% x 17400 x 4000) 6.960.,000 Alokasi tidak langsung (100% x 16.017.400) 16.017.400 Total 22.977.400
Sehingga biaya overhead diperkirakan Rp 22.977.400,Dengan demikian, biaya manufaktur yang dikeluarkan dalam satu bulan adalah sebesar Rp 108.594.800 atau biaya per unitnya mencapai Rp. 140.000,- Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.24 Biaya M anufaktur Jumlah (Rp.) Biaya komponen (17400 x 4000) 69.600.000 Biaya perakitan 16,017,400 Biaya overhead 22.977.400 Total 108.594.800 Biaya per unit (Total dibagi 4000)
27.148,70 ≈30.000
4.6 Analisis Ekonomi Tahapan terakhir dalam suatu proses pengembangan produk adalah analisis ekonomi untuk memperkirakan gambaran prospek dari penjualan produk ini beberapa periode ke depan. Hasil dari analisis ini akan menentukan keputusan untuk terus menjalankan pengembangan produk ini (bila menguntungkan) atau tidak (bila tidak menguntungkan bahkan mengalami kerugian).
Analisis ekonomi yang dilakukan menggunakan 2 metode yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
4.6.1 Analisis Kuantitatif Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam menghitung cashflow dengan metode NPV: -
Perhitungan dilakukan selama 7 kuartal (3 bulanan). Tujuan dari pembagian periode menjadi menjadi kuartalan adalah agar bentuk tabel nantinya lebih ringkas dan sederhana. Produk jemuran baju memiliki life cycle yang pendek mengingat persaingan yang semakin ketat dalam bidang ini sehingga diperlukan pengembangan produk (re-design) terhadap magic roler rope.
-
Biaya pengembangan diasumsikan sebesar Rp. 72.000.000,- selama 9 bulan yakni untuk keperluan pembelian bahan komponen, pembuatan prototype, pengembangan produk tersebut, dana untuk riset dan investasi peralatan serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang pengembangan produk jemuran baju.
-
Biaya pemasaran dan penunjang diperkirakan Rp. 45.000.000,- per kuartal yang dimulai pada kuartal ketiga. Biaya tersebut sudah termasuk untuk pengiklanan melalui berbagai media massa, kerjasama dan pameran.
-
Volume produksi per kuartal adalah 12.000 unit dengan harga per unit adalah Rp. 30.000,-. Diasumsikan jemuran baju hanya diproduksi selama 1 tahun dan produksi dimulai pada kuartal keempat tahun pertama.
-
Keuntungan penjualan per unit adalah sekitar 100% sehingga harga 1 unit jemuran baju yang dijual adalah senilai Rp. 60.000,- maka keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 30.000,- namun 12% dari keuntungan tersebut diberikan kepada dealer yang mendistribusikan produk tersebut ke para distributor dan konsumen sehingga hasil keuntungan hanya mencapai Rp. 26.400,-. Dengan demikian nilai jual jemuran baju tersebut adalah Rp. 56.400,-.
-
Bunga kredit pinjaman (r) untuk modal usaha berdasarkan situs Bank Negara Indonesia (BNI) adalah 0.93% per bulan.
Dengan data-data tersebut maka hasil perhitungan cashflow dengan metode NPV untuk jemuran baju ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.25 Total Aliran Kas, Nilai Saat Ini Dan Nilai Bersih Saat Ini. Tahun 1 Nilai dalam Rp. (juta-an) Biay a pengembangan
Q1 -24.000
Q2
Tahun 2 Q3
Q4
Q1
Q2
-24.000
Biay a ramp-up
-50.000
Biay a pemasaran & penunjang
-45.000
-45.000
-45.000
-360.000
-45,000 360.000
-360.000
-360.000
12.,000
12,000
12,000
12.000
-30
-30
-30
-30
Pendapatan penjualan
676,800
676,800
676.800
676.800
Volume penjualan
12.,000
12,000
12,000
12.000
Harga per unit
56.400
56.400
56.400
56.400
Biay a produksi Volume produksi Biay a per unit
-45,000
Aliran kas per periode
-24,000
-119,000
271,800
271,800
271.800
271.800
Nilai saat ini tahun 1, r + 11.16%
-24.000
-112.628
250.263
243.470
236.861
230.432
NPV
824.398
Dari tabel 4.33 maka dapat dilihat nilai bersih proyek ini dapat mencapai Rp. 824.398.000,-. Proyek ini menghasilkan nilai keuntungan bersih yang positif maka berdasarkan analisis kuantitatif proyek layak dijalankan.
4.6.2 Analisis kualititatif Analisis kualitatif dilakukan agar hasil dari analisis kuantitatif yang telah diperhitungkan disesuaikan dengan keadaan pasar, lingkungan dan keadaan ekonomi Indonesia. Disini peran analisis kualitatif berguna untuk lebih menyakinkan bahwa produk ini layak dijalankan atau tidak. Berikut adalah pertimbangan-pertimbangann yang akan mempengaruhi nilai bersih proyek jemuran baju, yaitu: • Perusahaan Biaya pemasaran yang terjadi pada kuartal ke-3 ditingkatkan menjadi Rp. 80.000.000,- dengan tujuan untuk meningkatkan awareness dari masyarakat mengenai produk tersebut sehingga akan meningkatkan brand image. Untuk selanjutnya biaya pemasaran berkurang 20% per kuartal karena sifat dari iklan tersebut hanya berupa pengulangan agar masyarakat benarbenar mengingat produk tersebut dengan beberapa kali lihat. Selain itu,agar profit perusahaan dapat lebih besar lagi maka harga jual pada saat launching adalah Rp 65.000,- dimana nilai ini lebih tinggi Rp 5.000,- dari harga jual yang ditawarkan kepada konsumen saat melakukan pengujian
konsep. Kenaikan harga jual ini dianggap tidak akan memberi pengaruh terhadap tingkat penjualan karena beberapa bulan sesudahnya harga jemuran ini pun akan menurun yang disesuaikan dengan faktor pasar, jadi penjualan satu unit melalui toserba adalah Rp. 60.800,•
Lingkungan makro M isalkan
diasumsikan
adanya pergeseran
bidang ekonomi yang
memburuk dan regulasi pemerintah yang semakin ketat sehingga nilai bunga kredit pinjaman (r) menjadi 13.5% per tahun. Berdasarkan hasil analisis kualitatif tersebut maka nilai proyek saat ini dapat dilihat pada tabel 4.34. Tabel 4.26 Nilai Bersih Proyek Saat Ini Setelah Analisis Kualitatif Dilakukan Tahun 1 Nilai dalam Rp. (juta-an) Biay a pengembangan
Q1 -24.000
Q2
Tahun 2 Q3
Q4
Q1
Q2
-24,000
Biay a ramp-up
-50.000
Biay a pemasaran & penunjang
-80.000
Biay a produksi Volume produksi Biay a per unit Pendapatan penjualan
-64.000
-51.200
-40.960
32768
-360.000
-360.000
-360.000
-360,000
12.000
12.000
12.000
12.000
-30
-30
-30
-30
828.000
828.000
828.000
828.000
Volume penjualan
12.000
12.000
12.000
12.000
Harga per unit
60.800
60.800
60.800
60.800
Aliran kas per periode
-24.000
-154.000
404.000
416.800
427.040
435.232
Nilai saat ini tahun 1, r + 13.5%
-24.000
-144.108
365.708
364.977
361.735
356.638
NPV
1.280.950
Dengan analisis kualitatif tersebut maka nilai bersih keuntungan proyek saat ini adalah Rp. 1.280.950.000,- sehingga proyek ini masih bisa dikatakan dapat menghasilkan nilai bersih yang positif walaupun terdapat beberapa faktor yang akan menghambat keuntungan penjualan dari proyek jemuran baju ini.